Anda di halaman 1dari 4

RESENSI NOVEL

SALAH ASUHAN
ABDOEL MOEIS
D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

NAMA : RICARDO BOANG MANALU


KELAS : XII IPS 1
B. STUDY : BAHASA INDONESIA

SMA NEGERI 1
SIEMPAT NEMPU HILIR
TAHUN AJARAN 2019/2020

RESENSI NOVEL SALAH ASUHAN

         Judul buku : Salah Asuhan


         Penulis : Abdoel Moeis
         Penerbit : Balai Pustaka
         Tahun terbit : Pertama tahun 1928 dan terakhir tahun 2012
         Jumlah halaman : 262
         Resentator : Rara Nur Rida M.Y (Halaman 123-187)

Sinopsis
Abdoel Moeis adalah seorang pengarang zaman Balai Pustaka yang berasal dari daerah
Minangkabau.Ayahnya orang Minang dan ibunya orang Sunda.Ia adalah seorang pejuang kebangsaan
Indonesia yang sezaman dengan H.O.S Cokroaminoto dan Ki Hajar Dewantara.Sebagai seorang
perintis kemerdekaan.Ia mulai menerjuni lapangan politik sejak tahun 1920 sebagai anggota indie
Werbar,kemudian menjadi pemimpin Serikat Islam dan menjadi anggota Volksraad.Setelah
menyelesaikan pelajarannya di sekolah rendah Belanda di Bukittinggi,ia melanjutkan pelajaran di
Stovia tetapi tidak sampai selesai.Kemudia ia menjadi wartawan di Bandung.Dengan mengetengahkan
tokoh Hanafi dalam roman Salah Asuhan,Abdul Moeis mengkritik sikap dan tingkah laku kaum borjuis
yang kebarat-baratan dan lupa daratan.Dalam roman tersebut soal adat masih disinggung-singgung
nya,bahkan dikritiknya tajam sekali.Beberapa karyanya berupa roman adalah Surapati,Robert Anak
Surapati,dan Pertemuan Jodoh.

         Ringkasan Cerita:

Hanafi,laki-laki muda asli Minangkabau,berpendidikan tinggi dan berpandangan kebarat-


baratan.Bahkan ia cenderung memandang rendah bangsanya sendiri.Dari kecil Hanafi berteman dengan
corrie du bussee,gadis indo belanda yang amat cantik parasnya.Karena selalu bersama-sama mereka
pun saling mencintai.Tapicinta mereka tidak dapat disatukan karena perbedaan bangsa.Jika orang
Bumiputera menikah dengan keturunan Belanda maka mereka akan dijauhi oleh para sahabatnya dan
orang lain.Corrie pun akhirnya pergi ke Betawi untuk menghindari Hanafi dan juga sekaligus untuk
meneruskan sekolahnya.

Akhirnya ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah.Rapiah adalah sepupu
Hanafi,gadis Minangkabau sederhana yang berperangai halus,taat pada tradisi dan adatnya.Ibu Hanafi
ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah yaitu untuk membalas budi pada ayah Rapiah yang telah
membantu membiayai sekolah Hanafi.Awalnya Hanafi tidak mau karena cintanya hanya untuk Corrie
saja.Tapi dengan bujukan ibunya walaupun terpaksa ia menikah juga dengan Rapiah.Karena Hanfi
tidak mencintai Rapiah,dirumah Rapiah hanya diberlakukan seperti babu.Mungkin Hanafi menganggap
bahwa Rapiah itu seperti tidak ada apabila banyak temannya orang Belana datang ke rumahnya.Hanafi
dan Rapiah di karuniai seorang anak laki-laki yang bernama Syafei.

Suatu hari Hanafi sedang berdebat dengan ibunya,tiba-tiba ia di gigit oleh seekor anjing gila
dan mengharuskannya ke Betwi untuk berobat.Di Betawi Hanafi dipertemukan kembali dengan
Corrie.Kemudian setelah itu,Hanafi menikah dengan Corrie dan ia mengirim surat pada ibunya bahwa
dia menceraikan Rapiah dan juga memutuskan untuk tidak kembali ke Solok.Ibu Hanaf dan Rapiah pun
sangat sedih tetapi walaupun Hanafi seperti itu Rapiah tetap sabar dan tetap tinggal dengan Ibu Hanafi.
Perkawinan Hanaf dan Corrie pun ternyata tidak berjalan dengan baik,kehidupan mereka tidak
bahagia.Suatu hari Hanafi menuduh Corrie berzina dengan orang lain,karena sakit hati mendengar
tuduhan suaminya.Corrie pun bercera dengan Hanafi,lalu Corrie pergi ke Semarang dan menjadi
pegawai panti asuhan.

Hanafi merasa bersalah kepada Corrie.Semalaman Hanafi tidak dapat tidur karena memikirkan
Corrie.Keesokan harinya,Hanafi pergi ke Semarang untuk menemui Corrie dirumah.Namun,Corrie
tngah dirawat di rumah sakit karena penyakit Cholera yang dideritanya.Akhirnya Corrie meninggal
dunia.Selang beberapa waktu Corrie meninggal dunia Hanafi pun mengetahuinya,ia sangat
sedih,merasa bersalah,depresi dan sangat menyesal telah menyakiti hati Corrie.Kemudian karena
sangat sedih,Hanafi pun memutuska kembali ke kampung halamannya untuk menemui ibunya.Disana
Hanafi hanya diam-diam saja.Seakan-akan hidupya sudah tidak ada artinya lagi.Suatu hari Hanafi
sakit.Dan ia dibawa berobat kerumah sakit.Setelah diperiksa oleh dokter ternyata Hanafi telah minum
sublimat untuk mengakhiri hidupya.Tidak lama kemudian,Hanafi pun meninggal dunia.
         Tema : Perbedaan adat istiadat
         Alur : Alur Maju
         Setting/Latar
a.Latar Tempat : Rumah Hanafi,Kantor Pos,Gang Pasar
Baru,Probolinggo,Hotel Semeru,Sukabumi dan Betawi.
b. Latar Waktu : Pagi hari,Siang hari,Sore hari, dan Malam hari
c.Latar Suasana : Menyedihkan,
         Tokoh : Ibu Hanafi,Rapiah,Hanafi,Sibuyung,Corrie,Tante Lien dan
Mina.
         Watak tokoh : -Ibu Hanafi : Sabar,baik,penyayang
- Rapiah : Baik,sabar,lembut
- Hanafi : Egois,keras kepala,pemarah
- Si Buyung : Penurut
- Corrie : Baik hati,mudah bergaul,sabar,berani
- Tante Lien : Pembohong
- Mina : Penurut,ceria
         Bahasa : Batak,Minang,Melayu,dan diselipkan juga bahasa Belanda
         Majas : Alerogi(perumpamaan),Hiperbola,Ironi,dan Litotes
         Nilai : -Nilai agama
- Nilai Sosial
         Amanat : - Janganlah meninggalkan bangsa,orang tua,istri dan
anak kita hanya untuk kebahagian diri sendiri.
- Jangan memaksakan pernikahan yang tidak pernah
diinginkin oleh penggantin tersebut.
- Jangan pernah membohongi perasaan diri sendiri.
- Jangan menuduh seseorang jika belum diketahui
kebenarannya.
- Cintailah bangsa kita sendiri, ibu,istri maupun anak kita.

Anda mungkin juga menyukai