Anda di halaman 1dari 154

PROSIDING RAPIM TNI 2021

RAPIM TNI 2021


TIM PENYUSUN

Ketua :
Mayor Jenderal TNI Benny Octaviar, MDA., CHRMP.

Wakil Ketua :
Marsekal pertama TNI Agus M. Baron.
Marsekal pertama TNI Yudi Bustami, S.Sos

Sekretaris :
Kolonel Kav Sutrisno Wibowo
Mayor Caj (K), Lina Marlina, S.E.
Serma Mujiono

Notulen :
Kolonel Kav Taswin Djamaluddin S.E, M.M., Kolonel Laut (P), Arief
Rustaman., Kolonel Inf Machfud H., Kolonel Adm Sjahli Afandi,
S.T., M.A.P., Letkol Adm Rully Evriansyah, S.Pd., Letkol Adm
Sudarsono, S.Sos., M.Si., Mayor Caj (K), Suko Eni., Mayor Caj (K), Dwi
Soelistyawati., Serka Muhammad Fajri Limanda., Serda Gandung
Aji Kurniawan., Prada Alfin., Pembina Tk. I IV/b Drs. Sriyanto, M.Si.,
Penda Tk.I III/b Yatin Priyatno., Penda Tk. I/III b Sumarwan.,

Desain Grafis :
Kolonel Inf I Drs. Ketut Murda, M.H.,
Penata Muda III/a Dede Mulyana, S.Kom.

e-Perisalah
Mayor Laut (P) Arif Bahtiar., Serka Mochamat Yusuf Eko Prastiyo.,

Pendukung dan Perlengkapan :


Kapten Cba Abdul Wahid Saiful., Letda Sus Tomy Agung Laksono.,
Serka Lis Muhamad Yunus., Serka Muhammad Ainul A., Serka Arif
Miarso.
P ROS I D I N G

RAPIM TNI
2021

JAKARTA :
16 FEBRUARI 2021

PROSIDING RAPIM TNI 2021


KATA PENGANTAR

uji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

P Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya pelaksanaan


Rapim TNI Tahun 2021 dengan tema “TNI Kuat,
Solid, Profesional, Dicintai Rakyat Siap Mendukung
Percepatan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
serta Menjaga Persatuan Kesatuan Bangsa Demi Keutuhan
NKRI”, dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk dapat merekam,
mendokumentasikan, dan mendeskripsikan dalam bentuk narasi
singkat substansi dari berbagai kegiatan penting pada Rapim
tersebut, maka disusunlah naskah Prosiding ini.
Rapim TNI memiliki nilai strategis dalam mendukung upaya
pemulihan ekonomi dan reformasi sosial dihadapkan pada
penyusunan pertahanan negara dalam masa pandemi, Pertama:
Faktor-faktor kritis meliputi wilayah yang luas dengan karakteristik
kepulauan, potensi demografi, sumber daya yang beragam
dan berlimpah, Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta
(Sishankamrata) dan Doktrin Pertahanan Negara; Kedua: Kebijakan
Pertahanan Negara (Jakhanneg) Tahun 2021 mengarah pada
pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan negara
yang tangguh, percepatan penanganan Covid-19, dan dukungan
mengatasi dampak pandemi Covid-19.
Untuk mengukuhkan komitmen tersebut, maka Rapim TNI Tahun
2021 telah mengundang pembicara yaitu: Menteri, Kepala LPNK
yang terkait, serta Pimpinan TNI, untuk memberikan pembekalan
dan pengayaan materi bagi optimalisasi pelaksanaan tugas pokok
TNI kepada seluruh peserta Rapim. Diharapkan dari forum ini dapat
terwujud soliditas dan trust dalam membangun budaya organisasi
yang kondusif bagi organisasi TNI. Disamping itu, forum ini dapat
dijadikan sebagai sarana komunikasi para pembicara dengan peserta
Rapim, pertukaran informasi dan wawasan antar pimpinan TNI
agar dapat dicapai satu kesatuan langkah dan tindakan, khususnya
dalam penanganan pandemi Covid-19 secara optimal, penyiapan
SDM kesehatan, peningkatan kewaspadaan dini serta sistem
pengamanan dan keamanan yang dilaksanakan dengan penguatan
fungsi pembinaan sumber daya pertahanan dan pembangunan
cadangan logistik nasional untuk membantu penanganan dampak
ekonomi, pandemi Covid-19, dan ancaman CBRN-E.
Mengingat arti penting dari Rapim TNI Tahun 2021, maka dengan
disusunnya Prosiding ini diharapkan dapat menjadi acuan, referensi
dan literasi bagi para pejabat TNI dalam upaya mewujudkan TNI
Kuat, Solid, Profesional, Dicintai Rakyat. Kehadiran Prosiding ini juga
dapat dijadikan sebagai salah satu pijakan pengambilan keputusan
dalam menghadapi tuntutan dan tantangan tugas ke depan yang
tidak semakin ringan.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
atas dukungan dan bantuannya, semoga Prosiding Rapim TNI Tahun
2021 ini bernilai guna serta bermanfaat bagi kita untuk kepentingan
pengembangan wawasan. Yakinlah Tuhan Yang Maha Esa selalu
bersama kita, dan memberikan petunjuk serta perlindunganNya
kepada kita dalam melanjutkan pengabdian kepada bangsa dan
negara tercinta.

Jakarta, Februari 2021


Asrenum Panglima TNI

Heru Kusmanto, S.E., M.M.


Laksamana Muda TNI

PROSIDING RAPIM TNI 2021


01 PANGLIMA TNI TNI
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P.

SAMBUTAN PEMBUKAAN
RAPIM TNI TA 2021

Assalamualaikum wr. wb.,


Salam sejahtera bagi kita semua,
Syaloom,
Om swastyastu.
Yang saya hormati para Kepala Staf Angkatan,
Yang saya hormati,
Kasum TNI, Para pejabat utama Mabes TNI dan Mabes Angkatan,
Para peserta Rapim TNI, hadirin dan undangan yang berbahagia.

Mengawali kegiatan ini, marilah kita panjatkan puji syukur ke


hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, hari ini kita dapat melaksanakan Rapat
Pimpinan, baik secara fisik maupun secara daring, dalam keadaan
sehat wal’afiat.
Rapim TNI tahun 2021 ini merupakan kelanjutan dari Rapim TNI-
Polri yang telah kita ikuti bersama. Banyak hal penting dan strategis
dari berbagai materi pembekalan yang telah disampaikan oleh
Presiden RI, Kapolri dan para narasumber dalam Rapim TNI-Polri
kemarin.

1 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Berbagai hal tersebut tentunya perlu direspon dan disikapi
bersama melalui pemikiran yang kreatif dan inovatif serta lebih
adaptif sehingga kita mampu mengimplementasikan tugas pokok
secara optimal.
Sebelum saya lanjutkan, terlebih dahulu saya sampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh prajurit TNI
dimanapun bertugas dan berada, baik di daerah rawan konflik dan
beberapa daerah yang terkena musibah bencana alam, serta garda
terdepan dalam memerangi Covid-19.
Beberapa waktu lalu TNI terlibat sangat intens dalam berbagai
peristiwa yang menjadi sorotan publik, seperti penanggulangan
kelompok bersenjata di Papua, distribusi vaksin covid 19, jatuhnya
pesawat Sriwijaya SJ 182, bencana alam gempa bumi di Sulawesi,
banjir di Kalimantan, tanah longsor di berbagai daerah, dan sebagainya.
Hal ini menunjukkan bahwa seluruh prajurit TNI beserta
alutsistanya, baik matra darat, laut, dan udara selalu siap dan sigap
serta hadir di tengah-tengah masyarakat.

Peserta Rapim TNI yang saya banggakan,

Tema Rapim TNI pada tahun 2021 ini adalah “TNI Kuat,
Solid, Profesional, Dicintai Rakyat Siap Mendukung Percepatan
Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Serta Menjaga
Persatuan Kesatuan Bangsa Demi Keutuhan NKRI”.
Tema tersebut sangat tepat, mengingat kompleksitas tantangan di
tengah situasi negara yang sedang berusaha menekan penyebaran
pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi nasional.
Selain pandemi Covid-19, perkembangan lingkungan strategis
masih diwarnai oleh kompetisi dua kekuatan besar. Di satu sisi AS
dengan kepemimpinan baru Presiden Joe Biden, di sisi lain terdapat
RRT yang muncul menjadi kekuatan baru. Kedua kubu berupaya untuk
menanamkan pengaruh dan memperluas dukungan dengan berbagai
cara. Seluruh instrumen nasional dipergunakan; diplomatik, intelijen,
militer, dan ekonomi.
Terdapat pula perkembangan iptek yang telah melahirkan
‘senjata sosial baru’ yaitu internet, siber dan media sosial yang harus

2
menjadi perhatian kita bersama. Kekuatan medsos telah menggulirkan
kerusuhan di beberapa negara Eropa, Amerika Serikat, Myanmar dan
Thailand.
Kita juga menyadari bahwa kekuatan internet dan medsos telah
digunakan untuk menyebarkan faham radikalisme dan terorisme.
Dunia maya telah menjadi domain untuk perekrutan generasi radikal
dan teroris. Demikian halnya dengan para aktor separatis Papua; baik
front politik, klandestin dan bersenjata yang juga memanfaatkan media
sosial untuk propaganda-propagandanya.
Kemudian kita juga harus memperhitungkan perkembangan
alutsista nir-awak yang semakin maju. Konflik Azerbaijan dan Armenia
adalah contoh terbaru bagaimana drone-drone taktis Azerbaijan
buatan Turki menjadi penentu kemenangannya atas Armenia. Konsepsi
pertempuran modern ini juga sangat mungkin dikuasai oleh kekuatan-
kekuatan asimetris, mengingat harga drone yang relatif lebih murah
dibandingkan pesawat tempur. Drone juga dapat dilengkapi dengan
berbagai sistem penginderaan ataupun senjata.

Peserta Rapim TNI yang saya hormati,

Dinamika lingstra global dan regional juga tentunya berpengaruh


pada situasi nasional. Saat ini kita masih berjuang untuk menanggulangi
pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Di tengah situasi
yang sulit ini, kita juga masih dihadapkan dengan berbagai tantangan
yang harus kita hadapi.
Tantangan tersebut antara lain suhu sosial politik tanah air
yang diwarnai oleh politik identitas yang berpotensi memecah belah
persatuan dan kesatuan. Kemudian isu kedaulatan dan hak berdaulat
dalam bentuk pelanggaran wilayah, eksploitasi sumber daya alam
ilegal dan masalah perbatasan di darat, laut dan udara.
Tantangan berikutnya adalah bencana alam maupun bencana
kemanusiaan yang masih sering terjadi di negara kita. Oleh karenanya,
kita harus senantiasa siap sedia untuk melaksanakan tugas
penanggulangan bencana kapan pun dan di manapun dibutuhkan.
Oleh karena itu perlu kita pahami bersama bahwa Rapim TNI
kali ini adalah kesempatan bagi kita untuk melakukan refleksi atas

3 PROSIDING RAPIM TNI 2021


pelaksanaan tugas pokok kita kedepan. Dinamika lingstra harus kita
hadapi dengan perhitungan yang cermat dan terukur agar dapat
menjadi keuntungan bagi kepentingan nasional.
Dan berkaca dari pengalaman Azerbaijan, kita juga harus mulai
mengembangkan konsep - konsep operasional penggunaan alutsista
nir-awak dan integrasinya dengan susunan tempur TNI yang
sudah ada saat ini. Karena kedepan, penggunaanya dalam medan
pertempuran modern akan semakin mengemuka.
Di Papua dan Poso kita sudah melihat betapa UCAV sangat
dibutuhkan. Drone kita harus memiliki kemampuan intelligence,
surveillance, and reconnaissance (ISR) yang mumpuni pada berbagai
tingkatan sesuai kebutuhan operasi.
Dengan demikian, kemampuan UCAV pada setiap angkatan dapat
mendukung pelaksanaan operasi gabungan, serta pelaksanaan
operasi multi dimensi bersama-sama komponen terkait lainnya
dengan baik.
Kita harus menindaklanjuti berbagai evaluasi pelaksanaan tugas.
Kekuatan dan keunggulan harus kita lipat gandakan. Sementara
setiap kekurangan dan kelemahan harus kita netralisir, termasuk
kelemahan dari sisi kondisi dan spesifikasi alutsista, latihan dan
penyiapan operasi bagi personel dan satuan, baik untuk operasi di
dalam maupun luar negeri, dan sebagainya.
Hindari tindakan pelanggaran HAM sebagaimana perintah Bapak
Presiden. Pelanggaran HAM hanya akan menjauhkan TNI dari rakyat
dan membuat musuh semakin kuat.
Pandemi Covid-19 juga menjadi momentum untuk meninjau
kembali kemampuan biomedis dan nubika TNI. Dan kita menyadari
bahwa kemampuan kita dalam kedua bidang ini masih sangat terbatas.
Sehingga kedepan kita perlu untuk mengembangkan kemampuan
biomedis dan nubika TNI agar semakin meningkat dan berdaya guna.

Peserta Rapim TNI yang saya hormati,

Saat ini kita juga fokus dengan agenda prioritas Pemerintah


dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

4
Bapak Presiden secara langsung memerintahkan TNI untuk
membantu pendisiplinan protokol kesehatan, 3M, termasuk pada saat
pelaksanaan PPKM skala mikro. Presiden juga memerintahkan TNI
mendukung langkah 3T dan vaksinasi nasional.
Kita harus mengoptimalkan peran dan fungsi para babinsa,
babinpotmar dan babinpotdirga yang bertugas sebagai tracer
Covid-19, tergabung dengan para petugas dari instansi lain,
khususnya di 7 provinsi PPKM mikro di Jawa dan Bali.
Terkait bencana alam, kita juga harus memperkuat sistem
penanggulangan kebencanaan yang dilaksanakan oleh Kogasgabpad
di bawah Kogabwilhan.
Selanjutnya untuk menghadapi perkembangan situasi sosial
politik nasional yang dinamis, kita harus memberdayakan pembinaan
ketahanan wilayah untuk memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa. Persatuan dan kesatuan terbukti sangat dibutuhkan agar
dinamika sosial politik tidak mempengaruhi stabilitas nasional.
Stabilitas nasional yang kondusif sangat berpengaruh pada iklim
usaha dan investasi yang kondusif pula.

Peserta Rapim TNI yang saya hormati,

Perlu kita ketahui bersama pada awal tahun 2021 ini ada tiga
Peraturan Perundangan yang berkaitan dengan tugas pokok TNI,
yaitu:
Pertama, Peraturan Pemerintah No 3 tahun 2021 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Nasional Untuk Pertahanan Negara.
Kedua, Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2021 tentang Rencana
Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis
Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme tahun 2020-2024; serta
Ketiga, Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2021 tentang Kebijakan
Umum Pertahanan Negara tahun 2020-2021.
TNI harus siap untuk melaksanakan ketiga peraturan perundang-
undangan tersebut. Agar staf terkait segera menyusun piranti lunak
penjabarannya lebih lanjut.

5 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Peserta Rapim TNI yang saya banggakan,

Dalam forum Rapim TNI kali ini, saya mengajak para peserta semua
untuk berfikir kreatif dan inovatif, baik secara top down maupun
bottom up demi kepentingan dan kemajuan TNI. Tentunya perbedaan
karakteristik setiap wilayah akan menghadirkan problematika yang
berbeda, sehingga ke depan kita dapat mengeliminasi kompleksitas
permasalahan di wilayah dengan baik.
Selanjutnya, “Dengan mengucap bismillaahirrohmaanirrohiim,
pada hari ini, Selasa, 16 Februari 2021, Rapat Pimpinan TNI tahun
2021 secara resmi saya nyatakan dibuka”
Manfaatkan forum Rapim TNI ini untuk menguatkan jalinan
komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi yang harmonis, guna
menyamakan persepsi dan memantapkan soliditas serta
profesionalisme, untuk mendukung efektivitas pencapaian tugas
pokok TNI.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, senantiasa
melimpahkan berkahnya dalam setiap pengabdian kita kepada bangsa
dan negara tercinta.

Sekian dan terima kasih,


Wassalamualaikum wr. wb.,
Syaloom,
Om shanti shanti shanti om.

Panglima TNI,

Hadi Tjahjanto, S.I.P.


Marsekal TNI

6
02 MENTERI PERTAHANAN RI
Letjen TNI (Purn) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo

PROGRAM UTAMA
PEMBANGUNAN KEKUATAN
TNI TAHUN 2021-2024

Mengawali sambutannya, Menhan menyampaikan bahwa kita


dapat bertatap muka dalam acara yang penting pada hari ini dalam
rangka rapat pimpinan ( RAPIM TNI 2021) dengan tema “TNI kuat
profesional dicintai rakyat siap mendukung percepatan penanganan
covid 19 dan pemulihan ekonomi serta menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa demi keutuhan NKRI”.
Menhan menyatakan Suatu kehormatan besar dan tantangan
yang sangat berat bagi seorang mengangkat Panglima TNI karena
pertahanan negara ada di pundak kita sekalian, Menhan mengatakan
bahwa seorang Jenderal, Marsekal, Laksamana itu adalah orang -
orang yang dipercaya untuk menang perang, seorang Jenderal
harus menang perang, walaupun kita tidak ingin perang tapi untuk
merdeka kita harus siap untuk perang.
Menhan menyampaikan bahwa sistem pertahanan kita tidak
lepas dari rancang bangun para pendiri bangsa kita. Rancang bangun
itu dituangkan dalam sistem hukum dan per Undang – Undangan
dimana sumber tertinggi hukum kita adalah Undang-Undang Dasar
selanjutnya dalam Undang-Undang Dasar kita diamanatkan dalam
dua pasal yang amat penting. Sebagaimana yang diamanatkan oleh
Undang-Undang Dasar 1945 bahwa “setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara” (pasal 27 ayat 3

7 PROSIDING RAPIM TNI 2021


UUD 1945). Pendahulu kita sudah punya gagasan tentang bagaimana
Bangsa kita akan dibangun saat pertama sesudah Proklamasi. Setiap
warga negara berarti Selanjutnya yang tertuang dalam pasal 30
UUD 1945 ayat 1 yang berbunyi ’tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara’. Dua
kali para pendahulu kita menegaskan dalam Undang-Undang Dasar
bahwa sistem pertahanan kita adalah Rakyat Semesta.
Dalam sistem Konstitusi bangsa kita menegaskan bahwa sistem
pertahanan kita adalah pertahanan keamanan rakyat semesta
sehingga seluruh rakyat bertanggung jawab terhadap pertahanan
negara. Sesuai Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002, dan undang-
undang nomor 23 tahun 2019 pertama kali dalam sejarah berdirinya
Republik Indonesia kita punya payung hukum untuk melaksanakan
pertahanan keamanan rakyat semesta. Tapi kalau kita refer pada
Undang-Undang Dasar pasal 30 dtersebut pertahanan dan keamanan
negara itu nanti kita serahkan kepada pemimpin-pemimpin politik kita
tapi yang jelas pertama kali sejak berdirinya Republik Indonesia kita
punya payung hukum untuk melaksanakan secara sistematis untuk
pertama kali.
Dalam undang-undang 23 dan undang-undang 2002 nomor
3 dan tentang sistem pertahan kita terdiri dari tiga komponen
komponen utama yaitu TNI aktif, komponen cadangan dan komponen
pendukung dikeluarkan oleh Presiden ditandatangani secara sah
untuk pertama kali dalam sejarah Republik kita punya payung hukum
untuk menjadikan komponen cadangan dan ini adalah sumber hukum
Kita yang paling utama .
Menurut Menhan hal ini diperumpamakan sebagai kartu As, kita
harus profesional dalam perang dan harus dapat dihitung secara
matematis Kita harus menghindari perang dengan negara besar.
Kita harus bersyukur bahwa tahun ini merupakan tahun bersejarah
dimana saat kepemimpinan Presiden Joko Widodo membuat payung
hukum untuk system Hankamrata
Menhan mengatakan dari Letnan sampai sekarang baru tahun ini
selalu mendengar system hankamrata , tapi saya tidak pernah tahu
bagaimana menjalankan hankamrata di tingkat pelaksana, sewaktu
saya berdinas di Timor Timur dan Papua yang beraneka bentuk

8
kesukuan tapi tidak ada payung hukum, jadi ini menjadi tonggak
sejarah yang luar biasa. Menhan juga mengatakan bahwa setelah
beliau banyak belajar dari negara2 lain ternyata ada 5 unsur dasar
berdiri dan bertahan hidup suatu bangsa yaitu :

Pertama wilayah (Bumi dan laut) merupakan kekayaanberupa


energi pangan
Kedua Penduduk : ada negara yang kaya namun jumlah
penduduknya sedikit sehingga sulit bertahan contoh Qatar,
Jepang, Rusia dimana luas wilayah nya namun jumlah penduduk
yg sedikit (declining)
Ketiga Energi : ada negara yang punya wilayah dan jumlah
penduduk namun tdk punya sumber daya alam
Keempat Pangan : banyak negara yang punya wilayah, penduduk
dan energi namun tanah nya tidak subur seperti negara Afrika
Kelima Air : contohya negara negara Timur Tengah punya
kekayaan tetapi tidak punya energi dan air.

Negara Indonesia memiliki semua unsur tersebut. Tinggal


manajemen pengelolaannya yang perlu kita tingkatkan kita tidak boleh
terima bila ada pernyataan bahwa kita adalah negara miskin karena
ini menyangkut dengan Pertahanan. Dalam sistem pertahanan kita.
Menhan bertanggung jawab atas pengembangan kekuatan, Panglima
TNI bertanggung jawab atas pengguna kekuatan dan Kas Angkatan
sebagai Pembinaan kekuatan harus bekerjasama dengan sangat
erat agar menghasilkan suatu konsensus postur kekuatan yang kita
harapkan.

Pertimbangan geopolitik dalam pembelian alutsista:


Satu. Dalam pembangunan kekuatan dan hubungan antar
negara ditentukan dengan pembelian alutsista sebagai daya
tawar dengan negara-negara Adi kuasa. Negara-negara tertentu
ekonominya didorong oleh keunggulan mereka yaitu senjata dan
teknologi cth : AS, Rusia, Eropa dll.

9 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Kedua. Dalam pembelian alutsista sebaikanya dari lima negara
pemegang hak veto dewan keamanan PBB
Ketiga. Negara yang akan memberi Transfer Of Technology (TOT)
dan seluruh software yang penting dari alutsista tersebut.

Panglima dan Menlu pada tahun ini saja sudah mengeluarkan


nota diplomatik terkait pelanggaran wilayah oleh negara sahabat
dan negara Adi Kuasa. Selain itu kita juga menghadapi separatisme.
Kita pernah kehilangan Timor Timur apapun alasannya adalah satu
yang kita underestimate. Yang mana diplomasi kita pada saat itu kita
tidak punya “Kawan” di Dewan Keamanan PBB sehingga kita harus
belajar dari pengalaman kealpaan kita, dan ternyata untuk menjalin
perkawanan dengan 5 anggota dewan keamanan PBB ini, antara lain
mereka berharap kita membeli senjata dari mereka.
Menhan memberikan contoh bahwa ada seorang menteri
pertahanan suatu negara yang bercerita tentang setiap kali
kunjungan ke suatu negara “X” (Adi Kuasa) langsung disodorkan
kontrak dan walaupun negara kecil, mereka beli karena butuh hak
veto suara Dewan Keamanan. Makanya dalam setiap permintaanan
pembelian Alutsista oleh Angkatan, Menha perlu pertimbangkan
terkait masalah geo politik yaitu kita lebih memilih negara anggota
dewan keamana karena hal tsb sangat penting walaupun kita tidak
boleh 100%. Kita perlu mencari “kawan” apalagi kalau bisa mencari
tiga atau empat kawan, maka dari itu Menhan menyampaikan bahwa
kenapa kita membeli Alutsista dari Amerika Serikat, Inggris, Rusia
dan Tiongkok.

10
PROGRAM – PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN KEKUATAN TNI 2021
-2024
Selanjutnya Menhan menyampaikan terkait program-program
utama sebagai berikut:
Pertama TNI AD. Kita ingin memodernisasi semua senjata
perorangan mulai dari kelompok, regu, peleton, kompi sampai
dengan batalyon ini menyangkut senapan serbu dan IPP set,
Mortir 60 untuk tingkat peleton, Mortir 81 untuk Ton Ban untuk
imbangi SIngapur, mortir 120 untuk Batalyon, senjata lawan tank
sejenis Carl Gustaf M3E1 untuk Tonban dan Kiban, Rudal sejenis
Stinger untuk setiap Kompi senapan.
Selanjutnya kita akan meremajakan minimi untuk tiap regu.
Minimi ini penggunaannya dibatasi dan tidak semua negara boleh
membeli minimi ini termasuk item yang harus ijin kepada AS.
Senapan runduk untuk tiap peleton dan kompi senapan kemudian
jumlah peluru saat ini, bekal pokok kita adalah selama 1 sampai
dengan 3 hari kita akan naikkan 10 hari bekal pokok hingga 2024.
Dengan adanya sistem pertahanan rakyat semesta diharapkan
satu bekal pokok perbandingan kita akan mampu bertempur
selama 100 hari, maka jika kita punya sepuluh bekal pokok maka
kita mampu berperang selama 100 hari perang gerilya. Untuk
itu Menhan menyampaikan akan mendirikan 6 pabrik munisi.
Selanjutnya 32 helikopter blackhawk (autopilot) dan 4 unit V22
opsprey dan 3 unit UAV system
Kedua TNI AL. Kapal scorpen dari Perancis, menggunkan baterai
lithium memungkinkan kapal selam mampu bertahan lebih lama
dalam air. Selanjutnya mini submarine ukuran 30 m namun tetap
memiliki kemampuan yang sama. Kita juga akan mengoptimlkn
karya anak bangsa dengan memproduksi kapal selama KSSI
dan KSTI (Kapal Selam Serbu Indonesia dan Kapal selam taktis
Indonesia)
Tahun ini kita akan membangun 2 kapal selam otonomi tanpa
awak dalam tahap uji coba bila berhasil akan kita produsi 50 unit
dan bisas menggunakan torpedo dengan harga sekitar vtidak
sampai 20 juta USD dibanding dgn produk impor sekitar 600

11 PROSIDING RAPIM TNI 2021


juta USD. Kemudian refurbish platform yg bisa dipakai sekitar
10 tahun dan pengadaan baru 6 KCR, 3 KCR dan 16 Freegate.
Banyak negara yang menawarkan kredit lunak dimana industri
pertahanan sedang lesu, atas permintaan TNI AL ada refurbish 20
FPB serta pembangunan pangkalan TNI AL baru untuk menerima
alutsista baru.
Ketiga TNI AU. Selanjutnya angkatan Udara, kita ingin me
- refurbish seluruh pesawat tempur dan sudah dialokasi
kan anggaran kecuali untuk pesawat Hawk kita masih perlu
mencarikan anggaran. 36 unit rafale MRCA dari perancis,
pengadaan 36 unit F-15 EX : 8 unit sdh siap diharapkan 6 pesawat
bisa tiba sebelum tahun 2022, 15 unit C 130 J sdh masuk blue
book, pengadaan 2 unit MRTT Tanker sudah masuk blue book, 30
radar GCI dan 3 unit UAV.
Langkah strategis dan historis selanjutnya adalah
pembentukan 25 ribu prajurit Komponen cadangan. akan
diserahkan kepada Panglima untuk pembagian tiap-tiap matra
Darat Laut dan udara, hal ini menurut Menhan adalah sangat
strategis dan historis karena bila kita konsisten tiap tahun mampu
menambah 35 Batalyon Komponen cadangan maka dalam 3 tahun
kita memiliki 100 batalyon Komponen cadangan.

Demikian pembakalan Menhan dengan harapan bahwa apa yang


beliau direncanakan hingga akhir tahun 2024 dapat mencapai hingga
98%.

12
PROGRAM– PROGRAM UTAMA
PEMBANGUNAN KEKUATAN TNI 2021 -2024

TNI AD
- Modernisasi senjata perorangan, kelompok, regu, ton, ki, yon
- Senapan serbu
- Ipp set
- Mo 60 utk ton
- Mo 81 utk ton ban
- Mo 120 utk kiban
- Senjata lawan tank sejenis carl gustaf m3ei utk tonban dan
kiban
- Rudal sejenis stinger utk tiap kipan
- Peremajaan minimi utk tiap regu
- Senapan runduk utk tiap ton dan kipan
- Peningkatan peluru dari skrg 1,3 bp menjadi 10 bp sd thn
2024
- 32 helikopter blackhawk (dgn autopilot) + 4 v22 opsprey
- 3 uav system
- Pemberdayaan koter tni ad
- Perbaikan sarana termasuk angkutan dan alkom
- Barak siaga yon tiap komcad

TNI AL
- 5 kapal selam scorpen
- 4 kapal selam tkms 214
- 2 kapal selam tipe 310
- 2 kapal selam serbu kssi
- Pembuatan 2 kapal selam autonomous tanpa awak (uji coba),
jika berhasil akan diproduksi sampai dengan 50 unit
- Refurbish platform yg menurut hitungan al 25 unit dapat
digunakan sampai 10 thn ke depan
- Pengadaan baru 18 kcr 62 m
- 6 kcr bahan komposit 52 m kecepatan tinggi
- 3 kcr buatan dlm negeri indonesia 60 m

13 PROSIDING RAPIM TNI 2021


- 16 frigate 140 m
- Multirole full combat (anti submarine warfare, anti surface
warfare)
- Refurbish 20 fpb 58 m
- Pembangunan pangkalan al baru
- 2 ground coastal missile defence system
- 3 uav system

TNI AU
- Modernisasi refurbish semua pesawat tempur
- Pengadaan 36 rafale mrca
- Pengadaan 15 unit f-15 ex
- Pengadaan 15 unit c 130 j
- Pengadaan 2 unit mrtt tanker
- 30 radar gci
- 3 uav system

14
03 MENKO PEREKONOMIAN
Dr. (HC) Ir. H. Airlangga Hartarto., MBA., MMT.

PERKEMBANGAN TERKINI
PENANGANAN COVID-19
DAN PEMULIHAN EKONOMI
NASIONAL

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, pandemi COVID-19


masih berlangsung hingga hari ini. Namun pemulihan ekonomi
Indonesia sudah mulai menunjukkan hasil dan berada pada tren
yang positif di akhir tahun lalu, di mana pada triwulan IV-2020
hanya terkontraksi -2,19% (yoy), lebih baik dari triwulan III-2020
dan triwulan II-2020 yang sempat terkontraksi masing-masing
-3,49% (yoy) dan -5,32% (yoy). Pencapaian ini membawa ekonomi
Indonesia mengalami kontraksi -2,07% di tahun 2020, relatif lebih
baik dibandingkan negara lainnya.
Perbaikan kondisi ekonomi pada Triwulan IV ini tentu saja tidak
terlepas dari intervensi yang dilakukan oleh pemerintah. Pertumbuhan
konsumsi pemerintah mencapai 1,76% (YoY). Realisasi Program
PCPEN sebesar Rp 579,78 T dan realisasi APBN yang mencapai 94,6%
berhasil meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk melakukan
konsumsi sehingga konsumsi RT hanya terkontraksi sebesar -
3,61% (YoY) dan tumbuh positif sebesar 0,49% (QtQ) dibandingkan
Triwulan sebelumnya. Di saat yang sama, produsen merespon
perbaikan permintaan domestik dengan meningkatkan produksi
melalui investasi sehingga PMTB hanya terkontraksi sebesar -6,15%
(YoY) lebih baik dibandingkan Triwulan sebelumnya -6,48% (YoY) atau
tumbuh 4,19% secara triwulanan (QtQ).

15 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Pemulihan terus terjadi di berbagai sektor bahkan beberapa
diantaranya tumbuh positif, antara lain: sektor pertanian yang
tumbuh 2,59% (YoY), sektor informasi dan komunikasi (10,91%), dan
sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (16,54%). Secara spasial
beberapa wilayah juga telah mencatatkan pertumbuhan yang positif
seperti wilayah Sulawesi (0,23%) dan wilayah Maluku & Papua (1,44%)
didukung oleh perbaikan ekspor dan membaiknya perkembangan
harga komoditas.
Optimisme pemulihan di tahun 2021 diiringi dengan berbagai
indikator yang terus mencatatkan perbaikan, di mana aktivitas
manufaktur berada pada level ekspansif 52,2, didukung oleh
perbaikan indeks kepercayaan konsumen.
Indikator lainnya seperti IHSG dan nilai tukar Rupiah juga terus
mengalami perbaikan dan sudah kembali ke level Pre-COVID yakni
berada pada level 6.202 dan Rp13.983/USD. Kondisi ini menjadi
semakin baik dengan kembalinya aliran modal asing ke Indonesia
dan pulihnya harga komoditas global. Perekonomian Indonesia di
tahun 2021 ini diprakirakan pulih dengan pertumbuhan di kisaran
4,5 hingga 5,5 persen, didukung oleh peningkatan konsumsi rumah
tangga, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor.
Salah satu bentuk upaya Pemerintah dalam mendorong
peningkatan konsumsi rumah tangga sekaligus sektor industri
manufaktur adalah pemberian insentif relaksasi PPn BM pada mobil
yang berkategori Sedan dan Tipe 4x2 dengan segmen maksimal
1.500 cc. Insentif penurunan pajak sebesar 100% dari tarif ini akan
diberikan untuk 3 bulan pertama, yang kemudian berlanjut penurunan
50% untuk 3 bulan kedua, dan penurunan 25% untuk 3 bulan ketiga.
Insentif ini akan mulai berlaku pada Maret 2021.
Penanganan COVID-19 dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional
masih akan menjadi fokus utama pemerintah di tahun 2021 dengan
alokasi anggaran yang disiapkan sebesar Rp688,3 triliun. Alokasi
Kesehatan meningkat digunakan untuk penanganan pandemi dan
mengamankan Program Vaksinasi nasional. Program perlinsos tetap
berjalan sebagai bantalan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat.
Program-program Padat Karya diprioritaskan untuk menciptakan
lapangan kerja bagi masyarakat terdampak.

16
Untuk menekan kasus positif dan mengendalikan penyebaran
COVID-19, pemerintah melakukan tindak lanjut pada level terkecil di
tingkat desa/kelurahan dengan memberlakukan pembatasan pada
kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro.
PPKM berbasis mikro ini sangat memerlukan keterlibatan aktif
berbagai elemen masyarakat dan Satgas Pusat-Daerah yang terdiri
dari Satpol PP, Babinsa, Bhabinkamtibmas. Secara umum tugas
yang dilakukan aparat dari Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bintara
Pembina Potensi Maritim (Babinpotmar) dan Bintara Pembina
Potensi Dirgantara (Babinpotdirga) sebagai bagian dari TNI dalam
PPKM Mikro antara lain:
a. Mencegah: melakukan sosialisasi 3M kepada masyarakat
di wilayah operasinya,
b. Menangani: membantu pelaksanaan 3T,
c. Membina: menegakkan disiplin pelaksanaan protokol
kesehatan di wilayah operasinya
d. Mendukung: membantu pendistribusian logistik pendukung
seperti masker, bansos dll.

