Anda di halaman 1dari 17

Delivering Impacts through Millennial with Creative Solutions

Stock Point in Caterpillar

Potato Consulting
Michael Dwitama (michaeldwitamaa@gmail.com)
Rakhee Bhatari Premavadini
Febrinda Atalia Puspa
Stock Point in Caterpillar --- Diponegoro Business Case Competition 2018

SUMMARY

Caterpillar adalah produsen peralatan konstruksi dan pertambangan, engine diesel dan gas alam,
turbin industri serta lokomotif diesel-listrik terdepan di dunia yang memiliki pelanggan dan partner di
192 negara di dunia dan 171 dealer di negara tersebut untuk melayani kebutuhan pelanggan. Lebih
dari 90 tahun, Caterpillar telah membuat kemajuan berkelanjutan dan mendorong perubahan positif di
setiap negara. Produk dan layanan yang ditawarkan Caterpillar berguna untuk membantu
mengembangkan infrastruktur, energi, dan aset sumber daya alam. Di Asia, Caterpillar menetapkan
Singapura sebagai lokasi Asia Distribution Center.
Melihat kondisi Caterpillar dalam hal pengiriman produk, kami mengusulkan Caterpillar
melakukan perubahan penempatan Stock Point pada 10 negara terutama Indonesia, Thailand,
Malaysia, dan Brunei karena keempat negara tersebut memiliki pelanggan terbanyak dibandingkan
enam negara lainnya. Stock Point adalah pengalokasian stock pada lokasi di setiap daerah dengan
permintaan tinggi sehingga mempersingkat waktu penerimaan barang ke pelanggan karena jarak
semakin dekat. Caterpillar dapat bekerja sama dengan perusahaan pendukungnya yaitu Official
Logistic Partner Caterpillar untuk menjadi Stock Point agar biaya penyimpanan menjadi efisien.
Contohnya untuk Indonesia, Caterpillar dapat bekerja sama dengan PT. Trakindo Utama karena
memiliki gudang yang tersebar di Indonesia yang dapat digunakan sebagai Stock Point. Apabila
jumlah persediaan yang terdapat pada Stock Point sudah mendekati angka safety stock (<25% dari
safety stock), maka PT. Trakindo Utama dapat melakukan reorder point dan Caterpillar melakukan
pendistribusian kembali ke setiap gudang yang membutuhkan dengan menggunakan pilihan
pengiriman dengan biaya terendah. Caterpillar dapat memilih pengiriman dengan biaya terendah
karena setiap Stock Point masih memiliki persediaan produk Caterpillar yang dapat memenuhi
permintaan pelanggan.

1
Stock Point in Caterpillar --- Diponegoro Business Case Competition 2018

INTRODUCTION

Company Profile
Caterpillar adalah produsen peralatan konstruksi dan pertambangan, engine diesel dan gas alam,
turbin industri serta lokomotif diesel-listrik yang terdepan di dunia. Selama lebih dari 90 tahun,
Caterpillar telah membuat kemajuan berkelanjutan dan mendorong perubahan positif di setiap negara.
Produk dan layanan yang ditawarkan Caterpillar berguna untuk membantu mengembangkan
infrastruktur, energi, dan aset sumber daya alam.
Pada tahun 2017, pendapatan Caterpillar sebesar $42,462 miliar. Hal tersebut membuat
Caterpillar dikenal sebagai produsen peralatan konstruksi dan pertambangan, engine diesel dan gas
alam, turbin industri serta lokomotif diesel-listrik terbesar di dunia. Caterpillar beroperasi dalam tiga
segmen utama, yaitu industri konstruksi, industri sumber daya dan energi & transportasi, serta layanan
pembiayaan melalui Caterpillar Financial Services.
Caterpillar telah berkembang menjadi merek yang dikenal secara global dengan lebih dari 20.000
paten atas namanya dan sekitar tiga juta keping peralatan, termasuk buldoser, eskavator, backhoe,
loader, lokomotif, dan mesinnya, dikerahkan di seluruh dunia. la memiliki kehadiran reguler di
peringkat perusahaan yang berkaitan dengan keuangan, reputasi, branding, keunggulan rantai pasokan,
keragaman karyawan, dan tanggung jawab sosial perusahaan. Logo kuning dan hitamnya yang ikonik
muncul di semua produknya, termasuk barang dagangan berlisensi seperti pakaian, sepatu, dan model
skala.

