Anda di halaman 1dari 29

BAHAN AJAR TEKS PROPOSAL

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS UTS MATA KULIAH


PENULISAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA
DOSEN PENGAMPU: DR. SESILIA SELI, M.PD.

OLEH:
PISKA SARRY KURNIA CHRISTY F1011191028

KELOMPOK IV
Kelas: VA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat TuhanYang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan bahan ajar ini dengan baik dan lancar. Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Sesilia Seli, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Penulisan Bahan Ajar Bahasa Indonesia yang telah
membimbing saya dalam penyelesaian bahan ajar ini. Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dan berpartisipasi dalam
penyelesaian bahan ajar ini sehingga bahan ajar ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Bahan ajar ini berisi tentang KD dan IPK beserta materi teks proposal yang
terdapat pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI semester genap. Semoga
bahan ajar ini bermanfaat bagi kita semua terutama dalam membantu guru
memahami proses pembelajaran teks proposal dikelas XI. Penulis menyadari bahwa
tidak ada yang sempurna di dunia ini, begitu pula dengan bahan ajar yang dibuat
tidak luput dari kesalahan maupun kekurangan. Saya selaku penulis memohon maaf
jika terdapat kesalahan maupun kekurangan baik dari segi penulisan maupun
materi. Penulis juga meminta kritik dan saran dari pembaca sebagai referensi untuk
membuat bahan ajar yang lebih baik kedepannya.

Pontianak, 05 Oktober 2021


Penulis

Piska Sarry Kurnia Christy

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………i

DAFTAR ISI………………………….…………………….…....ii
A. PENDAHULUAN……………………………………………1
1. Latar Belakang……………………………….……….1
2. Rumusan Masalah………………………….………....3
3. Tujuan…………………………………………...……3
B. ISI BAHAN AJAR…………………………………...………3
1. KD dan IPK……………………………………..……3
2. Uraian Materi………………………………….…...…3
C. PENUTUP……………………………………………………24
1. Simpulan……………………………………………...24
2. Saran……………………………………………….…24
DAFTAR PUSTAKA……………………………………….……26

ii
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Pengembangan bahan ajar digunakan sebagai cara untuk
mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi isi dan
strategi pembelajaran. Pengembangan bahan ajar sebagai
pemahaman tentang desain pernbelajaran. Selain itu, pengembangan
bahan ajar mempertimbangkan sifat materi ajar, jumlah peserta
didik, dan ketersediaan materi. Pengembangan bahan ajar
mengunakan prinsip luwes. Prinsip luwes artinya dapat menerima
hal-hal baru yang belum tercakup dalam isi mata pelajaran pada saat
pengimplementasiannya (Mbulu 2004:8). Prinsip luwes siswa
mampu menerima hal-hal baru dalam isi mata pelajaran yang belum
tercakup pada bahan ajar yang disampaikan oleh guru.
Pengembangan bahan ajar yang menyenangkan dan menanamkan
nilai-nilai moral untuk peserta didik sangat diperlukan. Hal ini untuk
meningkatkan kualitas peserta didik dalam ranah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang menjadi inti dalam kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 yang berbasis teks, dijadikan pendidik untuk
mengembangkan dan menyusun bahan ajar yang berkualitas,
bervariasi, dan tetap mempertahankan aspek-aspek dasar dalam
kurikulum 2013. Berbasis teks, peserta didik dituntut untuk aktif
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan
hal-hal yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Teks
tersebut digunakan oleh pendidik untuk mengembangkan bahan ajar
yang berkualitas serta mampu menanamkan nilai-nilai moral yang
baik. Bahan ajar sebagai komponen dalam kurikulum yang akan
disampaikan kepada siswa. Komponen yang berperan sebagai
materi pembelajaran, ketika proses pembelajaran. Materi
pembelajaran tersebut disusun dalam silabus untuk mempermudah
pelaksanaan pembelajaran. Materi pembelajaran terlebih duhulu
dikembangkan, sehingga lengkap dan siap digunakan sebagai bahan
ajar. Guru ketika menyampaikan pembelajaran, terlebih dahulu
menguasai tentang cara menyampaikan materi dengan baik. Supaya
materi pembelajaran dipahami siswa, maka guru melakukan
organisasi materi pembelajaran sebelum melaksanakan
pembelajaran di kelas. Sebagai pendidik yang profesional, guna
bahan individu mempersiapkan metode, media, dan materi
pembelajaran difokuskan untuk kepentingan proses belajar
mengajar. Ketika proses belajar mengajar, Guru mengarahkan dan
membimbing siswa supaya aktif, sehingga tercipta interaksi yang

1
baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Manfaat
arahan dan pembelajaran yang disampaikan oleh guru kepada siswa
untuk menguasai materi, juga memberi pemahaman dan penguasaan
kepada siswa tentang tema. Manfaat bimbingan pembelajaran agar
siswa mampu menyelesaikan masalah.
Masalah yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran, memilih bahan ajar, menentukan bahan ajar, dan
materi pembelajaran yang sesuai dalam rangka membantu siswa
mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa
dalam mencapai kompetensi, kurikulum atau silabus dan materi
bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi
pokok. Tugas Guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut,
sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Keberhasilan dalam
proses pembelajaran ditentukan oleh pendidik yang profesional,
input yang baik, dan fasilitas, fasilitas seperti gedung sekolah, alat-
alat pengajaran, dan perpustakaan. Pemilihan bahan ajar yang tepat
dan berkualitas sangat penting. Sebagai seorang pendidik memilih
bahan ajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Teks proposal merupakan salah satu jenis materi
pembelajaran yang harus dikuasi oleh peserta didik dikelas XI
semester genap. Proposal dapat didefinisikan sebagai rencana kerja
yang disusun secara sistematis dan terinci untuk suatu kegiatan yang
bersifat formal, untuk memudahkan pengertian proposal yang
dimaksud dalam tulisan ini, kita dapat membandingkannya dengan
istilah “Proposal Karya Ilmiah” dalam dunia ilmiah (pendidikan)
yang disusun oleh seorang peneliti atau mahasiswa yang akan
membuat penelitian (skripsi, tesis, disertasi). Dalam dunia ilmiah,
proposal adalah suatu rancangan desain penelitian (usulan
penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentang suatu
bahan penelitian. Dengan mempelajari teks proposal dapat
membantu peserta didik menyusun rencana kerja secara sistemati
sehingga ketika memasuki jenjang yang lebih tinggi peserta didik
setidaknya mempunyai pengetahuan dasar mengenai teks proposal.
Oleh sebab itu guru juga memerlukan bahan ajar yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran teks proposal. Berdasarkan
latar belakang diatas maka disusun bahan ajar ini dengan judul
“Bahan Ajar Teks Proposal”.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana KD dan IPK teks proposal?