Sebagaimana diketahui, PPKM Mikro mengatur pembatasan


kegiatan berbagai sektor dengan cakupan pelaksanaan pada
Kabupaten/Kota hingga Desa/Kelurahan. Penerapannya sendiri
didasarkan pada indicator kasus konfirmasi positif di tingkat RT
untuk dasar penetapan zonasi risiko. Mulai dari zona hijau jika RT
tersebut tidak ada kasus aktif, hingga zona merah jika dalam satu
RT terdapat lebih dari 10 rumah yang memiliki kasus konfirmasi
positif COVID- 19.
Kami mengapresiasi sekali dukungan yang telah diberikan TNI
untuk penanganan Covid-19 yang telah menggelar kekuatan 30.219
pasukan TNI untuk operasi PPKM Mikro di 7 provinsi prioritas
periode 9 Februari sd 22 Februari 2021.
Penanganan kesehatan masyarakat selama pandemi ini juga
sangat terbantu oleh keberadaan 117 Rumah Sakit TNI yang
tersebar di seluruh Indonesia. Belum lagi ditambah sejumlah RS
lapangan yang terus dibangun TNI sehingga banyak masyarakat
yang tertolong ketika membutuhkan perawatan.

17 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Pemerintah juga terus melaksanakan program vaksinasi yang
merupakan salah satu game changer pemulihan ekonomi nasional.
Vaksinasi akan dipercepat dan diberikan secara gratis untuk
mencapai herd immunity. Setelah selesai diberikan kepada tenaga
Kesehatan, vaksinasi tahap selanjutnya akan diprioritaskan kepada
17,4 Juta Petugas Publik, termasuk TNI di dalamnya.
Alhamdulillah upaya kita untuk memepercepat vaksinasi sudah
mulai menampakkan hasil di mana dilihat dari data kasus konfirmasi
mingguan, terjadi penurunan jumlah Tenaga Kesehatan terinfeksi di
tiga provinsi dengan jumlah nakes terinfeksi tertinggi DKI Jakarta,
Jabar, dan Jateng. Penurunan jumlah nakes terinfeksi ini sejalan
dengan pelaksanaan vaksinasi.
Berbagai pembatasan selama Pandemi ini dan adanya early
warning krisis pangan dari FAO telah meningkatkan awareness kita
akan pentingnya ketahanan pangan dalam jangka panjang. Untuk itu
Presiden mencanangkan proyek food estate di Kalimantan Tengah dan
Sumatera Utara sebagai proyek jangka panjang kemandirian pangan.
Dalam hal ini, TNI lagi-lagi berperan penting untuk terjun langsung
membantu pembukaan lahan dan pendampingan kepada para petani.
Kultur disiplin yang dimiliki prajurit TNI akan menjadi kunci penting
untuk mengakselerasi program ini dan memberi contoh kepada para
petani untuk bekerja secara disiplin.
Memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi nasional ini,
pemerintah terus melakukan reformasi struktural melalui penerapan
UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Salah satu aturan turunan
dalam UU Cipta Kerja adalah RPerpres Bidang Usaha Penanaman
Modal.
Kebijakan pengaturan bidang usaha yang lebih terbuka dalam
RPerpres Bidang Usaha Penanaman Modal yang merupakan aturan
turunan dari UU Cipta Kerja dan perubahan ketentuan kepemilikan
modal UU No.16 2012 tentang Industri Pertahanan dalam UU Cipta
Kerja juga akan membuka peluang swasta masuk dalam industri
pertahanan. Selama ini banyak pihak swasta ingin masuk ke industri
pertahanan tetapi tidak diizinkan karena ketentuan UU. Ke depan,
dengan masuknya investasi ke dalam indsutri pertahanan akan
mampu menggeser impor alutsista selama ini. Pengalihan impor

18
alutsista Rp 1 triliun ke investasi berdasarkan riset Universitas
Indonesia yang disampaikan akan berdampak pada meningkatnya
PDB sebesar 0,007% dalam setahun.
TNI terbukti secara nyata telah sigap, aktif, dan terdepan dalam
membantu penanganan dampak pandemi. Tidak sedikit pula prajurit
di lingkungan TNI yang gugur akibat Covid-19. Untuk itu saya
mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada segenap
keluarga besar, institusi dan prajurit TNI.
Pemerintah akan selalu membutuhkan kerja sama dari
seluruh elemen masyarakat, terutama dari TNI, untuk memastikan
terciptanya stabilitas politik, hukum, hukum, dan keamanan hingga
tingkat terkecil, agar seluruh kebijakan pemerintah dapat terlaksana
dengan baik.
Semoga TNI semakin kuat, solid, profesional dan dicintai
masyarakat.

DISKUSI PANEL

Moderator

Pertanyaan :
Kita ingin tahu araharan dan spesifik keterlibatan TNI seperti apa ?

Jawaban:
Pertama kita melihat dari 66% kasus itu ada didalam sehingga
apa yang dilakukan pemerintah adalah menyelesaikan persoalan
di Jawa-Bali dan mulai minggu lalu kita perkenalkan yang namanya
PPKM (Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Level Mikro) RT, RW, dan
kelurahan sehingga kita berharap bahwa mereka yang bekerja atau
bergerak itu adalah yang sehat, sehingga keterlibatan TNI POLRI kita
mintakan bahwa membutuhkan 80.000 dan di Jawa-Bali diharapkan
dengan 30.000 dari TNI diterjunkan dan POLRI.
Tentu ini diharapkan bisa dipenuhi dan dilakukan pengetesan
secara swab antigen sehingga dengan demikian mobilitas dan
kegiatan ekonomi bisa terbantu karena mereka yang bergerak dalam

19 PROSIDING RAPIM TNI 2021


keadaan yang sehat, mereka yang terkena ataupun terpapar covid-19,
itu di isolasi di rumah masing-masing. Indonesia alhamdulilah kita
sudah mempunyai komitmen vaksin, total yang ditargetkan oleh bapak
presiden 426 juta untuk 182 juta penduduk dan yang sudah komit dan
itu 125 juta akan di deliveri mulai Januari sampai September.
Januari ini diharapkan bisa 3 juta, Februari 4,7 juta, Maret 8,5
juta, April 10 juta kemudian berikutnya adalah novak dari sebesar 52
juta dia baru mulai di semester dua kemudian dari novak dan daki ini
akan masuk sekitar 4 jutaan di bulan Maret dan April origin nya dari
astradinika dari Korea kemudian yang tersedia juga untuk Indonesia
astradenikanya diproduksi di India dan di Thailand.
Novak ataupun Dafi ini vaksin gratis dan Indonesia menjadi kocer
daripada novak ini dan targetnya awalnya 20% atau 54 juta dalam 1
tahun kemudian dari astradenika sendiri kita sudah dapat komitmen
59 juta yang sedang berproses, kemudian dari 48 juta sehingga
tentunya di per Desember tahun ini yang sudah komitmen yaitu 329
juta tentu ini yang harus kita jaga agar mereka bisa dikirim sesuai
scadjul dan bisa mendapatkan emergency stop solution dari badan
POM disamping itu kita juga mempersiapkan vaksin merah putih.
vaksin merah putih itu untuk meningkatkan ketahanan ekonomi ada
satu tahun kebutuhan vaksin ini sekitar 70 triliun, sehingga kalau 70
trilliun itu bisa dibelanjakan di dalam negri ini multiplier efeknya luar
biasa dan ini bisa juga menjadi pengungkit perekonomian.

20
04 MENTERI PPN/ KA.BAPPENAS
Dr. (H.C.) Ir. H. Suharso Monoarfa

POSTUR PERTAHANAN,
KESEJAHTERAAN PRAJURIT
DAN PRIORITAS MBANGUNAN
DAN PENGEMBANGAN
INDUSTRI PERTAHANAN :
PENANGANAN PANDEMI DAN
DISRUPTIVE TECHNOLOGY

Tujuan Negara secara konstitusional berdasar UUD 1945


adalah Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan
kehidupan bangsa, Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

1. Sosial Ekonomi dan Covid-19


a. Skenario Kondisi Sosial Ekonomi Indonesi .
Kondisi sosial ekonomi Indonesia disekenariokan melaui 4
tahapan:
1). Tahun 1980-an, Indonesia masuk sebagai negara Middle
Income.
2.) Tahun 2019, Indonesia masuk sebagai Negara Upper
Middle Income.
3). Tahun 2036, Indonesia masuk sebagai High Income
Country.
4). Tahun 2045, Visit Indosia 2015 dengan GDP no.5 dunia.

21 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Dengan pertumbuhan ekonomi dibawah 5% negara Indonesia
menjadi Middle Income Country. Apabila pertumbuhan ekonomi
melewati 5%, Indonesia akan melewati Middle Income Country.
Diharapkan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam
waktu 14 tahun ke depan dapat terjaga dengan rata-rata 6%,
sehingga pada Tahun 2036 keluar dari Middle Income Country
menjadi High Income Country,
Untuk mencapai High Income Country yang harus dilakukan
adalah dengan transformasi Ekonomki sehingga menjadi manusia
Indonesia yang unggul, berbudaya, dan menguasai iptek, serta
menciptakan ekonomi maju dan berkelanjutan, pembangunan
merata dan inklusif, negara demokratis, kuat, dan bersih.

b. Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi,


Pertumbuhan ekonomi 2020 berada di angka -2,0 persen,
sesuai amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
122 Tahun 2020 tentang Pemutakhiran RKP Tahun 2021. Produk
Domestik Bruto per kapita Indonesia pada 2020 mengalami
penurunan menjadi Rp 56,94 juta dari sebelumnya Rp 59,06 juta
di 2019 atau turun dari USD 4.174 per kapita menjadi USD 3.912
per kapita. Status Indonesia dari  Upper Middle Income  yang
tercermin dari  Gross National Income  (GNI)  per capita sebesar
USD 4.047,6 di 2019, diperkirakan akan turun menjadi  Lower
Middle Income  dengan  GNI per capita  sebesar USD 3.806,4 di
2020. 
Kementerian PPN/Bappenas memproyeksikan bahwa untuk
mengembalikan status Indonesia menjadi  Upper Middle Income
Country  pada 2022, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi sebesar
5,0 persen per tahun. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
sebesar 5,0 persen di 2021. Apabila kondisi ini terjadi dalam
jangka panjang Indonesia butuh waktu lebih lama untuk keluar
dari Middle Income Trap. Pasca Covid-19, dengan pertumbuhan
5 % tidak cukup untuk keluar dari Middle Income Trap sebelum
tyahun 1945, sehingga tidak mampu mengembalikan jumlah
pengangguran ke tingkat sebelum krisis.

22
Menurut Angus Deaton, Pemenang Nobel bidang ekonomi tahun
2015 beliau mengatakan “….No trade-off between lives and income;
fewer deaths means more income…”. Tidak ada Trade-off antara
kesehatan dan ekonomi. Negara yang berhasil menangani
COVID-19, mengalami pemulihan pertumbuhan ekonomi yang
lebih baik. Negara-negara yang mengalami tingkat kematian yang
tinggi akibat COVID-19, mengalami penurunan pendapatan per
kapita yang lebih besar.

c. Upaya Penanganan COVID-19 Pemerintah Indonesia

Sebuah keniscayaan Indonesia harus berusaha untuk


mencapai Herd Immunity (70%). Berdasarkan ketersediaan vaksin,
maka herd immunity diperkirakan dicapai pada Maret 2022 atau
15 bulan sejak tahap pertama vaksinasi dimulai pada 14 Januari
2021 lalu.
Namun, herd immunity bisa dipercepat jika ketersediaan vaksin
bertambah. Aktivitas ekonomi pun dapat dimulai sebelum  herd
imunity  tercapai, yaitu ketika Covid-19 terkendali atau keadaan
di mana kasus terus mengalami penurunan Rt <1. Dalam kondisi
ini, aktivitas ekonomi dan sosial dapat dimulai, dengan tetap
melaksanakan protokol kesehatan. “Yang menarik sebenarnya
yang kita perjuangkan untuk diatasi adalah mengurangi atau
memperlambat dan mengekang laju pertambahan kasus. Yang
sekarang kita perjuangkan semua daerah berusaha memperlambat
pertambahan kasus. Kalau sekarang angka reproduksi adalah 1.2,
targetnya harus di bawah 1 atau 0.9, ditargetkan dengan vaksinasi,
pertambahan laju kasus bisa menurun menjadi 0.9.
Sebagai upaya pemerintah dapam penanganan Covid-19
adalah dengan memperluas upaya kuratif untuk penanganan
terhadap penderita COVID-19 (perawatan, obat, penambahan
ruang isolasi, ICU, tempat tidur, dan lainnya, termasuk memperluas
RS Rujukan COVID-19). Pada saat yang sama, tetap melakukan
upaya promotif dan preventif termasuk vaksinasi COVID-19.

23 PROSIDING RAPIM TNI 2021


d. Estimasi Untuk Mencapai Wabah COVID-19 Terkendali di
Indonesia
Sebagai asumsi, bahwa Vaksin Sinovac efikasi vaksin 65%, 2
dosis dengan jeda 14 hari dan efek perlindungan optimal tercapai
14 hari setelah vaksinasi kedua dan vaksinasi masyarakat umum
mulai 1 Maret 2021 dengan 31,000 vaksinator dan tiap vaksinator
dapat melakukan vaksinasi ke 30 orang per hari.
Sebagai estimasi, wabah mulai terkendali di September 2021
dan terjadi penurunan kasus baru secara konsisten. Dan hasilnya
dapat lebih cepat dengan tambahan vaksin Pfizer, AstraZaneca
dan Novavak yang mempunyai efikasi lebih tinggi, jumlah dan
kapasitas vaksinator dapat ditambah serta pelibatan swasta dan
kapasitas cold chain.

2. Pembangunan Bidang Pertahanan


a. Postur Pertahanan
TNI diharapkan menjadi kekuatan pertahanan yang disegani
di kawasan Regional dan Internasional. Untuk mencapai hal
tersebut adalah dengan Optimum Essential Force, sehingga:
Postur Pertahanan yang mampu melindungi kepentingan Nasional
dan efektif dalam menuntaskan ancaman militer dan nir-militer
dan gangguan keamanan yang bersifat kritis terhadap keutuhan
wilayah NKRI dan segenap bangsa;
1. Postur pertahanan yang memiliki efek daya tangkal
(Deterrent Efect) yang tinggi;
2. Postur Pertahanan yang mampu menyangkal (Denial)
ancaman dan gangguan keamanan di wilayah Yuridiksi Laut
Indonesia, wilayah/ruang udara Yuridiksi Indonesia, wilayah
perbatasan, dan Choke Point Strategis (medan pertahanan
penyanggah dan medan pertahanan utama);
3. Postur Pertahanan yang mampu menyangkal
(Denial) dan menghancurkan (Annihilation) musuh di wilayah
darat dan wilayah perairan Indonesia secara efisien (medan
pertahanan perlawanan);
4. Peace Keeping Operation yang sewaktu waktu

24
siap digerakkan dan Postur Pertahanan yang efektif dalam
melakukan OMSP terutama Kebencanaan

Strategi untuk mencapai Optimum Essential Force dalam RPJMN


(2020-2024) adalah:
1. Peningkatan Combat Readiness
2. Pemenuhan Alutsista C5IRS dan Siber Mabes TNI;
3. Pemenuhan dan Penggenapan ke–Sistem-an Alutsista
TNI AD yang memiliki Efek Penggentar Tinggi, serta Alutsista
Pengamanan Wilayah Perbatasan Darat dan Insurgency.
4. Pemenuhan Alutsista TNI AL untuk menangkal dan
menyangkal ancaman dan gangguan keamanan di wilayah
yuridiksi Laut Indonesia, Choke Point Strategis, Wilayah
Perairan Indonesia dan pantai;
5. Pemenuhan Alutsista TNI AU yang berfungsi mengendalikan
(termasuk pendukungnya) Wilayah/Ruang Udara & Wilayah/
Ruang Yuridiksi Udara, Wilayah/ Ruang Udara Choke Point
dan Jembatan Udara, serta Alutsista TNI AU yang memiliki Efek
Penggentar Tinggi
6. Peningkatan Kemampuan Penanganan CBRNE
7. Penyederhanaan Jenis dan Merk Alutsista (Communality
dan Interoperability) dalam rangka Cost Effetiveness;
8. Life Cycle Cost Oriented;
9. Pembangunan Sarana Prasarana;
10. Peningkatan Kesejahteraan Prajurit.

Terkait anggaran PLN, PDN dan SBSN Kemhan/TNI 2010-2024,


untuk anggaran Pinjaman Luar Negeri (PLN) dalam 20 tahun terakhir
alokasi menjadi 300 % menjadi U$D 21 Miliar. Untuk dalam negeri
menjadi 2 kali lipat.

3. Kesejahteraan Prajurit.
Mencukupi kesejahteraan prajurit merupakan bagian tidak
terpisahkan dari pembangunan kekuatan dan kesiapan pengerahan
kekuatan pertahanan. Diawali dengan di rekrut, dilatih, dilengkapi,
dicukupi dan dikerahkan.

25 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Kesejahteraan Prajurit, meliputi Minimum Wage, Healt, Pesnsion,
Pelatihan Life Skill Pra-Pension dan Housing, sehingga akan
memperoleh kehidupan yang layak dan terwujud Prajurit yang
Profesional.

DISKUSI PANEL

Paban I Srena Jakrenstra TNI AL,


Kolonel Laut (P) H. Krisno Utomo, P.S.C (J) M.A., M.M.S.

Pertanyaan :
1. Dalam pembangunan kekuatan TNI AL, apakah perencanaan
pembangunan alutsista sudah menganut dan sesuai dengan
Komunality?

2. Dalam penerapan LCC (Life Circle Cost) oriented bagaimana


pembiayaan selama daur hidup alutsista dari Bappenas apakah
sudah sesuai dengan prioritas yang utama?

Jawaban:

1. Dalam pembangunan alutsista TNI, pemerintah berusaha


melaksanakan sesuai komunalliti melihat perencanaan dari bawah
tidak Top Down dengan pertimbangan:
a. Sesuai rencana kebutuhan masing-masing Angkatan
b. Melihat datangnya ancaman
c. Sesuai doktrin angkatan, apa yang menjadi kebutuhannya.

2. Dalam penerapan LCC, pemrintah akan menerapkan dengan


upaya ada dan bagaimana alutsista tersebut lebih optimal dan sesuai
fungsinya, dapat terbang, dapat melaut dan dapat menembakkan
persenjataannya.

26
Wakasau
Marsdya TNI Fahru Zaini I., S.H., M.DS.

Pertanyaan :
Untuk meningkatkan profesionalisme Prajurit yang berkaitan dengan
kelengkapan, alutsista dan pelatihannya, bagaimana kaitannya
dengan kesejahteraan prajurit yang pension. Mohon dapat system
penggajian yang lebih baik dengan Tax Home Pay saat pensiun lebih
memadai.

Jawaban:
Selain pemenuhan alutsista, kel;engkapan persenjataan dan
pelatihannya, ;pemerintah juga memikirkan kesejahteraan untuk
kompensasi pension secara rasional.

27 PROSIDING RAPIM TNI 2021


05 KEPALA BNPB
Letnan Jenderal TNI Doni Munardo

PERANG....... "MUNGKIN"
BENCANA ........."PASTI"

Jumlah kejadian bencana di Indonesia hingga tanggal 31


Desember 2020, pukul 15.00 WIB tercatat adalah sebanyak 2.939
kejadian. Di mana kejadian bencana alam yang mendominasi adalah
bencana banjir,kemudian diikuti berturut turut puting beliung dan
tanah longsor. Bencana alam ini menimbulkan dampak pengungsi
6.441.267 jiwa, sedangkan sebanyak 370 jiwa meninggal dunia dan
39 orang hilang serta 536 orang luka. Selain bencana alam tersebut
pada tanggal 13 April 2020, pemerintah juga telah menetapkan
penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional non alam.
Sementara sebaran kejadian bencana alam di Indonesia pada
periode 1 Januari 2021 hingga 14 Februari 2021 telah tercatat 429
kejadian yang meliputi : gempa bumi 10 kejadian, Karhutla 8 kejadian,
banjir 245 kejadian, tanah longsor 77 kejadian, dan puting beliung
81 kejadian serta gelombang pasang dan abrasi 8 kejadian dengan
dampak ± 2.683.241 orang menderita dan mengungsi, 223 korban
meninggal, 8 hilang, dan 12.063 orang luka-luka.
Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,maka Pemerintah
dan Pemda adalah penanggungjawab terhadap terjadinya
bencana,sehingga membentuk BNPB di tingkat pusat dan BPBD di

28
tingkat daerah dengan unsur pengarah dan unsur pelaksana dalam
menyikapi bencana baik pada tahap pra bencana, tahap tanggap
darurat maupun tahap pasca bencana.
Merunut data korban jiwa akibat bencana dalam sekala global
sejak tahun 2000 hingga sekarang maka ± 4 juta jiwa telah meninggal
dunia akibat bencana meliputi :
a. Akibat bencana alam dari tahun 2000-2020 tercatat
1.237.324 jiwa meninggal dunia.
b. Korban akibat konflik bersenjata dari tahun 2000-2019
tercatat 1.125.724 korban meninggal dunia.
c. Sedangkan akibat pandemi Covid-19 sejak 1 Desember 2019
hingga 31 Desember 2020, terkonfirmasi positif covid 83.060.276
orang dan 1.812.046 jiwa meninggal dunia.
TNI dan Polri dalam Siklus Manajeman Bencana,adalah merupakan
komponen utama pada tahap awal pada fase kesiapsiagaan dan
fase mitigasi serta fase response (tanggap darurat) dan merupakan
pendukung utama pada tahap lanjutan, khususnya pada fase
rehabilitasi dan rekonstruksi.
TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dalam
penanggulangan bencana memiliki dasar hukum sebagai
landasan konstitusi meliputi UURI Nomor 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (psl 4 dan pasal 50) , UURI Nomor 3
tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (pasal 10 ayat 3 huruf c
dan penjelasan Pasal 10 ayat 3 huruf c, UURI nomor 34 tahun 2004
tentang TNI (Pasal 7 ayat 2 huruf b) dan Perpu nomor 23 tahun 1957
yang mengatur tentang penetapan keadaan bahaya dan pemangku
otoritas dalam keadaan darurat sipil,darurat militer dan darurat
perang.
Tugas pokok TNI dalam OMSP tertuang dalam Pasal 7 ayat 2 UURI
nomor 34 tahun 2004 tentang TNI,dalam membantu menanggulangi
akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan tugas
kemanusiaan. BNPB telah merevisi UURI nomor 24 tahun 2007
tentang Penanggulangan bencana dan membuka ruang peran TNI
dan Polri aktif dalam struktur organisasi BNPB.

29 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Peran dan dukungan TNI dalam penanganan Covid-19, telah
membentuk 4 Kogasgabpad dibawah pengawasan Pangkogabwilhan I,
yang meliputi : Kogasgabpad Wisma Atlet yang dipimpin oleh Pangdam
Jaya, Kogasgabpad Pulau Natuna dipimpin oleh Pangkoopsau I,
Kogasgabpad Pulau Sebaru dipimpin oleh Pangkoarmada I dan
Kogasgabpad Pulau Galang dipimpin oleh Pangdam I/BB. Selain itu
TNI dan Polri telah membantu dalam penegakan kepatuhan terhadap
Protokol Kesehatan melalui Operasi Yustisi serta monitoring dan
pelaporan terhadap pelanggaran protokol kesehatan.

DISKUSI PANEL

Pangkoarmada III
laksda TNI Dadi surarto M.t (Han)

Pertanyaan :
1. Bagamana langkah pemerintah dalam rangka meningkatkan
masyarakat menjadi herd immunity ?

2. Apa yang dilaksanakan TNI untuk mendukung kegiatan tersebut ?

Jawaban:

1. Pemerintah berupaya mendistribusikan vaksin dengan aman


dan utuh jangan sampe rusak
untuk meningkatkan herd immunity

2. Mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak menolak


pelaksanaan vaksinasi

30
06 KETUA KOMNAS HAM
Ahmad Taufan Damanik

ISU STRATEGIS HAM DAN


TANTANGAN PEMULIAAN HAM
TERHADAP TUGAS TNI-POLRI

1. Isu Strategis Perlindungan HAM


a. Konflik Agraria: Banyak timbul sebagai akibat dari ekses
pembangunan dan perebutan hak atas tanah dan SDA, serta
ketimpangan akses dan kepemilikan lahan.
b. Akses atas Keadilan: Tingginya aduan terkait dengan
hak atas keadilan khususnya di ranah sistem peradilan pidana,
disparitas dalam penegakan hukum, dan tingginya kepadatan
lembaga pemasyarakatan/rutan. Pendekatan keadilan
restoratif menjadi prioritas.
c. Kekerasan oleh Aparat Negara dan Masyarakat:
Tingginya penggunaan kekuatan berlebih dan kekerasan
yang dilakukan oleh aparat negara, misalnya penyiksaan dan
perlakuan lain yang tidak manusiawi.
d. Pengungsi korban konflik: Tingginya arus “manusia
perahu” dari negara konflik menjadi ancaman jika tidak dikelola
dengan bijak dalam perspektif HAM.
e. Kebebasan Berpendapat, Berekspresi, dan Berkumpul:
Masyarakat masih merasa tidak bebas dalam menyuarakan
ekspresinya, terutama di ranah digital (UU ITE) dan lemahnya

31 PROSIDING RAPIM TNI 2021


perlindungan data pribadi serta kebebasan berkumpul yang masih
belum sepenuhnya dihormati negara.
f. Pelanggaran HAM yang Berat: 14 kasus dugaan pelanggaran
HAM yang berat (UU tentang Pengadilan HAM) masih belum ada
penyelesaian, sehingga selalu dipertanyakan dalam forum-forum
internasional dan PBB, dan menjadi beban bangsa selama bertahun-
tahun.
g. Intoleransi dan Ekstrimisme dengan Kekerasan: Masih
tingginya tingkat intoleransi di berbagai bidang (pendidikan,
kebijakan, keagaamaan, dll) sehingga menjadi pemicu konflik sosial
dan instabilitas. Berbagai bentuk terorisme juga mengancam, baik
dalam bentuk tindakan maupun ideologi ultra kanan, serta digital.

2. Tantangan TNI dan POLRI


a. Terus berupaya mengarusutamakan norma dan prinsip HAM
dalam pelaksanaan tugas dan kewenangan, dari level pimpinan
hingga prajurit.
a. Terus melanjutkan reformasi internal sebagai bagian
dari meningkatkan profesionalisme dan beradaptasi dengan
perkembangan jaman, sebagai amanat Reformasi.
a. Meneguhkan netralitas sebagai alat negara yang tidak
berpihak pada satu kelompok tertentu, bahwa TNI-POLRI milik seluruh
rakyat Indonesia.
a. Memegang prinsip non-diskriminasi dalam menjalankan
tugas dan kewenangan, supaya tidak dianggap “tebang pilih”
a. Komunikasi publik kepada masyarakat perlu ditingkatkan di
tengah era digital dan riuhnya warga net yang semakin kritis.

3. Pandangan Universal atas Perlindungan HAM


a. HAM sebagai pilar negara demokrasi. HAM lahir dalam rahim
Ibu Pertiwi, yang sudah termaktub dalam Pancasila, Pembukaan UUD
RI 1945, dan UUD RI 1945. Tidak benar bahwa HAM berasal dari
Barat (DUHAM baru disahkan pada 1948). Indikator utama tingginya
demokrasi adalah tegaknya HAM.

32
b. HAM sebagai instrumen pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan akan berlanjut jika sumber daya alam dan manusia dikelola
secara produktif dan efisien. HAM memberikan kerangka kerja untuk
memastikan hak atas lingkungan hidup terjaga untuk mencegah
bencana alam dan non alam (Covid-19).
c. HAM sebagai instrumen komunikasi dan diplomasi global. HAM
menjadi bahasan pergaulan internasional baik di forum PBB dan forum
internasional terkait perdagangan, pendidikan, ekonomi, budaya, dan politik.
Bangsa yang meninggalkan dan mengabaikan HAM akan terkucil dari
dunia internasional.
d. HAM adalah inheren baik hak-hak sipil dan politik maupun hak-hak
sosial, ekonomi, dan budaya. Pelanggaran satu hak akan berpengaruh pada
hak yang lain. Misalnya Covid19 yang terkait dengan hak atas kesehatan,
berpengaruh pada hak pekerjaan, pendidikan, kesejahteraan, dan hak untuk
hidup. Pemahaman komprehensif atas HAM menjadi kebutuhan TNI-Polri.

4. Harapan Bagi TNI-POLRI


a. Menjaga dan mengembangkan amanat Reformasi menuju pada TNI
dan POLRI yang profesional dan menjunjung tinggi dan memulikan HAM.
b. Melindungi dan menegakkan HAM sebagai hak konstitusional yang
dijamin oleh Pancasila dan UUD RI 1945.
c. Meningkatkan profesionalisme dan kepekaan pada HAM setiap
anggota TNI dan POLRI melalui pendidikan dan pelatihan HAM dengan
Komnas HAM RI serta merekatkan hubungan sosial dengan seluruh lapisan
masyarakat.
d. Meningkatkan kemampuan komunikasi dan diplomasi publik (soft
power) dalam lingkup tata pergaulan nasional dan global, dan tidak alergi
pada kritik yang membangun.
e. Meningkatkan persatuan dan soliditas TNI dan POLRI dalam
kerangka penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan HAM.

33 PROSIDING RAPIM TNI 2021


07 KASUM TNI
Letnan Jenderal TNI Ganip Warsito, S.E., M.M.

EVALUASI UMUM PROGRAM


KERJA TAHUN ANGGARAN
2020 DAN RENCANA
PENGGUNAAN KEKUATAN TNI
DI TAHUN 2021

Materi yang disampaikan :


1. Evaluasi Umum Program Kerja Tahun Anggaran 2020
2. Rencana Penggunaan Kekuatan TNI di tahun 2021

Evaluasi Umum Program Kerja TNI pada Tahun Anggaran 2020


§ Alokasi Anggaran TNI pada tahun 2020 sebesar
Rp.105.767.179.810.000,00 (seratus lima triliun tujuh ratus enam
puluh tujuh milyar seratus tujuh puluh sembilan juta delapan ratus
sepuluh ribu rupiah).
§ Realisasi Anggaran sebesar Rp.102.267.050.115.371,00
(seratus dua triliun dua ratus enam puluh tujuh milyar lima puluh
juta seratus lima belas ribu tiga ratus tujuh puluh satu rupiah).
Dengan demikian, besarnya persentase penyerapan anggaran di
tahun 2020 adalah 96,69%. Dan sisa anggaran akan dikembalikan
atau disetorkan ke Kas Negara.
Berdasarkan data per Desember 2020, capaian fisik Minimum
Essential Force (MEF) TNI di bidang Alutsista di tahun 2020 mengalami
penurunan persentase dibandingkan tahun lalu dimana pencapaian

34
rata-rata sebesar 62,31% dengan rincian TNI AD sebesar 76,23%;
TNI AL sebesar 59,69%; dan TNI AU sebesar 51,01%.
Pengadaan Alutsista bernilai strategis tinggi dilaksanakan melalui
Program Pinjaman Dalam Negeri (PDN) dan Pinjaman Luar Negeri/
Kredit Ekspor (PLN/KE) yang berjalan dalam kurun waktu Rencana
Strategis (Renstra) 2015-2019.
Program PDN Tahun Anggaran 2015-2019 untuk 4 Unit
Organisasi (UO) terdiri dari 121 kegiatan, dengan rincian 89 kegiatan
telah selesai, 30 kontrak telah efektif, dan 2 kontrak lainnya tidak
dilanjutkan.
Program PLN/KE Tahun Anggaran 2015-2019 untuk 4 UO terdiri
dari 44 kegiatan, dengan rincian 5 kegiatan telah selesai, 20 kontrak
telah efektif, 17 kontrak belum efektif, dan 2 kontrak tidak dilanjutkan.
Memasuki Tahun Anggaran 2021, TNI mendapatkan kenaikan
alokasi anggaran sebesar 11,39% dibandingkan dengan alokasi
anggaran tahun 2020, sehinggaTNI mendapatkan alokasi anggaran
sebesar Rp117.822.711.276.000,00 (seratus tujuh belas triliun
delapan ratus dua puluh dua milyar tujuh ratus sebelas juta dua
ratus tujuh puluh enam ribu rupiah).
Guna menjamin penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang fokus dan tepat sasaran, khususnya dalam
rangka penanganan Covid-19 di lingkungan Kemhan dan TNI, Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) diharapkan dapat ikut serta
mendampingi dan menyempurnakan langkah-langkah kedaruratan
yang diambil Satker dengan memberikan asistensi untuk mencegah
terjadinya fraud. Beberapa hal menonjol di bidang pengawasan,
antara lain:
§ Pada tanggal 30 Juli 2020, Kementerian Pertahanan (Kemhan)
dan TNI menerima hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK RI) atas Laporan Keuangan Kemhan
dan TNI dan kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualiaan
(WTP). Raihan ini merupakan kali kedua setelah tahun 2018 juga
mendapatkan opini WTP. Namun Menteri Pertahanan (Menhan)
RI menekankan kepada jajaran Kemhan dan TNI untuk segera

35 PROSIDING RAPIM TNI 2021


menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan BPK RI secara tuntas
dan disertai bukti dukungan yang solid dan valid agar semakin
memperkuat komitmen Kemhan dan TNI dalam mewujudkan good
governance and clean government.
§ Berdasarkan hasil penilaian Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) terhadap maturitas Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP), menunjukkan tingkat maturitas
penyelenggaraan SPIP di lingkungan TNI berada pada Level 3
(Terdefinisi) yang berarti bahwa TNI telah melaksanakan praktik
pengendalian intern dan terdokumentasi dengan baik. Namun
evaluasi atas pengendalian intern dilakukan tanpa dokumentasi
yang memadai. Beberapa kelemahan pengendalian terjadi dengan
dampak yang cukup berarti bagi pencapaian tujuan organisasi.
§ Berdasarkan hasil evaluasi oleh Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di lingkungan TNI
menunjukkan bahwa Akuntabilitas Kinerja TNI mendapatkan nilai
63,56 berkategori Baik meski mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya sebesar 3,06 poin.
Refleksi kegiatan bidang intelijen di lingkungan TNI menunjukkan
bahwa operasi dan dukungan intelijen dapat terlaksana namun masih
harus dioptimalkan guna mencapai tujuan dan sasaran yang sudah
ditetapkan. Hal ini dapat ditingkatkan dengan mengintegrasikan
peran intelijen matra serta optimalisasi Sistem Informasi Intelijen
yang sudah ada.
Pelaksanaan Operasi Intelijen Strategis oleh Bais TNI, kegiatan
intelijen daerah oleh Kotamaops TNI, Operasi Intelmar, Operasi
Intelud dan Operasi Siber harus bersinergi dengan gelar Operasi
Intelijen yang dilaksanakan oleh Angkatan demi efektivitas dan
efisiensi pencapaian hasil.
Penyelenggaraan Diplomasi Militer melalui kegiatan bilateral
maupun multilateral belum dapat dilaksanakan secara optimal
disebabkan pandemi Covid-19. Sebagian besar kegiatan harus
ditunda guna mencegah penularan dan penyebaran virus. Namun

