Anda di halaman 1dari 298

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN BERBASIS


SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD
DI SMK NEGERI 6 SURAKARTA

TESIS

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna


Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:
JOKO PRAMONO
NIM: S431208041

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2014

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18 Juli 2014

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25 Juli 2014

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya dedikasikan untuk :

 Allah SWT sebagai bentuk rasa syukur atas karunia iman, hati dan akal.

 Pak’e dan Mbok’e yang menemani langkahku dalam munajat suci mereka.

 Imelda Yooshika Harjoko,S.TP, (momo) belahan jiwa atas motivasi doa dan

cinta yang tulus dan yang selalu menanyakan “Kapan Wisudanya?”.

 Para asatidz yang memompa semangat dan mengiringi langkah saya dengan doa

Qudus mereka.

 Para sahabat melingkar yang mendoakan dan terus menanyakan Kapan

selesainya Akh??

 Keluarga besar Komunitas Tarbiyyah di Surakarta dan Karanganyar.

 Keluarga besar SMK N 6 Surakarta

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN MOTTO

 Dhawuhe Gusti Allah Tindakno, Gusti Allah ra bakal nglirwake,

Larangane Gusti Allah Tinggalno, Gusti Allah ra bakal

nyengsarakake. (Mbah H. Suwarno)

 Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan Melihat

pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin,

dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui

yang gaib dan yang nyata, lalu Diberitakan-Nya kepada kamu

apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs 9:105)

 Hidup Hanya Sekali Jadikan Ia Penuh Arti (penulis)

 Nilailah sendiri kinerjamu, sebelum dinilai oleh Allah SWT di

akhirat kelak (Umar bin Khathab)

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillahilladzi alafa baina quluubina fa

ashbahna bi ni’matihi ikhwana. Sanjungan dan pujian hanya layak untuk Allah

SWT, rabbuna wa rabbukum. Atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis

ini. Tesis dengan judul “Analisis Kinerja Manajemen Berbasis Sekolah dengan

Pendekatan Balanced Scorecard di SMK Negeri 6 Surakarta” ini disusun untuk

memenuhi persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Magister

Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari dalam penyelesaian tesis ini banyak pihak yang

berkontribusi baik langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT dan ungkapan terima kasih

yang teriring doa jazakumullahu khairan katsiiran kepada:

1. Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang telah berkenan

memberikan kesempatan penulis untuk memperoleh Beasiswa Unggulan dalam

menyelesaikan studi di Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi UNS.

2. Prof. Dr. Ravik Karsidi,M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret.

3. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunis,M.S., selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret.

4. Dr. Wisnu Untoro,M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret.

5. Dr. Payamta,M.Si.,CPA.,Ak. Selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi

Universitas Sebelas Maret, sekaligus yang setiap bertemu selalu menyampaikan

“temen-temen sudah ujian lho”.commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Dra. Y. Anni Aryani, M.Prof.Acc., Ph.D., Ak., selaku Sekretaris Program Studi

Magister Akuntansi Universitas Sebelas Maret.

7. Dr. Djuminah,M.Si.,Ak., selaku pembimbing tesis, yang sabar dan telaten dalam

membimbing penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

8. Bapak/Ibu Dosen beserta staf di Program Studi Magister Akuntansi Universitas

Sebelas Maret yang telah banyak memberikan bimbingan keilmuan kepada

penulis.

9. Teman-teman mahasiswa Program Studi Magister Akuntansi Universitas

Sebelas Maret kelas Guru yang kompak, semanak, grapyak atas semua atensinya

selama menempuh studi.

10. Kepala SMK Negeri 6 Surakarta, Bapak/Ibu Guru/karyawan dan keluarga besar

SMK Negeri 6 Surakarta yang telah membantu penulis dalam menyajikan data

yang diperlukan dalam penulisan tesis ini.

11. Anak-anak kelas XII SMK Negeri 6 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014 yang

menjadi membantu sebagai sampel penelitian ini.

12. Imelda Yooshika Harjoko,S.TP. alias momo yang senantiasa memotivasi penulis

untuk segera menyelesaikan studi ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per satu, atas doa dan

kontribusinya dalam penyelesaian tesis ini.

Akhirnya, dengan memohon ampunan Allah SWT, penulis menyadari tesis ini

masih jauh dari sempurna, kemanfaatan dari tesis ini semoga menjadi amal jariyah

untuk semuanya.

Surakarta, Juli 2014

Penulis
commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxi

ABSTRAK ........................................................................................................ xxii

ABSTRACT ...................................................................................................... xxiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .......................................................................... 12

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 13

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 15

A. Manajemen Berbasis Sekolah ........................................................... 15


commit to user
1. Kualitas Pendidikan ..................................................................... 15

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Halaman

2. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ........................... 19

3. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah ............................... 22

4. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah ......................................... 24

5. Impelementasi Manajemen Berbasis Sekolah ............................. 25

B. Kinerja .............................................................................................. 30

1. Pengertian Kinerja ...................................................................... 30

2. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja ................................... 32

3. Parameter Pengukuran Kinerja Sekolah ...................................... 36

C. Pendekatan Balanced Scorecard ...................................................... 44

1. Konsep Balanced Scorecard ....................................................... 44

2. Perspektif Keuangan ................................................................... 49

3. Perspektif Pelanggan ................................................................... 52

4. Perspektif Proses Bisnis Internal ................................................. 58

5. Perspektif Peembelajaran dan Pertumbuhan ............................... 59

D. Keunggulan Balanced Scorecard ...................................................... 62

E. Balanced Scorecard pada Organisasi Sekolah ................................. 64

1. Perspektif Pelanggan Sekolah dalam BSC .................................. 70

2. Perspektif Keuangan Sekolah dalam BSC ................................... 73

3. Perspektif Bisnis Internal Sekolah dalam BSC ............................. 74

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Sekolah dalam BSC ... 79

F. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dengan pendekatan

Balanced Scorecard ................................. ......................................... 81


commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Halaman

G. Penelitian Terdahulu ................................. ...................................... 85

H. Kerangka Berfikir ................................. ........................................... 92

BAB III METODE PENELITIAN ................................. .................................. 94

A. Metode Penelitian ................................. .......................................... 94

1. Jenis Penelitian ................................. ......................................... 94

2. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 94

B. Teknik Pengumpulan Data ................................. ............................. 95

1. Populasi dan Sampel ................................. ................................ 95

2. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 100

C. Definisi Operasional, Pengukuran Variabel dan Sumber Data ........ 100

D. Teknik Analisis Data ................................. ....................................... 112

1. Pengujian Instrumen ................................. ................................. 112

2. Teknis Analisis Data ................................. ................................. 115

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ......................................... 118

A. Deskripsi Umum SMK Negeri 6 Surakrta ........................................ 118

1. Letak Geografis ................................. ......................................... 118

2. Struktur Organisasi ..................................................................... 118

3. Visi, Misi, dan Tujuan SMK N 6 Surakarta ................................ 120

4. Standar Tenaga Pendidik ................................. .......................... 124

5. Akreditasi Sekolah SMK N 6 Surakarta ..................................... 124

6. Kurikulum SMK N 6 Surakarta ................................................... 125

7. Standar Sarana dan Prasarana ..................................................... 126

8. Peserta Didik ................................. ............................................. 130


commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Halaman

B. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Instrumen ................................. 135

1. Uji Validitas ................................. .............................................. 135

2. Uji Reliabilitas ................................. ........................................... 136

C. Pengukuran Kinerja SMK N 6 dengan Pendekatan Balanced

Scorecard ................................. ........................................................ 137

1. Analisis Kinerja Perspektif Keuangan SMK N 6 Surakarta ....... 137

2. Analisis Kinerja Perspektif Pelanggan SMK N 6 Surakarta ....... 142

3. Analisis Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal SMK N 6

Surakarta ....................................................................................... 168

4. Analisis Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

SMK N 6 Surakarta ..................................................................... 185

5. Hasil Analisis Kinerja SMK N 6 Surakarta dengan pendekatan

Balanced Scorecard secara Keseluruhan ..................................... 211

D. Identifikasi SWOT Balanced Scorecard dan Rencana Operasi

SMK Negeri 6 Surakarta .................................................................... 212

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 219

A. Kesimpulan ......................................................................................... 219

B. Keterbatasan ....................................................................................... 220

C. Saran ................................................................................................... 220

D. Implikasi ............................................................................................. 221

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 225

LAMPIRAN ......................................................................................................... 234


commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Indikator Kinerja Sekolah ................................. ................................. 42

Tabel 2 Measuring Strategic Financial Themes ........................................... 52

Tabel 3 Balanced Scorecard for Educational Service ................................... 67

Tabel 4 Expected measures in BSC and Baldrige Criteria for Education

and Business ..................................................................................... 68

Tabel 5 Jadwal Kegiatan Penelitian.................................................................. 95

Tabel 6 Komposisi Tenaga Pendidik Dan Kependidikan SMK N 6 Ber-

Dasarkan Tingkat Pendidikan ............................................................. 97

Tabel 7 Distribusi Sampel Tenaga Pendidik Dan Kependidikan ..................... 98

Tabel 8 Data Siswa Smk N 6 Surakarta Tahun 2013/2014 ............................. 99

Tabel 9 Distribusi Sampel Perspektif Pelanggan Berdasarkan Program

Keahlian ................................. ................................. .......................... 99

Tabel 10 Skala Pengukuran Kinerja Keuangan ................................... ........... 103

Tabel 11 Skala Pengukuran Kinerja Perspektif Pelanggan ............................. 105

Tabel 12 Metode Scoring Kinerja Inovasi ....................................................... 107

Tabel 13 Metode Scoring terhadap Kinerja Proses Operasi ............................ 108

Tabel 14 Metode Scoring terhadap Kinerja Layanan Alumni ......................... 109

Tabel 15 Kategori Kinerja Layanan Purna Jual (Alumni) ............................... 110

Tabel 16 Skala Pengukuran Kinerja Proses Bisnis Internal ............................. 110

Tabel 17 Skala Pengukuran Kinerja Perspektif Pertumbuhan/Pembelajaran .... 112


commit to user
Tabel 18 Format Bobot Keseluruhan Balanced Scorecard ................................ 122

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 19 Nilai Kinerja Akhir Balanced Scorecard SMKN 6 Surakarta .......... 117

Tabel 20 Kualifikasi Guru SMK N 6 tahun 2013/2014 ........................ 123

Tabel 21 Nilai Akreditasi Sekolah per Kompetensi Keahlian ........................... 124

Tabel 22 Prasarana (Ruang) SMK N 6 tahun 2013/2014 .................................. 126

Tabel 23 Sarana Penunjang Pembelajaran ......................................................... 127

Tabel 24 Ketersediaan Buku di Perpustakaan ................................................... 128

Tabel 25 Jumlah Siswa SMK N 6 tahun 2013/2014 .......................................... 129

Tabel 26 Distribusi Rombel berdasarkan Kompetensi Keahllian ...................... 129

Tabel 27 Nilai rata-rata Ujian Nasional (5 tahun terakhir) ................................ 130

Tabel 28 Raihan Juara Lomba Kompetensi Siswa ......................................... 131

Tabel 29 Prestasi Non Akademik tahun 2013/2014 ........................................ 132

Tabel 30 Angka Siswa Mengulang dan Keluar ............................................ 132

Tabel 31 Pendaftar Peserta Didik Baru dan Jumlah yang Diterima ................. 133

Tabel 32 Rangkuman Validitas Instrumen Kepuasan Pelanggan ..................... 135

Tabel 33 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Keuangan th 2012/2013 ........ 138

Tabel 34 Rekapitulasi Kinerja Perspektif Keuangan SMK N 6 Surakarta ........ 141

Tabel 35 Kenyataan (persepsi) Responden terhadap Tangibility SMK N 6 ...... 143

Tabel 36 Hasil Perhitungan Skor Kenyataan dan Skor Harapan Pelanggan

Untuk Tangibility SMK N 6 ......................................................... 145

Tabel 37 Kenyataan (persepsi) Responden terhadap Reliability SMK N 6 ....... 149

Tabel 38 Hasil Perhitungan Skor Kenyataan dan Skor Harapan Pelanggan

Untuk Reliability SMK N 6 ......................................................... 150

Tabel 39 Kenyataan (persepsi) Responden terhadap Responsiveness ........... 154


commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Halaman

Tabel 40 Hasil Perhitungan Skor Kenyataan dan Skor Harapan Pelanggan

Untuk Responsiveness SMK N 6 ................................................... 155

Tabel 41 Kenyataan (persepsi) Responden terhadap Assurance SMK N 6 ....... 158

Tabel 42 Hasil Perhitungan Skor Kenyataan dan Skor Harapan Pelanggan

Untuk Assurance SMK N 6 ................................................................ 159

Tabel 43 Rekapitulasi Daya Serap Tamatan SMK N 6 tahun 2013/2014 ......... 160

Tabel 44 Rekapitulasi Daya Serap Tamatan SMK N 6 tahun 2012/2013 ......... 160

Tabel 45 Kenyataan (persepsi) Responden terhadap Emphaty SMK N 6 ......... 164

Tabel 46 Hasil Perhitungan Skor Kenyataan dan Skor Harapan Pelanggan

Untuk Emphaty SMK N 6 ................................. ................................. 165

Tabel 47 Rekapitulasi Tanggapan Responden (Pelanggan) terhadap Keselu-

ruhan aspek Kepuasan Layanan SMK N 6 .......................................... 165

Tabel 48 Rekapitulasi Skor Obyektif EDS tahun 2012/2013 ............................. 169

Tabel 49 Ringkasan Perolehan Skor EDS untuk Kinerja Proses ....................... 177

Tabel 50 Tenaga Kependidikan SMK N 6 tahun 2013/2014 ............................. 179

Tabel 51 Hasil Pengukuran terhadap Layanan Purna Jual ................................. 183

Tabel 52 Rekapitulasi Skor Pengukuran Kinerja Perspektif Proses Binis

Internal ................................. ................................. ............................ 183

Tabel 53 Nilai Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan .................. 184

Tabel 54 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Tingkat Kepuasan

Kerja ................................. ................................. ............................... 186

Tabel 55 Tanggapan Responden terhadap Kesibukan Sepanjang Hari .............. 188


commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Halaman

Tabel 56 Tanggapan Responden terhadap Kesempatan Bekerja Mandiri

dalam Menyelesaikan Pekerjaan ......................................................... 189

Tabel 57 Tanggapan Responden terhadap Kesempatan Melakukan Sesuatu

yang Baru ................................. ................................. ....................... 190

Tabel 58 Tanggapan Responden terhadap Kesempatan Menjadi Bagian pen-

ting dalam Kelompok Kerja ................................................................ 191

Tabel 59 Tanggapan Responden terhadap Cara Pimpinan Menangani Setiap

Masalah di Sekolah ................................. ........................................... 191

Tabel 60 Tanggapan Responden terhadap Kemampuan Pimpinan Membuat

keputusan ................................. .......................................................... 192

Tabel 61 Tanggapan Responden terhadap Melakukan Pekerjaan Sesuai Hati

Nurani ................................. ............................................................... 193

Tabel 62 Tanggapan Responden terhadap Pekerjaan Sekarang Memberikan

Jaminan Hidup ................................. .................................................. 194

Tabel 63 Tanggapan Responden terhadap Kesempatan Membantu Pekerjaan

Rekan Kerja ................................. ...................................................... 195

Tabel 64 Tanggapan Responden terhadap Kesempatan Memberitahuu Rekan

Kerja ................................. ................................. ............................... 195

Tabel 65 Tanggapan Responden terhadap Kesempatan Melakukan Pekerjaan

dengan Menggunakan Kemampuan Sendiri ...................................... 196

Tabel 66 Tanggapan Responden terhadap Penerapan Kebijakan Organisasi

dalam Kegiatan Sehari-hari ................................. .............................. 197


commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Halaman

Tabel 67 Tanggapan Responden terhadap Imbalan yang Diterima Dikaitkan

Dengan Beban Kerja yang Dilakukan ................................................ 197

Tabel 68 Tanggapan Responden terhadap Kesempatan Meningkatkan

Ketrampilan pada Pekerjaan ................................. ............................. 198

Tabel 69 Tanggapan Responden terhadap Kebebasan Menggunakan Peni-

laian Sendiri ................................. ..................................................... 199

Tabel 70 Tanggapan Responden terhadap Kesempatan Menggunakan Meto-

de sendiri dalam Menyelesaikan Pekerjaan ........................................ 200

Tabel 71 Tanggapan Responden terhadap Kondisi Kerja ................................. 201

Tabel 72 Tanggapan Responden terhadap Keharmonisan Sesama Rekan Kerja 201

Tabel 73 Tanggapan Responden terhadap Penghargaan atau Sanksi yang

Diterima Jika Menyelesaikan pekerjaan dengan baik/buruk .............. 202

Tabel 74 Tanggapan Responden terhadap Perasaan Puas yang Diperoleh

Dalam Menyelesaikan Pekerjaan ....................................................... 203

Tabel 75 Rekapitulasi tanggapan Kepuasan terhadap Sistem Infromasi ........... 205

Tabel 76 Tanggapan Responden terhadap Ketersediaan Informasi yang di-

butuhkan ................................. ................................. ......................... 206

Tabel 77 Tanggapan Responden terhadap Tingkat Keakuratan Informasi

yang Tersedia ................................. ................................. ............... 207

Tabel 78 Tanggapan Responden terhadap Waktu yang Diperlukan untuk

Mendapatkan Informasi ................................. .................................. 208

commit to user

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Halaman

Tabel 79 Tanggapan Responden terhadap Waktu yang Diperlukan untuk

Mendapatkan Keakuratan Informasi yang Dibutuhkan ..................... 209

Tabel 80 Rekapitulasi Pengukuran Kinerja Sekolah Secara Keseluruhan ........ 210

Tabel 81 Analisis SWOT Balanced Scorecard SMKN 6 Surakarta ................. 213

Tabel 82 Action Plan Peningkatan Kinerja SMKN 6 Surakarta ...................... 216

commit to user

xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Interaksi Komponen MBS ....................................................... 27

Gambar 2 Desain Dasar Sistem BSC ....................................................... 48

Gambar 3 Desain Dasar BSC dalam Organisasi Publik/Nirlaba .................. 49

Gambar 4 Pengukuran Inti Perspektif Pelanggan (Customer Core Value) ..... 53

Gambar 5 The Customer Value Proposition ............................................... 55

Gambar 6 Model Monitoring dan Mengukur Kepuasan Pelanggan ......... 58

Gambar 7 Perspektif Bisnis Internal ......................................................... 59

Gambar 8 Kerangka Pengukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan 61

Gambar 9 Hubungan Sebab Akibat Empat Perspektif BSC ........................... 62

Gambar 10 Latest BSC model adopted by ITE ................................................. . 66

Gambar 11 Restrukturisasi Pemberdayaan Implementasi MBS ....................... 82

Gambar 12 Model Pemberdayaan Implementasi MBS dengan Pendekatan

Manajemen Strategis dan Balanced Scorecard .............................. 84

Gambar 13 Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 93

Gambar 14 Struktur Organisasi SMK Negeri 6 Surakrta ................................. 119

Gambar 15 Grafik Nilai rata-rata Ujian Nasional lima tahun terkahir ............. 131

Gambar 16 Grafik Penerimana Peserta Didik Baru .......................................... 133

Gambar 17 Grafik Tingkat Kepuasan dimensi Tangibility ............................... 147

Gambar 18 Grafik Tingkat Kepuasan dimensi Reliability ............................... 152

Gambar 19 Grafik Tingkat Kepuasan dimensi Responsiveness ........................ 157

Gambar 20 Grafik Tingkat Kepuasan dimensi Assurance ............................... 162


commit to user

xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Halaman

Gambar 21 Grafik Kepuasan Pelanggan terhadap Kualitas Layanan ............ 167

Gambar 22 Grafik Kualifikasi Guru SMK N 6 Surakarta ................................ 178

Gambar 23 Grafik Tingkat kepuasan Pegawai SMK N 6 ................................. 187

Gambar 24 Grafik Tingkat Kepuasan Terhadap Sistem Informasi .................. 205

Gambar 25 Grafik Skor Kinerja SMK Negeri 6 Surakarta ............................. 211

commit to user

xx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kuesioner Penelitian Untuk Pengukuran Kepuasan Pelanggan .................. 234

2. Kuesioner Penelitian Untuk Pengukuran Guru/karyawan .......................... 237

3. Data Tanggapan Responden Terhadap Harapan Pelayanan Sekolah .......... 240

4. Data Tanggapan Responden Terhadap Kenyataan Pelayanan Sekolah ....... 245

5. Data Tanggapan Responden Guru/Karyawan terhadap Kepuasan Kerja .... 250

6. Hasil Perhitungan Frekuensi Tingkat Harapan Pelanggan ........................... 253

7. Hasil Perhitungan Frekuensi Tingkat Kenyataan Pelanggan ........................ 258

8. Hasil Perhitungan Frekuensi Tingkat Kepuasan Guru/Pegawai .................. 264

9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen .............................................. 272

commit to user

xxi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN BERBASIS


SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD DI SMK
NEGERI 6 SURAKARTA

Joko Pramono, S.Pd.


NIM: S431208041

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja SMK Negeri 6 Surakarta


dengan pendekatan Balanced Scorecard. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan desain deskriptif. Penelitian dilakukan dengan mengukur tingkat kinerja
SMK Negeri 6 Surakarta terhadap empat aspek (perspektif) kinerja yang ada dalam
Balanced Scorecard, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Data primer
berupa kuesioner digunakan untuk mengukur kinerja perspektif pelanggan dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, sedangkan pengukuran terhadap kinerja
perspektif keuangan dan perspektif proses bisnis internal menggunakan data
sekunder. Responden dalam penelitian ini adalah para siswa dan guru/karyawan
SMK Negeri 6 Surakarta.
Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa kinerja SMK Negeri 6 Surakarta
secara keseluruhan berada pada kategori sangat baik. Kinerja perspektif keuangan
memperoleh kinerja baik yaitu memenuhi syarat ekonomis, efektif, dan efisien.
Kinerja perspektif pelanggan memperoleh nilai dengan kategori baik. Kinerja
perspektif proses bisnis internal menunjukkan kinerja sangat baik. Kinerja perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan menunjukkan kinerja baik. Dari hasil penelitian ini
diharapkan SMK Negeri 6 Surakarta (1) meningkatkan kinerja pada perspektif yang
berada pada kategori baik menjadi sangat baik, (2) pegawai tata usaha dan tenaga
perpustakaan perlu meningkatkan kualitas pelayanan kepada para siswa, (3) para
guru lebih meningkatkan perhatian terhadap permasalahan belajar para siswa, (4)
pimpinan sekolah semakin akomodatif dan kreatif dalam menangani setiap
permasalahan sekolah, sehingga kinerja SMK Negeri 6 Surakarta semakin lebih
baik.

Kata Kunci: Pengukuran Kinerja, Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan,


Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal, Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan.

commit to user

xxii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

MEASUREMENT ANALYSIS OF SCHOOL BASED MANAGEMENT


PERFORMANCE BY USING BALANCED SCORECARD APPROACH IN
SMK NEGERI 6 SURAKARTA

Joko Pramono, S.Pd.


NIM: S431208041

The study aims to measure the performance of SMKN 6 Surakarta by


Balanced Scorecard approach. It is a quantitative study with descriptive design. The
study was conducted by measuring the level performance of SMKN 6 Surakarta on
four aspects (perspectives) performance in the Balanced Scorecard, namely:
financial perspective, customer perspective, internal business processes, and
learning and growth perspective. The primary data which is questionnaire was used
to measure both the performance of customer perspective and learning and growth
perspective, while the secondary data was used to measure both the financial
perspective performance and internal business process perspective. The study used
students and teachers and also staffs of SMKN 6 Surakarta as respondents.

The final result of the study shows that the performance of SMKN 6
Surakarta is on the very good level in general. The performance of financial
perspective shows good performance which qualifies the requirement of economical,
effective, and efficient, while the performance of customer perspective gains good
category. In addition, the performance of internal business processes shows very
good level and also the performance of learning and growth perspective shows good
category. The results recommend SMKN 6 Surakarta to (1) make effort to improve
the school performance which has been at the good level into very good category,
(2) the staffs and the librarian should improve the service quality to students, (3) the
teachers should concern much more toward the problem of student’s learning, (4)
the school leader should be more accommodative and creative in dealing with any
school problems, so that the performance of SMKN 6 Surakarta will improve.

Keywords: performance measurement, Balanced Scorecard, financial perspective,


customer perspective, process of internal business perspective, learning
and growth perspective

commit to user

xxiii
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu pilar kesejahteraan bangsa. Pendidikan

merupakan satu-satunya cara mengubah potensi sumber daya manusia menjadi

human capital. Penelitian yang dilakukan oleh Mankiw, Romer, dan Weil (1992)

sebagaimana dikutip oleh Iman Sugema (2014) menyajikan fakta bahwa setiap

investasi dalam human capital sebesar 10 persen dari produk domestik bruto

(PDB) akan menciptakan tambahan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,37 persen.

Angka ini menunjukkan bahwa dampak pendidikan terhadap pertumbuhan ekono-

mi sedikit lebih tinggi dibanding dampak dari investasi fisik. Sebagai perban-

dingan, investasi fisik sebesar 10 persen dari PDB hanya menciptakan pertum-

buhan ekonomi tak lebih dari dua persen (Republika, Senin 5 Mei 2014).

Secara umum kondisi pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan bila

dibandingkan dengan negara lain. Menurut Education For All Global Monitoring

Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahunnya, pendidikan

Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120

negara. Data Education Development Index (EDI) Indonesia, pada 2011 Indonesia

berada di peringkat ke - 69 dari 127 negara (http://kampus.okezone.com). Data

lain rendahnya daya saing pendidikan di Indonesia dibandingkan dengan negara

lain disajikan oleh The Global Competitiveness. Pada tahun 2011, dari laporan

The Global Competitiveness, Indonesia menempati peringkat ke 46 dari 139

negara dan turun dari peringkat 44 pada tahun 2010. Sementara negara jiran di
commit to user
ASEAN, misalnya Malaysia meningkat dari peringkat 26 pada tahun 2010

1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

menjadi peringkat 21 pada tahun 2011, Singapura meningkat dari peringkat 3 ke

peringkat 2, dan Philipina dari peringkat 85 menjadi peringkat 75. Rendahnya

daya saing pendidikan Indonesia ini menunjukkan rendahnya kinerja institusi

pendidikan, termasuk didalamnya sekolah.

Hasil studi Bank Dunia yang dituangkan dalam Title Education in

Indonesia: from Crisis to Recovery (1998) dalam Indriati (2011) mengidenti-

fikasi empat hal yang merupakan kendala pengembangan kemajuan pendidikan di

Indonesia yaitu: Pertama, sistem organisasi yang tumpang tindih di tingkat

pendidikan dasar sehingga menyebabkan mutasi dan pengembangan karier

terhambat. Kedua, pengelolaan manajerial yang sentralistik pada tingkat

menengah, sehingga manajemennya tidak efektif dan efisien. Ketiga, sangat kaku

dalam pembiayaan sekolah; dan keempat, manajemen yang diterapkan belum

mampu membawa perubahan pada peningkatan produktifitas pendidikan.

Katuuk (2014) menyatakan bahwa masalah rendahnya kinerja pendidikan

dan institusi pendidikan disebabkan oleh banyak hal dan telah diteliti. Pertama,

dampak dan efek globalisasi memaksa sekolah untuk menghasilkan good-quality

dan lulusan yang kompetitif. Kedua, perkembangan demokratisasi dan permintaan

perubahan/pergeseran paradigma dari sentralisasi menuju otonomi dan desen-

tralisasi. Otonomi dan desentralisasi pendidikan memberikan ruang kewenangan

kepada unit-unit pendidikan dalam mengambil kebijakan dan keputusan terkait

pengembangan sekolah. Ketiga, terkait dengan otonomi dan desentralisasi penge-

lolaan pendidikan, reformasi managemen pengelolaan pendidikan mutlak diperlu-

kan. Dalam hal ini, manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan salah satu

model manajemen yang dapat diaplikasikan sebagai bentuk reformasi manajemen


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

pendidikan. Keempat, MBS yang telah diimplementasikan di Indonesia merupa-

kan langkah strategis dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

Suparman (www.depdiknas.go.id) berpendapat sedikitnya ada tiga faktor

yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara merata.

Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan

pendekatan educational production function yang tidak dilaksanakan secara

konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai

pusat produksi yang apabila dipilih semua input (masukan) yang diperlukan dalam

kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini akan menghasilkan output yang

dikehendaki. Dalam kenyataan, mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi,

mengapa? Karena selama ini dalam menerapkan pendekatan education production

function terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan

pada proses pendidikan. Padahal, proses pendidikan sangat menentukan output

pendidikan. Kedua, penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik,

sehingga sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada

keputusan birokrasi, yang kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai

dengan kondisi sekolah setempat. Dengan demikian sekolah kehilangan keman-

dirian, motivasi, dan inisiatif untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya

termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan

nasional. Ketiga, peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam

penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi masyarakat pada

umumnya selama ini lebih banyak bersifat dukungan dana, bukan pada proses

pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas).

Berkaitan dengan akuntabilitas, sekolah tidak mempunyai beban untuk memper-


commit to user
tanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat, khususnya

3
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

orang tua siswa, sebagai salah satu pihak utama yang berkepentingan dengan

pendidikan.

Data lain, hasil penelitian Balitbang Depdiknas (2012) menunjukkan bahwa

manajemen sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas

pendidikan. Manajemen sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan menen-

tukan efektif tidaknya kurikulum, sarana pembelajaran, waktu mengajar, dan

proses pembelajaran. Untuk itulah perlu dilakukan pembenahan manajemen

sekolah agar peningkatan kualitas pendidikan dapat tercapai, disamping perlunya

peningkatan kualitas guru dan pengembangan bahan ajar.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia menyebutkan

bahwa pendidikan nasional selalu menghadapi tantangan sesuai tuntutan

perubahan lokal, nasional, dan global, sehingga perlu dilakukan pembaharuan

secara terarah dan berkesinambungan. Pemerintah Indonesia tengah berupaya

untuk meningkatkan kualitas pengelolaan institusi pendidikan di segala lini

termasuk di dalamnya pengelolaan Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK.

Peningkatan kualitas pendidikan menengah kejuruan diwujudkan melalui

pengembangan sistem manajemen sekolah dimana otonomi, akuntabilitas,

akreditasi dan evaluasi menjadi pilar utama. Hal ini merupakan implikasi dari

UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 25 Tahun

1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, kemudian disempurnakan

dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 33 Tahun 2004, telah

mengubah segala peraturan yang bersifat sentralis menjadi desentralis, di mana

sejumlah kewenangan telah diserahkan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah

Daerah untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri. Pemerintah


commit to user

4
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

Daerah dapat melakukan kreasi, inovasi, dan improvisasi dalam upaya mem-

bangun daerahnya termasuk dalam bidang pendidikan.

Pelaksanaan otonomi di bidang pendidikan mempunyai perbedaan dengan

pelaksanaan otonomi di bidang lainnya, sebab otonomi pendidikan tidak saja

sampai di tingkat Kabupaten/Kota, tetapi sampai ke sekolah sebagai ujung tombak

penyelenggaraan pendidikan. Salah satu model otonomi pendidikan ini adalah

yang disebut dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Sekolah mempunyai

kewenangan untuk melakukan kreasi, inovasi dan improvisasi dalam mewujudkan

pendidikan yang bermutu.

MBS merupakan salah satu strategi yang ditetapkan oleh Indonesia sebagai

standar dalam mengembangkan keunggulan pengelolaan sekolah. Penegasan ini

dituangkan dalam UU Pendiddiknas Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada pasal 51 ayat 1 bahwa pengelolaan satuan pendidikan

menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip

manajemen berbasis sekolah. MBS yang diterapkan saat ini diharapkan mampu

untuk meningkatkan mutu pendidikan yang berorientasi juga pada proses

pelaksanaan pendidikan, bukan hanya berorientasi pada input yang selama ini

banyak terjadi pada sekolah di Indonesia. MBS bertujuan untuk meningkatkan

semua kinerja sekolah (efektivitas, kualitas/mutu, efesiensi, inovasi, relevansi, dan

pemeratan serta akses pendidikan). Selain itu, pemerintah juga telah

mengeluarkan kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) yang

tertuang dalam Permendiknas Nomor 63 tahun 2009 tentang Penjaminan Mutu

Pendidikan.

Pembaharuan sistem manajemen sekolah menjadi kunci utama peningkatan


commit to user
kualitas pendidikan, termasuk Sekolah Menengah Kejuruan agar mampu bersaing

5
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

diera kompetisi global. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari

kemampuan institusi untuk menghasilkan keluaran (outcome) berupa lulusan yang

memiliki pengetahuan yang mendalam, wawasan yang luas, life skill yang unggul,

serta attitude yang profesional. Peningkatan kualitas pengelolaan sekolah

ditunjukkan dengan kemampuan institusi sekolah di dalam mengelola sumber

daya sehingga mampu memberikan pelayanan prima kepada pengguna, memiliki

tata administrasi yang teratur dan modern, meningkatkan kemandirian finansial

dan kesejahteraan, serta mengembangkan aset organisasi. Secara umum keber-

hasilan Sekolah Menengah Kejuruan menurut Suyanto (2011) dapat diukur dari

tiga hal, yaitu: pertama, terserapnya tamatan di dunia kerja sesuai dengan

kompetensi pada program keahliannya, kedua, mampu mengembangkan diri

dalam berwirausaha sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru, dan ketiga,

mampu bersaing dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Terkait dengan pelaksanaan Majemen Berbasis Sekolah pemerintah telah

melakukan berbagai kebijakan terutama dalam hal supervisi dan pengawasan.

Pelaksanaan otonomi pendidikan menuntut perubahan dalam sistem supervisi

yang bukan saja mengemban fungsi pengawasan tetapi juga fungsi pembinaan

terhadap menyelenggaraan pendidikan. Pengawasan dan pembinaan pendidikan

baik di tingkat lembaga pendidikan maupun birokrasi pengelolaan. Pengawasan

dan pembinaan sebagai bagian dari manajemen harus dapat berjalan seimbang

dengan fungsi manajemen lainnya agar dapat dicapai peningkatan kinerja penye-

lenggara pendidikan secara optimal. Pelaksanaan otonomi daerah mempunyai

implikasi terhadap tuntutan pelaksanaan proses evaluasi yang lebih profesional,

obyektif, jujur, dan transparan sebagai rangkaian dari pengawasan dan pembinaan
commit to user
sekolah dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan.

6
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

Proses evaluasi terhadap seluruh aspek pendidikan harus diarahkan pada

upaya untuk menjamin terselenggaranya layanan pendidikan yang berkualitas

(Quality assurance) dan memberdayakan mereka yang dievaluasi sehingga

menghasilkan lulusan pendidikan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Artinya

pihak yang dievaluasi, apakah itu administrator pendidikan, Kepala Sekolah, guru,

atau siswa akan merasakan bahwa kegiatan evaluasi membantu untuk mengenal

berbagai kelebihan dan kekurangannya, serta memberikan arah yang jelas dilaku-

kan untuk mencapai kualitas yang lebih baik. Oleh karena itu evaluasi harus

dilakukan secara berkesinambungan, komprehensif, dan transparan serta memo-

tivasi peserta didik dan pengelola pendidikan untuk terus menerus berupaya

meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran dan pendidikan.

Sehubungan dengan prinsip evaluasi di atas, untuk menjaga komparabilitas

dan pengakuan kualitas input, proses dan hasil dari setiap lembaga pendidikan

perlu dilakukan penilaian kinerja sekolah. Proses penilaian kinerja sekolah dilaku-

kan secara berkala dan terbuka dengan tujuan membantu dan memberdayakan

sekolah agar mampu mengembangkan sumber dayanya dalam mencapai tujuan

pendidikan. Kinerja sekolah harus selalu diukur agar dapat dilakukan tindakan-

tindakan penyempurnaan. Tindakan penyempurnaan yang dimaksud antara lain

memperbaiki kinerja yang masih lemah, meningkatkan hubungan yang lebih baik

antara staf dan manajemen, meningkatkan hubungan yang lebih erat dengan

customer sekolah (Dally (2010: 36)

Wahyudi Prakasa dalam Yulianto (2008) memaparkan bahwa suatu sistem

pengukuran kinerja dikatakan efektif jika memenuhi syarat-syarat:

a. Didasarkan pada masing-masing aktivitas dan karakteristik organisasi itu


commit to user
sendiri sesuai perspektif pelanggan.

7
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

b. Evaluasi berbagai aktivitas, menggunakan ukuran-ukuran kinerja yang

customer validated.

c. Sesuai dengan seluruh aspek kinerja aktivitas yang mempengaruhi pelanggan,

sehingga menghasilkan penilaian yang komprehensif.

d. Memberikan umpan balik untk membantu seluruh anggota organisasi

mengenali masalah-masalah yang ada kemungkinan perbaikan.

Pengukuran kinerja sekolah yang selama ini sering dilakukan adalah

menggunakan perolehan nilai Ujian Nasional atau peringkat sekolah yang diukur

dari rata-rata nilai Ujian Nasional, tingkat putus sekolah, dan keuangan saja.

Model penilaian kinerja sekolah yang masih digunakan pemerintah adalah sistem

penilaian kinerja dengan pola akreditasi sekolah yang dilaksanakan oleh BNSP.

Pengukuran kinerja sekolah dengan sistem akreditasi masih ditemukan kelemahan

seperti hanya melihat dari bukti fisiknya saja tanpa melihat pada faktor lain dan

hasil yang dicapai tidak mengalami perbaikan. Bahkan terdapat sekolah yang telah

terakreditasi A, justru semakin sedikit siswanya atau ditinggalkan pelanggan

utamanya. Hasil telaah dari Kemendiknas (2011) yang tertuang dalam “Kajian

Analisis Akreditasi Sekolah” membahas tentang beberapa kelemahan sistem

penilaian kinerja dengan pola akreditasi, yaitu: 1) Panjangnya alur kerja dalam

proses akreditasi; 2) Pelaksanaan tugas yang bersifat manual; 3) Kompleksitas

pekerjaan; 4) Pengulangan pekerjaan dan; 5) Tidak adanya integrasi dengan

layanan lainnya.

Dalam perkembangan selanjutnya, sejalan dengan penetapan PP No. 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), secara internal, sekolah

(termasuk SMK N 6 Surakarta) diharapkan melakukan penilaian kinerja dengan


commit to user
instrumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS). EDS merupakan evaluasi diri sekolah

8
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

dalam pencapaian Standar Nasional Pendidikan. Melalui evaluasi diri sekolah,

sekolah dapat mengekspos realitas sekolah tersebut melalui analisis delapan

standar nasional pendidikan. Sekolah akan mengetahui data yang benar tentang

standar nasional pendidikan dengan instrumen meliputi standar isi, standar proses,

standar sarana dan prasarana, standar penilaian, standar pendidik dan tenaga pen-

didikan, standar pembiayaan, standar kompetensi lulusan, dan standar penge-

lolaan. Pengukuran kinerja dengan EDS memberikan gambaran tentang

pelaksanaan proses pendidikan di sekolah namun tidak memberikan gambaran

kinerja sekolah yang menyeluruh.

Pengukuran kinerja yang telah dilakukan sebagaimana dipaparkan di atas

belum menyentuh seluruh aspek yang ada di organisasi sekolah sehingga belum

dapat menunjukkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Pengukuran pada aspek

lain, misalnya pengukuran kepuasan pelanggan/siswa, kepuasan guru dan

karyawan maupun stakeholder pendidikan yang lain belum menjadi prioritas

pengukuran kinerja. Kondisi ini menjadikan sekolah tidak mengetahui secara

holistik tentang kinerja sekolah. Padahal setiap organisasi, menurut Pyzdek dalam

Indriati (2011) termasuk sekolah, perlu mengevaluasi kinerjanya dari sudut

pandang yang lebih komprehensif.

Pengukuran kinerja yang komprehensif baik terkait dengan aspek keuangan

maupun non keuangan, jangka pendek maupun jangka panjang terdapat pada

Balanced Scorecard. Balanced Scorecard juga dianggap lebih sesuai untuk

lembaga pendidikan/sekolah yang telah melaksanakan MBS karena memiliki visi

dan misi menjadi sekolah unggul dalam berbagai aspek kinerjanya. Penilaian

kinerja sekolah dengan pendekatan Balanced Scorecard diharapkan dapat


commit to user
mengatasi kelemahan berbagai penilaian kinerja yang selama ini telah dilakukan

9
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

atas institusi pendidikan. Yuksel dan Caskun (2013) menyatakan bahwa BSC

tidak hanya baik dalam monitoring dan evaluasi kinerja institusi pendidikan tetapi

juga sangat baik juga untuk mencapai peningkatan kinerja terbaik. Mac Stravic

(1999) dalam Yuksel dan Caskun (2013) Implementasi BSC di institusi

pendidikan dapat memberikan internal stakeholders seperti staf guru dan pekerja

kebanggaan dengan apa yang dikerjakan. Salah satu kendala dalam implementasi

MBS adalah faktor pengetahuan dan kemampuan perangkat manjemen sekolah

yang masih lemah tentang penyusunan perencanaan strategik lembaga dan

penjabarannya dalam perencanaan yang lebih operasional. Data survei yang

dilakukan oleh Sugeng (2010) di Kota Malang menunjukkan bahwa lembaga

sekolah umumnya baru mampu menyusun visi dan misi dan belum mampu

merealisasikannya dalam perencanaan strategis sekolah. Penelitian yang

dilakukan oleh Dally (2010) tentang kajian implementasi Balanced Scorecard

pada salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Bandung menunjukkan bahwa

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat dipadukan dengan Balanced

Scorecard sebagai model pengukuran kinerja di sekolah. Penggunaan BSC

dapat membantu menterjemahkan visi, misi, dan strategi sekolah kedalam tujuan

dan ukuran operasional (Hansen dan Mowen 2003 dalam Ali 2012). Tujuan dan

ukuran operasional tersebut kemudian dinyatakan ke dalam empat perspektif,

yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan

pertumbuhan.

Penggunaan metode Balanced Scorecard dalam pengukuran kinerja

organisasi memungkinkan pelaksanaan pengukuran kinerja organisasi dari aspek

keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan


commit to user
berdasarkan capaian sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi dengan

10
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

mengacu pada tujuan, visi dan misi yang telah dicanangkan. Pendekatan Balanced

Scorecard dapat memperhitungkan entitas sebagai fungsi yang menyeluruh

dengan mengaitkan visi, misi, strategi lembaga, dan pengukuran kinerja yang

komprehensif dan progresif.

SMK Negeri 6 Surakarta sebagai organisasi, memiliki visi, misi dan tujuan

yang akan dicapai. Pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi sangat ditentukan

oleh pengelolaan terhadap seluruh sumber daya dan stakeholder SMK Negeri 6

Surakarta. Sejauh mana pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi diperlukan

penilaian kinerja sekolah agar kualitas pendidikan dan pengelolaan institusi

pendidikan (SMK N 6 Surakarta) terus meningkat dan memberikan kepuasan

kepada seluruh stakeholdernya.

Data penerimaan siswa baru dari Bagian Litbang dan Kesiswaan diketahui

terjadi penurunan jumlah pendaftar di SMK Negeri 6 Surakarta pada lima tahun

terakhir yang menunjukkan menurunnya minat customer atau masyarakat untuk

bersekolah di SMK N 6 Surakarta. Penurunan jumlah pendaftar yang merupakan

calon pelanggan dapat merupakan indikator terdapatnya permasalahan dalam

kinerja sekolah khususnya dalam kepuasan pelanggan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti bermaksud melakukan analisis

pengukuran kinerja manajemen berbasis sekolah SMK Negeri 6 Surakarta dengan

pendekatan Balanced Scorecard agar diperoleh gambaran kinerja yang

komprehensif dibandingkan dengan pengukuran kinerja yang telah dilakukan

dengan pendekatan-pendekatan lain yang pernah dilakukan. Hal ini peneliti

lakukan dengan melihat belum ada penelitian sejenis yang dilakukan untuk tingkat

SMK di Jawa Tengah, khususnya di SMK Negeri 6 Surakarta.


commit to user

11
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

B. Perumusan masalah

Pengukuran kinerja yang selama ini telah dilakukan di SMK N 6 Surakarta,

baik berupa Evaluasi Diri Sekolah, Akreditasi maupun pemeringkatan sekolah

yang ditinjau dari peroleh nilai Ujian Nasional masih bersifat parsial dan belum

komprehensif sehingga belum mencerminkan pencapaian visi, misi dan tujuan

sekolah.

Untuk dapat meningkatkan kinerja SMK Negeri 6 Surakarta diperlukan

penilaian kinerja secara menyeluruh yang dapat mengarahkan seluruh akivitas

yang dilakukan agar sesuai dengan visi, misi dan strategi yang ditetapkan.

Penilian kinerja dengan pendekatan balanced scorecard diharapkan mampu

memberikan gambaran menyeluruh terkait dengan kinerja SMK N 6 Surakarta

dalam empat perspektif, yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan

pembelajaran dan pertumbuhan. Penilaian kinerja yang menyeluruh akan

memberikan informasi dan masukan bagi sekolah terkait dengan kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) sekaligus menjadi referensi bagi

sekolah dalam menyusun rencana operasi (Plan Action) peningkatan kinerja

sekolah.

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi pokok permasalahan pada:

a. Bagaimana kinerja SMK Negeri 6 Surakarta jika diukur dari aspek keuangan?

b. Bagaimana kinerja SMK Negeri 6 Surakarta jika diukur dari aspek pelanggan?

c. Bagaimana kinerja SMK Negeri 6 Surakarta jika diukur dari aspek bisnis

internal?

d. Bagaimana kinerja SMK Negeri 6 Surakarta jika diukur dari aspek

pembelajaran dan pertumbuhan?


commit to user

12
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

e. Bagaimana rencana operasi (plan action) dalam rangka peningkatan kinerja

MBS SMK Negeri 6 Surakarta berdasarkan hasil analisis kinerja dengan

pendekatan Balanced Scorecard?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumuasan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

a. Mendeskripsikan kinerja SMK Negeri 6 Surakarta apabila dilihat dari aspek

keuangan.

b. Mendeskripsikan kinerja SMK Negeri 6 Surakarta apabila dilihat dari aspek

pelanggan.

c. Mendeskripsikan kinerja SMK Negeri 6 Surakarta apabila dilihat dari aspek

bisnis internal.

d. Mendeskripsikan kinerja SMK Negeri 6 Surakarta apabila dilihat dari aspek

pembelajaran dan pertumbuhan.

e. Merumuskan rencana operasi (plan action) peningkatan kinerja SMK Negeri 6

Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa

pihak:

a. Manfaat Teoritis Akademis

Penelitian ini secara akademis diharapkan dapat menambah khasanah pene-

litian yang sudah ada sebelumnya khususnya terkait dengan pengukuran


commit to user
kinerja MBS dengan pendekatan balanced scorecard. Di samping itu, diharap-

13
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

kan pula penelitian ini dapat menjadi referensi bagi berbagai pihak yang akan

melakukan penelitian sejenis dan menjadi referensi pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya terkait denngan pengukuran kinerja dengan balanced

scorcard dalam dunia pendidikan, khususnya SMK.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini sangat bermakna bagi peneliti, yang juga sebagai

guru, dimana dalam jenjang karir akan bersentuhan dengan pengukuran

kinerja sekolah. Di sisi lain, penelitian ini diharapkan bermakna bagi sekolah

(SMK N 6 Surakarta) sebagai dasar penetapan strategi peningkatan kinerja.

Lebih dari itu, peneliti berharap, penelitian ini juga dapat digunakan oleh

Dikpora Kota Surakarta khususnya Bagian Pembinaan SMK untuk

mengetahui tingkat kinerja MBS di kota Surakarta ditinjau dari empat aspek

yang ada dalam balanced scorecard.

commit to user

14
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Manajemen Berbasis Sekolah

1. Kualitas Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor kunci dalam pembangunan nasional di segala

bidang, baik sosial, politik, ekonomi, budaya maupun moral (Pushpanadham,

2006). Peningkatan kualitas pendidikan akan memberikan multiflier effect terha-

dap komponen pembangunan bangsa yang lain. Pendidikan yang berkualitas akan

mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia yang menjadi subyek seka-

ligus obyek dari pembangunan itu sendiri.

a. Pengertian Kualitas Pendidikan

Pengertian mutu menurut Umaedi dalam Halim (2010) mengandung

makna derajat (tingkat keunggulan suatu produk (hasil/kerja) baik berupa

barang maupun jasa baik yang tangible maupun intangible. Dalam konteks

pendidikan, mutu pendidikan mengacu pada proses pendidikan dan hasil pen-

didikan. Untuk mengetahui hasil/prestasi yang dicapai sekolah, terutama

aspek kemampuan akademik dapat dilakukan dengan menggunakan bench-

marking.

Pengertian kualitas atau mutu dapat dilihat dari konsep secara absolut

dan relatif (Edward & Sallis 2004). Dalam konsep absolut sesuatu disebut

berkualitas jika memenuhi standar tertinggi dan sempurna. Dengan kata lain

sesuatu itu tidak ada lagi yang dapat mengungguli kualitasnya. Relevansinya
commit to user

15
15
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

dalam konteks pendidikan, konsep kualitas absolut ini bersifat elitis karena

hanya sedikit lembaga pendidikan yang akan mampu menawarkan kualitas

tertinggi kepada peserta didik dan hanya sedikit siswa yang akan mampu

membayarnya (Rofiq 2012). Sedangkan dalam konsep relatif, kualitas ber-

makna memenuhi spesifikasi yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan (fit for

their purpose). Edward & Sallis dalam Nurkolis (2003: 68) mengemukakan

kualitas dalam konsep relatif berhubungan dengan pelanggan, maka kualitas

diartikan dengan kesesuaian dengan spesifikasi yang ditetapkan pelanggan.

Dalam konteks dunia pendidikan, kualitas yang dimaksudkan adalah

dalam konsep relatif, terutama jika dikaitkan dengan kepuasan pelanggan.

Supriyanto (1999) dalam Slamet (2010) mengemukakan dalam bidang pendi-

dikan, pelanggan internal adalah pegawai sekolah, sedangkan pelanggan

eksternal adalah peserta didik. Fokus utama dari lembaga pendidikan ialah

pada pelanggan eksternal (peserta didik) (http://utuhslamet.wordpress.com).

Dalam konteks Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kualitas lulusan

salah satunya diukur dari penguasaan kompetensi. Kualitas out put SMK yang

diharapkan tergambar dalam profil lulusan SMK sebagai mana dirumuskan

oleh Kementrian Pendidikan Nasional sebagai berikut:

a. Kemampuan mengembangkan jati diri sebagai warga NKRI serta integri-

tas moral dan akhlak yang tinggi.

b. Kemampuan belajar sepanjang hayat secara mandiri dan memproses infor-

masi untuk kepentingan kini dan nanti serta kebiasaan membaca dan me-

nulis dengan baik.


commit to user

16
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

c. Pribadi yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan yang ditun-

jukkan dengan kesediaan menerima tugas, memenuhi standar dan strategi

yang tepat serta konsisten dalam menyelesaikan tugas tesebut, dan ber-

tanggungjawab terhadap hasilnya.

d. Kemampuan berfikir yang kuat dan luas secara deduktif, induktif, ilmiah,

kritis, kreatif, inovatif, dan eksperimentif untuk menemukan kemungkinan

-kemungkinan baru atau ide-ide baru yang belum terfikirkan sebelumnya.

e. Penguasaan tentang diri sendiri sebagai pribadi.

f. Penguasaan materi pelajaran yang ditunjukkan dengan kelulusan ujian

nasional dan sertifikasi internasional untuk mata pelajaran yang dikompe-

tisikan secara internasional.

g. Penguasaan teknologi dasar yang mutakhir dan canggih.

h. Bekerja sama dengan pihak lain secara individual, kelompok.

i. Kemampuan mengkomunikasikan ide dan informasi kepada pihak lain

dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing (terutama bahasa Inggris)

j. Kemampuan mengelola kegiatan.

k. Kemampuan mengidentifikasi dan mengorganisasi, merencanakan dan

mengalokasikan sumber daya manusia dan sumber daya alam.

l. Kemampuan memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.

m. Terampil dalam menggunakan ICT.

n. Memahami budaya bangsa lain.

o. Kepedulian terhadap lingkungan sosial, fisik, dan budaya.

p. Menghasilkan karya yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bangsa.


commit to user

17
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

q. Memahami, menghayati, dan menerapkan jiwa kewirausahaan dalam

kehidupannya.

b. Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan

Kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan strategi.

John Bishop dalam Nurkholis (2003: 78-79) memaparkan beberapa strategi

peningkatan kualitas pendidikan:

1) Meningkatkan ukuran prestasi akademik melalui ujian nasional atau ujian

daerah yang terkait dnegan kompetensi dan pengetahuan, memperbaiki tes

bakat (Scolastic Aptitude Test), sertifikasi kompetensi, dan profil porto-

folio.

2) Membentuk kelompok sebaya (peer learning) untuk meningkatkan gairah

pembelajaran melalui belajar secara kooperatif (cooperative learning).

3) Menciptakan kesempatan baru di sekolah dengan mengubah jam sekolah

menjadi pusat belajar sepanjang hari dan tetap membuka sekolah pada

jam-jam libur.

4) Meningkatkan pemahaman dan penghargaan belajar melalui penguasaan

materi dan penghargaan atas pencapaian prestasi akademik.

5) Membantu siswa memperoleh pekerjaan dengan menawarkan kursus-

kursus atau diklat yang berkaitan dengan ketrampilan memperoleh pe-

kerjaan.

