Anda di halaman 1dari 12

WANI NGAIAH LUHUR WEKASAruE, PESAN MORAL JAWA

DALAM NOVEL BERBAHASA JAWA


CAN D H I KA LA KAP U RANTA KA RYA SUG I A RTA SR I W I BAWA :
SEBUAH KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA-}

Yohanes Adhi Satiyoko


Balai Bahasa Yogyakarta
pos-el : d hi ma ssetiyoko@yah oo.co.i d

Inti Sari
Novel berbahasa Jawa Candhikala Kapuranta adalah sebuah novel berlatar belakang sejaratr,
yaitu pada masa pemerintahan Pakubuwono VI sampai dengan Pakubuwono X di Surakarta.
Latar cerita diangkat menjadi dasar perumusan masalah, yaitu pengungkapan lingkungan
sosial budaya (lebenswelf) masyarakat Jawa serta fenomena sosial yang muncul melalui
penggambaran tokoh-tokoh cerita dalam aktivitas kehidupan rnereka sehari-hari. Pembahasan
rnenggunakan pendekatan dan teori sosiologi aerstehen Janet Wolff dengan menguraikan
fenomena kemasyarakatan yang terjadi pada masyarakat golongan bangsawan di Surakarta masa
pemerintahan Pakubuwono VI sampai dengan Pakubuwono X serta menemukan perlambangan-
perlambangan yang muncul dari interaksi sehari-hari antartokoh dalam Candhikala Kapuranta.
Perlambangan-perlambangan yang diperoleh tersebut ditafsirkan untuk memahami ideologi
pengarang. Latar cerita CandhikalaKapurantamenguraikan gambaran realis masyarakat golongan
bangsawan dan interaksinya dengan orang kecil (wong cilik) yang dihadirkan sebagai oposisi kelas
dalam latar sosial budaya. Oposisi tersebut adalah sebuah analogi dari laku spiritual manusia
(wong cilik) untuk mencapat derajat kesempurnaan yang digambarkan dengan pencapaian
derajat kebangsawanan. Laku spiritual tersebut menunjukkan satu pesan moral waningalahluhur
wekasane dalam konteks logika orang Jawa, yaitu untuk mencapai sebuah cita-cita diperlukan
perjuangan dengan sikap rendah hati, mengalah tidak untuk kalah, dan tidak meremehkan dan
mengorbankan orang lain.

Kata kunci: wani ngalah luhur wekasane,bangsawan, wong cilik,laku spiritual

f aaanese language nooel Candhikala Kapur ::":-:;:riotr zuittt historicat background in the reign of
Pskubwoana VI to Pakubuwana X in Surnkarta. Story background of the noael was taken as problem
formulation to reaeal social cultural world (lebenswelt) of laaanese society and social phenomena through
characters portrayal in which they interact daily. Discussiotr of the noael zuas conducted using sociological
approach and zterstehen sociological theory of Janet Wolff in finding socinl phenomena of noble society in
Surokarta in the reign of Pakubuwana VI to Pnkttbuwqns X and in interpreting typification as reflected
in daily interactian amotxg characters. Furthennore, the typifications were identified and interpreted to
comprehend ideology of the author. Illustration of noble society and its interaction with lower class people
(wong cilik) was portrayed as oppositional classes in social cultural background. The opposition was an

1 Naskah masuk tanggal 23 |aruari 2012, Editor: Slamet Riyadi. Edit I: 15-20 Maret 2012, Edit tr; 11-12 Juni 2012
analogy ofspiritual exercise ofpeople (wong cilik) to reachperfection degree as symbolizedinnoble
degree
achieaement. The spiritual exercise shorus moral aalue wani ngalah luhur weka
sane in the conteit of
laannese people way of thinking that in reaching desirability thty ,, required to be low profile, to ie
defeatist but not to be defeated, and neaer underestimate or sairifici others.

Keywotils: wani ngalah luhur wekas ane, noblunen, wong cilik, spiritual exercise.

I. Pendahuluan Raden Mas). Tokoh-tokoh Munah, Munasilg


I.L Latar Belakang dan Kusumaningsih tersebut dihadirkan un-
Strriktur masyarakat dan struktur karya tuk menunjukkan bahwa golongan wong cilik
sastra adalah sebuah homologi karena me- juga mampu mempunyai "pengetahuan,, dan
rupakan produk dari aktivitas strukturasi yang keyakinan hidup seperti yang dipunyai orang-
sarna. Homologi dipahami sebagai sebuah 9r*g terdidik (golongan bangsawan) yang
kesamaan struktur di antara bagian-bagian berujung pada ipplementasi kesabaran, ke-
yang saling berhubungan dari suatu organ- santunary sifat beiani mengalah, rasa percaya
isma (satu kesatuan sistem yang dibuat dari diri dan kepasrahahan kepada Tuhan sebagai
bagian-bagian yang dikhususkan) yang ber- refleksi perjalanan dan penenangan spiritual
lainan sehubungan dengan perkembangan dari yang sempuma di tengah-tengah gejolak dan
asal-usul yang berjauhan. Kedua bagian yang konflik yang harus mereka selesaikan.
mempunyai struktur sama tersebut dihubung-
kan dengan sebuah mediasi. pertalian kedua I.2 Tinjauan Pustaka
strukturasi itu, menurut Janet Wolff (I981:L2) Candhikala Kapuranta adalah sebuah novel
menunjukkan bahwa karya sastra dihasilkan berbahasa ]awa karya Sugiarta Sriwibawa ter-
dalam lingkungan masyarakat, sehingga di- bitan Pustakalaya, Jakarta tahun 2002. Sugiarta
pengaruhi oleh struktur sosial. Sriwibawa lahir cli Surakart4 31 Maret 1.932,
Novel berbahasa Jawa Candhikala Kapu- berkarier sebagai jurnalis sekaligus penulis
ranta (CIQ sebagai sebuah produk sastra tidak buku-buku biografi dan sejarah. Candhikala
dihasilkan dalam keterisolasian dan bertolak Kapuranta terpilih menjadi pemenang hadiah
belakang dengan berbagai kelompok sosial Rancage (sebuah penghargaan bagi karya-karya
(Wolff, 1981,:12). Sebagai cermin masyarakat, sastra bermutu yang berasal dari SundA lawa,
CI( mempunyai daya persuasif yang dominan dan Bali) untuk kategori novel berbahasa ]awa
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara jika pada tahun 2003 karena dinilai mampu meng-
digunakan secara benar. Kehadiran CI( dan gambarkan "dunia Jawa", khususnya peng-
keberadaan lingkungan masyarakat dimediasi gambaran dunia priyayi di Surakarta yang
dengan pandangan dunia atau ideologi. Sebuah unik dengan gaya pemaparan realis. Selain ihr,
ideologi diungkap melalui berbagai mediator, Candhikala Kapuranta juga dinilai mampu mem-
baik dalam struktur sosial maupun struktur berikan informasi tentang dunia priyayi pada
sastra. Candhikala Kapur anta karangan Sugiarta awal abad ke-21 (Suwondo dkk, 2004:Z9L). pe-
Sriwibawa yang diterbitkan oleh pustaka laya nelitian tentang novel berbahasa lawa Candhi-
kala Kapuranta pernah dilakukan oleh yohanes
Jahun 2002 dan pernah menjadi pemenang
hadiah Rancage tahun 2003 berisi gambaran Adhi Satiyoko pada tahun 2009 dengan judul
fenomena kelompok masyarakat bangsawan Jagat Magis dalam Noael Berbahasa Jawa Candhi-
di lingkungan kraton Surakarta yang hidup kala Kapuranta. Penelitian tersebut mengung-
penuh dengan kemewahan dan hedonisme. kap kehidupan keseharian orang,orang lawa
Tokoh-tokoh Munah, Munasih, dan Kusuma- dalam tokoh-tokoh utama ketika menghadapi
ningsrh, yang berasal dari golongan rakyat jela- permasalahan dan tantangan hidup sehari-hari
ta (wong cilik) dthadirkan dalam rangka fungsi yang dilingkupi oleh dunia magis. Dunia ma-
untuk dioposisikan dengan perwatakan tokoh- gis tersebut telah menjadi bagian hidup masya-
tokoh bangsawan, seperti nDara Mas puspa- rakat ]awa yang mengakar urat semenjak se-
wicitra (nDara Mas adalah sebutan untuk gelar belum kelahiran, kehidupan, dan kematian
manusia.