Problem and Situation Analysis


1. Analisa Situasi Perusahaan
a. Visi dan Misi Caterpillar
Visi dari Caterpillar adalah untuk menciptakan dunia di mana kebutuhan dasar seluruh
manusia (seperti tempat tinggal, kebutuhan air bersih, sanitasi, makanan, dan energi) dapat
terpenuhi secara environmentally-sustainable. Caterpillar ingin menjadi perusahaan yang
meningkatkan kualitas lingkungan dan memastikan kebutuhan dasar masyarakat di mana
Caterpillar berada dan bekerja terpenuhi. Sebagai leader dari perusahaan manufaktur untuk
peralatan konstruksi dan pertambangan, mesin diesel dan gas alam, dan berbagai alat berat
lainnya, Caterpillar ingin memberikan pelayanan yang terbaik guna menjaga kepercayaan dari
masyarakat, seperti yang tertulis pada visi Caterpillar. Inilah yang menjadi alasan mengapa
Caterpillar butuh membangun business value-nya melalui marketing dan jaringan distribusi di

2
Stock Point in Caterpillar --- Diponegoro Business Case Competition 2018

seluruh dunia, khususnya dalam kasus ini adalah Asia. Untuk menghidupi visinya, Caterpillar
harus meningkatkan customer value dan kepuasan pelanggan dalam melakukan bisnisnya.
Misi dari Caterpillar adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui
pengembangan infrastruktur dan energi, dan menyediakan solusi yang mendukung masyarakat
dan menjaga planet bumi.
b. Pesaing Perusahaan
Caterpillar bersaing secara intens dengan para pesaing yang bergerak di industri serupa,
seperti:
- Komatsu Ltd. - J.C.Bamford Ltd.
- Volvo Construction Equipment - Doosan Infracore Co., Ltd.
- CNH Global N.V. - LiuGong Construction Machinery
- Deere & Co. N.A., LLC.
- Hitachi Construction Machinery Co.
Kompetitor-kompetitor tersebut juga melakukan bisnisnya secara global dan memiliki tenaga
ahli yang dapat bersaing dengan Caterpillar.
c. Analisis Internal dan Eksternal Perusahaan (Analisis SWOT)
- Strengths
Sebagai perusahaan yang telah bersaing di industri sejak lama Caterpillar menjadi
perusahaan yang mempunyai brand image yang kuat diantara pesaingnya. Dengan 171
dealer di berbagai belahan dunia, Caterpillar mempunyai jaringan distribusi global yang
besar untuk menjangkau pelanggan.
- Weaknesses
Kurangnya inovasi akan produk-produk yang telah ada serta jaringan distribusi di
negara - negara berkembang.
- Opportunities
Caterpillar dapat mengembangkan bisnisnya melalui ekspansi, terutama dengan
memasuki pasar di negara berkembang yang lebih banyak melakukan pembangunan
infrastruktur dibandingkan negara maju. Di Indonesia sendiri, pertumbuhan ekonomi pada
sisi sektoral (lapangan usaha) pada kuartal IV-2017 terutama didorong oleh peningkatan
kinerja lapangan usaha (LU) yang terkait dengan pembangunan infrastruktur, belanja
pemerintah dan pendukung ekspor diantaranya yaitu, LU Konstruksi dan LU Jasa-jasa
lainnya. Kinerja lapangan usaha dari sektor konstruksi meningkat terutama karena
berlanjutnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah dan swasta.