Sementara itu, Hardy (2007) mengemukakan bahwa peningkatan

mutu pendidikan mencakup aspek input, proses dan output.

commit to user

18
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

a. Input Pendidikan, antara lain dilakukan melalui: 1) Pengangkatan guru

dan peningkatan kualifikasi, kompetensi tenaga kependidikan dan

Sertifikasi Guru; 2) Pemenuhan kebutuhan fasilitas belajar, buku dan alat

pembelajaran minimal; 3) Rehabilitasi sekolah-sekolah yang tidak layak

pakai; dan 4) Penataan dan standarisasi sistem pembiayaan pendidikan

minimal.

b. Proses pendidikan dilakukan melalui: 1) Peningkatan proses pembelajaran

yang efektif (berbasis kompetensi, life skills, belajar tuntas, mendorong

kreativitas); 2) Peningkatan efektivitas penilaian pendidikan di tingkat

kelas; dan 3) Pembenahan manajemen dan kepemimpinan sekolah melalui

program manajemen berbasis sekolah.

c. Output pendidikan mencakup: 1) Pelaksanaan sistem ujian nasional untuk

mengukur kompetensi siswa dan sebagai bentuk akuntabilitas publik; 2)

Pelaksanaan akreditasi sekolah untuk menentukan tingkat kelayakan suatu

lembaga pendidikan; 3) Pelaksanaan kompetisi akademik dan non

akademik tingkat lokal, nasional dan internasional

2. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Istilah manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan terjemahan dari

“school-based management (SBM)”. Istilah ini populer di Amerika Serikat

setelah munculnya keraguan terhadap relevansi pendidikan dengan tuntutan

dan perkembangan masyarakat. MBS merupakan paradigma baru pendidikan,

yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat)

dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.


commit to user

19
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

Wohlstetter dan Mohrman sebagaimana dikutip Hasballah (2006: 67)

menyatakan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah adalah pendekatan politis

untuk mendesain ulang organisasi sekolah dengan memberikan kewenangan

dan kekuasaan kepada partisipan sekolah pada tingkat lokal guna memajukan

sekolahnya. Partisipan lokal yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru,

pengawas, orang tua siswa, masyarakat sekitar, dan siswa sendiri.

Oswald (1995) memberikan deskripsi manajemen berbasis sekolah

sebagai:

“the desentralization of decision-making to the school site with the


argument that, when properly implemented, improvements are
experienced in student programmes because resouces are provided to
match thier needs; in the quality of decision making through
participation; and in the quality of communication among all the
stakeholders”.

Pendapat Oswald ini sejalan dengan Sackney dan Dibski (1992: 105)

dengan menyatakan bahwa “for some of its advocates, it is also a proposal for

shared decicion making within schools. And for some, it is a method for

increasing the influence of parents in school decision-making”

Larry Kuchn dalam “ERIC Clearinghouse on Educational Manage-

ment” mengatakan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah dapat didefinisikan

sebagai suatu proses kerja komunitas sekolah dengan cara menerapkan kaidah-

kaidah otonomi, akuntabilitas, partisipasi, dan sustainabilitas untuk mencapai

tujuan pendidikan dan pembelajaran bermutu (Sudarwan Danim 2006: 33)

Ibtisam dalam Halim (2010) menjelaskan bahwa MBS merupakan upaya

pengelolaan struktur penyelenggaraan pendidikan yang terdesentralisasi

dengan penempatan sekolah commit


sebagaitounit
userutama pengingkatan mutu pendi-

20
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

dikan. Pengertian tersebut mengisyaratkan bahwa MBS sebagai upaya memo-

tivasi kepala sekolah untuk lebih bertanggung jawab terhadap mutu peserta

didik.

Mallen, Ogawa dan Krans dalam Halim (2010) juga menjelaskan bahwa

MBS merupakan konsep penyelenggaraan sekolah yang bersifat desentralisasi

dengan mengidentifikasi sekolah itu sendiri sebagai unit utama peningkatan

serta bertumpu pada redistribusi kewenangan pembuatan keputusan. Imple-

mentasi MBS ini paling tidak didasarkan pada dua argumen yakni 1) MBS

diharapkan mampu meningkatkan kepastian manajemen sekolah dan gover-

nance dan 2) MBS dapat memunculkan kondisi yang memungkinkan per-

baikan pengajaran dan pembelajaran.

Seiring dengan perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi

menjadi desentralisasi melalui UU No. 32 Tahun 2005 tentang Otonomi

Daerah maka dibidang pendidikan pun terjadi perubahan paradigma mengikuti

perubahan desentralisasi pemerintahan ini yaitu otonomi pendidikan walaupun

tidak sepenuhnya misalnya kurikulum, ujian nasional dan sebagainya masih

diatur oleh Pusat, saat ini manajemen sekolah jauh berbeda dari manajemen

pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah pusat. Imple-

mentasi manajemen pendidikan model MBS berpusat pada sumber daya yang

ada di sekolah itu sendiri. Dengan demikian, akan terjadi perubahan para-

digma manajemen sekolah, yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar

sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu

sendiri.
commit to user

21
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

MBS memberikan kekuasaan yang luas hingga tingkat sekolah secara

langsung. Dengan adanya kekuasaan pada tingkat lokal sekolah maka keputu-

san manajemen terletak pada stakeholder lokal, dengan demikian mereka

diberdayakan untuk melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan

kinerja sekolah. Dengan MBS terjadi proses pengambilan keputusan kolektif

ini dapat meningkatkan efektifitas pengejaran dan meningkatkan kepuasan

guru.

Walaupun MBS memberikan kekuasaan penuh kepada sekolah secara

individual, dalam proses pengambilan keputusan sekolah tidak boleh berada di

satu tangan saja. Ketika MBS belum ditetapkan, proses pengambilan keputu-

san sekolah seringkali dilakukan sendiri oleh pihak sekolah secara internal

yang dipimpin langsung oleh kepala sekolah. Namun, dalam kerangka MBS

proses pengambilan keputusan mengikutkan partisipasi dari berbagai pihak

baik internal, eksternal, maupun jajaran birokrasi sebagai pendukung. Dalam

pengambilan keputusan harus dilakukan secara kolektif diantara stakeholder

sekolah. Dengan demikian, sekolah akan bersifat responsif terhadap kebu-

tuhan masing-masing siswa dan masyarakat sekolah. Prestasi belajar siswa

dapat dioptimalkan melalui partisipasi langsung orang tua dan masyarakat.

3. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

Idealnya konsep MBS ini adalah model manajemen yang memberikan

otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan

pengambilan keputusan secara partisipatif untuk memenuhi kebutuhan mutu

sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam kerangka pendidikan
commit to user

22
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

nasional. Karena itu, esensi MBS = Otonomi Sekolah + Pengambilan

Keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah. Brown (1990)

dalam Hasbullah (2010: 75), karakteristik utama dan efektif dalam penerapan

MBS mencakup otonomi, fleksibilitas, dan responsibilitas, perencanaan oleh

kepala sekolah dan warga sekolah, deregulasi sekolah, partispasi lingkungan

sekolah, kolaborasi dan kerjasama antar staf sekolah dan rasa peduli dari

kepala sekolah dan guru.

Otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan/kemandirian yaitu

kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri, dan merdeka/tidak

tergantung. Jadi otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur

dan mengurus kepentingan warga sekolah menurut prakarsa sendiri berdasar-

kan aspirasi warga sekolah sesuai peraturan perundang-undangan pendidikan

nasional yang berlaku. Tentu saja kemandirian yang dimaksud harus didu-

kung oleh sejumlah kemampuan, yaitu kemampuan mengambil keputusan

yang terbaik, kemampuan berdemokrasi dan menghargai perbedaan pendapat,

kemampuan memobilisasi sumberdaya, kemampuan memilih cara pelaksanaan

yang terbaik, kemampuan berkomunikasi dengan cara yang efektif, kemam-

puan memecahkan persoalan-persoalan sekolah, kemampuan adaptif, antisi-

patif, kemampuan bersinergi dan berkolaborasi, dan kemampuan memenuhi

kebutuhannya sendiri.

Pengambilan keputusan partisipatif adalah suatu cara untuk mengambil

keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratik,

dimana warga sekolah (guru, siswa, karyawan, orang tua siswa, tokoh masya-
commit to user

23
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

rakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan

yang dapat berkontribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah. Hal ini dilandasi

oleh keyakinan bahwa jika sesorang dilibatkan (berpartisipasi) dalam pengam-

bilan keputusan, maka yang bersangkutan akan mempunyai ”rasa memiliki”

terhadap keputusan tersebut, sehingga yang bersangkutan juga akan bertang-

gungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan sekolah.

Singkatnya makin besar tingkat partisipasi, makin besar pula rasa memiliki,

makin besar rasa memiliki, makin besar pula rasa tanggung jawab dan makin

besar pula dedikasinya. Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengam-

bilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian, batas kewenangan dan

relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah.

4. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah

Dally (2010: 19) menjelaskan tujuan penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah adalah :

a. meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan insiatif sekolah

dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya tang tersedia;

b. meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama;

c. meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, sekolah dan

pemerintah tentang mutu sekolah;

d. meningkatkan kompetisi yang sehat antarsekolah untuk pencapaian mutu

pendidikan yang diharapkan;

commit to user

24
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

e. memberdayakan potensi sekolah yang ada agar menghasilkan lulusan yang

berhasil guna dan berdaya guna.

Pada prinsipnya tujuan dari MBS adalah meningkatkan mutu

pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan

memberdayakan sumber daya yang tersedia, meningkatkan kepedulian warga

sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengam-

bilan keputusan bersama, meningkatkan tanggung jawab kepala sekolah

kepada institusi sekolahnya dan meningkatkan kompetisi yang sehat antar

sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.

5. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah

Model MBS yang diterapkan di Indonesia diberi nama Manajemen

Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). MPMBS dapat diartikan

sebagai model manajemen yang memberikan otonomi besar kepada sekolah,

fleksibilitas kepada sekolah, dan mendorong pertisipasi secara langsung warga

sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan

kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan

mengurus kepentingan warga sekolah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan pendidikan nasional yang berlaku. Sedangkan pengambilan keputu-

san partisipatif adalah cara untuk mengambil keputusan melalui penciptaan

lingkungan yang terbuka dan demokratis dimana warga sekolah didorong

commit to user

25
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

untuk terlibat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan yang dapat

berkontribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah.

Wohlstetter dalam Watson sebagaimana dikutip oleh Nurkholis (2003:

81-82) memberikan panduan yang komprehensif sebagai elemen kunci refor-

masi MBS yang terdiri atas:

a. menetapkan secara jelas visi dan hasil yang diharapkan;

b. menciptakan fokus tujuan nasional yang memerlukan perbaikan;

c. adanya panduan kebijakan dari pusat yang berisi standar-standar kepada

sekolah;

d. tingkat kepemimpinan yang kuat dan dukungan politik serta dukungan

kemimpinan dari atas;

e. pembangunan kelembagaan sekolah melalui pelatihan dan dukungan

kepada kepala sekolah, guru, dan anggota dewan sekolah;

f. adanya keadilan dalam pendanaan atau pembiayaan pendidikan.

Implementasi MBS di sekolah memungkinkan sekolah mengolaborasi

dan menyinergikan seluruh komponen yang ada di sekolah untuk pencapaian

tujuan sekolah. Elder (1996) menggambarkan interaktif komponen dari MBS

sebagai berikut:

commit to user

26
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

Decission-
making,
delegation,
consultation,
collaboration Curriculum
Staff
&
Assessments
instruction

School
Extra
Curricular
SBM Develompment:
Buildings &
Activities (MBS) facilities

Paret &
Community Students
Development Assessment
Programmes
Staff
Profesional
Development

Gambar 1: Interaksi Komponen MBS (Elder, 1996)

Menurut Elder (1996) beberapa komponen yang dapat mendorong


penguatan implementasi MBS di sekolah antara lain:
a. Peran kunci dari kepala sekolah dan penting untuk memastikan bahwa
kepala sekolah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik untuk
posisinya.
b. Tuntutan atas kepala sekolah dan guru untuk memiliki pengetahuan, skil
dan sikap dengan pengadaan program training dan upgrading.
c. Penyebaran kewenangan di sekolah dengan melibatkan partisipasi seluruh
stakeholder sekolah dalam pembuatan kebijakan sekolah dan implemen-
tasinya.
d. Melakukan deseminasi informasi kepada seluruh stakeholder sehingga
mereka dapat membuat keputusan berdasarkan informasi tersebut.
Menurut Fattah (2003: 67), implementasi MBS yang baik akan memberi-
commit to user
kan keuntungan sebagai berikut:

27
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

a. Kebijakan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada

siswa, orang tua, dan guru;

b. Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumberdaya lokal;

c. Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran,

tingkat putus sekolah, moral guru, hasil belajar, tingkat pengulangan, dan

iklim sekolah;

d. Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan

guru, manajemen sekolah, rancang ulang sekolah, perubahan perencanaan.

Danim (2008: 121) memaparkan ukuran keberhasilan dari implementasi

MBS dapat dinilai dari delapan kriteria, yaitu:

a. Jumlah siswa yang mendapat pelayanan pendidikan semakin meningkat.

b. Kualitas layanan pendidikan menjadi lebih baik. Layanan yang berkualitas

menyebabkan prestasi siswa juga meningkat dan secara bersama kualitas

pendidikan juga meningkat.

c. Tingkat tinggal kelas menurun dan produktifitas sekolah meningkat.

Jumlah calon siswa yang mendaftar meningkat dan tingkat tinggal kelas

menurun karena siswa bersemangat untuk datang ke sekolah.

d. Karena program sekolah direncanakan bersama-sama dengan masyarakat

maka relevansi penyelenggaraan, biak kurikulum ataupun sarana prasarana

disesuaikan dengan situasi dan tujuan.

e. Terjadinya keadilan dalam penyelenggaraan pendidikan karena penentuan

biaya pendidikan tidak dilakukan secara merata, tetapi berdasarkan kemam-

puan ekonomi masing-masing keluarga.


commit to user

28
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

f. Semakin meningkatnya keterlibatan orang tua dalam pengambilan keputu-

san baik keputusan instruksional maupun organisasi.

g. Semakin baiknya iklim dan budaya kerja di sekolah yang akan memberikan

dampak positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan selanjutnya.

Keberhasilan implementasi MBS akan mendorong terwujudnya sekolah

yang efektif. Sekolah yang efektif umumnya memiliki sejumlah karakteristik

proses sebagai berikut:

a. Proses belajar mengajar yang efektivitasnya tinggi;

b. Kepemimpinan sekolah yang kuat;

c. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib;

d. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif;

e. Sekolah memiliki budaya mutu;

f. Sekolah memiliki “teamwork” yang kompak, cerdas, dan dinamis;

g. Sekolah memiliki kemandirian (kewenangan);

h. Partisipasi yang tinggi dari warga sekolah dan masyarakat;

i. Sekolah memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen;

j. Sekolah memiliki kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik);

k. Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan;

l. Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan;

m. Komunikasi yang baik;

n. Sekolah memiliki akuntabilitas.

commit to user

29
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

B. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Secara etimologis kinerja merupakan terjemahan dari performance

(Inggris). Selain bermakna kinerja, performance juga diterjemahkan secara

beragam. Sedarmayanti (2001: 50) mengemukakan performance dapat diterje-

mahkan menjadi “kinerja, juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja,

pencapaian kerja atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja”. Secara umum

istilah kinerja digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan

individu maupun organisasi. Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui

dan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat

pencapaian hasil suatu organisasi dihubungkan dengan misi dan visi yang

diemban oleh suatu organisasi, serta mengetahui dampak positif dan negatif

suatu kebijakan operasional yang diambil. Dengan adanya informasi kinerja

suatu organisasi sektor publik akan dapat diambil tindakan yang diperlukan

seperti koreksi atas kebijakan, meluruskan kegiatan-kegiatan utama dan tugas

pokok organisasi, bahan untuk perencanaan, menentukan tingkat keberhasilan

organisasi dan sebagainya (Muhroji 2012).

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu

organisasi. Kinerja dapat diketahui hanya jika individu atau organisasi tersebut

memiliki kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini

berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa


commit to user

30
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat

diketahui karena tidak ada parameter ukurnya (www.mohmahsun.blogspot.

com).

Gibson et al. (1996: 118) mengatakan, kinerja adalah tingkat keber-

hasilan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai sese-

orang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang

dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi

(Prawirosentono 1999). Terdapat hubungan erat antara kinerja perorangan

dengan kinerja organisasi, dengan kata lain bila kinerja karyawan baik maka

kemungkinan besar kinerja organisasi juga baik. Sebaliknya, jika kinerja

karyawan buruk maka secara lanngsung akan berdampak terhadap buruknya

kinerja organisasi. Oleh karena itulah penting sebuah kinerja untuk dapat

diukur, baik kinerja karyawan secara perseorangan maupun kinerja organisasi

secara keseluruhan. Hal ini senada dengan Rivai (2004: 14) mengemukakan

kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan

selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan

berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau

kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Terkait dengan ruang lingkupnya, kinerja juga memiliki dua perspektif

yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Asumsinya adalah kinerja

organisasi merupakan akumulasi dari kinerja individu yang ada dalam

organisasi tersebut. Moeljono (2003: 66) menegaskan kinerja organisasi


commit to user

31
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

sangat ditentukan oleh kinerja individu. Hasibuan (2001: 94) menyatakan

kinerja sebagai prestasi kerja mengungkapkan “prestasi kerja adalah suatu

hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya yang disandarkan atas kecakapan, pengalaman dan

kesungguhan serta waktu”.

2. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja adalah proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap

tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas

efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa;

kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada

pelanggan dan seberapa jauh pelanggan terpuaskan); hasil kegiatan diban-

dingkan dengan maksud yang diinginkan, efektifitas tindakan dalam mencapai

tujuan (Robertson 2002 dalam Mahsun 2009: 25).

Menurut Yuwono et al., (2007: 23), pengukuran kinerja adalah tindakan

pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktifitas dalam rantai nilai

(value chain) yang terdapat dalam perusahaan atau organi-sasi. Pengukuran

kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu

organisasi dan pengaruhnya berdasarkan sasaran standar dan kinerja (Mulyadi

2001). Pengukuran kinerja menentukan secara periodik operasional suatu

organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan

kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuah-kan tindakan dan

hasil yang diinginkan.

commit to user

32
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

Whittaker (dalam Tangkilisan, 2007: 171) mengemukakan pengukuran

kinerja organisasi merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Stout (dalam

Tangkilisan, 2007: 174) mengemukakan pengukuran kinerja organisasi meru-

pakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam

arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa

atau pun suatu proses.

Mahmudi (2010: 14) menyatakan bahwa tujuan pengukuran kinerja

adalah:

a. Mengetahui tingkat ketercapaian organsisasi.

Penilaian kinerja berfungsi sebagai tonggak yang menunjukkkan tingkat

ketercapaian tujuan dan menunjukkan apakah organisasi berjalan sesuai

dengan arah atau menyimpang dari tujuan yang ditetapkan.

b. Menyediakan sarana pembelajaran bagi pegawai.

Penilaian kinerja merupakan sarana untuk pembelajaran pegawai tentang

bagaimana seharusnya mereka bertindak dan memberikan dasar dalam

perubahan perilaku, sikap, ketrampilan atau pengetahuan kerja yang harus

dimiliki pegawai untuk mencapai hasil terbaik.

c. Memperbaiki kinerja periode-periode berikutnya.

Penerapan penilaian kinerja dalam jangka panjang bertujuan untuk

membentuk budaya berprestasi di dalam organisasi dengan menciptakan

keadaan setiap orang dalam organisasi dituntut untuk berprestasi. Kinerja

antar waktu harus meningkat dan lebih baik.


commit to user

33
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

d. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan

pemberian penghargaan dan hukuman.

Organisasi yang berkinerja tinggi berusaha menciptakan sistem penghar-

gaan seperti kenaikan gaji/tunjangan, promosi, atau hukuman seperti

penundaan promosi atau teguran, yang memiliki hubungan yang jelas

dengan pengetahuan, ketrampilan, dan kontribusi terhadap kinerja

organisasi.

e. Memotivasi pegawai.

Dengan adanya penilaian kinerja yang dihubungkan dengan manajemen

kompensasi, maka pegawai yang berkinerja tinggi atau baik akan

memperoleh penghargaan.

f. Menciptakan akuntabilitas publik.

Penilaian kinerja menunjukkan seberapa besar kinerja manajerial dicapai

yang menjadi dasar penilaian akuntabilitas. Kinerja tersebut harus diukur

dan dilaporkan dalam bentuk laporan kinerja sebagai bahan untuk

mengevaluasi kinerja organisasi dan berguna bagi pihak internal maupun

eksternal.

Menurut Lynch dan Cross (1993) dalam Yuwono et al. (2007: 29)

pengukuran kinerja memberikan manfaat untuk:

a. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa

perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang

dalam organisasi terlibat dalam upaya memberikan kepuasan kepada

pelanggan.
commit to user

34
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

b. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata

rantai pelangggan dan pemasok internal.

c. Mengidentifikasi berbagai persoalan pemborosan sekaligus mendorong

upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan.

d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih

konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.

e. Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi

imbalan atas perilaku yang diharapkan tersebut.

Pengukuran kinerja sekolah yang merupakan bagian dari organisasi

sektor publik merupakan hal yang sangat penting. Bastian (2007: 275)

menyebutkan beberapa manfaat pengukuran kinerja baik untuk internal

maupun eksternal organisasi sektor publik, yaitu:

a. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan

untuk pencapaian kinerja.

b. Memastikan terpaianya rencana kinerja yang telah disepakai.

c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya

dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.

d. Memberikan penghargaan dan hukuman yang obyektif atas prestasi

pelaksana yang telah diukur dengan sistem pengukuran kinerja yang telah

disepakati.

e. Menjadi alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya

memperbaiki kinerja organisasi.

f. Mengidentifikasikan apakah kepuasan sudah terpenuhi.


commit to user

35
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.

h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.

i. Menunjukkan peningkatan perlu dilakukan.

j. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.

Secara lebih spesifik, Muhroji (2012) memberikan paparan tentang

manfaat pengukuran kinerja sekolah, yaitu:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan yang diselenggarakan oleh

sekolah. Oleh karen itu informasi pencapaian kinerja sekolah akan mem-

berikan masukan kepada sekolah mengenai pelayanan pendidikan yang

diinginkan oleh masyarakat.

2. Guru dan karyawan akan mengukur sendiri aktivitasnya sehingga dapat

meningkatkan motivasi bekerja. Sekolah akan memperioritaskan program

dan aktivitas yang meningkatkan kinerja sekolah.

3. Memberikan informasi tentang posisi dan kedudukan sekolah dibandingkan

sekolah lainnya.

4. Membantu mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi sekolah, baik

masalah internal maupun masalah eksternal.

3. Parameter Pengukuran Kinerja Sekolah

Merujuk kepada konsep organisasi, sekolah dapat disebut sebagai

organisasi. Oleh karena itu pengertian kinerja organisasi dapat digunakan

sebagai dasar untuk merumuskan pengertian kinerja sekolah. Berdasarkan hal

tersebut kinerja sekolah dapat didefinisikan sebagai kualitas proses dan hasil

kerja yang telah dilakukan oleh sekolah sesuai dengan visi dan misi sekolah.
commit to user

36
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja sekolah. Rogers (1994)

dalam Mahmudi (2010: 20) menyatakan bahwa kinerja merupakan suatu

konstruk yang bersifat multidimensional, pengukurannya juga bervariasi ter-

gantung pada kompleksitas faktor-faktor yang membentuk kinerja. Faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja adalah:

a. Faktor personal/individu yang meliputi: pengetahuan, keterampilan /skill,

kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh

setiap individu.

b. Faktor kepemimpinan yang meliputi: kualitas dalam memberikan doro-

ngan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader.

c. Faktor sistem yang meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja organisasi.

d. Faktor kontekstual/situasional yang meliputi tekanan dan perubahan ling-

kungan eksternal dan internal.

Sebagai suatu konstruk, menurut Collins & Mary (1992), Bhargava et al.

(1994), serta Li & Simerly (1988), kinerja bersifat multidimensional akan

bias jika diukur dengan menggunakan pengukuran atau standar tunggal. Oleh

karena itu umumnya kinerja diukur berdasarkan perbandingan dengan

berbagai kriteria atau standar (Murphy et al. 2996; Wiklund 1999). Lumkin

dan Dess (1996), dan Wiklund (1999), menegaskan “karena kinerja suatu

organisasi memiliki banyak dimensi, maka semakin banyak ukuran yang

digunakan, yaitu berdasarkan perbandingan berbagai kriteria dan standar, akan


commit to user

37
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

semakin memberikan informasi kinerja yang semakin baik. Brandon dan

Drtina (1998), mengingatkan kesalahan penetapan pengukuran kinerja akan

mengakibatkan informasi kinerja yang salah. Oleh karena langkah pertama

dalam merancang sistem pengukuran kinerja adalah memilih ukuran-ukuran

yang tepat sesuai dengan seluruh aspek dan kepentingan organisasi.

Lusthaus et al. (1999: 46) mengemukakan kinerja organisasi dapat

diukur melalui dimensi efektivitas, efisiensi, relevansi, dan kesinambungan

keuangan. Perry (dalam Syarifudin dan Tangkilisan 2002: 14) menge-

mukakan dimensi pengukuran untuk mengukur kinerja organisasi adalah

workload/demand, economy, efficiency, effectiveness, dan equity. Sementara

itu, Nurkolis (2003: 111) mengemukakan kinerja sekolah dapat diukur dari

efektivitas, kualitas, produktivitas, efisiensi, inovasi, kualitas kehidupan, dan

moral kerja.

Ammons (dalam Muhammad 2008: 15) menjelaskan kinerja organi-

sasi dapat diukur melalui kriteria workload, efficiency, effectiveness, dan pro-

ductivity. Workload menunjukkan jumlah beban kerja yang diselesaikan.

Efficiency menunjukkan perbandingan antara input dan output. Effectiveness

menunjukkan perbandingan antara output dan outcome yaitu tingkat keterca-

paian hasil akhir setelah output diperoleh. Productivity menunjukkan jumlah

hasil yang dicapai pada kurun waktu tertentu.

Fenwick (dalam Muhammad 2008: 15) menggunakan tiga dimensi

dalam mengukur kinerja organisasi, yaitu ekonomis, efisiensi, dan efektivitas.

Dimensi ekonomi adalah perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dan


commit to user

38
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

kualitas sumber daya yang diperoleh sebagai input dalam proses manajemen.

Dikatakan semakin ekonomis, jika biaya yang dikeluarkan kecil sedangkan

kualitas sumber daya yang diperoleh semakin baik, dan sebaliknya. Dimensi

efisiensi adalah perbandingan antara sumber daya yang digunakan dan output.

Artinya berapa output yang dihasilkan dalam proses bila dibandingkan dengan

input yang masuk. Semakin besar output yang dihasilkan dan semakin kecil

input yang masuk akan semakin efisien. Dimensi efektivitas adalah sejauh-

mana output yang dihasilkan dapat memenuhi sasaran dan tujuan manajemen.

Jadi besarnya output tidak selalu menunjukkan besarnya outcome karena

berhubungan dengan sasaran dan tujuan. Fenwick membedakan ukuran

ekonomis dari efisiensi, namun kedua ukuran tersebut sering digabung

menjadi efisiensi saja.

Uraian di atas menunjukkan begitu banyak dimensi yang dapat dijadikan

rujukan untuk mengukur kinerja organisasi. Keragaman tersebut menurut

Bryson (dalam Haryoto 2008) sebagai akibat adanya alternatif alokasi sumber

daya yang berbeda, alternatif desain-desain organisasi yang berbeda, dan

pilihan-pilihan pendistribusian tugas dan wewenang yang berbeda dari setiap

organisasi. Oleh karena itu menurut Haryoto (2008) dalam menilai kinerja

organisasi harus dikembalikan pada tujuan atau alasan dibentuknya suatu

organisasi.

Sekolah adalah organisasi yang mempunyai tugas utama memberikan

layanan pendidikan bermutu kepada masyarakat. Terkait dengan layanan

pendidikan tersebut, pemerintah telah menetapkan Standar Pendidikan


commit to user

39
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

Nasional sebagai dasar rujukan untuk mengukur kinerja sekolah. Oleh karena

itu dengan memperhatikan berbagai pendapat para ahli tentang dimensi

pengukuran kinerja organisasi, maka pengukuran kinerja sekolah dalam pene-

litian ini merujuk kepada Standar Pendidikan Nasional, sebagaimana tertuang

dalam PP Nomor 19 Tahun 2005. Terdapat delapan Standar Pendidikan

Nasional yang dapat dijadikan rujukan untuk mengukur kinerja sekolah,

sebagaimana tertuang dalam Pasal 2 Ayat (1), yaitu standar isi, standar proses,

standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan

standar penilaian pendidikan. Delapan Standar Nasional Pendidikan tersebut

dapat dijadikan dimensi untuk mengukur mutu kinerja sekolah.

a. Dimensi kurikulum didefinisikan sebagai kelengkapan dokumen

kurikulum yang ada di sekolah, meliputi dokumen kurikulum, dokumen

perangkat kurikulum, dokumen pendukung perangkat kurikulum.

b. Dimensi proses pembelajaran didefinisikan sebagai pelaksanaan pembela-

jaran di sekolah untuk mencapai standar kompetensi lulusan, meliputi

perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, penilaian hasil pembela-

jaran, dan pengawasan pelaksanaan pembelajaran

c. Dimensi kompetensi lulusan, didefinisikan sebagai kualifikasi kemampuan

lulusan berupa prestasi akademik dan prestasi non akademik.

d. Dimensi penilaian, didefinisikan sebagai proses pengumpulan dan pengo-

lahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

commit to user

40
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

e. Dimensi pendidik dan tenaga kependidikan didefinisikan sebagai kuali-

fikasi dan kualitas kinerja guru, tenaga administrasi, tenaga laboran, dan

tenaga kebersihan.

f. Dimensi sarana dan prasarana didefinisikan sebagai kualitas dan kuantitas

fasilitas pendidikan untuk menunjang fasilitas pembelajaran. Dimensi ini

meliputi sarana fisik, media pembelajaran, alat peraga/praktik, dan perpus-

takaan.

g. Dimensi pengelolaan didefinisikan sebagai aktivitas: (1) merencanakan

program sekolah; (2) implementasi rencana kerja sekolah; serta (3) peng-

awasan, untuk mencapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan

pendidikan di sekolah.

h. Dimensi pembiayaan didefinisikan sebagai efektivitas dan efisiensi peng-

gunaan biaya pendidikan untuk membiayai kegiatan operasi satuan

pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan pendidikan secara teratur

dan berkelanjutan

Muhroji (2012) memaparkan bahwa berdasarkan tujuan penyeleng-

garaan sekolah dan standar kompetensi siswa yang diharapkan setelah meng-

ikuti pendidikan maka penyusunan indikator kinerja sekolah dapat dilihat dari

komponen-komponen: kurikulum, peserta didik, ketenagaan guru, sarana dan

prasarana, organisasi dan manajemen sekolah, pembiayaan, peran serta masya-

rakat. Indikator kinerja yang berhubungan dengan kurikulum dapat dikemu-

kakan sebagai berikut:

commit to user

41
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

Tabel 1

Indikator Kinerja Sekolah

No Komponen Indikator Kinerja

1 Kurikulum a.Ketersediaan kurikulum nasional.


b.Ketersediaan kurikulum lokal.
c.Jumlah jam belajar efektif tiap semester.
d.Pembagian tugas mengajar.
e.Pelaksanaan penilaian.
f.Program bimbingan belajar dan karir.
g.Daya serap kurikulum nasional.
h.Daya serap kurikulum lokal.
2 Peserta Didik a.Daya tampung sekolah;
b.Jumlah siswa tiap kelas;
c.Jumlah pendaftar siswa baru tiap tahun;
d.Persyaratan penerimaan siswa baru;
e.Tingkat absensi siswa;
f.Tingkat putus sekolah;
g.Tingkat mengulang siswa.
h.Tingkat kelangsungngan belajar siswa;
i.Pakaian seragam siswa;
j.Kegiatan ekstra-kurikuler.
3 Ketenagaan/Guru a.Jumlah guru bidang studi;
b.Jumlah guru yang berkualifikasi;
c.Rasio guru dengan siswa;
d.Jumlah jam mengajar tiap minggu;
e.Tingkat pendidikan guru;
f.Jumlah guru Pembimbing;
g.Jumlah tenaga pustakawan;
h.Jumlah tenaga laboran;
i.Jumlah karyawan administratif.
j.Jumlah guru dan karyawan honorer.
k.Kesepakatan kerja/peraturan kerja.
l.Pengembangan guru dan karyawan.
m.Kepatuhan terhadap kode etik profesi.
4 Sarana dan Prasarana a.Luas tanah sekolah;
b.Luas bangunan sekolah;
c.Macam dan jumlah ruang sekolah; ruang
kelas, ruang laboratorium, ruang
perpustakaan, ruang kantor dsbnya;
d. Macam dan jumlah perabot sekolah;
e. Macam, jenis dan jumlah buku
perpustakaan;
commit to user jenis dan jumlah peralatan sekolah;
f. Macam,

42
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

g. Infrastruktur sekolah;
h. Macam dan juumlah sarana olah raga.
5 Organisasi dan Mana- a. Struktur organisasi sekolah;
jemen Sekolah b. Personalia dalam struktur organisasi
sekolah;
c. Uraian tugas dalam struktur organisasi
sekolah;
d. Mekanisme kerja dari struktur organisasi
sekolah;
e. Pemahaman misi, visi sekolah oleh guru;
f. Tingkat kehadiran guru;
g. Tingkat kehadiran tenaga pendidik lainnya
h. Tingkat kehadiran karyawan;
i. Tingkat kehadiran siswa;
j. Tertib administrasi.
6 Pembiayaan a. Sumber dana dari pemerintah;
Pendidikan b. Sumber dana dari orang tua murid;
c. Sumber dana dari masyarakat;
d. Ketersediaan dana;
e. Komponen-komponen yang dibiayai;
f. Anggaran sekolah;
g. Laporan realisasi anggaran;
h. Pemeriksaan laporan keuangan sekolah.
7 Peranserta Masyarakat a. Dukungan dari BP3/Komite Sekolah atau
Dewan sekolah;
b. Keterlibatan orang tua dalam pengambilan
kebijakan sekolah;
c. Keterlibatan masyarakat dalam pengam-
bilan kebijakan sekolah;
d. Keterlibatan dunia usaha dalam
pengembangan sekolah.
Sumber: Muhroji (2012) diolah kembali.

Sekolah sebagai bagian dari institusi sektor publik dituntut untuk

melaksanakan pengelolaan pendidikan dengan transparan sebagai bentuk

akuntabilitas terhadap stakeholders pendidikan. Di sisi lain sekolah harus

menyadari dan lebih memperhatikan pentingnya pengukuran kinerja, sebagai

sarana untuk memantau tingkat perkembangan dan pencapaian tujuan organi-

sasi utamanya terkait dengan pemberian pelayanan kepada stakeholdersnya.


commit to user

43
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

Pengukuran kinerja sekol ,ah yang baik haruslah bersifat

komprehensif, termasuk pengukuran-pengukuran penting dari seluruh

bidang operasional yang ada dalam sekolah.

C. Pendekatan Balanced Scorecard

1. Konsep Balanced Scorecard

Balanced Scorecard terdiri dari 2 suku kata yaitu kartu nilai (scorecard) dan

balanced (berimbang). Maksudnya adalah kartu nilai untuk mengukur kinerja

personil yang dapat dibandingkan dengan kinerja yang direncanakan, serta dapat

digunakan sebagai evaluasi. Kata berimbang (balanced) artinya kinerja personil

diukur secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan non-keuangan, jangka

pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Karena itu jika kartu skor personil

digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan di masa depan,

personil tersebut harus memperhitungkan keseimbangan antara pencapaian kinerja

keuangan dan non-keuangan, kinerja jangka pendek dan jangka panjang, serta

antara kinerja bersifat internal dan kinerja eksternal (fokus komprehensif).

Balanced Scorecard (BSC) merupakan salah satu alat pengukuran kinerja yang

terkenal dewasa ini. Sejak kemunculannya pada tahun 1992, BSC telah diterima

secara luas sebagai alat pengukuran kinerja dan manajemen srategis (Yee Chin

2004). Rigby dan Bildodeau (2005) dalam Lawrie, Kalff dan Andersen (2005)

juga menyatakan :

“A recent survey determined that companies use an average of 13


management tools or frameworks at the corporate level. Many of these are
tools intended to help measure or monitor the performance of an
commit
organisation, and within this list tothe
user
most popular performance related

44
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

framework was the Balanced Scorecard (57 persen reporting use of a


Balanced Scorecard)”

BSC adalah alat yang menyediakan pengukuran komprehensif bagi para

manajer tentang bagaimana organisasi mencapai kemajuan lewat sasaran-sasaran

strategisnya. BSC diperkenalkan pertama kali oleh Kaplan dan Norton pada

tahun 1992 dalam artikel di Harvard Business Review yang berjudul The Balan-

ced Scorecard Measures That Drives Performance. Dalam artikel ini disebutkan

bahwa BSC merupakan suatu alat akuntansi manajemen yang digunakan untuk

mengukur kinerja perusahaan yang ditinjau perspektif keuangan dan non

keuangan. Dalam perkembangannya, Kaplan dan Norton (1993) dalam artikelnya

yang berjudul Putting The Balanced Scorecard To Work, mengungkapkan bahwa

BSC lebih dari sekedar pengukuran kinerja perusahaan, namun juga dapat diguna-

kan untuk mengkomunikasikan dan menggabungkan sistem pengukuran tersebut

dengan strategi perusahaan.

Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 1996, Kaplan dan Norton

menulis artikel yang ketiga mengenai BSC di Harvard Business Review yang

berjudul Using the BSC as a Strategic Management System. Di dalam artikel ini

disebutkan bahwa BSC sebagai alat akuntansi manajemen telah berkembang dari

suatu sistem pengukuran kinerja menjadi suatu sistem manajemen strategi. BSC

didefinisikan secara singkat sebagai kerangka kerja manajemen yang menerje-

mahkan misi dan strategi organisasi ke dalam seperangkat ukuran kinerja yang

menyediakan kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis

(Kaplan & Norton 1996: 2). Hal ini berarti perusahaan yang inovatif dapat
commit to user

45
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

menggunakan BSC tidak hanya untuk menjelaskan dan mengkomunikasikan

strategi, melainkan juga untuk mengelola strateginya dalam jangka panjang.

BSC menurut Kaplan dan Norton (2000: 71) adalah suatu kerangka kerja

baru untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi

perusahaan. BSC terdiri dari dua kata, yaitu Balanced (Berimbang) dan Scorecard

(kartu skore). Pada awalnya, BSC merupakan kartu skor yang dimanfaatkan untuk

mencatat skor hasil kerja eksekutif di masa depan (yang ditargetkan) dengan hasil

kinerja yang sesungguhnya dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja eksekutif.

BSC merupakan suatu alat yang mempunyai tiga elemen yaitu sistem

pengukuran, sistem manajemen stratejik, dan alat komunikasi (Niven 2003: 15).

BSC menekankan pengukuran keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan

jangka panjang, internal dan eksternal berjalan seimbang (Mulyadi 2007: 3). BSC

juga memberikan suatu kerangka kerja untuk mengkomunikasikan misi dan

strategi sekaligus menginformasikan kepada seluruh pekerja tentang apa yang

menjadi determinan sukses saat ini dan masa mendatang. BSC dapat digunakan

untuk mengartikulasi strategi bisnis, membantu menyatukan individu, dan antar

departemen dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

Pendekatan manajemen dengan menggunakan BSC muncul sebagai upaya

untuk mendapatkankan alat pengukuran kinerja yang komprehensif, koheren, dan

teratur. BSC sebagai alat pengukuran kinerja pada sebuah organisasi tidak hanya

mendasarkan pada perspektif keuangan, namun juga pada perspektif non

keuangan, seperti perspektif pelanggan, proses internal, serta pembelajaran dan

pertumbuhan. BSC memberikan kerangkan yang jelas bagi seluruh personal


commit to user

46
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

organisasi untuk menghasilkan kinerja keuangan melalui perwujudan berbagai

kinerja non keuangan tersebut.

Implementasi pendekatan model BSC juga membahas proses pengem-

bangan strategi dan monitoring pencapaian strategi berkelanjutan dan pengukuran

kinerja. Dengan menerapkan BSC sepenuhnya diharapkan dapat memastikan

bahwa determinan utama kinerja jangka panjang dapat diidentifikasi dan sesuai

dengan kebutuhan pelanggan dan hari-hari kerja. Dalam praktiknya, ini berarti

bahwa misi dan strategi organisasi terkait dengan tindakan, yang menghasilkan

outcomes operasional nyata dan positif. Sebuah sistem BSC dapat diterapkan

dalam setiap ukuran perusahaan untuk mengelola dan mengevaluasi strategi

bisnis, memonitor efisiensi operasi, dan berkomunikasi proses yang terkait kepada

seluruh karyawan.

Sistem BSC terdiri dari unsur-unsur berikut: (1) Pondasi Bisnis (Business

Foundations), termasuk visi, misi dan nilai-nilai; (2) Rencana (Plan), termasuk

komunikasi, pelaksanaan, otomatisasi, dan rencana evaluasi; (3) Strategi Bisnis

dan Strategic Maps, untuk menggambarkan kursus dan menentukan dekomposisi

strategi ke dalam kegiatan sehari-hari; (4) Pengukuran Kinerja (Performance

Measures), untuk mengamati kinerja aktual terhadap harapan; (5) Bisnis dan Unit

Pendukung Scorecard, untuk menerjemahkan visi perusahaan menjadi tugas-tugas

untuk tiap departemen; dan (6) Kepemimpinan dan Pengembangan Diri, untuk

memastikan bahwa pengetahuan, keterampilan dan kemampuan karyawan akan

terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan kerja di masa depan.

commit to user

47
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id

Dengan menggunakan logika BSC, visi, misi, dan strategi perusahaan

diterjemahkan dalam empat perspektif yang berbeda yaitu pemilik bisnis,

pelanggan, dan stakeholder lainnya. Perspektif keuangan mewakili pemilik bisnis,

perspektif pelangggan mewaliki pelanggan, manajer dan pemilik proses disaji-

kan dalam proses bisnis internal, sementara perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan meliputi karyawan dan sarana-prasarana atau kapasitas. Komponen

kunci BSC tampak dalam gambar berikut:

Gambar 2. Desain Dasar Sistem BSC (Judith Terstriep 2007: 3)

Pada organisasi swasta atau perusahaan yang menjadikan keuntungan atau

laba sebagai orientasi, keuntungan dan pertumbuhan yang kompetitif merupakan

misi mereka. Namun pada organisasi nir laba termasuk didalamnya organisasi

publik seperti sekolah, orientasinya adalah pencapaian misi yang ditetapkan.

Dalam hal ini menurut Yeung-Chi (2004), BSC dapat membantu manajer dan

pimpinan organisasi nir laba untuk mencapai perencanaan dan pengendalian

fungsi strategis dalam pencapaian misi organisasi melalui:


commit to user

48
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

a. Memperjelas dan mendapatkan konsensus tentang strategi organisasi;

b. Melakukan komunikasi strategis dalam organisasi

c. Menghubungkan tujuan strategis dengan target jangka panjang dan anggaran

tahunan;

d. Mengidentifikasi dan menyelaraskan inisiatif strategi;

e. Melakukan tiunjauan strategis secara periodik dan sistematis; dan

f. Mendapatkan umpan balik untuk pembelajaran dan peningkatan strategi.

BSC pada organisasi publik dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. Desain dasar BSC dalam organisasi Publik/nir laba.

(Judith Terstriep 2007: 4)

2. Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan tetap menjadi perhatian dalam BSC karena ukuran

keuangan merupakan suatu ikhtisar dari konsekuensi ekonomis yang telah

dilakukan perusahaan dalam mengambil keputusan dan tindakan ekonomi (Kaplan

1996). Penilaian kinerja keuangan menunjukkan apakah perencanaan,


commit
implementasi, dan pelaksanaan dari to user
strategi perusahaan memberikan perbaikan

49
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

yang mendasar terutama prosentase rata-rata pertumbuhan pendapatan, rata-rata

pertumbuhan penjualan dalam target pemasarannya. Menurut Kaplan dan Norton

(2000: 42), menyatakan bahwa tujuan keuangan dapat berbeda jauh pada setiap

tahap siklus kehidupan bisnis. Tahapan-tahapan siklus bisnis diklasifikasikan

dalam tiga hahapan, yaitu tahapan pertumbuhan (Growth), tahapan bertahan

(Sustain), dan tahapan penuaian (Harvest).

a. Tahapan Bertumbuh (Growth)

Tahap bertumbuh merupakan awal dari siklus bisnis. Pada tahapan ini

perusahaan memiliki potensi untuk berkembang dengan menghasilkan

produk-produknya. Perusahaan harus melibatkan seluruh sumber daya yang

dimilikinya untuk melakukan pengembangan dan meningkatkan produk baru,

membangun dan memperluas fasilitas produksi, membangun kemampuan

operasi, mengembangkan sistem, infrastruktur dan jariagan distribusi yang

akan mendukung terciptanya hubungan global, serta mengembangkan

hubungan yang baik dengan pelanggan.

Perusahaan dalam tahap pertumbuhan dalam aspek keuangan, investasi

yang ditanamkan untuk kepetingan masa depan sering kali memakan biaya

yang besar dan lebih besar dari pada pendapatan yang diperoleh sehingga

secara aktual perusahaan beroperasi dengan cash flow negatif dan tingkat

pengembalian modal yang rendah. Oleh karena itu dalam tahap ini perusahaan

harus menekankan pada prosentase tingkat pertumbuhan pendapatan, dan

tingkat pertumbuhan penjualan di berbagai pasar sasaran, kelompok pelanggan

dan wilayah.
commit to user

50
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

b. Tahapan Bertahan (Sustain)

Tahapan kedua dari siklus bisnis perusahaan adalah bertahan, yaitu

situasi dimana unit bisnis masih memiliki daya tarik bagi penanaman investasi

dan investasi ulang. Peningkatan investasi pada tahap bertahan ini memberi-

kan harapan besar mampu menghasilkan rate on investment (ROI) yang cukup

tinggi. Perusahaan berusaha mempertahankan dan memperluas pangsa pasar

yang sudah ada seiring dengan peningkatan investasi produksi.

Dalam aspek keuangan, dalam tahapan bertahan, perusahaan mulai dan

terus mengukur tingkat profitabilitasnya. Ukuran ini menganggap bahwa

investasi modal di dalam unit bisnis sudah tetap. Ukuran yang digunakan

untuk unit bisnis seperti ini menyelaraskan laba akuntansi dengan tingkat

investasi yang dilakukan.

c. Tahapan Penuaian (Harvest)

Tahap ketiga ini merupakan tahap kematangan yaitu suatu fase dimana

perusahaan melakukan penuaian atas investasi yang dilakukan selama ini.

Perusahaan tidak lagi melakukan investasi yang lebih besar, kecuali hanya

untuk pemeliharaan dan maintenance dari fasilitas yang sudah ada. Tujuan

utama perusahaan dalam fase ketiga ini adalah memaksimalkan cash flow

yang masuk ke dalam perusahaan. Pengukuran keuangan tidak lagi pada ROI,

tetapi pada cash flow yang maksimum yang mampu dikembalikan dari

investasi di masa lalu.

Pengukuran keuangan dalam ketiga tahapan bisnis di atas dapat

diikhtisarkan dalam tabel 2 berikut:


commit to user

51
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

Tabel 2

Measuring Strategic Financial Themes

Cost Reduction/
Revenue Growth & Mix Productivity Asset Utilization
Improvement
Growth  Sales Growth rate by Revenue/employee  Investment
BUSINESS UNIT STRATEGY

segmen (Percentage of
 Percentage revenue sales)
from new product,  R & D (Per-
service and customer. centage of sales)
Sustain  Share of targeted  Cost vs  Working capital
customer & account competitors. ratio
 Cross selling  Cost reduction  ROCE by key
 Percentage revenues rates. assset categories
from new apllication  Indirect expense  Asset utilization
 Customer & product rates
line profitability.
Harvets  Customer & product Units Cost (per unit  Payback
line profitability of out put, per  Throughput
 Percentage unprofita- transaction)
bility customer
Sumber: The Balanced Scorecard, Kaplan & Norton (1996)

3. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan merupakan salah satu sumber pendapatan perusahaan

sekaligus merupakan komponen dari sasaran keuangan perusahaan. Niven (2003)

mengatakan bahwa dalam memilih ukuran pada perspektif pelanggan, suatu

perusahaan dihadapkan pada dua pertanyaan penting, yaitu (1) Siapa target

pelanggan kita? dan (2) Apa value proposition kita dalam melayani pelanggan?

Dewasa ini dimana konsumen memiliki banyak pilihan produk, maka

perusahaan harus mampu memetakan dengan baik pelanggannya. Hal ini

memaksa perusahaan melakukan perubahan strategi dari yang semula fokus

internal bergeser ke eksternal, dari produksi ke pemasaran. Jika perusahaan ingin

mencapai kinerja keuangan yang baik dalam jangka panjang maka harus mampu

menciptakan dan menjanjikan produk yang memiliki value lebih di mata


commit to user
konsumen. Dengan kata lain produk yang dihasilkan harus mampu memberikan

52
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

manfaat yang lebih tinggi dari cost yang dikeluarkan oleh konsumen untuk

mendapatkan produk tersebut maupun melebihi dari apa yang diharapkaan dan

dipersepsikan konsumen (Yulianto 2000).

Kaplan dan Norton (2001) mengklasifikasikan perspektif pelanggan dalam

dua pengukuran, yaitu:

a. Customer core measurement

Customer core measurement yaitu group yang memiliki beberapa komponen

pengukuran seperti tingkat kepuasan (satisfaction), loyalitas, akuisisi,

konsumen dari pasar yang ditargetkan, dan customer profitability, tingkat

keuntungan yang diperoleh dari target pasar yang dilayani. Hubungan

pengukuran tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

Market
Share

Customer Customer Customer


Acquisition Profitability retention

Customer
Satisfaction

Gambar 4. Pengukuran Inti Perspektif Pelanggan (Customer Core Value)


(Kaplan dan Norton 2000: 60)
Keterangan:

1) Market Share, yaitu porsi penjualan yang dikuasai perusahaan atas

seluruh pasar yang ada, yang meliputi antara lain jumlah pelanggan,
commit to user
jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.

53
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

2) Customer retention, mengukur tingkat dimana perusahaan dapat mem-

pertahankan hubungan dengan pelanggan.

3) Customer satisfaction yaitu tingkat kepuasan konsumen/pelanggan ter-

kait dengan kriteria kinerja spesifik.

4) Customer acquisition, yaitu tingkat kemampuan perusahaan dalam

menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.

5) Customer profitability, yaitu tingkat laba bersih yang diperoleh perusa-

haan dari suatu target/segmen pasar yang dilayani.

b. Customer value proposition

Customer value proposition menggambarkan performance driven/pemicu

kinerja yang menyangkut pertanyaan apa yang harus disajikan oleh perusa-

haan untuk mencapai tingkat kepuasan, loyalitas, retensi, dan akuisisi konsu-

men yang tinggi. Performance driven mengukur nilai yang dapat disampai-

kan perusahaan kepada konsumennya. Value proposition menggambarkan

atribut yang disajikan perusahaan dalam produk/jasa yang dihasilkan untuk

menciptakan kepuasan konsumen.

Adapun atribut yang disajikan perusahaan dapat dibedakan dalam tiga

kategori:

1) Product/service attributes

Atribut ini merupakan fungsi dari produk dan jasa, harga dan kualitas.

Pelanggan memiliki preferensi yang berbeda-beda atas produk yang

ditawarkan. Beberapa konsumen mengutamakan aspek fungsi produk,

penyampaian tepat waktu dan harga yang murah. Dilain pihak ada konsu-
commit to user

54
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

men yang mengutamakan aspek harga yang tinggi untuk produk/jasa yang

dibelinya. Perusahaan harus mengidentifikasi apa yang diinginkan pelang-

gan atas jasa yang ditawarkan. Selanjutnya pengukuran kinerja ditetapkan

berdasarkan hal tersebut.

2) Customer relationship

Atribut ini menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian

yang ditawarkan perusahaan. Perasaan pelanggan ini dipengaruhi oleh

tingkat responsibilitas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan.

Waktu merupakan komponen yangn penting dalam kompetisi perusahaan.

Penyelesaian order yang cepat dan tepat waktu bagi konsumen merupakan

komponen kepuasan yang penting.

3) Image and reputation.

Atribut ini merupakan faktor-faktor intangible yang menarik seorang

konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun reputasi

dan image dapat dilakukan dengan iklan dan menjaga kualitas seperti apa

yang dijanjikan.

Hubungan ini digambarkan dalam gambar berikut:

Product/Service
Value = + Image + Relationship
Attributes

Functionally Quality Price Time

Gambar 5. The Customer Value Proposition (Kaplan dan Norton, 2000: 65)

commit to user

55
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

Zeithaml (2009: 184) mengatakan bahwa kualitas pelayanan adalah persepsi

pelanggan terhadap layanan istimewa. Layanan tersebut diformulasikan ke dalam

bentuk matematika semu sebagai berikut:

Service Quality = Satisfaction with Service Delivery

= Perceived Service Delivery – Expected Service Delivery

= P–E

Terbentuknya harapan atas layanan (Expected Service) dari para pelanggan

dipengaruhi oleh berbagai kegiatan pemasaran, seperti iklan, penjualan, promosi,

harga, tradisi, maupun adanya kontrak konsumen dengan pemberi layanan sebe-

lumnya. Layanan yang diterima banyak dipengaruhi oleh kontak atar personal

dengan pemberi layanan, fasilitas fisik, prosedur yang merupakan bagian dari

sistem layanan.

Parasuraman et al. (1998) memaparkan lima dimensi kualitas/mutu

pelayanan, yaitu:

a. Tangibility yaitu tampilan sarana fisik dan peralatan komunikasi yang

dimiliki.

b. Reliability yaitu kesesuaian antara layanan yang diberikan dengan layanan

yang telah dijanjikan secara akurat.

c. Responsiveness, yaitu kemampuan dalam membantu pelangggan dan

menyediakan layanan dengan cepat, tepat serta antusias.

d. Assurance yaitu keahliandan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memberikan

pelayanan yang sopan santun, rasa hormat, perhatian profesional, kejujuran

dari pemberi layanan sehingga pelanggan merasa bebas dari bahaya atau
commit to user
kerugian.

