Anda di halaman 1dari 8

KEGIATAN LITERASI

SABU SAKU (Satu Bulan Satu Buku)


Non Fiksi : Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa

Oleh :

Nama : Chrysta Sherina Dwi Anggraeni

No : 08

Kelas : IX G

SMPN 1 JETIS PONOROGO

Jl. JendralSudirman 28 AJetis, Telp. (0352)311830


KodePos 63473
Email: smpn1jts@plasa.comWebsite:www.smpn1jtspo.sch.id
2020

1
KATA PENGANTAR

Alhammdulillah, segala puji bagi Allah SAW seru kalian alam. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah pada baginda Rasulullah Saw, keluarga dan para sahabat-sahabatnya
yang teramat mulia.
Penyusunan ulasan yang berjudul "Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa" dimasukkan
untuk memenuhi persyaratan penilaian pada kegiatan pembelajaran bab keempat. Selain itu juga
penulisan ini untuk mempraktekkan pembuatan ulasan seperti materi terdahulu.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada :
1. Drasih Setyowati, M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Jetis
2. Shalah Uddin Haris, M.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang telah
memberikan bimbingan ulasan.
Penulisan ulasan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritiksangat diharapkan demi perbaikan selanjutnya.
Semoga ulasan buku yang berjudul "Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa" bisa bermanfaat
bagi para pembaca
dan bermanfaat untuk referensi penulisan sejenis.

Penulis/Penyusun
(Chrysta Sherina Dwi Anggraeni)
08/IX G

2
● Identitas Buku
Judul : Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa

Pengarang : Alvi Syahrin

Penerbit : Gagas Media

Kota terbit : Jakarta

Tebal Halaman : 236 halaman

Harga : Rp. 88.000,00

3
● Sinopsis

Waktu kecil seringkali kita diberi pertanyaan ingin menjadi apa kita suatu saat nanti, waktu
itu kita dengan semangat menjawab bahwa kita ingin menjadi dokter, polisi, pilot, guru, dan
sebagainya. Namun seiring waktu berjalan kita sampai di satu titik dan kita bertanya suatu saat
nanti kita akan menjadi apa. Kita semua bermula dari tidak tahu apa-apa, Bill gates tidak terlahir
di dunia dan menyadari bahwa ia saat dewasa nanti akan membuat perusahaan Microsoft, Steve
Jobs tidak terbangun dari tidurnya lalu berkata bahwa ia akan menemukan Apple, Jeff Bezos
tidak tiba-tiba memutuskan untuk membangun Amazon suatu saat nanti, Jack Ma pun tidak
dengan cepatnya berpikir bahwa ia akan menjadi sukses melalui Alibaba. Mereka semua sama
seperti kita terlahir dari yang tidak tahu jadi apa-apa namun bedanya mereka dengan kita adalah
mereka melakukan suatu hal dan menekuninya sedangkan kita tidak. Memang yang kita lakukan
tidak semuanya akan menjadi sesuatu yang besar, tapi yang terpenting kita telah melakukan
sesuatu dan menekuni hal itu.

            Alvi Syahrin pernah mengalami memilih jurusan yang tidak ia minati yaitu Teknik
Informatika, walaupun mendapatkan nilai sempurna dikelas kalkulus, aljabar, dan mata kuliah
perhitungan lainnya tetapi ia merasa lebih cocok berada di jurusan Sastra. Walaupun merasa
salah jurusan namun sudah terlanjur dikata ia pun berusaha untuk menyukai jurusan tersebut dan
hasilnya ia lulus dari empat tahun dengan IPK cum laude. Tetapi kesuksesan bukan hanyalah
mendapat deretan nilai sempurna tetapi kesuksesan adalah bisa merasa cukup. Sederhana, tetapi
tak benar-benar sederhana. Ketika kita salah jurusan bukan berarti selamanya kita harus pindah
jurusan, sudahkah kita berkata pada diri kita ketika kita akan pindah jurusan karena jurusan yang
saat ini apakah kita sudah melakukan semaksimal mungkin untuk belajar sungguh- sungguh pada
jurusan yang kita rasa salah, apakah kita tahu harus melakukan apa saat kita sudah pindah
jurusan nanti, apakah saat kita sudah pindah jurusan baru namun ternyata lagi dan lagi kita
merasa salah jurusan. Terkadang bukan hanya keadaan lingkungan sekitar saja yang kita ubah
tapi diri kita juga butuh untuk berubah. Berubah untuk mencoba menjalankan dengan sungguh-
sungguh dan maksimalkan usaha. Tak ada jurusan yang benar-benar tepat, we all are just trying
to fit ini. Yang terpenting dari itu semua adalah  berdoa kepada Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana, karena kita tak tahu apa-apa dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