3
Stock Point in Caterpillar --- Diponegoro Business Case Competition 2018

Tabel Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sisi Lapangan Usaha


(% yoy, tahun dasar 2010)
2016 2017
Sektor 2015 2016 2017
I II III IV I II III IV
Pertanian, Perternakan, Kehutanan, & Perikanan 3,75 1,47 3,48 3,18 5,53 3,36 7,15 3,23 2,77 2,24 3,81
Pertambangan & Penggalian -3,42 1,22 1,04 0,17 1,35 0,95 -1,22 2,12 1,84 0,08 0,69
Industri Pengolahan 4,33 4,68 4,62 4,47 3,28 4,26 4,28 3,50 4,85 4,46 4,27
Listrik, Gas, Air Bersih dan Pengadaan Air 1,32 7,35 6,09 4,69 3,11 5,26 1,80 -2,09 4,88 2,50 1,76
Konstruksi 6,36 6,76 5,12 4,95 4,21 5,22 5,96 6,94 6,98 7,23 6,79
Perdangangan dan Penyediaan Akomodasi
Makanan dan Minuman 2,86 4,57 4,44 3,90 4,04 4,23 4,73 3,88 5,29 4,66 4,64
Transportasi, Pergudangan, Informasi, dan
Komunikasi 8,32 7,51 8,05 8,59 8,72 8,23 9,39 10,05 8,85 8,64 9,22
Jasa Keuangan, Real Estat, dan
Jasa perusahaan 6,80 7,65 9,38 7,01 4,64 7,13 5,35 5,63 5,92 4,87 5,44
Jasa-jasa Lainnya 6,37 5,70 5,40 3,99 2,97 4,46 3,69 2,56 4,04 6,84 4,34
Produk Domestik Bruto (PDB) 4,88 4,94 5,21 5,03 4,94 5,03 5,01 5,01 5,06 5,19 5,07

Sumber: Laporan Kebijakan Moneter Kuartal IV-2017, Bank Indonesia, 21 Februari 2018
Berdasarkan data IMF, perekonomian Indonesia diproyeksikan akan mengalami
peningkatan sebesar 5,30% yoy pada tahun 2018 dengan tingkat inflasi berada dalam
kisaran sasaran 3,5% + 1. Caterpillar dapat mengambil kesempatan untuk memperkuat
bisnisnya di negara-negara berkembang.
- Threats
Ancaman bagi Caterpillar adalah adanya kompetisi yang agresif dari para pesaing
yang terus bertambah serta ancaman peniruan terhadap produk-produk Caterpillar.
d. 5 Porter’s Analysis
Kekuatan Industri Rating Argumentasi
Threat of new entrants dapat dikategorikan low karena
besarnya jumlah modal yang dibutuhkan untuk mendirikan
bisnis alat berat berskala global seperti Caterpillar. Tidak
Threat of New menutup kemungkinan akan munculnya perusahaan lokal atau
2
Entrants kecil baru yang bergerak di bidang alat berat, tetapi
perusahaan-perusahaan tersebut tentunya membutuhkan sangat
banyak hal untuk dapat bersaing dengan perusahaan kelas
dunia seperti Caterpillar.
Caterpillar telah dikenal sebagai perusahaan dengan kualitas
yang baik, tidak semudah itu untuk mendapatkan barang
Threat of pengganti dari produk Caterpillar, namun melihat adanya
3
Substitute Services perusahaan pesaing di industri serupa yang juga bergerak
secara global, kami menyimpulkan bahwa Caterpillar memiliki
threat of substitute service yang moderate.

4
Stock Point in Caterpillar --- Diponegoro Business Case Competition 2018

Pelanggan yang dimiliki Caterpillar adalah perusahaan-


perusahaan konstruksi atau badan milik negara. pelanggan dari
Caterpillar memiliki sedikit pilihan dalam menentukan
Bargaining Power
2 pilihannya, sehingga bargaining power of buyers dari
of Buyers
Caterpillar dapat dikatakan low. Hal ini disebabkan oleh jumlah
perusahaan pesaing yang menyediakan alat-alat berat dengan
kualitas yang baik tidak terlalu banyak.
Bargaining power of suppliers Caterpillar dapat dikatakan low
Bargaining Power
1 karena supplier yang dimiliki oleh Caterpillar berjumlah
of Suppliers
kurang lebih 28000 supplier.
Relative power of other stakeholders Caterpillar dikatakan
high. Stakeholder yang memiliki tingkat kepentingan yang
Relative Power of tinggi adalah pemerintah karena memiliki peran penting dalam
4
Other Stakeholders segala aktivitas kegiatan perusahaan, mulai dari pendirian
perusahaan hingga aktivitas pengiriman dan pendistribusian
hasil produk.

