id
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Eni Prasetyoningsih
C0106017
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Apabila di kemudian terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh
dari skripsi tersebut.
Eni Prasetyoningsih
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTO
semudah yang dikatakan. Begitu banyak perih yang harus didera, namun
ketika telah sampai pada tujuan, senyum abadi akan senantiasa terkembang.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
skripsi ini.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
ASMORO (Tinjauan Sosiologi Sastra). Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan dan dukungan semua pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Riyadi Santosa. M.Ed., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni
2. Drs. Supardjo, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra
dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
membimbing peneliti sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Dan juga
4. Drs. Christiana D.W, M.Hum., selaku pembimbing kedua, terima kasih telah
5. Bapak dan ibu dosen Jurusan Sastra Daerah khususnya dan Fakultas Sastra
dan Seni Rupa pada umumnya yang telah memberikan ilmunya kepada
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Surakarta, dan perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah
membantu penulis.
7. Seluruh staf dan karyawan Tata Usaha Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Jingga, yang dengan sabar telah memberikan informasi serta atas izin yang
skripsi ini.
9. Erna Istikomah yang telah menjadi sahabat terbaik, juga atas semangat serta
ilmu-ilmunya. Dwi Ayu Febi yang sudah menjadi kakak yang baik. Serta
Diodhora, Emi, Ageng dan teman-teman angkatan 2006 lainnya yang telah
10. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Penulis sangat menyadari skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna,
maka dari itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan
penulis. Besar harapan penulis bahwa karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca.
Penulis
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ……………………………………………………………… iv
MOTO ………………………………………………………………………. v
PERSEMBAHAN ……………………………………………………………. vi
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Judul ……….…………………………………………………. 12
c. Tema …………………………………………………………. 13
b. Penokohan ……………………………………………………. 16
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Judul ………………………………………………………….. 53
c. Tema ………………………………………………………….. 56
b. Penokohan …………………………………………………….. 69
BAB V PENUTUP
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 5. Antologi Sumono Sandy Asmoro bersama pengarang lain yang Diter-
bitkan ………………………………………………………………… 51
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN
7. S1 : Sarjana Strata 1.
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SARI PATHI
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Sumono Sandy Asmoro's work in Panjebar Semangat magazine
SIKAP BUDAYA PENGARANG TERHADAP KESENIAN edition December 22, 2007 until March 22, 2008. Secondary data
KETOPRAK DALAM CERITA BERSAMBUNG sources that is the informants in this case as the author: Summono
LANGIT JINGGA KARYA SUMONO SANDY ASMORO Sandy Asmoro serialize Langit Jingga. The data used in this study
(Tinjauan Sosiologi Sastra) also divided into two parts, namely the primary data and secondary
data. Primary data is a basic element of fiction in serialized work
Eni Prasetyoningsih1 of Langit Jingga Sumono Sandy Asmoro, and secondary data in
Dra. Sundari, M.Hum.2 Drs. Christiana D.W, M.Hum.3 the form of interviews with the author.
The results of this study were: 1) Sumono Sandy is one of the
many authors are able to capture and reveal the face of cultural and
ABSTRACT social upheavals that occurred in the community. Based on his
observations of the natural repertoire of the works of modern
2011. Thesis: Department of Java Literature of Literature and Fine literature, it can be stated that he was a author all rounder. 2)
Arts Faculty of Sebelas Maret University Surakarta. structure contained in the Langit Jingga serialize Sandy Asmoro
Research in cultural author’s attitudes of Langit Jingga the Sumono work can be said that elements of the building indicate a
Sumono Sandy Asmoro’s serialize (A Review of Sociology’s reciprocal relationship between one element with another element
Literature) is a qualitative descriptive study. This study aimed to in a literary work. 3) In Langit Jingga serialize the author wanted
examine the cultural attitudes toward art tradition ketoprak that’s to show characters who are very concerned with the cultural
now starting to fade. traditions of art ketoprak. The author hopes that the younger
The problems discussed in this study, namely: 1) How do the generation are now concerned with the fate of traditional art
background authorship’s Sumono Sandy Asmoro? 2) How does heritage is very precious. As the younger generation who have
the structure builder serialize Langit Jingga, Sumono Sandy concern for the traditional arts, are required to carry out a review
Asmoro work covering the plot, characters, background/ setting, relating to downed ketoprak in the community.
title, point of view, and the theme? 3) How do Sumono Sandy The conclution of the reached were: 1) Based on his observations
Asmoro’s cultural attitudes in response to ketoprak arts tradition? of the work in the repertoire of works of modern literature, it can
Research objectives include: 1) Describe the background of be stated that he was a versatile writer who can. 2) Structure
authorship Sumono Sandy Asmoro. 2) Describe the structure contained in the work of Langit jingga serialize Sumono Sandy
builder serialize Langit Jingga Sumono Sandy Asmoro work Asmoro this indicate a reciprocal relationship between the
covering the plot, characters, background/ setting, title, point of elements one with the other elements in a literary work. 3) As the
view, and themes. 3) Describe Sumono Sandy Asmoro’s cultural younger generation who have concern for the traditional arts, are
attitudes about the kethoprak tradition art. required to carry out a review relating to meredupnya ketoprak in
Source of research data is divided into two, namely the source of the community.
primary data and secondary data sources. Primary data source,
namely the text serialize the Java language, titled Langit Jingga
1
Mahasiswa Jurusan Sastra Daerah dengan NIM C0106017
2
Dosen Pembimbing I
3
Dosen Pembimbing II
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
dunia imajinasi yang berisi gambaran kehidupan atau realita masyarakat. Cerita
bersambung merupakan hasil karya pengarang Jawa Modern dan menjadi genre
Jawa tersebut pada awalnya banyak mendapat dukungan dari berbagai surat kabar
atau majalah yang mejadi wadah tersiarnya jenis sastra ini. Pada masa ini,
dukungan tersebut tidak sebanyak pada era kemunculannya. Sebagai sebuah karya
Karya sastra bukan hanya merupakan curahan perasaan dan hasil imajinasi
pengarang saja, namun karya sastra juga merupakan refleksi kehidupan yaitu
secara estetis melalui kreatifitas yang dimilikinya, kemudian hasil olahan tersebut
disajikan kepada pembaca. Isi sebuah karya sastra yang paling dominan adalah
objek yang sangat baik untuk dikaji, sebab di dalamnya akan terlihat sosok
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
manusia yang berdialog dengan kehidupan. Bertolak dari itu dapat diambil
benang merah bahwa sastra adalah cermin kehidupan, walaupun yang tertuang di
dalamnya merupakan gambaran fiction belaka. Namun kenyataan sosial yang ada
bisa saja terekam/tercermin dalam karya sastra ini. Seperti sebuah kehidupan masa
lalu, dalam suatu masyarakat dapat selalu dilihat meskipun hanya sebatas kecil
yang tidak berarti. Karya sastra merupakan gambaran nyata kehidupan tentang
dikatakan bahwa sebenarnya karya sastra itu tidak hanya berfungsi bagi
masyarakat dengan seseorang, yang sering menjadi bahan sastra adalah pantulan
terkait, yaitu pengarang, pembaca atau masyarakat penikmatnya, dan karya sastra
melalui jalan cerita dan tokoh-tokohnya dengan daya kreativitas dan imajinasi
pengarang, meskipun tokoh dalam suatu cerita merupakan rekaan, namun bukan
semata-mata rekaan, melainkan lebih sebagai replika dari sebuah kehidupan yang
nyata. Di dalam sebuah karya sastra akan dapat tercermin pula ajaran-ajaran moral
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
melalui amanat, gagasan pengarang maupun latar belakang sosial yang mendasari
Lewat karya sastra manusia dapat belajar tentang hakikat hidup dan
Pengarang dan anggota masyarakat tidak bisa menutup mata terhadap problem
masyarakat. Karya sastra tidak lagi berbicara tentang keindahan semata, akan
bermakna.
Cerbung atau cerita bersambung sebagai salah satu karya sastra hasil
kehidupan manusia. Kenyataan itu terkadang terasa sangat nyata dan hidup karena
ada atau pernah terjadi pada masyarakat dalam kurun waktu tertentu.
Cerita bersambung dengan bahasa Jawa merupakan hasil karya pengarang Jawa
Modern dan menjadi genre sastra dalam khasanah kesusastraan Jawa baru.
dukungan dari berbagai surat kabar atau majalah yang menjadi wadah tersiarnya
jenis sastra ini. Cerita bersambung sebagai karya sastra, banyak menawarkan
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa UNESA. Beliau menyelesaikan S-1
nya sampai 7 tahun karena terlalu asik berkesenian di kampus. Dan saat ini beliau
karawitan dan teater, beliau juga aktif menulis karya sastra berupa puisi, cerpen,
Candra Dyah Pambayun, Ken Ary Sandy, dan Wisky Windusaru. Penggunaan
nama samaran ini menurut pengarang bertujuan agar pembaca tidak bosan dengan
majalah antaranya adalah Panjebar Semangat, Jaya Baya, Djoko Lodhang, Pos
Kita, Surabaya Post, Bende dan masih ada lagi di surat kabar lainnya. Salah satu
mengangkat nasib seni tradisi kethoprak yang mulai kehilangan tempat di hati
objek kajian adalah: pertama, karena dari segi isi, cerita bersambung langit jingga
peduli dengan kesenian tradisi ketoprak yang mulai redup. Kedua dari segi
pengarang sendiri Sumono Sandy Asmoro merupakan salah satu pengarang sastra
yang produktif. Ketiga, prestasi Sumono Sandy Asmoro yang cukup bagus
sekarang yang masih sangat peduli dan ingin mengangkat nasib para seni tradisi
kethoprak yang saat ini sedang mengalami keterpurukan, sampai kethoprak sulit
sekali untuk dikatakan masih hidup atau malah sudah mati, bahkan di salah satu
surat kabar disebutkan bahwa seni tradisi kethoprak masih hidup jika digratiskan,
dan ada sebagian orang yang menyebut kethoprak mati suri. Hal ini menandakan
zaman dan lain sebagainya. Karena itulah Jrabang dan teman-temannya membuat
Jrabang menyemangati teman-temanya dan akhirya salah satu teman Jrabang yang
bernama Jlitheng tertarik untuk ikut latihan kethoprak. Niat Jrabang memang baik,
dia ingin melestarikan salah satu seni tradisi peninggalan leluhur kita yaitu
kethoprak. Dua kali dalam seminggu, Jlitheng tidak pernah absen latihan di
sanggar kethoprak, latihan kethoprak tidak kalah dengan latihan teater. Seni
tradisi juga memiliki konvensi panggung yang rumit, jadi tidak bisa seenaknya
sendiri, dari cara berjalan, cara duduk, cara bicara, cara berpindah tempat
semuanya punya aturan sendiri-sendiri. Akan tetapi setelah lulus kuliah, Jlitheng
langsung mencari pekerjaan yang sesuai dengan ijasahnya, dan Jlitheng juga
setelah lulus kuliah malah bergabung dengan kethoprak tobong atau kethoprak
keliling dari daerah satu ke daerah lain, karena dia merasa belum puas dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
B. Batasan Masalah
1. Struktur cerita bersambung Langit Jingga karya Sumono Sandy Asmoro yang
meliputi plot/ alur, tokoh, latar/ setting, judul, sudut pandang/ point of view,
dan tema.
C. Perumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah yang telah diungkapkan dimuka serta
ruang lingkup penelitian ini, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Sumono Sandy Asmoro yang meliputi plot/ alur, tokoh, latar/ setting, judul,
D. Tujuan Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
Sumono Sandy Asmoro yang meliputi plot/alur, tokoh, latar/ setting, judul,
E. Manfaat Penelitian
secara teoretis maupun manfaat secara praktis. Manfaat yang dimaksud adalah
sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
pembaca, peminat sastra Jawa untuk lebih mengetahui dan memahami tentang
ini merupakan data yang dapat digunakan untuk penelitian sejenis lainnya,
misalnya secara sosiologi, feminisme, ajaran moral, resepsi sastra, dan lain-lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
Penelitian terhadap suatu obyek penelitian karya sastra dalam hal ini
diperlukan dukungan teori dan pendekatan, agar dapat memberikan orientasi yang
ringkas dan jelas penjabaran dan uraianya dapat dibentuk uraian kualitatif, model
berkaitan dengan masalah-masalah sastra yang diteliti (Sangidu, 2004: 105). Teori
penelitian ini di butuhkan teori pendekatan yang sesuai dengan apa yang di kaji.
Cerita bersambung menurut Laela Sari dan Nur Laela (2006: 61) adalah
cerita rekaan yang memuat sebagian demi sebagian, cerita yang dikisahkan secara
rekaan atau fiksi yang dimuat tidak hanya sekali di dalam majalah atau media
lainya yang di muat dalam beberapa episode. Cerbung sangat panjang karena
teknik penceritaanya yang mendetail antara kejadian satu dengan kejadian yang
lain, serta penuturan satu dengan penuturan yang lain di dalam cerita.
