Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS DAN KRITIK NOVEL HUJAN KARYA TERE LIYE

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS UAS MATA KULIAH KRITIK


SASTRA
DOSEN PENGAMPU: PROF. DR. CHAIRIL EFFENDY, M.S.

OLEH:
PISKA SARRY KURNIA CHRISTY
F1011191028
KELAS: V A

PROGRAM STUDI SI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
A. Sinopsis
Novel ini menceritakan tentang Esok dan Lail yang memerankan tokoh utama.
Keduanya dipertemukan pasca gunung meletus di tahun 2042. Sedangkan, tokoh
pendampingnya ada Maryam yang menjadi sahabat Lail, wali kota beserta istrinya,
Claudia, Elijah, ibunya Lail, ibu penjaga asrama dan ibunya Esok. Efek letusan gunung
sangat dahsyat karena memporak porandakan hampir seluruh isi bumi dan hanya
menyisihkan 10% manusia. Selain itu, cuaca dan iklim menjadi kacau. Esok yang
memiliki nama lengkap Soke Bahtera ini merupakan anak muda yang pintar dan jenius.
Ketika berumur 16 tahun, ia berpindah ke ibukota untuk meneruskan sekolah.
Akhirnya, ia bisa membuat mobil terbang untuk pertama kali. Lail adalah tokoh wanita
yang sederhana, tinggal di panti sosial, menjadi relawan kemanusiaan dan mengenyam
pendidikan di sekolah perawat. Ia menyimpan perasaan cinta yang mendalam selama
bertahun-tahun kepada Esok, namun tidak bisa diungkapkan. Esok sendiri tidak
memiliki waktu lebih walau hanya sekedar menemani atau menghubunginya karena
kesibukannya. Cerita dengan latar di tahun 2042-2050 ini mengangkat genre science-
fiction. Di dalamnya terdapat bumbu-bumbu kisah percintaan remaja. Selain itu, juga
menceritakan dunia masa depan yang penuh teknologi canggih. Peran manusia sudah
digantikan dengan teknologi dan ilmu pengetahuan. Manusia semakin dimanja dengan
teknologi yang ada, tidak perlu memasak, menjahit dan mengerjakan aktivitas lainnya.
Namun, manusia tidak bisa lepas dari kodratnya memiliki berbagai jenis perasaan
seperti sedih, cinta, senang, rindu, benci dan lain-lain. Inilah yang menimbulkan konflik
dalam cerita. Pertama-tama, diawali dengan kedatangan Lail yang akan memodifikasi
ingatannya di pusat terapi saraf. Saat ditanya, ia menjawab ingin melupakan tentang
hujan. Kemudian, Lail menceritakan tentang kehidupannya dari terjadinya bencana
alam sampai tiba di pusat terapi syaraf kepada Elijah yang merupakan paramedis senior.