36
secara terpilih beberapa kegiatan dapat terlaksana dengan tetap
menjalankan protokol kesehatan yang ketat.
Kegiatan pemantauan/monitoring pengamanan tahapan
Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2020 di 270 daerah secara umum
dapat terlaksana dengan baik mulai dari tahap persiapan hingga
tahap penyelenggaraan.
Di bidang operasi TNI, Kasum TNI menyampaikan bahwa
keoptimalan pelaksanaan Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan
Operasi Militer Selain Perang (OMSP) sangat bergantung pada kondisi
teknis Alutsista yang ada. Oleh karena itu, selain upaya pengadaan
maka upaya pemantapan kondisi teknis Alutsista agar dapat menjadi
prioritas sehingga tujuan dan sasaran program guna mendukung
tugas pokok TNI dapat tercapai. Begitu pula interoperability Alutsista
masih menjadi kendala dalam penyelenggaraan operasi, untuk itu
peningkatan interoperability perlu ditingkatkan.
Pada pelaksanaan kegiatan di bidang strategi militer berupa
penyusunan organisasi dan prosedur operasi serta petunjuk
penyelenggaraan dan petunjuk referensi operasi belum optimal
dikarenakan adanya pandemi. Begitu pula kegiatan latihan bersama
hanya terlaksana 25% dari perencanaan akibat adanya pandemi dan
refocusing anggaran di bidang operasi.
Sedangkan kegiatan kerja sama keamanan dan perbatasan dengan
negara sahabat sebagain besar harus ditunda atau dijadwalkan
ulang demi mencegah terjadinya penularan dan penyebaran wabah
Covid-19. Namun beberapa kegiatan tetap dilaksanakan secara
virtual dan menerapkan disiplin protokol kesehatan yang ketat.
Kasum TNI menyampaikan bahwa kekuatan personel TNI sampai
dengan akhir tahun 2020 adalah 480.098 orang dengan komposisi
433.025 Prajurit TNI dan 47.073 personel PNS.
Refleksi pembinaan personalia Tahun Anggaran 2020
menunjukkan beberapa hal menonjol di antaranya pada bidang
rekrutmen/penyediaan tenaga di mana sasaran pemenuhan
kebutuhan dokter militer belum tercapai dikarenakan penerimaan

37 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Pa PK TNI (khusus tenaga kesehatan) dilaksanakan di awal tahun
dengan alokasi kedokteran umum dan gigi yang menjadi prioritas,
namun pendaftar dengan jurusan/program studi kedokteran belum
melaksanakan Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI), sehingga
para pendaftar harus menunggu sampai dengan akhir tahun untuk
mengikuti penerimaan Pa PK TNI (reguler) yang alokasinya tidak
cukup banyak bagi program studi kedokteran. Oleh karena itu, untuk
mencapai sasaran dan keseimbangan jurusan maka alokasi kebutuhan
dokter akan dibagi dalam dua kali pelaksanaan penerimaan Pa PK TNI
dalam satu tahun.
Seiring dengan berkembangnya kerja sama bidang pendidikan
dengan negara-negara sahabat dan berdasarkan evaluasi pendidikan
luar negeri dua tahun terakhir terdapat beberapa pendidikan yang
mendapatkan tambahan alokasi seat sehingga memberikan kesempatan
lebih besar kepada para prajurit yang ingin mengikuti pendidikan
luar negeri. Oleh karenanya, diharapkan ada penambahan anggaran
pendidikan luar negeri guna mendukung uang saku siswa TNI.
Di bidang perawatan personel TNI, guna mendukung kebijakan
Pemerintah dalam upaya mencegah dan memutus rantai penyebaran
Covid-19 maka telah dikeluarkan beberapa kali Surat Telegram
Panglima TNI yang mengatur tentang sistem kerja di masa pandemi
dan adaptasi kebiasaan baru serta pembatasan perjalanan baik
dinas maupun nondinas bagi personel TNI. Begitu pula dengan
penyelenggaraan ajang olahraga tahunan di lingkungan TNI selama
masa pandemi dibatalkan guna mencegah penyebaran Covid-19.
Hal menonjol bidang personalia berikutnya adalah terkait
pembinaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dimana terdapat keterbatasan
ruang jabatan struktural yang dapat diduduki oleh PNS golongan III.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, telah dilakukan langkah-langkah,
antara lain: pengetatan kelulusan Ujian Dinas Tingkat I; pengajuan
kebutuhan CPNS TNI diprioritaskan untuk golongan II; dan optimalisasi
jabatan fungsional PNS di lingkungan TNI.
Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada penyelenggaraan
pemerintahan termasuk alokasi anggaran di setiap instansi

38
pemerintahan. Kebijakan refocusing anggaran bidang logistik sebesar
22,97% membawa dampak cukup signifikan pada penyelenggaraan
kegiatan bidang logistik. Salah satu dampak terbesarnya adalah
pada penyelenggaraan dukungan bekal Kaporsatlap untuk operasi
dalam negeri dan kesiapsiagaan operasional satuan yang belum
dapat terlaksana sesuai rencana.
Sepanjang tahun anggaran 2020, upaya penyelesaian
permasalahan pemanfaatan aset di lingkungan UO Mabes TNI dan
Angkatan tetap dilaksanakan namun masih terdapat kendala yang
sangat perlu mendapat perhatian. Beberapa fakta menunjukkan
bahwa banyak pihak yang ingin menguasai aset-aset TNI yang
berlokasi sangat strategis dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Oleh
sebab itu, penataan administrasi atas aset-aset TNI di lingkungan
UO Mabes TNI dan Angkatan, termasuk yang dikerjasamakan dengan
pihak lain harus dilaksanakan secara bertahap, berjenjang dan
terus-menerus. Adapun beberapa permasalahan lahan milik TNI
yang bersengketa dengan pihak lain dapat diajukan dan diselesaikan
melalui mediasi dan/atau proses hukum di pengadilan.
Selanjutnya Kasum TNI menyampaikan refleksi kegiatan bidang
teritorial sepanjang tahun anggaran 2020. Sejak terbentuknya
organisasi Spotmar TNI AL dan Spotdirga TNI AU, pengawakan
organisasi teritorial tersebut masih menjadi prioritas karena hingga
saat ini persentase pengawakan rata-rata muai dari tingkat pusat
hingga eselon pelaksana terkecil baru mencapai kurang dari 50%.
Hasil evaluasi kegiatan bidang teritorial menunjukkan bahwa
kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) TNI yang digelorakan oleh
Satuan-satuan Kewilayahan (Satwil) mempunyai dampak sangat
signifikan terhadap citra TNI di mata masyarakat serta sebagai
kegiatan efektif dalam upaya Deteksi Dini (Deni) dan Cegah Dini
(Ceni). Selain kegiatan Komsos, kegiatan Bakti TNI dengan sasaran
fisik maupun nonfisik juga menjadi program kegiatan unggulan yang
diselenggarakan guna membangun kemanunggalan TNI dan Rakyat.
Dalam rangka mendukung tugas menjaga kedaulatan negara
dan ikut serta menyejahterakan masyarakat, maka kegiatan-

39 PROSIDING RAPIM TNI 2021


kegiatan pembinaan teritorial (Binter) harus lebih dioptimalkan oleh
seluruh Satkowil, Satnonkowil serta Satgas TNI terutama di wilayah
perbatasan. Hal ini akan membawa dampak positif untuk mengatasi
potensi kerawanan dan ancaman di wilayah perbatasan sekaligus
memperkuat nasionalisme masyarakat perbatasan.
Mengakhiri bagian Evaluasi Umum Program Kerja Tahun
Anggaran 2020, Kasum TNI menyampaikan refleksi kegiatan bidang
komunikasi dan elektronika (Komlek). Rencana Kerja dan Anggaran
bidang Komlek belum sepenuhnya teralokasi di dalam Pedoman
Pelaksanaan Program dan Anggaran 2020 sehingga banyak kegiatan
mendesak yang harus diajukan di tahun anggaran berjalan utamanya
kebutuhan Alkomlek untuk mendukung operasional Balakpus/
Kotamaops TNI. Maka dari itu penyusunan rencana kebutuhan dan
pemenuhannya memerlukan penajaman prioritas yang sangat ketat
dan selektif.
Hasil evaluasi bidang dukungan komunikasi menunjukkan
bahwa penggunaan satelit perlu ditata ulang agar lebih efisien. Hal
ini dilihat dari gelar komunnikasi satelit yang ada memungkinkan
dilaksanakannya migrasi ke VPN-IP. Seluruh satuan jajaran
ditekankan agar memedomani ketentuan penggunaan frekuensi
khususnya tentang pengiriman laporan komuikasi radio dan apel
jaring sesuai dengan jenis operasi yang dilaksanakan.
Pembangunan kekuatan Sibernika TNI menjadi salah satu
prioritas pembangunan kekuatan TNI, namun kebutuhan gelar
sistem siber dan Alpernika baru sebagian kecil dapat terdukung.
Hal ini menyebabkan kemampuan dukungan Sibernika baru di level
monitoring/observasi, dan perlindungan elektronika belum sampai
pada level penyerangan elektronika. Dengan segala keterbatasannya,
operasi Sibernika TNI harus dilaksanakan dengan mengoptimalkan
koordinasi antar satuan dan operasional peralatan yang dimiliki
masing-masing Angkatan.

40
Rencana Penggunaan Kekuatan TNI di tahun 2021
Selanjutnya Kasum TNI menyampaikan Rencana Penggunaan
Kekuatan TNI Tahun Anggaran 2021 yang terbagi dua kategori
yaitu Operasi Dalam Negeri dan Operasi Luar Negeri. Operasi Dalam
Negeri di tahun 2021 dilaksanakan oleh Kogabwilhan dan Kotamaops
TNI lainnya, yakni: Kostrad, Korpaskhas, Kolinlamil, Pusdalops TNI
dan Denmabes TNI.
Penggunaan Kekuatan TNI Tahun 2021 di Dalam Negeri
diselenggarakan dalam bentuk Operasi Mengatasi Gerakan Separatis
Bersenjata, Operasi Siaga Tempur Laut, Operasi Pertahanan Udara,
Operasi Pengamanan Perbatasan, Operasi Patroli Terkoordinasi,
Operasi Patroli Udara Maritim, Operasi Pengamanan Pulau-Pulau
Terluar, Operasi Pengamanan Objek Vital, Operasi Pengamanan
VVIP, Operasi Bantuan, Operasi SAR, Operasi Kemanan Laut, Operasi
Pengamanan ALKI, Operasi Patroli Udara, Operasi Pengamatan dan
Pengintaian Udara, dan Operasi Angkutan.
Kekuatan TNI juga digelar untuk melaksanakan Patroli
Terkoordinasi Indindo, Malindo, Malacca Straits Sea Patrol/MSSP,
Eyes-in-the-Sky, Philindo, Ausindo, Trilateral Maritime Patrol/TMP
Indomalphi dan Trilateral Air Patrol/TAP Indomalphi.
Sedangkan Penggunaan Kekuatan TNI Tahun 2021 di Luar Negeri
diselenggarakan melalui Operasi Bantuan Kemanusiaan, Operasi
Pemeliharaan Perdamaian Dunia, Operasi Pengamanan KBRI daerah
rawan dan berbahaya serta Operasi Pengamanan VVIP di luar negeri.
Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia di bawah bendera
PBB Tahun 2021, antara lain: perpanjangan Satgas TNI UNIFIL dan
MINUSMA Co-deployment TNI-ADF.
Demikian Evaluasi Umum Program Kerja TNI Tahun Anggaran
2020 dan Rencana Penggunaan Kekuatan TNI Tahun Anggaran 2021.
Dengan harapan refleksi dan rencana yang ada dapat digunakan
sebagai bahan masukan bagi peserta Rapim TNI dalam menentukan
langkah perbaikan dan kebijakan lebih lanjut di Tahun Anggaran 2021.

41 PROSIDING RAPIM TNI 2021


08 IRJEN TNI
Letjen TNI (Mar) Bambang Suswantono,
S.H., M.H., M.Tr (Han)

PERAN ITJEN TNI DALAM


MENGAWAL OPINI WAJAR
TANPA PENGECUALIAN (WTP)
ATAS LAPORAN KEUANGAN
KEMHAN/TNI

Opini BPK RI atas Laporan Keuangan (LK) Kemhan dan TNI Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) berturut-turut tahun 2018 dan 2019.
Asistensi Inspektorat TNI dalam rangka peningkatan kualitas laporan
keuangan Kemhan/TNI telah berdampak positif. Hal ini tercermin
dari keberhasilan mempertahankan opini WTP atas penyajian
laporan keuangan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun
demikian, peningkatan kualitas laporan keuangan tersebut masih
harus terus diupayakan karena masih banyaknya permasalahan
yang ditemui, antara lain terkait Sistem Pengendalian Intern (SPI) dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
Tugas Pokok Itjen TNI
Itjen TNI selaku APIP mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
pengawasan intern terhadap daya guna, hasil guna, tepat guna,
tertib hukum dan tertib tindak di bidang pembinaan kesiapsiagaan,
penggunaan dan pembangunan kekuatan serta perbendaharaan
di lingkungan TNI. Pengawasan ini bertujuan untuk memberikan
keyakinan yang memadai kepada Panglima TNI tentang efektivitas
pelaksanaan program dan anggaran binkuat dan gunkuat yang
dilaksanakan di UO Mabes TNI maupun UO angkatan, khususnya

42
terhadap pengadaan alutsista, pemanfaatan aset, kegiatan operasi
dan latihan serta reformasi birokrasi.

Upaya Konkret Itjen TNI dalam Mengawal Opini WTP dari BPK RI
Upaya yang dilakukan antara lain melalui pengawasan terhadap
kinerja satuan di lingkungan TNI. Itjen TNI merupakan garda terdepan
sekaligus mata dan telinga Panglima TNI di bidang pengawasan, mata
yang awas dan telinga yang tajam adalah harapan Panglima TNI
guna mewujudkan tujuan organisasi dan pemerintahan yang baik,
bersih, bebas dari korupsi dan nepotisme di lingkungan TNI. Untuk
mencapai hal tersebut, tentunya dibutuhkan Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) yang mampu berperan baik sebagai
consulting partner, quality assurance maupun early warning system.
Pengawasan intern di lingkungan TNI dilakukan oleh APIP dalam hal
ini Itjen TNI. APIP merupakan pelaksana fungsi pengawasan dan
konsultan serta katalisator dalam penyelenggaraan manajemen
organisasi. pengawasan intern dimaksud meliputi seluruh proses
kegiatan:
a. Audit
b. Reviu
c. Evaluasi
d. Pemantauan
e. Kegiatan pengawasan lainnya
Kegiatan dimaksud dilaksanakan terhadap penyelenggaraan
tugas dan fungsi organisasi, dalam rangka memberikan keyakinan
yang memadai, bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan
tolok ukur, yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk
kepentingan organisasi, dalam mewujudkan tata pemerintahan yang
baik.
Audit
Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi
bukti yang dilakukan secara independen, objektif dan profesional
berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan,

43 PROSIDING RAPIM TNI 2021


kredibilitas, efektivitas, efisiensi dan keandalan informasi pelaksanaan
tugas dan fungsi instansi pemerintah termasuk di dalamnya TNI.
pada TA 2020 Itjen TNI telah melaksanakan audit kinerja dengan
pola post audit terhadap pelaksanaan program kerja dan anggaran
satker TA 2019 dan audit secara tematik terhadap pelaksanaan
operasi, latihan dan dukungan bekal logistiknya serta penanganan
covid-19. Hasil temuan audit kinerja Itjen TNI TA 2020 di lingkungan
TNI pada umumnya akibat dari ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, kelemahan Sistem Pengendalian Intern (SPI)
dan kelemahan 3E (efektif, efisien, dan ekonomis). Dari temuan-
temuan tersebut yang bersifat menonjol dan perlu mendapatkan
atensi adalah:
a. Beberapa kegiatan operasi yang digelar selama TA 2020
antara lain ops pamtas, ops pamrahwan, ops pamputer, ops
pinang sirih, ops obvitnas dan opster perlu dilengkapi dengan
regulasi serta dukungan yang memadai antara lain dukungan
alkom, fasilitas bangunan pos satgas, kendaraan operasional di
lapangan dan kaporlap sesuai dengan kondisi medan.
b. Penegakan hukum di lingkungan TNI dalam proses
penyelesaian perkara belum sesuai ketentuan perundangan,
hal yang dimaksud antara lain terdapat perkara yang dilakukan
oleh prajurit TNI yang perbuatannya memenuhi unsur pidana
dan unsur disiplin, namun tidak diselesaikan menurut penahapan
penyelesaian hukum yang berlaku.
c. Masih terdapat personel yang dilibatkan dalam penugasan
satgas pamtas belum dilaksanakan rikkes dan personel
diberangkatkan tidak memenuhi syarat kesehatan.
d. Pelaksanaan program Reformasi Birokrasi (RB) hampir
seluruh satker jajaran UO Mabes TNI belum sesuai ketentuan.
e. Penyaluran dan pertanggung-jawaban kodal/jaldis belum
sesuai ketentuan.
f. Pertanggungjawaban keuangan tidak akuntabel.
g. Pelaksanaan pengadaan barang/ jasa belum sesuai
ketentuan.

44
h. Kinerja dalam penerapan Permenkeu RI Nomor 143/
PMK.05/2018 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Belanja Negara Belum Optimal.
i. Tata kelola aset BMN tidak tertib.
j. Tata kelola BMN belum tertib.
k. Administrasi penerimaan bekal materiil hasil pengadaan di
satuan jajaran UO angkatan dan Kotamaops TNI belum tertib,
antara lain waktu pengiriman barang tidak sinkron dengan waktu
penerimaan barang.
l. Dukungan BMP berupa kerosin sudah tidak efektif dalam
penggunaannya.
m. Kesiapan operasi angkutan udara/helly yang rendah.
n. Dukungan bekal ops pamrahwan belum sesuai karakteristik
dan kondisi medan.
o. Minimnya ketersediaan obat malaria di Papua dan Papua
Barat.
p. Pelaksanaan operasi percepatan penanganan covid-19
belum tertib administrasi.
Reviu
Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan
untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan, standar, rencana atau norma yang telah
ditetapkan. pada TA 2020, Itjen TNI telah melaksanakan reviu di
lingkungan TNI sebagai berikut:
a. Laporan keuangan UO Mabes TNI semester I dan II TA 2020.
b. Anggaran dukungan operasi satgas OPPD.
c. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) UO Mabes TNI
TA 2020.
d. Kebutuhan tambahan anggaran UO Mabes TNI.
e. Permohonan kebutuhan rapid test kit untuk mendeteksi virus
corona (covid-19).
f. Pengadaan kendaraan dinas di lingkungan UO Mabes TNI.

45 PROSIDING RAPIM TNI 2021


g. Usulan revisi anggaran Kemhan dan TNI.
h. Anggaran kebutuhan Alkes Rumkit TNI untuk kesiapsiagaan
penanganan covid-19.
i. Pengalihan beberapa kegiatan Dipa TA 2020 yang semula
kewenangan daerah menjadi kewenangan pusat untuk Dipa TA
2021.
j. Permohonan rekuisisi anggaran bin tradisi dalam rangka
peringatan HUT ke-75 Tentara Nasional Indonesia.
k. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) UO Mabes TNI TA 2021.
l. Usulan revisi anggaran (PNBP) UO Mabes TNI.
Evaluasi
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau
prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana atau norma yang
telah ditetapkan dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.
Kegiatan evaluasi Itjen TNI antara lain selama TA 2020 pada setiap
periode, Itjen TNI telah melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan
audit kinerja Itjen TNI.
Pemantauan
Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program
atau kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada TA
2020, Itjen TNI telah melaksanakan pemantauan terhadap:
a. Pelaksanaan operasi pengamanan pulau terluar di wilayah
Kodam I/BB dan Kodam XVII/Cen semester II TA 2020.
b. Pemantauan dan evaluasi operasi bantuan TNI terhadap
percepatan penanganan covid-19 di Kotama ops TNI (Kodam I/
BB, Kodam III/Slw, Kodam IV/Dip, Kodam V/Brw serta Kodam
XIV/Hsn).
c. Pemantauan tindak lanjut audit kinerja Itjen TNI TA 2020 di
UO Mabes TNI dan Ko/Sat TNI wilayah Sumbagut, Papua serta
Jakarta.

46
d. Pemantauan kesiapan satgas MTF dan pelaksanaan
latpratugas satgas MTF XXVIII-M TNI Konga Unifil Lebanon TA
2020.
Pengawasan Lainnya
Pengawasan lainnya antara lain berupa sosialisasi mengenai
pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan
dan konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan dan pemaparan
hasil pengawasan. Guna membentuk dan meningkatkan wawasan
dan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki
kemampuan, kapabilitas dan kompetensi yang handal di bidang
pengawasan di lingkungan TNI, maka pada TA 2020 Itjen TNI
melaksanakan kegiatan pelatihan pengawasan berupa kegiatan in
house training di lingkungan Itjen TNI guna meningkatkan kompetensi
para parik/auditor Itjen TNI dalam perumusan temuan audit.

Reformasi Birokrasi TNI


Terkait pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB) di lingkungan TNI,
Itjen TNI memiliki peran dan fungsi sebagai penguatan pengawasan
yaitu penanganan gratifikasi, penerapan SPIP, pengaduan
masyarakat, penanganan benturan kepentingan, Whistle Blowing
System (WBS), pembangunan Zona Integritas (ZI) dan peningkatan
kapasitas APIP. Terkait dengan pembangunan zona integritas, pada
tahun 2019 terdapat 5 satker yang memperoleh predikat Wilayah
Bebas dari Korupsi (WBK) dan pada tahun 2020 terjadi peningkatan
menjadi 11 satker.
Sementara itu, hasil penilaian Kemenpan-RB RI terhadap
pelaksanaan reformasi birokrasi TNI TA 2019 hasil evaluasi
akuntabilitas kinerja TNI TA 2019 mendapat nilai 63,56 dengan kategori
Baik (B) dan hasil evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB) TNI
TA 2019 mendapat nilai 68,18 dengan kategori Baik (B). Sampai saat ini
satker di jajaran UO Mabes TNI belum berhasil mendapatkan nominasi
sebagai satker yang berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).

47 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Indikator Reformasi Birokrasi TNI
a. Birokrasi yang bersih dan akuntabel, meliputi opini WTP atas
laporan keuangan, tingkat kapabilitas APIP, tingkat kematangan
implementasi SPIP, instansi pemerintah yang akuntabel, dan
penggunaan e-procurement terhadap belanja pengadaan.
b. Birokrasi yang efektif dan efisien, meliputi indeks reformasi
birokrasi, indeks profesionalitas asn dan indeks e-government.
c. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas,
meliputi indeks integritas nasional, survei kepuasan masyarakat,
dan prosentase kepatuhan pelaksanaan UU pelayanan publik.
Penilaian BPKP.
BPKP juga melaksanakan penilaian terhadap maturitas
(kematangan) Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di
lingkungan TNI dengan hasil penilaian sementara maturitas TNI
berada di level 3 yaitu telah melaksanakan praktik pengendalian
intern dan terdokumentasi dengan baik. Namun evaluasi atas
pengendalian intern dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai.
Beberapa kelemahan pengendalian terjadi dengan dampak yang
cukup berarti bagi pencapaian tujuan organisasi.
Pengendalian Intern di Lingkungan TNI
Dengan pengendalian intern, perlu adanya kegiatan self
assessment new SPIP, self assessment kapabilitas APIP, dan self
assessment manajemen risiko guna meningkatkan SDM APIP yang
pelaksanaannya dapat bekerja sama dengan BPKP.

48
09 ASRENUM PANGLIMA TNI
Laksamana Muda TNI Heru Kusmanto, S.E., M.M.

EVALUASI PROGRAM KERJA


TNI TAHUN 2020 DAN
KEGIATAN PRIORITAS TNI
TAHUN 2021

EVALUASI PROGRAM KERJA TNI TAHUN 2020.


1. Bidang Organisasi. Pada tahun 2020, TNI telah melaksanakan
pembangunan kekuatan di berbagai bidang, salah satunya adalah
bidang organisasi. Pembangunan organisasi TNI saat ini didasarkan
pada Perpres No. 66 tahun 2019 tentang Struktur Organisasi TNI, yang
mengatur pembentukan organisasi baru TNI ataupun peningkatan
kepangkatan dalam jabatan organisasi. Adapun realisasi Perpres
tersebut pada tahun 2020, dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Validasi organisasi UO Mabes TNI telah mencapai 75%.
b. Validasi organisasi UO TNI AD telah mencapai 100%.
c. Validasi organisasi UO TNI AL telah mencapai 93,75%.
d. Validasi organisasi UO TNI AU telah mencapai 86%.
Masih di bidang organisasi, pada tahun 2020 TNI telah melakukan
pembentukan organisasi baru yang berbasis Trimatra terpadu, di
antaranya adalah Kogabwilhan, Koopssus TNI dan Pusinfomar TNI.
Perkembangan pembangunan masing-masing organisasi tersebut
sampai dengan akhir Desember 2020, dapat dilaporkan sebagai
berikut:

49 PROSIDING RAPIM TNI 2021


a. Pembangunan Makogabwilhan I dan Sarpras pendukung
(tahap I) yang berada di Tanjung Pinang, Kep. Riau mencapai 100%.
Dan pemenuhan personel berjumlah 90 orang, atau 16% dari DSP.
b. Pembangunan Makogabwilhan II dan Sarpras pendukung
(tahap I) yang berada di Balikpapan, Kalimantan Timur mencapai
100%. Dan pemenuhan personel berjumlah 129 orang, atau 23%
dari DSP.
c. Pembangunan Makogabwilhan III dan Sarpras pendukung
(tahap I) yang berada di Timika, Papua mencapai 100%. Dan
pemenuhan personel berjumlah 130 orang, atau 23% dari DSP.
d. Pembangunan Koopssus TNI meliputi:
1) Makoopssus TNI (100%).
2) Rumdis (100%).
3) Sarpras pendukung Rumdis (100%).
4) Sarpras jalan dan saluran (100%).
5) Sarpraslat (100%).
6) Barak siaga 2 lantai (100%).
7) Pemenuhan personel berjumlah 250 orang, atau 61,42%
dari DSP.

e. Pembangunan Pusinfomar TNI meliputi pemenuhan materiel


Pusinfomar TNI. Dan pemenuhan personel berjumlah 37 orang,
atau 41% dari DSP.
Pembangunan organisasi lainnya yang berorientasi pada
keterpaduan antar matra adalah Satuan TNI Terintegrasi (STT)
Saumlaki/Selaru. Pembangunan STT Saumlaki/Selaru merupakan
kelanjutan dari STT Natuna yang telah diresmikan oleh Panglima TNI
pada tanggal 18 Desember 2018. Pembangunan STT ini diharapkan
dapat menjadi pangkalan aju operasi bagi unsur-unsur TNI yang
beroperasi di wilayah Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) dan wilayah
perbatasan, sekaligus sebagai penangkal pertama terhadap ancaman
yang terjadi di wilayahnya, terutama ancaman yang berasal dari luar
negeri.

50
Pembangunan kekuatan yang dilaksanakan di Saumlaki/Selaru
dilaksanakan oleh masing-masing Unit Organisasi (UO) sampai
dengan Desember 2020, dapat dilaporkan sebagai berikut:
a. UO Mabes TNI melaksanakan pembangunan central station
radar pasif (100%).
b. UO TNI AD, melaksanakan pembangunan:
1) Pembangunan Kompi Infanteri (95%).
2) Pembangunan Baterai Armed (100%).
3) Pembangunan Baterai Arhanud (100%).
4) Pembangunan Kompi Zipur (97%).
5) Pembangunan Rumdis (100%).
c. UO TNI AL, melaksanakan pembangunan:
1) Dermaga kapal atas air (100%).
2) Sarpras pendukung (100%).
d. UO TNI AU, melaksanakan pembangunan:
1) Sarpras Mako Lanud Saumlaki (100%).
2) Rumdis Maisonet (100%).
3) Apron (100%).
4) Taxiway (100%).
5) Kantor Baseops dan VIP Room Lanud Saumlaki (100%).
Tahapan pembangunan STT telah ditetapkan berdasarkan
Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1312/XII/2018 tanggal 10
Desember 2018 tentang Pembangunan Prioritas Pulau Terluar
Tertentu dan Daerah yang Bersifat Strategis, sebagai berikut:
a. P. Natuna : 2016 – 2021.
b. P. Yamdena (Saumlaki)/P. Selaru : 2018 – 2023.
c. Merauke : 2020 – 2025.
d. P. Morotai : 2022 – 2029.
e. P. Biak : 2024 – 2029.

51 PROSIDING RAPIM TNI 2021


2. Bidang Personel. Seiring dengan pembangunan organisasi sesuai
dengan Perpres No. 66 tahun 2019 tentang Susunan Organisasi
TNI, maka pemenuhan personel menjadi salah satu prioritas dalam
pembangunan kekuatan TNI saat ini. Sampai dengan akhir Desember
tahun 2020, kekuatan personel TNI pada masing-masing UO dapat
dilaporkan sebagai berikut:
a. UO Mabes TNI
1) Militer : 11.935
2) PNS : 2.686
b. UO TNI AD
1) Militer : 318.687
2) PNS : 32.144
c. UO TNI AL
1) Militer : 63.559
2) PNS : 7.602
d. UO TNI AU
1) Militer : 34.928
2) PNS : 4.641
Pembangunan personel TNI merupakan hal yang mutlak untuk
mendukung pengembangan organisasi TNI sehingga dapat operasional
sesuai dengan fungsi dan tugas pokoknya. Oleh karen itu, TNI mendorong
pemerintah untuk melakukan perubahan kebijakan personel dari zero
growth and right sizing menjadi proportional growth and right sizing.
3. Bidang Material. Pembangunan kekuatan TNI selanjutnya adalah
pembangunan materiel/Alutsista TNI. Sampai dengan akhir Desember
2020, pencapaian fisik MEF TNI mencapai 62,31%. Guna memenuhi
target MEF pada akhir MEF III tahun 2024 sebesar 100%, maka
strategi yang ditetapkan meliputi: rematerialisasi, revitalisasi, relokasi,
pengadaan dan penghapusan serta Harwat Alutsista strategis
berdasarkan life cycle cost (LCC).
Masih terkait bidang materiel, pengadaan Alutsista TNI pada
Renstra 2015-2019 melalui program PDN / PLN, dapat dilaporkan
sebagai berikut:

52
a. Terdapat 121 kegiatan dalam Program Pinjaman Dalam
Negeri (PDN), dengan keterangan:
1) 89 kegiatan selesai.
2) 30 kontrak efektif.
3) 2 kontrak tidak dilanjutkan, yaitu:
a) UAV oleh UO TNI AD, dan
b) Heli CSAR EC-725 dan pendukungnya oleh UO TNI
AU.
b. Terdapat 44 kegiatan dalam Program Pinjaman Luar Negeri
(PLN), dengan keterangan:
1) 5 kegiatan selesai.
2) 20 kontrak efektif.
3) 17 kontrak belum efektif.
4) 2 kontrak tidak dilanjutkan, yaitu:
a) Heli Angkut Sedang (Tahap II) oleh UO TNI AD.
b) Radar GCI dan pendukungnya oleh UO TNI AU.
Rincian kegiatan PDN yang belum selesai oleh masing-masing UO,
antara lain:
a. UO Mabes TNI. Kontrak efektif namun belum selesai (proses
produksi), meliputi: Kapal motor cepat, Alkom perbatasan, MKK.
b. UO TNI AD. Kontrak efektif namun belum selesai (proses
produksi), meliputi : Ranpur panser infanteri, Ranpur panser
kavaleri, Senjata ringan infanteri, Rantis Komodo, kendaraan
dapur lapangan, mobil Alsus Jihandak, kendaraan Alsus Nubika,
MKK dan KMC.
c. UO TNI AL. Kontrak efektif namun belum selesai (proses
produksi), meliputi: KCR 60m (platform dan Sewaco), Kapal OPV,
Kapal OPV 90m, Sewaco KCR 60m, kapal angkut tank, Pesud CN
235 – 220 MPA (full mission) untuk heli AKS.
d. UO TNI AU. Kontrak efektif namun belum selesai (proses
produksi), meliputi: Sucad pesawat NC-212i, comm tactical data

53 PROSIDING RAPIM TNI 2021


link system, Radar medium range, kendaraan dapur lapangan,
mobil Alsus Jihandak, Super Puma NAS-332.
Sedangkan kegiatan PLN yang belum selesai oleh masing-masing
UO, antara lain:
a. UO Mabes TNI.
1) Kontrak efektif namun belum selesai, meliputi: Alat
sandi, radar pasif.
2) Kontrak belum efektif dan belum selesai, meliputi:
Sistem interoperability Kodal, Alpernika.
b. UO TNI AD.
1) Kontrak efektif namun belum selesai, meliputi: Rudal,
meriam 155/GS, roket, alat penyeberangan amphibious
ponton set, heli serbu, Ranpur infanteri tracket.
2) Kontrak belum efektif dan belum selesai, meliputi:
Ranpur tank kavaleri, heli angkut sedang (tahap I), rudal
c. UO TNI AL.
1) Kontrak efektif namun belum selesai, meliputi: FFBNW
kapal PKR 10514, torpedo kapal selam black shark, meriam
kal 40 mm, meriam kal 30 mm, overhoul KRI Cakra (carry
over 2011-2014), upgrade FCS SSM Exocet MM 40 block 2
menjadi block 3 kapal MRLF, kapal mine counter measure,
Rudal Exocet MM 40 block 3 + VL MICA.
2) Kontrak belum efektif dan belum selesai, meliputi:
Kapal frigate, MLM kapal MRLF, FCS SAM pengganti seawolf
kapal MRLF, kapal selam diesel elektrik, tank/Ranpur angkut
personel, tank amphibi BMP-3F, Rudal SAM kapal MRLF.
d. UO TNI AU.
1) Kontrak efektif namun belum selesai, meliputi: PSU
dan pendukungnya, Radar dan senjata T-50i dan pendukungnya,
pesawat KT-1B dan pendukungnya, UAV peralatan operasi
dan pendukungnya, helikopter angkut kelas berat dan
pendukungnya.