56
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

e. Empathy yaitu kedekatan dan kemudahan untuk mencapai sarana pelayanan,

menghubungi petugas, dapat mendengar keluahan pelanggan, memberitahu

dengan bahasa yang mudah dimengerti serta untuk mengenal pelanggan dan

kebutuhannya.

Pada dasarnya kualitas layanan merupakan kesesuaian antara layanan yang

dirasakan dengan harapan pelanggan. Kesesuaian keduanya menunjukkan tingkat

kepuasan pelanggan, sehingga dengan demikian dapat dikatakan, bila mengetahui

kualitas layanan berarti dapat diketahui kepuasan pelanggan (Rangkuti 2013:

138).

Perasaan konsumen terhadap produk atau jasa setelah membeli sebuah

produk atau menerima sebuah jasa disebut dengan kepuasan konsumen atau

ketidakpuasan konsumen (Coldwell 2001; Hansemark dan Albinson 2004;

Solomon 2011). Selanjutnya, Zeithaml et al. (2009: 190) mendefinisikan

kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan atas suatu layanan yang

dialaminya. Lovelock dan Wright (2002: 111) memformulasikan kepuasan

pelanggan sebagai berikut:

Satisfaction= Perceived Service


Expected Service

Berdasarkan konsep di atas, ada dua cara untuk membuat pelanggan senang

dan puas. Pertama, produk yang ditawarkan harus sesuai dengan harapan

pelanggan. Kedua, menurunkan tingkat harapan pelanggan terhadap produk

sedemikian rupa sehingga mereka tetap merasa puas dengan produk yang

diberikan. commit to user

57
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id

Proses pengukuran kepuasan pelanggan menurut Rangkuti (2013: 124)

sebegai berikut:

Gahter
Inputs Identify Outputs:
customer
Related to customer
satisfaction
customer expectattions
data
satisfaction:
Tangibility Degree of
Reliability Customer
Responsiveness satisfaction
Assurance Analyse
Provide
Emphaty customer
Feedback to
satisfaction
improvement
data

Gambar 6. Model untuk monitoring dan mengukur kepuasan pelanggan

4. Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif bisnis internal mengidentifikasi proses-proses penting bagi

organisasi untuk melayani pelanggan (perspektif pelanggan) dan pemilik

organisasi (perspektif keuangan). Kinerja perusahaan dari perspektif bisinis inter-

nal diperoleh dari proses bisnis internal yang diselenggarakan perusahaan. Perusa-

haan harus memilih proses dari kompetensi yang menjadi unggulannya dan

menentukan ukuran-ukuran untuk menilai kinerja proses dan kompetensi tersebut.

Kaplan dan Norton (2000: 80) mengklasifikasikan proses bisnis internal ke

dalam tiga proses bisnis utama, yaitu:

a. Proses inovasi yang diukur dengan banyaknya produk baru yang dihasilkan

organisasi, waktu penyerahan produk ke pasar, lamanya waktu pengembangan

produk, dan besarnya biasa yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk

jika dibandingkan dengan para kompetitor dan rencana perusahaan serta

frekuensi modifikasi yang harus dilakukan selama proses pengembangan.


commit to user

58
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

Proses inovasi dalam perusahaan dilakukan oleh bagian research and develop-

ment (R&D) sehingga setiap keputusan peluncuran suatu produk telah dilaku-

kan pengkajian dan penelitian yang mendalam sebelumnya.

b. Proses operasi yang diukur dengan peningkatan kualitas produk, waktu proses

produksi yang lebih efektif dan efisien. Proses ini juga menekankan pada

proses penyampaian produk kepada pelanggan secara efisien, konsisten, dan

tepat waktu. Perusahan berupaya untuk memberikan solusi kepada para

pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.

c. Proses pelayanan purna jual yang diukur dengan pelayanan purna jual yang

diberikan organisasi kepada pelanggan. Pelayanan purna jual dapat meliputi

garansi, berbagai aktivitas perbaikan, penggantian produk yang rusak,

penanganan klaim pelanggan atas produk.

Hubungan ketiga komponen utama perspektif bisnis internal tersebut digam-

barkan dalam gambar berikut ini:

Inovation Process Operation Process Postsale


Process
Customer Identify Create the Build the Deliver the Service Customer
Need The Product/ Product/ Product/ The Nedd
Identify Market service Service Service Customer Satisfaction
offering

Gambar 7. Perspektif Bisnis Internal (Kaplan dan Norton, 2000: 98)

5. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menggambarkan kemampuan

organisasi untuk mendesain dan menciptakan pertumbuhan jangka panjang.

Tujuan dalam perspektif ini adalah menyediakan infrastruktur bagi tiga perspektif
commitbisnis
lainnya (keuangan, pelanggan, proses to user
internal) agar tujuan dari masing-

59
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

masing perspektif tersebut tercapai. Dengan kata lain, tujuan dari perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan adalah menghasilkan faktor pendorong

dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam tiga perspektif balanced scorecard

yang pertama.

Kaplan dan Norton (2000: 110) memaparkan bahwa terdapat tiga komponen

dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, yaitu:

a. Kemampuan pegawai (people) yang diukur dengan tingkat kepuasan kerja

para pegawai yang dilakukan secara reguler, tingkat perputaran pegawai (turn

over), besarnya tingkat pendapatan perusahaan per pegawai, dan tingkat

pengembalian balas jasa (return on compensation)

b. Kemampuan Sistem Informasi yang diukur dengan tingkat ketersediaan

informasi yang dibutuhkan, tingkat ketepatan informasi yang tersedia dan

jangka waktu untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Perusahaan

perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan mudah dijalan-

kan.

c. Motivasi, pemberdayaan dan kerja sama yang diukur jumlah saran pegawai,

jumlah saran yang direalisasikan, jumlah saran yang berhasil guna serta

banyaknya pegawai yang memahami visi, misi, dan tujuan organisasi.

Kaplan dan Norton (2001: 123) mengemukakan bahwa strategi pembela-

jaran dan pertumbuhan memungkinkan seluruh aktivitas yang dilakukan oleh

seluruh pegawai di dalam organisasi dan hubungan yang dijalin dengan para

pelanggan dapat menghasilkan kinerja yang terbaik. Untuk memperoleh kondisi

yang demikian tersebut perlu dikaji aspek kompetensi strategik, teknologi


commit to user

60
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

strategik, dan iklim kerja. Kepuasan pegawai merupakan prakondisi dari tingkat

produktivitas, tanggung jawab, kualitas, dan customer service. Hal ini dapat

dicermati pada gambar berikut:

Hasil

Produktivitas
Retensi Pegawai
Pegawai

Kepuasan
Pegawai

Kompetensi Teknologi Iklim Kerja


Pegawai

Gambar 8. Kerangka Pengukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan


(Kaplan dan Norton 2000: 129)

Untuk mengukur dan mengetahui tingkat kepuasan pegawai, organisasi

perlu melakukan survei secara berkala. Beberapa elemen kepuasan pegawai

(Kaplan dan Norton 2001: 130) adalah:

a. Keterlibatan dalam pengambilan keputusan

b. Pengakuan

c. Akses memperoleh informasi

d. Dorongan aktif untuk mekakukan kreatifitas dan inisiatif.

Setiap tujuan dan ukuran dari setiap perspektif merupakan hubungan sebab

akibat. Jika tujuan dari perspektif pelanggan, proses bisnis internal dan pembe-

lajaran dan pertumbuhan tercapai, maka akan berdampak positif terhadap

peningkatan kinerja finansial organisasi. Hubungan sebab akibat antar perspektif


commit to user

61
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id

dalam balanced scorecard merupakan komponen penting dalam model peng-

ukuran kinerja, karena hubungan sebab akibat dapat membantu memprediksi

tujuan finansial yang akan tercapai dan dapat menciptakan proses pembelajaran,

motivasi, dan komunikasi yang efektif.

Hubungan sebab akibat antar perspektif dalam balanced scorecard dapat

digambarkan dalam gambar berikut:

Financial

Customer

Internal Process

Learning & Growth


Gambar 9. Hubungan Sebab Akibat Empat Perspektif BSC. (Averson 2003 dalam
Imelda 2004)

D. Keunggulan Balanced Scorecard

Dibandingkan dengan pengukuran kinerja tradisional yang hanya mengukur

kinerja berdasarkan perspektif keuangan, maka BSC memiliki beberapa

keunggulan (Barbara Gunawan 2000):

1. Komprehensif

BSC menekankan pengukuran kinerja tidak hanya aspek kuantitatif saja, tetapi

juga aspek kualitatif. Aspek finansial dilengkapi dengan aspek pelanggan,

inovasi, dan market development merupakan fokus pengukuran yang integral.

Keempat perspektif dalam BSC menyediakan keseimbangan antara

pengukuran eskternal seperti laba pada ukuran internal seperti pengembangan


commit to user
produk baru. Keseimbangan ini menunjukkan trade off yang dilakukan oleh

62
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id

manajer terhadap ukuran-ukuran tersebut mendorong manajer untuk

mendorong manajer untuk mencapai tujuan tanpa membuat trade off di antara

kunci-kunci sukses tersebut melalui empat perspektif. BSC mampu

memandang berbagai faktor lingkungan secara menyeluruh.

2. Adaptif dan Responsif terhadap Perubahan Lingkungan Bisnis

Pengukuran aspek keuangan tradisional melaporkan kejadian masa lalu tanpa

menunjukkan cara meningkatkan kinerja di masa depan. Aspek pelanggan,

inovasi dan pengembangan, pembelajaran memberikan pedoman terhadap

pelanggan yang selalu berubah preferensinya.

3. Fokus pada tujuan perusahaan

Adapun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pada setiap perspektif adaalah:

a. Perspektif keuangan

Terwujudnya tanggung jawab ekonomi melalui penerapan pengetahuan

manajemen dalam pengolahan bisnis dan peningkatan produktivitas yang

dikuasai personal.

b. Perspektif pelanggan

Terwujudnya tanggung jawab sosial sehingga perusahaan dikenal secara

luas sebagai perusahaan yang akrab dengan lingkungan.

c. Perspektif proses bisnis internal

Terwujudnya pelipatgandaan kinerja seluruh personil perusahaan melalui

implementasi.

d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

Terwujudnya keunggulan jangka panjanng perusahaan lingkungan bisnis

global melalui pengembangan dan pemfokusan potensi sumber daya

manusia. commit to user

63
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id

E. Balanced Scorecard pada Organisasi Sekolah

Pada awalnya BSC dimunculkan sebagai terobosan pengukuran kinerja pada

sektor privat. Penelitian empiris yang dilakukan oleh Ittner dan Larcker (2003),

Evans dan Jack (2003) dan yang serupa oleh Davis dan Albright (2004)

menemukan bahwa penggunaan BSC yang baik dapat meningkatkan kinerja

keuangan perusahaan. Banyak studi yang dilakukan fokus terhadap penggunaan

BSC pada sektor privat dan organisasi yang berorientasi pada keuntungan (Yek,

Penney, dan Seow 2007).

Namun dalam perkembangannya BSC dapat diterapkan pada organisasi

publik dan organisasi non profit lainnya. Andersen dan Lawrie (2002) dan

Szaryez (2004) telah menganalisis bagaimana BSC dapat diadopsi secara lebih

efektif pada sektor publik. Karathanos dan Karathanos (2003) mencatat

“Meskipun konsep BSC telah secara luas digunakan dan diadopsi dalam sektor

bisnis, sektor pendidikan rupanya tidak seluruhnya menggunakan atau

mengadopsi konsep BSC, hal ini ditandai dengan sedikitnya publikasi penelitian

yang terkait dengan topik BSC di dunia pendidikan”.

Yuksel dan Caskun (2013) menyatakan bahwa BSC tidak hanya baik dalam

monitoring dan evaluasi kinerja institusi pendidikan tetapi juga sangat baik juga

untuk mencapai peningkatan kinerja terbaik. Mac Stravic (1999) dalam Yuksel

dan Caskun (2013) Implementasi BSC di institusi pendidikan dapat memberikan

internal stakeholders seperti staf guru dan pekerja kebanggaan dengan apa yang

dikerjakan.

Penerapan BSC dalam organisasi publik memerlukan modifikasi, namun

modifikasi tersebut tidak berarti harus berbeda degan BSC yang diimplemen-

tasikan pada sektor bisnis (Mahmudi 2010: 142, Imelda 2004). Hal ini didasarkan
commit to
pada perbedaan tujuan antara organisasi user dan organisasi bisnis. Organisasi
publik

64
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id

publik, termasuk sekolah, merupakan organisasi yang didirikan dengan tujuan

memberikan pelayanan kepada masyarakat bukan mendapatkan keuntung-an.

Sementara itu, organisasi bisnis merupakan organisasi yang secara nyata

berorientasi pada keuntungan. Meskipun organisasi publik bukan bertujuan

mencari keuntungan, organisasi ini dapat mengukur efektivitas dan efisiensinya

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Dally (2010: 79) memaparkan bahwa penerapan BSC pada organisasi publik

memerlukan beberapa penyesuaian atau modifikasi dengan beberapa alasan

sebagai berikut:

a. Fokus utama sektor publik (termasuk sekolah) adalah masyarakat (publik) dan

kelompok-kelompok tertentu (interest group), sedangkan fokus utama sektor

bisnis adalah pelanggan dan pemegang saham.

b. Tujuan utama organisasi publik adalah bukanlah maksimalisasi hasil-hasil

finansial, tetapi keseimbangan pertanggungjawaban finansial (anggaran) mela-

lui pelayanan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) sesuai

dengan visi dan misi organisasi publik (sekolah) tersebut.

c. Mendifinisikan ukuran dan target dalam perspektif pelanggan dan stakeholder

membutuhkan pandangan dan kepedulian yang tinggi, sebagai konsekuensi

dari peran kepengurusan organisasi publik/sekolah, dan membutuhkan definisi

yang jelas serta hasil strategis yang diinginkan. Misalnya, penentuan siapa

yang menjadi stakeholders, pemerliharaan sumber daya, tujuan strategis,

ukuran kinerja, target kinerja, dan program tindakan membutuhkan definisi

yang jelas.

Untuk itu organisasi publik, termasuk organisasi sekolah dapat mengguna-

kan BSC dalam pengukuran kinerjanya (Imelda 2004). Oleh karena itu penerapan

BSC pada institusi pendidikan commit


dapat to user
memodifikasi empat perspektif dalam

65
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id

scorecard atau menambahkan beberapa perspektif yang lain. Dalam institusi

pendidikan empat perspektif BSC adalah stakeholders, internal processes,

learning and growth, dan financial sustainability (Yuksel dan Caskun 2013).

Grayson (2004) memberikan ilustrasi formulasi BSC yang diperuntukkan

bagi sekolah tinggi dengan menggunakan hypothetical example. Cribb dan Hogan

(2002) menguji penggunakan BSC pada universitas swasta dengan menekankan

pada proses implementasi. Karathanos dan Karathanos (2005) telah mengadakan

penelitian secara umum dan survei singkat tentang perbedaan scorecard pada

entitas bisnis dan entitas pendidikan yang mana nampak pengunaan kerangka

kerja yang lebar untuk memandu adaptasi BSC di dunia pendidikan.

Yek, Penney dan Seow (2007) dalam penelitiannya di Vocational Education

and Training (VET) di Singapura melakukan modifikasi terhadap BSC ala Kaplan

yang dimplementasikan di organisasi bisnis agar dapat diimplementasikan di VET

dengan memodifikasi empat perspektif dengan dua belas sasaran strategis dan tiga

puluh satu Key Performance Indicators (KIP). Empat perspektif BSC yang

dimodifikasibdi VET tampak sebagaimana tampak dalam gambar berikut:

Gambar 10. Latest BSC Model Adopted by ITE (Yek, Penney dan Seow 2007)
commit to user

66
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id

Sementara itu Yuksel dan Coskun ( 2013) dalam papernya memaparkan

BSC untuk organisasi pendidikan dengan modifikasi baik aspek perspektif,

strategic objectives dan performance measures sebagaimana dalam tabel 3

berikut:

Tabel 3

Balanced Scorecard for Educational Service

Perspektif Strategic Objectives Performance Meassures


Stakeholder Promoti school image Reputation ration, external
rangkings, alumni evaluation
Parent satisfaction Graduation job offering, university
acceptance rate
Student Loyalty School leaving rates
Increase quality service Quality assessments
Encourage partnership with Joint projects and activites
related institutions
Internal process Improve the student academic Exam results of students
performance
To achieve improvement in Budget spent on staaf development
teaching excellence
Increase students participation Number of students attending the
to sport activities sport activities
Increase students participation Number of social activities
to social activities
Learning and Improve staff satisfaction Satisfaction surveys
growth Technology implementation Number of course using new
technology
Knowledge enhancement Number of seminars attended
Financial Improve Cost Structure Saving in cost of service
Sustainable Increase Asset Utilization Efficient use facilities and resources
Expand Revenue Opportunities Level of student enrollment
Fund rising from stakeholder
(Sumber: Yuksel & Coskun 2013)

Perbedaan implementasi BSC pada organisasi pendidikan dengan organisasi

bisnis pernah dikaji oleh Karathanos dan Karathanos (2005) dengan membanding-
commit to user

67
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id

kan The Baldrige Award dan kriteria BSC dalam konteks pendidikan.

Perbandingan keduanya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4

Expected measures in BSC and Baldrige criteria for education and busines

Education Business
1. Student Learning results: results 1. Customer – focused results: customer
should be based on a variety of satisfaction measurement about spesific
assessmnet methods, should reflect product and service features, delivery,
overall mission and improvement relationships and transactions that bear
objectives. Should reflect holistic upon the customers future actions.
appraisals of stundent learning.
2. Students and stakeholder focused 2. Product and service result: key
result: student and stakeholder measures or indicators of product and
satisfaction measurements about service performance important to the
spesific educational program and customers.
service features. Delivery, interactions
and transactions that bear upon
student development and learning and
the students and stakeholders future
actions.
3. Budgetary financial and market 3. Financial and market results: return
results: instructional and general on invesment, asset use, operating
administration expenditure per student, margins, profitability, liquidity, value
tuition and fee levels, cost per added per employee.
academic credit, resources redirected
to educations from other areas,
scholarship growth.
4. Faculty and staff results: innovation4. Human resource results: innovation
and suggestion rates, courses or and suggestion rates; course
educational programs completed; completed; learning; on-the- job
learning; on-the-job performance performance improvements; cross-
improvements; cross training rates; training rates; measures and indicators
collaboration and teamwork; of work system performance and
knowledge and skill sharing across effectiveness; collaboration and
work functions, units and locations; teamwork; know-ledge and skill
employee well being; satisfaction and sharing across work functions, units
dissatisfaction. and locations; employee wellbeing,
satisfaction and dissatisfaction
5. Organizational effectiveness results 5. Organizational effectiveness results:
commit to user
:(including key internal operations (including key internal operations

68
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id

performance measures) capacity to performance measures) producti-vity,


improve student perfor-mance, student cycle time, supplier and partner
development, educ-ation climate, performance, key measures or indi-
indicators of responsiveness to student cators of accomplishment of organi-
or stake-holder needs, supplier and zational strategy andaction plan.
partner performance, key measures or
indicators of accomplishment of
organizational strategy and action
plan.
6. Governance and social responsibility 6. Governance and social responsibility
results: fiscal accounta-bility, both results: fiscal accountability, both
internal and external; measures or internal and external;measures or
indicators of ethical behaviour and indicators of ethical behaviour and
stakeholder trust in the governance of stakeholder trust in the governance of
the organization; regulatory and legal theorganization; regulatory and legal
compliance; organizational citizenship compliance; organizational citizenship
( Sumber: Karathanos and Karathanos 2005)

Karathanos dan Karathanos (2005) mengupas tentang penghargaan bergensi

The Baldrige National Quality Program yang diberikan kepada tiga institusi

pendidikan yaitu Chugach School District, Pearl River School, dan University of

Wisconsin-Stout. Dalam paparannya Karathanos dan Karathanos mengupas

tentang langkah-langkah yang dilakukan tiga institusi pendidikan diatas dalam

mengimplementasikan BSC yang disesuaikan dengan visi institusi masing-

masing.

Chugach School District, merupakan sekolah kecil di Alaska yang memiliki

banyak permasalahan, skor tes prestasinya terendah di California. Dengan

mengembangkan visi bersama sesuai prinsip-prinsip BSC. Setelah sepuluh tahun

secara kontinyu dan konsisten mengimplementasikan BSC, akhirnya Chugach

School District memenangkan The Baldrige National Quality Program dan

menjadikan sekolah tersebut sebagai sekolah model.


commit to user

69
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id

Pearl River School adalah sekolah makmur di pinggiran kota New York.

Pearl River School berhasil menerapkan BSC melalui visi bersama yang

diderivasikan dalam tujuan strategis sekolah yaitu:

a. Siswa adalah pelanggan kami.

b. Kinerja akademik adalah praktik yang konsisten dan konstan.

c. Sumber daya karyawan sangat dihargai

d. Operasi bisnis kami adalah biaya efektif dengan tetap menjaga kualitas.

Tari (2013) melakukan penelitian terkait pengukuran kinerja SMA Negeri 8

Pekanbaru dengan Pendekatan Balanced Scorcard. Dalam penelitian tersebut

dipaparkan dari perspektif pelanggan, SMA Negeri 8 Pekanbaru memperoleh skor

96,52 persen yang menunjukkan bahwa pelanggan utama (para siswa) merasa

sangat puas dengan pelayanan SMA Negeri 8 Pekanbaru. Dari perspektif

keuangan, alokasi anggaran keuangan di SMA Negeri 8 Pekanbaru dinyatakan

efektif namun tidak efisien. Terkait dengan pengukuran perspektif bisnis internal

yang diukur dengan standar pelayanan minimal (SPM) diperoleh hasil baik.

Sedangkan untuk perspektif pertumbuhan dan pembelajaran diukur dengan

kepuasan guru dan tata usaha diperoleh hasil/skore 79,07 persen merasa puas dan

sangat puas.

1. Perspektif Pelanggan Sekolah dalam BSC

Kajian tentang pelanggan dalam konsep BSC pada umumnya yang berlaku

pada dunia bisnis adalah para pihak yang menikmati produk/jasa yang diberikan.

Dalam konteks institusi pendikan atau sekolah, pelanggan adalah yang menikmati

pelayanan pendidikan. commit to user

70
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id

Kamisa (1997) dalam Nurkholis (2003: 110) menjelaskan secara rinci

pelanggan pendidikan terdiri dari dua macam, yaitu pelangggan internal dan

pelanggan eksternal. Pendidikan berkualitas jika:

1) Pelanggan internal (kepala sekolah, guru dan karyawan sekolah) berkembang

secara baik dalam aspek fisik maupun psikis. Secara fisik antara lain

mendapatkan imbalan finansial yang memadai sesuai dengan kinerja masing-

masing. Sedangkan secara psikis, pelanggan internal memiliki kesempatan

yang luas untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensi, bakat dan

kreatifitasnya.

2) Pelanggan Eksternal:

a) Eksternal Primer (Para Siswa): menjadi pembelajar sepanjang hayat,

komunikator yang baik dalam bahsa nasional maupun internasional, punya

ketrampilan teknologi untuk lapangan kerja dan kehidupan sehari-hari,

integritas pribadi, pemecah masalah, dan penciptaan pengetahuan dan

menjadi warga negara yang bertanggung jawab. (Phillip Hallinger 1998

dalam Nurkholis 2003: 71).

b) Eksternal Sekunder (orang tua, para pemimpin pemerintahan, dan

perusahaan/dunia usaha dan industri); para lulusan sekolah dapat

memenuhi harapan orang tua, para pemimpin pemerintahan, dan

perusahaan/dunia usaha dan industri dalam hal menjalankan tugas-tugas

dan pekerjaan yang diberikan.

commit to user

71
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id

c) Eksternal tersier (pasar kerja dan masyarakat luas): para lulusan memiliki

kompetensi dalam dunia kerja dan dalam pengembangan masyarakat

sehingga mempengaruhi pada pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat

dan keadilan sosial.

Ada dua pengukuran pada perspektif pelanggan di sekolah. Kelompok

pertama adalah ukuran seberapa jauh para siswa merasa puas atas layanan sekolah

sehingga mendistribusikan perasaan puasnya kepada calon siswa lainnya

sehinggaa tiap tahun peminat sekolah tersebut semakin bertambah. Kelompok

kedua adalah nilai (Value) yaitu: service atribut, image dan relationship. Dengan

memperhatikan gambar 5. The Customer Value Proposition (halaman 55) maka

dapat dijelaskan posisi sekolah dalam perspektif pelanggan. Functionality

(kegunaan) dapat berarti kecocokan SMK Negeri 6 Surakarta dengan kebutuhan

masyarakat agar dapat diterima dunia usaha/industri atau berwirausaha maupun

melanjutkan studi ke pendidikan yang lebih tinggi.

Untuk mengukur seberapa jauh kegunaan SMK Negeri 6 Surakarta bagi

pelanggan antara lain berupa jumlah siswa yang mendaftar ke SMK Negeri 6

Surakarta dan jumlah seluruh siswa SMK khususnya SMK Bisnis Manajemen

yang ada di Kota Surakarta (market share). Quality (mutu) sekolah dapat

diekspresikan dalam beberapa ukuran diantaranya: peringkat akreditasi sekolah,

rata-rata perolehan nilai ujian nasional, serta prestasi akademik/non akademik

lainnya yang diperoleh SMK Negeri 6 Surakarta. Aspek harga (price) adalah

harga yang ditawarkan SMK Negeri Surakarta, seperti uang sekolah, uang
commit to user

72
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id

sumbangan (SPS), atau dapat pula dikatakan jumlah biaya sekolah per tahun rata-

rata untuk tiap siswa. Aspek waktu (time) adalah waktu yang digunakan siswa

untuk menyelesaikan studi dari masing-masing tingkat kelas.

Image (kesan dan reputasi) SMK Negeri 6 Surakarta dapat diukur dari

tingkat popularitas nama sekolah, jumlah pendaftar secara keseluruhan, dan rasion

antara jumlah yang diterima dengan jumlah calon siswa yang mendaftar di SMK

Negeri 6 Surakarta. Selanjuntnya aspek Relationship (hubungan) dari produk,

yaitu baik buruknya hubungan antara pelanggan dan sekolah, meliputi: a)

kepuasan siswa SMK Negeri 6 Surakarta terhadap proses pembelajaran, kelan-

caran administrasi, keramahan pelayanan, kejelasan dan ketaatan peraturan yang

diterapkan di SMK Negeri 6 Surakarta. b) Kepuasan alumni, yaitu berupa

kesiapan lulusan untuk bekerja, tingkat keterserapan lulusan di dunia usaha dan

dunia industri, kesungguhan untuk bekerja, dedikasi dan integritas. c) Iklan,

website atau jejaring alumni yang menggambarkan seberapa jauh SMK Negeri 6

Surakarta mau mengakomodasi dan mengalokasikan sumber dana untuk mening-

katkan hubungan dengan siswa, alumni atau calon siswa selanjutnya.

2. Perspektif Keuangan Sekolah dalam BSC

Kinerja keuangan pada sekolah terkait dengan bagaimana sekolah mening-

katkan pendapatan dan mengurangi biaya. Masyarakat sebagai pembayar pajak

sekaligus stakeholder pendidikan mengharapkan uang yang dibayarkan digunakan

secara ekonomis, efisien, dan efektif (value for money) serta memenuhi prinsip

akuntabilitas publik (Mahmudi 2010: 83). Hal ini selaras dengan Undang –
commit to user

73
perpustakaan.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id

undang No. 20 tahun 2003 pasal 48 bahwa pengelolaan dana pendidikan berda-

sarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik, disam-

ping itu prinsip efektivitas harus ditekankan.

Tresiana (2005) menyatakan bahwa ukuran keuangan di sekolah dapat pula

diukur dari tertib keuangan yang dibagi dalam kelompok besar yaitu: a) laporan

keuangan (pembuatan neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas), b) anggaran

(rencana anggaran, pengawasan anggaran, tertib anggaran, dan pelaksanaan

anggaran) dan c) audit (pelaksanaan audit keuangan).

Kinerja keuangan di SMK Negeri 6 Surakarta berdasarkan siklus dalam

BSC telah mencapai tahap penuaian (harvest). Hal tersebut dilihat dari usia

sekolah yang sudah tua, yaitu 48 tahun. Dalam tahap ini SMK Negeri 6 Surakarta

tidak perlu lagi mengembangkan investasi untuk pengadaan sarana prasarana dan

pembangunan gedung karena sarana dan prasarana yang ada di SMK Negeri 6

Surakarta relatif lengkap. Pengalokasian keuangan saat ini terfokus pada pemeli-

haraan dan perbaikan fasilitas sekolah yang sudah ada. Tujuan utama SMK Negeri

6 Surakarta pada tahap penuaian ini adalah mengoptimalkan penyerapan dana

yang ada untuk memaksimalkan jumlah siswa yang dapat ditampung serta

meningkatkan prestasi siswa dalam konteks akademik maupun non akademik.

3. Perspektif Bisnis Internal Sekolah dalam BSC

Perspektif bisnis internal sekolah adalah membangun keunggulan organi-

sasi melalui perbaikan proses internal sekolah secara berkelanjutan. Dalam

perspektif bisnis internal yang menjadi fokus sekolah adalah sekolah harus unggul
commit to user

74
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id

dalam bidang apa? Bagaimana sekolah membangun keunggulan tersebut?

(Mahmudi 2010: 144). Sesuai dengan konsep BSC terdapat tigal hal yang harus

dijalankan sekolah yaitu inovation process, operation process, dan postsale

process.

Dalam tahap proses inovasi, sekolah menyampaikan produknya berupa

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dikemas dalam kurikulum. Dalam hal

ini sekolah harus membangun keunggulan kurikulum yang diterapkan. Kurikulum

yang unggul adalah kurikulum yang mampu membekali siswa memiliki

pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dibutuhkan oleh stakeholder sekolah,

khususnya dalam konteks SMK adalah stakeholder dunia usaha dan dunia

industri. Dalam hal ini pemerintah menetapkan standar minimal melalui Peraturan

Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sehingga

kurikulum yang diajarkan di sekolah merujuk pada Standar Isi yang telah

ditetapkan. Kurikulum yang saat ini diterapkan di SMK Negeri 6 Surakarta terdiri

dari dua jenis, yaitu: a) kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang

diterapkan untuk pembelajaran di kelas XII dan b) Kurikulum 2013 yang

diterapkan untuk pembelajaran kelas X dan XI.

Disisi lain terkait tahap proses inovasi, Karathanos dan Karathanos (2005)

menambahkan bahwa sekolah harus memiliki program akselerasi, dimana siswa

dapat memperpendek waktu tempuh di satu tingkat pendidikan dengan sistem

SKS. Kemudian hal yang penting pula adalah biaya per siswa (cost per pupil)

relatif sesuai dengan mutu yang didapat.


commit to user

75
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id

Tahap proses operasi adalah suatu proses dimana sekolah menyampaikan

produknya kepada siswa dalam proses pembelajaran yang baik. Indikatornya

adalah a) adanya efektivitas penggunaan waktu; b) proses pembelajaran yang

berkualitas dengan melakukan inovasi dengan mengunakan multisumber,

multimetode dan multimedia, c) meningkatkan kualifikasi pendidikan guru (setara

S1), d) meningkatkan sarana/prasarana sekolah (perpustakaan, laboratorium,

komputer) dan e) meningkatkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap

tahunnya. Hal-hal tersebut diatur dalam Standar Nasional Pendidikan yang terkait

dengan proses bisnis sekolah adalah Standar Proses, Standar Pendidik dan tenaga

Kependidikan, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Sarana dan Prasarana,

Standar Pengelolaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.

Standar proses menyangkut proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memoti-

vasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Disamping itu proses

pembelajaran harus memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melaku-

kan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilai-

an hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya

proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam

penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi


commit to user

76
perpustakaan.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id

lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk mening-

katkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan

untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan

kejuruannya.

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar pendidik dan tenaga

kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisikmaupun

mental, serta pendidikan dalam jabatan. Pendidik harus memiliki kualifikasi

akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,

serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud diatas adalah tingkat pendidikan

minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan

ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-

undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a)

Kompetensi pedagogik; b) Kompetensi kepribadian; c) Kompetensi profesional;

dan d) Kompetensi sosial. Pendidik pada SMK/MAK, atau bentuk lain yang

sederajat memiliki: a) kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat

(D-IV) atau sarjana (S1), b) latar belakang pendidikan tinggi dengan program

pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan c) sertifikat

profesi guru untuk SMK/MAK.

Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang

berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolah raga,
commit to user

77
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id

tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,

tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi

perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar

lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menun-

jang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada

tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai

efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan satuan pendidi-

kan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen

berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,

keterbukaan, dan akuntabilitas.

Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang

berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar

peserta didik. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

terdiri atas: a) penilaian hasil belajar oleh pendidik; b) penilaian hasil belajar oleh

satuan pendidikan; dan c) penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Tahap terakhir, yaitu postsale process (layanan purna jual) merupakan

kesempatan rekruitmen, fasilitas bagi alumni dan pembuatan jaringan alumni.

SMK N 6 Surakarta memiliki Bursa Kerja Khusus yang menjadi media bagi
commit to user

78
perpustakaan.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id

sekolah untuk menyalurkan lulusan ke dunia usaha/industri. Peranan Bimbingan

Konseling terkait informasi pendidikan tinggi bagi siswa yang memilih untuk

melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. SMK N 6 Surakarta juga memiliki

Business Centre yang memberikan pelatihan dan pendampingan kewirausahaan

bagi siswa yang merintis menjadi wirausaha mandiri. Para alumni juga berhimpun

dalam organisasi alumni yang menjadi wadah bagi alumni untuk meningkatkan

komunikasi antar alumni maupun alumni dengan sekolah. SMK N 6 juga

memiliki website sekolah yang menjadi corong informasi kepada semua pihak.

4. Persepektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Sekolah dalam BSC

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menurut Kaplan dan Norton

(1992: 134) menekankan pada “ Can we continue to improve and create value?”.

Perspektif ini menekankan pada upaya menjaga dan membangun keunggulan

organisasi dalam jangka panjang. Oleh karena itu organisasi sekolah harus terus

melakukan inovasi, kreasi dan pembelajaran yang terus menerus. Untuk

memperoleh prestasi yang baik, sekolah harus mengembangkan kapasitas secara

berkesinambungan untuk mengantsipasi perubahan yang terus berlangsung

sebagai akibat perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan kompetitor lain. Dalam

kerangka BSC, sekolah dihadapkan pada pertanyaan bagaimana sekolah terus

melakukan perbaikan dan menambah nilai bagi siswa sebagai pelanggan

utamanya.

Pada organisasi sekolah, seperti SMK Negeri 6 Surakarta, keberadaan

sumber daya manusia merupakan komponen utama, karena prinsip penting dalam
commit to user

79
perpustakaan.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah kemampuan guru dan karyawan,

kemampuan sistem informasi, dan tingkat motivasi/pemberdayaan. Yuksel dan

Coskun (2013) mengemukakan bahwa perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

meliputi beberapa sasaran strategis, yaitu: perbaikan kepuasan staff (guru dan

karyawan), implementasi teknologi dalam kegiatan organisasi, dan peningkatan

pengetahuaan dari staf (guru dan karyawan).

Kepuasan guru dan karyawan sangat penting, hal ini karena jika guru dan

karyawan memiliki kepuasan yang tinggi terhadap manajemen sekolah akan

memberikan dampak positif bagi peningkatan kinerja sekolah. Untuk mengetahui

tingkat kepuasan guru dan karyawan sebaiknya sekolah melakukan survei

pengukuran kepuasan guru dan karyawan secara berkala.

Faktor lain dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah imple-

mentasi teknologi dalam organisasi. Pemanfaatan teknologi baik dalam manaje-

men maupun pembelajaran akan menjadikan sekolah dapat melaksanakan

kegiatan secara efektif dan efisien. Tidak disangsikan lagi kemajuan teknologi

memberikan kemudahan bagi manusia maupun organisasi mencapai target-target

yang telah ditetapkan dengan efektif dan efisien. Implementasi teknologi dapat

diukur dari rasio jumlah komputer yang ada dengan jumlah siswa.

Faktor peningkatan kemampuan guru dan karyawan sangat penting.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta permasalahan yang menjadi

tantangan zaman perlu diapresiasi dengan peningkatan kualitas guru dan

karyawan. Sekolah perlu melakukan serangkaian kegiatan peningkatan kualitas


commit to user

80
perpustakaan.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id

guru dan karyawan seperti pelatihan, training, seminar, lokakarya, in house

training, on the job training agar kinerja guru dan karyawan terus meningkat.

Faktor lain yang penting dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

adalah sistem yang berjalan di organisasi tersebut. Hal ini meliputi kompetensi

guru dan karyawan, kultur organisasi, teamwork, leadership, dan innovation.

Kompetensi guru dan karyawan dapat diukur dari rasio tingkat pendidikan

guru/karyawan, rasio guru dan murid, jumlah pelatihan guru/karyawan, kepang-

katan guru/karyawan tiap tahun. Sedangkan iklim kerja dapat dilihat dari tingkat

kehadiran, tingkat disiplin kerja guru/karyawan, pengembangan karir dan

penilaian kinerja guru/karyawan.

F. Implementasi MBS dengan Pendekatan BSC

MBS memiliki nilai-nilai esensial yang diterapkan dalam mambangun

karakter sekolah. Nilai-nilai esensial MBS menurut Dally (2010: 88) tersebut

adalah 1) Sekolah memiliki visi dan misi serta strategi ke arah pencapaian mutu

pendidikan; 2) Berpijak pada power sharing (berbagi kewenangan); 3)Adanya

profesionalisme; 4) Pelibatan partisipasi masyarakat; 5) Membentuk komite

sekolah; dan 6) Transparansi dan akuntabilitas.

Dalam konteks pemberdayaan implementasi MBS ke enam prinsip tersebut

berdasarkan kedekatan makna dari esensi setiap prinsip, dapat lebih disederhana-

kan ke dalam tiga core business pemberdayaan implementasi MBS, yang menca-

kup: melakukan perencanaan strategi (membangun visi, misi, strategi dan program
commit to user

81
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id

kerja), memiliki kemandirian (yang bercirikan sikap profesionalisme, adanya

power sharing, serta adanya transparansi dan akuntabilitas) dan adanya bentuk

partisipasi masyarakat (yang dicirikan dengan adanya komite sekolah). Hal

tersebut dapat disajikan dalam gambar di bawah ini:

Perencanaan
Strategis

Partisipasi
Kemandirian
Masyarakat

Gambar 11. Restrukturisasi Pemberdayaan Implementasi MBS (Dally 2010: 88)

Model pemberdayaan implementasi MBS dengan pendekatan BSC

menjelaskan tentang konsep manajemen strategis dan BSC dalam upaya lebih

memberdayakan proses implementasi MBS. Integrasi kedua konsep tersebut

dalam upaya pemberdayaan didasarkan bahwa dari berbagai teori yang

mendukung penulisan tesis ini, menjelaskan bahwa pendekatan manajemen

stretegis yang mencakup pengamatan lingkungan eksternal maupun internal,

perumusan strategi, mengimplementasikan strategi, evaluasi dan pengendalian;

digunakan untuk mengantisipasi terjadinya perubahan baik internal maupun

eksternal, sehingga hal tersebut berpeluang untuk melakukan pemberdayaan

implementasi MBS. Pendekatan BSC dengan empat perspektifnya dapat

commit to user

82
perpustakaan.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id

digunakan dalam sistem pengendalian strategis sehingga menjadi bagian tak

terpisahkan dari siklus manajemen strategis (Dally 2010: 89).

Selanjutnya dengan pemahaman konsep bahwa perencanaan strategis

merupakan bagian dari manajemen strategis. Perencanaan strategis merumuskan

tujuan strategis yang dipilih untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta

strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Sangatlah

relevan membahas perencanaan strategis sebagai bagian dari tiga core business

pemberdayaan implementasi MBS, pendekatan manajemen strategis yang

mencakup pengamatan lingkungan eskternal, internal; perumusan strategi, imple-

mentasi strategi program, anggaran dan prosedur; serta evaluasi dan pengendalian

kinerja; diintegrasikan di dalamnya.

Pendekatan BSC merupakan sebuah sistem pengukuran kinerja yang

komprehensif, yang mampu memanfaatkan informasi multidimensional dalam

empat perspektifnya dalam rangka proses perumusan dan implementasi strategi.

Bahkan dalam kenyataannya, menurut Dally (2010: 90), BSC tidak saja diguna-

kan sebagai sebuah sistem pengukuran kinerja, namun saja digunakan sebagai

sistem manajemen strategis yang melakukan pendekatan proses-proses mana-

jemen secara intrgratif, sehingga mengedepankan secara simultan seluruh proses-

proses manajemen yang menyangkut planning, implementing, dan controlling.

Hal tersebut juga relevan apabila diaplikasikan dalam tahapan evaluasi dan

pengendalian kinerja, sebagai bagian dari siklus manajemen strategis dalam

rangka pemberdayaan implementasi MBS.


commit to user

83
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id

Model pemberdayaan implementasi MBS dengan pendekatan manajemen

strategis dan BSC digambarkan di bawah ini:

Perspektif
Pelanggan

Perspektif Perspektif
Analisis Pembelajaran
Proses dan
Produk Eksternal dan
Pertumbuhan

Perspektif
Keuangan

Implementasi Strategi PERENCANAAN Pengamatan


Program, Anggaran, STRATEGIS Lingkungan
dan Prosedur Eksternal, Internal

Pengamatan Strategi
Misi, Tujuan, Strategi
dan Kebijakan

Kemandirian Partisipasi
Masyarakat

Gambar 12. Model Pemberdayaan Implementasi MBS dengan Pendekatan


Manajemen Strategis dan Balanced Scorecard (Dally 2010: 91)

Dalam BSC ada dua jenis pengukuran yang dilakukan, yaitu pengukuran

outcome kinerja dan pengukuran pengendali kinerja. Sistem BSC yang baik akan

selalu menggunakan kombinasi pengukuran outcome dan pengukuran pengendali


commit to user

84
perpustakaan.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id

kinerja yang disesuaikan dengan tujuan strategis organisasi. Sehingga dalam

mengukur pelaksanaan kinerja rencana kerja sekolah, berdasarkan empat

perspektif BSC, maka salah satu pengukuran kinerja sekolah dilakukan dengan

modifikasi BSC.

Sekolah sebagai organisasi pemerintah dan merupakan institusi yang

memberikan layanan publik di bidang pendidikan, dalam pengukuran kinerjanya

dapat menggunakan sistem manajemen BSC sehingga melalui perspektif finansial

sekolah dengan konsep MBS-nya dipandang dapat memberikan nilai layanan

kepada masyarakat. Sedangkan dalam perspektif pelanggan sekolah dengan

konsep MBS, masyarakat sebagai pengguna jasa dapat terlibat langsung dalam

proses perumusan kebijakan sekaligus dapat mengevaluasi kinerja sekolah.

Dipandang dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sekolah dengan kinerja

sistem manajemen BSC, sekolah dapat melanjutkan untuk meningkatkan dan

menciptakan nilai untuk masyarakat serta pihak-pihak lain yang berkepentingan

dengan sekolah. Sedangkan dari perspektif proses bisnis internal (proses dan

produk), sekolah dengan program dan kegiatan yang dilaksanakannya dapat

memberikan hasil-hasil sesuai dengan yang diharapkan. Modifikasi implementasi

BSC inilah yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja sekolah (Dally 2010:

94).

G. Penelitian Terdahulu

Beberapa kajian dan penelitian yang penulis telusur sebelum melakukan

penulisan penelitian ini sangat penting untuk memberikan gambaran pengukuran

kinerja manajemen berbasis sekolah dan kinerja sekolah. Beberapa penelitian


commit to user

85
perpustakaan.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id

terdahulu yang berhasil penulis telusur terkait dengan analisis kinerja MBS

dengan pendekatan BSC umumnya banyak dilakukan di pendidikan tinggi baik

D3 maupun Universitas. Untuk Sekolah Menengah baik SMK maupun SMA

masih sangat jarang.

Beberapa penelitian yang memiliki aspek-aspek yang mendukung penilitian

penulis antara lain:

Yek, Penney, dan Seow (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Using

Balanced Scorecard (BSC) to Improve Quality and Performance of Vocational

Education and Training (VET): A Case Study in Singapore. Dari studi Kasus di

Institute of Technical Education (ITE) terkait dengan penggunaan BSC sebagai

sebuah sistem mutu dan sistem manajemen kinerja menunjukkan bahwa BSC

dapat secara siginifkan meningkatkan kualitas dan kinerja VET.

Tari (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kinerja SMA 8

Pekanbaru dengan Pendekatan Balanced Scorecard. Dari hasil penelitian tersebut

diketahui bahwa dalam perspektif pelanggan pada umumnya siswa merasa puas

(84,89 persen), 11,63 persen merasa sangat puas, dan 3,48 persen merasa tidak

puas terhadap pelayanan di SMA N 8 Pekanbaru. Ditinjau dari perspektif

keuangan realisasi anggaran tahun 2011/2012 dan tahun 2012/2013 sama dengan

rencana anggaran, kondisi ini menunjukkan bahwa ada keefektifan antara rencana

dan realisasi, selain itu terlihat output antara rencana anggaran sama dengan

output realisasi anggaran, kondisi ini menunjukkan tingkat tidak efisien dalam

penggunaan dana untuk merealisasikan output. Dalam perspektif bisnis internal

dengan mengkaji Evaluasi Diri Sekolah dibandingkan dengan Standar Pelayanan


commit to user

86
perpustakaan.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id

Minimum diketahui: a) sekolah sudah memiliki sarana prasarana mendekati

lengkap yakni sebesar 90 persen dari persayaratan dalam SPM, b) untuk tenaga

kependidikan non guru yang melaksanakan tugas administrasi dan tata usaha

sudah melebihi SPM yang mempersyarakatkan 80 persen, c) untuk kebutuhan

guru 100 persen telah memiliki guru sesuai dengan bidang keahliannya dan

capaian tersebut melebihi SPM yang mempersyaratkan 80 persen, d) kebutuhan

buku telah mencapai 50 persen, e) untuk oengujian standar nasional dalam bidang

bahasa Inggris, Geografi, dan Matematika Dasar untuk kelas X dan XI sudah

memenuhi KKM. Untuk kelulusan SMA telah memenuhi standard, dimana 100

persen siswa yang lulus melanjutkan ke perguruan tinggi negeri atau swasta baik

dalam dan luar negeri. Dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, SMA

Negeri 8 Pekanbaru, diperoleh 79,09 persen guru merasa puas dengan layanan

yang diberikan SMA N 8 Pekanbaru. Selain itu retensi guru dan karyawan adalah

0 persen. Kedua capaian tersebut termasuk kategori baik.

Herma (2011), dalam Tesisnya yang berjudul “Analisis School Based

Management dengan Pendekatan Balanced Scorecard di SMA Negeri 1 Bengkulu

Selatan” memaparkan bahwa:

a. Hasil pengukuran analisis kinerja BSC pada aspek keuangan di SMA N 1

Bengkulu Selatan menunjukkan bahwa kinerja baik (total skor kinerja

sembilan).

b. Hasil pengukuran analisis kinerja BSC pada aspek pelanggan di SMA N 1

Bengkulu Selatan menunjukkan kinerjanya baik (dengan total skor kinerja

empat).
commit to user

87
perpustakaan.uns.ac.id 88
digilib.uns.ac.id

c. Hasil pengukuran analisis kinerja BSC pada aspek proses bisnis internal di

SMA N 1 Bengkulu Selatan menunjukkan bahwa kinerjanya secara umum

(dengan total skor dua belas setengah). Pada aspek operasi berkinerja cukup

baik (skor kinerja 3,5).

d. Hasil pengukuran analisis kinerja BSC pada aspek pembelajaran dan

pertumbuhan di SMA N 1 Bengkulu Selatan menunjukkan bahwa kinerja baik

(dengan total skor kinerja delapan). Untuk meningkatkan kinerja SMA N 1

Bengkulu Selatan, Herma menyarankan agar sekolah menambah mata

pelajaran yang berisi tentang muatan dan keunggulan lokal atau life skill pada

kurikulum sehingga beban efektif setiap guru dapat terpenuhi. Selain itu, SMA

Negeri 1 Bengkulu Selatan perlu mengembangkan sistem informasi berbasi

ICT untuk meningkatkan kinerja di bidang kemampuan sistem informasi.

Suripto (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Balanced

Scorecard pada Lembaga Pendidikan: Pengukuran Kinerja Admistrator Kampus”

menyatakan bahwa BSC tekah dinyatakan sebagai suatu alat yang efektif untuk

mengevaluasi suatu organisasi, dan pencapaiannya kinerjanya. Dengan menekan-

kan analisis yang menyeluruh BSC membantu administrator untuk lebih

memusatkan pada proses internal dalam rangka meningkatkan efektivitas

kelembagaan dan menunjukkan tanggung jawabnya ke pemerintah dan masya-

rakat.

Sukesti (2010) dalam penelitiannya “Analisis Penggunaan Balanced

Scorecard sebagai Alternatif untuk Mengukur Kinerja pada Universitas

commit to user

88
perpustakaan.uns.ac.id 89
digilib.uns.ac.id

Muhammadiyah Semarang” memaparkan dari penilaian kinerja pada Universitas

Muhammadiyah tahun 2006, 2007, dan 2008 bahwa :

a. Kinerja dari perspektif keuangan mennjukkan kemampuan likuiditas dan

solvabilitas yang baik, tetapi kemampuan menghasilkan sisa hasil usaha masih

rendah bahkan cenderung menurun disebabkan biaya yang besar yang

meningkat setiap tahun yang perlu divaluasi faktor penyebabnya.

b. Kinerja perspektif pelanggan dari retensi dan akuisisi pelanggan menunjukkan

bahwa mampu mempertahankan jumlah mahasiswanya bahkan meningkatkan

jumlahnya setiap tahun pada fakultas-fakultas tertentu sehingga perlu strategi

marketing yang lebih jitu untuk menambah jumlah mahasiswa pada fakultas

lain yang kurang diminati. Dari kuesioner yang disebarkan menunjukkan

bahwa mahasiswa puas terhadap pelayanan Unimus. Pendapatan dari seluruh

jumlah mahasiswa belum menunjukkan kemampuan menghasilkan profit yang

menguntungkan.

c. Kinerja perspektif proses bisnis internal menunjukkan peningkatan kualitas

pelayanan baik oleh karyawan administrasi maupun dosen kepada mahasiswa.

d. Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan secara keseluruhan baik,

namun perlu memfokuskan perhatian pada produktifitas karyawan yang

semakin menurun karena sisa hasil usaha juga semakin mengecil (defisit). Tapi

hasil kuesioner menunjukkan karyawan puas terhadap manajemen universitas.

Ronchetti (2006) dalam “An Integrated Balanced Scorecar Strategic

Planning Model for Non Profit Organizations” memaparkan pemanfaatan BSC

dalam perencanaan strategis pada organisasi non profit. BSC menurut Ronchetti
commit to user

89
perpustakaan.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id

dapat menjadi panduan organisasi non profit untuk menyusun perencanaan

strategis dalam meningkatkan kinerjanya.

Susilo (2007) melakukan penelitian “Kinerja Layanan Universitas Islam

Indonesia Diukur dengan Pendekatan Balanced Scorecard.” Penelitian ini

meneliti kinerja UII dengan empat perspektif yang ada dalam BSC. Kinerja UII

diukur dengan pendekatan BSC secara umum sudah relatif baik. Kinerja keuangan

sudah relatif baik ditengah-tengah krisis pendidikan yang melanda DIY. Hal ini

ditunjukkan dengan kenaikan pendapatan UII sebesar 20 persen pada tahun

2003/2004 dan pengeluaran meningkat sebesar 7 persen sehngga terjadi efisiensi

dan efektivitas penggunaan dana di UII. Para mahasiswa sebagai pelanggan UII

secara umum merasa puas dengan pelayanan UII. Sementara itu responden dosen

dan karyawan merasa puas terhadap operasi UII.

Suwardika (2011) dalam publikasi ilmiah yang berjudul “Analisis Kinerja

Organisasi Sektor Publik Menggunakan Balanced Scorecard (Studi pada Badan

Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Timur)” memaparkan pengukuran kinerja

pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Timur dengan menggunakan

empat perspektif BSC.

a. Dalam perspektif pelanggan dan stakeholder, pengukuran kinerja dapat dilihat

dari materi diklat yang dapat dan yang tidak dapat dipenuhi oleh Badan

Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Timur, permasalahan yang dihadapi

berkaitan dengan pelaksanaan diklat, pencapaian sasaran dalam kompetensi

aparatur pemerintah, dan tingkat kepuasan peserta diklat. Hasilnya diketahui

33,5 persen materi diklat belum dapat dipenuhi. Terkait dengan penyelang-
commit to user

90
perpustakaan.uns.ac.id 91
digilib.uns.ac.id

garaan diklat sebanyak 26,21 persen menyatakan sangat baikm dan yang

menyatakan cukup sebesar 69,91 persen.

b. Dalam perspektif keuangan, kinerja Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi

Jawa Timur dapat diukur dengan menggunakan analisis realisasi anggaran,

tingkat efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran, dan analisis vertikal.