2 Wdyapanua, Volume 40, Nomor L, Juni 2012


I.3 Rumusan Masalah dan Tuiuan Penelitian an mengenai individu dalam kehidupan so-
Candhikaln Kapuranta hadir sebagai sebuah sialnya, dalam hal ini pengarang (Wolll, 1975:
produk sosial yang memadukan antara peng- 6). Menurut Peter Berger (1990: 52), sebuah
alaman pengarang yang merupakan realita pemahaman diperoleh dengan adanya penge-
sosial dan unsur fiksi pembangunnya. Karya tahuan dan pengetahuan mengenai masya-
sastra sebagai produk sosial berimplikasi pada rakat beserta manusia yang berintegrasi dan
pengungkapan dunia sosial (sosial lebenswelt) berinteraksi di dalamnya dilihat sebagai se-
yang menjadi latar belakang CK dan pandang- buah fenornena kehidupan sosial.
an dunia (worldaiew) sebagai ideologi yang Kajian aerstehen merupakan sebuah kajian
membangunnya. Pembahasan mengenai karya yang berusaha mengungkap perlambangan
sastra sebagai produk sosial dan homologinya (tipifikasi) untuk mengungkap makna (mean-
dengan strukfur masyarakat membatasi masa- ing) dafiunsur-unsur pembangun karya sastra.
lah dengan pembahasan mengenai dinamika Makna tersebut diperoleh dari tindakan inter
sosial budaya yang diangkat menjadilatar (set- personal dalam dunialkehidupan sosial sehari-
ting) novel CK dan perwatakan yang terrefleksi hari (Wolff, 1975:17). Teori ini menitikberatkan
dari tokoh-tokoh dalam alur cerita CK. pada tiga tahap yang harus dipahami sebagai
Perumusan dua permasalahan tersebut landasan analisis melalui pendekatan sosiologi,
mengerucut pada pembahasan untuk menemu- yaihr pemahaman mengenai fenomenologi dan
kan nilai-nilai luhur masyarakat Jawa yang patut konstruksi sosial dunia (lebenswelt), bahasa dan
ditiru dan dilakukan dalam menghadapi gejol ak pengetahuan mengenai dunia sosiaf dan ide-
konflik dalam kehidupan masyarakat modern. ologi yang melandasi penciptaan karya sastra.
Sesuai dengan rumusan masalah, pembahasan Fenomenologi pengetahuan menjadi dasar
untuk menemukan tujuan penelitian meliputi pengetahuarr bagi pengembangan kajian sosi-
pemaparan dinamika kehidupan masyarakat ologi sastra aerstehen Janet Wolff. Selanjutnya,
pada zaman pemerintahan Pakubuwono VI di dalam penjelasannya, sosiologi pengetahu-
sampai dengan Pakubuwono X antara tahun an memusatkan perhatian pada struktur dunia
1888 dan 1951 di Surakarta, khususnya ke- akal sehat (common sense world), yaitu bahwa
hidupan keseharian para bangsawan serta kenyataan sosial didekati dari berbagai pen-
interaksinya dengan wong cilik. Kajian ini dekataru seperti pendekatan mitologis yang
dilakukan untuk mengungkap dunia sosial irasionaf pendekatan filosofis yang berco-
(leb enswelt) kelompok masyarakat bangsawan, rak moralistis, pendekatan praktis yang ber-
sedangkan pembahasan berikutnya dilakukan sifat fungsiona| semua jenis pengetahuan itu
unfuk menemukan dan memaparkan perwa- membangun struktur dunia akal sehat (Wolff,
takan tokoh-tokoh utama dan bawahan 1981:12).
yang tercermin dalam tindakan, sikap, serta Penelitian dilakukan dalam tiga tahap se-
pemikiran dalam CK yang menunjukkan per- suai dengan teori sosiologizterctehen Janet Wolff,
lambangan (tipifikasi), serta menemukan mak- yaitu mengungkap fenomena sosial budaya
na dari perlambangan untuk mengetahui ideo- Jawa dalam Latar (settins) CI(. Fenomena sosial
logi pengarang. diperoleh dari gambaran dalam latar cerita CK
yang menunjukkan dunia sosial budaya yang
I.4 Teori dan Metode Penelitian melingkupi dan "menuntun" aktivitas serta
Kajian terhadap CI( dilakukan dengan pola pikir dalam kehidupan sehari-hari ma-
menggunakan pendekatan sosiologi dan teori nusia yang ditunjukkan oleh tokoh utama dan
sosiologi sastra aerstehen ]anet Wolff (1975: 4) bawahan. Selanjutnya, menemukan perlam-
untuk menunjukkan metode kajian sosiologi bangan-perlambangan (tipifikasi) dari feno-
yang digunakannya dengan dasar fenomenolo- mena sosial budaya yang tercermin dari aktivi-
gi pengetahuan. Terminologi aerstehen berasal tas sehari-hari masyarakat Jawa tersebut yang
dari bahasa Jerman yang berarti understanding menunjukkan indeks sosial budaya masyarakat
atau pemahaman. Di dalam kajian sosiologf Jawa. Berikutnya adalah menghubungkan per-
pemahaman yang dimaksud adalah pemaham- lambangan-perlambangan yang dianggap pen-