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
biasanya lebih kompleks dan lebih banyak. Hakikat cerbung adalah pengungkapan
jiwa pengarang melalui proses imajinasi yang tetap berpangkal pada kenyataan
dan pengalaman. Cerbung ini memiliki persamaan dengan novel, cerpen maupun
roman yang sama-sama memiliki struktur yaitu sama-sama memiliki plot/ alur,
tokoh, latar/ setting, judul, sudut pandang/ point of view, gaya dan nada serta
tema. Perbedaanya terletak pada penyajianya yaitu cerita disajikan sebagian demi
sebagian. Sedangkan novel, cerpen maupun roman disajikan secara utuh dan
sekali jadi.
B. Teori Sruktural
struktur karya sastra itu sendiri. Satu konsep dasar yang menjadi ciri khas teori
struktural adalah adanya anggapan bahwa didalam dirinya sendiri karya satra
merupakan suatu struktur yang otonom yang dapat dipahami sebagai suatu
kesatuan yang bulat yang saling berjalin (Djoko Pradopo 1995: 108). Pendekatan
ini secara singkat dapat dikatakan gerakan otonomi karya sastra (Maatje, 1970
dalam Teeuw, 198: 60). Sebuah struktur karya sastra harus dilihat sebagai suatu
hubungan antar unsur dan sumbangan apa yang diberikan terhadap tujuan estetik
instrinsik karya sastra (Suwardi Endaswara, 2003: 51-52). Pada dasarnya analisis
secara detail serta sedalam mungkin keterjalinan secara anasir dan aspek karya
struktural merupakan langkah awal untuk mendapatkan makna karya sastra secara
karya satra yang bersangkutan. Untuk mengkaji unsur-unsur dalam karya sastra,
fiksi menjadi fakta cerita yang meliputi: Plot/ alur, tokoh, dan latar; sarana cerita
yang meliputi judul, sudut pandang, gaya dan nada; serta tema (dalam Wiyatmi,
2006: 29-30). Penjelasan yang lebih luas mengenai unsur-unsur intrinsik karya
1. Sarana Cerita
dalam memilih dan menata detail-detail cerita (Sayuti, 2006: 147) dengan sarana
cerita ini tercipta pola yang bermakna yang berhubungan dengan fakta cerita yang
akan di ceritakan. sarana cerita dalam fiksi meliputi unsur judul, sudut pandan/
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
a. Judul
Judul merupakan hal yang paling pertama yang di baca oleh pembaca
karya satra. Karena judul merupakan elemen lapisan luar suatu karya sastra, oleh
sebab itu judul merupakan elemen karya sastra yang paling mudah diketahui oleh
pembaca.
membentuk satu kesatuan. Pendapat ini dapat diterima ketika judul mengacu pada
sang karakter utama atau satu latar tertentu. Akan tetapi penting untuk waspada
bila judul tersebut mengacu pada satu detail yang tidak menonjol (Stanton, 2007:
51)
cerita. Oleh sebab itu, sebuah judul harus mampu mengacu dengan elemen
struktur lainya. Artinya judul suatu karya bertalian erat dengan elemen-elemen
yang membangun fiksi dari dalam (Sayuti, 2006: 148). Dalam hubunganya
dengan hal ini, judul seharusnya dapat mewakili tema, latar/setting, tokoh,
b. Sudut Pandang
harus memilih sudut pandangnya dengan hati-hati agar cerita yang di utarakannya
menimbulkan efek yang pas. Robert Stanton dari sisi tujuan, sudut pandang
terbagi menjadi empat tipe utama. Meski demikian, perlu diingat bahwa
kombinasi dan variasi dari keempat tipe tersebut bisa sangat tidak terbatas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
dapat dilihat, didengar dan dipikirkan oleh satu orang karakter saja. Pada orang
karakter melihat, mendengar atau berpikir dan saat tidak ada satu karakterpun
c.Tema
membaca karya sastra, seseorang tidak hanya bertujuan untuk mencari dan
menikmati kehebatan sebuah cerita, tetapi biasanya akan mencari apa yang
yang mewakili bagian dari sesuatu yang didefinisikan itu. Kejelasan pengertian
karya fiksi (Burhan Nurgiyantoro, 2005: 67). Sedangkan menurut Robert Stanton
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
(2007: 36) Tema merupakan aspek cerita yang sejajar denganmakna dalam
pengalaman yang dipaparkan di dalam karya sastra. Sebuah karya sastra harus
Kemudian penikmat yang menelaah sendiri kira-kira tema dan amanat apa yang
sastra , gaya adalah cara pengarang dalam mengunakan bahasa. Meski dua orang
pengarang memakai alur, karakter, dan latar yang sama, hasil tulisan keduannya
bisa sangat berbeda (2007: 61). Dan satu elemen yang amat terkait dengan gaya
adalah tone. Tone adalah sikap emosional pengarang yang ditampilkan dalam
Gaya dan nada sebagai bagian dari sarana cerita. dalam karya sastra
Sumbangan yang paling utama ialah untuk menciptakan tone/ nada cerita (Sayuti,
2006: 17). dalam kaitanya dalam karya sastra gaya merupakan sarana, sedangkan
bahasa yang spesifik oleh seorang pengarang. Pemakaian bahasa inilah yang
dimaksudkan oleh Laelasari dan Nurlaela (2006: 104) diartikan sebagai pemilihan
kata atau penentuan diksi yang dilakukan oleh pengarang untuk menyajikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
ceritanya. Dengan berpijak pada uraian diatas, maka dapat dimengerti bahwa yang
dimaksud dengan gaya adalah gaya bahasa yang dipakai oleh pengarangdalam
2. Fakta cerita
Fakta cerita merupakan hal-hal yang akan diceritakan dalam sebuah karya
sastra. Fakta cerita meliputi plot/alur, tokoh dan latar. Sesuatu yang akan
tersebut.
a. Plot/ alur
(2007 : 26).
Alur atau plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap
kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu
Burhan Nurgiyantoro, 1995: 113). Sejalan dengan itu, Atar Semi menyatakan
bahwa alur atau plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun
a. Alur maju. Alur maju atau progresif dalam sebuah novel terjadi jika cerita
b. Alur mundur, regresif atau flash back. Alur ini terjadi jika dalam cerita
tersebut dimulai dari akhir cerita atau tengah cerita kemudian menuju awal
cerita.
c. Alur campuran yaitu gabungan antara alur maju dan alur mundur. Untuk
yang terdapat di dalamnya. Alur atau plot memegang peranan penting dalam
sebuah cerita rekaan. Selain sebagai dasar bergeraknya cerita, alur yang jelas akan
b. Penokohan
ditampilkan dalam sebuah cerita (Jones dalam Burhan Nurgiyantoro, 1995: 165).
struktur sebuah novel atau cerbung. Setiap tokoh itu mempunyai ciri-ciri, baik
secara lahir dan batin. Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan
tokoh cerita baik keadaan lahir maupun batinnya yang berupa pandangan hidup,
sikap, keyakinan, adat-istiadat dan sebagainya (1982: 11). Penokohan yang baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
tersebut yang mewakili tipetipe manusia yang dikehendaki tema dan amanat.
Ada dua macam cara dalam memahami tokoh atau perwatakan tokoh-
dalam cerita.
tokoh, melalui pengambaran fisik tokoh dan melalui dialog (Atar Semi, 1993: 39-
40).
dibedakan menjadi tokoh utama dan tokoh tambahan. Selain itu, jika dilihat dari
fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh protagonis dan tokoh
kita, harapan-harapan kita, dan pembaca. Tokoh antagonis adalah tokoh penyebab
c. Latar/ Setting
Latar juga dapat berwujud waktu-waktu tertentu (hari, bulan, tahun), cuaca atau
Latar merupakan segala ketentuan mengenai waktu, ruang dan suasana terjadinya
dibedakan menjadi tiga, yaitu tempat, waktu dan sosial. Ketiga unsur tersebut
saling berkaitan satu sama lain. Pertama latar tempat menunjuk pada tempat atau
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar waktu menjadi
dominan dan fungsional jika digarap dengan teliti, terutama jika dihubungkan
dengan peristiwa sejarah. Pengangkatan unsur sejarah ke dalam karya fiksi akan
menyebabkan waktu yang diceritakan menjadi khas, tipikal dan sangat menjadi
kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.
Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup masalah kehidupan yang cukup
kompleks. Disamping itu latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
dimana peristiwa dalam suatu certa fiksi terjadi, baik lingkungan waktu, tempat,
ataupun sosial.
Sosiologi adalah suatu telaah obyektif dan ilmu tentang manusia dalam
masyarakat dan proses sosialnya (Sapardi Djoko Damono, 1979: 17). Sosiologi
merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri. Sastra begitu dekat hubungannya
d. Karya sastra itu di manfaatkan kembali oleh masyarakat. (Nyoman, 2004: 60).
dengan proses pemahaman mulai dari manusia ke individu (Nyoman, 2003: 59).
pencipta karya sastra menampilkan bentuk budaya pada jamanya, bahkan dia juga
b. Sosiologi karya sastra, yang memasalahkan karya sastra itu sendiri, yang
menjadi pokok adalah apa yang tersirat dalam karya sastra dan apa yang
menjadi tujuanya.
sastra. (Wellek dan Warren dalam Sapardi Djoko Damono, 1979: 3).
pendekatan sosiologi sastra dalam penelitian ini ialah sosiologi karya sastra
daerah/ kesenian rakyat yang berasal dari jawa, khususnya Surakarta dan daerah
istimewa Yogyakarta. Pendapat tersebut diperkuat oleh bapak St. wiyono bahwa
ketoprak adalah teater Jawa atau daerah yang masih menggunakan gamelan
Jawa, bahasa Jawa sebagai dialognya, dan masih memakai kentongan sebagai
aba-abanya. Maka dapat mengetahiu kapan saatnya harus berhenti. Dan sisitem
musiknya. Ketoprak menurut arti luasnya adalah teater rakyat yang lahir di Jawa
(legenda, dongeng, sejarah, babad, dan fiktif) baik dari dalam maupun luar
negeri
bervariasi yaitu dengan bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan sebagainya sesuai
menceritakan tentang sejarah di daerah sekitar, bisa tentang kisah seorang tokoh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
Pada beberapa acara, ketoprak juga disisipi oleh hal-hal yang istimewa seperti:
tamu istimewa.
sebuah bangunan semi permanen terbuat dari bambu dan beberapa perlengkapan
seluruh rakyat ketoprak tinggal, hidup dan mempertunjukkan karya dan juga
darma mereka. Tobong tidak ubahnya sebuah negeri kecil bagi kalangan
ketoprak.
Sastra tidak begitu saja jauh dari langit, bahwa hubungan yang ada
(Damono, 1984: 3) hal itu disebabkan oleh karya sastra merupakan refleksi
kehidupan yang terjadi di masyarakat. Segala hal yang tertuang dalam karya
sastra tidak dapat terlepas dari apa yang terjadi di masyarakat. Karena
pengarang adalah bagian dari masyarakat, karya sastra juga merupakan cermin
pribadi atau jiwa pengarang itu sendiri yang di dapat dari masyarakat dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
bangsanya. Oleh karena itu untuk memahami sebuah karya sastra, latar sosial
Gerungan, definisi sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang
terhadap respon indifidu pada semua objek pada semua situasi yang berkaitan
beberapa aspek dunia individu (Gerungan, 2004: 137). Jadi sikap adalah
kesiapan untuk selalu menanggapi segala sesuatu dengan cara dan proses
seperti misalanya dalam penelitian kali ini akan diorientasikan pada sikap
Budaya dikatakan sebagai sebuah cipta, karsa dan rasa yang diperoleh
dari belajar, maka budaya tersebut lahir dari proses belajar manusia sehingga
membentuk dan menghasilkan suatu budaya yang luhur. Budaya Jawa terkenal
dengan budaya yang mempunyai nilai-nilai yang tinggi. Nilai-nilai yang terlihat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
dalam budaya Jawa salah satunya adalah sikap sopan santunnya bila dilihat dari
tingkah lakunya dan lembut tuturkatanya. Dengan adanya sikap ini dapat di
ketahui pandangan seseorang terhadap apa yang dia amati. Walupun sikap tidak
identik dengan pandangan hidupnya. Suatu sikap yang tidak hanya berhubungan
dengan agama, tetapi juga berhubungan dengan adat istiadat latar sosial budaya
dan karakter bangsanya. Suatu sikap bukanlah suatu yang terbentuk pada suatu
saat, tapi dalam suatu proses yang lama yang lahir dari pendidikan dan
berjumpa dengan kebudayaan lain yang secara langsung maupun tidak langsung
maupun bangsanya.
akan menanggapi budaya suatu masyarakat yang terdapat dalam karya yang
dihasilkannya, dengan kata lain, sikap budaya pengarang adalah sikap dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang atau perilaku yang diamati (dalam Lexy J. Moleong, 2002: 3).
atau akurat fakta-fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu.
gambaran atau deskriptif mengenai kwalitatif dari obyek yang dikaji, dalam hal
ini adalah cerita bersambung Langit Jingga karya Sumono Sandy Asmoro.
commit25
to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
menjadi dua, yakni sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data
primer yaitu cerita bersambung karya Sumono Sandy Asmoro dengan judul Langit
Jinggga yang dimuat dalam majalah Panjebar Semangat edisi 22 desember 2007
sampai dengan 22 maret 2008 yang terdiri dari 15 episode, serta buku-buku
reverensi. Sumber data sekunder yaitu informan yang dalam hal ini adalah
Data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan atas data primer dan
sekunder. Data primernya adalah teks cerita dari cerita bersambung Langit Jingga
Karya Sumono Sandy Asmoro yang meliputi unsur intrinsik (struktur cerita
dalam cerita bersambung tersebut. Data sekunder yaitu rekaman hasil wawancara
dengan pengarang yang termuat dalam Flashdisc, MP3, dokumentasi yang berupa
foto, serta teori-teori dari buku-buku referensi yang menunjang penelitian dan hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
1. Analisis Isi
analysis atau analisis isi. Yang dimaksud analisis isi dalam penelitian ini adalah
suatu analisis terhadap isi termasuk aspek-aspek yang terkandung dalam cerita
Moleong, 2000: 163) mendefinisikan kajian isi yaitu teknik penelitian yang
dimanfaatkan untuk menarik kesimpulan yang replikatif dan sahih dari data atas
dasar konteksnya. Data tersebut adalah cerbung Langit Jingga karya Sumono
Sandi Asmoro. Teknik ini cara kerjanya menemukan struktur pembangun yang
meliputi plot/ alur, tokoh, latar/ setting, judul, sudut pandang, gaya dan nada serta
cerbung tersebut.