Hasil penelitian menunjukkan pada tahun 2009, 2008, dan 2007 masing-

masing penyerapan anggaran sebesar 94 persen, 92 persen dan 88 persen. Hal

ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan anggaran paling baik tahun

2009. Tingkat efektivitas juga terjadi pada tahun 2009 sebesar 99 persen. Jika

menggunakan analisis vertikal dengan acuan tahun 2007 maka diperoleh hasil

jumlah persentase anggaran pada tahun 2008 sebesar 84 persen dan tahun 2009

sebesar 87 persen.

c. Dalam perspektif Ketenagaan dan kapasitas organisasi (pembelajaran dan

pertumbuhan), pengukuran kinerja diukur dari pemanfaatan teknologi

informasi, absensi karyawan dan perhitungan perputaran karyawan. Dari hasil

penelitian diketahui persentase hari kerja yang hilang (absensi karyawan) tahun

2007 sebesar 17,39 persen, tahun 2008 sebesar 14,78 persen dan tahun 2009

sebesar 13,91 persen. Jika dilihat dari perputaran karyawan diperoleh hasil

tahun 2007 sebesar 5,85 persen, tahun 2008 sebesar 4,18 persen dan tahun

2009 sebesar 5,13 persen. Persentase ini termasuk rendah yaitu kurang dari 6

persen dan itupun keluar masuk karena purna tugas.

d. Dalam perspektif proses bisnis internal, pengukuran kinerja dilihat dari analisis

sasaran yang tertuang dalam rencana strategis, perbandingan target dan


commit to user

91
perpustakaan.uns.ac.id 92
digilib.uns.ac.id

realisasi peserta kegiatan diklat dan analisis pelaksanaan dan pengendalian dan

evaluasi kegiatan diklat. Dari hasil penelitian diketahui pada tahun 2008-2009

terdapat 2 dari 6 rencana strategis Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi

Jawa Timur tidak tercapai 100 persen.

e. Secara keseluruhan, kinerja Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa

Timur sudah baik. Namun apabila ditinjau dari analisis BSC masih perlu yang

ada ditingkatkan misalnya koordinasi dengan daerah/kabupaten/kota untuk

memenuhi target peserta diklat dan pemanfaatan IT, dukungan sistem

informasi manajemen dan data base.

H. Kerangka Berfikir

Kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa ditentukan oleh kemampuan

sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya alam yang ada di negara

tersebut. Pendidikan yang berkualitas merupakan satu-satunya jalan untuk

mengubah potensi sumber daya manusia menjadi human capital sehingga sumber

daya manusia menjadi produktif dan tidak menjadi beban bagi pembangunan.

Kualitas pendidikan nasional merupakan akumulasi dari kualitas pendidikan

yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan termasuk didalamnya SMK

Negeri 6 Surakarta. Oleh karena itu diperlukan pengukuran kinerja tiap lembaga

pendidikan agar diketahui positioning lembaga pendidikan tersebut dalam

melaksanakan proses pendidikan.

Penilaian kinerja perlu dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif

sehingga diperoleh informasi yang lengkap tentang capaian kinerja SMK Negeri 6

Surakarta. Pendekatan balanced commit to user


scorecard merupakan alat pengukuran kinerja

92
perpustakaan.uns.ac.id 93
digilib.uns.ac.id

yang komprehensif karena memadukan aspek keuangan dan non keuangan,

jangka pendek dan jangka panjang.

Kinerja SMK Negeri 6 Surakarta diukur dengan BSC sehingga diketahui

kinerja keuangan, kinerja perspektif pelanggan, kinerja proses bisnis internal, dan

kinerja pertumbuhan dan pembelajaran sehingga diharapkan diketahui positioning

SMK Negeri 6 Surakarta dan dapat dilakukan evaluasi dan tindak lanjut kebijakan

agar kinerja SMK Negeri 6 Surakarta semakin baik dan pada akhirnya

memberikan entry point kepada peningkatan kualitas pendidikan nasional.

Peningkatan Kinerja Pendidikan Nasional

Penilaian Kinerja MBS SMK N 6 Surakarta

Keuangan Pelanggan Proses Bisnis Pertumbuhan dan


Internal Pembelajaran

 Ekonomis  Kualitas Layanan  Inovasi Kepuasan Pegawai


 Efisensi  Kepuasan  Proses Internal Sistem Informasi
 Efektivitas Pelanggan  Layanan Purna Jual Sekolah

Evaluasi Kebijakan dan Tindak Lanjut

Ketersediaan Pendanaan Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan

Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

Gambar 13. Kerangka Konsep Penelitian Analisis Pengukuran Kinerja MBS dengan
Pendekatan BSC di SMK Negeri 6 Surakarta

commit to user

93
perpustakaan.uns.ac.id 94
digilib.uns.ac.id

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitaif. Penelitian ini

dilihat dari tujuan merupakan penelitian dekripstif yaitu penelitian yang berusaha

mendeskripsikan kinerja implementasi Manajemen Berbasis Sekolah yang diukur

dengan pendekatan balanced scorecard. Dilihat dari cara pengumpulan data,

penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang bersifat kualitatif

ditranselerasikan ke dalam bentuk angka kuantitatif. Hasil analisis statistik

tersebut dipaparkan kembali ke dalam bahasa kualitatif agar lebih mudah

dipahami. Jika dilihat dari aspek kegunaaan atau manfaat penelitian ini merupakan

penelitian terapan, karena dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan

mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan

masalah-masalah praktis.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang penulis gunakan adalah SMK Negeri 6 Surakarta

yang beralamat di Jl. LU Adi Sucipto No 38 Surakarta. Alasan yang mendasari

pemilihan lokasi penelitian di SMK Negeri 6 Surakarta adalah:

a. SMK Negeri 6 Surakarta merupakan salah satu sekolah eks Rintisan Sekolah

Berstandar Internasional dan SMK ADB Invest yang tentu saja telah

commit to user
94

94
perpustakaan.uns.ac.id 95
digilib.uns.ac.id

menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah dalam pengelolaan proses

pendidikannya.

b. Penelitian serupa belum pernah dilakukan di Jawa Tengah, khususnya di SMK

Negeri 6 Surakarta sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan

manfaat yang besar kepada semua pihak.

c. Data yang penulis perlukan dalam proses penelitian ini tersedia di SMK

Negeri 6 Surakarta.

Penelitian ini dilakukan meliputi kegiatan persiapan sampai dengan

penyelesaian tesis dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 5

Jadwal Kegiatan Penelitian

Tahun 2014
Jenis Kegiatan
Feb Maret April Mei Juni Juli Agust

A. Persiapan Penelitian
1. Pengajuan Judul
2. Penyusunan Proposal
3. Ijin Penelitian
4. Penyusunan Angket
B. Penelitian Lapangan
C. Penyusunan &Konsultasi
D. Ujian naskah tesis
E. Perbaikan tesis
(Sumber: Peneliti)

B. Teknik Pengumpulan Data

1. Populasi dan Sampel

Sugiyono (2008: 117) mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah


commit to user
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
perpustakaan.uns.ac.id 96
digilib.uns.ac.id

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Sampel, menurut Sugiyono (2008: 118) adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yng dimiliki oleh sebuah populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga pendidik dan

kependidikan SMK Negeri 6 Surakarta yang berjumlah 120 orang dan seluruh

siswa kelas X, XI, dan XII untuk tahun diklat 2013/2014 yang berjumlah 1391

siswa.

Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (Husein: 78) pada

tingkat kesalahan sebesar 10 persen didapat jumlah sampel sebesar:

n= ( )

dimana:
n = ukuran sampel
N = Populasi
d2 = tingkat kesalahan/presisi
1 = Konstanta

Teknik pengambilan sampel untuk masing-masing perspektif balanced

scorecard dijelaskan sebagai berikut:

a. Sampel Perspektif Pertumbuhan/Pembelajaran

Berdasarkan data jumlah tenaga pendidik dan kependidikan SMK

Negeri 6 Surakarta tahun 2013 dari bagian Tata Usaha terdapat 120 yang

terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan, yang tampak dalam tabel 6 di

bawah ini:

commit to user

96
perpustakaan.uns.ac.id 97
digilib.uns.ac.id

Tabel 6

Komposisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMK N 6

Surakarta Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Jenjang Tenaga Pendidik Tenaga Kependidikan Jumlah


Pendidikan PNS Non PNS PNS Non PNS
S2 23 - - - 23
S1 61 10 2 - 73
D3 - - 1 1 2
SMA - - 3 16 19
SMP - - - 3 3
SD - - - - 0
Jumlah 83 11 6 20 120
(Sumber : Bag. Kepegawaian Tata Usaha SMK Negeri 6 Surakarta)

Teknik pengambilan sampel dari jumlah tenaga pendidik dan

kependidikan adalah dispropotionate stratified random sampling karena

populasi tenaga pendidik dan kependidikan SMK Negeri 6 Surakarta yang

berstrata tapi kurang proporsional (Sugiyono, 2010). Dari tabel di atas, tenaga

pendidik dan kependidikan yang berpendidikan D3 dan SMP semuanya

dijadikan sampel karena jumlahya yang sangat kecil atau tidak proporsional

jika dibandingkan dengan tenaga pendidik dan kependidikan yang berpen-

didikan S1, S2, dan SMA.

Dengan menggunakan rumus Slovin pada tingkat kesalahan 10%

diperoleh sampel sebesar 55 orang yang distribusi sampelnya sebagaimana

ditunjukkan pada tabel berikut ini:

commit to user

97
perpustakaan.uns.ac.id 98
digilib.uns.ac.id

Tabel 7

Distribusi Sampel Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Jumlah Sampel Pembulatan


No Jumlah Porsi
Pendidikan (Org) (Org)
1 S2 23 20% 10 10
2 S1 73 63,48% 31,74 32
3 D3 2 0% 2 2
4 SMA/K 19 16,52% 8,26 8
5 SMP 3 0% 3 3
Jumlah 120 100% 55 55
(Sumber: Hasil Olahan Peneliti)

b. Sampel Perspektif Pelanggan

Pengambilan sampel untuk variabel perpektif pelanggan dilakukan dengan

cara Simple Random Sampling, karena pengambilan anggota sampel dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara

demikian dilakukan karena anggota populasi untuk perspektif pelanggan bersifat

homogen (Sugiyono, 2008: 120). Pada variabel ini, pelanggan SMK N 6 Surakarta

yang dipilih sebagai sampel adalah seluruh siswa yang berjumlah 1391 siswa.

Dengan menggunakan rumus Slovin maka di peroleh:

n= ( , )

n = 93, 29

Dari perolehan angka 93,29 dibulatkan menjadi 100, sehingga jumlah

sampel yang digunakan untuk perspektif pelanggan berjumlah 100 siswa.

Siswa–siswa SMK Negeri 6 Surakarta, tersebar dalam lima kompetensi

keahlian maka sebaran sampel terlihat seperti dalam tabel berikut:


commit to 8user
Tabel

98
perpustakaan.uns.ac.id 99
digilib.uns.ac.id

Data Siswa SMK Negeri 6 Surakarta Tahun 2013/2014

Kelas
No Kompetensi Keahlian Jumlah
X XI XII
1 Akuntansi 99 116 117 332
2 Administrasi Perkantoran 102 115 119 336
3 Pemasaran 68 75 75 218
4 Usaha Perjalanan Wisata 97 102 100 299
5 Multi Media 66 70 69 205
Jumlah 432 478 480 1390
(Sumber: Tata Usaha SMK Negeri 6 Surakarta)

Dengan mempertimbangkan masa sekolah atau lamanya siswa belajar dan

mengenal seluk beluk sekolah dan mengikuti proses belajar mengajar, maka

penulis mengambil sampel untuk penelitian ini dari siswa kelas XII dari berbagai

kompetensi keahlian yang ada di SMK Negeri 6 Surakarta tahun pelajaran

2013/2014. Pengambilan sampel dari seluruh kompetensi keahlian ini diharapkan

peneliti memperolah data yang lebih valid dan lengkap. Distribusi sampel untu

perspektif pelanggan dapat dilihat daalam tabel di bawah ini:

Tabel 9

Distribusi Sampel Perspektif Pelanggan

Berdasarkan Program Keahlian

Kelas Sampel
No Kompetensi Keahlian Porsi Pembulatan
XII (Org)
1 Akuntansi 117 24,38% 24,37 24
2 Administrasi Perkantoran 119 24,79% 24,79 25
3 Pemasaran 75 15,63% 15,62 16
4 Usaha Perjalanan Wisata 100 20,83% 20,83 21
5 Multi Media 69 14,38% 14,37 14
Jumlah 480 100,00% 100 100
(Sumber: data penelitian telah diolah kembali)

2. Teknik Pengumpulan Data


commit to user

99
perpustakaan.uns.ac.id 100
digilib.uns.ac.id

Pengumpulan data dilakukan peneliti dengan metode:

a. Kuesioner

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data primer yang berkaitan

dengan perspektif pembelajaran & pertumbuhan dan perspektif pelanggan.

Untuk mendapatkan data primer tersebut, digunakan teknik kuesioner, yaitu

dengan menyebarkan kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan tertutup

(yang sudah ditentukan jawabannya) kepada responden. Kuesioner diadaptasi

dari beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh Rita (2011), Herma (2011)

dan Mahsun (2009).

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dalam rangka pendalaman terhadap hasil analisis

pengukuran kinerja untuk menentukan analisis SWOT Balanced Ccorecard.

Wawancara dilakukan dengan tidak terstruktur dengan pihak Wakil Manaje-

men Mutu, Litbang dan Wakil Kepala Sekolah lainnya.

c. Dokumentasi

Metode ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang terkait

dengan perspektif keuangan dan perspektif proses bisnis internal yang berupa

penelusuran dokumen milik SMK Negeri 6 Surakarta, seperti Dokumen

Penjaminan Mutu, Profil Sekolah, hasil Evaluasi Diri Sekolah, hasil supervisi

pembelajaran, Laporan Realisasi Keuangan serta data lainnya.

C. Definisi Operasional, Pengukuran Variabel dan Sumber Data

Untuk memperjelas batasan variabel yang diteliti maka perlu diberikan

definisi operasional variabel. Variabel yang dianalisis dalam penelietian tentang

analisis penilaian kinerja MBS dengan pendekatan balanced scorecard di SMK


commit to user

100
perpustakaan.uns.ac.id 101
digilib.uns.ac.id

Negeri 6 Surakarta meliputi: 1) Variabel kinerja perspektif keuangan; 2) Variabel

kinerja perspektif pelanggan; 3) Variabel kinerja perspektif proses bisnis internal;

dan 4) Variabel kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

1. Variabel Kinerja Perspektif Keuangan (Financial)

Perspektif keuangan merupakan ukuran yang sangat penting dalam

merangkum kinerja dari tindakan ekonomis yang telah dilakukan. Untuk

mengetahui kinerja keuangan SMK Negeri 6 Surakarta, peneliti menggunakan

model pengukuran kinerja keuangan sektor publik. Data yang peneliti ambil

berupa Laporan Keuangan Sekolah, yaitu: Rencana Kegiatan dan Anggaran

Sekolah (RKAS) dan Realisasi Kegiatan dan Anggaran Sekolah SMK Negeri 6

tahun pembelajaran 2012/2013.

Pengukuran kinerja keuangan dilakukan dengan metode value for money

(Mahsun: 2009) atas laporan keuangan SMK Negeri 6 Surakarta tahun 2012/2013.

Dalam konsep value for money penilaian kinerja keuangan dinilai atas tiga dasar,

yaitu: ekonomis, efisiensi, dan efektif. Value for money menurut Mardiasmo

(2009: 4) merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang

mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomis, efisiensi, dan efektivitas.

a. Ekonomis

Kinerja keuangan bersifat ekonomis untuk melihat realisasi belanja

operasional dari anggaran belanja yang sudah ditetapkan. Apakah biaya

organisasi lebih besar dari yang dianggarkan? Apakah tercipta spending less

atau tidak? Jika realisasi belanja operasional lebih besar dari anggaran yang

ditetapkan maka kinerja keuangan dapat dikatakan tidak ekonomis. Bila


commit to user

101
perpustakaan.uns.ac.id 102
digilib.uns.ac.id

realisasi belanja lebih kecil dari pada anggaran yang tersedia maka dikatakan

kinerja keuangannya ekonomis. Untuk mengukur nilai ekonomis dari kinerja

keuangan dapat dihitung dengan rumus:

Realisasi Belanja Operasional


Ekonomis = X 100%
Anggaran Belanja Operasional

b. Efektivitas

Analisis efektivitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan SMK

Negeri 6 dalam mencapai target pendapatan yang sudah dianggarkan.

Pengertian efektivitas ini pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian

tujuan atau target kebijakan. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila

proses kegiatan tersebut mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan

(spending wisely).

Jika terjadi realisasi pendapatan lebih besar dari target maka kinerja

keuangan manajemen sekolah dikatakan efektif dan sebaliknya jika realisasi

pendapatan sekolah lebih rendah dari target pendapatan maka dikatakan belum

efektif. Sumber data yang digunakan untuk menentukan nilai efektif keuangan

berupa Laporan Realisasi Anggaran. Nilai efektif didapat dengan rumus:

Realisasi Pendapatan Sekolah


Efektif = X 100%
Anggaran Pendapatan Sekolah

c. Efisiensi

Efisiensi (daya guna) berhubungan dengan metode operasi (method

operation). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu

produk atau hasil karya tertentu mempergunakan sumber daya dan dana yang
commit to user
serendah-rendahnya (spending well). Efisiensi merupakan perbandingan

102
perpustakaan.uns.ac.id 103
digilib.uns.ac.id

antara output dan input. Tingkat efisiensi dalam mengelola keuangan dengan

melihat perbandingan antara realisasi pendapatan dengan realisasi anggaran

belanja. Nilai efisiensi diperoleh dengan cara:

Realisasi Belanja Operasional X 100%


Efisiensi =
Realisasi Pendapatan Usaha

Untuk menentukan tingkat kinerja keuangan digunakan interval dalam skala

likert pada tabel berikut:

Tabel 10

Skala Pengukuran Kinerja Keuangan

Prosentase Skala Kategori


EKONOMI
< 90% 5 Sangat Ekonomis
90% - 95% 4 Ekonomis
95% - 100% 3 Cukup Ekonomis
100% - 105% 2 Tidak Ekonomis
> 105% 1 Sangat Tidak Ekonomis
EFEKTIVITAS
>100% 5 Sangat Efektif
90%-100% 4 Efektif
80%-90% 3 Cukup Efektif
60%-80% 2 Tidak Efektif
<60% 1 Sangat Tidak Efektif
EFISIENSI
<60% 5 Sangat Efisien
60% - 79% 4 Efisien
80% - 99% 3 Cukup Efisien
100% - 120% 2 Tidak Efisien
>120% 1 Sangat Tidak Efisien
(Sumber: Sugiyono, 2010: 93, diolah kembali, dan Kepmendagri No. 680.900-327
tahu 1996 terkait kriteria efisiensi dan efektivitas kinerja keuangan)

commit to user

103
perpustakaan.uns.ac.id 104
digilib.uns.ac.id

2. Variabel Kinerja Perpektif Pelanggan (Customers)

Penilaian kinerja perspektif pelanggan bertujuan untuk mengetahui

bagaimana pelanggan dalam hal ini siswa dan masyarakat melihat sekolah dalam

melaksanakan proses pendidikan apakah sudah sesuai dengan harapan pelanggan.

Untuk mengukur kepuasan pelanggan, peneliti menggunakan teori service quality

(Zeithaml et al. 1996: 184, Parasuraman et al. 1998, dan Hart et al. 2009).

Menurut teori tersebut kualitas layanan dalam dunia pendidikan terdiri atas 5

(lima) komponen, yaitu:

a. Wujud Fisik (Tangibles), yaitu wujud fisik dari sekolah seperti ruang teori,

ruang praktik, tingkat kebersihan, kelengkapan sarana-prasarana pembelajaran

dan lain-lain.

b. Keandalan (Reliability) yaitu kemampuan sekolah dalam hal ini pegawai (guru

dan karyawan) untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat

waktu, dapat dipercaya, dan memuaskan kepada siswa.

c. Daya Tanggap (Responsiveness) yaitu kemampuan/kepedulian tenaga pendidik

dan kependidikan dalam membantu siswa dan memberikan pelayanan dengan

cepat dan tanggap.

d. Jaminan (Assurance) yaitu pengetahuan,kesopanan, dan keramahan tenaga

pendidik dan kependidikan yang dapat menimbulkan kepercayaan

pelanggan/siswa kepada sekolah.

e. Empati (Emphaty) yaitu ketersediaan sekolah untuk peduli, memberikan

perhatian pribadi kepada para siswa dan kenyamanan dalam melakukan

hubungan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan siswa.

Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan dilakukan dengan membandingkan

skor harapan pelanggan dengan skor persepsi pelanggan terhadap kenyataan


commit
layanan yang diterima. Rumus yang to useradalah:
digunakan

104
perpustakaan.uns.ac.id 105
digilib.uns.ac.id

Skor Kenyataan
Tingkat Kepuasan= x 100%
Skor Harapan

Untuk mengukur kinerja perspektif pelanggan, peneliti menyusun kuesioner

yang berhubungan dengan lima komponen kualitas layanan di atas. Kuesioner

tersebut dibagikan kepada 100 (seratus) siswa sebagai pelanggan SMK Negeri 6

Surakarta. Jawaban kuesioner dari kelima variabel di atas dikuantitatifkan dan

selanjutnya dilakukan perhitungan nilai rata-rata perspektif kepuasan pelanggan.

Dengan menggunakan skala likert maka nilai rata-rata tersebut mencerminkan

tingkat kepuasan pelanggan atas pelayanan SMK Negeri 6 Surakarta.

Penggunaan skala likert dengan data interval 1-5 untuk menunjukkan

tingkat kepuasan responden yang diteliti yaitu pelanggan (siswa). Pengukuran

kinerja perspektif pelanggan memiliki dua indikator yaitu kepuasan pelanggan dan

kualitas layanan. Setiap indikator memiliki skor masing-masing terendah dan

tertinggi dengan rentang 1-5, maka total skor terendah adalah 2 dan skor tertinggi

adalah 10 atau jika dinyatakan dalam prosentase, rentang nilai kinerja perspektif

pelanggan antara 20 persen- 100 persen. Dengan demikian untuk aspek kinerja

pelanggan gradasi kinerjanya dapat diukur seperti tampak dalam tabel berikut:

Tabel 11

Skala Pengukuran Perspektif Pelanggan

Nilai (Prosentase) Skala Kategori


84,01%-100% 5 Sangat Puas
68,01% – 84% 4 Puas
52,01% – 68% 3 Cukup Puas
36,01% – 52% 2 Tidak Puas
20,00% – 36% 1commit to user Sangat Tidak Puas
(Sumber : Sugiyono, 2010, diolah kembali)

105
perpustakaan.uns.ac.id 106
digilib.uns.ac.id

3. Variabel Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Bussiness)

Proses bisnis internal memberikan penilaian atas gambaran proses yanng

telah dibangun dalam melayani para siswa. Variabel kinerja bisnis internal

memiliki tiga indikator, yaitu: inovasi, proses dan layanan purna jual. Pada

dasarnya perpsektif bisnis internal adalah membangun keunggulan melalui

perbaikan proses internal organisasi yang berkelanjutan (continus improvement).

Perspektif bisnis internal merupakan upaya menjawab pertanyaan kita harus

unggul dibidang apa? Serta bagaimana kita membangun keunggulan tersebut?.

Pemerintah melalui PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP) telah mengatur dan menetapkan delapan kriteria minimal yang

menjadi acuan penyelenggaraan sekolah yang berkualitas. Komponen SNP antara

lain 1) Standar Kompetensi Lulusan, 2) Standar Isi, 3) Standar Proses, 4) Standar

Pendidik dan tenaga Kependidikan, 5) Standar Sarana dan Prasarana, 6) Standar

Pengelolaan, 7) Standar Pembiayaan, dan 8) Standar Penilaian. Proses operasi

sekolah dalam mencapai keunggulan harus mengacu pada SNP di atas. Setiap

akhir tahun pembelajaran sekolah harus melakukan penilaian terhadap pencapaian

SNP dengan melakukan Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Dari hasil EDS dapat

diketahui pencapaian SNP yang telah diselenggarakan oleh sekolah.

Untuk melakukan penilaian kinerja bisnis internal digunakan data

sekunder yang dimiliki sekolah yang relevan untuk memproyeksikan perspektif

bisnis internal yang terjadi di SMK Negeri 6 Surakarta, antara lain:

1) Inovasi, yaitu kemampuan sekolah untuk mengidentifikasi proses kunci yang

harus dikelola secara baik bagaimana sekolah membangun dan memiliki

keunggulan. Indikator inovasi dan keunggulan sekolah terletak pada bagaimana


commit to user
sekolah mengelola proses belajar mengajar dengan baik dengan menyajikan

106
perpustakaan.uns.ac.id 107
digilib.uns.ac.id

kurikulum yang tepat dengan tantangan zaman. Data yang digunakan untuk

mengukur inovasi adalah EDS pada aspek Standar Isi. Standar isi menuntut

sekolah menyajikan kurikulum sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Berdasarkan penjelasan tersebut dan dalam rangka mempermudah pelaksanaan

pengukuran kinerja inovasi maka pemberian skor terhadap tingkat kinerja

dilakukan berdasarkan tabel scoring kinerja inovasi SMK Negeri 6 Surakarta

seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 12

Metode Skoring Kinerja Inovasi

Capaian Skor Standar Isi dalam EDS Skor Kategori


81-100 5 Sangat Baik
61-80 4 Baik
41-60 3 Cukup Baik
21-40 2 Tidak baik
0-20 1 Sangat Tidak baik
(Sumber: Sugiyono, 2010 diolah kembali)

2. Operasi/proses, yaitu kemampuan sekolah dalam melakukan proses belajar

mengajar yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pelanggan.

Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja proses adalah hasil

Evaluasi Diri Sekolah tahun 2012/2013 pada Standar Nasional Pendidikan

yanng terkait proses bisnis internal sekolah, yaitu: Standar Proses, Standar

Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar

Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.

Dari hasi EDS diperoleh prosentase pencapaian komponen Standar Nasional

Pendidikan yang kemudian prosentase pencapaian komponen SNP tersebut

dilakukan pembobotan dengan skala likert. Prosentase pecapaian masing-


commit to user
masing komponen SNP diperoleh dengan membandingkan nilai yang

107
perpustakaan.uns.ac.id 108
digilib.uns.ac.id

diperoleh dengan nilai maksimal dari masing-masing standar. Kemudian skor

tersebut dibobot sesuai kategori yang ditetapkan sebagaimana tampak pada

tabel di bawah ini.

Tabel 13

Metode Scoring Kinerja Proses Operasi

Aspek Standar Prosentase Pencapaian Skor Kategori


Nasional Pendidikan dalam EDS
Standar Proses 85 - 100 5 Sangat Baik
70 - 84 4 Baik
55 - 69 3 Cukup Baik
40 - 54 2 Tidak baik
25 - 39 1 Sangat Tidak baik
Standar Pendidik dan 85 - 100 5 Sangat Baik
Tenaga Kependidikan 70 - 84 4 Baik
55 - 69 3 Cukup Baik
40 - 54 2 Tidak baik
25 - 39 1 Sangat Tidak baik
Standar Sarana dan 85 - 100 5 Sangat Baik
Prasarana 70 - 84 4 Baik
55 - 69 3 Cukup Baik
40 - 54 2 Tidak baik
25 - 39 1 Sangat Tidak baik
Standar Kompetensi 85 - 100 5 Sangat Baik
Lulusan 70 - 84 4 Baik
55 - 69 3 Cukup Baik
40 - 54 2 Tidak baik
25 - 39 1 Sangat Tidak baik
Standar Pengelolaan 85 - 100 5 Sangat Baik
70 - 84 4 Baik
55 - 69 3 Cukup Baik
40 - 54 2 Tidak baik
25 - 39 1 Sangat Tidak baik
Standar Penilaian 82 – 100 5 Sangat Baik
Pendidikan 66 – 81 4 Baik
50 – 65 3 Cukup Baik
34 – 49 2 Tidak baik
18 – 33 1 Sangat Tidak baik
(Sumber: Sugiyono, 2010 diolah kembali)

commit to user

108
perpustakaan.uns.ac.id 109
digilib.uns.ac.id

3. Layanan Alumni (Purna Jual), yaitu kemampuan sekolah menjalin hubungan

dengan pihak alumni, pihak dunia usaha dan industri. Tujuan jangka panjang

dari layanan alumni adalah peningkatan citra sekolah sehingga mempunyai

daya jual yang tinggi di masyarakat. Berdasarkan data sekunder yang didapat

dari sekolah tentang penelusuran alumni, website sekolah dan organisasi

alumni, maka dapat diintepretasikan kinerja layanan alumni. Pengukuran

terhadap variabel layanan alumni atau variabel purna jual dilakukan dengan

sistem scoring berdasarkan tabel di bawah ini:

Tabel 14

Metode Scoring Terhadap Kinerja Layanan Alumni

No Aspek Yang Dinilai Indikator Skor Aspek

1 Organisasi Alumni 5. Ada organisasi alumni, sangat aktif


D. 4. Ada organisasi alumni, aktif
3. 3. Ada organisasi alumni, cukup aktif
2. Ada organisasi alumni, tidak aktif
1. Tidak Ada organisasi alumni
2 Data penelusuran alumi 5. Ada data telusur, 75-100 persen lengkap.
E. 4. Ada data telusur, 50-75 persen lengkap
4. 3. Ada data telusur, 25-50 persen lengkap
2. Ada data telusur,0- 25 persen lengkap
1. Tidak Ada data telusur.
3 Website sekolah 5. Ada website, informasi sangat up to date
4. Ada website, informasi up to date
3. Ada wibsite, informasi cukup up to date
2. Ada website, informasi tidak up to date
1. Tidak memiliki website
(Sumber: Sugiyono, 2010 diolah kembali)

Kemudian dari hasil scoring kemudian di rata-rata, dengan menggunakan skala

likert kinerja layanan purna jual dapat dikategorikan sebagai berikut:

commit to user

109
perpustakaan.uns.ac.id 110
digilib.uns.ac.id

Tabel 15

Kategori Kinerja Layanan Purna Jual

Rata-rata Skor Kategori


4,2 – 5,0 Sangat Baik
3,4 – 4,1 Baik
2,6 – 3,3 Cukup Baik
1,8 – 2,5 Tidak Baik
1,0 - 1,7 Sangat tidak Baik
(Sumber: Sugiyono,2010 diolah kembali)

Pengukuran kinerja bisnis internal terdiri dari tiga aspek pengukuran,

yaitu: inovasi, proses internal, dan layanan alumni (purnal jual). Aspek inovasi

memiliki 1 (satu) indikator, aspek proses internal terdiri dari 6 (enam)

indikator dan aspek layanan purna jual terdiri dari 3 (tiga) indikator sehingga

seluruhnya berjumlah 10 (sepuluh) indikator. Setiap indikator memiliki skor

masing-masing terendah dan tertinggi dengan rentang 1-5, maka skor total

terendah dalam aspek ini adalah 10 dan tertinggi adalah 50. Dengan demikian

gradasi kinerja perspektif bisnis internal dapat diukur sebagaimana dalam

tabel berikut:

Tabel 16

Skala Pengukuran Kinerja Proses Bisnis Internal

Nilai Skala Kategori


43 – 50 5 Sangat Baik
34 – 42 4 Baik
26 – 33 3 Cukup Baik
18 – 25 2 Tidak Baik
10 – 17 1 Sangat Tidak Baik
(Sumber: Sugiyono, 2010, diolah kembali)

commit to user

110
perpustakaan.uns.ac.id 111
digilib.uns.ac.id

4. Variabel Kinerja Perspektif Pertumbuhan & Pembelajaran (Growing &

Learning)

Perspektif ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sekolah dapat terus

melakukan perbaikan dan menambah nilai bagi pelanggan dan stakholdersnya.

Sekolah sebagai organisasi sektor publik harus melakukan inovasi, kreasi dan

terus belajar meningkatkan proses perbaikan & pertumbuhan yang berkelanjutan.

Kinerja pertumbuhan dan pembelajaran ini memiliki 2 (dua) indikator yaitu

tingkat kemampuan pegawai dan tingkat kemampuan sistem informasi sekolah.

Untuk mengukur kinerja pertumbuhan dan pembelajaran digunakan kuesioner

kepuasan Mennesota (Minnesota Satisfaction Questionaire) yang sering diguna-

kan untuk mengukur tingkat kepuasan pegawai. Kuesioner ini dibagikan kepada

tenaga pendidik dan kependidikan SMK Negeri 6 Surakarta yang merupakan

responden dalam penelitian ini.

Pertanyaan yang diberikan memiliki lima jawaban yaitu sangat tidak baik,

tidak baik, cukup baik, baik, dan sangat baik. Jawaban responden atas kuesioner

tersebut dikuantifikasikan untuk mencari nilai rata-rata kinerja pada perspektif

pertumbuhan dan pembelajaran dengan menggunakan skala likert. Dari

pengolahan data tersebut akan diketahui tingkat kepuasan pegawai SMK Negeri 6.

Untuk mengukur tingkat kepuasan tersebut dilakukan dengan

membandingkan skor maksimal denngan skor persepsi tenaga pendidik dan

kependidikian terhadap realita yang ada.

Skor Perolehan
Tingkat Kepuasan= x100%
Skor Maksimal
commit to user

111
perpustakaan.uns.ac.id 112
digilib.uns.ac.id

Penggunaan skala likert dengan data interval 1-5 untuk menunjukkan

tingkat kepuasan responden yang diteliti yaitu tenaga pendidik dan kependidikan

SMK Negeri 6 Surakarta. Pengukuran kinerja pelanggan maupun kinerja

pertumbuhan dan pembelajaran terdiri dari dua indikator, yaitu kepuasan pegawai

dan sistem infromasi sekolah. Setiap indikator memiliki skor masing-masing

terendah dan tertinggi dengan rentang 1-5, maka total skor terendah adalah 2 (dua)

dan skor tertinggi adalah 10 (sepuluh). Dengan demikian untuk aspek kinerja

pertumbuhan dan pembelajaran gradasi kinerjanya dapat diukur seperti tampak

dalam tabel berikut:

Tabel 17

Skala Pengukuran Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Nilai (Prosentase) Skala Kategori


84,01%-100% 5 Sangat Puas
68,01% – 84% 4 Puas
52,01% – 68% 3 Cukup Puas
36,01% – 52% 2 Tidak Puas
20,00% – 36% 1 Sangat Tidak Puas
(Sumber : Sugiyono, 2010, diolah kembali)

D. Teknis Analisis Data

1. Pengujian Instrumen

Penelitian ini menggunakan instrumen pengambilan data berupa angket/

kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau peryataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar

commit to user

112
perpustakaan.uns.ac.id 113
digilib.uns.ac.id

(Sugiyono 2008: 199). Kuesioner yang digunakan terdiri atas kuesioner untuk

pelanggan (siswa) dan untuk guru dan karyawan.

Pengujian instrumen dilakukan dengan uji validitas dan uji relabilitas untuk

instrumen kepuasan pelanggan saja. Uji ini dilakukan karena instrumen penelitian

tersebut dibuat sendiri oleh peneliti, sehingga perlu diketahui tingkat validitas dan

reliabilitas dari instrumen tersebut.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur kepuasan pegawai

tidak diuji validitas dan reliabilitasnya karena instrumen yang digunakan

menggunakan instrumen minnesota yang sudah baku dan sudah sering digunakan

oleh peneliti-peneliti terdahulu.

a. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Silalahi 2009: 237). Senada

dengan Silalahi, Sekaran (2013: 203) mengemukakan bahwa “The reliability of

measure indicates the extent to wich it is without bias (eror free) and hence

ensures consistent measurement across time and across the various items in the

instrument”. Metode yang digunakan untuk melakukan uji reliablitias adalah

metode alpha (α) cronbach (Ridwan 2009: 104) sebagai berikut:


r 11 = [ ]. [1 ]

dimana:

r11 = tingkat reliabilitas yang dicari


∑Si = jumlah varian skor tiap-tiap item
St = varian total
K = jumlah item
commit to user

113
perpustakaan.uns.ac.id 114
digilib.uns.ac.id

Reliabilitas instrumen penelitian pada tingkat kepercayaan tertentu (α)

ditentukan jika:

- Jika α>rtabel berarti reliabel

- Jika α<rtabel berarti tidak reliabel.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji validitas dan reliabilitas dengan
bantuan software SPSS 20 atas setiap hasil jawaban kuesioner yang dibagikan
kepada responden.

b. Uji Validitas

Validitas adalah sejauh mana perbedaan dalam skor pada suatu instrumen

mencerminkan suatu kebenaran perbedaan antar individu-individu, kelompok-

kelompok atau situasi-situasi dalam karakteristik (variabel) yang ditemukan untuk

suatu ukuran (Silalahi 2009: 244). Uji validitas dalam penelitian ini mengguna-

kan metode Product Moment atau metode Pearson (Ridwan 2010:98), yaitu

dengan menentukan korelasi skor butir pada angket/kuesioner dengan skor total-

nya.

Rumus korelasi metode Product Moment yaitu:

(∈ ) (∈ )(∈ )
r hitung =
√{ ∈ (∈ ) }{ ∈ (∈ ) }

Dimana:

r hitung = koefisien korelasi product moment


n = jumlah responden
∑x = jumlah skor butir (x)
∑y = jumlah skor variabel (y)

Selanjutnya dihitung dengan Uji t dengan rumus:



t hitung =
commit to user

114
perpustakaan.uns.ac.id 115
digilib.uns.ac.id

dimana :

t = nilai t hitung
r = koefisien korelasi hasil r hitung
n = jumlah responden

dengan α = 0,05 maka:

a. Jika r hitung > r tabel, berarti valid

b. Jika r hitung < r tabel, berarti tidak valid

2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif

kuantitatif statistik komparatif yang digunakan untuk melakukan pengukuran

kinerja dengan pendekatan balanced scorecard menggunakan empat variabel

pengukuran, yaitu: variabel kinerja keuangan, variabel kinerja kepuasan

pelanggan, variabel kinerja bisnis internal, dan variabel kinerja pertumbuhan dan

pembelajaran. Metode ini dilakukan dengan cara:

a. Memaparkan dan menjelaskan data-data yang telah diperoleh, seperti data

keuangan sekolah, data kepuasan pelanggan/siswa, data kepuasan pegawai,

dan data hasil evaluasi diri sekolah.

b. Menganalisis angket reponden dengan cara melakukan tabulasi jawaban

angket dari seluruh responden kemudian dihitung rata-rata jawaban respoden

untuk masing-masing pertanyaan sehingga dapat dihitung tingkat kepuasan

pelanggan dan kepuasan pegawai.

c. Melakukan pembobotan untuk masing-masing kinerja berdasarkan perspektif

balanced scorecard. Teknik pembobotan adalah teknik yang digunakan untuk

memberi nilai bobot untuk sejumlah indikator atau atribut. Menurut Beckwith
commit to user

115
perpustakaan.uns.ac.id 116
digilib.uns.ac.id

(1973) dan Zeleny (1982) dalam Rita (2011), sekolompok orang cenderung

untuk menyebarkan persepsi mereka kepada atribut yang menurut

pertimbangan mereka penting. Teknik pembobotan yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan teknik pembobotan Dally (2010) yang disesuaikan

dengan kebutuhan penulisan.

Tabel 18

Format Bobot Keseluruhan Balanced Scorecard

No Perspektif Peta Strategi Indikator Kerja Utama (IKU) Skor


(1-5)
I Keuangan Penyediaan a. Ekonomis 5
Anggaran Secara b. Efisien 5
Rutin c. Efektifitas 5
Skore Keseluruhan I 15
II Pelanggan Kepuasan 1. Tingkat Kualitas Layanan 5
Pelanggan 2. Tingkat Kepuasan Pelanggan 5
Skore Keseluruhan II 10
III Proses Bisnis Inovasi 1. Penerapan Kurikulum 5
Internal Unggulan (Standar Isi)
Proses 2. Standar Proses 5
3. Standar Pendidik dan tenaga 5
Kependidikan
4. Standar Sarana dan Prasarana 5
5. Standar Kompetensi Lulusan 5
6. Standar Penilaian Pendidikan 5
7. Standar Pengelolaan 5
Layanan Purna 8. Website sekolah 5
Jual 9. Organisasi Alumni 5
(Layanan 10.Data Telusur Alumni 5
Alumni)
Skore Keseluruhan III 50
IV Pembelajaran Kepuasan 1. Tingkat Kepuasan Kerja 5
dan Pegawai
Pertumbuhan Kemampuan 2. Tingkat Kemampuan 5
Sistem Informasi
Skore Keseluruhan IV 10
Total Skore 85
(Sumber : Dally, 2010: 104)

commit to user

116
perpustakaan.uns.ac.id 117
digilib.uns.ac.id

d. Menentukan kirteria kinerja “Sangat Baik”, “Baik”, “Cukup Baik”, “Tidak

Baik”, dan “Sangat Tidak Baik”. Dengan menggunakan skala likert pada

interval 1-5 maka nilai kinerja akhir SMK Negeri 6 Surakarta dapat

mencerminkan kategori kinerja yang telah ditetapkan sebagaimana dalam

tabel di bawah ini:

Tabel 19

Nilai Kinerja Akhir Balanced Scorecard

Nilai (Skor) Skala Kategori


73 – 85 5 Sangat Baik
59 – 72 4 Baik
45 – 58 3 Cukup Baik
31 – 44 2 Tidak Baik
17 – 30 1 Sangat Tidak Baik
(Sumber: Sugiyono, 2010 diolah kembali)

commit to user

117
perpustakaan.uns.ac.id 118
digilib.uns.ac.id

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum SMK Negeri 6 Surakarta

1. Letak Geografis

Obyek penelitian ini adalah SMK Negeri 6 Surakarta yang beralamat di Jl.

LU Adi Sucipto No. 38 Surakarta Kota Surakarta. SMK Negeri 6 memiliki letak

yang strategis dan mudah dijangkau dengan kendaraan umum. Sebelah timur

berbatasan dengan SMP N 12 Surakarta dan sebelah barat berbatasan dengan

SMK N 4 Surakarta.

SMK Negeri 6 dulu dikenal dengan SMEA Negeri 3 Surakarta. SMK

Negeri 6 Surakarta didirikan pada tahun 1966/1967 oleh Bp. Marwan, dengan

nama SMEA Kodya Surakarta karena berada di daerah lingkungan Kodya

Surakarta. Berdasarkan SK No. 103/UKK/1968, tanggal 1 Januari 1968, SMEA

Kodya Surakarta resmi berganti nama menjadi SMEA Negeri 3 Surakarta. SMEA

Negeri 3 Surakarta beralamatkan di Jl. Jendral Urip Sumohardjo No. 56 Surakarta

sampai tahun 1976, setelah itu menempai lokasi di Jl. LU Adi Sucipto No. 38

Surakarta. Pada bulan Juli 1997, SMEA Negeri 3 Surakarta diganti namanya

menjadi SMK Negeri 6 Surakarta yang sebelumnya merupakan SMEA Pembina.

Saat ini SMK Negeri 6 Surakarta dipimpin oleh Dra. Sri Supartini,M.M.

Beliau diangkat menjadi kepala sekolah SMK Negeri 6 Surakarta sejak tahun

2002- hingga sekarang.

commit to user
118

118
perpustakaan.uns.ac.id 119
digilib.uns.ac.id

2. Struktur Organisasi SMK Negeri 6 Surakarta

SMK Negeri 6 Surakarta dalam melaksanakan Manajemen Berbasis

Sekolah didukung dengan pembagian tugas yang tercermin dalam struktur

organisasi sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI
SMK NEGERI 6 SURAKARTA

Komite Sekolah Kepala Sekolah Majelis Sekolah

QMR/WMM
Kepala
Tata Usaha
LITBANG

WKS WKS WKS WKS


KURIKULUM KESISWAAN SARPRAS HUMAS

Perpustakaan BP / BK BKK

STP2K UP

KKK KKK KKK


KOORD KOORD KKK KKK
PM UPW MM
NOR ADP AK AP

WALI WALI WALI WALI WALI


KELAS KELAS KELAS KELAS KELAS

GURU

SISWA

Gambar 14. Struktur Organisasi SMK Negeri 6 (Sumber: WMM SMK N 6)


commit to user

119
perpustakaan.uns.ac.id 120
digilib.uns.ac.id

3. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Negeri 6 Surakarta

a. Visi Sekolah

Menjadi sekolah unggul dan bermartabat dengan mengedepankan

penguatan kompetensi dan kemandirian lulusan.

b. Misi Sekolah

1) Melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan yang terstandar dan

berwawasan mutu.

2) Menghasilkan tamatan yang berkepribadian unggul, berwawasan luas

dan terampil dibidangnya.

c. Budaya Sekolah

Sekolah bertekad menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan yang

ber-orientasi pada mutu pada semua kegiatannya. Dalam layanan jasa

pendidikan dan pelatihan selalu mengadakan peninjauan, melaksanakan

penyempurnaan mutu secara terus menerus dan dikomunikasikan agar

dapat memenuhi persyaratan pelanggan atau stakeholders, sesuai dengan

standard SMM ISO 9001:2008, dengan membangun budaya organisasi.

Budaya akademis yang dibangun disingkat dengan VISKA yang

bermakna:

1) Visionare

2) I novatif

3) Sinergi

4) Kreatif

5) Akuntabel
commit to user

120
perpustakaan.uns.ac.id 121
digilib.uns.ac.id

d. Tujuan Sekolah

Sebagai penjabaran dari visi dan misi, SMK Negeri 6 Surakarta

memiliki tujuan:

1) Menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan yang berkarakter.

2) Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta

mengembangkan sikap mandiri.

3) Menyiapkan siswa memilih karier, mampu berkompetisi dan mampu

mengembangkan diri.

4) Memberi bekal pengetahuan dan ketrampilan profesional yang

memadai untuk berani bersaing global.

5) Memberi kecerdasan dan karakter yang kuat dalam membangun

pribadi yang unggul.

6) Siswa memiliki kemampuan, keberanian, keuletan untuk bergerak

sendiri dalam bisnis.

e. Program Pendidikan

SMK Negeri 6 Surakarta menyelenggarakan pendidikan kejuruan

yang terdiri atas lima kompetensi keahlian yaitu:

1) Akuntansi

2) Administrasi Perkantoran

3) Pemasaran

4) Usaha Perjalanan Wisata, dan

5) Multimedia
commit to user

121
perpustakaan.uns.ac.id 122
digilib.uns.ac.id

f. Sasaran Mutu Sekolah

Dalam upaya mencapai tujuan sekolah dan peningkatan mutu sekolah

secara berkelanjutan maka ditetapkan sasaran mutu sekolah. Adapun

sasaran mutu SMK Negeri 6 Surakarta pada tahun pelajaran 2013/2014

adalah sebagai berikut:

1) Bidang Pembelajaran dan kurikulum

a) Minimal 55 persen tamatan memperoleh nilai UN Matematika > 7,0.

b) Minimal 63 persen tamatan memperoleh nilai UN Bahasa Indonesia

> 7,50.

c) Minimal 53 persen tamatan memperoleh nilai UN Bahasa Inggris >

7,00.

d) Untuk semua Kompetensi Keahlian memperoleh nilai UKK > 8,3.

e) Tingkat Kelulusan Kelas XII 100 persen lulus.

f) Tingkat Kenaikan Kelas X, XI = 99 persen naik kelas.

g) Terbentuknya Perpustakaan Sekolah baik manual/elektronik dengan

pengunjung 60 persen seluruh siswa dan 75 persen seluruh guru.

2) Bidang Kesiswaan

a) Tingkat drop out siswa kelas X, XI, XII = 0,5 persen.

b) Untuk semua Kompetensi Keahlian memperoleh juara I pada LKS

SMK Kota Surakarta.

c) Mendapatkan kejuaraan bidang Orkes dan Science minimal 10 tropy

(juara I – III).

d) Tingkat pelanggaran disiplin siswa kelas X, XI, danXII < 3 persen.


commit to user

122
perpustakaan.uns.ac.id 123
digilib.uns.ac.id

3) Bidang Sarana dan Ketenagaan

a) Tingkat kerusakan sarana/ prasarana sekolah kurang dari 5 persen.

b) Penambahan sarana komputer dan kelengkapannya sebanyak 30

unit.

c) Pelatihan Bahasa Inggris bagi 20 guru.

d) Pelatihan Komputer bagi 20 guru.

e) Penyelesaian/rekomendasi terhadap kerusakan sarana/prasarana

maksimal 3 hari.

4) Bidang Humas .

a) 90 persen siswa kelas XI dapat melaksanakan On the Job Training

sesuai kompetensi keahlian.

b) Terlaksananya studi industri seluruh siswa kelas X dan XI, 100

persen dengan tanpa terjadi permasalahan.

c) Pencitraan positif sebesar 100 persen terhadap SMK Negeri 6

Surakarta dikalangan stakeholder dan masyarakat.

d) Keterserapan lulusan di dunia kerja untuk semua Kompetensi

Keahlian minimal 60 persen sebelum pengumuman.

e) Keuntungan Unit Produksi untuk kegiatan sekolah sebesar Rp.

20.000.000,00.

5) Bidang Pelayanan dan Ketatausahaan

a) Pelayanan surat menyurat selesai/direkomendasi maximal 3 hari

b) Pencapaian kepuasan pelanggan terhadap pelayanan Tata Usaha: 83

persen
commit to user

123
perpustakaan.uns.ac.id 124
digilib.uns.ac.id

4. Standar Tenaga Pendidik

SMK Negeri 6 Surakarta memiliki tenaga pendidik yang profesional sesuai

dengan standar tenaga pendidik yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 16

tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Sesuai

dengan Permendiknas Nomor 16 tahun 2007, guru pada SMK/MAK atau bentuk

lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum

diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1) program studi yang sesuai dengan mata

pelajaran yang diampu dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

Sebaran tenaga pendidik di SMK Negeri 6 Surakarta dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 20

Kualifikasi Guru SMK Negeri 6 Surakarta Tahun 2013

Tenaga Pendidik
Jenjang Pendidikan Total Prosentase
PNS Non PNS
S2 23 - 23 24,47%
S1 61 10 71 75,53%
Jumlah 84 10 94 100%
(Sumber : Tata Usaha SMK Negeri 6 Surakarta)

Dari tabel 19 dapat disimpulkan bahwa 100 persen guru yang mengajar di

SMK Negeri 6 Surakarta telah sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun

2007 yaitu minimal strata sarjana sebanyak 75,53 persen dan yang strata dua (S-2)

sebesar 24,47 persen.

5. Akreditasi Sekolah

Akreditasi sekolah merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan oleh

pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang untuk menentukan


commit to user

124
perpustakaan.uns.ac.id 125
digilib.uns.ac.id

kelayakan program dan/atau satuan pendidikan, berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan, sebagai bentuk akuntabilitas publik yang dilakukan secara obyektif,

adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria

yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Untuk dapat menyelenggarakan

pendidikan yang bermutu, maka setiap satuan pendidikan harus memenuhi atau

melampaui standar yang dilakukan melalui kegiatan akreditasi terhadap kelayakan

setiap satuan pendidikan.

SMK Negeri 6 Surakarta telah diakreditasi sejak tahun 2004, pada tahun

2010 diakreditasi kembali dengan memperoleh skore 95 yang termasuk kategori A

(amat baik) untuk semua kompetensi keahlian dari Badan Akreditasi Sekolah

Nasional.

Tabel 21

Nilai Akreditasi SMK Negeri 6 Surakarta Per Kompetensi Keahlian

Kompetensi Keahlian No Sertifikat Nilai Kategori Keterangan


Pemasaram 004535 95 A Amat Baik
Adm. Perkantoran 004536 95 A Amat Baik
Akuntansi 004537 95 A Amat Baik
Usaha Perjalanan Wisata 004538 95 A Amat Baik
Multimedia 004539 94 A Amat Baik
(Sumber: Tata Usaha SMK N 6 Surakarta)

6. Kurikulum Sekolah

SMK Negeri 6 Surakarta pada tahun pembelajaran 2013/2014 termasuk

sekolah yang menjadi pilot project implementasi kurikulum 2013. Untuk kelas X

pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 sedangkan kelas XI dan XII

menggunakan kurikulum KTSP Spektrum.

commit to user

125
perpustakaan.uns.ac.id 126
digilib.uns.ac.id

Kurikulum 2013 memiliki sifat top down dalam aspek Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar serta sylabus yang sudah dibuat oleh BNSP sehingga para guru

hanya menyusun RPP dengan pendekatan scientific. Sementara KTSP Spektrum

yang diterapkan pada kelas XI dan XII, Kompetensi Dasar dari BNSP hanya

menetapkankan batas minimal kompetensi sehingga sekolah dipersilakan untuk

melakukan modifikasi kurikulum untuk menciptakan keunggulan sesuai kondisi

dan potensi sekolah masing-masing. Dalam rangka meningkatan relevansi

kurikulum dengan dunia usaha dan dunia industri yang merupakan pemakai

lulusan SMK, dilakukan sinkronisasi kurikulum setiap tahun.

SMK Negeri 6 Surakarta juga memberikan pembekalan dan penanaman

jiwa entrepreneurship kepada para siswa melalui pembelajaran kewirausahaan.

Kewirausahaan diajarkan baik secara teori maupun praktik. Pembelajaran teori

dilakukan di kelas, sedangkan pembelajaran praktik melalui praktik tenda latih

dan direct seling. Kegiatan tenda latih, para siswa melakukan praktik bisnis secara

langsung dengan membuat dan memasarkan produk yang dihasilkan. Dari

kegiatan ini para siswa belajar menyusun proposal usaha, studi kelayakan usaha

dan menyusun laporan keuangan usaha. Untuk kegiatan direct seling para siswa

memasarkan produk perusahaan yang dikoordinasikan melalui Business Centre

VISKA Mart.

7. Standar Sarana dan Prasarana

Dalam mencapai tujuan pendidikan dan latihan di SMK Negeri 6 Surakarta,

perlu dan harus tersedia sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran.
commit to user

126
perpustakaan.uns.ac.id 127
digilib.uns.ac.id

Tabel 22, 23 dan 24 menyajikan data sarana dan prasarana pembelajaran yang ada

di SMK Negeri 6 Surakarta.