Woni Ngaloh Luhur Wekosone, Pesan Moral Jawa dalam Novel Berbahasa )awa Candhikala Kapuranta ...
ting dan fungsional dalam Latar (settin_r) dan Alur cerita CI( berkisah tentang perjalan-
dalam penokohan untuk menemukan id'eologi an hidup tokoh perempuan bernama Munalr,
penghadiran tokoh-tokoh tersebut dalam cer]_ perempuan dari keluarga miskin di desa klu_
ta. Tahap terakhir inilah yang disebut clengan thuk. Munah harus mencari nafkah uniuk
oerstehen, yaifu uraian atau penjelasan dalam membantu orang tua dan menghidupi adik_
analisis untuk memahami ideologi pengarang adiknya. Dia bekerja sebagai pembantr_r pada
di dalam menghadirkan tokoh, uirrr, aun tutu, mBokmas Puspawicitra, seorErrlg bangsawan
_dalam CI( Tahapan metodologis tersebut di_ juragan tempe dari kampung Reksaniten. Mu_
lakukan untuk mengungkap dan memberi- nah bekerja giat dan jujur, hingga sampai suatu
kan pemahaman serta pengetahuan baru me- saat ditipu oleh seorang calo tenaga kerja dan
fgenai kenyataan sosial yang berlatar belakang dibuang ke Deli sebagai kuli kontrak. berkat
kondisi sosial budaya (leb ensw elt) masyaraka-t usahanya, Munah dapat kembaii ke Surakarta
Jawa beserta pola pikir dan logika-logika pe_ dan kembali bekerja pada mBokmas puspa-
mahaman masyarakatnya mengenai manung_ wicitra. Suami mBokmas puspawicitra, nDara
galing jagat mikro dan makro dalam filosofi Mas Puspawicitra, adalah seorang bangswan
masyarakat ]awa. Metode yang digunakan di dari Baluwarti yang selalu hidup beifoya-
dalam kajian sosiologi ini menggablngkan an- foya meskipun dia seorang p"ngunggrrr*.
tara realita sosial dan karya sastra. Metode ini Setiap hari ia selalu berpesta minuman keras,
disebut sebagai metode dialektik (hubungan main perempuaru dan berjudi bersama teman_
timbal balik) antara karya sastra dan realitas temannya di kratonan. Ndara Mas puspawici_
sosial (Sangidq 2007:28). Hubungan dialektik tra menikahi Munah karena istrinya tidak mam-
inilah yang membantu pemahaman tentang pu memberikan anak. Tidak lama kemudian,
idealisme Sugiarta Sriwibawa sebagai penga- mBokmas, Puspawicitra meninggal. Munah
rang. tidak dinikahi secara resmi karena dia hanya-
lah pembanfu. Namun, Munah sangat bangga
2. Pembahasan mengandung anak seorang bangwasan. Akhir-
Candhikala Kapuranta adalah sebuah novel nya, Munah melahirkan anak perempuan ber-
realis berlatar sejarah. Realisme dalam novel nama Munasih yang cantik dan pandai menari.
muncul melalui pemaparan latar sosial budaya Setelah sewindu, nDara puspawicitra me-
dengan penyebutan nama-nama orang, tempat, ninggal dunia. Harta bendanya diwariskan
rituaf nama diri benda-benda yang benar_ kepada Munah dan Munasih. Namun, ketiga
benar ada di Surakarta. saudara nDara Puspawicitra tidak mengakui
Munah dan Munasih sebagai istri dan anak
2.ll-atar Sosial Budaya nDara Mas Puspawicitra. Mereka ingin mere-
Keanekaragaman sosial budaya yang di- but rumah beserta isinya peninggalin nDara
rangkum dalam karya fiksi, baik dalam latar Mas Puspawicitra, sehingga mereka kemudian
fiksi maupun sejarah (realis) merupakaa per- mengusir Munah dan Munasih dari rumah
paduan antara realita dan fiksi. Kenyataan (re-
l?ufu Puspawicitra. Walaupun diusir, diper-
alita) bagaimanapun bentuknya dan tidak me- lakukan dengan tidak adil, serta dihina Mu-
mandang siapa tokoh yang dipaparkan dalam nah dan Munasih menerima dengan rela hati.
karya, sastra yang dilatarbeiakanginya me- Setelah diusir, Munah dan Munasih tinggal di
nunjukkan suatu tanda atau makna yang lebih rumah Den Bei Padmawibaks4 pimpinan ke-
luas dari kenyataan itu sendiri. ni dilam karya lompok wayang orang Darma Utama. Berkat
fiks1 penggunaan kenyataan yang disimuia- kepiawaiannya menari, Munasih selalu men-
rftT tidak hanya mengarah padi keinginan jadi pemeran tokoh Janaka.
untuk menjiplak (ropy) kenyataan yung tiduk _ Selamamenjadipenari,Munasihmendapat
asing bagi kit4 tetapi fungsinya adalah me- banyak perhatian dari para penonton. Saiatr
mampukan kita untuk melihat kenyataan yang safunya adalah nDara Sastrakusuma, kerabat
tidak asing bagi kita dengan satu pandangan nDara Puspawicitr4 ayah kandung Munasih.
baru (Iser, 1987:181). Walaupun nDara Sastrakusuma sebaya dengan

