Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor yang

menghasilkan devisa terbesar bagi negara. Didukung oleh kondisi geografis,

budaya, adat istiadat, sarana dan prasarana yang memadai, Indonesia telah

menjadi salah satu negara tujuan pariwisata dunia.

Adapun salah satu aspek dari sektor pariwisata yang sangat penting adalah

jasa akomodasi. Hotel merupakan salah satu akomodasi yang dikelola secara

komersil yang dapat dijadikan sebagai pilihan oleh pelanggan sebagai tempat

tinggal. Dalam hal ini pelanggan tentunya menginginkan sebuah kenyamanan,

dan juga fasilitas yang mendukung.

Adapun fungsi utama dari hotel adalah sebagai berikut:

 Sebagai sarana akomodasi untuk memenuhi kebutuhan tamu sebagai

tempat istirahat atau tempat tinggal sementara dalam perjalanan

pariwisata.

 Sebagai tempat pertemuan / MICE

 Sebagai tempat bersantai, rekreasi, atau menikmati kesenangan

lainnya.

 Sebagai sumber lapangan pekerjaan


Di era modern sekarang, teknologi mempermudah berbagai aspek dalam

kehidupan manusia lewat fleksibilitas yang ditawarkan. Terlebih lagi,

teknologi sangat membantu pengelolaan operasional Industri Pariwsata yang

kini juga menargetkan generasi milineal. Perangkat elektronik membuat

generasi ini dikenal sebagai generasi yang sangat mementingkan kepraktisan

dan eksistensi di kehidupan dunia maya. Hal ini menumbuhkan trend baru

dalam melakukan kegiatan pariwisata dimana hasil studi Singapore Tourism

Board menyatakan bahwa wisatawan milenial lebih suka mencari pengalaman

baru, unik, otentik dan personal.

Bisnis startup merupakan perusahaan rintisan merujuk pada semua

perusahaan yang belum lama beroperasi dengan menggunakan model bisnis

yang dimudahkan lewat teknologi. Perusahaan-perusahaan ini sebagian besar

merupakan perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase

pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat. Istilah

startup menjadi populer secara internasional pada masa gelembung dot-com,

di mana dalam periode tersebut banyak perusahaan dot-com didirikan secara

bersamaan.

Dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa bisnis startup adalah suatu

bisnis yang baru berkembang. Namun, bisnis startup ini lebih identik dengan

bisnis yang berbau teknologi, web, internet dan yang berhubungan dengan
ranah tersebut. Bisnis startup berkembang akhir tahun 90an hingga tahun

2000.

Melihat perkembangan zaman yang modern, diciptakanlah startup yang

berhubungan dengan kegiatan kepariwisataan dengan cara menjual sebuah

akomodasi dan mengembangannya dalam bentuk bisnis yang menguntungkan.

Bisnis hotel semakin mudah dan murah. Tidak perlu memiliki pemahaman

mengenai bisnis hotel, setiap orang yang memiliki properti dan modal

yang relatif sedikit dapat memulai bisnis hotel. Caranya dengan mencari

partner kerja sama Virtual Hotel Operator (VHO).

VHO adalah model bisnis baru yang dijalankan oleh perusahaan

rintisan bidang digital atau startup. Di Indonesia saat ini sudah ada

beberapa VHO, salah satunya adalah OYO. Pola kerja sama startup ini

pada dasarnya sama seperti pemain hotel manajemen atau hospitality,

Hanya saja VHO menawarkan kerja sama yang mudah dan murah.

Banyak manfaat yang diperoleh ketika bergabung dengan VHO, di

antaranya branding, di mana hotel berhak menggunakan merek OYO yang

sudah terkenal di berbagai negara. Dengan memakai brand VHO, berarti

memiliki standar yang sama seperti hotel berbintang. Kebanyakan VHO

memiliki standar hotel bintang I, II, dan III atau kelas bujet hotel.

Kuntungan lainnya adalah pemasaran secara online dan offline yang

semuanya sudah dilakukan oleh VHO.


Karena biaya operasional yang murah itu, membuat hotel VHO

memiliki tarif yang lebih murah dibanding dengan hotel bujet yang

dikelola oleh operator besar. Tarif OYO Hotel sendiri han ya Rp100-200

ribu per malam. Beberapa VHO lain memiliki tarif yang kurang lebih

sama. Dengan rendahnya tarif terebut, membuat VHO dapat bersaing

dengan hotel lain. Dengan demikian, dapat meningkatkan tingkat hunian

hotel secara signifikan. Dari beberapa hotel yang bergabung dengan OYO

yang tadinya hanya memiliki tingkat hunian antara 20-30%, meningkat

menjadi 70-80%.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk lebih sistematis, kami akan merumuskan masalah-masalah pokok

yang akan di bahas dalam makalah ini, diantaranya adalah:

1. Apa peranan ASM OYO dalam mengembangkan sumber daya manusia?

2. Apa saja tantangan ASM OYO pada saat mengembangkan sumber daya

manusia?

