Anda di halaman 1dari 6

RESENSI NOVEL BELENGGU

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

NAMA : GRESYA
DOLOKSARIBU
KELAS : XII MIPA 1

SMA NEGERI 1 SIEMPAT NEMPU HILIR


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Resensi Novel Belenggu

Judul Buku                   : Belenggu


Pengarang                   : Armijn Pane
Penerbit                       : PT Dian Rakyat
Cetakan                       : Keduapuluh dua (2010)
Tahun Terbit                 : 1940
Tebal                           : 150 halaman

Unsur Pembangun

Tema : Kritik Sosial Dan Politik tentang problematika Cinta segita.


Alur  : Alur dalam Novel Belenggu termasuk alur maju-mundur (melompat-lompat).
Latar/Setting : Latar tempat : Rumah sukartono, Rumah sakit
Latar waktu meliputi : Siang hari, malam hari
Amanat   : Novel Belenggu menyimpan banyak makna yang mendalam di setiap  konflik
yang  dimuculkan. Kritik sosial yang tajam dalam kisah ini bisa menjadi sebuah pembelajaran
bagi para generasi muda dalam menjalani kehidupan yang terhegemoni oleh sebuah sistem yang
menindas. Dan semua itu berlaku terhadap semua orang, baik itu tua-muda, kaya-miskin, dan
juga pria-wanita.
Penokohan                  : Tokoh – tokoh yang terdapat dalam novel Belenggu meliputi:
                                            Dokter Sukartono (Tono)
                                            Sumartini (Tini)
                                            Siti Rohayah (Yah)
                                            Hartono
                                            Mardani
                                            Karno
                                            Abdul
                                            Nyonya Rusdio

Karakter tokoh           : Dokter Sukartono (Tono) ; seorang dokter yang mempunyai rasa
kemanusiaan yang tinggi. Dia terkenal dokter yang dermawan dan penolong. Dia termasuk
seorang yang sangat mencintai pekerjaannya.
Sumartini (Tini) ; perempuan modern yang mempunyai masa lalu yang kelam karena bebas
bergaul. Dia selalu merana kesepian karena kesibukan suaminya yang tak kenal waktu dalam
mengobati orang sakit sehingga melupakan dan membiarkannya dirumah seorang diri.
Siti Rohayah (Yah) ; perempuan yang harus menjalankan kawin paksa. Dia merasa frustasi,
sehingga terjerumus kelembah kemistaan. Dia teman dokter sukarno yang secara diam-diam
mencintainya.

Gaya Bahasa              : Menggunakan bahasa Indonesia klasik, misalnya saja, diparagraf


pertama bagian pertama novel, tertulis: “Sepertibiasa, setibanya di rumah lagi, dokter Sukartono
terus saja menghampiri meja kecil, di ruang tengah, dibawah tempat telepon.” Perbedaan zaman
yang mencolok terekam dalam frasa  ‘… dokter Sukartono terus saja menghampiri …’ Dalam tata
bahasaIndonesia modern yang menggunakan Ejaan Yang Di-Sempurnakan, kata ‘terus’ diganti
dengan kata‘selalu’, sehingga frasa tersebut seharusnyatertulis : ‘…dokter Sukartono selalu saja
menghampiri …’