4 Wdyapannra, Volume 40, Nomor L, Juni 2oL2


ayah kandung Munasih, karena dia menaruh permaisuri, sedangkan Raden Mas (R.M.) di-
hati kepada Munasih, maka Munasih dinika- berikan kepada keturunan dari garwa ampeyan
hinya. Munasih menerimanya dengan rela hati. atau selir (Soeratman, 1989 : 324).
Akhirnya, Munasih mempunyai anak perem- Sebagai sebuah kelas yang berada persis di
puan yang diberi narna Kusumaningsih. Tidak bawah raja, pola hidup bangsawan tidak jauh
berselang lama, nDara Sastrakusuma mening- darikehidupan raja. Beberapa di antaranya ada-
gal dunia karena sakit. Akibatnya, Munasih lah pola perkawinan, sistem kepercayaan atau
sedih karena harus mencari nafkah dan meng- yang disebut oleh Frans Magnis-Suseno (1991:
hidupi Kusumaningsih yang masih kecil. Dia 15) sebagai agama kejawen, serta pola pikir.
semakin giat menari untuk mencari uang dan Perkawinan biasanya terjadi di kalangan ang-
menabung untuk memenuhi kebutuhan sehari- gota kerajaan itu sendiri atau di kalanganbang-
hari. ]umadi, seorang anggota wayang orang waszu:r itu sendiri. Tujuannya tidak lain untuk
Darma Utam4 menaruh hati kepada Munasih. melestarikan gelar-lelar kebangsawanan yang
Berkali-kali Jumadi mengungkapkan perasaan- mereka sandang sebara otomatis (ascribed title).
nya, tetapi tidak pemah digubris. Kemarahan Di dalam masyarakat yang menganut sistem
Jumadi memuncak; dia membunuh Munasih patriarki, bentuk-bentuk perkawinan semacam
dan Munah. itu biasa terjadi. Selain itu, raja atau bangsawan
Setelah ibu dan neneknya meninggal, se- menggunakannya sebagai alat menciptakan
jak umur dua tahun Kusumaningsih diasuh jaringan kekerabatan yang dapat dipakai un-
oleh Kyai Adiwarsita hingga tumbuh menjadi tuk kepentingan politiknya. Gambaran perka-
gadis dewasa. Sebagai seorang gadis yang ren- winan bangsawan, dalam Candhikalq Kapur anta,
dah hati dengan tutur katanya yang halus me- dijumpai pada perkawinan tokoh Munah de-
nunjukkan bahwa dia adalah seorang perem- ngan tokoh nDara Puspawicitra serta Munasih
puan berdarah biru. Dia hidup tenang dalam dengan Raden Mas Sastrakusuma.
asuhan Kyai Adiwarsita. Pekawinan Munah dan nDara Mas Pus-
pawicitra terjadi karena istrinya tidak mam-
2.1.1" Sistem Kekerabatan Bangsawan pu memberikan anak. Sudah menjadi adat
Latar penceritaan CK didominasi oleh kebiasaan bahwa ketika seorang bangsawan
latar pemerintahan masa Pakubuwono VI berkehendak menikahi wong cilik, perntkahan
sampai dengan Pakubuwono X di Surakarta, itu tidak perlu diresmikan. Namury sebagai
kira-kira tahun 1888 sampai dengan 1"951. Ke- wong cilik, Munah merasa sangat tersanjung ka-
lompok bangsawan keraton diangkat menjadi rena anaknya bakal menyandang gelar bangsa-
bagian dari latar sosial novel CK. Bangsawan wan. Gelar itu adalah suatu bentuk pencapaian
adalah masyarakat dengan lapisan sosial yang derajat yang membanggakan bagi perempuan
berada persis di bawah raja. Mereka terdiri jawa dari golongan wong cilik.
atas keluarga dan kerabat raja yang memper- nDara Puspa bungah banget bareng ngerti yen
oleh gelar kebangsawanan secara askriptif. Munah kerep sambat ngelu. Manut kandhane
Kelas bangsawan mengenal j*jatg-j*j*S dhukun, kuwi nandhakake yen wis ngandheg.
yang diatur secara hirarki dari derajat per- Wis dadi kalumrahan lan adat yen ana bandara
tama sampai dengan derajat keempat (Soerat- nyelir wong cilik, ora peilu ningkahan. Ora ana
man, 1989:318). Keluarga bangsawan hidup di w on g sin g m aelu. W on g cilik rum an gs a mun dh nk
dalam lingkungan keraton. Segala tata afuran drajade yen kagem dening para bendarane sana-
dan kebiasaan hidup mereka tidak jauh dari jan ora diningkah, jalaran besuk annke mesthi
adat kebiasaan raja sebagai pucuk pimpinan duwe sebutqn 'raden mas', saorr-orane 'raden',
hirarki kerajaan. Bangsawan mendapat gelar den e y en w adon' r aden aj en g', s aor a- or ane' r aden
Bendara Raden Mas (B.R.M.) atau Raden Mas rara'. (CK,2002:59)
(R.M.). Kedua gelar tersebut diberikan kepada 'nDara Puspa sangat senang setelah menge-
bangsawan yang menjadi cucu raja atau putra tahui ketika Munah sering mengeluh pusing.
pangeran-putra. Bendara Raden Mas (B.R.M.) Kata dukun, itu menandakan bahwa dia su-
adalah gelar yang diberikan kepada keturunan dah hamil. Sudah menjadi kebiasaan umum

Wani Ngatoh Luhur Wekosone, Pesan Moral Jawa dalam Novel Berbahasa Jawa Condhikala Kapuronta ...
ketika ada bangsawan nyelir orang kecil, ti- 2.1.2 G ay aHidup B angsawan
dak perlu pernikahan. Tidak ada orang yang
peduli. Orang kecil merasa naik derajatnya Selain pola perkawinan yang berlaku di
ketika disetubuhi oleh para bangsawan wa- kalangan bangsawan, pola hidup hedonis juga
laupun tidak dinikahi, karena kelak anaknya menjadi salah satu ciri kehidupan mereka.
mempunyai gelat 'raden mas', paling tidak Kehidupan nDara Mas Puspawicitra sehari-
'raden', jika perempuan'raden ajen{, paling hari dilaluinya dengan menghibur diri seper-
tidak'radur rara' .' ti mendengarkan gamelan, berpesta minum-
an keras, minum candu, berjudi, dan bermain
Selanjutny4 pola perkawinan antarbang- perempuan bersama teman-temannya. nDara
sawan digambarkan pada perkawinan antara Mas Puspawicitra tidak bekerja, tetapi selalu
Munasih dan Raden Mas Sastrakusuma. Muna- menghamburkan harta benda hasil jerih payah
sih sebenamya bergelar Raden Ajeng, tetapi dia istrinya, mBokmas. Puspawicitra, sebagai jura-
tidak pemah menggunakannya sebagai nama gan tempe. \
sebutan harian. Munasih yang masih muda be-
"Bathiku akeh lho, Nah," kandhane mBoktnas
lia mau dan rela menikah dengan Raden Mas
Puspa semu umuk. "Mung ya kuwi...," ujare
Sastrakusuma yang sudah fua, sebaya dengan
p ar n su gih kandhe g s aunt ar a. " nD ar a P usp a ke ceh
ayah kandungny4 nDara Mas Puspawicitra.
dhuwitku, banjur royal. Daktukokake gamelan
Pola perkawinan antarkerabat tersebut tidak
seperangkat, slendro-pelog, lha kok malah saben
melihat atau tidak mempertimbangkan umur bengi nyeluki niyagakon klenengan anapendha-
pasangan. Raden Mas Sastrakusuma adalah pa. Luwih-luzoih bareng kekancan karo nDara
salah satu kerabat nDara Mas Puspawicitra. Somatanayn, royale ndadi: botohan, karo nyered.
Walaupun di kalangan bangsawan perkawinan Dhuzoit,bqthenku diubal-ubal nggo tuku candu
semacam itu wajar terjadi, di kalangan masya- karo tike. Kebeneran dhuwitku saya akeh sawise
rakat umum kurang dapat diterima, sehingga akubukak gadhen."
sering muncul dugaan-dugaan negati{.
mBokmas Puspa unjal nrpas, mbacutake: "Meh
Kabar dirabine Asih karo nDqra Sastrakusuma saben bengi aku ki ora bisa turu, dakkandhani!
wis sumebar ana kalangan wayang Darma I,Ita- Ramene omah ora jamak-klenengan, botohan,
ma. Racakepadha gumun dene Asih gelem dirabi endem-endunan. Yen klenengan wis bubar, sin-
dening wong tuuta. Yen ana sing muni miring, dhene dicandhet, nggo bancakan, dakkandhani!
Wa Semar n gandhani menawa Asih kuwi p ancur Mataku sEet yen weruh nDara Soma, Beja, anak
seneng srawung karo wong-wong tuua," Lha iya lurah sugih kae, Den Puji, Pak Arja Mengi sing
memper ta, wong wiwit prawan sunthi wis di- ambegane wis mengkis-mengkis kathik isih dhe-
tinggal b ap ake. " (CK, 2002:752) men bedudan. Ya padha pating klekar ana gan-
'Berita dinikahinya Asih oleh nDara Sastra- dhok kiwa karo dhimpil tengen. nDara Puspa
kusuma sudah tersebar di kalangan wayang kuwi ya, Nah, yen njaluk dhuwit aku sakdeg
Darma Utama. Umumnya mereka heran saknyet, dakkandhani! Sing nggo tuku tike, sing

