Pemain :
Sinopsis :
Ini berkisah tentang seorang anak yang hidup bersama sang Ayah yang merupakan tukang
ojek. Sang anak selalu meminta barang-barang mahal kepada sang Ayah, namun sang Ayah tetap
sabar menghadapi sikap anaknya itu. Sampai pada suatu hari sang Ayah berencana memberikan
semua barang yang diinginkan anaknya tepat pada hari ulang tahun anaknya. Segala hal dilakukan
oleh sang Ayah untuk mewujudkan hal tersebut. Beberapa hari sebelum ulang tahunnya sang anak
tengah berada di dalam sebuah angkot untuk perjalanan pulang, namun tiba-tiba angkot tersebut
berhenti karena ada kecelakaan. Sang anak penasaran dengan kecelakaan, akhirnya dia pun turun
untuk melihat, namun naas, ia mendapati sang Ayah sebagai korban kecelakaan dan telah bersimbah
darah.
TAKE 1
Sang anak sedang duduk untuk menunggu Ayahnya menjemputnya, sampai pada akhirnya
teman-temannya menghampirinya dan mengejeknya. Ia berjalan ke depan diiringi dengan teman
yang tetap mengejeknya, saat ia sampai di depan gerbang ia pun menyadari bahwa Ayahnya telah
menunggunya, namun pada akhirnya si anak menghiraukan sang Ayah dan pulang dengan jalan kaki.
Di sisi lain, sang Ayah yang melihat teman-teman anaknya, sang Ayah pun memarahi mereka.
Teman Risa : (Menendang sepatu Risa hingga terlepas dari kaki nya)
Teman Risa : (Mengikuti Risa dari belakang) “Ayah tukang ojek, Ayah pincang”
Risa : (Kesal, lalu menghiraukan sang Ayah dan pulang dengan berjalan kaki)
Ayah : (Sedih, lalu menoleh kearah teman anaknya sembari menunjuk mereka dengan tatapan
marah)
TAKE 2
Lokasi : Rumah....
Properti :Seragam sekolah, kotak sepatu, sepatu, tas sekolah, kostum Ayah
Ayah yang sedang duduk langsung berdiri melihat kedatangan anaknya sembari
memberikan sepatu yang telah dibelikan kepada anaknya. Namun, tanpa rasa bersalah sang anak
langsung menepis tangan Ayahnya tersebut, hingga kotak berisi sepatu baru itu jatuh.
Risa : (Kesal) “Jelek, murah. Bapak ngerti nggak sih perasaan aku. Aku bosen hidup miskin”
TAKE 3
Risa sedang berjalan menuju ke sekolah, tiba-tiba temannya (Ryan) datang menghampiri dan
mengobrol bersama Risa. Ryan mengundang Risa ke perayaan ulang tahunnya, dan Risa pun tidak
menolak.
Risa : “Kapan?”
Ryan : “Nanti Sore, di............”
TAKE 4
Lokasi : ?
Tempat : ?
Risa baru saja sampai di depan tempat acara ualng tahun dengan berjalan kaki. Ia menatap
tamu-tamu lain yang datang menggunakan sepeda motor serta dengan pakaian yang modis. Ia juga
memperhatikan seluruh badannya mulai dari kepala sampai kaki untuk melihat pakaian yang
dikenakan. Risa masuk ke dalam lalu dipersilakan duduk oleh Ryan. Banyak teman yang
memperhatikan Risa karena penampilannya. Hingga pada akhirnya ada seseorang yang sengaja
menumpahkan air/es kepada Risa hingga baju nya basah dan Risa terpaksa mengeluarkan Hp
bututnya yang telah berusaha untuk disembunyikan.
Risa : (Baru saja sampai, ia manatapi teman-teman Ryan yang lain lalu menatapi dirinya sendiri
dari atas sampai bawah)
Ryan : (Mulai berbicara) “Makasih buat teman-teman yang sudah mau datang, oh yaa aku ke
belakang dulu yaa”
Risa : (Hanya duduk diam setelah Ryan pergi, ia hanya bisa menatap teman-teman Ryan yang
lainnya)
Teman1&2 : (Berbisik satu sama lain, lalu menyiram Risa dengan minuman yang baru saja datang)
Risa : (Terkejut lalu berdiri hingga terpaksa membuat Hp butunya di lepas di atas meja)
Teman : (Tertawa terbahak-bahak sambil mengoper Hp butut Risa) “Yaahhh...Hp kok gini”
Lokasi : Rumah
Sang ayah sedang duduk sembari menghitung uang. Ia lalu menyembunyikan uang tersebut
sesaat setalah Risa datang dengan marah-marah.
Risa : (Datang menghampiri ayah dengan marah-marah) “Pak apaansih pak, liat nih aku diejek
gara-gara bapak, mana janji bapak hah, ktanya mau beliin aku hp baru, mana pak mana
hah?!!” (Lalu pergi ke kamar dengan raut wajah yang masih marah sekaligus kesal)
Ayah : (Hanya bisa sabar melihat sikap Risa) “Sabar nak” (Lalu menatap Risa yang pergi dari
hadapannya)
TAKE 6
Lokasi : ?
Tempat : ?
Kali ini ayah pergi bekerja namun ia mendapat penumpang yang tidak mau membayar.