B. Teori yang digunakan


Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat bersikap, bagaimana ia
berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada. Aspek sosial dalam sosiologi sastra adalah
suatu telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat dan proses
sosialnya. Aspek sosial itu menelaah cara masyarakat itu tumbuh dan berkembang.
Karya sastra dapat dilihat dari segi sosiologi dengan mempertimbangkan segi-segi
kemasyarakatan. Kajian sosiologi sastra memiliki kecenderungan untuk tidak melihat
karya sastra sebagai suatu keseluruhan, tetapi hanya tertarik pada unsur-unsur
sosiobudaya yang ada di dalam karya sastra. Menurut John Hall (dalam Endaswara),
“Aspek sosial dalam telaah sosiologi sastra mencakup (1) moral, (2) etika, (3) keadaan
ekonomi (4) cinta kasih, (5) ketaatan beragama, dan (6) latar belakang pendidikan.”
Adapun dalam kajian ini aspek sosial menjadi salah satu teori sosiologi sastra yang
dimanfaatkan dalam mengkaji novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari.
C. Hasil Kritik
Sangat disayangkan Tere Liye sebagai penulis tidak memasukan aspek religi
didalam novelnya. Padahal pada hakikatnya kandungan nilai religius yang dapat
menjadi pelajaran moral bagi para pembaca. Mengingat pentingnya pendidikan agama
di era modern ini, maka melalui bacaan sastra berupa novel sebaiknya menampilkan
cerita-cerita yang dapat menggambarkan sosok perilaku yang memiliki nilai atau moral
yang berdasarkan ajaran pokok didalam agamanya. Berikut ini hasil analisis aspek
sosial didalam novel ini:
1. Aspek Kekerabatan
Kekerabatan antara tokoh utama yang ada dalam novel Hujan karya Tere
Liye adalah hubungan kekerabatan antara Lail dan keluarga Esok, Lail dengan
Maryam, Lail dan Keluarga Wali Kota, Lail dan Penghuni Panti (halaman 187,
266, dan 257). Aspek kekerabatan dalam novel Hujan karya Tere Liye
digambarkan oleh pengarang dengan jelas. Pengarang menjelaskan hubungan
kekerabatan yang terjalin antartokoh dan beberapa peristiwa yang menyebabkan
mereka mengalami kedekatan dan memiliki hubungan kekerabatan.
Kekerabatan dalam kehidupan sosial masyarakat biasanya terjalin antarteman,
antarkeluarga, bahkan antartetangga dan masyarakat sekitar. Kekerabatan
antarmasyarakat dapat terjalin dengan kita bersikap baik sesama tetangga.
Kehidupan bermasyarakat tidak pernah lepas dengan kehadiran tetangga.
Sehingga kita harus menjaga sikap dan tindakan kita sehingga kita diakui
keberadaannya oleh tetangga sekitar.
2. Aspek Perekonomian
Perekonomian dalam novel Hujan karya Tere Liye adalah kemiskinan yang
dialami penduduk di dunia setelah bencana gunung meletus melanda.
Perubahan iklim di dunia membuat kondisi perekonomian memburuk,
kekurangan pangan ada dimana-mana, hewan ternak mati kedinginan.
Kemiskinan dalam novel Hujan karya Tere Liye digambarkan pada halaman
109, 121, dan 122. Kehidupan perekonomian yang dialami para tokoh dalam
novel Hujan karya Tere Liye adalah kehidupan dengan perekonomian
menengah. Mereka mengalami perekonomian yang cukup untuk kehidupan
sehari-hari. Berbagai permasalahan memang membuat mereka mengalami
perekonomian yang semakin melemah, tetapi mereka hidup di peradaban yang
serba modern. Negara Indonesia terhubung dengan berbagai negara di dunia.
Oleh karena itu, perekonomian di Indonesia bisa kembali pulih atas bantuan dari
negara-negara lain. Aspek sosial seperti ini memang menjadi gambaran dari
realitas dalam masyarakat. Setelah terjadinya suatu bencana alam dahsyat,
membuat seluruh sumber daya yang ada menjadi musnah. Gedung, bangunan,
sawah, ladang, dan berbagai sumber daya yang lain. Hal ini secara otomatis juga
menyebabkan mereka kehilangan pekerjaan dan sebagian atau bahkan seluruh
harta benda mereka.
3. Aspek Pendidikan
Pendidikan dalam novel Hujan karya Tere Liye adalah pendidikan formal
dan non-formal. Pendidikan yang ditempuh adalah bangku sekolah,
perkuliahan, panti sosial dan Organisasi Relawan. Pendidikan yang ditempuh di
sekolah Lail mendapatkan ilmu pengetahuan umum, di perkuliahan
mendapatkan ilmu tentang kesehatan dan teknologi karena Lail kuliah di
sekolah keperawatan dan Lail berada di masa ketika teknologi sudah canggih.
Sementara Esok, kuliah di universitas Ibu kota (halaman 96 dan 194).
Pendidikan memberi kita banyak ilmu pengetahuan tentang berbagai hal dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia ini. Pendidikan juga dapat
memberikan pandangan bagi kehidupan. Membantu kita untuk dapat
membentuk sudut pandang kehidupan. Pendidikan formal yang ditempuh dalam
oleh para tokoh dalam novel Hujan karya Tere Liye ini adalah pendidikan SMP,
SMA, dan Perkuliahan. Pendidikan non formal yang ditempuh adalah
pendidikan di dalam panti sosial, dan organisasi relawan serta pendidikan
melalui kursus-kursus yang dijalani (hal 116).
4. Aspek Moralitas
Lail dan Maryam memiliki moral yang baik. Mereka rela berkorban
berlarian sejauh lima puluh kilometer ditengah hutan, hujan badai demi
menyelamatkan penduduk (halaman 151). Selain itu, Lail dan Maryam juga
memiliki perilaku yang baik, ia memberikan uang hasil penghargaannya sebagai
anggota relawan untuk penduduk panti sosial, karena Lail tahu mereka yang
lebih membutuhkan. Aspek moralitas seperti ini selalu ditunjukkan akibat hasil
dari pendidikan yang didapat oleh seseorang. Pemikiran dewasa yang ia
dapatkan dalam pendidikan formal maupun nonformal membuat seseorang
memiliki sikap simpati yang tinggi terhadap sesama. Rasa tanggung jawab
mendorong individu memiliki sikap bijaksana (halaman 189).
5. Aspek Cinta Kasih
Cinta kasih adalah keharmonisan yang terwujud karena adanya perasaan
cinta dan kasih sayang yang tumbuh dalam diri tokoh. (1) Cinta kasih yang
dimiliki Lail kepada Esok (hal 56 dan 317). Pengarang mencoba untuk memberi
gambaran bagaimana batasan cinta antara laki-laki dan perempuan. Cinta kasih
antar teman lawan jenis seperti ini banyak terjadi dalam kehidupan sosial
masyarakat. (2) Aspek cinta kasih antara Lail dengan Ibunya. Begitu tulus dan
besarnya kasih sayang antara anak dengan ibu, begitu juga sebaliknya. Perasaan
sayang ditunjukkan dengan perhatian, kekhawatiran dan pertolongan (halaman
27-29). Kasih sayang anak dengan ibunya selalu menjadi pesan yang bagus bagi
pembaca, karena sesungguhnya surga yang indah ada ditelapak kaki ibu. Kasih
sayang seorang ibu terhadap anaknya memang tidak ada batasnya. Seorang ibu
selalu memiliki hasrat untuk melindungi anaknya walaupun dirinya harus
menderita.

