Anda di halaman 1dari 36

RAHASIA

(LATIHAN)

Lembar ke.....dari .....lembaran


Kogasudgab “Viper Sakti”
Makassar
Januari 201B

RENCANA OPERASI “BHUANA CAKTI” KOGASUDGAB VIPER SAKTI NO: 1

Penunjukan: 1. Peta Udara

a. JNC : Daerah Sulawesi dan Kalimantan.


Kedar : 1: 2.000.000.
Tahun : 2016
Lembar : N-54, N-55.

b. ONC : Asia Tenggara (Kalimantan,


Sulawesi dan Laut China Selatan).
Kedar : 1: 1.000.000.
Tahun : 2016
Lembar : L-11. L-12, M-11, M-12. N-12.

c. TPC : Kalimantan Timur.


Kedar : 1: 500.000.
Tahun : 2016
Lembar : L-11B/C/D, L-12A/D, M-11 B/C/D N-
12A.

d. JOG : Tarakan dan Sangata.


Kedar : 1: 250.000.
Tahun : 2016
Lembar : NA-50-2/3/6/7/10/11/14/15.

e. Enroute Chart : Indonesia Bagian


Barat dan Timur, Tahun 2010.
RAHASIA
(LATIHAN)
2

2. Dokumen. Renyudha TNI, Kirintelstrat, Balakdukmin, Doktrin


Dephan Per/23/M/XII/2007, Buku Putih Pertahanan Indonesia
Per/03/M/II/2008, Strategi Pertahanan Negara RI Per/22/M/XII/2007,
Tridek Kep 474/VII/2012, Kammil Kep /265/IV/2013, Opsudgab
Kep/261/IV/2013, OMP, OMSP, Air Almanak 2000, dst.

Daerah Waktu: WIB (UTC + 7)/WITA (UTC + 8).

Susunan Tugas: Periksa Lampiran A (Organisasi Tugas / Susunan Tugas).

1. SITUASI. Situasi dalam negeri yang tidak kondusif akibat dampak euforia
reformasi yang tidak terkendali telah mengakibatkan terjadinya perubahan sistem politik
yang sangat signifikan. Hal ini mengarah kepada situasi bebas tanpa batas dalam
semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Kondisi ini berdampak terhadap
perkembangan situasi Kamtibmas yang semakin rawan. Hal ini dapat dilihat dengan
seringnya aksi unjuk rasa yang anarkhis dan berskala besar (nasional). Adanya
Pemberlakuan otonomi daerah dengan berbagai hambatan dan kendalanya telah
menimbulkan rasa arogansi daerah terhadap pemerintah pusat sebagai dampak masih
kurangnya pemahaman terhadap peraturan perundangan yang berlaku. Dengan
kewenangan otonominya, masing-masing daerah berusaha meningkatkan pendapatan
asli daerahnya (PAD) melalui cara melakukan kerjasama dengan negara-negara tetangga.
Kerjasama dengan negara-negara tetangga ini memberikan peluang dan dimanfaatkan
oleh Negara Musang untuk mengirimkan kader-kadernya secara terselubung ke wilayah
NKRI. Keberadaan sumber minyak dan gas bumi serta kekayaan alam lainnya di
wilayah Indonesia merupakan aset yang memberikan kontribusi sebagai salah satu
sumber devisa bagi pemerintah pusat. Kegiatan mereka masih cenderung terselubung
dengan memanfaatkan setiap gejolak sosial di masyarakat, sebagai akibat dari berbagai
kelemahan yang dilakukan oleh aparatur pemerintahan untuk memperoleh simpati dan
dukungan dari rakyat. Adapun kegiatan yang dilaksanakan antara lain penggalangan,
sabotase, subversi dan teror serta melemparkan isu negatif terhadap pemerintahan
melalui berbagai aksi propaganda dan selebaran gelap dengan tujuan utama
menghancurkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
3

a. Musuh.

1) Disposisi.

a) Kekuatan Darat. Kekuatan pasukan darat terdiri dari 5.000


personel Pasukan Infanteri Musang yang terdiri dari:

(1) Divif Gabungan 5 (-) dan perkuatannya di daerah Sagai:

(a) Madif-5
(b) 1 Menif
(c) 1 Yon Armed (-)
(d) 1 Yon Arhanud (-)
(e) 1 Yon zipur (-)
(f) 1 Yon Hub (-)
(g) 1 Ki Tank (-)
(h) Unsur Banmin

(2) Yon Gab 18/PA di Torai.

(a) 1 Yonif.
(b) 1 Ki zipur.
(c) 1 Ton Hub.
(d) 1 Rai Armed.

(3) 1 Yonif 55/PT (-) dan Hanud di Clipyard.

(a) 1 Yonif.
(b) 1 Rai Arhanud.
(c) 1 Ki zipur.
(d) 1 Ton Hub.
(e) 1 Rai Armed.

(4) 1 Ki Yonif 55/PT


4

b) Kekuatan Laut di Lotada:

(1) 3 SS
(2) 5 PKR
(3) 4 PK
(4) 2 KCR
(5) 7 AT
(6) 2 BR
(7) 1 BCM
(8) 1 BAP

c) Kekuatan Udara di Pulau Sonic:

(1) 14 F-18 E/F


(2) 16 F-16 C/D
(3) 16 Su 27/30
(4) 10 AIDC Ching Kuo
(5) 7 C-130
(6) 6 C-27
(7) 1 IL-38
(8) 3 AH-64
(9) 3 CH-47
(10) 1 UAVBZK-005.
(11) 250 Pasukan Khusus Udara Musang.

e) Pertahanan Udara Sonic Island:

(1) 2 Site Radar Thomson GCI/EW (Mobile) 240 NM.


(2) 2 Meriam Hanud SU-57 MM S-60 Retrofit (Otomatis)
dengan kendali radar.
(3) 2 Meriam Hanud ZSU-23-4 AAA.
5

b. Kawan

1) Kogab TNI. Menyelenggarakan Kampanye Militer di Mandala


Operasi .

2) Kogasudgab. Kekuatan Kogasudgab terdiri dari

a) Satgas Tempur.

(1) Unsur Serang.

(a) 14 SU 27/30.
(b) 12 F-16.
(c) 14 T-50.
(d) 16 Hawk 100/200.
(e) 12 EMB-314 Super Tucano.

(2) Unsur Buser.

(a) 6 SU 27/30.
(b) 6 F-16.
(c) 6 T-50.

b) Satgas Dukpur.

(1) Unsur Intai.

(a) 3 B-737.
(b) 2 CN-235
(c) 2 C-212.

(2) Unsur Angkut

(a) 24 C-130 H/HS/L-100.


(b) 4 KC-130 BT
(c) 10 CN-295.
(d) 1 CN-295 Kodal.
(e) 4 CN-235.
(f) 2 C-212.

