Anda di halaman 1dari 7

1.

Detail Buku
a. Judul Buku : Ayat Ayat Cinta
b. Jenis Buku : Novel
c. Pengarang : Habiburrahman El-Shirazy
d. Penerbit : Republika
e. Percetakan : PT Intermasa
f. Editor : Anif Sirsaeba A
g. Desain Cover dan Isi : Abdul Basith El Qudsy
h. Tahun Terbit : Desember 2004
i. Tebal : 419 halaman
j. Panjang dan Lebar : 20,5 cm x 13,5 cm
k. Angkatan : 2000

2. Unsur intrinsik yang terdapat dalam novel ayat ayat cinta:


a) Tema cerita
Tema novel mengandung tema cinta manusia pada manusia dan cinta manusia kepada Tuhan
dan Rasul-Nya yang diwujudkan dengan cara teguh menjaga keimanan berdasarkan petunjuk-
Nya.Ini adalah novel sastra yang berhasil memadukan dakwah, tema cintayang romantis dan
latar belakang budaya suatu bangsa.
b) Latar Cerita
Cerita ini terjadi di Kairo mesir Al-azhar (Negara Mesir Benua Afrika). flat, Masjid,
Restoran, Metro, Penjara Rumah sakit, Alexsandria.
c) Plot/Alur
Alur cerita dalam novel ini adalah alur maju.
Yaitu alur yang peristiwanya berurutan mulai dari cerita awal hingga akhir.
d) Amanat
Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah:
1. Dalam merencanakan sesuatu pasti akan ada halangan dan rintangan yang menghadang
tujuan yang hedak di capai tidak akan berjalan dengan mulus.
2. Semakin banyak ilmu atau pengetahuan yang di terima atau di dapat, maka semakin
banyak pulahambatan, godaan yang haris di lewati dan di pecahkan dengan hati yang sabar
dan yakin akan ada hikmahnya.
e) Tokoh-tokoh dan Perwatakan dalam novel ayat-ayat cinta
1. Fahri bin Abdullah Shiddiq
Fahri adalah sosok pria yang menjadi idaman para wanita dan direbutkan empat orang
perempuan. Ia baik, sopan, bertanggung jawab, penolong, rajin, Pintar, sabar, terencana,
tepat waktu, Ikhlas, Ulet, Penolong, sholeh, aktifis, pintar dalam memimpin, lurus, penuh
dengan target. Ia sangat menjunjung tinggi ajaran agama yang dianutnya.
2. Maria : Maria adalah seorang gadis Mesir yang manis, sopan dan baik budi
pekertinya, Ceria, Suka bergurau, rajin, Pintar, tapi fisiknya lemah, manja tertutup.Ia
adalah seorang gadis beragama kristen koptik yang aneh dan unik, karena walaupun
Maria itu seorang non-muslim ia mampu menghafal dua surah yang ada dalam Al-Quran
dengan baik yang belum tentu seorang Muslim mampu melakukannya, sifat unik Maria
adalah suka mendengar adzan. Maria adalah seorang nasrani yang sangat mengagumi
Islam.
3. Aisyah : Aisyah adalah wanita yang kaya. Ia mempunyai perusahaan dan warisan
dariorangtuanya, Orangnya lembut, sabar, ikhlas, terencana, pintar, sholehah, serba
mewah.
4. Noura : Noura adalah seorang gadis yang malang, selalu menderita, tersiksa dan
teraniayah, Orangnya tertutup, sulit di tebak, pintar, tapi dia kejam, emosi, pendiam.
noura di awal cerita sifatnya baik kemudian ia berubah menjadi licik dan memfitnah
fahri karena ia sakit hati karena cintanya ditolak..
5. Bahadur : Bahadur adalah seorang yang terkenal dengan julukan si Muka dingin
karena ia selalu berperangai kasar kepada siapa saja bahkan dengan istrinya madame
Syaima dan putri bungsunya Noura, ia juga seorang pemabuk. Bahadur mempunyai
watak yang keras dan bicaranya sangat kasar, Nouralah yang selalu menjadi sasaran
kemarahannya. Bahadur juga dikenal amat kejam.
6. Nurul : Nurul adalah sosok wanita Indonesia sejati. Ia sangat keibuan, sopan tutur
katanya, baik sifatnya, rajin, pintar, pemalu tidak terbuka, kaku, emosi, dan sholeh.