2
b. Bagaimana uraian materi reguler teks proposal?
c. Bagaimana uraian materi pengayaan teks proposal?
d. Bagaimana uraian materi remidial teks proposal?

3. Tujuan
a. Untuk mendeskripsikan KD dan IPK teks proposal.
b. Untuk mendeskripsikan uraian materi reguler teks proposal.
c. Untuk mendeskripsikan uraian materi pengayaan teks
proposal.
d. Untuk mendeskripsikan uraian materi remidial teks
proposal.

B. ISI BAHAN AJAR


1. KD dan IPK
KD IPK
3.12 Mengidentifikasi informasi 3.12.1 Mengidentifiksi isi tiap-
penting yang ada dalam tiap unsur proposal.
proposal kegiatan atau 3.12.2 Menyunting proposal
penelitian yang dibaca. yang dibaca dengan cara
melengkapi informasi yang
kurang lengkap.
4.12 Melengkapi informasi 4.12.1 Mempresentasikan hasil
dalam proposal secara lisan kerja dalam diskusi kelas.
supaya lebih efektif.
3. 13 Menganalisis isi, 3.13.1 Mengidentifikasi isi,
sistematika, dan kebahasaan sistematika, dan kebahasaan
suatu proposal. proposal.
4.13 Merancang sebuah 4.13.1 Membuat proposal
proposal karya ilmiah dengan berdasarkan unsur-unsur
memerhatikan informasi, proposal, pendahuluan, latar
tujuan, dan esensi karya ilmiah belakang masalah, metode,
yang diperlukan. pelaksanaan (tempat, waktu,
biaya, dan pelaksana) dengan
memperhatikan isi dan
kebahasaannya.

4.13.2 Mempresentasikan,
menanggapi, dan merevisi
hasil kerja dalam diskusi kelas

3
2. Uraian Materi
a. Materi Reguler
1) Faktual
CONTOH PROPOSAL KEGIATAN PENSI
(PENTAS SENI) UNTUK SEKOLAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni adalah salah satu kreatifitas dan budaya
yang sudah sepatutnya dikembangkan agar para
siswa di sekolah memiliki kecintaan dan minat
terhadap kesenian. Dan salah satu cara pengenalan
dan pengembangan seni budaya adalah melalui
kegiatan Pensi atau Pentas Seni. Dari latarbelakang
ini, kami sebagai pengurus OSIS SMA Negeri
Kurikulum Pelajaran akan mengadakan pentas drama
untuk siswa disetiap kelasnya. Pentas drama tersebut
dilakukan untuk meningkatkan apreasiasi siswa
dalam dunia peran dan melatih rasa percaya diri yang
hingga saat ini masih perlu ditingkatkan melalui
pendidikan pementasan. Selain itu, tarian berupa
dance tradisional modern juga mampu
mengembangkan kreatifitas siswa dalam hal tarian.
Kegiatan kreatifitas lainnya berupa kontes band
maupun penyanyi yang akan menambah kesan
semangat dalam suasana kebersamaan pelajar di
sekolah Pentas Seni ini pula diadakan untuk
menghibur siswa yang sebentar lagi akan siap
menjalani ujian Nasional. Selain itu, Pentas Seni ini
juga dapat menjadi hiburan dalam rangka Perpisahan
Sekolah Siswa-Siswi kelas XII. Inilah yang
melatarbelakangi kaim sebagai OSIS di sekolah
merasa perlu untuk mengadakan acara budaya
dengan kegiatan tema “Seni Budaya Nusantara Guna
Membangun Kreatifitas Pelajar Indonesia Tahun
2020”

B. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini dapat dibagi menjadi dua:

4
1. Tujuan umum: Tujuan umum diselenggarakan
kegiatan ini adalah untuk hiburan dalam rangka
Perpisahan Sekolah Siswa-Siswi kelas XII dan
menghibur siswa yang sebentar lagi akan siap
menjalani ujian Nasional.
2. Tujuan khusus: Agar siswa SMA Kurikulum
Pelajaran dapat meningkatkan apreasiasi siswa
dalam dunia seni peran dan melatih rasa percaya diri.
Menjadi ajang apresiasi dan kreasi siswa dalam
bidang kesenian. Mengakrabkan tali persaudaraan di
lingkungan sekolah. Meningkatkan dan
pengembangan seni budaya adalah melalui kegiatan
Pensi atau Pentas Seni di Sekolah. Meningkatkan
kekompakan dan kebersamaan pelajar melalui
kegiatan seni dan budaya.