3. Bagaimana ASM menyikapi tantangan tersebut?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat kami simpulkan tujuan dari

penulisan makalah ini, diantaranya adalah:


1. Mengetahui peranan ASM OYO dalam mengembangkan sumber daya

manusia.

2. Dapat menjabarkan tantangan yang dihadapi ASM OYO pada saat

mengembangkan sumber daya manusia.

3. Dapat mengetahui solusi ASM OYO dalam menyikapi tantangan pada

saat mengembangkan sumber daya manusia.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 OYO

OYO, juga dikenal sebagai OYO Rooms, OYO Homes & Hotels, adalah

perusahaan startup di bidang accomodation network orchestrator (ANO)

yang menghubungkan pelanggan dengan kamar-kamar hotel bujet, baik

bintang 1, 2, dan 3 maupun nonbintang di seluruh Indonesia. OYO berasal

dari India dan merupakan yang terbesar ketiga di dunia dan kedua teratas di

Tiongkok. Didirikan pada tahun 2013 oleh Ritesh Agarwal, OYO awalnya

sebagian besar terdiri dari hotel melati. Dalam kurun waktu 6 tahun, startup

ini berkembang secara global dengan ribuan properti dan jutaan kamar

tersebar di ratusan kota di India, Malaysia, UEA, Nepal, Cina, Inggris,

Filipina, Jepang, Arab Saudi, Sri Lanka, Indonesia, Vietnam, Amerika Serikat

dan banyak lagi.

OYO mengklaim sebagai pemimpin teknologi perhotelan dengan memiliki

211.000 franchised kamar yang dapat disewa. Lebih dari 125.000 kamar hotel

terisi setiap harinya.

Pada 2012, Ritesh Agarwal, awalnya meluncurkan Oravel Stays platform

pemesanan akomodasi murah. Setelah melakukan penelitian selama berbulan-

bulan dan tinggal di berbagagai akomodasi kecil di seluruh India, ia


mengganti Oravel menjadi OYO pada 2013. Lalu OYO bermitra dengan hotel

untuk memberikan pelayanan tamu yang rata dan meningkatkan okupansi

unbranded hotel dengan teknologi yang dimiliki lewat peningkatan standar

pelayanan agar setara dengan jaringan hotel.

Tak lama setelah peluncuran OYO, Ritesh Agarwal menerima dana sebesar

US$100.000 dari Thiel Fellowship dan berhasil menghasilkan sekitar satu juta

peluang kerja di India dan Asia Selatan saja. Saat ini, OYO memiliki lebih

dari 17.000 karyawan di seluruh dunia, dimana sekitar 8.000 berada di India

dan Asia Selatan.

PT OYO Rooms Indonesia resmi hadir di Indonesia pada Februari 2018

setelah persiapan operasional seperti riset kondisi pasar, sosial, dan regulasi

sejak setahun lalu. Meski menjadi yang paling muda berada di Indonesia,

OYO Indonesia telah memiliki 155 karyawan dan kantor sementara masih

berlokasi di coworking spaceWeWork Revenue Tower, Jakarta.

OYO sangat berkomitmen kuat untuk mengembangkan bisnisnya di

Indonesia. Hal ini didukung dengan komitmen investasi lebih dari US$100

juta/ Rp1,5 triliun. US$1 miliar dari Softbank, Lightspeed, Sequoia, Hero

Enterprise, Airbnb, China Lodging Group dan Greenoaks Capital. Ada pula

tambahan US$200 juta yang diambil dari neraca keuangan perusahaan. Dana

ini dialokasikan sebagian besar untuk infrastruktur jaringan hotel dan


merenovasi bangunan agar sesuai dengan kriteria, pelatihan hospitality,

pengembangan teknologi dan strategi pemasaran

Country Head OYO Indonesia, Rishabh Gupta mengatakan hingga kini,

jaringan OYO Hotels & Homes telah mengelola 720 hotel dan hampir 20.000

kamar selama 8 bulan beroperasi di Indonesia. Adapun. 720 hotel OYO yang

telah beroperasi itu tersebar luas di Jawa dan Bali, Sulawesi, Sumatra, dan

Kalimantan. Pada awal berada di Indonesia, OYO bekerja sama dengan total

30 hotel dan 1.000 kamar di 3 kota yaitu Jakarta, Palembang dan Surabaya.