2. Teknik Wawancara
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
Moleong, 2000: 135). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan pada pengarang
untuk mengumpulkan data tentang pengarang dalam hal ini pihak yang akan
Langit Jingga.
Menurut Bodgan dan Bikken, analisis data adalah upaya yang dilakukan
satu satuan yang dapat dikelola, mensintensiskanya, mencari dan menemukan pola
apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat
Analisis data menurut Patton (dalam Lexy J Moleong, 2007: 280) adalah
dan satuan uraian dasar. Dalam teknik analisis data ini untuk mendukung
1. Reduksi Data
atau proses transformasi ini terus berlanjut sesudah penelitian sampai laporan
akhir tersusun.
2. Penyajian Data
terkumpul, yang terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, dokumen,
(Lexy J Moleong 2000: 103). Tahapan ini dimulai dengan membaca dan
Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sudah terjadi
dan menentukan apakah sudah dapat menarik kesimpulan yang benar atau
3. Penarikan kesimpulan
pada reduksi maupun sajian datanya. Menurut H.B Sutopo, proses ini
pengumpulan data.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
begitu seksama dan membutuhkan tenaga serta pemikiran yang lebih luas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
BAB IV
PEMBAHASAN
bersambung Langit Jinga karya Sumono Sandy asmoro ditinjau dari sudut pengarang.
sekitar melalui proses kreatif pengarang. Pembaca dapat mengetahui seberapa jauh
dihasilkan. Melalui karya-karya itu dapat pula diungkapkan ciri khas pengarang yang
Karya satra tidak akan lepas dari kehidupan pengarang, serta wawasan yang
dimilikinya. Maka dari itu pengarang merupakan hal yang perlu diperhatikan. Bahkan
masyarakat dapat membantu. Oleh karena itu segala aspek yang menyangkut diri
belakang sosial. Hal ini sangat penting karena mengingat banyaknya kemungkinan
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
yang mungkin terjadi dalam proses keahiran karya sastra itu sendiri dengan
kehidupan pengarang.
Sumono Sandy Asmoro adalah salah satu dari sekian banyak pengarang yang
mampu menangkap dan mengungkapkan wajah budaya dan gejolak sosial yang
terjadi dalam masyarakat. Sumono Sandy Asmoro lahir di Ponorogo pada tanggal 7
Juli 1971, sejak kecil sampai sekarang beliau tinggal di Ponorogo yaitu di Desa
Mulai mengarang sejak tahun 1996 yaitu sejak kuliah di UNESA, Waktu itu
guritan/puisi. Pada saat itu juga beliau mulai produktif, beliau menulis cerita-cerita
wayang, kemudian mulai membuat cerita pendek, roman, dan cerita sambung.
Karyanya cukup bagus, karena setiap karya yang di buatnya sebagian besar dimuat di
dulu apa yang ingin ditulisnya, kemudian setelah matang, semua cerita tersebut baru
membutuhkan waktu beberapa jam saja, untuk pembuatan cerita pendek (cerkak)
kira-kira beliau membutuhkan waktu satu hari, untuk cerita sambung dan roman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
waktu luang saja, membuat cerita sambung atau cerita roman hanya dikerjakannya
Tujuan Sumono Sandy Asmoro mengarang selain untuk mengisi waktu luang
Sumono Sandy Asmoro tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk kreasi. Pengarang
yang memiliki nama samaran Ken Ary Sandy, Wisky Windu Saru ini sangat rajin
sastra modern, dapat dinyatakan bahwa beliau adalah seorang penulis yang serba
bisa. Buktinya beliau tidak hanya menekuni salah satu bidang atau salah satu jenis
genre sastra saja. Beliau tidak hanya menulis puisi (geguritan) atau cerita pendek
(cerkak), tetapi juga menulis cerita sambung dan roman. Sumono Sandy Asmoro
menulis apa saja sesuai rubrik yang terdapat dalam majalah-majalah Bahasa Jawa.
Dalam kepenulisan bidang sastra, biasanya Sumono mengangkat tema sosial yaitu
memahami sebuah karya sastra. Dimensi-dimensi sosial pengarang, tempat dia hidup
dan bagian dari kehidupannya akan mendasari sikap hidup dan motivasi pengarang
dalam menampilkan cerita dalam karya sastranya. Pengaruh sosial budaya meliputi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
Sumono Sandi Asmoro selain sebagai seorang sastrawan juga sebagai kepala
keluarga, beliau menikah dengan Sari Astuti pada tahun 2007. Istrinya dari
Trenggalek, kemudian pada tahun 2008 anak pertamanya Lungit Winahyu Lintang
sebagai: guru SMP N 1 Panggul, redaktur Damar Jati dan dari hasil menulisnya.
tersebut terbukti dari kesigapan beliau yang senantiasa menyempatkan diri mendidik
dan mencurahkan kasih sayang kepada anak-anaknya, walaupun beliau adalah orang
yang sangat sibuk. Bagi beliau persoalan keluarga merupakan beban yang harus
dipikul bersama-sama.
sehingga menjadi panutan bagi masyarakat sekitar. Nama Sumono Sandy Asmoro
cukup dekat dan dikenal masyarakat di sekitarnya. Beliau cukup berperan aktif dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
karyanya berbentuk cerita cekak, geguritan, cerita romansa, cerita wayang, buku
kumpulan romansa, dan buku kumpulan geguritan. Beberapa karya beliau sempat
berjudul Rokok masuk ke-10 cerita terpilih dalam sayembara yang diadakan di
Taman Budaya Yogyakarta, dan dimuat dalam Antologi Liong Tembang Prapatan.
diadakan Radio Khusus Informasi Pertanian (RKIP) Wonocolo pada tahun 1999.
Bandha Pusaka (2001), Sumunar (2002), Jagade Obah (2003), Duka Atceh Duka
Bersama (2005), Trubus Saka Pang Garing (2005), Malsasa 2005 (2005), Surabaya
714 (2007), dan Senthong (2008). Antologi Romansa yang baru saja terbit adalah
Semangat, Jaya Baya, Djaka Lodhang, Pos Kita, Surabaya Post, dan Bende. Berikut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
Satus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
Lukisan
Sakeplasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
a. Rokok (masuk karya terpilih lomba nulis cerkak Taman Budaya Yogyakarta
b. Dhalang (masuk karya terpilih dalam lomba nulis cerkak Sanggar Sastra Jawa
c. Sari Nyidam yang dimuat di Jaya Baya 2006, juara 3 loomba nulis cerkak
d. “Kendhang” dan “Omah Joglo Kulon Protelon” yang dimuat Jaya Baya 2004,
masuk karya terpilih dalam lomba nulis cerkak Majalah Jaya Baya 2003.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
76. Sing Dak Rungu Ing Esuk Iki Jaya Baya 2000
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
Dari berbagai geguritan tersebut, Meditasi Angkasa meraih prestasi Juara Dua
Lomba Nulis Geguritan RKIP Wonocolo Surabata tahun 1999. Serta geguritan-
geguritan lain yang dimuat di majalah Mekar Sari, Djaka Lodang, dan rubrik Suket
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
Serta beberapa cerita remaja (roman sacuwil) lain, yang dimajalah Penjebar
yang Diterbitkan
Surabaya
(cerkak)
Yogyakarta
Tulungangung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
(geguritan)
(cerkak) Tulungagung
Surabaya
Surabaya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
B. Analisis Struktural
1. Sarana Cerita
a. Judul
Judul adalah hal yang paling pertama yang dibaca oleh pembaca karya sastra.
Karena judul suatu elemen lapisan luar suatu karya sastra. Judul merupakan elemen
Kita sering mengira bahwa judul selalu relevan terhadap karya yang
diampunya, sehingga keduanya membentuk satu kesatuan. Pendapat ini bisa di terima
ketika judul mengacu pada sang karakter utama atau satu latar tertentu. Akan tetapi
kita dituntut agar selalu waspada bila judul tersebut mengacu pada satu detail yang
tidak menonjol. Seperti halnya pada cerita bersambung karya Sumono Sandy Asmoro
yang berjudul Langit Jingga. Dalam cerbung Langit Jingga ini Judul mengacu
Terjemahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
Kutipan diatas merupakan gambaran bukti judul yang mengacu pada satu hal
yang tidak menonjol. Gambaran ini hanya terdapat di akhir cerita, ketika senja,
matahari terbenam dan hari mulai berganti. Pada cerita cerita sebelumnya pengarang
tidak pernah sama sekali menguraikan secara detail keadaan di senja hari. Pengarang
menggambarkan seni tradisi ketoprak pada saat ini seperti Langit Jingga atau
keadaan disore hari ketika matahari mulai terbenam dan menampakkan sisa-sisa
sinarnya yang menandakan hari sudah senja. Hal ini menunjukkan saat-saat dimana
yang memang sudah mulai terabaikan dan tidak begitu diminati masyarakat lagi.
Teori yang di gunakan untuk menganalisis Sudut pandang adalah Teori dari
Robert Stanton yang membagi empat tipe tama yaitu: orang pertama-utama, orang
cerita bersambung Langit Jingga ini menggunakan sudut pandang orang ketiga tidak
sebagai orang ketiga. Pengarang juga dapat membuat beberapa karakter melihat,
mendengar atau berpikir, atu saat ketika tidak ada satu karakterpun hadir. Perhatikan
beberapa kutipan dibawah yang menunjukkan tidak ada satu karakter pun hadir ketika
Jlitheng hendak mencari Jrabang untuk diajak berangkat ke acara sarasehan sastra di
“Mudhun saka bis, Jlitheng langsung mlaku tumuju kidul prapatan Bibis. Wis
diniyati wektu kuwi dheweke arep nggoleki Jrabang, kancane sing padha-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
padha dadi pengarang. Dina iku antuk undangan sarasehan sastra sing bakal
diadani ana Surabaya. Karepe arep diajak budhal bareng, wong acarane isih
bakal kawiwitan mengko bengi. Nannging sing jenenge Jrabang kuwi pancen
wonge rada aneh, mau diampiri ana omahe Ngawi ora ana. Jare wong
tuwane melu kethoprak sing nggedhong ing Ponorogo.” (epd 1, hal 19)
Terjemahan
“Turun dari bis, Jlitheng langsung berjalan menuju perempatan Bibis. Sudah
diniati waktu itu dia akan mencari Jrabang, temannya yang sama-sama
menjadi pengarang. Hari itu mendapat undangan sarasehan sastra yang akan
acara akan dimulai nanti malam. Akan tetapi yang bernama Jrabang itu
memang orangnya sedikit aneh, tadi dijemput di rumahnya Ngawi tidak ada.
melihat, mendengar atau berpikir ketika Jrabang dan Jlitheng berpisah di terminal
Madiun, Jrabang sempat berpesan pada Jlitheng untuk berkenan main ke tobongnya.
Dan Jlitheng menjawab suatu saat dia pasti akan main ke tobong Jrabang sambil
“Udakara jam pitu bengi, bis kuwi wis tekan terminal Madiun. Jrabang
mudhun ing kono, wondene Jlitheng mbacutake laku tumuju Sragen, omahe.
Sadhurunge mudhun Jrabang kober titip welingmarang kancane. “aku
mudhun kene ya Theng. Nek ana wektu dolano menyang tobongku. Sapa
ngerti yen ana pak guru sing nonton kethoprak, mengko penontone banjur
bisa mbludag.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
“Aja kuwatir Bang, genti wektu aku mesthi dolan menyang tobongmu. Nek
perlu, aku melu main.” Sambungane Jlitheng karo enehi semangat marang
kancane kuwi.