C. Tema Kegiatan
Seni Budaya Nusantara Guna Membangun
Kreatifitas Pelajar Indonesia Tahun 2020

D. Macam-macam Kegiatan
Adapun kegiatan yang akan kami laksanakan yaitu:
1. Pentas Drama
2. Modern Dance
3. Band

E. Peserta Kegiatan
1. Perwakilan kelas XI
2. Perwakilan kelas XII

F. Peralatan yang Dibutuhkan


1. Panggung
2. Microfon
3. Speaker/pengeras suara
4. Kostum
5. Atribut
6. Spanduk

G. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan

5
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan Pentas Seni
ini adalah:
1. Pentas Drama:
Tanggal: Sabtu, 1 Februari 2020
Waktu: Pukul 16.00 WIB s.d 18.30 WIB
Tempat: Gedung SMA
2. Modern dance:
Tanggal: Sabtu, 1 Februari 2020
Waktu: Pukul 19.00. WIB s.d 20.35 WIB
Tempat: Gedung SMA
3. Band
Tanggal: Sabtu, 1 Februari 2020
Waktu: Pukul 20.55 WIB s.d 21.35 WIB
Tempat: Gedung SMA

BAB II
SUSUNAN PANITIA
Penanggung Jawab : Kepala Sekolah
Koordinator Kesiswaan : Waka Urusan
Kesiswaan
Penanggung Jawab Kegiatan : Sie Apresiasi Seni
Penanggung Jawab MPK : Nasywa Salsabila
Penanggung Jawab OSIS : Saifullah
Ketua Penyelenggara : Beni Bendot
Wakil Ketua : Lexi
Sekretaris : Juminten
Bendahara : Endah
Sie Acara : Zulkifli
Sie Publikasi & Dokumentasi : Ipin Upin
Sie Konsumsi : Jarwo
Sie Kebersihan & Perlengkapan: Semua Anggota
OSIS & MPK
Sie Kesenian & Kegiatan : Mashud

BAB III
SUSUNAN ACARA
No Waktu Acara Koordinator
Pelaksanaan
1. 14.00-14.20 Kumpul Sie Acara
WIB siswa di

6
Gedung
SMA
2. 14.25-14.55 Pembukaan PENSI MC
WIB di Panggung
3. 15.00-15.15 Sambutan MC
WIB Kepala
Sekolah /
Yang
diwakilkan
4. 15.15-15.30 Sambutan MC
WIB Ketua Panitia
5. 15.30-19.45 Acara MC
WIB Kegiatan
Pentas,
Drama
Modern,
Dance Band.
6. 19.50-20.00 Istirahat di MC
WIB Aula
7. 20.00-20.20 Penutup MC
WIB

BAB IV
ANGGARAN DANA
Perolehan Dana:
No DANA Total
1. Dana kas sekolah Rp 300.000,00
2. Dana partisipasi siswa Rp 1.000.000,00
3. Dana sponsor AdSense Rp 3.500.000,00
4. Dana Sponsor Google Rp 5.000.000,00
5. Dana pastisipasi guru Rp 500.000,00
TOTAL Rp 10.300.000,00

Pengeluaran Dana:
No Pengeluaran Total
1. Sewa Tempat Rp 3.000.000,00
2. Penyewaan Panggung Rp 2.500.000,00
3. Penyewaan Alat Musik Rp 1.000.000,00

7
4. Biaya Penataan Rp 200.000,00
Panggung
5. Konsumsi Rp 500.000,00
6. Spanduk Rp 300.000,00
7. Lain-lain Rp 250.000,00
TOTAL Rp 7.750.000,00

BAB V
LEMBAR PENGESAHAN
Ketua Panitia Sekretaris

Beni
Bendot Juminten
NIS………. NIS……

Ketua OSIS

Saifullah
NIS. ......

Kepala SMA Sie Apresiasi


Seni
Drs. Jokowi, M.Pd Mashud, S.Pd
NIP................... NIP………….

2) Konseptual
KD 3.12 dan IPK 4.12
A. Pengertian Proposal
• Menurut KBBI, proposal berarti rencana yang
dituangkan dalam bentuk rancangan kerja.
• Menurut Rieefky, proposal adalah suatu bentuk
rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk
formal dan standar.
• Menurut Hasnun Anwar (2004:73), proposal
adalah rencana yang disusun untuk kegiatan
tertentu.

8
• Menurut Jay (2006:1), proposal adalah alat
bantu menejemen standar agar manajemen dapat
berfungsi secara efisien.
• Menurut Keraf (2001:302), proposal adalah
suatu saran atau permintaan kepada seseorang
atau suatu badan untuk mengerjakan atau
melakukan suatu pekerjaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa proposal adalah
rencana kegiatan yang dituliskan dalam bentuk
rancangan kerja yang akan dilaksanakan. Rencana
tersebut harus dituliskan agar pihak yang
berkepentingan dapat memahami dengan baik,
memberikan izin, dan menyumbangkan dana supaya
kegiatan tersebut bisa terlaksana.

B. Ciri-ciri Proposal
1. Proposal kegitan memilikk ciri-ciri: latar
belakang, tujuan kegiatan, jenis kegiatan,
susunan acara, waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan, susunan kepanitiaan, dan anggaran
dana.
2. Proposal penelitian memiliki ciri-ciri: latar
belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, landasan teori,
metodologi penelitian, objek penelitian, data
penelitian, hasi penelitian yang diharapkan,
dam daftar pustaka.
3. Proposal bantuan dana memiliki ciri-ciri latar
belakang, dasar pemikiran, tujuan kegiatan,
nama penyelenggara kegiatan, jenis kegiatan
yang berkaitan dengan produk sponsor,
penonton/peserta yang sesuai dengan produk
sponsor, tempat dam waktu pelaksanaan
kegiatan, susunan acara, dan pengalaman
menyelenggarakan kegiatan.

