Anda di halaman 1dari 10

Unsur cerita yang sebenarnya biasa saja tapi dipadu dengan penokohan yg unik

Kalo bisa dibilang dari unsur cerita sebenarnya buat gue tidak terlalu wah, disini
yang disuguhkan sebenarnya ada unsur percintaan (ini sepertinya yang porsinya
cukup besar sih), unsur persahabatan, sama unsur keluarga. Hanya disini adalah
tokoh atau karakternya lah yang membuat semua cerita tuh jadi unik.

Disini kita akan diperkenalkan sama tokoh Rana. Rana digambarkan sebagai
seorang yang suka menyendiri, dia suka melukis, dan kalo dari penuturan
beberapa karakter lain adalah dia juga cukup kemayu, bahkan beberapa orang
menganggap dia itu gay. Rana itu juga punya pandangan yang menurut gue
sangat berbeda dengan yang lain, sudut pandang dia terhadap sesuatu itu
sangat berbeda. Apalagi tentang konsep mencintai. Mungkin kalo kalian
perempuan bisa jadi akan membenci sosok Rana untuk sesaat. Gue pun begitu.

Karena bagaimana tidak? Rana yang sebenarnya punya pacar ini yaitu Ola,
sebegitu tidak bersalahnya jalan bersama dan dekat dengan orang lain yaitu
Anya. Dia bahkan lebih nyaman bersamanya, yang sudah pasti bikin cemburu
ya ga sih? Tapi disini dari sudut pandangnya Rana, bahwa seharusnya Ola tidak
perlu takut untuk kehilangan, baginya punya status seharusnya tidak
mengekangnya untuk bergaul dengan siapapun termasuk wanita.

Buatku, satu-satunya yang bisa kulakukan kalau takut kehilangan seseorang


adalah dengan berusaha menjadi pantas untuk tidak ditinggalkan.

Selain itu, dia pun juga sering menasehati sahabatnya Aldo mengenai hubungan
percintaannya juga, yang lagi-lagi berbeda pandangannya. Tapi dari semua itu,
pandangan dan pemikiran dari Rana ini sebenarnya kalo dipikirkan ada
benarnya, tapi ya kadang hati dan akal manusia itu gak pernah satu keinginan
bukan?

Konflik dan plot twistnya gak gue sangka

*part ini akan agak sedikit spoiler, jadi silahkan di skip part ini kalo ga mau kena
spoiler :)

Seperti yang gue bilang tadi, unsur ceritanya sebenarnya awalnya biasa saja, di
awal buku pun gue belum terlalu engage dengan ceritanya. Awal-awal cuma
cerita Rana, Ola dan Anya aja yang buat gue tertarik. Tapi akhirnya baru deh
konfliknya mulai terlihat, menuju setengah buku. Ada beberapa plot twist yang
kemudian langsung muncul ketika itu, pertama dari Rana yang ternyata punya
saudara kandung kembar yang ternyata adalah pacar dari sahabat dekatnya
Anya, yaitu Ikrar.

Dan kesamaan keduanya ternyata ini sama-sama suka melukis, dan keunikan
hubungan keduanya itu di jelaskan dengan bagaimana mereka ternyata bisa
melukis hal yang sama untuk menggambarkan situasi atau cerita yang sama.
Plot twist selanjutnya mulai dari sana barulah membahas mengenai keluarga
Ikrar dan Rana. Sebenarnya konflik mulai ketika Anya bertanya sama “Ibu” dari
Rana, mengenai Ayahnya. Dari situlah konflik dimulai.

Setelah disini ini bagi gue adalah bagian yang cukup membingungkan awalnya,
karena bingung apa yang terjadi. Setelahnya di beberapa kemudian barulah gue
mengerti apa yang terjadi di adegan itu.Dissasociative Identity Order adalah
nama dari mental issue yang dimiliki oleh Rana (Dan juga Ikrar), semacam
kepribadian ganda. Jujur gue taunya sekedar bahwa orang dengan gejala ini ya
bisa berubah sifatnya dalam sekejap, contoh satu sisi dia baik, dan satu sisi dia
jahat, sekedar itu. Tapi disini benar-benar si Rana dan Ikrar itu menjadi sosok
yang berbeda dalam hal ini sosok orang lain. Ini jadi hal yang baru sebenarnya,
entah di dunia nyata apakah seperti itu atau tidak.

