OLEH :
ADELIA
I. ANALISIS VISI DAN MISI
Visi
Visi yang dibuat oleh perusahaan digunakan untuk menjawab pertanyan “what will our
business be?”. Visi 2020 dari WIKA yaitu menjadi salah satu perusahaan terbaik dibidang
Engineering Procurement dan Construction (EPC) dan investasi integrasi di Asia tenggara.
Dalam terlihat jelas bahwa wika ingin mejadi market leader di kawasan asia tenggara. Hal
tersebut sudah terbukti dengan adanya berbagai prestasi dan berbagai penghargaan yang
diberikan kepada WIKA dan dengan adanya perkembangan ekspansi WIKA di luar negeri
menunjukkan bahwa wika telah mencapai visinya untuk menjadi perusahaan terbaik dibidang
EPC di kawasan Asia tenggara.
Misi
Misi yang disusun oleh perusahaan mengacu pada visi suatu perusahaan. Menurut David
(2007:64) ada sembilan karakteristik yang harus terangkum dalam suatu misi, karena misi
perusahaan merupakan bagian dari proses strategic management yang akan dipublikasikan
kepada masyrakat. Wika sendiri telah menyusun misi mereka dengan sangat baik, dikaitkan
dengan sembilan karakteristik yang dibuat oleh david maka pengembangan misinya terdiri
dari:
1. Customer, konsumen wika sendiri sesuai dengan misinya yaitu konsuemn domestik
(proyek pemerintah, BUMN, dan perusahaan swasta) dan konsumen luar negeri
(Malaysia, Aljazair, Timor Leste, Myanmar, Arab Saudi)
2. Products or Services, sesuai dengan misi produk yang dihasilkan wika yaitu berupa
produk-produk energi, industri, dan infrastruktur terpadu yang unggul.
3. Markets. Berdasrakan misi yang ditetapkan oleh WIKA, pasar yang dituju oleh WIKA
yaitu pasar domestik dan pasar luar negeri.
4. Technology, sesuai misinya WIKA terus mengembangkan teknologi yang dipakainya
untuk memenuhi keinginan konsumen. Contoh berbagai proyek berskala besar dan
berteknologi tinggi, diantaranya:
a. Jembatan Layang Sudirman dan KS Tubun dengan menggunakan teknologi
Incremental Launching Method (ILM).
b. Jembatan Layang Pasupati Bandung yang merupakan jembatan layang terpanjang
di Indonesia dengan teknologi Cable Stayed.
c. Jembatan Layang Cikupang-Tol Cipularang Jawa Barat yang merupakan jembatan
pilar tertinggi di Indonesia.
d. Jembatan Surabaya Madura.
5. Concern for Survival, growth and profitability. Sesuai dengan salah satu misinya yaitu
“Menjalankan praktek etika bisnis untuk menjadi warga usaha yang baik dan
memelihara keberlanjutan perusahaan” menunjukan bahwa WIKA secara jelas
memiliki komitmen terhadap kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan dan
kemampuan untuk menghasilkan laba.
6. Philosophy, dalam misinya WIKA terus memprioritaskan kliennya serta pemangku
kepentingan utama dalam bisnisnya.
7. Self-concept, “Mengimplementasikan “Best Practice” dalam sistem manajemen
terpadu” menjelaskan bahwa WIKA memiliki keunggulannya tersendiri dalam hal
manajemennya dibandingkan dengan pesaingnya.
8. Concern for Publice Image , berdasarkan misinya yaitu menjalankan praktek etika
bisnis untuk menjadi warga usaha yang baik, membuktikan bahwa WIKA memiliki
respons terhadap masalah-masalah sosial, kemasyarakatan maupun terhadap masalah
lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan beberapa program yang telah dilakukan WIKA
seperti program CSR, antaralain:
a. WIKA GO GREEN
b. WIKA bangun kecerdasan anak melalui kompetisi sempoa terbuka
9. Pegawai
Mempertahankan nilai kepuasan pegawai (Employee SatisfactionIndex/ESI) terbaik.
Menurut kami dari penjelasan di atas mengenai misi, terdapat beberapa misi yang belum
memenuhi sembilan karakteristik yang dibuat oleh david, maka karena itu kami selaku
konsultan memberikan saran berupa penambahan misi diantaranya:
Menurut Duncan (1972) yang dimaksud dengan lingkungan eksternal perusahaan adalah
berbagai faktor yang berada di luar organisasi yang harus diperhitungkan oleh organisasi
perusahaan pada saat membuat keputusan. Perusahaan harus memperhitungkan berbagai
perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal perusahaan karena lingkungan eksternal
perusahaan dapat memberikan tantangan bagi keberlangsungan perusahaan. Selain menjadi
tantangan bagi perusahaan, lingkungan eksternal perusahaan juga dapat memberikann
berbagai peluang yang dapat dieksploitasi oleh perusahaan untuk memperoleh profit.
