A. Latar Belakang Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan ini terjadi karena adanya kekecewaan dari pasukan tentara yang harus didemobilisasi yang artinya para pasukan tentara ini tidak mendapat posisi yang tidak sesuai dengan yang mereka inginkan.Para tentara ini awalnya adalah Angkatan Laut Republik Indonesia di Divisi IV dan mereka pun merupakan pasukan utama Indonesia untuk menghadapi Belanda di Kalimantan Selatan.Disisi lain para pejuang dari Kalimantan Selatan juga mengalami kekecewaan karena mereka tidak mendapatkan sertifikat.Sehingga mereka merasa tidak adil bagi pejuang kemerdekaan Indonesia. B. Tokoh dan Kapan dimana peristiwa terjadi Pada 10 Oktober tahun 1950 mantan letnan dua TNI,Ibnu Hajar melakukan pemberontakan dan mengatakan bahwa gerakan yang ia buat merupakan bagian dari DI/TII Kartosuwiryo.Semasa kecil Ibnu Hajar merupakan anak yang pemberani dibanding teman sebayanya.Orang tuanya mendidiknya dengan keras,disiplin,dan diajarkan ilmu keagamaan,dan konon Ibnu Hajar diajarkan ilmu kesaktian oleh ibunya dari suku Dayak. Saat dewasa Ibnu Hajar merupakan anak yang pintar dalam taktik perang dan penguasaan medan perang,iapun juga dikenal sebagai orang yang pemberani dan menjadi orang yang berada di barisan terdepan saat perperangan.Hanya saja sejak kecil ia tidak diajarkan oleh orang tuanya membaca dan menulis,ia hanya diajarkan dengan tulisan arab/melayu.Ibnu Hajar memimpin pasukan yang diberi nama “Kesatuan Rakyat yang Tertindas” mereka menyerang pos-pos kesatuan TNI dan melakukan pengacauan. C. Kronologi terjadinya Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan Pemeberontakan DI/TII ini sudah dilakukan berulang kali oleh Ibnu Hajar.Pemerintah pun sudah berupaya untuk mengajak damai namun selalu gagal.Pemerintah memberi kesempatan kepada Ibnu Hajar untuk menyerah dan diterima kembali ke TNI,namun saat Ibnu Hajar telah mendapat perlengkapan senjata TNI ia melarikan diri ke pedalaman gunung Meratus dan melanjutkan pemberontakan.Dan pada akhir tahun 1954,Ibnu Hajar bergabung dengan pemerintahan DI/TII Kartosuwiryo dan mendapatkan jabatan dalam pemerintahan DI/TII dan Panglima TII Kalimantan. Markas KRyT ini berada di daerah Paramasan di daerah pegunungan Meratus.Daerah ini strategis karena berada di jantung pegunungan dan dikelilingi gunung tinggi dan terjal dan jurang yang dalam sehingga sulit untuk datang kesana,daerah ini juga mendapatkan akses mudah untuk ke seluruh daerah Kalimantan Selatan di daerah inilah Ibnu Hajar menyusun strategi.KryT ini memiliki pasukan sekitaran ratusan orang.KRyT merupakan kelompok yang sangat kejam,mereka berani membantai dan membunuh,mereka pun sering menculik masyarakat daerah dan meminta uang tembusan,berbanding terbalik dengan sifat yang dimiliki Ibnu Hajar yang memiliki sifat yang alim,memiliki ilmu keagamaan yang tinggi tetapi bergabung dengan kelompok kejam tersebut. D. Upaya penumbasan DI/TII di Kalimantan Selatan Upaya penumpasan DI/TII ini dilakukan melalui operasi militer TNI.Pemerintahan mengajak mantan komandan Ibnu Hajar,Hasan Basery dan keluarganya untuk menghentikan pemberontakan yang dilakukan oleh Ibnu Hajar.Namun cara damai ini tidak menghentikan pemberontakan yang dilakukan olehnya.Lalu dilakukanlah operasi militer untuk menghentikan pemberontakan ini,Pada Juli 1963 sudah banyak anggota KRyT yang tewas akhirnya Ibnu Hajar menyerah dia juga tetap diajak untuk bergabung ke TNI dan akan diberikan kenaikan pangkat. Pada saat penyerahan diri Ibnu Hajar dan pengikutnya ia disambut warga sekitar dan Gubernur maupun petinggi TNI di Kalimantan Selatan,pada saat acara penyerahan diri ini diadakan pesta pemotongan sapi.Ibnu Hajar dan pengikutnya ikut turun dan bergerak ke desa Longawang hulu sungai selatan.Saat itu Ibnu Hajar memakai baju tentara kebangaannya beratribut lengkap dengan pangkat letnan dua.Dan pada akhirnya Ibnu Hajar pun berhasil di tangkap pada 1959 dan dihukum mati pada 22 Maret 1965.
Opini:
Pemberontakan ini didasari dengan adanya kekecewaan dari kelompok yang
mendapat perlakuan tidak adil,sehingga timbul keinginan untuk melakuakan penyerangan.Menurut saya,caranya yang salah,tidak harus dengan kekerasan yang dapat menewaskan banyak orang,apalagi ia mempunyai dasar ilmu keagamaan yang kuat berbanding terbalik dengan apa yang ia lakukan saat bergabung kedalam pemberontakan tersebut,yang pada akhirnyapun tidak mendapatkan apa-apa dan malah membawa diri sendiri agar mendekati kematian.Maka dari itu pilihlah jalan keluar yang baik untuk diri sendiri dan tidak merugikan banyak orang lain.