C. Unsur-unsur Proposal
Secara umum berikut unsur-unsur yang
sebaiknya ada di dalam proposal sebagai berikut:

9
1. Latar Belakang
Dalam bagian ini dikemukakan tentang
kejadian, keadaan, atau hal yang
melakarbelakangi pentingnya dilaksanakan
suatu penelitian.
2. Masalah dan Tujuan
Secara rinci dan spesifik kita perlu
menyebutkan masalah dan tujuan-tujuan
kegiatan. Rumuskanlah tujuan-tujuan itu
dengan rasional dan persuasif sehingga yang
membacanya tertarik pada tujuan-tujuan
tersebut.
4. Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan yang diusulkan harus dijelaskan
batas-batasnya. Membatasi ruang lingkup
persoalan kegiatan, sekurang-kurangnya
memberikan dua manfaat.
5. Kerangka Teoritis dan Hipotesis
Dalam hal ini dikemukakan telaah terhadap
teori atau hasil-hasil penelitian sebelumnya
yang berkaitan dengan masalah yang
dirumuskan.
6. Metode
Pada bagian ini, dikemukakan metode
kegiatan yang akan dilaksanakan, termasuk
teknik-teknik pengumpulan data.
7. Pelaksana Kegiatan
Salah satu faktor yang turut diperhitungkan
oleh penerima proposal adalah susunan
personalia dari badan yang menyampaikan
proposal tersebut.
8. Fasilitas
Untuk mengerjakan suatu pekerjaan
diperlukan pula fasilitas-fasilitas tertentu. Di
pihak lain, fasilitas-fasilitas yang ada itu akan
lebih menekankan biaya sehingga kalkulasi
biaya yang disodorkan akan menjadi lebih
murah daripada kalau harus menyewa dari
pihak-pihak lain.
9. Keuntungan dan Kerugian

10
Hal ini bukan sesuatu yang berlebihan, tetapi
untuk meyakinkan penerima usul bahwa
biaya yang akan dikeluarkan tidak akan sia-
sia dengan yang akan diperoleh. Keuntungan
yang diperoleh dapat bersifat keuntungan
yang memang langsung diharapkan,
keuntungan sampingan, penghematan, dan
sebagainya.
10. Lama Waktu
Dalam proposal harus dijelaskan lama waktu
pekerjaan itu akan diselesaikan. Bila
pekerjaan itu terdiri atas tahap-tahap
pekerjaan, maka tahap-tahap itu perlu
diberikan dengan perincian waktu
penyelesaian masing-masing.
11. Pembiayaan
Biaya merupakan salah satu topik yang juga
sangat diperhatikan penerima usul. Namun,
bagi badan penerima usul yang baik
reputasinya, kualitas pekerjaan merupakan
hal yang lebih diutamakan. Bagaimanapun
juga, perincian biaya harus benar-benar
digarap dalam proposal ini sehingga dapat
meyakinkan penerima usul.

D. Jenis Proposal
Secara umum proposal terbagi menjadi 4 jenis
atau 4 macam, yaitu proposal kegiatan, proposal
bisnis, proposal penelitian dan proposal wirausaha,
berikut penjelasannya:
1. Proposal Kegiatan
Pengertian proposal kegiatan adalah pengajuan
rencana suatu kegiatan baik yang bersifat
individu ataupun kelompok. Contoh proposal
kegiatan: proposal kegiatan pentas seni budaya,
proposal kegiatan perpisahan sekolah, proposal
kegiatan perkemahan dan lain sebagainya.
2. Proposal Bisnis
Pengertian proposal bisnis atau disebut juga
proposal usaha adalah jenis proposal yang

11
berkaitan dengan dunia usaha atau rancangan
rencana kerja yang ditujukan baik oleh
perseorangan ataupun kelompok kepada investor.
Proposal ini menggambarkan singkat profil
usaha, kelebihan usaha yang ditawarkan, serta
penggambaran keuntungan dan kerugian yang
akan diterima. Contoh proposal bisnis: proposal
pendirian usaha, proposal dalam bentuk kerja
sama antar perusahaan dan lain sebagainya.
3. Proposal Penelitian
Pengertian proposal penelitian adalah suatu
acuan, ide, usulan atau gagasan yang ditujukan
pada badan, instansi atau yang lainnya untuk
mengadakan suatu penelitian terhadap suatu
masalah. Proposal penelitian berisi tentang
gambaran singkat penelitian, latar belakang,
maksud dan tujuan, alasan mengapa isi atau topik
terut diangkat, waktu yang dibutuhkan, lokasi
penelitian dan lain sebagainya.
4. Proposal Wirausaha
Dalam proposal wirausaha perlu diperhatikan
pada siapa proposal anak ditujukan, apakah pada
Owner (pihak intern yang memiliki jabatan lebih
tinggi), atau Mitra (partner yang akan diajak
kerjasama), lembaga perizinan, atau pada pihak
sponsor.
Selain 4 jenis teks proposal diatas, berikut
dibawah ini adalah macam macam proposal
berdasarkan sifatnya/ bentuknya, yaitu ada proposal
formal, no formal dan semi formal. Berikut
penjelasannya

1. Proposal Formal
Proposal formal memiliki ciri ciri atau 3 Bagian
utama, yaitu pendahuluan isi dan bagian
pelengkap penutup:
a. Bagian pendahuluan terdiri dari sampul dan
halaman judul, surat pengantar (kata
pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan
pengesahan permohonan.

12
b. Bagian isi proposal terdiri dari latar belakang,
pembatasan masalah, tujuan ruang lingkup,
pemikiran dasar (anggapan dasar),
metodologi, fasilitas, personalia (susunan
panitia), keuntungan dan kerugian, waktu,
dan biaya.
c. Bagian pelengkap penutup terdiri dari daftar
pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.
2. Proposal Non-Formal
Proposal non formal tidak selengkap proposal
formal dan biasanya disampaikan dalam bentuk
memorandum atau surat saja. Proposal non
formal harus mengadung hal-hal seperti masalah,
saran, pemecahan dan permohonan.
3. Proposal Semi Formal
Proposal semi formal hampir sama dengan
proposal non formal dimana tidak selengkap
seperti pada proposal formal.