Terjemahan
“kira-kira jam tujuh malam, bi situ sudah sampai terminal Madiun. Jrabang turun
Sebelum turun, Jrabang sempat berpesan kepada rekannya. “saya turun disini ya
Theng. Jika ada waktu maen ke tobongku. Siapa tahu jika ada pak guru yang
“Jangan kuwatir Bang, lain waktu aku pasti main ke tobong kamu, jika perlu aku
c. Tema
pengalaman yang dipaparkan di dalam karya sastra. Sebuah karya sastra harus
Kemudian penikmat yang menelaah sendiri kira-kira tema dan amanat apa yang ada
Menurut Stanton, cara yang paling efektif dalam mengenali tema sebuah
karya sastra adalah dengan mengamati secara teliti setiap konflik yang ada
didalamnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
tema seni tradisi ketoprak yang semakin memprihatinkan. Terbukti pada konflik-
pementasan ketoprak yang semakin lama semakin tidak diminati masyarakat dan
diabaikan dan dilupakan khususnya oleh generasi muda, sampai ada surat kabar yang
Duta Budaya. Seiring perkembangan jaman yang menggeser seni tradisi dengan
hiburan-hiburan modern yang lebih menarik, membuat seni tradisi ketoprak semakin
diabaikan oleh masyarakat. Banyak sekali upaya tokoh-tokoh dalam cerita sambung
Langit Jingga ini, untuk membuat ketoprak tetap dibanjiri penonton pada setiap
pementasannya seperti pada tahun 1980-an, upaya yang dilakukan oleh para tokoh
dari mencari sponsor, mengundang bintang tamu sampai mencari sarana kepada
orang pintar (dukun) sudah di jalani. Demi tetap mempertahankam seni tradisi
ketoprak, bahkan sang tokoh utama Jrabang rela tidak mencari pekerjaan yang sesuai
lain. Bahkan ia juga rela menyia-nyiakan kesempatan untuk menjadi Lurah hanya
karena ingin memperjuangkan seni Tradisi tinggalan nenek moyang ini. Berikut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
kutipan dibawah.
“Pancen wiwit jaman kuliah mbiyen, Jrabang wis ketok banget pingin
ngangkat nasibe seni tradisi sing saiki wiwit kelangan papan ing atine
Terjemahan
“Memang sejak zaman kuliah dulu, Jrabang terlihat sangat ingin sekali
mengangkat nasib tradisi yang saat ini mulai kehilangan tempat di hati
ketoprak.”
tradisi ketoprak. Hal ini menyebabkan Jrabang tidak tertarik dengan pekerjaan yang
sesuai ijasahnya. Jrabang berpendapat bahwa masih banyak jalan untuk mengabdi
pada negara. Tidak harus menjadi PNS atau guru walaupun sebagai seorang sarjana
“Theng, sing jenenge ngabdi marang negara kuwi akeh dalane. Dak kira ora
kudu dadi guru, senajan awakku sarjana pendidikan. Ora kudu dadi PNS,
senajan manut masyarakat PNS kuwi isih nduweni kalungguhan kang
kinurmat jroning pasrawungan. Ora setaun rong taun awakmu kenal aku. Aku
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
Terjemahan
“Theng, banyak jalan untuk mengabdi kepada negara. Saya kira tidak harus
menjadi guru meskipun saya seorang sarjana pendidikan. Tidak harus menjadi
dalam pergaulan. Tidak hanya satu atau dua tahun kamu mengenalku. Aku
bukan sebangsa orang yang mabuk pangkat atau gila kedudukan. Saat ini ku
Pak Prayoga bersama Jrabang dan anggota kethoprak yang lain tidak langsung
kutipan berikut.
“Yen terus terusan ngene,sepi penonton, nasibe awake dhewe terus kepriye?
Pametu ora sepiraa, kamangka sabendina weteng kudu diisi sega, durung
mikir perkara bocah-bocah sing butuh wragat sekolah,” grenenge Pak
Prayoga sajak njaluk panemune liyan.
“Kados pundi menawi nyobi pados sponsor, pak? Sinten ngretos mangke
wonten perusahaan jampi menapa rokok ingkang purun sabiyantu dhumateng
wakipun piyambak.” Jrabang nyoba ngandhakake panguneg-unegke. (epd 3,
hal 42)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
Terjemahan
“Jika terus sepi seperti ini, sepi penonton, bagaimana nasib kita semua?
Pendapatan tidak seberapa, padahal setiap hari harus makan , belum lagi
“Bagaimana jika mencoba cari sponsor, Pak?. Siapa tahu nanti ada perusahaan
mengungkapkan pendapatnya.
masih banyak orang pintar yang bisa memberikan sarana. Siapa tau setelah di syarati
pagelaran kethoprak bisa benar-benar rami. Disana Pak Prayoga langsung bertemu
dengan Mbah Wangsa, Pak Prayoga pun langsung mengatakan tujuanya kesana.
kutipan berikut:
“Esuke Pak Prayoga dikancani Pak Slamet, anggota kethoprak paling lawas
kuwi dolan menyang Sumoroto. Jarene arep golek srana supaya kethoprakke
akeh sing nonton. Ing Ponorogo kono jarene sih akeh wong pinter sing biso
wenehi srana. Sapa ngreti yen wis disyarati mengko pagelarane banjur bisa
rame tenan. Tekan papan sing dituju, Pak Prayoga langsung bisa ketemu
karo Mbah Wangsa. Kanthi blaka sutha dheweke banjur ngandhakake apa
kang dadi sedyane dolan mrono. 9epd 3, hall 42)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
Terjemahan
paling lama itu, main ke Sumarata. Mereka akan mencari syarat supaya
dukun yang bisa member syarat. Siapa tahu jika sudah diberi syarat, pagelaran
2. Fakta Cerita
Fakta cerita merupakan hal-hal yang akan diceritakan dalam sebuah karya
sastra. Fakta cerita meliputi plot/alur, tokoh dan latar. Sesuatu yang akan diceritakan
a. Plot/ alur
Langit Jingga karya Sumono Sandy Asmoro, karena teori ini membahas alur seperti
yang diperlukan oleh sebuah cerita, akan dianalisis struktur plot berdasarkan
waktunya dapat diketahui dengan jelas. Berikut ini akan diuraikan pembahasan
struktur plot yang terdapat dalam cerita besambunng Langit Jingga karya Sumono
Sandy Asmara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
dengan pelukisan keadaan Jlitheng yang saat itu sedang mencari Jrabang dan berniat
mengajaknya pergi ke acara sarasehan sastra di Surabaya, akan tetapi tidak ketemu.
Hal ini di buktikan pada kutipan satu. Setelah itu pada kutipan dua, pengarang tidak
meneruskan cerita kejadian awal, akan tetapi berbelok arah menceritakan masa lalu
Jrabang dan Jlitheng ketika zaman kuliah dahulu. Jlitheng mengingat kembali masa-
masa lalunya. Jrabang sejak zaman kuliah sangat ingin memperjuangkan nasib seni
tradisi yang saat ini mulai kehilangan tempat di hati masyarakat. Jrabang beserta
Kutipan 1
“Mudhun saka bis, Jlitheng langsung mlaku tumuju kidul prapatan Bibis. Wis
diniyati wektu kuwi dheweke arep nggoleki Jrabang, kancane sing padha-
padha dadi pengarang. Dina iku antuk undangan sarasehan sastra sing bakal
diadani ana Surabaya. Karepe arep diajak budhal bareng, wong acarane isih
bakal kawiwitan mengko bengi. Nannging sing jenenge Jrabang kuwi pancen
wonge rada aneh, mau diampiri ana omahe Ngawi ora ana. Jare wong
tuwane melu kethoprak sing nggedhong ing Ponorogo.” (epd 1, hal 19)
Terjemahan
“Turun dari bis, Jlitheng langsung berjalan menuju perempatan Bibis. Sudah
diniati waktu itu dia akan mencari Jrabang, temannya yang sama-sama
menjadi pengarang. Hari itu mendapat undangan sarasehan sastra yang akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
acara akan dimulai nanti malam. Akan tetapi yang bernama Jrabang itu
memang orangnya sedikit aneh, tadi dijemput di rumahnya Ngawi tidak ada.
Kutipan 2
“Pancen wiwit jaman kuliah mbiyen, Jrabang wis ketok banget pingin
ngangkat nasibe seni tradisi sing saiki wiwit kelangan papan ing atine
Terjemahan
“Memang sejak zaman kuliah dulu, Jrabang terlihat sangat ingin sekali
mengangkat nasib tradisi yang saat ini mulai kehilangan tempat di hati
ketoprak.”
Plot kembali ke cerita awal ketika Jlitheng mencari Jrabang tidak ketemu.
Namun, akhirnya mereka bertemu juga. Betapa terkejutnya Jlitheng ketika melihat
ternyata Jrabang yang dicari-cari sudah lebih dahulu sampai di tempat tujuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
“Jangkrik iki, digoleki ngalor ngidul ora ana, paribasan godhong murep dak
lumahne, godhong mlumah dak kurepake ora ketemu. Jebul wes thenguk-
thenguk ana kene. Kapan teka?” suarane Jlitheng renyah kebak memitran.
“Jam telu mau aku wes teka kene. Dak kira nek awakmu ora bisa teka kene,
repot anggone dadi pak guru. Wes krasan apa piye mulang murid-murid sing
ayu-ayu?” sambunge Jrabang semu njarag. (epd 2, hal 19)
Terjemahan
”Jangkrik, dicari ke utara selatan tidak ketemu, ibarat daun tengkurap dibolak
balik, ternyata sudah duduk di sini. Kapan datang?” suara Jlitheng renyah
penuh persahabatan.
”Jam tiga tadi saya sudah sampai di sini. Saya pikir kalau kamu tidak bisa
datang ke sini, repot menjadi guru. Apakah sudah kerasan mengajar murid-
mereka berdua masih saling berbincang selayaknya sahabat karib yang sejak lama
tidak bertemu dan saling berbagi pengalaman. Sampai pada akhirnya mereka berpisah
Tulungagung. Keadaannya tidak begitu jauh seperti pada saat pentas diPonorogo,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
pengarang langsung berbalik arah lagi menceritakan masa kejayaan ketoprak pada
tahun delapan puluhan lalu. Sepertinya alamnya memang sudah lain ketika tahun
delapan puluhan. Ketoprak masih sangat digandrungi masyarakat. Pada saat itu
“Udakara wis seminggu kethoprak Duta Budaya main ana ing daerah
Ngunut Tulungagung. Kahanane ora beda adoh karo nalika ing Ponorogo
kae. Tansah sepi penonton. Tenane kabeh wis ora kurang-kurang anggone
mbudidaya. Nanging sajake pancen alame wis seje. Beda banget karo dhek
tahun wolongpuluhan biyen kae. Nalika semana kethoprak dadi sawijining
sarana hiburan sing digandrungi denig masyarakat. Saben ana Tobong
mesthi dikebaki penonton.” (epd 4, hal 19)
Terjemahan
tahun delapanpuluhan dulu. Pada masa itu ketoprak menjadi salah satu sarana
penonton.”
Cerita kembali melanjutkan pada kisah awal bahwa, pada saat ini seni tradisi
tidak lagi seperti dulu, ketoprak sudah tidak lagi menarik perhatian lagi untuk
dinikmati. Makanya tidak aneh jika nasib para pemain seni tradisi yang satu ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
Pada episode tujuh menceritakan tentang suasana pesisir Popoh yang asri,
udara yang segar dan pemandangan yang indah. Disini jrabang bersama Laras
inspirasi ditempat itu. Sampai pada akhirnya mereka pulang dan diperjalanan mereka
mampir kerumah makan. Ketika mereka makan berdua, tiba-tiba pengarang berbalik
wanita yang dulu pernah mengisi lembaran hidupnya ketika masih dikampus, ketika
masih aktif disanggar dulu, Rani selalu setia menemani Jrabang makan siang dikantin
sebelah jurusan. Saat itu Rani tidak hanyan berperan sebagai pacar, akan tetapi juga
sebagai penasehat Jrabang. Walaupun Rani masih lebih muda umurnya dibanding
“yen pinuju mangan bebarengan karo adhik kelase ngonokuwi, Jrabang njur
kelingan marang Rani, sing nate ngisi lembaraning atine nalika isih ana
kampus. Nalika isih aktip ana sanggar biyen Rani tansah setya ngancani. Yen
awan mesthi mangan bebarengan ana kantin sebelahe jurusan. Kanggone
Jrabang wektu iku, Rani ora mung saderma pacar, nanging uga penasihat
sing kewajibane tansah ngelingake dheweke nalika kebanteren utawa kalonen
anggone mlaku. Senajan umure isih enom, nanging Rani kuwi uwis jembar
wawasane lan katon dewasa pola pikire.”(epd 7, hal 20)
Tejemahan
“Saat makan berdua dengan adhik tingkatnya seperti itu, Jrabang langsung
ingat dengan Rani, yang pernah mengisi lembaran hatinya ketika masih
dikampus. Ketika masih aktif disanggar dulu Rani selalu setia menemani. Jika
siang pasti makan bersama di kantin sebelah jurusan. Menurut Jrabang saat itu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
Rani bukan Cuma sebagai pacar, akan tetapi juga penasehat yang
Dilanjutkan pengarang masih menceritakan kisah cinta Jrabang dan Rani yang
jodohkan.