7. Keluarga Kristen Koptik : Keluarga ini terdiri dari Tuan Boutros, Madame Nahed,
dan dua orang anak mereka. Maria dan Yousef,mereka adalah tetangga Fahri. Keluarga
ini mempunyaitoleransi yang tinggi Walau keyakinan dan aqidah mereka berbeda,
namun antara keluarga Fahri(Fahri dkk) dan keluarga Boutros terjalin hubungan yang
sangat baik. Keluarga ini sangat akrab dengan Fahri terutama Maria. Seluruh anggota
keluarga Boutros sangat baik kepada Fahri dkk dan juga bersifat penolong.
8. Syaikh Utsman Abdul Fattah : seorang Syaikh yang cukup tersohor di seantero
Mesir.
kepadanya Fahri belajar tentang qiraah Sab’ah (membaca Al-Qur’an dengan riwayat
tujuh imam)
9. Ushul tafsir (ilmu tafsir paling pokok). Syaikh Utsman sangat selektif dalam
memilih murid.
10. Ashraf : Ashraf adalah seorang pemuda mesir yang juga seorang Muslim ia sangat
benci kepadaAmerika.
11. Allicia : Seorang wartawan dari Amerika yang rasa ingin tau nya besar terhadap
agama islam.iadatang ke Mesir untuk meneliti lebih dalam tentang islam.
12. Madame Syaima : Madame syaima adalah istri bahadur, ibu tiri dari noura. Ia
seorang ibu yang berhati lembut merasa kasihan, iba dan pembela Noura.
f) Gaya Bahasa : Resmi

3. Unsur Ekstrinsik Novel


a. Biografi Pengarang
Habiburrahman El Shirazy. Lahir di Semarang, pada hari kamis. 30 September
1976.memulai pendidikan di Mts Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar di pondok
pesantren Al – Anwar. Lalu melanjutkan ke Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK)
di Demak pada tahun 1992.dan melanjutkan ke Universitas Al-Azhar pada tahun 1995
dan lulus tahun 1999. Karya beliau banyak menghiasi majalah dan koran, lokal maupun
nasional. Adapu karyanya yaitu Ketika Cinta Berbuah Surga(2005), Ketika Cinta
Bertasbih(2005), Ayat – Ayat Cinta(2004), dan masih banyak karya lainnya yang beliau
buat.
b. Keadaan Sosial Budaya
Latar sosial budaya yang ditampakkan dalam novel tersebut adalah latar budaya
Mesir. Hal ini dikarenakan latar yang beliau buat dari novel tersebut berada di Mesir
sehingga budayanya pun budaya Mesir, seperti bangsa mesir yang ramah tamah.
Dalam novel Ayat-Ayat Cinta ia tulis secara mendetail suasana dan budaya di
Mesir sehingga kita dapat membayangkannya dengan baik, karena ia sendiri pun pernah
berada di Mesir dan tahu bagaimana suasana dan adat budaya disana karena ketika
menempuh studi di Kairo, Mesir.
SINOPSIS NOVEL AYAT-AYAT CINTA
Fahri adalah seorang pemuda Indonesia yang menuntut ilmu di di Universitas Al-Azhar,
Mesir. Syarat menjadi pelajar di Universitas Al-Azhar adalah harus dapat menghapal Al-
Quran. Fahri yang merupakan pribadi yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keimanan
dalam agama Islam tentu saja hapal Al-Quran. Nilai-nilai keimanan itulah yang dia
dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun ia tinggal di sebuah rumah susun tanpa
sanak keluarga dari Indonesia, namun dia tetap beruntung karena mengenal sebuah keluarga
yang begitu baik terhadapnya, keluarga Maria. Pertemuan Fahri dan Maria berawal ketika
Fahri pindah ke sebuah rumah satu lantai di bawah rumah Maria. Sejak itu mereka saling
mengenal walaupun mereka belum begitu akrab.
Fahri yang sedang menempuh kuliahnya di Al-Azhar, suatu Ketika akan melakukan
perjalanan menuju Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq yang terletak di Shubra El-Kaima ujung
utara kota Cairo, Maria memanggil Fahri dan titip untuk dibelikan disket. Maria adalah puteri
sulung Tuan Boutros Rafael Girgis. Berasal dari keluarga besar Girgis. Sebuah keluarga
Kristen Koptik yang sangat taat. Meskipun begitu maria yang seorang gadis kristen mampu
menghafal surat maryam dan al-maidah di luar kepala. Bahkan fahri pernah menyimak
bacaannya.
Di dalam metro Fahri tidak mendapatkan tempat duduk. Ia berkenalan dengan seorang
pemuda mesir bernama Ashraf yang juga seorang Muslim. Mereka bercerita tentang banyak
hal. Tak lama kemudian, ada tiga orang bule yang berkewarganegaraan Amerika (dua
perempuan dan satu laki-laki) naik ke dalam metro. Satu diantara dua perempuan itu adalah
seorang nenek yang kelihatannya sudah sangat lelah yang membutuhkan tempat duduk.