Tabel 22

Prasarana (Ruang) SMK Negeri 6 Surakarta Tahun 2013/2014

Kondisi Saat Ini

No Nama Ruang/Area Kerja Total Luas Jumlah


Jumlah Luas
Ruang (m2) (m2) Baik

A Ruang Pembelajaran Umum


1. Ruang Kelas 29 63 2079 29
2. Ruang Lab. IPA 1 120 1 1
3. Ruang Lab. Bahasa 1 100 100 1
4. Ruang Lab. TUK 1 63 63 1
5. Ruang Lab. Multimedia 2 100 200 2
6. Ruang Lab. Akuntansi 2 100 200 2
7. Ruang Lab. Adm Perkantoran 2 100 200 2
8. Ruang Lab. Pemasaran 2 100 200 2
9. Ruang Perpustakaan Konvensional 1 258 258 1
B Ruang Khusus (Praktik)
1. Ruang Praktek/Bengkel/Workshop
a. R. Praktek Tik Manual 1 63 63 1
b. R. Praktek Mesin Bisnis 1 63 63 1
c. R. Seni Tari/Budaya 1 120 120 1
d. R. Olah raga 1 76 76 1
e. R. Display 1 120 120 1
C Ruang Penunjang
1. Ruang Kepala Sekolah 1 56 56 1
2. Ruang Guru 2 200 400 2
3. Ruang Pelayanan Administrasi (TU) 1 77 77 1
4. BP/BK 1 63 63 1
5. Ruang OSIS 1 28 28 1
6. Ruang Pramuka, 1 28 28 1
7. Koperasi, 1 40 40 1
8. UKS, 1 28 28 1
9. Ruang Ibadah 1 400 400 1
10. Ruang Bersama (Aula) commit to 1user 258 258 1
11. Ruang Kantin Sekolah 4 60 60 4

127
perpustakaan.uns.ac.id 128
digilib.uns.ac.id

Kondisi Saat Ini

No Nama Ruang/Area Kerja Total Luas Jumlah


Jumlah Luas
Ruang (m2) (m2) Baik

12. Ruang Toilet 15 6 90 15


13. Ruang Gudang 1 56 56 1
14. Ruang Penjaga Sekolah 1 21 21 1
15. Ruang Unit Produksi 1 308 308 1
16. Ruang Wakil Kepala Sekolah 1 63 63 1
17. Ruang Sidang 2 30 60 2
18. Ruang K3 1 40 40 1
19. Pos Penjaga 1 8 8 1
20. Ruang Server 1 40 40 1
21. Tempat Parkir 3 100 300 3
22. Lapangan Olah raga 1 1.632 1.632 1
(Sumber: Tata Usaha SMK Negeri 6 Surakarta)

Tabel 23

Sarana Penunjang Pembelajaran (tahun 2014)

No Jenis Perabot Jumlah Yang ada Kondisi


1 Meja Siswa 780 Baik
2 Kursi Siswa 1450 Baik
3 Lemari 60 Baik
4 Papan Tulis 50 Baik
5 Meja Guru 93 Baik
6. Kursi Guru 93 Baik
7. Rak Buku perpustakaan 10 Baik
8. Lemari alat & bahan 10 Baik
9 LCD 48 Baik
10 Screen LCD 48 Baik
11 Kipas Angin 112 Baik
12 AC 17 Baik
13 Laptop 53 Baik
14 Komputer PC 472 Baik
15 Komputer Server 1 Baik
17 Printer 71 Baik
18 Timbangan Kodok 6 Baik
19 Cash Register commit to user 6 4 Baik

128
perpustakaan.uns.ac.id 129
digilib.uns.ac.id

No Jenis Perabot Jumlah Yang ada Kondisi


2 Rusak
20 Alat Pengepak barang Listrik 2 Baik
21 Mesin hitung manual 10 Baik
30 baik
21 Mesin Ketik Manual 40
10 rusak
22 Komputer Program Abacus 34 baik
23 CCTV 50 baik
(Sumber : Tata Usaha SMK Negeri 6 Surakarta)

Tabel 24

Ketersediaan Buku di Perpustakaan

Rasio
No Mata Pelajaran Jumlah
Buku: Siswa
1. Metematika Kelas X 470 1:1
2. Matematika Kelas XI 470 1:1
3 Matematika Kelas XII 470 1:1
4. Bahasa Inggris Kelas X 470 1:1
5 Bahasa Inggris Kelas XI 470 1:1
6 Bahasa Inggris Kelas XII 470 1:1
7. Bahasa Indonesia Kelas X 470 1:1
8. Bahasa Indonesia Kelas XI 470 1:1
9. Bahasa Indonesia Kelas XII 470 1:1
10. Prakarya dan Kewirausahaan X 470 1:1
11. Prakarya dan Kewirausahaan XI 470 1:1
12. Prakarya dan Kewirausahaan XII 470 1:1
13. Sejarah Kelas X 470 1:1
14. Sejarah Kelas XI 470 1:1
15 Sejarah Kelas XII 470 1:1
16. Produktif Akuntansi 360 1:1
17 Produktif Adm. Perkantoran 360 1:1
18 Produktif Pemasaran 300 1:1
19. Produktif Multimedia 100 1:1
20 Produktif Usaha Perjalanan Wisata 360 1:1
(Sumber: Perpustakaan SMK N 6 Surakarta)

commit to user

129
perpustakaan.uns.ac.id 130
digilib.uns.ac.id

Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran yang menyenangkan dan

menggali dari berbagai sumber, SMK Negeri 6 Surakarta juga menyediakan

jaringan internet dengan hostpot area dengan kapasitas badwidth 20 Mbps.

8. Peserta Didik

a. Jumlah Peserta didik

Siswa SMK Negeri 6 Surakarta pada saat ini mencapai 1.390 siswa

yang tersebar dalam lima kompetensi keahlian. Lebih jelas dapat dilihat

pada tabel 25 dan 26 berikut:

Tabel 25
Jumlah Siswa SMK Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014
Jumlah Kelas
No Kompetensi Keahlian Jumlah
Rombel X XI XII
1 Akuntansi 9 99 116 117 332
2 Administrasi Perkantoran 9 102 115 119 336
3 Pemasaran 6 68 75 75 218
4 Usaha Perjalanan Wisata 9 97 102 100 299
5 Multi Media 6 66 70 69 205
Jumlah 39 432 478 480 1390
(Sumber: Tata Usaha SMK Negeri 6 Surakarta)

Tabel 26

Distribusi Rombel Berdasarkan Kompetensi Keahlian

Kelas
No Kompetensi Keahlian
X XI XII Jumlah
1 Akuntansi 3 3 3 9
2 Administrasi Perkantoran 3 3 3 9
3 Pemasaran 2 2 2 6
4 Usaha Perjalanan Wisata 3 3 3 9
5 Multi Media 2 2 2 6
Jumlah 13 13 13 39
(Sumber: Tata Usaha SMK Negeri 6 Surakarta)

commit to user

130
perpustakaan.uns.ac.id 131
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan tabel 25, tampak perbedaan yang cukup signifikan

jumlah siswa antara siswa kelas X dan kelas XI dan XII. Hal ini sesuai

dengan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses dan

Panduan Penerimaan Siswa Baru No. 421.1/1777/dikmen/2013 yang

menetapkan jumlah siswa per rombel/kelas mulai tahun ajaran 2013/2014

maksimal 32 siswa sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya maksimal 40

siswa.

b. Prestasi Siswa

SMK Negeri 6 dikenal sebagai sekolah yang memiliki prestasi bagus

baik dalam kegiatan akademik maupun non akademik. Prestasi akademik

tercermin dalam perolehan Nilai Ujian Nasional dan Perolehan Juara

dalam Lomba Kompetensi Siswa. Prestasi non akademik merupakan

prestasi yang diraih siswa dari kegiatan pengembangan diri yang diadakan

sekolah melalui kegiatan ekstra kurikuler. Prestasi akademik yang

tercermin dalam perolehan nilai Ujian Nasional dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 27

Nilai Rata-rata Ujian Nasional (5 tahun terakhir)

Tahun Bhs. Indonesia Matematika Bhs. Inggris M. Produktif


2009/2010 7,57 6,84 8,09 9,00
2010/2011 7,85 8,71 8,34 8,84
2011/2012 7,97 8,30 7,91 8,51
2012/2013 8,28 7,52 7,56 9,22
2013/2014 8,72 7,83 8,42 8,55
commit to user
(Sumber: Bagian Litbang SMK Negeri 6 Surakarta)

131
perpustakaan.uns.ac.id 132
digilib.uns.ac.id

GRAFIK NILAI RATA-RATA UJIAN


NASIONAL
10 9 9,22
8,718,348,84 8,3 8,51 8,28 8,72 8,428,55
8,09 7,85 7,97 7,91 7,83
7,57 7,527,56
8 6,84
6

0
2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014

Bhs. Indonesia Matematika Bhs. Inggris M. Produktif

Gambar 15. Grafik Nilai Rata-rata Ujian Nasional lima tahun terakhir.

Selain prestasi dari nilai UN, kemampuan akademik siswa SMK

juga dilihat dari kemampuan sekolah dalam lomba kompetensi siswa

(LKS) baik tingkat kota maupun tingkat provinsi dan nasional.

Tabel 28

Raihan Juara Lomba Kompetensi Siswa

No Jenis LKS 2012 2013 2014 Keterangan


1 Akuntansi I II II Kota
2 Adm. Perkantoran I II I Kota
3 Pemasaran I I I Kota
4 UJP II II - Propinsi
5 Multimedia II III II Kota
(Sumber : Litbang SMK N 6, Data diolah kembali)

Untuk prestasi non akademik dapat dilihat dalam tabel berikut:

commit to user

132
perpustakaan.uns.ac.id 133
digilib.uns.ac.id

Tabel 29

Prestasi Non Akademik SMK Negeri 6 Surakarta Tahun 2013/2014

No Jenis Lomba Peringkat Keterangan

1 Lomba Panahan 26-30 Agustus Juara II : 50 m Tingkat Provinsi


2013 Juara II : 40 m Jawa Tengah
Juara II: 30 m
2 Lomba Jumbara 16-19 Juara I Se Karisidenan
September 2013 Surakarta
3 Lomba Pekan Seni Pelajar 19 Juara I Tingkat Kota
Desember 2013 Surakarta
4 Volunteer week & Youth Juara III UNS
Volunteer Competition 27-29
Desember2013
5 Lomba Green School/Adiwiyata Juara III Provinsi Jawa
Tengah
6 Lomba Bussiness Juara II UKSW
Communication Competition
SMA/SMK se Jawa 22 januari
2014
7 Trophi Kejuaraan Piala Presiden Juara III Kota Surakarta
ICA Katergori Handling Tary
Competition 16 Maret 2014
8 Lomba Pramuka Juara I Putri Kota Surakarta
Juara III Putra
9 Lomba Paskibraka Juara III Kota Surakarta
10 Lomba Olimpiade Penelitian Juara III Kota Surakarta
Siswa Bidang IPS 11 April 2014
(Sumber: Bag. Litbang SMK N 6 Surakarta, data diolah kembali)

c. Angka Siswa yang Mengulang dan Keluar

Tabel 30

Angka Siswa Mengulang dan Keluar

Tahun Pelajaran Mengulang Keluar/Mutasi


X XI XII Jml X XI XII Jml
2010/2011 6 1 - 7 6 10 1 17
2011/2012 2 5 - 7 3 1 - 4
2012/2013 2 - - 2 6 12 - 18
2013/2014 - - - - 3 9 - 12
(Sumber: Tata Usaha SMK Negeri 6 Surakarta)

d. Kondisi Siswa commit to user

133
perpustakaan.uns.ac.id 134
digilib.uns.ac.id

SMK Negeri 6 Surakarta termasuk sekolah unggulan dan diminati di

Kota Surakarta. Hal ini tercermin pada animo masyarakat untuk mendaftar

di SMK Negeri 6 Surakarta cukup tinggi. Jumlah pendaftar dan jumlah

siswa yang diterima sebagai siswa baru dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 31

Pendaftar Peserta Didik Baru dan Jumlah yang Diterima

Rasio Diterima dan


Tahun Pelajaran Pendaftar Diterima
Pendaftar
2009/2010 885 462 1:2
2010/2011 1051 468 1:2
2011/2012 929 450 1:2
2012/2013 799 414 1:2
2013/2014 737 401 1:2
2014/2015 685 416 1:2
(Sumber: Tata usaha SMK Negeri 6 Surakarta)

Grafik Penerimaan Peserta Didik Baru

1200 1051
885 929
1000 799 737 685
800
Siswa

600 462 468 450 414 416


401
400
200
0

Tahun Pelajaran

Pendaftar Diterima

Gambar 16. Grafik Penerimaan Peserta Didik Baru 6 tahun terakhir

B. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Istrumen


commit to user

134
perpustakaan.uns.ac.id 135
digilib.uns.ac.id

Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket untuk mengukur

kepuasan pelanggan dan kepuasan pegawai. Untuk angket kepuasan pegawai

(guru dan karyawan) penulis menggunakan instrumen minnesota yang sudah baku

dan sudah sering digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu sehingga tidak perlu

dilakuka uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk angket kepuasan pelanggan

penulis menyusun sendiri sehingga perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas

terhadap angket tersebut.

Adapun hasil pengujian instrumen angket kepuasan pelanggan setelah

dengan menggunakan SPSS 20 adalah sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Berdasarkan uji validitas dengan metode Product Moment dari Pearson

yang diolah dengan menggunakan SPSS 20 dapat diketahui bahwa dari 24

butir pertanyaan dalam angket kepuasan pelanggan seluruhnya dinyatakan

valid.

commit to user

135
perpustakaan.uns.ac.id 136
digilib.uns.ac.id

Tabel 32

Rangkuman Validitas Instrumen Kepuasan Pelanggan

Butir r Hitung r Tabel (α=5%, n= 100) Keterangan


1 0,414 0,195 Valid
2 0,396 0,195 Valid
3 0,468 0,195 Valid
4 0,579 0,195 Valid
5 0,462 0,195 Valid
6 0,649 0,195 Valid
7 0,379 0,195 Valid
8 0,391 0,195 Valid
9 0,623 0,195 Valid
10 0,496 0,195 Valid
11 0,630 0,195 Valid
12 0,634 0,195 Valid
13 0,330 0,195 Valid
14 0,681 0,195 Valid
15 0,721 0,195 Valid
16 0,655 0,195 Valid
17 0,568 0,195 Valid
18 0,676 0,195 Valid
19 0,644 0,195 Valid
20 0,493 0,195 Valid
21 0,577 0,195 Valid
22 0,561 0,195 Valid
23 0,649 0,195 Valid
24 0,696 0,195 Valid
(Sumber : Hasil Perhitungan SPSS 20, 2014)

2. Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien Cronbach’s

Alpha sebesar 0,904, sedangkan r tabel dengan α = 5% diperoleh angka

sebesar 0,195 dan pada α = 1% diperoleh sebesar 0,256. Dengan demikian

karena rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan 24 butir pertanyaan instrumen

penelitian yang diujikan dinyatakan reliabel, atau dapat juga dikatakan

commit
instrumen ini memiliki reliabilitas to user
yang tinggi.

136
perpustakaan.uns.ac.id 137
digilib.uns.ac.id

C. Pengukuran Kinerja SMK Negeri 6 Surakarta dengan Pendekatan

Balance Scorecard

Paparan analisis hasil penelitian untuk mengukur kinerja SMK Negeri 6

Surakarta dengan menggunakan pendekatan BSC dimulai dari kinerja perspektif

keuangan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pelanggan, perspektif pem-

belajaran dan pertumbuhan, dan terakhir dipaparkan hasil keseluruhan pengukuran

empat perspektif BSC sehingga tersusun suatu analisis kinerja SMK Negeri 6

Surakarta berdasarkan pendekatan BSC.

1. Analisis Kinerja Perspektif Keuangan SMK Negeri 6 Surakarta

Pengukuran terhadap kinerja perspektif keuangan SMK Negeri 6 Surakarta

dengan melihat kinerja dari perspektif penyedia sumber dana dan ketercapaian

target keuangan sebagaimana yang direncanakan oleh sekolah. Untuk mengetahui

kinerja keuangan, penulis menggunakan alat rasio keuangan. Teknik analisis rasio

digunakan untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu yang ada dalam

laporan keuangan sekolah/organisasi.

SMK Negeri 6 Surakarta merupakan salah satu organisasi publik sehingga

untuk mengukur kinerja keuangannya dilakukan dengan menggunakan ukuran

kinerja organisasi sektor publik. Hal ini dapat dipahami, karena sumber utama

pendapatan sekolah sebagai organisasi publik adalah dana dari APBN atau APBD

yang bersumber dari para pembayar pajak. Pembayar pajak mengharapkan setoran

pajaknya dapat dimanfaatkan secara efisien, efektif, dan ekonomis (value for

money). Menurut Mahsun (2009) kinerja keuangan yang biasa digunakan pada

commit to user

137
perpustakaan.uns.ac.id 138
digilib.uns.ac.id

organisasi publik yang menganut sistem value for money mempunyai tiga

indikator, yaitu ekonomis, efisien, dan efektif.

Untuk memperoleh gambaran pengukuran kinerja keuangan SMK Negeri 6

Surakarta penulis menggunakan data sekunder yang berupa Rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah (RKAS) dan Laporan Kegiatan dan Anggaran Sekolah tahun

2012/2013. Penyajian Laporan Realisasi Anggaran dilakukan dengan cara

menyandingkan informasi realisasi dan anggaran instansi pemerintah (PP No. 24

tahun 2005, ps. 2). Berikut uraian RKAS dan LKAS SMK Negeri 6 Surakarta

tanggal 30 Juni 2013.

commit to user

138
perpustakaan.uns.ac.id 139
digilib.uns.ac.id

Tabel 33

Perbandingan Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2012/2013


(dalam 000 rupiah)

%
URAIAN ANGGARAN REALISASI
REALISASI
PENDAPATAN
I DPA-SKPD 4.597.706 4.607.711 100,22%
1. Belanja Tidak Langsung 4.354.206 4.364.211 100,23%
2. Belanja Langsung 243.500 243.500 100,00%
BANTUAN
II PUSAT/PROPINSI/PEMKOT 1.355.920 1.355.920 100,00%
1. Propinsi 350.000 350.000 100,00%
2. BPMKS 809.760 809.760 100,00%
3. BOMM 173.400 173.400 100,00%
4. Uji Kompetensi 22.760 22.760 100,00%
III KOMITE SEKOLAH 2.908.840 2.908.840 100,00%
1. Sumbangan Pengembangan Sekolah 730.000 730.000 100,00%
2. BOP (Rutin) 2.178.840 2.178.840 100,00%
IV PENERIMAAN LAINNYA 30.000 30.500 101,67%
V SALDO TAHUN 2011/2012 3.580 3.580
JUMLAH 8.896.046 8.906.551 100,12%
BELANJA/PENGGUNAAN
I BIAYA INVESTASI 1.050.000 1.047.650 99,78%
1. Fisik Dan peralatan 890.000 887.650 99,74%
2. Peningkatan Mutu 160.000 160.000 100,00%
BIAYA OPERASIONAL
II PERSONALIA 4.356.366 4.366.371 100,23%
1. Gaji 4.298.946 4.308.951 100,23%
2. Tunjangan 57.420 57.420 100,00%
BIAYA OPERASIONAL NON
III PERSONALIA 1.640.915 1.628.210 99,23%
1. Biaya Alat Tulis Sekolah 236.588 236.588 100,00%
2. Biaya alat -alat dan BHP 309.586,25 307.650 99,37%
3. Biaya Pemeliharaan sarpran 282.400 280.656 99,38%
4. Biaya Jasa dan Berlangganan 232.500 232.500 100,00%
5. Biaya Perjalanan Dinas 145.200 141.275 97,30%
6. Biaya Konsumsi 157.640 152.540 96,76%
7. Pengembangan Profesi 250.000 250.000 100,00%
8. Reward Guru 24.000 24.000 100,00%
9. Biaya Pelaporan 3.000 3.000 100,00%
IV BIAYA PERSONAL SISWA 1.848.765 1.848.115 99,96%
1. Biaya Pembinaan Kesiswaan 278.500 277.850 99,77%
2. Biaya Uji Kompetensi 22.760 22.760 100,00%
3. Biaya Prakerin 17.250 17.250 100,00%
4. Biaya Penerimaan Siswa Baru 11.500 11.500 100,00%
Pelaksanaan Evaluasi Proses
5. Pembelajaran 1.457.555 1.457.555 100,00%
6. Beasiswa 61.200 61.200 100,00%
JUMLAH 8.896.046 8.890.346,25 99,94%

SALDO - 16.204,75
(Sumber: Bagian Keuangan SMK N 6, Data diolah kembali)
commit to user

139
perpustakaan.uns.ac.id 140
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan tabel di atas, dilakukan analisis kenerja keuangan SMK Negeri

6 Surakarta berdasarkan konsep value for money (Mahsun,2009) sebagai berikut:

a. Ekonomis

Berdasarkan laporan realisasi anggaran SMK Negeri 6 Surakarta pada

tabel di atas diperoleh informasi bahwa belanja operasional pada tahun

2012/2013 mencapai Rp 7.842.696,00. Realisasi belanja ini lebih rendah dari

pada rencana belanja sebesar Rp 7.846.046.000,00. Tingkat ekonomis

keuangan SMK Negeri 6 Surakarta tahun 2012/2013 dapat dihitung:

Realisasi Belanja Operasional x 100%


Ekonomis =
Anggaran belanja Operasional
Rp 7.842.696.000,00
Ekonomis = x 100%
Rp 7.846.046.000,00

Ekonomis = 99,96%

Dari perhitungan tersebut tingkat keekonomisan kondisi keuangan SMK

N 6 Surakarta mencapai 99,96%. Dengan menggunakan skala likert diperoleh

skore nilai ekonomis keuangan SMK Negeri 6 Surakarta sebesar 3 termasuk

kategori cukup ekonomis.

b. Efektifitas

Pengukuran efektivitas organisasi publik dengan menggunakan konsep

value for money merupakan hubungan antara outcome dengan tujuan. Dalam

organisasi sekolah untuk menilai outcome tidak dapat diperoleh secara

langsung karena produksnya adalam lulusan sehingga memerlukan waktu

tertentu yang telah direncanakan dalam perencanaan strategis sekolah.

Mahsun (2009) menjelaskan dalam pengukuran efektivitas organisasi

commit totingkat
publik dapat dilihat dengan mengukur user output yang diperoleh sekolah

140
perpustakaan.uns.ac.id 141
digilib.uns.ac.id

terhadap target-target penerimaan atau pendapatan yang telah direncanakan.

Dalam konteks ini tingkat output merupakan realisasi peneriman/pendapatan

sekolah berdasarkan jumlah siswa yang ditampung disekolah tersebut.

Berdasarkan tabel anggaran dan realisasi keuangan SMK N 6 Surakarta

di atas dapat dihitung tingkat efektivitas keuangan sebagai berikut:

Realisasi Pendapatan Sekolah


Efektivitas = x 100%
Rencana Anggaran Pendapatan

Rp 8.906.551.000,00
Efektivitas =
Rp 8.896.046.000,00 x 100%

Efektivitas = 100,12%

Dari perhitungan di atas, realisasi pendapatan sekolah melebihi target

pendapatan sekolah sebesar Rp 10.505.000,00 atau sebesar 0,12%. Tingkat

efektivitas keuangan SMK Negeri 6 Surakarta sebesar 100,12% dengan kata

lain, SMK N 6 Surakarta mampu merealisasikan pendapatan sekolah sebesar

1,0012 kali dari yang dianggarkan. Dengan menggunakan skala likert maka

diperoleh skor keefektifan keuangan SMK Negeri 6 Surakarta sebesar 5 atau

dapat dikategorikan sangat efektif.

c. Efisien

Dari laporan perbandingan anggaran dan realisasi keuangan SMK Negeri

6 Surakarta dapat dihitung tingkat efisiensinya sebagai berikut:

Realisasi Belanja Operasional


Efisiensi = x 100%
Rencana Anggaran Pendapatan
Rp 8.890.346.250,00
Efisiensi = Rp 8.906.551.000,00 x 100%
commit to user

141
perpustakaan.uns.ac.id 142
digilib.uns.ac.id

Efisiensi = 99,18%

Berdasarkan perhitungan di atas dapat dinilai bahwa tingkat efisiensi

keuangan SMK Negeri 6 Surakarta sebesar 99,18 persen. Angka 99,18 persen

memiliki makna bahwa jumlah belanja operasional sekolah lebih kecil

dibanding pendapatan sekolah, dalam hal ini lebih kecil atau terjadi

penghematan sebesar 0,82 persen atau senilai Rp 16.204.750,00. Dengan

menggunakan skala likert skor efisiensi keuangan SMK Negeri 6 Surakarta

masuk dalam kategori cukup efisien dengan nilai skor sebesar 3.

Dengan demikian pengukuran kinerja keuangan SMK Negeri 6

Surakarta dapat dinyatakan dalam tabel berikut:

Tabel 34

Rekapitulasi Kinerja Perspektif Keuangan SMK Negeri 6 Surakarta

Aspek Prosentase Skor Kategori


Ekonomis 99,96% 3 Cukup Ekonomis
Efektifitas 100,12% 5 Sangat Efektif
Efisiensi 99,18% 3 Cukup Efisien
Total 11

2. Analisis Kinerja Perspektif Pelanggan SMK Negeri 6 Surakarta

Perspektif pelanggan merupakan perspektif kedua dalam BSC. Dalam

organisasi publik yang dimana kegiatan utamanya memberikan pelayanan kepada

pelanggan sehingga pelanggan memiliki posisi strategis dalam rencana strategis

organisasi. Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan pendidikan yang diberikan

oleh sekolah akan memiliki multiplier effect terhadap perspektif BSC yang lain.

Dalam konteks organisasi skeolah, pelanggan utamanya adalah para siswa.


commit to user

142
perpustakaan.uns.ac.id 143
digilib.uns.ac.id

Sekolah harus berupaya memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para

siswa selama mengikuti proses pembelajaran di sekolah.

Pengukuran kinerja perspektif pelanggan dilakukan dengan mengukur

tingkat kualitas layanan dan tingkat kepuasan pelanggan dengan menggunakan

teori Service Quality dari Zaithaml, et.al (1990). Untuk mengetahui persepsi

pelanggan (para siswa) terhadap layanan yang diberikan SMK Negeri 6 Surakarta,

penulis menggunakan instrumen berupa angket/kuesioner yang terdiri dari 24

pertanyaan. Pertanyaan–pertanyaan dalam kuesioner tersebut mewakili lima

dimensi mutu pelayanan dalam service quality, yaitu: tangibility, reliability,

responsiveness, assurance, dan emphaty.

a. Persepsi Pelanggan terhadap Tampilan Fisik SMK Negeri 6 Surakarta

(Dimensi Tangibility)

Dimensi tangibility (tampilan fisik/wujud) dalam pelayanan SMK

Negeri 6 Surakarta melingkupi fasilitas fisik berupa gedung, halaman, sarana

prasarana, perpustakaan dan ruang pembelajaran yang nyaman. Dalam

penelitian ini tingkat kepuasan pelanggan pada aspek tangibility diukur

berdasarkan tanggapan pelanggan (para siswa) terhadap delapan butir

pertanyaan dalam kuesioner, yaitu butir 1 (satu) sampai 8 (delapan).

Kedelapan butir pertanyaan untuk mengukur kepuasan atas dimensi tangibility

meliputi pertanyaan tentang 1) Kondisi ruang belajar, 2) Green School, 3)

ketersediaan tempat parkir, 4) Ketersediaan sarana dan prasana, 5) Layanan di

perpustakaan, 6) tersediannya perangkat IT, 7) tercukupinya buku pelajaran,

dan 8) lokasi/letak sekolah.

Tanggapan pelanggan terhadap dimensi tangibility SMK Negeri 6


commit to user
Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut:

143
144

Tabel 35

Kenyataan (Persepsi) Responden (Siswa) terhadap Tangibility.

No Pertanyaan Jawaban Responden Jumlah


1 2 3 4 5
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
1 Kenyamanan dan kebersihan ruang belajar - - 13 13 66 66 21 21 - - 100 100

2 Lingkungan sekolah merupakan school green 5 5 37 37 47 47 11 11 100 100


dan indah
3 Tempat parkir memadai 5 5 22 22 62 62 6 6 5 5 100 100

4 Sarana dan prasarana yang ada disekolah - - 10 10 47 47 41 41 2 2 100 100


dapat dimanfaatkan oleh semua siswa
5 Layanan perpustakaan sekolah cukup lengkap - - 7 7 47 47 37 37 9 9 100 100

6 Tersedia komputer yang cukup untuk proses 1 1 14 14 31 31 40 40 14 14 100 100


pembelajaran
7 Buku pelajaran yang disediakan sekolah - - 15 15 49 49 26 26 10 10 100 100
cukup untuk semua siswa
8 Letak/lokasi sekolah mudah dijangkau dan 1 1 3 3 20 20 35 35 41 41 100 100
strategis
Jumlah 7 0,88 89 11,13 359 44,88 253 31,63 92 11,50 800 100

(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

144
perpustakaan.uns.ac.id 145
digilib.uns.ac.id

Dari tabel 35 diperoleh informasi respon pelanggan (responden)

terhadap tangibility SMK Negeri 6 Surakarta, yaitu: sebesar 0,88%

memberikan jawaban sangat tidak puas, sebesar 11,13% memberikan

jawaban tidak puas, sebesar 44,88% memberikan jawaban cukup puas,

sebesar 31,63% memberikan jawaban puas, dan sebesar 11,50% memberikan

jawaban sangat baik.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa 88% secara umum

responden menilai tangibility SMK Negeri 6 Surakarta sudah baik, sedangkan

12% responden menilai tangibility SMK N 6 Surakarta belum baik.

Untuk melakukan pengukuran tingkat kepuasan pelanggan terhadap

tangibility sekolah dilakukan dengan membandingkan skor kenyataan

(persepsi) dengan skor tingkat harapan pelanggan. Apabila skor kenyataan

(persepsi) dikurangi dengan skor harapan terdapat selisih/perbedaan (gap),

maka gap tersebut merupakan kesenjangan antara kenyataan dan harapan

pelanggan terhadap kualitas yang diberikan. Jika gap bernilai negatif

menunjukkan tingkat pelayanan yang lebih rendah dari yang diharapkan. Jika

gap bernilai nol, menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan sudah sesuai

dan memenuhi harapan pelanggan. Perhitungan skor kenyataan dan skor

tingkat harapan pelanggan dapat dilihat dalam tabel berikut:

commit to user

145
146

Tabel 36

Hasil Perhitungan Skor Kenyataan dan Skor Harapan Pelanggan untuk Tangibility

SMK Negeri 6 Surakarta

Skor per Komponen Tangibility


Uraian Total
1 2 3 4 5 6 7 8

Kenyataan 308 364 284 335 348 352 331 412 2.734

Harapan 438 448 422 447 455 445 440 459 3.554

Rata-rata Skor Kenyataan 3,08 3,64 2,84 3,35 3,48 3,52 3,31 4,12 3,412

Rata-rata Skor Harapan 4,38 4,48 4,22 4,47 4,55 4,45 4,4 4,59 4,443

Gap (Skor Kenyataan dikurangi Harapan) -1,3 -0,84 -1,38 -1,12 -1,07 -0,93 -1,09 -0,47 -1,025

Tingkat Kepuasan 70,3% 81,3% 67,3% 74,9% 76,5% 79,1% 75,2% 89,8% 76,93%

(Sumber: Hasil penelitian penulis, 2014)

146
perpustakaan.uns.ac.id 147
digilib.uns.ac.id

Dari tabel 36 menunjukkan bahwa setiap komponen pelayanan dalam

dimensi tangibility maupun secara keseluruhan menunjukkan skor kenyataan

(persepsi) lebih rendah dibandingkan skor harapan. Urutan kesenjangan skor

kenyataan dengan skor harapan adalah komponen 3, 1, 4, 7, 5, 2, dan 8.

Komponen dimensi tangibility yang gapnya tertinggi adalah item no 3, yaitu:

tempat parkir yang memadai dengan skor gap sebesar -1,38. Hal in

menunjukkan responden menilai tempat parkir yang disediakan belum

memadai. Jika dilihat pada aspek kepuasan pada item no. 3 dari dimensi

tangibility, diketahui tingkat kepuasan pelanggan mencapai 67,3%. Kondisi

tempat parkir, baik dari segi luas maupun kenyamanan tempat parkir belum

sesuai harapan pelanggan. Tempat parkir yang ada belum mampu menam-

pung kendaraan motor maupun sepeda para siswa sehingga banyak kendaraan

siswa yang kehujanan atau kepanasan.

Urutan kesenjangan terbesar selanjutnya sebesar -1,3 adalah item no. 1,

yaitu terkait dengan kenyamanan dan kebersihan ruang belajar. Kenyamanan

dan kebersihan ruang belajar merupakan faktor penting yang mendukung

motivasi siswa dalam belajar. SMK Negeri 6 Surakarta terletak ditepi jalan

raya utama, sehingga suasana kelas agak panas dan pada saat penelitian ini

dilakukan belum semua ruang kelas terpasang kipas angin atau AC. Selain itu

ruang kelas yang sebelah selatan atau yang dekat jalan raya seringkali

terganggu oleh suara kendaraan yang melintas di Jl. LU Adisucipto sehingga

konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran sering terganggu. Kondisi

ini tercermin pada tingkat kepuasan pelanggan terhadap kenyamanan dan

kebersihan ruang belajar mencapai 70,32%. Hal ini menunjukkan masih

commit to user

147
perpustakaan.uns.ac.id 148
digilib.uns.ac.id

terdapat 29,68% pelanggan belum puas terhadap kenyamanan dan kebersihan

ruang belajar.

Kesenjangan (gap) terendah sebesar -0,47 yaitu pada item ke 8 yaitu

berkaitan dengan letak sekolah yang mudah dijangkau. Hal ini karena secara

faktual, SMK Negeri 6 terletak pada jalur kendaraan umum sehingga mudah

dijangkau oleh responden (siswa) baik yang naik kendaraan umum maupun

yang mengendari kendaraan/sepeda sendiri. Tingkat kepuasan responden

terhadap letak SMK Negeri 6 Surakarta mencapai 89,8%.

Jika diamati secara keseluruhan dari item dalam dimensi tangibility

maka diperoleh tingkat kepuasan pelanggan sebesar 76,93%. Hal ini

menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, sekolah perlu

meningkatkan kualitas layanan sehingga sesuai dengan harapan pelanggan.

Peningkatan kualitas layanan dari dimensi tangibility dapat dimulai dengan

melihat kesenjangan yang tertinggi sebagaimana dipaparkan di atas, yaitu

dimulai dari aspek kebersihan dan kenyamanan ruang belajar.

Tingkat Kepuasan atas Tangibility


Sekolah
100% 89,76%
81,25%
70,32% 74,94% 76,48% 79,10% 75,23%
80% 67,30%

60%

40%

20%

0%
1 2 3 4 5 6 7 8
No Butir Tangibility

commit to user
Gambar 17. Grafik Tingkat Kepuasan dimensi Tangibility

148
perpustakaan.uns.ac.id 149
digilib.uns.ac.id

b. Persepsi Pelanggan terhadap Keandalan dalam Memberikan/ Melak-

sanakan Pelayanan yang Dijanjikan (Dimensi Reliability)

Dimensi reliability merupakan kemampuan dan kehandalan sekolah

mem-berikan layanan kepada para siswa sesuai dengan apa yag dijanjikan.

Dalam penelitian ini dimensi reliability diukur berdasarkan tanggapan

responden pelang-gan (siswa) terhadap butir pertanyaan yang ada dalam

instrumen kuesioner, yaitu butir 9 sampai butir 14. Rekapitulasi tanggapan

responden terhadap pertanyaan yang berhubungan dengan keandalan sekolah

dalam memberikan atau melaksanakan pelayanan yang dijanjikan dapat dilihat

pada tabel 37.

Dari tabel 37 dapat diketahui bahwa tanggapan reponden terhadap

keandalan sekolah dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan (reliability)

sebagai berikut:

1) 1,17 persen menyatakan sangat tidak baik.

2) 10,50 persen menyatakan tidak baik.

3) 53,33 persen menyatakan cukup baik.

4) 29,67 persen menyatakan baik.

5) 5,33 persen menyatakan sangat baik.

Dengan demikian dapat dipaparkan 88,33 persen responden memberikan

tanggapan baik atas keandalan sekolah dalam memberikan pelayanan yang

dijanjikan. Masih terdapat 11,67 persen responden yang menyatakan

keandalan sekolah dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan belum baik.

commit to user

149
150

Tabel 37

Kenyataan (Persepsi) Responden (Siswa) terhadap Reliability

No Pertanyaan Jawaban Responden Jumlah


1 2 3 4 5
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
9 Guru mampu menyampaikan materi pelajaran kepada
- - 6 6 46 46 43 43 5 5 100 100
siswa dalam proses pembelajaran di kelas sehingga
siswa mudah memahami materi yang disajikan.
10 Guru mampu menggunakan bahasa yang mudah
- - 4 4 59 59 33 33 4 4 100 100
dipahami oleh siswa ketika menyajikan pembelajaran
di kelas
11 Guru Bimbingan dan konseling memiliki kemampuan
memberikan pelayanan konseling, misalnya tentang
2 2 12 12 37 37 33 33 16 16 100 100
cara belajar yang baik, cara bergaul di sekolah yang
baik, memilih sekolah atau pekerjaan yang sesuai
minat dan bakat
12 Pegawai administrasi terampil dan ramah (5-S) dalam
3 3 16 16 62 62 17 17 2 2 100 100
memberikan pelayaan adminstrasi kepada semua
siswa
13 Petugas perpustakaan mampu memberikan pelayanan 1 1 11 11 64 64 23 23 1 1 100 100
kepustakaan kepada semua siswa
14 Sekolah memiliki kemampuan dalam
mengembangkan dan menyalurkan bakat dan minat 1 1 14 14 52 52 29 29 4 4 100 100
siswa (seni, olahraga, kewirausahaan, KIR,
kerohanian, PMR)
Jumlah 7 1,17 63 10,5 320 53,33 178 29,67 32 5,33 600 100

(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

150
perpustakaan.uns.ac.id 151
digilib.uns.ac.id

Untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap reliability sekolah,

dilakukan dengan membandingkan skor kenyataan (persepsi) dengan skor tingkat

harapan pelanggan dari butir-butir pernyataan 9-14 dalam kuesioner.

Perhitungan skor kepuasan pelanggan terhadap reliability SMK Negeri 6

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 38

Hasil Perhitungan Skor Kenyataan dan Skor Harapan Pelanggan untuk

Reliability SMK Negeri 6 Surakarta

Skor per Komponen Tangibility


Uraian Total
9 10 11 12 13 14
Kenyataan 347 337 349 299 312 344 1988
Harapan 454 451 445 441 436 449 2676
Rata-rata Skor
3,47 3,37 3,49 2,99 3,12 3,44 3,31
Kenyataan
Rata-rata Skor
4,54 4,51 4,45 4,41 4,36 4,49 4,46
Harapan
Gap (Skor Kenyataan
dikurangi Harapan)
-1,07 -1,14 -0,96 -1,42 -1,24 -1,05 -1,15
Tingkat Kepuasan 70,32% 74,72% 78,43% 67,80% 71,56% 76,61% 74,29%
(Sumber: Hasil penelitian penulis, 2014)

Dari tabel 38 dapat diketahui masing-masing komponen secara keseluruhan

menunjukkan bahwa skor kenyataan (persepsi) pelanggan lebih rendah

dibandingkan skor harapan. Jumlah skor rata-rata kesenjangan sebesar -1,15. Hal

ini menunjukkan tingkat reliability sekolah belum dapat memenuhi seluruh

harapan pelanggan.

Dari ke enam komponen reliability sekolah, butir pertanyaan ke 12 (dua

belas), yaitu keramahan pegawai administrasi (tata usaha) dalam memberikan

pelayanan kepada para pelanggan memiliki tingkat kesenjangan yang paling


commit to user

151
perpustakaan.uns.ac.id 152
digilib.uns.ac.id

besar, yaitu sebesar -1,42 dan tingkat kepuasan pelanggan sebesar 67,80 persen.

Kesenjangan yang tinggi selanjutnya sebesar -1,24, terdapat pada butir pertanyaan

ke 13 (tiga belas), yaitu: kemampuan pelayanan petugas perpustakaan. Kepuasan

pelanggan atas pelayanan pustakawan baru mencapai 71,56 persen. Sementara itu

terhadap butir pertanyaan ke 9 (sembilan) terkait dengan kemampuan guru

menjelaskan materi pembelajaran yang mudah dipahami oleh para siswa terdapat

kesenjangan antara kenyataan dan harapan siswa sebesar -1,07 dan tingkat

kepuasan pelanggan pada komponen ini baru mencapai 70,32 persen.

Kemampuan guru bimbingan dan konseling dalam menjaalankan pelayanan

konseling yang merupakan butir pertanyaan ke 11 (sebelas) memiliki kesenjangan

yang terendah, yaitu: sebesar -0,96 dan tingkat kepuasan pelanggan mencapai

74,72%. Sementara itu para siswa memberikan respon kepuasan yang lebih tinggi

pada butir ke 14 (empat belas) sebesar 76,61 persen, yaitu pada kemampuan

sekolah dalam menggali dan mengembangkan minat dan bakat siswa melalui

aneka kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri lainnya.

Secara keseluruhan, tingkat kepuasan pelanggan terhadap reliability sekolah

mencapai 74,29%. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap reliability, sekolah

harus melakukan pelatihan dan pembiasan 5 S (Senyum, salam, sapa, sopan, dan santun)

kepada seluruh pegawai dan guru, melakukan pelatihan metode pembelajaran bagi guru,

dan meningkatkan pelayanan bimbingan konseling.

Tingkat kepuasan masing-masing komponen reliability sekolah lebih jelas

lagi dapat dilihat dalam grafik berikut:

commit to user

152
perpustakaan.uns.ac.id 153
digilib.uns.ac.id

Tingkat Kepuasan atas Reliability


100%
90% 78,43%
76,43% 74,72% 76,61%
80% 71,56%
67,80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
9 10 11 12 13 14
No Butir Angket

Gambar 18. Grafik kepuasan pelanggan atas reliability SMK N 6 Surakarta

c. Persepsi Pelanggan terhadap Ketanggapan SMK Negeri 6 Surakarta

(Dimensi Responsiveness)

Pengukuran terhadap tingkat kepuasan pelanggan terhadap ketanggapan

dalam menyediakan pelayanan terkait dengan kemampuan atau tanggapan

sekolah dalam melayani terhadap kesulitan yang mungkin dihadapi oleh para

siswa. Dalam penelitian ini dimensi ketanggapan (responsiveness) diukur

dengan cara menganalisa tanggapan responden (siswa) terhadap butir

pertanyaan 15, 16, dan 17 dari kuesioner/angket yang dibagikan. Butir 15,

digunakan untuk mengukur tanggapan guru terhadap kesulitan belajar yang

dialami para siswa. Butir 16, digunakan untuk mengukur kepuasan siswa atas

kemampuan guru dalam memberikan solusi atas kesulitan yang dialami para

siswa dalam belajar. Butir 17 merupakan pengukur kepuasan siswa terhadap

kemudahan menghubungi gurucommit to user


jika para siswa menginginkan suatu informasi.

153
perpustakaan.uns.ac.id 154
digilib.uns.ac.id

Tanggapan siswa terhadap kemampuan atau ketanggapan sekolah dalam

memberikan pelayanan kepada para siswa dapat dari angket yang disebar

diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa menyatakan puas sebanyak

(51,33%) dan sangat puas (29,67%) atas kemampuan atau ketanggapan

sekolah dalam memberikan pelayanan secepat mungkin kepada para siswa

atas keluhan atau permasalahan yang dihadapi para siswa dalam belajarnya.

Namun demikian masih terdapat 14% siswa yang menyatakan tidak puas atas

dimensi responsiveness sekolah.

Atas butir pertanyaan 15 (lima belas) yaitu “Guru selalu memberikan

tanggapan yang cepat terhadap kesulitan belajar yang dialami siswa seperti

kurang konsentrasi, prestasi turun, kesulitan adaptasi/bergaul dengan teman

disekolah” sebanyak 85 responden atau 85 persen merasa puas dan sisanya 15

responden atau 15% menyatakan belum puas. Sementara itu, atas butir

pertanyaan 16 (enam belas) yang terkait ketepatan guru dalam memberikan

soluasi atas kesulitan belajar, sebanyak 88 responden menjawab puas dan 12

responden menjawab belum puas. Tanggapan atas butir pertanyaan ke 17

(tujuh belas) yaitu kemudahan menghubungi guru untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan siswa, sebanyak 85 responden menjawab puas dan

15 responden menjawab belum puas.

Lebih jelas terkait dengan Tanggapan siswa terhadap kemampuan atau

ketanggapan sekolah dalam memberikan pelayanan kepada para siswa dapat

dilihat pada tabel 38 di bawah ini:


commit to user

154
155

Tabel 39

Kenyataan (persepsi) Responden terhadap Responsiveness

No Pertanyaan Jawaban Responden Jumlah


1 2 3 4 5
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
15 Guru selalu memberikan tanggapan yang cepat 1 1 14 14 52 52 29 29 4 4 100 100
terhadap kesulitan belajar yang dialami siswa
seperti kurang konsentrasi, prestasi turun,
kesulitan adaptasi/bergaul dengan teman
disekolah
16 Guru memberikan solusi yang tepat ketika siswa 1 1 11 11 53 53 31 31 4 4 100 100
mendapat kesullitan dalam belajar.
17 Guru di sekolah mudah dihubungi (via 2 2 13 13 49 49 29 29 7 7 100 100
HP,edmodo, facebook, Blog, bertemu langsung)
siswa bila siswa ingin mendapatkan informasi
tertentu misalnya nilai tes harian.
Jumlah 4 1,33 38 12,67 154 51,33 89 29,67 15 5 300 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

155
perpustakaan.uns.ac.id 156
digilib.uns.ac.id

Selanjutnya, untuk melakukan analisa kualitas layanan dan tingkat kepuasan

pelanggan terhadap dimensi responsiveness sekolah dapat dilihat pada tabel 40

berikut:

Tabel 40

Hasil Perhitungan Skor Kenyataan dan Skor Harapan Pelanggan untuk

Responsiveness SMK Negeri 6 Surakarta

Skor per Item Responsiveness


Uraian Total
15 16 17
Kenyataan 321 326 326 973
Harapan 458 459 450 1367
Rata-rata Skor Kenyataan 3,21 3,26 3,26 3,24
Rata-rata Skor Harapan 4,58 4,59 4,5 4,55
Gap (Skor Kenyataan - Harapan) -1,37 -1,33 -1,24 -1,31
Tingkat Kepuasan 70,09% 71,02% 72,44% 71,21%
(Sumber: Hasil penelitian penulis)

Dari tabel 40 di atas menunjukkan bahwa baik per komponen maupun

secara keseluruhan pada dimensi responsiveness terlihat skor kenyataan lebih

rendah dibandingkan dengan skor harapan pelanggan. Jumlah rata-rata skor

kesenjangan untuk keseluruhan pada dimensi responsivenes sebesar -1,31, yang

mengandung pengertian bahwa tingkat responsivenes sekolah belum dapat

memenuhi harapan para pelanggan. Pada dimensi responsivenes dapat diketahui

kesenjangan tertinggi sebesar -1,37 terdapat pada butir 15, yaitu pada tingkat

kecepatan guru dalam memberikan tanggapan atas keluhan atau kesulitan siswa

dalam belajar. Setiap siswa memiliki karakater unik sehingga masing-masing

memiliki permasalahan atau kesulitan belajar yang berbeda-beda. Para siswa

menginginkan setiap kesulitan belajar yang mereka hadapi segera menemukan

solusinya dari para guru yang commit to user


mengajar. Pada aspek kecepatan memberikan

156
perpustakaan.uns.ac.id 157
digilib.uns.ac.id

tanggapan atas kesulitan siswa dalam belajar dengan tingkat kepuasan sebesar

70,09%.

Pada butir 16, yakni kemampuan guru memberikan solusi yang tepat atas

permasalahan atau kesulitan belajar yang dihadapi para siswa, masih terdapat

kesenjangan antara persepsi (kenyataan) dan harapa siswa dengan skor

kesenjangan sebesar -1,33. Tingkat kepuasan pelangggan terhadap kemampuan

guru dalam memberikan solusi yang tepat terhadap permasalahan belajar siswa

mencapai 71,02%.

Skor kesenjangan terendah dari dimensi responsivenes terdapat pada butir

17, yang terkait dengan kemudahan para guru untuk dijumpai atau ditemui oleh

para siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Tingkat skor

kesenjangan sebesar -1,24 dengan tingkat kepuasan sebesar 72,44%. Hal ini

menunjukkan sebagian siswa masih merasa kesulitan mendapatkan akses

informasi dari guru karena menurut persepsi siswa sebagian guru sulit untuk

dijumpai.

Dari tabel 40 di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan

terhadap dimensi responsivenes sekolah baru mencapai 71,21%. Sekolah perlu

meningkatkan pelayanan dari guru terkait dengan permasalahan siswa. Guru

sebagai pendidik dan pengajar perlu meningkatkan kualitas pelayanan kepada para

siswa terkait dengan kecepatan dalam menanggapi permasalahan siswa, ketepatan

dalam memberikan solusi, dan kemudahan untuk ditemui para siswa untuk

mendapatakan informasi yang dibutuhkan.

commit to user

157
perpustakaan.uns.ac.id 158
digilib.uns.ac.id

Tingkat kepuasan pelanggan terhadap komponen dimensi responsibility

dapat dilihat pada grafik berikut:

Tingkat Kepuasan Dimensi


Responsiveness

100,00%
70,09% 71,02% 72,44% 71,21%
80,00%
Prosentase

60,00%

40,00%

20,00%

0,00%
15 16 17 Rata-rata
Butir Angket

Gambar 19. Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap Responsiveness Sekolah

d. Persepsi Pelanggan terhadap Jaminan SMK Negeri 6 Surakarta (Dimensi

Assurance)

Tanggapan pelanggan terhadap jaminan (assurance) yang diberikan

SMK Negeri 6 Surakarta kepada para siswa meliputi jaminan penggunaan

laboratorium sesuai kebutuhan praktik mata pelajaran, jaminan memperoleh

nilai ujian nasional (UN) yang tinggi, jaminan informasi lowongan kerja, dan

jaminan diterima diperguruan tinggi/bekerja sesuai dengan kompetensi

keahlian yang dipelajari.

Pada penelitian ini dimensi assurance diukur dengan mengajukan

pertanyaan kepada responden (siswa), yaitu butir pertanyaan 18, 19, 20, dan

21. Tanggapan responden terhadap jaminan yang diberikan sekolah dapat


commit to user
dilihat pada tabel berikut:

158
159

Tabel 41

Kenyataan (persepsi) Responden terhadap Assurance

Jawaban Responden
Jumlah
No Pertanyaan 1 2 3 4 5
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
18 Lulusan sekolah ini dapat dengan cepat diterima 4 4 5 5 32 32 47 47 12 12 100 100
dunia kerja/kuliah yang sesuai
19 Laboratorium yang ada disekolah dapat 1 1 9 9 44 44 34 34 12 12 100 100
dipergunakan sesuai kebutuhan praktik mata
pelajaran tersebut. Misalnya lab. Akuntans/, Lab.
Mengetik/ Lab. Mesin Bisnis/ Lab Pemasaran/
Lab Multi Media/ Lab. IPA/ Lab. UJP
20 Sekolah menyediakan bursa kerja khusus sebagai 0 0 4 4 35 35 41 41 20 20 100 100
sarana bagi siswa untuk mendapatkan informasi
dunia kerja
21 Sekolah ini mampu menghasilkan lulusan dengan 0 0 7 7 30 30 44 44 19 19 100 100
NEM /kompetensi yang tinggi dalam Ujian
Nasional
Jumlah 5 1,25 25 6,25 141 35,25 166 41,50 63 15,75 400 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

159
perpustakaan.uns.ac.id 160
digilib.uns.ac.id

Dari tabel 41 memperlihatkan bahwa tanggapan siswa terhadap jaminan

yang diberikan oleh SMK Negeri 6 Surakarta 35,25% menyatakan cukup puas,

41,50% menyatakan puas, dan 15,75% menyatakan sangat puas. Sedangkan yang

menyatakan tidak puas hanya 7,5%. Data ini menunjukkan bahwa kemampuan

sekolah dalam memberikan jaminan) pelayanan sudah dapat memberikan jaminan

yang memuaskan siswa.

Selanjutnya, untuk melakukan analisa kualitas layanan dan tingkat kepuasan

pelanggan terhadap dimensi assurance sekolah dapat dilihat pada tabel 42.

Tabel 42

Hasil Perhitungan Skor Kenyataan dan Skor Harapan Pelanggan untuk

Assurance SMK Negeri 6 Surakarta

Skor per Item Assurance


Uraian Total
18 19 20 21
Kenyataan 358 347 377 375 1.457
Harapan 471 458 464 477 1.870
Rata-rata Skor Kenyataan 3,58 3,47 3,77 3,75 3,64
Rata-rata Skor Harapan 4,71 4,58 4,64 4,77 4,67
Gap (Skor Kenyataan - Harapan) -1,13 -1,11 -0,87 -1,02 -1,03
Tingkat Kepuasan 76,01% 75,76% 81,25% 78,62% 77,91%
(Sumber: Hasil penelitian penulis, 2014)

Data pada tabel 42 di atas menunjukkan bahwa setiap komponen pelayanan

pada dimensi assurance maupun secara keseluruhan menunjukkan skor kenyataan

(persepsi) lebih rendah dibandingkan skor harapan pelanggan. Jumlah rata-rata

skor kesenjangan sebesar -1,03 menunjukkan bahwa tingkat jaminan sekolah

belum secara maksimal memenuhi harapan pelanggan. Kesenjangan terbesar -1,13

terdapat pada butir 18 komponen lulusan SMK N 6 Surakarta dapat diterima di

commit
dunia kerja atau diterima diperguruan to user
tinggi dan kesenjangan terendah sebesar -

160
perpustakaan.uns.ac.id 161
digilib.uns.ac.id

0,87 terdapat pada butir 20 yang terkait dengan pelayanan penyediaan informasi

dunia kerja oleh sekolah melalui bursa kerja khusus.

