Anda di halaman 1dari 10

KEGIATAN LITERASI

SABU SAKU (Satu Bulan Satu Buku)


Fiksi : Friendzone Lempar Kode Sembunyi Hati

Oleh :

Nama : Chrysta Sherina Dwi Anggraeni

No : 08

Kelas : IX G

SMPN 1 JETIS PONOROGO

Jl. JendralSudirman 28 AJetis, Telp. (0352)311830


KodePos 63473
Email: smpn1jts@plasa.comWebsite:www.smpn1jtspo.sch.id
Tahun Pelajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhammdulillah, segala puji bagi Allah SAW seru kalian alam. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah pada baginda Rasulullah Saw, keluarga dan para sahabat-sahabatnya
yang teramat mulia.
Penyusunan ulasan yang berjudul "Friendzone Lempar Kode Sembunyi Hati"
dimasukkan untuk memenuhi persyaratan penilaian pada kegiatan pembelajaran bab keempat.
Selain itu juga penulisan ini untuk mempraktekkan pembuatan ulasan seperti materi terdahulu.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada :
1. Drasih Setyowati, M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Jetis
2. Shalah Uddin Haris, M.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang telah
memberikan bimbingan ulasan.
Penulisan ulasan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritiksangat diharapkan demi perbaikan selanjutnya.
Semoga ulasan buku yang berjudul "Friendzone Lempar Kode Sembunyi Hati" bisa
bermanfaat bagi para pembaca
dan bermanfaat untuk referensi penulisan sejenis.

Penulis/Penyusun

(Chrysta Sherina Dwi Anggraeni)


08/IX G
● Identitas Buku
Judul : Friendzone Lempar Kode Sembunyi Hati

Pengarang : Alnira

Penerbit : Grasindo

Tahun terbit : 2018

Kota terbit : Jakarta

Jumlah Hal : 300 halaman

Harga : Rp. 69.000,00

● Sinopsis
Novel ini menceritakan tentang percintaan dan persahabatan . Karena dari awal novel ini
bercerita tentang persahabatan dan percintaan. Terapi ada sedikit bagian yang menceritakan
tentang kehidupan tokoh. Buku ini ditulis oleh Alnira. Alnira lahir dan tinggal di Palembang. Ia
mulai menulis buku sejak Ia berusia 6 tahun. Ia menyalurkan hobi menulisnya itu di aplikasi
yang bernama Wattpad. Buku Friendzone ini merupakan buku kedelapan yang sudah ditulis oleh
Alnira dan sudah diterbitkan.

“Pokoknya kita berlima harus jadi sahabat selamanya. Nggak boleh ada yang jatuh cinta satu
sama lain.”

Perjanjian itu dibuat sekitar lima tahun lalu, saat Dhira, Maya, Angga, dan Ransi berkumpul
di rumah Maya. Perjanjian yang Dhira pikir bisa ditepati. Namun, ternyata mereka terlalu
sombong. Sombong karena merasa bisa mengekang rasa bernama cinta. Karena beberapa tahun
kemudian setelah perjanjian itu dibuat, tiga diantara mereka melanggarnya.

“Pengin jadi anak kecil lagi... Yang tahunya cuma timezone, yang nggak ngerti sakitnya
friendzone, mantanzone, atau kakakadikzone...”

Palembang,2010 Dhira dan teman-teman SMP-nya sepakat untuk berkumpul bersama,


untuk menjalin tali silaturahmi, karena bertepatan dengan momen lebaran. Setelah selesai SMP
Dhira memang tidak pernah hubungan lagi dengan mereka. Dulu kami juga tidak sedekat
sekarang, hanya sekedar teman biasa dikelas. Waktu SMK, Dhira disibukkan dengan kegiatan
sekolah yang dia ikuti. Dhira ini anggota pramuka sekaligus bendahara OSIS, mana sempat
Dhira bertemu dengan teman-teman SMP-nya. Saat di hari Minggu saja dia harus latihan
pramuka hingga sore.

Angga, salah satu teman Dhira, mengajak bertemu di rumah Maya. Dhira yang dulu
memang tidak pernah datang ke rumah Maya bingung dan Angga menawarkan untuk menjemput
Dhira. Mereka mengobrol cukup lama, sampai Mega datang. Mega adalah salah teman sekelas
Dhira, tapi mereka sempat berselisih paham zaman SMP. Dhira pernah bertengkar hebat
dengannya, hingga harus dipanggil ke ruang guru. Dhira lupa kenapa kami bisa bertengkar.
Masalah sepele yang dibesar-besarkan sepertinya. Walaupun beberapa minggu berikutnya
mereka kembali berbaikan, tapi tidak bisa seperti dulu lagi.