Jaringan hotel OYO akan mengoperasikan 300 hotel di berbagai kota yang

saat ini sedang dalam tahap transformasi. Target 100 kota pada akhir 2019,

sekarang baru di 80 kota di Indonesia. Pertumbuhan bisnis OYO terbilang

cukup signifikan karena mencapai 20 kali lipat atau sekitar 1900% dalam

kurun yang relatif singkat.

Menurutnya, salah satu faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan

OYO di Indonesia, sekaligus membedakan OYO dari jaringan hotel lainnya

yakni standardisasi layanan dan fasilitas yang dijanjikan sehingga pelanggan

bisa merasa tenang ketika menginap di hotel OYO manapun. Pasalnya, setiap

properti OYO memiliki standar tertentu yang harus dipenuhi sebelum dapat

sepenuhnya beroperasi, baik dari sudut pandang layanan atau fasilitas yang

akan didapat, seperti jaringan WiFi berkecepatan tinggi, air panas, linen
bersih, perlengkapan kamar mandi, kamar mandi yang higienis, penyejuk

udara dan televisi layar datar.

Selain itu, faktor yang memungkinkan OYO tumbuh pesat di Indonesia

yakni pengelolaan perhotelan yang didukung teknologi mutakhir, mulai dari

proses pemesanan hingga proses check out. Aplikasi OYO memungkinkan

pelanggan untuk memesan kamar hanya dengan tiga tap di smartphone

mereka. OYO juga bermitra dengan beberapa online travel agent (OTA) yang

memungkinkan pelanggan kami memesan hotel OYO dengan lebih mudah.

Kemudian, faktor pendukung lainnya adalah partisipasi aktif dari ratusan

pemilik aset, pelanggan setia OYO, dan lebih dari 900 OYOpreneurs (istilah

untuk karyawan/mitra OYO) di seluruh Indonesia.

2.2 Model Bisnis OYO

OYO tidak berkompetisi dengan OTA, melainkan menjadikan OTA

sebagai mitra distribusi kamar. Contohnya di Booking.com, okupansi salah

satu properti OYO naik dari 28% jadi 92% setiap harinya dan mendapat rating

bintang empat. Yang menjadi kompetitor adalah jaringan hotel budget yang

sudah memiliki reputasi besar, seperti Accor, Pop Hotels, Tauzia Hotel,

Harris, dan masih banyak lagi.

Dalam model bisnisnya, pemilik properti yang bermitra dengan OYO akan

beroperasi mengadopsi model manchise (manajemen dan franchise). Kontrol


dan manajemen hotel akan dipegang penuh OYO. Model ini juga diterapkan

di India dan Tiongkok. Semua properti akan dioperasikan dalam perjanjian

sewa atau mengizinkan pemilik properti menjalankan properti mereka dalam

kesepakatan franchise. OYO biasanya mengutip 20% dari total pendapatan

hotel untuk skema perjanjian sewa.

OYO melihat segala jenis properti yang ada lalu diukur dari segi luas

kamar tidur, kamar mandi, luas lobi, dan sebagainya. Yang terpenting adalah

lokasinya harus strategis. Berapa besar renovasi yang dibutuhkan agar dapat

beroperasi sesuai kriteria manajemen OYO lalu mengatur kesepakatan harga

kamar. Setelah semuanya terukur, pemilik properti akan merenovasi dengan

biaya sendiri. OYO akan bekerja sama dengan institusi keuangan lokal untuk

membantu pemilik properti meringankan ongkos tersebut dengan cicilan yang

terjangkau.

2.3 Struktur Organisasi OYO

2.4 Jenis-Jenis Properti OYO

 Oyo Flagship

Properti OYO yang nyaman dengan harga terjangkau yang dkelolai

oleh OYO itu sendiri. OYO Flagship sendiri berada dalam kategori

budget seperti OYO Smart Room dengan tetap menawarkan brand

promise OYO.
 Oyo Townhouse

Oyo Townhouse berbasis dengan apa yang dibutuhkan oleh para

milenial traveller. Setiap elemen dari hotel sendiri dari mulai menu

sarapan sampai kepada proses pemesanan kamar untuk membuat para

tamu menjadi lebih nyaman,efisien,dan murah.

 Capital O

Sebuah properti yang nyaman berbasis hotel berbintang 3 keatas

yang dikelola kembali oleh OYO. Hotel ini pada dasarnya dimiliki dan

dikelola oleh Oraval Stay Private Limitide, yaitu subrand dari Oyo itu

sendiri. Hotel yang termasuk Capital O ini dasarnya adalah hotel yang

disewa oleh pihak OYO dan OYO akan mengembangkan infastruktur

sesuai dengan standard yang ada pada OYO.

