Anda di halaman 1dari 7

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing

untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa


Kelas VA Tema Bangga Menjadi Bangsa Indonesia
di SDN Kebonsari 01 Jember

(Application of Cooperative Learning Model Snowball Throwing Type


to Increase the fifth Grade Student Activities and Learning outcomes in
The Theme of Bangga Menjadi Bangsa Indonesia at SDN Kebonsari 01
Jember)

Dina Sofianah, Imam Muchtar, Chumi Zahroul Fitriyah,


Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember (UNEJ)
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail: muchtarimam_SH@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SDN Kebonsari 01 Jember
melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Tema Bangga Menjadi Bangsa
Indonesia. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap
siklus terdiri atas 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VA SDN Kebonsari 01 Jember tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 40 siswa terdiri atas 23 siswa
laki-laki dan 17 siswi perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif
Tipe Snowball dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SDN Kebonsari 01 Jember. Skor ratarata aktivitas belajar siswa pada prasiklus 52,5 menjadi 68,25 pada siklus I kemudian pada siklus II menjadi 82,5.
Skor rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan dari pra siklus yaitu 52 menjadi
71,5 pada siklus I kemudian pada siklus II menjadi 75,5. Skor rata-rata hasil belajar (penilaian pengetahuan) siswa
pada siklus I mengalami peningkatan dari pra siklus sebesar 66,96 menjadi 70,99, sedangkan dari siklus menjadi
84,1. Skor rata-rata hasil belajar siswa (penilaian keterampilan) pada siklus I mengalami peningkatan dari pras siklus

ke siklus I yaitu 61,12 menjadi 75, sedangkan dari siklus I ke siklus II skor rata-rata nilai siswa menurun dari 75
menjadi 74.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing , Aktivitas Belajar, Hasil Belajar

Abstrac
This research aums to improve activities and student learning outcomes of class VA SDN Kebonsari Jember through
the implementation of cooperative learning type Snowball Throwing theme pround of Being Indonesian nation. This
type of research is Classroom Action Research (PTK) that conducted in two cycles. Each cycle consists of four
phases: planning, action, observation, and reflection. The subjects were all students on VA SDN Kebonsari 01
Jember academic year 2015/2016 with totaling 40 students consisting of 23 male students and 17 female students.
The results showed that the implementation of cooperative learning model type Snowball Throwing can increase
activities and learning outcomes of class VA SDN Kebonsari 01 Jember. The average score of student activities is
52.5 pracycle, be 68.25 in first cycle, then on second cycle becomes 82.5. The average score of student learning
outcomes in the first cycle showed an increase of pre-cycle that is 52 to 71.5 in the first cycle and then in the second
cycle become 75.5. The average score of learning outcomes (knowledge assessment) students in the first cycle of
pre-cycle increased by 66.96 into 70.99, while on the cycle becomes 84.1. The average score of student learning
outcomes (skills assessment) in the first cycle increased from pracycle to first cycle is 61.12 to 75, while from the
first cycle to the second cycle an average score of student scores decreased from 75 to 74.

Pendahuluan

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang


mampu mengembangkan potensi peserta didik.
Pendidikan
merupakan
usaha
secara
berkesinambungan
yang
bertujuan
untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota suatu
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian yang
berguna
untuk
masa
depan.
Pendidikan
diselenggarakan sebagai suatu proses pemberdayaan
peserta didik, dalam membangun sumber daya
manusia yang berkualitas, memiliki kepribadian yang
baik serta mengembangkan kreativitas peserta didik.
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari
kurikulum 2004 dan 2006, baik Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun
2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) pada tahun 2006, hanya saja pada kurikulum
ini di tekankan untuk meningkatkan soft kills dan
hard skills. Selain itu, pembelajaran lebih bersifat
tematik integratif dalam semua mata pelajaran.
Kreativitas guru merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan tujuan Kurikulum 2013