2. Analisa Permasalahan (Problem Analysis)


Caterpillar merupakan perusahaan berskala global yang memiliki pelanggan dan partner di
192 negara di dunia. Untuk melayani kebutuhan pelanggan, perusahaan memiliki 171 dealer (pusat
distribusi) di negara-negara tersebut. Tujuan dari didirikannya pusat distribusi suku cadang adalah
untuk memenuhi 98% pesanan pelanggan dalam 24 jam setelah pesanan diterima. Di Asia sendiri,
Caterpillar menetapkan Singapura sebagai lokasi Asia Distribution Center (ADC). Singapura
dipilih karena lokasinya yang strategis baik melalui jalur darat, laut, maupun udara. Untuk
melakukan pengiriman barang, Caterpillar memutuskan untuk menggunakan tiga freight forwarder
(FF) dengan tujuan mengurangi resiko. Caterpillar memutuskan untuk tidak akan ada FF yang
mendapatkan lebih dari 60% dari total pengeluaran pengiriman Caterpillar pada hari tertentu.
Terdapat 4 negara dengan jumlah pengiriman terbanyak di Asia, yaitu Brunei, Indonesia,
Malaysia, dan Thailand. Untuk Singapura sendiri, Caterpillar tidak banyak melakukan proses
pengiriman karena sebagian besar pedagang memutuskan untuk datang ke tempat distribusi yang
bertempat di Singapura untuk mengambil bagian yang dibutuhkan. Meski demikian, Caterpillar jg
menyediakan layanan pengiriman untuk kawasan Singapura pada hari kerja berikutnya. Baru-baru
ini Caterpillar juga memperluas jangkauan pasarnya ke Kamboja dan Laos, hanya saja hanya FF3
yang melayani pengiriman untuk kedua negara dan FF2 hanya melayani pengiriman ke Laos saja.
5
Stock Point in Caterpillar --- Diponegoro Business Case Competition 2018

Tim pengadaan menggunakan heuristik berbasis pengalaman untuk memilih FF untuk setiap
negara, dengan mempertimbangkan biaya, jumlah hari transit, statistik OTP, dan batas pengeluaran
60 persen. Untuk melakukan perbaikan yang berkelanjutan, dibutuhkan solusi metode analitis yang
lebih ketat untuk membuat pemilihan FF untuk setiap negara. Tabel di bawah merupakan data
biaya, hari transit, dan rekam jejak kinerja tepat waktu.
Tabel Biaya, Hari Transit, dan Rekam Jejak Kinerja Tepat Waktu
Biaya (S$) Hari Transit OTP (%)
Negara
FF1 FF2 FF3 FF1 FF2 FF3 FF1 FF2 FF3
Brunei 7.511 8.328 7.600 2 1 2 95 89 92
Kamboja - - 675 - - 4 - - 67
Indonesia 9.174 9.239 8.636 3 4 5 88 96 95
Laos - 990 1.115 - 5 5 - 77 85
Malaysia 6.577 6.978 6.830 2 2 2 93 95 97
Myanmar 1.490 1.920 1.355 4 3 4 70 86 74
Filipina 2.349 2.179 2.108 2 3 3 90 87 82
Singapura 338 356 362 1 1 1 100 100 100
Thailand 5.618 5.999 5.175 3 2 4 95 91 97
Vietnam 3.560 3.975 4.100 5 3 4 98 83 94

Catatan:
● OTP = Kinerja Tepat Waktu (On-Time Performance)
● FF = Pengiriman Barang (Freight Forwarder)

