id
SKRIPSI
Disusun oleh
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
NIM : C0506050
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh
dari skripsi tersebut.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
Dan mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang
yang khusu’
(Q.S.AL. Baqarah: 45)
Banyak orang gagal dalam hidup karena mereka menyerah pada saat mereka
hampir berhasil
(penulis)
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
ini dapat berjalan dengan baik dan selesai sesuai yang penulis harapkan, yaitu
kepada :
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni
2. Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Insiwi Febriary Setiasih, S.S, M.A, selaku Pembimbing Akademik, yang telah
5. Segenap dosen pengajar di Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni
Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu
Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta,
7. Dra. Hj. Sri Ediningsih, M.Hum, selaku Kepala Museum Benteng Vredeburg
9. Bapak Rosyid Ridho, Bapak Budi Sanyata, Ibu Suwarni, selaku pegawai Sub
Kelompok Bimbingan Edukasi yang telah membantu dalam mencari data dan
10. Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang dan semangat
dengan tulus ikhlas serta doa yang tidak penah putus kepada penulis.
11. Kedua adikku Mahana dan Lisa serta keluarga besarku, terima kasih atas kasih
sayang kalian.
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan maksimal. Terima kasih pula
13. Teman-teman Ilmu Sejarah angkatan 2006 “Tanpa terkecuali” terima kasih
atas “Semuanya” dan persahabatan indah yang kalian beri, serta terima kasih
pula untuk teman-teman Ilmu Sejarah angkatan 2004, 2005, 2007, 2008, 2009,
14. Sahabat-sahabatku: Andi Pramono, Ebet Sabowo, Bayu Putranto, Septa Catur
15. Segenap pihak yang telah mendukung dan membantu terlaksananya penulisan
skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap akan adanya kritik dan saran
Penulis
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 12: Foto Gudang Senjata dan Gudang Miseu …………..……... 107
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN
Halaman
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN
CV : Commanditaire Vennootschap
RI : Republik Indonesia
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SD : Sekolah Dasar
UU : Undang Undang
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
hanya mungkin timbul oleh karena adanya sejarah atau peristiwa sejarah yang telah
Masa lampau adalah kehadiran masa kini dan masa kini adalah kerangka
pematangan menuju masa depan. Serta masa depan adalah sesuatu yang belum,
namun pasti akan terwujud. Atas dasar pemikiran ini, sejarah dapat dipahami sebagai
masa lampau yang belum berakhir, belum selesai.Sepintas tampaknya pemikiran ini
masa depan. Oleh sebab itu, pemahaman sejarah, pendidikan sejarah yang hanya
1
Asmar Teguh.,Pemeliharaa Dan Perlindungan Benda-Benda Sejarah dan
Purbakala, (Jakarta: Palem Jaya, 1982), hlm.5
2
Ibid
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
masing masing sebab hanya bila fakta sejarah yang menjadi ukuran dalam kesadaran
sejarah, niscaya banyak di antara yang dikatagorikan tidak atau kurang memiliki
kesadaran sejarah.3
untuk membuat masyarakat lebih arif dan bijaksana dalam masa yang belum pasti,
paling tidak kesadaran sejarah akan mengantarkan untuk tidak akan berbuat salah
setelah tahun 1976 diadakan studi kelayakan bangunan benteng yang dilakukan oleh
Setelah diadakan penelitian maka usaha kearah pemugaran bangunan bekas Benteng
Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai pihak I dan Daud Jusuf (Mendikbud)
bangunan bersejarah yang sangat besar artinya maka pada tahun 1981 bangunan
3
Ibid.,hlm. 15
4
Ibid.,hlm. 19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
Juli 1981. Tentang pemanfaatan bangunan Benteng Vredeburg, dipertegas lagi oleh
Sesuai dengan Piagam Perjanjian serta surat Sri Sultan Hamengku Buwono IX
tata ruang bagi gedung-gedung di dalam komplek benteng Vredeburg diijinkan sesuai
bangunan bekas benteng dan kemudian dijadikan museum.Tahun 1987 museum telah
dapat dikunjungi oleh umum. Pada tanggal 23 November 1992 bangunan bekas
Indonesia (Prof. Dr. Fuad Hasan) Nomor 0475/O/1992 dengan nama Museum
Benteng Yogyakarta.6
yaitu sebagai museum khusus merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berkedudukan
Benteng ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi bagi perjuangan
sekarang, benteng ini bernama Benteng Rustenburg. Menurut data dari pusat Data
Indonesia.Dari sejumlah itu hanya 5 persen yang kondisinya terawat, salah satu
Mangkubumi (Sri Sultan HB I) adalah merupakan hasil politik Belanda yang selalu
ingin turut campur urusan dalam negeri Raja–Raja Jawa waktu itu. Orang Belanda
yang berperan penting dalam lahirnya Perjanjian Giyanti adalah Nicolaas Harting
7
Ibid.,hlm. 7
8
Buletin Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2009. Koleksi
Benteng Vredeburg Yogyakarta
9
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
yaitu Hutan Beringin yang pada jaman almarhum Sri Susuhan Amangkurat Jawi
(Amangkurat IV) merupakan kota kecil yang indah.Di dalamnya terdapat istana
Ngayogyakarta di tafsirkan dari kata “Ayuda” dan “Karta”. Kata “a” berarti tidak dan
“yuda” berarti perang.Jadi “Ayuda” mengandung pengertian tidak ada perang atau
Selain sebagai Panglima Perang yang tangguh Sri Sultan HB I adalah juga
seorang ahli bangunan yang hebat. Kraton Kasultanan Yogyakarta pertama dibangun
pada tanggal 9 Oktober 1755 dan pada hari Kamis Pahing 7 Oktober 1756 meski
dan Pagelaran yang selesai pada tahun 1757.Gapura penghubung Dana Pertapa dan
Kemagangan selesai pada tahun 1761 dan 1762.Masjid Agung didirikan pada tahun
10
Ibid.,hlm. 3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
Kencana akhirnya selesai dibangun pada tahun 1792. Melihat kemajuan yang sangat
pesat akan pembangunan kraton yang didirikan Sri Sultan HB I menimbulkan rasa
sebuah benteng disekitar wilayah kraton. Dalih yang digunakan adalah agar Belanda
kraton.Hal ini bisa dilihat dari letak benteng yang hanya satu jarak tembak meriam
dari kraton dan lokasinya menghadap ke jalan utama menuju kraton merupakan
indikasi utama bahwa fungsi benteng dapat dimanfaatkan sebagai benteng strategi,
dalam setiap perjanjian dengan pihak Belanda seakan-akan menjadi kekuatan yang
sulit dilawan oleh pemimpin pribumi pada masa kolonial Belanda termasuk Sri
Sejak dibangun pada 1760, Loji Gede atau Benteng Vredeburg menyimpan
banyak refleksi sejarah bangsa ini.Salah satu situs paling dikenal di Yogyakarta ini
11
Ika Prambudi., Sejarah Benteng Vredeburg, (Yogyakarta: Departemen
kebudayaan dan pariwisata,1998), hlm. 5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
lengkap.Koleksi dibagi empat, yaitu bangunan, realm, foto, miniatur, replika, lukisan,
kini juga dimanfaatkan sebagai lokasi event berskala lokal, nasional, maupun
kebudayaan di Yogyakarta.
sebagai gudang senjata dan mesiu, tahanan, politik, dan markas kempetai yang
terkenal kejam.12
Pada saat gema proklamasi tercetus, Benteng Vredeburg turut menjadi salah
12
Suharyanto Priyono Sukrilah.,Museum Benteng Vredeburg, (Yogyakarta:
Depdikbud, 1992), hlm. 6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
menguasai benteng secara penuh, Indonesia harus berusaha lebih keras karena
Belanda merebutnya kembali saat agresi militer.Akan tetapi, benteng kembali jatuh
ke tangan Indonesia sebagai dampak Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Perjanjian
pemugaran benteng dan bersedia menjadi pembina utama Yayasan Budaya Nusantara
menjadi benda cagar budaya pada 1981. Menurut mantan Mendikbud Prof Dr
fungsi baru, yaitu sumber inspirasi perjuangan nasional bagi generasi mendatang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas atas, dapat
13
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
revitalisasi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dari penelitan ini
adalah:
Revitalisasi.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis,
maupun secara praktis dilapangan.Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat
praktis penelitian ini diharapkan agar pengunjung mendapatkan informasi yang akurat
dan merasakan fasilitas baru yang disediakan oleh Benteng Vredeburg yang
merupakan bagian dari promosi demi menjaga keberadaan Benteng Vredeburg itu
sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
E. Kajian Pustaka
Dalam penelitian ini menggunakan literature dan referensi yang relevan dan
menunjang tema yang dikaji. Literatur tersebut akan dijadikan bahan acuan mengkaji,
lain:
upaya pelestarian bangunan museum yang termasuk bangunan cagar budaya (BCB)
tetap menjadi seperti aslinya dan tetap menjadi bangunan kuno dan setelah selesai
perjuangan. Skripsi ini berguna untuk menjelaskan tentang pengembangan dan cara-
hasilnya dapat disimpulkan, bentuk tetap sama yakni segiempat dan bangunan bekas
Benteng Vredeburg dipugar dan dilestarikan. Dalam pemugaran pada bentuk luar
masih tetap dipertahankan, sedang pada bentuk bagian dalamnya dipugar dan
disesuaikan dengan fungsinya yang baru sebagai ruang museum, begitu juga dengan
memiliki koleksi lengkap meliputi koleksi bangunan, koleksi realita, koleksi foto
termasuk miniatur dan replika serta koleksi lukisan.Selain itu terdapat pula empat
diperjelas adanya pemandu wisata yang jumlahnya makin ditingkatkan. Buku ini
Benteng Vredeburg ini tetap dipertahankan dan fungsi baru dari bangunan tersebut
dan purbakala yang merupakan sebuah benda warisan budaya bangsa, bagaimana
merusak bagunan cagar budaya yang mempunyai nilai sejarah yang ada.Buku ini
serta bagaimana kemajuan museum untuk masa depan dan fungsi- fungsi museum
dengan para pengunjung dan sebagai sarana prasarana belajar utuk pelajar. Buku ini
Benteng Vredeburg Yogyakarta dan juga Museum sebagai sarana prasarana belajar.
museum, tugas-tugas yang diemban oleh museum, serta tugas dari intansi yang
mengelola sebuah museum, dan persoalan yang ada di museum pusat dan museum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
Buletin yang berjudul Museum Benteng vredeburg (2000) yang ditulis oleh
bangsa.