54
2) Kontrak belum efektif dan belum selesai, meliputi:
Pesawat pengganti F-5 dan pendukungnya, pesawat multi-
purpose amphibious dan pendukungnya, modernisasi pesawat
C-130 H/HS, pesawat angkut berat dan pendukungnya,
helikopter VIP TNI AU dan pendukungnya.
4. Bidang Peranti Lunak. Pada bidang peranti lunak, dapat dilaporkan
bahwa program legislasi pertahanan yang disusun dalam kurun
waktu 2020, adalah sebagai berikut:
a. Revisi UU No.34 tahun 2004 tentang TNI.
b. RUU Perbantuan TNI kepada Polri dalam rangka Kamtibmas.
c. RPP tentang Peraturan Pelaksana dari UU No.23 tahun 2019
tentang PSDN
d. Rancangan Perpres tentang Tugas TNI mengatasi aksi
terorisme.
5. Bidang Anggaran. Pada bidang anggaran, alokasi anggaran
TNI pada tahun 2020 adalah sebesar 105,767 trilyun. Jumlah ini
merupakan akumulasi alokasi anggaran tiap UO, dengan besaran
sebagai berikut:
a. UO Mabes TNI, sebesar 10,663 trilyun.
b. UO TNI AD, sebesar 59,453 trilyun.
c. UO TNI AL, sebesar 20,230 trilyun.
d. UO TNI AU, sebesar 15,419 trilyun.
Daya serap TNI pada tahun 2020 mencapai 96,69%, dengan rincian:
a. UO Mabes TNI, sebesar 97,325.
b. UO TNI AD, sebesar 95,65%.
c. UO TNI AL, sebesar 97,79%.
d. UO TNI AU, sebesar 98,82%.
6. Bidang Reformasi Birokrasi. Pada bidang reformasi birokrasi,
dapat dilaporkan hal-hal sebagai berikut:
a. Nilai reformasi birokrasi Kemhan/TNI pada tahun 2019 sesuai

55 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor B/235/M.RB.06/2019 tanggal
30 Desember 2019 tentang Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi Tahun 2019, adalah 69,05 dengan predikat B.
b. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (APIP) tahun
2019 sesuai Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor B/100/M.
AA.05/2019 tanggal 30 Desember 2019 tentang Hasil Evaluasi atas
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019, adalah 65,22.
c. Laporan Keuangan Kemhan/TNI tahun 2019 sesuai Kep Men
PAN/RBNomor 934 Tahun 2020tentang Unit Kerja Berpredikat
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani (WBBM), adalah Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP).

KEGIATAN PRIORITAS TNI TAHUN 2020


Anggaran 2021. Berdasarkan Surat Menteri Keuangan tentang
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (SP-DIPA ) Induk Tahun
Anggaran 2021 Nomor : SP DIPA-12.01-0/202, tanggal 23 November
2020, total alokasi anggaran Kemhan dan TNI pada tahun 2021 adalah
sebesar 137,295 trilyun, dengan rincian sebagai berikut:
a. UO Kemhan sebesar 19,473 trilyun.
b. UO Mabes TNI, sebesar 10,039 trilyun.
c. UO TNI AD, sebesar 64,553 trilyun.
d. UO TNI AL, sebesar 24,493 trilyun.
e. UO TNI AU, sebesar 18,735 trilyun.
Dari alokasi anggaran tersebut, ditetapkan anggaran prioritas TNI
sebesar 14,249 trilyun, dengan rincian:
a. UO Mabes TNI, sebesar 114,834 milyar.
b. UO TNI AD, sebesar 1,986 trilyun.
c. UO TNI AL, sebesar 5,698 trilyun.
d. UO TNI AU, sebesar 6,449 trilyun.

56
Terkait dengan alokasi anggaran tahun 2021, TNI telah mengusulkan
tambahan anggaran sebesar 19,790 trilyun, dengan rincian:
a. UO Mabes TNI, sebesar 3,082 trilyun.
b. UO TNI AD, sebesar 5,752 trilyun.
c. UO TNI AL, sebesar 4,785 trilyun.
d. UO TNI AU, sebesar 6,180 trilyun.
TNI juga telah melaksanakan refocusing anggaran tahun 2021
berdasarkan Surat Menteri Pertahanan Nomor B/163/I/2021 tanggal
26 Januari 2021 tentang Refocusing dan Realokasi Belanja Kemhan dan
TNI TA 2021, sebesar 5,584 trilyun, dengan rincian:
a. UO Mabes TNI, sebesar 725,576 milyar.
b. UO TNI AD, sebesar 1,862 trilyun.
c. UO TNI AL, sebesar 1,524 trilyun.
d. UO TNI AU, sebesar 1,470 trilyun.

PENUTUP.
Kesimpulan. Dengan mempertimbangkan rencana pembangunan
kekuatan TNI pada tahun 2021 dengan ketersediaan anggaran
pertahanan negara, maka kegiatan prioritas TNI disusun sebagai berikut:
a. Melanjutkan pembangunan dan pemenuhan personel
Kogabwilhan I, II dan III.
b. Melanjutkan pembangunan dan pemenuhan personel Koopssus
TNI.
c. Melanjutkan pembangunan dan pemenuhan Pusinfomar TNI.
d. Melanjutkan pembangunan STT Saumlaki/Selaru.
e. Melanjutkan pemenuhan MEF TNI dalam rangka mewujudkan
target 100% pada akhir MEF III (tahun 2024)

57 PROSIDING RAPIM TNI 2021


10 ASINTEL PANGLIMA TNI
Mayor Jenderal TNI Andjar Wiratma

TINJAUAN PROGRAM 2020


DAN PROGRAM 2021 BIDANG
INTELIJEN

Selama tahun 2020, Intelijen TNI dan jajarannya telah


melaksanakan dukungan dalam bidang intelijen, sebagai berikut:
1. Melaksanakan dukungan intelijen terhadap pelanggaran
wilayah nasional, laut dan udara yang dilakukan oleh negara lain.
2. Melaksanakan dukungan intelijen dan geointelijen pada
operasi-operasi yang dilaksanakan oleh TNI.
3. Melaksanakan dukungan geointel khususnya di daerah
operasi Papua dan Papua Barat.
4. Melaksanakan dukungan intelijen untuk penanggulangan
bencana alam
5. Melaksanakan dukungan intelijen untuk penanganan
pandemi Covid-19.
6. Melaksanakan dukungan intelijen pada pelaksanaan
pemilihan kepala daerah secara serentak tahun 2020.

Hal Menonjol yang Menjadi Atensi Bidang Intelijen TNI Tahun 2020
1. Pandemi Covid-19 yang penyebarannya sangat cepat
dan masif serta permasalahan penanganannya di Indonesia

58
(termasuk memantau perkembangan pandemi Covid-19 secara
global).
2. Ancaman Kelompok Separatis Politik (KSP) dan Kelompok
Separatis Bersenjata (KSB) Papua yang melakukan aksi politik
terhadap pemerintah Indonesia dan gangguan keamanan berupa
serangan bersenjata terhadap aparat keamanan maupun
masyarakat sipil.
3. Terjadinya pelanggaran wilayah nasional oleh pihak asing di
wilayah NKRI.
4. Pengesahan Undang-undang Cipta Kerja telah menimbulkan
pro dan kontra di masyarakat dan menyebabkan gangguan
keamanan karena maraknya aksi unjuk rasa menolak
pemberlakukan undang-undang tersebut, hampir di seluruh
wilayah nasional.
5. Terjadi bencana alam di beberapa wilayah Indonesia.
6. Pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2020 pada masa
pandemi Covid-19 yang dilaksanakan oleh 270 daerah yang
berpotensi terjadinya sengketa pilkada serta klaster baru
penyebaran Covid-19.
7. Adanya gelombang pengungsi yang berasal dari Rohingya
Myanmar menimbulkan permasalahan sosial bagi masyarakat
sekitar maupun pemerintah.

Beberapa Issue Internasional yang Diperkirakan Masih Akan Terus


Terjadi Pada Tahun 2021
1. Meningkatnya kebutuhan energi, pangan dan air sehingga
memungkinkan negara-negara maju dan kuat akan berlomba-
lomba mencari wilayah baru untuk mengeksplorasi sumber daya
alam baik dengan cara bekerja sama bahkan mungkin melakukan
invasi ke negara lain.
2. Pemerintah China masih terus menggunakan program
OBOR/BRI dengan terus membantu negara-negara yang
kondisi ekonominya lemah dengan jaminan wilayah maupun

59 PROSIDING RAPIM TNI 2021


pelabuhannya agar dapat digunakan untuk kepentingan militer
dan swasta China.
3. Wabah virus Covid-19 masih akan terus menjadi pandemi di
seluruh dunia dengan munculnya varian baru seperti di Inggris
dan Afrika serta beberapa negara lainnya.
4. Perubahan US Pacom menjadi US Indopacom mempengaruhi
konstelasi dan perkembangan keamanan di negara-negara Asia
dan Pasifik melalui kehadiran militer AS dan sekutunya guna
mengimbangi militer China dan Rusia yang juga hadir pada
kawasan tersebut.
5. Aksi-aksi terorisme diperkirakan masih akan terus terjadi di
beberapa negara di dunia meskipun pimpinan ISIS Abu BakarAl-
Baghdadi telah meninggal dunia setelah pasukan militer Amerika
Serikat melancarkan operasi penyerbuan ke Suriah, namun sel-
sel maupun simpatisan ISIS diperkirakan terus akan melancarkan
aksi-aksinya.
6. Kebakaran hutan dan lahan di beberapa negara masih akan
terus terjadi karena meningkatnya titik-titik api di beberapa
belahan bumi yang disebabkan karena adanya perubahan iklim
yang drastis.
7. Penempatan pasukan militer AS di Darwin, Australia sejak
tahun 2012 hingga 2021 untuk mengamankan kepentingan
negara AS dan sekutunya di kawasan.
8. Terjadinya bencana alam karena perubahan cuaca yang
ekstrim akibat dari efek rumah kaca yang disebabkan oleh polusi
dan kegiatan-kegiatan industri.
9. Perang dagang AS dengan China terjadi ketika pihak AS
melakukan proteksi terhadap tarif bea masuk guna memperbaiki
neraca perdagangan AS. sedangkan China memberlakukan tarif
untuk 120 komoditas yang berasal dari AS.
Pada tahun 2020 telah terjadi wabah pandemi Covid-19 di
seluruh dunia, di mana wabah ini pertama kali ditemukan di negara
China dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, hingga
menyebabkan kerugian di seluruh sendi kehidupan. 10 negara yang

60
mengalami kasus pandemi Covid-19 paling tinggi, antara lain:

AS 26,763,475

India 10,758,619

Brazil 9,204,731

Rusia 3,850,439

UK 3,817,176

Prancis 3,197,114

Spanyol 2,803,478

Italia 2,553,032

Turki 2,477,463

Jerman 2,225,659

Saat ini Indonesia per tanggal 1 Februari 2021 berada pada


urutan ke-19 Covid-19, dengan jumlah 1.078.314 kasus.

Permasalahan Regional yang Menciptakan Dampak Bagi Beberapa


Negara di Kawasan
1. Pelanggaran wilayah nasional di ZEE Indonesia yang
dilakukan oleh KIA Vietnam dan China dengan dikawal oleh kapal
coast guard dan kapal perang mereka.
2. Kehadiran kapal-kapal perang, pesawat bomber dan pesawat
intai taktis asing di LCS milik AS, Australia, China, Rusia, dan
Perancis meningkatkan eskalasi ketegangan di wilayah tersebut.
3. Sampai saat ini pemerintah China terus melaksanakan
pembangunan pangkalan militernya di Kepulauan Spratly
walaupun keputusan Mahkamah Internasional memenangkan
klaim Filipina.

61 PROSIDING RAPIM TNI 2021


4. Kasus penculikan, penyanderaan, pemerasan dan
penyelundupan senjata di perairan Sulu dekat perbatasan
Indonesia, Malaysia dan Filipina, dilakukan oleh kelompok Abu
Sayyaf yang merupakan salah satu kelompok separatis berbahaya
di Mindanao, Filipina.
5. Adanya potensi konflik sumber daya alam di Blok Masela
yang terletak di perbatasan antara Indonesia, Timor Leste dan
Australia.
6. Potensi konflik akibat pelanggaran wilayah di Blok Ambalat
perbatasan Indonesia dengan Malaysia yang kaya sumber daya
alam. ketegangan ini dipicu oleh provokasi kapal perang Malaysia
terhadap kapal perang Indonesia di perairan yang disengketakan
7. Pelanggaran wilayah laut dan udara nasional juga sering
terjadi yang dilakukan kapal perang dan pesawat tempur milik
Singapura.

Beberapa Permasalahan di Dalam Negeri yang Berdampak


Secara Nasional
1. Pandemi Covid-19 dan varian baru lainnya harus diantisipasi
dan ditangani dengan baik mengingat penularannya yang sangat
cepat dan telah mengakibatkan puluhan ribu korban jiwa.
2. Ancaman separatis Papua, Aceh dan Maluku yang terus
melakukan provokasi dan ingin memisahkan diri dari NKRI serta
menggalang simpati masyarakat internasional untuk mendukung
gerakan mereka.
3. Bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah diperkirakan
masih akan terus terjadi karena Indonesia berada pada ring of
fire dan pertemuan tiga lempeng bumi, Eurasia, Indo-Australia
dan Pasifik yang bergerak aktif.
4. Pelanggaran wilayah nasional yang sering dilakukan oleh
negara lain, meliputi: wilayah laut Natuna Utara, Ambalat,
Perairan Karang Singa dan Tanjung Berakit, Bintan serta wilayah
udara di atas Kepulauan Riau.

62
5. Ancaman Siber berupa serangan terhadap data pemerintah,
militer, dunia usaha ataupun bisnis, selain itu teknologi siber
dapat juga dimanfaatkan oleh kelompok separatis, teroris dan
radikal sebagai sarana propaganda untuk mencapai tujuannya.
6. Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi setiap tahun pada
musim kemarau di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
7. Ancaman terorisme yang dilakukan oleh foreign terorist
fighter (FTF) dan narapidana teroris (Napiter) yang selesai
menjalani hukuman.
8. Pasca Pilkada serentak 2020 ada potensi kerawanan yang
mungkin terjadi yang dilakukan masing-masing pendukung akibat
adanya 134 permohonan perkara sengketa Pilkada yang masih
dalam proses hukum di pengadilan.
9. Narkoba merupakan ancaman yang sangat serius bagi
bangsa Indonesia karena dapat merusak generasi penerus
bangsa.
10. Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya majemuk,
apabila pemerintah tidak mengelola dengan bijaksana maka akan
berpotensi timbulnya konflik horisontal.
11. Illegal entry dari pengungsi Rohingya Myanmar berpotensi
menimbulkan ancaman kesehatan dan kriminalitas di daerah
sekitar kamp pengungsian.

Potensi Ancaman
Mencermati dinamika perkembangan lingkungan strategis global,
regional maupun nasional, terdapat beberapa potensi ancaman pada
tahun 2021, sebagai berikut :
1. Ancaman Militer Untuk Perang.
Ancaman Siber terhadap data militer dan software sistem
pertahanan Indonesia.
a. Pelanggaran wilayah darat, laut maupun udara
nasional, karena belum selesainya penentuan batas negara.

63 PROSIDING RAPIM TNI 2021


a. Spionase oleh negara asing dalam rangka
pengumpulan data intelijen untuk kepentingan negara lawan.
b. Sabotase yang bertujuan untuk merusak instalasi
obyek vital nasional strategis.
c. Keberadaan kekuatan angkatan bersenjata asing di
wilayah Indonesia.

2. Ancaman Militer Selain Perang.


a. Separatisme, keberadaan kelompok eks GAM, RMS,
OPM masih menjadi ancaman nyata bagi tegak dan utuhnya
NKRI.
b. Radikalisme dan terorisme yang bersumber dari FTF,
Napiter dan Lone wolf berpotensi terjadi di Indonesia.
c. Keamanan obyek vital nasional strategis kemungkinan
masih akan terjadi berupa sabotase oleh pihak lawan.
d. Pelanggaran wilayah laut yurisdiksi nasional oleh
kapal asing yang melakukan tindakan illegal.
e. Pelanggaran wilayah udara yurisdiksi nasional oleh
pesawat udara asing yang masuk atau melintasi wilayah
udara Indonesia tanpa izin.
f. Keamanan VVIP, ancaman terhadap presiden/wakil
presiden beserta keluarga dan tamu negara setingkat
kepala negara kemungkinan masih dapat terjadi.
g. Konflik sosial kemungkinan besar masih terjadi
karena penanganan permasalahan Ipoleksosbud dan
peneggakan hukum yang belum terselesaikan dengan baik.
h. Proxy war oleh negara-negara besar beserta
sekutunya, tetap akan dilaksanakan terhadap negara-
negara yang menjadi target.
i. Bencana alam masih akan terus terjadi, karena letak
geografi Indonesia yang berada pada ring of fire dan tiga
lempeng bumi yang bergerak aktif.

64
j. Ancaman Siber terhadap dunia usaha dan bisnis
berupa ransoomware yang di dalamnya terdapat virus dan
malware.
k. Perubahan iklim masih akan terus terjadi disebabkan
adanya anomali cuaca dan fenomena lain.
l. Penyelundupan narkoba masih akan terus terjadi ke
wilayah Indonesia dengan tujuan tertentu.
m. Pandemi Covid-19 masih akan terus berlangsung
pada tahun 2021 di Indonesia dan juga negara-negara lain
di dunia.

Program 2021 Kebijakan Panglima TNI Bidang Intelijen. Untuk


tahun 2021 PanglimaTNI telah mengeluarkan kebijakan bidang
intelijen sebagai pedoman intelijen TNI dalam pelaksanaan tugas dan
kinerjanya, sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan penyelenggaraan fungsi, kegiatan dan
operasi intelijen serta pemberdayaan satuan siber melalui
reorganisasi intelijen sesuai dengan validasi organisasi TNI dan
dinamika tantangan penugasan dalam rangka mendukung tugas
pokok TNI.
2. Mengoptimalkan kegiatan dan gelar operasi intelijen
strategis, intelijen taktis yang terdiri dari : intelijen maritim dan
intelijen udara, operasi siber TNI, operasi intelijen Koopssus
TNI serta pengawasan orang asing sesuai kebijakan strategis
bidang pertahanan dengan mengedepankan sinergitas dan
interoperabilitas.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas material khusus
intelijen TNI disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan
teknologi mutakhir.
4. Meningkatkan kerjasama militer dengan negara-negara
sahabat secara selektif dan berkesinambungan, sesuai dengan
kebijakan pimpinan TNI, di antaranya kebijakan satu pintu
(one gate policy), prinsip-prinsip mutual trust, mutual benefit
dan common interest, serta azas resiprokal, melalui kegiatan

65 PROSIDING RAPIM TNI 2021


kerjasama intelijen, perdamaian dunia, pengamanan perbatasan,
patroli terkoordinasi, latihan bersama, pertukaran pendidikan,
pertukaran kunjungan, kursus/pelatihan, serta kerjasama
lainnya.
5. Meningkatkan kemampuan dan pemberdayaan badan
pelaksana intelijen TNI mulai dari tingkat pusat sampai daerah
serta pengembangan dan optimalisasi sistem informasi intelijen
TNI dengan menggunakan teknologi mutakhir guna mewujudkan
dukungan gelar operasi TNI khususnya pada area-area strategis.
6. Meningkatkan deteksi dini dan cegah dini terhadap upaya
memecah belah kebhinekaan yang berpotensi menimbulkan
konflik sara, konflik antar anak bangsa, bahaya narkoba,
separatisme dan terorisme yang mengancam kedaulatan negara.
7. Mengoptimalkan dan mengintegrasikan kegiatan
Apintel, Apter, fungsi penerangan TNI dan satsiber TNI guna
mengantisipasi kerawanan yang dapat mengganggu stabilitas
nasional.
8. Meningkatkan kegiatan diplomasi militer sebagai sarana
promosi keunggulan komparatif, yang merupakan bagian dari
diplomasi pertahanan dalam rangka mendukung kebijakan politik
luar negeri dan kepentingan nasional.

Program Bidang Intelijen. Mengalir dari kebijakan Panglima TNI


bidang intelijen, maka program bidang intelijen TNI disusun, sebagai
berikut:
1. Melanjutkan ops intelstrat oleh Bais TNI, intel taktis meliputi
Intelud, Intelmar, operasi Siber serta operasi intelda oleh Satintel
Kotamaops TNI.
2. Pengawasan dan pemantauan pelanggaran wilayah nasional
dari kemungkinan pelanggaran batas wilayah dan kegiatan ilegal.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
prajurit intelijen, baik pada tataran strategis maupun taktis serta
material khusus intelijen.

66
4. Meningkatkan interoperabilitas efektivitas dan efisiensi
antar unsur pelaksana kegiatan dan operasi intelijen.
5. Meningkatkan kegiatan kerjasama dan diplomasi militer.
6. Meningkatkan deteksi dini dan cegah dini terhadap
permasalahan sara, intoleransi, separatis, terorisme, kebakaran
hutan dan lahan, bencana alam dan wajib melaporkan kepada
unsur pimpinan di satuan.
7. Pemberdayaan Satsiber TNI untuk berperan aktif mendukung
kegiatan maupun operasi intelijen.
8. Meningkatkan pengintegrasian sistem informasi intelijen.
9. Pengintegrasian peran intelijen matra melalui deteksi dini
dan cegah dini terpadu dalam rangka pengamanan tubuh.
10. Pengintegrasian kegiatan dan operasi intelijen dengan
kegiatan pembinaan teritorial dan operasi teritorial dalam rangka
pemberdayaan wilayah.
11. Meningkatkan kontra intelijen terhadap intelijen asing.
12. Mendukung intelijen pengamanan pelaksanaan Pekan Olah
Raga Nasional 2021 di Papua.

Program Prioritas Bidang Intelijen 2021. Adapun Program prioritas


bidang intelijen tahun 2021, sebagai berikut :
1. Mendukung geointelijen untuk melaksanakan operasi intelijen
strategis melalui satgas BAIS TNI dalam rangka penyelesaian
konflik dan penegakan hukum di Papua.
2. Mendukung data/informasi intelijen terhadap
penanggulangan bencana alam.
3. Mendukung data intelijen dengan pengawasan dan
pemantauan kemungkinan pelanggaran wilayah nasional.
4. Mendukung data intelijen dalam rangka penanggulangan
pandemi Covid-19.

67 PROSIDING RAPIM TNI 2021


5. Memberdayakan Satsiber TNI guna mendukung operasi
intelijen TNI.
6. Mendukung data intelijen dalam rangka pengamanan
pelaksanaan Pekan Olah Raga Nasional ke 21 di Papua tahun
2021.

Demikian Tinjauan Program 2020 dan Program 2021 Bidang


Intelijen, disampaikan, untuk dapatnya memberikan gambaran
perkembangan situasi saat ini, kemungkinan serta kecenderungan
yang akan terjadi, serta program bidang intelijen dan prioritasnya
yang perlu menjadi acuan dalam pengambilan langkah cegah, langkah
tindak dan upaya mengatasi apabila terjadi.
Sekian dan terima kasih.

68
11 ASOPS PANGLIMA TNI
Mayjen TNI Tiopan Aritonang

EVALUASI PELAKSANAAN
PROGRAM KERJA DAN
ANGGARAN BIDANG OPERASI
TA 2020 DAN PROGRAM
KERJA DAN ANGGARAN
BIDANG OPERASI TA 2021
Staf Operasi Mabes TNI melaksanakan 8 bidang kegiatan yang
terdiri dari Perencanaan Program dan Anggaran, Organisasi dan
Strategi, Latihan Gabungan dan Kesiapsiagaan, Operasi Dalam
Negeri, Kerja Sama Keamanan dan Perbatasan, Survei dan Pemetaan,
Latihan Bersama, serta Operasi Luar Negeri.

Materi Bagian Pertama tentang Evaluasi Pelaksanaan Program


Kerja dan Anggaran Bidang Operasi TA 2020, yang terdiri dari :

Pertama : Bidang Perencanaan Program dan Anggaran


Secara umum pelaksanaan Program Kerja dan Anggaran Bidang
Operasi TA 2020 dapat dilaksanakan dengan lancar, meskipun
terdapat beberapa evaluasi yang perlu mendapatkan perhatian Yaitu:
1. Keterlambatan dukungan Operasi Pengamanan Perbatasan,
Daerah Rawan, Pulau-Pulau Kecil Terluar, dan Operasi Rutin
lainnya pada awal tahun anggaran. Dimana anggaran tersebut
menunggu proses penarikan dari Kementerian Keuangan
sementara Operasi tetap berjalan per tanggal 1 Januari.

69 PROSIDING RAPIM TNI 2021


2. Penyusunan program kerja pada Bidang Operasi dan Latihan
masih ditemukan ketidaksesuaian antara perencanaan dengan
pelaksanaan dan dinamika sesungguhnya di Lapangan.
3. Masih terjadi keterlambatan dalam penerbitan otorisasi,
sehingga mempengaruhi kelancaran pelaksanaan kegiatan
Operasi dan Latihan.
4. Keterbatasan anggaran yang dikelola Sops TNI sangat
berpengaruh terhadap kesiapsiagaan operasional satuan,
sehingga penggunaan anggaran dilaksanakan dengan skala
prioritas, secara efektif dan efisiensi.
5. Penyerapan anggaran selama TA 2020 dapat terserap dan
terealisasi sesuai dengan target kinerja yang sudah ditentukan
melalui program penggunaan kekuatan pertahanan integratif,
program profesionalisme prajurit integratif, dan program
penyelenggaraan manajemen operasional.
6. Refocusing anggaran pada tahun berjalan mempengaruhi
pelaksanaan program operasi dan latihan yang berkelanjutan.
Kedua: Bidang Organisasi dan Strategi
1. Strategi Militer.
a. Diperlukan adanya Sinkronisasi dengan Bais TNI terkait
penentuan ancaman dalam penyusunan Renkon OMP TNI.
b. Pelaksanaan revisi Rentinkon Kotamaops TNI tahun 2020
terkait Pandemi Covid-19 yang digunakan sebagai dasar
penyusunan Renkon OMSP TNI 2020, belum dapat menepati
batas waktu penyelesaian serta pengiriman Rentinkon ke
Mabes TNI.
c. Hal ini berdampak terhadap terbatasnya waktu persiapan
penyelenggaraan penanganan Covid 19 oleh Mabes TNI.

2. Organisasi Operasi. Program kegiatan pelatihan Ham dan


Hukum Humaniter pada TA 2020 tereduksi karena adanya
kebijakan Refocusing. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab
pelaksanaan Operasi di lapangan masih terjadi pelanggaran oleh

70
personel TNI yang dikategorikan sebagai pelanggaran Ham oleh
Pihak tertentu.

3. Doktrin Operasi. Dalam Stratifikasi Doktrin Lingkungan TNI,


Keppang 551/2020 memberikan mandat kepada Kepala Staf
Angkatan untuk menyusun turunan Doktrin Operasi, agar dapat
meminimalisir potensi terjadinya tumpang tindih kewenangan
Panglima TNI dalam menyelenggarakan penggunaan kekuatan
TNI, maka perlu diatur mekanisme penyusunannya dengan
melibatkan Sops Mabes TNI mulai dari proses awal penyusunan
dan penerbitan sampai dengan tahap akhir dengan pengesahan
tetap dari Mabes TNI, sehingga fungsi pengawasan dapat
dilaksanakan. Hal ini bertujuan supaya penyusunan produk ini
sejalan dengan apa yang menjadi kewenangan Panglima TNI.

4. Pembinaan Sistem Alutsista TNI. Sops TNI selaku


penanggung jawab dalam perumusan dan penyusunan dokumen
Operational Requirement (Opsreq) sesuai dengan Perpang TNI
Nomor 69 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perencanaan
Kebutuhan (Renbut) Alutsista TNI. Opsreq yang dirumuskan
dan disusun oleh Sops TNI, dalam pelaksanaanya masih ada
Satker yang belum memahami sepenuhnya Perpang Nomor 69
tersebut, sehingga masih terdapat Opsreq yang diterbitkan tidak
sesuai ketentuan/tidak meminta Opsreq Ke Sops TNI baik dalam
perencanaan kebutuhan maupun pengadaan Alutsista. Opsreq
sebagai dasar dalam penyusunan Spesifikasi Teknis (Spektek).

Ketiga: Bidang Latihan Gabungan dan Kesiapsiagaan. Dalam bidang


Latihan Gabungan dan Kesiapsiagaan, selama Tahun 2020 telah
dapat melaksanakan 92 Latihan yang terdiri dari:
1. Latihan Pratugas Ops : 59 Latihan
2. Latihan Kesiapsiagaan : 6 Latihan
3. Latihan Gabungan : 1 Latihan
4. Latihan Pembinaan Balakpus TNI : 26 Latihan

71 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa evaluasi dalam
kegiatan latihan di antaranya:
1. Latihan Pratugas Operasi Dalam Negeri.
a. Masih adanya pejabat Dansatgas yang tidak
mengikuti Latpratugas karena pergantian pejabat Danyon
sebagai Dansatgas setelah pelaksanaan Latpratugas selesai
(Dansatgas Yonif R-400, Dansatgas Yonif-407, dan Dansatgas
Yonif PR-432).
b. Masih adanya pergantian personel pelaku latihan
yang tergabung Satgas saat pelaksanaan Latpratugas
sedang berjalan.
c. Kurangnya penerapan protokol kesehatan dalam
rangka pencegahan penyebaran Covid-19 selama latihan.
d. Perlunya peningkatan kreativitas dan inovasi bagi
penyelenggara Latpratugas.
2. Latihan Pratugas Operasi Luar Negeri.
a. Masih adanya ketidaksesuaian antara jabatan
dengan kemampuan anggota Satgas.
b. Masih kurangnya kemampuan Bahasa Asing bagi
pelaku latihan.
c. Penerapan protokol kesehatan dalam rangka
pencegahan penyebaran Covid-19 selama latihan masih
belum maksimal.
3. Latihan Kesiapsiagaan.
a. Sebagian besar program latihan kesiapsiagaan TA
2020 tidak dilaksanakan karena adanya refocusing dan
realokasi anggaran untuk penanganan Covid-19. Adapun
program latihan kesiapsiagaan yang terlaksana yaitu LKO
Kodam XVII/CEN, Latihan Pam VVIP Kodam XVIII/KSR,
Latihan Pam VVIP Koarmada III, Latihan Pam VVIP Koopsau
III, Lathanudnas Perkasa “A” dan Lathanudnas Perkasa “C”.
b. Masih adanya blank area di beberapa wilayah yang

72
belum ter-Cover oleh Radar Kohanudnas maupun Radar
Sipil.
c. Belum adanya Skadron Tempur di wilayah Indonesia
bagian Timur sehingga memperlambat proses penindakan
apabila terjadi pelanggaran di wilayah udara.
d. Masih kurangnya pemahaman pelaku terkait
Rentinkon yang akan diujikan.
e. Masih kurangnya koordinasi dan komunikasi antara
pelaku dengan Instansi terkait dihadapkan dengan Rentinkon
yang diujikan.

4. Latihan Gabungan.
a. Sebagian besar program Latihan Gabungan TA 2020
tidak dilaksanakan karena adanya refocusing dan realokasi
anggaran untuk penanganan Covid-19. Adapun program
Latihan Gabungan yang terlaksana yaitu Latgultor Satgultor
TNI.
b. Kurangnya unsur pendadakan dan kerahasiaan
pada saat pelaksanaan Infiltrasi.
c. Satgultor TNI belum memiliki kemampuan Nubika
sehingga masih melibatkan Kizi Nubika dari Pusziad.

5. Latihan Pembinaan Balakpus TNI.


a. Protap satuan belum dipahami secara maksimal.
b. Kelengkapan latihan masih belum sesuai dengan
materi yang dilatihkan.
c. Kemampuan menembak perorangan masih perlu
ditingkatkan.

Keempat: Bidang Operasi Dalam Negeri. Kegiatan Operasi Dalam


Negeri secara umum Tahun 2020 dapat dilaksanakan dengan
aman dan lancar bersama bahwa saat ini kita dihadapkan dalam

73 PROSIDING RAPIM TNI 2021


penanganan Covid-19, maka terdapat hal-hal menonjol yang perlu
mendapatkan perhatian kita semua, yaitu:
1. Pandemi Covid-19 berpengaruh besar pada pelaksanaan
Operasi Dalam Negeri.
2. Pelaksanaan rotasi Operasi Dalam Negeri mengalami banyak
keterlambatan sebagai akibat dari Pandemi Covid-19.
3. Terbatasnya alat transportasi laut dan udara yang digunakan
untuk pengiriman Logistik Operasi dan rotasi Personel Satgas.
4. Masih terdapat kekurangan sumber air bersih pada beberapa
Pos Pam Puter yang digunakan untuk keperluan sehari-hari.
5. Kondisi beberapa Pos Satgas baik Pam Puter, Pamtas maupun
Pamrahwan yang sudah tidak layak huni antara lain kondisi atap
bocor, bangunan sudah miring dan plafon yang rusak, kerusakan
Alsatri, dan lain-lain.
6. Perlunya perbaikan Helipad pada pos-pos udara Pamtas RI-
Malaysia Khususnya di Wilayah Kodam VI/MLW.
7. Dermaga yang tersedia pada pos Pam Puter saat ini belum
permanen, sehingga kondisinya tidak memadai sebagai tempat
sandar kapal/perahu.
8. Terbatasnya jumlah Heli yang serviceable untuk mendukung
kegiatan pendorongan logistik dan rotasi personel di wilayah
Kodam VI/MLW, Kodam XII/TPR, Kodam XVII/CEN, dan Kodam
XVIII/KSR.
9. Masih terjadi personel TNI yang gugur di daerah operasi baik
yang merupakan korban tempur maupun korban non tempur.
10. Keterbatasan Alutsista KRI dihadapkan dengan luasnya
wilayah Laut Indonesia yang harus dijaga dan diamankan.
11. Kesiapan Alutsista Pesawat yang terbatas dihadapkan
dengan operasional yang tinggi terutama OMSP; dan
12. Peran TNI dalam penanganan pandemi Covid-19 :
a. Membantu evakuasi warga negara Indonesia dan
transportasi penjemputan alat pelindung diri (APD) dari luar
negeri.

74
b. Menyiapkan pangkalan TNI di pulau Natuna dan pulau
Sebaru sebagai fasilitas karantina.
c. Tempat yang dijadikan fasilitas karantina untuk repatriasi
pekerja migran Indonesia (PMI) yaitu asrama haji, lembaga
pendidikan, wisma sosial, dan hotel.
d. Pengendalian wilayah perbatasan di 9 titik kedatangan
pekerja migran Indonesia.
e. Memberikan dukungan angkutan dalam pendistribusian
APD dan obat-obatan serta menyediakan tempat sebagai
gudang dan dapur lapangan.
f. Menyediakan rumah sakit TNI sebagai karantina,
penanganan, dan rujukan pasien Covid-19.
g. Dalam penanganan Covid 19, TNI menggelar operasi
sebagai berikut:
1). Operasi penanganan Covid-19 di wilayah zona
merah (4 provinsi dan 25 kab/kota), TNI menggelar
kekuatan sebanyak 16.090 personel;
2). Operasi penanganan Covid-19 TMT 15 Juni – 31
Juli 2020, TNI menggelar kekuatan sebanyak 17.650
personel; dan
3). Operasi penanganan Covid-19 dan pendisiplkinan
protokol kesehatan TMT 1 Agustus–31 Desember 2020,
TNI menggelar kekuatan sebanyak 91.817 personel;
h. Sasaran objek operasi penanganan Covid-19 sebanyak
14.694 objek.
i. Penyediaan hotel isolasi untuk pasien positif OTG di
wilayah Nias, Jakarta, Jabar, Semarang, Surabaya, Bali,
Kalsel, Makassar, dan Papua.

