Anda di halaman 1dari 4

Nama Anggota Kelompok : Piska Sarry Kurnia Christy (F1011191028)

Cahyati Ulya
Febriana Ayuningtyas

Mahfud Cerita Dipanggil Jokowi: Presiden Tanya '3 Periode' Kenapa Ramai Terus
Isal Mawardi - detikNews
Rabu, 20 Apr 2022 21:26 WIB

Jakarta - Menko Polhukam Mahfud Md bercerita saat dirinya dipanggil Presiden Joko Widodo
(Jokowi) ke Istana Bogor. Kala itu, Jokowi bertanya ke Mahfud mengapa isu perpanjangan masa
jabatan Presiden selalu ramai disorot masyarakat.

"Pada hari Selasa, sebelum demo (mahasiswa) itu, Presiden memanggil saya ke Istana Bogor.
(Presiden) tanya banyak hal, masalah BLBI, masalah macam-macam. Terakhir nih, (Presiden
tanya) 'Pak Mahfud, itu tentang isu 3 periode sama perpanjangan jabatan kenapa ramai terus?'"
ujar Mahfud dalam acara Adu Perspektif yang disiarkan oleh detikcom berkolaborasi dengan
Total Politik, Rabu (20/4/2022).

"'Iya Pak, katanya Bapak (Jokowi) mau perpanjang (jabatan)?'" kata Mahfud menirukan suaranya
saat menjawab pertanyaan Presiden Jokowi.

"'Saya mau ngomong apa lagi? Apa kurang jelas saya ngomong bahwa saya tidak (tidak setuju
perpanjangan jabatan). Tanggal sekian saya ngomong, tanggal sekian saya manggil KPU pun
untuk menunjukkan bahwa saya mau pemilu tahun 2024,'" jelas Mahfud menirukan suara
Jokowi.

Mahfud kemudian menyebut bahwa perkataan Jokowi bisa ditafsirkan macam-macam oleh
masyarakat. Menurut Mahfud, setelah pertemuan itu, Presiden Jokowi menegur menteri-menteri
agar tidak bicara penundaan pemilu.

Video arahan Jokowi itu pun diunggah di YouTube. Seketika, jelas Mahfud, tidak ada lagi
menteri yang berbicara penundaan pemilu hingga perpanjangan jabatan presiden.
"Kabinet yang sudah tidak ada yang ngomong kayak begitu lagi. Pak Luhut (Menko
Kemaritiman dan Investasi) sudah tidak, Pak Bahlil (Menteri Investasi) juga tidak, Pak Airlangga
(Menko Perekonomian) juga tidak. Presiden umumkan di depan mereka, 'ya sudah jangan
ngomong itu lagi'," tutur Mahfud

Analisis Wacana Kritis

Wacana perpanjangan masa jabatan presiden Joko Widodo menjabat 3 periode terus
muncul dan memicu beragama tanggapan dari berbagai kalangan. Setelah hampir tenggelam, isu
itu kembali muncul dari pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Pemerintah
Desa Seluruh Indonesia (Apdesi), Surtawijaya. Dalam kegiatan Silaturahmi Nasional Apdesi di
Istora Senayan, Jakarta, pada 29 Maret 2022 lalu, dia menyatakan mendukung wacana Jokowi 3
periode. Pernyataan Surtawijaya menuai polemik karena posisi kepala desa adalah bagian dari
pemerintah yang dinilai mempunyai pengaruh politik yang cukup kuat bagi masyarakatnya.
Selain itu, sebagai pejabat pemerintahan, kepala desa tidak boleh terlibat dalam praktik politik
praktis.

"Pada hari Selasa, sebelum demo (mahasiswa) itu, Presiden memanggil saya ke Istana
Bogor. (Presiden) tanya banyak hal, masalah BLBI, masalah macam-macam. Terakhir nih,
(Presiden tanya) 'Pak Mahfud, itu tentang isu 3 periode sama perpanjangan jabatan kenapa
ramai terus?'" ujar Mahfud dalam acara Adu Perspektif yang disiarkan oleh detikcom
berkolaborasi dengan Total Politik, Rabu (20/4/2022).

