id
TESIS
Oleh
Kasido
S841108013
PROGRAM PASCASARJANA
SURAKARTA
2013
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Penulisan tesis ini adalah salah satu syarat guna mencapai derajat Magister
kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penulisan tesis ini. Penulis mendoakan semoga semua pihak yang telah membantu
diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Secara khusus, pada kesempatan ini penulis
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.Pd., Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS., Direktur PPs UNS yang telah memberikan izin
3. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd., Ketua Program Studi S-2 Pendidikan Bahasa
4. Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd., Pembimbing I tesis ini yang sudah memberi
pengarahan, bimbingan dan motivasi tiada henti dengan sangat sabar. Kesabaran
disampaikan kepada istriku tercinta dan anak gadis kebanggaanku yang telah
atas, semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat dan rahmat-Nya kepada
semua pihak tersebut di atas, dan mudah-mudahan tesis ini bermanfaat bagi
pembaca.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .................................................................................................................. i
PENGESAHAN PEMBIMBING.......................................................................... ii
PERNYATAAN .................................................................................................... v
BAB I
............................................................................................................................... PEN
DAHULUAN ........................................................................................................ 1
D. Manfaat Penelitian............................................................................................ 8
BAB II
............................................................................................................................... TINJ
AUAN PUSTAKA ................................................................................................ 10
b) Unsur Ekstrinsik.......................................................... 31
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 133
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Kata kunci: novel Gadis Kretek, gender, nilai pendidikan, sosial masyarakat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
The aims of this research to describle and explain: (1) the women role profile
in novel Gadis Kretek authored by Ratih Kumala, (2) the fight for gender equality of
women role in novel Gadis Kretek authored by Ratih Kumala, (3) social condition in
novel Gadis Kretek authored by Ratih Kumala, and (4) education values in novel
Gadis Kretek authored by Ratih Kumala.
This is a qualitative research. Qualitative research is a research procedure that
results in description data in form of words. The data of this research is novel entitled
Gadis Kretek. This research used feminism and literary sociology approach to know
about the social life of the society reflected in Gadis Kretek a novel by Ratih
Kumala. Technique to the collecting data which is used by reading novel and
analyzing document. The validation data applies trianggulation data. The technique
of analyzing data is used interactive analysis.
The result of the analysis are: (1) the women role profile in novel Gadis
Kretek authored by Ratih Kumala described by writer with women role personality
on it. Women role personality in this novel described with strong, independent,
dignified, and responsible to her self, families, and people around her. (2) gender
equality fighting of women role in novel Gadis Kretek authored by Ratih Kumala is a
fight againts all forms of gender injustice such as streotype, women marginalization,
jobs subordination, and houshold violence. (3) social condition that described in
novel Gadis Kretek authored by Ratih Kumala devided on to three period of time, (a)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
seakan menjadi sumber inspirasi yang tidak akan pernah habis. Di mana pun
karya sastra.
merupakan sosok yang mempunyai dua sisi. Di satu sisi, perempuan adalah
hingga berkenan melakukan apa pun demi seorang perempuan. Di sisi lain,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
suwarga nunut neraka katut yang berarti bahwa kebahagiaan atau penderitaan
se
seorang juru tulis desa, yang bercita-cita menjadi juru bayar pabrik gula yakni
suatu jabatan paling tinggi bagi seorang pribumi di desa pada waktu ini.
25 gulden. Sejak saat itu Sanikem menjadi seorang Nyai Ontosoroh, yakni
seorang perempuan yang menjadi istri yang tidak sah, bergantung dan tidak
berdaya di bawah laki-laki Belanda yang berkuasa secara ekonomi dan politik
(Riant Nugroho, 2008: 43). Tokoh perempuan dalam novel tersebut dapat
perempuan seolah tidak pernah habis digali. Dalam berbagai wilayah kehidupan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
baik sosial, politik, ekonomi, agama, maupun budaya, posisi perempuan selalu
Kondisi yang telah mapan inilah yang hendak diubah oleh para aktivis
perempuan yang merasa peduli dengan nasib sesamanya yang pada akhirnya
pula berimbas pada berbagai ranah kehidupan sosial, budaya, dan termasuk karya
sastra yang notabene merupakan salah satu wujud kebudayaan. Hal ini dapat
dimaklumi karena sebuah karya sastra bisa dikatakan wadah untuk menanggapi
sebagai kritik sosial dari sang pengarang. Seperti yang dikemukakan oleh Wellek
sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial walaupun karya sastra juga meniru
atau yang dikenal dengan angkatan Balai Pustaka, para pengarang yang
mereka terhadap aturan-aturan trdisi yang telah melekat erat pada sebagian besar
emansipasi perempuan seperti karya Sutan Takdir Alisyahbana pada tahun 1930-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menjelajahi ranah sastra. Kebanyakan dari mereka mulai menulis novel. Hal ini
perempuan yang tidak lagi digambarkan sebagai makhluk yang lemah dan pasrah
pada keadaan. Para tokoh perempuan dituliskan menjadi pribadi yang kuat,
sangat dikenal pada tahun 1970-an hingga saat ini (2000-an), seperti Karmila
yang diusung Marga T, Pada Sebuah Kapal karya Nh. Dini, Kabut Sutra Ungu
yang ditulis Ike Soepomo, Selembut Bunga ciptaan Aryanti, Larung karya Ayu
karya Ratih Kumala dan Menyusu Ayah karya Djenar Maesa Ayu.
pendidikan sampai tingkat tertinggi. Dalam diri perempuan itu muncul keinginan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kungkungan patriarki karena menerima untuk dinikahkan pada usia yang sangat
perempuan yang telah disebutkan di atas adalah sebuah upaya untuk memberi
peranan lebih kaum perempuan. Begitu juga cerita yang tergambar dalam novel
Gadis Kretek karya ratih Kumala. Melalui tokoh-tokoh yang ditampilkan, novel
beberapa hal, di antaranya Gadis Kretek merupakan novel terbaru Ratih Kumala
Persoalan yang dibicarakan adalah jatuh bangunnya usaha pabrik rokok yang
dibungkus dengan romantika cinta dan isu tentang perempuan yang masih aktual
dan memiliki relevansi dengan kehidupan masa kini, serta dipandang bermanfaat
untuk menata kehidupan masa depan yang lebih baik, khususnya bagi
perempuan. Selain itu, dalam novel Gadis Kretek akan dapat dilihat pandangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dihasilkan oleh seorang pengarang tidak lepas dari pengalaman hidup dan
Gadis Kretek adalah novel terbaru karya Ratih Kumala yang diterbitkan
tahun 1965-an, di mana para tokohnya saling terlibat interaksi di tengah kondisi
kesetaraan gender, dan nilai pendidikan yang terdapat dalam novel tersebut.
tengah lingkungan buudaya patriarki yang ada dalam karya sastra berdasarkan
bentuk ketidakadilan gender yang terdapat dalam novel Gadis Kretek karya
Ratih Kumala.
Dari uraian yang disebutkan pada subbab kajian latar belakang di atas,
novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala sehingga tulisan/penelitian ini diberi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
judul Perjuangan Kesetaraan Gender Tokoh Wanita dan Nilai Pendidikan Novel
B. Perumusan Masalah
Ratih Kumala?
4. Bagaimana nilai-nilai pendidikan yang ada dalam novel Gadis Kretek karya
Ratih Kumala?
C. Tujuan Penelitian
Ratih Kumala.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitin
1. Manfaat Teoretis
sastra.
2. Manfaat Praktis
b. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sastra sebagai bahan bacaan
apresiasi sastra, dalam hal ini siswa dapat menganalisis karya sastra
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dalam hal ini adalah novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala yang
beraliran feminisme.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kajian Pustaka
penelitian yang relevan yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini antara lain:
a. Yuni Purwanti. 2009. Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami dalam
perbedaan novel Saman dan Larung ditinjau dari segi struktur. Selain itu juga
penelitian. Dalam penelitian juga akan dibahas kondisi sosial masyarakat yang
b. Eti Suryani. 2008. Novel Tabularasa Karya Ratih Kumala (Tinjauan Feminisme
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tokoh perempuan dengan tokoh laki-laki sebagai sepasang kekasih, antara anak
dan orang tua yang tidak memiliki kedekatan, sahabat, dan hubungan sosial
Tuhan, 2) Nilai pendidikan moral yang berhubungan dengan nilai baik buruknya
menganalisis tokoh perempuan dalam novel. Novel Tabularasa dan Gadis Kretek
adalah novel yang ditulis oleh pengarang yang sama. Perbedaannya terletak pada
yang berkarakter tegas, mandiri, dan maju di bidang publik dan (b)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tanpa melihat status atau kedukan; (2) nilai feminisme: (a) perjuangan kesetaraan
antara laki-laki dengan perempuan, (b) peran publik dan produktif, dan (c)
pandangan hidup; (3) nilai-nilai pendidikan yang terungkap adalah (a) nilai
kemanusiaan yaitu mengajak agar pembaca suka menolong, (b) nilai pendidikan
yaitu mengajak pembaca untuk suka belajar, dan (c) nilai moral yaitu mengajak
pembaca untuk tidak memiliki sifat balas dendam dan tidak suka menuduh tanpa
bukti.
