Inti Sari
Novel berbahasa Jawa Candhikala Kapuranta adalah sebuah novel berlatar belakang sejaratr,
yaitu pada masa pemerintahan Pakubuwono VI sampai dengan Pakubuwono X di Surakarta.
Latar cerita diangkat menjadi dasar perumusan masalah, yaitu pengungkapan lingkungan
sosial budaya (lebenswelf) masyarakat Jawa serta fenomena sosial yang muncul melalui
penggambaran tokoh-tokoh cerita dalam aktivitas kehidupan rnereka sehari-hari. Pembahasan
rnenggunakan pendekatan dan teori sosiologi aerstehen Janet Wolff dengan menguraikan
fenomena kemasyarakatan yang terjadi pada masyarakat golongan bangsawan di Surakarta masa
pemerintahan Pakubuwono VI sampai dengan Pakubuwono X serta menemukan perlambangan-
perlambangan yang muncul dari interaksi sehari-hari antartokoh dalam Candhikala Kapuranta.
Perlambangan-perlambangan yang diperoleh tersebut ditafsirkan untuk memahami ideologi
pengarang. Latar cerita CandhikalaKapurantamenguraikan gambaran realis masyarakat golongan
bangsawan dan interaksinya dengan orang kecil (wong cilik) yang dihadirkan sebagai oposisi kelas
dalam latar sosial budaya. Oposisi tersebut adalah sebuah analogi dari laku spiritual manusia
(wong cilik) untuk mencapat derajat kesempurnaan yang digambarkan dengan pencapaian
derajat kebangsawanan. Laku spiritual tersebut menunjukkan satu pesan moral waningalahluhur
wekasane dalam konteks logika orang Jawa, yaitu untuk mencapai sebuah cita-cita diperlukan
perjuangan dengan sikap rendah hati, mengalah tidak untuk kalah, dan tidak meremehkan dan
mengorbankan orang lain.
f aaanese language nooel Candhikala Kapur ::":-:;:riotr zuittt historicat background in the reign of
Pskubwoana VI to Pakubuwana X in Surnkarta. Story background of the noael was taken as problem
formulation to reaeal social cultural world (lebenswelt) of laaanese society and social phenomena through
characters portrayal in which they interact daily. Discussiotr of the noael zuas conducted using sociological
approach and zterstehen sociological theory of Janet Wolff in finding socinl phenomena of noble society in
Surokarta in the reign of Pakubuwana VI to Pnkttbuwqns X and in interpreting typification as reflected
in daily interactian amotxg characters. Furthennore, the typifications were identified and interpreted to
comprehend ideology of the author. Illustration of noble society and its interaction with lower class people
(wong cilik) was portrayed as oppositional classes in social cultural background. The opposition was an
1 Naskah masuk tanggal 23 |aruari 2012, Editor: Slamet Riyadi. Edit I: 15-20 Maret 2012, Edit tr; 11-12 Juni 2012
analogy ofspiritual exercise ofpeople (wong cilik) to reachperfection degree as symbolizedinnoble
degree
achieaement. The spiritual exercise shorus moral aalue wani ngalah luhur weka
sane in the conteit of
laannese people way of thinking that in reaching desirability thty ,, required to be low profile, to ie
defeatist but not to be defeated, and neaer underestimate or sairifici others.
Keywotils: wani ngalah luhur wekas ane, noblunen, wong cilik, spiritual exercise.
Woni Ngaloh Luhur Wekosone, Pesan Moral Jawa dalam Novel Berbahasa )awa Candhikala Kapuranta ...