Ayah : (Sedang memboncengi seorang penumpang, namun tiba-tiba motornya mogok di tengah
jalan)
Penumpang1 : (Turun dari motor dengan wajah kesal) “Aduh kenapasih pak, rumah saya masih jauh
loh pak kok berhenti, mogok?”
Penumpang1 : (Kesal) “Udahlah pak, mending saya pergi aja” (Pergi tanpa membayar)
Ayah memboncengi penumpang yang membayar namun masih sangat kurang dari yang
seharusnya dibayar.
Penumpang2 : (Turun dari motor lalu memberikan bayaran lalu pergi begitu saja)
Ayah : (Melihat bayaran lalu berteriak) “Mas/Mbak kurang mas/mbak” (Mengelap keringatnya)
Ayah yang sedang beristirahat di atas motor bututnya diganggu oleh petugas/satpam yang
menyuruhnya pergi.
Ayah : (Beranjak dari motornya) “Tapi saya lagi capek pak, nggak bisa istirahat di sini sebentar?”
TAKE 6
Lokasi : Rumah
Risa bingung dengan keadaan rumah yang kosong karena semua barang di rumah telah
Risa : (Kembali bertanya dengan raut wajah kurang menyenangkan) “Beli apa-apaan sih bapak ini,
ini apa maksudnya?”
TAKE 7
Ayah membelikan Risa nasi bungkus di sebuah rumah makan. Nasi bungkus itu dibawa
pulang dengan harapan Risa memakannya, namun hal itu bertentangan dengan harapannya. Risa
Ayah : (Berdiri di depan Rumah makan sambil menghitung uang untuk membeli nasi. Selesai
menghitung uang, ia pun masuk dan memesan nasi bungkus. Ia lalu pulang setelah
mendapat nasi bungkus tersebut. Sesampainya di rumah, ia pun memanggil Risa) “Risaaa..”
Risa : (Keluar dari kamarnya dengan raut muka yang masih mengantuk) “Apaan sih pak”
Ayah : (Memberikan nasi bungkus itu ke hadapan Risa) “Bapak beli nasi, makan dulu”
Risa : (Menatap sinis/kesal/jijik nasi bungkus itu sambil membukanya sedikit lalu membuang nasi
tersebut. Setelah itu, ia pun pergi dari hadapan sang ayah)
Ayah : “Astagfirullahalaziiim” (Duduk jongkok untuk merapikan nasi yang telah dibuang Risa. Lalu
ia pergi)
Ayah : ( Membawa sekotak makanan/martabak lalu diletakkan di lemari dekat kamar Risa dengan
hati-hati)
TAKE 8
Properti :Motor butut, kostum ayah, seragam sekolah, tas, betadine, motor beserta kuncinya dll
Hari ini, ayah menandai tanggal ulang tahun Risa di kalender. Risa berangkat ke sekolah
tanpa sama sekali berpamitan kepada sang ayah. Risa pergi dengan raut muka yang kesal.
Saat ayah masih di rumah ada beberapa orang yang mendatangi rumah untuk mengantarkan
barang yang telah dipesan oleh ayah untuk ulang tahun Risa mulai dari handphone baru, tas,
sepatu hingga sepeda motor. Sebelum berangkat kerja, ayah menulis surat di sebuah kertas
untuk Risa. Selesai menulis surat, ia pun berangkat bekerja seperti biasa. Selama bekerja ia
mengingat segala sesuatu tentang Risa sambil mengangis. Sampai pada akhirnya kejadiaan
yang tidak diinginkan pun terjadi. Di sisi lain, Risa yang tengah berada di dalam angkot
penasaran mengapa angkot yang ia tumpangai berhenti, mengapa jalanan sangat macet.
Akhirnya ia pun turun dari angkot dan menghampiri kerumunan orang yang berkumpul
akibat adanya kecelakaan, ia pun kaget melihat ayahnya telah bersimbah darah. Ia duduk
dan memangku kepala ayahnya sambil mengangis sekeras-kerasnya.
Ayah : (Memandangi kalender yang telah ditandai, lalu melihat Risa yang akan berangkat sekolah)
“Berangkat nak?”
Risa : (Keluar rumah untuk berangkat sekolah, namun tidak berpamitan kepada ayah)
Ayah : ( Mengambil kunci tersebut dan memperhatikan dengan betul motor yang telah di pesan)
Risa : (Masih berjalan dengan raut wajah yang kesal tanpa tau apa yang terjadi)
Selesai menulis surat, ia pun berangkat bekerja seperti biasa. Selama bekerja ia mengingat
segala sesuatu tentang Risa sambil mengangis. Sampai pada akhirnya kejadiaan yang tidak
diinginkan pun terjadi. Di sisi lain, Risa yang tengah berada di dalam angkot penasaran
mengapa angkot yang ia tumpangai berhenti, mengapa jalanan sangat macet. Akhirnya ia
pun turun dari angkot dan menghampiri kerumunan orang yang berkumpul akibat adanya
kecelakaan, ia pun kaget melihat ayahnya telah bersimbah darah. Ia duduk dan memangku
kepala ayahnya sambil mengangis sekeras-kerasnya.
TAKE 9
Lokasi : Rumah
Tempat : Kamar
Properti : Kostum Risa, surat, kotak hp, kotak sepatu dan isinya, tas baru dll
Risa ada di kamar membaca surat yang ditulis ayah sambil memeluk surat itu dan menangis
dengan keras .