Jadi konflik ini yang akhirnya memunculkan konflik lain yaitu Ola yang
menyebarkan kabar bohong tentang Rana kepada semua orang yang tidak ia
ketahui secara benar realitasnya seperti apa, sehingga membuat semua orang
salah menilai. Di titik poin inilah, sebuah pesan, Paradigma–bahwa apa yang kita
pikir belum tentu apa yang sebenarnya terjadi–, coba disampaikan.

Salah satu quote yang gue suka

Ya secara keseluruhan, dari segi cerita dan topik yang ingin disampaikan,
menurut gue cukup bisa menggambarkan atau menyampaikan maksud dari
penulis. Tapi memang dari cerita yang menurut gue agak unik sekaligus aneh
juga. Di akhir, gue pribadi agak bingung dan merasa aneh juga dengan apa yang
terjadi terhadap tokoh disini. Tapi gue tidak menyesal akhirnya memilih
secara random buku ini. Ini buku yang unik, dan punya gaya yang cukup
berbeda.

Hal lain yang gue cukup suka, entah apakah ini memang gaya dari mas Syahid
Muhammad atau bukan, gue cukup suka dengan penulisannya dan pemilihan
kata-katanya juga. Ini juga instagramablebanget sih hehe.
Sejak buku ini terbit, saya sangat tidak sabar untuk segera membelinya. Sayangnya, saya waktu itu belum
punya uang jadi Paradigma hanya tersimpan dalam wishlist saja. Akhirnya saat ada pameran buku, saya
memutuskan untuk membeli buku ini dengan uang tabungan saya. Saya berekspektasi cukup tinggi apalagi
setelah membaca Egosentris, karena saya membuat penilaian yang cukup tinggi untuk novel tersebut.

Paradigma adalah novel yang berdiri sendiri, bukan sekuel dari Egosentris. Namun Syahid Muhammad
menghadirkan 'bintang tamu' dari novel tersebut. Seperti Ilana Tan menghadirkan kembali tokoh-tokohnya di
Summer in Seoul, Winter in Tokyo, Autumn in Paris, dan Spring in London. Ayo coba tebak siapa yang
muncul? (ᇴ‿ฺᇴ)

Rana, seorang mahasiswa yang memiliki hobi melukis, adalah tokoh utama cerita ini. Dia memiliki pemikiran
yang dalam dan rasional namun sikapnya yang cenderung lembut sebagai seorang pria membuatnya ia sering
dikira gay. Padahal Rana sendiri telah memiliki pacar, Ola, namun orang-orang melihat hubungan mereka
tidak begitu baik sehingga dugaan tersebut semakin kuat.

Walaupun telah memiliki pacar, Rana memiliki teman dekat─yang sebenarnya cenderung terlalu
dekat─bernama Anya. Anya suka menulis puisi. Mereka sering bertemu untuk saling menceritakan makna dari
lukisan atau puisi yang mereka buat. Hal ini membuat Ola semakin cemburu karena Rana tak pernah
membahas hal-hal seperti itu dengannya. Anya sendiri diam-diam memendam perasaan pada Rana, walaupun
ia tahu ia tidak boleh berharap lebih karena saat ini Rana terikat status dengan Ola.

Selain Anya, Rana juga memiliki satu-satunya sahabat lelaki bernama Aldo. Tidak banyak teman pria yang
tahan dengan sikap dan pemikiran Rana. Rana selalu membalas curhat dan keluhan Aldo terkait pacarnya,
Karina, dengan kata-kata yang pedas namun masuk akal. Rana menilai Aldo terlalu merelakan dirinya untuk
diperbudak oleh Karina tidak peduli meskipun kekasihnya itu banyak mengeluhnya. Akibat kedekatan Aldo
dan Rana ini, orang sering salah menafsirkan bahwa mereka sebenarnya lebih dari sekedar sahabat, apalagi jika
melihat perlakukan Rana terhadap Ola.