 Oyo Smart

Sebuah properti yang pada dasarnya adalah akomodasi murah yang

di perbaharui dengan standard hotel. Sebagai contoh rumah kost yang

menerima sewa tahunan atau bulanan.Dengan hadirnya OYO,

akomodasi ini berubah jadi selayaknya hotel dengan fasilitas yag

terstandarisasi

2.5 Jenis Sistem OYO dalam Mendukung Kegiatan Operasional


Demi memudahkan kegiatan operasional baik yang berhubungan dengan

properti maupun dengan perusahaan, maka dari itu perushaan OYO membuat

berbagai sistem demi memudahkan setiap aspek. Berikut merupakan jenis

jenis aplikasi yang digunakan oleh OYO :

 Krypton

Merupakan aplikasi yang disediakan oleh perusahaan OYO

untuk mengaudit sebuah kamar dalam satu properti yang

bertujuan untuk meyakinkan kamar didalam satu properti sesuai

dengan standard, proses audit ini dilakukan oleh ASM maupun

ABM dengan datang ke properti tertentu dan melakukan

pengambilan gambar.

 OYO OS

Merupakan sistem yang dibuat oleh perusahaan OYO yang

dipakai oleh karyawan hotel guna menjalankan operasional

hotel. Dalam hal ini didukung oleh peranan dari ASM yang

memberikan pelatihan terhadap karyawan hotel yang baru saja

bekerjasama dengan OYO.

 CO OYO

Merupakan sistem yang dibuat oleh perusahaan OYO untuk

pemilik hotel dalam melihat segala bentuk dan jenis operasioanl

di propertinya seperti pendapatan kamar.


 OYO Apps

Merupakan sistem yang dibuat oleh perusahaan OYO dalam

menjual properti hotel kepada tamu.

2.6 Sumber Daya Manusia

Di setiap organisasi atau perusahaan tentunya harus memiliki sumber daya

manusia. Menurut Nawawi dalam Gaol (2014:44), Sumber Daya Manusia

adalah orang yang bekerja dan berfungsi sebagai aset organisasi/perusahaan

yang dapat dihitung jumlahnya (kuantitatif), dan SDM merupakan potensi

yang menjadi penggerak organisasi.

Menurut Sutrisno (2014:3), sumber daya manusia merupakan satu-satunya

sumber daya yang memiliki akan perasaan, keinginan, keterampilan,

pengetahuan, dorongan, daya, dan karya (rasio, rasa, dan karsa). Semua

potensi SDM tersebut berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam mencapai

tujuan. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa sumber daya manusia adalah

aset terpenting di sebuah organisasi yang membantu jalannya operasional

untuk mencapai suatu tujuan.

 Pengembangan Sumber Daya Manusia

Proses pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu hal

yang dilakukan sebuah perusahaan atau organisasi untuk

meningkatkan dan mengembangkan skills, knowledges and ability


sebuah individu sesuai dengan kebutuhan saat ini maupun di masa

yang akan datang.

Menurut Singodimedjo (2000) pengembangan sumber daya

manusia adalah proses persiapan individu-individu dalam memikul

tanggung jawab yang berbeda atau lebih tinggi di dalam organisasi.

Pengembangan ini mengarah pada peningkatan kemampuan

intelektual dan kualitas sumber daya manusia, melalui upaya seperti

pemberian program-program pelatihan dan pendidikan pada karyawan

di suatu organisasi atau perusahaan.

Pengembangan sumber daya manusia sangatlah penting, melihat

pesatnya kemajuan teknologi yang berlangsung pada era ini dan

semakin ketatnya persaingan antar perusahaan, menuntut para

karyawan untuk dapat menyeimbangi perubahan tersebut. Selain

menambah ilmu, skill, knowledge dan ability yang dikembangkan

maka tujuan sebuah organisasi akan tercapai pada hasil yang

diinginkan.

o Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2014), terdapat 11 hakikat tujuan

pengembangan karyawan, yaitu:

a. Produktivitas Kerja

Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan

akan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi


semakin baik, karena teachinal skill, human skill, dan

managerial skill karyawan yang semakin baik.

b. Efisiensi

Pengembangan karyawan bertujuan untuk

meningkatkan efesiensi tenaga, waktu, bahan baku, dan

mengurangi ausnya mesin-mesin.

c. Kerusakan

Pengembangan karyawan bertujuan untuk mengurangi

kerusakan barang, produksi, dan mesin-mesin karena

karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan

pekerjaanya.

d. Kecelakaan

Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat

kecelakaan karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan

yang dikeluarkan perusahaan berkurang.

e. Pelayanan

Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan

pelayanan yang lebih baik dari karyawan kepada nasabah

perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik

merupakan daya penarik yang sangat penting bagi

rekanan-rekanan perusahaan bersangkutan.