F. Metode Penelitian
penelitian terhadap data dan fakta yang objektif agar sesuai dengan tujuan penelitian,
sehingga dapat terbukti secara ilmiah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode historis. Menurut Louis Gottschalk yang dimaksud metode historis
adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dari pengalaman masa
lampau.14 Metode historis ini terdiri dari 4 tahap yang saling berkaitan antara satu
14
Louis Gottschalk.,Mengerti Sejarah, edisi terjemahan Nugroho
Notosusanto, (Jakarta: UI Press, 1986), hlm. 32.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
sejarah.
a. Wawancara
berhadapan muka dengan orang itu.Cara ini berguna untuk mendapatkan sumber
lisan dari orang yang mengetahui peristiwa itu.15 Dalam penelitian ini
Suseno, Sunyoto, Agus, Amin Sukrilah, Rudi Bambang untuk mengetahui sejarah
b. Studi dokumen
Dalam studi ini karena fokus penelitian adalah peristiwa yang sudah lampau,
dibedakan menjadi dua macam yaitu dokumen dalam arti sempit dan dokumen
dalam arti luas. Menurut Sartono Kartodirdjo, dokumen dalam arti sempit adalah
kumpulan data verbal dalam bentuk tulisan seperti surat kabar, catatan harian,
dokumen dalam arti sempit. Studi dokumen mempunyai arti metodologis yang
15
Koentjaraningrat.,Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT.
Gramedia, 1983), hlm. 162-196.
16
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah,
(Jakarta: PT. Gramedia, 1992), hlm. 98.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
sangat penting, sebab selain bahan dokumen menyimpan sejumlah besar fakta dan
data sejarah, bahan ini juga dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan, apa,
pengertian historis tentang fenomena yang unik.18 Dokumen berupa: Surat Kabar
Vredeburg.
c. Studi pustaka
literatur dan referensi sebagai bahan informasi untuk mendapatkan teori dan data
sekunder sebagai pelengkap data yang tidak dapat diperoleh melalui studi
dokumen dalam sumber data penelitian. Sumber pustaka yang digunakan antara
lain: buku, majalah, surat kabar, artikel, makalah, jurnal ilmiah dan sumber lain
yang memberikan informasi tentang tema yang diteliti. Studi pustaka dalam
diperoleh melalui kritik ekstern dan intern.19 Kritik ekstern bertujuan untuk
mencari otoritas atau keaslian data-data yang diperoleh. Kritik intern dilakukan
untuk mencari kredibilitas suatu sumber dengan cara menyelidiki objek dan
yang sudah terseleksi. Tujuan dari interpretasi adalah menyatukan sejumlah fakta
yang diperoleh dari sumber atau data sejarah dan bersama teori disusunlah fakta
berdasarkan fakta-fakta yang tersedia. Setelah itu dari sumber bahan dokumen
diinterpretasikan, dan ditafsirkan isinya. Data-data yang telah diseleksi dan diuji
19
Dudung Abdurrahman., Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu,1999), hlm. 58.
20
Ibid., hlm. 64.
21
Nugroho Notosusanto, Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer, (Jakarta:
Yayasan Indayu, 1978), hlm. 36.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
4. Historiografi, yaitu proses penulisan sejarah sebagai langkah akhir dari penelitian
sintesa kisah yang bulat sehingga harus disusun menurut teknik penulisan
sejarah.22
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun bab demi bab untuk memberikan gambaran yang terperinci
Markas Militer.
Bab III Revitalisasi Benteng Vredeburg, Perubahan Benteng Vredeburg dalam masa
Bab V Merupakan Penutup yang berisi kesimpulan dari empat bab sebelumnya
penulisan ini.
22
Hadari Nawawi., Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: UGM
Press, 1995), hlm. 80.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
tangan Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur Jendral Jacob Mossel. Isi
Perjanjian Gianti: Negara Mataram dibagi dua: Setengah masih menjadi Hak
perjanjian itu pula Pengeran Mangkubumi diakui menjadi Raja atas setengah daerah
Pedalaman Kerajaan Jawa dengan Gelar Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing
Grobogan.
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
yang ada di dalam kekuasaannya itu diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat dan
13 Maret 1755.1
ialah Hutan yang disebut Beringin, dimana telah ada sebuah desa kecil bernama
dibuat oleh Susuhunan Paku Buwono II dulu dan namanya kemudian diubah menjadi
segera memerintahkan kepada rakyat membabat hutan tadi untuk didirikan Kraton.2
tempat inilah beliau selalu mengawasi dan mengatur pembangunan kraton yang
sedang dikerjakan.3
1
Suharja., Buku Panduan Museum Benteng Vredeburg, (Yogyakarta:
departemen kebudayaan dan pariwisata, 2009), hlm: 8
2
Ibid.
3
Ibid., hlm 24.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
Beringin, suatu kawasan diantara sungai Winongo dan sungai Code dimana lokasi
tersebut nampak strategi menurut segi pertahanan keamanan pada waktu itu.5
Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII menerima piagam pengangkatan menjadi
Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi DIY dari Presiden RI, selanjutnya pada
menjadi bagian dari Republik Indonesia menurut pasal 18 UUD 1945. Pada tanggal
Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII bersama-sama Badan
maupun yang menjadi bagian dari Pakualaman telah dapat membentuk suatu DPR
Kota dan Dewan Pemerintahan Kota yang dipimpin oleh kedua Bupati Kota
4
Ibid., hlm. 32
5
Ibid., hlm. 39
6
Darsiti Soeratman., Kehidupan Dunia Keraton Yogyakarta, (Yogyakarta:
Tamansiswa, 1989), hlm. 36.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
Kasultanan dan Pakualaman, tetapi Kota Yogyakarta belum menjadi Kota Praja atau
Kota Otonom, sebab kekuasaan otonomi yang meliputi berbagai bidang pemerintahan
Kota Praja atau Kota Otonomi dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun
1947, dalam pasal I menyatakan bahwa Kabupaten Kota Yogyakarta yang meliputi
wilayah Kasultanan dan Pakualaman serta beberapa daerah dari Kabupaten Bantul
daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.8 Daerah
tersebut Walikota pertama yang dijabat oleh Ir. Moh Enoh mengalami kesulitan
karena wilayah tersebut masih merupakan bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta
dan statusnya belum dilepas. Hal itu semakin nyata dengan adanya Undang-undang
yang kedudukannya juga sebagai Badan Pemerintah Harian serta merangkap menjadi
Pimpinan Legislatif yang pada waktu itu bernama DPR-GR dengan anggota 25
7
Ibid.
8
Suhardo Hatosprapto., Kota Yogyakarta dan Benteng Vredeburg, (Yogyakarta:
LSPK, 1976), hlm. 10
9
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
orang. DPRD Kota Yogyakarta baru dibentuk pada tanggal 5 Mei 1958 dengan
Dengan kembali ke UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka
Tahun 1965 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, tugas Kepala Daerah dan
DPRD dipisahkan dan dibentuk Wakil Kepala Daerah dan badan Pemerintah Harian
Undang-undang tersebut, DIY merupakan Propinsi dan juga Daerah Tingkat I yang
dipimpin oleh Kepala Daerah dengan sebutan Gubernur Kepala Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Wakil Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak
terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengankatan bagi Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah lainnya, khususnya bagi beliiau Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Sedangkan Kotamadya Yogyakarta
Tingkat II dimana terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengangkatan
10
Suharja., loc cit.
11
Darsiti Soeratman, Op cit., hlm. 38.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
Kepala Daerahnya.12
Yogyakarta memiliki sejarah yang panjang dan terkait erat dengan masa
perjuangan merebut dan mempertahankan RI dari penjajah Belanda dan Jepang. Dari
sekian cerita perjuangan yang paling popular adalah serangan umum 1 Maret 1949.
internasional tentang eksistensi Republik Indonesia dan para pejuang RI. Serangan
oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III dengan mengikut sertakan
2. Kondisi Geografis
secara geografis terletak pada 7o3’ - 8o12’ Lintang Selatan dan 110o00’-110o50’
Bujur Timur. Berdasarkan bentang alam, wilayah DIY dapat dikelompokkan menjadi
12
Ibid.
13
Wawancara dengan Suseno tanggal 13 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
empat satuan fisiografi, yaitu satuan fisiografi Gunungapi Merapi, satuan fisiografi
Satuan fisiografi Gunung api Merapi, yang terbentang mulai dari kerucut
gunung api hingga dataran gunung api termasuk juga bentang lahan vulkanik,
meliputi Sleman, Kota Yogyakarta dan sebagian Bantul. Daerah kerucut dan lereng
gunung api merupakan daerah hutan lindung sebagai kawasan resapan air daerah
bawahan. Satuan bentang alam ini terletak di Sleman bagian utara. Gunung Merapi
yang merupakan gunung api aktif dengan karakteristik khusus, mempunyai daya tarik
mempunyai arti "Benteng Peristirahatan" , dibangun oleh Belanda pada tahun 1760 di
atas tanah Keraton. Berkat izin Sri Sultan Hamengku Buwono I, sekitar tahun 1765
14
Djamal Marsudi., Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta. (Yogyakarta:
Kanisius, 1977), hlm. 8.
15
Sidharta Eko Budiharjo., Konservasi Lingkungan dan Bangunan Bersejarah
di Yogyakarta. (Yogyakarta: Gadjah mada university prees, 1989), hlm. 25.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
raja yang dibangun sejak 9 Oktober 1755 dan mulai ditempati tanggal 7 oktober 1756
dilengkapi dengan sarana pertahanan seperti parit dan benteng Keraton. Untuk
mengimbanginya pihak Belanda meminta ijin dari sultan untuk membangun sebuah
secara lambat namun akhirnya pada tahun 1788 benteng kompeni di Yogyakarta
dapat diselesaikan. Selanjutnya benteng diberi nama Rustenburg yang berarti Benteng
Belanda yang saling menyerang waktu itu nama benteng diganti menjadi Vredeburg
Pada tahun 1867 di Yogyakarta terjadi gempa bumi yang dasyat sehingga
banyak merobohkan beberapa bangunan besar seperti Gedung Residen, Tugu Pal
benteng yang semula bernama Rustenburg diganti menjadi Vredeburg yang berarti
Kasultanan Yogyakarta dengan pihak Belanda yang tidak saling menyerang waktu
itu. Pada keempat sudutnya dibangun ruang penjagaan yang disebut seleka atau
16
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
bastion. Pintu gerbang benteng menghadap ke barat dengan dikelilingi oleh parit. Di
logistic, gudang miseu, rumah sakit prajurit dan rumah residen. Di Benteng
Vredeburg ditempati sekitar 500 orang prajurit termasuk petugas medis dan para
medis. Disamping itu pada masa pemerintahan Hindia Belanda digunakan sebagai
tempat perlindungan para residen yang sedang bertugas di Yogyakarta hal itu sangat
dimungkinkan karena kantor residen yang berada bersebrangan dengan letak Benteng
waktu ke waktu, maka terjadi pula perubahan atas status kepemilikan dan fungsi
Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II) yang bergelar Adipati Paku
Alam I pada tahun 1813. Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kasultanan dan
Pakualaman sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangganya sendiri yang
17
Widayati N., Penyertaan Peran Serta Masyarakat Dalam Progam
Revitalisasi, (Yogyakarta: Gadjah mada university prees, 2000). hlm. 54.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
dinyatakan dalam kontrak politik. Kontrak politik yang terakhir Kasultanan tercantum
dalam Staatsblaad 1941 Nomor 47, sedangkan kontrak politik Pakualaman dalam
Staatsblaad 1941 Nomor 577. Eksistensi kedua kerajaan tersebut telah mendapat
pengakuan dari dunia internasional, baik pada masa penjajahan Belanda, Inggris,
telah siap menjadi sebuah negara sendiri yang merdeka, lengkap dengan sistem
sebagai Daerah Otonom setingkat Provinsi sesuai dengan maksud pasal 18 Undang-
18
Suhardo Hatosprapto., Kota Yogyakarta dan Benteng Vredeburg Yogyakarta,
Pelestarian dan Pengembangan Benteng Vredeburg Yogyakarta, (Yogyakarta:
LSPK, 1976), hlm. 20
19
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor
71, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1819) yang sampai saat ini masih berlaku.
patih. Dengan demikian, semua kegiatan pemerintahan dalam kerajaan berpusat dan
dijalankan oleh patih, namun sultan tidak kehilangan otoritas kekuasaanya dalam
kerajaan. Sistem pemerintahan ini jelas kurang sesuai dengan prinsip demokrasi.21
pun tidak lepas dari usaha demokratisasi itu. Analisis yang paling umum menunjukan
20
S.Margana, Kraton Surakarta dan Yogyakarta 1769-1874, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 23.
