Anda di halaman 1dari 13

MODUL PRAKTIKUM

MESIN DAN KAPAL

LABORATORIUM KAPAL RISET


JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah mesin dan kapal penangkap ikan merupakan dasar dari rangkaian mata
kuliah perikanan tangkap yang dipelajari di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Muslim Indonesia. Dalam pembelajarannya sendiri, kegiatan perikanan tangkap tidak lepas
dari kapal yang digunakan untuk menangkap ikan beserta dengan jenis jenis mesin yang
dipergunakan.
Kapal penangkap ikan adalah kapal yang secara khusus dipergunakan untuk
menangkap ikan, termasuk menampung dan mengangkut, menyimpan, mendinginkan atau
mengawetkan. Spesifikasi kapal penangkap ikan disesuaikan dengan jenis mesin yang
digunakan, ikan target, serta kondisi alam dari daerah penangkapan ikan.
Alat penangkap ikan merupakan suatu alat yang di desain khusus untuk menangkap
ikan yang disesuaikan dengan karakteristik ikan target tangkapan, kondisi perairan serta
regulasi alat tangkap yang diperbolehkan. Secara global, materi alat tangkap menjelaskan
tentang jenis-jenis alat tangkap ikan yang dipergunakan. Secara spesifik, materi alat tangkap
menjelaskan tentang bahan pembuat alat tangkap, mesh size/mata jaring hingga penggunaan
pemberat dan pelampung pada alat tangkap.
1.2. Deskripsi Praktikum Mata Kuliah

Praktikum mata kuliah mesin dan kapal penangkap ikan menitik beratkan pada
pengenalan jenis-jenis mesin dan kapal melalui miniatur mesin dan kapal penangkap ikan yang
ada di laboratorium. Dilanjutkan dengan pembelajaran mengenai dimensi utama kapal, cara
mengukur kapal, dan perhitungan gross tonnage (GT) kapal dengan rumus yang telah
disampaikan.
1.3. Kompetensi Praktikum Mata Kuliah

Dari kegiatan praktikum yang dilakukan, praktikan diharapkan mampu mengenali jenis
kapal penangkap ikan berdasarkan bentuk fisik, mengetahui secara garis besar konstruksi kapal
penangkapan ikan, mengetahui dimensi utama kapal serta praktikan mampu menghasilkan nilai
GT pada sebuah kapal penangkap ikan.
1.4. Materi Praktikum

Materi praktikum terbagi atas beberapa bagian, yaitu:

2
1. Pengenalan kapal penangkap ikan
2. Pengenalan bagian - bagian pada kapal penangkap ikan
3. Pengenalan dimensi utama kapal
4. Pengukuran kapal penangkap ikan
5. Menggambar konstruksi kapal beserta bagian-bagiannya
6. Perhitungan GT

1.5. Penilaian Hasil Belajar (Praktikum)

Bobot penilaian praktikum adalah 30%. Penilaian hasil praktikum berdasarkan pada
beberapa indikator yang ditetapkan, yaitu:
1. Absensi praktikan
2. Keaktifan praktikan dalam pelaksanaan praktikum
3. Laporan praktikum, baik modul praktikum harian maupun laporan akhir
1.6. Tata Tertib Praktikum

Tata tertib paraktikum dijabarkan sebagai berikut:


1. Praktikan hadir 10 menit sebelum praktikum
2. Membawa modul praktikum yang telah diberikan
3. Mengikuti kegiatan praktikum dengan tertib
4. Berkerja secara teliti dan tidak merusak/menghilangkan alat laboratorium
5. Mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktikum. Bagi yang berhalangan hadir harap
menunjukan surat keterangan sakit, izin kegiatan atau surat yang berkaitan dengan
alasan tidak menghadiri praktikum
6. Bagi praktikan yang berhalangan hadir diwajibkan untuk mengikuti praktikum
susulan atau mengerjakan tugas pengganti yang diberikan

3
BAB II

MATERI DAN PEMBAHASAN

2.1. Kapal Perikanan

A. Kompetensi Materi

Praktikan mengetahui bagian-bagian kapal penangkap ikan berdasarkan alat tangkap


dan mampu menggambar konstruksi kapal penangkap ikan beserta bagian-bagian yang
melengkapinya.
B. Defenisi Kapal Perikanan

Kapal penangkap ikan atau kapal perikanan merupakan salah satu jenis dari kapal,
dengan demikian sifat dan syarat-syarat yang diperlukan oleh suatu kapal akan diperlukan juga
bagi kapal penangap ikan, akan tetapi berbeda dengan kapal penumpang (passenger ship) dan
kapal barang (cargo ship). Undang-Undang RI nomor 31/2004 memberikan pengertian kapal
perikanan sebagai kapal, perahu, atau alat apung lainnya yang dipergunakan untuk melakukan
penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan
ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian/eksplorasi perikanan.
C. Bagian – Bagian Kapal Penangkap Ikan

Bagian-bagian dalam kapal sangat mendukung dalam keberhasilan operasi


penangkapan ikan. Istilah penting yang harus diketahui pada bagianbagian kapal diantaranya
Lambung Kapal (badan kapal), haluan (bagian depan), buritan (bagian belakang), alas (bagian
bawah), deck atau geladak (lapisan yang menghubungkan bagian atas kapal) dan sebagainya.