Kelima: Bidang Kerja Sama Keamanan dan Perbatasan. Sampai


saat ini kerja sama keamanan perbatasan antara Indonesia dengan
negara tetangga dan negara sahabat telah berjalan dengan baik dan
lancar, walaupun adanya Pandemi Covid-19, sehingga kegiatan Kerja

75 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Sama yang telah direncanakan Tahun 2020 dilaksanakan secara
Virtual dan yang tidak dilaksanakan ditunda pelaksanaannya atau
dijadwalkan ulang, antara lain:
1. Pertemuan dengan Singapura, Australia, Filipina, Thailand,
Amerika, Indomalphi, dan Asean dilaksanakan secara Virtual
sedangkan pertemuan Malsindothai dilaksanakan secara Face to
Face.
2. Rotasi Indonesia Liaison Officer (ILO) di IFC Singapura, Sibu
dan Penang, Malaysia telah dilaksanakan dengan tetap mengikuti
ketentuan dan persyaratan yang ditentukan oleh Singapura dan
Malaysia.
3. Monitoring dan Evaluasi terhadap efektifitas keberadaan
LO Angkatan Bersenjata Filipina di Tarakan, serta LO Angkatan
Bersenjata Malaysia di Balikpapan, Pontianak dan Medan telah
dilaksanakan.
4. Ikut sebagai delegasi pada pertemuan dengan K/L terkait
telah dilaksanakan.
5. Rapat-rapat terkait revisi TOR kerja sama, penyiapan bahan
dan pembahasan permasalahan keamanan perbatasan dengan
negara tetangga telah terlaksana.
6. Secara umum Sops TNI/Kerkamtas dapat ikut menjaga
hubungan Bilateral maupun Multilateral dengan tetap
mengedepankan kepentingan dan Kebijakan Nasional serta
sejalan dengan Blue Print diplomasi militer TNI Tahun 2019 -
2024.

Keenam: Bidang Survei dan Pemetaan


1. Merumuskan kebijakan di bidang Survei dan Pemetaan
di lingkungan TNI, mengoordinasikan dan mengawasi kerja
sama survei dan pemetaan di lingkungan TNI atau dengan
instansi Komunitas Surta lainnya, menghimpun data hasil Surta
wilayah darat, laut, dan udara serta wilayah perbatasan,
mengoordinasikan dan menyiapkan peta-peta untuk kepentingan

76
tugas TNI serta merumuskan pedoman atau petunjuk
pelaksanaan yang berkaitan dengan survei dan pemetaan di
lingkungan TNI dapat berjalan dengan baik dan lancar.
2. Kegiatan kompilasi dan cetak peta, pemetaan daerah
sengketa OBP (Outstanding Boundary Problem) di wilayah
perbatasan RI-Malaysia, revisi peta Topografi oleh satuan jajaran
Kotama Kodam (dhi. Topdam), pembuatan Peta Tempur Gabungan
(PTG) secara Terintegrasi oleh Pushidrosal dan Dissurpotrudau
serta monitoring evaluasi kegiatan Surta angkatan. Selain
itu juga terlibat secara aktif pada rapat-rapat bersama K/L
dalam menyelesaikan masalah perbatasan antar negara serta
pengelolaan wilayah perbatasan dapat dilaksanakan dengan baik
dan lancar.
3. Terkait dengan pelaksanaan survei dan pemetaan di tahun
2020, terdapat hal-hal yang perlu mendapat perhatian agar tidak
terjadi dalam pelaksanaan progja tahun mendatang, antara Lain:
a. Pelaksanaan kegiatan revisi peta topografi oleh satuan
jajaran Kotama Kodam (dhi. Topdam); masih ditemukan
pengiriman copy produk revisi peta topografi belum tepat
waktu dan lengkap. Upaya yang dilaksanakan adalah dengan
lebih meningkatkan koordinasi serta pemberian supervisi
dan pengawasannya oleh para Asops Kotama Kodam;
b. Dalam pelaksanaan kegiatan revisi peta topografi oleh
satuan jajaran Kotama Kodam (dhi. Topdam), perlu adanya
peningkatan kemampuan personel yang didukung alat
peralatan yang memadai. Untuk itu, perlu dipikirkan dan
dijajaki upaya kerja sama penataran/pelatihan dengan
Instansi K/L surta terkait dalam rangka memelihara dan
meningkatkan kemampuan teknis di bidang Surta sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
c. Masih kurang termanfaatkannya produk peta tempur
gabungan (PTG) dalam mendukung kegiatan Latgab TNI,
padahal peta PTG ini dibuat untuk memudahkan dalam
perencanaan dan pelaksaaan latihan antar matra. Upaya

77 PROSIDING RAPIM TNI 2021


yang dilaksanakan adalah perlu lebih disosialisasikan
penggunaan peta PTG oleh para SPL (Staf Perancang Latihan)
maupun pelaku latihan agar aspek interoperabilitas antar
matra dapat terlaksana dengan baik; dan
d. Dihadapkan dengan semakin meningkatnya permintaan
peta tahan air (berbahan cloth) dalam mendukung kegiatan
operasi dan latihan TNI, agar dipedomani prioritas sasaran
kegiatan serta mengoptimalkan kegiatan pemeliharaan dan
perawatan (harwat) peta, mengingat peta tahan air (cloth)
ongkos produksinya lebih mahal dan cetaknya bersifat
terbatas.

Ketujuh: Bidang Latihan Bersama. Penyelenggaran kegiatan latihan


bersama selama Tahun 2020 mengalami banyak perubahan waktu
dari jadwal kegiatan yang telah direncanakan karena perkembangan
situasi akibat pandemi Covid-19, sehingga terdapat beberapa hal-hal
menonjol dalam pelaksanaannya antara lain:

1. Aspek Program.
Kegiatan latihan bersama TA 2020 secara umum hanya
terlaksana 25% dari perencanaan awal akibat pandemi Covid-19
dan Rekuisisi Anggaran.

2. Aspek Materi Latihan Bersama.


a. Dalam latihan bersama bidang penanggulangan bencana
(HADR), belum ada buku petunjuk sebagai pedoman dalam
pelaksanaan khususnya mekanisme penerimaan bantuan
militer asing dalam penanggulangan bencana di Indonesia
b. Materi Peacekeeping Operation (PKO) belum dikuasai
sebagian besar Perwira TNI yang menjadi peserta latihan.
c. Materi Military Decision Making Process (MDMP) belum
sepenuhnya dipahami oleh Perwira TNI yang menjadi peserta
latihan.

78
3. Aspek Keamanan Personel dan Anggaran. Kendala kebutuhan
anggaran untuk kesehatan dan keselamatan personel seperti biaya
karantina 14 hari dan asuransi kesehatan menjadi pertimbangan
dalam implementasi kegiatan latihan bersama.

4. Aspek Kerja Sama.


a. Perlunya koordinasi lanjutan untuk perencanaan latihan
bersama dengan negara-negara yang termasuk dalam
kualifikasi CSP seperti Filipina, Brunei Darussalam dan Papua
New Guinea (terkait dengan isu Papua).
b. Perlu diantisipasi bahwa pelaksanaan latihan bersama
tidak berpotensi opini terbentuknya pakta pertahanan dengan
negara tertentu.
c. Kegiatan Kerma TA 2020 terhambat akibat pandemi Covid-19
sehingga Confidence Building Measure (CBM) terganggu.
d. Terkait Papua, upaya OPM untuk menyuarakan aspirasi di
dunia Internasional semakin mengemuka.

Kedelapan : Bidang Operasi Luar Negeri


Dalam pelaksanaan Operasi Luar Negeri selama Tahun 2020 secara
umum dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar, meskipun terdapat
beberapa hal-hal menonjol yang perlu kita evaluasi yaitu:

OPERASI KHUSUS.
1. Operasi Pengamanan KBRI Rawan dan Berbahaya.
a. Terdapat perlengkapan Tim Pengamanan yang belum
sepenuhnya terkirim ke Kabul diantaranya:
1). Senjata laras panjang SS2 V2 (9 pucuk) dan kelengkapannya;
2). Senjata Pok GPMG (2 pucuk) dan kelengkapannya;
3). Senjata Sniper (2 Pucuk); dan
4). Munisi Kaliber 5.56 (3000 Butir), 7.62 Link (2000 butir), 7.62
Subsonic (300 Butir), 7.62 Munisi 2 TJ (500 Butir).

79 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Karena hambatan permasalahan pengiriman, sehingga
diperlukan forwarder yang berpengalaman dalam pengiriman
kargo militer :
a. Masa penugasan melebihi 3 tahun yang berpengaruh
terhadap kinerja dan pembinaan karier prajurit.
c. Kegiatan konsultasi ke Indonesia dilakukan dengan
biaya sendiri.
d. Keterbatasan personel yang bertugas dihadapkan
pada objek pengamanan.
e. Pengamanan KBRI Baghdad, Irak belum dapat
terlaksana karena pandemi Covid-19 dan belum ada approval
dari pemerintah Irak.

2. Operasi Pengamanan VVIP di Luar Negeri.


a. Sebagian besar kegiatan VVIP ditunda karena pandemik
Covid-19.
b. Belum terlaksananya supervisi dari Sops TNI terhadap tugas
yang dilaksanakan Paspampres.
3. Operasi Pembebasan Sandera, Pembajakan Terhadap
Penerbangan/ Pelayaran di Luar Negeri.
a. Operasi pembebasan sandra belum terlaksana.
b. Belum adanya Sofa.
c. Perintah Operasi pada ranah Politis.

4. Operasi Evakuasi WNI dari Luar Negeri.


a. Penentuan operasi menunggu hingga jam pelaksanaan.
b. Diperlukan koordinasi yang ketat dengan Kementerian/
Lembaga terkait.
c. Situasi pandemi Covid-19 yang mewajibkan penerapan
protokol kesehatan.

80
Operasi Bersama Negara Lain.
1. Operasi Bantuan Kemanusiaan (HADR).
a. Dukungan anggaran satgas Karhutla Australia melalui
peraturan Presiden karena menggunakan dana siap pakai
BNPB.
b. Resiko tinggi pada pelaksanaan operasi dan distribusi
bantuan pada masa pandemi Covid-19.
2. Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia (OPPD).
a. Dikarenakan situasi Pandemi Covid-19, personel MILOBS/
MILSTAFF melaksanakan Early Checkout, Checkout yang standar
dilaksanakan terkendala moda transportasi karena lockdown
b. Peremajaan Dan pemenuhan materiil sesuai Mou terbaru
c. Disposal dan Repatriasi Materiil Surplus dan Rusak
d. Perubahan rotasi akibat pandemik Covid-19 pada Satgas di
UNIFIL Lebanon dan MONUSCO, DRC
e. Vaksinasi Covid-19 terhadap Personil Satgas OPPD di daerah
Misi PBB menggunakan dana Reimbursement.
f. Perpanjangan Satgas MTF UNIFIL.
g. Penyiapan Satgas QRF Co-Deployment TNI-ADF di MINUSMA
Mali.

Materi Bagian Kedua tentang Program Kerja dan Anggaran


Bidang Operasi TNI TA 2021, yang terdiri dari:

Pertama: Bidang Perencanaan Program dan Anggaran

1. Menyusun perencanaan yang terdiri dari Progja Sops TNI


TA 2021, Perjanjian Kinerja Sops TNI TA 2021, Rancangan awal
Rencana Kerja Sops TNI TA 2022, Rancangan Rencana Kerja Sops
TNI TA 2022, Rencana Kerja Sops TNI TA 2022, Rencana Kerja
dan Anggaran K/L Sops TNI TA 2022, dan Rekuisisi kebutuhan
anggaran Sops TNI TA 2021.

81 PROSIDING RAPIM TNI 2021


2. Melaksanakan analisa dan evaluasi laporan Sops TNI TA
2021 yang meliputi laporan triwulan, semester, dan tahunan
serta menyiapkan bahan masukan rapat Panglima TNI sesuai
permintaan.
3. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian Progja Sops
TNI TA 2021 dengan meninjau ke lapangan, mengumpulkan data-
data operasi dan latihan, data reformasi birokrasi bidang tata
laksana, serta Rakorops TNI Tahun 2021.
4. Alokasi anggaran Sops TNI TA 2021 berdasarkan Keputusan
Panglima TNI Nomor Kep/977/XII/2020 tanggal 11 Desember
2020 tentang PPPA UO Mabes TNI TA 2021 terdiri dari:
a. Program Penggunaan Kekuatan Pertahanan Integratif
sebesar Rp. 1.036.487.994.806,-
b. Program Profesionalisme Prajurit Integratif sebesar
Rp. 69.970.157.000,-
c. Program Penyelenggaraan Manajemen dan Operasional
Integratif sebesar Rp. 39.132.314.000,-

Kedua: Bidang Organisasi dan Strategi


1. Strategi Operasi.
a. Menyusun Rencana Tindakan Kontijensi 25
Kotamaops TNI.
b. Melaksanakan Rakor penyusunan Rentinkon wilayah
Kogabwilhan I, II dan III.
c. Menyusun Renkon TNI OMSP 2021-2023.
d. Menyusun Revisi Renkon TNI OMP 2020-2024.
e. Melaksanakan Rakorgab I, dan Rakorgab II
Kogabwilhan I, Ii Dan Iii.
f. Menyusun Renkammil Kogabwilhan I, II dan III.
g. Asistensi penyusunan Rentinkon wilayah
Kogabwilhan I, II dan III.
h. Menyusun Rencana Pelibatan Kotamaops TNI
terpusat.

82
2. Bidang Organisasi Operasi.
a. Menyelenggarakan Pelatihan HHI, HAM dan ROE.
b. Menyusun Organisasi jukgar-jukgar Operasi TNI.
c. Menyusun Standing dan Particular Roe.

3. Bidang Doktrin Operasi:


a. Menyusun Jukgar Operasi Dukungan Pers pada
Opsgab TNI.
b. Menyusun Jukgar Fungsi Kerkamtas dan Surta Sops
TNI.
c. Menyusun Juknis Operasi Pengamanan Wiltas Darat.
d. Menyusun Jukgar Operasi Membantu Pemerintahan
di Daerah.
e. Menyusun Juknis Operasi Mengatasi Separatis
Kelompok Bersenjata.
f. Menyusun Juknis Indonesia Liaison Officer
(ILO).
g. Menyusun Jukgar Operasi Dukungan Penerangan
pada Opsgab TNI.
h. Menyusun Juknis Komando Dan Pengendalian
Kampanye Militer.
i. Menyusun Jukref Administrasi Ops Pamwiltas.
j. Melaksanakan Sosialisasi Penak Wilayah
Kogabwilhan I, II dan III.
k.
4. Pembinaan Sistem Alutsista TNI.
a. Perumusan Opsreq Alutsista.
b. Merevisi dokumen Opsreq Alutsista TNI.
c. Melaksanakan Sosialisasi Opsreq

83 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Ketiga: Bidang Latihan Gabungan dan Kesiapsiagaan
1. Perencanaan kegiatan Bidang Latihan Gabungan dan
Kesiapsiagaan pada Tahun 2021, terdiri dari Latihan Pratugas
Operasi sebanyak 49 latihan, Latihan Kesiapsiagaan sebanyak
8 latihan, Latihan Gabungan sebanyak 7 latihan, dan Latihan
Pembinaan Balakpus TNI sebanyak 26 latihan.

2. Hal-hal menonjol dan kegiatan prioritas di Tahun 2021.


a. Adanya perubahan susunan Organisasi TNI sesuai
Perpres Nomor 66 Tahun 2019, sehingga perlu peningkatan
kegiatan latihan untuk mewujudkan Prajurit TNI yang
profesional guna mendukung tugas pokok TNI.
b. Pada saat ini dinamika ancaman semakin berkembang
dan kompleks, sehingga diperlukan kesiapan personel dan
alutsista yang tinggi untuk mendukung kegiatan latihan TNI.
c. Adanya Refocusing dan Realokasi Anggaran TA 2021
akan berimplikasi dengan pembatalan beberapa Program
Latihan Gabungan dan Kesiapsiagaan TA 2021.
d. Pada Tahun 2021 akan dilaksanakan Latihan Operasi
Amfibi, Latihan Operasi Pendaratan Administrasi dan Latihan
Penanggulangan Bencana Alam Terpadu TNI-BNPB yang akan
melibatkan satuan-satuan TNI serta Stake Holder terkait.

Keempat: Bidang Operasi Dalam Negeri. Kogabwilhan I. Menggelar


Operasi sebagai berikut:
1. Operasi siaga Tempur Laut. Pelaksana oleh Koarmada I
dengan menggelar kekuatan 510 orang selama 325 hari setahun
yang terdiri dari Unsur Tugas Laut, Unsur Tugas Udara, dan
Unsur Pendukung.
2. Operasi Pengamanan Perbatasan Wilayah Darat RI –
Malaysia. Pelaksana oleh Kodam XII/TPR dengan menggelar
kekuatan TNI organik dan BKO/Penugasan sebanyak 1.248
Personel selama 365 hari.

3. Operasi Pengamanan Perbatasan Wilayah Laut RI –

84
Thailand. Pelaksana oleh Koarmada I dalam bentuk pengamanan
perbatasan Laut Indothai dengan menggelar kekuatan 120 orang
selama 30 hari yang terdiri dari Unsur Tugas Laut dan Unsur
Pendukung.
4. Operasi Pengamanan Perbatasan Wilayah RI – Singapura.
Pelaksana oleh Koarmada I dalam bentuk pengamanan
perbatasan laut dengan menggelar kekuatan 300 orang selama
240 hari yang terdiri dari Unsur Tugas Laut, Unsur Tugas Udara,
dan Unsur Pendukung.
5. Operasi Patroli Terkoordinasi Indonesia – India (Indindo).
Pelaksana oleh Koarmada I dalam bentuk patroli terkoordinasi
(Patkor) Indindo dengan menggelar kekuatan 120 orang selama
60 hari yang terdiri dari Unsur Tugas Laut, Unsur Tugas Udara,
dan Pangkalan Pendukung.
6. Operasi Patroli Terkoordinasi Indonesia – Malaysia (Patkor
Malindo). Pelaksana oleh Koarmada I dengan menggelar
kekuatan kekuatan 75 orang selama 60 hari yang terdiri dari
Unsur Tugas Laut dan Pangkalan Pendukung.
7. Operasi Tindak Maritim Indonesia – Malaysia (Optima).
Pelaksana oleh Koarmada I dalam bentuk Patroli Terkoordinasi
(Patkor) Optima Malindo dengan menggelar kekuatan 150 orang
selama 60 hari yang terdiri dari Unsur Tugas Laut, Unsur Tugas
Udara, dan Unsur Pendukung.
8. Operasi Malacca Straits Sea Patrol (MSSP) Indonesia –
singapura – Malaysia – Thailand. Pelaksana oleh Koarmada I
dalam bentuk Patroli Terkoordinasi (Patkor) Malacca Straits Sea
Patrol (MSSP) Indonesia – singapura – Malaysia – Thailand dengan
menggelar kekuatan 400 orang selama 300 hari yang terdiri dari
Unsur Tugas Laut, Unsur Tugas Udara, dan Unsur Pendukung.
9. Operasi Udara Maratim Bersama (Eyes in The Sky) Indonesia
– Malaysia – Singapura – Thailand. Pelaksana oleh Koopsau I
dalam bentuk Patroli Terkoordinasi (Patkor) dengan menggelar
kekuatan 232 orang selama 248 hari yang terdiri dari Unsur
Pesawat dan Unsur Pangkalan.

85 PROSIDING RAPIM TNI 2021


10. Operasi Pengamana Pulau-Pulau Terluar.
a. Kodam IM, mengamankan pulau Rondo kekuatan 50 orang,
selama 365 hari, terdiri dari Koops dan Kolakops (6 orang),
Penerbad (10 Orang), serta pulau Rondo tidak berpenghuni (34
orang).
b. Kodam I/BB, mengamankan pulau Berhala, Nipah dan
Sekatung kekuatan 88 Orang, terdiri dari Koops dan Kolakops (10
Orang), Penerbad (10 Orang), pulau Berhala tidak berpenghuni
(34 orang), pulau Sekatung tidak berpenghuni (20 orang), dan
pulau Nipah tidak berpenghuni (14 orang)
11. Operasi Pengamanan Objek Vital.
a. Kodam III/SLW kekuatan 60 orang, mengamankan PT.
Pindad (30 orang) dan gudang pusat munisi TNI Jabar (30
orang).
b. Kodam Jaya kekuatan 60 orang, mengamankan gudang
pusat senjata (30 orang) dan gudang pusat munisi TNI (30 orang).
c. Koopsau I kekuatan 225 orang, mengamankan PT.
Dirgantara indonesia di Bandung (40 orang), PT. Dirgantara
Indonesia di Tasikmalaya (35 orang), PT. Dahana di Subang (25
orang) dan 5 Lanud Type “A” (125 orang).
12. Operasi Pengamanan VVIP Presiden RI, Wakil Presiden, Mantan
Presiden RI dan Mantan Wakil Presiden beserta keluarganya, serta
Tamu Negara setingkat Kepala Negara/Kepala Pemerintahan yang
sedang berada di Indonesia, dilaksanakan oleh kodam-Kodam di
wilayah Kogabwilhan I, Koarmada I, Koopsau I, Kohanudnas dan Bais
TNI yang dikunjungi VVIP dengan masing-masing kekuatan 1.000
orang selama 365 hari.
13. Operasi Pengamanan Instalasi.
a. Kodam III/SLW mengamankan Istana Bogor, Istana
Cipanas, dan Kediaman Wapres RI di Banten dengan kekuatan
260 orang.
b. Kodam Jaya mengamankan Istana Presiden RI dan
Wakil Presiden (Istana Negara, Istana Merdeka Utara/
selatan), serta kediaman Wapres (Jl. Diponegoro) dengan
kekuatan 100 orang.

86
14. Operasi Bantuan Perkuatan TNI Kepada Polri. Pelaksana
oleh Kotamaops TNI wilayah Kogabwilhan I kekuatan yang
dikerahkan sesuai dengan permintaan Polri.
15. Operasi Bantuan Penanggulangan Bencana. Pelaksana oleh
PRCPB TNI yang dikendalikan oleh Sops TNI dan Unsur-
Unsur Komando jajaran TNI yang ada di wilayah maupun
kekuatan yang terpusat. Kekuatan yang dilibatkan dan waktu
pelaksanaan sesuai dengan kebutuhan.
16. Operasi SAR. Pelaksana oleh unsur Kotama di wilayah
Kogabwilhan I dengan tujuan memberikan bantuan pencarian
pertolongan dan evakuasi terhadap korban musibah
kecelakaan di darat laut dan udara.
17. Operasi Keamanan Laut. Pelaksana oleh Koarmada I
kekuatan 350 orang + 50 orang tahanan selama 300 hari
yang terdiri dari Unsur Tugas Laut, Unsur Tugas Udara dan
Unsur Pendukung.
18. Operasi Pengamanan ALKI I.
a. Koarmada I menggelar kekuatan 300 orang selama
365 hari yang terdiri dari Unsur Tugas Laut, Unsur Tugas
Udara dan Unsur Pendukung.
b. Koopsau I mengelar kekuatan 317 orang selama
120 hari yang terdiri dari Satgasud, Subsatgaspur,
Subsatgasdukpur, dan Unsur Pangkalan.
19. Operasi Patroli Udara. Pelaksana oleh Koopsau I menggelar
kekuatan 345 orang selama 80 hari, dengan alutsiista 2 Flight
Hawk 109/209, 1 F-16, 2 C-130, dan 1 Heli SA-330/NAS-
332/EC.
20. Operasi Pengamatan dan Pengintaian Udara.Pelaksana oleh
Koopsau I menggelar kekuatan 397 orang selama 120 hari,
dengan alutsista 1 B-737 IS.
21. Operasi Angkutan. Dilaksanakan dalam rangka dukungan
untuk pergeseran pasukan pada kegiatan operasi maupun
latihan di wilayah Kogabwilhan I melalui Serpas Darat oleh
Kodam, Serpas Laut oleh Kolinlamil, dan Serpas Udara oleh
Koopsau I (510 orang selama 82 hari).

87 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Kogabwilhan II. Menggelar Operasi sebagai berikut:
1. Operasi Siaga Tempur Laut. Pelaksana oleh Koarmada II
menggelar kekuatan 255 orang selama 325 hari setahun yang
terdiri dari Unsur Tugas Laut, Unsur Tugas Udara dan Unsur
Pendukung.
2. Operasi Dalam Ragka Mempertahankan Kedaulatan di
Perairan Karang Unarang Laut Sulawesi (Blok Ambalat). Operasi
dilaksanakan Kogasgab dengan pelaksana oleh Koarmada II
menggelar kekuatan sistem senjata Armada Terpadu sebanyak
853 orang di wilayah Kalimantan Timur dan Koopsau II menggelar
kekuatan sebanyak 257 orang selama 365 hari di wilayah Koopsau
II.
3. Operasi Pengamanan Perbatasan Wilayah Darat RI –
Malaysia. Pelaksana oleh Kodam VI/MLW menggelar kekuatan
TNI organik dan BKO/Penugasan sebanyak 1.117 orang selama
365 hari.
4. Operasi Pengamanan Perbatasan RI – RDTL. Pelaksana oleh
Kodam IX/Udayana menggelar kekuatan TNI organik dan BKO/
Penugasan sebanyak 1.055 orang selama 365 hari.
5. Operasi Pengamanan Perbatasan Wilayah Laut RI – Philipina.
Pelaksana oleh Koarmada II menggelar kekuatan 150 orang selama
180 hari yang terdiri dari Unsur Tugas Laut, Unsur Tugas Udara,
dan Unsur Pendukung.
6. Operasi Patroli terkoordinasi indonesia – Philipina (Philindo).
Pelaksana oleh Koarmada II menggelar Operasi Patkor Philindo
dengan kekuatan 100 orang selama 40 hari yang terdiri dari Unsur
Tugas Laut dan Unsur Pendukung.
7. Operasi Trilateral Maritime Patrol Indonesia – Malaysia
– Philipina (TMP Indomalphil). Pelaksana oleh Koarmada II
menggelar kekuatan 150 orang selama 120 hari yang tterdiri dari
Unsur Tugas Laut, Unsur Tugas Intelijen, dan Unsur Pendukung.
8. Operasi Trilateral Air Patrol Indonesia – Malaysia – Philipina
(TAP Indomalphil). Pelaksana oleh Koopsau II menggelar kekuatan
220 orang selama 30 hari yang terdiri dari Unsur Pesawat, Unsur
Pangkalan dan Unsur Dissurpotrudau.

88
9. Operasi Pengamanan Pulau-Pulau Terluar.
a. Kodam IX/UDY menggelar kekuatan 60 orang selama
365 hari, terdiri dari pulau Dana Rote tidak berpenghuni (34
orang), pulau batek tidak berpenghuni (26 orang).
b. KodamXIII/MDK menggelar kekuatan 265 orang
selama 365 hari terdiri dari Koops 15 orang, Kolakops 8
orang, Kosatgas 16 orang, Sea rider 5 orang, Penerbad 10
orang, pulau Mangas berpenghuni (42 orang), pulau Marore
berpenghuni (44 orang), pulau Marampit berpenghuni (41
orang), pulau Kawaluso berpenghuni (42 orang), dan pulau
Kabaruan berpenghuni (42 orang).
10. Operasi Pengamanan Objek Vital.
a. Kodam V/BRW kekuatan 90 orang, mengamankan
gudang pusat munisi TNI (50 orang) dan PT. Pindad Turen (40
orang).
b. Kodam XIV/HSN kekuatan 30 orang, mengamankan
gudang pusat munisi TNI (Sulawesi selatan).
c. Koarmada II kekuatan 105 orang, mengamankan PT.
PAL (75 orang) dan gudang munisi batu Poron (30 orang).
d. Koopsau II kekuatan 130 orang, mengamankan
gudang munisi persenjataan TNI AU di Magetan (30 orang) dan
4 Lanud Type “A” (100 orang).
11. Operasi Pengamanan VVIP Presiden RI, Wapres, mantan
Presiden RI dan Mantan Wapres beserta keluarganya serta tamu
negara setingkat Kepala negara/Pemerintahan yang sedang
berada di wilayah Kogabwilhan II, dilaksanakan oleh seluruh
Kotama di wilayah Kogabwilhan II yang dikunjungi VVIP dengan
masing-masing kekuatan 1.000 orang selama 365 hari.

12. Operasi Pengamanan Instalasi.


a. Kodam IV/DIP mengamankan gedung Agung di
Yogyakarta kekuatan 16 orang dan kediaman Presiden RI di
Solo kekuatan 34 orang.

89 PROSIDING RAPIM TNI 2021


b. Kodam IX/UDY mengamankan Istana tampaksiring
di bali kekuatan 16 orang.
13. Operasi Bantuan Perkuatan TNI Kepada Polri. Pelaksana
oleh Kotamaops TNI wilayah Kogabwilhan II kekuatan yang
dikerahkan sesuai dengan permintaan Polri.
14. Operasi Bantuan Penanggulangan Bencana. Pelaksana oleh
PRCPB TNI yang dikendalikan oleh Sops TNI dan Unsur-Unsur
Komando jajaran TNI yang ada di wilayah maupun kekuatan yang
terpusat. Kekuatan yang dilibatkan dan waktu pelaksanaan
sesuai dengan kebutuhan.
15. Operasi SAR. Pelaksana oleh unsur Kotama di wilayah
Kogabwilhan II dengan tujuan memberikan bantuan pencarian
pertolongan dan evakuasi terhadap korban musibah kecelakaan
di darat laut dan udara.
16. Operasi Keamanan Laut. Pelaksana oleh Koarmada II
kekuatan 200 orang + 25 orang tahanan selama 300 hari yang
terdiri dari Unsur Tugas Laut, Unsur Tugas Udara dan Unsur
Pendukung.
17. Operasi Pengamanan ALKI II. Pelaksana oleh Koarmada II
menggelar kekuatan 250 orang selama 365 hari dan Koopsau II
menggelar kekuatan 396 orang selama 120 hari.
18. Operasi Patroli Udara. Pelaksana oleh Koopsau II dengan
menggelar kekuatan 375 orang selama 80 hari yang terdiri
dari Unsur Tempur, Unsur Tanker, Unsur SAR, dan Pertahanan
Pangkalan.
19. Operasi Pengamatan dan Pengintaian Udara. Pelaksana
oleh Koopsau II menggelar kekuatan sebanyak 377 orang selama
140 hari yang terdiri dari Unsur Intai dan Pangkalan Pendukung.
20. Operasi Angkutan. Dilaksanakan dalam rangka dukungan
untuk pergeseran pasukan pada kegiatan operasi maupun latihan
di wilayah Kogabwilhan II melalui Serpas Darat oleh Kodam,
Serpas Laut oleh Kolinlamil, dan Serpas Udara oleh Koopsau II
(330 orang selama 41 hari).

90
Kogabwilhan III. Menggelar Operasi sebagai berikut:
1. Operasi Siaga Tempur Laut. Pelaksana oleh Koarmada III
menggelar kekuatan 255 orang selama 180 hari setahun yang
terdiri dari Unsur Tugas Laut, Unsur Tugas Udara dan Unsur
Pendukung.
2. Operasi Mengatasi Gerakan Separatis Bersenjata.
a. Provinsi Maluku dan Maluku Utara, pelakksana oleh
Kodam XVI/PTM menggelar kekuatan 1.282 orang selama
365 hari.
b. Provinsi Papua, pelaksana oleh Kodam XVII/CEN
menggelar kekuatan 2.479 orang selama 365 hari.
c. Provinsi Papua Barat, pelaksana oleh Kodam XVIII/
KSR menggelar kekuatan 620 orang selama 365 hari.
3. Operasi Pengamanan Perbatasan Wilayah Darat RI - PNG.
a. Pengamanan perbatasan utama oleh kodam XVII/
CEN menggelar kekuatan 3.210 orang selama 365 hari.
b. Pengamanan perbatasan penyangga oleh
Kogabwilhan III dan Koops Pinang Sirih menggelar kekuatan
3.269 orang selama 365 hari.
4. Operasi Pengamanan Perbatasan Wilayah Laut RI – RTDL –
Australia. Pelaksana oleh Koarmada III menggelar kekuatan 150
orang selama 200 hari yang terdiri dari Unsur Tugas Laut, Unsur
Tugas Udara, dan Unsur Pendukung.
5. Operasi Patroli Terkoordinasi Indonesia – Australia
(Ausindo). Pelaksana oleh Koarmada III menggelar kekuatan
270 orang selama 30 hari yang terdiri Unsur Tugas Laut, Unsur
Tugas Udara, dan Unsur Pendukung.
6. Operasi Pengamanan Pulau-pulau Terluar.
a. Kodam XVI/PTM, menggelar kekuatan 215 orang
selama 365 hari, terdiiri dari:
1) Koops sebanyak 15 orang.
2) Pulau Wetar (berpenghuni) dan Kisar
(berpenghuni) masing-masing pulau sebanyak 25
orang.

91 PROSIDING RAPIM TNI 2021


3) Pulau Lirang, Masela Larat, Batugoyang,
Penambulai (masing-masing berpenghuni) dan
Metimarang (tidak berpenghuni) masing-masing
pulau sebanyak 20 orang.
4) Pulau Leti (berpenghuni) dan Selaru
(berpenghuni) masing-masing pulau sebanyak 15
orang.
b. Kodam XVII/CEN, menggelar kekuatan 20 orang
selama 365 hari, terdiri dari:
1) Pulau Bras (berpenghuni), sebanyak 10
orang terdiri dari 5 personel Kodam XVII/CEN dan 5
personel Marinir.
2) Pulau Fanildo (tidak berpenghuni) sebanyak
10 orang, terdiri dari 5 personel Kodam XVII/CEN dan
5 personel Marinir.
7. Operasi Pengamanan Objek Vital. Pelaksana oleh Koopsau
III menggelar kekuatan 50 orang selama 365 hari, mengamankan
2 Lanud Type “A”.

8. Operasi Pengamanan VVIP Presiden RI, Wapres, mantan


Presiden RI dan Mantan Wapres beserta keluarganya serta tamu
negara setingkat Kepala negara/Pemerintahan yang sedang
berada di wilayah Kogabwilhan II, dilaksanakan oleh seluruh
Kotama di wilayah Kogabwilhan III yang dikunjungi VVIP dengan
masing-masing kekuatan 1.000 orang selama 365 hari.

9. Operasi Bantuan Perkuatan TNI Kepada Polri.Pelaksana


oleh Kotamaops TNI wilayah Kogabwilhan III kekuatan yang
dikerahkan sesuai dengan permintaan Polri.