Tapi tak ada satupun orang di dalam metro yang mau mempersilahkan orang tua itu duduk
karena mereka benci kepada orang- orang amerika yang menurut mereka tidak tahu adab itu ,
tak lama kemudian aisha yang merasa kasihan akhirnya memberikan tempat duduknya
kepada nenek tersebut.
Disinilah awal perdebatan itu terjadi. Mereka mengeluarkan berbagai makian yang
sangat pedas kepada Aisha dan ia pun hanya bisa menangis. Kemudian Fahri berusaha untuk
meredakan perdebatan itu.walau sempat menimbulkan perdebatan, akhirnya fahri bisa
meluluhkan hati mereka dengan mengatakan bahwa islam itu saling menyayangi kepada
sesama.
Sejak kejadian itu alicia yang seorang non muslim yang dibelanya dalam metro lalu
ingin bertemu dengan fachri dan menannyakan beberapa perkara tentang islam kepada fachri.
Mereka menyusun pertemuan yang didampingi dengan aisha, karena kesibukan yang padat
fahri meminta alicia menuliskan saja apa yang ingin ditanyakannya . fahri menjawab
pertanyaan alicia dengan sebaik-baiknya, bahkan ia sampai meminta bantuan maria untuk
menerjemahkan buku ke dalam bahasa inggris untuk alicia, dan alicia puas dengan jawaban
fahri.
Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat orang temannya yang juga berasal dari
Indonesia, yaitu Saiful, Rudi, Hamdi, dan Misbah. Fahri juga mempunyai tetangga yang
bernama Bahadur. Ia bersikap kasar kepada siapa saja bahkan dengan istrinya madame
Syaima dan putri bungsunya Noura. Bahadur dan istrinya mempunyai tiga orang putri, Mona,
Suzanna, dan Noura. Mona dan Suzanna berkulit hitam namun tidak halnya dengan Noura,
dia berkulit putih dan berambut pirang.
Suatu malam Bahadur menyeret Noura ke jalanan dan punggungnya penuh dengan luka
cambukan. Fahri meminta bantuan Maria. Malam itu Noura menginap di rumah keluarga
Boutros. Besoknya Fahri membawa Noura untuk menginap di rumah Nurul. Fahri dan Maria
berusaha mencari tahu siapa keluarga Noura sebenarnya. Mereka yakin Noura bukanlah anak
Bahadur dan Madame Syaima. Akhirnya benar, Noura bukanlah anak mereka. Noura yang
malang itu akhirnya bisa berkumpul bersama orang-orang yang menyayanginya. Karena
kebaikan fahri noura menjadi jatuh cinta kepadanya, tetapi fahri tidak menanggapi surat yang
diberi naoura, ia menganggap bahwa surat itu bukan surat cinta, hanya surat ungkapan
terimakasih saja, dan ia tidak mau menyimpannya. Sekarang Fahri terfokus pada ujian yang
sangat menentukan. Jika proposalnya ditolak maka ia harus menunggu setengah tahun lagi
untuk mengajukan proposal baru.
Beberapa kali bertemu dengan fahri, Aisha mulai jatuh cinta pada Fahri. Ia meminta
pamannya Eqbal untuk menjodohkannya dengan Fahri. Fahri yang pada saat itu sudah
menuliskan target untuk menikah memang sudah mulai gelisah siapa yang mau menjadi
pendamping hidupnya merasa senang karena ustadz usman menawarkannya gadis yang
sholeha, setelah melakukan sholat istighoroh dan meminta restu ibu nya, ia memantapkan
untuk meminang gadis yang belum ia ketahui nama dan wajahnya itu. Namun betapa
terkejutnya ia ketika pertemuan keluarga yag datang adalah paman eqbal dan keluarganya,
segeralah ia mengetahui bahwa gadis itu adalam aisya yang tak lain adalah keponakan paman
eqbal. Aisha telah mengenal Fahri dan Fahri juga telah mengenalnya. Eqbal banyak cerita
tentang keluarganya. Fahri pun telah cerita banyak pada Eqbal. Tentang keluarganya yang
miskin. Tentang bagaimana Fahri datang ke Mesir dengan menjual sawah warisan kakek.
Harta satu-satunya yang dimiliki keluarga. Tentang awal-awal di Mesir yang penuh derita.
