Anda di halaman 1dari 25

BADAN KEAMANAN LAUT

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


PENELITIAN KAPAL PATROLI KE JAPAN COAST GUARD
(PENGAWAKAN EFEKTIF KAPAL PATROLI BAKAMLA)

TOKYO – YOKOHAMA
Tanggal : 10 s/d 12 Desember 2018

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


BAKAMLA RI
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

STUDI BANDING KAPAL PATROLI KE JAPAN COAST GUARD

(PENGAWAKAN EFEKTIF KAPAL PATROLI BAKAMLA)

PENDAHULUAN

1. Umum.
Pengawakan kapal merupakan hal yang sangat siginfikan yang merupakan ujung tombak dari
keberhasilan Bakamla dalam mengemban dan melaksanakan misi-misinya, hal ini tidak akan tercapai
seperti yang diharapkan bila pengawakan pada kapal patroli di Bakamla tidak efektif, Fenomena ini
masih terjadi di Bakamla dan tidak dapat untuk terus diabaikan harus segera diantisipasi, masalah
utamanya pengadaan awak/rekruitmen yang tidak mudah serta tidak bisa sembarang manusia tampa
pendidikan yang memadai dapat dijadikan awak kapal, sementara menggunakan personil bantuan dari
instansi lain yang awaknya sudah siap pakai, juga menimbulkan permasalahan tersendiri (instansi
pemasok juga masih kekurangan awak kapal).
Kapal-kapal patroli Bakamla yang baru diantaranya KN TANJUNG DATU (panjang 110 M)
sudah selesai dan siap dioperasikan, namun awaknya belum memadai terutama dari segi jumlah dan
kemampuan, konstruksi dan tehnologi kapal idealnya untuk diawaki 80 personil namun dalam
perencanaan yang diajukan ke BKN dan Menpan diajukan unutk 49 awak/personil (minimum essential
crew). Demikian juga dengan 3 (tiga) kapal baru Tipe 80 dengan konstruksi dan tehnologi kapal serupa
yang belum siap pengawakannya (ideal 60 awak disiapkan untuk 44 awak/personil).
Dimasa yang akan datang agar kapal-kapal baru Bakamla dapat dioperasikan secara efektif maka
diperlukan suatu sistem pengawakan efektif yang unsur-unsurnya mempertibangkan:
a. Pendidikan calon awak kapal harus secara dini sudah disiapkan untuk mampu multi
tasking,
b. Desain kapal yang menunjang operasional kapal menjadi efektif,
c. Tehnologi pada kapal yang kompak, sudah dirancang terintegrasi dan interaktif
menggunakan Integrated Bride System (IBS) serta,
d. Manajemen pengawakan yang flexible and well programmed dan optimal memanfaat
jumlah awak yang tersedia.

1
Untuk mengetahui dan memenuhi hal tersebut diatas, diperlukan raw model untuk menjadi acuan
Bakamla dimasa yang akan datang (penyiapan awak sekaligus desain kapalnya), dalam hal ini dari
pengamatan secara umum JCG dinilai mampu untuk melaksanakan pengawakan kapal yang efektif,
sehingga perlu dilakukan studi banding langsung ke fasilitas-fasilitas JCG di Jepang (Tokyo dan
Yokohama).

2. Dasar.
a. Surat Perintah Nomor: Sprin-266 /KEPALA/III/2018, tanggal 19 Maret 2018 tentang
Penelitian Kapal Patroli (Pengawakan Efektif kapal Patroli Bakamla).
b. Surat Perintah Nomor: Sprin-1337/KEPALA/XI/2018, tanggal 22 November 2018 tentang
Kegiatan Studi Banding Pengawakan Efektif Kapal Patroli Bakamla ke Jepang (Tokyo dan
Yokohama).

3. Pelaksanaan.
Dilaksanakan dari tanggal 10 s/d 15 Desember 2018, dengan sasaran KBRI dan Markas besar
JCG di Tokyo, Pangkalan JCG dan Perusahaan pemasok kapal patroli JCG di Yokohama (jadwal
terlampir). Adapun personil yang melaksanakan kegiatan studi banding ini sebagai berikut:
a. Laksma Bakamla E. BRATA MANDALA / Direktur Litbang,
b. Laksma Bakamla I G NGURAH AGUNG / Direktur Kebijakan Keamanan Laut,
c. Kolonel Bakamla IMAM HIDAYAT / Kasubdit Penyelenggaraan Operasi Laut,
d. BUGY ADITYA / Staff Direktorat Kerjasama .

