Anda di halaman 1dari 10

Putih Abu-abu

Penokohan:

Olin = Suka marah, bersikap acuh tak acuh dan selalu merasa lebih baik dari orang lain.
Resa = Merasa paling wah, cerewet, egois, dan selalu merasa pendapatnya paling
benar.
Vivi = Kalem, pintar, ramah, dan pemaaf
Lolita = Kalem, pendiam, dan selalu menjadi penengah antara Vivi dan Wahyu
Wahyu = Baik, pintar , pendiam
Chandra = Egois, dan bersikap acuh tak acuh.

Latar : Di sekolah (Di kelas, di depan kelas, dan di tempat lain yang masih di lingkungan
sekolah)
Alur = Maju.

Prolog 1
Seragam putih abu-abu sebuah langkah di mana semua konflik kehidupan menjadi serba
ada. Persahabatan, percintaan semua melebur menjadi satu.
Dunia dimana masa-masa indah terasa tak terlalu kentara bagiku ya, aku adalah seorang
siswi tahun pertama yang tak terlalu mencolok. Berpakaian rapi, hanya terlihat seperti anak
culun diantara para teman-teman hits yang bak mawar merah.
Ya, inilah awal kisahku di sma!

Olin : Eh, eh pada tahu nggak rangking terakhir di kelas kita?


1

Resa : Siapa? Siapa?


Olin : Itu loh yang sok cantik (Sambil melirik ke Vivi)
Chandra : Serius?
Resa : Kamu tahu darimana?
Olin : kemaren nggak sengaja nemuin rekap nilai kelas di TU.
Chandra : Ah masa, dia dulukan pintar !
Bertiga : Hahaha
(Di sudut kelas yang lain, Vivi sedang duduk termenung.)
Lolita : Kamu kenapa sih? Pagi-pagi udah murung gitu?
Vivi : Nggak apa-apa kok.
Wahyu : Apa karena mereka? (Lirik Wahyu kearah Olin dan temannya)
Vivi : (Cuma diam dan menunduk)
Lolita : Ayo cerita, tenang aja kok. Kita bakal selalu ada untuk kamu, Vi. Benarkan, Yu?
(Lalu Vivi menceritakan keluh kesahnya. Semua alasan kenapa prestasinya menurun
adalah permasalahan yang terjadi di keluarganya)
Vivi : Makasih ya teman-teman. Aku sangat beruntung punya sahabat seperti kalian.
(Setelah itu Lolita meninggalkan mereka berdua. Dilanjutkan adegan Wahyu dan Vivi belajar
bersama)
Vivi : Ah, pusing ! masa dari tadi salah terus.
Wahyu : Nggak apa kok. Kita ulangi lagi aja, ya? Kamu pasti bisa!
Vivi : (Tersenyum) Makasih ya, Yu. Kamu udah banyak bantu aku selama ini. Nggak tahu deh
kalau nggak ada kamu.
Wahyu : Ah, nggak apa kok. (Wahyu membalas senyum Vivi)
Jam istirahat berdentang! Seperti biasa semua sibuk dengan kegiatan mereka masingmasing. Tak terkecuali Vivi dan Lolita yang sedang asyik bermain Truth or Dare.

Olin : TOD?
2

Chandra : Jujur ?
(Olin melirik ke arah Vivi sambil tersenyum sinis)
Vivi : Siapa cowok yang kamu taksir ? (Tanya Vivi ke Lolita )
Resa : Hei, sedang apa kalian berdua?
Olin : itu, liat permainan anak udik (Suara Olin sengaja diperbesar agar Vivi mendengarnya)
Resa : Permainan anak cupu itu? (Tertawa sambil menunjuk ke arah Vivi dan Lolita)
Chandra : Ah, sudahlah daripada kita ngurusin urusan mereka yang nggak penting! Mending kita
ke kantin.
(Chandra, Vivi , dan Olin langsung menuju ke kantin. Tak lama, Wahyu melihat Vivi dan berniat
untuk menghampirinya. Namun, saat ia melihat ada Lolita di sebelahnya. Wahyu langsung
mengurungkan niatnya. Wahyu meminta tolong kepada Toni, teman sekelasnya. Untuk
menyampaikan pesan bahwa Wahyu menunggunya sepulang sekolah nanti)
( Sepulang sekolah Wahyu dan vivi bertemu. Dari kejauhan tampak Olin dan temannya sedang
memperhatikan mereka.)
Vivi : Mau ngomong apa sih, Yu?
Wahyu : Maaf ya, Vi. Aku harus ngomong gini sama kamu. Aku sudah lama suka sama kamu,
kamu mau jadi pacar aku?
Vivi : Hah? Sebelumnya, aku minta maaf Yu. Kamu itu orangnya baik, pintar, tenar lagi. Kamu
tuh
Idola semua cewek di sekolah ini. Tapi, aku nggak bisa nerima kamu, Yu. Maaf.
Wahyu : Kenapa?
Vivi : Karena, kamu pasti bakal nemuin cewek yang lebih baik daripada aku, Yu.
(Adegan Olin dan temannya saat melihat Wahyu dan Vivi sedang berdua)
Olin : Liat tuh, mereka berdua ngapain?
Resa : Jangan-jangan..
Chandra : Jangan-Jangan apa?
Olin : Diam! Kalian berisik (agak terlihat kesal)
(Bercakap-cakaplah mereka bertiga. Tak lama, Olin meninggalkan mereka hampir bersamaan
Vivi meninggalkan Wahyu)
3

