Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS NOVEL

Novel : Perahu Kertas

 Judul : Perahu Kertas


 Penulis : Dewi Lestari
 Penerbit : Bentang Pustaka
 Tahun Terbit : Juli 2012
 Cetakan ke : XV
 Kota Penerbit : Yogyakarta
 No. ISBN : 978-979-1227-78-0
 Tebal : 444 halaman
 Ukuran Buku : 20 cm

A. Sinopsis

Abstrak

Kugy, Noni, serta Eko merupakan tiga sahabat yang sangatlah kompak. Kugy merupakan
seorang gadis mungil yang berantakan dan sangat gemar berkhayal. Ia memiliki cita – cita ingin
menjadi seorang penulis dongeng. Menurut sebagian orang, cita – cita Kugy ini dianggap
sangatlah aneh. Kugy menganggap dirinya sebagai seorang agen Neptunus dan ia selalu menulis
surat kemudian melipatnya menjadi perahu kertas lalu dialirkan ke sungai supaya dapat
tersampaikan menuju Neptunus. Eko dan Noni merupakan sepasang kekasih sekaligus
merupakan sahabat Kugy.

Orientasi

Kisah satu ini berawal pada waktu Kugy diterima kuliah di salah satu perguruan tinggi
yang ada di Bandung, yang mana satu kampus bersama Eko dan Noni.

Pertemuan Kugy bersama Keenan berlangsung pada waktu Eko dan Noni mengajak Kugy
guna menjemput Keenan di Stasiun Bandung. Keenan merupakan seorang artistic, cowok
cerdas, pelukis muda yang berbakat namun Ayahnya sangat menentang Keenan untuk menjadi
pelukis. Kugy, Keenan, Eko, serta Noni pun akhirnya menjadi sahabat baik. Kugy serta Keenan
menjadi sangat dekat serta kerap bertemu sampai saling mengagumi dan memendam rasa cinta
yang sangat dalam.

Komplikasi

Keenan dengan sangat antusias membaca dongeng – dongeng yang diciptakan oleh Kugy.
Tetapi Kugy tidak dapat menggambarkan tokoh yang ada di dalam dongengnya sampai Keenan
menggambarkannya. Ketika keduanya semakin dekat, Noni bersama Eko berencana ingin
menjodohkan Keenan bersama Wanda yang merupakan sepupu Noni sekaligus anak pemilik
suatu galeri terkenal yang berada di Jakarta. Hal tersebut membuat Kugy sakit hati, terlebih
pada saat menjumpai Keenan dan Wanda sedang bersama. Kugy kemudian menutupi
perasaannya dengan cara menjauhi Keenan, Noni, dan juga Eko. Bahkan Kugy tidak menghadiri
pesta ulang tahun Noni sehingga membuat Noni kecewa sehingga keduanya saling diam pada
saat bertemu.

Klimaks

Kugy akhirnya memutuskan untuk menyelesaikan kuliahnya lebih cepat agar bisa
melupakan semuanya.

Keenan pun putus asa terhadap sikap Wanda, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke
Bali dan tinggal dengan Pak Wayan. Memerlukan waktu lama agar Keenan mau melukis lagi,
sebab hanya dongeng – dongeng Kugy yang dijadikan inspirasinya. Keenan akhirnya mencoba
melukis lagi, sebab adanya Luhde.

Revolusi

Kugy yang akhirnya selesai dengan kuliahnya kemudian menjalin hubungan bersama
Remi yang merupakan bosnya. Remi ternyata seorang pengagum lukisan Keenan serta pembeli
pertama dari lukisan Keenan. Kugy dengan Keenan tidak tahu bahwa Remi mengenal Keenan.

Sampai pada akhirnya, hati mereka pun saling memilih. Luhde kemudian memutuskan
untuk meninggalkan Keenan, begitu juga Remi bersama Kugy. Kemudian secara tidak sengaja,
Kugy dan Keenan saling bertemu dan hati Kugy pun berlabuh kembali untuk Keenan, begitu juga
hati Keenan.