2
II

SELAYANG PANDANG JCG

Japan Coast Guard diresmikan pada tahun 2000 sebelumnya sebagai Maritime Safety Agency
berdiri pada 1 Mei 1948 yang berada pada Ministry of Land infrastructure, Transport and Tourism,
dengan anggaran rata rata pertahun 210,6 Milyar Yen (27,4 Triliun Rupiah), sekarang ADMIRAL Shuichi
IWANAMI (60 tahun) sebagai pimpinannya.
Bertanggung jawab mengamankan wilayah Jepang termasuk ZEE seluas: 4,47 Juta Km2 (1/5
Wilayah Indonesia), diperkirakan menangani kasus-kasus keselamatan dan keamanan sebanyak 1/10 dari
kasus-kasus yang terjadi di Indonesia, adapun dalam melaksanakan misinya “ Menjaga keamanan dan
keselamat di laut” menyelengarakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

Gambar.1: Kepala JCG menjabat sejak 31Juli 2018

1. Melaksanakan tugas-tugas JCG dengan ruang lingkup:


a. Menyelenggarakan Hubungan Kerjasama Internasional;
1) Menyelenggarakan Coastguard Global Summit,
2) Menyelenggarakan gerakan keamanan dan kedaulatan Maritim Lokal Jepang dan
Hak Laut Internasional,

3
3) Melaksanakan Hubungan Bilateral dan Kerjasama Multilateral,
4) Membantu Capacity Building Coast Guard dari negara lain,
5) Berpartisipasi dalam organisasi Internasional.
b. Memelihara Ketertiban Aktifitas Maritim
1) Penindakan Hukum terhadap ancaman keamanan negara di laut,
2) Penegakan Hukum Illegal Fishing/Illegal Actifity,
3) Penegakan Hukum Penyelundupan Orang dan Barang,
4) Penegakan Hukum Perompakan,
5) Penegakan Hukum dan Antisipasi Terorisme,
6) Penegakan Hukum terhadap Pelanggaran Regulasi pelayaran/Kegiatan Kapal yang
mencurigakan.

c. S.A.R
1) Pertolongan kecelakaan laut,
2) Menyelenggarakan Emergency Rescue Team,
3) Menyiapkan team penyelamatan bidang teknis (MRT).
d. Melindungi Lingkungan Laut
1) Menyelenggarakan program pelestarian lingkungan hidup
2) Melaksanakan survey dan pencegahan kerusakan lingkungan hidup
3) Menyidik pelaku pencemaran laut.
e. Penanggulangan bencana di Laut.
1) Menanggulangi bencana di laut yang disebabkan oleh manusia,
2) Menanggulangi bencana di laut yang disebabkan oleh alam.
f. Melakukan Explorasi Lautan.
1) Exsplorasi dasar laut dan endapan dasar laut (sedimen),
2) Exsplorasi kerak bumi di dasar laut,
3) Exsplorasi Arus Laut.
g. Menyelenggarakan Pusat Informasi Maritim.
1) Melakukan Maritime Domain Awarnes (MDA),
2) Menyelenggarakan Clearing House Bidang Maritim.
h. Melakukan inisiatif Sistem Keselamatan Maritim.
1) Aktif mencegah kecelakaan laut,
2) Standarisasi keselamatan pada setiap area laut,
4
3) Menyelenggarakan bantuan navigasi.

2. Jumlah dan Kepangkatan Personil JCG:

Personil JCG untuk anggota biasa pensiun pada usia 60 tahun bagi yang menjabat sebagai
pimpinan pada usia 63 tahun, personil JCG cukup memadai untuk mengemban misi organisasi dengan
data sebagai berikut:
a. Total jumlah personil; 13.994 Orang,
b. Rentang pangkat personil ada 12 tingkatan (tidak ada istilah Bintara) semuanya
merupakan perwira, dengan komposisi sebagai berikut;
1) Commandant,
2) Vice Commandant,
3) Coast Guard Superintendent, terdiri dari:
- 1st Grade Upper half
- 1st Grade Lower half
- 2nd Grade
- 3rd Grade
4) Coast Guard Officer
- 1st Grade Officer
- 2st Grade Officer
- 3rd Grade Officer
5) Junior Coast Guard Officer
- 1st Grade Junior Officer
- 2st Grade Junior Officer
- 3rd Grade Junior Officer