Resa dan Chandra : Olin (Teriak mereka bersamaan memanggil Olin)


(Secara tak sengaja Vivi bertemu dengan Olin. Vivi menyapanya namun sapaannya tak dibalas
oleh Olin. Sambil berjalan perlahan, Vivi teringat bahwa Olin menyukai Wahyu.
Vivi : Mungkin, karena melihat kami berdua tadi .Olin pasti bertambah benci denganku
(Vivi mengejar Olin yang berjalan di depannya)
Vivi : Olin, tunggu!
Olin : (Berhenti)
Vivi : Kamu jangan salah paham Lin. Aku nggak ada hubungan apa-apa sama Wahyu. Emang dia
tadi Nembak aku. Tapi, aku nolak dia karena aku nggak suka sama dia.
Olin : Memang itu urusan aku! ( Nyolot) Aku nggak suka sama dia.
(Olin meninggalkan Vivi)
(Tanpa disadari, Resa dan Chandra sudah ada di belakang Vivi dan langsung menghadang Vivi
agar tidak mengejar Olin)
Resa : Oh, ini toh anak yang nggak tahu diri? Yang udah jahat sama sahabat kita.
Chandra : Anak ini? Pantesan nggak punya teman. Sok sih!
Resa : Cuma pintar dikit aja sombong! Huss huss sana sana. Dasar Broken Home.
Vivi : Kalian boleh nggak suka sama aku. Kalian juga boleh benci sama aku. Tapi, tolong jangan
hina keluargaku!
(Vivi mendorong Resa sampai terjatuh)
Chandra : Wah, kamu berani ya!
(Chandra juga mendorong-dorong Vivi. Resa yang telah bangun dari terjatuh langsung
mendorong-dorong Vivi juga sampai terjatuh)
(Vivi bangkit dan langsung segera lari. Ternyata tanpa dia sadari, Wahyu dan Lolita udah
mengejar Vivi.)
Wahyu & Lolita : Hei Vi (Serempak memanggil)
Vivi : (Menggeleng dan Memalingkan muka)
Lolita : Siapa yang ngelakuin ini ke kamu?

Vivi : Kalian nggak ngerti. Udah jauhin aku.


Wahyu : Kami Cuma ingin tahu kamu kenapa.
Vivi : Sudah tinggalin aku sendiri!
(Wahyu terus menyerang Vivi dengan berbagai pertanyaan)
Vivi : Kamu nggak sadar dengan yang udah kamu lakuin? Udah, kamu cuma buat aku hancur!
( Besoknya, Wahyu dan Vivi mulai saling menghindar. Lolita mencoba mendekati Vivi agar dia
mau baikan dengan Wahyu. Lolita sudah tak tahan dengan sikap anak kecil dari kedua
sahabatnya ini)
(Vivi dan Lolita sedang duduk di kelas. Kebetulan, guru yang mengajar tidak datang mengajar
hari ini)
Lolita : Ayolah kalian jangan kaya anak kecil gini.
Vivi : Anak kecil gimana? Wahyu memang salah kok.
Lolita : Wahyu udah cerita semua sama aku. Dia ngelakuin itu nggak bermaksud buat kamu
tambah di benci sama Olin. Wahyu juga nggak pernah tahu kalau Olin menyukainya.
Vivi : Ah, terserah! Kamu bela aja dia terus.
(Vivi meninggalkan Lolita begitu saja)
(Lolita langsung menuju Wahyu yang sedang duduk di luar kelas sambil bermain game)
Lolita : Kamu harus cepat bikin keputusan, Yu.
Wahyu : Keputusan? Aku cuma suka sama Vivi.
Lolita : Please, Yu. Ini demi kebaikan Vivi. Kamu harus tahu alasan teman-teman Olin
menyerang Olin kemaren. Olin suka sama kamu, Yu!
Wahyu : (Terdiam Sejenak) Baiklah aku tahu harus ngelakui apa sekarang.
Lolita : Kamu mau apa lagi sekarang?
Wahyu : Aku mau bicara sama mereka berdua.
(Wahyu langsung meninggalkan Lolita yang sebenarnya ingin melarang Wahyu. Ia mencari-cari
di mana Olin dan Vivi. Sayangnya, ia hanya menemui Olin.)
Wahyu : Olin?