Nilai Pendidikan dalam Novel Romane Pawesteri Tanpa Idhentiti Karya Suparto
perbedaannya terletak pada sumber data yang berbeda yakni novel yang menjadi
Maret Surakarta.
dilakukan oleh tokoh Sekar dan Nur Kemalajati; (2) pokok-pokok pikiran
fisik, seksual, dan kekerasan psikis); (b) kemandirian tokoh perempuan; (c) tokoh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
profeminis dan kontra feminis; (d) analisis eminism liberal dalam novel; (3)
keadaan emini masyarakat yang terdapat dalam novel; dan (4) nilai-nilai
pendidikan dalam novel menebus Impian antara lain: nilai agama, nilai moral,
nilai emini, dan nilai budaya/adat. Hasil penelitian ini merupakan model kajian
secara femini yang dilanjutkan dengan feminisme yang dapat digunakan sebagai
salah satu model pembelajaran apresiasi sastra, khususnya apresiasi prosa fiksi.
Selain itu penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk meneliti
lebih lanjut tentang feminisme yang tidak hanya terfokus pada karya sastra tetapi
mengembangkan penelitian sejenis ini dengan sampel yang lebih banyak, analisis
perbedaannya terdapat pada objek penelitian, yaitu judul novel yang dikaji
masing-masing.
e. Ninawaty Syahrul. 2011. Profil Tokoh Wanita dalam Kaba Cindua Mato karya
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa profil tokoh wanita
yang digambarkan dalam Kaba Cindua Mato mempunyai rasa tanggung jawab
diri dalam masyarakat. Rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, pada akhirnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pada penelitian ini. Perbedaannya pada objek penelitian, yakni novel Kaba
2. Landasan Teori
a. Hakikat Novel
1) Pengertian Novel
mata sebuah imitasi (Luxemburg, 1986: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan
hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang
Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang
Karya sastra pada dasarnya terbagi atas tiga jenis yaitu prosa, puisi dan
drama. Karya sastra jenis prosa sering diungkapkan dalam bentuk fiksi atau
cerita rekaan. Istilah fiksi sering dijumpai hanya untuk menyebut sastra jenis
prosa saja. Sebenarnya hal ini kurang tepat., karena pemyataan demikian
memberi kesan bahwa sastra jenis puisi maupun drama, bukan fiksi. Padahal
Fiksi merupakan salah satu genre sastra yang kian berkernbang dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dengan istilah fiksi (fiction), teks naratif (narative texs), atau wacana naratif
(narative discourse). Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita rekaan
atau cerita khayalan. Hal irii disebabkan fiksi merapakan karya naratif yang
dibangun oleh dua unsur pokok, yakni: apa yang diceritakan dan teknik
(metode) penceritaan. Isi atau materi yang diceritakan tidak dapat dipisahkan
denganisi, sifat, perasaan, dan tujuan apa cerita itu. Cerita rekaan adalah
suatu kesatuan, kebulatan, dan regulasi diri atau membangun sebuah struktur.
deretan kata yang memiliki makna yang sama. Dia menjelaskan "Novel
(cerita rekaan) dapat dilihat dari beberapa sisi. Ditinjau dari panjangnya,
novel pada umumnya terdiri dari 45.000 kata atau lebih. Berdasarkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sekali duduk, hal ini berbeda dengan cerita pendek. Dalam novel (cerita
diartikan sebagai cerita berbentuk prosa yang panjang, banyak tokoh dan
tokohnya.
ciri: (1) ada perubahan nasib dari tokoh cerita; (2) ada beberapa episode
dalam kehidupan tokoh utamanya; (3) biasanya tokoh utama tidak sampai
meninggal. Dan dalam novel tidak dituntut kesatuan gagasan, impresi, emosi,
menyajikan lebih dari satu efek, dan menyajikan lebih dari satu emosi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
atau cerita rekaan adalah satu genre sastra yang dibangun oleh unsur-unsur
kehidupan manusia. Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra.
Novel dibangun oleh dua unsur yakni, unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik. Yang dimaksud unsur - unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra
teks karya sastra itu sendiri. Sedangkan unsur ekstrinsik novel adalah unsur-
unsur yang berada di luar karya sastra (novel), tetapi secara tidak langsung
a) Unsur Instrinsik
novel meliputi: tema cerita, plot, atau kerangka cerita, penokohan dan
perwatakan, setting atau tempat kejadian cerita atau disebut juga latar,
sudut pandangan pengarang atau point of view, latar belakang atau back
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(1) Tema
menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang
yang lugas, khusus, dan objektif. Sedangkan amanat berasal dari kata
sastra adakalanya dapat diangkat suatu ajaran moral atau pesan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Amanat yang terdapat pada sebuah karya sastra, bisa secara inplisit
ataupun secara eksplisit. Implisit jika jalan keluar atau ajaran moral
57-58).
bersifat fisik; (2) tema organik; (3) tema sosial; (4) tema egoik (reaksi
(2) Tokoh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
165).
penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh (1992: 23). Hal
tokoh di dalam sebuah cerita karena tanpa adanya tokoh, sebuah cerita
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
wajah dan cara berpakaian, dari sini dapat ditarik sebuah pendis-
tindakannya.
ceri-tanya. Hal itu tentu berbeda dengan cara tidak langsung yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sekali atau beberapa kali dalam cerita dan itu bersifat gradasi,
dimensi, yaitu;
lain sebagainya.
(4) Alur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
para tokoh.
awal sampai akhir cerita, maka secara linier bentuk alur atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(2000: 150).
ini:
hingga penyelesaian.
keeadaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(5) Konflik
peristiwa.
batin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lainnya.
bersamaan.
(6) Setting/Latar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tempat, atau waktu tertentu, tetapi juga hal-hal yang hakiki dari
lain sebagianya.
berbagai lokasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(7) Suasana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
satu tokoh dalam cerita (bisa tokoh utama atau tokoh pembantu).
b)
pencerita saja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dalam ceritanya,
(10) Amanat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
itu pun terdiri atas beberapa unsur. Menurut Wellek & Warren (1956), unsur
ekstrinsik adalah:
dangan hidup.
4) Pandangan hidup suatu bangsa, berbagai karya seni, agama, dan sebagai-
nya.
Istilah sosiologi sastra dalam ilmu sastra dimaksudkan untuk menyebut para
kritikus dan ahli sejarah sastra yang terutama memperhatikan hubungan antara
pengarang dengan kelas sosialnya, status sosial dan ideologinya, kondisi ekonomi
bahwa karya sastra (baik aspek isi maupun bentuknya) secara mudak terkondisi
oleh lingkungan dan kekuatan sosial suatu periode tertentu (Abrams, 1981:178).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tidak jatuh begitu saja dari langit, tetapi selalu ada hubungan antara sastrawan,
sastra, dan masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman terhadap karya sastra pun
budaya, politik, ekonomi yang ikut berperan dalam melahirkan karya sastra, serta
tersebut.
a) Sosiologi pengarang
sosial, ideologi sosial, dan berbagai kegiatan pengarang di luar karya sastra.
serta hal-hal lain yang menjadi pokok perhatiannya, seperti pada hal-hal yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c) Sosiologi sastra
sosial karya sastra, seperti seberapa jauh karya sastra ditentukan oleh latar
dengan realitas sosial. Karya sastra tidak hanya dilihat secara keseluruhan,
tapi lebih tterfokus pada unsur sosial budaya yang terkandung di dalamnya.