karena Asih mau dinikahi oleh orang tua. nggo kongkonan tuku ciu nyang Bekonang, sing
Ketika ada yang berujar negatif, Wa Semar kudu nganggo nyuguh dhang goreng apaklepon
menjelaskan bahwa Asih memang senang sing padha main domino. Ya dakkuwat-kuwatake
berkawan dengan orang-orang tua,"Lha iya atiku. Nittg bareng nDara Puspa duwe lrngga-
memang seperti itu, karena sejak gadis su- nan bocah nakal saka Slembarun kae, atiku ora
dah ditinggal mati ayahnya;" kuant tenan. Aku terus ngadoh, bali menyang
omah kene maneh. Sakploke aku ana Kratonan,
Kedua gambaran pemikahan tersebut di- omah kene iki dakseurakke. Lha kae delengen,
dasari oleh keinginan para bangsawan untuk sisih tengen lawang ngarep pinggir dalan kuTui
meneruskan keturunan. Walaupun begitu, ke- isih ans tulisane:"disewakken." Embuh cara apfl
dua perkawinan tersebut menunjukkan domi- kuwi. Lha piye ta, Nah, wong mung oblo wae
nasi kekuasaan patriarki dalam kelompok kok ditukokake sembarang kalir. Lonthe Slemba-
masyarakat bangsawan. ran kuwi yn, Nah, yen weruh aku nganggo jarik
daniris apa sekar jagad, terus njaluk supaya iya

6 Widyapanua, Votume 40, Nomor L, Juni20t2


jarik sing padha karo sing dnkenggo
ditukokake Munah menunjukkan kalau posisi perempuan
(CK,2002:46). di kalangan bangsawan tidak mempunyai ni-
lai tawar. Pola perkawinan dan hedonisme di
kalangan bangsawan menjadi satu pertanda
"'Keuntunganku banyak tho, Nah," kata
bahwa kehidupan bangsawan sangat didomi-
mBokmas Puspa agak sombong. "Tetapi
nasi oleh sistem patriarki dengan memarji-
ya itLr....," kata para orang kaya itu terhenti
nalkan kedudukan p"r"-prrn. Kehidupan
sebentar."nDara Puspa mengobral uangku.
"kaum marjinal" dalam lingkup budaya patri-
Kubelikan seperangkat gamelan, slendro-
pelog, lha kok rnalah setiap malam memang-
arki memerlukan ketahanan unfuk tetap setia
gil penabuh disuruh memainkan gamelan pada jalannya. Tokoh Munah digambarkan
di pendapa. Lebih-lebih lagi setelah berte- selalu setia mengabdi kepada tuannya (nDara
man dengan nDara Somatanaya, borosnya Puspawicitra) yang mempunyai sifat royal atau
menjadijadi: berjudi sambil n).andu. Uang suka berfoya-foya, suka bermain perempuar!
keuntunganku diobral untuk beli candu de- tidak menghargai istrinya, serta bertindak se-
ngan wadahnya. Kebetulan uangku semakin enaknya sendiri dengan "memeras" kekaya-
banyak setelah aku buka pegadaian." an istrinya untuk kesenaagan diri dan ternan-
temannya. Sebagai pembanfu, dalam meng-
mBokmas Puspa menarik napas, mel-rerus-
hadapi situasi sehari-hari semacam ifu, Munah
kan: "Ketahuilah, hampir setiap malam aku
tetap saja bertindak dan be buat sebagaimana
tidak bisa tidur! Ramai sekali di rumah, su-
layaknya pembantu yang selalu berperan un-
ara gamelary judi, mabuk-mabukan. Kalau
gamelan sudah selesai, penyanyinya disuruh
tuk melayani tuannya.
tinggal, lalu digilir! Mataku sampai pedas Selain nDara Mas Puspawicitra, gaya hi-
melihat nDara Soma, Beja, anak lurah kaya dup hedonis juga tercermin dari perilaku tiga
itu, Den Puji, Pak Arja Mengi yang nafasnya saudara kandung nDara Mas Puspawicitra.
sudah kembang kempis masih suka mero- Mereka bertiga, nDara Yas4 nDara Wignya
kok candu. Ya sama-sama tiduran di gandhok dan nDara Hadi, tidak rela kehilangan kekaya-
kiri dan dhimpil kanan. Ketahuilah, nDara an kerabat mereka. Hal itu dibuktikan dengan
Puspa itu, Nah, kalau minta uang padaku sikap benci dan tindakan meremehkan, bah-
seketika! Untuk beli alat candu, untuk yang kan menghina, terhadap Munah dan Muna-
membelikan minuman keras di Bekonang, sih setelah kematian nDara Mas Puspawicitra.
untuk membeli pisang goreng atau kle- Tindakan yang pertama adalah ketika mereka
pon bagi para pemain domino. Ya, kukuat- mengusir Munah dan Munasih dari rumah
kuatkan hatiku. Tetapi setelah nDara Puspa kratonarL bekas tempat tinggal nDara Mas
punya langganan pelacur dari Slembaran, Puspawicitra. Walaupun secara hukum, rumah
hatiku tidak tahan lagi. Aku pergi, pulang tersebut telah menjadi hak waris Munah dan
ke rumah ini lagi. Setelah aku di kratonary Munasih, ketiga adik nDara Mas Puspawici-
rumah ini kusewakan. Lha, itu lihatlah, sebe- tra tidak menyetujuinya. Mereka bersikukuh
lah kanan pintu depan di pinggir jalan ma- mengusir Munah dan Munasih dari rumah
sih ada tulisan "disewakan'. Entah caranya, waris tersebut. Mereka tidak mau mengakui
aku tidak tahu lagi, Nall Cuma rnain dadu bahwa nDara Mas Puspalvicitra mempunyai
aja kok dibelikan berbagai macam barang. Ya
seorang istri dari golongan wong cilik, yailu
pelacur Slembaran itu, Nah, kalau lihat aku
Munah. Bahkan nDara Wignya mengirsir Mu-
mengenakan jarik daniris atau sekar jagad, se-
nah sambil mengungkit-ungkit asal usul Mu-
gera minta dibelikan jarik yang sama seperti
nah sebagai wong cilik dan menuduhnya ingin
yang kukenakan.'
berbuat jahat demi memiliki rumah warisan
Gambaran kehidupan hedonis Raden Mas nDara Mas Puspawicitra.
Puspawicitra menyiratkan satu pemahaman Aja ngeyel! Kotne kuwi wong desa kluthuk, ora
mengenai dominasi sistem patriarki di kalang- mangan sekolahan, nanging jebule duzue trekah
an bangsawan yang seakan tiada batas. U.g- ala. Mula kowe saiki kudu enggal lunga saka
kapan hati mBokmas Puspawicitra kepada kene! Dakwenehi idi telung dina. kowe kena ana