Ola sendiri semakin lama semakin tidak tahan atas sikap Rana. Berkali-kali ia menuntut Rana agar menjadi
pacar seperti yang dia inginkan. Baginya, Rana terlalu pendiam dan cuek sehingga kadang-kadang sikapnya
tidak mudah dimengerti. Pun banyak tekanan yang mendorong tumbuhnya pikiran bahwa ia hanya bertepuk
sebelah tangan dengan Rana. Isu pacarnya itu adalah gay, kedekatannya dengan Anya yang melebihi
kedekatan dirinya dengan Rana, Rana yang selalu menolak jika ia ingin bertemu dengan orang tuanya, serta
dukungan dari teman-temannya yang menganggap Rana itu aneh, membuat hubungannya dengan Rana
semakin renggang.

Suatu ketika, Anya mengajak Rana untuk bertemu dengan sahabat lamanya, Felma, yang berkuliah di UGM
(Rana dkk berkuliah di Bandung). Dan pertemuan itu adalah awal yang mengubah segalanya.

Baca juga "Resensi Buku: Dan Hujan pun Berhenti..."

Pasti pada mikir ceritanya bakal agak-agak menjerumus ke LGBT gitu, kan? Saya juga awalnya mikir gitu tapi
ternyata TIDAK SEMUDAH ITU FERGUSO :)

Sebenarnya dilihat-lihat, cara berpikir Rana ini mengingatkan saya pada sosok Fatih. Bedanya Fatih cenderung
lebih ekstrem (meskipun pada dasarnya sih sama saja). Dan Rana memiliki sikap yang lembut yang
membuatnya lebih banyak dikelilingi oleh teman-teman perempuan dibanding laki-laki.

Yang saya suka dari Paradigma pertama adalah desain sampulnya. Cover yang masih hitam pekat dengan
detail lingkaran di tengah berupa ombak dan bulan sabit kecil yang diposisikan terbalik. Awalnya saya tidak
cukup detail memperhatikan sampai saya menyadari ada ilustrasi manusia kecil yang karena ombaknya
dipasang jungkir balik, ia terjatuh menuju bulan. Penuh arti dan penuh teori. Tapi karena saya orangnya males
mikir yang ribet-ribet, saya sekadar menikmatinya saja tanpa ambil pusing.

Kedua, karena jalan ceritanya lebih jelas dari Egosentris. Paradigma benar-benar berfokus pada Rana,
sedangkan di Egosentris ceritanya terbagi menjadi tiga, walaupun kebanyakan masih berpusat di Fatih. Semua
tokoh di Paradigma memiliki masalah masing-masing, namun pada akhirnya yang jadi masalah utama adalah
milik Rana. Dan yah sama si itu sih soalnya berkaitan, kan wkwkwk.

Ketiga, tidak tanggung-tanggung, Syahid Muhammad membahas tiga penyakit mental di novel ini. Sayangnya
kalau saya tulis di sini, nanti bakal langsung ketahuan dong jalan ceritanya bagaimana. Jadi mending kalian
baca aja langsung daripada penasaran. Yang jelas, gara-gara satu dari tiga penyakit mental ini, novel yang
harusnya bergenreromance ini tiba-tiba berputar 180 derajat menjadi novel misteri semi horor. (ʘ言ʘ╬)

Baca juga "Resensi Buku: BH"


Keempat, banyakkkkkk banget kalimat-kalimat yang menurut saya related af sama kehidupan zaman sekarang.
Khas novel Syahid Muhammad bangetlah. Kayak semuanya bisa dijadiin quote gitu. Mana saya kalo baca
novel terus nemu kutipan yang bagus gitu, suka saya garis bawahi jadi Paradigma ini penuh dengan coretan
pensil saya. 。。゛(ノ><)ノ Berikut salah satu dari ratusan kalimat/dialog yang menjadi favorit saya.

"Kelakuan orang-orang yang takut kehilangan cuma bikin mereka benar-benar kehilangan," katanya
singkat yang membuatku justru tertegun.

"Apa yang salah dengan perasaan takut kehilangan? Menurutku itu normal. Rasa sayang dan takut
kehilangan itu satu kesatuan."

"Defensif basi," tukasnya dingin. "Buatku, satu-satunya yang bisa kulakukan kalau takut kehilangan
seseorang, adalah dengan berusaha menjadi pantas untuk tidak ditinggalkan."