Itulah cerita awal pertemuan mereka kembali. Saat lebaran Idulfitri tujuh tahun lalu. Dan
setelah acara kumpul di hari lebaran itu, Dhira dan yang lainnya kembali menyempatkan diri
untuk bertemu. Semakin lama semakin sering. Awalnya sekali. Tapi Rendy, Fadlan, Mega dan
Okta tidak pernah ikut kumpul bersama kami lagi. Namun, mereka terus bertemu, hingga lima
tahun setelahnya kami membuat perjanjian itu.

Perjanjian yang sudah mereka langgar sendiri...


Atau mungkin, tiga diantara mereka sudah melanggarnya...
“Apakah kau tahu, rasanya mencintai namun bertahan untuk tidak memiliki? Bertahan untuk
tidak mengungkapkan? Percayalah ini lebih dari sekedar patah hati...”

Dhira memacu motor matic menuju kantor tempat dia bekerja selama empat tahun ini.
Dhira bekerja di sebuah perusahaan asuransi yang bekerja sama dengan bank sebagai sarana
pendistribusian produknya. Dhira memakirkan motor di halaman rumah. Dhira bergegas masuk
ke rumah untuk mandi dan salat Maghrib karena sudah berjanji pada Angga untuk menemaninya
membeli kado ulang tahun Okta. Sebenarnya, mudah saja untuk mencintai Angga. Tapi, bagiku
dia tak lebih dari seorang sahabat dan kakak. Aku bersyukur karena tidak memiliki resa lebih
padanya, sedikitpun tidak. Bisa dibayangkan kalau aku juga terjerat virus cinta yang dialami
Maya ke Angga. Harus melihat Angga menggandeng tangan Okta saat mereka jalan bersama,
bisa dibayangkan betapa panasnya kepala Maya.

“Friendzone itu udah capek-capekan ngasih lampu hijau ke gebetan. Eh dianya buta warna.”
-Anonim-

Kadang manusia memang egois, selalu mementingkan dirinya sendiri. Dan sama seperti
Dhura yang kadang terlalu egois menginginkan dia hanya untuk Dhira. Walaupun sepertinya dua
tidak memiliki rasa itu. Aku ingat sekali kapan kali pertama aku menyadari perasaan ini tidak
lagi murni antara sahabat, tapi sudah berimbang menjadi cinta, saat ulang tahunnya yang ke dua
puluh dua. Aku yang memang senang membuat kue, kali pertama membuatkan kue tar khusus
untuknya. Saat dia mencicipi kue itu Dhira melihat binar bahagianya.

“Pergi bareng, makan bareng, dijemput boncengan, diperhatiin, curhat bareng, ketawa bareng,
tapi sayang... friendzone...” -Anonim-

Kalau ditanya apa yang Dhira suka dari Ransi mungkin Dhira akan susah untuk
menjawabnya. Dia tidak setampan Angga, tapi dia punya kharisma. Mu gkin juga karena dia
berbeda dengan cowok lain yang suka tebar pesona. Selama aku mengenal Ransi, Dhira belum
pernah melihat matanya jelalatan saat melihat ada perempuan lewat di dekatnya. Ransi memang
orang yang sulit ditebak. Dia benar benar out of the boh. Berbeda dengan Angga dan Wisnu.

Tidak terasa usia Dhira sudah terus bertambah. Dhira merasa baru saja masuk SMP dulu.
Sekarang sudah hampir lulus sekolah. Rasanya tidak rela meninggalkan bangku sekolah. Banyak
kenangan yang terajut di SMK ini. Sekolah yang dulunya tidak aku inginkan. Sejak SD aku
selalu mendapatkan fasilitas sekolah yang baik. Aku menyelesaikan SD di Madrasah, karena
Ayah ingin mengenalkan agama padaku sejak kecil. Walaupun tempatnya sangat jauh dari
rumah, tapi Ayah rela mengantar jemput ku setiap hari. Beliau hanya absen saat sakit dan akan
meminta kakakku mengambil alih tugasnya untuk menjemput.

Sejak mengetahui kenyataan yang sesungguhnya tentang asal usulku. Aku malah menjadi
lebih menjaga diri. Aku tidak mau jatuh ke kubang yang sama seperti ibu kandungku. Aku tidak
mau anakku mengalami hal yang pernah aku rasakan.

Terserah orang mengatakan tentang aku yang tidak pernah merasakan ciuman pada lawan
jenis di usia yang sudah setua ini. Bagiku tidak ada yang bisa dibanggakan dari hal itu. Malah
Dhira bangga di usianya yang sekarang Dhira tidak pernah ternoda. Itu artinya Dhira bisa
menjaga diri dari lawan jenis dan juga hawa nafsunya sendiri.
“Bila cinta ibarat bunga, maka ia tidak selalu bermekaran. Ada masanya ia dilempar hujan,
diterpa beliung atau disengat mentari.