ting dan fungsional dalam Latar (settin_r) dan Alur cerita CI( berkisah tentang perjalan-
dalam penokohan untuk menemukan id'eologi an hidup tokoh perempuan bernama Munalr,
penghadiran tokoh-tokoh tersebut dalam cer]_ perempuan dari keluarga miskin di desa klu_
ta. Tahap terakhir inilah yang disebut clengan thuk. Munah harus mencari nafkah uniuk
oerstehen, yaifu uraian atau penjelasan dalam membantu orang tua dan menghidupi adik_
analisis untuk memahami ideologi pengarang adiknya. Dia bekerja sebagai pembantr_r pada
di dalam menghadirkan tokoh, uirrr, aun tutu, mBokmas Puspawicitra, seorErrlg bangsawan
_dalam CI( Tahapan metodologis tersebut di_ juragan tempe dari kampung Reksaniten. Mu_
lakukan untuk mengungkap dan memberi- nah bekerja giat dan jujur, hingga sampai suatu
kan pemahaman serta pengetahuan baru me- saat ditipu oleh seorang calo tenaga kerja dan
fgenai kenyataan sosial yang berlatar belakang dibuang ke Deli sebagai kuli kontrak. berkat
kondisi sosial budaya (leb ensw elt) masyaraka-t usahanya, Munah dapat kembaii ke Surakarta
Jawa beserta pola pikir dan logika-logika pe_ dan kembali bekerja pada mBokmas puspa-
mahaman masyarakatnya mengenai manung_ wicitra. Suami mBokmas puspawicitra, nDara
galing jagat mikro dan makro dalam filosofi Mas Puspawicitra, adalah seorang bangswan
masyarakat ]awa. Metode yang digunakan di dari Baluwarti yang selalu hidup beifoya-
dalam kajian sosiologi ini menggablngkan an- foya meskipun dia seorang p"ngunggrrr*.
tara realita sosial dan karya sastra. Metode ini Setiap hari ia selalu berpesta minuman keras,
disebut sebagai metode dialektik (hubungan main perempuaru dan berjudi bersama teman_
timbal balik) antara karya sastra dan realitas temannya di kratonan. Ndara Mas puspawici_
sosial (Sangidq 2007:28). Hubungan dialektik tra menikahi Munah karena istrinya tidak mam-
inilah yang membantu pemahaman tentang pu memberikan anak. Tidak lama kemudian,
idealisme Sugiarta Sriwibawa sebagai penga- mBokmas, Puspawicitra meninggal. Munah
rang. tidak dinikahi secara resmi karena dia hanya-
lah pembanfu. Namun, Munah sangat bangga
2. Pembahasan mengandung anak seorang bangwasan. Akhir-
Candhikala Kapuranta adalah sebuah novel nya, Munah melahirkan anak perempuan ber-
realis berlatar sejarah. Realisme dalam novel nama Munasih yang cantik dan pandai menari.
muncul melalui pemaparan latar sosial budaya Setelah sewindu, nDara puspawicitra me-
dengan penyebutan nama-nama orang, tempat, ninggal dunia. Harta bendanya diwariskan
rituaf nama diri benda-benda yang benar_ kepada Munah dan Munasih. Namun, ketiga
benar ada di Surakarta. saudara nDara Puspawicitra tidak mengakui
Munah dan Munasih sebagai istri dan anak
2.ll-atar Sosial Budaya nDara Mas Puspawicitra. Mereka ingin mere-
Keanekaragaman sosial budaya yang di- but rumah beserta isinya peninggalin nDara
rangkum dalam karya fiksi, baik dalam latar Mas Puspawicitra, sehingga mereka kemudian
fiksi maupun sejarah (realis) merupakaa per- mengusir Munah dan Munasih dari rumah
paduan antara realita dan fiksi. Kenyataan (re-
l?ufu Puspawicitra. Walaupun diusir, diper-
alita) bagaimanapun bentuknya dan tidak me- lakukan dengan tidak adil, serta dihina Mu-
mandang siapa tokoh yang dipaparkan dalam nah dan Munasih menerima dengan rela hati.
karya, sastra yang dilatarbeiakanginya me- Setelah diusir, Munah dan Munasih tinggal di
nunjukkan suatu tanda atau makna yang lebih rumah Den Bei Padmawibaks4 pimpinan ke-
luas dari kenyataan itu sendiri. ni dilam karya lompok wayang orang Darma Utama. Berkat
fiks1 penggunaan kenyataan yang disimuia- kepiawaiannya menari, Munasih selalu men-
rftT tidak hanya mengarah padi keinginan jadi pemeran tokoh Janaka.
