Jokowi akhirnya memilih Andika sebagai Panglima TNI meski hanya memiliki
masa tugas selama 13 bulan. Wajar jika timbul kecurigaan Presiden tidak sanggup
membendung permintaan kelompok yang menginginkan Andika menjadi
Panglima.
Saat itu, belum ada sikap terang dari Jokowi siapa kandidat Panglima yang dia
inginkan, hinggaberdampak buruk karena membelah institusi tentara. Bahkan,
sejak awal 2021, terjadi perkubuan kuat di lingkup internal TNI antara pendukung
Andika dan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono, yang lebih
diunggulkan.
Gerbong politik besar di belakang Andika menjadi faktor pemaksa Jokowi
memilihnya. Andika adalah menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara,
Abdullah Mahmud Hendropriyono, yang juga sangat dekat dengan Ketua Umum
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Tidak salah jika tekanan politik besar membuat Jokowi mengabaikan begitu saja
soal kinerja dan rekam jejak kandidat pilihannya. Sulit menemukan prestasi dan
terobosan Andika dalam meningkatkan kemampuan dan profesionalitas prajurit
sejak menjadi KSAD. Kasus pembunuhan tokoh Papua, Theys Hiyo Eluay, pada
2001, juga sempat menyeret namanya.
Dari aspek administrasi kenegaraan, keputusan soal Panglima kali ini sudah pasti
akan menimbulkan kerumitan baru. Setahun ke depan, Presiden harus mencari
dan mengangkat kembali pengganti Andika. Apalagi jika yang terpilih menjadi
salah satu dari kepala staf, yang mayoritas memiliki masa tugas tinggal setahun.
Artinya, setara dengan lama masa jabatan Hadi Tjahjanto, Jokowi mesti
mengangkat tiga Panglima TNI baru. Ini kebijakan mubazir dan mungkin bisa
menjadi kontraproduktif menjelang Pemilihan Umum 2024. Apalagi setiap
pergantian Panglima selalu melahirkan perseteruan dan perkubuan di lingkup
internal tentara.
Penelitian yang sama mengungkap, para buzzer menggarap isu-isu yang ditentang
publik, seperti revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi dan
pembahasan omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja. Menjelang revisi
Undang-Undang KPK, misalnya, para pendengung menghasut warganet bahwa
lembaga itu telah dikuasai kelompok Islam radikal yang mereka sebut “Taliban”.
Di ranah komersial, buzzer awalnya banyak disewa untuk mempromosikan
produk atau jasa tertentu. Sampai di sini, meski bisa menyesatkan konsumen,
buzzer belum begitu meresahkan. Namun, ketika merambah dunia politik, daya
rusak pasukan siber itu lebih besar, terutama ketika mereka menjadi agen
propaganda hitam untuk meraih dan melanggengkan kekuasaan.
Pada pemilihan presiden 2019, misalnya, kubu Joko Widodo dan kubu Prabowo
Subianto tak hanya menggunakan buzzer untuk memoles citra jagoan masing-
masing. Pendengung juga saling serang menggunakan kabar bohong untuk
menjatuhkan lawan. Akibatnya, secara politik, masyarakat terbelah demikian
tajam, sehingga sulit untuk direkatkan kembali.
Soal kebakaran hutan, klaim Jokowi juga janggal sebagai komitmen Indonesia
terhadap mitigasi krisis iklim. Tahun lalu angka kebakaran hutan turun dari 1,6
juta hektare menjadi 300 ribu hektare. Tapi itu karena pandemi dan curah hujan
yang tinggi, bukan usaha pemerintah. Pelbagai bencana hidrometeorologi di
Indonesia telah membantah klaim Jokowi soal komitmen melindungi lingkungan.
Investigasi majalah Tempo di Papua menunjukkan beberapa perusahaan yang
mengantongi hak pengusahaan hutan melanggar sejumlah aturan dan ketentuan
dalam manajemen hutan lestari. Dari menebang di luar rencana kerja, memotong
pohon di luar konsesi, hingga pengingkaran pajak. Semua pelanggaran ini
bermuara dari bolong besar Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), yang
digadang-gadang pemerintah sebagai sistem unggul mencegah kayu ilegal.
Jika tata kelola SVLK kuat, kayu bermasalah dari Papua tak akan bisa keluar dari
Indonesia hingga ke luar negeri. Di atas kertas, sistem ini mampu melacak kayu
yang ditebang dengan pelanggaran-pelanggaran itu sehingga sertifikat legalnya
tak akan bisa terbit. Belum lagi problem lingkungan dan konflik dengan
masyarakat adat karena konsesi menyerobot tanah ulayat.
Pangkal soal bolong SVLK adalah masalah menahun yang tak kunjung
diperbaiki: independensi lembaga sertifikasi. SVLK membiarkan lembaga
sertifikasi bekerja mengaudit dengan mendapat bayaran dari perusahaan kayu.
Akibatnya, alih-alih jadi filter mencegah kayu ilegal, SVLK menjadi sistem yang
mencuci kayu ilegal di hutan-hutan Indonesia.
Maka, ketimbang mengklaim capaian kosong yang membuat kita malu di depan
dunia internasional, seharusnya Jokowi menunjukkan komitmennya pada
perbaikan tata kelola kehutanan. Hutan Indonesia rusak akibat ketiadaan
komitmen negara pada perlindungan lingkungan yang akuntabel.
Namun permintaan ini juga akan menggantang asap. Sehari setelah Jokowi
menandatangani janji menghentikan deforestasi 2030 dalam Deklarasi Glasgow,
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar membantah klaim
Jokowi di Glasgow.
Pengerjaan kereta cepat Indonesia China di tunel 1 inlet sepanjang 1467 meter di kawasan Halim, Jakarta, 23 September
2021. Tempo/Tony Hartawan
Kalaupun kini permintaan modal awal sudah bisa dipenuhi dengan kucuran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, bukan berarti masalah kelar.
Pembengkakan biaya proyek harus tetap ditutup para pemegang saham. Di sini
ada potensi masalah baru. Kinerja keuangan keempat anggota konsorsium Pilar
Energi belum begitu moncer.
Pada semester pertama tahun ini, PTPN VIII memang mencatat laba bersih Rp
1,45 triliun. Tapi itu terjadi setelah restrukturisasi utang Rp 41 triliun. Laba Jasa
Marga yang naik drastis pada periode yang sama menjadi Rp 855,63 miliar juga
lebih didorong oleh pelepasan investasi sebesar Rp 788,74 miliar. Artinya,
kewajiban menyokong kesuksesan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bisa
menjadi beban keuangan tambahan untuk semua BUMN itu.
Semua masalah ini seharusnya tak terjadi jika sedari awal pemerintah serius
mengkaji kesiapan BUMN yang terlibat. Akurasi data perencanaan dan asumsi
pembiayaan dalam dokumen proyek pun seperti tak dihitung dengan cermat.
Banyak suara kritis yang mempertanyakan kelaikan proyek sejak awal tak
didengarkan. Tuntutan Dewan Perwakilan Rakyat yang meminta proyek ini
diaudit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebelum anggaran
dicairkan sudah tepat.
Kini nasi sudah menjadi bubur. Proyek sudah berjalan 80 persen dan November
2022 diperkirakan rampung. Ada kabar Presiden Jokowi berencana mengundang
Presiden Cina Xi Jinping untuk menggunakan kereta cepat itu seusai Konferensi
Tingkat Tinggi G20 di Bali tahun depan. Publik hanya bisa harap-harap cemas
jika pertaruhan besar proyek kereta cepat ini berakhir runyam.
“Saya mengucapkan selamat atas penunjukan Pak Andika,” ujar Hadi kepada
Tempo, Jumat, 5 November lalu. Hadi kerap disebut mendorong Kepala Staf TNI
Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono sebagai suksesornya.
Namun, Rabu itu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengantar surat presiden
mengenai penunjukan Andika sebagai calon Panglima TNI ke DPR. Menerima
warkat itu, Ketua DPR Puan Maharani mengumumkan bahwa Presiden Joko
Widodo hanya mengusulkan Andika sebagai satu-satunya kandidat Panglima TNI
pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
Sinyal Jokowi memilih Andika tampak sejak lima hari sebelumnya atau 29
Oktober. Menantu bekas Kepala Badan Intelijen Negara, Abdullah Mahmud
Hendropriyono, itu ikut mengantar rombongan Presiden ke Bandar Udara
Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Presiden Jokowi hendak
bertolak ke Roma, Italia, untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi G20.
Setidaknya ada enam kriteria yang dipakai para pembantu presiden untuk menapis
nama calon panglima. Mereka menimbang sisa masa dinas, kemampuan
konsolidasi internal, dan rekam jejak. Selain itu, tim melihat faktor loyalitas,
komunikasi dengan presiden, dan agenda politik seperti pemilihan presiden 2024.
•••
Menurut Andi, diskusi di Kantor Staf Presiden soal pergantian panglima turut
mencermati persepsi publik. Dalam kajian itu, publik beranggapan bahwa perlu
ada rotasi antarmatra dalam penunjukan panglima yang baru. “Masyarakat
melihat rotasi itu harus Angkatan Darat, Udara, lalu Laut. Padahal bisa Darat,
Udara, kemudian Darat lagi,” ujar mantan Sekretaris Kabinet ini.
“TNI dan Polri pasti menggelar operasi besar pengamanan pemilu. Titik puncak
operasi itu harus diprediksi sehingga sebaiknya tak dilakukan rotasi dalam kondisi
tersebut,” kata analis utama politik dan keamanan Laboratorium Indonesia 2045
ini.
Dua orang yang mengetahui rencana pergantian Panglima TNI bercerita, Istana
makin intens membahas kandidat pengganti Marsekal Hadi sejak September lalu.
Keduanya menyatakan Jokowi melibatkan tim lawas untuk memetakan calon
potensial. Pembahasan itu disebut-sebut berjalan ketika Jokowi berkunjung ke
Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 9-13 September lalu.
Andi disebut sebagai salah satu pakar militer yang dilibatkan untuk memberikan
analisis. Sebelum bertugas di Kantor Staf Presiden, ia anggota Tim Sebelas dan
Tim Transisi yang membantu pencalonan Jokowi sebagai presiden pada 2014.
Andi membantah jika disebut memberi masukan kepada Presiden. “Presiden
sudah tahu calon panglima yang akan dipilih,” tuturnya.
Pada Januari 2018, Andika menyandang tiga bintang dengan menjadi Komandan
Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan TNI Angkatan Darat.
Sekitar enam bulan kemudian, ia memimpin Komando Cadangan Strategis
Angkatan Darat. Tak sampai lima bulan memimpin Kostrad, Andika dipilih oleh
Presiden sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.
Sejumlah narasumber di Istana dan TNI bercerita, Andika dua kali ditawari posisi
Wakil Panglima TNI. Namun dua kali pula dia menolak. Ia memilih tetap
memimpin Angkatan Darat. Pada November 2019, Andika enggan berkomentar
saat ditanyai soal tawaran tersebut. “Kalau itu, jangan tanya saya. Tanya yang
punya rencana,” ujarnya.
Dalam forum pertama, Pratikno disebut menerangkan ada penugasan lain untuk
Andika di luar institusi TNI. Narasumber yang sama menyebutkan Andika
ditawari memimpin Badan Intelijen Negara, Kementerian Dalam Negeri, atau
Kantor Staf Presiden. Andika tak langsung memberi jawaban saat itu.
Ditemui ketika mengantar surat presiden soal calon Panglima TNI di DPR,
Menteri Pratikno menjelaskan bahwa Presiden sudah memilih Andika sebagai
calon Panglima TNI sebelum menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Italia.
Ia tak menjelaskan secara rinci alasan Jokowi menunjuk Andika.
“Presiden sudah memilih Angkatan Darat. Angkatan Laut kan bisa nanti pada
periode berikutnya,” kata Pratikno pada Rabu, 3 November lalu.
•••
Surat Prabowo itu, menurut dua pejabat, dikirim setelah Andika bertandang ke
Kementerian Pertahanan pada 6 Oktober lalu. Sumber yang sama menyebutkan
Andika bertemu dengan Prabowo setelah Menteri Sekretaris Negara Pratikno
mengabarkan soal penugasan di luar TNI.
Presiden Joko Widodo mengendarai sepeda saat masih dikawal Komandan Paspampres Mayor
Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan), di kawasan Bundaran Hotel Indonesia Jakarta, November
2014. Dok. TEMPO/Dasril Roszandi
Dua sumber yang sama mengatakan Megawati berhubungan baik dengan Andika.
Pada Mei lalu, misalnya, Andika bertamu ke rumah presiden kelima itu di Jalan
Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Megawati juga dekat dengan mertua
Andika, Abdullah Mahmud Hendropriyono. Saat Megawati menjadi presiden,
Hendro menjabat Kepala Badan Intelijen Negara.
Kepada Tempo, Diaz Hendropriyono, putra Hendro, juga menyatakan ayahnya tak
cawe-cawe dalam urusan pemilihan Panglima TNI. “Keluarga hanya mendoakan
yang terbaik,” ujarnya.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa di Kompleks Parlemen Senayan,
Jakarta, 20 Januari 2020. ANTARA/Puspa Perwitasari
Pada Sabtu, 6 November lalu, Andika akhirnya lolos uji kelayakan dan kepatutan
di Komisi Pertahanan DPR. Komisi Pertahanan menerima usul Presiden Jokowi
yang mengajukan Andika sebagai calon tunggal pengganti Marsekal Hadi
Tjahjanto.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono (kanan bawah) mengemudikan Ranpur LVT-7 saat meninjau
latihan operasi amfibi di Pantai Todak, Dabo Singkep , Kepulauan Riau, 25 Oktober 2021. ANTARA/Fakhri Hermansyah
Dudung Abdurachman dan Eko Margiyono calon kuat Kepala Staf Angkatan
Darat.
PESAN WhatsApp dikirimkan oleh Laksamana Yudo Margono sekitar dua jam
setelah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani mengumumkan Jenderal
Andika Perkasa sebagai calon Panglima Tentara Nasional Indonesia. Berisi tiga
kalimat, Kepala Staf TNI Angkatan Laut itu meminta anak buahnya menghormati
keputusan Presiden Joko Widodo.