Emang mantep banget si Rana ini pemirsa. Saya juga kagum sambil geleng-geleng kepala. Ada lagi nih.
Rasanya nggak cukup kalau dari sekian banyaknya yang saya cantumin cuma satu.

Di mata Pak Sobar, macam-macam penyakit jiwa hanyalah teori-teori lain dari kelalaian manusia yang
terlalu lama meninggalkan Tuhannya.

Saya masih nggak yakin teori ini benar apa salah. Yang jelas, nge-judge mereka yang punya penyakit mental
dengan kalimat-kalimat "coba dilihat ngajinya", "coba tengok sholatnya", "dia mah emang jarang ibadah,
makanya hatinya nggak tenang" adalah suatu hal yang KELIRU BESAR. Emang tekanan hidup sekarang yang
makin besar, dan mungkin juga memang mentalnya yang lemah, bukan semata-mata seberapa banyak pahala
yang sudah dikumpulkan.

Cuma yang saya bingung ternyata ada satu tokoh yang saya rasa nggak muncul sampai akhir. Nasib si Karina
itu bagaimana, ya? Apakah cukup begitu saja? Memperbudak Aldo? Atau masih ada kelanjutannya?

Oiya, berhubung di setiap bab-bab novelnya Syahid Muhammad selalu menyisipkan puisi-puisi pendek, tentu
saja tidak afdhol rasanya kalau saya tidak mencantumkan puisi favorit saya.
Tak ada yang punya kuasa memilih
Untuk menjadi yang terpilih
Tuhan dan ajudannya
Dan setan dan malaikatnya
Membercandai manusia
Untuk bersaksi atas apapun
Yang tidak diinginkan

Kalau saya pribadi sih, saya masih prefer Egosentris hehe soalnya saya kurang sreg sama ending-nya
Paradigma. Tapi secara keseluruhan, kalau kalian menikmati Egosentris, nggak bakal nyesel kalau beli
Paradigma juga. Saya jamin, deh.
SINOPSIS NOVEL PARADIGMA
KARYA SYAHID MUHAMMAD

Judul : Paradigma Penulis/Pengarang : Syahid


Muhammad
Penerbit : Gradien Mediatama
Terbit : September 2018
Cetakan : Cetakan Pertama