dalil bahwa karya sastra ditulis oleh seorang pengarang, dan pengarang
oleh masyarakatnya, sastra berada dalam jaringan sistem dan nilai dalam
Konsep dasar sosiologi sastra sebenarnya sudah dikembangkan oleh Plato dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
348) dan Aristoteles (384-322), dan dari abad ke abad sangat memengaruhi
asti (semacam gambar induk). Jika seorang tukang membuat sebuah kursi,
maka ia hanya menjiplak kursi yang terdapat dalam dunia Ide-ide. Jiplakan
atau copy itu selalu tidak memadai seperti aslinya; kenyataan yang kita amati
dengan pancaindra selalu kalah dari dunia Ide. Seni pada umumnya hanya
menyajikan suatu ilusi (khayalan) tentang 'kenyataan' (yang juga hanya tiruan
dari 'Kenyataan Yang Sebenarnya') sehingga tetap jauh dari 'kebenaran'. Oleh
karena itu lebih berhargalah seorang tukang daripada seniman karena seniman
haru karena 'kenyataan' itu tergantung pula pada sikap kreatif orang dalam
memandang kenyataan. Jadi sastra bukan lagi copy (jiblakan) atas copy
penyair memilih beberapa unsur lalu menyusun suatu gambaran yang dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kritikus naturalis Perancis, yang sering dipandang sebagai peletak dasar bagi
metode seperti yang digunakan dalam ilmu alam dan pasti. Dalam bukunya
sastra dapat dijelaskan menurut tiga faktor, yakni ras, saat (momen), dan
lingkungan (milieu). Bila kita mengetahui fakta tentang ras, lingkungan dan
momen, maka kita dapat memahami iklim rohani suatu kebudayaan yang
diwujudkan dalam sastra dan seni. Adapun ras itu apa yang diwarisi manusia
dalam jiwa dan raganya. Saat (momen) ialah situasi sosial-politik pada suatu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Konsep Taine mengenai milieu inilah yang kemudian menjadi mata rantai
kaku (strukruralisme) yang berkembang waktu itu. Bagi Amiel, buku Taine
ini membawa aroma baru yang segar bagi model kesusastraan Amerika di
masa depan. Sambutan yang hangat terutama datang dari Flaubert (1864). Dia
berlaku pada masa itu bahwa karya sastra seolah-olah merupakan meteor
yang jatuh dari langit. Menurut Flaubert, sekalipun segi-segi sosial tidak
keberadaannya. Faktor lingkungan historis ini sering kali mendapat kritik dari
golongan yang percaya pada 'misteri' (ilham). Menurut Taine, hal-hal yang
dianggap misteri itu sebenarnya dapat dijelaskan dari lingkungan sosial asal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pada doktrin Manifesto Komunis (1848) yang diberikan oleh Karl Marx dan
(Abrams, 1981:178).
tumbuh untuk menuju kepada suatu masyarakat yang ideal tanpa kelas.
kelas yang ada di dalam masyarakatnya. Oleh karena itu, karya sastra
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang dipandang sebagai peletak dasar bagi kritik sastra Marxis, sastra (dan
seni pada umumnya) merupakan suatu sarana penting dan strategis dalam
b. Aliran Frankfurt
1993:32-37).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sistem sosial yang ada. Mereka memandang sistem sosial sebagai sebuah
drama itu, dan inilah sebuah pengetahuan tentang eksistensi dunia modern
c. Teori-Teori Neomarxisme
Marx (khusus pada masa mudanya), dan dengan bantuan sosiologi, ingin
inspirasi, khususnya dalam hal studi kritik sastra Marxis (Fokkema &
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sangat luas, lagi pula pandangan mereka tidak secara khusus diterapkan
pada Teori Sastra saja, Th. Adorno meagemukakan bahwa ada empat
1977:134-135).
pandangan terhadap seni hanya sebagai fakta atau masalah. Metode ini
tertentu, mereka juga harus menguji objek itu yang ditempatkan sebagai
sekedar masa lampau tetapi juga masa depan. Masa depan memang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
jauh.
subjek: dapat mencapai kesadaran yang benar (yang lebih tinggi), tetapi
nilai-nilai yang dilekatkan pada fakta itu. Subjek harus selalu menyadari
itu bukan hanya sekedar suatu interpretasi sastra, melainkan juga sejarah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
khusus.
pragmatis sastra dan dalam banyak hal mengabaikan struktur karya sastra.
(a) Sosiologi sastra. Pembicaraan dimulai dengan lingkungan sosial untuk masuk
kepada hubungan sastra. Penyelidikan pada suatu masa tertentu dan pada
masyarakat tertentu
(b) Sosiologi sastra yang menghubungkan struktur karya kepada genre dan
masyarakat.
praktik kajian sastra dimulai dari; a) konteks sosial pengarang, yang mencakup
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
posisi sosial sastrwan dalam masyarakat dan kaitannya dengan pembaca. Hal ini
bisa mempengaruhi penciptaan isi dan karya. Di dalam pendekatan ini ditekankan
dituju oleh pengarang sebagai pembaca. (b) sastra sebagai cermin masyarakat,
waktu karya sastra ditulis, 2) sejauh mana sifat pribadi pengarang mempengaruhi
yang digunakan pengarang dapat mewakili seluruh masyarakat. (c) fungsi sosial
sastra. Ada tiga hal yang menjadi perhatian; 1) sejauh mana sastra dapat berfungsi
sosiologi sastra dapat meneliti tiga perspektif, pertama, perspektif teks sastra,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5) Hakikat Feminisme
berbagai kontrol dan dominasi kaum laki-laki terhadap kaum perempuan yang di-
lakukan selama berabad-abad lamanya. Gerakan feminisme ini pada awalnya be-
rasal dari asumsi yang selama ini dipahami bahwa perempuan bisa ditindas dan
ketika terjadi revolusi Perancis dan masa pencerahan di Eropa barat. Berbagai
argumen politik maupun moral. Hal ini berdampak pada pemusatan ikatan-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
manusia, namun sayangnyya hal tersebut tidak dialami oleh kaum perempuan.
dan kemarahan dari kaum perempuan yang merasa tidak dihargai Sikana,
perempuan.
dari konflik dan telah menduduki ruang oposisi dalam pertanyaan masa depan
2000:4). Aspek politik, yakni ketika pemerintah merasa tidak dianggap oleh
berkaitan dengan politik diabaikan. Dari aspek agama disebutkan bahwa kaum
gereja juga berpendapat bahwa kaum perempuan mewarisi Original Sin atau
dikenal dengan Dosa Turunan yang menyebabkan manusia terusir dari surga
hingga terlempar ke bumi. Bahkan kaum Yahudi kuno secara lugas selalu
adanya stratifikasi jender yang juga menjadi ciri khas masyarakat patriarkis.
disamakan dengan kaum borjuis atau kelas penindas. Selain itu dalam konsep
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hubungan antara sesama manusia (laki-laki dan perempuan) agar lebih baik dan
wanita adalah (a) peranan tokoh wanita dalam karya sastra, (b) hubungan tokoh
wanita dengan tokoh-tokoh lain, (c) sikap penulis terhadap tokoh wanita.
dalam berbagai sisi kehidupan dan didalam karya sastra pendekatan ini mencoba
melihat hubungan tokoh wanita dalam karya, hubungannya dengan tokoh lain
dan sikap pengarang terhadap tokoh wanita di dalam karya yang dihasilkannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
atau pergerakan wanita yang tidak hanya menempatkan sebagai objek, namun
kali ini sebagai subjek pengetahuan. Gelombang feminisme pertama pada tahun
feminisme posmodern)
memakai pembagian dari Allison Jaggar karena dinilai sebagai pembagian yang
paling tepat. Pertama adalah feminisme liberal. Dasar dari pemikiran ini adalah
keharusan adanya persamaan hak antara laki-laki dan perempuan serta adanya
dari bias, tetapi lebih dikarenakan oleh adanya struktur politik, sosial, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang menjadikan seorang lelaki sebagai subyek dan perempuan hanya sebagai
pemikiran ini harus ada pergantian atau perombakan sistem patriarki sehingga
perempuan tidak lagi dijadikan objek. Dan terakhir adalah feminisme sosialis
yang seringkali dikatakan sebagai gabungan dari pemikiran feminis marxis dan
feminis radikal. Pemikiran ini menekankan pada aspek ekonomi dan gender
yang dengan asumsi bahwa penindasan pada kaum perempuan adalah dampak
tidak adil menuju keadilan bagi kaum laki-laki dan perempuan. Dalam hal ini,
upaya melawan pranata sosial seperti institusi rumah tangga dan perkawinan,
dimana dibedakan antara beberapa tugas perempuan dan tugas laki-laki. Tugas
laki-laki dalam bidang ekonomi dan bernilai sosial. Perempuan selalu tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berikut:
a. Feminisme Liberal
nasian kaum perempuan dalam hal persamaan kebebasan individu dan nilai-
yang rasional dan bisa berpikir seperti laki-laki. Mansur Fakih (2007: 81)
pemisahan antara dunia privat dan publik. Kerangka kerja feminisme liberal
hak kaum perempuan. Kesempatan dan hak yang sama antara laki-laki
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dimasyarakat agar tidak dipandang sebelah mata dan ditindas lagi. Dari
2) Perkembangan feminisme liberal pada abad 19. Pada abad ini kaum
feminisme liberal menyuarakan hak hak sipil yang harus diterima oleh
harus ada kesempatan ekonomi yang harus diberikan pada perempuan agar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hak untuk kebebasan berpendapat, hak untuk memih dan hak milik
pendidikan dan ekonomi agar dapat setara dengan laki-laki. (Tong; 2006).
kesempatan yang sama dalam mengembangkan diri. Oleh karena itu, tuntutan
b. Feminisme Marxis
memiliki modal tenaga dan tidak memiliki modal uang atau alat-alat produksi.