6
Stock Point in Caterpillar --- Diponegoro Business Case Competition 2018

THEORETICAL FRAMEWORK

Dalam menjalankan operasional perusahaan, adanya persediaan sangat penting bagi


keberlangsungan proses produksi. Produksi tidak dapat berjalan lancar apabila persediaan tidak
mencukupi dan hal ini menyebabkan tidak terpenuhinya permintaan dari pelanggan. Selain itu,
persediaan juga dibutuhkan untuk menghindari biaya-biaya tak terduga yang dapat muncul apabila
perusahaan harus mencari barang/bahan pengganti, atau biaya out of stock.
Untuk menjamin ketersediaan persediaan, sebuah perusahaan harus menerapkan pengendalian
persediaan. Pengendalian persediaan adalah kumpulan usaha dan keputusan yang diambil oleh suatu
perusahaan sehingga kebutuhan terhadap bahan untuk proses produksi mampu dipenuhi secara optimal
dengan mengecilkan potensi munculnya resiko. Hal ini dilakukan guna menghindari overstock dan out
of stock. Overstock merupakan keadaan di mana perusahaan memiliki terlalu banyak persediaan.
Overstock menunjukkan bahwa perusahaan memiliki terlalu banyak barang modal yang menganggur
dan tidak berputar. Keadaan ini dapat merugikan bagi perusahaan karena overstock dapat
menyebabkan tingginya beban biaya penyimpanan dan maintenance selama penyimpanan di gudang
yang harus ditanggung oleh perusahaan. Sedangkan, out of stock adalah sebuah keadaan dimana
perusahaan kekurangan persediaan barang. Hal ini tentunya dapat mengganggu kelancaran proses
produksi yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan waktu pengiriman.
Keterlambatan waktu pengiriman dapat menurunkan kepuasan pelanggan dan menyebabkan pelanggan
memilih untuk beralih ke perusahaan lain. Dengan menerapkan pengendalian persediaan yang baik,
sebuah perusahaan dapat menjalankan proses produksi dengan lancar dengan biaya persediaan yang
sekecil-kecilnya. Selain itu, kepuasan pelanggan terhadap kualitas layanan perusahaan pun dapat
terjaga karena adanya ketepatan waktu pengiriman. Perusahaan juga dapat menjaga pengeluaran
mereka dengan menerapkan pengendalian persediaan yang tepat.
Terdapat tiga metode pengendalian persediaan yang dapat dipilih oleh perusahaan. Perusahaan
perlu memperhatikan dua keputusan penting, yaitu banyaknya jumlah barang yang harus dipesan
dalam setiap pengadaan persediaan dan waktu untuk melakukan pesanan barang. Keputusan yang
diambil sangat berpengaruh terhadap biaya penyimpanan barang, sehingga penting untuk memilih
metode yang tepat. Adapun metode pengendalian persediaan yang ada adalah sebagai berikut:
A. Jumlah Cadangan Pengaman (safety stock)
Metode ini merupakan metode pengendalian persediaan tradisional. Metode safety stock
merupakan dasar dari munculnya metode baru seperti metode MRP dan metode kamban. Secara

7
Stock Point in Caterpillar --- Diponegoro Business Case Competition 2018

statistik, metode safety stock hanya dapat digunakan untuk mengendalikan barang yang
permintaannya bersifat bebas (tidak saling bergantung).
B. Jumlah Pemesanan Optimal (EOQ)
EOQ (Economic Order Quantity) merupakan sebuah model yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan untuk meminimalkan biaya
penyimpanan dan biaya pemesanan persediaan atau jumlah pembelian yang optimal.
Dalam kegiatan produksi normal, EOQ memiliki beberapa asumsi yang harus diperhatikan,
yaitu:
1. Barang yang dipesan oleh perusahaan dalam setiap pemesanan selalu konstan.
2. Permintaan dari pelanggan, biaya pemesanan barang, biaya pengiriman, dan waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan pemesanan barang hingga barang dikirim ke pelanggan dapat
diketahui secara pasti dan konstan.
3. Harga barang per unit konstan dan dianggap tidak memengaruhi jumlah barang yang akan
dipesan nantinya. Ini berarti, harga beli barang dianggap tidak relevan dalam penghitungan
dengan menggunakan metode EOQ sehingga kenaikan harga barang tidak menjadi
pertimbangan dalam pemesanan barang.
4. Biaya penyimpanan barang per unit secara tahunan dianggap konstan.
Ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk menggunakan metode EOQ, pihak
manajemen harus menjaga jumlah pemesanan agar tidak terjadi kehabisan barang (out of stock)
karena hal ini dapat menyebabkan perhitungan menjadi tidak tepat. Selain itu, saat menentukan
jumlah pemesanan barang, perusahaan tidak dapat menggunakan biaya kualitas barang sebagai
salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Adapun rumus yang dapat digunakan dalam perhitungan Economic Order Quantity adalah
sebagai berikut:

Keterangan:
 S = Setup costs (per order, termasuk shipping dan handling)
 D = Demand rate (Kuantitas barang terjual per tahun)
 H = Holding costs (per tahun, per unit)
C. Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)
Reorder Point adalah suatu batasan dimana sebuah perusahaan harus melakukan pemesanan
kembali sehingga penerimaan barang yang dipesan dapat datang tepat pada waktu dimana
8
Stock Point in Caterpillar --- Diponegoro Business Case Competition 2018

persediaan diatas safety stock sama dengan nol. Penetapan reorder point harus memperhatikan tiga
faktor berikut ini:
 Lead Time → waktu yang dibutuhkan untuk menunggu barang yang dipesan hingga sampai ke
perusahaan.
 Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata persatuan waktu tertentu (Procurement Lead Time).
 Safety Stock → jumlah persediaan barang minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan
untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya barang ke perusahaan.
Reorder Point dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:

Reorder Point = (Lead Time x Procurement Lead Time) + Safety Stock

9
Stock Point in Caterpillar --- Diponegoro Business Case Competition 2018

SIMULATION STRATEGY

Melihat kondisi Caterpillar berdasarkan hasil analisis di atas, kami mengusulkan Caterpillar
melakukan perubahan penempatan Stock Point pada 10 negara terutama negara Indonesia, Thailand,
Malaysia, dan Brunei karena keempat negara tersebut memiliki pangsa pasar yang cukup tinggi
dibandingkan enam negara lainnya. Stock Point yang dimaksud adalah pengalokasian stock pada lokasi
di setiap negara atau bahkan ke setiap daerah yang memiliki permintaan tinggi sehingga waktu
penerimaan barang ke pelanggan dapat dipersingkat karena faktor jarak yang semakin dekat.
Caterpillar dapat bekerja sama dengan perusahaan pendukungnya yang pada umumnya adalah Official
Logistic Partner Caterpillar untuk menjadi Stock Point-nya agar optimasi atas biaya penyimpanan
menjadi efisien. Dengan adanya alokasi stock di berbagai lokasi yang ditempatkan di perusahaan
perawatan alat berat akan memberikan beberapa keuntungan yaitu:
1. Biaya pengiriman dari Caterpillar ke Stock Point tidak memiliki tingkat urgensi yang tinggi
sehingga akan mengurangi biaya pengiriman karena tidak diperlukan waktu (lead time) yang
cepat dan dapat dipilih alternatif cara pengiriman yang lebih murah.
2. Pengiriman barang dari Caterpillar dapat dalam jumlah yang lebih banyak sehingga
kemungkinan terjadinya kekurangan stock di perusahaan pendukungnya dapat dikatakan 0%.
3. Dengan adanya ketersediaan stock di perusahaan pendukung, maka tingkat layanan (service
level) terhadap pelanggan pengguna alat berat "CAT" akan dapat ditingkatkan karena jarak
tempuh dan ketersediaan barang menjadi relatif dekat dengan lokasi pelanggan.
4. Penurunan biaya pengiriman sebagai akibat tidak diperlukannya delivery time (lead time) yang
ketat (dapat memilih lead time yang cukup panjang dengan biaya pengiriman yang lebih kecil).
5. Kerja sama dengan perusahaan penunjang akan menjadi semakin harmonis karena mempunyai
kepentingan usaha yang sama yaitu pelayan terhadap pelanggan .
6. Pada akhirnya akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan Caterpillar maupun perusahaan
penunjang karena kenaikan service level dan penurunan biaya di kedua perusahaan (Caterpillar
dalam biaya pengiriman ke perusahaan penunjang dan perusahaan penunjang tidak mempunyai
biaya stock atas produk Caterpillar) akan memberikan kontribusi dalam nilai atas perusahaan
(shareholder value dan stakeholder value)
Tentunya dalam menggunakan sistem baru, ada juga resiko yang harus dihadapi, Apabila
perusahaan yang menjadi logistic partner Caterpillar di Indonesia, Thailand, dan berbagai negara
lainnya tidak memiliki gudang yang berkualitas baik dan cukup untuk menampung safety stock berupa
spare part dan alat-alat berat dari headquarter Caterpillar, penggunaan sistem ini akan menjadi tidak

10
Stock Point in Caterpillar --- Diponegoro Business Case Competition 2018

optimal di negara tersebut karena gudang tersebut tidak dapat menampung safety stock dalam jumlah
yang diharapkan. Hal ini dapat diatasi dengan menyewa atau membeli gudang yang dapat digunakan
untuk menampung safety stock di daerah tersebut, hanya saja hal itu akan memperbesar cost
perusahaan. Namun hal ini dapat ditanggulangi dengan memastikan berapa kapasitas dari setiap
gudang yang ada di Asia.
Berikut adalah empat perusahaan yang menjadi official logistic partner dari Caterpillar di 4
negara dengan jumlah pelanggan tertinggi di kawasan Asia:
No. Nama Negara Nama Perusahaan
1 Indonesia PT Trakindo Utama
2 Malaysia Sime Darby Industrial Sdn.Bhd.
3 Brunei Sime Darby Industrial Sdn.Bhd.
4 Thailand Metro Machinery Company Limited (MMC)