Dari tabel 43 terlihat pada butir 18, yang terkait dengan lulusan SMK N 6

Surakarta dapat dengan cepat diterima dunia kerja/kuliah yang sesuai. SMK N 6

Surakarta sebagai sekolah kejuruan diharapkan mampu membekali lulusannya

dengan kompetensi yang dapat digunakan sebagai bekal bekerja, kuliah maupun

wirausaha mandiri. Data penulusaran daya serap lulusan/tamatan yang ada di

Bursa Kerja Khusus SMK Negeri 6 Surakarta tahun 2013/2014 dan tahun

2012/2013 tampak dalam tabel 43 dan 44 berikut:

Tabel 43

Rekpitulasi Daya Serap Tamatan SMK N 6 Surakarta 2013/2014

Komp. Jumlah Daya Belum Masa


No Bekerja Kuliah
Keahlian Lulusan Serap Diketahui Tunggu
1 AK 117 72 8 69,23% 37 < 1 bln
2 AP 119 73 18 76,47% 28 < 1 bln
3 PM 75 48 1 65,33% 26 < 1 bln
4 UPW 100 61 5 66,00% 34 < 1 bln
5 MM 69 41 1 60,87% 27 < 1 bln
Jumlah 480 295 33 68,33% 152 < 1 bln
(Sumber: BKK SMK Negeri 6 Surakarta)

Tabel 44

Rekpitulasi Daya Serap Tamatan SMK N 6 Surakarta 2012/2013

Komp. Jumlah Daya Belum Masa


No Bekerja Kuliah
Keahlian Lulusan Serap Diketahui Tunggu
1 AK 119 54 35 74,79% 28 < 2 bln
2 AP 113 54 30 74,34% 35 < 2 bln
3 PM 78 37 9 58,98% 29 < 2 bln
4 UPW 90 44 35 87,78% 21 < 2 bln
5 MM 64 44 16 93,75% 9 < 2 bln
Jumlah 480 233 125 74,58% 122 < 2 bln
commit to user
(Sumber: BKK SMK Negeri 6 Surakarta)

161
perpustakaan.uns.ac.id 162
digilib.uns.ac.id

Dari tabel 43 dan tabel 44 dapat diperoleh informasi bahwa tingkat

keterserapan tamatan SMK Negeri 6 Surakarta pada tahun 2012/2013 dan

2013/2014 mencapai 74,58% dan 68,33% dengan catatan data untuk tahun

2013/2014 per 25 Juni 2014. Artinya angka 68,33% tersebut merupakan angka

keterserapan 1 bulan setelah siswa dinyatakan lulus yaitu pada tanggal 25 Mei

2014.

Berdasarkan skor kenyataan dan skor harapan terhadap tingkat keterserapan

tamatan di dunia kerja maupun diperguruan tinggi diperoleh tingkat kepuasan

pelanggan sebesar 76,10%.

Pada butir 19, yaitu terkait dengan pemanfaatan fasilitas belajar praktik

yanng berupa laboratorium, masih terdapat kesenjangan antara skor kenyataan

dibanding skor harapan pelanggan sebesar -1,11. Hal ini menunjukkan bahwa

pemanfaatan fisililitas laboratorium maupun ruang belajar praktik yang belum

memenuhi harapan pelanggan (siswa). Tingkat kepuasan pelanggan yang

diperoleh dari pemanfaatan laboratorium dan ruang belajar praktik mencapai

75,76%.

Analisa terhadap butir 20, yaitu ketersediaan bursa kerja khusus (BKK)

sebagai sarana bagi siswa untuk mendapatkan informasi dunia kerja, masih

terdapat kesenjangan antara kenyataan dan harapan pelanggan sebesar -0,87.

Tingkat kepuasan pelanggan pada aspek ini sebesar 81,25%. Artinya sebagian

besar siswa merasa puas terhadap pelayanan informasi kerja yang diberikan oleh

BKK sekolah.

commit to user

162
perpustakaan.uns.ac.id 163
digilib.uns.ac.id

Selanjutnya, butir 21 yakni kemampuan sekolah menghasilkan lulusan

dengan nilai ujian naisonal mupun uji kompetensi yang tinggi. Dari tabel 29 dapat

diketahui masih terdapat kesenjangan antara skor kenyataan dan skor harapan

pelanggan sebesar -1,02 dan tingkat kepuasan pelanggan atas aspek ini sebesar

78,62%.

Secara keseluruhan dari dimensi assurance diperoleh rata-rata kesenjangan

sebesar -1,02 dan tingkat kepuasan pelanggan sebesar 77,91%. Untuk itu sekolah

perlu mengupayakan peningkatan assurance dengan cara lebih mengoptimalkan

peran BKK, pemanfaatan fasilitas laboratorium belajar praktik dan kerja sama

dengan dunia usaha/dunia industri.

Tingkat kepuasan pelanggan terhadap komponen maupun keseluruhan

dimensi assurance secara lebih jelas dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Tingkat Kepuasan Dimensi Assurance

100,00%
90,00% 81,25% 78,62%
76,01% 75,76% 77,91%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
18 19 20 21 Rata-rata

Tingkat Kepuasan

commit
Gambar 20. Grafik Tingkat Kepuasan to user terhadap Assurance Sekolah
Pelanggan

163
perpustakaan.uns.ac.id 164
digilib.uns.ac.id

e. Persepsi Pelanggan terhadap Empati SMK Negeri 6 Surakarta (Dimensi

Emphaty)

Dimensi Emphaty dalam pelayanan sekolah mencakup kemampuan

guru/pegawai dalam memberikan perhatian yang bersifat individual kepada

siswa dan berupaya memahami kebutuhan dan keinginan siswa. Tingkat

persepsi pelanggan terhadap dimensi Emphaty sekolah diukur dengan

menganalisa terhadap tanggapan/jawaban pelanggan terhadap pertanyaan ke

22, 23, dan 24. Adapun pertanyaan tersebut berhubungan dengan keramahan

guru dan pegawai dalam melayani siswa, pelayanan guru dan karyawan

terhadap siswa dengan sopan, dan guru dengan senang hati mendengar

keluhan siswa tentang kesulitan belajar yang dihadapi.

Rekapitulasi skor kenyataan dan skor harapan terkait dengan dimensi

emphaty dapat dilihat pada tabel 45. Hasil rekapitulasi skor kenyataan dan

skor harapan atas butir pertanyaan 22 terkait dengan keramahan guru dan

pegawai dalam melayani para siswa dapat diketahui bahwa 3 persen

responden menyatakan sangat tidak puas, 17 persen menjawab tidak puas, 49

persen menyatakan cukup puas, 29 persen menyatakan puas, dan 2 persen

menyatakan sangat puas. Sementara itu, hasil dari butir pertanyaan 23, terkait

dengan tingkat kesopanan guru dan pegawai dalam melayani siswa diperoleh

jawaban responden: 12 persen menyatakan kurang puas, 46 persen

menyatakan cuku puas, 33 persen menyatakan puas, dan 9 persen menjawab

sangat puas. Pada butir 24, diperoleh respon: 1 persen sangat tidak puas, 13

persen tidak puas, 36 persen cukup puas, 43 persen puas, dan 7 persen

menyatakan sangat puas.


commit to user

164
165

Tabel 45

Kenyataan (persepsi) Responden terhadap Emphaty

No Pertanyaan Jawaban Responden Jumlah


1 2 3 4 5
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
22 Guru dan pegawai di sekolah melayani siswa 3 3 17 17 49 49 29 29 2 2 100 100
dengan ramah misalnya tidak mudah marah atau
kesal
23 Guru dan pegawai di sekolah melayani siswa 0 0 12 12 46 46 33 33 9 9 100 100
dengan sopan (kata-kata yang lemah lembut dan
tidak kasar)
24 Guru dengan senang hati mendengar keluhan 1 1 13 13 36 36 43 43 7 7 100 100
siswa tentang kesulitan belajar yang mereka
hadapi
Jumlah 4 1,33 42 14,00 131 43,67 105 35,00 18 6,00 300 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

165
perpustakaan.uns.ac.id 166
digilib.uns.ac.id

Selanjutnya, untuk melakukan analisa kualitas layanan dan tingkat kepuasan

pelanggan terhadap dimensi emphaty sekolah dapat dilihat pada tabel 46.

Tabel 46

Hasil Perhitungan Skor Kenyataan dan Skor Harapan Pelanggan untuk

Emphaty SMK Negeri 6 Surakarta

Skor per Item Assurance


Uraian Total
22 23 24
Kenyataan 310 339 342 991
Harapan 456 464 462 1.382
Rata-rata Skor Kenyataan 3,1 3,39 3,42 3,30
Rata-rata Skor Harapan 4,56 4,64 4,62 4,61
Gap (Skor Kenyataan - Harapan) -1,46 -1,25 -1,2 -1,30
Tingkat Kepuasan 67,98% 73,06% 74,03% 71,69%
(Sumber: Hasil penelitian penulis,2014)

Dari tabel 46 di atas dapat diketahui bahwa tingkat kesenjangan komponen

emphaty yang tertinggi terdapat pada butir 22 sebesar -1,46. Hal ini menunjukkan

keramahan guru dan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada para siswa

masih belum memenuhi harapan siswa. Tingkat kepuasan siswa terhadap aspek

keramahan guru dan pegawai baru mencapai 67,98%. Sementara itu, terkait aspek

kesopanan guru dalam melayani siswa, yang diukur dengan pertanyaan no 23,

masih terdapat gap sebesar -1,25. Tingkat kepuasan pelanggan atas kesopanan

guru dan karyawan dalam melayani siswa mencapai 73,06%. Gap yang lebih

rendah sebesar -1,2 terdapat pada butir ke 24, yaitu pelayanan guru dan karyawan

kepada siswa dengan senang hati. Tingkat kepuasan pelanggan atas penilaian

terhadap sikap guru dengan senang hati memberikan pelayanan atas kesulitan

siswa mencapai 74,03 persen. commit to user

166
perpustakaan.uns.ac.id 167
digilib.uns.ac.id

Secara keseluruhan dari dimensi emphaty masih terdapat kesenjangan

sebesar -1,30 dan tingkat kepuasan pelanggan baru mencapai 71,69 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa sekolah perlu membudayakan ramah, sopan, dan

sikap senang hati pada guru dan karyawan dalam melayani siswa sebagai

pelanggan sekolah agar kepuasan pelanggan atas dimensi emphaty dapat

ditingkatkan.

f. Analisis Persepsi Pelanggan terhadap Keseluruhan Aspek Kepuasan

Pelanggan

Dari pembahasan di atas respon pelanggan terhadap keseluruhan aspek

kepuasan pelanggan atas layanan SMK Negeri 6 Surakarta dapat direkapitulasi

pada tabel 47 berikut:

Tabel 47

Nilai Kinerja Pelanggan SMK Negeri 6 Surakarta

Rata-rata Skor
No Indikator TKP (%) Bobot Kategori
Kenyataan Harapan Gap
1 Tangibles 3,42 4,44 -1,03 76,93% 4 Puas
2 Reliability 3,31 4,46 -1,15 74,29% 4 Puas
3 Responsiveness 3,24 4,56 -1,31 71,18% 4 Puas
4 Assurance 3,64 4,68 -1,03 77,91% 4 Puas
5 Emphaty 3,30 4,61 -1,30 71,69% 4 Puas
Rata-Rata 3,38 4,55 -1,16 74,40% 4 Puas
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Kualitas layanan pada dasarnya merupakan kesesuaian antara

kenyataan layanan yang dirasakan (perceived service) dengan harapan layanan

(customer expectation). Kesesuaian kedua hal ini menunjukkan tingkat

kepuasan pelanggan, sehingga dengan demikian dapat pula dikatakan, bila


commit to user

167
perpustakaan.uns.ac.id 168
digilib.uns.ac.id

mengetahui kualitas layanan berarti dapat diketahui kepuasan pelanggan.

Berikut kualitas layanan dari masing-masing dimensi:

Kualitas Layanan SMKN 6 Surakarta

5,00 4,46 4,56 4,68 4,61


4,44
4,50
4,00 3,64
3,42 3,31 3,24 3,30
3,50
3,00
2,50
2,00 1,31 1,30
1,50 1,03 1,15 1,03
1,00
0,50
-

Kenyataan Harapan Gap

Gambar 21. Grafik Kualitas Layanan SMK Negeri 6 Surakarta

3. Analisis Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal SMKN 6 Surakarta

Perspektif proses bisnis internal merupakan aspek ketiga dalam BSC dalam

mengukur kinerja organisasi. Sasaran yang dicapai pada kinerja proses bisnis

internal adalah pengembangan pembelajaran yang berkelanjutan (continous

improvement). Tujuan akhir dari proses bisnis internal adalah agar sekolah dapat

menjadi sekolah yang berprestasi dan diminati oleh masyarakat baik orang tua,

calon siswa, maupun pemakai lulusannya, dalam hal ini dunia usaha/industri dan

perguruan tinggi. Untuk mencapai keunggulan sekolah harus menyelenggarakan

pendidikan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang sudah

commit to user

168
perpustakaan.uns.ac.id 169
digilib.uns.ac.id

ditetapkan oleh pemerintah dalam PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Penilaian kinerja perspektif bisnis internal dilakukan dengan menganalisis

data sekunder SMK Negeri 6 Surakarta yang berupa hasil Evaluasi Diri Sekolah

(EDS) tahun 2012/2013 dan instrumen evaluasi kinerja SMK RSBI tahun

2012/2013. Pemanfaatan instrumen evaluasi kinerja SMK RSBI dikarenakan

SMK Negeri 6 merupakan sekolah rinstisan SBI sejak tahun 2006, namun setelah

adanya Keputusan Mahkamah Konstitusi tahun 2014 yang mengabulkan gugatan

terhadap keberadaan RSBI, maka SMK Negeri 6 Surakarta otomatis tidak lagi

menjadi SMK RSBI namun menjadi SMK Model (ADB Invest).

Terdapat tiga komponen yang digunakan untuk mengukur kinerja proses

bisnis internal sekolah, yaitu inovasi, operasi, dan layanan purna jual (layanan

alumni). Untuk kepentingan pengukuran kinerja proses bisnis internal penulis

menggunakan rekapitulasi skor obyektif Evaluasi Diri Sekolah tahun 2012/2013.

commit to user

169
perpustakaan.uns.ac.id 170
digilib.uns.ac.id

Tabel 48

Rekapitulasi Skor Obyektif Evaluasi Diri Sekolah SMK Negeri 6 Surakarta

Tahun 2012/2013

Skor Prosen-
Komponen SNP
Maks Riil tase
1. STANDAR ISI 20 18 90%
1.1. Kurikulum sudah sesuai dan relevan 12 11 91,67%
1.1.1. Pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
4 4
menggunakan panduan yang disusun BSNP.
1.1.2. Kurikulum dibuat dengan mempertimbangkan karakteristik
daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta 4 3
didik, dan kebutuhan pembelajaran.
1.1.3. Kurikulum telah menunjukan adanya alokasi waktu, rencana
4 4
program remedial, dan pengayaan bagi siswa.
1.2. Sekolah menyediakan kebutuhan pengembangan pribadi
8 7 87,50%
peserta didik
1.2.1. Sekolah menyediakan layanan bimbingan dan konseling
4 3
untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik.
1.2.2. Sekolah menyediakan kegiatan ekstra kurikuler untuk
4 4
memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik.
2. STANDAR PROSES 40 37 92,50%
2.1. Silabus sudah sesuai/relevan dengan standar 8 8 100,00%
2.1.1. Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Isi (SI), Standar
4 4
Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan KTSP.
2.1.2. Pengembangan Silabus dilakukan guru secara mandiri atau
4 4
berkelompok.
2.2. RPP dirancang untuk mencapai pembelajaran efektif dan
8 7 87,50%
sesuai dengan kebutuhan peserta didik
2.2.1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun
4 4
berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran.
2.2.2. RPP memperhatikan perbedaan gender, kemampuan awal,
tahap intelektual, minat, bakat, motivasi belajar, potensi,
kemampuan sosial, emosional, gaya belajar, kebutuhan khusus, 4 3
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai-nilai, dan
lingkungan peserta didik.
2.3. Sumber belajar dapat diperoleh dengan mudah dan
8 7 87,50%
digunakan secara tepat
2.3.1. Siswa dapat mengakses buku panduan, buku pengayaan,
buku referensi, dan sumber belajar lain selain buku pelajaran 4 3
dengan mudah.
2.3.2. Guru menggunakan buku panduan, buku pengayaan, buku
referensi, dan sumber belajar lain selain buku pelajaran secara tepat 4 4
commit to user
dalam pembelajaran untuk membantu dan memotivasi peserta

170
perpustakaan.uns.ac.id 171
digilib.uns.ac.id

didik.

2.4. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan


metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, 8 7 87,50%
menantang dan memotivasi peserta didik
2.4.1. Para guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang
rencana pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, 4 4
dan menantang mencakup kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
2.4.2. Para peserta didik memperoleh kesempatan yang sama
untuk melakukan ekplorasi dan elaborasi, serta mendapatkan 4 3
konfirmasi.
2.5. Supervisi dan Evaluasi Proses Pembelajaran dilaksanakan
8 8 100,00%
secara berkala dan berkelanjutan
2.5.1. Supervisi dan evaluasi proses pembelajaran dilakukan pada
setiap tahap meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil 4 4
pembelajaran.
2.5.2. Supervisi dan evaluasi proses pembelajaran dilakukan
secara berkala dan berkelanjutan oleh Kepala Sekolah dan 4 4
Pengawas.
3. KOMPETENSI LULUSAN 24 22 91,67%
3.1. Peserta didik dapat mencapai target akademis yang
12 11 91,67%
diharapkan
3.1.1. Peserta didik memperlihatkan kemajuan yang lebih baik
4 4
dalam mencapai target yang ditetapkan SKL.
3.1.2. Peserta didik memperlihatkan kemajuan sebagai pembelajar
4 4
yang mandiri.
3.1.3. Peserta didik memperlihatkan motivasi belajar dan rasa
4 3
percaya diri yang tinggi.
3.2. Peserta didik dapat mengembangkan potensi penuh
12 11 91,67%
mereka sebagai anggota masyarakat
3.2.1. Sekolah mengembangkan kepribadian peserta didik. 4 3
3.2.2. Sekolah mengembangkan keterampilan hidup. 4 4
3.2.3. Sekolah mengembangkan nilai-nilai agama, budaya, dan
4 4
pemahaman atas sikap yang dapat diterima.
4. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 24 23 95,8%
4.1. Pemenuhan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan
8 8 100%
sudah memadai
4.1.1. Jumlah pendidik memenuhi standar. 4 4
4.1.2. Jumlah tenaga kependidikan memenuhi standar. 4 4
4.2. Kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan sudah
8 8 100%
memadai
4.2.1. Kualifikasi pendidik memenuhi standar. 4 4
4.2.2. Kualifikasi tenaga kependidikan memenuhi standar. 4 4
4.3. Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sudah
memadai commit to user 8 7 87,5%

171
perpustakaan.uns.ac.id 172
digilib.uns.ac.id

4.3.1. Kompetensi pendidik memenuhi standar. 4 3


4.3.2. Kompetensi tenaga kependidikan memenuhi standar 4 4
5. SARANA DAN PRASARANA 20 19 95,00%
5.1. Sarana sekolah sudah memadai 12 11 91,67%
5.1.1. Sekolah memenuhi standar terkait dengan ukuran ruangan,
4 4
jumlah ruangan, persyaratan untuk sistem ventilasi, dan lainnya.
5.1.2. Sekolah memenuhi standar terkait dengan jumlah peserta
4 4
didik dalam rombongan belajar.
5.1.3. Sekolah memenuhi standar terkait dengan penyediaan alat
4 3
dan sumber belajar termasuk buku pelajaran.
5.2. Sekolah dalam kondisi terpelihara dan baik 8 8 100,00%
5.2.1. Pemeliharaan bangunan dilaksanakan secara berkala sesuai
4 4
dengan persyaratan standar.
5.2.2. Bangunan aman dan nyaman untuk semua peserta didik dan
memberi kemudahan kepada peserta didik yang berkebutuhan 4 4
khusus.
6. PENGELOLAAN 52 50 96,15%
6.1. Kinerja pengelolaan sekolah berdasarkan kerja tim dan
kemitraan yang kuat dengan visi dan misi yang jelas dan 8 7 87,50%
diketahui oleh semua pihak
6.1.1. Sekolah merumuskan visi dan misi serta disosialisasikan
4 4
kepada warga sekolah dan pemangku kepentingan.
6.1.2. Pengelolaan sekolah menunjukkan adanya kemandirian,
4 3
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
6.2. Rencana kerja sekolah mencantumkan tujuan yang
jelas untuk program peningkatan dan perbaikan 8 8 100,00%
berkelanjutan yang tersosialisasikan dengan baik.
6.2.1. Sekolah merumuskan rencana kerja dengan tujuan yang
4 4
jelas untuk peningkatan dan perbaikan berkelanjutan.
6.2.2. Sekolah mensosialisasikan rencana kerja yang berbasis
tujuan untuk peningkatan dan perbaikan berkelanjutan kepada 4 4
warga sekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan.
6.3. Rencana Pengembangan Sekolah/Rencana Kerja Sekolah
12 12 100,00%
berdampak terhadap peningkatan hasil belajar
6.3.1. Rencana Kerja tahunan dinyatakan dalam rencana
kegiatan dan anggaran sekolah dilaksanakan berdasarkan 4 4
rencana jangka menengah (renstra)
6.3.2. Sekolah melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah
secara berkelanjutan untuk melihat dampaknya terhadap 4 4
peningkatan hasil belajar.
6.3.3. Sekolah menetapkan prioritas indikator untuk mengukur,
menilai kinerja, dan melakukan perbaikan berdasarkan hasil 4 4
evaluasi diri dengan memfokuskan pada peningkatan hasil belajar.
6.4. Pengumpulan dan penggunaan data yang handal dan valid 8 7 87,50%
6.4.1. Sekolah mengelola sistem informasi pengelolaan dengan
4 3
commit to user
cara yang efektif, efisien dan dapat dipertanggungjawabkan.

172
perpustakaan.uns.ac.id 173
digilib.uns.ac.id

6.4.2. Sekolah menyediakan sistem informasi yang efisien, efektif,


4 4
dan dapat diakses.
6.5. Pemberian dukungan dan kesempatan pengembangan
8 8 100,00%
profesi bagi para pendidik dan tenaga kependidikan
6.5.1. Sekolah meningkatkan keefektifan kinerja pendidik dan
tenaga kependidikan dan pengembangan profesi pendidik dan 4 4
tenaga kependidikan.
6.5.2. Supervisi dan evaluasi pendidik dan tenaga kependidikan
4 4
sesuai dengan standar nasional
6.6. Masyarakat mengambil bagian dalam kehidupan sekolah 8 8 100,00%
6.6.1. Warga sekolah terlibat dalam pengelolaan kegiatan
4 4
akademis dan nonakademis.

6.6.2. Sekolah melibatkan anggota masyarakat khususnya


4 4
pengelolaan kegiatan non akademis.

7. PEMBIAYAAN 28 25 89,29%
7.1. Sekolah merencanakan keuangan sesuai standar 16 15 93,75%
7.1.1. Anggaran sekolah dirumuskan merujuk Peraturan
Pemerintah, pemerintahan provinsi, dan pemerintahan 4 4
kabupaten/kota
7.1.2. Perumusan RAPBS melibatkan Komite sekolah dan
4 3
pemangku kepentingan yang relevan.
7.1.3. Penyusunan rencana keuangan sekolah dilakukan secara
4 4
transparan, efisien, dan akuntabel.
7.1.4. Sekolah membuat pelaporan keuangan kepada Pemerintah
4 4
dan pemangku kepentingan.
7.2. Upaya sekolah untuk mendapatkan tambahan dukungan
12 7 58,33%
pembiayaan lainnya
7.2.1. Sekolah memiliki kapasitas untuk mencari dana dengan
4 2
inisiatifnya sendiri
7.2.2. Sekolah membangun jaringan kerja dengan Dunia Usaha
4 2
dan Dunia Industri setempat.
7.2.3. Sekolah memelihara hubungan dengan alumni. 4 3
7.3. Sekolah menjamin kesetaraan akses 8 8 100,00%
7.3.1. Sekolah melayani siswa dari berbagai tingkatan sosial
4 4
ekonomi termasuk siswa dengan kebutuhan khusus.

7.3.2. Sekolah melakukan subsidi silang kepada siswa kurang


4 4
mampu di bidang ekonomi

8. PENILAIAN PENDIDIKAN 32 30 93,75%


8.1. Sistem penilaian disusun untuk menilai peserta didik baik
16 15 93,75%
dalam bidang akademik maupun non akademik
8.1.1. Guru menyusun perencanaan penilaian terhadap pencapaian
4 4
kompetensi peserta didik.
commit to user

173
perpustakaan.uns.ac.id 174
digilib.uns.ac.id

8.1.2. Guru memberikan informasi kepada peserta didik mengenai


4 4
kriteria penilaian termasuk Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
8.1.3. Guru melaksanakan penilaian secara teratur berdasarkan
4 4
rencana yang telah dibuat.
8.1.4. Guru menerapkan berbagai teknik, bentuk, dan jenis
penilaian untuk mengukur prestasi dan kesulitan belajar peserta 4 3
didik.
8.2. Penilaian berdampak pada proses belajar 8 8 100,00%
8.2.1. Guru memberikan masukan dan komentar mengenai
4 4
penilaian yang mereka lakukan pada peserta didik.
8.2.2. Guru menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan
4 4
pembelajaran.
8.3. Orangtua peserta didik terlibat dalam proses belajar anak
8 7 87,50%
mereka
8.3.1. Sekolah melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk
semua kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada 4 4
orangtua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan.
8.3.2. Sekolah melibatkan orangtua peserta didik dalam
4 3
meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa.
Jumlah Ketercapaian Skor 240 225 93,75%
(Sumber: Bagian Litbang SMK Negeri 6 Surakarta)

a. Inovasi

Aspek inovasi merupakan bentuk usaha, program, atau kegiatan

yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka menghasilkan produk yang

mempunyai nilai kualitas yang unggul. Produk yang dihasilkan sekolah

adalah berupa ilmu pengetahuan dan kompetensi yang dikemas dalam

bentuk kurikulum. Sebelum disampaikan kepada siswa kurikulum harus

diproses dengan baik dan penuh inovasi. Pemerintah telah melakukan

berbagai inovasi kurikulum secara berkesinambungan dan terus menerus

untuk meningkatkan keunggulan pada keluaran pendidikan.

Untuk mengukur kinerja bisnis internal dari aspek inovasi, peneliti

menelaah bentuk-bentuk inovasi kurikulum yang dilakukan SMK Negeri 6

melalui data yang ada pada Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Berdasarkan

commit to user

174
perpustakaan.uns.ac.id 175
digilib.uns.ac.id

EDS SMK Negeri 6 tahun 2012/2013 pada bagian Standar Isi dapat

diketahui bahwa:

1) Kurikulum sudah sesuai dan relevan yang ditandai dengan:

a) Pengembangan kurikulum menggunakan panduan yang disusun

oleh BSNP. Kurikulum yang diterapkan di SMK Negeri 6

Surakarta untuk kelas X menggunakan kurikulum 2013 dan untuk

kelas XI dan XII menggunakan KTSP. Kurikulum 2013

merupakan kurikulum terbaru yang ditetapkan oleh pemerintah.

Fokus utama Kurikulum 2013 terletak pada materi dan metode

pembelajaran scientific serta penilaian otentik atas ketrampilan,

pengetahuan dan sikap. Sementara itu, KTSP mengacu pada

spektrum 2008 yang telah ditetapkan oleh BSNP baik dalam isi

maupun prosedurnya. Dalam KTSP SMK Negeri 6 Surakarta

terdapat dokumen: model kurikulum dari pusat kurikulum (puskur,

Kurikulum Spektrum 2008, Silabus, Rencana Pelak-sanaan

Pembelajaran (RPP), Kalender Pendidkan, Jadwal Pelaksanaan

Belajar Mengajar, Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),

dan dokumen Kriteria Kenaikan Kelas.

b) Pengembangan kurikulum mempertimbangkan karakteristik

daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta

didik, dan kebutuhan pembelajaran. Pada kurikulum Spektrum

dilengkapi dengan muatan lokal misalnya bahasa Jawa maupun

kompetensi lainnya sesuai dengan jenis kompetensi keahlian,

misalnya Komputer Akuntansi sesuai software yang berkembang

commit
di dunia usaha dan to userSekolah setiap tahun melakukan
industri.

175
perpustakaan.uns.ac.id 176
digilib.uns.ac.id

sinkronisasi kurikulum dengan pihak dunia usaha dan dunia

industri selaku pengguna dari lulusan SMK sehingga terdapat link

and macth antara apa yang diajarkan di sekolah dengan

perkembangan yang terjadi pada dunia usaha dan industri.

Kegiatan sinkronisasi kurikulum dapat dilihat pada dokumen

sinkronisasi kurikulum.

c) Kurikulum telah menunjukkan adanya alokasi waktu, rencana

program remidial, dan pengayaan bagi siswa. Di dalam kurikulum

SMK Negeri 6 Surakarta telah memuat alokasi waktu, rencana

program perbaikan dan pengayaan bagi siswa yang dapat dilihat

pada dokumen RPP yang dibuat oleh setiap guru.

2) Sekolah menyediakan kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik

yang ditandai dengan:

a) Sekolah menyediakan layanan bimbingan dan konseling untuk

memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik. Dalam

struktur kurikulum KTSP disediakan jam tatap muka bimbingan

konseling di kelas sebanyak 1 jam pelajaran per minggu. SMK

Negeri 6 Surakarta memiliki enam guru Bimbingan dan Konseling,

yang masing-masing mengampu 240 siswa bimbingan.

b) Sekolah menyediakan kegiatan ekstra kurikuler untuk memenuhi

kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik. SMK Negeri 6

Surakarta memiliki beberapa kegiatan ekstra kurikuler, yaitu:

pramuka, PMR, Kerohanian Islam/Kristen, Paskibraka, Pecinta

Alam, Seni, Olah raga, Majalah Dinding, Percetakan/sablon, dan

Pencak Silat. commit to user

176
perpustakaan.uns.ac.id 177
digilib.uns.ac.id

Dengan demikian dapat katakan bahwa kurikulum yang diterapkan

di SMK Negeri 6 telah memenuhi PP No. 41 Th. 2007 tentang Standar Isi

yang keseluruhan mencakup:

1) kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman

dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan,

2) beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan

menengah,

3) KTSP yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan

panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari

standar isi, dan

4) kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan

pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Berdasarkan tabel 49 diatas, hasil EDS SMK N 6 Surakarta pada

Standar Isi/Kurikulum dieproleh skor sebesar 90,00 persen dan termasuk

kategori sangat baik. Jika diukur dengan skala likert diperoleh skor 5.

b. Proses Operasi

Pengukuran terhadap aspek orpasi dilakukan untuk mengukur

kemampuan SMK Negeri 6 Surakarta dalam memberikan layanan dalam

proses pembelajaran yang baik. Proses pembelajaran yang baik sesuai dengan

Permendiknas No. 41 th 2007 tentang Standar Proses, terdiri dari aspek-aspek

: perencanaan pembelajaran (Plan), Pelaksanaan pembelajaran (Do), Evaluasi

pembelajaran (Check), dan Pengawasan dan tindak lanjut (Action) yang sering

disingkat PDCA. Dalam mewujudkan proses pembelajaran yang baik guru

memiliki peran yang sangat penting. Guru yang mengampu mata pelajaran
commit to user

177
perpustakaan.uns.ac.id 178
digilib.uns.ac.id

harus memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan dalam Standar Pendidik

sehingga guru dapat mengelola kelas dengan baik dan mampu menyajikan

pembelajaran dengan berbagai metode, multi media dan multisumber. Secara

organisasi proses operasi sekolah dapat pula dilihat dari capaian peringkat

akreditasi sekolah oleh lembaga yang berwenang.

Pengukuran kinerja proses operasi dengan menggunakan data sekunder

yang dimiliki sekolah yang terekam dalam Evaluasi Diri Sekolah yang terdiri

dari komponen: Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar

Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar

Pengelolaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.

Hasil Evalausi Diri Sekolah (EDS) SMK Negeri 6 Surakarta tahun

2012/2013 di atas dapat ditahui skor masing-masing SNP yang terkait proses

bisnis internal sebagai berikut:

Tabel 49

Ringkasan Perolehan Skor Evaluasi Diri Sekolah

No Aspek SNP Prosentase Skor Kategori


Pencapaian
1 Proses 92,50% 5 Sangat Baik
2 Kompetensi Lulusan 91,67% 5 Sangat Baik
3 Pendidik dan Tenaga Kependidikan 95,80% 5 Sangat Baik
4 Sarana dan Prasarana 95,00% 5 Sangat Baik
5 Pengelolaan 96,15% 5 Sangat Baik
6 Penilaian 93,75% 5 Sangat Baik
Rata-rata 94,15% 5 Sangat Baik
(Sumber: Hasil Olahan Peneliti)

Dari komponen proses operasi, standar pendidik dan kependidikan

berdasarkan EDS memperoleh skor 95,80 persen. Dalam peraturan pemerintah


commit to user

178
perpustakaan.uns.ac.id 179
digilib.uns.ac.id

tentang standar pendidik dan kependidikan ditetapkan bahwa guru atau

pengajar di SMA/SMK minimal berpendidikan strata 1 (S-1). Sebagaimana

pada Tabel 8 tentang Tingkat Kualifikasi Guru SMK Negeri 6 Surakarta

Tahun 2013 dapat diketahui bahwa seluruh guru di SMK Negeri 6 telah

memenuhi kualifikasi S-1, bahkan sebagian sudah memiliki kualifikasi S-2.

Jumlah guru yang telah menempuh jenjang pendidikan S-2 sebanyak 23 orang

(24,47 persen) dan yang masih S-1 sebanyak 71 orang (75,53 persen).

Kualifikasi pendidikan guru di SMK 6 dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik Kualifikasi Pendidikan Guru


SMK N 6 Surakarta tahun 2013
84 94
100 71
61
50 23 23
10 10
0
0
PNS Non PNS Total

S-2 S-1 Jumlah

Gambar 22. Kualifikasi Guru SMK N 6 Surakrta

Untuk tenaga kependidikan, SMK Negeri 6 Surakarta telah memenuhi

sesuai yang dipersyaratkan. Berikut adalah te`naga kependidikan di SMK

Negeri 6 Surakarta tahun 2013/2014

commit to user

179
perpustakaan.uns.ac.id 180
digilib.uns.ac.id

Tabel 50
Tenaga Kependidikan SMK Negeri 6 Surakarta tahun 2013/2014

Kebutuhan
Tota Status Kepegawaian
Pegawai
No Tenaga Kependidikan l
PNS NON PNS
Peg. Ideal +/-
PT PTT PT PTT
1. Kepala tata usaha 1 1 - - - 1
2 Tenaga teknis keuangan 2 1 - - 1 2
3 Tenaga perpustakaan 1 1 - - - 1
4 Tenaga laboratorium - - - - - -
Tenaga teknis praktek - - - - -
5 -
kejuruan
6. Pesuruh/Penjaga sekolah 4 - - - 4 4
7. Tenaga administrasi lain 17 3 - - 14 17
TOTAL 25 6 - - 19 25
Keterangan : PT = Pegawai tetap; PTT = Pegawai Tidak Tetap
(Sumber: Tata Usaha SMK Negeri 6 Surakarta)

Selanjutnya, standar proses memperoleh nilai 92,5 persen hal ini

menunjukkan proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Standar proses meliputi

perencapaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian

hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Dalam perencanaan

pembelajaran beberapa komponen yang harus ada yaitu silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang memuat tujuan pembelajaran, materi ajar,

metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

Berdasarkan hasil EDS, seluruh guru telah memiliki silabus dan RPP.

RPP yang disusun guru sudah sesuai dengan Permendiknas No 41 tentang

Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu memuat
commit
Identitas Mata Pelajaran, Standar to user
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator

180
perpustakaan.uns.ac.id 181
digilib.uns.ac.id

Pencapaian Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Materi Ajar, Alokasi Waktu,

Metode Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Penilaian Hasil Belajar dan

Sumber Belajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran SMK N 6 Surakarta

memiliki siswa dengan jumlah rata-rata 32 siswa per kelas. Untuk kebutuhan

buku, perpustakaan sekolah menyediakan secara cukup buku-buku pelajaran

dengan rasio 1 siswa : 1 buku per mata pelajaran. Namun guru masih

memberikan referensi tambahan baik berupa LKS, website yang relevan,

maupun buku-buku lain yang relevan yang ada di perpustakaan. Beban kerja

guru di SMK N 6 Surakarta berdasarkan SK Pembagian tugas mengajar

diketahui minimal 24 jam pelajaran dan telah sesuai dengan Permendiknas No

41 tahun 2007 Bagian III tentang Beban Kerja minimal guru. Dari hasil

olahan EDS terkait standar proses diperoleh skor 92,5 persen jika dikonversi

ke skala likert diperoleh skor 5 dengan kategori sangat baik.

Selanjutnya, pada standar sarana dan prasarana diperoleh skor EDS 95

persen. SMK Negeri 6 Surakarta secara umum telah memenuhi standar sarana

dan prasarana sebagaimana yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 24

tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana yang

dimiliki SMK Negeri 6 telah dipaparkan pada tabel 22, 23 dan 24 (halaman

132-134). Namun masih terdapat hal-hal yang belum sesuai dengan Standar

sarana dan prasarana yaitu pada aspek lahan/lokasi sekolah belum terhindar

dari kebisingan karena berlokasi di tepi jalan raya. Hal ini tidak sesuai dengan

Kepmen Negara KLH Nomor 96/MENKLH/1992 tentang Baku Mutu

Kebisingan.

commit to user

181
perpustakaan.uns.ac.id 182
digilib.uns.ac.id

Perolehan skor pada EDS untuk standar sarana dan prasarana sebesar 95

persen jika dikonversi ke skala likert diperoleh skor 5 yang berkategori sangat

baik.

Standar pengelolaan memperoleh skor 96,15 persen. Komponen yang

dinilai terkait standar pengelolaan sesuai dengan Permendiknas Nomor 19

tahun 2007 yaitu Pertama, Perencanaan Program. Sekolah merumuskan visi,

misi, dan tujuan sekolah yang dijadikan dasar untuk menyusun rencana kerja

sekolah baik jangka menengah maupun tahunan. Kedua, Pelaksanaan rencana

kerja. Sekolah membuat dan memiliki pedoman yang mengatus berbagai

aspek pengelolaan secara tertulis. Pedoman pengelolaan sekolah meliputi

KTSP, kalender pendidikan, struktur organisasi sekolah, pembaguan tugas

antar guru, pembagian tugas tenaga kependidikan, peraturan akademik, tata

tertib sekolah, kode etik sekolah dan biaya operasional sekolah. Ketiga,

Pengawasan dan evaluasi. Sekolah menyusun program pengawasan secara

obyektif, bertanggung jawab dan berkelanjutan yang disosialisasikan kepada

seluruh pendidik dan tenaga kependidikan. Sekolah melakukan evaluasi diri

tehadap kinerja sekolah dalam rangka pelaksanaan Standar Nasional

Pendidikan. Sekolah juga menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk

mengikuti akreditasi sekolah sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Sekolah meningkatkan status akreditasi dengan menggunakan

lembaga akreditasi eksternal yang memiliki legimitasi. SMK Negeri 6

Surakarta telah melakukan akreditasi sekolah dan memperoleh predikat A

untuk semua kompetensi keahlian sebagaimana telah ditampilkan pada tabel 9.

Keempat, Kepemimpinan Sekolah. Kelima, Sistem Informasi Manajemen

commit
yang memadai untuk mendukung to user pendidikan yang efisien, efektif
administrasi

182
perpustakaan.uns.ac.id 183
digilib.uns.ac.id

dan akuntabel. Berdasarkan hasil EDS tahun 2012/2013 diperoleh sekor 96,15

persen yang dikonversi ke skala likert dengan skor 5 yang berarti sangat baik.

c. Layanan Purna Jual

Pengukuran terhadap aspek layanan purnal jual pada organisasi sekolah

diukur dengan terjalinnya komunikasi antara sekolah dengan para alumni dan

keberadaan website sekolah. Dalam hal ini keberadaan organisasi alumni

sangat penting. Sekolah perlu melakukan pendataan terhadap alumni.

Pendataan alumni dilakukan melalui Waka Humas dan Bimbingan Konseling.

Sebagaimana tabel 30 dan tabel 31 (halaman 43 dan 44) sekolah telah

melakukan pendataan terhadap alumni dengan baik pada tahun 2013/2014

tingkat ketertelusuran alumni mencapai 74,65 persen.

Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan di lapangan, SMK Negeri 6

Surakarta telah memiliki organisasi alumni. Para alumni yang tergabung

dalam MASMELU (Mantan SMEA Telu) melakukan kegiatan berupa

kegiatan sosial misalnya pengumpulan dana untuk pembangunan masjid

Baitur Rahman SMK N 6 Surakarta, sosialisasi tentang dunia kerja dan

perguruan tinggi.

SMK Negeri 6 Surakarta juga telah memiliki website sekolah dengan

alamat http://www.smkn6solo.sch.id. Dalam web ini disajikan berbagai

informasi tentang SMK Negeri 6, yaitu profil sekolah, Kompetensi Keahlian,

Penerimaan Peserta Didik Baru, dan berbagai informasi kegiatan sekolah.

Dalam web tersebut juga berisi tulisan dan alamat blog para guru agar para

siswa dapat mengakses informasi pembelajaran dari masing-masing guru.


commit to user

183
perpustakaan.uns.ac.id 184
digilib.uns.ac.id

Berikut adalah hasil pengukuran terhadap kinerja layanan purna jual

SMK Negeri 6 Surakarta.

Tabel 51

Hasil Pengukuran Terhadap Layanan Purna Jual

No Aspek Yang Indikator Skor Aspek Kategori Kinerja


Dinilai
1 Organisasi 5. Ada organisasi alumni, sangat aktif 4 (ada organisasi
Alumni A. 4. Ada organisasi alumni, aktif alumni, aktif
5. 3. Ada organisasi alumni, cukup aktif
2. Ada organisasi alumni, tidak aktif
1. Tidak Ada organisasi alumni
2 Data 5. Ada data telusur, 75-100 persen lengkap. 4 (ada data
penelusuran B. 4. Ada data telusur, 50-75 persen lengkap telusur, 50-75
alumi 6. 3. Ada data telusur, 25-50 persen lengkap persen data
2. Ada data telusur,0- 25 persen lengkap lengkap, yaitu
1. Tidak Ada data telusur. sebesar 74,65%)
3 Website 5. Ada website, informasi sangat up to date 4 (ada website,
sekolah 4. Ada website, informasi up to date informasi up to
3. Ada wibsite, informasi cukup up to date date)
2. Ada website, informasi tidak up to date
1. Tidak memiliki website
Jumlah 12

Sesuai dengan kategori pengukuran kinerja layanan purna jual maka

dapat dipaparkan bahwa kinerja layanan purna jual SMK Negeri 6 memiliki

skor 4 dan termasuk kategori baik.

Dengan demikian, pengukuran kinerja proses bisnis internal untuk

seluruh aspek dapat ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 52

Rekapitulasi Skor Pengukuran Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal

No Aspek Skor Kategori


1 Inovasi 5 Sangat Baik
2 Proses Bisnis 30 Sangat Baik
3 Layanan Purnal Jual 12 Baik
Jumlah 47 Sangat baik
commit to user

184
perpustakaan.uns.ac.id 185
digilib.uns.ac.id

4. Analisis Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan SMK Negeri

6 Surakarta

Aspek pertumbuhan dan pembelajaran merupakan langkah mengidentifikasi

parameter-parameter untuk membangun keunggulan sekolah. Target dan ukuran

keunggulan sekolah sangat dinamis seiring dengan perubahan waktu dan kondisi.

Hal ini mendasari perlunya sekolah melakukan inovasi, kreasi, dan belajar.

Pengukuran kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengguna-

kan 4 (empat) parameter, yaitu tingkat kepuasan pegawai, tingkat perputaran

pegawai, tingkat pendapatan, dan kemampuan sistem informasi sekolah. Pada

penelitian ini penulis hanya akan mengukur tingkat kepuasan kerja pegawai dan

sistem informasi yang dimiliki sekolah. Untuk perputaran pegawai dan

pendapatan tidak diukur karena guru/pegawai SMK Negeri 6 Surakarta sebanyak

75% adalah PNS sehingga memiliki pendapatan standar serta tingkat perputaran

pegawai yang relatif stabil.

Pengukuran terhadap kepuasan kerja pegawai dan sistem informasi diukur

dengan menyebar kuesioner kepada 55 (lima puluh lima) guru dan pegawai SMK

Negeri 6 Surakarta. Atas rahmat Allah SWT, seluruh angket yang disebar dapat

diterima kembali.

Dari hasil perhitungan tanggapan responden terhadap kepuasan kerja

pegawai dan sistem informasi sekolah diperoleh informasi pada tabel 53 berikut:

Tabel 53

Nilai Kinerja Pembelajaran dan Pertumbuhan SMK N 6 Surakarta

Aspek Skor Nilai Skor Kategori


Riil Maks Kinerja
Tingkat Kepuasan Kerja 4.033 5.500 73,33 4 Puas
Sistem Informasi Sekolah 802 1.100 72,91 4 Puas
Jumlah 8 Puas
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis,commit
2014) to user

185
perpustakaan.uns.ac.id 186
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan tabel 53 di atas dapat dipaparkan bahwa tingkat kepuasan kerja

pegawai SMK Negeri 6 Surakarta mencapai 73,33 persen dengan kategori 4 dan

tingkat kepuasan terhadap sistem informasi sekolah adalah 72,91 persen dengan

kategori 4. Gabungan tingkat kepuasan kerja pegawai dan kepuasan terhadap

sistem infromasi sekolah merupakan kinerja perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran SMK Negeri 6 Surakarta. Berdasarkan tabel di atas diketahui skor

kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah sebesar 8 atau 80 pesern,

dan setelah dilakukan pembobotan, skor tersebut berada pada skala 68,01 persen –

84,00 persen, yang berarti berada pada tingkat yang memuaskan.

a. Kepuasan Kerja Guru dan Pegawai

Tingkat kepuasan kerja pegawai merupakan keadaan emosional yang

dirasakan oleh pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan. Keadaan

emosional tersebut dapat berupa perasaan senang maupun perasaan nayaman

atau tidak nyaman terhadap pekerjaan yang dijalani.

Untuk mengukur tingkat kepuasan kerja guru/pegawai, penulis

menggunakan 20 pertanyaan dalam kuesioner kepuasan kerja pegawai

Minnesota yang penulis sebarkan kepada 55 responden, tanggapan responden

terhadap tingkat kepuasan kerja pegawai dapat dilihat dalam tabel 53 berikut:

commit to user

186
perpustakaan.uns.ac.id 187
digilib.uns.ac.id

Tabel 54

Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Tingkat Kepuasan Kerja

No Pertanyaan Jawaban responden (%)


1 2 3 4 5
1 Kesibukan dari kegiatan kerja yang
9,1 32,7 52,7 5,5
dilakukan sehari-hari
2 Kesempatan bekerja mandiri dalam
5,5 20,0 58,2 16,4
menyelesaikan pekerjaan
3 Kesempatan melakukan sesuatu yang baru
14,5 38,2 45,5 1,8
(inovasi) dari waktu ke waktu
4 Kesempatan menjadi bagian penting dalam
1,8 5,5 30,9 49,1 12,7
kelompok kerja (team working)
5 Cara pimpinan menangani setiap masalah di
10,9 32,7 41,8 14,5
sekolah
6 Kemampuan pimpinan membuat keputusan 9,1 27,3 54,5 9,1
7 Pekerjaan anda saat ini sesuai dengan
9,1 14,5 30,9 45,5
batin/hati nurani anda
8 Pekerjaan anda saat ini dapat memberikan
10,9 20,0 36,4 32,7
jaminan kehidupan anda nantinya.
9 Kesempatan membantu menyelesaikan
1,8 32,7 52,7 12,7
pekerjaan rekan anda
10 Kesempatan untuk memberitahu rekan kerja
5,5 41,8 45,5 7,3
anda tentang apa yang seharusnya dilakukan
11 Kesempatan melakukan pekerjaan dengan
menggunakan kemampuan (kapasitas) yang 9,1 29,1 43,6 18,2
anda miliki.
12 Penerapan kebijakan organisasi dalam
5,5 43,6 47,3 3,6
kegaitan sehari-hari
13 Imbalan yang ada terima dikaitkan dengan
14,5 23,6 50,9 10,9
beban kerja yang anda lakukan
14 Kesempatan untuk meningkatkan
ketrampilan/skill pada pekerjaan anda saat 10,9 32,7 43,6 12,7
ini.
15 Kebebasan untuk menggunakan
21,8 38,2 36,4 3,6
penilaian/saran kepada organisasi/sekolah
16 Kesempatan untuk menggunakan cara
/metode anda sendiri untuk menyelesaikan 3,6 20,0 65,5 10,9
pekerjaan.
17 Kondisi kerja (kenyamanan, fasilitas kerja)
5,5 25,5 47,3 21,8
anda saat ini.
18 Kerharmonisan kerja dengan sesama rekan
7,3 20,0 52,7 20,0
kerja.
19 Penghargaan/imbalan /pujian yang anda
terima jika menyelesaikan pekerjaan dengan 1,8 9,1 43,6 36,4 9,1
baik.
20 Perasaan puas yang anda peroleh dalam
3,6 21,8 60,0 14,5
menyelesaiakan pekerjaan tersebut.
Rata-rata 1,8 8,64 29,45 47,55 14,18
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)
commit to user

187
perpustakaan.uns.ac.id 188
digilib.uns.ac.id

Dari tabel di atas dapat diketahui tanggapan responden terhadap tingkat

kepuasan kerja pegawai SMK Negeri 6 Surakarta adalah 1,8 persen

menyatakan sangat tidak puas, 8,64 persen menyatakan tidak puas, 29,45

persen menyatakan cukup puas, 47,55 persen menyatakan puas, dan 14,18

persen menyatakan sangat puas. Lebih jelas dapat dilihat pada grafik di

bawah ini:

Grafik Tingkat Kepuasan Kerja Pegawai


SMK Negeri 6 Surakarta
Sangat Tidak
Sangat Puas; Puas; 1,8% Tidak Puas;
14,18% 8,64%

Cukup Puas;
29,45%
Puas; 47,55 %

Gambar 23: Tingkat Kepuasan Pegawai SMK Negeri 6 Surakarta

Dari tabel 54 dan grafik di atas diketahui pula bahwa sebesar 10,44

persen responden menyatakan tidak puas terhadap kepuasan pegawai di SMK

Negeri 6 Surakarta. Ketidakpuasan tersebut yang paling dominan bersumber

dari:

1) Kesempatan melakukan sesuatu yang baru dari waktu ke waktu (14,5%).

2) Cara pimpinan menangani setiap masalah di sekolah (10,9%).


commit to user

188
perpustakaan.uns.ac.id 189
digilib.uns.ac.id

3) Pekerjaan anda saat ini dapat memberikan jaminan kehidupan anda

nantinya (10,9%).

4) Imbalan yang ada terima dikaitkan dengan beban kerja yang anda lakukan

(14,5%).

5) Kesempatan untuk meningkatkan ketrampilan/skill pada pekerjaan anda

saat ini (10,9%).

6) Kebebasan untuk menggunakan penilaian/saran kepada organisasi/sekolah


(21,8%).

Berikut dipaparkan tanggapan responden terhadap setiap butir

pertanyaan yang diajukan yang berhubungan dengan tingkat kepuasan kerja

pegawai.

Tabel 55

Tanggapan Responden terhadap Kesibukan dari Kegiatan Sepanjang Hari

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - -
2 Tidak Puas 5 9,1
3 Cukup Puas 18 32,7
4 Puas 29 52,7
5 Sangat Puas 3 5,5
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis)

Berdasarkan tabel 55 di atas, dapat diketahui bahwa hanya 9,1 persen

dari responden yang menyatakan tidak puas jika mereka sibuk sepanjang

waktu. Dari tanggapan responden sebanyak 23,7 persen menyatakan cukup

puas, 52,7 persen puas dan 5,5 persen menyatakan sangat puas jika mereka

bisa sibuk sepanjang waktu.commit


Komposisi data di atas menunjukkan bahwa
to user

189
perpustakaan.uns.ac.id 190
digilib.uns.ac.id

sebagian besar guru dan pegawai SMK Negeri 6 Surakarta menyatakan puas

apabila sibuk sepanjang waktu dalam pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa

guru dan pegawai menginginkan selalu mempunyai tugas yang jelas sepanjang

waktu kerja di sekolah. Dengan kata lain, sebagian besar guru merasa puas

jika dapat bekerja keras sesuai bidangnya masing-masing.

Selanjutnya, tanggapan responden terhadap kesempatan bekerja mandiri

dalam menyelesaikan pekerjaan (butir 2) tampak seperti dalam tabel 56 di

bawah ini:

Tabel 56

Tanggapan Responden terhadap Kesempatan Bekerja Mandiri dalam

Menyelesaikan Pekerjaan

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - 0
2 Tidak Puas 3 5,45
3 Cukup Puas 11 20,00
4 Puas 32 58,20
5 Sangat Puas 9 16,35
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Berdasarkan tabel 56 di atas, tampak bahwa sebagian kecil saja (5,45%)

guru/pegawai SMK N 6 Surakarta yang merasa tidak puas terhadap

kesempatan bekerja sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan, 20 persen

menyatakan cukup puas, sebagian besar (58,20%) merasa puas, dan 16,35

persen menyatakan sangat puas. Hal ini menunjukkan bahwa SMK Negeri 6

Surakarta memberikan kesempatan pada guru/pegawai untuk menyelesaian

pekerjaan secara mandiri, dan para to


commit guru
usermerasa puas dengan hal tersebut

190
perpustakaan.uns.ac.id 191
digilib.uns.ac.id

karena dapat mendorong mengembangakan kemampuan diri sendiri yang pada

akhirnya akan memberikan hasil yang lebih optimal.