Pengarang kemudian berbalik lagi melanjutkan cerita awal, Jrabang dan Laras
berlanjut sakit karena kejadian kemarin. Laras meminta tolong kepada Jrabang untuk
membalikkan arah lagi ceritanya mengingat masa lalu ketika ketopraknya ditanggap
oleh belantik sapi di Taman Sari. Ketika itu sesampainya ditempat tujuan, sebelum
berpentas langsung dijamu makan dan sebagainya kemudian baru berias dan
berpentas.
dipenuhi penonton. Apalagi pada saat itu mendatangkan bintang tamu Gogon, yang
berperan jadi dhagelan. Dan cerita yang di angkat ketika itu adalah Tresna Sabaya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
“Beda banget karo nalika pentas ana tobong, pamentasan sing digelar ana
Tamansari kuwi dikebaki dening penonton. Apamaneh wektu iku nekakake
bintang tamu Marwata karo Gogon, sing ana dhuwur panggung kadhapuk dadi
dhagelan. Kejaba iku cerita sing diangkat ing wengi kuwi uga rame. Labuh
Tresna Sabaya Pati Geger Padhepokan Patatslawe.”(epd 9, hal 20)
Terjemahan
itu dipenuhi penonton. Apalagi waktu itu mendatangkan bintang tamu Mawarta
dan Gogon, yang diatas panggung berperan sebagai dhagelan. Selain itu cerita
yang diangkat pada malam itu juga ramai. Labuh Tresna Sabaya Pati Geger
Padhepokan Patatslawe.
Dan di akhir episode Sembilan ini tiba tiba pengarang lagi-lagi membalik arah
melanjutkan cerita awal lagi. Laras merasa semakin pusing dan menyandarkan
Sepertinya di akhir-akhir cerita ini pengarang lebih suka berjalan maju terus
tanpa menoleh kebelakang. Seluruh anggota kethoprak sudah siap untuk pindah ke
Trenggalek. Pada saat Jrabang dan Ningrum bersiap-siap, tiba-tiba saudara Jrabang
ada yang datang dan mengatakan tujuanya mencari Jrabang. Dia hendak
menyampaikan pesan ayahnya bahwa dia di suruh pulang untuk mendaftarkan diri,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
“Awakmu dikon bali, pilihan kepala desa wis wiwit pendaftaran, kaya
kandane Pak Jupri ora kurang saka gamblang.(epd 15, hal 42)
Terjemahan
“Kamu disuruh pulang, pilihan kepala desa sudah mulai, sperti rencana
sebelumnya, orang-orang tetap menyuruh kamu maju,” kata Pak Jupri sangat
jelas.
Jrabang memutuskan untuk tidak mendaftar kepala desa. Dia masih tetap
ketoprak.
menggunakan plot campuran. Hal ini dapat terbukti pada cerita-cerita yang beberapa
kali membalik ke cerita masa lampau atau disebut juga Flash back.
b. Penokohan
Jingga karya Sumono Sandy Asmoro diantaranya adalah: Jrabang, Jlitheng, Ningrum,
Laras, Susi, Rani, Pak Prayoga, Mbah Wangsa, Pak Slamet, Pak Narko, Bu Narko,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
Dari semua tokoh diatas yang menjadi tokoh utama atau tokoh sentral adalah
tiga orang yaitu tokoh Jrabang, Jlitheng dan Ningrum, sedangkan yang berperan
sebagai tokoh tambahan atau tokoh pembantu adalah 12 orang yaitu: Laras,Susi,
Rani, pak Prayoga, mbah Wangsa, pak Slamet, Pak Narko, Bu Narko, Pardi kenthhus,
1) Jrabang
dalam cerita.
pengalaman di panggung sehingga dia setelah lulus kuliah tidak mencari pekerjaan
yang sesuai dengan ijasahnya, akan tetapi malah memilih bergabung dengan
kethoprak gedhongan.
Kutipan
”Seni tradisi uga nduweni konvensi panggung sing cukup njlimet. Dadi ora
keno sak kepenake dhewe. Wiwit saka carane mlaku, carane lungguh, carane
pindhah enggon, carane ngomong, kabeh ono aturane dhewe-dhewe. Iku salah
swijineng sebab sing njalari Jlitheng saya ketuju prana marang kethoprak.
nanging sawise kuliah Jlitheng uga banjur golek pagaweyan sing cocog karo
ijazahe. Senajan kala-kala isih nyambi ngarang. Beda karo Jrabang, lulus
kuliah malah banjur nggabung karo kethoprak gedhongan. Amargo rumangsa
durung katog anggone golek pengalaman ing sandhuwuring panggung.” (epd
1, hal 19)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
Terjemahan
”Seni tradisi juga memiliki konvensi panggung yang cukup rumit. Jadi tidak
bisa seenaknya sendiri. Dari caranya berjalan, cara duduk, cara berpindah
tempat, cara bicara, semua ada aturanya sendiri-sendiri. Itu salah satunya sebab
yang membuat Jlitheng tertarik dengan kethoprak. Akan tetapi setelah kuliah
kadang masih mengarang. Beda dengan Jrabang, lulus kuliah malah bergabung
dengan kethoprak gedhongan. Karena dia merasa belum cukup puas dia
hampir setiap minggu karyanya ada yang dimuat dimajalah atau surat kabar.
Padahal jika dinalar, dilihat dari kesibukan aktifitasnya, waktu yang digunakan
”Jroning batin Jlitheng ngakoni, yen kancane siji kuwi pancen produktip
banget, meh saben minggu karyane ana sing di muat ana majalah utawa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
Terjemahan
”Dalam hati Jlitheng mengakui, jika temannya yang satu itu memang sangat
produktif, hampir setiap minggu karyanya ada yang dimuat di majalah atau
surat kabar. Padahal jika dihitung dari waktunya Jrabang mengarang sangatlah
terbatas.”
c. Rajin beribadah
bahwa Jlitheng adalah seorang guru dan pengarang yang rajin beribadah.
Kutipan
”Jlitheng kejaba dadi pengarang, saiki uga dadi guru SLTP. Wondene
jrabang saliyane dadi pengarang saiki isih terus ngrungkebi idhealisme
anggone kepingin ngangkat seni tradisi kethoprak lan nggabung karo
sawijining kethoprak tobong, sing saiki lagi pentas ana ing Ponorogo.
Krungu adzan magrib kekarone menyang musholla sing cedhak karo wisma
seni kuwi. Kekarone kuwi pancen kalebu seniman sing mempeng ngibadahe,
gelem nyendhekake uripe marang panguwasane gusti kang maha kuwasa.”
(epd 2, hal 19)
Terjemahan
”Jlitheng selain jadi pengarang juga jadi guru SLTP. Sedangkan Jrabang
selain jadi pengarang juga sekarang masih saja melanjutkan idhealisme atas
adzan maghrib keduanya pergi ke musholla yang dekat dengan wisma seni itu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
Kedua orang itu memang termasuk seniman yang rajin beribadah, mau
kelebihanya adalah suaranya yang bagus, selain itu karya-karya Jrabang yang
yang lain.
”Pancen dheweke kuwi yen maca geguritan katon yen nduwe keluwihan
tinimbang pengarang liyane. Jrabang uga duwe wama vokal sing endah.
Terjemahan
dibanding pengarang yang lain. Jrabang juga punya suara yang indah. Karya-
lain.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74
e. Gondrong
mahasiswi yang selalu teringat Jrabang yang rambutnya di biarkan panjang. Dan
itu cemburu saat melihatningrum dibonceng sama Jlitheng, dan Jrabang marah.
Kutipan 1
Terjemahan
seolah-olah tidak kuat menahan perasaanya. Dia ingin isi hatinya itu bisa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
Kutipan 2
”Jrabang terus bae ngunclug mlaku, tanpo migatekake marang Ningrum sing
sajak nyendhel lakune. Weruh mitrane siji kuwi sajak nesu tenan, Ningrum
lan Jlithng banjur nututi. Ningrum kaya antuk bukti menawa satemene ing
atine Jrabang isih ana tresna kanggo dheweke. Katitik penyair sing rambute
gondrong kuwi isih nyimpen rasa cemburu nalika weruh dheweke digonceng
sepedha motor dening Jlitheng. Ningrum rumangsa luput, awit sasuwene iki
nganggep yen Jrabang wis nglalekake dhewke, lan pilih ngeboti Laras, adhik
angkatane sing saiki lagi nyusun skripsi.” (epd 13, hal 20)
Terjemahan
bukti bahwa sebenarnya dihatinya Jrabang masih ada rasa cinta untuknya.
mengerjakan skripsi.”
perwatakan tokoh-tokohnya, tetapi hal itu disampaikan melalui pilihan nama tokoh,
melalui pengambaran fisik tokoh dan melalui dialog (Atar Semi, 1993: 39-40).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
Pada cerrita ini dalam percakapan antara Jlitheng dan seseorang yang
sedang sibuk dengan balihonya dan bertanya apakah bapak-bapak tersebut kenal
Kutipan
Terjemahan
Pertanyaan Jlitheng pada orang yang lagi sibuk didepan baliho itu.
”Oo, mas Jrabang gondrong, ya? Ya, semua anggota kethoprak disini kenal
2) Jlitheng
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77
Terjemahan
pengarang, sekarang juga jadi guru SLTP. Sedangkan Jrabang selain jadi
b. Rajin beribadah
Kutipan
”Krungu adzan magrib kekarone menyang musholla sing cedhak karo wisma
seni kuwi. Kekarone kuwi pancen kalebu seniman sing mempeng ngibadahe,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
Terjemahan
seni itu. Keduanya memang termasuk seniman yang rajin berribadah, mau
c. Pandai berbicara
Kutipan
”Kekarone nuli mlebu menyang ruang tamu. Banjur ngobrol ngalor ngidul sajak
kepenak banget. Dhasar Jlitheng kuwi kalebu wong sing pinter ngomong, mula
ana bae sing dikandhakake. Semono uga Ningrum, senajan cewek sing mung
lulusan SMU, nanging sarehne sasuwene iki kalebu jembar srawunge, mula uga
bisa bae ngimbangi apa sing diomongi dening Jlitheng. (epd 11, hal 19)
Terjemahan
enak sekali. Dasar Jlitheng itu termasuk orang pintar bicara, makanya ada saja
yang diberitahukan. Begitu juga Ningrum, meskipun cewek yang hanya lulusan
SMU, tetapi sabarnya selama ini termasuk luas pergaulannya, makanya bisa saja
perwatakan tokoh-tokohnya, tetapi hal itu disampaikan melalui pilihan nama tokoh,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79
3) Ningrum
a. Rambut sebahu
sing alami. Jlitheng sajak ora percaya yen ono bocah wadon sing ayune
Terjemahan
alami. Jlitheng seperti tidak percaya kalau ada anak perempuan yang
Kutipan
ngonokuwi. Awit sangertine bocah wadon sing dadi rol kethoprak iku,
Jrabang SMA bae ora lulus, sabendina gaweyane ya mung main kethoprak.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80
Terjemahan
Setahu anak perempuan yang menjadi rol kethoprak itu, Jrabang SMA saja
c. Manis
Kutipan 1
kebak katresnan. Cewek manis sing ngrenggani atine kuwi kaya-kaya ora
bakal diculake. Dheweke rumangsa ora bisa yen nganti dikon pisah karo
Terjemahan
penuh kasih sayang. Gadis manis yang merebut hatinya itu seolah-olah tidak
akan dilepaskan. Dirinya merasa tidak bisa jika harus berpisah dengan
Ningrum.”
Kutipan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81
Terjemahan
Merasa digoda oleh Jrabang. Ningrum langsung mencubit lengan orang yang
senyum lesung pipinya itu langsung masuk kamar. Tetapi hanya diajak tidur,
tidak lebih dari itu. Karena keduanya merasa kalau sedang pacaran, belum
menikah.
perwatakan tokoh-tokohnya, tetapi hal itu disampaikan melalui pilihan nama tokoh,
e. Lulusan SMA
Kutipan
”Laras mrene maneh? Surabaya Tulungagung kuwi adoh lho, mas. Aja-aja
dheweke mengko tertarik menyang sampeyan.”
”Ah, durung-durung awakmu cemburu. Dheweke lhak adhik kelasku.”
”Sapa ngerti ngono tenan? Dheweke kuwi mahasiswi, sedhela maneh dadi
sarjana, tur rupane ayu, pisan. Pokoke menang sakabehane yen
dibandhingake karo cewek lulusan SMA sing pagaweyane mung dadi pemain
kethoprak.” (epd 6, hal 20)
Terjemahan
”Laras kesini lagi? Surabaya Tulungagung itu jauh ,mas. Jangan-jangan dia nanti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82
”siapa tahu begitu benar? Dia itu mahasiswi sebentar lagi menjadi sarjana, tetapi
Kutipan
”Aku nggumun menyang Ningrum iku, bang. Isih enom rupane ayu, kog
gelem-geleme dheweke dadi pemain kethoprak tobong. Gek sing digoleki bae
apa.”
”Ningrum kuwi anake pimpinan kethoprak”Duta Budaya”. Dheweke
digegadhang bisa mbacutake idealismene wong tuwane, anggone ngrungkebi
marang nasibe seni tradisi.”