(3) Unsur Heli

(a) 6 NAS-332.
(b) 6 SA-330.

(4) Unsur Lanud


6

(a) Lanud BPP.


(b) Lanud SRI.
(c) Lanud HND.
(d) Lanud SAM.
(e) Lanud PTM.
(f) Lanud HLO.
(g) Lanud Palu.
(h) Lanud JAL.

c) Satgas Hanud

(1) Unsur Buser.

(a) 10 SU-27/30.
(b) 10 F-16.
(c) 10 T-50.

(2) Unsur Radar.

(a) Satrad 223/ Bpp.


(b) Satrad 224/ Kwd.
(c) Satrad 225/ Trk.
(d) Radar Mobile.
(e) KRI (PM).

(3) Unsur Rudal.

(a) Arhanudse (PM).


(b) 6 Baterai PSU Paskhas.
(c) KRI (PM).

(4) Unsur Lain.

(a) MCC HND.


(b) MCC BPP.
(c) MCC SRI.
(d) MCC KDI.

d) Satgas Paskhas

(1) Unsur Buthanlan. Wing II Paskhas:

(a) Yonko 463.


(b) Yonko 464.
(c) Yonko 466.

(2) Unsur Matraud. Denmatra 2 Paskhas.


(3) Unsur Khusus. Satuan Bravo.
(4) Unsur PSU. Denhanud 472 Paskhas.
7

e) Satgas Info

(1) Unsur Intel.


(2) Unsur Komlek.
(3) Unsur Psikologi.
(4) Unsur Infolahta.
(5) Unsur Hukum.
(6) Unsur Penerangan.
3) Kogasratgab. Kekuatan Kogasratgab terdiri dari:
a) 1 (Satu) Yon Infantri 100 Raider (800 personel).
b) 6 (enam) Tim Kopassus ( 150 personel).
c) 1 (Satu) Yon Infantri 501 Bajra Yudha (800 personel).
d) 1 (Satu) Yon infantri 502 Ujwala Yudha (800 Personel)
e) 1 (Satu) Yon infantri 503 Mayangkara (800 Personel)
f) 1 (Satu) Yon infantri Raider 712 Wiratama (600 Personel)
g) 1 (Satu) Yon infantri Raider 714 Sintuwu Maroso (600
Personel).
h) 1 (Satu) Yon infantri 711 Raksatama (600 Personel).
i) 1 (Satu)Yon infantri 713 Satyatama (600 Pers).
j) 1 (Satu)Yon infantri 715 Motuliato (600 Pers).

4) Kogaslagab. Kekuatan Kogaslagab terdiri dari:

a) 2 (dua) Kapal Markas/Komando (MA).


b) 6 (empat) Kapal Perusak Kawal (Fregat).
c) 6 (empat) Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR).
d) 6 (enam) Kapal Cepat Rudal (KCR).
e) 4 (empat) Kapal Buru Selam (BS).
f) 7 (tujuh) Kapal Penyapu Ranjau ((PR).
g) 8 (delapan) Kapal angkut Tank (AT).
h) 4 (lima) Kapal Bantu Cair Minyak (BCM).
i) 6 (lima) Kapal Bantu Umum (BU).
j) 4 (empat) Kapal Selam (KS).
k) 10 (enam) Kapal Pengangkut Pasukan (KP).
l) 1 (satu) Brigade Marinir (2.400 personel).
m) 4 (empat) Tim Den Jaka (100 personel).

5) Kogasgablinud. Kekuatan Kogasgablinud terdiri dari :

a) 1 (Satu) Yonif Linud 431 (800 personel).


b) 1 (Satu) Yonif Linud 432 (800 personel).
c) 1 (Satu) Yonif Linud 433 (800 personel).

6) Kohanudnas. Melaksanakan operasi Pertahanan Udara di


Wilayah udara Nasional.

7) Bais TNI melaksanakan Operasi Intelijaen Strategis di dalam maupun


Luar negeri untuk mendapatkan data dan informasi musuh.
8

8) Pemda. Bantuan fasilitas rumah sakit, peralatan keadaan


darurat bencan, pengungsian dan penerangan masyarakat.

c. Keadaan Lingkungan/Daerah Operasi.

1) Medan

a) Batas Wilayah

(1) Utara : Filipina


(2) Timur : Faux Island
(3) Selatan : Pulau Sulawesi Indonesia
(4) Barat : Bongao Island

b) Pesisir sebelah Selatan P. Sonic dihubungkan dengan jalan


darat ke Lanud Clipyard yang dapat digunakan untuk jalur logistik.

c) Pesisir Selatan merupakan pantai datar, dapat didarati


pasukan marinir dan kendaraan amphibi.

d) Penerjunan pasukan dapat dilakukan di sepanjang landasan


atau sepanjang pantai Selatan waktu air surut.

e) Wilayah udara di P. Sonic dan sekitarnya sangat terbuka,


karena terletak di jalur penerbangan internasional.

f) Jaringan Jalan Pendekat

a. Jaringan Laut. Pelabuhan laut telah dibuat di


pesisir Timur P. Sonic yang merupakan sarana penting untuk
transportasi / komunikasi jaringan laut.
9

b. Jaringan Udara. Pangkalan Udara P. Sonic


merupakan pangkalan udara yang dikembangkan oleh Musang
untuk melayani dukungan operasi udara militer.

g) Benda-benda buatan manusia belum banyak, terutama yang


banyak mempengaruhi kegiatan pengintaian ataupun serangan udara.
Bangunan-bangunan yang cukup menonjol adalah tower, SBK,
Hanggar, Gudang Amunisi. Landasan dan pelabuhan laut di pesisir
utara serta Radar GCI

2) Cuaca

a) Hujan. Pada umumnya berupa shower atau hujan tiba-tiba


sebagai akibat pembentukan awan rendah (Cu dan Cb). Hujan
dapat terjadi pada siang, sore dan malam hari pada waktu musim
Utara. Curah hujan terendah 100 mm dan tertinggi 5.000 mm.

b) Kabut. Kabut tebal dapat terjadi ada musim hujan sehingga


penglihatan dapat menjadi kurang dari 1 km. Kabut biasanya terjadi
pada pukul 07.00 s.d. 09.00.

c) Angin. Angin sering berubah-ubah arah sesuai dengan


musimnya. Karena P. Sonic terletak di lautan bebas, maka banyak
angin baik pada musim kemarau maupun musim hujan.

d) Penglihatan. Pada umumnya baik, antara 10-20 km,


kecuali pada musim hujan dapat kurang dari 1 km.

e) Suhu. Suhu tertinggi dapat mencapai 34° pada musim


kemarau dan 20° pada musim hujan.