Kaum perempuan ditindas dan diperas tenaganya oleh kaum laki-laki yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
alamnya, dan manusia lain. Dengan kata lain, feminisme Marxis ingin
oleh feminis Marxis adalah perempuan harus masuk dalam sektor publik yang
kaum borjuis. Adapun jalan keluar menurut aliran ini adalah dengan cara
dikarenakan oleh adanya struktur politik, sosial, dan bahkan ekonomi yang
c. Feminisme Sosialis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
seperti perempuan miskin dan kelas pekerja, perempuan warna, dan lesbian.
d. Feminsme Radikal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penguasaan fisik perempuan oleh laki-laki itu adalah bentuk dasar penindasan
Riant Nugroho (2008: 67) menjelaskan bahwa ada dua sistem kelas
dalam feminisme radikal, yaitu sistem kelas ekonomi yang didasarkan pada
hubungan produksi dan sistem kelas seks yang didasarkan pada hubungan
perempuan sedangkan konsep patriarki merujuk pada sistem kelas kedua ini,
perempuan.
laki dan perempuan menjadi sumber operasi dan subordinasi perempuan yang
pengasuh
Institusi sosial budaya dan struktur legalitas politis harus ditumbangkan dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tidak mau menggunakan alat kontrasepsi, hamil, bayi tabung ataupun kontrak
kritik sastra feminisme. Dalam sastra, feminisme adalah studi sastra yang
feminisme dalam kajian sastra sering dikenal dengan nama kritik sastra feminis
yakni salah satu kajian karya sastra yang mendasarkan pada pandangan feminisme
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perempuan yang bertujuan untuk mendapatkan kedudukan dan derajat yang sama
baik dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan hukum, seperti apa yang
didapatkan lelaki.
sirkan suatu teks sebagai salah satu cara dari berbagai konteks untuk menafsirkan
teks yang berkenaan dengan masalah perempuan. Sisi pembaca yang berkait
sebagai apresiator, analisator, dan kritikus dalam perbincangan sastra. Selain itu
yang termasuk dalam bahasan ini ialah visi pembaca feminis ketika berhadapan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tentang tokoh perempuan yang ditulis pengarang lelaki. Ketiga adalah tentang
pembaca perempuan.
seperti Djenar Maesa Ayu dalam kumpulan cerpennya yang berjudul Cerita
Pengakuan Periyem oleh Linus. Walaupun ada sebagian kecil yang bersifat
murni, karena pengarang menulis sosok perempuan dari sudut pria, hal inilah yang
munculnya kritik sastra feminisme juga banyak tercermin pada karya sastra. Para
Bertolak dari hal itu, maka salah satu upaya adalah menjadikan perempuan
sebagai bahan studi. Maka muncullah gender studies. Pada umumnya, karya sastra
feminisme. Baik cerita rekaan, lakon, maupun sajak, mungkin untuk diteliti
dengan menggunkan konsep feminisme asal saja ada tokoh wanita di dalam karya
sastra tersebut. Peneliti akan mudah menerapkan konsep feminisme jika tokoh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
wanita itu dikaitkan dengan tokoh lelaki. Tidaklah menjadi soal apakah mereka
berperan sebagai tokoh utama atau tokoh protagonis, atau tokoh bawahan.
a) Pengertian Gender
penafsiran dan respons yang tidak proporsional tentang gender. Salah satu
Kata gender berasal dari bahasa inggris, yaitu gender yang berarti jenis
kelamin. Istilah gender pertama kali diperkenalkan oleh Robert Stollen (1968:
yang bersifat sosial budaya dengan pendefinisian yang berasal dari ciri-ciri
Brownmiller, feminisme radikal muncul sebagai reaksi atas kultur seksim atau
(Mansur Fakih, 2007: 84). Penganut feminisme radikal tidak melihat adanya
perbedaan antara tujuan personal dan politik, unsur-unsur seksual atau biologis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kaum perempuan oleh laki-laki dianggap berakar pada jenis kelamin laki-laki
dasar dari ideologi penindasan yang merupakan sistem hirarki seksual yang
2007: 85).
Sedangkan gender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki
Fakih, 2007: 8). Dalam perjalanan sejarah selama berabad-abad peran gender
oleh masyarakat, budaya dan tata nilai dibentuk sedemikian rupa sehingga ada
peran yang dimainkan oleh kaum laki-laki dan peran yang diserahkan kepada
sejak dahulu kala diperkuat oleh nilai-nilai atau budaya Patriarki. Perempuan
selalu dilekatkan pada citra feminitas, yang diartikan selalu pada sifat pasrah
bagian dari kodrat. Sementara laki-laki lekat sebagai sosok prima, maskuli-
nitas, yang mencitrakan keberanian, tegas dalam bertindak, sosok yang harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dipatuhi, dilayani, sehingga secara sosial laki-laki diposisikan lebih tinggi dari
Dijelaskan lebih lanjut oleh Mansour dalam bukuya Analisis Gender &
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang kuat kerap sekali menimbulkan konflik laten yang berdampak pada
atau laki-laki, selain itu relasi suami istri yang tidak sehat yang kemudian
masyarakat dan pemerintahan. Imbas negatif dari pola pikir ini, yaitu
pada relasi kekuasaan antara laki-laki dan perempuan di Tanah Air yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pembagian kerja, hanya laki-laki yang pantas menerima tugas yang berat,
sedang kaum wanita cukup diberi beban kerja yang ringan-ringan saja.
konsep gender maka harus dapat membedakan antara kata gender dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
atau kodrat.
sesuatu yang kita dapatkan sejak lahir dan bukan juga sesuatu yang kita
anak perempuan haruslah bersikap lembut, tidak pantas jika bermain bola
sedangkan anak laki-alki haruslah kuat, tidak pantas jika bermain boneka.
maskulin.
nilai dan asumsi berdasarkan jenis kelamin, para sarjana feminis pun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
oleh pria. Selain itu, banyak kaum feminis juga menggunakan khas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Ketidakadilan gender
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Beban kerja
a. Pengertian Nilai
dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu
berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Nilai sebagai kualitas yang
independen akan memiliki ketetapan yaitu tidak berubah yang terjadi pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
objek yang dikenai nilai. Persahabatan sebagai nilai (positif/ baik) tidak akan
sosial yang saling melengkapi dalam hakikat mereka sebagai sesuatu yang
eksistensial.
1986: 3). Sastra tidak hanya memasuki ruang serta nilai-nilai kehidupan
hakikatnya, nilai yang tertinggi selalu berujung pada nilai yang terdalam dan
hakiki.
b. Pengertian Pendidikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(1989 : 2), Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
haruslah orang yang dewasa, karena tidak mungkin dapat mendewasakan anak
didik jika pendidiknya sendiri belum dewasa. Tilaar (2002; 435) mengatakan
dan bermartabat. Kehormatan itu tentunya tidak lepas dari nilai-nilai luhur yang
yaitu: a) cerdas, berarti memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hal-hal yang terbaik untuk kehidupan itu sendiri. Hidup itu berarti
merenungi bahwa suatu hari kita akan mati, dan segala amalan kita akan
dipertanggungjawabkan kepada-Nya.
Filosofi hidup ini sangat syarat akan makna individualisme yang artinya
bangsa, berarti manusia selain sebagai individu juga merupakan makhluk sosial
kemuliaan masyarakat sekitar dengan ilmu, sesuai dengan yang diajarkan agama
nilai didik, termasuk dalam pemilihan media. Novel sebagai suatu karya sastra,
yang merupakan karya seni juga memerlukan pertimbangan dan penilaian tentang
untuk untuk membantu orang lain dan dirinya sendiri mencapai kebiasaan yang
baik. Secara etimologis, sastra juga berarti alat untuk mendidik (Nyoman
Kutha Ratna, 2004: 447). Masih menurut Ratna, lebih jauh dikaitkan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sarana-sarana etika. Jadinya antara pendidikan dan karya sastra (novel) adalah
nilai pendidikan merupakan segala sesuatu yang baik maupun buruk yang berguna
bagi kehidupan manusia yang diperoleh melalui proses pengubahan sikap dan tata
berpikir dan bertindak sehingga dapat memajukan budi pekerti serta pikiran/
intelegensinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
umunya. Nilai kehidupan yang ditawarkan dapat berupa nilai keagamaan, budaya,
moral, budi pekerti, pendidikan maupun nilai sosial (Jakob Sumardjo,1984: 3).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karya sastra merupakan salah satu
wujud dari bentuk penyampaian nilai moral dan budi pekerti yang diamanatkan
pencipta lewat tokoh cerita. Tidak mengherankan jika karya sastra sangat menarik
sastra diharapkan dapat menemukan cara atau tindakan-tindakan nyata yang dapat
dapat mewujudkan manusia yang berilmu, berahlak dan berbudaya tinggi terkait
dengan uraian diatas tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa dari karya sastra
seorang bisa belajar tentang hakikat hidup dan kehidupan, bahkan kehidupan dari
pengarang itu sendiri seperti dikatakan bahwa karya sastra merupakan alat
religi dan sebagainya. Baik yang bertolak dari pengungkapan kembali maupun
tersirat. Sastra tidak saja lahir karena kejadian, tetapi juga dari kesadaran
penciptaannya bahwa sastra sebagai sesuatu yang imajinatif, fiktif, dll, juga harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perasaannya terhadap sesuatu. Menacari nilai luhur dari karya sastra adalah
Dalam karya sastra akan tersimpan nilai atau pesan yang berisi amanat
mempengaruhi pola piker pembaca dan ikut mengkaji tentang baik dan buruk,
benar mengambil pelajaran, teladan yang patut ditiru sebaliknya, untuk dicela bagi
Karya sastra diciptakan bukan sekedar untuk dinikmati, akan tetapi untuk
dipahami dan diambil manfaatnya. Karya sastra tidak sekedar benda mati yang
tidak berarti, tetapi didalamnya termuat suatu ajaran berupa nilai-nilai hidup
memahami kehidupan.