Selanjutnya, pada tabel 57 di bawah ini merupakan tanggapan responden

terhadap kesempatan melakukan sesuatu yang baru terkait dengan pelaksanaan

tugas dan kewajiban guru/pegawai.

Tabel 57

Tanggapan Responden terhadap Kesempatan Melakukan Sesuatu yang baru

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - 0
2 Tidak Puas 8 14,5
3 Cukup Puas 21 38,2
4 Puas 25 45,5
5 Sangat Puas 1 1,8
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Dari tabel 57 di atas menunjukkan bahwa 8 orang (14,5%) merasa tidak

puas, 21 orang (38,2%) menyatakan cukup puas, 25 orang (45,5%)

menyatakan puas, dan 1 orang (1,8%) menyatakan sangat puas terhadap

kesempatan melakukan inovasi dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.

Berdasarkan angka-angka tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar

(85,5%) guru/pegawai SMK Negeri 6 Surakarta menginginkan melakukan

inovasi dalam melaksanakan tugas dari waktu ke waktu. Hal ini merupakan

indikator bahwa kesadaran untuk terus meningkatkan kompetensi dan

mempelajari hal-hal baru dikalangan guru/pegawai SMK Negeri 6 Surakarta

sudah baik.

commit to user

191
perpustakaan.uns.ac.id 192
digilib.uns.ac.id

Tabel 58

Tanggapan Responden terhadap Kesempatan Menjadi Bagian Penting

dalam Kelompok Kerja

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas 1 1,8
2 Tidak Puas 3 5,5
3 Cukup Puas 17 30,9
4 Puas 27 49,1
5 Sangat Puas 7 12,7
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Pada tabel 58 di atas, dapat dipaparkan bahwa sebanyak 7 orang (12,7%)

menyatakan sangat puas terhadap kesempatan menajdi bagian penting dalam

kelompok kerja. Sementara, 27 orang (49,1%) menyatakan puas, 17 orang

(30,9) menyatakan cukup puas, dan sebagian kecil 3 orang (5,5%) menyatakan

tidak puas dan 1 orang (1,8%) menyatakan sangat tidak puas. Secara umum

dapat dikatakan bahwa hampir seluruh guru/pegawai (92,7 %) merasa puas

terhadap kontribusi dan menjadi bagian dari SMK Negeri 6 Surakarta.

Selanjuntnya tanggapan responden terhadap cara pimpinan menangani

setiap masalah di sekolah dapat dilihat pada tabel 59 berikut:

Tabel 59

Tanggapan Responden terhadap Cara Pimpinan Menangani Setiap

Masalah di Sekolah

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - -
2 Tidak Puas 6 10,9
3 Cukup Puas 18 32,7
4 Puas 23 41,8
5 Sangat Puas 8 14,5
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis,
commit2014)
to user

192
perpustakaan.uns.ac.id 193
digilib.uns.ac.id

Dari tabel 59 dapat dijelaskan bahwa 6 orang (10,9%) responden

menyatakan tidak puas, 18 orang (32,7%) menyatakan cukup puas, 23 orang

(41,8%) menyatakan puas, dan 8 orang (14,5%) menyatakan sangat puas

terhadap cara pimpinan sekolah menangani setiap masalah yang muncul di

sekolah. Berdasarkan tanggapan guru/pegawai terhadap kemampuan pimpinan

dalam menangani permasalahan di sekolah hampir seluruhnya (89%) menilai

sudah baik. Namun demikian masih terdapat sebagian guru/pegawai

berpendapat bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam cara pimpinan

menangani permasalahan yang ada di sekolah.

Tabel 60

Tanggapan Responden terhadap Kemampuan Pimpinan Membuat

Keputusan

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - 0
2 Tidak Puas 5 9,1
3 Cukup Puas 15 27,3
4 Puas 30 54,5
5 Sangat Puas 5 9,1
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Tampak pada tabel diatas, tanggapan responden terhadap kemampuan

pimpinan dalam membuat keputusan dapat dijelaskan bahwa 5 orang (9,1%)

menyatakan tidak puas, 15 orang (27,3%) menyatakan cukup puas, 30 orang

(54,5%) puas dan 5 orang (9,1%) memberikan respon sangat puas. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (90,9%) guru/pegawai

menilai kemampuan atasan dalam membuat


commit to user keputusan sudah baik dan hal ini

193
perpustakaan.uns.ac.id 194
digilib.uns.ac.id

menunjukkan bahwa dalam mengalokasikan pekerjaan sudah tepat sesuai

dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.

Selanjutnya, tanggapan responden terhadap tingkat kepuasan melakukan

pekerjaan sesuai hati nurani dapat dilihat pada tabel 61 di bawah ini:

Tabel 61

Tanggapan Responden terhadap Melakukan Pekerjaan Sesuai Hati Nurani

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - -
2 Tidak Puas 5 9,1
3 Cukup Puas 8 14,5
4 Puas 17 30,9
5 Sangat Puas 25 45,5
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Dari tabel 61, diketahui hampir semua (91,9%) responden merasa puas

dan menyatakan bahwa pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan hati

nurani. Hal ini tentunya akan membuat para guru/pegawai melakukan

pekerjaan dengan suka hati dan memiliki motivasi yang tinggi sehingga akan

memiliki kinerja yang baik. Namun masih terdapat sedikit (9,1%)

guru/pegawai yang merasa tidak puas dan pekerjaan yang sedang dikerjakan

tidak sesuai dengan nurani mereka. Namun karena mereka berada

dilingkungan yang memiliki motivasi tinggi dalam bekerja sehingga akan

mengikutib arus besar yang ada di sekolah.

commit to user

194
perpustakaan.uns.ac.id 195
digilib.uns.ac.id

Tabel 62

Tanggapan Responden terhadap Pekerjaan Sekarang Memberikan

Jaminan Hidup

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - -
2 Tidak Puas 6 10,9
3 Cukup Puas 11 20,0
4 Puas 20 26,4
5 Sangat Puas 18 32,7
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Tabel 62 menginformasikan bahwa sebagian besar (89,1%) guru/

pegawai SMK Negeri 6 Surakarta berpendapatan bahwa pekerjaan yang

sedang ditekuni memberikan jaminan hidup secara ekonomi. Hal ini juga

ditandai dengan sedikitnya perputaran guru/pegawai yang ada di SMK Negeri

6 Surakarta. Hanya sebagian kecil saja (10,9%) yang merasa bahwa pekerjaan

yang sedang ditekuni tidak memberikan jaminan hidup. Tentu saja hal ini bisa

dipahami karena sebagian kecil guru/karyawan di SMK Negeri 6 Surakarta

masih berstatus sebagai Guru Tidak Tetap maupun Pegawai Tidak Tetap yang

memiliki penghasilan yang rendah dan tidak ada jaminan keberlangsungan

untuk terus berada pada pekerjaan tersebut.

Selanjutnya, salah satu ukuran kepuasan kerja adalah ketika dapat

berbagi kebaikan. Salah satunya membantu pekerjaan teman kerja. Tanggapan

terhadap kepuasan berkesempatan membantu pekerjaan rekan kerja yang

nampak pada tabel 63. Dari tabel 63 tersebut, menunjukkan hampir seluruhnya

(98,2%) guru dan pegawai SMK Negeri 6 Surakarta merasa puas dan bahagia.

Hal ini mengindikasikan guru dan pegawai SMK Negeri 6 Surakarta memiliki
commit to user

195
perpustakaan.uns.ac.id 196
digilib.uns.ac.id

rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang tinggi sehingga mudah untuk saling

berbagi dan saling membantu agar sekola memiliki kinerja yang tinggi.

Tabel 63

Tanggapan Responden terhadap Kesempatan Membantu Pekerjaan

Rekan Kerja

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - -
2 Tidak Puas 1 1,8
3 Cukup Puas 18 32,7
4 Puas 29 52,7
5 Sangat Puas 7 12,7
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Tanggapan responden terhadap kesempatan memberitahu rekan kerja

atas apa yang seharusnya dilakukan dapat dilihat pada tabel 64 berikut:

Tabel 64

Tanggapan Responden terhadap Kesempatan Memberitahu Rekan Kerja

Apa yang Seharusnya Dilakukan

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - -
2 Tidak Puas 3 5,5
3 Cukup Puas 23 41,8
4 Puas 25 45,5
5 Sangat Puas 4 7,3
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Hampir sama dengan butir sebelumnya, tingkat kepuasan guru/pegawai

terhadap kesempatan memberitahu apa yang seharusnya dikerjakan rekan

kerja sangat tinggi yaitu sebesar 94,5 persen. Hanya sebagian kecil saja (5,5%)
commit to user

196
perpustakaan.uns.ac.id 197
digilib.uns.ac.id

responden yang menyatakan tidak puas. Hal ini mengindikasikan adanya sifat

terbuka dan mudah menerima masukan pihak lain atau rekan kerja merupakan

karakter utama pada budaya kerja di SMK Negeri 6 Surakarta.

Tabel 65

Tanggapan Responden terhadap Kesempatan Melakukan Pekerjaan

dengan Menggunakan Kemampuan Sendiri

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - -
2 Tidak Puas 5 9,1
3 Cukup Puas 16 29,1
4 Puas 24 43,6
5 Sangat Puas 10 18,2
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Tabel 65 di atas, menujukkan selain kebersamaan dan kekeluargaan

yang tinggi, masing-masing guru dan karyawan SMK Negeri 6 Surakarta juga

memiliki independensi dan kemandirian yang tinggi dalam menyelesaikan

tugas dan kewajibannya. Hal ini didasarkan pada tingginya prosentase

kepuasan terhadap kesempatan melakukan pekerjaan dengan menggunakan

kemampuan sendiri, yaitu sebesar 90,9 persen. Dengan kata lain, tingginya

prosentase responden yang puas dalam menggunakan kemampuan sendiri

menunjukkan pola kepemimpinan di SMK Negeri 6 Surakarta memberikan

kebebasan yang bertanggungjawab kepada guru/pegawai dalam mengerjakan

tugas dan kewajibannya.

Selanjutnya, tingkat kepuasan pegawai/guru terhadap penerapan

kebijakan organisasi dalam kegiatan sehari-hari dapat dilihat pada tabel 66


commit to user
berikut:

197
perpustakaan.uns.ac.id 198
digilib.uns.ac.id

Tabel 66

Tanggapan Responden terhadap Penerapan Kebijakan Organisasi dalam

Kegiatan Sehari-hari

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - -
2 Tidak Puas 3 5,5
3 Cukup Puas 24 43,6
4 Puas 26 47,3
5 Sangat Puas 2 3,6
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Dari tabel 66 dapat diketahui bahwa hampir semua guru/pegawai

(94,5%) merasa puas terhadap penerapan kebijakan organisasi dalam kegiatan

sehari-hari. Hanya sebagian kecil saja (5,5%) guru dan pegawai yang

menyatakan tidak puas terhadap penerapan kebijakan organisasi dalam

kegiatan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa guru dan pegawai SMK

Negeri 6 Surakarta memahami kebijakan organisasi dengan baik. Pimpinan

sekolah maupun guru/pegawai memiliki konsitensi dan komitmen dalam

menjalankan kebijakan yang sudah ditetapkan.

Tabel 67

Tanggapan Responden terhadap Imbalan yang Diterima Dikaitikan

dengan Beban Kerja yang Dilakukan

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - -
2 Tidak Puas 8 14,5
3 Cukup Puas 13 23,6
4 Puas 28 50,9
5 Sangat Puas 6 10,9
Total 55 100
commit
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, to user
2014)

198
perpustakaan.uns.ac.id 199
digilib.uns.ac.id

Tabel 67 menyajikan data mengenai tanggapan responden terhadap

imbalan yang diterima dikaitkan dengan beban kerja yang dilakukan. Dari

tabel tersebut dapat ketahui bahwa 13 orang (23,6%) responden menyatakan

cukup puas, 28 orang (50,9%) menyatakan puas, 6 orang (10,9%) menyatakan

sangat puas, dan 8 orang (14,5%) menyatakan tidak puas. Data ini

menunjukkan bahwa secara umum imbalan yang diperoleh guru dan pegawai

sudah memadai dan seimbang dengan beban kerja dari masing-masing

guru/pegawai. Namun sebagian guru/pegawai menyatakan belum memadai,

karena pada faktanya guru/pegawai yang non PNS tingkat pendapatannya

masih di bawah UMR sehingga pihak sekolah perlu meninjau kembali

imbalan kerja yang diberikan kepada pegawai yang non PNS.

Selanjutnya, tanggapan responden terhadap kesempatan meningkatkan

ketrampilan yang dimiliki guru/pegawai disajikan pada tabel 68 di bawah ini:

Tabel 68

Tanggapan Responden terhadap Kesempatan Meningkatkan

Ketrampilan pada Pekerjaan

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - -
2 Tidak Puas 6 10,9
3 Cukup Puas 18 32,7
4 Puas 24 43,6
5 Sangat Puas 7 12,7
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Dari tabel 68, menunjukkan bahwa 7 orang (12,7%) responden

menyatakan sangat puas, 24 orang (43,6%) menyatakan puas, dan 18 orang


commit to user
(32,7%) menyatakan cukup puas. Sementara itu, masih terdapat 6 orang

199
perpustakaan.uns.ac.id 200
digilib.uns.ac.id

(10,9%) yang menyatakan tidak puas. Hal ini menunjukkan bahwa para guru

dan pegawai SMK Negeri 6 Surakarta menilai kesempatan mengembangkan

diri dan meningkatkan karier mereka cukup terjamin.

Selanjutnya, tanggapan responden terhadap kebebasan untuk

menggunakan penilaian sendiri penulis sajikan pada tabel 69 di bawah ini:

Tabel 69

Tanggapan Responden terhadap Kebebasan Menggunakan Penilaian

Sendiri

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - -
2 Tidak Puas 12 21,8
3 Cukup Puas 21 38,2
4 Puas 20 36,4
5 Sangat Puas 2 3,6
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Dari hasil pengolahan data pada tabel 69 di atas, diketahui bahwa

sebagian kecil responden (3,6%) menyatakan sangat puas, 20 orang (36,4%)

menyatakan puas, dan 21 orang (38,2%) menyatakan cukup puas terhadap

kebebasan untuk menggunakan penilaian sendiri. Namun masih terdapat 12

orang (21,8%) responden yang menyatakan tidak puas dengan kebebasan

untuk menggunakan penilaian sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar (78,2%) merasa puas dengan kebebasan untuk menggunakan penilaian

sendiri. Pihak sekolah perlu meningkatkan kebebasan untuk menggunakan

penilaian sendiri bagi para guru dan pegawai sehingga tingkat kepuasannya

dapat ditingkatkan lagi.


commit to user

200
perpustakaan.uns.ac.id 201
digilib.uns.ac.id

Tanggapan responden terhadap kesempatan menggunakan metode

sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan tampak pada tabel 70 di bawah ini:

Tabel 70

Tanggapan Responden terhadap Kesempatan Menggunakan Metode

Sendiri dalam Menyelesaikan Pekerjaan

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - -
2 Tidak Puas 2 3,6
3 Cukup Puas 11 20,0
4 Puas 26 65,5
5 Sangat Puas 6 10,9
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Dari tabel 70 di atas dapat dipaparkan bahwa hanya 2 orang (3,6%) yang

menyatakan tidak puas, selebihnya menyatakan cukup puas sebanyak 11 orang

(20%), puas sebanyak 26 orang (65,5%) dan 6 orang (10,9%) menyatakan

sangat puas terhadap kesempatan menggunakan metode sendiri dalam

menyelesaikan pekerjaan. Pernyataan ini juga seirama dengan tanggapan para

responden terhadap pertanyaan sebelumnya tentang kesempatan bekerja

sendiri. Dapat dikatakan bahwa SMK Negeri 6 Surakarta memberikan

kesempatan dengan leluasa kepada guru/pegawai dalam menggunakan

metode sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan.

commit to user

201
perpustakaan.uns.ac.id 202
digilib.uns.ac.id

Tabel 71

Tanggapan Responden terhadap Kondisi Kerja (Kenyamanan dan

Fasilitas Kerja)

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - -
2 Tidak Puas 3 5,5
3 Cukup Puas 14 25,5
4 Puas 26 47,3
5 Sangat Puas 12 21,8
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Berdasarkan tabel 71, tampak bahwa hanya sedikit saja responden (3

orang, 5,5%) yang merasa tidak puas terhadap kondisi kerja di SMK Negeri 6

Surakarta, selebihnya 14 orang (25,5%) menyatakan cukup puas, 26 orang

(47,3%) menyatakan puas, dan 12 orang (21,8%) menyatakan sangat puas.

Dengan demikian secara umum guru/pegawai SMK Negeri 6 Surakarta

menilai kondisi kerja yang meliputi kenyamanan dan fasilitas kerja, sudah

baik sehingga hal ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan.

Tanggapan responden terhadap keharmonisan sesama rekan kerja

penulis sajikan pada tabel 72 di bawah ini:

Tabel 72

Tanggapan Responden terhadap Keharmonisan Sesama Rekan Kerja

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - -
2 Tidak Puas 4 7,3
3 Cukup Puas 11 20,0
4 Puas 29 52,7
5 Sangat Puas 11 20,0
Total 55 100
commit
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, to user
2014)

202
perpustakaan.uns.ac.id 203
digilib.uns.ac.id

Dari tabel 72 di atas, dapat diketahui bahwa kondisi keharmonisan kerja

di SMK Negeri 6 Surakarta sangat baik. Hal ini dapat diketahui dari tanggapan

responden yang hanya 4 orang atau 7,3 persen yang menyatakan tidak puas,

selebihnya 20 persen menyatakan cukup puas, 52,7 persen menyatakan puas,

dan 20 persen menyatakan sangat puas. Keharmonisan dalam bekerja akan

memberi-kan ketenangan dan ketentraman batin dalam bekerja.

Selanjutnya, tanggapan responden terhadap penghargaan atau sanksi

yang diterima jika menyelesaikan pekerjaan dengan baik/buruk dapat dilihat

pada tabel 73 di bawah ini:

Tabel 73

Tanggapan Responden terhadap Penghargaan atau Sanksi yang Diterima

Jika Menyelesaikan Pekerjaan dengan Baik/Buruk

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas 1 1,8
2 Tidak Puas 5 9,1
3 Cukup Puas 24 43,6
4 Puas 20 36,4
5 Sangat Puas 5 9,1
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Berdasarkan tabel 73 tersebut, 1 orang (1,8%) guru/pegawai SMK

Negeri 6 Surakarta menyatakan sangat tidak puas, 5 orang (9,1%) menyatakan

tidak puas terhadap penghargaan atau sanksi yang diterima jika menyelesaikan

pekerjaan dengan baik/buruk. Dengan kata lain, sebanyak 6 orang atau 10,9

persen responden menyatakan tidak puas terhadap penghargaan atau sanksi

yang diterima jika menyelesaikan pekerjaan dengan baik/buruk. Hal ini perlu

menjadi perhatian bagi sekolah agar semua pihak merasakan keadilan atas
commit to user

203
perpustakaan.uns.ac.id 204
digilib.uns.ac.id

perlakuan dan kebijakan pimpinan terkait dengan penghargaan atas kinerja

baik maupun sanksi jika menghasilkan kinerja buruk. Secara umum dapat

dikatakan tanggapan responden penghargaan atau sanksi yang diterima jika

menyelesaikan pekerjaan dengan baik/buruk sudah baik, hal ini dapat

diketahui dari sebaran tanggapan responden dalam tabel di atas, dimana 24

orang (43,6%) menyatakan cukup puas, 20 orang (36,4%) menyatakan puas,

dan 5 orang (9,1%) menyatakan sangat puas.

Selanjutnya, tanggapan responden terhadap perasaan puas yang

diperoleh dalam menyelesaikan pekerjaan penulis tampilkan pada tabel 74 di

bawah ini:

Tabel 74

Tanggapan Responden terhadap Perasaan Puas yang Diperoleh dalam

Menyelesaikan Pekerjaan

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - -
2 Tidak Puas 2 3,6
3 Cukup Puas 12 21,8
4 Puas 33 60,0
5 Sangat Puas 8 14,5
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Tampak pada tabel 74 di atas, hanya sebagian kecil ( 2 orang, 3,6%)

responden yang menyatakan tidak puas terhadap perasaan puas yang diperoleh

dalam menyelesaikan pekerjaan. Sebagian besar responden menyatakan

memiliki perasaan puas dalam menyelesaikan pekerjaan. Dari tabel dapat

diketahui sebaran tingkat kepuasan


commitdari sebagian besar tanggapan responden,
to user

204
perpustakaan.uns.ac.id 205
digilib.uns.ac.id

21,8 persen menyatakan cukup puas, 60 persen menyatakan puas, dan 14,5

persen menyatakan sangat puas. Perasaan puas dalam menyelesaikan suatu

tugas atau pekerjaan akan mendorong guru/pegawai menikmati setiap tugas

atau pekerjaan yang sedang dilakukan dan memiliki motivasi untuk

menyelesaikan tugas/pekerjaan yang selanjutnya. Hal ini dengan sendirinya

akan meningkatkan kinerja guru/karyawan SMK Negeri 6 Surakarta.

b. Kepuasan terhadap Sistem Informasi Sekolah

Persperktif pembelajaran dan pertumbuhan juga diukur dengan tingkat

kemampuan sistem informasi sekolah/organisasi. Dalam penelitian ini

kemampuan sistem informasi sekolah diukur dengan menggunakan empat

butir pertanyaan, yaitu: tingkat ketersediaan informasi, tingkat keakuratan

informasi yang tersedia, waktu yang tersedia untuk memperoleh informasi,

dan kesesuaian informasi dengan kebutuhan.

Dalam membangun sistem informasi sekolah yang kuat, SMK Negeri 6

memiliki beberapa sarana informasi seperti SMS gateway, website, group

facebook, komputerisasi hasil pembelajaran, intranet, Program Aplikasi

Sekolah dan lain-lain.

Ringkasan tanggapan responden terhadap sistem informasi sekolah

dipaparkan dibawah ini.

commit to user

205
perpustakaan.uns.ac.id 206
digilib.uns.ac.id

Tabel 75
Rekapitulasi Tanggapan Kepuasan terhadap Sistem Informasi Sekolah

Jawaban
No Pertanyaan Total
1 2 3 4 5
1 Tingkat Ketersediaan - 4 13 27 11 55
Informasi
2 Tingkat Keakuratan - 2 25 26 2 55
Informasi yang Tersedia
3 Waktu yang Diperlukan - - 27 19 9 55
untuk Memperoleh Informasi
4 Kesesuaian Informasi yang - 1 23 29 2 55
ada dengan Kebutuhan
Total - 7 88 101 24
Skor Total - 14 264 404 120 802
Persentase (%) 0 1,75 32,92 50,37 14,96
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Jika disajikan dalam grafik tampak sebagai berikut:

Tingkat Kepuasan Pegawai Terhadap Sistem


Informasi Sekolah
0 1,75%
14,96%
32,92%

50,37%

Sangat Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas Puas Sangat Puas

Gambar 24. Grafik Tingkat Kepuasan terhadap Sistem Informasi Sekolah

Dari tabel 75 maupun grafik di atas dapat diketahui bahwa secara umum

sistem informasi sekolah di commit to user6 Surakarta sudah baik. Hal ini
SMK Negeri

206
perpustakaan.uns.ac.id 207
digilib.uns.ac.id

ditunjukkan dengan kenyataan sebesar 14,96 persen responden menyatakan

sangat puas, 50,37 persen menyatakan puas, 32,92 persen menyatakan cukup

puas, dan hanya 1,75 persen yang menyatakan tidak puas. Dengan melihat

data pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa tanggapan responden terhadap

sistem informasi sekolah memperoleh skor total 802. Untuk mengetahui skor

kepuasan terhadap sistem informasi sekolah maka skor nyata tersebut dibagi

dengan skor maksimal dikalikan 100 persen (802:1100) x 100%) diperoleh

nilai 72,91 persen dengan pembobotan nilai maka nilai tersebut berada pada

rentang skala 68,01 persen - 84 persen (Bab III, halaman 120) sehingga

masuk dalam skala 4 dengan kategori baik atau memuaskan.

Analisis secara detail terhadap setiap butir pertanyaan pengukuran

tingkat kepuasan terhadap sistem informasi sekolah penulis paparkan sebagai

berikut:

1) Ketersediaan Informasi yang Dibutuhkan

Tabel 76

Tanggapan Responden terhadap Ketersediaan Informasi yang Dibutuhkan

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Puas - -
2 Tidak Puas 4 7,3
3 Cukup Puas 13 23,6
4 Puas 27 49,1
5 Sangat Puas 11 20,0
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Tabel 76 di atas merupakan tanggapan responden terhadap

ketersediaan infromasi yang dibutuhkan. Dari tabel tersebut dapat


commit to user

207
perpustakaan.uns.ac.id 208
digilib.uns.ac.id

diketahui 4 responden (7,3%) memberikan jawaban tidak puas, 13 orang

(23,6%) menyatakan cukup puas, 27 orang (49,1%) menyatakan puas, dan

11 orang (20%) menyatakan sangat puas terhadap ketersediaan informasi

yang dibutuhkan.

Para guru/pegawai memerlukan informasi yang cukup untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. Oleh karena itu

ketersediaan informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting

dalam meningkatkan kinerja mereka. Informasi merupakan pilar penting

pengambilan keputusan yang tepat baik bagi guru/pegawai maupun bagi

pimpinan sekolah.

Berdasarkan tabel 76 dapat disimpulkan secara umum bahawa secara

umum tingkat kepuasan terhadap ketersediaan informasi di SMK Negeri 6

Surakarta sudah baik. Namun demikian, pihak sekolah diharapkan terus

meningkatkan ketersediaan informasi yang sudah ada sehingga semua

guru/pegawai dapat terpenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan.

2) Keakuratan Informasi yang Tersedia

Tabel 77

Tanggapan Responden terhadap Tingkat Keakuratan Informasi yang

Tersedia

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Akurat - -
2 Tidak Akurat 2 3,6
3 Cukup Akurat 25 45,5
4 Akurat 26 47,3
5 Sangat Akurat 2 3,6
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)
commit to user

208
perpustakaan.uns.ac.id 209
digilib.uns.ac.id

Tanggapan responden terhadap tingkat keakuratan informasi yang

tersedia pada tabel diatas menunjukkan bahwa 2 orang (3,6%) menyatakan

tidak akurat, 25 orang (45,5) menyatakan cukup akurat, 26 orang (47,3%)

menyatakan akurat, dan 2 orang (3,6%) menyatakan sangat akurat. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pegawai/guru

terhadap akurasi informasi yang tersedia tergolong sudah baik dan berada

pada level akurat. Namun demikian walaupun hanya 3,6% yang

menyatakan tidak akurat, namun hal ini tetap perlu diperhatikan agar dapat

terus ditingkatkan semaksimal mungkin.

3) Waktu yang Diperlukan untuk Mendapatkan Informasi

Informasi merupakan hal yang fundamental dalam melaksanakan

tugas. Oleh karena itu informasi harus diperoleh dengan tepat dan waktu

yang cepat. Semakin cepat dan tepat informasi diperoleh maka semakin

berharga informasi tersebut dan semakin tepat pula keputusan yang

diambil. Dengan demikian sistem informasi sekolah yang baik perlu

diukur dari waktu yang diperlukan untuk mendapatkan informasi yang

valid dan cepat.

Tabel 78

Tanggapan Responden terhadap Waktu yang Diperlukan untuk

Mendapatkan Informasi

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Baik - -
2 Tidak Baik - -
3 Cukup Baik 27 49,1
4 Baik 19 34,5
5 Sangat Baik 9 16,4
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian commit
Penulis,to2014)
user

209
perpustakaan.uns.ac.id 210
digilib.uns.ac.id

Dari tabel 78 dapat dinyatakan bahwa seluruh responden

menyatakan kemampuan sistem informasi SMK Negeri 6 Surakarta dalam

menyajikan informasi secara cepat sudah baik. Hal tersebut tercermin dari

tanggapan responden diketahui tingkat kepuasan terhadap waktu yang

diperlukan untuk mengakses informasi sebanyak 27 responden (49,1%)

menyatakan cukup baik, 19 orang (34,5%) menyatakan baik, dan 9 orang

(16,4%) menyatakan sangat baik.

4) Kesesuian Informasi yang ada dengan Kebutuhan

Tabel 79

Tanggapan Responden terhadap Waktu yang Diperlukan untuk

Mendapatkan Keakuratan Informasi yang Dibutuhkan

No Kategori Jawaban Jumlah %


1 Sangat Tidak Sesuai - -
2 Tidak Sesuai 1 1,8
3 Cukup Sesuai 23 41,8
4 Sesuai 29 52,7
5 Sangat Sesuai 2 3,6
Total 55 100
(Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2014)

Tabel 79 memperlihatkan bahwa informasi yang diperoleh oleh

guru/ pegawai SMK Negeri 6 Surakarta dari sistem informasi sekolah

cukup sesuai dengan yang dibutuhkan. Hal ini terlihat pada tabel bahwa

23 responden (41,8%) menyatakan cukup sesuai, 29 orang (52,7%)

menyatakan sesuai, 2 orang (3,6%) menyatakan sangat sesuai, dan hanya 1

orang (1,8%) yang menyatakan sangat tidak sesuai. Dapat dikatakan

bahwa informasi yang tersedia di SMK Negeri 6 Surakarta merupakan

informasi yang sesuai dengan kebutuhan dari guru/pegawai secara

keseluruhan. commit to user

210
perpustakaan.uns.ac.id 211
digilib.uns.ac.id

5. Hasil Analisis Kinerja SMK Negeri 6 Surakarta Secara Keseluruhan

Berdasarkan pengukuran, analisa dan pembahasan terhadap hasil penguku-

ran kinerja SMKN 6 Surakarta dengan menggunakan pendekatan BSC yang telah

dilakukan, maka tingkat kinerja SMK Negeri 6 Surakarta secara kesuluruhan

tampak pada tabel 80 sebagai berikut:

Tabel 80

Nilai Kinerja Sekolah Secara Keseluruhan

Aspek Yang diukur Hasil Pengukuran Skor(1-5)


Perspektif
I Keuangan
I 1. Ekonomis Cukup Ekonomis 3
2. Efektif Sangat Efektif 5
3. Efisien Cukup Efisien 3
Skor Keseluruhan Aspek I 11
Perpektif
I Pelanggan
II 1. Tingkat Kualitas Layanan Puas 4
2. Tingkat Kepuasan Pelanggan Puas 4
Skor Keseluruhan Aspek II 8
Perspektif
I Bisnis Internal
III A. Inovasi
1. Inovasi Kurikulum (Standar Isi) Sangat Baik 5
B. Proses
1. Standar Proses Sangat Baik 5
2. Standar Pendidik dan Tenaga Sangat Baik 5
Kependidikan
3. Standar Sarana dan Prasarana Sangat Baik 5
4. Standar Kompetensi Lulusan Sangat Baik 5
5. Standar Penilaian Pendidikan Sangat Baik 5
6. Standar Pengelolaaan Sangat Baik 5
C. Layanan Purna Jual
1. Web Site Sekolah Baik 4
2. Organisasi Alumni Baik 4
3. Data Telusur Alumni Baik 4
Skor Keseluruhan Aspek III 47
Perspektif
I Pertumbuhan dan
IV Pembelajaran
A. Kepuasan Kerja Puas 4
B. Kemampuan Sistem Informasi Puas 4
Skor Keseluruhan Aspek IV commit to user 8
Skor Keseluruhan aspek BSC 74

211
perpustakaan.uns.ac.id 212
digilib.uns.ac.id

Dengan demikan kinerja SMK Negeri 6 Surakarta jika diukur dengan

pendekatan BSC dapat ditampilkan dalam gambar berikut:

Skor Kinerja SMK Negeri 6 Surakarta


11 8

74
47

Keuangan Pelangggan
PBI Pertumbuhan dan Pembelajaran
Keseluruhan

Gambar 25. Grafik Skor Kinerja SMK Negeri 6 Surakarta dengan Pendekatan

Balanced Scorecard

Dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa :

a. Hasil pengukuran kinerja perspektif keuangan SMK Negeri 6 Surakarta

menggunakan konsep value for money memperoleh skor sebesar 11 (73,33%)

dan berada pada kategori baik. Dari aspek efektivitias, kinerja keuangan sangat

efektif, dan aspek efisiensi diperoleh kinerja cukup efisien. Sementara dari

aspek ekonomis, kinerja keuangan SMK Negeri 6 Surakarta termasuk kategori

cukup ekonomis.

b. Hasil pengukuran kinerja perspektif pelanggan SMK Negeri 6 Surakarta

diperoleh skor 8 (80%) dan berada pada kategori baik.

commit to user

212
perpustakaan.uns.ac.id 213
digilib.uns.ac.id

c. Hasil pengukuran kinerja perspektif proses bisnis internal diperoleh skor 47

(94%) dari 50 skor maksimal. Skor ini menunjukkan kinerja proses bisnis

internal yang termasuk kategori sangat baik.

d. Hasil pengukuran kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diperoleh

skor 8 (80%) dan berada pada ketegori baik atau memuaskan.

Kinerja secara keseluruhan dari empat perspektif diperoleh total skor 74

atau 87,05 persen dari skor maksimal 85. Skor tersebut berada pada skala 73-85

dengan kategori sangat baik. Dengan demikian kinerja SMK negeri 6 Surakarta

secara keseluruhan termasuk dalam kategori sangat baik.

D. Indentifikasi SWOT Balanced Scoreacard dan Rencana Operasi SMKN

6 Surakarta

Dari hasil analisis pengukuran kinerja SMKN 6 Surakarta dengan pen-

dekatan BSC dan telaah terhadap EDS dapat diketahui hal-hal yang mempenga-

ruhi pengembangan strategis SMK Negeri 6 Surakarta. Dengan melakukan identi-

fikasi faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal diperoleh hasil untuk

analisis SWOT dan pemetaan dalam analisa kinerja perspektif BSC. Kajian

terhadap faktor lingkungan internal sekolah akan melahirkan kekuatan dan kele-

mahan yang dimiliki SMKN 6 Surakarta, sedangkan kajian terhadap faktor ling-

kungan eksternal akan ditemukan peluang dan ancaman sehingga dapat dirumus-

kan srategi dan kebijakan yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan

kinerja SMKN 6 Surakarta. Hal ini selaras dengan penelitian Dally (2010) bahwa

terkait dengan Manajemen Berbasis Sekolah, pengukuran kinerja dengan pende-

katan BSC dapat digunakan sebagai dasar penyusunan perencanaan strategis


commit to user
sekolah dalam peningkatan kinerja.

213
perpustakaan.uns.ac.id 214
digilib.uns.ac.id

Tabel 81

Analisis SWOT BSC SMK Negeri 6 Surakarta

Analisa SWOT Analisa BSC


Rumusan Temuan Aspek SNP PB G&
S W O T K P
I L
Analisis Kondisi Internal SMKN 6
Standar Isi
a. Kurikulum yang terstandar BNSP √ √
(KTSP dan Kurikulum 2013)
b. Muatan Lokal dalam kurikulum √ √
c. Pelayanan bimbingan konseling √ √
d. KKM yang terstandar BNSP dan RSBI √ √
e. Kalender Pendidikan mengacu pada √ √
Kaldik Nasional
f. Beban Mengajar Guru Minimal 24 jam √
g. Penyusunan Jadwal sering berubah √
pada saat PBM berjalan
h. Kegiatan ektrakurikuler √ √

Standar proses
a. Perangkat Pembelalajaran masing-
masing Guru sudah lengkap (Silabus, √ √
RPP, Perangkat lain)
b. Workshop pengembangan perangkat
√ √
pembelajaran pada awal tahun pelajaran
c. Pemanfaatan IT dalam PBM √ √
d. Kualitas PBM (multisumber, multi √ √
metode, multimedia)
e. Kualitas perangkat pendukung pbm √ √
f. Program OJT (link & Macth) √ √
g. Sumber belajar dapat peroleh dan √ √
diguakan dengan mudah dan tepat
h. Website sekolah √ √
i. Unit produksi √ √
j. Praktik kewirusahaan √ √
k. Program remidi dan pengayaan √ √
l. Supervisi PBM √ √
m. Tingkat Mengulang siswa dan putus √ √
sekolah
n. Masih ada guru yang belum memiliki √ √
kemampuan ICT yang baik.
o. Belum optimalnya peran komite dalam √
pengembangan standar proses
pembelajaran commit to user
p. Belum optimalnya pemanfaatan media √ √

214
perpustakaan.uns.ac.id 215
digilib.uns.ac.id

Analisa SWOT Analisa BSC


Rumusan Temuan Aspek SNP PB G&
S W O T K P
I L
pembelajaran yang tersedia oleh
sebagian guru
q. Sebagian guru membuat perangkat √ √
pembelajaran tidak tepat waktu
r. Ketersediaan Buku Produktif di √ √
Perpustakaan
Standar kompetensi lulusan
a. Pencapaian KKM dan Nilai rata-rata
√ √
Ujian Nasional
b. Lulusan yang unggul √ √
c. Intake Siswa yang baik √ √
d. Bursa kerja khusus √ √
e. Keterserapan lulusan di dunia kerja √ √
f. Keterserapan lulusan di perguruan √ √
tinggi
g. Peningkatan kualitas lulusan setiap √ √
tahun
h. Belum semua lulusan berkarakter mulia √ √
i. Pengembangan potensi siswa sebagai √ √
anggota masyarakat
j. Kemampuan siswa untuk berkompetisi √ √
dalam LKS

Standar Pendidik dan Kependidikan


a. Kualifikasi Pendidikan Guru (100% √ √
telah S1, S2:24%)
b. Rasio jumlah guru dan bidang studi √ √
telah sesuai
c. Jumlah guru tersertifikasi lebih dari √ √
90%
d. Beban mengajar guru 24 jam per √ √
minggu
e. Kuantitas dan Kualitas Tenaga √ √
kependidikan
f. Kepuasan pegawai √ √
g. Beberapa guru menjadi guru berprestasi √ √
kota dan propinsi
h. Pelayanan tata Usaha √ √
i. Budaya 5 s tenaga kependidikan √ √
j. Hubungan Guru dengan Siswa √ √
k. Belum semua guru menerapkan √ √
PAIKEM dalam pembelajaran
commit to user

215
perpustakaan.uns.ac.id 216
digilib.uns.ac.id

Analisa SWOT Analisa BSC


Rumusan Temuan Aspek SNP PB G&
S W O T K P
I L
KONDISI EKSTERNAL
a. Kebijakan Wajib belajar 12 tahun √ √
b. Kebijakan komposisi SLTA dan SMK, √ √
30:70 tiap daerah
c. Pengelolaan sekolah dengan MBS √ √
d. Anggaran Pendidikan 20% √ √
e. Image positif SMK 6 di mata √ √
masyarakat
f. SMK masih menjadi pilihan ke dua √ √
siswa
g. Kemajuan ICT √ √
h. Perubahan kurikulum √ √
i. Tuntutan Masyarakat terhadap kualitas √ √
pendidikan
j. Relevansi keterserapan lulusan di dunia √ √
kerja
k. Banyaknya dunia usaha dan dunia √ √
industri yang bekerja sama dengan
SMK N 6 untuk memberdayakan
lulusan yang kompeten.
l. Perhatian DUDI terhadap SMK √ √
m. Kota Solo dan Propinsi jateng sebagai √ √
kota dan propinsi Vokasi
n. Solo sebagai kota budaya √ √
o. Organisasi alumni √
p. Pendanaan dari Pemerintah Pusat/ √ √
Daerah
(Sumber: hasil olahan Peneliti, 2014)

Berdasarkan hasil analisis SWOT Balanced scorecard di atas, dapat

disusun rencana operasi (action plan) dalam rangka meningkatkan kinerja

SMK Negeri 6 Surakarta sebagaimana diungkapkan oleh Rangkuti (2011:

213) bahwa analisis kinerja tanpa adanya action plan kurang bermakna. Action

plan peningkatkan kinerja SMK Negeri 6 Surakarta yang penulis susun

tampak dalam tabel berikut:

commit to user

216
217

Tabel 82

ACTION PLAN UNTUK PENINGKATAN KINERJA SMK NEGERI 6 SURAKARTA

No Variabel Penentu Kualitas Pelayanan Saran Strategi Peningkatan Program Tindak Lanjut
A Perspektif Keuangan
1. Ekonomis Strategi peningakatan Meningkatkan sumber alternatif keuangan
2. Efisiensi pengelolaan keuangan sekolah Melakukan penghematan pengeluaran sekolah
secara ekonomis dan efisien
B Perspektif Pelanggan
1. Tangibelity
a. Kenyamanan Parkir Strategi peningkatan Sarana Memperbaiki dan memperluas tempat parkir
dan Prasarana siswa
b. Kebersihan dan kenyamanan Strategi peningkatan kualitas a. Meningkatkan kualitas kinerja cleaning
ruang belajar ruang belajar siswa service
b. Pelibatan siswa dalam mewujudkan
kebersihan dan kenyamanan kelas
c. Menata kembali tata ruang kelas bagian
selatan (tepi jalan raya)
c. Layanan Perpustakaan Strategi peningkatan layanan a. Merekrut tenaga pustakawan yang
perpustakaan berkompeten.
b. Peningkatan sarana layanan perpustakaan
2. Reliability
a. Pegawai tata usaha terampil dan Strategi peningkatan a. Meningkatkan kompetensi pegawai tata
ramah dalam melayani siswa kompetensi dan budaya 5 S usaha
bagi pegawai tata usaha b. Meningkatkan implementasi budaya5 S

217
218

No Variabel Penentu Kualitas Pelayanan Saran Strategi Peningkatan Program Tindak Lanjut
dalam pelayanan tata usaha tehadap siswa.
c. Membuat data base keluhan siswa
b. Peningkatan kualitas layanan Strategi peningkatan a. Menambah tenaga pustakawan yang
petugas Perpustakaan kompetensi pustakawan memiliki kompetensi yang sesuai.
b. Melakukan evaluasi secara periodik kinerja
petugas perpustakaan
3. Responsiveness
a. Kecepatan guru dalam Strategi peningkatan data base a. Meningkatkan sistem data base kesulitan
memberikan tanggapan atas kesulitan siswa dalam belajar siswa
kesulitan siswa b. Membuat pemetaan data kebutuhan
siswa dalam belajar di sekolah
b. Kemudahan menghubungi guru Strategi peningkatan akses a. Meningkatkan akses komunikasi dengan
untuk memperoleh informasi komunikasi untuk guru berbagai alat kemunikasi
tertentu b. Meningkatkan fasilitas website/edmodo
untuk alat komunikasi pembelajaran
c. Meningkatkan fasilitas mobile phone
sebagai alat komunikasi guru dan siswa
(whatsapp, bbm, dan lain-lain)
4. Assurance
a. Kualitas penggunaan Strategi peningkatan kualitas a. Meningkatkan kecepatan penanganan
laboratorium pemanfaatan laboratorium keluhan/kerusakan alat
b. Melakukan modernisasi alat di ruang lab.

C Perspektif Proses Bisnis Internal


a. Peningkatan relevansi kurikulum Strategi peningkatan relevansi Melakukan sinkronisasi kurikulum secara rutin
dengan perkembangan dunia usaha kurikulum dengan dan mendalam
perkembangan dunia usaha

218
219

No Variabel Penentu Kualitas Pelayanan Saran Strategi Peningkatan Program Tindak Lanjut
b. Peningkatan kulitas pelayanan dan Strategi peningkatan kualitas a. Meningkatkan pelaksanaan pembelajaran
pembelajaran PBM PAIKEM untuk seluruh mata pelajaran.
b. Meningkatkan kualitas pelaksanaan
pembelajaran remidial dan pengayaan

c. Peningkatan Kualitas layanan purna Strategi peningkatan kualitas a. Meningkatkan kualitas website sekolah
jual layanan purna jual (alumni) b. Meningkatkan peran organisasi alumni
c. Meningkatkan data base telusur lulusan
D Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan
1. Kompetensi guru dan karyawan Strategi peningkatan Meningkatkan kompetensi guru dan karyawan
2. Pemanfaatan ICT dalam kompetensi guru dan karyawan Meningkatkan pemanfaatan ICT dalam
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran oleh guru
3. Terciptanya kultur sekolah yang Strategi peningkatan budaya 5 Meningkatkan implementasi 5 S dalam
bernuansa 5 S S dikalangan pendidik dan hubungan guru/pegawai dengan siswa
tenaga kependidikan

219
perpustakaan.uns.ac.id 220
digilib.uns.ac.id

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pengukuran kinerja

Manajemen Berbasis Sekolah dengan pendekatan Balanced Scorecard di SMK N

6 Surakarta. Selain itu penelitian ini juga untuk mengetahui SWOT Balanced

Scorecard sehinggga dapat digunakan dalam penyunan action plan peningkatan

kinerja SMK N 6 Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang

telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil pengukuran analisis kinerja Balanced Scorecard pada aspek keuangan di

SMK N 6 Surakarta pada tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan kinerja baik.

Kinerja perpektif keuangan menujukkan cukup ekonomis, cukup efisien, dan

sangat efektif.

2. Hasil pengukuran analisis kinerja Balanced Scorecard pada aspek pelanggan di

SMK N 6 Surakarta menunjukkan kinerja baik. Hal ini menunjukkan pelanggan

merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan SMK N 6 Surakarta.

3. Hasil pengukuran analisis kinerja Balanced Scorecard pada aspek proses bisnis

internal di SMK N 6 Surakarta menunjukkan kinerja sangat baik.

4. Hasil pengukuran analisis kinerja Balanced Scorecard pada aspek pembela-

jaran dan pertumbuhan di SMK N 6 Surakarta menunjukkan kinerja baik.

commit to user

220

220
perpustakaan.uns.ac.id 221
digilib.uns.ac.id

5. Dari hasil pengukuran kinerja dapat disusun SWOT Balanced Scorecard SMK

N 6 Surakarta, sehingga dapat disusun action plan peningkatan kinerja sekolah

sebagaimana disajikan dalam tabel 81 pada BAB IV.

B. Keterbatasan

Alhamdulillah, penelitian ini telah mengungkap kinerja SMK N 6 Surakarta

dengan pendekatan Balanced Scorecard, namun penelitian ini masih memiliki

keterbatasan, yaitu:

1. Pada perspektif pelanggan baru memfokuskan kepada pelanggan primer, yaitu

para siswa, namun pelanggan sekunder seperti orang tua, institusi pasangan

dalam praktik kerja industri dan dunia usaha dan dunia industri sebagai

pemakai lulusan SMKN 6 Surakarta belum diukur, sehingga peneliti berikutnya

diharapkan mampu menyempurnakannya dengan mengukur kepuasan

pelanggan secara keseluruhan.

2. Pada saat penelitian ini sedang terjadi transisi kurikulum dari kurikulum tingkat

satuan pendidikan (KTSP) menuju kurikulum 2013 sehingga pengukuran

terhadap implementasi kurikulum 2013 belum tajam dan diharapkkan peneliti

berikutnya dapat menyempurnakannya.

3. Penelitian ini merupakan studi kasus, yaitu di SMK Negeri 6 Surakarta,

sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan dan hanya berlaku untuk

SMK Negeri 6 Surakarta.

commit to user

221
perpustakaan.uns.ac.id 222
digilib.uns.ac.id

C. Saran

Berangkat dari beberapa keterbatasan yang telah dipaparkan di atas, peneliti

mencoba memberikan beberapa saran, antara lain:

1. Penelitian ini dapat direplikasi pada unit kerja/lembaga pendidikan/sekolah

yang lain baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis.

2. Pengukuran kinerja pada perspektif pelanggan pada penelitian selanjutnya

diharapkan dapat dilakukan atas seluruh pelanggan sekolah, yaitu siswa, orang

tua, dunia usaha dan industri, maupun pemerintah.

3. Pada perspektif proses bisnis internal perlu ditajamkan lagi pada inovasi

(kurikulum) mengingat saat ini terjadi proses penerapan kurikulum 2013.

D. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memperkaya teori-teori sebelumnya, baik

menambah maupun menguatkan hasil penelitian terdahulu. Selain itu hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan teori atau

penelitian-penelitian serupa lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

memperluas model dalam penelitian ini untuk melihat faktor-faktor lain yang

dinilai mampu mengukur kinerja sekolah dengan pendekatan Balanced Scorecard

dengan model penelitian kantitatif maupun kualitatif. Penelitian tentang Balanced

Scorecard baik sebagai pengukuran kinerja maupun sebagai manajemen strategis di

dunia SMK masih sangat terbatas, sehinggga penilitian ini diharapkan dapat

menjadi sumber ide bagi peneliti selanjutnya.


commit to user

222
perpustakaan.uns.ac.id 223
digilib.uns.ac.id

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa pengukuran kinerja SMK

Negeri 6 Surakarta dengan pendekatan Balanced Scorecard mampu mengukur

kinerja sekolah lebih lengkap dan menyeluruh dibandingkan dengan alat pengukur

kinerja sekolah yang lain, misalnya evaluasi diri sekolah. Dengan demikian

diharapkan pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard dapat

diterapkan dalam manajemen mutu pada SMK Negeri Surakarta sehingga kinerja

sekolah dari waktu ke waktu dapat semakin lebih baik.

3. Implikasi Kebijakan Internal

Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi kebijakan internal

(SMK N 6 Surakarta), antara lain:

a. Pencapaian kinerja keuangan secara umum telah menunjukkan kinerja

cukup baik. Sekolah perlu melakukan penggalian sumber dana yang lebih

luas lagi dalam rangka memenuhi kebutuhan anggaran sekolah baik dengan

dunia usaha, lembaga Internasional, maupun dari pemerintah. Selain itu,

sekolah perlu melakukan pengkajian lebih mendalam untuk meningkatkan

penghematan sehingga diperoleh nilai ekonomis dan efisensi yang lebih

baik.

b. Pencapaian kinerja pelanggan berada pada tingkat baik atau memuaskan,

namun perlu peningkatan pada aspek tangibility untuk penataan tempat

parkir, pada aspek reliability perlu ditingkatkan implementasi lima S

(senyum, salam, sapa, sopan, santuan) pada tenaga kependidikan (tata

usaha) dalam melayani para siswa, juga pelayanan dari petugas


commit to user

223
perpustakaan.uns.ac.id 224
digilib.uns.ac.id

perpustakaan perlu ditingkatkan, pada aspek responsiveness tingkat

kecepatan dan ketanggapan guru terhadap permasalahan siswa perlu

ditingkatkan, pada aspek assurance sekolah perlu meningkatkan kerja sama

dengan dunia usaha dan dunia industri agar terdapat link dan match yang

baik.

c. Pencapaian kinerja proses bisnis internal secara umum sudah berada pada

tingkat sangat baik. Namun demikian, sekolah tetap perlu melakukan

sinkronisasi kurikulum dengan dunia usaha dan industri setiap setahun

sekali agar kompetensi yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha

dan dunia industri. Pemenuhan kebutuhan buku pelajaran untuk siswa yang

sesuai kurikulum terbaru hendaknya ditingkatkan, khususnya buku-buku

yang terkait dengan mata pelajaran produktif. Perlu diadakan pelatihan

penyusunan RPP kurikulum 2013 agar para guru dapat menyusun RPP

dengan benar dan tepat waktu. Disamping itu, karena lokasi sekolah berada

ditepi jalan raya (Jl. LU Adi Sucipto No. 38 Surakarta) sehingga tingkat

kebisingan cukup tinggi, khususnya ruangan yang dekat jalan raya (bagian

depan) perlu dilakukan upaya pengurangan tingkat kebisingan agar tidak

mengganggu pelajaran. Pelayanan informasi melalui website perlu

ditingkatkan lagi agar semakin memenuhi harapan pengguna dan

pengunjung.

d. Pencapaian kinerja pembelajaran dan pertumbuhan menunjukkan kinerja

yang baik. Guru dan pegawai SMK N 6 Surakarta merasa puas dengan

pekerjaan mereka dan terhadap sistem informasi sekolah. Namun demikian


commit to user

224
perpustakaan.uns.ac.id 225
digilib.uns.ac.id

agar kepuasan guru dan pegawai semakin meningkat sekolah perlu

meningkatkan kebebasan untuk menggunakan penilaian atau saran kepada

organisasi sekolah dan kesempatan melakukan sesuatu yang baru dari waktu

ke waktu. Masalah lain yang perlu diperhatikan dan diperbaiki adalah cara

pimpinan menangani setiap masalah di sekolah dan imbalan yang diterima

agar disesuaikan dengan beban kerja yang diberikan kepada guru dan

pegawai.

commit to user

225
perpustakaan.uns.ac.id 226
digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zahid Ahmad. 2012. Perancangan dan Pengukuran Kinerja Rencana Strategis
SMA Khadijah dengan Metode Balanced Scorecard. Jurnal Teknik Pomits.
Vol. 1 No. 1 hal: 1-6.

Andersen, H. dan Lawrie, G. 2001. Balanced Scorecard Implementation in SMEs:


reflection on literature and practice. Laporan SME 2001, Aalborg
University. Aalborg.

Anonim. 2013. Astaga RI Peringkat ke 64 untuk Pendidikan. http://kampus.


okezone.com/read/2013/06/01/373/816065/astaga-ri-peringkat-ke-64–untuk -
pendidikan diunduh 10 Maret 2014.

Bastian, Indra. 2007. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Yogyakarta:


BPFE.

Bhargava, M., Dubelaar, C., dan S. Ramaswami. 1994. Reconciling Diverse


Measures of Performance: A Conceptual Frame Work and Test of a
Methodology. Journal of Business Research. Vol. 31 p. 235 – 246.

Brandon, Charles H. dan Ralph E. Drtina. 1998. Management Accounting


Strategy and Control. Canada: McGraw – Hill Companies, Inc.

Collins, G.C. Eliza., Anne Devanna, Mary. 1992. The Portable MBA. New
York: John Wiley and Sons, Inc.

Coldwell, J. 2001. Characteristics of a Good Customer Satisfaction Survey,


McGrawHill, New Delhi: India.