3. Kekuatan Kapal dan Pesawat JCG.

Berikut ini adalah data pada bulan April 2018 kapal-kapal JCG (masih ada penambahan
/dalam proses pembuatan) dari berbagai tipe serta pesawat terbangnya, dengan komposisi sebagai
berikut;
a. Kapal JCG (termasuk AKITSUSHIMA 150 meter/gross tonnage: 6500).
1) Kapal Patroli : 372
2) Kapal Penjaga dan penyelamatan : 63
3) Kapal Service dan Hydrografi : 13

5
4) Kapal Penjaga Mercusuar : 6
5) Kapal Latihan : 3

Jumlah Total : 457


b. Pesawat JCG.
1) Fix Wing : 31
2) Rotary Wing : 52

Jumlah Total : 83

4. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki JCG.


a. Fasilitas Kantor Pusat/Regional
1) Markas Besar JCG – Tokyo,
2) Kantor Pusat Oceanografi,
3) Markas Regional JCG (setingkat Zona di Bakamla) : 11 Markas,
4) Kantor-kantor JCG tingkat dibawah regional : 61 Kantor,
5) Pangkalan Udara: 2 Pangkalan.

b. Fasilitas lainnya selain Markas/Kantor


1) Akademi JCG,
2) Pusat-pusat pelatihan teknis/kejuruan : 3 Lokasi,
3) Musium : 3 Lokasi,
4) Komunitas patner JCG,
5) Pelayanan konsultasi Maritime.

6
III

HASIL PELAKSANAAN DAN TEMUAN

1. Pertemuan di Markas Besar JCG – Chiyoda, Tokyo.

Dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 Desember 2018 (jam 10.00 WT s/d 12.00 WT), pejabat
dari JCG yang menyambut/menerima courtesy call Team Litbang Bakamla serta melaksanakan tukar
menukar cindra mata adalah:

Gambar.2: Serah terima cindra mata di Markas Besar JCG

a. VADM Atsushi UEHARA, Director General Administration Department,


b. LCDR Hajime TANAKA – International Affairs and Crisis Management Division,
c. CDR Akira KURAMOTO, Director for Coast Guard International Cooperation,
d. CDR Chikara KURATA, Principal Officer of Mobile Cooperation Team International
Affairs & Crisis Management Division Administration Department,
e. LCDR Hajime TANAKA, International Affairs and Crisis Management Division.
Adapun dari pihak KBRI yang mendampingi adalah Atase Perhubungan Bapak Syamsu Rizal serta
penterjemah KBRI Bapak Tanaka (local staff).
Dalam kesempatan ini VADM Atsushi UEHARA, Director General Administration Department,
menyampaikan bahwa menyambut gembira team Litbang Bakamla serta memberikan akses / membantu
study banding yang akan dilakukan di pangkalan JCG Yokohama. Setelah foto bersama dan dilakukan
tukar menukar cindra mata, dilanjutkan dengan diskusi tehnis dengan temuan/hasil sebagai berikut:
a. JCG memiliki SOP untuk mengoperasikan kapal patroli yang ada di Jepang,
7
b. JCG melatih para perwira dan awak kapal melalui sistem pendidikan dan akademi yang
membutuhkan waktu 4 tahun,
c. Program pendidikan yang diberikan tidak hanya mengenai manajemen kapal patroli tapi
juga bagaimana cara untuk menguasai keadaan saat terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
seperti bencana alam dan lain sebagainya,
d. Satu orang perwira dan crew JCG diwajibkan untuk menguasai berbagai macam keahlian
dan ilmu pengetahuan seperti Prosedur Hukum, Keahlian Navigasi, Penguasaan Radar, Prosedur
Penyelamatan, Pertolongan Darurat dan pengamanan saat terjadinya suatu tindak kejahatan, dan
semua hal tersebut dipelajari langsung di akademi
e. Dengan kata lain seluruh personel JCG harus mampu menguasai berbagai macam
keterampilan yang ada di kapal.

Gambar.3: Paparan dan diskusi pelaksanaan studi banding di Markas Besar JCG
2. Diskusi di Restoran DENIZ – Chiyoda ku Nibancho 8-8, Tokyo.

Dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 Desember 2018 (jam 09.00 WT s/d 11.30 WT), dalam
hal ini Team Litbang mengundang dan menjamu makan pagi CDR Chikara KURATA, Principal Officer
of Mobile Cooperation Team International Affairs & Crisis Management Division dan LCDR Hajime
TANAKA, International Affairs and Crisis Management Division dan, sambil mendiskusikan manajemen
pengaturan awak kapal Patroli JCG karena saat diskusi di markas besar JCG waktunya tidak memadai,
Adapun hasil/temuannya sebagai berikut:

8
Gambar.4: Team Litbang menjamu sarapan pagi di DENIZ

a. Manajemen pengawakan kapal dibakukan dalam “Ship Service Station Chart” dan
“Service Station Bill” (terlampir).
b. Peran pada masing-masing Station tidak merubah jumlah awak tapi masing masing awak
akan berganti ganti peran sesuai situasi yang dibutuhkan/terjadi antara lain pada saat; Rescue
Station, Diving Station, Pursuing Station dan Towing Station.
c. Kemampuan awak seperti ini dirancang secara awal di Akademi JCG dimana pada tahun
pertama dan kedua dititik beratkan menguasi kemampuan umum (kurikulum terlampir).
d. Secara umum komposisi awak kapal untuk tipe setara 48 M, adalah sebagai berikut:
1) Commanding Officer ; 1
2) Executive Officer ; 1
3) Navigator ; 5 /termasuk 1Chief Navigation Officer
4) Quarter Master ; 3
5) Engineer ; 5/termasuk 1 Chief Engineer Officer
6) Machinist Mate ; 2
7) Communications ; 3/termasuk 1 Chief Communications Officer
8) Supply ; 2
9) Commissary Man ; 1
* Jumlah Total ; 24

9
3. On Board ke Kapal Patroli JCG “BUKOU” / Nama gunung di Jepang.

Dilaksanakan di pangkalan JCG Yokohama, pada hari Kamis tanggal 12 Desember 2018
(jam 17.00 WT s/d 19.00 WT). Kapal Patroli JCG ini yang memiliki panjang 95 meter dan dibuat tahun
2012, jumlah awak tetap 31 personil (diluar awak Helikopter) yang terdiri:
a. Commanding Officer ; 1
b. Executive Officer ; 1
c. Navigator ; 11 /termasuk 1Chief Navigation Officer
d. Quarter Master ; 3
e. Engineer ; 6/termasuk 1 Chief Engineer Officer
f. Machinist Mate ; 2
h. Communications ; 3/termasuk 1 Chief Communications Officer
i. Supply ; 3
h. Commissary Man ; 1
adapun kelengkapan/fasilitas serta persenjataan dari kapal patroli ini adalah:
a. Senapan Mesin 20 milimeter (satu)
b. Water Gun 20 milimeter (satu)
c. Peralatan Navigasi serta Long range Camera
d. Helipad beserta fasilitas kru helicopter.

Team Litbang diterima oleh Commanding Officer Captain Hiroyasu MAEDA yang didampingi
oleh RADM Masaki KASAI, Vice Commander of the 3 rd Regional JCG Head Quarters dan RADM
Masaru MIURA Commander Yokohama JCG Office. Dari KBRI hadir mendampingi adalah Bapak
Syamsu Rizal Atase Perhubungan dan Penterjemah KBRI Mr. Tanaka, adapun temuan-temuan hasil
diskusi pada saat on board sebagai berikut:

10
Gambar.5: Kapal Patroli JCG “BUKOU” Commanding Officer Captain Hiroyasu MAEDA

a. Desain Bridge dengan ruang rapat/kantor dan komunikasi menyatu tanpa sekat sehingga
dengan mudah awak kapal melaksanakan tugas-tugas secara multitasking;

Gambar.6: Ruang Admin/Rapat menyatu satu lantai Bridge dan tidak ada pintu
b. Engineer tidak ada yang berada di ruang mesin, semuanya berada pada bridge untuk
mengawasi mesin pada konsol yang terpadu, mereka hanya turun ke ruang mesin apabila pada
konsol terlihat masalah pada bagian tertentu. Engineer pada saat turun ke ruang mesin secara tepat
mengetahui bagian mana yang menjadi masalah.