Dalam karya sastra, berbagai nilai hidup dihadirkan karena hal ini
mencapai hidup yang lebih baik sebagai makhluk yang dikaruniai oleh akal,
sederhana, dengan merujuk pada pendekatan struktural, nilai karya sastra dapat
dikelompokkan menjadi dua, yakni nilai estetik (keindahan) dan nilai tematik (isi
dan pesan) karya sastra. Nilai estetik tentu berkaitan dengan prinsip-prinsip
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
estetika yang membentuk keindahan karya sastra. Pada puisi, aspek ini meliputi
pemilihan kata yang tepat (diksi) yang disebut puitika atau metode puisi. Pada
cerpen dan novel, antara lain meliputi alur (plot), karakterisasi, latar, dan sudut
Sedangkan nilai tematik meliputi tema yang terurai melalui keseluruhan isi
dan pesan karya sastra tersebut. Pada aspek inilah karya sastra menempatkan
cinta, kasih sayang, dan pesan-pesan mulia lain yang oleh pengarangkan dianggap
kepada mereka. Ketika membaca sajak-sajak sosial Rendra, misalnya, kita akan
yang mendorong peningkatan kualitas spiritual dan kecintaan kita pada Al Khalik.
Herman J. Waluyo (1992: 28) menjelaskan bahwa nilai dalam sastra adalah
kebaikan yang ada dalam makna karya sastra seseorang. Hal ini berarti karya
kehidupannya. Muatan nilai dalam karya sastra pada umumnya adalah nilai
religius, nilai moral, nilai sosial dan nilai estetika atau keindahan.
memberikan penjelasan secara jelas tentang sistem nilai. Nilai itu mengungkapkan
perbuatan apa yang dipuji dan dicela, pandangan hidup mana yang dianut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan dijauhi, dan hal apa saja yang dijunjung tinggi. Adapun nilai-nilai
pendidikan dalam novel adalah sama dengan nilai-nilai yang ada di dalam karya
mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai human nature. Religi tidak
baik menurut tuntunan agama dan selalu ingat kepada Tuhan. Nilai-nilai
hukum-hukum.
Kehadiran unsur religi dalam sastra adalah sebuah keberadaan sastra itu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
suatu masyarakat bila kita memahami agamanya. Atar Semi (1993: 21)
bila kita paham akan kepercayaan atau agama yang mengilhaminya. Religi
Sebuah karya sastra yang menawarkan nilai moral biasanya bertujuan untuk
makna yang disaratkan lewat cerita. Moral dapat dipandang sebagai tema
dalam bentuk yang sederhana, tetapi tidak semua tema merupaka moral
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
buruk suatu perbuatan, apa yang harus dihindari, dan apa yang harus
masyarakat yang dianggap baik, serasi, dan bermanfaat bagi orang itu,
bahwa nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang
berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral.
moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-
peraturan-peraturan tingkah laku dan adat istiadat dari seorang individu dari
dari perilaku sosial dan tata cara hidup sosial. Perilaku sosial brupa sikap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Nilai sosial yang ada dalam karya sastra dapat dilihat dari cerminan
lainnya.
benar dan penting, memiliki ciri-ciri tersendiri, dan berperan penting untuk
berlaku.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
masyarakat sosial oleh karya sastra dalam sebuah masyarakat. Tata nilai
dalam karya sastra dengan ekspresinya. Pada akhirnya dapat dijadikan cermin
dan perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakat dan merupakan
dasar untuk merumuskan apa yang benar dan apa yang penting.
yang dianggap baik dan berharga oleh suatu kelompok masyarakat atau
suku bangsa yang belum tentu dipandang baik pula oleh kelompok
masyarakat atau suku bangsa lain sebab nilai budaya membatasi dan
Nilai budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat, hidup
dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar diganti dengan nilai
karena manusia memaknai ruang dan waktu. Makna itu akan bersifat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
anggap amat bernilai dalam hidup. Karena itu, suatu sisitem nilai budaya
tingkah laku dan benda-benda material sebagai hasil dari penuangan konsep-
e) Nilai Estetika
(1986: 3), karena merupakan karya seni, karya sasta merupakan hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kehidupan; dan
B. Kerangka Berpikir
Penelitian ini menganalisis karya sastra berupa sebuah novel yang berjudul
Gadis Kretek karya Ratih Kumala yang dikaji menggunakan pendekatan feminisme
novel tersebut. Dalam penelitian ini juga digunakan pendektan sosiologi sastra dalam
Selain itu, pengkajian terhadap novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala ini juga akan
dihasilkan nilai-nilai pendidikan yang ada dalam novel. Secara ringkas alur berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Simpulan:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi pustaka dan tidak
terikat dengan tempat penelitian. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan (Bulan
Kegiatan Bulan
Juli Agustus September Oktober November
Persiapan yang
1 Meliputi:
a. Persiapan awal
penelitian
b. Penyusunan
proposal penelitian,
pengembangan
pedoman
pengumpulan data,
dan menyusun
jadwal
Pengumpulan
2 Data, Meliputi
a. Pengumpulan data
dengan
menggunakan kartu
data
b. Pemeriksaan dan
pembahasan
beragam data yang
telah terkumpul dan
c. Pemilihan dan
pengaturan data
sesuai dengan
kebutuhan
Analisis Data
3 Meliputi:
a. Pengembangan
sajian dan analisis
lanjut
b. Pembuatan
simpulan akhir
Penyusunan
4 laporan penelitian yang
meliput:
a. Penyusunan laporan
awal
b. Perbaikan laporan,
dan
c. Penyusunan laporan
akhir
kualitatif. Adapun metode kualitatif yang digunakan pada penelitian ini metode
deskriptif analitik yang mengungkap keadaan sebenarnya dalam novel. Metode ini
didasarkan pada data yang dianalisis yaitu berupa teks karya sastra novel Gadis
Kretek karya Ratih Kumala. Metode deskriptif analitik adalah metode yang
keadaan objek yang diteliti yang dijadikan pusat perhatian dan penelitian. (Ratna,
2007: 39). Metode deskriptif digunakan untuk membantu upaya identifikasi dan
pemaparan unsur-unsur yang menjadi fokus penelitian. Sejalan dengan itu, Sudjana
dan Ibrahim ( 2007: 64) mengemukakan bahwa metode deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, pada saat penelitian berlangsung. Hal ini
mendeskripsikan keadaan objek yang diteliti dengan hal-hal yang menjadi pusat
perhatian.
berat penelitian, bukan pada hipotesis yang harus diuji dan dijawab. Hasil penelitian
ini bukan berupa angka-angka melainkan pengkajian dan pendes-kripsian objek yang
diteliti. Data dari penelitian ini berupa data verbal, yaitu paparan dari pernyataan
tokoh yang berupa dialog dan monolog, serta narasi yang ada dalam Gadis Kretek
karya Ratih Kumala. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri, karena data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penelitiannya. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pembaca aktif, terus menerus
Tailor seperti yang dikutip Lexi J Moleong (1998: 3), menjelaskan metode
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu
keutuhan.