karena guru merupakan faktor penting yang besar


pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasiltidaknya peserta didik dalam belajar. Menurut
Mulyasa (2014:43), salah satu hal yang harus dimiliki
oleh guru untuk mendukung keberhasilan
implementasi kurikulum 2013 adalah menggunakan
metode, model, dan media yang bervariasi dalam
mengajar dan membentuk kompetensi peserta didik.
Berdasarkan observasi pada 3 Agustus 2015 di kelas
VA SDN Kebonsari 01, dalam pelaksanaan proses
pembelajaran di dalam kelas guru belum maksimal
karena guru masih mengguanakan metode ceramah,
diskusi dan penugasan, sehingga siswa kurang
memperhatikan
materi
pembelajaran
yang
mengakibatkan menurunnya aktivitas dan hasil
belajar. Dari data aktivitas yang dilakukan oleh
peneliti siswa yang tergolong sangat aktif sebanyak
12,5%, siswa yang aktif sebanyak 5 %, untuk siswa
yang cukup aktif sebanyak 40%, dan untuk siswa
yang kurang aktif sebanyak 42,5 %. Dokumentasi
nilai hasil belajar siswa yang diperoleh dari guru
kelas VA dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa di
kelas sudah cukup. Dengan perolehan nilai rata-rata
aspek pengetahuan sebesar 66,96 %, sedangkan nilai
rata-rata aspek sikap 52 %, untuk nilai hasil
psikomotor dengan rata-rata sebesar 61,12 %.
Melihat permasalahan diatas setidaknya diperlukan
model pembelajaran yang sesuai dalam proses
pembelajaran, model pembelajaran tersebut harus
sesuai dengan tujuan dan materi, sehingga dapat
melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran yang digunakan harus dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah dengan menerapkan Model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.
Menurut Suprijono (2014:128) Snowball throwing
merupakan salah satu Model pembelajaran kooperatif
(cooperative learning), yang dalam pelaksanaanya
banyak melibatkan siswa untuk aktif. Model ini
mengarah pada karakteristik siswa usia sekolah dasar,
karena berbentuk sebuah permainan. Model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
merupakan salah satu model dalam pembelajaran
kooperatif dimana cara pembelajarannya dilakukan
secara berkelompok yang terdiri 4-6 siswa yang
kemudian siswa membuat soal pada kertas lembar
kerja yang kemudian diremas-remas sampai
membentuk bola salju kemudian dilemparkan pada
siswa atau kelompok lain untuk dijawab secara
spontanitas atau secara langsung jawabannya.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kebonsari 01


Jember pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VA dengan
jumlah 40 siswa, yang terdiri dari 23 siswa laki-laki
dan 17 siswa perempuan. Pengumpulan data
penelitian
menggunakan
metode
observasi,
wawancara, tes, dan dokumentasi.
Penelitian ini data yang dianalisis antara
lain:
1. Keaktivitasan siswa dalam proses pembelajaran
melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Snowball Throwing:
a. keaktivan perorangan, seorang siswa
dikatakan aktif apabila telah mencapai
persentase 70% dari persentase maksimal,
dihitung dengan rumus:

A=
b.

skor Keativan siswa


sekor maksimal

x 100%

keaktivan klasikal, suatu kelas dikatakan


aktif apabila terdapat 70% siswa dalam
kategori aktiv, di hitung dengan rumus:
Pa
=

A
x 100
N

Keterangan:
Pa = skor aktivitas belajar siswa
A = jumlah skor indikator aktivitas belajar
yang didapat siswa
N = jumlah skor maksimum indikator
aktivitas belajar siswa
Menurut Masyhud (2014: 298) Kriteria
aktivitas belajar dapat di lihat pada Tabel 1 sebagai
berikut.
Tabel 1 kriteria aktivitas belajar
Skor keaktifan
Kategori keaktifan
91-100
Sangat Aktif
71-90
Aktif
41-70
Cukup Aktif
21-40
Kurang Aktif
0-20
Sangat Kurang Aktif
(Masyhud, 2014:298)
2.

Hasil belajar siswa dengan penerapan Model


Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball
Throwing. Presentase ketuntasan hasil belajar
siswa dapat dirumuskan sebagai berikut :

a.

serap individu, seorang siswa dikatan tuntas


apabila telah mencapai skor 70% dari skor
maksimal 100, dengan rumus:

pi=

b.

srt
x 100
si

Keterangan :
pi = persentasi individual
srt = skor riil tercapai
si = skor ideal yang dapat dicapai oleh
individu.
serap klasikal, suatu kelas dapat dikatakan
tuntas hasil belajarnya apabila terdapat
minimal 70% siswa telah mencapai nilai 70,
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

pk=

srtk
x 100
sik

Keterangan :
pk
= persentasi kelas
srtk
= skor riil tercapai kelas
sik
= skor ideal kelas
Adapun patokan kriteria hasil belajar siswa
Masyhud (2014:295) dapat dilihat pada tabel 2
Tabel. 2 Kriteria hasil belajar siswa
Kriteria Hasil Belajar
Sangat Baik
Baik
Sedang/Cukup
Kurang
Sangat kurang

Rentangan Skor
80 100
70 79
60 69
40 59
0 39
(Masyhud, 2014:295)