Olin : Iya ada apa, Yu? (Bersikap manis)


(Resa dan Chandra sedang bercakap-cakap ternyata melihat Olin dan Vivi)
Resa : Akhir-akhir ini sikap Olin aneh ya.
Chandra : Iya nih. Dia berubah semenjak liat Wahyu sama Vivi.
Resa : Eh liat tuh Olin lagi sama Wahyu (Menunjuk kearah Olin dan Wahyu)
Chandra : Kita kesana, yuk?
(Chandra mengajak Resa menghampiri mereka berdua)
Chandra : Hei Olin
Resa : Kamu kenapa sama anak cupu ini?
Chandra : Iya nih, sikap kamu juga sok manis sama anak cupu ini.
Olin : Kalian nggak perlu tahu!
Resa : Kamu aneh..
Chandra : Sudah biarin aja dia sama anak cupu ini !
(Resa dan Chandra langsung meninggalkan Olin. Mereka bingung kenapa sikap Olin berubah
seperti itu ke mereka.)
Wahyu : Aku mau bicara sama kamu.
Olin : Eh tunggu dulu. Sebelum kamu bicara, aku mau bilang sesuatu dulu. Aku sudah lama
nyimpan hal ini. Mungkin sekarang aku mau jujur.
Wahyu : Jujur? Tentang apa Lin?
Olin : Sebenarnya, aku suka sama kamu Yu.
Wahyu : (tersenyum) Kalau itu, aku udah tahu kok Lin. Tadi Lolita cerita ke aku, kok.
Olin : Kamu nggak Peka ya sama perasaan aku ini?
Wahyu : Bukan gitu. Tapi, maaf Lin kamu itu terlalu sempurna buat aku. Aku Cuma nganggap
kamu tuh sebatas teman. Aku minta ke kamu, jangan kasar lagi sama Vivi, Lin.
Olin : (Menahan air mata) kamu tega, Yu. Seharusnya kamu lebih menghargai orang yang
menyayangi kamu.

Wahyu : Maaf kalau aku buat kamu sakit hati. Tapi, tolong kamu jangan bertengkar lagi sama
Vivi..
(Olin berlari meninggalkan Wahyu, sambil menahan tangis. Olin duduk termenung. Tanpa
disadari, Resa Dan Chandra duduk termenung sambil membawa makanan)
Resa : kamu kenapa?
Chandra : Iya nih, kok murung gitu.
Resa : Betul tuh, biasanya kamu paling heboh.
Olin : Kalian bisa diam nggak sih ! ( Marah)
Chandra : Lah, kok marah?
Resa : Cerita aja Lin ke kita. Siapa tahu kita bisa bantu.
Olin : Sebenarnya ini tentang perasaan aku ke Wahyu. Mungkin kalian udah tahu hal ini, aku
terpaksa jujur tadi sama Wahyu. Tapi dia tidak menyukaiku (Menangis)
Resa : Ya ampun Lin. Kaya nggak ada cowok lain kamu kan cantik, cowok mana sih yang nggak
suka sama kamu
Olin : Tapi, ini masalah perasaan Sa..
Resa : Udah gak penting Lin. Gak penting. Benarkan Chan?
Chandra : Iya Lin yang dikatakan Resa tuh benar kok. Tapi sa?
Resa : Tapi apa?
Chandra : Sebenarnya aku juga ngerasakan hal yang sama kaya Olin.
Resa : Maksudnya apa? Kamu suka juga sama anak-anak cupu itu?
Chandra : Bukan gitu Sa. Sebenarnya aku tuh kagum sama mereka terutama sama Vivi.
Resa : Kamu suka sama Vivi?
Olin : Aku pikir Sa, kamu nggak bisa paham maksud Chandra.
Resa : Emang apa sih?
Chandra : Aku kagum sama dia. Cuma sebatas itu, aku pikir kita udah terlalu kasar sama mereka.
Sebenarnya, kita memang salah. Betulkan Lin?