3) Pandangan dan pertimbangan Pemda dan Masyarakat setempat


yang dapat mempengaruhi jalannya operasi.
10

a) Pada daerah Balikpapan. Fanatisme agama dan kuatnya


adat istiadat di kalangan penduduk khususnya di daerah
Balikpapan akan menghambat pengembangan ideologi komunis.
Sisa-sisa G 30 S/PKI dan eks tahanan politik yang tersebar di
seluruh daerah Balikpapan dapat digunakan sebagai jalan
pendekat bagi subversi komunis, sedangkan banyaknya tenaga
asing baik di bidang perkayuan, perminyakan dan menggunakan
bahan peledak serta tersebarnya proyek-proyek vital, memberikan
keuntungan bagi lawan untuk melakukan sabotase maupun
tindakan kriminal lainnya.

b) Pada daerah Jalaludin. Terdapat kekuatan ekstrim kiri


yang nyata adalah sisa-sisa permesta hingga saat ini dapat diawasi
dan dibatasi ruang geraknya oleh pemerintah bersama-sama
dengan TNI. Bagi kelompok ekstrim kanan khususnya dari Poso
dan Palu sementara ini masih dapat dikendalikan dibatasi ruang
geraknya terutama terhadap upaya yang merongrong kewibawaan
dan kebijaksanaan pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan

c) Pada daerah Tarakan. Pengaruh adat istiadat dan agama


yang kuat dan taraf pendidikan yang masih rendah,
keanekaragaman suku di wilayah Tarakan dapat meningkatkan jiwa
persatuan dan kesatuan untuk menghadapi budaya asing dan
penumbuhan jiwa militansi rakyat dengan pembinaan kesadaran
bela negara serta pembetukan hansip atau wankamra akan dapat
dijadikan tenaga penggerak dalam menghadapi setiap ancaman.

d. Penerimaan dan Pemberian Bawah Komando/Bawah Kendali Operasi.

1) Penerimaan.

a) Bawah Komando. Dari Koops I dan Koops II berupa :


11

(1) 30 SU 27/30 (6 pesawat di lanud BPP, 5 pesawat di


Lanud SRI,dan 19 pesawat di Lanud HND)

(2) 28 F-16 berada di Lanud TRK.

(3) 12 EMB – 314 Tucano berada di JAL.

(4) 16 Hawk 100/200 berada di SRI

(5) 30 T-50 Golden Eagle (20 pesawat di PAL dan 10


pesawat ke jalaludin)

(6) 24 C-130 (20 pesawat di HND, 1 pesawat di TRK, 1


pesawat di BPP, 1 pesawat di JAL, 1 pesawat di SRI, 1
pesawat di PAL).

(7) 4 KC130 BT (2 pesawat di BPP dan 2 pesawat di SRI).

(8) 10 CN-295 dan 1 CN 295 Kodal (5 pesawat di BPP , 2


pesawat di TRK, 3 pesawat di SRI,dan 1 pesawat kodal di
HND).

(9) 2 CN-235 MPA di BPP.

(10) 3 B 737 di BPP.

(11) 2 C-212 di TRK.

(12) 6 NAS-332 (2 pesawat di TRK, 2 pesawat di HND, dan


2 pesawat di BPP).

(13) 6 SA-330 (2 pesawat di JAL, 2 pesawat di SRI,dan 2


pesawat di PAL).
12

(14) Unsur Pangakalan dan Komlek masing-masing di


Pangkalan Aju.

b) Bawah Kendali. Nil.

2) Pemberian.

a) Bawah Komando. Nil.

b) Bawah Kendali. Nil.

e. Praanggapan.

1) Musuh tidak menggunakan senjata Nubika dan senjata pemusnah


massal lainnya.

2) Disposisi dan komposisi musuh tidak mengalami perubahan.

3) Semua kebutuhan dalam melaksanakan operasi terdukung oleh


Komando Atas.

4) Perubahan cuaca masih dalam limit kemampuan personel kita.

5) Musang tidak beraliansi dengan negara lain untuk melanjutkan


perang.

6) Tidak ada perubahan kebijakan politik negara dalam bidang


pertahanan dan keamanan.

2. TUGAS POKOK. Kogasudgab Bravo Jaya melaksanakan operasi udara yang


terdiri dari operasi informasi, operasi pertahanan udara, OLUO, OSUS dan operasi
dukungan udara mulai hari H-15 s.d H+14 selama 30 hari dalam kurun waktu tahun 201B
di mandala operasi Sonic untuk merebut keunggulan udara dan menghancurkan sasaran
13

strategis negara musang serta membantu pelaksanaan operasi Kogasgab lainnya dalam
rangka mendukung tugas pokok Kogab TNI.

3. PELAKSANAAN.

a. Konsep Operasi.

1) Manuver. Kogasudgab Bravo Jaya bertugas melaksanakan


Operasi Udara guna merebut keunggulan udara dan melumpuhkan sasaran
strategis musuh mulai hari H-15 s.d H+14 selama 30 hari dalam kurun waktu
201B di wilayah Sonic Island dengan melaksanakan Operasi Informasi,
Operasi Pertahanan Udara menggunakan satuan Radar di jajaran
Kosekhanudnas II dengan Unsur Sergap SU 27/30,F16 dan T-50, , Operasi
Khusus infiltrasi melalui laut, Melaksanakan OLUO menggunakan pesawat
SU 27/30,F16,T-50 dan Hawk, Melaksanakan OSUS untuk menghancurkan
COG musuh menggunakan pesawat SU 27/30,F16,T-50 dan Hawk, Satgas
Dukungan Tempur melaksanakan Operasi Dukungan Udara berupa Operasi
Pengintaian Udara Strategis menggunakan B-737 Intai Maritim dan
pengintaian udara taktis menggunakan CN-235, penerjunan KDOL, Arm
Recce menggunakan pesawat F-16, Kodal menggunakan B-737, siaga
SARPUR menggunakan NAS 332/SA-330 , siaga PMU menggunakan CN-
235, CN-295, C-212 dan C-130, melaksanakan penerjunan OP3U
menggunakan C-130, melaksanakan Air Landed, Operasi Air Refueling
menggunakan pesawat KC-130 BT, Melaksanakan Bekal Ulang,
melaksanakan Air Cover untuk mendukung Operasi Laut Gabungan, Operasi
Linud, Operasi Amfibi dan Operasi Darat Gabungan dengan menggunakan
pesawat F-16 dan T-50 serta menyiagakan BTU oleh pesawat EMB-314
untuk mendukung operasi Kogasgab lainnya.

a) Keinginan Panglima. Segera menyiapkan rencana


operasi sesuai tugas pokok Kogasudgab Bravo Jaya yaitu untuk
menghancurkan dan menetralisir kekuatan udara musang dalam
rangka di Pulau Sonic. Keinginan panglima tersebut meliputi:
14

(1) Tujuan akhir yang ingin dicapai.