Woni Ngalah Luhur Wekasone, Pesan Moral Jawa dalam Novel Berbahasa Jawa Condhikalo Kopuronto ...
dalem kene telung dina engkas. Sawise kuwi, Kedua perlakuan yang menimpa Munah
kowekudulunga! dan Munasih di rumah warisan ayahnya dan di
Dipenthelengi wong telu sing ngubal-ubal tetem- makam ayahnya tersebut menjadi safu rangkai-
bungan kasar, Munnh ndheredheg. (CK, 2002: an alur kehidupan yang harus mereka jalani se-
66) bagai wong cilik yang hidup mengabdi kepada
'Jangan membantah! Kamu itu orang desa
bangsawan. Sikap yang muncul dari Munah
kluthuk, tidak mengenal sekolahan, tetapi dan Munasih adalah menerima perlakuan ter-
ternyata punya niat jahat. Maka kamu seka- sebut dengan pasrah dan mengalafu karena
rang harus segera pergi dari sini! Kuberi izin mereka mempunyai keyakinan bahwa Tirhan
tiga hari. Kamu boleh tinggal di mnlah ini akan memberikan ganjaran dalam bentuk lain.
tiga hari lagi, Setelah itu, kamu harus pergil Di sisi lain, rangkaian alur kehidupan Mu-
nah dan Munasih ketika diusir dari kratonan
Dipelototi tiga orang yang mengobral kata_
dan ketika dihina sdbagai seorang pelacur oleh
kata kasar, Munah gemetar.'
ketiga saudara nDtara Mas puspawicitra me-
Perlakuan tidak adil dan merendahkan ser- nunjukkan bahwa posisi Munah dan Munasih
ta menghina juga diterima Munah dan Muna- tidak "dianggap" sebagai bagian dari keluar-
sih ketika rnereka sedang berziarah ke makam ga yang mempunyai martabat dan sederajat
nDara Mas Puspawicitra yang tidak lain adalah bangsawan oleh golongan bangsawan yang
suami Munah dan ayah kandung Munasih. Ke- masih memegang teguh sikap hidup hedonis.
tika bertemu dengan ketiga saudara nDara Mas Mereka bertiga masih memelihara dan meng-
Puspawicitra, Munasih dihina dan dianggap agungkan kepuasan diri atas kekayaan yang
sebagai ronggeng yang telah lancang ,rrirk dimilikiny4 selain juga menunjukkan sikap
lingkungan pemakaman tempat nDira Mas kuasa terHadap wong cilik, yang notabeng
Puspawicitra dimakamkan. penghinaan ter- mempunyai derajat yang jauh di bawah status
sebut dilontarkan nDara Wignya ketika mem- sosial mereka.
beri pesan kepada mBok ]uru Kunci makam
bangsawan keluarga mereka. 2.2 Bangsawan dan Wong Cilik dalamOposisi
Fungsi
"mBok, kene iki pasareyane leluhurku para pri-
Perwatakan tokoh-tokoh Munah, Mu-
yayi gedhe. Mula p asarey an kene kudu resik. Ora
kma dianggo jag-jagan wong-wong sembarang-
nasih, Kusumaningsih sebagai tokoh utama
an. Aja nganti ana wong pelanyahan sing mlebu
digambarkan secara datar dan tercermin dari
mrefle........Nek anq ledhek mlebu mrene, tegese
tindakan, sikap, serta pemikiran mereka.:To-
mesthi arep royal karo wong lanang.,' koh Munah adalah seorang yang berasal dari
desa. Nama Munah dihadirkan oleh pengarang
Mak-dheg qtine Asih kaya didhodhog. Sing di- untuk lebih memperkuat asal-usul tokoh yang
karepake ledhek kuwi mesthi dheweke. Munah iya
berasal dari kelas sosial rendafu yaitu orang
banjur ndhingkluk ngampet tangts. (CK, 2002: desa. Walaupun begitu, Munah digambarkan
e6)
sebagai seorang yang rajkt jujur, dan pantang
"'mBok, ini adalah makam leluhurku para menyerah ketika menghadapi konflik. Salah
bangsawan besar. Maka makan ini harus satu pegangan hidupnya adalah pesan dari
bersih. Tidak boleh diinjak-injak oleh semba- orang tua bahwa hidup harus pasraft, kepada
rang orang. Jangan sampai ada pelacur yang Tuhan dengan cara berdoa. Pesan tersebut se-
masuk sini..,.,...Kalau ada ronggeng masuk lalu dapat menghibur hatinya ketika dia bi-
sini, berarti berniat melacurkan diri dengan ngung/ lelafi dan sakit hati.
laki-laki."'
"Aku ora bisa aweh apa-frpa karo kowe, nDuk.
Tersentak hatinya Asih seperti dihantam. Bisaku mung awehpittrtur karo dedonga. pitutur
Yang dimaksud ronggeng itu pasti dirinya. kuwi gawenen cekelan, dene donga kuwi mesthi
Munah juga ikut menunduk menahan tangis. ana dayane jalaran tumuju marang Gusti Allah.',
(CK,2001:30)