"'Iya Pak, katanya Bapak (Jokowi) mau perpanjang (jabatan)?'" kata Mahfud menirukan
suaranya saat menjawab pertanyaan Presiden Jokowi.

Berdasarkan data diatas Menko Polhukam Mahfud Md menceritakan mengenai


pertemuannya dengan Joko Widodo membahasa isu 3 periode yang masih ramai disorot oleh
masyarakat. Kata “kenapa masih ramai?” menjelaskan kebingungan presiden Joko Widodo
mengenai isu 3 periode yang tak kunjung surut padahal Joko Widodo sendiri telah mengeluarkan
statement bahwa pemilu akan tetap dilakanakan pada tanggal 14 April 2024. Sedangkan kata
“Katanya?” menunjukkan bahwa isu tersebut masih simpang siur dimasyarakat. Otomatis hal
tersebut menjelaskan bahwa perlunya ada tanggapan, ketegasan dan kepastian dari lawan bicara
untuk menyikapi persoalan yang sedang dihadapi tersebut. Sebelumnya berdasarkan beberapa
data yang di peroleh oleh peneliti isu 3 periode ini mulai muncul ketika adanya usulan
penundaan pemilu oleh ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar. Awalnya
persoalan ini belum dianggap serius oleh masyarakat namun yang membuat situasi semakin
memanas dimasyarakat ketika beberapa kalangan elite mulai berkomentar (baik pro maupun
kontra) dan menunjukan dukungannya terhadap wacana presiden 3 periode. Salah satunya Mentri
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ikut berkomentar
mengenai isu 3 periode.

"Kalau tiba-tiba nanti ada yang bilang kita rakyat minta begini-begini, DPR proses,
parpol, berproses segala macam, sampai di MPR karena keadaan situasi... Kita tunda sehari,
setahun, atau dua tahun, tiga tahun, itu sah-sah saja," ujarnya beberapa waktu lalu (sumber:
cnbc: demo mahasiwa tolak 3 periode dan bantahan Jokowi)

Berdasarkan data diatas, kalimat “itu sah-sah saja” jelas menunjukan dukungan Luhud
terhadap wacana 3 periode tersebut. Kata “sah” artinya dilakukan menurut hukum (undang-
undang) yang berlaku. Luhud seolah-olah mengungkapkan tidak ada halangan untuk
mewujudkan wacana presiden 3 periode. Belum lagi ditambah dengan beberapa partai yang juga
mendukung penundaan pemilu yaitu Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Golkar, dan Partai
Amanat Nasional sedangkan yang menolak yaitu PDIP, Partai Gerindra, Partai Nasdem, Partai
Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera. (sumber: CNN Indonesia: soal 3 periode dan makna
ganda taat konstitusi). Situasi ini menimbulkan pro dna kontra di kalangan masayarakat secara
khusus yang kontra dengan wacana ini. Oleh sebab itu mahasiswa secara serentak memutuskan
untuk turun ke jalan dan menyuarakan dengan tegas bahwa kontitusi harus tetap dijalankan. Pada
tanggal 10 April 2022 melalui akun instagramnya Jokowi menegaskan bahwa pemilu akan tetap
dilaksanakan pada tanggal 14 April 2022 namun masih banyak masyarakat yang tidak
mempercayai pernyataan presiden Joko Widodo di media sosialnya tersebut.

"'Saya mau ngomong apa lagi? Apa kurang jelas saya ngomong bahwa saya tidak (tidak setuju
perpanjangan jabatan). Tanggal sekian saya ngomong, tanggal sekian saya manggil KPU pun
untuk menunjukkan bahwa saya mau pemilu tahun 2024,'" jelas Mahfud menirukan suara
Jokowi.

Berdasarkan data diatas, kata “kurang jelas” mempertegas bahwa KPU dan presiden
Jokowi sendiri juga tidak ingin perpanjang masa jabatan

Anda mungkin juga menyukai