Berdasarkan uraian di atas kajian novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala
Data dalam penelitian ini berupa hasil telaah dokumen Gadis Kretek karya
Ratih Kumala. Catatan lapangan (fieldnote) yang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian
deskrisi dan bagian refleksi. Bagian deskripsi merupakan usaha untuk merumuskan
objek yang sedang diteliti, sedangkan bagian refleksi merupakan renungan pada saat
penelaahan. Catatan lapangan yang dibuat antara lain: gambaran feminisme dalam
novel Gadis Kretek, keadaan sosial masyarakat, dan nilai pendidikan novel tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
teknik noninteraktif. Dalam teknik noninteraktif, sumber data berupa benda atau
manusia yang tidak mengetahui bila sedang diamati atau dikaji. Teknik pengumpulan
data noninteraktif dengan melakukan pembacaan secara intensif dari novel dan
melakukan pencatatan secarra aktif dengan metode content analysis. Adapaun aspek
penting dari content analysis adalah bagaimana hasil analisis dapat diimplikasikan.
(Suwardi Endaswara, 2003: 161). Tujuan content analysis adalah membuat inferensi.
Inferensi diperoleh melalui identifikasi dan penafsiran. Penelitian ini merupakan cara
membuka tabir-tabir sastra yang berupa simbol. Burhan Nurgiyantoro (2005: 85)
Menemukan Klasifikasi
Data Data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penelitian.
3. Mencatat dan menganalisis semua data yang berupa kutipan penting yang sesuai
dengan permasalahan.
E. Validitas Data
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan
penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu peneliti
memilih dan menentukan cara-cara tepat untuk mengembangkan validitas data yang
pemeriksaan keabsahan data terbagi menjadi empat jenis yaitu trianggulasi sumber,
data untuk mengumpulkan data yang sama. Artinya data yang sama atau sejenis akan
lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.
Dengan demikian, apa yang diperoleh dari sumber yang satu bisa lebih teruji jika
dibandingkan dengan data yang sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang
berbeda.
Teknik analisis data yang digunakan adalah konten analisis atau analisis isi.
Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam
terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Pelopor
analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi. Metode
analisis konten merupakan suatu metode untuk menghasilkan deskripsi yang objektif
dan sistematik mengenai isi (content) yang terungkap dalam suatu komunikasi.
Dengan demikian penelitian ini berusaha untuk menganalisis dan mengkaji serta
Teknik analisis data terdiri dari tiga unsur kegiatan yang terjadi secara
bersama-sama, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau
kegiatan yang bergerak terus pada ketiga alur kegiatan proses penelitian.
Dengan data ini peneliti akan lebih memahami hal yang terjadi dan
pengumpulan data.
semua hal yang terdapat alam reduksi data dan penyajian data. Setelah data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dengan struktur dan nilai yang terkandung dalam cerita kemudian ditarik
kesimpulan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Pada bab IV ini akan dibahas secara berturut-turut: (1) Profil tokoh wanita
dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala, (2) Perjuangan kesetaraan gender
tokoh wanita dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala, (3) Keadaan sosial
masyarakat dalam novel novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala, dan (4) Nilai-nilai
pendidikan yang ada dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala. Berikut ini
1. Profil Tokoh Wanita dalam Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala
Novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala merupakan novel yang sarat
dalam novel ini adalah kenakalan-kenakalan tokoh prempuan. Hal tersebut sangat
tampak ketika melihat sampul depan novel. Kalimat-kalimat dalam novel ini
Puncak kenakalan sang penulis novel tersaji ketika dia bercerita soal
keabu-abuan prahara 1965 yang membuat pengusaha rokok sukses, yang tidak
tenar itu ditangkap, disiksa, dan dinterogasi karena kemasan rokoknya berwarna
tragedi dan romantisme dalam novel itu sebenarnya bermula ketika seorang
bernama Raja (baca: Raya) mengisap kretek hasil lintingan Jeng Yah.
Jeng Yah memiliki rahasia ramuan Kretek Gadis, yaitu rasa manis berkat
dan cengkeh. Tingwe, rokok yang dilinting sendiri, buatan Jeng Yah, membuat
pada cita rasa rokok lintingan Jeng Yah. Juga sang kekasih.
sebuah romantisme tragis yang menjadi benang merah beragam cerita dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
novel ini. Misteri hubungan dua manusia itu menjadi pertanyaan besar bagi
Kretek Gadis yang hanya menjadi rokok kalangan tua di sebuah kota kecil.
Misteri yang ingin dipecahkan oleh generasi ketiga pengusaha rokok kretek itu.
Pencarian Jeng Yah oleh kakak beradik ahli waris perusahaan rokok
ternama itu membawa mereka bertualang ke dunia bisnis kretek, dari zaman
kolonial Belanda, Jepang, hingga zaman PKI. Bagai sebuah buku sejarah, novel
Kebertahanan itu juga sering terjadi bukan karena rokok lokal itu tetap memberi
pekerjanya. Itu misalnya diwakili oleh kalimat: "Kalau pabrik ini mati, maka
orang-orang ini akan nganggur, ndak bisa makan, ndak bisa nyekolahin nak-
Tentu saja ini juga bagian kenakalan Gadis Kretek bila diingat bahwa
janin. Padahal rokok kretek mulanya dibuat untuk membantu para penderita
Gramedia Pustaka Utama, Maret 2012, ini juga sudah tampil lewat judul dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hijau, dengan sebatang rokok menyala beserta asapnya yang mengepul, seolah
dibentuk oleh pola sikap manusia. Sikap pada dasarnya muncul dari interaksi
manusia pada permasalahan kemanusiaan yang selalu muncul dan terjadi pada
cita-cita, dan harapan. Di bawah ini akan dibahas berdasarkan kepada ketokohan.
a. Roemaisa
Tokoh perempuan ini adalah gadis cantik, anak dari seorang anak juru
tulis yang pada akhirnya ibu dari seorang gadis bernama Jeng Yah. Dari segi
pergaulan, ia berbeda dengan gadis lain yang lebih suka bergerombol dan
dapat melakukan hal tersebut. Bila dihubungkan dengan teori nature (teori
alam) yang dikemukakan oleh A. Skolnick & J.H. Skolnick (dalam Budiman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bahwa sesungguhnya wanita itu lebih emosional, lebih pasif, dan lebih
dan amat tergantung kepada laki-laki dalam banyak hal untuk hidupnya.
Kekecualian Roemaisa adalah sikap dan tingkah lakunya yang tidak biasa dan
berbeda dari gadis lain pada saat itu. Memang pada awalnya digambarkan
tokoh Roem merupakan tokoh yang lemah, penurut dan melayani selayaknya
merk klobot dan diperkirakan diculik tentara Jepang, ia berubah 180 derajat
menjadi Roem yang tegar. Seperti yang digambarkan pada penggalan novel
berikut.
pasar dan toko obat, Dua hari sekali, diambilnya hasil penjualan klobot di
...
Ibunda Roem memutuskan untuk menjual kalung dan gelang emas
miliknya, untuk membeli tembakau rajang dan cengkeh. Sebenarnya,
suaminya tak setuju. Ia menganggap apa yang dilakukan putrinya
saat ini disebabkan kesedihan Roemaisa belum benar-benar hilang.
Laki-laki itu lebih senang dengan Roemaisa yang dulu, yang
penurut, menunduk ketika diajak berbicara orang lain, dan senantiasa
melayani selayaknya perempuan Jawa baik-baik. Tapi sang ibu lalu
angmas mau terima atau
tidak, Roem yang sekarang, atau Roem yang layu dan seolah mati
seperti sebulan yang lalu? (Ratih Kumala, 2012: 82)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tidak lantas, karena ditinggal suami menjadi perempuan lemah yang hanya
b. Jeng Yah
perhatian dalam novel Gadis Kretek ini adalah Dasiyah atau Jeng Yah. Dia
adalah putri dari pasangan Roemaisa dan Idroes Moeria. Lewat tokoh Jeng
Yah inilah penulis berhasil mengajak kita ke tiga generasi Indonesia mutakhir
kontroversial di negeri lewat kretek, cinta, dan kasih tak sampai melalui ludah
yang terasa manis. Jeng Yah adalah sosok perempuan yang berbeda dari
adalah pemandangan yang sulit dilihat pada wanita-wanita lain di masa itu.
.....
telah pergi meninggalkannya dan menikah dengan perempuan lain, Jeng Yah
pun tak lantas bermuram hati dan gundah terlalu lama. Ia kembali menata
Soejagad mencuri resep saus kretek milik perusahaannya untuk dipakai pada
kretek lain (kretek Soeraja). Dia langsung bangun dari tempat duduknya dan
menuju kota Kudus saat itu juga, untuk memukul kepala Soejagad dengan
...
bukan lantaran cemburu. Ingat kan, Jeng Yah II bilang kalau Jeng
Yah I langsung ingin pergi setelah menghisap Kretek Djagad Raja?