II. KEY SUCCESS FACTOR
Penetapan key success factor (KSFs) bertujuan untuk mengetahui wilayah aktivitas bisnis
yang harus berjalan dengan benar untuk mencapai sasaran bisnis, sehingga diperlukan suatu
pengukuran kinerja untuk mengetahui sejauh mana perusahaan telah menjalankan
komitmennya terhadap strategi yang telah ditetapkan. Berikut adalah KSFs yang ditetapkan
untuk mencapai sasaran bisnis, yaitu:
1. Kualitas produk :
Meningkatkan kapasitas produksi dan konsistensi mutu produk
2. Kualitas sumber daya manusia :
Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya keuangan dan tingkat pengembalian
investasi
3. Pelayanan :
Meningkatkan pelayanan dan kemampuan enjiniring melalui program. Penerapan
sistem informasi yang terintegrasi di seluruh unit kerja, meningkatkan sistem
manajemen perusahaan.
Beton
Bisnis konstruksi yang berkembang di Indonesia menjadi salah satu alasan bagi perusahaan
untuk mengambil langkah dan terlibat dalam mendukung perkembangan industri beton yang
sejalan dengan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Unit bisnis ini
dikelola oleh Entitas Anak yaitu, WIKA Beton serta WIKA Kobe, dan WIKA Krakatau
Beton.
Sejak tahun 1977, Perseroan mulai fokus pada industri beton pracetak dengan
mengembangkan produk untuk perumahan. Inisiatif ini berkembang dengan menciptakan
lebih banyak produk seperti tiang pancang beton untuk jalur distribusi energi dan bantalan
beton yang dapat digunakan dalam berbagai proyek. Diversifikasi usaha diterapkan secara
konsisten oleh Perusahaan untuk mencapai kebutuhan produk beton pracetak dan untuk
mengakomodasi proyek besar bekerjasama dengan negara-negara lain.
Fasilitas Industri
Fasilitas Industri merupakan bagian dari Unit Bisnis yang fokus pada prospek fabrikasi baja
dan pengembangan strategi pemasaran yang dilakukan oleh Entitas Anak yaitu, WIKA
Industri & Konstruksi yang bergerak di bidang konstruksi industri. Fabrikasi baja sering
digunakan sebagai indikator ekonomi karena mengacu pada perannya dalam pembangunan
infrastruktur dan ekonomi. Oleh karena itu, Perseroan berupaya untuk menjaga kepuasan
pelanggan dengan memenuhi standar manajemen internasional, ISO 9001: 2008, ISO / TS
16949: 2009, dan OHSAS 18001: 2007. Selain itu, pengalaman Perusahaan dalam industri ini
akan mendukung WIKA Industri & Konstruksi dalam mengembangkan bisnisnya lebih
kompetitif untuk semua pelanggan dan stakeholder utamanya.
Bitumen
Sebagai bagian dari strategi pengembangan bisnis perusahaan, pada akhir 2013, WIKA
mengakuisisi 100% saham PT Sarana Karya (SAKA), di mana 5.000 saham dimiliki oleh
Pemerintah Republik Indonesia.
SAKA adalah perusahaan yang bergerak pada bisnis pengolahan mineral aspal alam. Akuisisi
yang dilakukan bertujuan untuk memperkuat bisnis inti Perseroan dalam pembangunan
infrastruktur dan menjadi pemain utama dalam industri pertambangan di Indonesia.
Terletak di Pulau Buton, saat ini WIKA sedang pabrik yang dapat menghasilkan 50 ribu
metrik ton aspal ekstraksi per tahun dan diharapkan dapat mulai produksi pada 2015. Aspal
tersebut akan digunakan sebagai bahan untuk proyek pembangunan jalan WIKA atau dijual
kepada pihak lain. Dengan saluran distribusi yang SAKA yang luas, baik dalam dan luar
negeri, WIKA percaya bahwa akuisisi ini akan memberikan kontribusi besar untuk
pengembangan usaha WIKA di masa depan.
Pada saat ini WIKA telah mencapai tingkat kesuksesannya dilihat dari kesuksesan
beberapa proyek yang telah ditanganinya. Berdasarkan dari strategi spesifik diatas
maka kami merekomendasikan tujuan jangka panjang WIKA yaitu meningkatkan
profitnya, memperluas pangsa pasarnya dengan cara meningkatkan ekspansinya ke
beberapa negara lain, dan terus meningkatkan citra perusahaan agar lebih baik lagi di
mata konsumen.
Jenis Sasaran jangka panjang
No Jenis Makna Contoh
1. profitabilitas Setiap anak -
perusahaan dari
WIKA harus memiliki
manajemen strategi
yang baik sebagai
tolak ukur perusahaan
dalam
pencapaiaannya.