B. Unsur Intrinsik
1. Tema
Di dalam novel perahu kertas mengambil tema persahabatan dan percintaan.
2. Gaya bahasa
Pemakaian bahasa di dalam novel cukup enak dibaca, mengandung majas personifikasi
contohnya pada penggalan kata “perahu itu bagaikan bertanya – tanya padaku”.
3. Plot (Alur)
Alur yang dipakai pada novel perahu kertas ialah alur maju dan alur mundur, yang artinya
di dalam cerita berlangsung flashback menuju masa lalu dan juga masa depan.
4. Latar Cerita
Berikut adalah beberapa latar cerita yang ada dalam novel perahu kertas:
 Latar tempat: Warung makan, kampus, rumah.
 Latar waktu: Siang hari, sore dan juga malam hari.
 Latar suasana: Bahagia dan sedih.
5. Penokohan
 Kugy
Kugy merupakan sesosok gadis yang unik dan juga ceria.
a. Bukti langsung: Kugy merupakan gadis yang beda di antara gadis lainnya, apabila
dikerumunan ia menjadi gadis yang tidak sulit untuk ditemukan.
b. Bukti tidak langsung: Kugy selalu nampak ceria serta dapat memberi warna di
depan sahabatnya.

 Keenan
Keenan merupakan seorang pribadi yang cuek tetapi sangat tekun.
a. Bukti langsung: Keenan sangat rajin untuk menekuni profesinya sebagai seorang
penulis, walaupun dia sempat putus asa, tetapi dia tetap kembali pada seni
lukisnya.
b. Bukti tidak langsung: Walaupun dia sudah mengetahui dengan jelas perasaannya
pada kugy, tetapi dia tetap pura – pura tidak peduli pada perasaannya.
 Wanda
Wanda merupakan seseorang yang mempunyai sifat penyayang dan juga sangat
perhatian.
a. Bukti tidak langsung: Wanda selalu memperhatikan kondisi keenan.
 Eko
Eko merupakan tipe orang yang mempunyai sifat penyayang.
a. Bukti tidak langsung: Eko selalu perhatian pada para sahabatnya.
 Noni
Noni merupakan sesosok gadis yang sangat rajin dan juga disiplin.
a. Bukti langsung: Noni merupakan gadis yang tepat waktu serta tidak suka
menunda – nunda waktu.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang yang dikisahkan pada novel satu ini memakai sudut pandang orang ketiga
yang serba tahu. Si penulis mengisahkan seluruh kejadian dengan pengetahuannya
mengenai tokoh di dalam novel Perahu Kertas. Pengarang juga perannya sebagai orang
ketiga sebab tidak ada penyebutan kata “aku” sebagai seorang tokoh, tetapi menyebut
nama dari masing – masing tokoh di dalam novel Perahu Kertas.
Contoh: Untuk kesekian kalinya, Keenan membolak – balik buku tulis itu dengan resah.
Semua halaman sudah habis ia baca, bahkan berkali-kali dan tak terhitung lagi. (halaman
278 baris ke 4)
Di dalam penggalan paragraf tersebut, Keenan tidak menyebutkan rasa resahnya di dalam
dialog seperti “Aku resah dan gundah”, melainkan pengarang yang langsung menceritakan
di dalam kalimat yang menyebutkan jika Keenan sedang merasa resah dengan cara
membolak balikkan halaman buku tulis.

C. Unsur Ekstrinsik
1. Unsur Biografi
Pengarang novel Perahu Kertas ialah bernama Dewi Lestari, yang biasa dipanggil Dee. Ia
lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Novel Perahu Kertas ini sudah lebih dulu dilansir dalam
versi digital (WAP) pada April 2008 dan kini diterbitkan atas kerjasama antara Truedee
Books dan Bentang Pustaka.

2. Unsur Sosial
Kehidupannya di Bandung mempengaruhi cara pengarang menceritakan kisah kisah Perahu
Kertas dengan gaya bahasa seperti remaja Bandung sebagai kota yang cukup besar dengan
menggunakan 'lu' dan 'gua' sehingga lebih dimengerti oleh pembaca. Naskah yang awalnya
ditulis pada 1996 dan sempat 'mati suri' selama 11 tahun ini akhirnya ditulis ulang oleh Dee
pada akhir 2007, menjadikan novel Perahu Kertas sebagai novel pertamanya yang bergenre
populer.
3. Unsur Moral
Kecintaan Dee pada format cerbungg dan komik drama serial telah menginspirasinya untuk
menuliskan cerita ini. Nilai sosial terkandung di dalamnya yaitu kehidupan mahasiswa yang
lebih sering memilih makanan yang murah daripada yang mahal.