“Kita sebagai prajurit Jalasena harus tetap loyal dan menghormati keputusan
tersebut,” tulis Yudo di grup WhatsApp perwira tinggi Markas Besar Angkatan
Laut. Jalasena adalah tanda kehormatan dari pemerintah buat mereka yang berjasa
untuk Angkatan Laut. Menyatakan keputusan itu sebagai yang terbaik, Yudo
meminta jajarannya tetap memajukan angkatannya.
Sedangkan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo disebut
tak menjadi calon kuat karena satu matra dengan Hadi Tjahjanto. Petinggi
Angkatan Laut juga percaya diri karena selama Jokowi menjadi presiden belum
ada panglima dari korps baju putih. Apalagi Jokowi menginginkan Indonesia
menjadi poros maritim dunia dan memiliki program tol laut.
Jika skenario Istana berjalan, akan ada pergantian Kepala Staf Angkatan Laut.
Ada dua nama kuat yang disebut-sebut menjadi pengganti Yudom yakni Panglima
Komando Gabungan Wilayah 1 Laksamana Madya Muhammad Ali dan Rektor
Universitas Pertahanan Amarulla Octavian. Ali lulusan Akademi Angkatan Laut
tahun 1989 dan Octavian seangkatan dengan Yudo.
Yudo tak mengangkat panggilan telepon atau membalas pesan yang dilayangkan
Tempo. Saat pengumuman nama panglima, dia menghabiskan hari di kantor
dengan bermain tenis. Yudo berpasangan dengan salah satu atlet tenis nasional
melawan anak buahnya. Selesai salat magrib, ia makan bakso bersama di
lapangan tenis yang baru diresmikan itu.
•••
SINYAL bakal segera terisinya posisi Kepala Staf TNI Angkatan Darat
dilontarkan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno. “Saat pergantian panglima
tentu saja harus segera ada pengisian KSAD yang baru,” ujar Pratikno setelah
menyerahkan surat presiden ihwal pencalonan Panglima TNI, Rabu, 3 November
lalu.
Saat ini ada 15 jenderal berpangkat letnan jenderal di Angkatan Darat. Mereta di
antaranya Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Bakti Agus Fadjari, Inspektur
Jenderal Angkatan Darat Benny Susianto, Panglima Komando Cadangan Strategis
Dudung Abdurachman, dan Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat Teguh
Arief Indatmoko.
Selain itu, Kepala Staf Umum TNI Eko Margiyono, Wakil Menteri Pertahanan
Muhammad Herindra, dan Kepala Badan Intelijen Strategis Joni Supriyanto.
Analisis Utama dari Laboratorium Indonesia 2045, Andi Widjajanto, menuturkan,
ada dua nama kuat untuk menggantikan Andika, yaitu Dudung Abdurachman dan
Eko Margiyono.
Menurut Andi, posisi kepala staf setelah era Reformasi lebih banyak diisi tentara
yang pernah atau sedang bertugas sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis
Angkatan Darat. “Pada masa Presiden Jokowi, semua KSAD juga pernah
menjabat Pangkostrad,” kata mantan Sekretaris Kabinet ini. Ia merujuk pada
Gatot Nurmantyo, Mulyono, dan Andika Perkasa, yang pernah memimpin
Kostrad.
Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman, di kawasan Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta, 1
November 2021. Dok Kostrad
Ihwal kedekatan dengan Presiden, Andi menilai Dudung dan Eko mempunyai
hubungan yang sama. Keduanya pernah menjabat Panglima Komando Daerah
Militer Jayakarta. Posisi itu otomatis masuk ring satu protokol presiden, misalnya
ikut mengantar ataupun menjemput presiden ketika bepergian. “Ada kesempatan
bertemu dan berinteraksi,” ujar Andi.
Sedangkan jika Dudung yang terpilih artinya pemerintah berpikir tahapan pemilu
sudah bisa berjalan baik. Syaifullah menilai pergantian kepala staf pada 2023 juga
dianggap tak mempengaruhi persoalan keamanan. “Intinya, calon kuat ya dua
orang itu,” ucapnya, Kamis, 4 November lalu.
Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto, yang juga datang, bercerita bahwa Megawati
gembira karena setelah 75 tahun baru ada patung Sukarno dan diperkenalkan
sebagai proklamator. “Ibu sangat senang,” ujarnya. Selain itu, mertua Dudung,
Mayor Jenderal (Purnawirawan) Cholid Ghozali, pernah menjabat Ketua Dewan
Penasihat Baitul Muslimin Indonesia, organisasi sayap PDIP.
Andika Perkasa Panglima TNI Hadi Tjahjanto Jokowi Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Laut | TNI AL
Deforestasi Terencana di Papua
i
Konsesi PT Prabu Alaska di Kabupaten Kaimana, Papua Barat, pada April 2021. Forest Watch Indonesia
Samuel, 42 tahun, meringis menahan sakit. Tujuh wakil suku Tanggarofa dan
Wanusanda di ruangan itu hanya bengong. Juru bicara PT Prabu Alaska, Dirgan
Laberis, juga tak berkata-kata, sampai laki-laki gempal itu ke luar ruangan.
Dia adalah Kapten Frans Aboda, Komandan Komando Rayon Militer (Koramil)
Buruway. Wartawan Tempo yang berada di ruangan itu melihat pembicaraan
antara juru bicara Prabu Alaska dan wakil-wakil masyarakat adat menjadi
canggung. Obrolan tentang kompensasi kayu di lahan adat itu pun bubar seiring
muazin di masjid Prabu Alaska mengumandangkan ikamah salat Jumat.
Tumpukan Kayu di Pelabuhan PT Prabu Alaska, di Kabupaten Kaimana, Papua Barat, April 2021.
TEMPO/Erwan Hermawan
Menurut Samuel, Frans Aboda menamparnya karena tak terima atas berita di
media lokal yang menyebutnya menerima kayu Prabu Alaska secara ilegal.
Sebulan sebelumnya, Samuel bersama Sulfianto Alis, Direktur Eksekutif
Perkumpulan Panah Papua, lembaga swadaya masyarakat pemantau hutan,
mengecek operasi Prabu Alaska yang menebang pohon di lahan ulayat. Ketika
mengontrol ke dalam hutan itu, mereka menemukan tempat penimbunan kayu
olahan.
Tempo mengecek tempat penimbunan kayu itu beberapa hari setelah insiden
penggamparan Samuel. Sudah tak ada aktivitas pengolahan kayu di sana. Namun
serbuk gergaji berceceran. Para pekerja mengatakan tak tahu siapa yang
menggergaji kayu di wilayah adat itu.
Tuntutan wakil dua suku di Papua Barat itu punya dasar hukum, yakni Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 62 Tahun 2020 tentang
Pedoman Penilaian Kinerja PHPL dan Verifikasi Legalitas Kayu. Aturan ini
mewajibkan perusahaan pemegang HPH meminta izin kepada masyarakat adat
yang tinggal di area konsesi sebelum menebang pohon.
Suasana Pelabuhan PT Prabu Alaska di Kampung Mandewa, Buruway, Kaimana, April 2021.
TEMPO/Erwan Hermawan
Keputusan ini diperkuat Peraturan Gubernur Papua Barat Nomor 4 Tahun 2014
tentang kewajiban perusahaan membayar Rp 10-150 ribu per meter kubik kayu
yang mereka tebang di lahan adat. Dirgan Laberis mengatakan kompensasi sudah
mereka bayarkan kepada suku Tanggarofa di Fruata. Samuel Risa menolak
penjelasan ini karena kayu yang ditebang itu berada di wilayah adat Tanggarofa di
Rauna, tiga jam dengan kapal cepat dari Kaimana.
Persetujuan masyarakat adat adalah salah satu syarat bagi perusahaan pemilik
HPH seperti Prabu Alaska untuk mendapatkan sertifikat PHPL. Sertifikat ini
menjadi syarat perusahaan bisa menjual kayu hingga ke luar negeri. “Prabu
Alaska tidak pernah sosialisasi menebang kayu kepada kami,” ujar Samuel.
Dirgan justru mengakui ada persoalan dengan dua suku adat saat perusahaannya
melakukan penebangan pada awal 2021. Dirgan beralasan operator tebang tak
tahu batas wilayah adat antarmarga di area konsesi perusahaannya. “Kami hanya
tahu batas antarkonsesi,” ujar Dirgan. “Karena masalah belum clear, meski sudah
ada sertifikat, kayu belum kami jual.”
Untuk menyelesaikan persoalan itu, Dirgan mengundang dua suku yang lahannya
masuk area konsesi. Namun pembicaraan buyar karena insiden penggamparan
Samuel Farisa. Di ujung pembicaraan sebelum salat Jumat, Dirgan mengatakan
perusahaannya setuju membayar tiap meter kubik kayu yang mereka tebang di
lahan adat. “Soal siapa yang berhak, silakan dirundingkan di marga,” katanya.
•••
Di Papua, wilayah konsesi hutan terluas dipegang Korindo Group, korporasi milik
taipan Korea Selatan, Robert Seung. Melalui PT Inocin Abadi dan PT Tunas
Timber Lestari, perusahaan ini mengelola 314 ribu hektare lahan. Ada juga PT
Bade Makmur Orissa, anak usaha PT Pelayaran Korindo, yang menguasai lahan
konsesi hutan tanaman industri seluas 99.750 hektare.
Temuan Tempo selama April-Mei 2021 di Papua dan Papua Barat menunjukkan
banyak pelanggaran terhadap dua aturan tersebut. Selain berkonflik dengan
masyarakat adat, seperti yang dialami dua suku di Kaimana, beberapa perusahaan
menebang kayu di luar rencana kerja tahunan (RKT) mereka, menebang kayu
dengan menyeberang ke lahan konsesi perusahaan lain, juga kurang membayar
pajak.
Namun masalah tak selesai begitu saja. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor P.54 Tahun 2019 mengenai audit kepatuhan terhadap pemegang
izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu, seharusnya Prabu Alaska membayar
denda 15 kali tarif provisi sumber daya hutan (PSDH) karena menebang di luar
area konsesi mereka. PSDH adalah semacam pajak kayu yang dihitung dari
volume pohon yang ditebang. Pada 2020, perusahaan ini hanya melaporkan
pembayaran PSDH Rp 12,2 miliar.
Dari area Prabu Alaska, Tempo bergerak ke wilayah konsesi PT Inocin Abadi,
anak usaha Korindo Group di Papua. Para tentara berseliweran di sepanjang jalan
masuk area konsesi. Menurut citra satelit, blok tebangan di koordinat 06.89211°
Lintang Selatan dan 140.64296° Bujur Timur itu telah ditebang pada 2020. Tapi,
di lapangan, petugas memasang plang bertulisan “RKT 2021”.
Mikael Omba, penduduk adat Kampung Naga yang wilayah ulayatnya berada di
wilayah konsesi Inocin, mengatakan setiap tahun perusahaan ini menebang kayu
di luar rencana kerja mereka. “Biasanya mereka tebang dulu baru minta izin,”
ucapnya.
Dari area penebangan, Tempo mengecek kayu dari lahan konsesi tiga perusahaan
itu ke pelabuhan angkut. Pelabuhan kayu Prabu Alaska berada di sempadan
Sungai Mandewa, dua jam dari Kaimana memakai kapal cepat. Pada sore akhir
April itu, hujan mengguyur pelabuhan, membasahi kertas-kertas kuning kode bar
(barcode) di tumpukan kayu merbau sepanjang 5 meter berdiameter 60-170
sentimeter.
Ketika kode bar itu dipindai dengan telepon seluler, muncul pranala ke sebuah
situs web. Namun situs itu macet, tak bisa dibuka. Pemindaian di Kaimana, yang
koneksi Internet-nya cukup, sama saja. Dalam Sistem Verifikasi Legalitas Kayu
atau SVLK, kode bar seharusnya terkoneksi ke situs yang merekam informasi
kayu. Kode bar berfungsi sebagai alat pelacakan sejak penebangan hingga
pengolahan oleh industri kayu, bahkan sampai ke toko akhir di luar negeri.
Di kertas kuning kode bar berlogo Indonesian Legal Wood itu tertera sertifikat
nomor 107-VLK-ISE-X/2017. Sertifikat legalitas kayu yang dikeluarkan PT
Intishar Sadira Ehsan itu berlaku pada 18 Oktober 2017-17 Oktober 2020. “Kok,
masih dipakai? Kami sudah mencabut dan meminta Prabu Alaska tak
memakainya lagi,” kata Saeful Ichwan Suryawan, Direktur Intishar.
Setelah Oktober 2020, sertifikat kayu Prabu Alaska diterbitkan oleh PT Lambodja
Sertifikasi. Isbat, Direktur Utama Lambodja, mengatakan perusahaannya
menerbitkan sertifikat pada Maret 2021. Artinya, ketika pengecekan pada April
2021, seharusnya kode bar kayu di pelabuhan Mandewa sudah memakai sertifikat
Lambodja. Isbat tak mau berkomentar tentang hal ini dengan alasan masa kontrak
auditnya berakhir pada September 2021.
Meski tak mengantongi sertifikat legalitas kayu, Prabu Alaska terus menebang
pohon pada November-Desember 2020. Dalam dua bulan itu, menurut laporan
yang dicatat KLHK, sebanyak 24.944,74 meter kubik kayu mereka hasilkan.
Perusahaan telah membayar PSDH untuk kayu sebanyak itu Rp 4,5 miliar.
Ketiadaan sertifikat kayu itu juga terekam di area tebangan.
TIM INVESTIGASI
COP26 Krisis Iklim Deforestasi Papua Barat SVLK Industri Kayu Papua
SVLK Sampai di Mana
i
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya berjalan di sela-sela
menghadiri KTT Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Inggris, 1 November 2021. ANTARA/Biro Pers
Media Kepresidenan/Laily Rachev
Cuitan ini memantik keriuhan warganet yang tak setuju terhadap pernyataan
pejabat yang seharusnya melindungi lingkungan hidup dan mengatur tata kelola
kehutanan agar tak merusak bumi itu. Tak berhenti di situ, Wakil Menteri Luar
Negeri Mahendra Siregar juga menilai penandatanganan Deklarasi Glasgow
bukan berarti Indonesia akan mencapai nol deforestasi, yang membingungkan dan
memicu ledekan media internasional.