2.2. Gross Tonnage (GT)


A. Kompetensi Materi

Praktikan mampu mengetahui dimensi utama kapal, cara pengukuran kapal dan
perhitungan GT kapal yang tepat.
B. Dimensi Utama Kapal

Dimensi utama kapal terdiri dari Panjang kapal (Length/L), Lebar kapal (Breadth/B),
dan Dalam/tinggi kapal (Depth/D). LOA (Length Over All) adalah panjang total kapal yang
diukur dari ujung haluan sampai ke ujung buritan. D (Depth) adalah dalam/tinggi kapal yang
diukur mulai dari dek terendah hingga bagian badan kapal terbawah atau badan kapal tepat di

4
atas lunas. Bmax (Breadth maksimum) adalah lebar kapal terbesar yang diukur dari sisi terluar
kapal (sheer) yang satu ke sisi (sheer) lainnya yang berhadapan.

Gambar 1. Dimensi Utama Kapal


C. Pengukuran GT Kapal di Indonesia

Gross Tonnage (GT/isi kotor) kapal adalah ukuran besarnya kapal secara keseluruhan
dengan memperhitungan jumlah isi semua ruanganruangan tertutup baik yang terdapat di atas
geladak maupun di bawah geladak. Perhitungan GT kapal bermula pada Kep DitJen Perla No.
PY 67/1/13-90 bahwa :

GT = 0,353 x [V + Volume ruang atas dek]

Ton register = 0,353 ; nilai konversi dari m3 ke tonnage


V = L x B x D x Cb
Namun terdapat perbuhana berdasarkan Kep. DitJen Perla No. PY 67/1/1602 bahwa
ton register dalam perhitungan GT dirubah menjadi 0,25. Cb (Coefficient of Block) adalah
perbandingan isi karena dengan suatu blok dengan panjang, lebar, dan dalam/tinggi. Cb dapat
ditentukan menurut bentuk penampang melintang dan atau jenis kapal. (1) 0,85 bagi kapal-
kapal dengan bentuk penampang penuh atau bagi kapal-kapal dengan dasar rata, secara umum
digunakan bagi kapal tongkang; (2) 0,70 bagi kapal-kapal dengan bentuk penampang hampir
penuh atau dengan dasar agak miring dari tengah-tengah ke sisi kapal, secara umum digunakan
bagi kapal motor; dan (3) 0,50 bagi kapal-kapal yang tidak termasuk golongan (1) atau (2),
secara umum digunakan bagi kapal layar atau kapal layar dibantu motor. Berdasarkan Iskandar

5
dan Pudjiastuti (1995) menentukan nilai Cb berdasarkan operasi penangkapan yaitu static gear
(seperti kapal gillnet) Cb = 0,39–0,70 ; encircling gear (seperti kapal purse seine) Cb = 0,56–
0,67; dan towed gear (seperti kapal pukat udang) Cb = 0,40–0,60.

2.3. Prosedur Kerja

A. Alat dan Bahan

Alat yang perlu disiapkan oleh praktikan diantaranya alat tulis, penggaris bening, pensil
warna, alat bantu hitung dan alat dokumentasi. Bahan praktikum disediakan oleh Laboratorium
Mesin dan Kapak berupa miniatur kapal penangkap ikan yang mendukung kegiatan praktikum.
B. Prosedur Kerja

1. Praktikan mempersiapkan alat yang dibutuhkan;


2. Menggambar konstruksi kapal beserta bagian-bagiannya;
3. Mengukur dimensi utama kapal; serta
4. Menghitung GT kapal.
C. Bentuk Pelaporan

Pelaporan dilakukan dengan mengisi lembar kerja setiap mata acara praktikum yang
telah disediakan.

6
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
MESIN DAN KAPAL
“KAPAL PERIKANAN”

Nama :
Stambuk :
Kelas/Kelompok :

A. Kapal :

7
8
B. Perhitungan GT Kapal
Dimensi Utama :

L =
B =
D =
Cb =

Volume Ruang Atas Dek :

P=
L=
T=

Perbandingan :

Perhitungan GT :

1. Kep. DitJen Perla No. PY 67/1/13-90

2. Kep. DitJen Perla No. PY 67/1/16-02

9
C. Rangka Kapal

10
11
D. Perhitungan Rangka GT Kapal
Dimensi Utama :

L =
B =
D =
Cb =

Volume Ruang Atas Dek :

P=
L=
T=

Perbandingan :

Perhitungan GT :

1. Kep. DitJen Perla No. PY 67/1/13-90

2. Kep. DitJen Perla No. PY 67/1/16-02

12
13

Anda mungkin juga menyukai