Perahu Kertas adalah karya Dee yang keenam sesudah Supernova. Cerita Perahu Kertas
mampu menceritakan cerita kehidupan remaja yang asik, menarik, segar, dan lebih
terkesan santai. Cerita tersebut sangat relevan dengan kehidupan remaja sekarang. Cerita
cerita dikisahkan dengan santai dan unik.

4. Amanat
Amanat yang hendak disampaikan di dalam novel yakni selalu menerapkan sikap sabar dan
juga tabah. Sebab antara sahabat dan jodoh tidak akan lari kemana selepas kita mau
berusaha.

D. Jenis
Novel Perahu kertas merupakan jenis novel romantis yaitu novel yang menceritakan kisah –
kisah percintaan.

E. Kaidah kebahasaan
1. Menggunakan kalimat bermakna lampau
Contoh:
 Sejak kecil, Kugy tahu apa yang dimau, dan untuk hal yang ia suka, Kugy seolaholah
bertransformasi menjadi sosok yang sama sekali berbeda.
 Ingatan Kugy kembali ke momen di kamar kosnya dulu. Barulah ia mengerti,
sesungguhnya waktu itu Keenan membicarakan dirinya sendiri. Dan kesunyian yang
sama kembalihadir di antara mereka.
2. Menggunakan kata rujukan benda, tempat, orang
Contoh:
 Kata rujukan tempat : Sudah cukup lama perempuan itu berdiri dekat pesawat telepon
yang berada di ruang tamunya sendiri. Disana perempuan itu hanya berdiam diri
dengan tangan bergetar
 Kata rujukan benda : Terdengar suara mobil taksi memasuki pelataran lobi. Kendaraan
itu yang dipesan Keenan sudah datang.
 Kata rujukan orang : Dari kejauhan Kugy seketika bisa mengenali sosok itu. Tubuh yang
menjulang tinggi dengan rambut melewati bahu yang diikat satu. Di punggungnya
tergandul ransel merah marun dengan emblem huruf “K” warna hitam yang dijahit di
tengah-tengah. Dia satu-satunya yang berambut gondrong di tengah anak-anak
angkatan baru yang dipotong cepak gara-gara ikut opspek. Dia memilih tidak ikut
opspek daripada kehilangan kuncirnya itu—satu-satunya peninggalan otentik dari
Amsterdam yang terbawa sampai ke Bandung

3. Menggunakan kalimat langsung dan tidak langsung


Contoh:
 Kalimat Langsung : Wanda menggeleng. “Aku mendingan kedinginan di sini, daripada
kehilangan momen sama kamu,” ujarnya pelan.
 Kalimat Tidak Langsung : Noni dan Wanda tampak serius berdiskusi. Noni berencana
untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-20 bulan September depan di rumah Wanda
4. Menggunakan kata penghubung(konjungsi)
Contoh: Rasa bersalah yang sangat kuat terasa memenuhi seluruh rongga tubuhnya sampai
ke tulang, dan ia merasa sesak luar biasa. Dan yang membuat hatinya lebih pedih lagi, meski
desakan itu begitu kuat, tetap Keenan tak bisa memaksakan mulutnya mengatakan apa-apa
5. Bahasa bermakna denotative, konotatif, asosiatif, sugestif, dan plastis
Contoh:
 Mulut Keenan tampak setengah membuka, otot-otot mukanya tegang seperti bersiap
mengatakan sesuatu.
 Sambil memetik gitar dan berselonjor santai, Eko pun ikut berceletuk
6. Adanya gaya Bahasa
Contoh : Sendirian di kamarnya, Kugy mulai menulis seperti orang kesetanan. Malam itu ia
berniat menumpahkan semuanya dalam lembaran-lembaran kertas kosong. Dalam sekejap,
bidang petak putih itu terisi penuh oleh tulisan tangannya. Sambil menulis, tak jarang air
matanya ikut terselinap, meninggalkan jejak-jejak tinta yang memecah di atas kertas
7. Menggunakan majas
Contoh : Ketika di lampu merah Tuna netra itu berjalan menggunakan tongkat.
8. Menggunakan kalimat majemuk
Contoh : Keenan sebelumnya tinggal di Jakarta, lalu keluarganya pindah ke Amsterdam.

Anda mungkin juga menyukai