10. Operasi Bantuan Penanggulangan Bencana. Pelaksana oleh


PRCPB TNI yang dikendalikan oleh Sops TNI dan Unsur-Unsur
Komando jajaran TNI yang ada di wilayah maupun kekuatan yang
terpusat. Kekuatan yang dilibatkan dan waktu pelaksanaan
sesuai dengan kebutuhan.

92
11. Operasi SAR. Pelaksana oleh unsur Kotama di wilayah
Kogabwilhan III dengan tujuan memberikan bantuan pencarian
pertolongan dan evakuasi terhadap korban musibah kecelakaan
di darat laut dan udara.

12. Operasi Keamanan Laut. Pelaksana oleh Koarmada III


kekuatan 200 orang + 25 orang tahanan selama 300 hari yang
terdiri dari Unsur Tugas Laut, Unsur Tugas Udara dan Unsur
Pendukung.

13. Operasi Pengamanan ALKI III. Pelaksana oleh Koarmada III


menggelar kekuatan 190 orang selama 120 hari dan Koopsau III
menggelar kekuatan 198 orang selama 60 hari.

14. Operasi Patroli Udara. Pelaksana oleh Koopsau III dengan


menggelar kekuatan 310 orang selama 80 hari yang terdiri dari
Unsur Tempur dan Unsur Dukungan Tempur.

15. Operasi Pengamatan dan Pengintaian Udara. Pelaksana oleh


Koopsau III menggelar kekuatan sebanyak 377 orang selama 100
hari.

16. Operasi Angkutan. Dilaksanakan dalam rangka dukungan


untuk pergeseran pasukan pada kegiatan operasi maupun latihan
di wilayah Kogabwilhan III melalui Serpas Darat oleh Kodam,
Serpas Laut oleh Kolinlamil, dan Serpas Udara oleh Koopsau III
(220 orang selama 41 hari).

Kohanudnas. Menggelar Operasi sebagai berikut:


1. Operasi Pertahanan Udara (Hanud). Pelaksana oleh
Kohanudnas menggelar kekuatan 600 orang selama 365 hari
dengan melibatkan Popunas, Kosek I, II, II, IV, dan 20 Satrad.
2. Operasi Dalam Rangka Mempertahankan Kedaulatan
di perairan Karang Unarang Laut Sulawesi (Blok Ambalat).
Pelaksana oleh Kogasgab (Kohanudnas) dengan menggelar
kekuatan 145 orang selama 365 hari.

93 PROSIDING RAPIM TNI 2021


3. Operasi Hanud Pasif. Pelaksana oleh kohanudnas dengan
menggelar kekuatan 146 orang selama 300 hari dengan
melibatkan Popunas dan Satuan Radar Kosek I, II, III, dan IV.
4. Operasi Hanud Terkoordinasi Malindo.Pelaksana oleh
Kohanudnas dengan menggelar kekuatan 205 orang selama
300 hari, melibatkan Kosek I, II, II, dan pesawat tempur sergap,
pangkalan pendukung, serta unsur rudal dan meriam Hanud
serta Military Civil Coordination (MCC).
5. Operasi Pengamanan Objek Vital. Pelaksana oleh
Kohanudnas dengan mmenggelar kekuatan 425 orang selama
365 hari mengamankan seluruh Radar dan Satrad di lingkungan
TNI.
6. Operasi pengamanan VVIP Presiden RI, Wapres, Mantan
Presiden RI dan Mantan Wapres beserta keluarganya serta tamu
negara setingkat Kepala Negara/Pemerintahan yang berkunjung
ke wilayah NKRI yang dilaksanakan oleh Kohanudnas guna
melindungi VVIP dari serangan udara musuh kekuatan sebanyak
1.000 orang selama 365 hari.

Pusdalops TNI. Menggelar Operasi Pengamanan Objek Vital TNI


mengamankan ruang Pusdalops TNI dengan kekuatan 70 orang
selama 365 hari.

Denma Mabes TNI. Menggelar Operasi Pengamanan Objek Vital TNI


dan mengamankan Mabes TNI dan Kemhan RI dengan kekuatan 493
orang selama 365 hari.

Kostrad, Menyiapkan kekuatan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat


(PPRC) TNI untuk menindak ancaman di daerah yang tidak dapat
diatasi oleh kekuatan Kewilayahan, tahun 2021 Satgas PPRC TNI
berada di wilayah Barat yang dipimpin oleh Pangdiv-1/Kostrad
dengan kekuatan 6.361 orang selama 60 hari yang terdiri dari
Makosatgas dan Denma, Masatgasrat, Masatgasla, Masatgasud,
serta Masatgaskomlek PPRC TNI.

94
Kolinlamil. Menggelar Operasi Angkutan Laut dalam rangka dukungan
untuk pergeseran pasukan pada kegiatan operasi maupun latihan
dengan menyiapkan 11 KRI sebagai Unsur Angkut meliputi 3 AT, 4
ATF, 2 LPD, 1 BAP dan 1 BU.

Kelima: Bidang Kerja Sama Keamanan dan Perbatasan


1. Memelihara kerja sama yang sudah terjalin dengan negara
tetangga dan negara sahabat dengan cara merencanakan
pertemuan secara tatap muka apabila situasi pandemi Covid-19
telah mereda. Apabila situasi masih tidak memungkinkan, maka
pertemuan akan tetap dilaksanakan dengan Metode Video
Teleconference.
2. Menjajaki kemungkingan membuka hubungan kerja sama
baru dengan negara Asean yang saat ini belum memiliki Kerja
Sama Militer Bidang Operasi dan Latihan untuk mendukung
program diplomasi Militer TNI.
3. Memelihara dan meningkatkan kerja sama perbatasan
dengan negara tetangga, terutama yang memiliki perbatasan
darat, dengan cara melakukan rotasi ILO TNI di malaysia maupun
menjajaki kemungkinan menempatkan ILO TNI di Papua Nugini
dan Timor Leste.
4. Mendorong dan memonitor perkembangan rencana
pembangunan Maritime Command Center (Mcc) Tarakan dalam
kerangka kerja sama Indonesia, Malaysia dan Filipina (Indomalphi)
yang sampai dengan Tahun 2020 belum terdukung sarana
prasarana MCC Tarakan, organisasi dan personel pengawaknya
sebagai upaya untuk menjaga stabilitas dan keamanan di wilayah
perairan Laut Sulawesi dan Laut Sulu.
5. Memonitor serta mendorong penyelesaian pembangunan
3 Pos Gabma beserta sarana prasarana pendukungnya di
perbatasan darat Indonesia - Malaysia sebagai Implementasi
kerja sama perbatasan kedua negara.

95 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Keenam: Bidang Survei dan Pemetaan
1. Dihadapkan dengan masih adanya beberapa segmen batas
darat wilayah NKRI dengan negara tetangga yang belum selesai
tuntas, TNI perlu terus mendorong upaya-upaya perundingan
batas negara. Masalah ini menjadi sangat krusial dan urgen
dalam rangka pelaksanaan tugas TNI menjaga kedaulatan dan
keutuhan wilayah NKRI.
2. Perbatasan RI-Malaysia. terkait dengan perkembangan
penyelesaian 9 Oustanding Boundary Problems (OBP) Perbatasan
RI-Malaysia di Pulau Kalimantan, saat ini telah ditindaklanjuti
dengan pencapaian hasil sebagai berikut:
a. Telah disepakati penyelesaian 2 Segmen OBP
(C500-C600 dan Sungai Simantipal) melalui penandatangan
Mou oleh Ketua JBC kedua Negara pada pertemuan Joint
Malaysia-Indonesia Boundary Committee Ke-43 tanggal 18
S.D. 21 November 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia.
b. Khusus segmen OBP Pulau Sebatik Kaltara telah
selesai disurvei dan ditanam patok baru hasil kesepakatan
bersama. penandatanganan naskah Mou rencananya
dilaksanakan bersamaan dengan penyelesaian 2 OBP Sektor
Timur Lainnya, yaitu sungai Sinapad dan B.2700-B.3100.
c. Survei lapangan OBP Sungai Sinapad semula
direncanakan pada awal Februari 2020, namun mengalami
penundaan hingga waktu yang belum ditentukan disebabkan
Pandemi Covid-19. Untuk penyelesaian OBP segmen B.2700
– B.3100 akan menyesuaikan hasil survei di segmen Sungai
Sinapad.
d. Sisa 4 OBP di wilayah Kalbar Baru akan dirundingkan
jika keseluruhan 5 OBP sektor Timur tuntas diselesaikan.
3. Perbatasan RI-RDTL. Pasca penandatangan Mou oleh
Menkopolhukam Bapak Wiranto dan Mr. Xanana Gusmao tentang
Kesepakatan Prinsip-Prinsip Penyelesaian Sengketa Batas Darat
Negara RI dan RDTL pada 22 Juli 2019 di Jakarta, penyelesaian
masalah perbatasan RI-RDTL menyisakan 1 Segmen Unresolved

96
Segment, yaitu segmen Noel Besi-Citrana. Tim Teknis Kedua Negara
belum menemukan kesamaan persepsi tentang Model Simplified
Median Line yang diterapkan sesuai dengan kesepakatan Mou
di atas. Hingga saat ini belum ada rencana pertemuan ataupun
kegiatan survey lapangan lanjutan terkait masalah tersebut.
4. Perbatasan RI-PNG. pada pertemuan JBC RI-PNG tanggal
12 Desember 2019 di Lae, Png Kedua Negara telah berhasil
menyepakati daftar koordinat 52 Pilar Minute Monument (Mm)
dan 55 Pilar Hasil Perapatan (Densification) Tahun 2015-2019.
Daftar koordinat tersebut dibuat dalam sistem koordinat geografi
dengan Datum WGS 84. Secara teoritis, hingga saat ini telah
disepakati 107 Pilar Batas Negara RI - PNG di masa mendatang
masih akan terus dilakukan kegiatan-kegiatan penanaman pilar
baru dalam rangka perapatan pilar batas darat kedua Negara.
5. Batas Maritim. Pihak Kemlu RI selaku Penjuru/Ketua Tim
Perundingan telah menetapkan program Prioritas Nasional TA
2020 yang mencakup penyelesaian batas maritim RI dengan
Malaysia (Laut Teritorial, ZEE, dan Landas Kontinen), Vietnam
(ZEE), dan Palau (ZEE). Sedangkan untuk batas maritim dengan
Filipina (Landas Kontinen). Timor Leste (Laut Teritorial, ZEE, dan
landas Kontinen), India (ZEE), Australia (ZEE) dan Thailand (ZEE)
akan dilanjutkan sesuai perkembangan situasi yang ada. Adapun
progress perundingan batas maritim hingga saat ini sebagai
berikut:
a. RI – Malaysia. Kedua negara telah mengkonkritkan
Joint Technical Proposal untuk batas laut wilayah di segmen
Laut Sulawesi dan segmen Selat Malaka Bagian Selatan, serta
menyepakati Provisional Common Point dari masing-masing
negara sehubungan dengan New Existing Low Water Line di
Pantai Timur Pulau Sebatik.
b. RI – Vietnam. Kedua negara telah menyepakati
elemen-elemen pengaturan sementara - Provisional
Arrangement (PA) di Undelimited Area Yaitu Principles,
Enforcement Procedure, Practical Measures, Coordinating

97 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Agencies, Review Mechanism, Settlement Of Disputes, And
Entry Into Force Duration And Determination.
c. RI – Palau. Kedua negara menyepakati titik dasar
masing-masing negara di segmen North Section A dan
membuka peluang untuk Joint Visit Ke Fitur Maritim segmen
Selatan (Pulau Tobi dan Karang Helen).
d. RI – Filipina. Mulai berlakunya perjanjian ZEE kedua
negara setelah pertukaran instrumen ratifikasi pada 1
Agustus 2019 dan kesepakatan untuk memulai perundingan
batas landas Kontinen pada Tahun 2020;
e. RI – Timor Leste. Kedua negara telah membahas
pembagian area delimitasi (Selat Ombai Barat, Selat Ombai
Timur, Selat Wetar, dan Laut Timor) serta menyepakati
beberapa prinsip penarikan garis batas maritim dan
penetapan area delimitasi, dan akan memulai perundingan
resmi setelah demarkasi batas darat selesai.
f. RI – Australia. Australia menolak usulan RI untuk
Renegosiasi Perth Treaty dan Penetapan Trijunction Point RI,
Australia, dan Timor Leste di Laut Timor sehubungan dengan
telah Merdekanya RDTL.
g. Dihadapkan dengan perkembangan situasi pandemi
Covid-19 saat ini, maka seluruh perundingan batas maritim
yang lain ditunda untuk di-Reschedule hingga waktu yang
belum ditentukan.

Ketujuh: Bidang Latihan Bersama


Kegiatan Prioritas dan Proyeksi Tahun 2021 di Bidang Latihan
Bersama antara Lain:
1. Melanjutkan kegiatan latihan bersama yang telah berjalan
khususnya bidang Peacekeeping Operations untuk meningkatkan
profesionalitas PMPP TNI dalam pelaksanaan tugas pokok dan
mendukung kebijakan pemerintah untuk mencapai target 4.000
Peacekeepers Indonesia di Misi Penjaga Perdamaian Dunia.
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja sama latihan

98
Bidang Counter Terorism (CT), Peace Keeping Operation (PKO)
Maritime Security (MARSEC), Humanitarian Assistance/Disaster
Relief (HADR) Military Medicine (MM) dan Human Mine Action
(HMA) dan Cyber Security (CS) dikaitkan dengan ancaman global
saat ini dan kondisi geografis Indonesia yang rawan bencana alam
dengan negara-negara Asean dan Non Asean.
3. Melanjutkan Program Latihan Bersama Bilateral dan
Multilateral dengan negara-negara sahabat yaitu Malaysia,
Singapura, Thailand, Kamboja, Korea Selatan, Sri Lanka, Amerika
Serikat, Australia dan negara-negara lain yang tergabung dalam
Asean/Admm-Plus.
4. Meningkatan Kerja Sama Militer dengan negara-negara yang
termasuk dalam kualifikasi Comprehensive Strategic Partnership
(CSP) dalam buku Blueprint Kerja Sama Militer yaitu Filipina,
Brunai Darussalam dan Papua New Guinea.
5. Upaya peningkatan hubungan Kerja Sama dengan Papua
Nugini dan Negara Pasifik untuk merebut opini di kalangan
Melanesia.

Kedelapan: Bidang Operasi Luar Negeri


Rencana program dan kegiatan prioritas Operasi Luar Negeri
pada Tahun 2021 tidak mengalami Refocusing dan Realokasi di
Lingkungan Sops TNI, namun tetap dilaksanakan melalui proses
perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran serta evaluasi
Penyelenggaraan Operasi Luar Negeri.
Adapun Rencana Operasi Luar Negeri Tahun 2021 sebagai berikut:
1. Operasi Khusus.
a. Operasi Pengamanan KBRI Rawan dan Berbahaya.
1) Darat: Penyiapan 3 Tim Pasukan Khusus beserta
senjata dan perlengkapannya.
2) Laut: Penyiapan 1 Tim Pasukan Khusus beserta
senjata dan perlengkapannya.
3) Udara: Special Flight Dukungan Angkutan Udara
Untuk Mengirim Super Control Item.

99 PROSIDING RAPIM TNI 2021


b. Operasi Pengamanan VVIP di Luar Negeri.
1) Darat: Penyiapan 2 Tim Personel Pasukan Khusus
beserta senjata dan perlengkapannya (Standby).
2) Laut: Penyiapan 1 Tim Personel Pasukan Khusus
beserta senjata dan perlengkapannya (Standby).
3) Udara: 1 Flight Pesawat Escort Pam VVIP Ke Luar
Negeri.
c. Operasi Pembebasan Sandera, Pembajakan Terhadap
Penerbangan/ Pelayaran di Luar Negeri.
1) Darat: Penyiapan 3 Tim Personel dan Perlengkapan
Pasukan Khusus, 2 Heli Apache, Serta 3 Heli Mi-17
(Standby).
2) Laut: Penyiapan 1 Tim Personel Pasukan Khusus, 2
KRI Tipe Fregate, dan 2 Heli Panther (Standby).
3) Udara: 1 Flight Pesawat Fix Wing dan Rotary Wing
Standby Operasi Basra di LN.
d. Operasi Evakuasi WNI dari Luar Negeri.
1) Darat: Penyiapan 2 Tim Personel Pasukan Khusus
dan Spesialis (Dokter, Psikologi, dll), dan 1 Flight Heli Mi-
17 (Standby).
2) Laut: Penyiapan 1 Tim Personel Pasukan Khusus dan
Spesialis, 2 KRI Tipe Lpd, dan 2 Heli Bell (Standby).
3) Udara: 2 Flight Pesawat Angkut Berat 2 Spot Evakuasi
WNI di LN (Standby)
2. Operasi Bersama Negara Lain.
a. Operasi Bantuan Kemanusiaan (HADR).
1) Darat: Penyiapan 1 Kompi Pasukan dan Personel
Spesialis (Dokter, Psikologi, dll), dan 1 Flight Heli Mi-17
(Standby).
2) Laut: Penyiapan 1 Kompi Pasukan dan Personel
Spesialis, dan 2 KRI Tipe Lpd beserta 2 Heli Bell (Standby).
3) Udara: Penyiapan 2 (Dua) Flight Pesawat Angkut Berat
Siaga Bantuan Kemanusiaan ke Luar Negeri. (Standby).

100
b. Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia (OPPD).
1) Darat:
a) Penyiapan personel beserta perlengkapan
sebagai Pasukan Konga dan MILOBS/MILSTAF.
b) Penyiapan materiil untuk peremajaan Satgas
OPPD (Satgas UNIFIL, dan Satgas Kizi MONUSCO).
c) Penyiapan Satgas Quick Reaction Force (Qrf)
berupa personel, perlengkapan dan materiil.
2) Laut: Penyiapan personel beserta perlengkapan
sebagai Pasukan Konga dan MILOBS/MILSTAF, dan
1 KRI Tipe Sigma/Corvette Onboard 1 Heli Panther
sebagai Satgas MTF.
3) Udara: Penyiapan personel beserta perlengkapan
sebagai Pasukan Konga dan MILOBS/MILSTAF.
Demikianlah Materi Paparan Evaluasi Program Kerja dan
Anggaran Bidang Operasi TNI TA 2020 Dan Program Kerja dan
Anggaran Bidang Operasi TNI TA 2021.

101 PROSIDING RAPIM TNI 2021


12 ASRENA KASAD
Mayor Jenderal TNI Hendrasto Joko S., S.E., M.M.

EVALUASI PROGRAM
KERJA DAN ANGGARAN
TNI AD TA 2020

Evaluasi Program Kerja dan Anggaran TNI AD TA 2020


1. Sasaran. Sasaran pembangunan TNI AD yang telah ditetapkan
pada dokumen-dokumen perencanaan pembangunan TNI AD tahun
2020 yang meliputi:
a. Terwujudnya pembangunan kekuatan pokok TNI AD yang
mendukung effect based keterpaduan trimatra (interoperability)
untuk menghadapi seluruh potensi ancaman yang bersumber
dari perkembangan lingkungan strategis nasional, regional dan
global;
b. Terwujudnya wilayah perbatasan darat yang memiliki batas
yang jelas dan bebas dari pelanggaran kedaulatan negara serta
memiliki daya tangkal yang andal menghadapi setiap ancaman;
c. Amannya seluruh objek vital nasional yang bersifat strategis;
d. Terwujudnya kekuatan darat yang mampu menjaga daerah-
daerah terpencil, daerah perbatasan darat negara dan pulau-
pulau kecil terluar serta menjaga keamanan wilayah daratan;
e. Tergelarnya kekuatan TNI AD yang sinergis dan sinkron
dengan wilayah pembangunan strategis (WPS) prioritas
pembangunan nasional;
f. Terlaksananya kegiatan hubungan luar negeri dan kerjasama

102
militer antara TNI AD dengan angkatan darat/angkatan
bersenjata negara-negara sahabat serta pelibatan satuan TNI
AD dalam pasukan perdamaian dunia di berbagai kawasan dalam
rangka penguatan diplomasi militer guna meningkatkan posisi
tawar Indonesia di dunia internasional;
g. Terwujudnya penguasaan teknologi dan kualitas SDM untuk
mendukung pengembangan industri pertahanan;
h. Meningkatnya intensitas pelaksanaan penelitian dan
pengembangan pertahanan di lingkungan TNI AD yang mendukung
sinergi antar matra;
i. Terlaksananya proses perencanaan, pengadaan barang
dan jasa dengan prinsip transparan dan akuntabel serta tertib
administrasi, dengan tetap mengacu kepada kebutuhan pengguna
(user oriented dan operational requirement) agar dapat tercapai
penilaian wajar tanpa pengecualian (WTP);
j. Terwujudnya hasil pembinaan SDM TNI AD yang memenuhi
standar kualifikasi dan kompetensi serta memiliki profesionalisme,
loyalitas yang mampu menghadapi tuntunan perkembangan
teknologi untuk mendukung sistem pertahanan negara;
k. Terlaksananya penyiapan satuan TNI AD dalam rangka
mendukung pembangunan pasukan khusus trimatra
berkemampuan perang inkonvensional dan sebagai enabler
dalam perang konvensional serta mengembangkan Sistem
Operasi Trimatra berbasis network centric warfare dan cyber
warfare; dan
l. Terwujudnya Siskodal TNI AD dalam rangka mendukung
interoperability Siskodal TNI Trimatra terpadu berbasis K4IPP
dalam mendukung operasi sesuai konsep network centric
warfare dan cyber warfare.
2. Pembangunan Gelar Kekuatan. Berdasarkan renstra TNI AD
2020-2024, kebijakan konsep pembangunan gelar kekuatan TNI AD
diprioritaskan pada pengembangan Divif 3 Kostrad, Kodam XVII/Cen
dan Kodam XVIII/Ksr dalam rangka mewujudkan tiga hal sebagai
berikut:

103 PROSIDING RAPIM TNI 2021


a. Memantapkan gelar kekuatan TNI AD berdasarkan konsep
pertahanan pulau-pulau besar dan rangkaian pulau-pulau kecil
untuk mewujudkan totalitas efek tangkal dan tersedianya kekuatan
penangkal awal terhadap setiap ancaman yang diprediksi
serta dapat didayagunakan secara terpadu dengan matra laut
dan udara (trimatra terpadu), dengan mengutamakan daerah
perbatasan, rawan konflik/rawan keamanan dan pulau terluar/
terpencil sesuai kondisi geografis dan strategi pertahanan dalam
sistem pertahanan yang bersifat semesta; serta memelihara
keseimbangan unsur Satpur, Satbanpur, Satbanmin dan Satkowil
secara proporsional.
b. Melanjutkan program penataan satuan dan pembentukan
satuan baru dengan prioritas pulau-pulau kecil terluar secara
bertahap; dan
c. Merencanakan pengembangan gelar kekuatan TNI AD di
wilayah ibukota negara baru sesuai kebijakan pemerintah.

Untuk mendukung terwujudnya kebijakan tersebut,


pengembangan gelar satuan pada tahun anggaran 2020 meliputi
15 Kodam, Kostrad dan Kopassus dengan prioritas pada daerah
perbatasan, rawan konflik/rawan keamanan dan pulau terluar/
terpencil. Secara garis besar, pengembangan gelar satuan mencakup
pembentukan satuan baru sejumlah 88 satuan, dan penataan satuan
sejumlah 26 satuan yang meliputi validasi, peningkatan status,
pengembangan, perubahan nama, alih kodal, dan redislokasi.

3. Bidang Operasi. Untuk mendukung tugas-tugas TNI dalam rangka


pelaksanaan operasi-operasi militer di dalam dan luar negeri di
tahun 2021-2022, pada tahun 2020 TNI AD telah menyiapkan satuan-
satuan sejumlah 22 satuan setingkat batalyon, 2 satuan setingkat
kompi, 1 Satban Kopassus dan 1 Tim Taipur.
a. Untuk operasi-operasi militer di dalam negeri, satuan-
satuan TNI AD tersebut dikerahkan dalam operasi pengamanan
di perbatasan RI-Malaysia, RI-RDTL, dan RI-PNG. Untuk operasi

104
pengamanan daerah rawan, satuan-satuan TNI AD dikerahkan
dalam Opspamrahwan di Maluku dan Papua.
b. Untuk operasi-operasi militer di luar negeri pada tahun 2020,
personel TNI AD telah dikerahkan dalam misi-misi pemeliharaan
perdamaian PBB di Mali, Sudan, Afrika Tengah, Kongo, Sudan
Selatan, dan Libanon sejumlah 1.675 personel. Khususnya
untuk memenuhi permintaan PBB mengenai kontribusi personel
wanita, TNI AD melibatkan 67 personel Kowad dalam misi-misi
pemeliharaan perdamaian PBB di seluruh dunia.

Sebagai evaluasi, kami laporkan beberapa hal terkait keterlibatan


unsur TNI AD dalam pelaksanaan operasi militer di dalam negeri dan
luar negeri :
a. Operasi Militer di dalam negeri.
Selama tahun 2020, keberhasilan yang dicapai unsur TNI AD
pada operasi-operasi militer di dalam negeri selama tahun 2020
yaitu: berhasil merebut 7 pucuk senjata, 32 butir munisi dan
menewaskan 7 KKSB di Papua dalam beberapa kontak tembak.
Sementara itu, melalui pembinaan teritorial terhadap masyarakat,
satuan-satuan TNI AD yang ditugaskan berhasil mendapatkan 4
pucuk senjata, 90 butir munisi, dan 27 KKSB bersedia kembali ke
masyarakat dan mengakui kedaulatan NKRI. Di sisi lain, terdapat
kerugian akibat pertempuran sebanyak 4 personel gugur, 8
personel mengalami luka tembak serta 4 pucuk senjata dirampas
oleh Pok KKSB Papua. Sementara itu, kerugian personel akibat
non tempur sebanyak 12 orang meninggal dunia karena sakit dan
laka lantas, 15 orang luka akibat laka lantas, dan 1 orang hilang
beserta 1 pucuk senjata saat pelaksanaan patroli.
b. Operasi militer di luar negeri tahun 2020.
Dalam operasi pemeliharaan perdamaian PBB Satgas RDB
Monusco di Kongo, unsur TNI AD berhasil mengembalikan 329 eks
kombatan ke masyarakat dan mengamankan 133 pucuk senjata,
granat, magazen, sangkur, ratusan munisi, serta ratusan senjata
tradisional. Satgas RDB juga berhasil membebaskan warga

105 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Amerika yang disandera kelompok bersenjata. Sementara itu,
unsur TNI AD yang terlibat dalam satgas Yonmek Unifil Libanon
juga berhasil mencegah meletusnya kontak senjata antara Israel
dengan Libanon dalam beberapa kali terjadinya ketegangan di
perbatasan. Di sisi lain, dalam pelaksanaan operasi pemeliharaan
perdamaian Satgas Kizi Monusco di Kongo, 1 orang gugur akibat
serangan kelompok bersenjata, 1 orang meninggal dunia dan 2
orang luka akibat kecelakaan ledakan APK.
Terkait pelaksanaan Pilkada serentak pada akhir tahun 2020,
TNI AD mengerahkan 53.496 personel yang tersebar di 9 provinsi,
37 kota, dan 224 kabupaten, dalam rangka mendukung pengamanan
Pilkada sehingga berlangsung dengan tertib, aman, dan lancar.
Pada tahun 2020, unsur-unsur TNI AD juga terlibat dalam
penanggulangan pandemi Covid-19 dengan pembentukan satuan
sigap Covid-19 sebagai satuan pengganda TNI AD sebanyak 1 SST
di setiap Korem, 1 SSK minus (-) di setiap Satpur/Banpur, 1 SST di
setiap Satbanmin, 1 SST di setiap Lemdikpus dan Pusdik, serta 1 SST
di setiap Satdik Rindam.
Satuan-satuan ini disiapkan memiliki kemampuan medis dan non
medis. Kemampuan medis antara lain meliputi protokol covid-19,
penanganan darurat, dukungan medis dan evakuasi. Bidang non
medis antara lain mencakup edukasi sosial, pelacakan sosial
(social tracking), penyelenggaraan dapur lapangan, dan protokol
pemakaman.

4. Bidang Latihan. Di bidang latihan, pada tahun 2020, TNI AD telah


menyelenggarakan latihan antar kecabangan Kartika Yudha 2020 di
Baturaja. Latihan ini merupakan latihan puncak di Angkatan Darat
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempur mulai dari
tingkat perorangan sampai dengan kerja sama antar satuan dalam
formasi Batalyon Tim Pertempuran (YTP) maupun Brigade Tim
Pertempuran (BTP). Beberapa hal menonjol dalam Lat Ancab Kartika
Yudha 2020 antara lain:
a. Akurasi perkenaan tembakan tank Leopard, meriam Astros,
rudal Mistral Arhanud dan helikopter Apache sudah sangat baik

106
dan menunjukkan hasil perkenaan tembakan yang presisi ke
sasaran. Hal ini menunjukkan kualitas dari Alusista TNI AD dan
kemampuan personel dalam mengawaki alutsistanya sesuai
dengan kecabangan masing-masing.
b. Konsep network centric warfare telah diimplementasikan
sampai ke tingkat prajurit perorangan dengan penggunaan BMS
(battle management system) untuk 20 prajurit. Dalam latihan ini,
BMS berfungsi dengan baik sehingga mendukung berjalannya
latihan. Hal ini perlu ditingkatkan secara kuantitas maupun
kualitas.
c. Realisme latihan dan implementasi interoperabilitas antar
satuan dan antar kecabangan, baik satuan manuver yang ada di
darat maupun unit helikopter masih perlu ditingkatkan.
Untuk latihan bersama yang melibatkan unsur TNI AD, pada tahun
2020 telah dilaksanakan Joint Readiness Training Center (JRTC)
Rotation 21-01 pada tanggal 19 September s.d. 2 November 2020,
di Fort Polk, Lousiana, Amerika Serikat. Kegiatan ini diikuti oleh 125
personel kontingen TNI AD yang bertujuan untuk melatih kesiapan
dan kemampuan prajurit di dalam menghadapi pertempuran di
medan yang sebenarnya. Materi yang dilatihkan antara lain insertion,
defense, attack, dan latihan menembak munisi tajam.
Evaluasi yang diperoleh dari latihan ini adalah bahwa organisasi
latihan AD Amerika secara struktural sesuai dengan pemeran latihan
(role play) yang variatif dan realistis. JRTC juga memiliki daerah
latihan yang variatif dan realistis dalam satu wilayah, dilengkapi
dengan Pusat Komando Latihan yang modern dan terintegrasi dan
sarana-sarana latihan yang modern, khususnya untuk pertempuran
malam.
Kegiatan latihan bersama lainnya adalah Platoon Exchange
(PLATEX). Latihan ini yang merupakan kegiatan pertukaran peleton
yang dilaksanakan di Indonesia dan Amerika yang bertujuan untuk
menambah wawasan dan pengalaman prajurit kedua negara. Platex-
Indonesia dilaksanakan pada tanggal 10 s.d. 21 November 2020 yang
bertempat di Yonif PR 502 Kostrad, Jabung, Malang - Jawa Timur,
dengan jumlah personel sebanyak 40 orang Yonif PR 502 Kostrad dan

107 PROSIDING RAPIM TNI 2021


38 orang US Army dari Divisi 25 USARPAC. Sedangkan Platex-Amerika
dilaksanakan di Schofield Barracks, Hawaii - Amerika Serikat pada
tanggal 30 Oktober s.d. 27 November 2020 dengan jumlah personel
42 orang dari Divisi 3 Kostrad yang bergabung dengan peleton dari
Divisi 25.
Evaluasi yang diperoleh dari latihan ini adalah pertukaran
wawasan dan pengetahuan tentang latihan di Lightning Academy,
taktik Pertempuran Pemukiman dan pengenalan tentang Organisasi
Satuan.

5. Bidang Personel. Pencapaian kekuatan personel militer pada


akhir 2020 adalah 332.287 orang atau 77,65 % dari TOP/DSPP
427.927. Secara jumlah nyata terjadi peningkatan jumlah personel
militer TNI AD setiap tahunnya sesuai dengan kebijakan right sizing.
Pada awal Renstra ke-3, tren penurunan komposisi yang terjadi pada
Renstra sebelumnya sudah mulai berbalik terjadi peningkatan 0,29%.
Kondisi kekuatan PNS TNI AD, pada akhir 2020 naik sekitar 2,26
%, dari 51,08% menjadi 53,34%. Hal ini disebabkan bukan karena
peningkatan rekrutmen, tetapi karena dengan adanya validasi orgas
mengurangi ruang jabatan PNS sehingga terjadi penurunan TOP/DSPP.
Pada aspek penegakan hukum, disiplin dan tata tertib, selama
kurun 3 tahun terakhir untuk persentase angka pelanggaran
cenderung menurun. Pelanggaran selama TA 2020 turun sebesar
36,32% dibandingkan tahun 2019. Hingga akhir tahun 2020 telah
terjadi 882 kasus yang melibatkan 1.095 personel. Kasus terbanyak
selama TA. 2020 yaitu THTI/Desersi sebanyak 375 kasus melibatkan
372 personel.
Penurunan tingkat pelanggaran prajurit ini tetap menjadi evaluasi
di lingkungan TNI AD tentang pentingnya peran unsur pimpinan.
Perlu adanya optimalisasi pembinaan satuan secara tepat dan efektif
sesuai dengan sumber daya yang dimiliki satuan masing-masing.
Data kerugian personel TNI AD selama tahun 2020 menunjukkan
bahwa penyebab tertinggi meninggalnya prajurit berturut turut
adalah akibat sakit: 629 orang; laka lalin: 123 orang; pandemi
Covid-19: 73 orang; bunuh diri: 17 orang; akibat pendidikan/latihan/
kegiatan: 10 orang; dan gugur di daerah operasi: 8 orang.

108
Dari data-data tersebut, 73,1% kerugian personel TNI AD
meninggal dunia akibat sakit. Dari jumlah tersebut didominasi oleh
penyakit serangan jantung yang diderita oleh personel yang mayoritas
berdinas di satuan non tempur. Pimpinan TNI AD terus menerus
menghimbau dan memotivasi jajaran untuk senantiasa menjaga
kesehatan dengan olahraga dan konsumsi nutrisi/multivitamin yang
cukup.
Sementara itu, maraknya kasus bunuh diri yang dilakukan oleh
personel TNI AD sehingga mencapai 17 kasus. Faktor dominan
terjadinya bunuh diri antara lain lemahnya mental prajurit
sehingga tidak mampu mengatasi permasalahan dalam kehidupan.
Faktor pendukung lainnya adalah minimnya pemahaman agama
yang berakibat pada mudahnya mengambil jalan pintas dalam
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Persoalan pembinaan
mental ini merupakan hal menonjol yang memerlukan perhatian
seluruh pimpinan di jajaran TNI AD.
Dalam rangka peningkatan kualitas SDM, pada tahun 2020
TNI AD telah mengikutsertakan 137 personel dalam rangka
pendidikan-pendidikan Lemhannas, Sesko, Diklapa, Dik Ilpengtek,
dan Dikbangspes. Jumlah tersebut tidak sesuai dengan target
yang ditetapkan sebelumnya, yang disebabkan oleh pembatalan 33
program kerja sama pendidikan dengan negara sahabat sebagai
dampak pandemi Covid -19. Namun sejak awal Agustus 2020, kerja
sama pendidikan dengan negara sahabat berangsur-angsur pulih
kembali.
Kerja sama bidang pendidikan program S3 dan S2 terus berlanjut
bekerja sama dengan UGM, UI dan Unhan. Pada tahun 2020 tercatat
73 orang mengikuti pendidikan di UGM, dan 35 orang mengikuti
pendidikan di UI. Khususnya kerja sama dengan Unhan, saat ini di
Unhan telah terbentuk Program Studi Strategi Pertahanan Darat
yang diikuti oleh personel TNI AD sejumlah 55 orang.
Kerja sama dengan perguruan tinggi juga dilaksanakan untuk
pendidikan vokasi. Untuk meningkatkan kualitas SDM penerangan,
TNI AD menjalin kerja sama pendidikan bidang kehumasan setara
diploma dengan UI untuk mendidik 272 unsur pimpinan dan unsur
pelaksana insan penerangan.