Tak ada beasiswa. Tak ada pemasukan. Melalui bantuan Syaik Utsman, Fahri pun bersedia
untuk menikah dengan Aisha, dan aisha pun siap menerima fahri apa adanya.
Dan hari pernikahan itu telah ditentukan, rencananya mereka akan menikah pada hari
jumat setelah ashar, namun cobaan datang kepada fahri. Ustadz jamal dan istrinya datang
menemui fahri pada siang hari dengan maksud meminangnya untuk nurul karena nurul sangat
mencintainya dan meminta fahri untuk mau menikahinya, fahri sangat terpukul karena dulu
setiap mendengar nama nurul hatinya selalu bergetar, tapi sekarang cintanya sudah milik
aisha, dan hanya hitungan jam saja mereka akan menikah, ia menceritakan perihal
pernikannya dengan aisha yang sebentar lagi akan terlaksana dan tak mungkin ia batalkan
dan menyesalkan perbuatan ustad jamal yang menunda- nunda permintaan nurul untuk segera
menemui fahri.
Cobaan itu membuatnya sedih karena harus menyakiti nurul. Kira-kira setengah jam
sebelum azan ashar berkumandang, Sarah Ali Faroughi, memberi tahu semuanya telah siap.
Fahri minta tolong pada Eqbal agar bisa melihat wajah Aisha sebelum berangkat karena ia
ingin menguatkan hatinya. Tepat saat adzan ashar berkumandang mereka sampai di masjid
tempat akad nikah akan dilangsungkan. Sudah banyak teman-teman mahasiswa Indonesia
dan mahasiswa Turki yang sampai di sana. Aisha dan dua bibinya langsung menuju lantai
dua tempat jamaah wanita. Acara dilangsungkan di depan mihrab masjid. Syaikh Ustman,
Syaikh Prof.Dr. Abdul Ghafur Ja’far, Bapak Atdikbud, Eqbal Hakan Erbakan, Akbar Ali dan
beberapa syaikh Mesir yang diundang Syaikh Ustman duduk dengan khidmat tepat di depan
mihrab menghadap ke arah jamaah dan hadirin yang memenuhi masjid. Rupanya saat shalat
Jum’at tadi telah diumumkan akan ada acara akad nikah antara mahasiswa Indonesia dan
muslimah Turki, sehingga orang Mesir yang ada di sekitar masjid penasaran dan masjidpun
penuh. Fahri duduk di sebelah kanan Akbar Ali.

Setelah akad nikah mereka tidak langsung tinggal bersama, 2 hari setelah akad nikah, pesta
pun di gelar. Barulah mereka pergi ke sebuah flat di lantai nmor 21 di tepi sungai nil. Mereka
berbulan madu disana, dan di akhir minggu aisha memberi kejutan ke fahri bahwa flat ini
miliknya, dan ia dan fahri akan menempati flat ini, akhirnmya dengan bebrapa pertimbangan
fahri menerima keputusan bersama mereka tersebut.
Fahri mendapat kejutan dari Maria dan Yousef. Maria dan adiknya itu datang ke
rumah Fahri untuk memberikan sebuah kado pernikahan. Namun Maria tampak lebih kurus
dan murung. Memang saat Fahri dan Aisha menikah, keluarga Boutros sedang pergi berlibur.
Begitu mendengar Fahri telah menjadi milik wanita lain dan tidak lagi tinggal di flat, Maria
sangan terpukul.
Kebahagiaan Fahri dan Aisha tidak bertahan lama, karena Fahri harus menjalani
hukuman di penjara atas tuduhan pemerkosaan terhadap Noura. Fahri dibawa ke markas
polisi Abbasca. Fahri diinterogasi dan dimaki dengan kata-kata kotor. Fahri dituduh
memperkosa Noura hingga hamil hampir tiga bulan. Noura teramat luka hatinya saat Fahri
memutuskan untuk menikah dengan Aisha. Di persidangan, Noura yang tengah hamil itu
memberikan kesaksian bahwa janin yang dikandungannya adalah anak Fahri. Pengacara
Fahri tidak dapat berbuat apa-apa, karena ia belum memiliki bukti yang kuat untuk
membebaskan kliennya dari segala tuduhan. Fahri pun harus mendekam di penjara selama
beberapa minggu dan melewati ramadhan pertamanya di sel bawah tanah.