Tempo, yang sejak April lalu menyiapkan liputan tentang deforestasi terencana di
Papua, melayangkan permintaan wawancara kepada Menteri Siti dengan
pertanyaan pokok: mengapa pemerintah membiarkan praktik lancung perusahaan-
perusahaan pemilik hak pengusahaan hutan membabat rimba Papua? Tempo
menemukan pelbagai pelanggaran perusahaan yang melanggar prinsip-prinsip
manajemen hutan lestari.
Menteri Siti tak pernah menjawab surat itu hingga kini. Biasanya, ia ringan
jempol menjawab pelbagai pertanyaan seputar kebijakan pengelolaan hutan,
meski tak komplet dan lengkap. Pertanyaan kemudian dikirim kepada Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari yang baru, Agus Justianto, pada 26 Juli lalu.
Agus meminta pertanyaan dikirimkan kepada Istanto, Direktur Usaha Hutan
Produksi.
Istanto setuju menjawab pertanyaan Tempo. Kami sepakat bertemu dua hari
kemudian. Namun, sehari sebelum wawancara, ia membatalkan rencana
pertemuan dengan alasan ada rapat. Berkali-kali ditagih, ia tak merespons pesan,
setali tiga uang dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup
Bambang Hendroyono. Juru bicara Kementerian, Nunu Anugrah, hanya
mengatakan surat sudah sampai kepada para direktur jenderal.
Dalam forum COP26 pada Kamis, 4 November lalu, Agus Justianto berpidato
mempromosikan SVLK sebagai “alat kebijakan dan sistem yang dirancang untuk
meningkatkan tata kelola hutan yang baik”. Lewat SVLK, kata Agus, Indonesia
mendukung pertumbuhan dan pemasaran produk kehutanan yang legal dan lestari
guna menekan kerusakan hutan. SVLK, dia menambahkan, terbukti
meningkatkan perdagangan produk kehutanan secara legal dan terkendali.
Para pejabat Kementerian Lingkungan Hidup yang hadir dalam pertemuan online
itu tak menjawab pertanyaan Tempo tentang temuan pelanggaran SVLK di Papua.
Seusai pertemuan, Tempo bertemu dengan Istanto untuk menanyakan hal seputar
deforestasi terencana di Papua. Ia memanggil anak buahnya, Kepala Subdirektorat
Sertifikasi dan Pemasaran Hasil Hutan Yoga Prayoga, untuk memberi jawaban.
Yoga menjelaskan panjang-lebar perihal SVLK dan mengapa masih ada sistem
yang bolong sehingga deforestasi terencana di Papua memungkinkan pelanggaran.
Namun, di akhir pembicaraan, Yoga meminta seluruh penjelasannya tak dikutip
dengan alasan ia bukan juru bicara Kementerian.
Kapal tongkang pengangkut kayu di Pelabuhan Prabu Alaska, Kaimana, Papua Barat, April 2021. TEMPO/Erwan
Hermawan
Pada 2020, Prabu Alaska mengirim kayu ke CV Jasa Mitra Abadi, PT Iswa
Timber, CV Surabaya Trading & Co, PT Alam Beserta Kita, PT Alam Lestari
Jaya Salbach, PT Balikpapan Forest Industries, PT Kayumas Podo Agung, PT
Nusantara Timber Pratama, dan PT Gema Lestari Indonesia. Kecuali PT
Balikpapan, semua perusahaan ini berkantor di Jawa Timur.
Kayu yang akan dimuat ke Kapal Tongkang di Pelabuhan Prabu Alaska, Kaimana, Papua Barat,
April 2021. TEMPO/Erwan Hermawan
Dari 86.086 meter kubik kayu yang diproduksi Prabu Alaska pada 2019, hanya
6.202 meter kubik atau 7,20 persen yang dikirim ke industri pengolahan di Papua.
Pada tahun berikutnya, malah semua kayu sebanyak 96.226 meter kubik mengalir
ke luar Papua, ke Jawa dan Kalimantan.
Pengiriman kayu ke luar Papua ini melanggar Peraturan Gubernur Papua Barat
Nomor 51 Tahun 2018 yang mengatur perusahaan kayu hanya boleh mengirim
separuh volume kayu ke luar Papua karena separuhnya lagi harus diolah oleh
industri kayu Papua untuk mendorong perputaran ekonomi daerah. Pelanggaran
atas aturan ini adalah denda sepuluh kali provisi sumber daya hutan (PSDH) yang
dihitung dari kelebihan volume kayu.
Tarif PSDH untuk merbau Rp 185 ribu per meter kubik, 10 persen dari patokan
harga jualnya, seperti diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor P.64/2017. Maka, pada 2019, karena volume kayu yang tak
dikirim ke industri kayu Papua sebanyak 37.748,16 meter kubik, Prabu Alaska
seharusnya membayar denda kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat Rp 6,9
miliar. Pada 2020 pun semestinya lebih besar: Rp 8,9 miliar.
Direktur Prabu Alaska Adi Gunawan menolak mengomentari pelanggaran ini.
Melalui Santi, sekretarisnya, ia mengatakan sedang berfokus membenahi
perusahaannya. Adapun Kepala Dinas Kehutanan Papua Barat Hendrik Runaweri
mengatakan Prabu Alaska diizinkan menjual semua kayu ke luar Papua karena
sedang membangun industri pengolahan di Fakfak. Di Pulau Papua, industri besar
kayu hanya ada di Provinsi Papua milik Korindo Group dan PT Sinar Wijaya.
“Gubernur sudah memberikan izin menjual kayu lebih dari 50 persen ke luar
Papua,” ucap Hendrik.
Pelanggaran kuota penjualan kayu ke luar Papua tak hanya dilakukan Prabu
Alaska. PT Teluk Bintuni Mina Agro Karya, yang menguasai 237.750 hektare di
Papua Barat, juga mengirim 56,5 persen kayunya ke industri luar Papua pada
2020. Manajemen Teluk Bintuni berdalih kelebihan kuota kayu penjualan 2020
berasal dari produksi tahun sebelumnya. “Penjualan log kami antarpulau tidak
lebih 50 persen,” tutur Direktur PT Teluk Bintuni Pakat Ginting.
Urusan ingkar kuota ini membuat pembayaran pajak kayu perusahaan pemilik
HPH turut bermasalah. Ada dua jenis pajak kayu yang harus dibayar perusahaan
tersebut. Selain PSDH, ada pungutan dana reboisasi untuk menggantikan
deforestasi di tempat lain. Sementara tarif PSDH dalam rupiah, dana reboisasi
dalam dolar Amerika Serikat.
Basis kedua pajak ini adalah kubikasi kayu. Data PSDH dan dana reboisasi
berbasis dokumen produksi dan data penjualan beberapa perusahaan pemilik HPH
di Papua tak sinkron. Prabu Alaska, misalnya, hanya membayar PSDH dan dana
reboisasi untuk 66.666 meter kubik kayu. Padahal produksi kayu 2020 perusahaan
ini sebanyak 96.266 meter kubik.
Jika tarif PSDH Rp 2.200-920.000 per meter kubik dan tarif dana reboisasi US$
4-16, kurang bayar Prabu Alaska untuk dua jenis pungutan ini pada tahun lalu
sebesar Rp 1,8-34 miliar. Ini baru dari satu perusahaan. Dana reboisasi dipungut
pemerintah Indonesia sejak 1998 sebagai usaha menyeimbangkan jumlah pohon
di hutan-hutan Indonesia.
Pengecekan silang pada PSDH dan dana reboisasi PT Teluk Bintuni dan PT Tunas
Timber Lestari, anak usaha korporasi asal Korea Selatan, Korindo Group, juga tak
sinkron. Pada 2020, PT Teluk Bintuni memproduksi kayu 114.228 meter kubik,
tapi hanya membayar PSDH dan dana reboisasi untuk 111.831 meter kubik.
Begitu juga PT Tunas Timber, yang kurang bayar 5.000 meter kubik.
Budi Nugraha, konsultan Prabu Alaska yang menjadi penanggung jawab kantor di
Kaimana, berdalih kurang bayar itu terjadi karena ada penjualan kayu limpahan
dari produksi 2019. Sedangkan Pakat Ginting dari Teluk Bintuni mengklaim
sudah mengecek data pembayaran pajak ke sistem data KLHK. “Kami pastikan
tidak ada kurang bayar,” katanya.
Konflik kepentingan ini tak kunjung terselesaikan oleh Sistem Verifikasi Legalitas
Kayu (SVLK), yang digadang-gadang sebagai sistem unggul pencegah kayu
ilegal. Nama SVLK bahkan kini sudah berganti menjadi Sistem Verifikasi
Legalitas dan Kelestarian. Tanpa penempatan lembaga sertifikasi independen,
bolong besar SVLK akan abadi.
Sebab, sejak keluar dari pelabuhan angkut, kayu dari lahan konsesi tiap
perusahaan pemegang HPH akan terus mengalir hingga industri pengolahan di
Jawa dan Kalimantan. Dari Gresik dan Surabaya, sebagian besar kayu Prabu
Alaska dikirim ke Cina dan India.
Iswa Timber, misalnya, mengekspor 5.567 meter kubik mebel merbau ke India
dan Cina dengan nilai ekspor sebesar US$ 3,9 juta atau sekitar Rp 55,5 miliar. Di
pabrik PT Iswa di Desa Segoro Madu, Gresik, tampak gelondongan kayu besar
tergeletak di halamannya. Latif, seorang petugas keamanan, tak mengizinkan
Tempo menemui pemimpin perusahaan pada Selasa, 2 November lalu. Latif
mengatakan bosnya tak ada di kantor. “Manajemen sudah menerima surat
Tempo,” ucapnya. “Nanti kami hubungi.”
Selain diangkut ke Jawa Timur, kayu dikirim Prabu Alaska untuk memenuhi
kebutuhan PT Balikpapan Forest Industries (BFI) pada 2020 sebanyak 3.365,33
meter kubik. Anak usaha Korindo Group di Kalimantan Timur ini menjadi salah
satu penyuplai kayu untuk PT Sumitomo Forestry Indonesia. “Kami sudah
mengecek kayu yang kami terima dari Indonesia, sudah mengikuti SVLK,” ujar
Yuuko Iizuka, Manajer Umum Departemen Kelestarian Sumitomo Forestry di
Jepang.
Ketua marga Kinggo dari suku Mandobo, Petrus Kinggo, mengatakan hal yang
sama. Masyarakat, ucap dia, bernegosiasi dengan para pengusaha kayu kecil dan
menengah. Cara ini, Petrus menjelaskan, membuat masyarakat memilih pohon
dengan jenis dan ukuran yang siap tebang saja untuk dijual ke perajin mebel.
Di Papua, aliran kayu setelah penebangan ini penting karena Gubernur Papua
menerbitkan peraturan nomor 18 tahun 2010 yang melarang semua kayu dari
hutan Papua diolah industri di luar pulau ini. Pelanggaran atas ketentuan ini,
menurut pasal 18, adalah pencabutan izin usaha.
Di luar dua perusahaan sedarah tersebut, Korindo Abadi mendapat pasokan kayu
dari PT Wukirasari, anak usaha Sinar Wijaya Group. Wukirasari mengelola lahan
konsesi 116.320 hektare hingga 2052. Pemilik Sinar Wijaya mengambil alih
perusahaan ini dari Ting Ting Hung alias Paulus George Hung, yang masuk daftar
hitam pembalakan liar semasa Menteri Kehutanan M.S. Kaban pada 2006.
Masyarakat terpinggirkan dari hutan
yang menjadi ruang hidup mereka.
SETAHUN lalu, 27 Juli 2020, tiga marga yang menghuni wilayah lintas negara
Kampung Naga di Boven Digoel, Papua, dan Kampung Kuem di Papua Nugini,
mengirim surat gugatan kepada PT Tunas Timber Lestari. Perwakilan marga
Kuranop, Ekogi, dan Gembenop memprotes operasi anak usaha Korindo Group
itu karena masuk wilayah adat mereka.
PT Tunas Timber Lestari berdiri pada 20 April 2010. Perusahaan ini mengantongi
izin hak pengusahaan hutan Papua seluas 214.935 hektare dari Menteri Kehutanan
Zulkifli Hasan. Wilayah konsesi Tunas Timber meliputi distrik Jair, Kombut,
Mindiptana, dan Sesnukt di Kabupaten Boven Digoel, kabupaten paling timur
Papua di perbatasan Papua Nugini.
Pembukaan hutan di RKT 2021 PT Inocin Abadi yang diduga sudah dibuka di tahun sebelumnya.
Forest Watch Indonesia/Aziz
Pemilik perusahaan ini adalah Kim Hoon, Arifin Tatang Nurshofwan, dan Vinoba
Chandra. Modal awal Rp 5 miliar sebagian besar dipasok PT Pelayaran Korindo,
sedangkan sisanya dari PT Bade Makmur Orissa. Dua perusahaan itu milik
Korindo Group, konglomerasi Korea Selatan yang beroperasi di Indonesia sejak
1969.
Ketua dusun adat membagikan uang itu merata ke setiap orang pemilik tanah
ulayat, termasuk anak-anak. Setelah dibagi, setiap orang menerima Rp 500-600
ribu setahun. Padahal Gerson tahu kayu meranti dari tanah adat yang dijual Tunas
Timber berharga Rp 5-13 juta per meter kubik.
Di luar penebangan, hutan ulayat juga ditebang untuk akses jalan. Laporan Badan
Penelitian Pengembangan dan Inovasi Manokwari menyebutkan lebar jalan utama
Tunas Timber rata-rata 12 meter sejauh 30 kilometer dan jalan cabang selebar 8
meter sejauh 70 kilometer.
Diameter kayu Cina yang ditebang juga di bawah 40 sentimeter, batas lingkar
pohon yang boleh dibabat. Menurut aturan Tebang Pilih Tanam Indonesia dan
Tebang Rumpang, diameter pohon yang boleh ditebang di hutan daratan tanah
kering 30 tahun mesti di atas 40 sentimeter. Akibat tebang habis ini, penduduk
tiga marga kesulitan mencari sagu, makanan pokok orang Papua.