21
Tri Yuniyanto. 1988. “Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 1950-1957 Otonomi dan Demokratis Pemerintahan Yogyakarta”.
Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
lingkup unit-unit utama, misalnya dalam bidang politik terjadi pergantian rezim;
demikian kedua pemerintahan tersebut tidak lepas dari campur tangan pemerintah
otoritas kekuasaan atas daerah dan rakyatnya berdasarkan kontak politik. Sultan
mempunyai kedudukan sentral baik pada bidang sosial maupun kultural, sehingga
22
Ibid.
23
Soedomo Bandjaransari, Sejarah Pemerintah Kota Yogyakarta, (Yogyakarta:
Djawatan Penerangan Kota Pradja, 1952). hlm. 5.
24
Ibid,. hlm. 3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
wajar jika pemerintah kerajaannya diatur secara terpusat dengan sifat yang
otokratis.25
yaitu pemerintahan keraton disebut parentah jero dan pemerintahan luar keraton
disebut parentah jaba.26 Ada perbedaan yang tegas antara keduanya. Parentah jero
tugasnya adalah mengurus upacara dan ritus kraton, melayani kepentingan pribadi
sultan dan keluarganya, serta bertindak sebagai penghubung antara sultan dengan
pemerintahan luar. Pemerintahan keraton ini dikepalai oleh para pangeran kerabat
raja. Parentah jaba, tugas utamanya adalah dalam bidang pemerintahan pada
Dibawah patih terdapat delapan bupati nayaka beserta pejabat-pejabat birokrasi lain
25
Darmosugito., Sedjarah Kota Yogyakarta, (Yogyakarta: Panitia Peringatan,
1956), hlm. 8.
26
Selo Soemarjan,. Perubahan Sosial di Yogyakarta, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1986), hlm. 34.
27
Ibid.
28
Ibid,. hlm 26.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
mengikuti model raja. Nasib para kawula itu berhungan erat dengan sukses tidaknya
kepatuhan tanpa syarat dari rakyat kepada penguasa. Hubungan yang wajar antara
rakyat dan penguasa, anatara pemerintah dan yang diperintah tidak diterima karena
dalam kegiatan politik dan pemerintahan kerajaanya, baik di pusat maupun di daerah .
Kedudukan ini sebagai alasan kuat bagi pemerintah kolonial Belanda untuk
mencampuri politik dan pemerintahan kerajaan, melalui jalur birokrasi tersebut akibat
langsung dari campur tangan itu, diantaranya adalah menempatkan kedudukan patih
perintahan kerajaan, sebab tergantung pada dua pemerintahan yang berbeda, yaitu
pihak harus tetap menjaga loyalitasnya kepada kasultanan, dipihak lain juga harus
bentuk yang sangat sederhana seiring dengan perkembangan waktu benteng tetap
terus berdiri dan difungsikan. Sejak berdirinya VOC praktek monopoli dagang dan
aktifitas kolonial mulai terjadi di nusantara. Hal ini menyebabkan gejolak di berbagai
29
Darmosugito,. Op Cit., hlm. 20.
30
Ibid,. hlm, 37.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
daerah karena praktek monopoli VOC sering mengakibatkan selisih paham antara
Masa itulah menjadi titik awal dari masa penjajahan di Indonesia oleh
monopoli kegiatan dagang oleh VOC. Politik pecah belah dan adu domba selalu
konfliks intern menjadi kebiasaan VOC dalam meraih keuntungan demikianlah yang
terjadi sehingga wilayah kerja yang harus diampu dan jumlah pegawai VOC semakin
besar. Hal ini menjadikan beban keuangan persekutuan dagang tersebut semakin berat
ditambah lagi banyaknya pejabat VOC yang melakukan koropsi untuk kepentingan
Belanda diubah dari bentuk Republik mejadi Kerajaan dengan pengangkatan Luis
Untuk kedua kalinya Belanda menjadi tuan di negeri jajahan nusantara hal ini
mana saja yang terlibat dalam perang Napoleon harus mengembalikan kondisinya,
dijalankan yaitu praktek kerja paksa untuk pembuatan instalasi militer terjadi dimana-
waktu tersebut tidak dapat dilepaskan dari kekuatan Militer dan didominasi oleh
Yogyakarta yang telah ada dan berfungsi utama sebagai Aktifitas Militer yang
memiliki banyak peran baik pada masa penjajahan Belanda, Inggris, Jepang sehingga
bangunan peninggalan masa kolonial. Loji-loji tersebut antara lain loji gede atau loji
besar yaitu Benteng Vredeburg. Loji cilik (loji kecil) yaitu komplek perumahan
Belanda yang terletak di sebelah timur Benteng Vredeburg, loji kebon adalah Gedung
33
Buletin Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2009. Koleksi
Benteng Vredeburg Yogyakarta
34
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
hal yang perlu dikawatirkan karena sudah sepenuhnya berada dibawah kekuasaan
Kepadanya perlu diadakan pendekatan insentif dan pengawasan. Untuk tugas ini
VOC menunjuk petugas khusus yang berperan sebagai koopman (jabatan hirarki
VOC yang mengurusi perdagangan) dan opperhofd (komando VOC sebagai wakil
kepentingan politik VOC perlu diangkat seorang residen dengan konsekuensi harus
dibuatkan pula kantor residen (gedung kepresidenan). Hal ini untuk mengimbangi
kewibawaan kasultanan. Namun sebelum gedung karesidenan itu berdiri terlebih dulu
dibangun sebuah benteng. Oleh karena itu maka mulailah dibangun sebuah benteng
VOC di Yogyakarta.36
35
Tashadi., Sejarah Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, (Yogyakarta:
Depdikbud, 1994), hlm. 3
36
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
Yogyakarta dibawah naungan residen pertama yaitu Cornelis Donkel. Sesuai dengan
kayu dan tenaga kerja. Sedangkan VOC akan memberikan ganti rugi atas kayu yang
pekerjaan pembangunan benteng diatur menurut kerja wajib atau bekerja untuk raja.
Menurut Nicolaas Hartingh, Gubernur Pantai Utara Jawa di Semarang, tahun 1761
benteng VOC yang ada di Yogyakarta masih berupa tembok tanah yang diperkuat
dengan tiang tiang kayu pohon kelapa dan pohon aren, sedangkan bangunan
bangunan yang ada di dalam benteng hanya dari kayu atau dari bambu dan beratap
ilalang sehingga mudah sekali terbakar. Karena itulah maka Willem Hendrik van
Ossenberch penganti Harting mohon kepada Sultan agar benteng VOC diperkuat
dengan bata yang kuat agar lebih menjamin keselamatan Sultan, permintaan itu
disanggupi oleh Sultan dan diharapkan akan selesai tahun ittu juga. Namun pada
Haag.37
Apa yang dilakukan oleh Willem Hendrik van Ossenberch tersebut sangat
beralasan. Hal ini didukung oleh keadaan bahwa garnisum VOC di Keraton
Willem Hendrik Van Ossenberch disampaikan kepada Sultan kondisi benteng VOC
37
Suhardjo., Penelitian Bidang Sejarah Rencana Pelestarian Dan
Pengembangan Benteng Vredeburg, (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 1979),
hlm. 20.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
sama sekali tidak layak disebut benteng, karena bangunan yang ada terbuat dari kayu
banyak mengalami kemajuan seperti yang dilaporkan oleh Johannes Vos (pengganti
Van Ossenberch).
Kondisi benteng masih belum juga selesai saat itu pembangunan Yogyakarta
sedang dilaksanakan dengan giat, seperti yang dilaporkan oleh J.R. Van der Burg
(pengganti Johannes Vos) pada tahun 1772 sampai tahun 1774 pembangunan benteng
untuk mendesak sultan agar menyelesaikan benteng secepat mungkin. Proyek proyek
Sultan HB I dengan pembangunan istananya dan juga proyek proyek putra mahkota
bangunan benteng sudah terwujud meski masih belum sempurna. Johannes Siberg
selaku gunernur pantai utara jawa melaporkan bahwah dalam pembangunan benteng
38
Ibid.
39
Ibid., hlm. 21.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
tersebut rumah komandan belum selesai dan beberapa gedung masih belum diberi
langit langit. Untuk menyemangati agar pengerjaan benteng cepat selesai, maka VOC
benteng di Yogyakarta sudah hampir selesai dan mutunya sangat baik. Pada saat itu
pula benteng diresmikan oleh Johannes Sieberg yang saat itu menjabat gubernur
pantai timur laut jawa. VOC kemudian memberi nama benteng tersebut dengan nama
Rustenburg atau tempat beristirahat (rusten) dalam arti menjaga ketenangan (rust)
Bangunan Rustenburg ini terbuat dari kayu jati yang disetorkan oleh
Kasultanan Yogyakarta dari hutan hutan jati Gunung Kidul dan Madiun. Di dalam
benteng itu pula ditempatkan pasukan VOC berkekuatan kurang lebih 100 orang
tentara di bawah pimpinan seseorang kapten atau letnan. Setelah Benteng Rustenburg
berdiri pimpinan VOC di Yogyakarta waktu itu yaitu Residen Van Rhijn tinggal di
dalam benteng.
sangat bersih dan teratur dengan baik, benteng Yogyakarta dari masa
pemerintahan Sultan HB I dikirim oleh Residen Yogyakarta bahwa rakyat
mancanegara telah menghabiskan waktu Sembilan puluh hari bekerja di
benteng, yang kemudian dikatakan sudah mendekati penyelesaian. Jika
dicermati pembngunan benteng VOC di Yogyakarta berjalan sangat lambat.