Terjemahan
”Saya heran dengan Ningrum itu, bang. Masih muda wajahnya cantik, tapi
mau-maunya dirinya jadi pemain kethoprak tobong. Yang dicari itu apa.”
dipercaya dapat meneruskan idealisme orang tuanya, peduli pada nasib seni
tradisi.”
Demikian analisis tokoh utama yang terdapat dalam cerita sambung Langit
Jingga yang terdiri dari tiga orang yaitu: Jrabang, Jlitheng dan Ningrum yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
83
Tokoh Tambahan dalam cerita sambung Langit Jingga ini tidak di jelaskan
secara terperinci, maka dari itu hanya akan diambil kutipan-kutipan yang kiranya
membuktikan bahwa tokoh tersebut ada dalam cerita. Berikut adalah tokoh-tokoh
1) Pak Prayoga
Pak Prayoga adalah ayah Ningrum, yang menjadi pimpinan kethoprak Duta
Budaya yang di ikuti oleh Jrabang. Sebagai bukti adanya tokoh Pak Prayoga,
Terjemahan
”Ningrum itu anak pimpinan ketoprak ”Duta Budaya”. Dia diharapkan bisa
satu itu anaknya pak Prayoga. Sejak kecil sudah akrab dengan dunia panggung
kethoprak. Makadari itu sekarang dia yang didepan, pak Prayoga sudah tua.
Pak Slamet adalah salah seorang dari anggota ketoprak yang paling lama
berganung. Sedangkan Mbah Wongso adalah eorang dukun yang di kunjungi Pak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84
berikut.
”Krungu kandhane mbah Wangsa sing ora gumedhe kuwi Pak Prayoga percaya
tenan yen wong tuwa siji kuwi nduweni cekelan lan kena dijaluki tulung tenan.
Sawise rumangsa cukup perlune kekarone nyuwun pamit. Sadalan-dalan angen-
angene dikebaki pangarep-arep. Sawise diwenehi srana dening sawijining tokoh
warok kuwi muga-muga pementasane bisa sukses, akeh sing nonton.” (epd 3, hal
42)
Terjemahan
”Mendengar kata-kata Mbah Wangsa yang tidak sombong itu, Pak Prayoga
percaya kalau orang tua satu itu memilikipegangan dan bisa dimintai tolong.
angan-angan dipenuhi harapan, setelah diberikan sarana dari salah satu tokoh
3) Laras
Laras dalam cerita ini sebagai seorang mahasiswi yang meneliti karya-karya
”Nganti sawijining dina, ana mahasiswi saka Surabaya sing nggoleki Jrabang.
Kebeneran wektu iku sing nemoni Ningrum. Wong loro kuwi banjur kenalan.
Sawise sawetara wektu anggone padha rembugan, mahasiswi sing jenenge Laras
kuwi kandha yen adoh-adoh saka Surabaya menyang Tulungung kono mung
kepingin arep ketemu karo Jrabang.”(epd 4, hal 19)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85
Terjemahan
”Sampai suatu hari, ada mahasiswi dari Surabaya yang yang mencari Jrabang.
Kebetulan pada saat itu yang menemui adalah Ningrum. Dua orang itu
berkenalan. Setelah beberapa saat ngobrol, mahasiswi yang bernama Laras itu
Jrabang.”
4) Susi
Susi adalah sepupu Laras yang tinggal di Popoh, dia masih kelas tiga SMU. Dia
”Pak narko lan bojone katon marem banget weruh ponakane kuwi sambang
mrono maneh. Luwih-luwih Susi, putrane Pak Narko sing isih kelas telu SMU
kuwi uga ora kalah senenge bareng misanane sing kuliah ana Surabaya kuwi
Terjemahan
”Pak narko dan istrinya nampak sangat senang melihat sepupunya yang
berkunjung kesana lagi. Lebih-lebih Susi, putri Pak Narko yang masih kelas 3
SMU itu tidak kalah senangnya saat melihat saudaranya yang kuliah di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86
5) Pak Narko
Pak narko dan Bu Narko adalah orang tua dari Susi, lebih tepatnya om dan
tantenya Laras yang ketika dia mencari Jrabang dia menginap ditempat bu Narko.
Kutipan
”Pak narko lan bojone katon marem banget weruh ponakane kuwi sambang
mrono maneh. Luwih-luwih Susi, putrane Pak Narko sing isih kelas telu SMU
kuwi uga ora kalah senenge bareng misanane sing kuliah ana Surabaya kuwi
Terjemahan
”Pak narko dan istrinya nampak sangat senang melihat sepupunya yang
berkunjung kesana lagi. Lebih-lebih Susi, putri Pak Narko yang masih kelas 3
SMU itu tidak kalah senangnya saat melihat saudaranya yang kuliah di Surabaya
6) Bu Narko
Kutipan
”Senajan ora ana perlu, yen pinuju prei ngonokae yen awakmu gelem dolan
mrene, paklik lan bulik malah seneng. Sak ora-orane, Susi, adhimu kuwi saya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
87
tambah semangate anggone sinau, awit banjur kepingin kuliah kaya awakmu,”
Terjemahan
”Walaupun tidak ada perlu, ketika liburan jika kamu mau maen kesini, om dan
dalam belajar, karena ingin melanjutkan kuliah seperti kamu.” Bu Narko ikut
menyela pembicaraan.
7) Paidi Kenthus
yang ikut bergabung dan kutipan dibawah menunjukkan adanya tokoh Paidi kenthus
Kutipan
”Senajan ing perkara iki tenane ana sing kudu tanggung jawab, kepriye
supaya seni tradisi tetep lestari, lan senimane uga ora mati kaliren.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
88
Terjemahan
bagaimana supaya seni tradisi tetap lertari dan senimannya juga tidak mati
kelaparan.”
8) Warno Codhot
Pada cerita ini tokoh Warno Codhot terdapat pada percakapan dengan teman-
kutipan berikut:
”Kapan ya, nasibe seni tradisi ing negarane dewe iki bisa diopeni dening
Terjemahan
”Kapan ya, nasib seni tradisi di negara kita ini bisa dipelihara oleh pemerintah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
89
Dijelaskan dalam cerita ketika Laras dan baru pulang dari tempat Susi bersama
Jrabang. Kedua orang tua Laras nampak bingung menyapa orang yang bersama Laras
”Pak Hadi dan Bu Nur, wong tuwane, Laras sajak mandheg mangu anggone
arep sapa aruh menyang tamune sing bareng karo anake wadon kuwi.” (epd 10,
hal 19)
Terjemahan
”Pak Hadi dan Bu Hadi, orang tuanya Laras nampak kaget termangu bingung
c. Latar/ Setting
Setting atau latar merupakan tempat dan waktu terjadinya cerita, suatu cerita
orang atau tokoh pada suatu tempat. Setting atu latar juga berfungsi sebagai proyeksi
keadaan batin para tokoh yang menciptakan berbagai suasana dan menjadi gambaran
keadaan dalam diri tokoh yang bersangkutan. Selain itu, suasana dalam suatu cerita
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90
Teori yang digunakan dalam menganalisis setting ini menggunakan teori dari
Burhan Nurgiantoro, dimana setting terbagi menjadi tiga unsur yaitu: tempat, waktu
dan sosial.
1) Aspek Tempat
berhubungan dengan tempat terjadinya peristiwa dalam cerita. Pada dasarnya setting
yang di gunakan dalam cerita ini adalah daerah Ponorogo, Surabaya, Tulungagung
dan Pacitan. Tempat-tempat seperti prapatan Bibis, kios majalah, pasar Bibis, adalah
terminal Ponorogo. Dan daerah Surabaya sendiri yang digunakan adalah Taman
Budaya, Jalan genteng kali, wisma seni, gedung Cak Durasim. Juga masih banyak
Kutipan
“Mudhun saka bis, Jlitheng langsung mlaku tumuju kidul prapatan Bibis.
Wis diniyati wektu kuwi dheweke arep nggoleki Jrabang, kancane sing padha-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91
Terjemahan
“Turun dari Bis, Jlitheng langsung berjalan menuju selatan perempatan Bibis.
Sudah berniat waktu itu dia mau mencari Jrabang, teman yang sama-sama
menjadi pengarang.
Kutipan
19)
Terjemahan
Kutipan
“Ora sawetara suwe anggone mlaku Jlitheng wis tekan pasar Bibis. Ya ing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
92
Terjemahan
Kutipan
“Udakara jam papat sore Jlitheng wis tekan Surabaya. Wis akeh para
pengarang saka dhaerah sing teka ing Taman Budaya kang mapan ana jalan
Terjemahan
“Kira-kira jam empat sore Jlitheng sudah sampai Surabaya. Sudah banyak
para pengarang dari daerahnya yang sampai di Taman Budaya yang berada di
Kutipan
“Udakara jam sepuluh esuk kekarone lagi budhal menyang Popoh. Nganggo
sepeda motor siji, goncengan wong loro. Srengenge sumunar kencar-kencar,
ngusir hawa adhem sing teka saka tengah segara. Sedhela-sedhela krasa ana
sumilire angin sing gawe segere swasana. Awan kuwi swasanane pesisir
Popoh katon asri. Kejaba hawane seger, sesawangane uga endah ngelam-
lami. Ombaking segara katon pating canglerap, ngaras wedhi-wedhi ing
pesisir. Mula ora aneh yen akeh wong sing padha kepingin dolan menyang
papan kono. (Panjebar semangat, epd 7, hal 19)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
93
Terjemahan
“Kira-kira jam sepuluh pagi keduanya baru berangkat ke Popoh. Pakai satu
dingin yang datang dari tengah laut. Sebentar-sebentar terasa semilir angin
pantai nampak berkilauan, ngaras pasir di pesisir. Maka dari itu tidak aneh
Kutipan
“Mumpung tekan pacitan, jarene eman-eman yen ora dolan menyang alun-
alun, sinambi golek jadah bakar. Jrabang isine mung manut, waton adhik
angkatane kuwi bisa seneng atine. Kekarone banjur bablas menyang alun-
alun. Pancen swasanane kepenak banget diango cangkrukan. Jrabang
rumangsa antuk papan sing pas kanggo golek inspirasi.”(epd 10, hal 20)
Terjemahan
sambil cari jadah bakar. Jrabang cuma menurut, asal adik tingkatnya itu bisa
sangat enak buat nongkrong. Jrabang merasa dapat tempat yang pas untuk
mencari inspirasi.”
cerita bersambung Langit Jingga. Masih ada lagi setting yang lain yang lain yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
94
Madiun, Ngawi, dan Sumoroto. Demikian gambaran dari setting tempat yang terdapat
2) Aspek Waktu
contoh, perhatikan kata saben dina, bar maggrib, tengah wengi, yen awan, esuk kuwi
Kutipan
“Pentase pindhah-pindhah saka dhaerah siji menyang dhaerah liane. Saben dino
ora lali dheweke uga nyisihake wektu kanggo nulis cerkak lan geguritan, banjur
Terjemahan
“Pentasnya berpindah-pindah dari daerah satu ke daerah lain, Setiap hari tidak
lupa juga dia menyisihkan waktu untuk menulis cerkak dan geguritan, kemudian
Kutipan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
95
tengah wengi mesthi wis ngantuk, Yen awan bocah siji kuwi seneng kluyuran.”
Terjemahan
magrib harus sudah berkonsentrasi untuk naik panggung, selesai tengah malam
pasti sudah mengantuk, jika siang anak satu itu suka keluyuran.”
Kutipan
“Esuk kuwi, acara sarasehan sastra dibacutake. Yen mau bengi istilahe mung
kanggo pembukaan. Nanging isuk iku ngancik materi sing jlimet, lan di enten-
Terjemahan
Pagi itu acara sarasehan sastra dilanjutkan. Jika tadi malam, istilahnya Cuma
untuk pembukaan. Akan tetapi pagi itu menginjak materi yang rumit, dan di
hari juga dapat di ajukan sebagai contoh. Perhatikann beberapa contoh kutipan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
96
“Jam sepuluh esuk, omah kuwi katon sepi, Sajake akeh sing isih padha turu,Mau
bengi malem minggu mesti rame pentase, Mula saiki katone isih padha kesel.”
Terjemahan
“Jam sepuluh pagi rumah itu nampak sepi, Kelihatanya masih banyak yang tidur,
Pentas malam minggu tadi malam pasti ramai, Makanya sekarang masih lelah.”
Kutipan
“wong siji kui yen ora dino minggu adate ora nate gelem tuku koran. Jarene
wong beritane yo podho bae karo sing disiarno ana TV utawa radio. Nanging yen
dino minggu ngono iku sawernane koran mesti diborong kabeh.” (epd 1, hal 20)
Terjemahan
“Orang satu ini jika bukan hari minggu tidak pernah mau beli Koranika hari
minggu semua Koran di beli. Kata orang-orang beritanya sama dengan yang
disiarkan di tv atau radio. Tapi jika hari minggu segala macam koran pastidi beli
semua.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
97
Ada juga setting cerita bersambung Langit Jingga yang menggunakan penanda
aspek kesejarahan. Akan tetapi pengarang tidak terlalu banyak menggunakan aspek
“Pancen wiwit jaman kuliah mbiyen, Jrabang wis ketok banget pingin
ngangkat nasibe seni tradisi sing saiki wiwit kelangan papan ing atine
Terjemahan
“Memang sejak jaman kuliah dulu, Jrabang terlihat sangat ingin sekali
mengangkat nasib para seni tradisi yang saat ini mulai kehilangan tempat di
ketoprak.”