Masalahnya, masyarakat adat tak bisa berbuat banyak. Menurut Kaspar, jika ada
penduduk memprotes, esoknya datang tentara atau polisi. Dengan intimidasi
seperti itu, penduduk adat lebih memilih bungkam. Mereka paling takut dicap
sebagai anggota gerakan separatis jika memprotes ulah Tunas Timber.
Masyarakat adat selalu ingat kejadian pada 2018. Waktu itu Linus Omba, Ketua
Kampung Naga, berurusan dengan Korindo Group. Tanah ulayat Linus masuk
wilayah konsesi PT Inocin Abadi, juga anak usaha Korindo Group. Ia pun
memasang salib kayu berwarna merah setinggi empat meter di wilayah PT Papua
Agro Lestari, perusahaan perkebunan sawit Korindo Group.
Di wilayah konsesi itu Linus juga memasang papan bertulisan putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 35/PUU-X/2002 yang menyebut hutan adat bukan hutan
negara. Bendera Merah Putih juga dipasang agar ia tak dicap sebagai anggota
kelompok separatis. Hasilnya, polisi mendatangi rumahnya. Mereka membawa
Linus ke kantor Kepolisian Sektor Asiki. Para polisi memaksa laki-laki 42 tahun
ini mencabut salib dan bendera. “Di dekat telinga saya mereka menembakkan
pistol,” tuturnya.
Tempat penimbunan kayu PT Tunas Timber Lestari di dalam kawasan hutan. Forest Watch
Indonesia/Aziz
Manajer Advokasi Yayasan Pusaka Tigor Hutapea mengatakan pola yang kerap
digunakan perusahaan untuk menguasai wilayah adat adalah dengan menciptakan
konflik di antara masyarakat adat. "Duduk adat seringkali tidak membuahkan
solusi karena perusahaan berani investasi uang agar masyarakat yang pro
perusahaan tetap berpihak kepada mereka," kata dia.
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri
Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, serta Direktur Utama PT
KCIC Dwiyana Slamet Riyadi meninjau pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Bekasi, Jawa Barat, 18
Mei 2021. presiden.go.id/BPMI Setpres/Lukas
Sore itu, Kamis, 4 November lalu, derasnya hujan menghalangi laju minibus
rombongan Tonot untuk menyeberang ke bibir rel, yang tiang-tiangnya sudah
terpancang. “Itu sudah rel kami. Itu pekerja proyek kami juga,” kata Tonot kepada
Tempo sambil menunjuk arah rel dan dua pria berpayung helm proyek yang
berjalan sambil berhujan-hujan dari kawasan Deltamas menuju proyek rel kereta.
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut
Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa
Barat Ridwan Kamil, serta Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi meninjau
pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Bekasi, Jawa Barat, 18 Mei 2021.
presiden.go.id/BPMI Setpres/Lukas
Selain itu, arus penumpang diprediksi jauh di bawah target ketika kelak sepur
cepat beroperasi komersial. Posisi empat stasiunnya jauh dari hunian calon
penumpang. Makanya PT Kereta Api Indonesia (Persero), yang kini memimpin
konsorsium badan usaha milik negara dalam proyek ini sekaligus menggawangi
KCIC, menyesuaikan sejumlah perencanaan agar proyek bisa selesai dan layak
secara keekonomian. Setidaknya modal investasi proyek bisa balik dalam waktu
38,5 tahun, seperti proyeksi pemerintah saat ini.
•••
Pekerja menyelesaikan pembangunan Stasiun Kereta Cepat Indonesia China yang terintegrasi
dengan LRT di kawasan Halim, Jakarta, $ November 2021. Tempo/Tony Hartawan
Pada Juli itu, masih di tahun yang sama, rapat digelar di kantor Kementerian
Koordinator Kemaritiman dan Investasi untuk membahas percepatan proyek.
Masalah baru muncul tak lama kemudian: HSRCC mengajukan penyesuaian
harga EPC yang berpotensi membikin biaya proyek membengkak dari rencana
awal senilai US$ 6,07 miliar atau sekitar Rp 86,9 triliun dengan kurs saat ini.
Kereta Cepat Indonesia China akhirnya menunjuk Beijing Jingtie Foreign
Economic & Technical Cooperation Co Ltd mengkaji rencana pengelolaan operasi
dan indikasi pembengkakan biaya.
Hasilnya mulai terlihat enam bulan kemudian. Pada Januari 2020, KCIC
memaparkan estimasi pembengkakan biaya proyek mencapai US$ 2,28 miliar—
sekitar Rp 32,6 triliun. Tepat setahun kemudian, pada Januari 2021, HSRCC
mengklaim pembengkakan biaya mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28,6
triliun. Faktor terbesar melarnya biaya itu tentu saja perubahan desain yang
memaksa pembebasan sejumlah lahan baru.
Mulanya, trase sepur cepat dirancang mengikuti kelok jalan tol Jakarta-Bandung.
Baru belakangan disadari, sepur berkecepatan 350 kilometer per jam tidak
mungkin menikung patah di persimpangan tol Jakarta-Cikampek dan jalan tol
Cipularang.
Trase akhir digeser, dari sisi jalan tol Jakarta-Cikampek di Cikarang langsung
masuk ke Teluk Jambe, Karawang. Dari situ, jalur rel kereta cepat mengambil
ancang-ancang garis lurus menuju Bandung. Apesnya, trase baru ini harus
membelah kawasan industri. “Mungkin perencanaannya tidak optimal di awal.
Jadi resistansi pemilik kawasan besar,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Investasi
dan Pertambangan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Septian
Hario Seto, Jumat, 5 November lalu.
Kawasan industri yang dimaksud adalah Artha Industrial Hill dan Karawang Jawa
Barat Industrial Estate. Saat pembebasan lahan, enam perusahaan tenant yang
tergabung dalam konsorsium Trans Heksa Karawang sempat menolak proyek
kereta cepat. Trans Heksa adalah pengelola jalan kawasan dari dan menuju enam
perusahaan tersebut, di antaranya PT Gajah Tunggal Tbk dan PT Perusahaan
Industri Ceres. “Tapi sekarang sudah sepakat,” kata Seto. Tiang rel cepat yang
melayang itu kini sudah terbangun, membelah jalan Trans Heksa yang
menghubungkan Artha Industrial Hill dan Karawang Jawa Barat Industrial
Estate.
Proyek pembangunan jalur kereta cepat Jakarta Bandung di Padalarang, Kabupaten Bandung
Barat, 28 September 2021. TEMPO/Prima Mulia
Pada Kamis siang, 4 November lalu, satu sisi lantai terowongan di kawasan Halim
sudah siap dipasangi bantalan rel berbahan beton. Sedangkan sisi lain masih
mentah. “Karena sisi ini masih dipakai untuk akses pengecoran. Jadi satu sisi
dulu,” tutur Yogi Tresnansyah, petugas keselamatan HSRCC di dalam terowongan
Halim.
Sebagian bantalan rel memang sudah stand by di atas terowongan, menunggu
waktu pemasangan. Bantalan ini berbahan beton dan permukaannya semulus
granit keset. Synohidro membuat separuh pertama bantalan, sisanya dipasrahkan
kepada WIKA—kode saham Wijaya Karya—yang sudah diajari cara
membuatnya. "Dulu pas bangun terowongan ini tiap satu engineer Cina ditemani
empat engineer Indonesia," ucap Yogi, yang pernah mengikuti pelatihan
keselamatan proyek bawah tanah di tambang batu bara Sawahlunto, Sumatera
Barat.
Kini jumlah tenaga kerja Cina di kawasan proyek Halim Perdanakusuma tinggal
empat orang. Mereka bertahan untuk menggarap sejumlah bagian akhir. Sisa
puluhan lain adalah pekerja lokal. “Nanti ini tinggal instalasi listrik, pemasangan
blast track, dan lain-lain.”
Di tengah potensi pembengkakan biaya, proyek sepur cepat makin terjepit. Empat
BUMN konsorsium PSBI belum beres menyetor modal.
Struktur pembiayaan kereta cepat Jakarta Bandung sejak awal rada-rada ajaib.
Dari biaya total proyek yang mencapai US$ 6,07 miliar, sebanyak 75 persen atau
US$ 4,55 miliar berasal dari pinjaman Bank Pembangunan Cina (CDB). Sisanya,
US$ 1,52 miliar, berasal dari setoran modal konsorsium BUMN Cina dan
Indonesia. Menggenggam 60 persen saham di KCIC, konsorsium BUMN
Indonesia semestinya menyetor US$ 911 juta, tapi baru menyanggupi US$ 614
juta, sambil megap-megap.
Pembangunan stasiun depo kereta cepat Jakarta Bandung di perbatasan Cileunyi Wetan dan
Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 5 November 2021. TEMPO/Prima mulia
Ketika membopong proyek kereta cepat, Direktur Utama Wijaya Karya saat itu,
Bintang Perbowo, yang didukung Menteri BUMN Rini Soemarno, menjanjikan
model pembiayaan nirtunai. Empat BUMN konsorsium PSBI dijamin tidak akan
keluar duit.
Aset di sisi jalan tol Jakarta-Bandung untuk lahan rel, misalnya, bakal dihitung
sebagai setoran modal PT Jasa Marga (Persero) Tbk, yang kebagian 12 persen
saham PSBI. Setoran modal PT Kereta Api Indonesia (KAI) berupa lahan
perseroan yang terpakai untuk stasiun. Adapun modal PT Perkebunan Nusantara
VIII lebih unik: sebidang tanah di Walini, Kabupaten Bandung Barat. Perkebunan
teh seluas 1.270 hektare yang telah banyak meranggas itu dinilai sendiri mencapai
Rp 3,14 triliun.
Ketika empat BUMN itu akhirnya dipaksa memberikan setoran tunai sebagai
syarat pencairan pinjaman CDB, semua kedodoran. KAI pada 2017 harus
menggayung utang sebesar Rp 478 miliar. Setoran kedua sebesar Rp 950 miliar
berasal dari optimalisasi 325 juta meter persegi aset KAI.
Tak sampai sebulan setelah itu, Kementerian BUMN mengganti direksi dan
komisaris KCIC. Kendali diserahkan kepada KAI dengan penempatan pelaksana
tugas Presiden Direktur PT Reska Multi Usaha, Dwiyana Slamet Riyadi, sebagai
Presiden Direktur KCIC serta Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan
Usaha Jeffrie Korompis sebagai komisaris KCIC. Keduanya menggeser
perwakilan Wijaya Karya.
KCIC menyebut pergantian itu sebagai bagian dari persiapan masa operasi yang
sudah dekat. Namun, sesungguhnya, bongkar-pasang itu bertujuan membersihkan
manajemen proyek yang lama. “Iya, untuk benerin manajemen proyek,” tutur
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo ketika dihubungi pada Jumat, 5
November lalu.
Di bawah kemudi KAI, estimasi biaya ditaksir menjadi US$ 8 miliar. Semula
pembengkakan biaya membuat proyek ini diperkirakan menelan ongkos US$ 9,9
miliar pada skenario bawah dan US$ 11 miliar pada skenario atas. “Kami nego
agar masinis kereta cepat pakai masinis KAI, tinggal dilatih saja,” ujar Dwiyana
Slamet Riyadi di kantornya di Jakarta, Kamis, 4 November lalu. Sebelumnya,
pengadaan masinis dan kru sepur cepat ini bakal mengambil lulusan segar.
Toh, upaya menekan pembengkakan biaya ini tetap bukanlah satu-satunya jalan
keluar. Yang mendesak adalah pemenuhan kekurangan setoran modal PSBI di
KCIC.
•••
Kemajuan proyek ini sebetulnya dihitung berdasarkan biaya yang sudah keluar
dibanding rencana biaya awal. Jika dibandingkan dengan hasil pekerjaan, kata
komisaris KCIC, Jeffrie Korompis, “Masih ada disparitas.” Perbedaan-perbedaan
inilah yang sedang diaudit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP). “Disparitasnya itu seperti barangnya sudah ada tapi masih dalam bentuk
material dan lain-lain. Belum jadi utuh,” ucap Jeffrie.
Baru dalam diskusi tertutup pada 11 Oktober lalu dengan Komisi VI Dewan
Perwakilan Rakyat, yang salah satu tugasnya mengawasi perusahaan pelat merah,
Kementerian BUMN mengakui kecerobohan rencana proyek. Wakil Menteri
BUMN Kartika Wirjoatmodjo, yang hadir dalam diskusi kelompok terpumpun
tersebut, mengatakan Kementerian BUMN saat ini kebagian tugas cuci piring
kotor sepur cepat. “Ya, memang spesialisasinya ini,” tutur Tiko—panggilan
Kartika Wirjoatmodjo—sambil mengirim emotikon tertawa, ketika dihubungi
pada Jumat, 6 November lalu. “Urus Jiwasraya, Waskita Karya, Kereta Cepat,
Garuda Indonesia.”
Tiko mengakui asumsi-asumsi dalam studi kelayakan dan rencana proyek sepur
cepat terlalu agresif. Begitu konstruksi dimulai, tantangannya terlampau banyak.
“Seperti isu geologis tanahnya hingga trase yang melalui berbagai obyek yang
mesti dipindahkan,” ujarnya.
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya, Andre
Rosiade, mengungkapkan, selama pembahasan usul PMN, Kementerian BUMN
membuka semua masalah sepur cepat. Sebagai partai politik pendukung
pemerintah, Gerindra tak bisa berbuat banyak selain mendukung kebijakan
Presiden Joko Widodo. “Mereka minta tolong, menjelaskan kondisi riilnya bahwa
‘barang ini’ harus diselamatkan,” ucap Andre, Rabu, 3 November lalu.
Kendati menyetujui PMN buat KAI dalam APBN 2022, Komisi VI mewanti-
wanti agar proyek sepur cepat diaudit. Pemerintah dan parlemen akhirnya sepakat
BPKP masuk mengaudit proyek. “PMN baru akan dicairkan kalau audit BPKP
sudah beres,” kata Andre.
Kereta Cepat Utang | Piutang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jokowi PT
KAI PT Wijaya Karya | Wika
Kereta Cepat Belum Feasible
i
Dirut PT KAI Didiek Hartantyo di kantor redaksi Tempo, Jakarta, 3 November 2021. TEMPO/Subekti
Kapan pertama kali KAI dikabari untuk mengambil alih konsorsium BUMN
dalam proyek ini?