Hal ini terjadi karena adanya ketidak siapan sultan atas bahan dan tenaga yang
dulu dijanjikannya. Sebenarnya hal itu adalah merupakan politik sultan yang
tidak mau benteng itu dibangun. Barangkali sultan sudah mempertimbangkan
untung dan ruginya dengan keadaan garnisun VOC yang kuat di kota
Yogyakarta.41
Sikap tidak suka terhadap keberadaan benteng itu juga ditunjukan oleh putra
mahkota Kasultanan Mataram yang bernama R.M. Sundoro (kelak menjadi Sultan
Hamengkubuwana II). Dengan segala upaya melakukan segala tindakan yang dapat
oleh VOC, namun sikap bencinya terhadap bangsa asing tersebut tidak pernah padam.
dilakukan. Pada tahun 1785 R.M. Sundoro meminta izin ayahnya (Sultan
menghadapi benteng VOC yang berada di depan kraton. Setelah memperoleh izin
mengelilingi alun alun baik utara maupun selatan kraton Yogyakarta. Dibagian depan
bangunan ini diperkuat dengan pemasangan 13 buah meriam. Senjata ini diarahkan
41
Buletin Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta., Op Cit
42
Nani Mulyani 50 Tahun Indonesia Merdeka., (Jakarta: Citra media
Persada, 1995). hlm. 26
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
pembangunan benteng itu selesai tempat penjagaan yang berjumlah empat di tiap
sudut benteng oleh Sultan masing masing diberi nama Jayawisesa untuk sebelah barat
laut, jayaprayitna untuk sebelah tenggara, jayapurusa untuk sebelah timur laut dan
berjalannya sejarah perubahan demi perubahan terjadi, setelah itu benteng berada
Den Berg diambil alih oleh Koninklijk Holland (kerajaan Belanda) dibawah
Gubernur Daendels. Hal ini karena Napoleon Bonaperte diangkat sebagai kaisar
Perancis, sedangkan Louis (Lodewijk) Napoleon diangkat sebagai raja Belanda yang
Pemerintahan Eropa di pusat pusat kerajaan jawa harus diperkuat baik secara
fisik maupun secara non fisik. Secara fisik, Daendels memperkuat kehadiran
kekuatan Eropa dengan mengerahkan pasukan. Sementara itu secara nonfisik
Daendels membuat peraturan yang meningkatkan wibawa pemerintah Belanda
di mata raja-raja Jawa. Dalam upaya mewujudkan kekuatan politik Eropa di
Vorstenlanden, Daendels memerintahkan pembangunan rumah residen.
Residen diubah menjadi minister sebagai wakil pemerintah Belanda. Sesuai
dengan kedudukanya, Daendels mengeluarkan instruksi agar minister tidak
tinggal lagi di dalam benteng. Untuk itu, harus dibangun sebuah kompleks
43
Ibid.
44
Ibid. hlm 29.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
rumah yang megah dan luas agar setara dengan status minister. Lokasi yang
dipilih adalah sebuah lahan tepat di depan benteng Rustenburg. Bangunan
tersebut dijadikan bukan hanya sebagai tempat tinggal minister tetapi juga
sebagi tempat menginap Gubernur Jenderal bila berkunjung ke Yogyakarta.
Pasukan yang berada di dalam benteng Rustenburg juga diserahi
tanggungjawab untuk menjaga keselamatan minister.45
Mengenai bangunan yang diperuntukan bagi minister tersebut bangunan tua
yang sudah ada pada tahun 1722. Karena kondisinya yang cukup parah maka harus
pertama kali dilaksanakan pada tahun 1824 baru selesai pada tahun 1832 dengan
arsitek seorang Belanda yang bernama A.Payen. bangunan yang berada disebuah
pekarangan yang luas tersebut dikenal dengan Loji Kebon (Tuin Logie).
Rustenburg yang terbuat dari kayu tidak lagi layak untuk menjadi symbol kekuatan
militer pemerintah Belanda. Atas intruksinya benteng itu diubah menjadi bangunan
batu dengan bentuk segi empat. Pada setiap sudutnya dibangun sebuah kubu tempat
penjagaan para petugas jaga dengan lubang menembak. Benteng baru ini dibangun
lebih tinggi dan dinding lebih tebal bisa untuk mengawasi lingkungan sekitar benteng
tetapi juga dapat langsung melihat langsung kompleks Kraton Yogyakarta. Secara
startegis benteng ini bisa menjadi ancaman bagi Kraton Yogyakarta karena meriam
45
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
meriam yang ditempatkan di dalam benteng bisa diangkat keatas dengan jangkauan
Oleh Daendels, benteng ini namanya diganti menjadi Vredeburg yaitu benteng
Terjadi setelah benteng dipugar dari kerusakan akibat gempa yang terjadi di
Yogyakarta bangunan benteng Vredeburg mulai dibangun awal pembangunan
keraton Kasultanan Yogyakarta dimana Benteng Vredeburg berdiri dimana
tidak jauh dari lokasi keraton yang hanya sekitar satu jarak tembak meriam
waktu itu, sedangkan waktu itu lokasi pembangunan keraton adalah sebuah
hutan merupakan tempat pemukiman orang Belanda di Yogyakarta yang
pertama merupakan prasarana perlindungan dan fasilitas pemukiman orang-
orang Belanda.47
Pemukiman orang orang Eropa diluar benteng tumbuh pada permulaan abad
19, kaum bangsawan istana mulai ada menyewakan tanah jabatannya (pelunguh atau
Orang orang eropa yang bermukim diluar benteng tersebut pada umumnya
adalah para perwira kompeni yang telah pensiun, mereka berganti profesi menjadi
pengusaha perkebunan antara lain Andries Claring, Joh Jansen, Pieter Wieseman,
dan sebagainy. Mereka menjadi penduduk Yogyakarta dari golongan Eropa yang
kekerabatan satu sama lain. Nama-nama yang tertera pada batu nisan di makam Eropa
46
Darsiti Soeratman., Kehidupan Dunia Keraton Yogyakarta, (Yogyakarta:
Tamansiswa, 1989), hlm. 36.
47
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
kekerabatan dengan mereka. Nama nama itu antara lain: Wiesemen-Klaring, Klaring-
timur Benteng Kompeni. Kampung tersebut terkenal dengan nama loji cilik atau loji
Vredeburg yang terkenal dengan nama loji gedhe atau loji besar. Dalam
utara kota perkampungan tersebut dinamakan kota baru. Dibangunnya kota tersebut
diperkirakan waktunya tidak terpaut jauh dengan adanya pendirian pabrik-pabrik gula
di Pleret maupun di Cebongan. Para administrator pabrik gula sebagian besar orang
Oleh pemerintah pada waktu itu dipilihkan kawasan yang dikenal dengan kota baru.
Disebut kota baru karena merupakan kawasan yang dibangun baru, kawasan tersebut
mnemenuhi persyaratan sebuah kota dengan fasilitas jalan bangunan fisik berupa
48
Suryo Haryono., Monumen Perjuangan Daerah Istimewa Yogyakarta,
(Jakarta: Depdikbud, 1987), hlm 40
49
Wawancara dengan Suseno tanggal 19 Februari 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
perkantoran, sekolah, lapangan olah raga, rumah sakit, taman, termasuk gereja
benteng, waktu itu Residen Van Rhijn berhasil meminta tanah kepada Sultan
Berhadapan dengan benteng vredeburg adalah Gedung Agung yang dulu dikenal
penduduk pri bumi Yogyakarta waktu itu menyebutnya sebagai kamar bola, seiring
orang Eropa ke Indonesia semakin banyak meningkat hingga tujuh kali lipatnya oleh
karena itu pemenuhan kebutuhan akan komunitas belanda mulai dibangun antara lain
50
Wawancara dengan Sunyoto tanggal 15 Januari 2012
51
Soekiman., Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat Mendukung di
Jawa, (Yogyakarta: Bentang Budaya, 2000), hlm. 28.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
Gedung Bank Indonesia yang dulu bernama Javasche Bank, gedung BNI 46 pada
digunakan untuk kantor radio jepang pada masa radio jepang pada massa pendudukan
jepang.
bersejarah di kota Yogyakarta yang berasal dari pengaruh Eropa. Sesuai bentuk dan
orang-orang Belanda yang pada tahun 1760 masih berkuasa di Indonesia oleh karena
tembok keliling di luarnya terdapat parit yang digenangi air yang mengintari komplek
bangunan.52
1. Sejak tahun 1760 sampai dengan runtuhnya kekuasaan Hindia Belanda, dibawah
dan asrama pasukan dengan kode staf “Q”. pada waktu itu dibawah Komandan
52
Harian Kedaulatan Rakyat, 17 Juni 1990. Koleksi Museum Benteng
Vredeburg Yogyakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
kompleks benteng didirikan rumah sakit yang melayani korban pertempuran yang
keluarganya.53
2. Benteng Vredeburg pada tahun 1946 pernah dipergunakan untuk menahan para
tokoh antara lain yaitu Moh. Yamin, Tam Malaka dan R.P Soedarsono yang
merupakan percobaan perebutan kekuasaan atau kudeta yang dilakuan oleh pihak
Pemicu peristiwa ini adalah ketidak puasan pihak oposisi terhadap politik
3. Pertahanan Benteng Vredeburg bergeser menjadi fungsi asrama pada tahun 1947.
Vredeburg sudah mulai berubah. Salah satunya parit yang sudah kering dan
akan melakukan pelucutan senjata Jepang dan Indo Belanda, merupakan usaha
perjanjian tersebut dilanggar oleh Belanda melalui aksi Agresi militernya baik
4. Agresi Militer Belanda yang kedua tahun 1948 merupakan sebuah pengingkaran
dengan penyerangan Maguwo pada siang hari dijatuhi bom oleh pesawat Belanda,
Belanda yang tergabung dalam IVG (Informatie Voom Geheimen) atau kesatuan
Dinasa Rahasia Belanda. Disamping itu untuk asrama prajurit Belanda dan
sekaligus untuk menyimpan senjata berat dan ringan bahkan kendaran militer
seperti tank, panzer, dan kendaran lainnya. Juga Benteng dipakai sebagai tempat
55
Ibid.