(a) Merebut dan menguasai wilayah pulau Sonic

(b) Menghancurkan sasaran strategis Negara


Musang di Pulau Sonic, berupa Kodal Militer Negara
Musang.

(c) Penguasaan wilayah Udara di mandala operasi.

(2) Sasaran Kampanye yang ingin di capai.

(a) Operasi informasi yang dilakukan dapat


menguatkan posisi diplomatis Indonesia di mata
negara-negara lain secara Internasional.

(b) Operasi pengintaian udara baik strategis maupun


taktis yang dilakukan dapat memberikan informasi yang
aktual dan akurat sebagai dasar pembuatan
perkembangan situasi.

(c) Operasi Hanud yang dilaksanakan dapt menjaga


wilayah udara nasional dan menjamin keunggulan
udara di wilayah Mandala Operasi.

(d) Operasi serangan udara strategis yang dilakukan


dapat menghancurkan pusat Kodal dan kekuatan
Negara Musang di Pulau Sonic.

(e) Operasi lawan udara ofensif yang dilakukan


dapat menghancurkan kekuatan udara Negara Musang
di Pulau Sonic.

(f) Operasi perebutan dan pengendalian pangkalan


(OP3U) yang dilakukan dapat merebut dan
mengendalikan Pangkalan Udara di Pulau Sonic.
15

(g) Operasi penerjunan KDOL, Dalpur OP3U, Linud


yang dilakukan dapat mendukung penerjunan pasukan
sesuai dengan rencana.

(h) Operasi SUL, siaga BTU, siaga PMU, SAR dan


SAR tempur yang dilakukan dapat mendukung operasi
Kogasgab lain.

(i) Operasi khusus dapat melumpuhkan radar di


pulau Sonic guna mendukung operasi kogasgab lain.

b) Pentahapan Operasi.

(1) Tahap Operasi Pendahuluan

(a) Manuver. Kogasudagab Bravo Jaya


melaksanakan operasi pendahuluan berupa:
i Hari “H-25” s.d. “H-23” .
i) Melaksanakan penggelaran
Adminlog dan Alkomlek di setiap
Pangkalan Aju.
ii) Penerimaan perintah untuk
pendisposisian kekuatan ke pangkalan
aju.

ii Hari “H-22 s.d H-18”.


i) Melaksanakan latihan pratugas di
satuan induk masing-masing.
ii) Menerima bekal awal untuk
personel dan mempersiapkan bekal kelas
V untuk alutsista.
iii) Menggeser pesawat helikopter SA-
330 dan NAS 332 dari Lanud ATS yang
terdiri dari :
(i) 2 pesawat NAS 332 diposisi
di HND.
(ii) 2 pesawat NAS 332 diposisi
di TRK.
16

(iii) 2 pesawat NAS 332 diposisi


di BPP.
(iv) 2 pesawat SA 330 diposisi di
JAL.
(v) 2 pesawat SA 330 diposisi di
SRI.
(vi) 2 pesawat SA 330 diposisi di
PAL.

iv) Menggeser 28 F-16 dari IWY dan


RSN dengan rincian :
(i) 18 pesawat F-16 rute IWY-
TRK dengan dukungan ground
crew dan Flyawaykit sebanyak 6
sorties C-130.
(ii) 10 pesawat F-16 rute RSN-
TRK dengan dukungan ground
crew dan Flyawaykit sebanyak 4
sorties C-130.

v) Menggeser 30 T-50 dari IWY dan


RSN dengan rincian :
(i) 20 pesawat T-50 rute IWY-
PAL dengan dukungan ground
crew dan Flyawaykit sebanyak 6
sorties C-130.
(ii) 10 pesawat T-50 rute IWY-
JAL dengan dukungan ground crew
dan Flyawaykit sebanyak 4 sorties
C-130.
vi) Menggeser 16 Hawk dari SPO dan
RSN dengan rincian :
(i) 8 pesawat Hawk rute RSN-
SPO-TRK-SRI dengan dukungan
ground crew dan Flyawaykit
sebanyak 4 sorties C-130.
(ii) 8 pesawat Hawk rute SPO-
TRK-SRI dengan dukungan ground
17

crew dan Flyawaykit sebanyak 4


sorties C-130.
(vii) Menggeser 6 SU 27/30 untuk
disposisi BPP dengan dukungan ground
crew dan flyaway kit sebanyak 2 sorties
dan 5 SU 27/30 untuk disposisi SRI
dukungan ground crew dan flyaway kit
sebanyak 2 sorties.

(viii) Menggeser 4 pesawat KC 130 BT


dengan disposisi 2 peswat di BPP dan 2
pesawat di SRI
(ix) Menggeser 3 pesawat B 737,1 C
130,5 CN 295, 2 CN 235 MPA ke BPP;
20 C130,1 CN 295 kodal ke HND; 2
C212, 1 C130 dan 2 CN 295 ke TRK;1
C130 ke JAL;3 CN 295 ke SRI;dan 1 C
130,4 CN 235 ke PAL.

(x) Melaksanakan pergeseran pasukan


Satpur, Hanlan,dan Bateray Hanud ke
pangkalan operasi.

(xi) Melaksanakan pergeseran Ammo


dari Depo IWY ke seluruh pangkalan
operasi.
iii Hari H-17 s.d H-16.

i) Melaksanakan briefing awal oleh


seluruh satgas dan unsur di jajaran
Kogasudgab yang terlibat dilanjutkan
koordinasi intern masing-masing unsur.
ii) Melaksanakan pengecekan
kesiapan personel dan alutsista akhir
seblum pelaksanaan operasi.

(b) Bantuan
18

i Operasi Intelijen Gabungan dilaks oleh


BAIS TNI, sebelum Operasi Gabungan
dilaksanakan sampai dengan konsolidasi.

ii BAIS TNI mendukung Informasi Intelijen


untuk kebutuhan operasi di daerah Mandala
Operasi.

iii. Bantuan Kohanudnas diperlukan guna


mencegah, menghancurkan dan menangkal
kekuatan udara musuh baik di mandala operasi
maupun di luar mandala operasi (mandala
perang).

(2) Tahap Operasi Pokok.