Hasil Penelitian

1. Aktivitas Belajar Siswa


aktivitas pembelajaran tema Bangga Menjadi Bangsa
Indonesia subtema Indonesiaku, Bangsa yang
Berbudaya pembelajaran 3 mengalami peningkatan
dari pra siklus ke siklus I dan siklus II dengan
menggunakan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Snowball Throwing. Kriteria aktivitas


belajar pra siklus ke siklus I untuk kategori sangat
aktif menurun sebesar 12,5% menjadi 10%, untuk
criteria aktivitas belajar pra siklus ke siklus I untuk
kategori aktif meningkat dari 5% menjadi 42,5%,
kriteria aktivitas belajar pra siklus ke siklus I untuk
kategori cukup aktif meningkat dari 40% menjadi
42,5%, dan kriteria aktivitas belajar prasiklus ke
siklus I untuk kategori kurang aktif menurun 42,5%
menjadi 5%. Sedangkan kriteria aktivitas belajar
siklus I ke siklus II untuk kategori sangat aktif
meningkat dari 10% menjadi 35%, kriteria aktivitas
belajar siklus I ke siklus II untuk kategori aktif
meningkat sebesar 42,5 menjadi 60%, kriteria
aktivitas belajar siklus I ke siklus II untuk kategori
cukup aktif menurun dari 42,5% menjadi 5%,
sedangkan kriteria aktivitas belajar siklus I ke siklus
II untuk kategori kurang aktif menurun dari 5%
menjadi 0%.

No.
1.
2.
3.
4.
5.

Tabel. 3 Peningkatan Aktivitas Belajar


Kategori Aktivitas
Pra
Siklus I
Belajar
Siklus
Sangat Aktif
12
10
Aktif
5
42,5
Cukup Aktif
40
42,5
Kurang Aktif
42,5
0
Sangat Kurang Aktif
0
0

2. Hasil Belajar Siswa


hasil belajar siswa pada tema Bangga Menjadi
Bangsa Indonesia subtema Indonesiaku, Bangsa yang
Berbudaya pembelajaran 3 mengalami peningkatan
dari pra siklus ke siklus I dan siklus II dengan
menggunakan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing. Kriteria hasil
belajar untuk penilaian sikap pra siklus ke siklus I
untuk kategori sangat baik mengalami peningkatan
dari 5% menjadi 35%, sedangkan untuk penilaia
sikap dari siklus I ke siklus II meningkat dari 35%
menjadi 45%. Pada penilaian sikap untuk kategori
baik mengalami peningkatan dari pra siklus ke siklus
I dari 47,5% menjadi 50%, untuk penilaian sikap
dari siklus I dan siklus II juga mengalami
peningkatan sebesar 5% dari 50% menjadi 55%.
Kategori cukup baik dari pra siklus ke siklus I
mengalami penurunan dari 27,5% menjadi 5 %,
sedangkan untuk siklus I ke siklus II juga mengalami
penurunan dari 5% menjadi 0%. Kategori kurang
baik dalam penilaian sikap dari pra siklus ke siklus I
menurun dari 20% menjadi 10%, sedangkan dari
siklus I ke siklus II untuk kategori kurang baik
mengalami penurunan dari 10% menjadi 0%. Untuk
kategori sangat kurang baik tidak mengalami
peningkatan yaitu masih tetap 0%.

Siklus II
35
60
5
0
0

Kriteria hasil belajar untuk penilaian pengetahuan pra


siklus ke siklus I dari kategori sangat baik meningkat
dari 0% menjadi 5%, sedangkan untuk siklus I ke
siklus II meningkat dari 5% menjadi 70%. Kategori
baik dalam penilaian sikap dari pra siklus ke siklus I
menurun dari 55% menjadi 50%, sedangkan dari
siklus I ke siklus II juga mengalami penurunan dari
50% menjadi 30%. Kategori cukup baik dari pra
siklus ke siklus I mengalami peningkatan dari 25%
menjadi 45%, tetapi pada siklus I ke siklus II
mengalami penurunan dari 45% menjadi 0%.
Penilaian pengetahuan dengan kategori kurang baik
dari pra siklus ke siklus I mengalami penurunan dari
20% menjadi 0%, sedangkan siklus I ke siklus II
tidak mengalami peningkatan masih tetap 0%.
Kriteria hasil belajar untuk penilaian psikomotor pra
siklus ke siklus untuk kategori sangat baik dari siklus
I ke siklus II mengalami peningkatan dari 0%
menjadi 7,5%, sedangkan dari siklus I ke siklus II
juga mengalami peningkatan yang signifikan yaitu
dari 7,5% menjadi 22,5%, untuk kategori baik dalam
penilaian psikomotor dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan yaitu dari 50% menjadi
72,5%, sedangkan dari siklus I ke siklus II tidak
mengalami peningkatan yaitu tetap sama menjadi
72,5%, untuk kategori cukup baik pada pra siklus ke
siklus I mengalami penurunan dari 42,5% menjadi
20%, sedangkan dari siklus I ke siklus menurun dari
20% menjadi 0%, untuk kategori kurang baik pada
pra siklus ke siklus I mengalami penurunan 7,5%
menjadi 0%, sedangkan dari siklus I ke siklus II tidak
mengalami peningkatan. Kriteria hasil belajar dengan
kategori sangat kurang baik, dari pra siklus, siklus I
dan siklus II tidak mengalami peningkatan sama
sekali.