Wdyapanva, Volume 40, Nomor !, Juni 2oL2


"'Aku tidak bisa memberimu apa-apa, pawicitra dan Raden Mas Sastrakusuma) ter-
Nduk. Aku Cuma bisa memberi petuah dan sebut hadir dalam rangka fungsi, Pemaknaan
doa. Petuah tersebut jadikanlah pegangary fungsi tersebut digambarkan melalui penilaian
sedangkan doa pasti ada kekuatannya kare- dan legitimasi bagi Munah dan Munasih yang
na hanya tertuju kepada Allah."' tetap setia dengan jalan hidup mereka sampai
akhir hayat. Penghargaan atas kesetiaan mere-
Pemikiran dan kepercayaan Munah bahwa
ka mewujud dalambentu.k perkawinan (antara
hidup diatur oleh Tuhan telah menumbuhkan
wong cilik dan bangsawan). Makna atau per-
sikap pasrah akan perjuangan hidupnya, Sikap
lambangan perkawinan antara bangsawan dan
pasrah itu yang melandasi sikap mengalah ke-
wong cilik adalah mengangkat derajat wong cilik
tika Munah menghadapi ancaman. Sikap pas-
menjadi sederajat dengan bangsawan.
rah itu mengejawantah dalam perasaan sabar,
ketekunan, berani mengalah, tidak dendam, 2.2.! Wani Ngalah Luhur Weknsane
serta tetap yakin bahwa hidup itu harus tetap
diperjuangkan tanpa memendam rasa iri dan Di daiam jagat ]hwa diyakini bahwa karma
dengki. Sikap itu pulalah yang diajarkan Mu- masih tetap berlaku dalam lingkaran kosmik.
nah kepada Munasih ketika mereka diusir dan Sikap mengalah terkadang dianggap kalah
dihina oleh saudara-saudara nDara Puspawici- oleh musuh. Bahkan, sikap orang ]awa seper-
tra. ti itu dianggap oleh orang-orang Belanda se-
bagai sifat fatalis. Sikap mengalah memang
"E,e,e,e aja ngono, Sih. Aku kelingan kandane dilakukan oleh orang-orang dalam budaya
embahmu lanang biyen, yakuwi yen ana wong yang menganut sistem budaya spiritual. Na-
sing tumindak ala, awake dhewe aja banjur niru mury di dalam logika kosmik Jawa, sikap wani
tumin d ak al a, " p itu tur e b iy un g e (CK, 2002: 7 2).
ngalah menjhdi pegangan yang diyakini bahwa
"'E,e,e,e jangan begiiu, Sih.Aku ingat kata kelak Tuhan akan meninggikan derajat orang
kakekmu dulu, yaitu jika ada orang yang yang mengalah (wani ngalah luhur wekasane),
bertindak jahaf kita jangan lantas meniru karena dengan mengalah muncul sifat sabar,
bertindak jahat," kata ibunya.' pengendalian diri, tenang, tidak dendam ter-
hadap sesam4 serta pasrah akan kehendak
Pengorbanan Munah dengan sikap me-
Tuhan. Orang Jawa percaya bahwa faham ter-
ngalah dan pasrah terhadap Tuhan berbuah
sebut menjadi jalan kebenaran yang perlu di-
manis pada kehidupan Munasih. Suri tauladan
alami sebagai laku spiritaal.
dan petuah dari Munah telah membuat sikap,
Laku spirlhtal wong cilik diwakili oleh
perilaku, dan pemikiran Munasih menjadi tokoh Munah dan Munasih, dan derajat pen-
lembut, suka menghormati orang lain, dan ti-
capaian tertinggi dilarnbangkan dengan lahir-
dak sombong. Buah kebaikan tersebut muncul
nya Kusumaningsih yang secara fisik-sosial
ketika Munasih dinikahi oleh seorang bangsa-
telah sempurna menjadi seorang bangsawan.
wan, Raden Mas Sastrakusuma dengan fujuan
Tokoh-tokoh penentu yang menggiring tahap-
hendak mengangkat derajat Munasih untuk
tahap pencapaian status sosial tersebut adalah
menjadi seorang istri bangsawan.
Raden Mas Puspawicitra dan Raden Mas Sas-
"Elek-elek aku iki wong lanang, nDhuk. Aku trakusuma. Dengan demikian, dapat dikatakan
unoh yen nyelir wong wadon. Kuwi pndha karo bahwa laku spiritual Munah dan Munasih telah
mlorotake drajafunu, ora malah njunjung draja- dihargai secara rasional dengan pencapaian
tmu" (CK 2002:151). derajat status sosial yang berakhir sempurna
'|elek-jelek aku ini laki-laki, nDhuk. Aku ti- dengan kelahiran Kusumaningsih sebagai se-
dak mau menikahi siri perempuan. Itu sama orang bangsawan "murni".
saja dengan merendahkan derajatmu, tidak Tipifikasi atau perlambangan melalui
malahan menjunjung derajatmu".' penamaan muncul dalam urutan nama tokoh.
Pertama adalah nama Munah yang identik de-
Sikap-sikap yang akhirnya ditunjukkan ln1alnwong cilik,kemudian Munasilu anak Mu-
oleh tokoh-tokoh bangsawan (Raden Mas Pus- nah. Munasih naik status sosiaLrya karena Mu-