Kami mengambil contoh untuk negara Indonesia, Caterpillar dapat bekerja sama dengan PT.
Trakindo Utama, selaku official logistic partner Caterpillar di Indonesia, untuk penempatan Stock
Point di Indonesia. PT Trakindo Utama mempunyai berbagai lokasi kerja untuk memberikan
pelayanan perawatan atas peralatan alat berat Caterpillar. Misalnya untuk melayani PT Freeport di
Papua, apabila diperlukan perawatan berkala maupun penggantian suku cadang dengan unit
Caterpillar, maka PT Trakindo Utama Jakarta akan memesan ke Caterpillar di Singapura setelah
mendapatkan permintaan pengadaan barang dari lokasi kerja Papua, dan akan memerlukan waktu yang
lebih panjang apabila dibandingkan suku cadang tersebut telah diposisikan di lokasi kerja PT Trakindo
Utama cabang Papua sebagai Stock Point-nya.
Berikut ini merupakan skema proses distribusi Caterpillar sekarang dan strategi proses
distribusi yang efektif yang kami tawarkan.

Skema Distribusi Caterpillar (sekarang)

Pada skema distribusi tersebut menggambarkan bahwa Caterpillar yang berpusat di Singapura
melakukan pendistribusian produk yang dihasilkan kepada PT. Trakindo Utama yang berada di

11
Stock Point in Caterpillar --- Diponegoro Business Case Competition 2018

Jakarta. Produk yang telah tiba di PT. Trakindo Utama Jakarta akan didistribusikan ke setiap gudang
PT. Trakindo Utama yang tersebar di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa Lead Time yang
dibutuhkan lebih lama dan Cost yang dibutuhkan lebih besar karena terjadi dua kali pada proses
tersebut.
Skema Distribusi Caterpillar (yang kami tawarkan)

Pada skema distribusi yang kami usulkan menggambarkan bahwa Caterpillar yang berpusat di
Singapura dapat secara langsung melakukan pendistribusian produk yang dihasilkan kepada gudang
PT. Trakindo Utama yang tersebar di Indonesia. Gudang tersebut berfungsi sebagai Stock Point untuk
setiap pulau di Indonesia. Jumlah kuantitas produk yang didistribusikan ke setiap Stock Point dapat
ditingkatkan agar dapat memenuhi kebutuhan negara Indonesia akan produk Caterpillar. Dengan
menggunakan skema tersebut dan meningkatkan jumlah kuantitas pada saat pendistribusian produk,
Lead Time yang dibutuhkan akan lebih cepat dan cost yang dibutuhkan akan lebih rendah. Selain
menggunakan gudang yang dimiliki oleh PT. Trakindo Utama, PT. Trakindo Utama dapat melakukan
tracking untuk setiap penjualan dan persediaan yang terdapat pada setiap gudang tersebut. Apabila
jumlah persediaan yang terdapat pada setiap wilayah sudah mendekati angka safety stock (<25% dari
safety stock), maka PT. Trakindo Utama dapat melakukan reorder point dan Caterpillar akan
melakukan pendistribusian kembali ke setiap gudang yang membutuhkan dengan menggunakan
pilihan pengiriman yang memiliki biaya terendah. Caterpillar dapat memilih pengiriman dengan biaya
terendah karena setiap Stock Point masih memiliki persediaan produk dari Caterpillar yang dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat.

12
Stock Point in Caterpillar --- Diponegoro Business Case Competition 2018

CONCLUSION

Caterpillar merupakan perusahaan berskala global yang memiliki pelanggan dan partner di
192 negara di dunia. Untuk melayani kebutuhan pelanggan, perusahaan memiliki 171 dealer (pusat
distribusi) di negara-negara tersebut. Melihat kondisi Caterpillar pada penjelasan yang telah diberikan,
kami memilih strategi Stock Point dan bekerja sama dengan dealer dan perusahaan pendukung
Caterpillar yang terdapat pada negara tersebut dengan menggunakan gudang yang dimiliki oleh setiap
dealer dan perusahaan. Adanya Stock Point tersebut dapat meminimalkan biaya pengiriman dan tetap
memenuhi kebutuhan permintaan masyarakat negara tersebut. Contohnya pada negara Indonesia,
Caterpillar dapat bekerja sama dengan PT. Trakindo Utama karena memiliki gudang-gudang yang
tersebar di Indonesia yang dapat digunakan sebagai Stock Point. Apabila jumlah persediaan yang
terdapat pada gudang/Stock Point sudah mendekati angka safety stock (<25% dari safety stock), maka
PT. Trakindo Utama dapat melakukan reorder point dan Caterpillar akan melakukan pendistribusian
kembali ke setiap gudang yang membutuhkan dengan menggunakan pilihan pengiriman yang memiliki
biaya terendah. Caterpillar dapat memilih pengiriman dengan biaya terendah karena setiap Stock Point
masih memiliki persediaan produk dari Caterpillar yang dapat memenuhi permintaan pelanggan.