untuk menjiplak (ropy) kenyataan yung tiduk _ Selamamenjadipenari,Munasihmendapat
asing bagi kit4 tetapi fungsinya adalah me- banyak perhatian dari para penonton. Saiatr
mampukan kita untuk melihat kenyataan yang safunya adalah nDara Sastrakusuma, kerabat
tidak asing bagi kita dengan satu pandangan nDara Puspawicitr4 ayah kandung Munasih.
baru (Iser, 1987:181). Walaupun nDara Sastrakusuma sebaya dengan
Wani Ngatoh Luhur Wekosone, Pesan Moral Jawa dalam Novel Berbahasa Jawa Condhikala Kapuronta ...
ketika ada bangsawan nyelir orang kecil, ti- 2.1.2 G ay aHidup B angsawan
dak perlu pernikahan. Tidak ada orang yang
peduli. Orang kecil merasa naik derajatnya Selain pola perkawinan yang berlaku di
ketika disetubuhi oleh para bangsawan wa- kalangan bangsawan, pola hidup hedonis juga
laupun tidak dinikahi, karena kelak anaknya menjadi salah satu ciri kehidupan mereka.
mempunyai gelat 'raden mas', paling tidak Kehidupan nDara Mas Puspawicitra sehari-
'raden', jika perempuan'raden ajen{, paling hari dilaluinya dengan menghibur diri seper-
tidak'radur rara' .' ti mendengarkan gamelan, berpesta minum-
an keras, minum candu, berjudi, dan bermain
Selanjutny4 pola perkawinan antarbang- perempuan bersama teman-temannya. nDara
sawan digambarkan pada perkawinan antara Mas Puspawicitra tidak bekerja, tetapi selalu
Munasih dan Raden Mas Sastrakusuma. Muna- menghamburkan harta benda hasil jerih payah
sih sebenamya bergelar Raden Ajeng, tetapi dia istrinya, mBokmas. Puspawicitra, sebagai jura-
tidak pemah menggunakannya sebagai nama gan tempe. \
sebutan harian. Munasih yang masih muda be-
"Bathiku akeh lho, Nah," kandhane mBoktnas
lia mau dan rela menikah dengan Raden Mas
Puspa semu umuk. "Mung ya kuwi...," ujare
Sastrakusuma yang sudah fua, sebaya dengan
p ar n su gih kandhe g s aunt ar a. " nD ar a P usp a ke ceh
ayah kandungny4 nDara Mas Puspawicitra.
dhuwitku, banjur royal. Daktukokake gamelan
Pola perkawinan antarkerabat tersebut tidak
seperangkat, slendro-pelog, lha kok malah saben
melihat atau tidak mempertimbangkan umur bengi nyeluki niyagakon klenengan anapendha-
pasangan. Raden Mas Sastrakusuma adalah pa. Luwih-luzoih bareng kekancan karo nDara
salah satu kerabat nDara Mas Puspawicitra. Somatanayn, royale ndadi: botohan, karo nyered.
Walaupun di kalangan bangsawan perkawinan Dhuzoit,bqthenku diubal-ubal nggo tuku candu
semacam itu wajar terjadi, di kalangan masya- karo tike. Kebeneran dhuwitku saya akeh sawise
rakat umum kurang dapat diterima, sehingga akubukak gadhen."
sering muncul dugaan-dugaan negati{.
mBokmas Puspa unjal nrpas, mbacutake: "Meh
Kabar dirabine Asih karo nDqra Sastrakusuma saben bengi aku ki ora bisa turu, dakkandhani!
wis sumebar ana kalangan wayang Darma I,Ita- Ramene omah ora jamak-klenengan, botohan,
ma. Racakepadha gumun dene Asih gelem dirabi endem-endunan. Yen klenengan wis bubar, sin-
dening wong tuuta. Yen ana sing muni miring, dhene dicandhet, nggo bancakan, dakkandhani!