Kurasa Jeng Yah I tidak datang dalam rangka cemburu dan ingin
membalas dendam sebab Romo menikahi gadis lain. Kurasa....Jeng
Yah I sudah tahu Romo membocorkan formula saus rahasia kepada
Mbah Djagad. (Ratih Kumala, 2012: 269)
Profil tokoh wanita yang tergambar lewat tokoh Jeng Yah ini
kemajuan, dan menganggap dunia ini sebagai miliknya, sebagai ruang untuk
berprestasi dan untuk bekreja. Lewat tokoh Jeng Yah yang pada saat
c. Purwanti
lari dari kota ke kota untuk menghapus jejaknya terhadap orang yang
bosan. Dan tak ingin mendengar lagi sampai kapan pun sebab
meskipun aku mau, aku takkan pernah bisa bercerita padamu tentang
lelaki yang kujatuhcintai. (Ratih Kumala, 2012: 154)
penulis adalah perempuan desa yang tidak hanya menunggu cinta dari laki-
laki, seperti perempuan desa pada umumnya. Namun dia berani untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Profil tokoh wanita dalam novel yaitu berupa semua wujud gambaran
mental dan tingkah laku yang diekspresikan oleh tokoh perempuan. Wujud
citra perempuan ini dapat digabungkan dengan aspek fisis, psikis, dan sosial
individu harus memerankan perannya dengan baik sebagai individu, istri, dan
perempuan yang disebutkan dalam novel Gadis Kretek terlihat bahwa wanita
yang digambarkan dalam novel ini berani dan mempunyai rasa tanggung
jawab diri dalam masyarakat. Rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, pada
makna jika di dalam rumah urusan perempuan adalah di sekitar dapur dan
keluarga yang berkuasa adalah bapak. Patriarki adalah konsep bahwa laki-
laki memegang kekuasaan atas semua peran penting dalam masyarakat, dalam
d. Sistem kapitalis yang berlaku, yaitu siapa yang memiliki modal besar itulah
yang menang. Implikasi dari sistem kapitalis ini telah diperluas tidak hanya
terkait bisnis tetapi juga dalam ranah kehidupan lainnya. Laki-laki secara
fisik lebih kuat dari pada perempuan sehingga akan mempunyai peran dan
karena adanya pembatasan kebebasan individu. Dasar dari pemikiran ini adalah
bahwa lelaki dan perempuan diciptakan setara, sehingga sudah menjadi keharusan
adanya persamaan hak antara laki-laki dan perempuan serta adanya kesempatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang sama dalam mengembangkan diri. Oleh karena itu, tuntutan kesetaraan
institusi-institusi pendidikan dan ekonomi dan lainnya agar sejajar dengan laki-
laki. Novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala mendeskripsikan beberapa konsep
-ari di lua
Romaisa mencoba menegur seorang bapak tetangga. Tapi si bapak
tetangga itu bahkan tak menengok padanya. Ia terus saja tertawa-
menerima nasib atau keadaan. Dalam novel tersebut diceritakan bahwa menjelang
tolong bertugas bergantian untuk menyiapkan seduhan teh yang nasgitel, panas-
legi kentel. Bapak-bapak itu mengobrol semalaman, merokok semalaman, ada pula
yang sengaja membawa kartu gaple untuk menghabiskan malam. Ini adalah
sebuah tradisi di lingkungan Jawa tengah saat menyambut dan menjaga bayi yang
baru lahir. Penulis novel mengkritik tradisi ini lewat tokoh perempuannya yang
dalam novel ini melalui tokoh Dasiyah atau Jeng Yah. Penulis dalam novelnya ini
meletakkan posisi tokoh Jeng Yah sebagai landasan perjuangan kesetaraan gender.
Dimana tokoh Jeng Yah digambarkan sebagai tokoh perempuan yang lincah, gesit,
sebuah perusahaan besar. Melalui kretek yang dihisapnya, penulis juga ingin
menyampaikan bahwa hak untuk merokok/ melinting kretek adalah hak laki-laki
tidak baik (nakal, terlibat prostitusi) padahal apabila laki-laki yang merokok itu
dipandang sebagai hal yang wajar. Dalam novel ini, semua itu dibantah keras.
Tokoh Jeng Yah digambarkan tokoh yang sangat mengenal kretek, bahkan mahir
...
Siapa yang tak mengenal Dasiyah, kembang Kota M, putri pengusaha
kretek nan cantik jelita. Ia adalah gadis ceria yang selalu ramah pada
siapa pun yang ditemuinya. Senyumnya tak pernah hilang dari wajah
ayunya, seolah senyum itu memang sengaja dipasang sebagai
perhiasan, seumpama kalung atau anting-anting. Idrus Moeria tak lagi
khawatir ketika istrinya, Roemaisa, tak melahirkan anak laki-laki. Ia
cukup punya Dasiyah, gadis itu meski tak sama sekali tomboy, tapi
punya energi layaknya anak laki-laki keluarga yang mengambil alih
tanggung jawab. Anak gadisnya itu juga dinilai punya naluri dan
kebijaksanaan yang bagus jika berkaitan dengan usaha dagang kretek
keluarga mereka. (Ratih Kumala, 2012: 176)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
oleh penulis melalui tokoh Roemaisa dan Jeng Iyah. Kedua tokoh ini adalah tokoh
gender ada empat macam yaitu bentuk ketidakadilan gender yang berupa streotip,
bentuk ketidakadilan gender tersebut. Melalui latar sosial dan pemikiran tokoh di
dalamnya, novel ini juga telah berhasil mengungkap fakta dominasi, subordinasi,
didasarkan pada mitos, kepercayaan dan tafsir kitab suci, senantiasa dikritik dan
diluruskan kembali.
kaumnya perempuan itu sendiri. Penggambaran posisi dan sikap tokoh perempuan
tersebut juga mencerminkan adanya upaya untuk menggapai dan mencari solusi
terhadap masalah gender yang ditimbulkan oleh ketidakadilan sosial dan budaya
Ketidakadilan gender yang berupa streotip beban kerja lebih banyak dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
anak perempuan. Bagi mereka anak perempuan hanya membawa aib bagi
keluarga. Sebagai contoh pada beberapa suku bangsa di tanah air. Sebut saja
suku Batak yang ada di provinsi Sumatera Utara. Bagi mereka anak laki-laki
Bahkan secara lebih ekstrim, bagi pasangan keluarga yang tidak mempunyai
anak laki-laki, disuruh bahkan dipaksa pihak keluarga untuk menikah dengan
datangnya ajaran Islam yang harus ditinggalkan pada masa sekarang ini.
3. Keadaan Sosial Masyarakat dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala
tergambar dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala akan digunakan
dengan pendekatan sosiologi Sastra. Melalui pendekatan ini akan dilihat aspek
dimulai dengan penyelidikan pada suatu masa tertentu dan pada masyarakat
Keadaan masyarakat di dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala ini
terbagi dalam tiga zaman. Yaitu: (1) masyarakat tahun 2000an, (2) masyarakat
tahun 1945an, dan (3) tahun 1965an. Berikut ini akan digambarkan keadaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pemuda seperti Lebas, Tegar, dan Karim. Ketiganya adalah kakak beradik,
putra dari pemilik perusahaan rokok ternama Soeraja. Lewat ketiga tokoh
...
Benar juga sih. Tapi ke Kudus? Ngapai? Apa kamu bisa nyari
Jeng Yah Bas? Aaaaargghh...! Satu ata itu pun akhirnya
Karakter Lebas yang acuh, tidak peduli sesama, sangat santai dalam
menyikapi kehidupan, hanya dijumpai pada tahun 2000-an dalam novel ini.
...
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebagai berikut:
Setelah malam ketujuh usai, Mak Iti baru bicara pada Idroes Moeria.
-ari anakmu dicolong orang yang jadi sainganmu. Untuk syarat
mengalahkanmu suatu hari nanti, lewat anakmu ini. (Ratih Kumala,
2012: 16)
tawaran pemilik modal dan bertapa di gunung Kawi. Secara tidak langsung
Walaupun tidak secara tersurat diceritakan dalam novel, tetapi di akhir cerita
Bila diperhatikan, kata-kata Mak Iti tersebut mengacu pada satu orang
yaitu Soejagad. Dialah orang yang selama ini memusuhi dan iri kepada Idroes
Moeria. Pada akhir cerita disebutkan bahwa usaha Kretek Gadis mengalami
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kretek Djagad.
Tahun 1965 adalah tahun penumpasan PKI. Saat itu semua yang
Seolah pembaca dapat hadir dan ikut merasakan suasana mencekam tersebut.
Suasana yang sangat mencekam di tahun 1965 itu sangat terasa dalam
novel ini. Semua yang berkaitan dengan PKI ikut ditangkap termasuk
keluarga Idroes Moeria dan Jeng Yah sendiri. Malam yang harusnya hari
paling bahagia bagi Jeng Yah ternyata menjadi malam yang mencekam
Meskipun sekilas novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala ini dipandang
membaca isi novel secara kritis maka pembaca akan mendapati nilai-nilai
pendidikan yang luhur yang diselipkan penulis lewat penggambaran tokoh, latar
cerita dan tema serta keadaan lingkungan yang dideskripsikan dalam novel ini.
yang terdapat dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala tersebut.
dengan ahklak budi pekerti dan susila. Macam-macam nilai pendidikan moral.
sendiri dan memahami orang lain. Kepedulian dan empati adalah cara kita
tergambar lewat tokoh Ibas dan Jeng Yah lewat kutipan berikut ini.