Sekitar akhir 2019 atau awal 2020 sudah ada arahnya seperti itu. Makanya
menaruh Pak Edo (Dwiyana Slamet Riyadi, sebelumnya memimpin anak usaha
KAI) di PT Kereta Cepat Indonesia China sekitar Maret lalu.
Bagaimana perkembangan rencana suntikan PMN ke KAI untuk proyek ini?
Kalau itu (ekuitas dasar) enggak. BPKP itu nanti kalau ada cost overrun. Sebelum
komite memutuskan jumlahnya, BPKP dulu yang review. Yang minta BPKP itu
Menteri BUMN, setelah kami evaluasi dengan konsultan. Kami bakal review studi
kelayakannya. Negosiasi cost overrun itu panjang banget karena kepentingannya
macam-macam, ya. Makanya sampai sekarang soal cost overrun belum duduk,
padahal harus segera ditangani.
Kalau ditanya feasible apa enggak, belum tahu, nih. Sekarang kami realistis, lihat
Pak Erick Thohir (Menteri BUMN), Pak Tiko (Wakil Menteri BUMN Kartika
Wirjoatmodjo), realistis. Bikin perpres itu saja prosesnya enggak gampang. Berat.
Audit BPKP nanti hanya terhadap cost overrun atau total proyek
konstruksi?
Saya belum komunikasi jelas, ya, dengan BPKP. Kalau saya sih maunya total saja,
karena kalau dengar rapat dengan Komisi VI DPR kan audit investigatif, agar
jelas. Saya sepakat. Saya sampaikan apa adanya.
So far belum ada, ya. Maksud saya, kami belum bisa menyatakan sampai saat ini.
Kami sudah memegang peran penting dalam proyek ini. Makanya tata kelola,
efisiensi, selama ini dievaluasi. Kalau ada sinyalemen, itu biar saja nanti pada
waktunya auditor yang akan membuktikan.
Begini ya, saya akan membawa penugasan ini dengan tertib. Saya ingin bisnis
kereta api tetap berkelanjutan. Bebannya berat. Sekarang ada tiga isu yang harus
diselesaikan, base equity, cost overrun, dan defisiensi. Tiga hal itu risikonya harus
ditanggung. Ini kan penugasan. Untuk menjalankan dana operasi sendiri saja kami
struggle, nih.
Anda tidak takut proyek ini menjadi Kertajati kedua, tak laku?
Enggak. Saya sih optimistis, ya. Memang nanti ini perlu waktu. Kalau ekonomi
kita tumbuh baik, akan mengubah gaya hidup orang Jakarta dan Bandung, akan
lebih dekat. Mungkin harga tanah di Padalarang sana akan naik, orang bisa tinggal
enak di sana, satu jam ke Jakarta, ada integrasi. Integrasi dan konektivitas itu
penting. Akan kami dorong integrasi, antarmodanya akan terbangun.
Saya enggak tahu nama PT-nya. Sewaktu pembebasan lahan saya tidak banyak
masuk, dapat laporan dari Direktur Utama PSBI (Pilar Sinergi BUMN Indonesia)
itu besaran saja. Kami tidak sampai ke siapa-siapanya. Bayangkan, kami cuma 25
persen. Kan, yang menjadi lead WIKA (Wijaya Karya). Kami enggak tahu.
KONSER live cooking kini bisa disaksikan di gerbong kereta eksekutif Argo
Lawu, Argo Dwipangga, Taksaka, dan Argo Wilis. Sebelumnya, atraksi chef
andalan hotel-hotel papan atas di Bandung itu hanya ada di Argo Bromo Anggrek.
Manajemen PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memperluas layanan
ekstra tersebut ke kereta lain. Perusahaan menggaet sejumlah juru masak
profesional yang dirumahkan sejak bisnis perhotelan lumpuh diserang pandemi
Covid-19.
Peluncuran layanan live cooking, akhir September lalu, disertai peresmian fasilitas
Wi-Fi gratis. Perseroan juga menjanjikan waktu tempuh sejumlah perjalanan
kereta makin cepat. "Dulu ke Yogya 7 jam sekarang 6 jam. Ke Solo dari 8 jam
jadi 7 jam. Ke Surabaya semula 9 jam jadi 8 jam 15 menit. Ada Wi-Fi, ada bunga.
Jadi lebih menarik," kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo memamerkan
sejumlah inovasi terbarunya kepada Tempo, Rabu, 3 November lalu.
Efisiensi mau tak mau dilakukan di tengah kondisi keuangan perusahaan yang
minus. KAI diproyeksikan masih akan negatif pada akhir 2021, bahkan hingga
beberapa tahun ke depan, seiring dengan berbagai proyek penugasan pemerintah
yang dijalankan perusahaan.
Sampai paruh pertama tahun ini saja, badan usaha milik negara itu sudah
membukukan kerugian Rp 480 miliar. Beban keuangan juga masih besar, meski
kini sedikit lebih ringan ketimbang pada 2020 setelah perseroan merestrukturisasi
utang jangka panjangnya senilai Rp 10 triliun. "Secara cash flow (lebih) baik.
Beban di buku," Didiek menuturkan.
Utang jumbo perusahaan pelat merah ini sebenarnya sudah tampak dalam laporan
keuangan teranyar. Per Juni 2021, KAI tercatat memikul kewajiban senilai total
Rp 37,5 triliun, meliputi utang jangka panjang Rp 28,5 triliun dan utang jangka
pendek Rp 8,9 triliun.
Suasana Stasiun LRT Harjamukti Cibubur, Jawa Barat, 18 Oktober 2021. TEMPO/Muhammad
Hidayat
Selain menangani proyek LRT Jabodebek dan kereta cepat Jakarta-Bandung, KAI
mendapat penugasan pemerintah untuk mengoperasikan LRT Palembang di
Sumatera Selatan dan kereta Bandar Udara Soekarno-Hatta. Pembangunan LRT
Palembang dulu dipercepat untuk mendukung pesta olah raga Asian Games 2018.
Proyek ini menelan dana sekitar Rp 12,5 triliun.
Sebagai perusahaan milik negara, Agus menambahkan, KAI memang tidak bisa
menolak penugasan pemerintah. "Harus mengikuti. Kalau (keuangannya) tidak
sanggup, minta penyertaan modal negara. That’s it. Rezim berikutnya nanti yang
pusing (karena warisan utang)," ucapnya.
Kereta Ringan | LRT Kereta Cepat Utang | Piutang Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Kereta Bandara PT KAI
PILIHAN EDITOR
Yang Untung dan yang Berisiko
Buntung
i
Sinyal Pasar
BERITA besar itu ternyata tidak menimbulkan guncangan. Pasar keuangan global
relatif tetap tenang kendati Ketua The Federal Reserve Jay Powell mengumumkan
pengurangan suntikan likuiditas. Pasar saham di mana-mana bahkan meneruskan
tren kenaikan harga, seolah-olah tak terhentikan.
Kekhawatiran itu ternyata tidak terwujud. Pasar relatif tetap stabil. Salah satu
sebabnya: The Fed sungguh bekerja keras enam bulan terakhir untuk melempar
isyarat dan mengondisikan situasi. Sebelum akhir tahun, pengurangan pembelian
aset atau tapering akan terjadi.
Isyarat bertubi-tubi itu membuat investor mengambil berbagai langkah antisipatif
sejak jauh hari. Harga-harga aset finansial di pasar sudah tersesuaikan, priced in,
dengan segala konsekuensi jika suntikan likuiditas dolar Amerika Serikat di pasar
global mulai surut.
Yang juga tak kalah penting, pasar tidak bergejolak karena Powell masih
memberikan satu jaminan. The Fed tidak akan gegabah menaikkan bunga tanpa
menimbang dua syarat utama yang mesti terpenuhi: ekonomi Amerika mampu
mempekerjakan semua orang yang membutuhkan kerja dan secara rata-rata inflasi
tidak melebihi 2 persen. Dua syarat ini memang tak mudah terpenuhi.
Karena itu, tak seperti perkiraan banyak analis yang memprediksi kenaikan bunga
rujukan The Fed bahkan hingga dua kali pada tahun depan, Powell menegaskan
bahwa The Fed akan bersikap sabar dalam hal kebijakan bunga. Pasar pun menilai
pernyataan itu sebagai jaminan stabilitas.
Jika tak ada kenaikan bunga dalam tempo dekat, para manajer pengelola investasi
tak perlu merealokasi dana investasi portofolio secara besar-besaran. Ini tentu
kabar sukacita bagi pasar negara berkembang. Sejarah tapering 2013
menunjukkan negara berkembanglah yang menjadi korban terbesar. Dana
investasi bisa keluar secara masif dari negara-negara berkembang, berpindah ke
pasar yang lebih mapan di Amerika atau Eropa.
Tetap tenangnya pasar, termasuk di Indonesia, tak berarti badai benar-benar sudah
berlalu. Perubahan kebijakan likuiditas The Fed pasti berdampak pada komposisi
investasi portofolio asing di Indonesia. Tetap ada risiko realokasi dana investasi.
Salah satunya: dana asing yang mendekam dalam obligasi terbitan pemerintah RI
terus menyusut. Per awal November ini posisinya tinggal Rp 934 triliun, setara
dengan posisi pada Mei 2020, di awal pandemi mengamuk. Sebagai pembanding,
dana asing yang parkir di sini sempat mencapai Rp 1.077 triliun pada Januari
2020.
Perubahan kebijakan The Fed juga menetralkan dampak positif yang seharusnya
muncul dari lonjakan harga komoditas ekspor Indonesia. Teorinya, jika dolar hasil
ekspor meningkat, kurs rupiah menguat. Sayangnya, kali ini kurs rupiah tak
kunjung menguat meski penerimaan ekspor Indonesia sedang tinggi. Dimulainya
tapering membuat nilai rupiah tetap tertekan, apalagi jika kelak suku bunga
akhirnya harus naik.
Ekonomi Indonesia secara makro, atau nilai rupiah, boleh saja saat ini dalam
posisi kurang menguntungkan lantaran perubahan kebijakan The Fed. Namun,
bagi para taipan eksportir komoditas, pemegang konsesi tambang batu bara
misalnya, kombinasi ini justru menimbulkan keuntungan ganda. Naiknya harga
komoditas membuat dolar yang masuk kantong mereka lebih besar pula. Pada saat
yang sama, nilai tukar rupiah terus menurun.
Para pemilik baru mengetahui ruko bermasalah setahun lalu. Kala itu, Kejaksaan
Tinggi Sumatera Utara membongkar kejahatan pengembang Takapuna Residence,
PT Krisna Agung Yudha Abadi (KAYA). Direktur PT Krisna Agung, Canakya
Suman, 41 tahun, diduga menggelapkan 35 sertifikat lahan.
Melanjutkan kasus ini, Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara membuka perkara baru
pada Mei lalu. BTN merasa rugi karena kredit itu macet. Manajemen bank pelat
merah ini baru belakangan mengetahui 35 sertifikat yang sudah diagunkan itu
dijual ke pihak lain. Kerugian negara diperkirakan mencapai Rp 14,7 miliar,
senilai dengan penjualan 35 sertifikat tersebut.
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara mulai memanggil para saksi kasus korupsi ini
pada 24 Mei lalu. Selain Canakya, jaksa turut memeriksa mitra bisnisnya,
Mujianto, dan seorang notaris, Elviera, serta manajemen BTN cabang Medan.
Jaksa menuduh mereka sebagai orang yang paling mengetahui perkara ini.
Jika ada pinjaman yang lebih besar dari nilai tersebut, yang berwenang
mencairkan pinjaman adalah kantor pusat BTN. “Tapi mengapa kredit itu tetap
diberikan?” ujarnya.
•••
VONIS Pengadilan Negeri Medan kepada Canakya Suman kian membuat pemilik
rumah toko Takapuna Residence ketar-ketir. Saat dijual pada 2018, harga ruko
lebih dari Rp 900 juta per unit. Menurut Cici, banyak pemilik ruko yang ingin
menjual ruko di bawah harga pasar. Ia memilih tetap bertahan.
Perumahan yang hanya berjarak 9 kilometer dari pusat Kota Medan ini dikelilingi
perumahan elite. Sekitar 300 meter dari kompleks ruko terhampar lapangan golf,
sarana olahraga milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara, dan sekolah
internasional Kingston School.
Tim penyidik Bidang Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejati Sumatera Utara melakukan
penggeledahan di kantor PT Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Medan , 30 Juni 2021/Dok.
Penkum Sumatera Utara
Kredit macet PT Krisna Agung Yudha Abadi bermula ketika Canakya memohon
kredit ke BTN cabang Medan pada Juli 2014. Dengan modal agunan 93 sertifikat
hak guna bangunan, ia memperoleh pinjaman senilai Rp 39,5 miliar.
Saat proses permohonan kredit, semua sertifikat itu diketahui belum tercatat atas
namanya, melainkan milik PT Agung Cemara Realty. Ini perusahaan properti
milik Mujianto, rekan bisnis Canakya. Mujianto memberikan kuasa kepada
sebagian sertifikat itu kepada Canakya lewat notaris Elviera.
Proses perpindahan kuasa sertifikat ini menjadi salah satu obyek penyidikan jaksa.
Peran notaris juga disorot karena seharusnya sertifikat itu tak boleh dikeluarkan,
apalagi dijual tanpa sepengetahuan bank. Sebanyak 35 sertifikat kemudian diduga
dijual oleh Canakya.
Itu sebabnya Mujianto juga dituding ikut bertanggung jawab. Saat dimintai
konfirmasi tentang kongkalikong ini, Mujianto enggan menerima permintaan
wawancara Tempo. Ia menyerahkan penjelasan tentang kasus ini kepada anggota
stafnya, Rita.
Seorang penegak hukum yang mengetahui kasus ini mengatakan Canakya diduga
menyetor Rp 10 miliar dari pinjaman sebesar Rp 39,5 miliar kepada Mujianto.
Ada pula uang komisi untuk penghubung BTN sebesar Rp 2 miliar.
Pada 2017, Mujianto juga terseret dugaan kasus penipuan senilai Rp 3,5 miliar.
Ia menjadi tersangka bersama anggota stafnya, Rosihan Anwar.