11
Gambar.7: Panel kontrol mesin pada Bride ada indikator kerusakan

c. Mereka memiliki korps antara lain pelaut, elektro, mesin dll namun, pada saat tertentu atau
situasi rawan, tugas tersebut menjadi cair/tidak kaku. Bila diperlukan maka awak korps mesin
dapat mengoperasikan Long Range Kamera,
d. Pada saat pelatihan anti teror seluruh kru kapal ikut dilatih termasuk juru masak, pada
prinsipnya seluruh kru kapal harus mampu mengatasi berbagai kondisi rawan yang dihadapi,
e. Awak kapal tetap tinggal di kapal dalam artian kapal juga berfungsi sebagai markas dan
personil mengalami pergantian/rotasi setiap 2 s/d 3 tahun;
f. Integrated Bridge System (IBS) pada kapal ini sudah terpasang sehingga masing-masing

Gambar.8: Ilustrasi berbagai ECDIS yang diintegrasikan

12
Electronic Chart Display Information System (ECDIS) sudah tersusun pada satu console yang
kompak dan teritegrasi dengan System Electronic Navigational Chart (SENC) sehingga seluruh
alat pada IBS tersebut bisa berinteraksi dengan SENC.
g. Commanding Officer Maeda menjelaskan bahwa Long Range Camera dapat integrasikan
dengan penjejak infra merah, hasilnya dikirim ke SENC dan yang sudah terintegrasi dengan
Engine Control dan sistim kemudi, sehingga bisa diseting sebagai Auto Pilot menuju sasaran
secara otomatis yang sudah di lock on oleh penjejak infra merah tersebut.

Gambar.9: Ilustrasi Integrated Bridge System

4. Kunjungan ke Kantor Pusat Japan Marine United/JMU - Yokohama


Dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 14 Desember v b n2018 (jam 10 .00 WT s/d 12.00 WT),
adapun JMU adalah perusahaan pembuat kapal (shipyard) yang merupakan gabungan dari empat
perusahaan (tahun 2013). JMU memasok/memenuhi kebutuhan dari kapal JCG sebanyak 60 persen dan
sisanya dibuat oleh perusahaan lain, juga pembuat kapal untuk angkatan laut Jepang. Hadir dari pihak
JMU dalam pertemuan ini adalah:
a. Kazuhiro OOKAWARA / General Manager Government Ship & Marine Project Sales
Division,
b. Satoshi TOKIMORI / General Manager Merchant Ship Sales Group Yokohama Shipyard,
c. Naoaki SATOH / Deputy General Manager Planning Group Naval Ship Engineering
Department,
d. Hiroki TAKAMATSU / Sales Department,
e. Daiki SAKAZUME / Sales Division Assistant Manager

13
sedangkan dari pihak JCG yang mendampingi adalah LCDR Hajime TANAKA, International Affairs and
Crisis Management Division dan ENS Junya OTANI, Mobile Cooperation Team.
Team Litbang diajak menaiki kapal JCG yang baru selesai dibuat namun belum diserah
terimakan dan diberi nama yang akan diserahkan pada Januari 2019 (sudah berlayar dalam tahap uji
coba), Kapal Patroli ini panjang 60 meter dengan awak kapal sebanyak 23 orang. Memiliki persenjataan
senapan mesin 20 milimeter, water cannon 20 meter, Fast RIB, mesin water jet dengan body alumunium.
Dari kapal ini didapatkan fakta-fakta sebagai berikut:
a. Design anjungan sama dengan design pada kapal patroli JCG (tidak ada sekat),
b. Konsol lebih baik lagi, memanjang, engine control tidak berpisah dan sudah menyatu
dibagian didepan seluruhnya pada satu Console, sehingga dapat lebih mengurangi kebutuhan awak
serta lebih memudahkan kapten kapal mengawasi seluruh peralatan dalam console dan operator
yang menangani peralatannya.

Gambar.10: Ilustrasi Console dengan panel mesin sudah menyatu

c. Namun dalam hal ini JMU tidak pernah menginstal TV Screen Table untuk multi
function/exercises display (terinstal pada Kapal Patroli Coast Guard Norwegia),

Gambar.11: Ilustrasi TV Screen Table /bisa diintegrasikan dengan backbone Bakamla


14
d. JMU juga membuat 2 (dua) Kapal latih yang digunakan di JCG Academy,
e. JMU membuat kapal pembersihan tumpahan minyak/polusi laut yang juga dioperasikan
oleh JCG.