Wa Semar n gandhani menawa Asih kuwi p ancur Mataku sEet yen weruh nDara Soma, Beja, anak
seneng srawung karo wong-wong tuua," Lha iya lurah sugih kae, Den Puji, Pak Arja Mengi sing
memper ta, wong wiwit prawan sunthi wis di- ambegane wis mengkis-mengkis kathik isih dhe-
tinggal b ap ake. " (CK, 2002:752) men bedudan. Ya padha pating klekar ana gan-
'Berita dinikahinya Asih oleh nDara Sastra- dhok kiwa karo dhimpil tengen. nDara Puspa
kusuma sudah tersebar di kalangan wayang kuwi ya, Nah, yen njaluk dhuwit aku sakdeg
Darma Utama. Umumnya mereka heran saknyet, dakkandhani! Sing nggo tuku tike, sing
karena Asih mau dinikahi oleh orang tua. nggo kongkonan tuku ciu nyang Bekonang, sing
Ketika ada yang berujar negatif, Wa Semar kudu nganggo nyuguh dhang goreng apaklepon
menjelaskan bahwa Asih memang senang sing padha main domino. Ya dakkuwat-kuwatake
berkawan dengan orang-orang tua,"Lha iya atiku. Nittg bareng nDara Puspa duwe lrngga-
memang seperti itu, karena sejak gadis su- nan bocah nakal saka Slembarun kae, atiku ora
dah ditinggal mati ayahnya;" kuant tenan. Aku terus ngadoh, bali menyang
omah kene maneh. Sakploke aku ana Kratonan,
Kedua gambaran pemikahan tersebut di- omah kene iki dakseurakke. Lha kae delengen,
dasari oleh keinginan para bangsawan untuk sisih tengen lawang ngarep pinggir dalan kuTui
meneruskan keturunan. Walaupun begitu, ke- isih ans tulisane:"disewakken." Embuh cara apfl
dua perkawinan tersebut menunjukkan domi- kuwi. Lha piye ta, Nah, wong mung oblo wae
nasi kekuasaan patriarki dalam kelompok kok ditukokake sembarang kalir. Lonthe Slemba-
masyarakat bangsawan. ran kuwi yn, Nah, yen weruh aku nganggo jarik
daniris apa sekar jagad, terus njaluk supaya iya
Woni Ngalah Luhur Wekasone, Pesan Moral Jawa dalam Novel Berbahasa Jawa Condhikalo Kopuronto ...
dalem kene telung dina engkas. Sawise kuwi, Kedua perlakuan yang menimpa Munah
kowekudulunga! dan Munasih di rumah warisan ayahnya dan di
Dipenthelengi wong telu sing ngubal-ubal tetem- makam ayahnya tersebut menjadi safu rangkai-
bungan kasar, Munnh ndheredheg. (CK, 2002: an alur kehidupan yang harus mereka jalani se-
66) bagai wong cilik yang hidup mengabdi kepada
'Jangan membantah! Kamu itu orang desa
bangsawan. Sikap yang muncul dari Munah
kluthuk, tidak mengenal sekolahan, tetapi dan Munasih adalah menerima perlakuan ter-
ternyata punya niat jahat. Maka kamu seka- sebut dengan pasrah dan mengalafu karena
rang harus segera pergi dari sini! Kuberi izin mereka mempunyai keyakinan bahwa Tirhan
tiga hari. Kamu boleh tinggal di mnlah ini akan memberikan ganjaran dalam bentuk lain.
tiga hari lagi, Setelah itu, kamu harus pergil Di sisi lain, rangkaian alur kehidupan Mu-
nah dan Munasih ketika diusir dari kratonan
Dipelototi tiga orang yang mengobral kata_
dan ketika dihina sdbagai seorang pelacur oleh
kata kasar, Munah gemetar.'