56
Soekiman., Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat Mendukung di
Jawa, (Yogyakarta: Bentang Budaya, 2000), Hlm. 28
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
5. Ketika terjadi Serangan Umum Satu Maret tahun 1949 , Benteng Vredeburg
menjadi salah satu target serangan TNI dan gerilyawan. Benteng Vredeburg
masih eksis. Hal ini telah memojokan Belanda di meja perundingan yang telah
mengabarkan bahwa TNI telah hancur dan tenggelam bersama RI. Akhirnya
kembali perundingan dengan Indonesia yang telah lama macet. Karena itulah
maka kedua belah pihak RI dan Belanda dibawah pengawasan UNCI (United
Persetujuan Roem Royen. Dari persejutujuan ini diperoleh hasil bahwa Indonesia,
KMB. Para tawanan yang ditawan sejak 19 Desember 1948 akan segera
dan terjadilah penarikan mundur tentara Belanda dari Yogyakarta yang dimulai
dari tanggal 24 dan berakhir pada tanggal 29 Juni 1949. Sejak itulah Yogyakarta
kembali kepangkuan RI, sehingga tanggal 29 Juni sering diperingati sebagai hari
Yogya kembali.57
57
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
6. Hasil KMB (Konferensi Meja Bundar) tahun 1949 memutuskan bahwa Belanda
istana Kerajaan Belanda, Ratu Juliana, Perdana Mentri Mr. Willem Drees,
Menteri Seberang Lautan Mr. Amja. Sassen dan Ketua delegasi RIS Drs. M.
diwakili oleh Sri Sultan Hamengku Buwana IX dan Belanda diwakili oleh Wakil
58
Tashadi., op cit., hlm. 17.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
A. Pengertian Revitalisasi
strategis dan signifikan dari kawasan yang masih mempunyai potensi dan atau
kawasan untuk tetap bertahan hidup. Hidupnya suatu kawasan dapat tercermin dari
kegiatan yang berlangsung di dalam kawasan sepanjang waktu di mana orang datang,
vitalitas atau revitalisasi tidak hanya menekankan pada aspek ekonomi saja, tetapi
perbaikan fisik dalam kawasannya yang akan dijadikan objek juga harus mendapat
Kualitas kehidupan ini dinikmati oleh suluruh lapisan masyarakat, baik pengunjung
1
Kautsary, Makna Ruang Dalam Permukiman Pecinan (Aspek yang Terlupakan
Dalam Upaya Revitalisasi Kawasan, 2008). Seminar Nasional Eco Urban Design.
Semarang: Universitas Diponegoro, 2008. hlm 1-12
2
Ibid.
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
maupun pekerja, yang ditandai dengan peningkatan penjualan dan menjadi daya tarik
lingkungan binaan agar dapat digunakan untuk fungsi baru yang sesuai, tanpa
memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah hidup,
dikatakan sebagai salah satu pendekatan dalam meningkatkan vitalitas suatu kawasan
aspek sosial dan karakteristik kawasan yang merupakan image atau citra suatu
kawasan, bukan pada ide atau konsep yang diterapkan tanpa penyesuaian dengan
3
Ibid.
4
Widayati, N. “Penyertaan Peran Serta Masyarakat dalam Program Revitalisasi
Kawasan Laweyan di Yogyakarta. 2000”. Dimensi Teknik Arsitektur. Hlm. 21-23
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
menghidupkan kembali aktivitas perkotaan atau pedesaan dan vitalitas kawasan untuk
mewujudkan kawasan layak huni, mempunyai daya saing pertumbuhan dan stabilitas
bangunan dan ruang kawasan bersejarah saja, tetapi lebih kepada upaya untuk
mengembalikan atau menghidupkan kembai kawasan dalam konteks kota yang tidak
berfungsi atau menurun fungsinya agar berfungsi kembali, atau menata dan
1. Kawasan
bersejarah yang dahulu hidup dan vital dan mampu mempertahankan eksistensinya.
kualitas fisik justru dapat dengan mudah diamati pada kawasan bersejarah tersebut.
Kawasan yang mempunyai nilai sejarah tinggi perlu adanya mekanisme untuk
pemeliharaan dan kontrol terus menerus agar kualitas yang terdapat di dalam
beberapa tingkatan dalam revitalisasi kawasan, yaitu berdasar fungsi, letak serta
pemerintah, Revitalisasi kawasan olah raga dan fasilitas sosial dan Revitalisasi
kawasan khusus.
6
Hartono, S. Handinoto, “Alun-alun dan Revitalisasi Identifikasi Kota Tuban.
Dimensi Teknik Arsitektur”, Makalah, Jakarta 2000. Hlm 1-11.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
Peran masyarakat akan sangat berpengaruh dalam proses revitalisasi, hal ini
ekonomi mempunyai peran penting, tetapi aspek budaya akan lebih berperan dalam
pendekatan sejarah lokalnya. Kearifan lokal sebaiknya lebih dominan di dalam proses
kawasan tersebut. Dengan adanya peran serta masyarakat dapat menjadikan kawasan
tersebut kawasan yang hidup dan tertata dengan baik karena masyarakat memiliki dan
panjang, karena revitalisasi harus ditumbuhkan dengan akar yang kuat agar mampu
terdapat di masyarakat, seperti ketidak serasian pendapat antara pihak pemerintah dan
pihak pemilik bangunan. Hal ini lebih disebabkan karena pihak pemilik bangunan
pemerintah belum mampu untuk memberikan subsidi kepada para pemilik bangunan.
pemahaman akan kearifan lokal yang dapat dijadikan aset pemerintah setempat
dengan segala kearifannya yang akan direvetalisasi belum tentu dapat diterima
dengan baik oleh masyarakat. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu ditegaskan
adalah: pertama, hanya sebagian kelompok masyarakat yang bisa memahami gagasan
konservasi yang sementara ini memang masih elitis, terutama sekali mereka yang
institusi terkait untuk melihat tapak dan bangunan sebagai suatu barang komoditas;
dan ketiga, kondisi bangunan dan lingkungan yang relatif mudah rusak mengingat
hanya sekedar ikut serta untuk mendukung aspek formalitas perlunya partisipasi
masyarakat.
b. Keterlibatan masyarakat ini terkait erat karena revitalisasi berarti adanya kegiatan
8
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
pelestarian pusaka alam dan budaya dengan tujuan menjadikan kawasan yang
menyeleksi sumber daya budaya untuk revitalisasi dan menetapkan tiga buah kriteria
dasar:
b. Sumber daya tersebut harus potensial menjadi katalisator usaha revitalisasi dan
pembangunan.
lain:
kulturalnya.
d. Mempunyai lahan atau bangunan yang spesifik yang dapat dijadikan objek
wisata.
9
Hartono, S. Handinoto., op.cit. hlm. 14
10
Ernawi., op cit. hlm. 6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
Apa yang telah dijelaskan di atas masih perlu ada satu pendekatan lagi, yaitu
bagaimana budaya lokal yang melekat pada lingkungan atau kawasan bersejarah
tersebut dapat diungkapkan dengan baik dan jelas. Aspek perilaku masyarakat
memang sangat menentukan, demikian juga aspek kondisi geografisnya bila kawasan
perkotaan ataupun perdesaan akan dijadikan objek pelestarian yang terkait dengan
revitalisasi.
Semuanya ini dapat dilakukan tanpa merubah ciri khas dari tempat di sekitar
kawasan atau lingkungan bersejarah itu sendiri. Kalau hal ini berhasil dilakukan,
Bagaimanapun juga warisan budaya masa lalu telah dihadirkan pada kawasan dalam
bentuk fisik, maka identitas fisik itu perlu dipertahankan dan dijaga sebagai bagian
Sebenarnya penggunaan informasi ini sebagai salah satu cara untuk dapat
yang terdapat di kawasan atau lingkungan tersebut. Tinggalan fisik arsitektural apa
yang dapat memberikan jaminan untuk melindungi bangunan tersebut yang dapat
diperlihatkan secara fisik bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi tentang
11
Wawancara dengan Sri Ediningsih tanggal 3 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
a. Identifikasi dan dokumentasi berbagai sumber daya alam dan budaya dalam
diakses
c. Membuat forum dalam bentuk blokger agar masyarakat dan semua pihak dapat
secara terbuka.
produk teknologi informasi di lokasi atau di luar lokasi dapat dilakukan untuk
e. Melalui upaya ini dapat dirumuskan pula beragam insentif yang akan diberikan
yang ditata dalam sebuah pemikiran dalam hal ini pelestarian dan revitalisasi,
hal yang dapat dipakai sebagai dasar dalam memadukan kedua kegiatan tersebut, di
antaranya:
12
Wawancara dengan Sri Ediningsih tanggal 3 Januari 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
sehingga akan menambah rasa kedekatan pada sejarah atau kejadian penting di
masa lalu.
pengangguran lokal, omset penjualan, naiknya harga sewa, pajak pendapatan oleh
pemerintah daerah.
masyarakat setempat yang akan ditata untuk masa mendatang. Budaya masyarakat
harus berjalan dan dipertahankan agar masyarakat merasa ikut memiliki warisan
ekonomi harus dapat memberikan jaminan. Perjalanan masa depan kawasan secara
sejarah fisik masa lalu lingkungan dan kawasan tersebut dapat langgeng dan terjaga
dengan baik.
13
Wawancara dengan Sri Ediningsih tanggal 3 Januari 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
Benteng Vredeburg sebagai salah satu obyek wisata sejarah budaya dan
Yogyakarta sebagai kota Budaya, kota perjuangan, kota pelajar maupun sebagai kota
pariwisata.
2. Lingkungan
Marga Mulya, berlokasi di utara Gedung Agung dan Gereja Fransiskus Xaverius
Kidul Loji (bangunan lama) berada di sebelah selatan. Sedangkan sebelah timur
Kawasan loji lainnya yang menarik adalah Loji Setan. Gedung yang tidak
diketahui tahun pembuatannya ini, pada awalnya disebut Loji Marlborough yang
14
Buletin Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2009. Koleksi
Benteng Vredeburg Yogyakarta
15
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
Selain loji yang ada dilingkungan Benteng Vredeburg adalah Gedung Agung,
Gedung Agung atau yang dulunya disebut sebagai Loji Kebon. Letak Loji Kebon ini
berada di depan Gedung Vredeburg. Halaman Loji Kebon sangat luas dan dihiasi
arca-arca yang dikumpulkan oleh para pejabat Belanda dari penjuru kota Jogja.
Bangunan ini terdiri atas enam bangunan utama, yaitu Gedung Agung (gedung
dan Wisma Saptapratala. Gedung utama yang disebut dengan Ruang Garuda.16
bersejarah merupakan tempat yang dapat difungsikan kembali menjadi kawasan yang
kondisi fisik benda cagar budaya, bangunan cagar budaya dan struktur cagar budaya
yang rusak sesuai dengan keaslian bahan, bentuk tata letak, dan tehnik pengerjaan
16
Ibid.
17
Undang-Undang Republik Indonesia No.11 Tahun 2010 Tentang Cagar
Budaya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
swasta yaitu Investor sebagai pelaksana revitalisasi. Karena keberadaan benteng saat
itu sebagai artefak historis kota sangat terbengkalai dan tidak terurus serta tidak
kondisi fisik bangunan, tata hijau, sistem penghubung, sistem tanda/reklame dan
dimulai pada bulan Agustus 1981. Dananya diambil dari dana Banpres yang
Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Joesoef. Sebagai ketua dalam kegiatan
Pemberian Pekerjaan yang dikeluarkan oleh Pemimpin Proyek adalah CV. Biro
18
Wibawa Samodra., Pembangunan Berkelanjutan : Konsep dan Kasus.