Jantung Dhira terus berdebar kencang sejak semalaman. Lebih tepatnya sejak email berisi
rahasia hidupnya di kirimkan pada Ransi. Semalaman Dhira tidak bisa tidur memikirkan
reaksinya, tapi tidak berani untuk menghubunginya lebih dulu.

Dhira sudah tidak tahan lagi, ini sudah hari ke tiga dan Ransi belum juga memberikan
kabar. Dhira bukannya tidak berusaha menghubunginya, sejak kemarin Dhira sudah berusaha
menelponnya, tetapi ponselnya selalu tidak aktif. Aku mengirimkannya pesan di Line kepadanya
juga tidak dibalas.

Bahkan Dhira mengecek setiap saat akun IG-nya apakah ada aktivitas di sana. Tapi, tidak
ada tanda-tanda Tansi di sama. Dhira frustrasi, apa dia memutuskan menghilang tanpa jejak?

“Ada yang bilang menunggu itu menyakitkan. Sementara yang lain bilang melupakanlah
yang menyakitkan. Tapi yang paling menyakitkan adalah tidak tahu apakah harus menunggu
atau melupakan.”

Empat hari yang berlalu sejak hari ulang tahun Dhira dan tujuh hari menghilangnya
Ransi. Masih tidak ada tanda-tanda kehidupan dari seorang Akbar Ransi Abbasy. Dan aku
memilih untuk mengusir bayang-bayang dirinya dari benak Dhira.

Dhira memilih diam tidak menanyakan apa pun. Biarlah Wisnu dan Fia yang
mengajaknya bicara. Sesekali mata kami beradu, tapi aku langsung mengalihkannya. Entah
kenapa Dhira merasa kalau Ransi merasa tidak nyaman dengan keberadaan Dhira disini. Apa
Ransi memutuskan untuk mundur dan menjauhinya makanya dia tidak mau memberitahu Dhira
apa yang terjadi padanya?

“Jangan suka datang tiba-tiba. Kalau hanya untuk berkunjung sebentar lalu pergi...”

Semenjak mengunjungi Ransi tiga haru yang lalu di rumah sakit, Dhira memilih tidak
menghubunginya secara langsung. Menurut informasi dari adik Ransi, dia sudah pulang kemarin.
Dhira bersyukur karena dia sudah mulai pulih. Dhira sengaja membiasakan diri tanpa Ransi.
Seharusnya dari awal Dhira tidak terlalu berharap seperti apa yang dikatakan oleh Angga.
Karena besar kecil kekecewaan itu tergantung dari seberapa besar garapan yang telah
digantungkan.

Meskipun terasa sulit, Dhira berusaha untuk melepaskan semua mimpi yang sudah Dhira
bangun bersama Ransi. Pada akhirnya dia tidak memilih Dhira. Tidak etis memang di saat Ra su
sedang sakit seperti ini Dhira malah memikirkan hal itu. Tapi, aku harus realistis. Dhira tidak
mau terjebak dalam mimpi-mimpi yang malah membuatnya menjadi lebih sakit. Dhira mungkin
masih bisa bersahabat dengannya. Kamu masih bisa berkumpul seperti biasa. Dhira tidak
membenci Ransi, tapi Dhira menyayangkan sikapnya.
“Mungkin jodoh tak datang tepat waktu. Tapi dia datang di waktu yang telat. Saat
keduanya telah sama-sama untuk menjalani jalan panjang yang penuh liku.”

Ransi mengusap-usap rambut Dhira lembut, sementara Dhira menyadarkan kepala di


bahunya. Sadari tadi yang terdengar hanyalah isakan tangisnya Dhira yang makin lama semakin
mereda.

Dulu Dhira merasa hanya Dhira yang berjuang dengan hubungan ini, tanpa Dhira pernah
tau ternyata Ransi juga ikut berjuang dalam diamnya.

Dulu Dhira merasa kalau hanya Dhira yang tersakiti dengan sikapnya, tanpa Dhira pernah
sadar, kalau kesakitannya lebih besar dari Dhira.

Dulu Dhira pernah merasa ragu untuk memilihnya dan memilih orang lain, tanpa Dhira
sadar, kalau cintanya tak pernah goyah.

Tujuh tahun saling memendam rasa yang sama, tapi sama-sama tidak berani melangkah
lebih jauh. Inilah jalan perasaan lebih dulu, hubungan kamu tidak akan seperti sekarang. Dhira
dan Ransi dipersatukan saat kami sudah sama-sama dewasa, sudah yakin kalau perasaan ini
memang bukanlah perasaan sesaat. Terkadang kita mengeluh karena kesempatan yang datang
terlambat, padahal sesungguhnya kita saja yang tidak sabar menunggu waktu yang tepat.