15
IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Secara umum kegiatan studi banding ke JCG di Tokyo dan Yokohama dapat dilaksanakan dengan
lancar dan baik hal ini dapat terwujud karena bantuan penuh/fasilitas dari pihak KBRI di Tokyo yang
telah membantu dalam transportasi, penyediaan penterjemah serta pendampingan oleh para Staf KBRI di
Tokyo khususnya Atase Perhubungan.
Selain itu juga yang sangat signifikan membantu Team Litbang untuk mendapatkan
data/informasi yang diperlukan, karena pihak JCG menyambut baik kegiatan studi banding ini dengan
memberikan akses serta kesempatan luas, pelayanan yang baik, kooperatif, ramah dan hangat sehingga
Team Litbang dapat bekerja dengan lancar serta dapat memperoleh informasi yang lebih luas tidak hanya
untuk masalah pengawakan sefektif saja (terlampir).
Dari hasil studi banding ini dapat diketahui prinsip dan unsur utama untuk mewujudkan
pengawakan kapal yang efektif, adapun “unsur-unsur utamanya” adalah;
a. Rancangan pendididikan yang dari sejak awal ditujukan agar awak kapal dapat
melakukan serta mempunyai kemampuan untuk melakukan berbagai peran dan tugas-tugas di
kapal Patroli.
b. Manajemen pangawakan kapal yang efektif serta konsisten dilaksanakan/diterapkan
meliputi hal-hal sebagai berikut;
1) Kepemimpinan dan adminstrasi,
2) Sistim kerja yang terpadu,
3) Sistim pemeriksaan/pengawasan,
4) Analisis pekerjaan dan prosedur serta,
5) Latihan bagi ABK.

c. Rancangan Kapal Patroli yang dari sejak awal dibuat agar para awak kapal dapat berkerja
secara efektif serta terpadu, terutama pada rancangan Bridge dan Office Area yang menyatu
dengan Communication Room berada pada satu lantai saling berhubungan tampa ada sekat.
Sehingga para awak kapal dengan mudah berinteraksi serta mendapatkan akses.

d. Penggunaan Tehnologi pada kapal juga dirancang dari sejak awal bersama dengan pihak
vendor/pengembang, sehingga terwujud Integrated Bridge System (IBS) pada kapal dimana

16
Electronic Chart Display Information System (ECDIS) sudah tersusun pada satu console yang
kompak serta dapat berinteraksi dengan System Electronic Navigational Chart (SENC).

Gambar.12: Ilustrasi rancangan sebelah kiri dan implementasinya sebelah kanan

Sedangkan “prinsipnya” adalah seluruh unsur-unsur utama tersebut diatas disiapkan serta diadakan
secara bersamaan dan tidak terpisahkan (4 in 1/tidak parsial), serta dilaksanakan dengan konsisten
berkelanjutan.

2. Saran-saran

Secara umum untuk jangka pendek adalah melakukan studi banding ke JCG Academy guna
mengetahui fasilitas serta sistim dan materi pendidikan/pelatihan untuk para Taruna JCG, setelah itu
segera dibentuk Team Perancang untuk menyiapkan Sistem dan Metoda serta materi pendidikan /
pelatihan yang akan ditetapkan dan dilaksanakan di Bakamla.
Adapun untuk jangka menengah dan panjang adalah membentuk Team Kerja/Perancang Kapal-
kapal Bakamla agar optimal berdaya guna serta untuk memperkecil resiko kegagalan, dengan bidang
tugas sebagai berikut:
a. Manejemen pengawakan dan operasional Kapal Bakamla, dengan out put berupa Perkaba
dan aturan-aturan lainya serta dilengkapi dengan program pelatihan dan diseminasinya.
b. Rancangan Kapal Patroli dan Kapal lainnya, dengan out put berupa model-model kapal
serta fasilitas/perangkat yang ada didalamnya, agar tepat fungsi dan peruntukannya dari masing-
masing kapal tersebut.
c. Rancangan Penggunaan Tehnologi, dengan out put rancangan tehnologi yang akan
diterapkan pada Kapal-kapal yang “akan dibuat dimasa mendatang”, terutama tehnologi sistim
navigasi dan sensor, sistim kontrol dan mesin yang terpadu, sistim survailance, sistim

17
persenjataan, sistim keamanan dan keselamatannya, fasilitas penyidikan/penegakan hukum serta
sistim lainnya yang diperlukan.

Selanjutnya mohon untuk diperiksa laporan temuan-temuan diluar masalah “Pengawakan Efektif
Kapal Patroli’ yang didapat selama Team Litbang melakukan studi banding di Tokyo dan Yokohama,
yang menyangkut kerja sama bilateral Bakamla dan JCG, Fasilitas-fasiltas JCG yang perlu adopsi
Bakamla.