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991). hlm. 17.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
Sebagai berikut:
Gambar 1.
19
Wawancara dengan Agus Sulistya tanggal 15 Desember 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
Gambar 2.
Gambar 3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
Vredeburg Yogyakarta.20
Berupa: Jalan masuk dari arah barat dan parit pertahanan sisi barat, Jalan masuk
dari arah timur dan parit pertahanan sisi timur, Bangunan Gerbang Utama sebelah
Minirama I dan II, Anjungan Barat Laut dan Barat Daya serta Anjungan
Dan Kebudayaan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto pada tanggal 5 November 1984
namun diarahkan untuk dimanfaatkan bagi fungsi baru yang dapat memberikan
Benteng Vredeburg diarahkan akan mengemban kesatuan fungsi yang jelas untuk
20
Wawancara dengan Agus Sulistya tanggal 15 Desember 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
mendukung misi dan sasaran yang khas sehubungan dengan nilai-nilai sejarah
yang dikandung oleh kota Yogyakarta. Untuk itu benteng Vredeburg akan
dimanfaatkan sebagai museum Perjuangan Nasional yang khas dan tidak ada
duanya di Indonesia.21
Sebagai realisasi dari gagasan tersebut maka sejak tahun anggaran 1985/1986
pemugaran benteng vredeburg diarahkan untuk fungsi baru yaitu sebagai museum
dari segi arkeologis maupun arsitektur dan pemugaran. Beberapa periode penggalian
a) Penggalian parit sebelah barat pintu gerbang sektor barat Benteng Vredeburg,
b) Penggalian dan pengecekan pondasi tembok keliling benteng sektor timur laut
tahun 1983/1984.
21
Wawancara dengan Agus Sulistya tanggal 15 Desember 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
2. Tahap Pemugaran
gerbang dan pintu gerbang benteng vredeburg sisi barat tahun 1980/1981.
1982/1983.
d) Rehabilitasi tembok keliling benteng sector barat dan barat laut tahun
1983/1984.
pada tahun 1985/1986. Pada tahun anggaran itu pula dilakukan pemugaran
g) Pemugaran bangunan pintu gerbang sisi barat dan gedung perkantoran atau
bangunan pengapit selatan dan barak prajurit barat lantai atas pada tahun
1986/1987.
h) Pemugaran bangunan barak prajurit barat lantai bawah dan lingkungannya dan
penggalian lantai kamar utara sisi barat benteng vredeburg pada tahun
anggaran 1988/1989.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
i) Pemugaran bangunan dapur utara, dapur selatan dan ruang kamar mandi
j) Pemugaran bangunan gudang senjata berat dan ringan pada tahun anggaran
1990/1991.
l) Pemugaran gedung socetoit, pavilion dan gedung mesiu, garasi dan dapur
sampai dengan pemugaran yang dimulai tahun 1981 sampai tahun 1994 seperti diatas
dilakukan oleh Yayasan Budaya Nusantara dengan Akta Notaris RM. Soeryanto
Partaningrat No.81 Tanggal 15 September 1979 dalam Berita Negara No. 90 Tanggal
mengisi Kemerdekaan”24
22
Budiharja, “Laporan Pemugaran Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta
tahun 1980-1994”
23
Wawancara dengan Suseno tanggal 14 Januari 2012
24
Wawancara dengan Suseno tanggal 14 Januari 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
dijadikan Ajang Kebudayaan. Secara fisik pemugaran baru dapat berjalan pada tahun
1981 sebagai Ketua Umum Yayasan Budaya Nusantara waktu itu adalah Ki
Suratman.25
Bila bangunan yang mewakili nilai-nilai sejarah, semacam benteng ini tidak
diperhatikan atau bahkan digusur untuk pembangunan yang bernuansa modern, tanpa
memperhatikan tata ruang kota dan segi historis keberadaan benteng, maka lenyaplah
sebagian dari sejarah kota yang sebenarnya telah menciptakan suatu identitas
tersendiri bagi “Kota Budaya Yogyakarta”.26 Generasi yang akan datang tidak akan
dapat lagi melihat sejarah daerah yang tercermin dalam lingkungan benteng. Hal ini
identitas.
Keberadaan benteng ini akan mencerminkan kisah sejarah, tata cara hidup,
budaya dan peradapan masyarakatnya. Jadi hal yang paling baik dilakukan untuk
karena benteng Vredeburg memenuhi syarat sebagai bangunan yang mewakili suatu
25
Wawancara dengan Suseno tanggal 14 Januari 2012
26
Tashadi., Proposal Buku Panduan dan Petunjuk Teknis Pengelolaan Museum
Perjuangan dan Bekas Benteng Vredeburg Yogyakarta., (Yogyakarta: Tidak
diterbitkan, 1988).
27
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
perlu dipertahankan tetapi fungsinya harus diadaptasi dengan kondisi jaman sekarang
keraton sebagai penjaga sasana budaya untuk mengurusnya. Dalam mewujudkan hal
ini maka dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak baik pemerintah sebagai
kawasan benteng menjadi lebih baik. Dengan terintegrasinya keempat unsur ini maka
upaya revitalisasi fungsi benteng sebagai sasana budaya pasti akan tercapai.28
Upaya revitalisasi pada benteng tidak dilihat dari segi estetika semata, tetapi
harus dilihat sebagai sebuah warisan budaya yang dalam bentuk fisik telah
kesinambungan yang jauh lebih panjang dari pada masa hidup satu generasi atau akan
menumbuhkan ikatan yang erat antara masa kini dan masa lampau dan menciptakan
harga diri sebagai suatu bangsa. Dalam proses revitalisasi harus diperhatikan juga
28
Darsiti Soeratman., Kehidupan Dunia Keraton Yogyakarta, (Yogyakarta:
Tamansiswa, 1989), Hlm. 36.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
segi sosial ekonomi. Kususnya yang berkaitan dengan peningkatan pendapatan dan
perluasan lapangan kerja. Agar disamping memberikan pemasukan bagi daerah juga
setiap pengunjung yang datang ditarik kontribusi atau bisa juga memanfaatkan ruang
pertemuan yang semuanya ini bisa mendatangkan pendapatan yang tidak sedikit.29
dalam pelaksanaan revitalisasi. Sentuhan budaya akan dapat memberikan arah dan
tujuan baik pelestarian fisik maupun non fisik. Baik secara tata ruang kotanya
bahwa permasalahan pada kawasan atau lingkungan bersejarah itu bukan saja hanya
gejala kemanusiaan, baik yang mengacu pada sikap, konsepsi, ideologi, perilaku,
kebiasaan, karya kreatif, dan sebagainya. Hal ini yang perlu dipahami di dalam
29
Untung. 1991.“Studi Tentang Perencanan Pengembangan Benteng Vredeburg
Sebagai Museum Di Daeah Istimewa Yogyakarta”. Skripsi Akademi Pariwisata
Indonesia Yogyakarta.
30
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
Budaya yang melekat pada wilayah kota terbuka luas dan tidak dapat
terkadang memiliki ciri yang sangat universal baik fisik dan perilaku budayanya.
Dengan adanya arus globalisasi dunia dihadapkan pada arus budaya tunggal
yang evolusinya bergulir begitu kuat, hingga bahkan dapat menggeser tatanan budaya
lokal hampir di seluruh belahan dunia. Benteng Vredeburg beberapa kali mengalami
Yogyakarta, oleh karena itu bentuk bangunan juga mengalami beberapa pemugaran
untuk disesuaikan dengan fungsinya. Pada bagian luar bentuk tetap masih
dipertahankan dan hanya pada bagian dalam saja yang mengalami pemugaran.32
benteng pertahanan maka Benteng Vredeburg dikelilingi oleh parit dan juga menara
perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah Belanda hingga pada masa
Orde Baru.33
Budaya harus dilihat sebagai fenomena pilihan hidup yang terdapat dalam
sebuah kawasan bersejarah yang tentu saja selalu eksis dan berkembang. Cara
melihatnya pun harus dalam konteks ruang dan waktu. Kawasan bersejarah telah
menjadi milik kolektif masyarakat yang mendiami kawasan tersebut, baik dalam
perilaku dan konfigurasi unik dalam cita rasa yang khas serta gaya yang dipunyainya.
Penentuan atau pemilihan setting kawasan yang akan direvitalisasi harus benar-benar
siap respek dijadikan objek pelestarian. Tempat atau lokasi yang akan dijadikan objek
revitalisasi.34
33
Wawancara dengan Suseno tanggal 1 Februari 2012.
34
Widayati N., Penyertaan Peran Serta Masyarakat Dalam Progam
Revitalisasi, (Yogyakarta: Gadjah mada university prees, 2000). hlm. 54.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
vredeburg merupakan salah satu obyek wisata yang berada di kawasan malioboro
yang merupakan pusat kota Yogyakarta dengan segala aktifitas wisatawan nusantara
Agung. Obyek wisata ini adalah merupakan obyek wisata yang strategis dengan
dukungan obyek-obyek wisata lain dan transpotasi yang mudah dijangkau dengan
barang cinderamata yang diperlukan wisatawan maupun jasa yang menyediaklan jasa
makanan minuman serta jasa akomodasi sebagai tempat menginap selama wisatawan
Vredeburg akan mendukung bagi wisatawan yang akan berkunjung ke obyek wisata
tersebut. Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata ke dua setelah
Bali memiliki cukup potensi yang dapat diandalkan, baik untuk konsumen wisatawan
BAB IV
1. Kepemimpinan Ki Suratman
commit to user
74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
5) Sekertaris II : Ki Nayono
7) Bendahara II : Soemiharjo1
2. Kegiatan Kelembagaan
Pada tahun 1976 waktu itu kondisi Benteng Vredeburg keadaannya sangat
Gambar 4.
1
Wawancara dengan Amin Sukrilah tanggal 10 Desember 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
Yogyakarta
1980/1981 dengan Dana BANPRES yaitu hasil pemugaran dan renovasi sebagai
berikut: Pintu Gerbang, Kantor, Ruang rapat, Diorama I, II, III dan Ruang
Pengkajian.
15 Juli 1981. Pihak yang diberi wewenang untuk menggunalan dan mengelola
Benteng Vredeburg:
baiknya.
bangunan dan situs Benteng Vredeburg sesuai dengan ketentuan, tanpa izin
2
Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia
Menyatakan Museum Benteng Vredeburg Sebagai Cagar Budaya Nasional sebagai
bangunan mempunyai nilai penting bagi Sejarah Nasional Indonesia sehingga perlu
dilindungi dan dilestarikan 15 Juli 1981. Koleksi Museum Benteng Vredeburg
Yogyakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77
Propinsi DIY, namun secara tehnis bertanggung jawab kepada Direktur Jendral
Kebudayaan.4
koleksi lengkap meliputi koleksi bangunan, koleksi realia, koleksi foto termasuk
miniatur dan replika serta koleksi lukisan, Selain itu terdapat pula empat ruang
3
Wawancara dengan Amin sukrilah tanggal 10 Desember 2011.