Dally. Dadang. 2010. Balanced Scorecard Suatu Pendekatan dalam Implementasi


MBS. Cet. Kedua. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Edrward dan Sallis. 2004. Manajemen Kualitas Dalam Pendidikan ( Total Quality
Manejemen Education) Penerjemah: Kambey Daniel C., Manado: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Manado.

Elder Henry. 1996. School-Based Management and School Improvement in Fiji.

Evans, J dan Jack, E. 2003. Validating Key results Linkages in the Baldrige
Performance Excellence Model. Quality Management Journal, 10 (2), 7-24.
commit to user

226
226
perpustakaan.uns.ac.id 227
digilib.uns.ac.id

Fattah, Nanang. 2003. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan
Sekolah. Bandung: CV. Pustaka Bani Quraisy

Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. 1996.
Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. (Alih Bahasa Nunuk Adiarni),
Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.

Grayson, L. P. 2004. A Primer on Developing a Strategy Map - An Example: A


Management Strategy for a Private School. Diunduh 15 Juni 2014.
http://www.balancedscorecard.org/files/Oak_Knoll_Academy_Example.pdf

Gunawan, Barbara. 2000. Menilai Kinerja dengan Balanced Screcard, Jurnal


Manajemen. No 145. September, Hal. 36-40.

Halim, Abdul. 2010. Analisis Hubungan Manajemen Berbasis Sekolah Model


Trilogy Juran dengan Hasil Ujian Nasional Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Di Kota Padang. Program Pasca Sarjana Universitas Andalas

Hansenmark, O.C., dan M. Albinson. 2004. “Customer Satisfaction and Retention:


The Experiences of Individual Employees”, Managing Service Quality, vol.
14, no. 1.

Hardy, Rampay. 2007. Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional. Jakarta:


Depdiknas

Hart, Laura Kozloski, Rampersad, Alison, Lopez, Jose, dan Petroski, Michael.
2009. Etnicity and the Balanced Scorecard’s Customer Perspective: The Case
of Higher Education. The Journal of Applied Business and Economics
9.3.July: 1-18

Hasballah. 2010. Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan


Implikasinya Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Hasibuan, Malayu SP. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.

Haryoto. 2008. Kinerja Organisasi. [Online] Tersedia: http://lawu96.


multiply.com/journal/item/8. diunduh 26 April 2014.

Herma. 2011. Analisis Kinerja School Based Management dengan Pendekatan


Balanced Scorecard di SMA 1 Bengkulu Selatan. Tesis. Pasca Sarjana FISIP
UI
commit to user

227
perpustakaan.uns.ac.id 228
digilib.uns.ac.id

Imelda, R.H.N. 2004. Implementasi Balanced Scorecard pada Organisasi Publik.


Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 6 No. 2 November 2004: 106-122.
Diunduh 30 Mei 2014 dari http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/.

Indriati, Rita . 2011. Analisis Pengukuran Kinerja Manajemen Berbasis Sekolah


dengan Pendekatan Balanced Scorecard di SMPN 1 Manggar Belitung
Timur. Tesis. Jakarta: Universitas Indoensia

Ittner, C.D. dan Larcker, D.F. 2003. Coming up short on nonfinancial performance
measurement. Harvard Business Review, (November), 88-95.

Kaplan, Robert S. 1993. “Putting the Balance Scorecard to Work”. Harvard


Business Review, September-Oktober

Kaplan, Robert S. 2010. Conceptual Foundation of The Balanced Scorecard.


Working Paper 10-074. Boston: Harvard Business School, Harvard
University.

Kaplan, Robert. S. dan Norton, David P. 1996.“Using the Balanced Scorecard as


Strategy Management System. Harvard Business Review. January-Febuary

Kaplan, Robert. S. dan Norton, David P. 2000. Balanced Scorecard: Menetapkan


Strategi Menjadi Aksi. Terjemahan, Peter R Yosi Pasla. Jakarta: Erlangga.

Kaplan, Robert. S. dan Norton, David P. 2001. The Strategy Organization: How
Balanced Scorecard Companies Thrive in the New Businness Environment.
Boston: Harvard Business School.

Karathanos, D. dan Karathanos, P. 2005. Applying the Balanced Scorecard to


Education. Journal of Education for Business, Vol.80 No. 4, pp. 222-230.

Katuuk, Deitje Adlfien. 2014. Evaluation on School Based Management


Implementation in Elementary School at Tomohon City, North Sulawesi.
Journal of Education and Practice. Vol 5, No. 7:102-109

Kemendiknas. 2011. Kajian Analisis Sistem Akreditasi Sekolah/Madrasah : Dalam


Rangka Reformasi Birokrasi Internal

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 129a/U/2004 tentang Standar


Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan.

Lovelock, C. and L. Wright. 2002. Principles of Service Marketing and


Management 2nd Ed, Pearson Education International, New Jersey: USA

commit to user

228
perpustakaan.uns.ac.id 229
digilib.uns.ac.id

Li, Mingfang dan Simerly, R.L. 1990. The Moderating Effect of Environmental
Dynamism on the Ownership and Performance Relationship. Strategic
Management Journal. Vol. 19. p. 169 – 179.

Lumkin, G.T. dan Dess, G.G. 1996. Clarifying the Entrepreneurial Orientation
Construct and Lingking it to Performance. Academy of Management
Review. Vol. 21. p 135 – 172.

Lusthaus, Charles. et. al. 1999. Enhancing Organizational Performance: A


Toolbox for Self-assessment. Canada: International Development Research
Cenre.

Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : STIE YKPN

Mahsun, Muhammad. 2009. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: STIE


YKPN

Mahsun, Muhammad. 2011. Konsep Dasar Pengukuran Kinerja. http://moh


mahsun.blogspot.com/2011/04/konsep-dasar-pengukuran-kinerja.html di
unduh 10 Maret 2014

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Moeljono, Djokosantoso. 2003. Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi.


Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. [Online]. Tersedia:
http://books.google.co.id.

Muhammad, Fadel. 2008. Reinventing Local Government: Pengalaman dari


Daerah. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Muhroji. 2012. Anggaran dan Pengukuran Kinerja Sekolah (SMU). Jurnal


Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22, No. 1, Juni 2012: 50-60

Mulyadi. 2007. “Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard”.


Cetakan Kedua, April. Yogyakarta:UPP AMP YKPN

Mulyasa. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep,Strategi dan Implementasi.


Bandung: Remaja Rosda Karya.

Murphy, G.B. Traveler, JW dan R.C. Hill. 1996. Measuring Performance in


Entrepreneurship Research. Journal of Business Research. Vol. 36.

Neely, A.D., Richards, A.H., Mills, J.F., Platts, K.W. danBourne, M.C.S. 1997.
Designing Performance Measur es; A Structured Approach , International
Journal of Operations and Production Management, Vol. 17, No. 11, pp.
1131 -52. commit to user

229
perpustakaan.uns.ac.id 230
digilib.uns.ac.id

Niven, Paul R. 2003. Balanced Scorecard Step by Step For Government and Non-
Profit Agencies. New Jersey : Juhon Wiley and Sons

Nurkholis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model, dan Aplikasi.


Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Nayeri, M. D., Mashhadi, M. M., Mohajeri, K. 2008. Universities Strategic


Evaluation Using Balanced Scorecard. Word Academy of Science,
Eningineering dan Technology 37

Oswald, Lori Jo. 1984. School Based Management. In ERIC Digest No 99. ERIC
Clearing Houses, Univesity of Oregon

Parasuraman, A., Berry, L.L., dan Zeithaml, V.A. 1998. SERQUAL: A Multiple-
item scale for measuring consumer perceptions of service quality. Journal of
Retailing, 64 (1), 12-37

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan.

Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Tenaga Pendidik dan


Kependidikan.

Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan


Kompetensi Guru.

Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh


Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Permendiknas No. 22 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.

Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk


Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana


Sekolah.

Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan


commit to user

230
perpustakaan.uns.ac.id 231
digilib.uns.ac.id

Prawirosentono. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE

Pushpanadham, Karanan. 2006. Educational Leadership for School Based


Management. ABAC Journal Vol. 26 No 1 (January-April, 2006, pp.41-48)

Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT Balanced Scorecard Teknik Menyusun Strategi


Korporasi yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Resiko. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.

Rangkuti, Freddy. 2013. Customer Service Satisfaction dan Call Center


Berdasarkan ISO 9001. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rivai, Veithzal, (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan,


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Rofiq, M Nafiur. 2012. Solusi Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui Konsep


School Based Management (MBS). Jurnal Falasifa. Vol. 3, No. 1, Maret
2012

Ronchetti, Jan, L. 2006. An Integrated Balanced Scorecar Strategic Planning


Model for Non Profit Organizations. Jurnal of Practical Consulting, Vol 1
Iss. 1, 2006. Pp.25-35.

Sackney, L. Dan D. Dibski. 1994. School based Management: A Critical


Perspective. In Journal of Educational Management and Administration 22
(22) : 104-11

Samsudin, Sadili. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka


Setia.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:


Mandar Maju

Slamet. 2010. Fokus pada Pelanggan dalam Sistem Pendidikan. http://utuhslamet.


wordpress.com/2010/06/30/fokus-pada-pelanggan-dalam-sistem-pendidikan
diunduh 10 Maret 2014

Solomon, M. R. 2011. Consumer Behavior: Buying, Having and Being, 9thEd,


Perason Education, New Jersey: USA

Sudarwan Danim. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugema, Iman. 2014. Human Capital. Republika, Senin, 5 Mei 2014 hal 1

commit to user

231
perpustakaan.uns.ac.id 232
digilib.uns.ac.id

Sugeng, Bambang. Model Penjabaran Perencanaan Strategi Lembaga Sekolah


Berbasis Balanced Scorecard, dalam Jurnal Penelitian Pendidikan,Th 20/No
2 Oktober 2010.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan RdanD. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R dan D. Bandung : Alfabeta

Sukesti, Fatmasari. 2010. Analisis Penggunaan Balanced Scorecard sebagai


Alternatif untuk Mengukur Kinerja pada Universitas Muhammadiyah
Semarang. Prosiding Seminar Nasional Unimus 2010.
www.jurnal.unimus.ac.id. Diunduh 10 Mei 2014

Suparman, Eman. 2007. Manjemen Pendidikan Masa Depan. www.depdiknas.


go.id. Diunduh 20 Mei 2012.

Susilo, Joko. 2007. Kinerja Layanan Universitas Indonesia Diukur dengan


Pendekatan Balanced Scorecard. Jurnal UNISIA, Vol. XXX No. 64 Juni
2007.

Suwardika, I Nyoman. 2011. Analisis Kinerja Organisasi Sektor Publik


Menggunakan Balanced Scorecard (Studi pada Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Jawa Timur). Publikasi Ilmiah. Malang: Program Magister
Akuntansi Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Suyanto. 2011. Perumusan Manajemen Berbasis Sekolah. Makalah

Szaryez, C. 2004. Enhancing Corporate Governance by Integrating Outcome/


Output and Balanced Scorecard Framework. In Proceedings of EPM2004.
The College of Performance Management, Alexandria, VA, Asutralia.
www.mtc.aust.com/symposium/au2004/2004auhb.pdf diunduh 20 Maret
2014

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2007. Manajemen Publik. Jakarta: PT Gramedia


Widiasarana Indonesia.

Tari, Sapwinda Eka. 2010. Analisis Kinerja SMA 8 Pekanbaru dengan Pendekatan
Balanced Scorecard. Artikel.

Terstriep, Judith. 2007. Balanced Scorecard-Measuring CM Performance.


European Commision NICE

Tresiana, Iseu. Aplikasi Konsep Balanced Scorecard di Perguruan Tinggi, Jurnal


Equilibrium,Vol 3/No 5Januari 2005.
commit to user

232
perpustakaan.uns.ac.id 233
digilib.uns.ac.id

Umar, Husein. 1999. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Umashankar dan Dutta. 2007. Balanced scorecards in managing higher education


institutions: an Indian perspective. International Journal of Educational
Management, Vol.21. No. 1.,pp 54-67.

Undang-undang Republik Indonesia No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan


Daerah

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional

Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah

Undang-undang Republik Indonesia No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan antara Pusat dan Daerah

Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2005 tentang Standar


Akuntansi Pemerintahan

Undang-undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2005 tentang Otonomi Daerah

Yulianto, Indro Muharyo. 2008. Perancangan Balanced Scorecard pada


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. Tesis. Jakarta:
Universitas Indonesia.

Yee-Chin, L.C. 2004. Performance Measurement and Adoption of Balanced


Scorecards - A Survey of Municipal Governments in the USA and Canada.
The International Journal of Public Sector Management, Vol. 17, No 3, pp
204 – 221.

Yek, T.M. 2007. Quality and Performance Management of Tehcnical Education


and Training in Singapore. Unpublished Ed Portofolio, Edith Cowan
University, Perth Western Australia.

Yek, T.M., Penney, D., dan Seow, A. C. H. 2007. Using Balanced Scorecard
(BSC) to Improve Quality adn Performance of Vocational Education and
Training (VET): A Case Study in Singapore. Paper Presented the AARE
Annual Conference 2007 November 25-229: Fremantle, Australia

Yuksel, Harun dan Coskun, Ali. 2013. Strategy focused schools: an


implementation of balanced scorecard in provision of educational services.
Jurnal Procedia-Social and Behavioral Science 106 (2013) p. 2450-2459
commit to user

233
perpustakaan.uns.ac.id 234
digilib.uns.ac.id

Yulianto, Heppy. 2000. Mengukur Kepuasan Pelanggan. Jurnal Manajemen. No


138, Februari, Hal. 34-35.

Wiklund, Johan. 1999. The Sustainability of the Entrepreneurship Orientation


Performance Relationship. Entrepreneurship Theory and Practice. Fall. p.
37 – 55.

Yuwono, Sony, Sukarno, Edy, dan Ichsan, Muhammad. 2007. Petunjuk Praktis
Penyusunan Balanced Scorecard: Menuju Organisasi yang Berfokus pada
Strategi. Jakarta: Gramedia.

Ziethaml, V. A., Parasuraman, A., dan Berry, L.L., 2009. Delivering Quality
Service: Balancing Customer Perception and Expectation. New York: The
Free Pers.

commit to user

234
perpustakaan.uns.ac.id 235
digilib.uns.ac.id

Lampiran 1. Kuesioner Perspektif Pelanggan

SURVEY TINGKAT KENYATAAN/HARAPAN SISWA (PELANGGAN)

SMK NEGERI 6 SURAKARTA

TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN SAAT INI

Untuk kepentingan tabulasi (mohon di isi)


Nomor Responden : ____________________________________
Kelas : ___________________________
Program Keahlian : AK/AP/PM/UJP/MM
Jenis Kelamin : L/P

Petunjuk Pengisian:

Pernyataan-pernyataan di bawah ini menyangkut “Bagaimanakah pelayanan SMK


Negeri 6 Surakarta yang telah anda terima selama ini dari aspek-aspek tersebut di
bawah ini”.
Mohon untuk memberi tanda (X) pada kolom jawaban yang paling tepat menurut
anda terhadap pernyataan-pernyataan di bawah ini.

Skore Kenyataan (Kondisi yang Skore Harapan (Kondisi Yang Anda


sesungguhnya) Harapkan)

1 = Sangat Tidak Baik 1 = Sangat tidak Tinggi

2 = Tidak Baik 2 = Tidak Tinggi

3 = Cukup Baik 3 = Cukup Tinggi

4 = Baik 4 = Tinggi

5 = Sangat Baik 5 = Sangat Tinggi

commit to user

235
perpustakaan.uns.ac.id 236
digilib.uns.ac.id

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

NO PERNYATAAN KENYATAAN HARAPAN


1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Kenyamanan dan kebersihan ruang
belajar
2 Lingkungan sekolah merupakan
school green dan indah
3 Tempat parkir memadai
4 Sarana dan prasarana yang ada
disekolah dapat dimanfaatkan oleh
semua siswa
5 Layanan perpustakaan sekolah cukup
lengkap
6 Tersedia komputer yang cukup untuk
proses pembelajaran
7 Buku pelajaran yang disediakan
sekolah cukup untuk semua siswa
8 Letak/lokasi sekolah mudah
dijangkau dan strategis
9 Guru mampu menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa dalam proses
pembelajaran di kelas sehingga siswa
mudah memahami materi yang
disajikan.
10 Guru mampu menggunakan bahasa
yang mudah dipahami oleh siswa
ketika menyajikan pembelajaran di
kelas
11 Guru Bimbingan dan konseling
memiliki kemampuan memberikan
pelayanan konseling, misalnya
tentang cara belajar yang baik, cara
bergaul di sekolah yang baik,
memilih sekolah atau pekerjaan yang
sesuai minat dan bakat
12 Pegawai administrasi terampil dan
ramah (5-S) dalam memberikan
pelayaan adminstrasi kepada semua
siswa
13 Petugas perpustakaan mampu
memberikan pelayanan kepustakaan
kepada semua siswa
14 Sekolah memiliki kemampuan dalam
mengembangkan dan menyalurkan
bakat dan minat siswa (seni,
olahraga, kewirausahaan, KIR,
kerohanian, PMR) commit to user

236
perpustakaan.uns.ac.id 237
digilib.uns.ac.id

NO PERNYATAAN KENYATAAN HARAPAN


1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
15 Guru selalu memberikan tanggapan
yang cepat terhadap kesulitan belajar
yang dialami siswa seperti kurang
konsentrasi, prestasi turun, kesulitan
adaptasi/bergaul dengan teman
disekolah
16 Guru memberikan solusi yang tepat
ketika siswa mendapat kesullitan
dalam belajar.
17 Guru di sekolah mudah dihubungi
(via HP,edmodo, facebook, Blog,
bertemu langsung) siswa bila siswa
ingin mendapatkan informasi tertentu
misalnya nilai tes harian.
18 Lulusan sekolah ini dapat dengan
cepat diterima dunia kerja/kuliah
yang sesuai
19 Laboratorium yang ada disekolah
dapat dipergunakan sesuai kebutuhan
praktik mata pelajaran tersebut.
Misalnya lab. Akuntans/, Lab.
Mengetik/ Lab. Mesin Bisnis/ Lab
Pemasaran/ Lab Multi Media/ Lab.
IPA/ Lab. UJP
20 Sekolah menyediakan bursa kerja
khusus sebagai sarana bagi siswa
untuk mendapatkan informasi dunia
kerja
21 Sekolah ini mampu menghasilkan
lulusan dengan NEM /kompetensi
yang tinggi dalam Ujian Nasional
22 Guru dan pegawai di sekolah
melayani siswa dengan ramah
misalnya tidak mudah marah atau
kesal
23 Guru dan pegawai di sekolah
melayani siswa dengan sopan (kata-
kata yang lemah lembut dan tidak
kasar)
24 Guru dengan senang hati mendengar
keluhan siswa tentang kesulitan
belajar yang mereka hadapi

commit to user

237
perpustakaan.uns.ac.id 238
digilib.uns.ac.id

Lampiran 2. Kuesioner Kepuasan Pegawai

SURVEY TINGKAT KEPUASAN PEGAWAI


(GURU DAN KARYAWAN)
SMK NEGERI 6 SURAKARTA
TERHADAP PEKERJAAN SAAT INI

Untuk kepentingan tabulasi (mohon isi)


1. No Responden : ……………………………(di isi Peneliti)
2. Umur : ………………th
3. Jenis Kelamin : a) Pria b) Wanita
4. Pendidikan terakhir : SMP/SMA/D1/D3/S1/S2 (mhn dilingkari)

Petunjuk Pengisian.
Pernyataan-pernyataan di bawah ini menyangkut “Bagaimanakah tingkat kepuasan
anda terhadap aspek-aspek dibawah ini dalam pekerjaan anda saat ini”.
Mohon untuk memberi tanda silang (X) pada kolom jawaban yang paling tepat
menurut anda terhadap pernyataan-pernyatan di bawah ini.
Jika terjadi kesalahan cukup memberikan tanda coret 2 ( X ) pada jawaban yang
salah lalu berikan tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
SKORE KEPUASAN:
1 = Sangat Tidak Puas
2 = Tidak Puas
3 = Cukup Puas
4 = Puas
5 = Sangat Puas

commit to user

238
perpustakaan.uns.ac.id 239
digilib.uns.ac.id

DAFTAR PERNYATAAN KUESIONER

TINGKAT KEPUASAN
NO PERNYATAAN
1 2 3 4 5
Kesibukan dari kegiatan kerja yang dilakukan
1
sehari-hari
Kesempatan bekerja mandiri dalam
2
menyelesaikan pekerjaan
Kesempatan melakukan sesuatu yang baru
3
(inovasi) dari waktu ke waktu
Kesempatan menjadi bagian penting dalam
4
kelompok kerja (team working)
Cara pimpinan menangani setiap masalah di
5
sekolah
6 Kemampuan pimpinan membuat keputusan
Pekerjaan anda saat ini sesuai dengan
7
batin/hati nurani anda
Pekerjaan anda saat ini dapat memberikan
8
jaminan kehidupan anda nantinya.
Kesempatan membantu menyelesaikan
9
pekerjaan rekan anda
Kesempatan untuk memberitahu rekan kerja
10
anda tentang apa yang seharusnya dilakukan
Kesempatan melakukan pekerjaan dengan
11 menggunakan kemampuan (kapasitas) yang
anda miliki.
Penerapan kebijakan organisasi dalam
12
kegiatan sehari-hari
Imbalan yang ada terima dikaitkan dengan
13
beban kerja yang anda lakukan
Kesempatan untuk meningkatkan
14
ketrampilan/skill pada pekerjaan anda saat ini.
Kebebasan untuk menggunakan
15
penilaian/saran kepada organisasi/sekolah
Kesempatan untuk menggunakan cara /metode
16
anda sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan.
Kondisi kerja (kenyamanan, fasilitas kerja)
17
anda saat ini.
Kerharmonisan kerja dengan sesama rekan
18
kerja.
Penghargaan/imbalan /pujian yang anda terima
19
jika menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Perasaan puas yang anda peroleh dalam
menyelesaiakan pekerjaancommit to user
20
tersebut.

239
perpustakaan.uns.ac.id 240
digilib.uns.ac.id

21. Bagaimana penilaian anda terhadap tingkat ketersediaan informasi yang anda
butuhkan di sekolah?

1 Sangat Tidak Baik


2 Tidak Baik
3 Cukup Baik
4 Baik
5 Sangat Baik

22. Bagaimana penilaian anda terhadap tingkat keakuratan informasi yang tersedia
di sekolah?

1 Sangat Tidak Akurat


2 Tidak Akurat
3 Cukup Akurat
4 Akurat
5 Sangat Akurat

23. Bagaimana penilaian anda terhadap waktu yang diperlukan untuk mendapat
informasi yang anda butuhkan di sekolah?

1 Sangat Tidak Baik


2 Tidak Baik
3 Cukup Baik
4 Baik
5 Sangat Baik

24. Bagaimana penilaian anda terhadap waktu yang diperlukan untuk mendapat
keakuratan informasi yang ada butuhkan di sekolah?

1 Sangat Tidak Sesuai


2 Tidak Sesuai
3 Cukup Sesuai
4 Sesuai
5 Sangat Sesuai

==Selesai & Terima Kasih ==

commit to user

240
241

Lampiran 3. Data Tanggapan Responden (Pelanggan) terhadap Harapan Pelayanan Sekolah

DATA TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP HARAPAN PELAYANAN SEKOLAH


No No. Item
Rsp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Total
1 4 5 4 5 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 97
2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 89
3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 114
4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 113
5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 118
6 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 115
7 4 5 3 5 4 4 4 5 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 96
8 3 3 3 4 4 3 3 5 3 4 4 3 4 5 5 5 4 5 5 3 5 4 4 5 96
9 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 96
10 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 111
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
12 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 118
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 81
14 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 105
15 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 3 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 108
16 4 4 3 5 5 4 5 4 5 5 4 4 3 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 106
17 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 118
18 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 103
19 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 3 103
242

20 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 115
21 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 112
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
23 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 114
24 3 3 3 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 3 3 4 102
25 4 5 4 4 4 5 3 3 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 3 3 101
26 5 3 5 5 5 5 3 5 3 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 111
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
28 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 111
29 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 113
30 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 110
31 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 106
32 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 105
33 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 105
34 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
35 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 117
36 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 97
37 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 97
38 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 107
39 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
41 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 106
42 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 117
43 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 118
243

44 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 118
45 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 5 3 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 105
46 3 5 4 5 5 4 5 4 5 3 4 3 5 4 5 3 4 5 4 5 5 5 5 5 105
47 4 4 3 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 109
48 5 5 3 4 4 3 4 5 5 5 5 4 3 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 106
49 5 5 3 4 4 3 4 5 5 5 5 4 3 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 106
50 5 5 3 4 4 3 4 5 5 5 5 4 3 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 106
51 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 105
52 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 105
53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
54 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
55 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
58 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
59 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
60 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 108
61 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 108
62 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 5 5 5 5 4 102
63 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 103
64 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 107
65 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
66 3 5 3 3 5 3 3 3 5 5 4 3 5 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 85
67 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
244

68 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 95
69 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
70 4 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 103
71 4 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 103
72 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 112
73 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117
74 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 112
75 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 107
76 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 111
77 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
78 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 118
79 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 116
80 4 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 5 4 92
81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
82 3 4 3 5 4 3 3 5 4 2 2 4 2 3 3 4 3 5 4 5 5 5 4 4 89
83 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 101
84 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 115
85 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 116
86 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
87 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
88 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
89 4 5 4 5 4 4 3 3 5 4 4 3 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 104
90 3 5 4 5 5 3 3 4 4 4 4 3 3 5 5 4 5 3 3 4 5 4 4 5 97
91 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 103
245

92 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 109
93 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 80
94 4 3 3 4 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 3 3 5 3 3 4 4 4 4 3 95
95 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
96 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
97 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 104
98 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 115
99 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120
100 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 117
Total 438 448 422 447 455 445 440 459 454 451 445 441 436 449 458 459 450 471 458 464 477 456 464 462 10849
246

Lampiran 4. Data Tanggapan Responden (Pelanggan) terhadap Kenyataan Pelayanan Sekolah

DATA TANGGAPAN RESPONDEN (PELANGGAN) TERHADAP KENYATAAN PELAYANAN SEKOLAH

NO. ITEM
No.
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 TOTAL
1 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 74
2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 5 4 5 5 4 4 3 87
3 3 4 3 3 4 2 4 5 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 81
4 3 4 3 3 3 2 3 5 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 72
5 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 69
6 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 3 3 2 65
7 4 4 3 4 3 4 3 5 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 4 5 5 3 3 3 82
8 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 3 4 3 3 4 92
9 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 96
10 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 2 2 79
11 4 5 3 4 4 5 3 5 3 2 2 3 3 4 4 3 3 5 5 3 5 3 4 4 89
12 3 4 2 4 4 3 3 5 4 3 3 4 3 4 3 3 4 5 4 5 4 4 4 4 89
13 4 5 2 4 3 5 5 5 4 4 5 4 3 4 3 4 3 4 3 3 5 4 4 4 94
14 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 77
15 3 4 2 3 3 4 3 5 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 80
16 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 83
17 3 4 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 5 2 5 4 4 3 79
18 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 99
19 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 5 3 4 3 92
247

NO. ITEM
No.
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 TOTAL
20 4 5 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 5 5 83
21 4 5 3 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 94
22 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 4 4 3 2 4 5 4 2 2 3 80
23 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 79
24 3 4 3 5 5 5 4 5 5 4 4 5 3 5 4 4 5 5 4 4 3 3 4 4 100
25 2 5 3 3 4 3 2 1 2 2 3 2 5 4 1 2 3 3 3 4 2 2 3 3 67
26 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 1 2 3 1 3 3 3 3 3 3 2 62
27 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
28 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 108
29 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 5 3 3 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 96
30 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 3 5 5 111
31 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 3 3 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 95
32 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 82
33 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 82
34 3 4 2 4 3 4 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 89
35 2 4 1 2 2 3 2 5 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 4 4 3 2 2 64
36 2 3 2 3 2 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 78
37 2 3 2 3 2 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 78
38 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 79
39 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 85
40 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 5 4 5 5 4 92
41 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 5 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 83
42 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 64
43 3 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 4 90
248

NO. ITEM
No.
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 TOTAL
44 3 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 4 90
45 2 4 2 3 3 4 2 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 80
46 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 87
47 2 4 2 3 3 4 3 5 4 3 5 3 3 5 5 3 5 4 5 4 5 4 4 5 93
48 2 2 3 2 3 4 3 5 5 5 5 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 5 4 82
49 2 2 3 2 3 3 2 4 4 5 5 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 5 4 78
50 2 2 3 2 3 4 3 5 5 5 5 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3 77
51 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 82
52 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 82
53 3 3 3 4 4 5 3 5 4 3 4 4 4 3 3 3 5 3 3 3 2 2 4 5 85
54 3 2 3 4 4 3 5 3 3 2 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4 73
55 3 5 3 4 5 5 3 3 5 4 5 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 98
56 2 4 1 2 4 4 5 5 3 4 3 3 4 4 4 2 5 3 5 5 3 3 3 3 84
57 3 5 1 2 4 4 5 5 3 3 3 3 4 4 5 3 4 5 5 5 3 2 3 2 86
58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 77
59 3 3 3 4 4 5 3 5 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4 82
60 3 4 5 4 5 5 3 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 105
61 4 4 5 4 5 5 3 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 106
62 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 75
63 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 1 4 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 74
64 3 4 4 4 5 3 2 5 4 4 5 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 87
65 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 2 3 67
66 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 2 1 2 3 3 2 2 2 63
67 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 78
249

NO. ITEM
No.
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 TOTAL
68 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 78
69 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74
70 3 3 2 2 4 3 4 5 3 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 2 1 2 1 59
71 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 3 3 76
72 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 85
73 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 71
74 3 4 1 3 4 4 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 69
75 3 4 4 4 5 3 2 5 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 86
76 3 4 3 4 5 2 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 90
77 3 4 3 3 4 3 3 5 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 72
78 3 4 3 3 4 3 3 5 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 87
79 3 4 3 3 4 3 5 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 3 4 5 4 3 4 3 85
80 3 2 2 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 80
81 4 3 3 2 3 3 2 5 3 3 1 2 2 4 4 3 3 4 3 5 3 3 3 3 74
82 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 5 5 5 4 5 91
83 4 3 2 3 4 3 4 5 3 4 2 2 4 4 3 2 4 5 3 5 5 3 2 4 83
84 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 74
85 4 5 1 3 3 3 4 5 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 83
86 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 2 2 2 2 3 3 70
87 3 3 3 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 66
88 3 4 2 3 5 2 3 5 4 2 3 4 2 3 3 2 3 4 4 4 5 4 3 2 79
89 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 93
90 2 4 3 3 4 2 2 4 3 3 2 2 3 4 3 3 4 2 1 2 4 2 2 3 67
91 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 95
250

NO. ITEM
No.
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 TOTAL
92 4 4 3 3 3 3 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
93 3 3 2 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 4 3 3 3 73
94 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 1 2 3 1 3 3 3 4 4 4 3 69
95 3 4 3 3 4 2 4 5 2 3 2 1 3 3 3 3 4 2 3 3 3 1 3 3 70
96 3 4 3 3 4 2 4 5 2 3 2 1 3 3 3 3 4 2 3 3 3 1 2 2 68
97 3 4 3 2 3 2 4 5 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 71
98 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 5 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 84
99 3 4 2 3 3 3 4 4 2 3 4 2 2 4 2 1 4 4 2 5 5 3 3 3 75
100 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
Total 308 364 284 335 348 352 331 412 347 337 349 299 312 344 321 326 326 358 347 377 375 310 339 342 8143
251

Lampiran 5 : Data Tanggapan Responden Guru/Karyawan

DATA TANGGAPAN RESPONDEN (GURU/KARYAWAN) TERHADAP KEPUASAN KERJA

Item
No No.
Urut Resp. Kepuasan Kerja Sistem Informasi Sekolah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total 21 22 23 24 Total
1 1 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 86 4 4 4 4 16
2 2 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 2 4 3 4 4 4 85 4 4 5 4 17
3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 68 4 4 4 4 16
4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 65 3 3 3 3 12
5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 77 5 3 5 4 17
6 6 3 5 3 4 3 4 4 5 3 3 4 3 4 5 5 3 5 3 4 3 76 4 3 3 3 13
7 7 3 3 3 3 3 3 5 5 3 3 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 73 3 3 3 3 12
8 8 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 5 4 3 4 76 4 4 4 4 16
9 9 4 4 4 3 3 3 4 5 4 4 3 5 3 3 4 4 3 3 3 69 4 3 3 3 13
10 10 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 70 3 3 3 3 12
11 11 2 2 4 1 2 4 3 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 70 4 3 3 4 14
12 12 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 87 4 3 4 4 15
13 13 2 2 2 4 3 3 5 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 4 3 3 56 3 3 3 3 12
14 14 2 4 4 3 2 3 5 4 4 4 4 3 2 3 2 4 3 4 2 4 66 3 3 3 3 12
15 15 3 3 4 3 3 4 5 5 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 71 3 4 3 3 13
252

16 16 4 4 2 3 4 4 4 5 4 4 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 70 4 4 3 4 15
17 17 4 4 2 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 87 5 5 5 5 20
18 18 3 3 4 4 3 4 5 5 4 3 5 3 4 4 3 4 3 3 3 4 74 3 3 3 3 12
19 19 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 86 4 4 4 4 16
20 23 4 4 3 4 5 4 5 5 4 4 4 3 3 5 3 5 3 4 5 3 80 4 4 5 4 17
21 24 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 5 4 3 3 4 4 4 3 3 5 73 4 2 3 4 13
22 25 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 2 4 4 5 4 4 74 4 4 4 4 16
23 26 2 3 3 2 3 2 2 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 52 3 3 3 3 12
24 27 3 4 3 3 3 4 5 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 71 4 3 4 4 15
25 28 5 4 4 4 3 3 5 2 5 5 5 4 4 3 2 4 5 2 3 5 77 5 4 5 4 18
26 29 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74 4 4 4 4 16
27 30 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 74 5 4 4 4 17
28 32 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 3 2 4 2 5 4 4 4 4 63 3 3 3 3 12
29 33 4 5 4 2 3 3 5 2 4 3 2 3 2 4 4 4 4 2 2 4 66 5 4 4 3 16
30 35 5 4 3 3 2 2 5 5 4 3 5 3 4 4 2 4 5 2 1 4 70 4 3 3 3 13
31 36 4 3 2 3 3 3 5 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 66 4 4 3 3 14
32 37 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 2 3 3 3 11
33 38 4 4 4 4 4 4 5 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 77 4 4 4 4 16
34 39 4 5 4 3 4 4 5 5 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 77 4 4 4 4 16
35 40 3 5 4 4 5 5 5 3 4 3 5 4 2 4 4 4 5 3 3 4 79 3 3 3 3 12
36 41 4 4 3 4 5 5 5 4 4 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 90 5 4 4 4 17
37 42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4 79 5 4 4 4 17
253

38 43 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 77 4 4 3 4 15
39 44 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 75 4 4 5 4 17
40 45 4 4 2 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 70 2 3 3 3 11
41 46 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81 4 4 4 4 16
42 47 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 71 4 4 4 4 16
43 48 3 3 4 5 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 68 4 3 4 3 14
44 49 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 4 3 4 68 2 3 3 3 11
45 50 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 77 4 4 4 4 16
46 51 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 95 4 4 5 4 17
47 52 4 5 4 4 5 4 5 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 85 5 4 4 4 17
48 53 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 67 3 3 3 3 12
49 54 3 4 3 3 2 2 5 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 64 4 2 3 2 11
50 55 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 75 5 3 3 4 15
51 56 3 3 4 5 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 60 3 3 3 3 12
52 57 4 4 2 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 70 2 3 3 3 11
53 58 4 4 3 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 89 5 4 5 4 18
54 59 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63 3 3 3 3 12
55 60 5 3 4 5 4 4 5 3 5 4 4 3 3 5 3 5 5 5 4 5 84 5 5 5 5 20
Jumlah 195 212 181 201 198 200 227 215 207 195 204 192 197 197 177 211 212 212 188 212 4033 210 193 202 197 802

Keterangan: 1) Sub Total A : Sub Total Kepuasan Kerja 2) Sub Total B: Sub Total Kepuasan terhadap Sistem Informasi Sekolah
perpustakaan.uns.ac.id 254
digilib.uns.ac.id

Lampiran 6. Hasil Perhitungan Frekuensi Tingkat Harapan Pelanggan

HASIL PERHITUNGAN FREKUENSI TINGKAT HARAPAN


PELANGGAN
Item_1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 11 11,0 11,0 11,0
4 40 40,0 40,0 51,0
5 49 49,0 49,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 8 8,0 8,0 8,0
4 36 36,0 36,0 44,0
5 56 56,0 56,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1,0 1,0 1,0
3 17 17,0 17,0 18,0
4 41 41,0 41,0 59,0
5 41 41,0 41,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 4 4,0 4,0 4,0
4 45 45,0 45,0 49,0
5 51 51,0 51,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 255
digilib.uns.ac.id

Item_5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 5 5,0 5,0 5,0
4 35 35,0 35,0 40,0
5 60 60,0 60,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 10 10,0 10,0 10,0
4 35 35,0 35,0 45,0
5 55 55,0 55,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 11 11,0 11,0 11,0
4 38 38,0 38,0 49,0
5 51 51,0 51,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 6 6,0 6,0 6,0
4 29 29,0 29,0 35,0
5 65 65,0 65,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 8 8,0 8,0 8,0
4 30 30,0 30,0 38,0
5 62 62,0 62,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 256
digilib.uns.ac.id

Item_10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1,0 1,0 1,0
3 6 6,0 6,0 7,0
4 34 34,0 34,0 41,0
5 59 59,0 59,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1,0 1,0 1,0
3 6 6,0 6,0 7,0
4 40 40,0 40,0 47,0
5 53 53,0 53,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 11 11,0 11,0 11,0
4 37 37,0 37,0 48,0
5 52 52,0 52,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1,0 1,0 1,0
3 13 13,0 13,0 14,0
4 35 35,0 35,0 49,0
5 51 51,0 51,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 8 8,0 8,0 8,0
4 35 35,0 35,0 43,0
5 57 57,0 57,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 257
digilib.uns.ac.id

Item_15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 10 10,0 10,0 10,0
4 22 22,0 22,0 32,0
5 68 68,0 68,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 7 7,0 7,0 7,0
4 27 27,0 27,0 34,0
5 66 66,0 66,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_17
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 7 7,0 7,0 7,0
4 36 36,0 36,0 43,0
5 57 57,0 57,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_18
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 7 7,0 7,0 7,0
4 15 15,0 15,0 22,0
5 78 78,0 78,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_19
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 8 8,0 8,0 8,0
4 26 26,0 26,0 34,0
5 66 66,0 66,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 258
digilib.uns.ac.id

Item_20
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 6 6,0 6,0 6,0
4 24 24,0 24,0 30,0
5 70 70,0 70,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_21
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 3 3,0 3,0 3,0
4 17 17,0 17,0 20,0
5 80 80,0 80,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_22
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 7 7,0 7,0 7,0
4 30 30,0 30,0 37,0
5 63 63,0 63,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_23
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 6 6,0 6,0 6,0
4 24 24,0 24,0 30,0
5 70 70,0 70,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_24
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 7 7,0 7,0 7,0
4 24 24,0 24,0 31,0
5 69 69,0 69,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 259
digilib.uns.ac.id

Lampiran 7. Hasil Perhitungan Frekuensi Tingkat Kenyataan Pelanggan

HASIL PERHITUNGAN FREKUENSI TINGKAT KENYATAAN PELANGGAN

Item_1
Valid
Frequency Percent Percent Cumulative Percent
Valid 2 13 13,0 13,0 13,0
3 66 66,0 66,0 79,0
4 21 21,0 21,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_2
Valid
Frequency Percent Percent Cumulative Percent
Valid 2 5 5,0 5,0 5,0
3 37 37,0 37,0 42,0
4 47 47,0 47,0 89,0
5 11 11,0 11,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_3
Valid
Frequency Percent Percent Cumulative Percent
Valid 1 5 5,0 5,0 5,0
2 22 22,0 22,0 27,0
3 62 62,0 62,0 89,0
4 6 6,0 6,0 95,0
5 5 5,0 5,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 260
digilib.uns.ac.id

Item_4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 10 10,0 10,0 10,0
3 47 47,0 47,0 57,0
4 41 41,0 41,0 98,0
5 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 7 7,0 7,0 7,0
3 47 47,0 47,0 54,0
4 37 37,0 37,0 91,0
5 9 9,0 9,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,0 1,0 1,0
2 14 14,0 14,0 15,0
3 31 31,0 31,0 46,0
4 40 40,0 40,0 86,0
5 14 14,0 14,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 15 15,0 15,0 15,0
3 49 49,0 49,0 64,0
4 26 26,0 26,0 90,0
5 10 10,0 10,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 261
digilib.uns.ac.id

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,0 1,0 1,0
2 3 3,0 3,0 4,0
3 20 20,0 20,0 24,0
4 35 35,0 35,0 59,0
5 41 41,0 41,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 6 6,0 6,0 6,0
3 46 46,0 46,0 52,0
4 43 43,0 43,0 95,0
5 5 5,0 5,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_10
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 2 4 4,0 4,0 4,0
3 59 59,0 59,0 63,0
4 33 33,0 33,0 96,0
5 4 4,0 4,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_11
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 2 2,0 2,0 2,0
2 12 12,0 12,0 14,0
3 37 37,0 37,0 51,0
4 33 33,0 33,0 84,0
5 16 16,0 16,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 262
digilib.uns.ac.id

Item_12
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 3 3,0 3,0 3,0
2 16 16,0 16,0 19,0
3 62 62,0 62,0 81,0
4 17 17,0 17,0 98,0
5 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,0 1,0 1,0
2 11 11,0 11,0 12,0
3 64 64,0 64,0 76,0
4 23 23,0 23,0 99,0
5 1 1,0 1,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2,0 2,0 2,0
2 7 7,0 7,0 9,0
3 45 45,0 45,0 54,0
4 37 37,0 37,0 91,0
5 9 9,0 9,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 263
digilib.uns.ac.id

Item_15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,0 1,0 1,0
2 14 14,0 14,0 15,0
3 52 52,0 52,0 67,0
4 29 29,0 29,0 96,0
5 4 4,0 4,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,0 1,0 1,0
2 11 11,0 11,0 12,0
3 53 53,0 53,0 65,0
4 31 31,0 31,0 96,0
5 4 4,0 4,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2,0 2,0 2,0
2 13 13,0 13,0 15,0
3 49 49,0 49,0 64,0
4 29 29,0 29,0 93,0
5 7 7,0 7,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 264
digilib.uns.ac.id

Item_18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 1 4 4,0 4,0 4,0
2 5 5,0 5,0 9,0
3 32 32,0 32,0 41,0
4 47 47,0 47,0 88,0
5 12 12,0 12,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 1 1 1,0 1,0 1,0
2 9 9,0 9,0 10,0
3 44 44,0 44,0 54,0
4 34 34,0 34,0 88,0
5 12 12,0 12,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_20

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2 4 4,0 4,0 4,0
3 35 35,0 35,0 39,0
4 41 41,0 41,0 80,0
5 20 20,0 20,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_21
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 7 7,0 7,0 7,0
3 30 30,0 30,0 37,0
4 44 44,0 44,0 81,0
5 19 19,0 19,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

commit to user
Item_22
perpustakaan.uns.ac.id 265
digilib.uns.ac.id

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 1 3 3,0 3,0 3,0
2 17 17,0 17,0 20,0
3 49 49,0 49,0 69,0
4 29 29,0 29,0 98,0
5 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_23
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 12 12,0 12,0 12,0
3 46 46,0 46,0 58,0
4 33 33,0 33,0 91,0
5 9 9,0 9,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Item_24
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 1 1,0 1,0 1,0
2 13 13,0 13,0 14,0
3 36 36,0 36,0 50,0
4 43 43,0 43,0 93,0
5 7 7,0 7,0 100,0
Total 100 100,0 100,0

Keterangan :
1: Sangat tidak puas 2: Tidap Puas 3: Cukup Puas 4: Puas 5: Sangat Puas

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 266
digilib.uns.ac.id

Lampiran 8. Hasil Perhitungan Frekuensi Tingkat Kepuasan/Pegawai

Hasil Perhitungan Frekuensi Tingkat Kepuasan/Pegawai

Item_1. Kesibukan dari kegiatan kerja yang dilakukan sehari-hari


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 5 9,1 9,1 9,1
3 18 32,7 32,7 41,8
4 29 52,7 52,7 94,5
5 3 5,5 5,5 100,0
Total 55 100,0 100,0

Item_2. Kesempatan bekerja mandiri dalam menyelesaikan pekerjaan


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 3 5,5 5,5 5,5
3 11 20,0 20,0 25,5
4 32 58,2 58,2 83,6
5 9 16,4 16,4 100,0
Total 55 100,0 100,0

Item_3. Kesempatan melakukan sesuatu yang baru (inovasi) dari waktu ke


waktu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 8 14,5 14,5 14,5
3 21 38,2 38,2 52,7
4 25 45,5 45,5 98,2
5 1 1,8 1,8 100,0
Total 55 100,0 100,0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 267
digilib.uns.ac.id

Item_4. Kesempatan menjadi bagian penting dalam kelompok kerja (team


working)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 1 1,8 1,8 1,8
2 3 5,5 5,5 7,3
3 17 30,9 30,9 38,2
4 27 49,1 49,1 87,3
5 7 12,7 12,7 100,0

Item_5. Cara pimpinan menangani setiap masalah di sekolah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2 6 10,9 10,9 10,9
3 18 32,7 32,7 43,6
4 23 41,8 41,8 85,5
5 8 14,5 14,5 100,0
Total 55 100,0 100,0

Item_6. Kemampuan pimpinan membuat keputusan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2 5 9,1 9,1 9,1
3 15 27,3 27,3 36,4
4 30 54,5 54,5 90,9
5 5 9,1 9,1 100,0
Total 55 100,0 100,0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 268
digilib.uns.ac.id

Item_7. Pekerjaan anda saat ini sesuai dengan batin/hati nurani anda

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2 5 9,1 9,1 9,1
3 8 14,5 14,5 23,6
4 17 30,9 30,9 54,5
5 25 45,5 45,5 100,0
Total 55 100,0 100,0

Item_8. Pekerjaan anda saat ini dapat memberikan jaminan kehidupan anda
nantinya

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2 6 10,9 10,9 10,9
3 11 20,0 20,0 30,9
4 20 36,4 36,4 67,3
5 18 32,7 32,7 100,0
Total 55 100,0 100,0

Item_9. Kesempatan membantu menyelesaikan pekerjaan rekan anda

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2 1 1,8 1,8 1,8
3 18 32,7 32,7 34,5
4 29 52,7 52,7 87,3
5 7 12,7 12,7 100,0
Total 55 100,0 100,0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 269
digilib.uns.ac.id

Item_10. Kesempatan untuk memberitahu rekan kerja anda tentang apa yang
seharusnya dilakukan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2 3 5,5 5,5 5,5
3 23 41,8 41,8 47,3
4 25 45,5 45,5 92,7
5 4 7,3 7,3 100,0
Total 55 100,0 100,0

Item_11. Kesempatan melakukan pekerjaan dengan menggunakan


kemampuan (kapasitas) yang anda miliki
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 5 9,1 9,1 9,1
3 16 29,1 29,1 38,2
4 24 43,6 43,6 81,8
5 10 18,2 18,2 100,0
Total 55 100,0 100,0

Item_12. Penerapan kebijakan organisasi dalam kegiatan sehari-hari

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2 3 5,5 5,5 5,5
3 24 43,6 43,6 49,1
4 26 47,3 47,3 96,4
5 2 3,6 3,6 100,0
Total 55 100,0 100,0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 270
digilib.uns.ac.id

Item_13. Imbalan yang ada terima dikaitkan dengan beban kerja yang anda
lakukan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2 8 14,5 14,5 14,5
3 13 23,6 23,6 38,2
4 28 50,9 50,9 89,1
5 6 10,9 10,9 100,0
Total 55 100,0 100,0

Item_14. Kesempatan untuk meningkatkan ketrampilan/skill pada pekerjaan


anda saat ini
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 6 10,9 10,9 10,9
3 18 32,7 32,7 43,6
4 24 43,6 43,6 87,3
5 7 12,7 12,7 100,0
Total 55 100,0 100,0

Item_15. Kebebasan untuk menggunakan penilaian/saran kepada


organisasi/sekolah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 12 21,8 21,8 21,8
3 21 38,2 38,2 60,0
4 20 36,4 36,4 96,4
5 2 3,6 3,6 100,0
Total 55 100,0 100,0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 271
digilib.uns.ac.id

Item_16. Kesempatan untuk menggunakan cara /metode anda sendiri untuk


menyelesaikan pekerjaan.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2 2 3,6 3,6 3,6
3 11 20,0 20,0 23,6
4 36 65,5 65,5 89,1
5 6 10,9 10,9 100,0
Total 55 100,0 100,0

Item_17. Kondisi kerja (kenyamanan, fasilitas kerja) anda saat ini.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2 3 5,5 5,5 5,5
3 14 25,5 25,5 30,9
4 26 47,3 47,3 78,2
5 12 21,8 21,8 100,0
Total 55 100,0 100,0

Item_18. Kerharmonisan kerja dengan sesama rekan kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2 4 7,3 7,3 7,3
3 11 20,0 20,0 27,3
4 29 52,7 52,7 80,0
5 11 20,0 20,0 100,0
Total 55 100,0 100,0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 272
digilib.uns.ac.id

Item_19. Penghargaan/imbalan /pujian yang anda terima jika menyelesaikan


pekerjaan dengan baik.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 1 1 1,8 1,8 1,8
2 5 9,1 9,1 10,9
3 24 43,6 43,6 54,5
4 20 36,4 36,4 90,9
5 5 9,1 9,1 100,0
Total 55 100,0 100,0

Item_20. Perasaan puas yang anda peroleh dalam menyelesaiakan pekerjaan


tersebut.
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 2 3,6 3,6 3,6
3 12 21,8 21,8 25,5
4 33 60,0 60,0 85,5
5 8 14,5 14,5 100,0
Total 55 100,0 100,0

Item_21. Bagaimana penilaian anda terhadap tingkat ketersediaan informasi


yang anda butuhkan di sekolah?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2 4 7,3 7,3 7,3
3 13 23,6 23,6 30,9
4 27 49,1 49,1 80,0
5 11 20,0 20,0 100,0
Total 55 100,0 100,0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 273
digilib.uns.ac.id

Item_22. Bagaimana penilaian anda terhadap tingkat keakuratan informasi


yang tersedia di sekolah?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 2 2 3,6 3,6 3,6
3 25 45,5 45,5 49,1
4 26 47,3 47,3 96,4
5 2 3,6 3,6 100,0
Total 55 100,0 100,0

Item_23. Bagaimana penilaian anda terhadap waktu yang diperlukan untuk


mendapat informasi yang anda butuhkan di sekolah?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 3 27 49,1 49,1 49,1
4 19 34,5 34,5 83,6
5 9 16,4 16,4 100,0
Total 55 100,0 100,0

Item_24. Bagaimana penilaian anda terhadap waktu yang diperlukan untuk


mendapat keakuratan informasi yang ada butuhkan di sekolah?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1,8 1,8 1,8
3 23 41,8 41,8 43,6
4 29 52,7 52,7 96,4
5 2 3,6 3,6 100,0
Total 55 100,0 100,0

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 274
digilib.uns.ac.id

Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen (Kuesioner Pelanggan)

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN


(PELANGGAN)

A. Hasil Uji Validitas

Butir r Hitung r Tabel (α=5%, n= 100) Keterangan


1 0,414 0,195 Valid
2 0,396 0,195 Valid
3 0,468 0,195 Valid
4 0,579 0,195 Valid
5 0,462 0,195 Valid
6 0,649 0,195 Valid
7 0,379 0,195 Valid
8 0,391 0,195 Valid
9 0,623 0,195 Valid
10 0,496 0,195 Valid
11 0,630 0,195 Valid
12 0,634 0,195 Valid
13 0,330 0,195 Valid
14 0,681 0,195 Valid
15 0,721 0,195 Valid
16 0,655 0,195 Valid
17 0,568 0,195 Valid
18 0,676 0,195 Valid
19 0,644 0,195 Valid
20 0,493 0,195 Valid
21 0,577 0,195 Valid
22 0,561 0,195 Valid
23 0,649 0,195 Valid
24 0,696 0,195 Valid

B. Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on N of Items
Standardized Items
,904 ,904 24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 275
digilib.uns.ac.id

Item-Total Statistics

Scale Mean Scale Corrected Squared Cronbach's


if Item Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
Item_1 78,35 109,583 ,368 ,457 ,903
Item_2 77,79 108,632 ,335 ,485 ,903
Item_3 78,59 106,911 ,405 ,502 ,902
Item_4 78,08 106,357 ,533 ,636 ,900
Item_5 77,95 107,462 ,404 ,526 ,902
Item_6 77,91 102,265 ,593 ,552 ,898
Item_7 78,12 108,228 ,308 ,446 ,905
Item_8 77,31 107,650 ,317 ,415 ,905
Item_9 77,96 105,695 ,581 ,718 ,899
Item_10 78,06 108,097 ,450 ,633 ,901
Item_11 77,94 102,259 ,571 ,650 ,899
Item_12 78,44 104,996 ,591 ,608 ,898
Item_13 78,31 110,277 ,275 ,323 ,904
Item_14 77,99 102,959 ,635 ,628 ,897
Item_15 78,22 103,123 ,683 ,643 ,896
Item_16 78,17 104,486 ,612 ,616 ,898
Item_17 78,17 104,809 ,510 ,589 ,900
Item_18 77,85 102,028 ,626 ,624 ,897
Item_19 77,96 103,312 ,593 ,606 ,898
Item_20 77,66 106,469 ,432 ,403 ,902
Item_21 77,68 104,664 ,521 ,649 ,900
Item_22 78,33 105,314 ,506 ,670 ,900
Item_23 78,04 103,736 ,602 ,649 ,898
Item_24 78,01 102,555 ,651 ,672 ,897
commit to user

Anda mungkin juga menyukai