Tokyo, 15 Desember 2018


Direktur Litbang

E. BRATA MANDALA
Laksamana Pertama Bakamla

18
COURTESY CALL KE KBRI – TOKYO

Dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11 Desember 2018 (13.00 WT s/d 17.00 WT), diterima
oleh Deputy of Chief Mission Minister M Abas Ridwan, didampingi oleh Counsellor Andi Ardiansyah,
Atase Perhubungan Syamsu Rizal serta Second Secretary Gina Anggraini. Pada pertemuan ini DCM
mewakili KBRI di Tokyo menyatakan bahwa mereka siap mendukung sepenuhnya inisiasi kerja sama
antara Bakamla dan JCG.

Gambar.13: Team Litbang beserta DCM dan staf KBRI

Selain itu DCM menyarankan agar selalu berhati-hati dalam setiap proses agreement atau accord
kedua pihak dan agar selalu dikonsultasikan dengan pihak Departemen Luar Negeri sehingga selaras
dengan peta diplomasi RI-Jepang, agar terhindar dari perjanjian yang dapat merugikan pihak Indonesia.
Disampaikan juga bahwa dalam hal kepentingan keamanan dan keselamatan di laut Jepang juga
membutuhkan kerja sama dengan pihak Indonesia. dijelaskan bahwa dimana fihak KBRI sering
kordinasi dan dibantu pihak JCG bila ada WNI khususnya para pelaut yang mendapatkan musibah dilaut
atau terlibat masalah hukum.

19
SARAN / REKOMENDASI
1. Agar sebelum dilakukan pertemuan bilateral atau multi lateral dengan counterpart dari Manca
Negara selalu dilibatkan legal drafter dari pihak Kemlu, karena pihak Kemlu lebih mengetahui level
dari nilai draft yang akan dijadikan dokumen resmi nantinya (MOU, Agreement, Accord, sampai yang
tertinggi Treaty) karena setiap level selain ada aturannya juga konsekwensinya berbeda pula. Dalam hal
ini jangan sampai terjadi “Minutes” atau notulen rapat dijadikan sebagai dokumen resmi dan mengikat.
2. Selain itu setiap akan dilakukan kerjasama dengan negara lain, dibicarakan terlebih dahulu
level/scope kerjasama yang akan dilaksanakan dengan pihak Kemlu ditembuskan KBRI terkait, karena
mereka mengetahui peta diplomasi secara umum dengan Negara Akreditasi agar tidak kontraproduktif.
3. Setiap anggota Bakamla melakukan kegiatan resmi atau dinas ke Luar Negri sebaiknya
menggunakan Passport Dinas, dilindungi dengan asuransi perjalan ke luar negeri dan kegiatan tersebut
diinformasikan ke KBRI setempat.

DINNER DENGAN VADM ATSUSHI UEHARA

Team Litbang Bakamla diundang makan malam oleh pihak JCG yang dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 12 Desember 2018 ( jam 19 WT s/d 22 WT) di IZAKAYA –Tokyo didampingi oleh Atase
Perhubungan KBRI Syamsu Rizal, dari JCG yang hadir pada saat itu adalah VADM Atsushi Uehara,
Director General Administration Department disertai staf yang terdiri dari:

Gambar.14: Dinner di IZAKAYA bersama VADM Atsushi Uehara beserta staf JCG
1. CDR Akira KURAMOTO, Director for Coast Guard International Cooperation,
2. CDR Chikara KURATA, Principal Officer of Mobile Cooperation Team International Affairs &
Crisis Management Division Administration Department,

20
3. LCDR Hajime TANAKA, International Affairs and Crisis Management Division,
4. ENS Junya OTANI, Mobile Cooperation Team.
Dalam kesempatan ini VADM Atsushi UEHARA Director General Administration Department
bersama staf meminta kepada Tim Litbang untuk menyampaikan kepada Kabakamla beberapa hal sebagai
berikut:
1. VADM Atsushi UEHARA selaku Dirjen Administrasi JCG, melanjutkan pembicaraan pada saat
di JCG HQs bahwa menyambut baik kunjungan tim Litbang Bakamla, dan memang salah satu tugas dari
JCG adalah memberikan bimbingan capacity building terhadap Coast Guard di Manca Negara yang
membutuhkannya.
2. Selanjutnya menyampaikan harapan agar Kepala Bakamla dan Komandan JCG dapat saling
bertemu (kunjungan resiprocal Kepala Bakamla dan Komandan JCG) pada kesempatan pertama di tahun
2019, untuk membahas tindak lanjut perkembangan kerja sama antara Bakamla dan JCG khususnya
mengenai rencana operasi dan latihan serta bersama-sama mengatasi ancaman-ancaman keamanan di laut.
3. Pihak JCG menyarankan apabila ada kegiatan kerja sama bilateral, yang tuan rumahnya adalah
Bakamla untuk dilaksanakan di Bali.
4. Selanjutnya disampaikan bahwa Tim Litbang Bakamla berencana untuk mengunjungi JCG
Akademi, pada bulan Maret 2019 dalam rangka melakukan riset fasilitas JCG Akademi dan Sistem
Pendidikannya/kurikulumnya. Menanggapi hal tersebut JCG menyambut baik rencana tersebut, namun
untuk waktunya akan dibicarakan lebih lanjut dengan Direktur JCG Akademi dan Kedutaan Besar
Jepang di Jakarta.