(a) Manuver. Kogasudagab Bravo Jaya


melaksanakan operasi pokok berupa:
i. Melaksanakan Operasi PengintaianUdara
Taktis dan strategis menggunakan B 737, CN 235
MPA dan C212 serta melaksanakan Operasi
Informasi untuk mendapatkan data Intelijen di
Mandala Operasi pada ‘H-15 s.d. H+14.
ii. Hari H-10 ,melaksanakan Operasi Infiltrasi
ke Pulau Sonic oleh Dansat Bravo untuk
mendukung operasi selanjutnya.
iii. Hari H jam J, Melaksanakan OLUO untuk
menghancurkan kekuatan udara Musang di Pulau
Sonic dengan Composite Strike:
i) Sead: 6 SU 27/30 masing-masing
membawa 2 R73,2 KH 29TE, dan 150
butir peluru serta jammer pod.
ii) Sweeper : 9 F 16 dengan masing-
masing membawa 4 rudal AIM 9p dan 150
butir peluru.
iii) Striker: 3 SU 27/30 masing-masing
membawa 28 ofab 250 dan 8 Hawk
19

masing-masing membawa 2 bomb MK-


82.
iv) Escort: 10 T-50 i masing masing
membawa 4 rudal AIM 9P dan 150 butir
peluru.
iv. Selanjutnya dilaksanakan OSUS untuk
menghancurkan sasaran Strategis dengan
komposisi:
i) Sead: 8iF 16 masing-masing
membawa2 AIM 9p,2 agm maverick, dan
100 butir peluru serta jammer pod.
ii) Sweeper : 6 SU 27/30 dengan
masing-masing membawa 4 misileRVV-
AE dan 2 R734 serta 150 butir peluru.
iii) 8 Hawk masing-masing membawa
2 bomb MK-82.
(iv) Escort: 3 SU 27/30 masing-masing
membawa 4 R 27 dan 150 butir peluru
serta 4 T-50 i masing masing membawa 4
rudal AIM 9P dan 150 butir peluru.
v) BDA : 4 Hawk masing masing
membawa 2 rudal AIM 9P dan 150 butir
peluru.
v. Pada Hari H Jam J, melaksanakan
dukungan udara Air Refueling dengan 4 pesawat
KC 130 BT untuk mendukung pesawat Hawk dan
SU 27/30 dengan rute SRI-ARCP-SRI serta BPP-
ARCP-BPP.
vi. Pada Hari H jam J+3, melaksanakan
OP3U untuk merebut pangkalan di Pulau Sonic
dan dapat mendukung operasi selanjutnya dan
mempersiapkan penerjunan Linud.
vii. Pada Hari H+1. Melaksanakan operasi
perlindungan dengan 4 T50i dan 4 F16 dengan
masing-masing membawa 4Aim-9 dan 150 butir
peluru untuk mendukung operasi Laut Gabungan
viii. Pada Hari H+4. Melaksanakan operasi
perlindungan dengan 4 T50i dan 4 F16 dengan
20

masing-masing membawa 4Aim-9 dan 150 butir


peluru untuk mendukung operasi amfibi.
ix. Pada Hari H+5 melaksanakan dukungan
penerjunan Linud dan operasi ratmin dengan
menggunakan 20 C130 dan perlindungan Udara
menggunakan F 16 yang masing-masing
membawa 4 AIM 9 dan 150 butir peluru.

(b) Bantuan

i. BAIS TNI mendukung Informasi Intelijen


untuk kebutuhan operasi di daerah Mandala
Operasi baik dukungan personel maupun logistik.

ii. Operasi Intelijen Gabungan dilaksanakan


oleh BAIS TNI, untuk menentukan secara pasti
sasaran yang akan di hancurkan sebelum Operasi
Gabungan dilaksanakan sampai dengan
konsolidasi.

iii. Bantuan Kohanudnas diperlukan guna


mencegah, menghancurkan dan menangkal
kekuatan udara musuh baik di mandala operasi
maupun di luar mandala operasi (mandala
perang).

(3) Tahap Operasi Bantuan


(a) Manuver. Kogasudagab Bravo Jaya
melaksanakan operasi pendahuluan berupa:

i. Pada Hari H+8 Melaksanakan Operasi


Perlindungan Udara, operasi penyekatan udara,
SUL, siaga BTU dengan menggunakan 5 SU
27/30, 5 F16 ,10 Tucano dan 8 T-50i untuk
mendukung operasi darat gabungan.
21

ii. Pada hari H s.d. H+14 menyiagakan


dukungan SAR tempur dan Pengungsian Medis
Udara (PMU)

(b) Bantuan.

i. BAIS TNI mendukung Informasi Intelijen


untuk kebutuhan operasi di daerah Mandala
Operasi baik dukungan personel maupun logistik.

ii. Operasi Intelijen Gabungan dilaksanakan


oleh BAIS TNI, untuk menentukan secara pasti
sasaran yang akan di hancurkan sebelum
Operasi Gabungan dilaksanakan sampai dengan
konsolidasi.

iii. Bantuan Kohanudnas diperlukan guna


mencegah, menghancurkan dan menangkal
kekuatan udara musuh baik di mandala operasi
maupun di luar mandala operasi (mandala
perang).

3) Bantuan.

a) Intelijen. Dalam rangka mendapatkan informasi, pembentukan


opini, penyesatan informasi dan kontra intelijen oleh BAIS TNI dan
Puspen TNI.

b) Teritorial. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan


membantu pengendalian kerusakan daerah oleh unsur Komando
Kewilayahan dengan mengoptimalkan koordinasi dengan Koramil,
Kepolisian dan masyarakat setempat.
22

c) Informasi. Dilaksanakan dengan mengumpulkan informasi dari


masyarakat setempat yang bersimpati pada NKRI tentang
pergerakan Musang di P. Sonic.

d) Pernika. Bantuan Pernika dari Satkomlek TNI dan badan


penelitian Lapan guna membantu menghadapi serangan Pernika
lawan.

e) Hukum.Dilaksanakan oleh Satgaskum TNI dengan


melaksanakan pengawasan tentang ROE selama pelaksanaan
operasi, diusahakan pemilihan sasaran pada kekuatan militer
sehingga tidak menyebabkan jatuhnya korban sipil. Mematuhi
hukum humaniter yang ada saat melaksanakan peperangan untuk
mencegah tekanan internasional apabila ada pelanggaran aturan
internasional.
f) Angkutan. Dilaksanakan dan meyesuaikan dengan
kemampuan organik satuan masing-masing.

g) Psikologi. Dilaksanakanoleh Dinas Psikologi Puskes TNI


dan masing-masing angkatan.

h) BantuanKesehatan. Dilaksanakan oleh Pusat Kesehatan


Mabes TNI dan Mabes Angkatan guna membantu kelancaran operasi
dan membantu menaikkan moril pasukan.

i) Bantuan Penerangan. Dilaksanakan oleh Puspen TNI dengan


menggunakan media cetak dan media elektronik untuk pelaksanaan
operasi informasi.

j) Bantuan dari Kohanudnas. Dilaksanakan oleh Kohanudnas


beserta satuan jajarannya.

b. Tugas Satuan Satuan Manuver Yang Termasuk Dalam Susunan Tugas.