f. Moral
Dengan pengembagan, moral karyawan akan lebih

baik karena keahlian dan keterampilannya sesuai dengan

pekerjaannya sehingga mereka antusias untuk

menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

g. Karier

Dengan pengembangan, kesempatan untuk

meningkatkan karier karyawan semakin besar, karena

keahlian, keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih baik.

h. Konseptual

Dengan pengembangan, manajer semakin cakap dan

cepat dalam mengambil keputusan yang lebih baik,

karena technical skill, human skill, dan managerial

skillnya lebih baik.

i. Kepemimpinan

Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang

manajer akan lebih baik.

j. Balas Jasa

Dengan pengembangan, balas jasa (gaji, upah insetif

dan benefits) karyawan akan meningkat karena prestasi

kerja mereka semakin besar.

k. Konsumen
Pengembangan karyawan akan memberikan manfaat

yang lebih baik bagi masyarakat konsumen karena

mereka akan memperoleh barang atau pelayanan yang

bermutu.

o Manfaat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Manfaat pengembangan sumber daya manusia:

1. Peningkatan produktivitas kerja organisasi

2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan

dengan bawahan : adanya pendelegasian wewenang ,

interaksi yang didasarkan pada sikap dewasa baik

secara teknikal maupun intelektual, saling menghargai

dan adanya kesempatan bagi bawahan untuk berpikir

dan bertindak secara inovatif.

3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih

cepat dan tepat : dimana dalam hal ini melibatkann para

pegawai yang bertanggungjawab menyelenggarakan

kegiatan-kegiatan operasional dan tidak hanya sekedar

diperintahkan oleh para manajer

4. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja


5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui

penerapan gaya manajerial yang partisipatif.

6. Mempelancar jalannya komunikasi yang efektif :

dimana dalam hal ini dapat memperlancar proses

perumusan kebijaksanaan organisasi dan

operasionalisasinya.

7. Penyelesaian konflik secara fungsional : dalam hal ini

memiliki dampak tumbuh suburnya rasa persatuan dan

suasana kekeluargaan di kalangan para anggota

organisasinya.

 Pelatihan Sumber Daya Manusia

Menurut Widodo (2015:82), pelatihan merupakan serangkaian

aktivitas individu dalam meningkatkan keahlian dan pengetahuan

secara sistematis sehingga mampu memiliki kinerja yang profesional

di bidangnya. Pelatihan adalah proses pembelajaran yang

memungkinkan pegawai melaksanakan pekerjaan yang sekarang

sesuai dengan standar.

Menurut Rachmawati (2008:110), pelatihan merupakan wadah

lingkungan bagi karyawan, di mana mereka memperoleh atau


mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan perilaku

spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan.

Pelatihan didefinisikan sebagai suatu usaha yang terencana dengan

memberikan fasilitas pembelajaran pekerjaan yang terkait dengan

pengetahuan, keterampilan dan perilaku para pekerja/karyawan.

Sedangkan pengembangan berkenaan dengan cara mendapatkan

keterampilan dan pola perilaku yang dapat memperbaiki serta

meningkatkan kemampuannya agar dapat mengatasi tantangan dari

pekerjaan yang dihadapi saat ini atau pekerjaan dimasa yang akan

datang.

o Tujuan Pelatihan Sumber Daya Manusia

Menurut Widodo (2015:84), mengemukakan bahwa tujuan

pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk

meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas,

mendukung perencanaan SDM, meningkatkan moral anggota,

memberikan kompensasi yang tidak langsung, meningkatkan

kesehatan dan keselamatan kerja, mencegah kedaluarsa

kemampuan dan pengetahuan personel, meningkatkan

perkembangan kemampuan dan keahlian personel. Pelatihan

bertujuan untuk meningkatkan penguasaan teori dan


keterampilan memutusakan terhadap persoalan-persoalan yang

menyangkut kegiatan mencapai tujuan.

o Manfaat Pelatihan Sumber Daya Manusia

Proses pembelian dan penjualan produk, jasa, dan informasi

yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan

internet dan web merupakan definisi dari electronic commerce

atau disebut juga dengan e-commerce (Prasetio, 2013).

Menurut Laudon (2009) teknologi e-commerce dianggap

menarik karena teknologi ini mempunyai fitur yang unik.

Diantaranya adalah karena tersedia di mana saja dan dapat

diakses kapan saja


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokus

Dalam membuat makalah ini, kami telah melaksanakan field research atau

penelitian lapangan selama 1 bulan lamanya, yang dilakukan di beberapa

tempat untuk lebih mengetahui cara kerja dan proses live-proprety OYO.