SARAN / REKOMENDASI
1. Karena kegiatan kerja sama dengan counterpart Bakamla di luar negri adalah bidang Direktorat
Kerma, sebaiknya segera ditindak lanjuti oleh Direktur Kerma dengan mengundang pihak JCG yang ada
di Kedutaan Jepang di Jakarta, agar kunjungan reciprocal segera terwujud.
2. Tim Litbang disambut dan diperlakukan dengan baik serta diberikan akses yang optimal untuk
melaksanakan studi bandng, selayaknya dilayangkan surat ucapan terimakasih khususnya kepada Staf
JCG yang mendampingi dan membantu pada saat di Tokyo dan Yokohama, selain itu agar mereka
diperlakukan yang sama bila berkunjung ke Indonesia.
3. Bali agar menjadi pertimbangan untuk dijadikan tempat pertemuan dengan JCG bila suatu saat
Bakamla menjadi tuan rumah
4. Segera diproses dan disiapkan pelaksanaan studi banding ke JCG Academy di Hirosima.

21
KUNJUNGAN KE PANGKALAN DAN MUSIUM JCG DI YOKOHAMA

Pada hari Kamis tanggal 13 Desember 2018 (jam 15.00 WT s/d 17.00 WT) Team Litbang
Bakamla tiba di pangkalan JCG Yokohama disambut resmi dengan Jajar hormat oleh staf JCG yang ada
disana, diterima oleh RADM Masaki KASAI, Vice Commander of the 3rd Regional JCG Head Quarters
dan RADM Masaru MIURA Commander Yokohama JCG Office. Terdapat beberapa temuan yang dapat
diadopsi oleh Bakamla sebagai berikut:

1. Temuan pada saat mengunjungi fasilitas pangkalan JCG.


a. Terdapat Ruang Olahraga (Dojo) yang multifungsi, disiapkan juga untuk menampung
korban bencana laut.

Gambar.15: Maket Pangkalan JCG di Yokohama dengan fasilitas yang lengkap

b. Terdapat fasilitas kolam berombak untuk simulasi penyelamatan Helikopter yang jatuh
yang dilengkapi dengan model kabin Helikopter.

Gambar.16: Fasilitas kolam dengan ombak buatan utuk latihan SAR Laut

22
c. Terdapat fasilitas tangki air dengan kedalaman 20 meter untuk latihan menyelam dan
penyelamatan korban yang terperangkap di dalam kapal yang tenggelam.

2. Temuan pada saat mengunjungi Museum JCG:


a. Museum tidak terlalu besar namun dirancang dengan kompak (padat dan lengkap),
menggambarkan sejarah JCG dari sejak dibentuk sampai dengan sekarang.
b. Menonjolkan prestasi/peristiwa yang ditangani oleh JCG yang sangat penting dan
monumental diantaranya penangkapan kapal mata-mata Korea.
c. Merchandise/Logo khas JCG juga dijual di Musium ini.

Gambar.17: Museum JCG di Yokohama/ditempat lain JCG mempunyai museum

SARAN / REKOMENDASI
1. Direktorat Litbang telah membuat disain “Kantor Zona dan Pangkalan Bakamla” namun agar
lebih konprehensif agar dibentuk team perancang kantor dan pangkalan, juga agar dirancang untuk multi
fungsi dapat digunakan sebagai tempat latihan dan penampungan sementara korban bencana laut.
2. Museum Bakamla agar menjadi pertimbangan serius karena selain berfungsi kedalam untuk para
Taruna serta pegawai yang baru datang (akan lebih cepat mengenal Bakamla), juga berfungsi keluar
sebagai Public relation and education.

23
LAMPIRAN - LAMPIRAN

24

Anda mungkin juga menyukai