KD 3.13 dan IPK 4.13


A. Sistematika Proposal
Struktur penulisan proposal dapat bermacam-
macam. Hal ini bergantung pada jenis kegiatan yang
diusulkannya. Dalam beberapa aspek, proposal
penelitian memiliki beberapa perbedaan dengan proposal
kegiatan kemasyarakatan. Namun, secara umum berikut
bagian-bagian yang sebaiknya ada di dalam proposal
tersebut.

1. Latar Belakang
Dalam bagian ini dikemukakan tentang kejadian,
keadaan, atau hal yang melakarbelakangi pentingnya
dilaksanakan suatu penelitian. Apabila kegiatan yang
diusulkan itu berupa kegiatan kesehatan penduduk
desa, yang kita kemukakan dalam latar belakang
adalah tentang berjangkitnya penyakit menular dan
sebagainya.
2. Masalah dan Tujuan

13
Secara rinci dan spesiik kita perlu menyebutkan
masalah dan tujuan-tujuan kegiatan. Rumuskanlah
tujuan-tujuan itu dengan rasional dan persuasif
sehingga yang membacanya tertarik pada tujuan-
tujuan tersebut.
3. Ruang Lingkup
Kegiatan Kegiatan yang diusulkan harus
dijelaskan batas-batasnya. Membatasi ruang lingkup
persoalan kegiatan, sekurang-kurangnya
memberikan dua manfaat. Dapat lebih terlihat oleh
pengusul duduk persoalan dari kegiatan yang akan
dilakukannya. Bagi penerima usul, suatu deskripsi
yang konkret dan jelas akan lebih mudah pula dilihat
kebaikan dan kelemahannya. Baik pengusul maupun
perima usul, masing-masing akan menguji masalah
itu dari ruang lingkup itu dengan bahan-bahan
literatur yang ada.
4. Kerangka Teoretis dan Hipotesis
Dalam hal ini dikemukakan telaah terhadap teori
atau hasilhasil penelitian sebelumnya yang berkaitan
dengan masalah yang dirumuskan. Telaah itu bisa
berupa perbandingan, pengontrasan, dan peletakan
teori-teori itu pada masalah yang akan diteliti. Teori-
teori itu merupakan dasar argumentasi bagi pengusul
dalam meneliti persoalan-persoalannya sehingga
diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Dari teori-
teori yang dikemukakan itu, penerima usul bisa
memahami bobot usulan itu di samping dapat
mengetahui pula penguasaan pengusul terhadap
kegiatan yang diusulkannya.
5. Metode
Pada bagian ini, dikemukakan metode kegiatan
yang akan dilaksanakan, termasuk teknik-teknik
pengumpulan data. Dalam hubungan ini dapat
disebutkan metode historis, deskriptif, ataupun
eksperimental. Sementara itu, dalam hal teknik
pengumpulan data dapat disebutkan teknik angket
(kuesioner), wawancara, observasi, studi pustaka,
atau tes. Dalam bagian ini harus juga dikemukakan
rencana pengolahan data yang diperlukan. Melalui

14
metode-metode yang digunakan, kegiatan yang
direncanakan itu dapat dinilai oleh penerima usul,
yakni apakah rencana itu akan diperoleh hasil yang
memuaskan atau tidak. Semakin komprehensif,
metode yang diusulkan, penerima usul akan semakin
yakin akan rencana kegiatan itu. Melalui gambaran
metode itu, dapat dinilai pula olehnya jumlah biaya
yang perlu dikeluarkan.
6. Pelaksana Kegiatan
Salah satu faktor yang turut diperhitungkan
oleh penerima proposal adalah susunan personalia
dari badan yang menyampaikan proposal tersebut.
Sebab itu, tuliskanlah personalia yang dapat
diandalkan untuk mengerjakan pekerjaan yang
diusulkan itu. Bila perlu datar personalia atau
pelaksana kegiatan tersebut dilengkapi dengan
pendidikan dan keahlian mereka. Apabila kegiatan
itu berupa pengecatan jalan desa, tentunya yang
dikemukakan adalah susunan kepanitiannya
termasuk pihak-pihak yang bertanggung jawab
terhadap kegiatan itu. Dalam proposal penelitian
untuk penulisan skripsi, tesis, atau disertasi,
pelaksana kegiatan tidak perlu dikemukakan karena
sudah jelas, yakni mahasiswa itu sendiri.
7. Fasilitas
Untuk mengerjakan suatu pekerjaan diperlukan
pula fasilitas-fasilitas tertentu. Di pihak lain,
fasilitas-fasilitas yang ada itu akan lebih menekankan
biaya sehingga kalkulasi biaya yang disodorkan akan
menjadi lebih murah daripada kalau harus menyewa
dari pihak-pihak lain. Pengusul perlu
menggambarkan bermacam-macam fasilitas yang
dimilikinya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih
meyakinkan lagi penerima usul bahwa tawaran
penulis memang benar-benar serius dan penulis
sanggup mengerjakannya dengan baik.
8. Keuntungan dan Kerugian
Tentu lebih meyakinkan lagi jika dikemukakan
juga keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh
dari pekerjaan itu. Hal ini bukan sesuatu yang