Hingga November ini, Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sudah memeriksa 27
saksi, baik dari pihak bank maupun para kreditor. Namun hanya Elviera, sang
notaris, yang belum bersedia meladeni pemeriksaan. Padahal kesaksiannya
dianggap penting.
Elviera justru merasa menjadi korban ulah Mujianto dan Canakya. Apalagi ia
belum mendapatkan honor dari proses surat-menyurat tersebut.
Menurut dia, pemidanaan notaris dalam perkara ini bisa berdampak luas. Bakal
banyak notaris meninggalkan tugas dan profesi kenotariatan. “Saya ini hanya
korban. Saya yakin yang main mata dalam perkara ini adalah Mujianto dan
Canakya,” ujarnya.
Mafia Tanah Kredit Macet Bisnis Properti BTN Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara
Hujan Cambuk di Penjara Sleman
i
Suasana di Lapas Narkotika Kelas II A Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 6 Mei 2021/TEMPO/Shinta
Maharani
Dua pekan setelah bebas, Vincentius bersama sembilan eks narapidana dan
pendampingnya melaporkan dugaan penyiksaan itu ke Kepala Ombudsman
Republik Indonesia Perwakilan Yogyakarta Budhi Masthuri. “Dari keterangan
saksi dan pelapor, kami sudah mengumpulkan nama petugas lembaga
pemasyarakatan yang diduga menyiksa tahanan,” kata Budhi.
Vincentius Titih Gita Arupadathu eks narapidana Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II A
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan bekas luka karena sabetan pipa
plastik petugas lapas di rumah pendampingnya di Yogyakarta, 4 November 2021/TEMPO/Shinta
Maharani
Pada hari itu, dua regu sipir menggelandang Vincentius bersama sebelas
narapidana lain ke tanah lapang berpasir yang kerap disebut “gelanggang”. Lokasi
ini disebutkan sering digunakan petugas untuk menyiksa tahanan. Di bawah terik
matahari, mereka disuruh membuka baju hingga menyisakan kolor.
Penyiksaan di penjara juga dialami Luthfi Farid. Warga asal Bekasi, Jawa Barat,
berusia 27 tahun ini mengaku dipukuli, ditendang, serta dicambuk dengan pipa air
dan kabel pada Agustus 2020. Luthfi bebas pada April lalu setelah menjalani lima
tahun dan enam bulan hukuman penjara karena kepemilikan ganja.
Saat itu, sipir mendatangi kamar sel Luthfi di Paviliun Cempaka pada pukul 4
dinihari. Petugas menyuruh dia berjalan jongkok dari kamar sel hingga lapangan
voli yang berjarak 200 meter. Selama dua jam sipir mencambukinya dengan pipa
dan kabel. Setelah itu, satu dari lima petugas tersebut memerintahkan mereka
berguling di lapangan.
Sipir menuduh Luthfi dan napi lain memiliki telepon seluler. Mereka juga
dianggap membangkang dan menyusun rencana melawan sipir. Setelah disiksa,
mereka dimasukkan ke sel isolasi di Paviliun Edelweis.
Di dalam sel isolasi gelap itu, Lutfhi mengklaim tak mendapat pakaian yang layak
untuk beribadah. Jatah makanan juga hanya diberikan sekali dalam sehari. “Sipir
berkali-kali menampar wajah kami bila ketahuan bersuara di dalam kamar,” tutur
Luthfi.
Empat eks narapidana lain juga menceritakan hal yang serupa dalam surat aduan.
Michael Bagas Galang Kurniawan, 20 tahun, misalnya mengaku mendapat
sabetan potongan selang air, kabel, dan kayu pada 26 Januari lalu bersama 20
narapidana lain saat baru tiba di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Sleman.
Para narapidana juga dipecut dengan penis sapi yang sudah dikeringkan.
Tak hanya siksaan fisik, mereka mengalami perundungan seksual karena dipaksa
menirukan tiga gaya bersetubuh dalam keadaan telanjang. Suatu hari, sipir
mengeluarkan isi mentimun dan meletakkan sambal. Kepada seorang napi, sipir
itu meminta agar dia bermasturbasi menggunakan mentimun itu.
Sipir juga dituding tak memperlakukan narapidana yang sakit dengan layak.
Akses berobat ke poliklinik sangat terbatas. Asupan gizi juga dianggap kurang.
Anggara menghimpun lebih dari 50 eks napi yang mengalami kekerasan selama
mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Sleman. “Segera hentikan
kekerasan dan pelaku sesuai dengan aturan,” katanya.
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa
Yogyakarta menarik lima petugas Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Sleman
karena terindikasi menerapkan disiplin secara berlebihan terhadap narapidana
baru. Lima petugas itu berdalih mendisiplinkan narapidana agar patuh aturan.
Tujuannya adalah memberantas peredaran narkotik, telepon seluler, dan uang
tunai.
Ketika skandal ini mencuat pada Juni lalu, hakim agung Rosa Weber
memerintahkan polisi menyelidikinya. Polisi memeriksa apakah Bolsonaro
melakukan kejahatan dengan menunda atau menahan keputusan sebagai pejabat
publik karena kepentingan pribadi. Weber tidak menampik anggapan bahwa
penyelidikan ini mungkin melebar ke masalah lain dalam kontrak itu.
Presiden Brazil Jair Bolsonaro di Brasilia, Brazil, 20 Oktober 2021. REUTERS/Ueslei Marcelino
Laporan Komisi Covid-19 Senat itu disusun setelah mendengarkan lebih dari 100
saksi dalam 66 pertemuan. Komisi juga memeriksa sekitar 20 juta gigabita
informasi digital untuk melacak penyebab dan konsekuensi dari keputusan
Bolsonaro, seperti kebijakannya yang longgar terhadap Covid-19 karena percaya
pada terbentuknya kekebalan kelompok secara alamiah. Bolsonaro juga
meremehkan virus corona dan menganggapnya sebagai “flu kecil”. Selain itu, dia
mempromosikan penggunaan hidroksiklorokuin dan obat-obatan lain yang belum
terbukti sebagai obat Covid-19, padahal Badan Pengawas Obat Amerika Serikat
(FDA) menemukan obat antimalaria hidroksiklorokuin terbukti tidak memberikan
efek pada penyakit Covid-19. Ia juga menentang penggunaan masker dan, yang
paling kritis, gagal menyediakan stok vaksin Covid-19 secara memadai.
Salah satu kasus tragis terjadi di Amazonas pada Januari lalu. Pada akhir 2020,
pejabat setempat sudah memperingatkan pemerintah federal bahwa negara bagian
itu kekurangan pasokan oksigen bagi para pasien Covid-19. Bukannya memasok
bantuan oksigen, para pejabat Bolsonaro malah mengirim obat-obatan yang belum
terbukti sebagai obat Covid-19. Ketika pasokan oksigen habis, lusinan pasien pun
meninggal. Pemerintah federal juga mengirim obat-obatan tersebut ke penduduk
pribumi.
Komisi Covid-19 Senat telah menyerahkan laporannya kepada Jaksa Agung. Jika
didakwa secara resmi, Bolsonaro akan menghadapi ancaman hukuman 21-79
tahun penjara. Laporan tersebut juga akan dipresentasikan ke majelis rendah
Kongres, yang bisa mengarah pada proses pemakzulan terhadap Bolsonaro bila ia
terbukti melakukan pelanggaran.
Sejak laporan itu dilansir, popularitas Bolsonaro turun. Sejak Januari hingga
Oktober, jumlah responden yang menilai pemerintahan Bolsonaro “buruk”
meningkat, dari 40 persen ke 53 persen. Adapun penilaian “baik” dan “luar biasa”
turun, dari 32 persen ke 22 persen, titik terendah sejak dia menjadi presiden pada
2019.
Brasil akan menggelar pemilihan presiden pada Oktober tahun depan dan
Bolsonaro berencana maju kembali. Turunnya popularitas ini adalah kabar buruk
bagi Bolsonaro karena, bila gagal terpilih sebagai presiden lagi, ia akan kehilangan
kekebalan untuk diadili.
Australia
Korea Utara
Dalam laporan yang baru dirilis, Badan Pangan Dunia (FAO) menyatakan sekitar
10,9 juta orang atau 42,4 persen populasi negeri itu kekurangan gizi selama 2018-
2020. Badan PBB tersebut memasukkan Korea Utara ke daftar 44 negara yang
membutuhkan bantuan pangan dari luar. FAO juga memproyeksikan bahwa negeri
itu akan kekurangan sekitar 860 ribu ton makanan tahun ini, yang setara dengan
sekitar 2,3 bulan kebutuhan pangan mereka.
Korea Utara dilanda krisis pangan setelah menutup perbatasan dengan Cina dan
Korea Selatan untuk mencegah penyebaran penyakit Covid-19 tahun lalu.
Keadaan bertambah buruk karena separuh hasil panen padi dan jagung tahun lalu
rusak akibat badai. Untuk memastikan panen tahun ini lancar, pemerintah
mengerahkan 10 ribu orang, termasuk tentara, untuk membantu para petani.
Taiwan
Tentara Taiwan mengajari warga masyarakat cara membidik dan menembak menjelang perayaan
Hari Nasional di Kaohsiung, Taiwan, 9 Oktober 2021. REUTERS/Ann Wang
Ketegangan antara Taiwan dan Cina, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari
wilayah kedaulatan mereka, meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Pesawat
tempur Cina dilaporkan telah berkali-kali memasuki zona identifikasi pertahanan
udara Taiwan. Cina meningkatkan misi pesawat tempurnya di udara Taiwan sejak
medio 2020 ketika hubungan diplomatik Taiwan semakin dekat dengan Amerika
Serikat.
Shane Lee, pensiunan profesor ilmu politik dari Chang Jung Christian University
di Taiwan, mengatakan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Cina di
bawah pimpinan Presiden Xi Jinping meningkatkan misi pesawat tempurnya di
udara Taiwan agar terlihat kuat di dalam negeri sambil memperingatkan Taiwan
dan sekutu Barat-nya untuk tidak meremehkan Beijing. “Saya tidak berpikir
(invasi) akan terjadi, tapi Xi Jinping harus melakukan sesuatu untuk meredakan
beberapa ketegangan domestik,” tuturnya kepada VOA.
Bersama Luhut Pandjaitan dan Erick Thohir, Arsjad Rasjid terseret dalam
polemik bisnis tes PCR. .
Nama Arsjad dan Luhut disebut dalam laporan utama majalah Tempo edisi 1-7
November 2021 mengenai keputusan pemerintah yang mewajibkan tes PCR bagi
penumpang penerbangan. Publik mempersoalkan keputusan itu meski pemerintah
sudah menurunkan harganya. Tempo menemukan nama Luhut, Arsjad, hingga
Garibaldi Thohir—kakak Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir—
terjun dalam bisnis tes usap tersebut.
Melalui konferensi video, Arsjad yang sedang berada di Dubai, Uni Emirat Arab,
menerima wartawan Tempo, Bagja Hidayat, Sapto Yunus, Mahardika Satria Hadi,
dan Abdul Manan. Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk ini menceritakan
awal mula pembentukan PT GSI, terseretnya nama Luhut dan Erick, hingga
dugaan konflik kepentingan dalam bisnis tes PCR.
Saya pertama kali menjalani tes PCR pada Maret 2020. Itu pertama kali dalam
hidup saya. Waktu itu kebetulan setelah ibu saya meninggal. Memang sudah ada
nuansa Covid-19. Banyak orang yang menghadiri acara tujuh harian ibu saya.
Oleh anggota staf kantor, saya disarankan untuk menjalani tes PCR. Saya dan
pemimpin Indika menjalani tes di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana,
Jakarta Pusat. Saat itu harganya, kalau tidak salah, Rp 4 juta. Hasilnya baru keluar
tujuh atau sepuluh hari. Malah ada salah satu anggota direksi Indika setelah dites,
hasilnya belum keluar, dia masuk rumah sakit. Sudah pakai ventilator baru keluar
hasil tes PCR-nya. Waktu saya tanya kenapa hasilnya lama, ternyata kita tidak
punya banyak (laboratorium) PCR.
Suatu hari saya ngobrol dengan Pak Doni Monardo (mantan Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Bencana dan Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19). Saya tanya apa saja tantangan dalam menghadapi
pandemi. Kami mencoba membantu. Salah satunya waktu itu enggak ada
laboratorium PCR. Kalau tidak salah kapasitas seluruh Indonesia hanya 10 ribu
sampel per hari. Pak Doni bilang ke saya, “Misalnya Mas mau bantu, bangun
laboratorium untuk PCR karena kita perlu untuk testing.” Ceritanya bermula dari
situ.
Pak Doni menjawab kalau bisa 10 ribu membantu banget. Kita perlu testing
semuanya. Tapi khususnya di Jakarta dulu. Idenya berawal dari situ. Tadinya juga
saya enggak tahu yang namanya PCR. Kebetulan kami punya perusahaan Medika
Plaza. Ada dokter Nino Susanto di situ. Saya tanya tentang PCR. Dari situ saya
mulai mengerti. Saya juga berdiskusi dengan seorang profesor lulusan Harvard
University, Amerika Serikat, yang kuliah di University of Oxford, Inggris.
Kebetulan waktu itu dia mengunjungi Indonesia. Saya diajari tentang PCR.
Itu inisiasinya oleh Yayasan Indika untuk Indonesia. Kebetulan saya Ketua
Dewan Pembina Yayasan Indika untuk Indonesia. Saya minta dokter Nino dan
profesor dari Oxford mencari mesin dan reagennya. Waktu itu mesinnya rebutan.
Ada dari Cina, Korea Selatan, Amerika Serikat, hingga Jerman. Akhirnya kami
mendapatkannya dari Korea Selatan. Tidak mudah karena semua orang di dunia
ingin mendapatkan mesin PCR. Dari situ saya terpikir untuk mengajak teman-
teman yang lain.