ketiga saudara nDtara Mas puspawicitra me-
Perlakuan tidak adil dan merendahkan ser- nunjukkan bahwa posisi Munah dan Munasih
ta menghina juga diterima Munah dan Muna- tidak "dianggap" sebagai bagian dari keluar-
sih ketika rnereka sedang berziarah ke makam ga yang mempunyai martabat dan sederajat
nDara Mas Puspawicitra yang tidak lain adalah bangsawan oleh golongan bangsawan yang
suami Munah dan ayah kandung Munasih. Ke- masih memegang teguh sikap hidup hedonis.
tika bertemu dengan ketiga saudara nDara Mas Mereka bertiga masih memelihara dan meng-
Puspawicitra, Munasih dihina dan dianggap agungkan kepuasan diri atas kekayaan yang
sebagai ronggeng yang telah lancang ,rrirk dimilikiny4 selain juga menunjukkan sikap
lingkungan pemakaman tempat nDira Mas kuasa terHadap wong cilik, yang notabeng
Puspawicitra dimakamkan. penghinaan ter- mempunyai derajat yang jauh di bawah status
sebut dilontarkan nDara Wignya ketika mem- sosial mereka.
beri pesan kepada mBok ]uru Kunci makam
bangsawan keluarga mereka. 2.2 Bangsawan dan Wong Cilik dalamOposisi
Fungsi
"mBok, kene iki pasareyane leluhurku para pri-
Perwatakan tokoh-tokoh Munah, Mu-
yayi gedhe. Mula p asarey an kene kudu resik. Ora
kma dianggo jag-jagan wong-wong sembarang-
nasih, Kusumaningsih sebagai tokoh utama
an. Aja nganti ana wong pelanyahan sing mlebu
digambarkan secara datar dan tercermin dari
mrefle........Nek anq ledhek mlebu mrene, tegese
tindakan, sikap, serta pemikiran mereka.:To-
mesthi arep royal karo wong lanang.,' koh Munah adalah seorang yang berasal dari
desa. Nama Munah dihadirkan oleh pengarang
Mak-dheg qtine Asih kaya didhodhog. Sing di- untuk lebih memperkuat asal-usul tokoh yang
karepake ledhek kuwi mesthi dheweke. Munah iya
berasal dari kelas sosial rendafu yaitu orang
banjur ndhingkluk ngampet tangts. (CK, 2002: desa. Walaupun begitu, Munah digambarkan
e6)
sebagai seorang yang rajkt jujur, dan pantang
"'mBok, ini adalah makam leluhurku para menyerah ketika menghadapi konflik. Salah
bangsawan besar. Maka makan ini harus satu pegangan hidupnya adalah pesan dari
bersih. Tidak boleh diinjak-injak oleh semba- orang tua bahwa hidup harus pasraft, kepada
rang orang. Jangan sampai ada pelacur yang Tuhan dengan cara berdoa. Pesan tersebut se-
masuk sini..,.,...Kalau ada ronggeng masuk lalu dapat menghibur hatinya ketika dia bi-
sini, berarti berniat melacurkan diri dengan ngung/ lelafi dan sakit hati.
laki-laki."'
"Aku ora bisa aweh apa-frpa karo kowe, nDuk.
Tersentak hatinya Asih seperti dihantam. Bisaku mung awehpittrtur karo dedonga. pitutur
Yang dimaksud ronggeng itu pasti dirinya. kuwi gawenen cekelan, dene donga kuwi mesthi
Munah juga ikut menunduk menahan tangis. ana dayane jalaran tumuju marang Gusti Allah.',
(CK,2001:30)
Wani Ngalah Luhur Wekasone, Pesan Moral Jawa dalam Novel Berbahasa Jawa Candhikolo Kopuranta ...
nah dinikahi seorang bangsawan. Nama Mu- Kusumaningsih yang melambangkan suatu
nasih adalah nama desa yang sudah bercam- pencapaian tertinggi derajat kehidupan dari
pur dengan nama orang-orang "kota", dalam wong cilik menuju ke derajat bangsawan. Ide-
konteks itu adalah nama bangsawan. Hal itu ologi pengarang mengerucut pada pemahaman
ditandai dengan tambahan kata sih pada akhir bahwa keluhuran derajat seseorang tercermin
namanya. Terakhir adalah Kusumaningsill dalam tindakannya ketika dia berani dan mam-
anak Munasih. Kusumaningsih melambang- pu mengolah rasa mengalah demi kepentingan
kan sebuah kesempurnaan dan derajat sosial orang lain yang diperjuangkannya walaupun
tertinggi seorang anak karena dia berayah dia akhirnya tidak menikmatinya. Namun, di
dan beribu bangsawan. Nama Kusumaningsih sisi lain keluhuran budi pekerti pejuang ter-
dapat dimaknai sebagai bunga (kusuma) yang, sebut akan mendapatkan keluhuran kelak.
harum semerbak buah kasih sayang (asih). Secara filosofis, Wani Ngalah Luhur Weknsane
Perlambangan yang muncul dari pem- menyiratkan suatu kemanunggalan antara ma-
bahasan latar sosial budaya dan penokohan nusia (yang hidup dalam jagat alitlmikro) dan
dalam CI( menunjukkan satu pemahaman Tuhan (penguasa iagat agenglmakro) dalam
akan ideologi pengarang (oerstehen). Golong- mediasi doa, keyakinan, dan kepasrahan hi-
an bangsawan dihadirkan mewakili kelas pe- drp.
nguasa (rulling class) untuk menunjukkan suatu
derajat tertinggi dalam status sosial masya- 3. Simpulan
rakat ]awa yang (diinginkan) dapat diraih oleh
Simpulan kajian sosiologi sastra terhadap
golongan wong cilik. Perjuangan wong cilik ter-
Candhikala Kapuranta dibagi menjadi dua. Per-
sebut mengejawantah dalam "laku spiritual"
tama adalah bahwa dinamika sosial budaya
yang diyakini oleh orang Jawa sebagai sebuah
masyarakht Surakarta pada masa pemerintah-
filosofi moral yang luhut yaitu Wani Ngalah an Pakubuwono VI sampai dengan Pakubu-
Luhur Wekasane. Filosofi itu mengimplikasikan
wono X, khususnya masyarakat bangsawarl
suatu perjuangan dengan tujuan yang sudah sangat didominasi oleh sistem patriarki. Sistem
ditentukan dan diyakini oleh pelaku dengan tersebut mewujud dalam pola hedonis-kekua-
mengabaikan konflik-konflik potensial yang
saan dan pola perkawinan patriarki mereka.
dialaminya dalam perjaianan hidup yang se-
Sistem patriarki itu memarjinalkan peran dan
cara logika akan menghambat pencapaian tuju-
kedudukan perempuan sebagai wong cilik. Ke-
an hidupnya. Sifat mengalah menjadi kunci dua adalah diperolehnya makna dari perlam-
dalam penenangan diri untuk mencapai tuju-
bangan-perlambangan yang dipaparkan oleh
an, walaupun kadang capaian tersebut tidak pengarang melalui penghadiran latar rea-
dinikmati oleh si pelaku. Di dalam CK, per- lis cerita dan penamaan tokoh-tokoh utama.