15
berlebihan, tetapi untuk meyakinkan penerima usul
bahwa biaya yang akan dikeluarkan tidak akan sia-
sia dengan yang akan diperoleh. Keuntungan yang
diperoleh dapat bersifat keuntungan yang memang
langsung diharapkan, keuntungan sampingan,
penghematan, dan sebagainya. Akan lebih simpatik
lagi apabila pengusul menyampaikan juga kerugian
atau hambatan-hambatan yang akan dihadapi kelak.
Sering kali orang takut mengemukakan keburukan
atau kekurangan sesuatu yang ditawarkan, takut
kalau tawaran atau usulnya tidak diterima. Dalam
jangka panjang hal ini sebenarnya akan
menguntungkan pihak pengusul itu sendiri. Badan
yang akan memberi pekerjaan akan lebih percaya
akan kejujuran pengusul yang dalam melaksanakan
pekerjaan itu. 9. Lama Waktu Dalam proposal harus
dijelaskan lama waktu pekerjaan itu akan
diselesaikan. Bila pekerjaan itu terdiri atas tahap-
tahap pekerjaan, maka tahap-tahap itu perlu
diberikan dengan perincian waktu penyelesaian
masing-masing.
9. Pembiayaan
Biaya merupakan salah satu topik yang juga
sangat diperhatikan penerima usul. Namun, bagi
badan penerima usul yang baik reputasinya, kualitas
pekerjaan merupakan hal yang lebih diutamakan.
Bagaimanapun juga, perincian biaya harus benar-
benar digarap dalam proposal ini sehingga dapat
meyakinkan penerima usul. Yang lebih diinginkan
agar semua pos pembiayaan diberikan perincian
tersendiri. Perincian itu dapat dibagi untuk upah, alat
perlengkapan, belanja barang, biaya umum, dan
sebagainya.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan sistematika
proposal berikut!
1. Latar Belakang
2. Masalah dan Tujuan
a. Masalah
b. Tujuan

16
3. Ruang Lingkup Kegiatan
a. Objek
b. Jenis-Jenis kegiatan
4. Kerangka Teoretis dan Hipotesis
a. Kerangka teoretis
b. Hipotesis
5. Metode
6. Pelaksana Kegiatan
a. Penanggung jawab
b. Susunan personalia
7. Fasilitas yang Tersedia
a. Sarana
b. Peralatan
8. Keuntungan dan Kerugian
a. Keuntungan-Keuntungan
b. Kemungkinan kerugian
9. Lama Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Waktu
b. Tempat
10. Anggaran Biaya
11. Datar Pustaka
12. Lampiran-Lampiran

B. Kaidah Kebahasaan Proposal


1. Bersifat argumentatif (argumen-argumen akan lebih
meyakinkan apabila disertai dengan alasan).
2. Bersifat persuasif (dimaksudkan untuk menggugah
penerima proposal untuk menerima ajuan).
3. Menggunakan banyak istilah ilmiah baik berkenaan
dengan kegiatan itu sendiri ataupun tentang istilah-
istilah berkaitan dengan bidang keilmuannya.
4. Menggunakan banyak kata kerja tindakan yang
menyatakan langkah-langkah (metode penelitian)
kata-kata yang dimaksud misalnya, berlatih,
membaca, mengisi, dan lain-lain.
5. Menggunakan kata-kata yang menyatakan
pendefinisian yang ditandai oleh penggunaan kata
merupakan, adalah, yaitu, yakni.
6. Menggunakan kata-kata yang bermakna perincian,
seperti selain itu, pertama, kedua, ketiga.

17
7. Menggunakan kata-kata yang bersifat "keakanan"
seperti akan, diharapkan, direncanakan. hal itu sesuai
dengan sifat proposal itu sendiri sebagai suatu usulan
rencana atau rancangan program kegiatan.
8. Menggunakan kata-kata bermakna lugas denotatif
hal ini penting guna menghindari kesalahan
pemahaman antara pihak pengusul dengan pihak
tertuju/penerima proposal.

3) Prosedural
Agar kegiatan kalian mudah dan hasilnya
benar, kalian harus mengikuti langkah-langkah untuk
menyususn kerangka proposal berikut ini:
a) Langkah pertama peneliti menjelaskan fenomena
yang relevan dengan penelitian. Fenomena harus
mengandung masalah yang akan diselesaikan
dengan langkah yang dilakukan.
b) Dari masalah ini, peneliti merumuskan
pertanyaan penelitian atau rumusan masalah.
Masalahnya dapat digambarkan hanya sebagai
apa yang peneliti ingin ketahui dan
penyelesaiannya.
c) Tujuan dan manfaat penelitian dapat dirumuskan
secara sekilas untuk sekadar mengetahui bahwa
penelitian kalian memang sesuai dengan
tujuannya. Pada titik ini kita setidaknya telah
menyelesaikan Bab I dari pendahuluan.
d) Bab I yang lengkap ini dapat digunakan sebagai
dasar untuk perumusan judul penelitian yang
sederhana. Judul tidak harus final karena ada
waktu untuk merevisinya jika perlu.
e) Mengumpulkan kajian pustaka yang sesuai
dengan isi proposal yang tergambar pada latar
belakang dan tujuan.
f) Menentukan metode penelitian yang akan
digunakan untuk menemukan pemecahan
masalah.
g) Menyimpulkan dan menyusun saran dari
proposal berdasarkan uraian pada Bab I dan Bab
2.