13
Stock Point in Caterpillar --- Diponegoro Business Case Competition 2018

SUGGESTION

Apabila Caterpillar menggunakan metode Stock Point, maka Caterpillar dapat memilih freight
forwarder (FF) dengan biaya terendah dan menghasilkan biaya, hari transit, dan OTP sebagai berikut:

Negara FF Biaya (S$) Hari Transit OTP (%)


Brunei 1 7.511 2 95
Kamboja 3 675 4 67
Indonesia 3 8.636 5 95
Laos 2 990 5 77
Malaysia 1 6.577 2 93
Myanmar 3 1.355 4 74
Filipina 3 2.108 3 82
Singapura 1 338 1 100
Thailand 3 5.175 4 97
Vietnam 1 3.560 5 98
Total Biaya 36.925

Freight Forwarder 1
Negara Biaya Hari Transit OTP (%)
Brunei 7.511 2 95
Malaysia 6.577 2 93
Singapura 338 1 100
Vietnam 3.560 5 98
Total Biaya 17.968
Presentase 48,7%

Freight Forwarder 2
Negara Biaya Hari Transit OTP (%)
Laos 990 5 77
Total Biaya 990
Presentase 2,7%

14
Stock Point in Caterpillar --- Diponegoro Business Case Competition 2018

Freight Forwarder 3
Negara Biaya Hari Transit OTP (%)
Kamboja 675 4 67
Indonesia 8.636 5 95
Myanmar 1.355 4 74
Filipina 2.108 3 82
Thailand 5.175 4 97
Total Biaya 17.949
Presentase 48,6%

Dari tabel tersebut dapat dilihat apabila semua pengiriman dilakukan di hari yang sama, tidak
ada FF yang mendapatkan lebih dari 60% total pengeluaran Caterpillar pada hari itu. Kami juga
menyadari bahwa Caterpillar mempunyai pelanggan tertinggi di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan
Thailand sehingga kami memperhitungkan biaya apabila terjadi pengulangan pengiriman ke negara
tersebut di hari yang sama dan tetap tidak ada FF yang mendapat biaya melebihi 60% dari
pengeluaran.
Negara FF Biaya Total Biaya FF Presentase
Malaysia 1 6.577
14.088 50,5%
Brunei 1 7.511
Indonesia 3 8.636
13.811 49,5%
Thailand 3 5.175
Total Biaya 27.899

15
Stock Point in Caterpillar --- Diponegoro Business Case Competition 2018

REFERENCES

Bi.go.id. (n.d.). Bank Indonesia Official Web Site - Bank Sentral Republik Indonesia. [online]
Available at: https://www.bi.go.id [Accessed 30 Jul. 2018].
Caterpillar.com. (n.d.). Caterpillar. [online] Available at: https://www.caterpillar.com/ [Accessed 26
Jul. 2018].
Heizer, J., Render, B. and Munson, C. (2016). Operations Management. 12th ed. Pearson Australia Pty
Ltd.
Phuthaicat.com.vn. (n.d.). Phú Thái Cat | Phú Thái Cat. [online] Available at:
http://www.phuthaicat.com.vn/ [Accessed 1 Aug. 2018].
Simedarbyindustrial.com. (n.d.). Tractors Malaysia - Caterpillar Dealership - Sime Darby Industrial.
[online] Available at: http://www.simedarbyindustrial.com/caterpillar-dealership/tractors-malaysia
[Accessed 1 Aug. 2018].
Trakindo.co.id. (n.d.). Home | PT. Trakindo Utama. [online] Available at: http://www.trakindo.co.id/en
[Accessed 29 Jul. 2018].

16

Anda mungkin juga menyukai