Anda di halaman 1dari 2

Ikhtisar Buku Novel

Sabtu Bersama Bapak Karya Adhitya Mulya


Tema : Keluarga dengan Unsur Romansa

Judul Buku : Sabtu Bersama Bapak


Pembuat Ikhtisar : Lan Rintang
Penulis : Adhitya Mulya
Penerbit : GagasMedia
Tahun Terbit : Cetakan pertama, 2014.
Cetakan kesembilan, 2015.
Tebal Halaman : 290 Halaman (beserta sampul)
Jenis Buku : Novel Fiksi
ISBN : 979-780-721-5

Maut tidak memisahkan mereka. Berbekal sebuah handycam, Pak Gunawan merekam dirinya
sendiri bercerita beragam hal. Entah berapa banyak video yang sudah ia buat. Video itu
dibuat secara berkala dengan topik yang sesuai usia mereka, hingga anak-anaknya menjadi
kepala rumah tangga.
Gunawan Garnida, seorang ayah dari dua orang anak Satya dan Cakra menyadari kalau
waktunya untuk mendampingi anak-anaknya tinggal sedikit karena penyakit yang
dideritanya. Namun, Gunawan masih ingin terus mendampingi anak-anaknya. Ingin melihat
anak-anaknya tumbuh, bercerita kepadanya, dan mengajarkan banyak hal.
Sabtu sore, Itje menggendong Satya dan Cakra yang sudah 2 minggu menangis ditinggal
bapaknya. Kemudian mereka dibawa ibunya untuk menonton sebuah video, yang sudah
Gunawan persiapkan. Hingga akhirnya sabtu sore, setelah azan Ashar, merupakan waktu
terbaik mereka di setiap minggu. Sabtu bersama bapak.
Mereka tumbuh dewasa dan dihadapkan dengan konflik masing-masing. Satya, bekerja di
sebuah kilang minyak di lepas pantai. Ia dikaruniai 3 orang anak. Namun, ia menjelma
sebagai bapak yang temperamental. Satya marah karena anak-anaknya tidak bisa menjadi
sesuai apa yang ia inginkan, dia merasa bahwa anak-anaknya tidak bisa seperti bapaknya dan
itu kesalahan istrinya yang tidak bisa mendidik mereka. Hingga akhirnya Satya disadarkan
oleh istrinya, ia kembali teringat dengan video-video yang telah bapaknya buat. Dia pun
bertekad untuk menjadi suami dan bapak yang baik.
Sedangkan Cakra, ia bekerja di sebuah bank menjadi Deputy Directur. Dengan usianya yang
masih muda, tentu hal tersebut merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa. Namun, kisah
cintanya tidak sesukses pekerjaanya. Ia berkali-kali ditolak oleh perempuan idamannya.
Untuk mendapatkan sosok pacar saja sulit, apalagi istri. Mungkin hal ini disebabkan karena
wajahnya yang pas-pasan, kurang stylish, dan ia tidak berbakat untuk ‘merayu’ (kaku).
Padahal, ia sudah memiliki rumah sendiri dan kehidupan yang mapan. Hingga akhirnya ibu
Itje ikut turun tangan. Ibu Itje menawari Cakra untuk berkenalan dengan seorang gadis
temannya. Akhirnya Cakra mau, karena sesuai dengan istri idamannya.
Ibu Itje, meski sudah tua, tapi ia masih giat untuk bekerja. Ia memiliki sebuah usaha rumah
makan. Ibu Itje merupakan sosok ibu yang sangat tegar dan kuat. Setelah ditinggal suaminya,
ia harus menggantikan peran kepala keluarga bagi anak-anaknya. Suatu ketika, ia terkena
kanker payudara. Ia tidak mau memberi tahu anak-anaknya jika Ia sedang sakit keras, karena
takut merepotkan dan takut anak-anaknya menjadi tidak fokus. Suatu hari, ia sedang
menelepon Cakra. Ibu Itje berkata bahwa ia akan pergi jalan-jalan bersama ibu-ibu komplek.
Padahal, ia akan menjalankan operasi. Namun akhirnya ia ketahuan. Setelah menjalani
pengobatan, ia sembuh dan dapat menyaksikan anak bungsunya menikah.
Menjelang pernikahan Cakra, ibu Itje masih menyimpan video terakhir peninggalan
Gunawan. Video itu sangat spesial karena video itu merupakan video terakhir dan direkam di
malam Pak Gunawan meninggal. Video itu ditonton bersama-sama oleh Satya, Cakra, dan
Ibu Itje. Dalam video, tampak pak Gunawan yang kurus dan botak, tapi tampak lebih
bahagia. “Tugas Bapak membimbing kalian, selesai di sini. Tugas kalian sekarang
membimbing keluarga kecil kalian. Selalu ingatkan kepada diri kalian, untuk memberikan
yang terbaik bagi mereka. Karena kehadiran mereka adalah hal yang terbaik yang dapat
terjadi pada kalian.” Pesan terakhir Pak Gunawan dalam video itu.
Bagi pencinta novel bergenre drama-komedi mungkin sudah tidak asing lagi dengan Adhitya
Mulya. Dia merupakan seorang penulis novel maupun skenario genre komedi. Lewat novel
pertamanya yang berjudul ‘Jomblo’ pada tahun 2003, namanya mulai melejit dan makin eksis
di dunia kepenulisan. Novel tersebut kemudian diadaptasi menjadi film layar lebar dengan
judul yang sama pada tahun 2006.
Kemudian, ia semakin giat menulis novel. Beragam buku telah ia buat dan diterbitkan, seperti
‘Gege Mengejar Cinta’ (2004), ‘Travellers’ Tale Belok Kanan: Barcelona!’ (2007), ‘Empat
Musim Cinta’ (2010), ‘The Journeys’ hingga 3 seri, ‘Catatan Mahasiswa Gila’ (2011), ‘Sabtu
Bersama Bapak’ (2013), dan buku terakhir yang ia buat hingga saat ini adalah ‘Bajak Laut &
Purnama Terakhir’ (2016). Sebenarnya, masih banyak karya yang telah ia ciptakan.
Tidak hanya novel ‘Jomblo’ saja yang diadaptasi menjadi film layar lebar. Novel ‘Travellers’
Tale Belok Kanan: Barcelona!’ hasil kolaborasi Adhitya Mulya dengan Ninit Yunita, Alaya
Setya dan Iman Hidajat diangkat menjadi film layar lebar. Pun begitu juga dengan novel
‘Sabtu Bersama Bapak’ diangkat menjadi film layar lebar dengan judul yang sama. Menurut
saya, ‘Sabtu Bersama Bapak’ merupakan karya terbaik yang pernah ia ciptakan hingga saat
ini. Meskipun berdasarkan hasil fantasinya, namun novel ini berasa begitu nyata dan
membekas dalam diri saya. Banyak nilai yang dapat diambil, juga pelajaran-pelajaran untuk
orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Sebuah ide yang sangat mahal.

Anda mungkin juga menyukai