4
Buletin Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2009. Koleksi
Benteng Vredeburg Yogyakarta
5
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
1. Kemimpinan Budiharja
tertata.
Pada tahun 1992 tepatnya tanggal 23 November secara resmi Museum Bekas
6
Wawancara dengan Rosyid tanggal 17 Desember 2011.
7
Wawancara dengan Rosyid tanggal 17 Desember 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79
Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu dijabat oleh Prof. Dr. Fuad Hasan.8
bimbingan edukatif kultural tentang benda yang bernilai sejarah, budaya dan ilmiah.9
mempunyai fungsi:
8
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
menyatakan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sebagai Museum Khusus
adalah uji pelaksanaan teknis di bidang kebudayaan di lingkungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di bawah Drektorat Jendral Kebudayaan
23 November 1992. Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
9
Ibid.
10
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80
lingkungan Museum.
tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku, jumlah dan jenjang jabatan
11
Wawancara dengan Rosyid tanggal 17 Desember 2011.
12
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
menyatakan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sebagai Museum Khusus
adalah uji pelaksanaan teknis di bidang kebudayaan di lingkungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di bawah Drektorat Jendral Kebudayaan
23 November 1992., op. cit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81
Bagan 1.
Bagan Organisasi Museum Benteng Yogyakarta.
KEPALA
URUSAN
TATA USAHA
KELOMPOK
TENAGA
FUNGSIONAL
2. Kegiatan kelembagaan
berbagai kegiatan dalam progam kerja yang disusun pada setiap tahun anggaran.
a. Tahun 1993-1994
Pengadaan koleksi:
Rencana kegiatan
13
Wawancara dengan Widada tanggal 24 Desember 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
83
(2) Tujuan
Yogyakarta serta transfer film dokumenter ke dalam satu kaset video terdiri
tujuh judul:
b) Dandang dan Nampan digunakan pada masa Agresi Militer Belanda II oleh
14
Amin Sukrilah., Laporan pengadaan/pembelian Benda-benda Koleksi
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Tahun Anggaran 1993/1994, (Yogyakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993/1994).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84
c) Mesin jahit engkel tangan, Cangkir, Cawan atau lepek dan gamelan di
(3) Ketenagaan
sebagai berikut:
kesiapan dana.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85
dikeluarkan
(2) Transaksi dianggap selesai apabila pihak pelaksana dan Kepala Museum
b) Koleksi realita
berdasarkan:
(1) Keaslian
Benda-benda yang didapat ini memiliki nilai historis dan fungsi serta
peranan sangat penting dan besar sebagai sarana pada masa perjuangan
b. Tahun 1996-1997
Yogyakarta:
(1) Proses pengadaan koleksi selalu dikonsultasikan tim pengadaan dengan Kepala
Museum Benteng Yogyakarta dan tidak meninggalkan fungsi dan peranan tim
pengadaan
Tahap akhir dari pengadaan koleksi yaitu ditandai dengan serah terima barang
Mengenai daftar berita acara serah terima koleksi dalam rangka pengadaan
16
Amin Sukrilah., Laporan pengadaan/pembelian Benda-benda Koleksi
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Tahun Anggaran 1996/1997, (Yogyakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996/1997).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
88
c. Tahun 1998
c. Foto : 57 buah.
e. Lumpang : 1 set.
f. Pedang : 1 buah.
g. Ransel : 1 buah.
i. Patung : 15 buah.
j. Lampu : 1 buah.
m. Wayang : 22 buah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
89
o. Peta : 1 buah.17
program yang telah dicanangkan oleh Budiharja termasuk kedudukan, tugas dan
itu beliau juga mempunyai gagasan untuk meneruskan progam-progam yang belum
a. Visi Museum
17
Amin Sukrilah., Laporan pengadaan/pembelian Benda-benda Koleksi
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Tahun Anggaran 1997/1998, (Yogyakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997/1998).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90
b. Misi Museum
Yogyakarta telah mencanangkan berbagai kegiatan dalam progam kerja yang disusun
pada setiap anggaran. Meskipun bentuk serta materinya dapat berubah -ubah dan
museum meliputi: pameran, seminar, penelitian dan lomba. Setelah dikemas dengan
18
Suharja., Buku Panduan Museum Benteng Vredeburg, (Yogyakarta:
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2007), hlm. 2.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91
2. Kegiatan kelembagaan
teknologi selain melalui dunia pendidikan formal, juga tak terelakan mendapat
pada tataran yang membahayakan dari munculnya budaya metamorfosa dari budaya
Museum sebagai pelestari warisan seni budaya bangsa dan jendela budaya
bangsa, merupakan suatu lembaga tetap, tidak mencari keuntungan dan terbuka untuk
Museum bukan merupakan sesuatu yang mati, bisu, dan tertutup tetapi secara
teoristis fungsional, simbolis filosofis merupakan bangunan yang hidup dan selalu
Dengan pola pikir tersebut di atas, maka Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta
19
Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
92
sebagai salah satu Museum Khusus Sejarah Perjuangan Bangsa dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya dalam mengemban misi, visi dan fungsinya selain dengan
pelajar terhadap sejarah dan kebudayaan Indonesia serta dapat bersikap dan berbuat
kurangnya kedisiplinan, tidak mau tahu bahwa bangsa ini terlahir melalui perjalanan
sejarah yang panjang, berkat kerja keras para pejuang bangsa, pengorbanan tanpa
20
Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012.
21
Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
93
batas pendiri bangsa dan tumpahan darah untuk sebuah kemerdekaan. Kesadaran
mengkhawatirkan.22
Salah satu upaya untuk itu maka hasil seminar yang diselenggarakan Benteng
Verdeburg bertujuan Sebagai Pelestari Warisan seni budaya bangsa dan jendela
Mei 2007
b) Palang Merah Indonesia pada masa Revolusi Fisik di Yogyakarta 7 Mei 2007
2007
2007.23
22
Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012.
23
Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
94
penelitain dan memberikan bimbingan edukatif kultural mengenai benda dan sejarah
(1) Bangunan yaitu meliputi bangunan keseluruhan yang terdapat di dalam kompleks
lain tembok benteng, parit, jembatan, anjungan, tanah lapang di luare benteng,
(2) Benda realita saksi peristiwa bersejarah dalam perjuangan merintis, mencapai,
(3) Benda replika, yaitu tiruan dari benda asli yang berperan dalam perjuangan dalam
(5) Foto dan duratan serta hasil pendokumentasian lainya yang terkait dengan
24
Wawancara dengan Edy Purwanto tanggal 5 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
95
kemerdekaan. Untuk kelompok ini dapat berupa foto, foto duratran, film,
yaitu dalam ruang pameran dan dalam gudang koleksi. Koleksi yang telah mengalami
koleksi yang belum mengalami proses penelitian. Meskipun demikian, ada juga
koleksi yang telah mengalami proses penelitian namun disimpan di gudang koleksi
25
Buletin Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2007. Koleksi
Benteng Vredeburg Yogyakarta
26
Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
96
kehidupan bangsa, memperkokoh identitas dan jati diri, integrasi nasional dan
ketahanan budaya.27
Adapun misi yang diemban adalah mewujudkan peran museum sebagai sarana
kegiatan pelestarian, penyajian dan pengembangan sejarah dan budaya dengan nuansa
edutaiment.28
2. Kegiatan Kelembagaan
Museum Benteng Yogyakarta telah memiliki visi dan misi yang jelas. Dalam
tidak semuanya termasuk dalam kategori cagar budaya. Namun karena nilai
a. Perlindungan
pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan
bangsa.
27
Wawancara dengan Sri Ediningsih tanggal 16 Januari 2012.
28
Wawancara dengan Sri Ediningsih tanggal 16 Januari 2012.
29
Wawancara dengan Sri Ediningsih tanggal 16 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
97
museum adalah menunjukan ciri dan karakteristik sebuah museum. Koleksi museum
juga merupakan jantungnya museum karena sumber informasi yang dimiliki oleh
museum berasal dari koleksi museum. Oleh karena itulah koleksi harus senantiasa di
jaga kelestarianya dengan cara dipelijhara dan dirawat. Memelihara dan merawat
koleksi ada dua yaitu bersifat preventif (pencegahan) dan kuratif (pengobatan atau
Administrasi koleksi adalah suatu tata tertip dalam tata lakasana secara
untuk mencapai tujuan museum sesuai dengan visi dan misi museum. Administrasi
koleksi sering dikaitkan dengan kegiatan tatausaha dalam pengelolaan koleksi, yaitu
registrasi koleksi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
98
b. Pengembangan.
dan adaptasi secara berkelanjutan serta tidak bertentangan tujuan pelestarian. Yang
Sebuah koleksi museum aklan memiliki manfaat jika koleksi tersebut mampu
informasi kepada pengunjung tentunya harus “dipaksa untuk berbicara” yaitu dengan
diadakan peneliotian terhadap koleksi tersebut. Oleh karena itu penelitian koleksi
informasi dan komunikatif tentunya harus di dukung oleh SDM (Sumber Daya
Manusia) museum yang memadai dan sarana serta prasarana yang mendukung. Oleh
karena itu perlu dalam pengembangan koleksi museum perlu di dikung dengan
adanya revitalisasi baik bagi SDM museum supaya menjadi SDM yang professional.
kegiatan lomba maupun festival . dengan kegiatan lomba maupun festifal yang
berorientasi pada koleksi museum akan meningkatkan daya apresiasi peserta lomba
tentang museum dan koleksi-koleksi yang dikelolanya. Adanya dampak koknitif dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
99
afektif dari pemahaman koleksi museum sehingga akan mengerakan peserta menjadi
pada tanggal 17 Februari 2011 tingkat TK, SD, SMP dengan tema Perjuangan yang
Kegiatan ceramah dan diskusi juga merupakan salah satu kegiatan yang dapat
disampaikan dalam kegiatan tersebut. Ceramah dan diskusi yang digelar oleh
museum tentunya tidak akan jauh beranjak dari karakteristik museum yang
menyelenggarakannya. Tema-tema yang diangkat tidak akan jauh dari nilai informasi
dari koleksi-koleksi yang dikelolanya. Ini jelas akan meningkatkan nilai informasi
koleksi museum.
dalam area Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang mana bisa dimanfaatkan
untuk umum.30
meskipun telah dilakukan revitalisasi. Hasil revitalisasi bisa dilihat pada pintu
gerbang utama, begitu masuk ada dua bangunan yang saling berhadapan. Dua
30
Wawancara dengan Sri Ediningsih tanggal 16 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
100
bangunan ini disebut sebagai gedung pengapit utara (kiri) dan gedung pengapit
tahanan khusus yaitu tawanan keraton yang berpangkat tinggi.31 Dilihat dari bentuk
dan performance Gedung Pengapit Utara dulu pernah digunakan sebagai ruang tamu
Gambar 5
Dua bangunan ini bergaya Eropa murni dapat dilihat dari bentuk atap yang
lancip.32
31
Wawancara dengan Sunyoto tanggal 5 Januari 2012.