Berikut adalah daftar lokus field research yang telah kami kunjungi:

1. Graha Pos Indonesia, Jl. Banda no. 30 lt 2 blok 2a (PT. Heksa

Unsurance), Bandung

2. OYO 691 Kawaluyaan Residence, Jl. Kawaluyaan No. 39, Jatisari,

Kec. Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat

3. OYO 1699 Verona Residence, 9, Jl. Bukit Indah Jl. Ciumbuleuit No.

9, Hegarmanah, Kec. Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat

4. OYO 1577 Onic Residence, 119, Jl. Cibogo Atas No. 119, Sukawarna,

Kec. Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat

5. OYO 608 Isola Heritage, Jl. Dr. Setiabudi No. 229, Isola, Kec.

Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat

6. OYO 1608 Feby Maisonatte, 4, Jl. Babakan Jeruk 1 No. 4, Sukagalih,

Kec. Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat


7. OYO 1541 Puri Cikole Asri, 10, Jl. Raya Tangkuban Parahu No. 10d,

Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

3.2 Data

3.2.1 ASM Key Performance Index

No Key Matrics Weightage

1 UH% 15%

2 DEL% 15%

3 NET SRN% 20%

4 OYO OS Adoption 10%

5 AVG Black Room Aging 10%

6 SRN% as Krypton Black 10%

7 Recon 10%

8 Shifting / CID (Overbook) 10%

 UH

Unhappy; presentasi jumlah review tamu yang tidak puas dengan

keseluruhan pelayanan hotel.

 DEL

Delight; presentasi jumlah review tamu yang puas dengan

keseluruhan pelayanan hotel.


 Net SRN (Salable Room Net)

Presentasi jumlah kamar yang bisadijual.

 OYO OS Adoption

Presentasi kesalahan teknis yang dilakukan oleh karyawan.

 AVG Black Room Aging

Presentasi jumlah kamar yang tidak bisa dijual (Out of Order)

 SRN% (Salable Room Net) as Krypton Black

Presentasi jumlah minimal kamar yang bisadijual dan tidak rusak.

 Recon

Presentasi untung rugi suatu properti

 Shifting

Presentase jumlah tamu yang ditransfer ke properti OYO terdekat

karena overbooking

3.2.2 Data jumlah property OYO di Indonesia

3.2.3 Program Training yang dilakukan oleh OYO

3.2.4 Kriteria ASM untuk menunjang standar SDM

3.2.5 Jadwal Training

3.2.6 Jenis training

3.2.7 Jenis Keluhan yang di terima oleh staff


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Live Property OYO

Dalam mengembangkan properti atau sering disebut proses live property,

OYO memiliki kebijakan melewati beberapa tahapan berikut:

1. Tahap Pencarian

Tahap pencarian sebuah properti untuk memperluas jaringan brand

OYO Indonesia, secara teknis pada tahap ini melibatkan beberapa

divisi OYO diantaranya divisi Business Development yang mencari

maupun membantu sebuah properti untuk berkerjasama dengan

perusahaan OYO dengan dijelaskannya beberapa kebijakan sebagai

berikut :

o Minimun guaranteed

Merupakan sebuah kebijakan Sharing Profit dengan

menentukan berapa banyak nominal pencapaian maupun target

yang harus dicapai oleh sebuah properti.

o Non Minimum guaranteed

Merupakan sebuah kebijakan Sharing Profit dengan membagi

keuntungan 75% untuk owner dan 25% untuk OYO.


Business Development juga menjadikan ujung tombak luasnya

jaringan OYO karena mereka merupan divisi yang memili tugas untuk

mencari properti yang belum live (bekerjasama) untuk ikut menjadi

bagian perusahaan OYO dengan standard yang sudah ditentukan

diantaranya :

Properti yang ingin bekerjasama dengan OYO setidaknya memiliki

- 10 Kamar

- memiliki kamar mandi didalam

- Air Conditioner (AC)

- 42 Channel TV

- Kasur, WiFi dan CCTV

- memiliki sekurang kurangnya 5 staff untuk melakukan

operasional.

- Jet Shower

- Nomor kamar

- Fire Extinguisher

2. Tahap Standarisasi

Tahap standarisasi properti setelah selesainya proses dealing yang

dilakukan oleh Business Developmenet. Divisi yang telibat pada tahap

ini adalah Divisi Transformation Lead yang bertugas dalam menjaga


standard fasilitas dan tata graha properti dan dilakukannya Post

Transformation Audit (PTA)

3. Tahap Soft Live

Tahap soft live merupakan tahap mulainya operasional properti

dengan rentang waktu dibawah 2 bulan dengan melibatkan Area

Service Manager (ASM) yang diindikatorkan dengan terdaftarnya

nama properti di aplikasi OYO Apps. Pada tahap ini, sepenuhnya

tugas operasional dipegang oleh ASM yang hadir dalam membantu

properti baru dalam memberikan edukasi kepada Sumber Daya

Manusia berupa trining-training yang diselenggarakan, serta

memberikan informasi mengenai bagaimana operasional Hotel yang

diantaranya :

- Memberikan informasi tentang pengenalan OYO OS kepada

karyawan hotel yang terdiri dari : bagaimana melakukan proses

check in, check out, dan billing.