23

1) Satuan Tugas Tempur.

a) Unsur Serang. Unsur serang bertugas menghancurkan


sasaran di darat, baik dalam suatu composite strike maupun flight
sendiri. Unsur Serang terdiri dari:

(1) Flight SU-27/30. Melaksanakan OLUO sebagai SEAD


dan Striker, OSUS sebagai Sweeper.

(2) Flight F-16. Melaksanakan OLUO sebagai Sweeper


dan OSUS sebagai SEAD dan Operasi Dukungan Udara
lainnya.
(3) Flight Hawk 100/200. MelaksanakanOLUO dan OSUS
sebagai Striker serta BDA, Operasi Pengintaian Bersenjata
(Arm Recce).

(4) Flight T50i Golden Eagle. Melaksanakan OLUO,OSUS


sebagai Escort dan Operasi Dukungan Udara lainnya.

(5) Flight EMB-314 Super Tucano. Melaksanakan


Serangan Udara Langsungdanstandby Operasi BTU.

b) Unsur Buser. Bertugas melindungi pasukan kawan dari


serangan udara musuh menggunakan Flight SU-27/30, T-50 dan F-
16.

2) Satuan Tugas Dukungan Tempur.

a) Unsur Angkut. Bertugas melaksanakan Operasi Angkutan


Udara menggunakan pesawat C-130 B/HS/L-100, Boeing-737, dan
C-212.
24

b) Unsur Intai. Bertugas melaksanakan Operasi Pengintaian


Udara Strategis menggunakan pesawat B-737/Patmar dan Operasi
Pengintaian Udara Taktis menggunakan CN-235 MPA dan C-212.

c) Unsur Heli. Bertugas melaksanakan Operasi SAR Tempur,


Operasi PMU dan Operasi Angkutan Udara menggunakan pesawat
SA-330 dan NAS-332.

d) Unsur Pangkalan.Bertugas menyiapkan dukungan bagi


Kogasudgab dalam penyiapan dan pelayanan selama pelaksanaan
operasi.

3) Satuan Tugas Pertahanan Udara.

a) Unsur Buser. Bertugas melaksanakan patroli udara di


Mandala Operasi untuk mendukung operasi Kogasudgab dan
kogasgab lainnya menggunakan Flight SU-27/30, T-50 dan F-16.

b) Unsur Radar. Melaksanakan Pengamatan Udara,


Pengawasan dan Deteksi dini terhadap sasaran-sasaran udara di
Mandala Operasi oleh satuan radar dibawah jajaran Kosekhanudnas
II.

c) Unsur Rudal. Melaksanakan Operasi Pertahanan Udara titik


dengan penghancuran sasaran udara musuh yang mampu masuk ke
titik teritorial oleh Arhanud.

d) Unsur lainnya. MCC dan Hanud Pasif melaksanakan


koordinasi dengan pihak terkait dalam pengaturan dukungan
penerbangan dan penanggulangan akibat serangan udara musuh.

4) Satuan Tugas Paskhas.


25

a) Satgas Khusus. Unsur Khusus, pasukan Den Bravo


melaksanakan operasi khusus bersama Satgas Passus dalam rangka
sabotase Kodal dan sistem pertahanan udara musuh di Pulau Sonic.

b) Unsur Buthanlan. Terdiri dari tim Dallan melaksanakan operasi


penerjunan KDOL, OP3U, Pertahanan Pangkalan dan Pam Alutsista.

c) Unsur Matraud. Terdiri dari tim Dalpur, Penembak Heli dan


Jumping Master melaksanakan dukungan Penerjunan Linud, OP3U
dan Sarpur.

5) Satgas Informasi. Satgas Informasi bertugas melaksanakan


Operasi Informasi Ofensif dan Defensif guna memperoleh keunggulan
Informasi di Mandala Operasi. Sedangkan unsur-unsur yang dilibatkan
memiliki tugas sebagai berikut:

a) Unsur Intelijen. Melaksanakan pengumpulan data dan analisa


intelijen serta perkembangan CB musuh.

b) Unsur Komlek. Melaksanakan operasi pernika dan pergelaran


alkomlek di Pangkalan Operasi.
c) Unsur Psikologi. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan
serta operasi psikologi.

d) Unsur Informasi dan Pengolahan Data. Melaksanakan


pengamanan informasi dan pengumpulan data.

e) Unsur Hukum. Melaksanakan penjelasan dan pengarahan


tentang ROE dan Aturan Hukum, serta memberikan pertimbangan
hukum dalam pelaksanaan operasi untuk menghidari segala tindakan
yang melanggar ketentuan hukum internasional dan Hak Asasi
Manusia (HAM).
26

f) Unsur Penerangan. Melaksanakan penggiringan opini publik


baik nasional maupun Internasional agar mendukung kegiatan operasi
yang dlaksanakan (public affairs).

c. Instruksi Koordinasi.

1) Penentuanwaktu yang penting untuk pelaksanaan operasi.


Penentuan hari “H” dan jam “J” ditentukan kemudian. Jangka waktu operasi
pada kurun waktu 201B yaitu:

a) Tahap Perencanaan : 365 Hari.

b) Tahap Persiapan : 10 Hari

c) Tahap Pelaksanaan : 30 Hari.

d) Tahap Pengakhiran : 5 Hari.

e) Nama sandi operasi adalah “ELANG SAKTI”.

f) Pemberlakuan RO efektif menjadi PO dengan sandi “ELANG


BUKA ”.

g) Operasi ditunda dengan sandi “ELANG DUDUK”.

h) Operasi dibatalkan dengan sandi “ELANG TIDUR”.

i) Operasi selesai dengan sandi “ELANG TUTUP”.

2) Keterangan intelijen penting yang dibutuhkan Panglima, antara lain:

a) UUK (Unsur utama keterangan).


27

(1) Apakah ada kemungkinan musuh mendapatkan


dukungan dan bantuan dari negara ketiga?

(2) Apakah ada kemungkinan musuh akan mengarahkan


dan menambah kekuatan tempur dari satuan induknya dalam
waktu dekat? kapan dan sarana apa yang paling
memungkinkan untuk digunakan?

(3) Apakah musuh akan melakukan operasi pendadakan ?


Dan bagaimana kemungkinan tindakan selanjutnya?

b) PIL (Persoalan Intelijen Lainnya)

1) Seberapa besar moril dan semangat bertempur musuh?


Siapakah sejauh ini tokoh yang dianggap paling berpengaruh ?

2) Sudah seberapa jauh penggalangan yang dilakukan


musuh terhadap penduduk setempat ?

3) Laksanakan pengelabuan dan penyamaran terhadap Alutsista dan


instalasi strategis untuk menghindari serangan udara musuh.

4) Laksanakan meningkatkan kerahasiaan bergerak dan pengelabuan


manuver gerakan dan penyamaran untuk menipu musuh dan
menghancurkan sebagian alutsista musuh.