Rahasia takdir tidak akan pernah bisa dipecahkan oleh manusia, tapi akan terjawab oleh
waktu.

Dulu Dhira selalu menyebutkan nama Ransi di setiap doanya, meminta agar mereka bisa
berjodoh. Tapi, Tuhan malah membuat mereka menjauh, setelah itu Dhira mengganti doanya
dengan meminta-Nya memberikan jodoh yang terbaik, dan Tuhan memberikan Ransi untuknya.
Dari hal itu, Dhira banyak belajar kalau tidak sepantasnya dia mengatur Yang Maha Kuasa saat
meminta, memaksakan kehendaknya sendiri. Seharusnya dia sadar, pilihan-Nya adalah yang
terbaik.

Dan Dhira bersyukur karena yang terbaik yang Tuhan pilihkan untuknya adalah Akbar
Ransi Abbasy... Seseorang yang telah memiliki hatinya sejak tujuh tahun lalu...

● Unsur Intrinsik
a. Tokoh
1. Dhira, tokoh utama. Dhira merupakan seseorang yang pekerja keras karena dia
hanya tinggal bersama Ibunya. Dan dia selalu berusaha agar tidak
mengecewakannya.
2. Ransi, adalah seseorang yang sangat mempunyai target yang tinggi dan sangat
menghargai perempuan.
3. Maya, sahabat Dhira.
4. Angga, sahabat Dhira
5. Wisnu , sahabat Dhira

b. Latar
Untuk latar tempat yang digunakan dalam novel ini kota asal dari penulis yaitu Palembang.

c. Alur
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju mundur.

d. Sudut Pandang
Sudut pandang novel Friendzone Lemoar Kode Sembunyi Hati menggunakan sudut
pandang orang pertama yaitu Dhira. Sehingga, lebih dapat menyentuh perasaan si
pembaca jadi, memang seperti benar-benar mengalami menjadi seorang Dhira
tersebut.

e. Amanat
Amanat yang saya dapatkan dari novel ini adalah “Jangan berpikir negatif kepada orang lain agar
tidak menimbulkan kesalahpahaman dan kita harus jujur kepada semua orang termasuk kepada
diri kita sendiri.” selain itu saya juga mendapat amanat bahwa “Kalau jodoh tidak akan kemana
dan datangnya tidak dari arah yang tak diduga. Jadi, saat belum menemukan jodohnya tugas kita
adalah memantaskan diri sebaik mungkin.”

● Evaluasi
➢ Kekurangan
1. Terlalu banyak dialog.
2. Beberapa bahasan dan contoh terasa diulang-ulang dan panjang. Membuat
beberapa bagian jadi membosankan. Saya merasa buku ini dapat lebih
diringkas menjadi dua pertiganya. Akan tetapi, barang kali metode ini
memang disengaja oleh penulis.
3. Jenis huruf yang digunakan kurang menarik perhatian bagi orang yang
kurang suka membaca.

4.
Kemudian untuk lay out dan pemilihan huruf yang kecil dan rapat
menambah kesan jenuh.
5. Terdapat kata kata asing yang membingungkan pembaca.
➢ Kelebihan
1. Bahasa yang digunakan mudah dipahami karena menggunakan bahasa
sehari-hari.
2. Jalan ceritanya penuh dengan kejutan, sering gagal ditebak pembaca.
3. Cover buku ini cukup menarik dengan warna pink muda dan abu-abu dan
gambar dua orang laki-laki dan perempuan yang berada di depan jembatan
dengan tulisan friendzone diatasnya yang diberi efek timbul.
4. Judul dari novel ini sesuai dengan isi novelnya karena dalam novel ini
banyak kode-kode yang diberikan oleh tokoh.
5. Banyak quotes yang menarik dan menginspirasi.
6. Kisahnya fiksi tetapi masuk akal dan mudah dimengerti.

 Rekomendasi
Buku berjudul "Friendzone Lempar Kode Sembunyi Tangan" ini merupakan buku yang
sangat manarik apalagi membahas soal percintaan dan persahabatan, dan layak
direkomendasikan untuk remaja yang mencari novel happy ending, pasti banyak remaja yang
terpesona dengan bapak guru Ransi. Dan buat para cowo-cowo kalian tidak perlu melakukan
perjalanan ke barat demi mencari kitab Kode, karena kalian sudah menemukan kode-kode itu
langsung dari Raja Kode.

DAFTAR PUSTAKA

Alnira. 2018. Friendzone Lempar Kode Sembunyi Tangan. Jakarta : Grasindo

Anda mungkin juga menyukai