Wani Ngalah Luhur Wekasone, Pesan Moral Jawa dalam Novel Berbahasa Jawa Candhikolo Kopuranta ...
nah dinikahi seorang bangsawan. Nama Mu- Kusumaningsih yang melambangkan suatu
nasih adalah nama desa yang sudah bercam- pencapaian tertinggi derajat kehidupan dari
pur dengan nama orang-orang "kota", dalam wong cilik menuju ke derajat bangsawan. Ide-
konteks itu adalah nama bangsawan. Hal itu ologi pengarang mengerucut pada pemahaman
ditandai dengan tambahan kata sih pada akhir bahwa keluhuran derajat seseorang tercermin
namanya. Terakhir adalah Kusumaningsill dalam tindakannya ketika dia berani dan mam-
anak Munasih. Kusumaningsih melambang- pu mengolah rasa mengalah demi kepentingan
kan sebuah kesempurnaan dan derajat sosial orang lain yang diperjuangkannya walaupun
tertinggi seorang anak karena dia berayah dia akhirnya tidak menikmatinya. Namun, di
dan beribu bangsawan. Nama Kusumaningsih sisi lain keluhuran budi pekerti pejuang ter-
dapat dimaknai sebagai bunga (kusuma) yang, sebut akan mendapatkan keluhuran kelak.
harum semerbak buah kasih sayang (asih). Secara filosofis, Wani Ngalah Luhur Weknsane
Perlambangan yang muncul dari pem- menyiratkan suatu kemanunggalan antara ma-
bahasan latar sosial budaya dan penokohan nusia (yang hidup dalam jagat alitlmikro) dan
dalam CI( menunjukkan satu pemahaman Tuhan (penguasa iagat agenglmakro) dalam
akan ideologi pengarang (oerstehen). Golong- mediasi doa, keyakinan, dan kepasrahan hi-
an bangsawan dihadirkan mewakili kelas pe- drp.
nguasa (rulling class) untuk menunjukkan suatu
derajat tertinggi dalam status sosial masya- 3. Simpulan
rakat ]awa yang (diinginkan) dapat diraih oleh
Simpulan kajian sosiologi sastra terhadap
golongan wong cilik. Perjuangan wong cilik ter-
Candhikala Kapuranta dibagi menjadi dua. Per-
sebut mengejawantah dalam "laku spiritual"
tama adalah bahwa dinamika sosial budaya
yang diyakini oleh orang Jawa sebagai sebuah
masyarakht Surakarta pada masa pemerintah-
filosofi moral yang luhut yaitu Wani Ngalah an Pakubuwono VI sampai dengan Pakubu-
Luhur Wekasane. Filosofi itu mengimplikasikan
wono X, khususnya masyarakat bangsawarl
suatu perjuangan dengan tujuan yang sudah sangat didominasi oleh sistem patriarki. Sistem
ditentukan dan diyakini oleh pelaku dengan tersebut mewujud dalam pola hedonis-kekua-
mengabaikan konflik-konflik potensial yang
saan dan pola perkawinan patriarki mereka.
dialaminya dalam perjaianan hidup yang se-
Sistem patriarki itu memarjinalkan peran dan
cara logika akan menghambat pencapaian tuju-
kedudukan perempuan sebagai wong cilik. Ke-
an hidupnya. Sifat mengalah menjadi kunci dua adalah diperolehnya makna dari perlam-
dalam penenangan diri untuk mencapai tuju-
bangan-perlambangan yang dipaparkan oleh
an, walaupun kadang capaian tersebut tidak pengarang melalui penghadiran latar rea-
dinikmati oleh si pelaku. Di dalam CK, per- lis cerita dan penamaan tokoh-tokoh utama.
juangan Munah dan Munasih dengan filosofi
Golongan bangsawan dioposisikan dengan
Wani Ngalah Luhur Wekasane berbuah "kesem-
wong cilik untuk menggambarkan perjalan-
purnaan" dengan lahirnya tokoh Kusuma- an perjuangan manusia unfuk mencapai satu
ningsih yang berayah dan beribu bangsawan. derajat tertinggi dalam kehidupannya (status
Kelahiran Kusumaningsih menandai suafu sosial) melalui suatu laku spirit:ual. Grafik per-
titik tertinggi pencapaian derajat perjuangan kembangan perjuangan wong cilik ditandai de-
dengan diperolehnya status sosial kebangsa- ngan penamaan tokoh-tokoh utama,; (Munah-
wanan "murni". Di sisi lain, kesempurnaan >Munasih->Kusumaningsih) yang menunjuk-
perjuangan Munah dan Munasih jugi ditan-
kan naiknya status sosial mereka sampai mem-
dai dengan kematian mereka. Makna kematian
peroleh gelar bangsawan. Perjuangan tersebut
mereka adalah pengorbanan tanpa mengharap
harus dicapai melalui satu laku spiritual de-
imbalan (ikhlas) bagi seseorang yang diper- ngan mengalah terhadap seteruny4 tidak men-
juangkannya. Walaupun Munah dan Munasih
dendam terhadap perlakuan yang diterimanya,
tidak sempat menikmati kehidupan bersama dan pasrah kepada Ttrhan akan keyakinan tuju-
Kusumaningsitr, mereka telah berjuang me- an hidupnya. Perlambangan perjuangan ter-
letakkan landasan yang kokoh bagi kelahiran
sebut dirumuskan dalam filosofi moral-luhur
10 WidyapafUra, volume 40, Nomor !, Juni 20L2
lawa wani ngalah luhur wekasane ataujika kita Magnis-Suseno, Frans. 1991,. Etika Jawa: Sebuah
berani mengalah maka derajat kita kelak akan Analisa Falsafi tentang Kebijakan Hidup lawa.
ditinggikan. ]akarta: PT. Gramedia.
Nilai moral-luhur wani ngalah luhur Sangidu, 2007. Penelitian Sastra: Pendekatan, Teo-
wekasane merupakan nilai kearifan yang perlu ri, Metode, Teknik, dan Kiat. Yogyakarta: Unit
diterapkan dan diajarkan kepada anak-anak Penerbitan Sastra Asia Barat, Fakultas Ilmu
bangsa yang sedang "kehilangan jati diri,,. Ke- Budaya Universitas Gadjah Mada.
beranian untuk mau mengalah bukanlah hal Satiyoko, Yohanes Adhi 2009. agat Magis dalam
J
bodoh dan rendalu melainkan suatu strategi Noael Berbahasa Jawa Candhikala Kapuranta.
untuk meraih cita-cita dan berjuang dengan Penelitian Mandiri. Yogyakarta: Departe-
hati yang bebas dari iri dan dengki, sehingga men Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa
terhindar dari politik praktis dengan tujuan Balai Bahasa.
jangka pendek. Pembangunan karakter bangsa Soeratman, Darsiti
dibangun tidak harus menunggu contoh dari $. UaO. Kehidupan Dunia
Kraton Surakarta L830-1939. Disertasi, Uni-
orang lain, tetapi dapat dimulai dari pemben- versitas Gadjah Mada Yogyakarta.
tukan jati diri yang harus diasah dengan nilai- Sriwibawa, Sugiarta. 2002. C andhikala Ktpur an-
nilai moral yang luhur, seperti wani ngalah luhur t a. J akarta: Pustaka
]aya.
wekasane- Suwondo, Tirto dkk. 2004. Antologi Biografi Pe-
ngarang Sastra Jawa Modern. Yogyakarta:
Daftar Pustaka Gama Media.
BergeX, Peter L. dan Thomas Luckmann, 1990. Wolff, Janet, 1975. Hermeneutic Philosoplry and
Tafsir Sosial atas Kenyataan. Risalah tentang the Sociolggy of art. An approach to some of the
Sosiologi P engetahuan.J akarta: LP3ES. epistem.ological problems of sociology of know-
Iser, Wolfgang, 1987. The Act of Reading. A The- ledge and the sociology of art and literature.
ory of Aesthetic Response. Baltimore and Lon- London and Boston: Roultedge & Kegan
don: The John Hopkins University press. Paul.
WotfT |anet. 1981. Sosial Production of Art. TJni-
ted States: St. Martin's Press,Inc.

Wani Ngoloh Luhur Wekosone, Pesan Moral Jawa dalam Novel Berbahasa Jawa Condhikola Kopuranta ... tl
t2 WdyapafWa, Votume 40, Nomor L, Juni2Ot2

Anda mungkin juga menyukai