5) Laksanakan tindakan pengaman personel, materil, alutsista, kegiatan


dan berita secara insentif.

6) Laksanakan briefing secara rinci kepada unsur terkait/terlibat sesuai


pentahapan operasi.

7) Laporkan setiap perkembangan situasi secara terus-menerus.

4. ADMINISTRASI DAN LOGISTIK.

a. Konsep Dukungan Pelayanan Logistik untuk Operasi.

1) Ringkasan Dukungan Pelayanan Operasi.


28

a) Melaksanakan penyiapan kebutuhan fasilitas, sarana dan


prasarana Lanud yang menjadi pangkalan operasi secara menyeluruh
dan terpadu untuk mendukung penggelaran kekuatan operasi udara
melalui koordinasi dengan pihak terkait termasuk Mabes AU dalam
rangka pemenuhan kebutuhan fasilitas, sarana dan prasarana
pangkalan operasi.

b) Melaksanakan pemenuhan kebutuhan suku cadang alutsista,


sistem persenjataan dan BMP secara optimal untuk mendukung
pelaksanaan operasi udara dengan melaksanakan kegiatan
pengawasan terhadap penggunaan suku cadang alutsista, sistem
persenjataan dan kesiapan BMP.

c) Melaksanakan pendistribusian kebutuhan logistik perorangan


pasukan yang terlibat operasi secara cepat dan tepat sesuai dengan
hasil pengecekan rutin terhadap kebutuhan logistik perorangan.

d) Melaksanakan peningkatan kesiapan sarana pendukung


proses distribusi logistik serta mengamankan jalur-jalur distribusi
logistik secara optimal melalui koordinasi dengan Pemda dan instansi
lain tentang penyiapan sarana distribusi logistik.

2) Lokasi Puskorbanlog. Lokasi Puskorbanlog berada di Lanud HND,


Makassar.

3) Lokasi Puskorbanlog Komando Atas. Lokasi Puskorbanlog Komando


Atas berada di Lanud HND, Makassar.

4) Prioritas Pemberian Bantuan Dukungan Pelayanan Operasi.


Bantuan pelayanan operasi disusun berdasarkan prioritas sebagai berikut :

a) Prioritas I adalah Bekal Kelas I (Bahan Makanan).

b) Prioritas II adalah Bekal Kelas III (BMP).

c) Prioritas III adalah Bekal Kelas V (Amunisi).


29

d) Prioritas IV adalah tempat perawatan kesehatan dan sarana


angkutan korban dari daerah operasi.

e) Prioritas V adalah Bekal Kelas II (Kaporlap dan Kapsatlap).

f) Prioritas VI adalah Bekal Kelas IV (Akomodasi, Transportasi


dan Suku Cadang Alutsista).

5) Satuan-satuan Komando Atas yang Memberikan Dukungan


Pelayanan Operasi. Komando Atas yang memberikan dukungan pelayanan
operasi adalah sebagai berikut :

a) Koharmatau memberikan dukungan pemeliharaan pesawat


dan amunisi.

b) Mabesau melalui Dismatau memberikan dukungan BMP.


6) Pemberdayaan Dukungan Pelayanan Operasi Dari Kewilayahan.
Pemda setempat memberikan dukungan pelayanaan angkutan lokal
personel).

7) Hal-hal Lain Di Luar Dukungan Pelayanan Operasi yang


Mempengaruhi Keseluruhan Operasi. Dukungan pengamanan wilayah
dilaksanakan oleh satuan TNI AD dan Polri setempat.

8) Kemungkinan resiko yang dihadapi dalam penyelenggaraan


dukungan pelayanan operasi adalah sabotase, pengiriman dukungan yang
tidak tepat waktu ke daerah operasi.

b. Sumber Daya dan KetahananLogistik.

1) Dukungan Anggaran dan Biaya.Dukungan anggaran dan biaya


pelaksanaan operasi menjadi tanggung jawab Mabes TNI.
30

2) Dukungan Logistik. Dukungan logistik ditujukan untuk memenuhi


kebutuhan materiil, fasilitas dan jasa dalam rangka pelaksanaan operasi,
didukung sepenuhnya oleh Mabes TNI dan ditambah dukungan Pemerintah
Daerah setempat.

c. Personel.

1) Melengkapi kebutuhan dan kekurangan jumlah personel yang


dilibatkan dalam operasi gabungan sesuai dengan fungsinya dari satuan-
satuan operasional yang ada melalui koordinasi yang intensif dengan
Komando Atas untuk pemenuhan kebutuhan jumlah personel sesuai dengan
fungsinya.

2) Melaksanakan latihan pra tugas sesuai dengan konsep operasi yang


direncanakan secara efektif dan optimal sebelum pelaksanaan operasi
gabungan melalui koordinasi dengan Komando Atas tentang waktu dan
tempat pelaksanaan latihan pra tugas.

3) Memenuhi kebutuhan personel tenaga pengganti sesuai kebutuhan


organisasi Kogasudgab yang diambil dari personel satuan-satuan
operasional melalui koordinasi dengan Komando Atas tentang ketersediaan
personel tenaga pengganti sesuai dengan kebutuhan.

4) Memenuhi kebutuhan pembinaan mental dan rohani bagi prajurit


selama pelaksanaan operasi gabungan melalui koordinasi dengan Komando
Atas tentang pemberian pembinaan mental dan rohani prajurit serta
penentuan personel yang akan memberikan pembinaan.

5) Pengusulan untuk penganugerahan tanda jasa diberikan oleh


pemerintah RI atas kesetiaan dan jasa-jasa yang luar biasa pada bangsa
dan negara untuk membela NKRI.
31

d. Bantuan Pelayanan Medis.

1) Perlengkapan kesehatan disediakan Rumah Sakit yang ada di tiap-


tiap pangkalan operasi dan disesuaikan dengan tingkatan rumkit tersebut.
Kekurangan perlengkapan kesehatan dapat diajukan ke Mabes AU.

2) Perawatan kesehatan disediakan untuk menanggulangi korban akibat


perang, baik militer maupun sipil. Untuk perawatan yang lebih intensif dapat
dirujuk ke RSPAU melalui PMU.

3) Korban ditangani oleh dokter TNI AU dan dibantu dokter Pemda.


Pelayanan kesehatan meliputi pengobatan, pembekalan obat, alat medis
dan lain-lain.

e. Urusan Penerangan Masyarakat. Segala bentuk pemberitaan dan


pembentukan opini publik dilaksanakan oleh Unsur Penerangan yang selalu
berkoordinasi dengan Puspen TNI.

f. Bantuan Pelayanan Meteorologi dan Geofisika. Bantuan informasi dan


pelayanan meteorologi di setiap pangkalan operasi dapat diperoleh dari seksi
meteo Lanud setempat yang bekerja sama dengan BMKG.

g. Bantuan Informasi dan Pelayanan Geospatial. Bantuan informasi dan


pelayanan mengenai pemetaan kerawanan indera jarak jauh oleh Badan Informasi
Geospatial ( BIG ).