109 PROSIDING RAPIM TNI 2021


6. Bidang Logistik. Khususnya aspek pemenuhan Alutsista Matra
Darat, pencapaian kekuatan pokok Alutsista TNI AD per Desember
2020 mencapai 76,23% dari target. Terdiri dari 631.589 unit senjata
ringan, 1.418 unit meriam/roket/rudal, 2.101 unit kendaraan tempur,
dan 127 unit pesawat terbang.
Pada aspek kesiapan Alutsista TNI AD, persentase rata-rata
kesiapan Alutsista tahun 2020 mencapai 66%, dengan tingkat
kesiapan tertinggi pada golongan meriam/roket/rudal mencapai
95% dan tingkat kesiapan terendah pada golongan pesawat terbang
mencapai 21%. Hal ini membutuhkan perhatian terhadap perawatan/
pemeliharaan Alutsista dihadapkan dengan anggaran yang tersedia.
Dalam rangka pengamanan aset TNI AD, sampai tahun 2020
dari total aset tanah TNI AD sebanyak 9.587 bidang dengan luas
145.632 hektar, yang telah bersertifikat sebanyak 6.674 bidang atau
sekitar 69,62% dari jumlah bidang yang ada, dengan luas 24.592 HA
atau 16,87% dari total luasan tanah TNI AD. Sedangkan yang belum
bersertifikat sebanyak 2.913 bidang atau sekitar 30,38% dengan luas
121.170 HA atau sekitar 83,13%.
Terkait dengan pemenuhan rumah dinas (Rumdis), sampai tahun
2020, Rumdis yang sudah terbangun 166.677 unit atau sekitar
47,96 % dari total kebutuhan Rumdis 347.529 Unit. Dari 166.677 unit
Rumdis tersebut masih terdapat 2.561 Rumdis ditempati oleh yang
tidak berhak. Di samping pembangunan fasilitas Rumdis baru, proses
penertiban akan tetap terus dilaksanakan.

7. Penelitian dan Pengembangan. Terkait dengan penguasaan


teknologi, penelitian dan pengembangan pertahanan, selama tahun
2020 kegiatan Litbanghan yang diselenggarakan oleh unsur Litbang
yang berada di Puscabfung TNI AD telah menghasilkan beberapa
prototipe unggulan antara lain:
a. Radar surveillance Arhanud dengan radius 50 km sebagai
upaya untuk mengatasi kebutuhan radar sebagai komponen
utama pertahanan udara, yang saat ini terdapat sekitar 16 baterai
Arhanud bersenjatakan meriam 57 mm yang tidak dilengkapi
Radar.

110
b. Sistem Kubah Ranpur Kanon Medium satuan kavaleri TNI AD.
Dengan terwujudnya prototipe Sistem Kubah ini dapat dijadikan
acuan dalam pengembangan Kubah Ranpur dari kelas lainnya
dan pada akhirnya dapat terwujud sebuah prototipe Ranpur
sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan daya gempur
satuan kavaleri TNI AD.
c. Munisi kaliber 20 mm anti material sebagai upaya mengatasi
permasalahan munisi karena hingga saat ini isian pendorong
(propellant) yang digunakan untuk isian munisi baik kaliber kecil
maupun besar masih mengandalkan pembelian dari luar negeri,
diharapkan dengan terwujudnya munisi kaliber 20 mm ini dapat
dijadikan dasar untuk pembuatan munisi kaliber lainnya sesuai
kebutuhan
Dari prototipe yang telah dihasilkan tersebut menunjukkan bahwa
penguasaan teknologi dapat dilakukan dan perlu dioptimalkan dalam
rangka mendukung kemandirian industri pertahanan.

8. Bidang Teritorial. Dalam rangka mendukung pencapaian


sasaran-sasaran pembangunan yang telah ditetapkan serta sebagai
bagian dari tugas-tugas TNI AD, pembinaan teritorial tahun 2020
diselenggarakan melalui Operasi Bakti TNI yang diwujudkan dalam
bentuk kegiatan TMMD ke-107, ke-108, dan ke-109, serta kegiatan
Bakti Sosial di seluruh Indonesia.
TMMD yang telah dilaksanakan di 15 Kotama jajaran TNI AD
oleh 150 Satgas telah berhasil melaksanakan pembukaan badan/
rehab jalan sepanjang 430.729 meter, pembuatan/rehab jembatan
sebanyak 86 unit, rehab sekolah sebanyak 4 unit, pembuatan siring/
irigasi sepanjang 18.250 km, rehab RTLH masyarakat sebanyak
279 unit dan pembangunan/rehab rumah ibadah sebanyak 79 unit.
Adapun kegiatan Bakti Sosial dilaksanakan dalam bentuk pembagian
paket Sembako sebanyak 5000 paket yang di jajaran Kodam XII/Tpr
dan Kodam Jaya.

111 PROSIDING RAPIM TNI 2021


9. Bidang Siskodal. Dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan
sistem komando pengendalian yang mendukung interoperability
Trimatra terpadu berbasis K4IPP, network centric warfare dan
cyber warfare, pemenuhan sarana komunikasi untuk komando dan
pengendalian pada tahun 2020 dilakukan melalui pemenuhan sistem
komunikasi berbasis HT hybrid di 14 Kotama/Balakpus. Kendala
yang dihadapi yakni masih adanya kesulitan dalam menghubungkan
wilayah-wilayah blank spot akibat belum sempurnanya infrastruktur
telekomunikasi di wilayah-wilayah tersebut.
Sementara itu, pemenuhan ICCS dalam rangka network centric
warfare, untuk tahun 2020 masih pada tahap pemenuhan untuk
satuan-satuan tempur. Sedangkan penyiapan Sistem Informasi
TNI AD dalam rangka dukungan terhadap Siskodal unsur pimpinan
diwujudkan dalam bentuk proses pengintegrasian data dan informasi
pada pelaksanaan tugas TNI AD.

10. Bidang Perencanaan dan Anggaran. Dalam rangka penguatan


transparansi dan akuntabilitas untuk mendukung tercapainya
predikat WTP dari BPK, dilaporkan bahwa dari hasil pemantauan
aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara (OM-SPAN), daya serap anggaran pada tahun 2020 tercapai
95.26% dari total dana sebesar Rp 59,453 triliun terealisasi Rp 56,634
triliun, sehingga masih tersisa anggaran sebesar Rp 2,5 triliun.

11. Bidang Reformasi Birokrasi. Indeks nilai RB TNI hingga TA 2019


adalah sebesar 68.18. Tentunya nilai ini masih di bawah standar
dari Tunkin yang diterima personel TNI saat ini yaitu sebesar 70%,
Sementara hingga saat ini kita masih menunggu hasil indeks nilai
RB TNI TA 2020, yang akan dikeluarkan oleh Kemen PANRB, semoga
terjadi peningkatan.
Terkait dengan penilaian Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM), dari 41 Satker TNI AD yang diusulkan, pada akhirnya hanya
5 Satker TNI AD yang dinilai lulus dan berhasil memperoleh predikat
WBK tahun 2020, yaitu: Grup 1 Kopassus, Grup 3 Kopassus, RS Tk. II

112
Soedjono, RS Tk. II Dustira dan RS Tk. III Ciremai. Semoga prestasi ini
dapat menginspirasi satker-satker jajaran TNI AD lainnya.

12. Bidang Pengawasan. Terkait temuan BPK RI pada tahun 2020


seluruhnya telah ditindaklanjuti, antara lain meliputi temuan-temuan
tentang pengelolaan aset tetap khususnya tanah, gedung dan
bangunan, perluasan cetak sawah dengan nilai Rp 131,65 miliar,
pengeluaran BMP senilai Rp 18,43 miliar, pertanggungjawaban BPD
senilai Rp 12,59 miliar, pengadaan Alutsista dan Kaporlap senilai Rp
73,07 miliar, dan pengadaan helikopter Apache AH-64E Guardian.
Dalam pelaksanaan pengawasan post audit TA 2020, terdapat
beberapa permasalahan menonjol antara lain:
a. Berkaitan dengan pemanfaatan aset yaitu belum adanya ijin
dari Kementerian Keuangan serta hasil pemanfaatan aset belum
menyetorkan PNBP;
b. Dalam penggunaan klasifikasi belanja (kode akun), terdapat
penggunaan anggaran yang tidak sesuai dengan kode akun serta
terjadi kesalahan dalam perencanaan;
c. Permasalahan tentang penerimaan hibah uang umumnya
terjadi karena belum adanya Tim Pengkaji Satker penerima hibah,
penerimaan hibah yang tidak diajukan register dan penggunaan
anggaran hibah yang tidak sesuai dengan RAB;
d. Temuan BPD banyak terjadi disebabkan bukti
pertanggungjawaban keuangan biaya perjalanan dinas tidak
lengkap dan kelebihan pembayaran biaya perjalanan dinas;
e. Permasalahan BMP terjadi disebabkan perencanaan
kebutuhan bahan minyak pelumas tidak tertib dan penentuan
indeks bahan minyak pelumas yang tidak sesuai ketentuan; dan
f. Temuan pengadaan Alutsista yang disebabkan pajak
pertambahan nilai (PPN) yang belum dipungut dan denda
keterlambatan penyelesaian pekerjaan belum dibayarkan.
Rekapitulasi temuan post audit TA 2020 tersebut sejumlah
125 temuan pada hampir semua bidang. Hal ini ke depan akan
diminimalkan dan tidak terjadi temuan berulang.

113 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Rencana Pembinaan Kekuatan TNI AD TA 2021

13. Rencana Pembinaan. Rencana Pembinaan Kekuatan TNI AD


TA 2021 mengacu pada tujuan dan sasaran pembangunan TNI
AD yang telah ditetapkan pada dokumen-dokumen perencanaan
pembangunan TNI AD tahun 2021 yang meliputi:
a. Tujuan terwujudnya postur TNI yang tangguh dalam
mengatasi ancaman, dengan sasaran:
1) Terwujudnya pembangunan kekuatan pokok TNI
AD yang mendukung effect based keterpaduan Trimatra
(interoperability) untuk menghadapi seluruh potensi
ancaman yang bersumber dari perkembangan lingkungan
strategis nasional, regional dan global;
2) Terwujudnya wilayah perbatasan darat yang memiliki
batas yang jelas dan bebas dari pelanggaran kedaulatan
negara serta memiliki daya tangkal yang andal menghadapi
setiap ancaman;
3) Amannya seluruh objek vital nasional yang bersifat
strategis;
4) Terwujudnya kekuatan darat yang mampu menjaga
daerah-daerah terpencil, daerah perbatasan darat negara
dan pulau-pulau kecil terluar serta menjaga keamanan
wilayah daratan;
5) Tergelarnya kekuatan TNI AD yang sinergis dan
sinkron dengan Wilayah Pembangunan Strategis (WPS)
prioritas pembangunan nasional;
6) Terlaksananya kegiatan hubungan luar negeri dan
kerja sama militer antara TNI AD dengan Angkatan Darat/
Angkatan Bersenjata negara-negara sahabat serta pelibatan
satuan TNI AD dalam pasukan perdamaian dunia di berbagai
kawasan dalam rangka penguatan diplomasi militer guna
meningkatkan posisi tawar Indonesia di dunia Internasional;
7) Terwujudnya hasil pembinaan SDM TNI AD yang
memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi serta memiliki

114
profesionalisme, loyalitas yang mampu menghadapi
tuntunan perkembangan teknologi untuk mendukung sistem
pertahanan negara;
8) Terwujudnya penguasaan teknologi dan kualitas
SDM untuk mendukung pengembangan Industri Pertahanan;
9) Meningkatnya intensitas pelaksanaan penelitian
dan pengembangan pertahanan di lingkungan TNI AD yang
mendukung sinergi antar matra; dan
10) Terwujudnya Siskodal TNI AD dalam rangka
mendukung interoperability Siskodal TNI Trimatra Terpadu
berbasis K4IPP dalam mendukung operasi sesuai konsep
network centric warfare dan cyber warfare.
b. Tujuan terwujudnya tata kelola sistem pertahanan negara
yang baik dengan sasaran:
1) Terwujudnya birokrasi TNI AD yang bersih, akuntabel
dan kapabel serta pelayanan yang prima untuk mendukung
tercapainya tugas pokok TNI; dan
2) Terlaksananya proses perencanaan, pengadaan
barang dan jasa dengan prinsip transparan dan akuntabel
serta tertib administrasi, dengan tetap mengacu kepada
kebutuhan pengguna (user oriented dan operational
requirement) agar dapat tercapai penilaian Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
c. Tujuan terwujudnya Ruang, Alat dan Kondisi Juang (RAK
Juang) yang tangguh untuk mendukung pertahanan negara
dengan sasaran:
1) Terwujudnya Ruang, Alat dan Kondisi (RAK) Juang
yang tangguh berupa wilayah pertahanan aspek darat yang
disiapkan sebagai mandala perang;
2) Tersedianya komponen cadangan dan komponen
pendukung aspek darat yang sudah terorganisir secara
nyata dengan segenap perlengkapannya; dan
3) Terwujudnya kondisi dinamis masyarakat berbangsa
dan bernegara yang tercermin dalam sikap dan perilaku

115 PROSIDING RAPIM TNI 2021


dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.
14. Pembangunan Gelar Kekuatan. Dalam rangka pembangunan
gelar kekuatan TNI AD, rencana penataan dan pembentukan satuan
baru pada tahun 2021 masih diprioritaskan pada pengembangan
Divif 3 Kostrad, Kodam XVII/Cen dan Kodam XVIII/Ksr dalam rangka
mewujudkan pemantapan gelar kekuatan terutama di daerah
perbatasan, rawan konflik/rawan keamanan dan pulau terluar/
terpencil serta menyiapkan pengembangan gelar kekuatan TNI AD
di wilayah ibukota negara baru sesuai kebijakan pemerintah. Secara
garis besar, pengembangan gelar satuan mencakup pembentukan
satuan baru sejumlah 37 satuan, dan penataan satuan sejumlah 22
satuan yang meliputi validasi, peningkatan status, pengembangan,
perubahan nama, alih kodal, dan redislokasi.

15. Bidang Operasi. Untuk mendukung tugas-tugas TNI dalam rangka


pelaksanaan operasi-operasi militer di dalam dan luar negeri pada
tahun 2022 s.d. 2023, pada tahun 2021 TNI AD akan menyiapkan
19 satuan setingkat batalyon, 2 satuan setingkat kompi, 3 Satban
Kopassus dan 1 Tim Taipur.
a. Untuk operasi-operasi militer di dalam negeri, rencana
daerah penugasan satuan-satuan TNI AD tersebut belum ada
perubahan yaitu meliputi operasi pengamanan di perbatasan
RI-Malaysia, RI-RDTL, dan RI-PNG. Untuk operasi pengamanan
daerah rawan, satuan-satuan TNI AD dikerahkan dalam
Opspamrahwan di Maluku dan Papua.
b. Untuk operasi-operasi militer di luar negeri pada tahun 2021,
satuan TNI AD sebagai unsur utama (main body) akan disiapkan
untuk penugasan misi-misi pemeliharaan perdamaian PBB
dalam bentuk Satgas Batalyon Mekanis untuk Unifil di Libanon,
Satgas Batalyon Gerak Cepat (RDB) dan Satgas Kompi Zeni untuk
Monusco di Kongo, dan Satgas Kompi Zeni untuk Minusca di
Afrika Tengah.
Adapun satuan-satuan TNI AD yang disiap-siagakan dalam sistem
UNPCRS (United Nations Peacekeeping Credibilit Readiness System)

116
disiapkan sebagai unsur utama Satgas Kompi Infanteri Mekanis
Pertahanan Markas, Satgas Kompi Angkutan, dan Satgas Reaksi
Cepat Unisma di Mali. Sedangkan penugasan perorangan sebagai
Staf dan Pengamat Militer disiapkan sesuai permintaan Mabes TNI
berdasarkan jadwal rotasi dan permintaan PBB.

16. Bidang Latihan. Pada bidang latihan pelaksanaan Program Kerja


dan Anggaran Bidang Latihan TA 2021 khususnya pada kegiatan
Latihan Antar Kecabangan akan diproyeksikan pada hal-hal sebagai
berikut:
a. Peningkatan efektivitas pengendalian mekanisme Latihan
Antar Kecabangan TNI AD dengan membangun sistem
menara pengendali yang terhubung ke seluruh pasukan yang
melaksanakan latihan baik personel, awak ranpur, awak meriam
Armed/Arhanud dan pilot helikopter.
b. Penguasaan teknologi pada Alutsista modern yang dimiliki
sehingga dapat mendukung interoperabilitas antar satuan.
c. Optimalisasi BMS (Battle Management System) untuk
personel dan seluruh Alutsista guna mendukung sinkronisasi
manuver pasukan dan tembakan.
Selanjutnya, untuk proyeksi kegiatan kerja sama TNI AD bidang
latihan pada TA 2021, antara lain akan diwujudkan dalam 4 kegiatan
latihan bersama dengan Amerika Serikat dan 3 kegiatan dengan
Australia.

17. Bidang Personel. Pengembangan kekuatan TNI AD masih


menerapkan konsep pengembangan kekuatan dengan ukuran yang
tepat (right sizing) seiring dengan pengembangan satuan dalam
rangka gelar kekuatan TNI AD yang ideal. Sesuai dengan pentahapan
Renstra 2020-2024, pada tahun kedua ini target pencapaian
kekuatan personel militer adalah 336.091 orang atau 77,19% dari
TOP DSP 435.392.
Sedangkan untuk komposisi PNS pada 2021 ditargetkan sejumlah
32.561 orang atau 48,56 % dari DSP 67.053. Target ini akan tercapai
jika asumsi intake atau adanya alokasi untuk rekrutmen PNS pada
tahun 2021 sebesar 2.600 orang.

117 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Sejalan dengan rencana pengembangan satuan terutama di
wilayah timur Indonesia termasuk kekuatan terpusat Divisi 3 Kostrad
dan pembentukan satuan di wilayah-wilayah terluar Indonesia,
telah dilakukan upaya peningkatan intake secara bertahap melalui
penambahan alokasi rekrutmen baik di golongan perwira, bintara
dan tamtama. Tidak hanya itu, dalam rekrutmen TNI AD memberikan
peluang yang besar kepada putra-putra daerah khususnya wilayah
pedalaman, terpencil dan perbatasan dengan tujuan lebih memperkuat
ikatan TNI dengan rakyat dalam menjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dalam rangka peningkatan kualitas personel melalui program
pendidikan luar negeri, pada tahun 2021 peluang pendidikan luar
negeri yang berdurasi singkat akan ditingkatkan.
Begitu pula peluang pendidikan pasca sarjana melalui kerja
sama TNI AD dengan UGM, UI dan Unhan pada tahun 2021 akan
terus dioptimalkan. Khususnya kerja sama dengan Unhan dalam
penyelenggaraan Prodi Strategi Pertahanan Darat, perwira yang
berminat mengikuti pendidikan tidak dibatasi pangkat, sesuai dengan
aturan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon mahasiswa.

18. Bidang Penelitian dan Pengembangan. Dalam rangka pencapaian


sasaran pembangunan bidang penelitian dan pengembangan
pertahanan, pada tahun 2021 terdapat beberapa kegiatan prioritas,
sebagai berikut:
a. Mewujudkan Prototipe Senjata Lawan Tank untuk Satuan
Infanteri dengan peningkatan jarak jangkau semula 100 hingga
200 meter menjadi 200 hingga 400 meter.
b. Peningkatan Sistem Kubah Ranpur Kanon Medium Tank,
dengan mengintegrasikan sistem penunjang yang terdiri dari
sistem mekanik dan elektronik sehingga terwujud suatu sistem
kanon yang utuh yang dapat dioperasionalkan.
c. Mewujudkan Weapon Locating Radar sebagai instrumen
pencari dan penemu sasaran Armed musuh yang dapat mengetahui
lokasi dan posisi Bantem musuh dari radius 20 km sehingga dapat
memberikan waktu reaksi yang cukup untuk membalas tembakan.

118
d. Meningkatkan kemampuan Radar Surveillance Arhanud yang
dapat berfungsi sebagai sistem peringatan dini (early warning)
dengan memberikan informasi dan berita sasaran pada radius
80 km. Selain itu diharapkan radar ini dapat terkoneksi dengan
radar yang telah dimiliki oleh Arhanud sehingga dapat menambah
jaring pengamanan serta menambah keandalan pertahanan
udara.
19. Bidang Logistik. Untuk mendukung pencapaian sasaran
pembangunan bidang logistik, kegiatan sertifikasi keahlian
pengadaan barang/ jasa pemerintah akan terus dilanjutkan. Begitu
pula dengan kompilasi dan publikasi data kodifikasi materiil sistem
NSN, serta kegiatan penghapusan materiil kategori rusak berat dan
tidak operasional.
Sebagai salah satu program prioritas nasional, pada tahun 2021
pembangunan fasilitas/prasarana meliputi pembangunan 13 unit pos
pengamanan perbatasan di wilayah Kodam VI/Mulawarman, Kodam
IX/Udayana, Kodam XIV/Hasanudin, dan Kodam XVI/Pattimura.
Sementara itu, pembangunan perumahan prajurit direncanakan
sejumlah 335 unit.

20. Bidang Teritorial. Dalam rangka pencapaian sasaran


pembangunan terwujudnya ruang, alat, dan kondisi yang juang yang
tangguh, kegiatan pembinaan teritorial TNI AD melalui TMMD ke-
110, ke-111, dan ke-112 pada tahun 2021 meliputi kegiatan-kegiatan
fisik yang memberikan dampak langsung kepada masyarakat, antara
lain berupa pembukaan/pengerasan jalan, pembangunan jembatan,
pembuatan siring/irigasi ataupun rehab RTLH masyarakat.
Sebagai upaya optimalisasi TMMD, dilaksanakan dengan
menggelar kegiatan Karya Bakti berupa pemasangan gorong-gorong,
pembuatan jamban dan pembangunan infrastruktur lain yang
dibutuhkan masyarakat berdasar skala prioritas. Selain kegiatan
fisik, kegiatan non fisik dalam bentuk pengobatan massal akan
dilaksanakan melalui Operasi Bakti TNI diselenggarakan di jajaran
Komando Kewilayahan TNI AD. Adapun kegiatan Bakti Sosial wilayah
3 T (Terluar, terdepan dan Tertinggal) dan daerah kumuh perkotaan

119 PROSIDING RAPIM TNI 2021


akan dilaksanakan di jajaran Kodam maupun Kodim yang telah ditunjuk.
Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan Indonesia jangka
panjang TNI AD mendukung program food estate yang direncanakan
pemerintah. Kementerian Pertanian bersama dengan Satuan jajaran
TNI AD akan memberdayakan lahan-lahan potensial yang belum
digarap untuk dijadikan lahan produksi tanaman pangan. Pada tahun
2021 program food estate akan dibuka di Provinsi Kalimantan Tengah
wilayah Kodam XII/Tpr seluas 30.000 ha.

21. Bidang Siskodal. Dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan


sistem komando pengendalian yang mendukung interoperability
Trimatra terpadu berbasis K4IPP, network centric warfare dan cyber
warfare, pembangunan Siskodal TNI AD pada tahun 2021 masih
melanjutkan pemenuhan sistem komunikasi berbasis HT hybrid di 14
Kotama/Balakpus, pemenuhan ICCS untuk satuan-satuan tempur, dan
proses pengintegrasian data dan informasi pada pelaksanaan tugas
TNI AD.
Pada TA 2020, UO TNI AD menggunakan mekanisme penganggaran
yang dijabarkan ke dalam 4 program dan 41 kegiatan, namun
berdasarkan redesain sistem perencanaan dan penganggaran yang
berlaku untuk TA 2021, UO TNI AD telah menjabarkan alokasi anggaran
tersebut ke dalam 5 program dan 41 kegiatan yang sudah terdistribusi
ke 315 Satker UO TNI AD.

22. Pokok Pokok Kebijakan. Sesuai dengan pokok-pokok kebijakan


Kasad pada Renstra TNI AD 2020-2024 dan Rencana Kerja TA 2021,
maka alokasi anggaran TA 2021 diprioritaskan untuk:
a. Pengadaan dan Harwat Alutsista serta Bangfas yg menjadi
prioritas nasional.
b. Pengadaan Alutsista dan Non Alutsista baru dalam rangka
pemenuhan TOP/DSPP satuan terutama satuan baru.
c. Peningkatan kualitas SDM TNI AD yg memenuhi standar
kualifikasi kemampuan dan perlengkapan.
d. Penyiapan SAT BKO Kodim Persiapan serta pemberian Dukops
Babinsa.

120
e. Pembangunan Rumdis prajurit melalui pembiayaan SBSN.

Dan yang terakhir, penataan organisasi satuan jajaran TNI AD


sesuai Perpres 66/2019.

23. Bidang pengawasan. Selanjutnya proyeksi bidang pengawasan


Itjenad pada tahun anggaran 2021 akan dititikberatkan pada:
a. Peningkatan dan kompetensi kapabilitas Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) melalui sertifikasi bagi pimpinan APIP
dalam rangka mengawal efektivitas pelaksanaan APBN secara
cepat, tepat dan akuntabel.
b. Memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian
Intern (SPI) dilakukan melalui pengawasan intern atas
penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah termasuk
akuntabilitas keuangan negara.
c. Meningkatkan koordinasi dan kolaborasi auditor internal
dengan auditor eksternal dengan dasar kesamaan tujuan yaitu
meningkatkan pengelolaan keuangan negara yang berkualitas
dan bermanfaat, serta kesamaan tugas dalam hal memberikan
independent assurance atas pengelolaan keuangan negara.
d. Pengembangan e-audit dalam sistem informasi audit
berbasis website yang dikembangkan untuk mendukung proses
pengawasan secara digital terhadap lingkup Mabesad dan
jajarannya. Pada sistem informasi e-audit, auditor atau pengawas
dapat memonitoring data secara online dan realtime sehingga
dapat membantu dalam melakukan tugas pengawasan.
e. Membangun budaya anti korupsi dengan meningkatkan
pengawasan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan TNI
AD melalui percepatan realisasi pembangunan Zona Integritas
(ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
f. Mempertahankan opini BPK RI terhadap laporan keuangan
Kemhan dan TNI Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan

121 PROSIDING RAPIM TNI 2021


mengoptimalkan kegiatan pengawasan itjenad dengan
menggunakan pola post audit, current audit dan pre audit, dengan
tujuan dapat meminimalkan temuan BPK RI melalui pengawasan
dengan mendahului pemeriksaan BPK RI terhadap Laporan
Keuangan (LK) Kemhan dan TNI.

122
13 ASRENA KASAL
Laksda Muhammad Ali, S.E., M.M.

REFLEKSI PROGRAM KERJA


TNI AL TA 2020, PROYEKSI
PROGRAM KERJA TNI AL TA.
2021 DAN ISU PERTAHANAN
KEAMANAN MARITIM

REFLEKSI PROGRAM KERJA TNI AL TA 2020


a. Evaluasi Ditinjau dari Tugas TNI AL. Tugas TNI AL sesuai dengan
pasal 9 UU RI No 34/2004 tentang TNI adalah:
1) melaksanakan tugas TNI matra laut di bidang pertahanan
2) menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut
yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan
hukum internasional yang telah diratifikasi;
3) melaksanakan tugas diplomasi Angkatan laut dalam rangka
mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan oleh
pemerintah;
4) melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan
pengembangan kekuatan matra laut; serta
5) melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut;
Refleksi Program Kerja TNI AL Tahun 2020 melalui evaluasi
pelaksanaan 5 tugas TNI AL sesuai UU No.34 tahun 2004 sebagai
berikut:
1) Dua tugas pertama dilaksanakan melalui OMP & OMSP
dengan fokus prioritas pada upaya pemerintah dalam percepatan
penangangan Covid-19 dengan melibatkan personel, Alutsista dan

123 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Fasilitas Kesehatan TNI AL sebagai bagian dari Satgas Covid-19
serta penegakkan kebijakan PSBB. Selain itu, pelaksanaan gelar
operasi rutin di sejumlah wilayah perairan rawan strategis
dengan menghadirkan kekuatan TNI AL tetap dilaksanakan, tanpa
terpengaruh pandemi.
2) Di tengah situasi pandemi, TNI AL dalam melaksanakan tugas
diplomasi berpedoman pada kebijakan pembatasan dan protokol
kesehatan sehingga sejumlah kegiatan Latma, baik Bilateral
maupun Multilateral, tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana
awal. Namun demikian, kegiatan-kegiatan yang bersifat diskusi,
seminar dan pertemuan, seperti Navy to Navy Talk dan ASEAN
Chief of Navy Meeting (ANCM), tetap dapat dilakukan secara
daring dengan tidak mengurangi outcome yang dihasilkan.
3) Tugas pembangunan dan pengembangan kekuatan matra
laut dilakukan sesuai dengan alokasi anggaran yang diberikan
di antaranya penambahan 7 unit kapal perang baru pada tahun
2020 yang telah dilakukan delivery dan peresmian sebagai KRI.
4) Sedangkan tugas Dawilhanla dilaksanakan kegiatan
pembinaan potensi maritim, pembinaan ketahanan wilayah
khususnya “Ketahanan Pangan” aspek laut, pembentukan
Kampung Bahari Nusantara (KBN), kegiatan komunikasi sosial
dan pembinaan wilayah perbatasan laut.

b. Implementasi Sembilan Prioritas Kasal. Kepala Staf TNI Angkatan


Laut memiliki sembilan program prioritas dalam pembangunan
kekuatan dan pembinaan kemampuan TNI AL.
1) pembangunan SDM TNI AL.
2) modernisasi KRI, pesawat udara dan material tempur. 
3) pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana
(sarpras) TNI Angkatan Laut. 
4) pembangunan sistem pembinaan kekuatan dan kesiapan
operasional. 
5) penyelarasan doktrin, operasi, latihan dan sistem pendidikan. 
6) peningkatan kemampuan Komando, Kendali, Komunikasi,

124
Komputer, Intelijen, Pengamatan, dan Pengintaian (K4IPP) dan
siber TNI Angkatan Laut. 
7) meningkatkan program dan anggaran berbasis kinerja dan
berorientasi hasil. 
8) melakukan perbaikan sistem dukungan logistik. 
9) peningkatan kemampuan TNI AL dalam menghadapi ancaman
bersifat non-konvensional.
Implementasi 9 Prioritas Kasal sebagai bentuk pelaksanaan
tugas pembinaan kekuatan dan kesiapan operasional TNI AL tersebut
adalah:
1) Pada prioritas pertama bidang SDM diutamakan pemenuhan
DSP satuan operasional, pembentukan Satdik di Sorong dan
penambahan intake personel.
2) Pada prioritas kedua adalah bidang modernisasi untuk
mencapai kekuatan yang siap dioperasikan (Operational Ready
Force) sehingga diharapkan akan lebih banyak KRI, Pesud dan
Matpur Marinir yang siap dioperasikan oleh Panglima TNI
sebagai pengguna kekuatan TNI.
3) Ketujuh prioritas lainnya juga dilakukan sejumlah upaya
untuk mendukung kesiapan operasional yang meliputi kesiapan
material, kesiapan personel dan tingkat pelatihan termasuk
pemenuhan Sarpas pangkalan pendukung operasi.

c. Evaluasi Personel dan Organisasi. TNI AL membutuhkan


personel militer dan PNS yang terdidik, terlatih dan diperlengkapi
peralatan dengan baik. Sesuai dengan prioritas Kasal pertama yakni
peningkatan SDM, maka pada tahun 2020 TNI AL telah melakukan
penyesuaian alokasi penyediaan personil yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan membentuk Satdik di Sorong dalam
rangka melakukan pendidikan dasar kemiliteran bagi prajurit calon
pengawak organisasi di Koarmada III dan Pasmar 3 Sorong. Hal
serupa akan dilanjutkan dengan pembentukan Satdik di Makassar
dan Satdik di Tanjung Uban.
Terkait organisasi, pada tahun 2020 TNI Angkatan Laut
melanjutkan penataan satuan-satuan baru sesuai dengan Perpres

125 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Nomor 66 Tahun 2019 tentang Susunan Organisasi TNI di antaranya
pembentukan Skomlekal, Puskopaska, Disbintalal, Disjarahal dan
Satlinlamil 3 Makassar.

d. Evaluasi Opslat. Sementara, hasil evaluasi gelar operasi tahun


2020 dapat terlaksana 100 % dengan rincian OMP sebanyak 4
Operasi, OMSP sebanyak 10 operasi, Patkor dan Pamtas sebanyak
7 operasi serta operasi Angla TNI sebanyak 1 operasi. Indikasi
dari keberhasilan operasi tersebut adalah teratasinya berbagai
pelanggaran di laut utamanya pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal
asing dan berbagai pelanggaran hukum lainnya. Selama pandemi
Covid-19, TNI AL berperan aktif dengan melaksanakan penanganan
repatriasi WNI, pengerahan alutsista dan personel serta penyediaan
Rumah Sakit TNI AL sebagai Rumah Sakit rujukan Covid-19. Di
bidang latihan, terlaksana 45 kegiatan dari 92 kegiatan latihan yang
direncanakan tahun 2020 yang pada umumnya terkendala karena
pandemi Covid-19, khususnya kegiatan latihan yang melibatkan
negara asing dan dilaksanakan di luar negeri.

e. Pengadaan Alutsista s.d. Desember 2020. Gambaran kegiatan


pembangunan dan pengembangan kekuatan Alutsista TNI AL sampai
bulan Desember 2020. Terdapat sejumlah kegiatan pengadaan
yang belum selesai tepat waktu dan 2 kegiatan berisiko gagal serta
sejumlah kendala kegiatan pengadaan kapal dan Ranpur dari luar
negeri seperti kapal Frigate, kapal selam dan Ranpur Marinir.

f. Pencapaian MEF Aspek Fisik Alutsista dan Kesiapan. Data


pencapaian MEF Aspek Fisik Alutsista dengan tidak lagi menghitung
Alutsista yang sudah tidak dapat dioperasionalkan lagi di antaranya
22 KRI dan 35 Pesud dalam proses penghapusan, terbakar, tenggelam
atau jatuh.
1) Pencapaian MEF hingga bulan Desember 2020 pada angka
59,69%, dengan demikian target untuk mencapai 100% MEF pada
tahun 2024 akan sangat sulit tercapai karena pembangunan

126
Alutsista membutuhka waktu yang relatif lama.
2) Usia Alutsista TNI AL rata-rata telah mencapai di usia 30
tahun atau telah melampaui usia daur hidup dengan tingkat
kesiapan Alutsista yang rendah dengan daya tempur (fire power)
yang belum memadai karena belum terpenuhinya bekal pokok
amunisi yang dibutuhkan.

