Penulis
: Wahyu Derapriyangga
Jenis buku
: Fiksi
Penerbit
: Wahyu Qolbu
Cetakan I
: Jakarta, 2014
Tebal
: 209 halaman
Sumber :
http://auliaannisalia.blogspot.com/
menangis tak tertahan, ibunya pun merasakan adanya tetesan air mata ditangannya saat akan
berpamitan. Hanya derai air mata yang membasahi pipi sang ibu saat anaknya berpamitan. Ibunya
hanya berfikir apakah ini kehendak tuhan?. Ibunya menanyakan keberadaan kak Tengah, berharap ia
masih mau mengurusnya. Tetapi Bungsu menolak karena alasan jarak yang jauh. Padahal dimasa
tuanya ia ingin diurus oleh anak-anaknya, belum lagi ia melihat berita di TV bahwa anaknya si Sulung
yang berada di Jakarta ia tertangkap polisi karena narkotika. Padahal Sulung pernah mengirim surat
bahwa ia telah di wisuda dan bekerja di Malaysia, tapi semua itu bohong Sulung telah berhenti kuliah
sejak tahun 1993.
Sekarang Restiana tak punya siapa-siapa lagi ia hanya tinggal di panti jompo dan dirawat oleh
seorang wanita yang bukan anaknya. Ia merawatnya dengan ikhlas, Restiana menyebutnya malaikat.
Restiana masih terus berfikir tentang anak-anaknya yang melupakannya padahal perjuangannya
begitu besar. Hingga akhirnya ia jatuh sakit, dan ajal menjemputnya pada tanggal 10 september 2011
ia meninggal tanpa ada anak-anaknya di sampingnya dan tanpa ada anak-anaknya yang
mengetahuinya. Padahal harapan Restiana ia ingin anak-anaknya berada di sampingnya saat maut
menjemputnya. Sebelum Restiana meninggal ia memberikan secarik surat kepada malaikatnya tentang
persaannya terhadap anak-anaknya.
Novel ini membuat para pembaca dapat mengintrospeksi diri tentang kewajiban seorang anak
memuliakan seorang ibu, dan pembaca bisa lebih tahu teguhnya perasaan seorang ibu ketika anakanaknya tidak berpihak padanya. Novel ini juga di kemas dengan bahasa yang mudah dimengerti
sehingga para pembaca tidak sulit untuk menafsirkannya. Tetapi di dalam novel ini terdapat penulisan
yang salah, sehingga harus diperbaiki kembali agar para pembaca tidak bingung mengartikan bacaan
tersebut.
Novel ini cocok dibaca oleh semua kalangan agar semua tahu bahwa ibu adalah satu-satunya
orang yang tulus menyayangi kita tanpa pamrih, syarat, menerima kita kapanpun, berkorban tanpa
meminta imbalan, dan bahkan kita tidak sadar dan tidak tahu bahwa seorang ibulah yang selalu
mendoakan kita di manapun kita berada. Hanya ibu yang tulus membahagiakan kita, ibu juga yang
selalu membawa surga kita. Ibu adalah malaikat tanpa sayap. Karena seorang ibu selalu menginginkan
anaknya sukses dan ketika ibu tiada hanya doa anaknya yang soleh dan solehahlah yang akan selalu
menyertainya. Jadi janganlah kamu sekali-kali bertindak kurang ajar terhadap ibumu.
Sumber : http://auliaannisalia.blogspot.com/