- Memberikan edukasi mengenai proses membersihkan kamar

sesuai prosedur.

- Memberikan Infomasi dan edukasi mengenai cara menangani

komplain tamu.
Yang menarik dari tahap ini, ASM ibarat seorang General Manager

di hotel konvensional. Dalam pengelolaan properti, ASM memiliki

dua tugas utama yaitu dia akan membantu owner dalam mengelola

properti serta mengembangkan properti tersebut dilihat dari

pendapatan hotel tersebut sesuai dengan kesepakatan serta mengelola

Sumber Daya Manusia sehingga sesuai dengan standar ketetapan baik

itu standar kebersihan, kenyamanan maupun keamanan. Pada tahap ini

juga media penjualan hotel hanya bisa dilakukan hanya lewat aplikasi

OYO apps dan belum bisa diperluas ke Online Travel Agent (OTA).

4. Tahap Hard Live

Pada Tahap ini, owner maupun karyawan hotel sudah mampu

mengelola dan tahu bagaimana melakukan operasional namun segala

kegiatan dan operasional hotel masih tetap dipantau oleh OYO oleh

Area Business Manager (ABM) yang bertanggung jawab dalam

mengelola hotel tersebut. Tahap Hard live semua operasional sudah

stabil sehingga penjualan kamar akan dibantu oleh OYO lewat OYO

apps dan sudah bisa dijual lewat Online Travel Agent (OTA).

4.2 Pengertian ASM


Sumber daya manusia sangat penting di setiap substansi, perusahaan,

maupun organisasi. Dalam hal ini OYO sebagai salah satu perusahaan startup

yang bergerak dibidang industri perhotelan memiliki peran penting dalam

mengembangkan sumber daya manusia dengan indikator menciptakannya

sebuah lapangan pekerjaan dan mempermudah seseorang untuk membuat

sebuah bisnis.

Divisi yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan sumber

daya manusia diperusahaan OYO adalah Area Service Manager (ASM), selain

berperan sebagai membimbing calon staff, Area Service Manager juga

memiliki peran untuk revenue, selama 2 bulan awal live property. Dalam

melatih atau membina calon staff, Area Service Manager memberikan

pelatihan seputar dunia perhotelan seperti bagaimana cara menghadapi tamu

yang akan check-in, check-out, membuat reservasi, menghadapi keluhan

tamu, dan mengedukasi cara untuk mengoperasikan sistem OYO OS.


4.3 Analisis SWOT OYO

STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)


 Membuka lapangan  Banyak staff yang
kerja untuk banyak tidak memiliki
orang. background
 Menghilangkan perhotelan.
OYO streotype bahwa hotel  Banyak staff yang
atau kosan dibawah kurang mengerti
bintang 3 tidak akan pengoperasian sistem
mendapat revenue serta berbasis IT.
occupancy tinggi.

OPPORTUNITY (O) SO: WO:


 Banyaknya treveler  OYO dapat menjadi  Pemberian pelatihan
yang lebih memilih perusahaan yang ter-standar pada seluruh
budget hotel untuk profitable, dilihat dari calon karyawan
tempat istirahat yang demand dan trend wisata mengenai dasar bidang
murah, nyaman dengan pada saat ini. hospitality dan sistem
jangka waktu yang  OYO dapat dengan operasional yang OYO
pendek mudah mengekspansi gunakan.
propertinya.
THREATS (T) TS: WT:
 Banyaknya pesaing di  OYO dapat membuka  Melakukan pelatihan
bidang e-commerce industri alternatif di serta evaluasi terus
VHO bidang pariwisata dan menerus terkait kondisi
 Hotel chain industri kreatif. pasar untuk
international mulai  Masyarakat dapat menyesuaikan trend
fokus mengembangkan memiliki range harga saat ini.
budget hotel. yang luas dan terjangkau.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data yang diperoleh dan pembahasan hasil penelitian

lapangan yang dilakukan di beberapa lokasi properti OYO juga berdasarkan

data informasi yang kami dapatkan, dapat kami simpulkan bahwa:

1 OYO adalah sebuah perusahaan startup di bidang accomodation

network orchestrator (ANO) yang menghubungkan pelanggan dengan

kamar-kamar hotel bujet, baik bintang 1, 2, dan 3 maupun nonbintang

di seluruh Indonesia

2 ASM merupakan divisi yang bertugas mengelola operasional hotel

yang berkaitan dengan pengembangan karyawan hotel lewat

pemberian pelatihan secara berkelanjutan.