Olin : Iya, aku setuju sama Chandra. Coba kita nggak kasar sama mereka. Mungkin Wahyu bisa
suka sama aku.
Resa : Haduh, kalian berdua kenapa sih? Kemarin benci, sekarang? Munafik!
Olin : Intinya sekarang kita nggak usah bergeng-geng lagi. Kita berteman sama semuanya
termasuk sama Wahyu dan temannya.
Chandra : Aku setuju sama Olin. Kamu mau kita terus di cap jahat, Sa?
Resa : Kalian Payah (Meninggalkan Olin Dan Chandra)
Chandra : Ree. (Belum selesai memanggil)
Olin : Udah biarin aja, Chan. Mungkin dia butuh waktu buat berpikir.
Chandra : Baiklah Lin (lesu)
(Keesokkan harinya, sikap Chandra dan Olin mulai bersahabat dengan Vivi dan temannya.
Mereka mulai saling bertegur sapa. Hal ini membuat Resa menjadi semakin marah. Resa pun
menemui Lolita)
Resa : Puas? Kamu sama teman kamu yang sok itu udah ngambil sahabat aku!
Lolita : Aku nggak ngerti, Sa. Maksud kamu apa?
Resa : Maksud aku? Liat Olin sama Chandra sudah akrab sama kalian. Kalian cuci pikiran
mereka kan!
Lolita : Aku masih nggak ngerti sama ucapan kamu, Sa. Kamu aja yang nggak berubah.
(Lolita pun langsung meninggalkan Resa)
(Olin langsung menghampiri Resa)
Olin : Kamu ngomong apa sama Lolita?
Resa : Kamu nggak perlu tahu! (Marah)
Olin : Lah, kok nyolot sih?
Resa : Diam!
(Resa langsung meninggalkan Olin. Vivi yang tahu tentang masalah ini langsung mengejar Resa
dengan Wahyu)
Wahyu : Resa!

Resa : Kenapa, hah?


Vivi : Maaf ya, Sa. Aku nggak pernah bermaksud ngambil teman-teman kamu.
Wahyu : Maafkan kami, Sa.
Resa : Ini belum lebaran! Nggak usah minta maaf!
Vivi : Tapi, tapi.
Resa : Udah diam. Kamu nggak selevel sama aku!
(Kali ini Vivi terdiam)
Wahyu : Kamu ini, Sa. Kami udah baik-baik, tapi kamu malah kaya gini?
Resa : Emang aku peduli? (Tertawa sambil meninggalkan mereka)
(Adegan Olin dan Chandra bercakap-cakap tentang Resa)
Olin : Resa nggak bisa berubah, ya?
Chandra : Memang. Dia nggak tahu mana yang benar dan salah.
Olin : Kita harus ngomong sama dia, Chan.
Chandra : Aku nggak yakin kita bisa bujuk Resa, Lin.
Olin : Tapi, kita harus ngomong sama dia Chan. Dia itu sahabat kita!
Chandra : Yaudah, ayo kita cari Resa
(Mereka mencari Resa yang ternyata lagi duduk sendirian. Mereka langsung menghampiri Resa)
Chandra : Sa, kamu masih marah?
Resa : Bukan urusan kamu!
Olin : Ayolah, Sa. Jangan marah lagi, kita ini udah lama sahabatan.
Chandra : Mending kita berubah Sa. Kita nggak usah membatasi diri dengan teman lain lagi
Resa : Aku nggak peduli! Kalian mau sama mereka aku nggak peduli (Teriak Resa sambil
menahan isak)
Olin : Kamu itu sahabat kami, Sa. Nggak seharusnya kita saling diam kaya gini. Maafkan kami.
Resa : Aku juga nggak mau diam kaya gini! Tapi, aku nggak mau main sama mereka

Chandra : Oke, kamu nggak perlu main sama mereka. Tapi, kamu harus minta maaf ya sama
mereka, ya?
Resa : Cuma minta maafkan? Oke
(Tiba-tiba Wahyu dan teman-temannya datang menemui mereka)
Olin : Nah, waktunya pas Sa. Ayo Sa, minta maaf gih.
Resa : Kalian nggak usah Gr ya. Ini karena permintaan Chandra dan Olin. Aku minta maaf
( sambil menjulurkan tangan ke arah Wahyu dan temannya)
Wahyu : Sebenarnya, aku juga minta maaf sama kamu Sa. (Sambil menyambut uluran tangan
Resa)
Vivi : Aku juga ya (Sambil menyambut uluran tangan Resa)
Lolita : Aku juga Sa. Maaf kalau aku agak kasar sama kamu, tadi.
Resa : Yaudah.
Olin : Yaudah sekarang kita saling berteman mulai sekarang ya (Tersenyum)
Chandra : Dan, aku harap kita nggak kaya dulu lagi.

10

Anda mungkin juga menyukai