juangan Munah dan Munasih dengan filosofi
Golongan bangsawan dioposisikan dengan
Wani Ngalah Luhur Wekasane berbuah "kesem-
wong cilik untuk menggambarkan perjalan-
purnaan" dengan lahirnya tokoh Kusuma- an perjuangan manusia unfuk mencapai satu
ningsih yang berayah dan beribu bangsawan. derajat tertinggi dalam kehidupannya (status
Kelahiran Kusumaningsih menandai suafu sosial) melalui suatu laku spirit:ual. Grafik per-
titik tertinggi pencapaian derajat perjuangan kembangan perjuangan wong cilik ditandai de-
dengan diperolehnya status sosial kebangsa- ngan penamaan tokoh-tokoh utama,; (Munah-
wanan "murni". Di sisi lain, kesempurnaan >Munasih->Kusumaningsih) yang menunjuk-
perjuangan Munah dan Munasih jugi ditan-
kan naiknya status sosial mereka sampai mem-
dai dengan kematian mereka. Makna kematian
peroleh gelar bangsawan. Perjuangan tersebut
mereka adalah pengorbanan tanpa mengharap
harus dicapai melalui satu laku spiritual de-
imbalan (ikhlas) bagi seseorang yang diper- ngan mengalah terhadap seteruny4 tidak men-
juangkannya. Walaupun Munah dan Munasih
dendam terhadap perlakuan yang diterimanya,
tidak sempat menikmati kehidupan bersama dan pasrah kepada Ttrhan akan keyakinan tuju-
Kusumaningsitr, mereka telah berjuang me- an hidupnya. Perlambangan perjuangan ter-
letakkan landasan yang kokoh bagi kelahiran
sebut dirumuskan dalam filosofi moral-luhur
10 WidyapafUra, volume 40, Nomor !, Juni 20L2
lawa wani ngalah luhur wekasane ataujika kita Magnis-Suseno, Frans. 1991,. Etika Jawa: Sebuah
berani mengalah maka derajat kita kelak akan Analisa Falsafi tentang Kebijakan Hidup lawa.
ditinggikan. ]akarta: PT. Gramedia.
Nilai moral-luhur wani ngalah luhur Sangidu, 2007. Penelitian Sastra: Pendekatan, Teo-
wekasane merupakan nilai kearifan yang perlu ri, Metode, Teknik, dan Kiat. Yogyakarta: Unit
diterapkan dan diajarkan kepada anak-anak Penerbitan Sastra Asia Barat, Fakultas Ilmu
bangsa yang sedang "kehilangan jati diri,,. Ke- Budaya Universitas Gadjah Mada.
beranian untuk mau mengalah bukanlah hal Satiyoko, Yohanes Adhi 2009. agat Magis dalam
J
bodoh dan rendalu melainkan suatu strategi Noael Berbahasa Jawa Candhikala Kapuranta.
untuk meraih cita-cita dan berjuang dengan Penelitian Mandiri. Yogyakarta: Departe-
hati yang bebas dari iri dan dengki, sehingga men Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa
terhindar dari politik praktis dengan tujuan Balai Bahasa.
jangka pendek. Pembangunan karakter bangsa Soeratman, Darsiti
dibangun tidak harus menunggu contoh dari $. UaO. Kehidupan Dunia
Kraton Surakarta L830-1939. Disertasi, Uni-
orang lain, tetapi dapat dimulai dari pemben- versitas Gadjah Mada Yogyakarta.
tukan jati diri yang harus diasah dengan nilai- Sriwibawa, Sugiarta. 2002. C andhikala Ktpur an-
nilai moral yang luhur, seperti wani ngalah luhur t a. J akarta: Pustaka
]aya.
wekasane- Suwondo, Tirto dkk. 2004. Antologi Biografi Pe-
ngarang Sastra Jawa Modern. Yogyakarta:
Daftar Pustaka Gama Media.
BergeX, Peter L. dan Thomas Luckmann, 1990. Wolff, Janet, 1975. Hermeneutic Philosoplry and
Tafsir Sosial atas Kenyataan. Risalah tentang the Sociolggy of art. An approach to some of the
Sosiologi P engetahuan.J akarta: LP3ES. epistem.ological problems of sociology of know-
Iser, Wolfgang, 1987. The Act of Reading. A The- ledge and the sociology of art and literature.
ory of Aesthetic Response. Baltimore and Lon- London and Boston: Roultedge & Kegan
don: The John Hopkins University press. Paul.
WotfT |anet. 1981. Sosial Production of Art. TJni-
ted States: St. Martin's Press,Inc.
Wani Ngoloh Luhur Wekosone, Pesan Moral Jawa dalam Novel Berbahasa Jawa Condhikola Kopuranta ... tl
t2 WdyapafWa, Votume 40, Nomor L, Juni2Ot2