D. Simpulan
Aspek sosiologi sastra yang terdapat di dalam novel Hujan karya Tere Liye
terdiri atas (1) Aspek kekerabatan terdiri atas: Kekerabatan yang terjalin antara Lail
dengan keluarga Esok, kekerabatan yang terjalin antara Lail dengan keluarga Wali
Kota, dan kekerabatan yang terjalin antara Lail dan Maryam dengan keluarga panti
sosial; (2) Aspek perekonomian meliputi: kemiskinan yang dialami penduduk kota
setelah bencana gunung meletus terjadi, kehidupan perekonomian tingkat menengah
Lail dan Maryam, kehidupan perekonomian tingkat menengah Ibu Esok, dan kehidupan
perekonomian panti sosial yang memprihatinkan; (3) Aspek pendidikan terdiri atas:
pendidikan Lail dan Maryam yang di peroleh dari bangku sekolah, perkuliahan, panti
sosial, dan organisasi relawan, dan pendidikan Esok yang diperoleh dari bangku
sekolah dan perkuliahan; (4) Aspek moralitas meliputi: perbuatan baik yang
dicerminkan oleh tokoh Lail dan Maryam, perbuatan buruk yang dicerminkan oleh
penduduk kota; (5) Aspek cinta kasih terdiri atas: cinta kasih antara Lail dengan Esok,
cinta kasih antara tokoh Lail dengan ibunya, cinta kasih antara Lail dan sahabatnya
Maryam, cinta kasih antara Lail dengan Ibu Esok, dan cinta kasih antara Lail dengan
keluarga panti sosial. Sangat disayangkan di dalam novel ini tidak terdapat aspek
religius yang mencerminkan ketaatan beragama.

Anda mungkin juga menyukai