18
4) Metakognitif
a) Menjadi rencana yang mengarahkan panitia
dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
b) Menjelaskan secara tidak langsung kepada
pihak-pihak yang ingin mengetahui kegiatan
tersebut.
c) Untuk meyakinkan para donatur atau sponsor
agar mereka memberikan dukungan material
maupun finansial dalam mewujudkan
kegiatan yang telah direncanakan.
d) Sebagai gambaran awal sebuah kegiatan.
e) Sebagai alat untuk memperoleh persetujuan
dari pihak berwenang.
f) Sebagai alat pengontrol jalannya kegiatan.
g) Sebagai alat evaluasi kegiatan.
h) Sebagai salah satu alat untuk memperluas
jaringan kerja dan komunikasi

b. Materi Remidial
Proposal merupakan rencana kerja yang ditulis secara
sistematis, terperinci, dan formal mengenai rancangan suatu
kerja atau kegiatan Hal yang perlu diperhatikan dalam
menulis proposal secara umum yaitu,
1. Isi Proposal
2. Sistematika Proposal
1) Latar Belakang
2) Masalah dan Tujuan
a) Masalah
b) Tujuan
3) Ruang Lingkup Kegiatan
a) Objek
b) Jenis-Jenis kegiatan
4) Kerangka Teoretis dan Hipotesis
a) Kerangka teoretis
b) Hipotesis
5) Metode
6) Pelaksana Kegiatan
a) Penanggung jawab

19
b) Susunan personalia
7) Fasilitas yang Tersedia
a) Sarana
b) Peralatan
8) Keuntungan dan Kerugian
a) Keuntungan-Keuntungan
b) Kemungkinan kerugian
9) Lama Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a) Waktu
b) Tempat
10) Anggaran Biaya
11) Datar Pustaka
12) Lampiran-Lampiran
Komponen atau unsur-unsur dalam proposal umum:

a) Nama Kegiatan (Judul)


Nama kegiatan/judul yang akan dilaksanakan
tercermin dalam judul proposal.
b) Latar Belakang
Latar belakang proposal berisi pokok-pokok
pemikiran dan alasan perlunya diadakan kegiatan
tertentu.
c) Tujuan Kegiatan
Penyusunan proposal harus merumuskan tujuan
sedemikian rupa agar target yang akan dicapai dan
nilai tambah yang diperoleh dapat dirasakan oleh
pembaca proposal. Oleh karena itu, tujuan harus
dijabarkan supaya tampak manfaatnya.
d) Tema
Tema adalah hal yang mendasari kegiatan tersebut.
e) Sasaran/peserta
Penyusun proposal harus menetapkan secara tegas
siapa yang akan dilibatkan dalam kegiatan tersebut.
f) Tempat dan Waktu
Kegiatan Dalam proposal harus dituliskan secara
jelas kapan dan di mana kegiatan akan dilaksanakan.
g) Kepanitiaan
Penyelenggara atau susunan panitia harus
dicantumkan dalam proposal dan ditulis secara rinci.
h) Rencana Anggaran

20
Kegiatan Penulis proposal harus menyusun anggaran
biaya yang logis dan realistis, serta memperhatikan
keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran.
i) Penutup
Setiap penulisan proposal tentu harus memiliki
penutup sebagai akhir dari suatu kepenulisan.
Penutup berisi ucapan terima kasih dan harapan dari
pihak penyelenggara kegiatan.

3. Kebahasaan Poposal
a. Bersifat argumentatif (argumen-argumen akan lebih
meyakinkan apabila disertai dengan alasan).
b. Bersifat persuasif (dimaksudkan untuk menggugah
penerima proposal untuk menerima ajuan).
c. Menggunakan banyak istilah ilmiah baik berkenaan
dengan kegiatan itu sendiri ataupun tentang istilah-
istilah berkaitan dengan bidang keilmuannya.
d. Menggunakan banyak kata kerja tindakan yang
menyatakan langkah-langkah (metode penelitian)
kata-kata yang dimaksud misalnya, berlatih,
membaca, mengisi, dan lain-lain.
e. Menggunakan kata-kata yang menyatakan
pendefinisian yang ditandai oleh penggunaan kata
merupakan, adalah, yaitu, yakni.
f. Menggunakan kata-kata yang bermakna perincian,
seperti selain itu, pertama, kedua, ketiga.
g. Menggunakan kata-kata yang bersifat "keakanan"
seperti akan, diharapkan, direncanakan. hal itu sesuai
dengan sifat proposal itu sendiri sebagai suatu usulan
rencana atau rancangan program kegiatan.
h. Menggunakan kata-kata bermakna lugas denotatif
hal ini penting guna menghindari kesalahan
pemahaman antara pihak pengusul dengan pihak
tertuju/penerima proposal.

c. Materi Pengayaan
Pada umumnya sebelum kita melakukan suatu
kegiatan, kita harus menyusun rencana kegiatan terlebih
dahulu. Rencana kegiatan itu berisi strategi pelaksanaan
kegiatan dari awal sampai akhir. Rencana kegiatan yang

21
disusun itu disebut proposal. Proposal dapat didefinisikan
sebagai rencana kerja yang disusun secara sistematis dan
terinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal, untuk
memudahkan pengertian proposal yang dimaksud dalam
tulisan ini, kita dapat membandingkannya dengan istilah
“Proposal Karya Ilmiah” dalam dunia ilmiah (pendidikan)
yang disusun oleh seorang peneliti atau mahasiswa yang
akan membuat penelitian (skripsi, tesis, disertasi). Dalam
dunia ilmiah, proposal adalah suatu rancangan desain
penelitian (usulan penelitian) yang akan dilakukan oleh
seorang peneliti tentang suatu bahan penelitian. Bentuk
“Proposal Karya Ilmiah” ini, biasanya memiliki suatu
bentuk, dengan berbagai standar tertentu seperti penggunaan
bahasa, tanda baca, kutipan dll. Proposal yang akan dibahas
dalam tulisan ini adalah “Proposal Umum” yang sering
digunakan sebagai usulan atau rancangan kegiatan. Bentuk
proposal ini memiliki banyak kemiripan dengan model
“Proposal Karya Ilmiah” yang digunakan dalam dunia
ilmiah, namun karena sifatnya yang lebih umum maka
“Proposal Umum” biasanya lebih lentur dalam penggunaan
bahasa dan tidak terlalu kaku dalam aturan penulisan.
Namun, walaupun lebih “bebas”, penulisan “Proposal
Umum” tetap harus mengindahkan kaidah-kaidah dan
sistematika tertentu, agar dapat dengan mudah dimengerti
oleh orang-orang yang membaca proposal tersebut. Secara
mendasar, harus di garis bawahi bahwa penulisan proposal
hanya satu di antara dari sekian banyak tahap perencanaan,
seperti yang telah diuraikan sebelumnya dalam buku ini.
Penulisan proposal adalah suatu langkah penggabungan dari
berbagai perencanaan yang telah dibuat dalam tahap-tahap
sebelumnya. Ini berarti, tanpa terlebih dahulu melakukan
langkah-langkah sebagaimana yang diuraikan dalam buku
ini, maka kemungkinan besar penulisan proposal akan
menemui kesulitan.
A. Proposal Karya Ilmiah
Istilah “Proposal Karya Ilmiah” dalam dunia
ilmiah (pendidikan) yang disusun oleh seorang
peneliti atau mahasiswa yang akan membuat
penelitian (skripsi, tesis, disertasi). Dalam dunia
ilmiah, proposal adalah suatu rancangan desain