Satu-satunya saksi kunci yang dapat meloloskan Fahri dari fitnah kejam Noura adalah
Maria. Marialah yang bersama Noura malam itu yaitu malam yang Noura sebut dalam
persidangan sebagai malam di mana Fahri memperkosanya. Maria sedang terkulai lemah tak
berdaya. Luka hati karena cinta yang bertepuk sebelah tangan membuatnya jatuh sakit. Dan
ia terus mengigau menyebut nama fahri. Dokter mengatakan sentuhan dan suara fahri adalah
rangsangan supaya maria cepat sadar, namun fahri tidak mau melakukannya karena maria
bukanlah istrinya .Atas desakan Aisha, Fahri pun menikahi Maria. Pernikahan itu
berlangsung di rumah sakit. Aisha berharap dengan mendengar suara dan merasakan
sentuhan tangan Fahri, Maria tersadar dari koma panjangnya dan dapat memberi kesaksian di
pengadilan tentang sebenarnya yang terjadi.
Akhirnya Maria dapat membuka matanya, aisha menceritakan semuanya kepada
maria , dan akhirnya maria bersedia untuk memberikan kesaksian di persidangan. Ketika di
pengadilan maria membawa bukti bahwa malam itu maria sampai pagi berada dikamarnya
dan sama sekali tidak meninggalkan kamarnya apalagi masuk ke kamar fahri, namun naas
karena terlalu emosi maria yang saat itu masih dalam keadaan sakit langsung jatuh pingsan
setelah memberi kesaksian, dan segera dilarikan ke rumah sakit. Fahri pun memenangkan
pengadilan itu karena noura mengakui kesalahannya karena telah memfitnah fahri dan
menyesengsarakan orang yang ia cintai. Takbir bergemuruh di ruang pengadilan itu
dilantunkan oleh semua orang yang membela dan simpati pada Fahri. Seketika Fahri sujud
syukur kepada Allah Swt. Aisha memeluk Fahri dengan tangis bahagia tiada terkira. Paman
Eqbal dan Bibi Sarah tidak mampu membendung airmatanya. Syaikh Ahmad dan Ummu
Aiman juga sama. Satu persatu orang Indonesia yang ada di dalam ruangan itu memberi
selamat dengan wajah baru.
Noura menyesal atas perbuatan yang dilakukannya. Dengan jiwa besar Fahri
memaafkan Noura. Terungkaplah bahwa ayah dari bayi dalam kandungan Noura adalah
Bahadur. Fahri, Aisha, dan Maria mampu menjalani rumah tangga mereka dengan baik.
Aisha menganggap Maria sebagai adiknya, demikian pula Maria yang menghormati Aisha
selayaknya seorang kakak.
Maria terus mengigau dalam komanya, membaca ayat-ayat surat maryam dan
dilanjutkan dengan surat tha ha dan air matanya terus mengalir, akhirnya setelah ayat terakhir
surat tho ha yang keluar dari mulutnya maria tersadar dan menceritakan semuanya kepada
fahri. Maria mengatakan bahwa ia mencium bau surga dan melihat kedalam rombongan yang
masuk kedalamnya, ketika ia mau masuk beberapa kali malaikat penjaga surga itu tidak
mengizinkannya dengan alsan ia bukan termasuk golongan nabi muhammad, ia menangis
menyebut nama ALLAH dan akhirnya dari salah satu pintu surga keluarlah maryam , ia
mengatakan bahwa jika ingin masuk surga, ia harus termasuk dalam rombongan nabi
muhammad saw. Fahri mengerti bahwa maria adalah wanita yang muslim hatinya tapi maria
belum mengucapkan syhadat sebagai tanda masuknya ia kedalam agama islam, Akhirnya
Fahri membantu Maria dengan cara mengambilkan air untuk berwudlu. Dengan sekuat tenaga
Fahri membopong Maria yang kurus kering itu menuju kamar mandi. Aisha juga membantu
membawakan tiang infus. Dengan tetap dibopong oleh Fahri, Maria diwudhui oleh Aisha.
Setelah selesai, Maria kembali dibaringkan di atas kasur seperti semula. Lalu dengan suara
lirih yang keluar dari relung jiwa ia mengucapkan syahadat. Ia tetap tersenyum. Perlahan
pandangan matanya redup. Tak lama kemudian kedua matanya yang bening itu tertutup rapat.
Fahri memegang tangannya dan denyut nadinya telah berhenti. Tidak ada yang
menduga jika maut akhirnya merenggut Maria. Maria menghadap Tuhan dengan
menyungging senyum di bibir. Wajahnya bersih seakan diselimuti cahaya. Kata-kata yang
tadi diucapkannya denagn bibir bergetar itu kembali terngiang ditelinga Fahri. Namun Maria
sangat beruntung karena sebelum ajal menjemputnya, ia telah menjadi seorang mu’alaf
dengan bantuan Fahri dan Aisha.

Anda mungkin juga menyukai