Kutipan
“Pancen sawise lulus kuliah rong tahun kepungkur, dheweke ora ndang gelem
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
98
Terjemahan
“Memang setelah lulus dua tahun yang lalu, dia tidak mau cepat-cepat cari
Kata jaman kuliah biyen atau ketika kuliah dulu dan Rong tahun kepungkur
atau dua tahun yang lalu menunjukkan masa lampau, yang merupakan sejarah
perjalanan kehidupan Jrabang ketika masih kuliah sampai lulus kuliah dua tahun yang
lalu.
“Udakara wis seminggu, kethoprak Duta Budaya main ana ing daerah Ngunut,
Tulungagung. Kahanane ora beda adoh karo nalika main ana ing daerah Bibis
Ponorogo kae. Tansah sepi penonton. Tenane kabeh wis ora kurang-kurang
anggone mbudidaya. Nanging pancene alame wis seje. Beda banget karo dek
tahun pitungpuluhan nganti wolungpuluhan biyen kae. Nalika semana kethoprak
dadi salah sawijining sarana hiburan sing digandrungi dening masyarakat.
Saben ana tobong mesti dikebaki masyarakat.(epd 4, hal 19)
Terjemahan
Tulungagung. Keadaanya tidak berbeda jauh dengan ketika main di daerah Bibis
ponorogo kae. Nampak sepi penonton. Sebenarnya semuanya sudah tidak ada
Sangat berbeda ketika tahun tujuhpuluh sampai delapanpuluhan dulu. Ketika itu
ketoprak menjadi salah satu sarana hiburan yang digandrungi masyarakat. Setiap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
99
delapan puluhan dulu menunjukkan sejarah ketprak yang sedang dalam masa
keemasan, sejarah ketika ketoprak menjadi sarana hiburan yang sangat di gandrungi
masyarakat.
Sehingga jika membaca karya ini kita bisa membayangkan bagaimana keadaan
jelasnya saat itu. Ini membuat cerita tidak kering dan tidak monoton.
3) Aspek Sosial
Latar sosial adalah tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup masalah
kehidupan yang cukup kompleks. Disamping itu latar sosial juga berhubungan
dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, atas.
Pada cerita bersambung Langit Jingga latar sosialnya adalah jabatan seorang
”Dadi kepala desa mono pancen kepenak. Uripae kajen keringan, lan tansah
dihormati dening masyarakat. Paling ora yen ana wong duwe gawe mesthi
dikirimi sawernaning panganan. Yen nekani undangan mesthi lungguhe ana
sor talang, lan dadi punjering kawigaten ing antara tamu-tamu liane. Yen ana
wong jaluk tanda tangan mesthi apese ninggal rokok.”(epd 12, hal 44)
Terjemahan
”Jadi kepala desa itu memang enak. Hidupnya dihargai, dan selalu dihormati
masyarakat. Paling tidak jika ada orang punya kerja pasti dikirim banyak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
100
menjadi pusat perhatian di antara tamu-tamu yang lain. Jika ada orang yang
”Kepala Desa iku mujudake jabatan sing cukup kinurmat ing masyarakat. Yen
pancen akeh sing ngepinginake sampeyan melu nyalonake, luwih becik sampeyan
bali. Turutana apa kang dadi karepane wong-wong sing wis aweh kapercayaan
marang sampeyan. Mung welingku yen sampeyan wis sukses aja lali marang
aku.”(epd 15, hal 44)
Terjemahan
“Kepala desa itu menjadikan jabatan yang cukup terhormat di masyarakat. Jika
memang banyak yang menginginkan kamu ikut mencalonkan, lebih baik kamu
memberikan kepercayaan kepada kamu. Cuma satu pesan aku jika sudah kamu
Penggalan cerita diatas adalah penggalan dari percakapan antara Ningrum dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
101
masyarakat terhadap Jrabang. Dan penggalan percakapan diatas adalah jawaban dari
Ningrum. Kemudian masih ada lagi penggalan kalimat yang menunjukkan latar
“Jroning batin dheweke ngakoni, menawa dadi pemain kethoprak ngono dening
masyarakat mung dianggep kaya dene sampah sing ora ana regane. Beda karo
wong sing kesampiran drajad, ora ketang kepala desa mesthi bakal di subya-
Terjemahan
“Dalam hati dia mengakui, jika jadi pemain ketoprak, oleh masyarakat Cuma
dianggap seperti sampah yang tidak ada harganya. Berbeda dengan orang yang
akan hal itu. Bahwa seorang pemain kethoprak hanya akan dianggap sampah oleh
masyarakat, berbeda dengan orang yang memiliki pangkat walaupun Cuma kepala
desa.
bukti adanya status sosial di masyarakat yang membedakan antara seorang pemain
kethoprak dengan kepala desa dalam cerita sambung Langit Jingga, karya Sumono
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
102
Sandy Asmoro. Kepala desa dalam cerita ini memiliki tingkat kehormatan yang
ketoprak hanya dianggap sampah yang tidak ada harganya di mata masyarakat,
faktor-faktor lain diluar karya sastra seperti faktor sosial, budaya, lingkungan, dan
faktor peradaban manusia. Dengan analisis ini dapat diungkap problem-problem yang
terjadi dalam masyarakat yang terdapat pada cerita bersambung Langit Jingga.
kepala desa. Jrabang tetap ingin meneruskan idealismenya untuk mengangkat nasib
seni tradisi khususnya seni tradisi ketoprak yang saat ini mulai meredup. Jadi
bukanlah suatu hal yang aneh apabila dalam penciptaan karya sastra, pengarang
sekedar menulis, tetapi juga berkeinginan menyampaikan suatu pesan atau ajaran
yang mungkin dapat diambil manfaatnya bagi pembaca. Pada cerita bersambung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
103
menganggap bahwa seni tradisi ini sangatlah penting untuk diperhatikan dan
dilestarikan kembali.
rakyat tradisional sesungguhnya mempunyai fungsi penting. Hal tersebut terlihat dari dua
segi, pertama segi daya jangkau penyebarannya dan kedua segi fungsi sosialnya. Dilihat
dari segi penyebaran sosialnya, pertunjukan rakyat memiliki wilayah jangkauan yang
meliputi seluruh lapisan masyarakat. Dari dialog antar pemain tercermin kehidupan rakyat
sehari-hari dari berbagai lapisan. Dari sudut penyebaran geografisnya, wilayah penyebaran
sosialnya, daya tarik pertunjukan rakyat terletak pada kemampuannya sebagai pembangun
dan pemelihara solidaritas kelompok (1984: 105). Dari pertunjukan rakyat ini masyarakat
memahami kembali nilai-nilai dan pola perilaku yang berlaku dalam lingkungan sosialnya.
daerah) kesenian rakyat yang berasal dari Jawa, khususnya Surakarta dan Daerah
Istimewa Yogyakarta. Pendapat tersebut diperkuat oleh St. Wiyono (dalam Lepen
Purwaraharjo dan Bondan Nusantara, 1997) bahwa ketoprak adalah teater Jawa atau
daerah yang masih menggunakan gamelan Jawa, Bahasa Jawa sebagai dialognya, dan
saatnya harus berhenti. Dan sistem panggungnya buka kelir (buka tutup). Bondan
Jawa Tengah. Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Sunardian Wiradono dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
104
Lepen Purwaraharjo dan Bondan Nusantara, ketoprak adalah kesenian massa dan
demikian karena fakta seni ketoprak terus menerus mengalami perubahan dari waktu
pengarang terhadap seni tradisi khususnya ketoprak, yang mana sikap budaya itu
ketoprak di dalam masyarakat dan bagaimana para tokoh dalam cerita bersambung
tersebut menyikapi perubahan posisi seni tradisi ketoprak yang dituangkan dalam
cerita bersambung karya Sumono Sandy Asmoro yang berjudul Langit Jingga.
Pengarang dalam menciptakan sebuah karya sastra tidak lepas dari latar
profesi Sumono Sandy Asmoro turut mempengaruhi isi dari cerita bersambung Langit
Jingga. Sumono Sandy Asmoro adalah salah satu pengarang Jawa yang lahir di kota
Reog, yaitu kota Ponorogo. Beliau alumnus Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Jawa Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Beliau menyelesaikan S-1 nya sampai
7 (tujuh) tahun karena terlalu asyik berkesenian di kampus. Selain aktif di seni
karawitan dan teater, beliau juga aktif menulis karya sastra berupa puisi, cerpen,
cerbung yang dimuat dalam beberapa majalah dan surat kabar. Sumono Sandy
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
105
menciptakan sebuah karya sastra tidak terlepas dari apa yang dilihat dan apa yang
manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Kita dapat melihat perubahan
tersebut setelah membandingkan keadaan pada beberapa waktu lalu dengan keadaan
atau keyakinan. Perubahan kebudayaan juga terlihat jelas pada kebudayaan lokal
Indonesia.
seiring berkembangnya zaman, terjadi perubahan pola hidup masyarakat yang lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
106
budaya lokal. Pasalnya melalui media internet berbagai budaya asing dapat dengan
mudah masuk ke Indonesia, tanpa adanya filter terlebih dahulu. Masuknya budaya
asing ke suatu Negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut
sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai
ketoprak tobong, masyarakat lebih suka menonton konser musik, film atau sinetron,
fashion show, talk show dan lain-lain. Suasana tersebut tercipta dikarenakan adanya
seseorang di masyarakat. Dalam hal ini ketoprak tobong merupakan salah satu
bangsa budaya lokal harus dijaga keaslian maupun kepemilikannya, agar tidak dapat
diakui oleh negara lain. Kasus seperti pengambilan alih hak paten reog, batik, tempe,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
107
tidak akan terjadi jika kita peduli terhadap budaya lokal. Untuk mengupas tentang
sikap budaya pengarang terhadap seni tradisi ketoprak dalam cerita bersambung
Langit Jingga ini perlu memahami posisi seni tradisi ketoprak yang ada di dalam
seni tradisi ketoprak yang semakin lama semakin terlupakan oleh masyarakat.
Menurut pengarang, posisi seni tradisi ketoprak yang ada di dalam cerita
bersambung ini di gambarkan pada judulnya yaitu kata Langit Jingga. Maksudnya
pementasannya selalu sepi penonton. Keadaan yang seperti ini diibaratkan seperti
Langit Jingga atau „langit senja‟, dimana hari sudah mulai berganti dan segala
aktifitas mulai berhenti, dan keadaannya sepi. Seperti itulah Sumono Sandy Asmoro
menggambarkan tetang posisi seni tradisi ketoprak pada cerita bersambung Langit
Jingga. Pada cerita bersambung Langit Jingga, digambarkan keadaan para pemain
yang menyalahkan dirinya sendiri, karena terlalu setia bermain ketoprak pada masa
yang seperti ini. Padahal uang yang dihasilkan dari pementasan hanyalah sedikit,
sedangkan mereka masih harus menghidupi keluarganya, belum lagi bagi yang masih
memiliki anak yang juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Perhatikan beberapa
kutipan yang menunjukkan posisi seni tradisi yang semakin memprihatinkan berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
108
a. Usai pementasan, Pak Prayoga bersama Jrabang dan anggota kethoprak yang lain tidak
“Yen terus terusan ngene,sepi penonton, nasibe awake dhewe terus kepriye?
Pametu ora sepiraa, kamangka sabendina weteng kudu diisi sega, durung
mikir perkara bocah-bocah sing butuh wragat sekolah,” grenenge Pak
Prayoga sajak njaluk panemune liyan.
“Kados pundi menawi nyobi pados sponsor, pak? Sinten ngretos mangke
wonten perusahaan jampi menapa rokok ingkang purun sabiyantu dhumateng
wakipun piyambak.” Jrabang nyoba ngandhakake panguneg-unegke. (epd 3,
hal 42)
Terjemahan
“Jika terus sepi seperti ini, sepi penonton, bagaimana nasib kita semua?