            Setiap jurusan memiliki perannya masing-masing tidak ada yang paling unggul diantara
yang unggul, semuanya memiliki peran dikondisi yang berbeda. Tak ada jurusan yang dianggap
rendah atau remeh karena semuanya sesuai proporsi peran yang sudah ada. Saat kamu wisuda
nanti, maka perjuangan hidup akan dimulai kita akan diberi cobaan saat kita melamar kerja
namun belum ada satu pun yang terpanggil. Bangun pagi lalu pergi dari tempat satu ke tempat
lainnya sambil berpikir tempat mana lagi yang harus didatangi untuk melamar kerja. Tabungan
sudah mulai menipis dan meminta uang ke orang tua pun malu karena kini adalah waktunya ia
yang memberikan uang kepada orang tua bukan sebaliknya. Yang harus kita lakukan adalah
bersabar, bukan berarti kita bersabar lalu diam-diam saja, tetapi bersabar dengan usaha yang
terus menerus dan berdoa bukankah Allah telah membagikan rizki dengan adil kepada
hambanya, hingga waktunya tiba maka kita akan tahu arti dari cobaan ini.

4
Memang kuliah tidak menjamin anda untuk 100% berpeluang mendapatkan pekerjaan,
namun bukankah yang namanya ilmu itu tidak ada yang sia-sia. Kuliah bukan untuk mencari dan
menerima pekerjaan. Jika kamu ingin mencari pekerjaan, cukup kunjungin situs portal lowongan
pekerjaan. Kuliah itu bukan tentang kerjaan yang akan kamu dapat, gaji yang akan kamu terima.
Tetapi, kuliah adalah tentang menimba ilmu. Bukan kah Bill Gates, Steve Jobs, Jeff Bezos, Jack
Ma bisa sukses karena mereka punya ilmu untuk berada sampai saat ini. Tidak ada yang
namanya sia-sia dalam mencari ilmu.

          Hidup itu bukan sebatas peringkat yang kita dapat dari sekolah, bukan sebatas almamater
dan deretan prestasi yang mereka banggakan sewaktu kuliah, bukan sebatas saldo di ATM yang
dibangga-banggakan, dan bukan sebatas tidur, bangun, makan, menikah, punya anak, menanti
mati. Hidup tidak seremeh itu. Namun hidup adalah waktu untuk kita terus bergerak, gapai
mimpi-mimpi kita dengan sungguh-sungguh, dan kita harus belajar biasa saja, tidak terlalu
bahagia, tidak terlalu sedih. Biasa saja, tetapi tetap kejar yang terbaik, lakukan yang terbaik dan
syukuri segalanya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.          

          Untuk mimpi-mimpi yang belum tercapai bukan berarti Allah tidak mendengar doa kita,
tetapi mungkin saja Allah tak ingin memberikan semua yang kita inginkan didunia ini, mungkin
saja Allah hendak menyiapkan bagian baik di akhirat.

          "Kita mungkin belum jadi apa-apa di dunia ini. Namun,  mudah-mudahan di akhirat kelak
kita jadi apa-apa."

● Evaluasi
➢ Kekurangan

Pada buku ini masih ada kata yang typo yaitu ada dua kata yang saya jumpai, walaupun
bahasanya mudah dipahami, namun ada juga kalimat yang menggunakan Bahasa Inggris yang
tidak semua orang mengerti. Terlepas dari ketidak-sempurnaannya buku ini sangat menarik
untuk dibaca dan kita menantikan karya-karya selanjutnya.

➢ Kelebihan
Buku dengan dengan alur yang menarik dan tidak membuat bosan. Bahasanya pun mudah
dipahami. Selain itu juga covernya pun menarik, kualitas cetakannya pun baik, bentuk dan jenis
hurufnya pun dapat terbaca dan warna kertas yang diambil yaitu berwarna orange muda dan

5
setiap bab nya berganti dengan warna orange lebih gelap dan disetiap awalan bab ada kalimat
pembuka sehingga menambah poin plus dari novel ini. 

● Rekomendasi
Buku "Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa Apa" ini merupakan buku yang layak
direkomendasikan dengan kehidupan nyata dan cocok untuk kita yang sedang memikirkan masa
depan dan ingin memotivasikan diri kita. Buku yang baru dirilis pada november 2019 ini benar -
benar sangat memotivasi para pembaca agar kita harus tetap berusaha walapun menghadapi
beberapa kali kegagalan dalam hidup kita serta memberikan pemahaman kepada kita bahwa
dengan menulis kita bisa menjadi orang yang sukses dan bisa berkeliling dunia.

6
DAFTAR PUSTAKA

Alvi Syahrin. 2018. Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa. Jakarta : Gagas Media

7
8

Anda mungkin juga menyukai