100

84.1

80
66.96
penilaian sikap
61.12
60

70.99
75
71.5

74
penilaian pengetahuan
75.5

40 52
20

penilaian psikomotor

0
Prasiklus

siklus I
Temuan Penelitian

Berdasarkan pelaksanaan siklus penilitian mulai dari


tindakan pra siklus sampai pada siklus I dan siklus II
diperoleh beberapa temuan penelitian sebagai
berikut, 1) Adanya diskusi kelompok maka membuat
interaksi antar siswa semakin meningkat, karena
masing-masing anggota kelompok akan membantu
satu sama lain agar anggotanya dapat menjawab
pertanyaan yang telah diberikan, 2) Penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing,
dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam
mengajukan gagasan atau berpendapat dari temannya
atau dan dari guru, sehingga tidak hanya siswa yang
mempunyai nilai akademik tinggi yang dapat
mengusulkan pendapatnya melainkan siswa yang
mendapat nilai cukup baik juga dapat berpartisipasi
dalam menyampaikan pendapatnya, 3) Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa, 4) Selama pembelajaran berlangsung
dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif
tipe Snowball Throwing siswa terlihat lebih antusias
dan terlihat senang dalam mengikuti pembelajaran, 5)
Ada beberapa aktivitas siswa ketika kegiatan pra
siklus mengalami peningkatan, tetapi ketika kegiatan
siklus I dan II mereka mengalami penurunan.

Gambar 1. Digram Skor Hasil Belajar Klasikal


Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian serta hasil
pembahasan, maka dapat di tarik kesimpulan.
a. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing dapat meningkatkan

Siklus

b.

aktivitas belajar siswa dalam proses


pembelajaran dengan tema Bangga Menjadi
Bangsa Indonesia pada siswa kelas VA SDN
Kebonsari 01 Jember. Skor rata-rata aktivitas
belajar siswa pada pra siklus ke siklus I dan
siklus II menunjukkan bahwa aktivitas belajar
mengalami peningkatan dari prasiklus 52,5
menjadi 68,25, pada siklus II aktivitas belajar
siswa juga mengalami peningkatan yaitu 82,5.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran
dengan tema Bangga Menjadi Bangsa
Indonesia pada siswa kelas VA SDN
Kebonsari 01 Jember. Skor rata-rata hasil
belajar siswa (penilaian sikap) pada siklus I
menunjukkan adanya peningkatan dari pra
siklus ke siklus I yaitu 52 menjadi 71,5,
sedangkan dari siklus I ke siklus II juga
mengalami peningkatan dari 71,5 menjadi
75,5. Skor rata-rata hasil belajar siswa pada
siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa (penilaian pengetahuan) mengalami
peningkatan dari pra siklus sebesar 66,96
menjadi 70,99, sedangkan dari siklus I ke
siklus II juga mengalami peningkatan yaitu
dari skor 70,99 menjadi 84,1. Skor rata-rata
hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa (penilaian
keterampilan) mengalami peningkatan dari
pras siklus ke siklus I yaitu 61,12 menjadi 75,
sedangkan dari siklus I ke siklus II skor ratarata nilai siswa menurun dari 75 menjadi 74.

Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran


yang dapat dikemukakan yaitu: a) bagi guru,
penerapan pembelajaran dengan model Snowball
Throwing dapat diterapkan untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa n, b) bagi sekolah,
diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi ide
baru dalam mengembangkan metode pembelajaran
yang inovatif sebagai usaha untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa, c)bagi peneliti lain,
hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk
penelitian selanjutnya, d) bagi penelti agar di
sempurnakan lagi untuk penelitian yang selanjutnya.

Daftar Pustaka

Arikunto, S., Suhardjono, Supardi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta: Bumi Aksara.
Budi, Fraditya. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Quantum
Teaching Dengan Teknik Snowball Throwing Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas
V Pada Mata Pelajaran IPS
Pokok Bahasan
Perjuangan Melawan Penjajah Di SDN Mlokorejo 01
Kabupaten Jember. Tidak diterbitkan. Skripsi. Jember :
Universitas Jember.
Masyhud, M. S. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Jember:
Lembaga Pengembangan Manajemen dan Profesi
Kependidikan.
Mulyasa. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum
2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Suprijono. Agus. 2014. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saran

Anda mungkin juga menyukai