Mohammad Arsjad Rasjid saat wawancara dengan Tempo via konferensi video, 5 November
2021/Tangkapan Layar: TEMPO/ Jati Mahatmaji
Pertama saya telepon Pak Boy (Thohir). “Boy, ayo bantu.” Setelah itu, saya
telepon Pandu (Sjahrir). Pandu mengajak Pak Luhut. Terus ada Patrick Walujo
yang ikut membantu. Bapak-bapak ini ikut-ikutan saja semua. Saya terbuka
karena konsepnya adalah solidaritas. Makanya namanya PT Genomik Solidaritas
Indonesia. I actually created that name. Karena dalam konteks solidaritas, saya
ingin ini adalah solidaritas kita bersama. Sambil berjalan akhirnya kami
mendirikan perseroan terbatasnya.
Cukup untuk belanja modal. Harga barangnya pada waktu itu mahal. Mesin-mesin
PCR kami bisa untuk genomic sequencing guna mendeteksi varian-varian virus.
Kami adalah salah satu laboratorium terbesar yang bisa mendeteksi varian delta di
Indonesia. Bisa tanya Pak Budi (Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin). Saat
itu enggak ada yang menanyakan bagaimana balik modalnya. Saya mengatakan,
“Tolong, ya, kita perlu membangun ini. Kita perlu modal sekian.”
Kalau tidak salah April 2020. Saya masih ingat waktu itu ada diskusi Pak
Presiden bicara ingin target tes PCR sebanyak 20 ribu atau 30 ribu per hari.
Mulai Agustus 2020. Kami inginnya lebih cepat lagi, tapi mencari barangnya
susah.
Ketika mengajak Luhut Pandjaitan, apakah Anda tidak terpikir bahwa hal
ini kelak bisa menimbulkan persoalan?
Saya sama sekali tidak kepikiran. Semua hanya bilang, ayo bantu. Saya tidak
melihat Pak Luhut sebagai seorang menteri dan segala macam. Mungkin ini
memang salah saya. Saya terus terang enggak mikirin itu. Kami chip in sama-
sama.
Dua perusahaan yang terafiliasi dengan Luhut Panjaitan, yaitu PT Toba
Sejahtra dan PT Toba Bumi Energi, disebut menjadi pemegang saham PT
GSI. Berapa persen andilnya?
Saya waktu itu sedang muter di Eropa. Dari Roma, saya ke London, lalu ke
Glasgow.
Dia ketawa dan bilang, “Pak Arsjad, tanggung jawab kau.” He-he-he…. Kami
memang sudah tidak pernah lagi ngomongin ini sejak awal mendirikan PT GSI.
Pak Erick tanya, “Sjad, ini gimana?” “Gua juga enggak tahu,” kata saya. Saya
waktu awal itu enggak mengajak ngomong Pak Erick. Saya cuma berbicara
dengan Boy. Malah saya ngomong sama Erick gara-gara (pemberitaan) ini.
Saya bilang ini gila. Sorry to say, tapi berlebihan, lah. Ya, ampun. Ya, Allah.
Kalau mungkin dulu tahu bakal begini, saya bilang ke teman-teman bikin yayasan
saja. Karena waktu itu tarik-menariknya mau bikin yayasan atau PT. Saya yang
minta PT supaya sustainable tapi sosial. Saya berpikir ini soal giving back, it's not
taking back. Saya dari awal ngomong ke karyawan bahwa ini adalah perusahaan
sosial. Salah saya, entitasnya memang belum ada.
Sebagian besar profit akan lari kembali pada misinya. Artinya, uang itu digunakan
untuk investasi lagi, dalam hal ini khusus untuk keperluan kesehatan, misalnya
genomic sequencing. Pembagian dividen disepakati harus lebih kecil dibanding
dana yang dipakai untuk kepentingan misinya.
Kami kaget ketika ada keputusan itu. Kami enggak pernah mempengaruhi
keputusan (pemerintah).
Ada yang merasa bahwa itu kemurahan. Ada yang merasa mereka baru memulai
bisnisnya (tes PCR). Ada suara-suara itu.
Publik beranggapan pejabat publik yang namanya terseret dalam bisnis tes
PCR ini telah menangguk untung besar. Bagaimana Anda menyikapi
terjadinya konflik kepentingan tersebut?
Kalau bicara konflik kepentingan, market share PT GSI berapa sih dibanding total
semua kapasitas yang ada hari ini? Ketika dulu di awal memang sedikit
(perusahaan yang berbisnis tes PCR). Tapi hari ini kami hanya kecil daripada total
market yang ada. Pada akhirnya pemerintah menurunkan harganya. Jadi saya
enggak mengerti mengapa bisa meledak seperti ini. Saya benar-benar kaget dan
saya merasa bersalah karena saya yang memulainya, bukan mereka. Jadi saya
merasa bertanggung jawab.
Di dalam bisnis, kita akan bertemu dengan conflict of interest. Makanya harus
diatur dalam tata kelola perusahaan yang baik. Jika Anda memiliki konflik
kepentingan, Anda harus mendeklarasikannya. Kalau dibilang konflik
kepentingan selalu enggak boleh, semua orang akan sulit. Di Amerika, di mana-
mana seperti itu. Kita pasti bertemu dengan konflik kepentingan, hanya harus
diatur dengan baik.
Kepemilikan kami cuma yayasan. Seperti Boy di Yayasan Adaro. Menurut saya
itu terlalu jauh. Saya tidak tahu struktur PT-nya Pak Luhut. Cuma dia berada di
ujung. Masak dia yang sebelumnya menjadi pengusaha enggak boleh jadi
pemegang saham? Kan, susah. Saya melihatnya ini bukan conflict of interest, tapi
semacam ada “related party” di dalam situ. Apakah kami membuat keputusannya
dan kami diuntungkan? Tidak. Dan berapa banyak (uang) yang kita bicarakan?
Pak Luhut hanya di awal saja. Pak Erick enggak pernah sama sekali. Saya tidak
ikutan dalam manajemen GSI Lab.
Memangnya enggak boleh punya saham di perusahaan? Di sini kita juga salah lho
kalau begitu. Berarti orang yang tadinya pengusaha dan bekerja di pemerintahan
mau mengabdi enggak boleh dan harus menjual semua (sahamnya). Kan, enggak
juga. Nanti bagaimana uangnya? Dia kan mesti hidup juga. Yang paling penting
adalah dana tersebut datangnya dari mana. Bagaimana uang itu dikumpulkan dari
awal? Dan ujungnya mesti dilihat, sumber pendanaannya dari mana.
Tes PCR Tes Covid-19 Pandemi Arsjad Rasjid Luhut Pandjaitan Erick Thohir
Kamar Dagang dan Industri Indonesia | Kadin
Inkonsistensi Aturan Tes PCR
i
Warga antri untuk melakukan test swab PCR (Polymerase Chain Reaction) di pelataran RS. Muwardi, Solo, Jawa Tengah,
1 November 2021. TEMPO/Bram Selo
Dalam sebulan terakhir, pemerintah tiga kali mengubah syarat perjalanan pada
masa pandemi Covid-19. Sebelum aturan terbaru, pemerintah mewajibkan
penumpang perjalanan udara di Pulau Jawa-Bali memperlihatkan hasil negatif tes
PCR. Sedangkan penumpang calon penumpang di luar dua pulau itu bisa
menggunakan tes antigen.
Perubahan aturan itu bersamaan dengan terbitnya laporan majalah Tempo yang
menunjukkan sejumlah perusahaan jasa layanan PCR dimiliki oleh pejabat,
politikus, dan pengusaha besar. Misalnya Menteri Koordinator Kemaritiman dan
Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memiliki saham di PT Genomik Solidaritas
Indonesia (GSI).
Mantan juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Irma Suryani
Chaniago, membantah jika disebut menggunakan hoaks dalam berkampanye.
“Kami menggunakan cara yang konstruktif,” ujarnya.
SATUAN Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia atau BLBI menyita aset milik Hutomo Mandala Putra alias Tommy
Soeharto, Jumat, 5 November lalu. Aset berupa tanah seluas 124 hektare itu
berada di Kawasan Industri Mandala Putra, Dawuan, Cikampek, Karawang, Jawa
Barat. Nilainya sekitar Rp 600 miliar.
Lahan tersebut milik Tommy melalui PT Timor Putra Nasional yang sempat
dijaminkan ke negara karena menanggung utang BLBI. “Kami perlu menyita dan
statusnya segera dibaliknamakan atas nama negara,” kata Menteri Koordinator
Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md.
Satgas telah memanggil Tommy guna menyelesaikan utang BLBI senilai Rp 2,33
triliun. Sekretaris pribadi Tommy, Alan Sumual, tak memberikan tanggapan soal
penyitaan tersebut.
BANJIR bandang menerjang sejumlah desa di Kota Batu, Jawa Timur, pada
Kamis, 4 November lalu. Enam orang meninggal dan lebih dari 140 orang
mengungsi. Banjir juga merusak 17 rumah dan 32 kendaraan.
Sejumlah aktivis lingkungan menduga banjir bandang tak hanya disebabkan oleh
curah hujan tinggi. Ketua Protection of Forest and Fauna (Profauna) Rosek
Nursahid mengatakan faktor utama pemicu bah adalah alih fungsi hutan lindung
di lereng Gunung Arjuno. “Sekitar 90 persen tutupan hutan lindung di lereng
Gunung Arjuno telah habis,” kata Rosek.
Tes PCR PCR Satgas BLBI BLBI Banjir Bandang Tommy Soeharto Jamaah
Islamiyah Densus 88 Kota Batu
Malam Warna-warni Kebun Botani
i
Suasana lampu-lampu dihiburan malam Glow, di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Juli 2021/glowindonesia.com
GAPURA bambu di jalan masuk Taman Meksiko di Kebun Raya Bogor, Jawa
Barat, membuat penasaran Melani Abdulkadir-Sunito. Pada Agustus lalu,
pengajar di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor atau IPB University ini
berkunjung ke sana setelah kebun botani 204 tahun itu lima bulan tutup akibat
Covid-19. Taman kaktus itu masih tutup karena direnovasi, begitu pula Taman
Akuatik di bawahnya. “Pagar penutupnya bertulisan ‘semua akan indah pada
waktunya’. Makin penasaran,” kata Melani, Kamis, 28 Oktober lalu.
Suasana zona Meksiko, yang akan menjadi salah satu Zona GLOW, di Kebun Raya Bogor, Jawa
Barat, 5 November 2021/Tempo / Dika Yanuar
Dedy Darnaedi, Kepala Kebun Raya Bogor (KRB) periode 1997-2003, mengaku
mendapat banyak pertanyaan dan keluhan dari berbagai kalangan masyarakat
mengenai KRB . Ia pun mengajak empat mantan Kepala KRB lain, Made Sri
Prana (1981-1983), Usep Soetisna (1983-1987), Suhirman (1990-1997), dan
Irawati (2003-2008), membuat surat untuk meneruskan aspirasi masyarakat itu.
Surat bertajuk “Menjaga Marwah Kebun Raya” yang ditujukan kepada Sekretaris
Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu kemudian viral di grup
WhatsApp.
Bukti literatur yang dimaksud Dedy adalah hasil riset oleh sejumlah peneliti di
luar negeri mengenai dampak ALAN bagi tumbuhan dan hewan. Rektor IPB
University Arif Satria membenarkan kabar bahwa Wali Kota Bogor meminta
kampusnya mengkaji dampak Glow di KRB terhadap ekosistem. Arif mengatakan
waktu yang diberikan sangat singkat sehingga pihaknya membuat kajian cepat.
"Kajian cepat berdasarkan data sekunder, termasuk pengalaman di negara lain,"
tuturnya, Selasa, 26 Oktober lalu.
Salah satu literatur yang ditelaah IPB adalah laporan riset Jonathan Bennie dari
University of Exeter, Inggris, yang dipublikasikan di Journal of Ecology pada
2016. Menurut kajian itu, ALAN bisa mengubah ritme jam biologis tumbuhan.
Bila ada cahaya buatan pada malam yang seharusnya gelap, terjadi fotosintesis.
Akibatnya, laju alokasi hasil fotosintesis menurun. Jika terjadi dalam waktu lama,
hal itu akan menyebabkan metabolisme sel tumbuhan terganggu dengan gejala
kerontokan daun hingga berujung kematian.
Gerbang Masuk untuk memulai Glow Experience, di Kebun Raya Bogor, 5 Nopember
2021/Tempo/Dika Yanuar
Wali Kota Bogor Bima Arya dalam suratnya kepada Ketua Aliansi Komunitas
Budaya Jawa Barat yang salinannya menyebar di kalangan wartawan
menjelaskan, berdasarkan kajian IPB, Glow berpotensi memberikan dampak
terhadap ekosistem KRB, lingkungan di luar KRB, dan Kota Bogor. Dalam surat
yang ditembuskan kepada Kepala BRIN dan pemimpin PT Mitra Natura Raya itu,
Bima meminta keduanya mengevaluasi konsep Glow bersama IPB. PT Mitra
Natura Raya juga diminta menghentikan operasi Glow selama evaluasi.
Director Sales and Marketing PT Mitra Natura Raya Michael Bayu Sumarijanto
mengatakan sangat menghormati keputusan Wali Kota Bima Arya. “Namun kami
sepenuhnya mengikuti keputusan BRIN,” kata Bayu menjawab surat Tempo,
Sabtu, 6 November lalu. “BRIN melakukan kajian bukan hanya mengacu pada
literatur, tapi melakukan kegiatan penelitian langsung di lokasi Glow,” ujarnya.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan tidak menerima tembusan surat
Wali Kota Bogor itu. Ihwal permintaan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap
Glow, Handoko sangat setuju. “Yang saya suruh diriset itu bukan hanya Glow.
Riset juga lampu-lampu di sekeliling KRB ini yang sangat terang setelah ada jalur
pedestrian,” ucap Handoko saat ditemui di Hotel Royal, Bogor, Selasa, 2
November lalu. “Itu harus diteliti supaya saya punya basis, panduan untuk semua
kebun raya dan taman kota.”
Menurut Handoko, Glow adalah ide PT Mitra Natura Raya sebagai wisata edukasi
bagi pengunjung KRB. “Seingat saya, ide Glow itu 2020. Mereka sudah
mengurus izin ke Istana dan sebagainya. Karena mau buka Kebun Raya Bogor
untuk malam juga,” tuturnya. “Saya tanya, mengapa Glow? Mereka bilang
banyak kebun raya di dunia melakukan itu. Edinburgh, Perth, New York, macam-
macam. Singapura sudah jelas.”