32
Wawancara dengan Sunyoto tanggal 5 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
101
Gambar 6.
33
Wawancara dengan Hari Supono tanggal 10 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
102
Gambar 7.
Sebelah selatan dari pintu masuk ada bangunan bekas Perumahan Perwira
Selatan I dapat diketahui dari susunan ruangan yaitu ada teras depan bangunan utama
dan teras belakang mengalami perubahan dari teras depan menjadi ruang depan saat
34
Wawancara dengan Hari Supono tanggal 10 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
103
Gambar 8.
Perwira Utara II. Bangunan ini dapat diketahui sebagai rumah untuk para perwira.
Ketika TNI menguasai benteng ini, maka, bangunan ini kembali digunakan sebagai
tempat tinggal bagi prajurit yang sudah berkeluarga. Saat ini bangunan berfungsi
35
Wawancara dengan Hari Supono tanggal 10 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
104
Gambar 9.
Barak Prajurit terdiri dari dua lantai. Bangunan ini mengalami beberapa perubahan
tapi tetap memiliki fungsi yang sama. Di dasar lantai ada lobang-lobang yang
membentuk jarak pola tertentu menunjukkan bahwa dibagi menjadi beberapa unit dan
mempunyai besar yang sama dan dibuat partisi. Perlengkapan tersebut menjadi
fasilitas bagi prajurit yang sudah berkeluarga. Saat ini bangunan menjadi Ruang
36
Wawancara dengan Hari Supono tanggal 10 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
105
Gambar 10.
Bagian belakang utara atau timur laut benteng terdapat bangunan yang disebut
dengan Societet Militaire. Bangunan ini berfungsi sebagai ruang pertemuan. Ketika
jaman TNI menduduki benteng, bangunan ini dijadikan sebagai tempat tinggal atas
dan bawah. Pada tahun berikutnya dikembalikan ke fungsi semula sebagai bangunan
fasilitas umum bukan tempat tinggal. Bangunan yang lantai bawah digunakan sebagai
Ruang Pameran Diorama IV. Lantai atas disewakan untuk kegiatan atau pameran.37
37
Wawancara dengan Hari Supono tanggal 10 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
106
Gambar 11.
Diorama IV
Sumber : Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun 2010
Gudang senjata berat terletak dibagian kiri selatan benteng berdekatan dengan
gudang senjata ringan dan gudang miseu, disekitarnya masih ada ruangan lain
berfungsi sebagai ruang perawatan senjata dan gudang. Bangunan ini tidak
mengalami perubahan bentuk dan sejak dulu hingga sekarang berfungsi sebagai
gudang miseu.38
38
Wawancara dengan Hari Supono tanggal 10 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
107
Gambar 12.
Museum adalah sebuah Lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan,
a. Pelestarian sejarah dan budaya melalui berbagai kegiatan seperti perawatan dan
pemeliharaan benteng sebagai cagar budaya, konservasi, fumigasi dan restorasi
benda-benda sejarah Perjuangan. Perawatan dan pemeliharaan benteng sebagai
cagar budaya dilakukan secara bersama-sama dengan Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakala. Sedangkan kegiatan konservasi, fumigasi dan restorasi
39
Lukman Prurakusumah., Pedoman Pendirian Museum, (Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, 2000), hlm. 35.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
108
1. Fasilitas Museum
Penyajian sejarah dan budaya melalui berbagai kegiatan seperti pameran tetap
koleksi museum dan dokumen-dokumen serta taman untuk lebih jelasnya dalam
a. Ruang Pameran
Ruang pameran adalah ruang yang ditata sedemikian rupa sehingga menjadi
tempat untuk menyiapkan koleksi-koleksi museum yang dapat dikunjungi oleh umum
pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Ruang pameran yang terdapat di Museum
Benteng Vredeburg Yogyakarta dibagi menjadi dua kategori, yaitu ruang pameran
tetap dan ruang pameran temporer. Ruang pameran tetap adalah ruang pameran yang
lama, kurang lebih tiga tahun. Sedangkan ruang pameran temporer adalah ruang
gedung M3, M1 dan M2 dan G. pada masa lampau gedung tersebut dipergunakan
masing-masing sebagai barak perwira Selatan I, barak perwira Utara II. Barak
perwira Utara I dan Societeit. Ruang minirama I menceritakan peristiwa sejarah yang
tahun 1974. sedangkan untuk tata pameran di luar gedung, yang juga termasuk dalam
tata pameran tetap Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta adalah susunan dan tata
namun karena nilai sejarah yang terkandung di dalamnya serta merupakan saksi
utara I dan barak prajurit barat. Ruang temporer ini dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat umum untuk keperluan pameran maupun keperluan lain yang identik
seperti gelar seni budaya, workshop dan sebagainya. Selain ruang pameran indoor
atau dalam ruangan ada juga masyarakat yang memanfaatkan ruang-ruang lain selain
yang telah disebutkan diatas untuk menggelar pameran. Antara lain di serambi ruang
41
Wawancara dengan Rudi Bambang tanggal 23 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
111
Gambar 13.
b. Perpustakaan
yang tertera di dalam label koleksi, materi pameran dapat dinetralisir dengan
gedung ini dulu dipergunakan sebagai fasilitas umum (rumah sakit). Perpindahan
relative dekat dengan pintu masuk sehingga sangat mudah diakses oleh pengunjung.
Disamping itu untuk memisahkan ruang publik dan ruang admidnistrasi agar
perannya optimal.42
Gambar 14
42
Wawancara dengan Rudi Bambang tanggal 23 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
113
yang tidak disajikan dalam tata pameran. Sistem penyimpanan koleksi museum
koleksi museum, baik yang berbahan organk maupun anorganik. Hal ini dilakukan
untuk menjaga koleksi dari kerusakan baik oleh alam maupun oleh manusia. Ruang
studi koleksi Museum Benteng Vredeburg terdiri dari tiga buah yaitu gedung K1
(bekas dapur selatan), K2 (bekas dapur Utara) dan gedung 1 (bekas gedung mesiu).
sedangkan gedung K 2 tersimpan koleksi foto. Untuk gedung 1 terdapat koleksi realia
maupun foto.43
Gambar 15.
43
Wawancara dengan Rudi Bambang tanggal 23 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
114
d. Ruang Konservasi
baik secara kuratif maupun prefentif. Ruang konservasi menempati gedung N yang
dulu masa colonial Belanda difungsikan sebagai gudang senjata berat dan ringan. Di
penanganan koleksi kuratif maupun prefentif antara lain Oven, kotak Fumigasi,
Gambar 16.
Ruang Konservasi
Sumber : Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun
2010
44
Wawancara dengan Rudi Bambang tanggal 23 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
115
e. Ruang Dokumentasi.
dokumentasi ini juga tersimpan dokumen-dokumen aaudio yaitu suara hasil rekaman
wawancara tokoh maupun pelaku sejarah, audio visual yaitu hasil rekaman dengan
teknik multimedia tentang tokoh peristiwa maupun film berlatar belakang sejarah,
serta dokumentasi visual berupa foto-foto tokoh dan peristiwa sejarah. Kebanyakan
dapat diakses dalam bentuk CD untuk data visual dalam tata bentuk VCD untuk data
Audio Visual.45
Gambar 17.
Ruang dokumentasi
Sumber : Koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tahun
2010
45
Wawancara dengan Rudi Bambang tanggal 23 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
116
f. Taman.
Yogyakarta. Taman ini dibedakan menjadi dua yaitu taman yang berada di luar
benteng, taman yang berada di dalam benteng cukup luas dan dapat dipakai untuk
timur dapat dibuat panggung terbuka. Sedangkan diluar benteng adalah lokasi taman
yang terletak di sisi barat dan selatan Museum Benteng Vredeburg di bagian barat
daya yang terdapat Monomen Serangan Umum 1 Maret 1949 sering dipergunakan
sebagi ajang pentas pertunjukan seperti band, pagelaran wayang dan sebagainya.46
Gambar 18.
46
Wawancara dengan Rudi Bambang tanggal 23 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
117
2. Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah Pendayagunaan pada cagar budaya, dalam hal ini adalah koleksi
a. Pameran Museum
Cara paling efektif bagi museum untuk menyediakan koleksi–koleksinya agar dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat dengan memajangnya dalam pameran baik itu pameran tetap
maupun pameran temporer maupun pameran keliling, melalui pameran museum jelas
memiliki manfaat bagi pengunjung dan meningkatkan pengetahuan tentang informasi yang
terkandung dalam materi pameran sehingga diharapkan masyarakat khususnya generasi muda
dan pelajar dapat mengerti dan memahami berbagai aspek kehidupan yang melatar belakangi
Vredeburg bersama dengan Museum Khusus Sejarah yang lain secara periodik dan
Disamping disajikan dalam pameran koleksi juga dapat dimanfaatkan diruang studi
koleksi yaitu untuk melayani pengunjung dengan minat khusus antara lain peneliti, mereka
namun tentunya dalam pengawasan petugas dan tetap dalam koridor batas-batas penelitian.
Ruang seminar yang biasa digunakan dan dimanfaatkan masyarakat umum, pelajar,
mahasiswa menempati gedung lantai atas pada bangunan Diorama empat untuk acara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
118
Halaman luas yang letaknya berada di area depan Museum Benteng Vredeburg
Yogyakarta dimanfaatkan oleh masyarakat umum untuk berbagai kegiatan seperti : Pagelaran
Seni, Gelar Budaya dan Kegiatan lainya yang berorientasi pada pengembangan
47
kebudayaan.
47
Wawancara dengan Sri Ediningsih tanggal 15 Januari 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN
Tentara Inggris dan Tentara Jepang berbentuk segi empat memiliki menara pengawas
di keempat sudutnya. Bangunan bekas benteng tersebut dilihat dari umurnya lebih
dari dua setengah abad, banyak peristiwa sejarah terjadi di Benteng Vredeburg.
Kantor Militer, Asrama Pasukan Tentara, Rumah Sakit untuk melayani korban
yaitu: Moh. Yamin, Tan Malaka dan RP. Soedarsono. Tahun 1977 pengelolaan
119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
120
institusional sebuah kawasan akan terukur bila mampu menciptakan lingkungan yang
menarik.
komunikasi masa sekarang dan masa lampau, dengan begitu rasa cinta akan sejarah
rekreatif dan inspirasinya dapat berjalan dengan baik. Museum Benteng Vredeburg
sebagai Pusat Informasi dan Pengembangan Budaya, dibuka untuk umum, pada tahun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
121
pro aktif dapat memanfaatkan sebagai media Perlawanan ke masa silam melalui
commit to user