....
Berapa utang Mira?
Tiga juta setengah, katanya.
jarku. Aku segera masuk ke dalam kantor.
Kuambil cek yang ada di dalam laci meja direktur, siapa lagi
kalau buka Mas Tegar. Mas Tegar yang sedang menenagkan diri
heran melihatku. (Ratih Kumala, 2012: 170)
Tokoh Lebas pada awal cerita adalah tokoh yang cuek kepada
lemparan batu pada pabrik mereka. Konflik kecil pun tak terhindarkan, dan
Ketika dalam hati nurani terisi nilai-nilai negatif yang tidak mampu
membedakan antara benar dan salah, maka diri akan menjadi pencipta
bencana, yang setiap saat dapat memutarbalikkan benar menjadi salah atau
moral baik. Dan hasilnya, diri dengan moral baik akan menjalankan etika
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan integritas pribadi dengan sepenuh hati. Moral yang baik ditunjukkan
Diikutinya aku terus sampai keluar menemui renteinir tadi. Baru lima
menit Mas Tegar berusaha tenag, sekarang dia harus ikutan tegang. Aku
adalah ketika Idroes Moeria bingung untuk membuat kretek baru yang
....
hidup dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar diganti
dengan budaya lain. Budaya yang dituangkan pengarang dalam novel ini
adalah budaya Jawa yang sarat akan nilai dan makna. Hanya saja menurut
arahan maksud novel ini. Budaya merokok dalam novel ini sangat kental.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada subbab ini akan dibahas satu persatu dari temuan penelitian yang
telah disebutkan di atas. Temuan penelitian yang akan dibahas tersebut adalah: (1)
Profil tokoh wanita dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala, (2) Perjuangan
kesetaraan gender tokoh wanita dalam novel, (3) Keadaan sosial masyarakat dalam
novel, dan (4) Nilai- nilai pendidikan yang ada dalam novel Gadis Kretek karya
Kumala
Dari hasil penelitian tentang profil tokoh wanita dalam novel Gadis Kretek
karya Ratih Kumala ditemukan bahwa gambaran ketiga tokoh sentral perempuan
sangat berani dan mempunyai rasa tanggung jawab diri, tanggung jawab terhadap
keluarga dan tenggung jawab dalam masyarakat. Rasa tanggung jawab terhadap
diri sendiri pada akhirnya berkembang menjadi rasa tanggung jawab terhadap
akibatnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga
kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab.
Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan
tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua
sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain.
perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan mengabdian
keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tanggung jawab itu dapat
dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar
ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, dan jenis tanggung jawab tersebut
merupakan profil tokoh wanita dalam novel. Jenis tanggung jawab tersebut adalah
kemanusian mengenai dirinya sendiri. Dalam novel Gadis Kretek karya Ratih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga.
Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab
...
Ibunda Roem memutuskan untuk menjual kalung dan gelang emas
miliknya, untuk membeli tembakau rajang dan cengkeh. Sebenarnya,
suaminya tak setuju. Ia menganggap apa yang dilakukan putrinya
saat ini disebabkan kesedihan Roemaisa belum benar-benar hilang.
Laki-laki itu lebih senang dengan Roemaisa yang dulu, yang
penurut, menunduk ketika diajak berbicara orang lain, dan senantiasa
melayani selayaknya perempuan Jawa baik-baik. Tapi sang ibu lalu
tidak, Roem yang sekarang, atau Roem yang layu dan seolah mati
seperti sebulan yang lalu? (Ratih Kumala, 2012: 82)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain,
lengkapnya. Sejak kecil ia sudah melinting sendiri kretek yang disajikan untuk
gender.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
-
Romaisa mencoba menegur seorang bapak tetangga. Tapi si bapak
tetangga itu bahkan tak menengok padanya. Ia terus saja tertawa-
melalui kebebasan berpendapat dan menentang sesuatu yang merugikan bagi diri
kebiasaan masyarakat Jawa yang dianggapnya kebiasaan itu merugikan diri dan
dengan mengusir semua orang yang berkumpul di rumahnya tepat di hari ketiga
kelahiran bayinya.
3. Keadaan Sosial Masyarakat dalam Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala
Kumala. Dalam novel tersebut keadaan masyarakat terbagi atas tiga zaman.
Yakni: (1) masyarakat tahun 2000-an, (2) masyarakat tahun 1945an dan (3)
masyarakat tahun 1945. Pada ketiga zaman tersebut, keadaan sosial masyarakat
kemajuan zaman.
tersebut dapat disimpulkan dari dialog para tokoh serta narasi yang diberikan
mencekam. Keadaan masyarakat pada saat itu digambarkan lewat novel ini
dengan kisah pembantaian tujuh jenderal terbaik oleh pasukan Birawa PKI.
Tokoh-tokoh dalam novel ini seperti Soejagad, Jeng Yah, Idroes Moeria juga
Gadis Kretek karya Ratih Kumala adalah terdiri dari (a) nilai pendidikan
moral, (b) nilai pendidikan religius, dan (c) nilai pendidikan budaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dengan ahklak budi pekerti dan susila. Bagian dari nilai pendidikan moral
didasarkan pada pemahaman perasaan diri sendiri dan memahami orang lain.
Kepedulian dan empati adalah cara kita menanggapi perasaan dan pengalaman
orang lain. Kepedulian itu tergambar lewat tokoh Ibas dan Jeng Yah lewat
t jelas. Dia
masih mengenakan helm. Dibukanya helm itu, dan langsung
mendekatiku. Tangannya mengacung menunjuk-nunjuk mukaku
Kuambil cek yang ada di dalam laci meja direktur, siapa lagi
kalau buka Mas Tegar. Mas Tegar yang sedang menenagkan diri
heran melihatku. (Ratih Kumala, 2012: 170)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tokoh Lebas pada awal cerita adalah tokoh yang cuek kepada
lemparan batu pada pabrik mereka. Konflik kecil pun tak terhindarkan, dan
Ketika dalam hati nurani terisi nilai-nilai negatif yang tidak mampu
membedakan antara benar dan salah, maka diri akan menjadi pencipta
bencana, yang setiap saat dapat memutarbalikkan benar menjadi salah atau
moral baik. Dan hasilnya, diri dengan moral baik akan menjalankan etika
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
A. Simpulan
Roemaisa dan Jeng Yah sebagai tokoh yang tegar mandiri yang berwibawa.
Dengan demikian, teori nature yang memberi peran terbatas kepada kaum
wanita, bukanlah sesuatu yang mutlak. Citra perempuan dalam novel ini adalah
2. Perjuangan kesetaraan gender tokoh wanita dalam novel ini ditunjukkan oleh
penulis melalui tokoh Roemaisa dan Jeng Iyah. Kedua tokoh ini adalah tokoh
gender ada empat macam yaitu bentuk ketidakadilan gender yang berupa streotip,
tangga.
3. Keadaan sosial masyarakat yang digambarkan dalam novel Gadis Kretek karya
Ratih Kumala dibagi dalam tiga zaman. Yakni sosial masyarakat tahun 1945,
4. Nilai-nilai pendidikan novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala meliputi: 1) nilai
pendidikan moral yang berhubungan dengan nilai baik buruknya tingkah laku
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kebiasaan masyarakat.
B. Implikasi
dengan pendekatan feminisme dan sosiaologi sastra ini adalah sebagai berikut:
Novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala dapat digunakan untuk menambah
bahan ajar apresiasi sastra Indonesia khususnya dalam mengapresiasi karya sastra
Indonesia mutakhir. Pendekatan feminisme yang digunakan dalam penelitian ini bisa
sekolah.
diharapkan sekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar, menengah, dan lanjutan baik di
secara berkelanjutan. Jadi, hasil penelitian dapat digunakan sebagai upaya untuk
Selain itu, dengan kehadiran pengkajian novel Gadis Kretek ini dapat
siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Saran
Dari hasil simpulan yang telah dipaparkan di atas, maka ada beberapa
dan sosiologi sastra. Dengan membaca hasil penelitian ini diharapkan guru dapat
2. Pimpinan Sekolah
pengarang telah menuliskan karya sastranya lewat buku, novel, puisi dan lainnya.
a. Membantu guru dalam menyediakan sarana, novel dan majalah sastra hasil
pengkajian novel.
3. Peneliti Lain
feminisme dan sosiologi sastra. Adapun bagi peneliti lain dapat memperdalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user