Pendapatan tidak seberapa, padahal setiap hari harus makan, belum lagi
“Bagaimana jika mencoba cari sponsor, Pak?. Siapa tahu nanti ada perusahaan
mengungkapkan pendapatnya.
b. Jrabang dan temannya berbincang tentang keadaan ketoprak yang saat ini benar-
Sehingga para pemmain seperti mereka tidak kebingungan memikirkan apa yang
“Kapan ya, kethoprak bisa ngrebut atine masyarakat maneh, saengga bisa
dadi tontonan sing saben dina diarep-arep? Yen ana pentas ketoprak
penontone kebak. Dadi wong kaya awake dhewe ngene iki ora nganti bingung
sesuk esuk sing arep dipangan apa.” Grenenge Pardi kenthus sing adat saben
dhapuk dagelan. (epd 9, hal 20)
Terjemahan
“Kapan ya, ketoprak bisa merebut kembali hati masyarakat, sehingga bisa
penonton penuh. Jadi orang seperti kita ini tidak ssampai kebingungan besuk
pagi makan apa,” gumam Pardi kethus yang tiap harinya berperan sebagai
dhagelan.
sekarang tapi masih setia dengan ketoprak. Padahal semua itu tidak memiliki hasil
“Kowe kuwi orasah mikir sing werna-werna ritek. Ora bakal kethoprak bisa
bali kuncara maneh kaya biyen. Jamane wis ganti. Salahe awake dhewe iki,
sing urip ing jaman kaya ngene, kena apa kok isih setya dadi pemain
kethoprak, kamangka donyaning panggung wis ora bisa menehi pangarep-
arep sing luwih apik kanggo ing tembe mburi.” Sambunge Warno codhot sajak
nggetuni lelakone dhewe. (epd 8, hal 20)
Terjemahan
“Kamu itu tidak usah bermimpi yang macam-macam dulu. Ketoprak tidak
akan bisa kembali tenar lagi seperti dulu. Zaman sudah berganti. Kesalahan
kita yang hidup dizaman seperti ini, kenapa kok masih setia menjadi pemain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
110
ketoprak, padahal dunia panggung sudah tidak bisa menberikan harapan yang
lebih baik pada akhirnya,” sambung Warno Codhot nampak menyesal dengan
keadaannya.
Faktanya kesenian ketoprak dari hari ke hari semakin tergerus oleh jaman.
b. Ketoprak rata-rata menggunakan bahasa Jawa halus atau biasa disebut dengan
krama inggil yang hanya sebagian masyarakat Jawa saja yang mengerti.
jadi kota ataupun event-event besar lainnya. Dari sekian faktor, yang paling nyata
d. Pelaku kesenian ketoprak dinilai tidak mampu mengelola para penontonnya agar
tetap bertahan dan menikmati pertunjukan yang disuguhkan dalam ketoprak itu
sendiri.
kesenian ini dan beralih pada kesenian modern yang lebih menantang dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
111
e. Sepi penonton
Ada dua hal utama yang menjadikan ketoprak tidak berkembang dan
sepi dari minat penonton. Pertama, sebagian besar masyarakat sekarang sudah
dan tidak memiliki harapan untuk bersaing dengan kesenian modern yang lebih
atraktif dan kreatif, sehingga masyarakat beralih pada media lain yang lebih
Sungguh sangat ironis, akan tetapi inilah kenyataan pahit yang harus diterima
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
112
dengan penuh kebesaran jiwa sehingga kita menunggu keseriusan banyak pihak
bahkan ketoprak bisa di jumpai hampir setiap hari. Dan pada saat ini pun seharusnya
dengan berbagai cara kita bisa mengembalikan ketenaran ketoprak meskipun tidak
seperti jaman keemasan dulu. Namun setidaknya ketoprak masih di kenal dan masih
budaya seni tradisi ketoprak. Tokoh utama yang terdapat dalam cerita bersambung
Langit Jingga ini adalah Jrabang, Ningrum, dan Jlitheng. Dari ketiga tokoh inilah
masing tokoh utama memiliki alasan untuk bertahan sebagai pemain ketoprak.
Berikut penjelasannya:
a. Jrabang
Pada cerita ini Jrabang merupakan seseorang yang memiliki idealisme kuat untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
113
mengangkat nasib seni tradisi ketoprak. Tekadnya terbukti sejak masih kuliah, ia
masih asyik dengan dunia ketoprak, sehigga rela menjalani profesi sebagai
pemain ketoprak tobong. Ketoprak yang biasa pentas dari satu tempat ke tempat
yang lain.
sesama pemain ketoprak tobong. Jati diri itu dia sembunyikan, dengan maksud
agar tidak terjadi kesenjangan sosial antar pemain ketoprak. Pada zaman tersebut,
lulusan S-1 dianggap seseorang yang memiliki martabat yang lebih diantara
pendidikannya, mereka tidak bisa akrab, dan terbuka. Ketika ada tawaran menjadi
kepala desa, Jrabang tetap mengelak, padahal ini merupakan kesempatan emas
mereka. Akan tetapi kecintaan Jrabang terhadap dunia ketoprak tidak terganti
dengan profesi lain. Padahal jika diliat dari segi materi, tentu kepala desa lebih
terjamin kelayakan hidup dan bermartabat tinggi. Rasa kecintaan terhadap dunia
hidup seadanya. Jrabang amat tersiksa jika memikirkan generasi muda yang tidak
peduli lagi dengan kehadiran ketoprak tobong. Menurutnya, jika ia dan teman-
temannya tetap memainkan seni ketoprak tobong, maka sedikit banyak ia telah
berperan dalam menyelamatkan salah satu budaya adi luhung dari bangsanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
114
sendiri. Dan pengorbanan itu harus ia tebus dengan menentang kehendak keluarga
ambil. Sebuah pilihan sulit sebagai bayaran dari kegigihan tekadnya telah ia
ambil, dengan harapan suatu hari nanti akan ada pemuda yang tergerak hatinya
b. Ningrum
Ningrum gadis yang cantik, manis, masih muda, lulusan SMU dan memiliki
memainkan peran, Ningrum menjadi seorang roll ketoprak. Roll ketoprak adalah
banyak fans. Sehingga dia selalu jadi daya tarik pada setiap pementasan.
Ningrum bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Akan tetapi rasa hormat
kepada ayahnya (yang merupakan pimpinan ketoprak tobong Duta Budaya) dan
c. Jlitheng
Jlitheng adalah teman Jrabang waktu kuliah ia juga ikut berperan di sanggar
ketoprak kampus bersama Jrabang. Dan setelah lulus ia mencari pekerjaan sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
115
guru, sesuai dengan ijazahnya. Akan tetapi walaupun ia sudah menjadi guru, ia masih
mau menonton ketoprak, bahkan ia ikut berperan serta dalam pertunjukan ketoprak.
tradisi ketoprak.
ketoprak tobong, sehingga dapat menggugah hati para pembaca, khususnya generasi
muda. Sebagai pengarang, Sumono Sandy Asmoro berharap para generasi muda mulai
penduli dengan seni tradisi ketoprak. Ketoprak tobong merupakan warisan budaya
nenek moyang yang patut dilestarikan. Kepedulian dari para generasi muda dapat
dari itu, guna menjamin kelestarian seni tradisi ketoprak, dituntut adanya pengkajian
tontonan yang menjadi primadona. Pada masa tersebut dapat dikatakan, ketoprak
sedang dalam masa keemasan. Setiap hari penonton dapat menikmati sajian ketoprak,
bahkan pada saat itu ketoprak bisa dijadikan tempat iklan. Suatu pementasan jika
dijadikan tempat iklan berarti hampir selalu dihadiri banyak pengunjung. Pada masa
sedikit demi sedikit seakan luntur bersama lajunya waktu. Kemunduran ketoprak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
116
begitu drastis di dikalangan generasi muda, khususnya pelajar dan remaja. Hal
tersebut dapat digambarkan dari adanya tayangan ketoprak tradisional di TVRI yang
memiliki rating rendah. Di lain sisi, ketoprak yang disajikan dengan kemasan berbau
modern, (seperti tayangan Opera Van Java), cukup digandrungi generasi muda. Hal
tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman dan tidak memiliki harapan untuk
bersaing dengan kesenian modern yang lebih menarik. Alasan inilah yang barangkali
membuat masyarakat tidak tertarik lagi untuk menonton ketoprak, karena dianggap
tidak menampilkan kesan atraktif dan kreatif, sehingga masyarakat beralih pada
media lain yang lebih dinamis dan memberikan alternatif hiburan yang informatif dan
Faktanya, dengan penghasilan tidak seberapa mereka berjuang sekuat tenaga guna
para pemaian ketoprak kesulitan memberi nafkah keluarganya. Hal ini pun, tidak
terlepas dari pengamatan Sumono Sandy Asmoro, pertarungan hidup para pemain
ketoprak tobong Duta Budaya disampaikan sesuai dengan fakta yang terdapat dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
117
sangat minim, sempat membuat sebagian pemain berpikir untuk mundur dan mencari
pekerjaan lain yang lebih dapat diandalkan guna menghidupi keluarganya. Sempat
pula terjadi percekcokan antar pemain, yang membuat keadaan semakin mencekam.
Bahkan ada yang menyatakan pendapat, bahwa mereka sendiri yang bersalah. Yaitu
tetap bertahan sebagai pemain ketoprak di zaman yang telah bergeser. Akan tetapi
segala kesulitan tersebut tidak menjadikan ketoprak tobong Duta Budaya berhenti
seorang pemuda yang memiliki potensi lebih untuk tetap mempertahankan kelestarian
ketoprak tobong. Ialah Jrabang, tokoh yang digambarkan oleh pengarang sebagai
contoh bagi para generasi muda dalam menyikapi persoalan seputar ketoprak.
kendala yang ada, sudah sewajarnya sebagai generasi muda untuk dapat melestarikan
tersebut, pengarang menggambarkan tokoh Jrabang yang sejak jaman kuliah ingin
mengangkat nasib seni tradisi ketoprak tobong yang mulai terpuruk. Perhatikan
beberapa kutipan sikap budaya pengarang yang diperlihatkan melalui tokoh utama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
118
“Pancen wiwit jaman kuliah mbiyen, Jrabang wis ketok banget pingin ngangkat
nasibe seni tradisi sing saiki wiwit kelangan papan ing atine masyarakat kuwi.
hal.19)
Terjemahan
“Memang sejak zaman kuliah dulu, Jrabang terlihat sangat ingin sekali
mengangkat nasib tradisi yang saat ini mulai kehilangan tempat di hati
ketoprak.”
Pada kutipan ini menjelaskan bahwa sejak zaman kuliah Jrabang terlihat sangt
ingin mengangkat nasib para seni tradisi yang semakin hari semakin memprihatinkan
2) Lebih memilih tetap menjadi pemain ketoprak daripada mencalonkan diri sebagai
kepala desa.
“Awakmu dikon bali, pilihan kepala desa wis wiwit pendaftaran, kaya
rencana sakawit, awakmu dening wong-wong tetep dikongkon maju,”
kandane Pak Jupri ora kurang saka gamblang. Jrabang terus ngaturi paklike
kuwi supaya kundhur dewe, lan nitip weling marang wong tuwane yen
dheweke ora sida nyalonake minangka kepala desa. Jrabang wis mantep
niyate, kepingin milih dalaning urip minangka seniman.”(epd 15, hal 42)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
119
Terjemahan
“Kamu disuruh pulang, pilihan kepala desa sudah mulai, seperti rencana
sebelumnya, orang-orang tetap menyuruh kamu maju,” kata Pak Jupri sangat
dan menitipkan pesan kepada orang tuanya jika dia tidak jadi mencalonkan
kepala desa. Jrabang sudah yakin niatnya, ingin memilih jalan hidup menjadi
seniman.”
tidak jadi mencalonkan diri sebagai kepala desa karena dia sudah yakin dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
120
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumono Sandy Asmoro ini dapat di tari kesimpulan sebagai tahap terakhir penelitian
ini. Berdasarkan hasil dari bab IV, maka kesimpulan yang dapat dipaparkan adalah
sebagai berikut:
1. Sumono Sandy Asmoro adalah salah satu dari sekian banyak pengarang yang
mampu menangkap dan mengungkapkan wajah budaya dan gejolak sosial yang
dalam khasanah karya sastra modern, dapat dinyatakan bahwa beliau adalah
2. Struktur yang terdapat dalam cerita bersambung Langit Jingga karya Sumono
Sandy Asmoro ini dapat dikatakan bahwa unsur-unsur pembangun seperti , plot/
alur, tokoh, latar/ setting, judul, sudut pandang (point of view) dan tema
menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara unsur yang satu dengan
dengan budaya seni tradisi ketoprak. Pengarang berharap para generasi muda
commit to user
120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
121
sekarang peduli dengan nasib seni tradisi warisan nenek moyang yang sangat
berharga ini. Sebagai generasi muda yang memiliki kepedulian terhadap kesenian
B. Saran
maupun surat kabar. Berdasar hal tersebut, rekan-rekan mahasiswa Jurusan Sastra
Daerah tidak perlu ragu untuk memilih Bidang Kajian sastra karena masih banyak
Asmoro ini baru terbatas pada kajian sikap budaya pengarang. Hal ini membuka
peluang bagi para peneliti bidang sastra untuk meneliti lebih lanjut. Selain itu,
mendalam dan spesifik dalam bidang ilmu linguistik dan bidang ilmu lain yang
berkaitan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
122
DAFTAR PUSTAKA
Alo Liliweri, MS. 2002. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya.
Yogyakarta: Elkis.
Lephen Purwa Raharja dan Bondan Nusantara. 1997. Ketoprak Orde Baru.
Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Nyoman Kutha Ratna SU. 2000. Teori Metode dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nyoman Kutha Ratna. 2005. Sastra dan Cultural Studies: Representasi Fiksi dan
Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sangidu. 2004. Penelitian Sastra Pendekatan Teori Metode Teknik dan Kiat.
Yogyakarta: Unit Penerbitan Asia Barat.
Sapardi Djoko Damono. 1979. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta:
P3B Depdigbud.
commit to user