PROYEKSI PROGRAM KERJA TNI AL TA 2021


a. Kebijakan Pertahanan. Dalam perencanaan dan pelaksanaan
Program Kerja Tahun 2021, TNI AL berpedoman pada kebijakan
pemerintah yang telah diitetapkan. Kebijakan pertahanan negara
dirumuskan secara berjenjang mulai dari visi dan misi Presiden,
Perpres Jakumhanneg Tahun 2020-2024 serta visi TNI yang
menekankan pada kesiapan tempur kekuatan TNI, penggunaan
alutsista modern, prioritas alutsista dalam negeri, Sishankamrata
dan menekankan pada konsep defensif aktif dan upaya mencapai
kesiapan tempur TNI yang tinggi, khususnya bagi kekuatan pemukul
(Striking Force) TNI AL. Kebijakan pimpinan ini kemudian dijabarkan
melali visi dan misi serta sembilan prioritas Kasal.

b. Orientasi Program Kerja TNI AL TA 2021. Pada tahun 2021,


orientasi Program Kerja di lingkungan TNI AL berpedoman
Rencana Kerja Pemerintah dan Kebijakan Pertahanan Negara serta
diselenggarakan sesuai dengan konsep 7 program baru dengan
sasaran menajamkan fokus pada peningkatan kesiapan operasional.
Sesuai konsep Operational Ready Force (ORF) akan dilakukan
transformasi Harwat dengan menerapkan konsep harwat berbasis
LCC (Life Cycle Cost) dengan pendekatan cost benefit analysis. Pada
prinsipnya kegiatan dirancang untuk meningkatkan kualitas kinerja
organisasi sesuai konsep pembangunan yang berorientasi hasil.

c. Rencana Program Prioritas TA 2021. Berikut ini adalah enam


klaster program prioritas UO TNI AL tahun 2021 yang termasuk dalam
pendanaan rupiah murni dan SSBN khususnya untuk pemenuhan

127 PROSIDING RAPIM TNI 2021


kebutuhan rumah negara. Program prioritas tersebut meliputi
harwat alutsista, pembangunan sarpras pangkalan, pengadaan
alutsista dan kelengkapannya, 7 jenis Operasi Matra Laut (OMSP) dan
pembangunan sarpras dalam menunjang kesejahteraan prajurit.
Program prioritas ini diarahkan untuk meningkatkan kesiapan
operasional alutsista TNI AL sekaligus mendukung Major Project dari
RPJMN tahun 2020-2024.

d. Sasaran Kesiapan Alutsista 2020-2024. Sasaran kesiapan


alutsista TNI AL dalam satu Renstra yang diarahkan untuk
meningkatkan kesiapan dan kesiapsiagaan kekuatan SSAT TNI AL.
Pada tahun 2021-2022 diharapkan ada peningkatan jumlah dan
kualitas kesiapan alutsista mencapai 47% dari jumlah alutsista
yang ada, di antaranya 15 KRI Siap Tempur dengan fokus pada KRI
Striking Force dan 55 KRI Siap Operasi. Hal yang serupa juga berlaku
untuk pesawat udara dan BTP Marinir serta kekuatan pangkalan-
pangkalan pendukung operasi. Adanya klasterisasi KRI Siap Tempur
dan Siap Operasi dimaksudkan untuk memfokuskan anggaran
kepada outcome yang terarah dalam meningkatkan daya gerak dan
daya gempur alutsista.

e. Rencana Personel dan Organisasi. Dalam bidang personel, pada


tahun 2021 TNI AL berencana membentuk Satdik di Makassar dan
Satdik di Tanjung Uban untuk pemenuhan pengawak SSAT TNI AL.
Sedangkan dalam bidang organisasi, pada tahun 2021 TNI Angkatan
Laut melanjutkan pembentukan dan penataan satuansatuan baru
sesuai dengan usulan TNI AL untuk Revisi Perpres 66 Tahun 2019.

f. Rencana Modernisasi KRI Dan Pesud TA. 2021. Rencana


pengadaan alutsista melalui Rupiah Murni UO TNI AL tahun 2021
meliputi Kontrak Multiyears dan Singleyears berupa kapal BRS, kapal
BCM, kapal PC 60 dan PC 40, KAL 28 meter, Perahu Karet Besar, RHIB
Alumunium serta pengadaan Heli latih dan Pesud latih.

128
g. Rencana Opslat. Gelar operasi tahun 2021 disusun dalam rangka
menghadapi perkembangan lingkungan strategis dan prediksi
ancaman utamanya ancaman aspek laut serta menghadapi pandemi
Covid-19. Pelaksanaan latihan tahun 2021 ditujukan melalui kegiatan
latihan matra, latihan bersama dan latihan gabungan. Latihan
Armada Jaya akan dilaksanakan pada September 2021 di Natuna.
Sedangkan latihan bersama dengan negara asing, tergantung
kebijakan penanggulangan Covid-19 masing-masing negara.

ISU HANKAM ASPEK MARITIM


a. Isu-isu Pertahanan Keamanan Maritim. Beberapa hal yang
menjadi perhatian dalam bidang pertahanan dan keamanan maritim
di antaranya:
1) Penggunaan underwater drone untuk kepentingan survei
negara asing di perairan Indonesia.
2) Pelanggaran wilayah laut dan pelanggaran hukum oleh kapal
perang/Coast Guard asing.
3) Penyelundupan narkoba lewat laut; bencana alam.
4) Kecelakaan di laut.

Oleh sebab itu, kesiapan dan sinergitas TNI sangat diperlukan


dalam menghadapi hal-hal yang berpotensi mengganggu keamanan
dan pertahanan maritim di Indonesia.
b. Penemuan Drone Bawah Air di Perairan Indonesa. Informasi
khusus terkait penemuan drone bawah air di perairan Indonesa sejak
tahun 2017 yang sebetulnya sudah diketahui oleh TNI AL dengan
adanya informasi plotting dari tracking rute kapal survei asing di
perairan Indonesia, khususnya ALKI I, II dan III sejak tahun 2015.
Tentunya informasi ini ada keterkaitan dengan isu kegiatan kapal-
kapal asing di perairan Indonesia.

c. Rekomendasi Menghadapi Isu Drone Bawah Air. Rekomendasi


dalam menghadapi isu drone bawah air di perairan Indonesia,
sebagai berikut:

129 PROSIDING RAPIM TNI 2021


1) Pembangunan kekuatan SSAT TNI AL dalam kerangka sistem
pemantauan maritim secara terintegrasi meliputi Pesud Long
Range MPA AKS/AKPA, KRI, Heli AKS dan Sistem Pengamatan
Bawah Air.
2) Penguatan Diplomasi Hukum Laut Internasional Indonesia
untuk memberikan pembatasan operasi drone bawah air di
wilayah perairan yurisdiksi nasional.
3) Pengembangan Lembaga Litbang Angkatan Laut sebagai
garda depan dalam penyerapan dan adaptasi teknologi
keangkatanlautan terkini.
4) Penguatan kemampuan personel dalam penguasaan
teknologi harus didorong melalui lemdik yang berbasiskan
teknologi.

130
14 ASRENA KASAU
Marsda Andyawan Martono P., S.I.P.

EVALUASI RENSTRA TAHUN


2015-2019, RENSTRA TAHUN
2020-2024 DAN KEBIJAKAN
ANGGARAN 2021

Ruang Lingkup Bahasan:


• Evaluasi Renstra 2015-2019 dan sasaran Renstra 2020-2024.
• Evaluasi Progja TNI AU Tahun 2020.
• Kebijakan Perencanaan dan Anggaran Tahun 2021.
• Penutup.

EVALUASI RENSTRA 2015-2019 DAN SASARAN RENSTRA 2020-2024.


a. Pencapaian MEF s.d. Tahap II. Pencapaian MEF TNI AU sampai
dengan TA 2020 adalah sebagai berikut:
1) Pesawat : 263 dari 348 (263/348) = 75,57%
2) Radar Hanud : 22 dari 36 (22/36) = 61,11%
3) Rudal hanud : 1 dari 12 (1/12) = 8,33%.
4) PSU : 9 dari 16 (9/16) = 56,25%

Perbandingan kekuatan alutsista saat ini terhadap sasaran


capaian MEF = 71,60%. Rata-rata Pencapaian MEF = 51,01%

b. Kekuatan Alutsista TNI AU Saat ini (1 Februari 2021).


1) Pesawat Tempur (37%).
a) Kekuatan: 111
b) Kesiapan: 41

131 PROSIDING RAPIM TNI 2021


2) Pesawat Angkut (54%).
a) Kekuatan: 59
b) Kesiapan: 32
3) Heli (62%)
a) Kekuatan: 32
b) Kesiapan: 20
4) Peslatu (74%).
a) Kekuatan: 50
b) Kesiapan: 37
5) UAV (25%)
a) Kekuatan: 4
b) Kesiapan: 1
6) Radar (95%)
a) Kekuatan: 21
b) Kesiapan: 20
7) PSU (100%)
a) Kekuatan: 6
b) Kesiapan: 6
8) QW-3 (74%)
a) Kekuatan: 238
b) Kesiapan: 177

c. Pengadaan Alutsista Renstra 2015-2019.


1) Tercapai (s.d. Januari 2021): G-120 TP Grob (PLN), Rudal
Multifungsi Pam Ibukota (PLN), CN-295 Special Mission (PDN),
Bomb P-100 Live (PDN), Bomb P-250 Live (PDN), Hypobaric
Chamber (PDN), Peralatan PHH (PDN), Parasut Personel (PDN),
Ran Decon Truck (PDN), Ran Shop Contact Maintenance (PDN),
Alins Alongins (Skadik 203) (PDN), Alins Alongins (Seskoau & Adi)
(PDN), Infrastruktur Simulator SU-27/30 (PDN).
2) PLN on Progress (9).
a) Sudah Efektif:• Pesawat Heli Angkut Berat • Pesawat
KT-1B • Radar & Senjata T-50i • PSU Oerlikon Skyshield •
UAV CH-4.
b) Belum Efektif • Modernisasi C-130H ex RAAF • Heli

132
VIP TNI AU • Pesawat Multipurpose Amphibious • Pesawat
Angkut Berat C-130 J.
3) PDN on Progress (7). NC -212i, Sucad NC-212i, Communication
Data Link System, Heli NAS-332 C1+ Radar Medium Range, Ran
Dapur Lapangan, Mobil Alsus Jihandak.
4) Terlambat/Terkendala. Program KFX/IFX Pengganti F-5
(Sukhoi 35) - CAATSA Radar GCI (Carry Over).

d. Sasaran Renstra TA 2020-2024.


Dalam sasaran Renstra TA 2020 – 2024 adalah Rencana
pengadaan alutsista, yaitu:
1) Pesawat tempur: SQ baru dan mengganti SQ 14.
2) Pesawat angkut: melengkapi SQ 27 dan SQ 33.
3) Helikopter: SQ baru, ganti Soloy dan Heli VVIP.
4) UAV: SQ baru dan Blos
5) Radar: Satrad baru, ganti radar lama dan radar pasif.
6) Rudal: Rudal jarak sedang dan Rudal jarak jauh.
7) Pemeliharaan dan Perawatan: Suku cadang dan Modernisasi
(Refurbishment).
8) Profesionalisme Prajurit: Simulator dan Alins Alongins.

EVALUASI PROGJA TNI AU TAHUN 2020.


a. Penyerapan Anggaran TA 2020.

JENIS BELANJA PAGU REALISASI SISA %

PEGAWAI 4.343.172.189.000 4.254.306.522.497 88.865.666.503 97.95

BARANG 7.513.755.593.000 7.447.888.990.109 65.866.602.891 99.12

MODAL 3.562.351.274.000 3.535.531.294.725 26.819.349.275 99.25

TOTAL 15.419.279.056.000 15.237.726.807.331 181.552.248.669 98

CATATAN: RENBUT : Rp. 31.9 T


ALOKASI : Rp. 15.4 T ( 48.33% DARI RENBUT)

133 PROSIDING RAPIM TNI 2021


b. Organisasi TA 2020.
1) Pembentukan:
a) Puslaiklambangjaau
b) Disbtbau
c) Disbintalidau
d) Satsiber
2) Validasi:
a) Diskonsau.
b) Srenaau (PB VI/RB).
c) Diswatpersau.
d) Puspotdirgaau.

c. Evaluasi Operasi dan Latihan.


1) Pandemi Covid-19.
a) No Squadron Move
(1) Ops dari Home Base.
(2) Hot Pit Refueling.
b) Latma dari 67 Kegiatan terlaksana 18.Materi
lapangan melibatkan alutsista dan personel: cancel.
c) Latihan Simulator TA 2020 di Luar Negeri: Delay/
Tidak selesai/tidak terlaksana.

2) Personel.
a) Penyediaan.
(1) Rencana : 1.380
(2) Terlaksana: 1.406 (102%)
b) Penggunaan.
(1) Militer. DSP; 50.364 Riil: 34.928 = 69,35%
(2) PNS : DSP: 8.138 Riil: 4.641 = 57,02%
Total 58.502 39.569 67.63%

3) Pelanggaran Wilayah. Telah terjadi sebanyak 1.578 kali


pelanggaran wilayah, sebagai berikut:
a) FIR Singapura: 17 LASA
b) Prohibited Area: 1 LASA

134
c) LASA X : 2 LASA
d) Teritorial Area (MEDAN) : 1 LASA
e) EX MTA 2 Militer RSAF : 1.555 LASA

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN ANGGARAN TA 2021.


a. Alokasi Anggaran Kemhan/TNI TA 2021.
1. Jenis Belanja.
a) Belanja Pegawai : Rp 5.020.671.000.000,-
b) Belanja barang : Rp 9.298.923.471.000,-
c) Modal : Rp 4.415.654.184.000,-
Jumlah Rp18.753,248.655.000,-
2) Jenis Program.
a) Penggunaan Kekuatan: Rp 553.496.068.000,-
b) Prof. dan Kesejahteraan Prajurit: Rp 1.736.695.240.000,-
c) Modernisasi Alutsista, Non Alutsista, dan Sarpras
Pertahanan: Rp 8.642.591.816.000,-
d) Riset, Industri, dan Pendidikan Tinggi Pertahanan:
Rp 26.500.000.000,-
e) Dukungan Manajemen: Rp 7.775.965.531.000,-
Total Jumlah: Rp 18.735.248.655.000,-

b. Penghematan Anggaran TA 2021.
1) Penggunaan Kekuatan:
(a) Pagu : Rp 553.496.068.000,-
(b) Penghematan : Rp 72.975.020.000,-
(c) Sisa : Rp 480.521.048.000,-
2) Prof. Dan Kesejahteraan Prajurit:
(a) Pagu : Rp 1.736.695.240.000,-
(b) Penghematan : Rp 104.039.290.000,-
(c) Sisa : Rp 1.632.655.950.000,-
3) Modernisasi Alutsista, Non Alutsista, dan Sarpras
Pertahanan:
(a) Pagu : Rp 8.642.591.816.000,-
(b) Penghematan : Rp 1.204.691.377.000,-
(c) Sisa : Rp 7.437.900.439.000,-

135 PROSIDING RAPIM TNI 2021


4) Riset, Industri, dan Pendidikan Tinggi Pertahanan:
(a) Pagu : Rp 26.500.000.000,-
(b) Penghematan : Rp 3.828.063.000,-
(c) Sisa : Rp 22.671.937.000,-
5) Dukungan Manajemen:
(a) Pagu : Rp 7.775.965.531.000,-
(b) Penghematan : Rp 85.851.797.000,-
(c) Sisa : Rp 7.690.113.734.000,-

Total: Pagu Rp 18.735.248.655.000,-


Penghematan Rp 1.471.385.547.000,-
Sisa Rp 17.263.863.108.000,-

c. Organisasi.
1) Pembentukan: Skomlekau, Depohar 90, Satuan udara
Pencarian dan Pertolongan, Wing Udara 9 lanud MNA, dan
Satharlan Lanud.
2) Validasi: Lanud Tipe A (ELI, SRI, SMO), Kadispotdirga Lanud,
Kapen kotama, Wingdikter menjadi Wing 100, Koharmatau,
Itjenau dan Kodikaltau.

d. Operasi dan Latihan.


1) Pandemi Covid-19. No Move Squadron, Opslat Pertimbangkan
kemampuan Alutsista Kapasitas Angkutan Udara : Ops 70%, Non
Ops 50%.
2) Kesiapan Pesawat. Penghematan Jam Terbang Duk Program
Life Extension dan Modernisasi Pespur.
3) Kemampuan Satuan & Sdm. Latihan Kotama (Latgab): Hardha
Marutha+Jalak Sakti/Sikatan, Daya Pembinaan di Satuan:
Alertness Strength Vs Weakness.
4) Safety. Jam Simulator Dan Jam Terbang Sip Split System
(Rotary&Fix Wing).

136
e. Personel.
1) Rencana penyediaan prajurit 2.630 orang, sebagai berikut:
a) Taruna/Taruni AAU: 130/10
b) Pa PK Susgakes Pria/Wanita: 30/5
c) Pa PK Rutin: 75/20
d) Bintara PK Pria/Wanita: 960/100
e) Tamtama PK: 1.370
f) PSDP: 25
2) Rencana Pelaksanaan Pendiikan sebanyak 865 pendidikan.

PENUTUP. Demikian paparan dari Asrena Kasau, sekian dan terima


kasih.

137 PROSIDING RAPIM TNI 2021


POKOK-POKOK
KEBIJAKAN PANGLIMA TNI TAHUN 2021

Assalamualaikum wr. wb.,


Salam sejahtera bagi kita semua,
Syaloom,
Om swastyastu.
Yang saya hormati,
- Kepala Staf Angkatan Darat,
- Kepala Staf Angkatan Laut, dan
- Kepala Staf Angkatan Udara,
Yang saya hormati Kepala Staf Umum TNI,
Pejabat utama Mabes TNI dan Mabes Angkatan,
Para peserta Rapat Pimpinan TNI yang saya banggakan
Hadirin dan undangan yang berbahagia.

Marilah kita panjatkan puji karena atas limpahan rahmat


dan karunia-Nya, pada hari ini kita dapat menyelesaikan Rapat
Pimpinan TNI Tahun 2021.

Para peserta Rapat Pimpinan TNI yang saya hormati,

Dinamika perkembangan lingkungan strategis pada tataran


global, regional dan nasional saat ini berlangsung sangat cepat
dan dinamis.
Pada tataran Global, perkembangan lingkungan strategis
yang terjadi adalah munculnya kekuatan Tiongkok dengan
program Belt and Road Initiative (BRI), pengaruh Pandemi
Covid-19, terorisme internasional, perubahan iklim (climate
change), dan isu pelanggaran HAM.
Selain itu terdapat perkembangan iptek, pengembangan
senjata pemusnah massal, krisis energi, pangan dan air,
masalah pengungsi dunia, serta konflik wilayah.

138
Pada berbagai kawasan, diprediksi masih akan diwarnai
oleh upaya Amerika Serikat untuk mempertahankan posisinya
sebagai negara “Super Power”, beberapa negara di berbagai
kawasan masih menjadi tempat yang kondusif bagi kelompok
separatis, masih adanya konflik bersenjata, ancaman
terorisme, serta perebutan sumber daya alam.
Sedangkan di wilayah Nasional, diprediksi masih akan
terjadi berbagai permasalahan ipoleksosbudhankam, seperti
radikalisme, resesi, ancaman siber, ancaman kesenjangan,
ancaman biologi, serangan terorisme dan separatisme.
Keamanan wilayah perbatasan juga menghadapi ancaman
seperti pelanggaran wilayah dan provokasi saat terjadi
pelanggaran laut.
Mencermati perkembangan tersebut, maka dapat saya
sampaikan bahwa tantangan tugas ke depan antara lain:
Pertama, pembangunan kekuatan pokok TNI yang didukung
dengan sistem komando dan pengendalian terintegrasi
berbasis Network Centric Warfare harus mampu memberikan
jaminan keamanan bagi bangsa dan negara Indonesia;
Kedua, penanganan separatisme, komunisme dan terorisme
masih menjadi fokus perhatian TNI untuk dapat mengantisipasi
segala perkembangan situasi;
Selanjutnya, pengamanan pasca Pilkada serentak 2020,
dimana ekses pilkada tersebut dapat saja masih berlanjut,
disertai dengan perbedaan pandangan terkait pelaksanaan
Pilkada selanjutnya;
Keempat, penanggulangan bencana alam baik dalam tahap
pra bencana, tanggap darurat maupun pasca bencana selalu
bersinergi dengan BNPB, BPBD dan Pemerintah Daerah serta
instansi terkait lainnya;
Kelima, penanganan Pandemi Covid 19 dan Pemulihan
Ekonomi Nasional dalam bentuk operasi perbantuan. Tidak
lupa terdapat keterlibatan Rumah Sakit jajaran TNI, tenaga
kesehatan, tracer, serta tenaga vaksinator TNI;

139 PROSIDING RAPIM TNI 2021


Kemudian, optimalisasi organisasi baru sesuai Peraturan
Presiden Nomor 66 tahun 2019 tentang Susunan Organisasi
Tentara Nasional Indonesia. Optimalisasi ini dilaksanakan
dengan orientasi pada pelaksanaan tugas pokok;
Ketujuh, peningkatan kinerja masing-masing bidang area
perubahan di lingkungan TNI guna percepatan pencapaian
sasaran/target area perubahan reformasi birokrasi; dan
Pengembangan sistem pengelolaan SDM TNI yang berbasis
kompetensi untuk mencapai standar kemampuan dan
profesionalisme dalam menghadapi tuntutan perkembangan
teknologi.

Peserta Rapim TNI yang berbahagia,


Pada tahun 2021 ini Pemerintah dalam Rencana Kerja
Pemerintah tahun 2021 telah menetapkan Arah Kebijakan
Pembangunan Nasional yang mengambil tema ”Mempercepat
Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosial” dengan sasaran
pembangunan yaitu:
a. perekonomian nasional yang terdampak pandemi
COVID-19;
b. pembangunan manusia dan masyarakat;
c. dimensi pemerataan; dan
d. kualitas lingkungan hidup
Dengan mengacu pada sasaran pembangunan yang
hendak dicapai, maka strategi pelaksanaan pembangunan
dituangkan ke dalam 7 (tujuh) Prioritas Nasional. Dimana
Prioritas Nasional yang terkait langsung dengan TNI adalah
Prioritas Nasional ke-7 yaitu meningkatkan stabilitas
Polhukhankam dan transformasi pelayanan publik.
Untuk mendukung peningkatan stabilitas Polhukhankam
dan transformasi pelayanan publik, maka ditetapkan 5 (lima)
Program Prioritas (PP), termasuk PP ke-5 yaitu menjaga
stabilitas keamanan nasional.

140
Menjaga stabilitas keamanan nasional diwujudkan melalui
5 (lima) Kegiatan Prioritas yaitu:
a. penguatan keamanan dalam negeri;
b. penguatan kemampuan pertahanan dibarengi
confidence building measures (CBM);
c. penguatan keamanan laut;
d. penguatan keamanan dan ketertiban masyarakat; dan
e. penguatan ketahanan dan keamanan siber.

Peserta Rapim TNI yang saya hormati,


Pada periode tahun 2020-2024, dalam pembangunan TNI
telah ditetapkan visi yaitu ”TNI yang Profesional, Modern dan
Tangguh untuk Mewujudkan Indonesia Maju, yang Berdaulat,
Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”
dengan misi antara lain:
a. pertama, mewujudkan TNI sebagai kekuatan utama
yang mampu dan andal dalam menjaga kedaulatan dan
keutuhan wilayah NKRI;
b. kedua, mewujudkan Prajurit TNI yang profesional dan
adaptif; dan
c. ketiga, mewujudkan Alat Utama Sistem Persenjataan
(Alutsista) TNI yang menerapkan teknologi mutakhir dan
mampu beroperasi secara interoperability.
Di tahun 2021 ini, TNI berpedoman pada pada 11 program
prioritas yaitu:
a. revitalisasi program-program di dalam MEF;
b. penyempurnaan Doktrin TNI dan Doktrin Angkatan;
c. penyempurnaan organisasi TNI menjadi organisasi
adaptif dan learning organization;
d. pengembangan sistem pengelolaan SDM TNI yang
berbasis kompetensi;

141 PROSIDING RAPIM TNI 2021


e. pembangunan TNI AD menjadi kekuatan terpusat,
kekuatan kewilayahan dan kekuatan pendukung;
f. pembangunan TNI AL melalui penyusunan Sistem
Senjata Armada Terpadu (SSAT);
g. pembangunan TNI AU untuk mencapai air supremacy
atau air superiority;
h. pembangunan unit khusus yang terdiri dari pasukan-
pasukan khusus Trimatra;
i. pengembangan sistem operasi Trimatra yang berbasis
teknologi yang meliputi Network Centric Warfare, C4ISR,
dan Cyber Warfare;
j. penguatan diplomasi militer; serta
k. sistem pengadaan alutsista yang berpedoman pada
effect based dan interoperabilitas secara transparan dan
akuntabel serta bebas dari KKN.

Peserta Rapim TNI yang saya banggakan,


Adapun Pokok-Pokok Kebijakan Panglima TNI Tahun
2021 dalam pelaksanaan tugas pembinaan dan penggunaan
kekuatan TNI sebagai berikut:

Pertama, Bidang Perencanaan dan Anggaran, antara lain:


a. mewujudkan strategi pertahanan dalam konsep
pertahanan pulau-pulau besar dan selat-selat strategis
dengan mengutamakan sistem operasi Tri Matra Terpadu
berbasis teknologi NCW;
b. melanjutkan pembangunan Satuan TNI Terintegrasi
di Natuna, Yamdena/Selaru, Morotai dan Merauke serta
penataan sistem pertahanan ibukota negara baru di
Kalimantan Timur;
c. melanjutkan penataan organisasi sesuai Postur TNI
Tahun 2010-2029;

142
d. peningkatan peran dan fungsi Litbang TNI serta
kerjasama dengan Badan Litbang non TNI; dan
e. optimalisasi Reformasi Birokrasi di lingkungan TNI
dengan menjalankan prinsip good governance dan clean
government serta mempertahankan opini Wajar Tanpa
Pengecualian.

Kedua, Kebijakan bidang Intelijen, diantaranya sebagai
berikut:
a. mengoptimalkan penyelenggaraan fungsi, kegiatan dan
operasi intelijen serta pemberdayaan satuan siber;
b. meningkatkan kerjasama militer dengan negara-
negara sahabat secara selektif dan berkesinambungan;
c. meningkatkan deteksi dini dan cegah dini terhadap
upaya memecah persatuan dan kesatuan yang berpotensi
menimbulkan konflik;
d. mengoptimalkan dan mengintegrasikan kegiatan
aparat intelijen, aparat teritorial, fungsi penerangan TNI
dan Satsiber TNI; dan
e. meningkatkan kegiatan diplomasi militer sebagai
sarana promosi keunggulan komparatif.

Ketiga, kebijakan Bidang Bidang Operasi dan Latihan, yang


perlu mendapat perhatian antara lain sebagai berikut:
a. melaksanakan operasi dalam negeri untuk menegakkan
kedaulatan negara dan keutuhan wilayah, serta menjaga
stabilitas keamanan terutama terkait penanggulangan
terorisme di Poso dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)
Papua;
b. melaksanakan operasi luar negeri melalui operasi
khusus dan operasi bersama dengan negara lain;

143 PROSIDING RAPIM TNI 2021


c. melaksanakan latihan kesiapsiagaan dan gabungan
untuk meningkatkan interoperabilitas antar Angkatan;
d. melanjutkan program Latihan Bersama Bilateral dan
Multilateral dengan negara-negara sahabat; serta
e. Meningkatkan diplomasi militer dengan negara ASEAN
dan non-ASEAN;

Keempat, Kebijakan Bidang Personel, diantaranya meliputi:


a. meningkatkan kualitas tata kelola administrasi prajurit
TNI berbasis NRP Terintegrasi TNI melalui Sisfopers TNI;
b. melaksanakan proses seleksi pendidikan dan rekrutmen
prajurit TNI dengan prinsip Proportional Growth dan Right
Sizing;
c. meningkatkan kualitas pendidikan prajurit TNI dan
kerjasama pendidikan dengan instansi di dalam dan luar
negeri berdasarkan perencanaan 3 (tiga) tahunan;
d. membangun dan mengembangkan Sarpras pendidikan
serta Alins/Alongins berbasis Teknologi;
e. Meningkatan perawatan prajurit TNI dalam berbagai
aspek; dan
f. melakukan langkah bersama antara Mabes TNI dan
Mabes Angkatan secara terukur dalam upaya Binpersman
TNI sesuai ketentuan yang berlaku.

Kelima, Kebijakan Bidang Logistik, antara lain sebagai berikut:


a. mewujudkan postur TNI yang kokoh dan berdaya
gentar tinggi serta proses pengadaan barang dan jasa
sesuai kebutuhan pengguna (user oriented) dan Opsreq
(operational requirement);
b. pembangunan Wilayah Perbatasan dan Pulau-Pulau

144
Kecil Terluar (PPKT), Satuan TNI Terintegrasi serta
penataan aset BMN;
c. mengoptimalkan pemenuhan bekal kesehatan operasi,
peningkatan pelayanan rumah sakit sandaran dan integrasi;
d. peningkatan kesejahteraan prajurit dan pemeliharaan
profesionalisme dengan meningkatkan fasilitas serta
pemenuhan perumahan dinas prajurit;
e. pembangunan dan penataan sistem pertahanan militer
terpadu di wilayah ibu kota negara serta terwujudnya
kekuatan, kemampuan, dan gelar yang mampu mengatasi
3 trouble spot secara bersamaan;
f. pemenuhan kebutuhan alat dan materiil kesehatan
untuk penanggulangan Covid-19.

Keenam, Kebijakan Bidang Teritorial, antara lain meliputi:


a. mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan Pembinaan
Teritorial dan Operasi Teritorial;
b. pembangunan dan peningkatan kekuatan Satkowil
dalam peningkatan kualitas SDM Spotmar, Spotdirga dan
jajarannya;
c. meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan
Kementerian/LPNK dan instansi terkait untuk menyiapkan
wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya;
d. meningkatkan rasa nasionalisme dan semangat bela
negara serta membantu kehidupan sosial masyarakat
wilayah perbatasan dan Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT);
dan
e. melengkapi peranti lunak bidang teritorial.

Ketujuh, Kebijakan Bidang Komunikasi dan Elektronika,


sebagai berikut:
a. pembangunan siskom berbasis teknologi satelit,

145 PROSIDING RAPIM TNI 2021


kebutuhan Alkomlek dan Alpernika, Siskodal Satuan TNI
terpadu, modernisasi Alkomlek TNI, Siber dan Sisinfolahta
TNI;
b. pemenuhan Matkomlek Kogabwilhan TNI, Koopssus
TNI dan Pusinfomar TNI; dan
c. meningkatkan dukungan kesiapan Alkomlek cadangan
strategis, peran harwat, profesionalisme SDM dan
pemenuhan peranti lunak.

Kedelapan, Kebijakan Bidang Pengawasan, diantaranya


meliputi:
a. meningkatkan profesionalisme aparat pengawasan
intern pemerintah (APIP);
b. mencegah potensi terjadinya fraud dan
penyalahgunaan kewenangan, dengan mendorong
penerapan Sistem Pengendalian Internal (SPI);
c. mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP);
d. membangun tata laksana pemerintah yang baik
(good governance) serta melaksanakan pengawasan dan
percepatan realisasi pembangunan Zona Integritas (ZI)
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM);
e. melaksanakan pendampingan dan koordinasi secara
intensif terhadap pelaksanaan audit kinerja di lingkungan
TNI;

Peserta Rapim TNI yang saya banggakan, pada kesempatan


yang baik ini saya akan menyampaikan beberapa poin sebagai
penekanan, sebagai berikut:
a. pertama, tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, pegang teguh Sapta Marga, Sumpah
Prajurit, dan Delapan Wajib TNI sebagai landasan moral

146
dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara;
b. kedua, tingkatkan kewaspadaan melalui deteksi dini,
cegah dini, optimalisasi operasi intelijen dan siber dengan
langkah-langkah yang profesional serta proporsional;
c. selanjutnya, optimalkan peran dan fungsi Kogabwilhan
TNI sebagai penindak awal;
d. keempat, pertahankan netralitas TNI termasuk dalam
hal penggunaan media sosial dan laksanakan pengamanan
pasca Pilkada sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
e. kelima, tingkatkan koordinasi yang baik dengan
Pemerintah/Pemda dalam upaya penanggulangan
bencana, SAR, dan pandemi Covid 19 serta pemulihan
ekonomi;
f. kemudian, wujudkan organisasi TNI yang tangguh,
bersih, akuntabel dengan SDM yang profesional, memiliki
integritas dan berkinerja tinggi;
g. ketujuh, tingkatkan kepercayaan rakyat terhadap TNI
dengan membangun keyakinan dan citra positif melalui
prestasi dan pelaksanaan tugas yang optimal serta tetap
menjaga kemanunggalan dengan segenap komponen
bangsa; dan
h. laksanakan vasinasi Covid 19 terhadap seluruh
personel TNI sesuai program Pemerintah untuk memutus
rantai penyebaran Covid 19.
Demikian Pokok-Pokok Kebijakan Panglima TNI Tahun
2021 untuk dipedomani dan dijabarkan oleh seluruh pimpinan
satuan di jajaran TNI, sesuai dengan tugas, peran, fungsi dan
tataran kewenangan masing-masing.
Selanjutnya, dengan mengucap “Alhamdulillaahirobbil

147 PROSIDING RAPIM TNI 2021


‘Alamin, seraya memohon ridho Tuhan Yang Maha Esa, pada
hari ini, Selasa 16 Februari 2021 pukul …. WIB, Rapat Pimpinan
TNI Tahun 2021 secara resmi saya nyatakan ditutup”.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, menyertai
setiap langkah pengabdian kita kepada TNI, Bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai
dan banggakan bersama.

Sekian dan terima kasih,


Wassalamualaikum wr. wb.,
Syaloom,
Om shanti shanti shanti om.

Panglima TNI,

Hadi Tjahjanto, S.I.P.


Marsekal TNI

148
149 PROSIDING RAPIM TNI 2021

Anda mungkin juga menyukai