Jumlah halaman : 312 halaman


Harga : Rp 77.000,00
ISBN : 978-602-208-169-2
Sinopsis.
Sebuah Novel Paradigma ini menceritakan tentang seorang tokoh utama Rana
dari sudut pandang orang yang berbeda-beda. Dari sudut pandang Anya, Rana suka sekali
menggambar dan ia juga sering sekali jalan bareng dengannya ke tempat-tempat seperti
kafe. Di kafe, mereka saling bercerita satu sama lain dan Rana juga akan menggambar di
sana. Bagi Anya, Rana adalah pemkir yang dalam bagi yang mengenal dan banyak
berbincang dengannya. Anya pun tahu kabar-kabar yang menyebutkan bahwa beberapa
orang, dan bahkan teman-temennya sendiri, menganggap Rana adalah seorang gay
karena gayanya yang sangat kemayun itu. Tetapi bagi Anya, Rana itu go to be true dan
sebagai man with heart. Selain itu hubungan mereka berdua kerab sekali dibicarakan, dan
bahkan hingga pacarnya Rana sendiri, Ola sangat cemburu pada Anya, dan ia tak pernah
menceritakan kecemburuan kekasihnya, tetapi orang-orang selalu membicarakannya.
Meskipun Rana banyak bersahabat dengan cewe, ia juga memiliki sahabat laki-laki yang
bernama Aldo. Mereka juga kerab sering mebahas sesuatu, dan pada suatu waktu, Aldo
diajak Rana unutk bertemu langsung dengan Anya, Aldo memerhatikan mereka berdua
yang memiliki dunia sendiri yang ia tidak bisa masuki , dan wajar saja kalau Ola itu merasa
tersaingi oleh Anya yang tak menarik perhatian Rana, dan menjadi dirinya sendiri.
Saat sedang keduanya asyik dengan dunia mereka, Aldo tiba-tiba sengaja pamit lebih
awal untuk menemui Ola yang mengajaknya untuk bertemu. Lalu saat sampai bertemu
dengan Ola ia menceritakan semuanya, namun semua yang Aldo ceritakan membuat Ola
menuju ketakutan-ketakutan yang lainnya. Suatu malam Ola pergi dengan Rana untuk
menonton film. Setelah selesai mereka pun berbincang dan bercerita. Rana menceritakan
kehidupan dimana kedua orang tuanya saling bertemu. Saat ia menceritakan kedua orang
tuanya tersebut, Ola tak ingin disamakan oleh Ayahnya Rana dan Rana sebagi ibunya.
Disinilah letak keanehan Rana, ia selalu saja terpikirkan bayang-bayang ibunya yang
menghatuinya di dalam dirinya.
Pada saat Rana sedang berjalan dengan Anya, dan kebetulan ada Ola yang
berpapasan jalanya dengan Rana. Pada saat itu, ia mendengar juga perbincangan mereka
berdua dan Ola menatap canggung mantan kekasihnya. Lalu Ola yang melihatnya begitu
langsung pergi meninggalkan mereka dan pergi ke salon.
Saat sedang asyik berbincang, Anya mengajak Rana unutuk menemui teman lamanya
Felma yang datang dari jogja. Lalu saat mereka bertemu dengan Felma, mereka bertiga
pun langsung pergi ke kafe. Saat dikafe Rana mulai mengeluarkan alat untuk menggambar
sesuatu, lalu ia menggambar bulan yang di atasnya disinggahi oleh kupu-kupu, Felma yang
melihat gambar itu langsung terkejut, ia perna melihat gambar yang sama yang digambar
oleh pacarnya, Ikrar. Pada saat itu juga Felma menceritakan semuanya ke Anya dan Anya
pun terkejut, lalu mereka menyusn rencana dan Felma akan kembali lagi dengan mengajak
Ikrar ke Bandung.
Saat Felma kembali ke jogja, ia mengunjungi rumah Ikrar untuk membuktikan yang
mereka rencanakan dengan Anya. Pada saat itu hal aneh terjadi. Mereka berdua Ikrar dan
Rana memiliki kepribadian yang sama dalam menggambar, tetapi ada hal aneh yang ada
dalam diri Ikrar, yaitu ia memiliki kepripadian seperti om jana Ayahnya Ikrar dalam dirinya,
ia juga di hantui oleh ayahnya dan memilki kepribadian yang ganda seperti Rana dengan
Ibunya.