5. KOMANDO, KENDALI DAN KOMLEK.

a. Komando dan Kendali Operasional.

1) Komando.
32

a) Komando Penuh berada pada Panglima TNI.

b) Komando Operasional berada pada Pangkogab TNI.

c) Komando Taktis berada pada Pangkogasudgab yang dapat


didelegasikan kepada para Komandan Satuan Tugas.

3) Kendali.

a) Kendali Operasional. Kendali operasional pelaksanaan


Operasi Udara Gabungan berada pada Pangkogasudgab, sedangkan
apabila operasi udara dilaksanakan untuk mendukung Kogasgab
lainnya, maka kendali operasional berada pada Pangkogasgab yang
didukung.

b) Kendali Taktis. Kendali taktis pelaksanaan Operasi Udara


Gabungan berada pada Mission Commander (MC) yang ditunjuk oleh
Pangkogasudgab.

4) Pos Komando.

a) Pos Komando Utama berada di Puskodalops markas


kogasudgab Lanud HND, Makassar.

b) Pos Komando Cadangan berada di Lanud Balikpapan.

c) Pos Komando Taktis berada di ruang operasi masing-masing


Satgas.

b. Komlek.

1) Komunikasi. berpedoman pada prosedur komunikasi TNI sesuai


dengan surat Keputusan Pangab Nomor : Skep/149/III/1986, prosedur
tetap operasi Hanudnas Nomor : Skep/008A/III/1994 dan Jukopsgab tentang
33

Komunikasi dan Elektronika Nomor : Skep/265/V/1985. Dukungan


komunikasi untuk menyampaikan berita-berita Kodal, Lasa, Koordinasi dan
Informasi serta Adminlog. Sarana dan fasilitas yang digunakan antara lain
terdiri dari:

a) Radio.

(1) Penggunaan. Sarana komunikasi Radio digunakan


untuk:

(a) Saluran komando dan pengendalian antara


Popunas, Posek, Satrad, Radar Mobile, Puskodal
Koopsau, Puskodal Kogab, Puskodal Kogasudgab,
Puskodal Satlakopsud dan Posko-posko Unsur.

(b) Saluran data sasaran (Lasa) antasa Satrad


Posko Dahanud dan KRI dengan Posek, Posek dengan
Popunas.

(c) Saluran koordinasi/Informasi untuk keperluan


koordinasi ke atas dan kesamping. Selain itu
digunakan juga untuk keperluan monitoring untuk
membantu identifikasi.

(d) Saluran Adminlog untuk keperluan penyampaian


berita Adminlog dari satuan atas ke bawah dan
sebaliknya.

(2) Frekuensi. Frekuensi kerja yang digunakan dibagi atas


frekuensi utama dan cadangan yang sesuai dengan waktu
pelaksanaan operasi Komlek. Pemindahan frekuensi hanya
dapat dilakukan atas seijin Panglima yang membawahinya.
34

(3) Prosedur Pemberitaan. Prosedur ini sebagai


petunjuk tentang penggunaan Nama-nama Samaran,
keamanan Siskomoptis dan caraka. Nama-nama Samaran
periksa Lampiran Insops, untuk keamanan komunikasi
gunakan radio silence, frekuensi cadangan dan kriptograph.
Penggunaan Siskom Optis menggunakan pengertian tanda
warna (lampu keadaan) Hijau berarti aman, Kuning akan
terjadi bahaya dan Merah terjadi bahaya. Selanjutnya caraka
menggunakan tanda pengenal.

b) Telepon.

(1) Penggunaan. Komunikasi telepon digunakan sebagai


cadangan dan atau pelengkap siskom yang diinstalasi secara
semi permanen dan terintegrasi dengan siskom radio. Jaring
telepon yang digunakan terdiri atas :

(a) Jaring telepon PT Telkom antara Markas yang


belum terjangkau oleh jaring telepon Komsat TNI.

(b) Jaring telepon lokal antar pejabat di Markas.

(c) Nama Panggilan.

i. Nama panggilan antar pejabat


menggunakan nama samaran.

ii. Pada prinsipnya hubungan telepon


merupakan hubungan pelayanan sendiri
sehingga nama/jabatan pemakai identik sebagai
nama panggilan.
35

c) Telex/Fax Komsat TNI. Merupakan jaring telex antar Markas


Komando tertentu melalui Sentral Telex Otomatis ”AMX” untuk
komunikasi.

d) Caraka. Merupakan sarana yang cepat untuk


menyampaikan berita yang panjang (dokumen) dan lain-lain secara
langsung. Petugas caraka ditunjuk oleh pejabat setempat.
Kepadanya diberi tanda pengenal dan perlengkapan khusus. Tugas-
tugas Caraka antara lain :

(1) Mernyampaikan berita baik lisan maupun tulisan secara


langsung.

(2) Tahu dan paham atas keadaan/jalan/rute yang akan


dilalui.

(3) Menyelamatkan berita-berita yang menjadi tanggung


jawabnya dari incaran dan gangguan musuh serta menguasai
prosedur pemusnahan berita.

2) Elektronika.

a) ESM. Mampu melakukan penyadapan Siskom musuh melalui


kegiatan monitoring observasi sehingga diperoleh data-data teknis
peralatan komunikasi radio dan kegiatan yang sedang dan akan
dilakukan. Informasi ini akan memudahkan kita untuk menentukan
strategi perlawanan elektronika berikutnya.

b) ECM. Mampu memperlemah atau melumpuhkan Pernika


musuh seperti melakukan jamming terhadap kekuatan sinyal radio
musuh. Sehingga dibutuhkan Pernika yang memiliki spesifikasi lebih
canggih dari yang dimiliki musuh.

c) ECCM. Mampu menjamin keamanan sistem komunikasi


dan pemberitaan terhadap upaya penyadapan dan gangguan dari
Pernika musuh.
36

Panglima Kogasudgab Viper Sakti,

Beo
Lampiran: Marsekal Muda TNI

“A” Susunan Organisasi Tugas (PM)


”B” Rencana Intelijen (PM)
“C” Peta Daerah Operasi (PM)
”D” Rencana Operasi Gabungan yang digelar (PM)
“E” Rencana Operasi Bantuan Tembakan Gabungan(PM)
“F” Rencana Pertahanan Udara Komando Tugas Gabungan (PM)
“G” Renacana Bantuan Operasi Nubika (PM)
“H” Rencana Bantuan Logistik (PM)
“I” Rencana Dukungan Personel (PM)
“J” Rencana Bantuan Teritorial (PM)
“ K“ Rencana Operasi Informasi (PM)

Anda mungkin juga menyukai