Sinopsis

          Dokter Sukartono adalah suami seorang perempuan berparas ayu, pintar, serta lincah yang
bernama Sumartini atau panggilannya Tini. Walaupun mereka telah menikah, sebenarnya
Sukartono dengan Sumartini tidaklah saling mencintai. Mereka berdua menikah dengan alasan
masing-masing. Dokter Sukartono menikahi Sumartini karena kecantian, kecerdasan, serta
kelincahannya. Sedangkan Sumartini menikahi Dokter Sukartono karena hendak melupakan
masa silamnya. Menurutnya dengan menikahi seorang dokter, ia dapat menghapus kenangan
masa lalunya. Karena keduanya tidak saling mencintai, kehidupan rumah tangga mereka tidaklah
harmonis. Mereka tidak saling berbicara dan saling bertukar pikiran. Masalah yang mereka
hadapi tidak pernah dipecahkan bersama-sama sebagaimana layaknya suami istri. Masing-
masing memecahkan masalahnya sendiri-sendiri. Mereka sering salah paham dan suka
bertengakar.Kesalah pahaman dan pertengkaran selalu terjadi dalam keluarga mereka. Ketidak
harmonisan keluarga mereka semakin menjadi karena Dokter Sukartono sangat mencintai dan
bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya. Dia bekerja tanpa kenal waktu. Jam berapa
saja ada pasien yang membutuhkannya, dia dengan sigap berusaha membantunya. Perhatian
yang seharusnya dicurahkan kepada isterinya diberikan kepada seluruh pasiennya. Akibatnya,
Dokter Sukartono melupakan kehidupan rumah tangganya sendiri.

          Dokter Sukartono sangat dicintai oleh pasiennya. Dia tidak hanya suka menolong kapan
pun pasien yang membutuhkan pertolongan, tetapi ia juga tidak meminta bayaran kepada pasien
yang tidak mampu. Itulah sebabnya, dia dikenal sebagi dokter yang sangat dermawan. Kesibukan
Dokter Sukartono yang tidak kenal waktu tersebut semakin memicu pertengkaran dalam rumah
tangga. Menurut Sumartini, Dokter Sukartono sangat egois. Sumartini merasa telah disepelekan
dan direndahkan karena selalu ditinggalkan suaminya yang selalu sibuk menolong pasien-
pasiennya. Dia merasa dirinya telah dilupakan. Karena Sukartono tidak mampu memenuhi hak
sebagai seorang suami, maka Sumartini sering bertengkar. Hampir setiap hari mereka bertengkar.
Masing-masing tidak mau mengalah dan merasa paling benar. Suatu hari Dokter Sukartono
mendapat panggilan dari seorang wanita yang mengaku dirinya sedang sakit keras. Wanita itu
meminta Dokter Sukartono datang ke hotel tempat dia menginap. Dokter Sukartono pun datang
ke hotel tersebut. Setibanya di hotel, dia merasa terkejut sebab pasien yang memanggilnya
adalah Yah atau Rohayah, wanita yang telah dikenalnya sejak kecil. Sewaktu masih bersekolah
di Sekolah Rakyat, Yah adalah teman sekelasnya.

          Pada saat itu Yah sudah menjadi janda. Dia korban kawin paksa. Karena tidak tahan hidup
dengan suami pilihan orang tuanya, dia melarikan diri ke Jakarta dan menjadi wanita panggilan.
Yah sebenarnya secara diam-diam sudah lama mencintai Dokter Sukartono. Dia sering
menghayalkan Dokter Suartono sebagai suaminya. Itulah sebabnya, dia mencari alamat Dokter
Sukartono. Setelah menemukannya, dia menghubungi Dokter Sukartono dengan berpura-pura
sakit. Karena sangat merindukan Dokter Sukartono, pada saat itu juga, Yah menggodanya. Dia
sangat mahir dalam hal merayu laki-laki karena pekerjaan itulah yang dilakukannya selama di
Jakarta. Pada awalnya Dokter Sukartono tidak tergoda akan rayuannya, namun karena Yah
sering meminta dia untuk mengobatinya, lama kelamaan Dokter Sukartono mulai tergoda akan
rayuannya. Yah dapat memberikan banyak kasih sayang yang sangat dibutuhkan oleh Dokter
Sukartono yang selama ini tidak diperoleh dari istrinya. Karena Dokter Sukartono tidak pernah
merasakan ketentraman dan selalu bertengkar dengan istrinya, dia sering mengunjungi Yah. Dia
mulai merasakan hotel tempat Yah menginap sebagai rumahnya yang kedua.