Bagi Anya, berteman denga Rana bukan hal yang mudah. Siapa puan yang beteman
dengannya pasti akan melihat hal-hal yang aneh. Dan pada saat Rana kembali men emui
Anya. Mereka berdua pergi ke Garut dan menemui Bu Euis yang mana merepukan orang
yang dianggap Rana sebagai bagian dari keluarganya. Sehabis berbincang satu sama lain,
Anya dan Rana pun pergi ke gunung untuk menikmati keindahan alam dan berencana
untuk berkemah disansa. Lalu mereka saling berbagi kisah. Sejak saat itu Anya pun tau,
bahwa Bunda yani merupakan sosok yang berarti baginya.
Beberapa hari kemudian Aldo mengajak Anya untuk bertemu untuk membahas
soal tentang Rana. Lalu mengabarkan bahwa si Ola telah berbuat jengkel terhadap Rana.
Ia menybarkan foto Rana ke satu kampus, dan akhirnya Anya pun dibuat geram oleh Ola
yang rasanya ingin sekali meludahinya langsung ke depan mukanya. Tetapi mereka
menahan amarahnya dan berusaha untuk mencari Rana.
Pada suatu hari, Rana pergi kekampus dengan pakaian seperti wanita dengan gaya
yang juga seperti wanita pada umumnya. Lalu orang satu kampus yang melihat hal tersebut
itu pun mengejeknya dengan hinaan. Lalu Ola yang melihartnya secara langsung pun itu
binggung dengan apa yang dilakukan oleh Rana. Saat itu Anya dan Aldo pun melihat hal
itu. Lalu mereka pun membawa Rana ketempat jauh dari kerumunan orang banyak. Dan
pada saat itu ia bertemu dengan Bu Asni dan di bawa ke ruang dosen. Dan para dosen
sedang membahas kejadian yang Rana lakukan. Lalu para dosen mengusulkan untuk Rana
agar segera di DO dari kampus. Lalu Bu Asni membela Rana, ia merasa kalau Rana
membutuhkan bantuan untuk hal ini. Akhirnya Rana tidak jadi di DO.
Pada saat di jalan Felma menguhubungi Anya dan akan segera menemuinya
besama dengan Ikrar. Pada saat bertemu merka pun melpas rindu, dan langsung di ajak ke
kafe. Pada saat itu Ikrar mulai menggambar dan menggambar hal yang sama dengan apa
yang Rana gambar. Lalu saat sudah sampai di penginapan. Ikrar pun menjadi Om Jana
yang merupaka hantu dari ayahnya Ikrar dan berkata ingin menemui Sosok Bunda Yani.
Lalu mereka semua bingung, apa yang sebenarnya terjadi. Jadi si Om Jani dan Bunda Yani
itu suami istri. Mereka juga memiliki anak yang bernama Iyus dan Ikrar. Mereka berdua ini
merupakan adik dan kakak yang memiliki kepribadian yang sama, tetapi sayangnya mereka
sering bertengkar dalam hal tersebut. Dan si Ayah juga harus berkerja ke suaru daerah
terpencil yang hanya bisa menghubungi keluarganya sepekan sekali. Dan pada saat
ayahnya meninggalkan mereka berdua untuk berkerja. Pada saat anaknya sedang asyik di
bermain dirumah, mereka pun mendengar kabar buruk bahwa ibunya kecelakaan dan
meninggal dunia. Dan saat di kubur Iyus pun bersedih terisak-isak, dan akan memiliki
dendam dengan ayanya yang meninggalkannya untuk bekerja. Lalu saat Iyus berada di
kamarnya bersama dengan Ikrar, ia menerima sebuah amlop coklat yang di kasih oleh
bibinya. Iyus pun membacanya dan ternyata ia diwarisi rumah oleh neneknya. Lalu saat itu
ia menjual rumah kumuh harta warisan neneknya tersebut. Lalu Iyus pergi ke bandung
sendirian dan tidak di ketahui oleh keluarganya sendiri, dan pada saat itu ia mengubah
namanya menjadi Rana agar tidak di ketahui oleh keluarganya. Pada saat itu Ayahnya dan
Ikrar pindah ke jogja, agar bisa menemukan Iyus disana kerena ini adalah tempat
kesukaannya. Dan pada akhirya Ikrar merawat ayahnya yang sakit hingga meninggal.
Pada saat itulah mereka terpisah jauh. Lalu si Anya, Felma, dan Aldo mengerti apa
yang dirasakan oleh Rana. Pada saat itu Felma dan Ikrar harus pergi ke jojga dan
meninggalkan mereka. Pada saat itu Anya dan Aldo ingin bertemu dengan Rana dan
mencari carinya ke seluruh tempat. Lalu ia menemukan rumah kumuh yang ditinggal
neneknya Rana dahulu.Lalu ia menmukan Rana sambil berbicara dengan Ayahnya dan ada
ibunya disana. Setelah melihat ini, Anya menghungi Felma dan mencerikan semuanya
yang terjadi padanya. Lalu Felma pun bergegas dengan menaiki pesawat untuk menuju ke
tempat lokasi dan mereka menemui Aldo dan Anya. Lalu mereka bergegas untuk ke tempat
tadi, dan melihatnya secara langsung. Ia memerhatikann Rana sedang bersilihsih dengan
Om Jana. Ia merasa bukan anaknya lagi, dan lalu Aldo yang geram melihat semua ini
langsung membentak Rana. Dan memarahi Rana karena melakukan hal aneh seperti ini.
Lalu Rana pun tersadar. Dan meminta maaf kepada semuanya.
Saat di kampus. Rana menemui Ola untuk membicarakan sesuaut.Ola merasa, ia
menerima keadaanya.Semua perlakuan pada Rana padanya, semua teorinya, isi
kepalanya, dan semua prinsip yang ia punya. Lalu Rana tertegun dan menyadari bahwa
unruk menerimanya ada seorang yang harus terluka. Lalu ia pun meresa tenang atas apa
yang ia lakukuan.

Anda mungkin juga menyukai