2. R&D Meningkatkan srategi mempertahankan
operational excellence human capitalnya
managament
systemnya
3. Pengembangan sdm Meningkatkan startegi menerapkan sistem
manajemen yang canggih
pengetahuannya di
masing-masing
bidang.
4. Pelayanan pelanggan Meningkatkan kualitas meningkatkan kualitas
produknya dan produk dan teknologi
teknologi canggih yang lebih canggih
yang digunakan untuk
memenuhi keinginan
konsumen.
V. ANALISIS LINGKUNGAN SWOT ANALISIS
Tahap selanjutnya ialah analisa SWOT perusahaan sebagai suatu cara untuk mengidentifikasi
berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan. Masukkan
untuk analisa SWOT ialah hasil identifikasi lingkungan internal dan eksternal (beserta
lingkungan industri di dalamnya) yang berhubungan dengan visi dan tujuan perusahaan. a)
Kekuatan dan Kelemahan Internal PT. WIKA Beton.
1. Dikenal sebagai produsen Beton Pracetak dengan kualitas dan citra yang baik.
Kapasitas produksi jauh diatas pesaing sehingga Wika Beton memiliki posisi
2. tawar
Memiliki variasi produk yang banyak yaitu 10 SBU dengan 40 jenis produk
3. dan
standar produk yang secara umum sudah diterima dan menjadi acuan bagi
6. Memiliki mitra kerja yang handal dan bersaing dalam penyediaan material,
perkembangan.
sebagian SBU
period, nilai piutang, ketergantungan modal usaha pada kredit dan biaya
bunga
11. Sistem Pelayanan Purna Jual belum terintegrasi dengan baik antar unit kerja.
Kesempatan dan Ancaman Eksternal PT. WIKA Beton Tabel 4.6 Faktor Eksternal PT. WIKA
Beton
pasar dalam negeri akan terus mengalami pertumbuhan yang cukup besar.
Plant.
WIKA BETON dikenal dan mendapat apresiasi yang tinggi dari pihak-pihak
7. yang
terkait dengan industri beton pracetak (produk, jasa dan teknologi) baik
didalam
1. Adanya daerah-daerah yang belum digarap dengan baik oleh Wika Beton,
pasarnya.
produksi.
Hubungan sosial dengan masyarakat sekitar Pabrik yang tidak terbina dengan
8. baik
Untuk menentukan posisi perusahaan di tengah persaingan industri yang sejenis dilakukan
identifikasi dan pemilihan strategi dengan menggunakan analisa perhitungan EFAS dan IFAS
analisa SWOT. Pembobotan pada setiap indikator menggunakan metode perbandingan
berpasangan atau pairwise comparison. Berikut adalah hasil perhitungan IFAS dan EFAS
(Tabel 4.7 – 4.10).
Strengths – S
RATIN
BOBOT G
B X
INDIKATOR R
(B) (R)
infrastruktur.
dengan cepat.
5. 0.17 4 0.68
Mempunyai SDM yang handal dan
berpengalaman
produk beton.
modal.
JUMLAH 1 4.57
Weaknesses – W
BOB
OT RATING
B X
INDIKATOR R
(B) (R)
perkembangan.
Fasilitas dan pengelolaan Laboratorium Beton
2. dan 0.08 1 0.08
Opportunities – O
BOBOT RATING
B X
INDIKATOR R
(B) (R)
BETON
diajak bekerjasama.
diajak bekerjasama.
JUMLAH 1 3.45
Threats – T
BOBOT RATING
B X
INDIKATOR R
(B) (R)
ekonomis.
paket terpasang.
JUMLAH 1 1.85
2 2
2 2
Gambar 4.3 Diagram SWOT PT. WIKA Beton
Berdasarkan pemetaan diagram diatas, PT. WIKA Beton mempunyai kekuatan dan
kesempatan yang sangat baik, sehingga berada pada kwadran I, pertumbuhan dan
pengembangan. Dalam kwadran ini, pangsa pasar dan peluang untuk tumbuh yang dimiliki
perusahaan sangat baik, sehingga diperlukan langkah-langkah strategis untuk melakukan
investasi/pengembangan dalam mengejar pertumbuhan yang agresif. Secara umum, PT.
WIKA Beton memfokuskan pada strategi pertumbuhan dan pengembangan melalui
peningkatan mutu, pelayanan serta harga yang bersaing agar dapat selalu menjawab tantangan
saat ini dan di masa yang akan datang.
Matriks SWOT digunakan sebagai penetapan strategi yang berhubungan dengan keempat
faktor dalam analisa SWOT dan posisi perusahaan pada diagram SWOT. Penetapan strategi
digolongkan menjadi empat bagian, yaitu (Tabel 4.7 – Tabel 4.10):