22
penelitian (usulan penelitian) yang akan dilakukan
oleh seorang peneliti tentang suatu bahan penelitian.
Berbeda dengan proposal umum, Proposal Karya
Ilmiah dibuat dengan maksud membuat suatu
rancangan penelitian sebagai pedoman peneliti untuk
melakukan penelitian selanjutnya. Proposal Karya
Ilmiah harus dibuat dengan baik dan jelas, sehingga
mampu menjadi pegangan selama penelitian
berlangsung Bentuk “Proposal Karya Ilmiah” ini,
biasanya memiliki suatu bentuk, dengan berbagai
standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda
baca, kutipan dll. Secara mendasar, harus di garis
bawahi bahwa penulisan proposal hanya satu di
antara dari sekian banyak tahap perencanaan, seperti
yang telah diuraikan sebelumnya. Penulisan proposal
adalah suatu langkah penggabungan dari berbagai
perencanaan yang telah dibuat dalam tahap-tahap
sebelumnya. Ini berarti, tanpa terlebih dahulu
melakukan langkah-langkah sebagaimana yang telah
diuraikan, maka kemungkinan besar penulisan
proposal akan menemui kesulitan.

B. Struktur dan Sistematika Proposal Karya Ilmiah


Secara umum berikut ini struktur atau
sistematika Proposal Karya Ilmiah:
a) judul penelitian,
b) latar belakang,
c) rumusan masalah,
d) tujuan penelitian,
e) manfaat penelitian,
f) ruang lingkup penelitian,
g) penjelasan istilah,
h) kajian teori,
i) metodologi penelitian (metode penelitian,
bentuk penelitian, data dan sumber data,
teknik dan alat pengumpul data, teknik
analisis data), dan
j) daftar pustaka

23
C. PENUTUP
1. Simpulan
Masalah yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran, memilih bahan ajar, menentukan bahan ajar, dan
materi pembelajaran yang sesuai dalam rangka membantu siswa
mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa
dalam mencapai kompetensi, kurikulum atau silabus dan materi
bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi
pokok. Tugas Guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut,
sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Keberhasilan dalam
proses pembelajaran ditentukan oleh pendidik yang profesional,
input yang baik, dan fasilitas, fasilitas seperti gedung sekolah, alat-
alat pengajaran, dan perpustakaan. Pemilihan bahan ajar yang tepat
dan berkualitas sangat penting. Sebagai seorang pendidik memilih
bahan ajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Kompetensi dasar dan Indikator pencapaian kompetensi yang
dicantumkan didalam bahan ajar ini sesuai dengan KD dan IPK yang
terdapat didalam silabus kemendikbud. Uraian materi diberikan
dengan mencantumkan materi reguler teks proposal berupa materi
faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif. Materi remidial
adalah materi atau pembelajaran yang diberikan kepada peserta
didik yang dinyatakan belum mencapai KKM pada satu Kompetensi
Dasar tertentu. Materi remidial didalam bahan ajar ini diberikan
dengan cara penyederhanaan cara penyajian (memberikan
rangkuman yang sederhana) yang juga dapat disertai dengan
penyederhanaan strategi pembelajaran untuk KD tertentu sedangkan
materi atau pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang
telah melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM.
Pemberian materi pengayaan adalah salah satu upaya guru untuk
membantu peserta didik yang sudah mencapai KKM untuk
memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya.
Materi pengayaan didalam bahan ajar ini berupa materi proposal
karya ilmiah. Pemberian materi proposal karya lmiah bertujuan
untuk memberikan pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang
dipelajari peserta didik mengenai teks proposal.
2. Saran
Bahan ajar ini diharapkan dapat membantu guru dalam
proses pembelajaran secara khusus pada KD 3.12 dan IPK 4.12 dan
juga KD 3.13 dan IPK 4.13 tentang teks proposal. Namun tentunya
bahan ajar ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan oleh sebab

24
itu guru harus kreatif dalam mengembangkan strategi pembelajaran
sehingga proses pembelajaran tidak berlangsung monoton dan
membosankan.

25
DAFTAR PUSTAKA
Hasnun, Anwar. 2004. Pedoman dan Petunjuk Praktis Karya Tulis, Puisi, Artikel,
Makalah, Laporan, Surat Dinas. Yogyakarta: Absolut
Heizer, Jay dan Barry Render. 2006 “Operation Management”. Jakarta: Selemba
Empat

Idris, Husna. 2020. E-Modul Bahasa Indonesia Kelas XI. Pontianak: SMAN 1
Pontianak diakses pada tanggal 04 Oktober 2021
Jay, Rose. 2006. Menulis Proposal dan Laporan. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer

Mbulu, J. dan Suhartono. 2004. Pengembangan Bahan Ajar. Malang: Elang Mas
Suherli, dkk. Bahasa Indonesia Kelas XI Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka

26

Anda mungkin juga menyukai