Handoko tidak menjawab jelas ketika ditanyai apakah ide Glow sudah dilengkapi
kajian ilmiah. “Waktu itu sejujurnya saya tanya, problem enggak? Ini kan kebun
raya. (Kata mereka) yang lain juga melakukan’,” ujarnya. Menurut dia, dalam
soal Glow, ada satu sisi yang menganggapnya berpotensi merusak ekosistem.
“Sisi yang lain mengatakan tidak ada masalah. Kebun raya itu kan taman kota.
Kebun raya itu artifisial, jadi tidak ada ekosistem alami,” ucap mantan Kepala
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tersebut.
Pernyataan Handoko tentang tidak adanya ekosistem alami di KRB berbeda 180
derajat dengan kajian cepat IPB University. Menurut telaah IPB, selama
perjalanan lebih dari 200 tahun, telah terjadi suksesi ekologi KRB menjadi relung
ekologi tersendiri. Bersama perubahan ekologi itu, terjadi asosiasi antara
tumbuhan koleksi dan satwa liar. Laporan mengenai satwa liar di KRB didominasi
penelitian burung, kelelawar, dan serangga. KRB juga kemungkinan besar
menjadi habitat amfibi, reptil, dan mamalia.
Ibnu Maryanto, profesor riset bidang zoologi pada Pusat Riset Biologi BRIN,
adalah penemu sepuluh spesies kelelawar di KRB. Penelitian yang dipublikasikan
di Jurnal Biologi Indonesia pada 2010 itu menyebutkan sembilan spesies di
antaranya adalah kelelawar subordo Megachiroptera yang merupakan pemakan
buah dan nektar sehingga berfungsi sebagai penyerbuk dan penyebar biji. Jenis
kelelawar ini mempunyai wilayah jelajah yang sempit sehingga diperkirakan
hidupnya di sekitar KRB.
Menurut Mirza, habitat amfibi di KRB terbagi menjadi dua area besar, yaitu
akuatik dan terestrial. Habitat akuatik adalah kolam dan sungai, sedangkan habitat
terestrial meliputi lantai hutan dan pepohonan. “Jenis-jenis yang ditemukan pada
saat itu sebenarnya adalah jenis yang umum dijumpai di permukiman, walaupun
masih ada jenis katak pohon yang agak sulit dijumpai saat ini di permukiman,”
tutur Mirza melalui pesan WhatsApp, Selasa, 2 November lalu.
Meski area penyebarannya luas, menurut Mirza, katak dan kodok itu tetap penting
karena biodiversitas di perkotaan makin berkurang. “Sesuatu yang umum bisa
menjadi langka karena habitatnya hilang,” ujarnya. “Sekarang di perumahan
urban paling bisa menemukan satu-dua kodok buduk. Kebun raya menyediakan
refugium bagi berbagai jenis satwa liar, termasuk katak di perkotaan,” ucap
Mirza, yang pada bulan ini menggelar Gerakan Observasi Amfibi Reptil Kita,
yakni kegiatan sains warga untuk mendata jenis amfibi dan reptil.
Penelitian lebah juga dilakukan Sih Kahono, peneliti Pusat Riset Biologi BRIN, di
KRB sejak 1985. Menurut doktor ekologi dari Kanazawa University, Jepang, itu,
pada awal penelitiannya di KRB, terdapat belasan pohon yang menjadi tempat
bersarang lebah madu raksasa alias Apis dorsata. “Jumlahnya terus menurun
hingga tinggal satu pohon saja pada awal Pak Joko Widodo menjabat presiden,”
katanya, Rabu, 27 Oktober lalu.
Kahono mengatakan populasi Apis dorsata di KRB kemudian meningkat dari satu
pohon tempat bersarang menjadi tiga pohon. “Pertama itu Pohon Jodoh, Ficus
albipila, yang lokasinya dekat Lapangan Sempur. Di situ ada belasan sarang,”
tuturnya. “Pohon kedua adalah kenari babi, ini lokasinya sebelum Makam Mbah
Jepra. Di situ ada 16 sarang. Yang satu lagi di dekat Tugu Kujang, di sebelah
kolam. Jenis pohonnya saya tidak tahu, di situ ada tiga sarang.”
Perihal perilaku seks yang terganggu oleh ALAN, Mirza menambahkan, juga
diteliti oleh Morgane Touzot dari University of Lyon, Prancis. “Penelitian
Morgane menggunakan katak yang memang umum dijumpai di Eropa, Bufo bufo.
Pada saat terkena cahaya, katak akan mengubah perilakunya dari aktif menjadi
pasif,” kata Mirza. “Katak jantan bersuara untuk mencari pasangan. Otomatis jika
katak tidak mau bersuara mereka tidak akan kawin.”
Pelaksana tugas Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati, Iman Hidayat,
mengatakan belum ada bukti ilmiah Glow berdampak buruk atau tidak. “Karena
itu, tugas peneliti dan akademisi membuktikan dampaknya secara ilmiah supaya
dapat dipertanggungjawabkan,” tutur Iman melalui pesan WhatsApp, Jumat, 5
November lalu. “Pusat-pusat riset di BRIN yang memiliki kompetensi terkait
dengan biodiversitas dan ekologi akan melakukan kajian dan penelitian bekerja
sama dengan akademisi dari perguruan tinggi.”
Kebun Raya Bogor Tumbuhan Badan Riset dan Inovasi Nasional | BRIN Satwa
Liar IPB konservasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Perubahan bangunan dan atraksi
Glow dikhawatirkan mengganggu
pengusulan Kebun Raya Bogor
menjadi Situs Warisan Dunia.
.
BRIN mengaku tidak risau karena tak ada pembangunan baru yang dilakukan
dan area yang diusulkan lebih kecil.
Dokumen tambahan soal usulan Kebun Raya Bogor sebagai Situs Warisan
Dunia dikirimkan pada 12 September 2021 ke UNESCO. .
Pengusulan Kebun Raya Bogor sebagai Situs Warisan Dunia, kata Melani,
dimulai sejak 2010 oleh Perhimpunan Bogor100. Namun prosesnya terhenti
ketika beberapa tokoh kunci komunitas itu meninggal. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia kemudian mengambil alih. Menurut situs web LIPI,
penyusunan dokumen Tentative List sebagai prasyarat awal nominasi dilakukan
sejak 25 September 2017. Dokumen itu diajukan ke Komite Nasional Indonesia
untuk UNESCO serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 8 Juni
2018. Kebun Raya Bogor resmi terdaftar di Tentative List UNESCO World
Heritage Site pada 26 April 2018.
Alasan utama menjadikan Kebun Raya Bogor sebagai Situs Warisan Dunia adalah
untuk melindunginya. Menurut Melani, status warisan dunia dan cagar budaya
nasional punya implikasi berbeda. Kalau berstatus warisan dunia seperti Taman
Nasional Komodo, UNESCO akan datang mengecek jika ada perubahan. Status
bisa terancam dicabut. Tapi tidak ada sanksi hukum. “Ya, kita dipermalukan
secara internasional, kehilangan pengunjung. Tapi tidak ada hukuman,” ucapnya.
“Kalau statusnya cagar budaya, ada sanksi bila ada aktivitas yang merusaknya.”
Manfaat lain dari status warisan dunia, menurut Direktur Pelindungan
Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Irini
Dewi Wanti, adalah pengakuan atas identitas warisan budaya. Menurut Irini,
penetapan status cagar budaya dunia memiliki manfaat luas. “Itu juga tentu
mempunyai nilai baik bagi tumbuhannya sendiri, nilai identitas secara universal,
sampai ke ranah identitas bangsa. Ini kan tentunya menjadi simbol wajah negara
juga,” tuturnya, Jumat, 5 November lalu.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko
mengatakan, dalam usulan pertama, yang diajukan sebagai Situs Warisan Dunia
adalah keseluruhan wilayah Kebun Raya yang sekitar 87 hektare. Usulan itu, kata
Handoko, kemudian direvisi. "Mengapa? Kalau seluruhnya, penduduk bisa kena.
Nanti kalau penduduk mau renovasi (rumah atau bangunannya) kan harus minta
izin ke (kantor pusat UNESCO) Paris,” ujarnya, Selasa, 2 November lalu.
Menurut Handoko, Pemerintah Kota Bogor juga berkeberatan terhadap luas area
pada usulan awal itu. Sebab, kata dia, pihak pemerintah kota tidak mudah
melakukan perbaikan terhadap sungai yang ada di pinggir Kebun Raya Bogor. Ia
mengaku mempelajari lagi usulan itu dan melihat syarat utamanya, yaitu yang
punya makna besar untuk kemanusiaan. “Itulah yang kemudian mendorong
adanya revisi luas area yang diusulkan. Itu tidak apa-apa. Kan, proses bisa
diperbarui,” ucapnya. Dokumen perbaikan dikirimkan pada 2019.
Proyektor berkekuatan 30.000 Ansi untuk menyorotkan gambar ke arah pepohonan, di depan
Taman Astrid, Kebun Raya Bogor, Bogor/Tempo/Dody Hidayat
Melani memberi contoh Taman Teijsmann di Kebun Raya Bogor, yang bentuknya
seperti taman di Eropa, sebagai nilai orisinalitas. Taman itu memiliki sentral
berupa tugu untuk mengenang Johannes Elias Teijsmann, kurator Kebun Raya
yang menggeser kebun menjadi kebun botani. Menurut Melani, tugu itu diberikan
oleh teman-teman dan pengagum Teijsmann pada 1884. Marmernya khusus
dibawa dari Berlin, Jerman. “Tapi jalan batu gico—batu kali kecil yang disusun
tanpa semen—yang mengelilingi taman itu sudah dicor,” ujarnya.
Melani mendapat informasi bahwa Taman Teijsmann termasuk salah satu yang
dikeluarkan dari wilayah yang diusulkan untuk Situs Warisan Dunia. “Mereka
mengatakan apa pentingnya taman ini. Taman kosong, tidak ada koleksi
tumbuhannya,” ucap Melani menirukan argumentasi pihak BRIN yang ia dengar
dari koleganya. “Daerah terbuka tanpa ada tanaman koleksi kalau mereka mau
mengkomersialisasinya gampang sekali,” katanya.
Arca Nandi di kawasan Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Juli 2020/Tempo/Amston Probel
Irini juga mengemukakan bahwa setiap perubahan di Kebun Raya pasti akan
berdampak pada proses penetapan cagar budaya dunia. Ia menilai atraksi Glow
memicu kekhawatiran dan berpotensi mengancam nilai universalitas yang
menjadi bahan argumentasi usulan menjadi Situs Warisan Dunia. “Makanya
sekretariat (UNESCO) bisa saja memberi catatan yang bisa berimbas pada proses
nominasi yang sedang berlangsung,” tuturnya. “Masak, di tengah jalan kita
melakukan perubahan?”
Laksana Tri Handoko menilai kontroversi Glow dan perubahan di Kebun Raya
Bogor tak akan berpengaruh besar terhadap pengusulan status cagar budaya
dunia. Dalam wawancara kepada Tempo, dia menunjukkan lokasi-lokasi yang
diajukan sebagai cagar budaya, yang memang sebagian kecil dari luas area Kebun
Raya. “Kami tidak ada pembangunan baru,” ujarnya. Handoko mengatakan malah
akan membongkar sembilan rumah dinas dan satu lapangan tenis.
Kalau soal luas area yang diusulkan lebih kecil daripada usulan awal, kata
Handoko, itu pertimbangan praktis. Ia menilai situs dunia lain melakukan hal
yang sama. “Di mana pun di dunia yang mengajukan WH (World Heritage) itu
sekecil mungkin. Yang penting sudah ada. Plang bisa ditempel di mana saja.
Emangnya Singapura berapa? Intinya tidak semua. Kalau terlalu luas, saat peneliti
perlu menanam anggrek, nanti enggak bisa,” ucapnya.
Irini mengatakan kini proses selanjutnya ada di UNESCO. Secara umum, kata dia,
prosesnya bisa dua tahun dari sejak kita mengusulkan. Badan dunia itu punya
mekanisme kerja dalam memproses usulan. Biasanya ada pengecekan
kelengkapan berkas, dan itu bisa ada pengembalian. “Jadi memang bisa sampai
dua tahun. Sekarang kita menunggu,” ujarnya. Ia berharap tak perlu menunggu
dua tahun.
DODY HIDAYAT
Kebun Raya Bogor Unesco BRIN Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Kota Bogor
Riset Saja Daripada Ribut
i
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Laksana Tri Handoko/Tempo/Tony Hartawan
Setelah ada protes atas atraksi Glow, Badan Riset dan Inovasi Nasional
meminta ada kajian atas dampaknya.
Pengajuan Kebun Raya Bogor sebagai warisan cagar budaya dunia sudah
masuk daftar tentatif. .
ATRAKSI glow atau pertunjukan instalasi lampu pada malam hari di Kebun Raya
Bogor, Jawa Barat, memicu protes dari sejumlah kalangan sejak September lalu.
Para penolak glow mengkhawatirkan terganggunya ekosistem kebun botani yang
sudah berumur 204 tahun itu.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko
menjelaskan, ide awal glow muncul dari PT Mitra Natura Raya yang menjadi
mitra BRIN dalam mengelola Kebun Raya Bogor. Handoko menekankan
pentingnya mengkaji dampak lampu penerang dan efek kebisingan suara bagi
Kebun Raya Bogor. Dalam wawancara dengan Tempo, Handoko juga menjelaskan
perkembangan pengusulan Kebun Raya Bogor sebagai World Heritage Site
UNESCO.
Glow itu kan bagian dari artificial light at night (ALAN) yang itu sudah
banyak riset soal dampaknya?
Justru itu yang saya suruh riset. Bukan hanya glow. Kebun raya kita ini di tengah
kota sangat padat dan sangat terang. Apalagi setelah ada jalur pedestrian di
sekelilingnya. Lampunya banyak. Saya ingin sekalian dicek. Itu harus diteliti
supaya saya punya basis, panduan, untuk semua kebun raya dan taman kota.
Kasus soal glow ini apakah akan berpengaruh terhadap nasib usul Kebon
Raya Bogor sebagai WHS?
Apa urusannya?
Kebun Raya Bogor Unesco BRIN Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)