3 Dalam model bisnisnya, pemilik properti yang bermitra dengan OYO

akan beroperasi mengadopsi model manchise (manajemen dan

franchise). Kontrol dan manajemen hotel akan dipegang penuh OYO.

Semua properti akan dioperasikan dalam perjanjian sewa atau

mengizinkan pemilik properti menjalankan properti mereka dalam

kesepakatan franchise. OYO biasanya mengutip 20% dari total

pendapatan hotel untuk skema perjanjian sewa.


5.2 Saran

Dari hasil pengamatan kami selama mengunjungi properti-properti OYO,

kami menemukan beberapa hal yang kami anggap dapat ditingkatkan. Adapun

hal-hal tersebut adalah:

1. Tidak meratanya kemampuan karyawan yang dipilih untuk

bekerja di OYO. Hal ini ditunjukan lewat beberapa keluhan

tamu mengenai pelayanan yang diberikan oleh karyawan.

Banyaknya karyawan yang belum memahami dasar-dasar

perhotelan menjadi tantangan paling penting yang harus

dituntaskan oleh Area Service Manager guna memaksimalkan

pelayanan hotel dan keseluruhan performa OYO.

2. Banyaknya karyawan yang kurang paham terhadap prosedur

operasional OYO, contohnya langkah-langakah pada OYO OS

meski telah menerima pelatihan. Sehingga, banyak ASM yang

harus menerima telepon darurat saat karyawan bingung

menjalani langkah-langkah operasional, contohnya saat

prosedur check-in.

3. Adanya beberapa keluhan terkait kelayakan fasilitas yang

didukung kurangnya akurasi pelaporan kondisi fasilitas di

properti. Komplain ini tidak banyak namun sangat berdampak

pada kepuasan tamu, sehingga hal ini kami rasa perlu dikurangi.
Dari tantangan tersebut, kami berusaha mencari jalan keluar dengan

kemampuan dan pengetahuan yang sangat terbatas. Pilihan solusi yang kami

harapkan dapat diaplikasikan oleh OYO di masa yang akan datang adalah

sebagai berikut:

1. Pada proses live property atau persiapan properti baru, OYO

melakukan standardisasi pada fasilitas dan kelayakan bangunan.

Kami merasa bahwa OYO dapat melakukan standardisasi, tidak

hanya pada kelayakan fasilitas, tapi juga pada kemampuan

sumber daya manusianya. Hal ini dilakukan lewat pelatihan

dan seleksi berstandar. Singkatnya, karyawan yang dipilih

adalah mereka yang telah dilatih dan kompeten terhadap

pelatihan yang diberikan.

2. Meski pelatihan telah dilakukan terus menerus, sangat wajar

bila dalam beberapa kesempatan, karyawan lupa dan bingung

akan langkah-langkah yang harus dikerjakan terlebih banyak

karyawan yang tidak memiliki background hospitaliti. Maka,

alih-alih harus menghubungi ASM secara terus-menerus, kami

menyarankan agar ditambahkannya mode bantuan atau Assistive

Mode yang terintegrasi dalam sistem OYO OS.

Assistive Mode ini memiliki fitur OYO Bantu Aku (OBA)

dan OYO Latih Aku (OLA)


OBA atau OYO Bantu Aku merupakan mode ramah

informasi saat karyawan bingung akan prosedur dan tengah

menghadapi tamu. Karyawan tinggal mengikuti sistem yang

menampilkan langkah-langkah tutorial pada prosedur-

prosedur dasar, contohnya Check-in, Check-out dan Billing.

OLA atau OYO Latih Aku merupakan kumpulan Class

Training yang didigitalisasikan dan dikemas secara

interaktif sehingga karyawan dapat mengakses ilmu

pelatihan yang pernah dibahas.

3. Untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi pelaporan fasilitas,

kami merasa perlu ditambahkannya jumlah ASM.

Peningkatan jumlah ASM akan membantu mempermudah

proses pemeriksaan kelayakan fasilitas. Penambahan jumlah

ASM juga berkaitan dengan penambahan jumlah kantor atau

working space yang layak. Hal ini tenutnya seiring dengan

semakin berkembangnya kredibilitas OYO di tanah air. Hasil

yang kami harapkan dari penambahan ASM dan kantor adalah

manajemen OYO dapat melakukan anonymus audit. Sehingga

standar fasilitas dan kelayakan pelayanan dapat terus dipantau

dan terjamin.

Anda mungkin juga menyukai