Anda di halaman 1dari 2

4.

DI/TII di Kalimantan Selatan


A. Latar Belakang
Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan ini terjadi karena adanya
kekecewaan dari pasukan tentara yang harus didemobilisasi yang artinya para
pasukan tentara ini tidak mendapat posisi yang tidak sesuai dengan yang mereka
inginkan.Para tentara ini awalnya adalah Angkatan Laut Republik Indonesia di
Divisi IV dan mereka pun merupakan pasukan utama Indonesia untuk menghadapi
Belanda di Kalimantan Selatan.Disisi lain para pejuang dari Kalimantan Selatan
juga mengalami kekecewaan karena mereka tidak mendapatkan sertifikat.Sehingga
mereka merasa tidak adil bagi pejuang kemerdekaan Indonesia.
B. Tokoh dan Kapan dimana peristiwa terjadi
Pada 10 Oktober tahun 1950 mantan letnan dua TNI,Ibnu Hajar melakukan
pemberontakan dan mengatakan bahwa gerakan yang ia buat merupakan bagian
dari DI/TII Kartosuwiryo.Semasa kecil Ibnu Hajar merupakan anak yang
pemberani dibanding teman sebayanya.Orang tuanya mendidiknya dengan
keras,disiplin,dan diajarkan ilmu keagamaan,dan konon Ibnu Hajar diajarkan ilmu
kesaktian oleh ibunya dari suku Dayak.
Saat dewasa Ibnu Hajar merupakan anak yang pintar dalam taktik perang dan
penguasaan medan perang,iapun juga dikenal sebagai orang yang pemberani dan
menjadi orang yang berada di barisan terdepan saat perperangan.Hanya saja sejak
kecil ia tidak diajarkan oleh orang tuanya membaca dan menulis,ia hanya diajarkan
dengan tulisan arab/melayu.Ibnu Hajar memimpin pasukan yang diberi nama
“Kesatuan Rakyat yang Tertindas” mereka menyerang pos-pos kesatuan TNI dan
melakukan pengacauan.
C. Kronologi terjadinya Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan
Pemeberontakan DI/TII ini sudah dilakukan berulang kali oleh Ibnu
Hajar.Pemerintah pun sudah berupaya untuk mengajak damai namun selalu
gagal.Pemerintah memberi kesempatan kepada Ibnu Hajar untuk menyerah dan
diterima kembali ke TNI,namun saat Ibnu Hajar telah mendapat perlengkapan
senjata TNI ia melarikan diri ke pedalaman gunung Meratus dan melanjutkan
pemberontakan.Dan pada akhir tahun 1954,Ibnu Hajar bergabung dengan
pemerintahan DI/TII Kartosuwiryo dan mendapatkan jabatan dalam pemerintahan
DI/TII dan Panglima TII Kalimantan.
Markas KRyT ini berada di daerah Paramasan di daerah pegunungan
Meratus.Daerah ini strategis karena berada di jantung pegunungan dan dikelilingi
gunung tinggi dan terjal dan jurang yang dalam sehingga sulit untuk datang
kesana,daerah ini juga mendapatkan akses mudah untuk ke seluruh daerah
Kalimantan Selatan di daerah inilah Ibnu Hajar menyusun strategi.KryT ini
memiliki pasukan sekitaran ratusan orang.KRyT merupakan kelompok yang sangat
kejam,mereka berani membantai dan membunuh,mereka pun sering menculik
masyarakat daerah dan meminta uang tembusan,berbanding terbalik dengan sifat
yang dimiliki Ibnu Hajar yang memiliki sifat yang alim,memiliki ilmu keagamaan
yang tinggi tetapi bergabung dengan kelompok kejam tersebut.
D. Upaya penumbasan DI/TII di Kalimantan Selatan
Upaya penumpasan DI/TII ini dilakukan melalui operasi militer
TNI.Pemerintahan mengajak mantan komandan Ibnu Hajar,Hasan Basery dan
keluarganya untuk menghentikan pemberontakan yang dilakukan oleh Ibnu
Hajar.Namun cara damai ini tidak menghentikan pemberontakan yang dilakukan
olehnya.Lalu dilakukanlah operasi militer untuk menghentikan pemberontakan
ini,Pada Juli 1963 sudah banyak anggota KRyT yang tewas akhirnya Ibnu Hajar
menyerah dia juga tetap diajak untuk bergabung ke TNI dan akan diberikan
kenaikan pangkat.
Pada saat penyerahan diri Ibnu Hajar dan pengikutnya ia disambut warga
sekitar dan Gubernur maupun petinggi TNI di Kalimantan Selatan,pada saat acara
penyerahan diri ini diadakan pesta pemotongan sapi.Ibnu Hajar dan pengikutnya
ikut turun dan bergerak ke desa Longawang hulu sungai selatan.Saat itu Ibnu Hajar
memakai baju tentara kebangaannya beratribut lengkap dengan pangkat letnan
dua.Dan pada akhirnya Ibnu Hajar pun berhasil di tangkap pada 1959 dan dihukum
mati pada 22 Maret 1965.

Opini:

Pemberontakan ini didasari dengan adanya kekecewaan dari kelompok yang


mendapat perlakuan tidak adil,sehingga timbul keinginan untuk melakuakan
penyerangan.Menurut saya,caranya yang salah,tidak harus dengan kekerasan yang
dapat menewaskan banyak orang,apalagi ia mempunyai dasar ilmu keagamaan yang
kuat berbanding terbalik dengan apa yang ia lakukan saat bergabung kedalam
pemberontakan tersebut,yang pada akhirnyapun tidak mendapatkan apa-apa dan
malah membawa diri sendiri agar mendekati kematian.Maka dari itu pilihlah jalan
keluar yang baik untuk diri sendiri dan tidak merugikan banyak orang lain.

Anda mungkin juga menyukai