          Lama-kelamaan hubungan Yah dengan Tono diketahui oleh Sumartini. Betapa panas
hatinya ketika mengetahui hubungan gelap suaminya dengan wanita bernama Yah. Secara diam-
diam Sumartini pergi ke hotel tempat Yah menginap. Dia berniat hendak memaki Yah sebab
telah mengambil dan dan menggangu suaminya. Akan tetapi, setelah bertatap muka dengan Yah,
perasaan dendamnya menjadi luluh. Kebencian dan nafsu amarahnya tiba-tiba lenyap. Yah yang
sebelumnya dianggap sebagai wanita jalang, ternyata merupakan seorang wanita yang lembut
dan ramah. Tini merasa malu pada Yah. Dia merasa bahwa selama ini dia bersalah pada
suaminya. Dia tidak dapat berlaku seperti Yah yang sangat didambakan oleh suaminya. Sepulang
dari pertemuan dengan Yah, Tini mulai mengintropeksi diri. Dia merasa malu dan bersalah
kepada suaminya. Dia merasa dirinya belum pernah memberi kasih sayang yang tulus pada
suaminya. Selama ini dia selalu kasar pada suaminya. Dia merasa telah gagal menjadi Istri.
Akhirnya, dia memutuskan untuk berpisah dengan Sukartono.

          Permintaan tersebut dengan berat hati dipenuhi oleh Dokter Sukartono. Bagaimanapun, dia
tidak mengharapkan terjadinya perceraian. Dokter Sukartono meminta maaf pada istrinya dan
berjanji untuk mengubah sikapnya. Namun, keputusan istrinya sudah bulat. Dokter Sukartono
tidak mampu menahannya dan akhirnya mereka bercerai. Betapa sedih hati Dokter Sukartono
akibat perceraian tersebut. Hatinya bertambah sedih saat Yah juga pergi. Yah hanya
meninggalkan sepucuk surat yang mengabarkan jika dia mencintai Dokter Sukartono. Dia akan
meninggalkan tanah air selama-lamanya dan pergi ke Calidonia. Dokter Sukartono merasa sedih
dalam kesendiriannya. Sumartini telah pergi ke Surabaya. Dia mengabdi pada sebuah panti
asuhan yatim piatu, sedangkan Yah pergi ke negeri Calidonia.

          Tono adalah seorang dokter yang sangat peduli kepada pekerjaannya dan memilih untuk
berpergian tiap hari untuk mengobati pasien-pasiennya meninggalkan rumah sehingga istrinya,
Tini. merasa diabaikan dan membalasnya dengan sikap yang amat tidak acuh terhadap suaminya.
Dan hal ini makin memperunyam masalah dalam rumah tangga itu.

          Tono lalu bertemu dengan Yah, perempuan jalang namun sebenarnya hidup seperti itu
karena kepedihan hidupnya. Yah pada awalnya mengaku sebagai Ny. Eni. Yah ternyata teman
sepermainan Tono sewaktu kecil, dan memendam perasaan cinta terhadap Tono sehingga Yah
pun berusaha memikat hati Tono.dan ternyata Yah adalah seorang penyanyi yang di kagumi oleh
Tomo yaitu Siti Hayati,
          Namun akhir kisah cinta segitiga ini pun berakhir pedih. Tidak ada seorang pun
mendapatkan Tono. Karena dua wanita yang mencintainya itu memutuskan untuk
mengikhlaskan Tono kepada satu sama lain.

Kelebihan dan kekurangan

Membaca buku ini, kita diajak mengembara ke alam pemikiran yang luas, ke dunia falsafah yang
sarat makna. Ini satu kelebihan dan sekaligus satu kekurangan untuk pembaca khususnya Pelajar
yang masih menyukai buku yang sederhana bahasanya dan ringan ceritanya. Kita juga akan
merasa terganggu, karena alur cerita yang melompat-lompat antara sekarang dan masa lalu.
Ditambah dengan antara dialog dan monolog, yang terjadi secara bersamaan. Ini bisa dimaklumi,
karena terjadi pada tahun 40 – an yang Bahasa Indonesianya belum berkembang seperti sekarang
ini. Benar apa yang dikatakan oleh Pengarangnya sendiri bahwa buku ini diperlukan oleh mereka
yang mempelajari sejarah perkembangan Bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai