Anda di halaman 1dari 38

RAHASIA

KODIKLAT ANGKATAN DARAT Lamp II Kep Danpussenif Kodiklatad


PUSAT KESENJATAAN INFANTERI Nomor Kep / 56 / XII / 2018
Tanggal 6 Desember 2018

BATALYON TIM PERTEMPURAN

BAB I
PENDAHULUAN

1 Umum.

a. Setiap jenis satuan mempunyai karakteristik, baik ditinjau dari kekuatan


personel, jenis peralatan serta kemampuan yang dimilikinya, sehingga mempunyai
spesifikasi penugasan tersendiri.

b. Penambahan perkuatan dalam satuan tertentu dengan karakteristik yang


berbeda, akan mengakibatkan perubahan kemampuan serta jenis penugasan yang
dimiliki semula.

c. Perubahan kemampuan tersebut dapat berbentuk penambahan kemampuan


yaitu memperbesar kemampuan daya gerak dan daya tembak, namun adapula
yang akan mengurangi kemampuan yang dimiliki dapat berbentuk pengurangan
daya gerak yang akan merupakan hambatan bila dihadapkan dengan medan
operasi yang ada.

d. Yang terpenting dari penambahan perkuatan tersebut adalah penggabungan


beberapa kemampuan teknis dalam satu kesatuan, dalam upaya memperbesar
daya gerak dan daya tembak sehingga memperbesar daya gempur memerlukan
koordinasi antara Komandan satuan inti beserta para komandan bawahannya
dengan para Komandan Satuan perkuatan, sehingga terjadi keterpaduan tindakan
dalam suatu tim pertempuran untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

e. Prosedur pengerahan kekuatan yang dimiliki satuan BTP perlu dituangkan


dalam bentuk ketentuan-ketentuan untuk memadukan daya gerak dan daya
tembak dari unsur-unsur BTP dalam buku petunjuk lapangan ini

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah Sekolah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan


salah satu bahan ajaran bagi Pendidikan Perwira TNI AD.

b. Tujuan. Agar siswa memahami tentang Pengetahuan BTP sebagai


bekal tugas di satuan.

Dikcabpaif "K#01” 06082019

RAHASIA
2
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup Naskah ini meliputi petunjuk
teknik dan taktik penggunaan Peleton Senapan dalam Pertahanan yang disusun dengan
tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.
b. Pokok pokok Organisasi.
c. Tugas dan tanggung jawab.
d. BTP Dalam Operasi Serangan.
e. Komando dan Pengendalian.
f. Penutup.

4. Pengertian. Batalyon Tim Pertempuran disingkat BTP adalah suatu satuan,


purtempur yang terdiri dari satuan Batalyon Infanteri. Satuan Bantuan tempur dan satuan
bantuan administrasi yang diorganisir secara serasi yang merupakan susunan organisasi
tugas dalam rangka melaksanakan suatu tugas tertentu.

BAB II
POKOK-POKOK ORGANISASI,

5. Pokok-pokok Organisasi.

a. Wewenang dan tahap pembentukan.

1) Wewenang pembentukan BTP diatur sebagai berikut :


a) Di lingkungan Korem oleh Pangdam.
b) Di lingkungan Kostrad oleh Pangkostrad dan atau Pang Difisi.
c) Di lingkungan Daerah Operasi oleh Pangkoops.

2) Tahap Pembentukan. Tahap-tahap pembentukan satuan BTP adalah


sebagai berikut :
a) Tahap pertama. Meliputi situasi dan kondisi yang sedang atau
yang akan dihadapi, sehingga cukup alasan untuk membentuk satuan
BTP. Dalam menilai situasi dan kondisi beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan adalah :
(1) Tugas pokok yang akan dihadapi.
(2) Kondisi daerah Operasi.
(3) Kemampuan musuh.
(4) Pasukan yang tersedia.
(5) kemampuan yang ingin dihasilkan dari perpaduan
antara Satpur, Satbanpur dan Satbanmin.
(6) Tingkat Komando pengendali.
b) Tahap kedua. Menyusun organisasi tugas yang terdiri dari
satuan tempur, bantuan tempur dan bantuan administrasi, yang
tersedia untuk dihadapkan pada tugas pokok. Apabila unsur bantuan
yang tersedia tidak mencukupi, maka pejabat yng berwenang
membentuk BTP, mengajukan pengisiannya ke Komando atas.
3
c) Tahap ketiga. Memberikan wewenang dan tanggung jawab
Komando kepada Komandan BTP selama perencanaan, persiapan
dan pelaksanaan serta pengendalian dalam menyelesaikan tugas
pokok yang dibebankan kepadanya.

b. Pembubaran : Komando atasan yang membentuk BTP menyertakan


pembubaran BTP dengan perintah.
Dengan pembubaran BTP, maka unsur-unsur BTP kembali ke induk satuan
masing-masing.

c. Tugas. BTP melaksanakan pertempuran darat sesuai dengan tugas pokok


yang dibebankan.

d. Struktur Organisasi BTP.

Keterangan :
Organisasi BTP disesuaikan dengan TUMMPAS.

BAB III
TUGAS DAN TANGGUNG JAWABNYA

6 Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Komandan Batalyon Tim Pertempuran (Dan BTP).

1) Merencanakan, memimpin dan mengendalikan latihan BTP.


2) Merencanakan, memimpin dan mengendalikan operasi BTP.
3) Merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan
pemeliharaan satuan serta meningkatkan kesiapan BTP.

b. Wakil Komandan Dan BTP Tim Pertempuran (Wadan BTP).


4
1) Pembantu utama Dan BTP dalam perencanaan dan pengendalian
latihan dan operasi BTP.
2) Mengkoordinasikan kegiatan staf dalam pelaksanaan pengawasan
dan pengendalian tugas BTP.
3) Mengikuti perkembangan situasi dan menyiapkan rencana antisipasi
sebagai sarana kepada Dan BTP.
4) Mewakili Dan BTP bila berhalangan.

c. Perwira Seksi Intelijen (Pasi Intel).

1) Menyelenggarakan fungsi Intelijen, terutama yang menyangkut


keterangan tentang cuaca, medan dan musuh serta kondisi sosial daerah
operasi.
2) Menyelenggarakan fungsi penerangan dalam lingkungan tanggung
jawab BTP.
3) Membantu menyelenggarakan pengurusan tawanan perang.

d. Perwira Seksi Operasi (Pasi Ops).

1) Membantu Dan BTP dalam penyelenggaraan latihan bagi personil


BTP.
2) Membantu Dan BTP dalam perencanaan, persiapan, pelaksanaan
dan pengendalian operasi.
3) Mengikuti perkembangan dan mengevaluasikan keadaan taktis
satuan.

e. Perwira Seksi Personel (Pasi Pers).

1) Menyelenggarakan fungsi admisnitrasi bidang personel.


2) Sebagai Perwira Personel bertanggung jawab tentang personel dan
administrasi BTP.
3) Melaksanakan supervisi fungsi bintal.
4) Melaksanakan psikologi secara terbatas.
5) Menyelenggarakan pengurusan tawanan perang.

f. Perwira Seksi Logistik (pasi Log).

1) Menyelenggarakan fungsi administrasi bidang logistik.


2) Mengkoordinir unsur-unsur bantuan administrasi dalam rangka
memadukan penyelenggaraan bantuan administrasi BTP.
3) Menyelenggarakan perencanaan dan pelaksanaan pengangkutan
dalam satuan serta pembekalan alat peralatan dalam BTP.
4) Menyelenggarakan perencanaan dan pelaksanaan perawatan,
evaluasi dan hospitalisasi.

g. Dokter Batalyon.

1) Sebagai Perwira Staf khususnya Dan BTP. Membantu Dan BTP


dalam perencanaan dan penyelenggaraan kesehatan satuan dengan saran
medis, termasuk rencana latihan di bidang kesehatan.
2) Mengkoordinir unsur-unsur bantuan kesehatan dalam rangka
memadukan penyelenggaraan dukungan kesehatan BTP.
3) Sebagai Staf khusus memberikan keterangan tentang Situasi Medik
Daerah (SMD) operasi BTP dan menyarankan lokasi Poslong BTP.
5
4) Mengawasi kegiatan Poslong, serta bertanggung jawab perawatan
korban tempur.
5) Mengajukan permintaan tambahan alat kesehatan ke Komando Atas.

h. Perwira Pembina Mental (Pa. Bintal).

1) Perwira Pembinaan Mental disingkat Pa Bintal dijabat oleh seorang


Pama TNI AD berpangkat Kapten dengan tugas sebagai berikut :

a) Menyelenggarakan pengurusan masalah yang menyangkut


Pembinaan mental dan di lingkungan BTP.
b) Mengadakan penelaahan, penganalisaan, penelitian dan
pengembangan atas hasil pelaksanaan Bintal.
c) Memberikan supervisi Staf dalam kegiatan-kegiatan Binlat.

2) Pa Bintal dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada


BTP, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Wadan
BTP.

i. Komandan Kompi Markas BTP (Dankima BTP).

1) Selaku Danki :

a) Memimpin unsur-unsur pelayanan baik organik dan perkuatan.


b) Mengkordinasikan bantuan administrasi BTP.
c) Melaksanakan pembinaan dan pemeliharaan disiplin, tata
tertib, kesejahteraan serta moril anggota Kima BTP.

2) Selaku Perwira Staf Khusus Dan BTP.

a) menyelenggarakan pendirian atau pemindahan instalasi


Posko BTP termasuk mengatur pengemanannya.
b) Menyelenggarakan urusan dalam markas BTP.
c) Menyelenggarakan fungsi bantuan administrasi.

j. Komandan Kompi Senapan (Dankipan BTP).

1) Memelihara disiplin, tata tertib, kesejahteraan serta moril anggota


Kompinya serta pasukan perkuatannya.
2) Meningkatkan dan memelihara mutu tempur kompi dan unsur-unsur
perkuatannya.
3) Mengadakan koordinasi dengan satuan tetangga, sesuai tanggung
jawabnya.
4) Merencanakan dan memimpin pelaksanaan pertempuran.

k. Komandan Kompi Bantuan BTP (Dankiban BTP).

1) Selaku Danki.

a) memelihara disiplin, tata tertib, kesejahteraan serta moril


anggota Kiban.
b) Meningkatkan dan memelihara mutu tempur Kiban.
c) Mengatur penugasan unsur-unsur Kiban sesuai petunjuk Dan
BTP.
6
d) Melaksanakan tugas Bantem MO 81 sesuai alokasi sasaran
atas perintah Dan BTP.

2) Selaku Staf khusus Dan BTP.

a) Memberikan saran kepada Dan BTP tentang rencan Bantem


unsur-unsurnya.
b) Melaksanakan koordinasi dengan Pakorbantem tentang
alokasi sasaran Mo 81.

l. Komandan Kompi Kavaleri (Dankikav).

1) memeliharan disiplin, tata tertib, kesejahteraan serta moril anggota


Kikav.
2) Meningkatkan dan memelihara mutu tempur satuan Kavaleri.
3) Mengatur penugasan Kikav sesuai petunjuk Dan BTP.
4) Sebagai Staf khusus memberikan saran kepada Dan BTP tentang
pengerahan Kompi Tank.
5) Merencanakan dan memimpin satuannya dalam tugas pertempuran.

m. Komandan Baterai Artileri Medan (Dan Rai Armed).

1) Memelihara disiplin, tata tertib, kesejahteraan serta moril anggota


Baterai Armed.
2) Meningkatkan dan memelihara mutu tempur dan keterampilan Rai
Armed.
3) Sebagai Staf khusus memberikan saran kepada Dan BTP tentang
penyelenggaraan Bantuan Tembakan BTP.
4) Mengkoordinir dan mengatur penyelenggaraan seluruh bantuan
tembakan BTP.

n. Komandan Peleton Zeni Tempur (Danton Zipur).

1) Memelihara disiplin, tata tertib, kesejahteraan serta moril anggota Ton


Zipur.
2) Meningkatkan dan memelihara keterampilan dan mutu tempur Ton
Zipur.
3) Sebagai Staf khusus memberikan saran dalam penyelenggaraan
bantuan Zeni BTP.
4) Merencanakan dan memimpin Ton Zipur dalam tugas pertempuran.

o. Komandan Peleton Hublap (danton Hublap).

1) Peleton Hublap dipimpin oleh Danton KomYonif.


2) Memelihara disiplin, tata tertib, kesejahteraan serta moril anggota Sat
Hublap.
3) Meningkatkan dan memelihara keterampilan dan mutu pelayanan
perhubungan BTP.
4) Sebagai Staf khusus memberikan saran kepada Dan BTP tentang
penyelenggaraan bantuan perhubungan dalam BTP.
5) Merencanakan dan memimpin Ton Hublap dalam pelaksanaan tugas
BTP.
7
p. Komandan Peleton Pembekalan dan Angkutan (Danton Bekang).

1) Peleton Bekang dipimpin oleh Danton Bekang yang masuk dalam


BTP.
2) Memelihara disiplin, tata tertib, kesejahteraan serta moril anggota Ton
Bekang.
3) Meningkatkan dan memelihara keterampilan dan mutu tempur
pelayanan Ton Bekang.
4) Sebagai Staf khusus memberikan saran kepada Dan BTP tentang
penyelenggaraan bantuan Bekang BTP.
5) Merencanakan dan memimpin satuannya dalam pelaksanaan gas
BTP.

q. Komandan Peleton Peralatan (Danton Pal).

1) Danton Pal dipimpin oleh Bantuan Pal dari satuan BP.


2) Memelihara disiplin, tata tertib, kesejahteraan serta moril anggota
Tonpal.
3) Meningkatkan dan memelihara keterampilan dan mutu pelayanan
Tonpal.
4) Sebagai Staf khusus memebrikan saran kepada Dan BTP tentang
penyelenggaraan bantuan peralatan BTP.
5) Memimpin satuannya dalam mendukung Bekharmat dalam tugas
BTP.

r. Komandan Peleton Kesehatan (Danton Kes).

1) Danton Kes dipimpin olehg Danton Kes Organik Yonif.


2) Memelihara disiplin, tata tertib, kesejahteraan serta moril anggota Ton
Kes BTP.
3) Meningkatkan dan memelihara keterampilan dan mutu pelayanan
Ton Kes.
4) Mengatur penugasan anggota Ton Kes dalam penyelenggaraan
dukungan kesehatan.
5) Melaksanakan bedah lapangan sesuai dengan batas kemampuan
yang dimiliki.
6) Merencanakan dan memimpin satuannya dalam pelaksanaan tugas
BTP.

s. Komandan Peleton Artileri Pertahanan Udara Rudal – RBS-70.

1) Memelihara disiplin, tata tertib, kesejahteraan serta moril anggota Ton


Arhanud.
2) Meningkatkan dan memelihara mutu tempur dan keterampilan ton
Arhanud.
3) Sebagai staf khusus memberikan saran kepada Dan BTP tentang
penyelenggaraan Pertahanan udara BTP.
4) Merencanakaan dan memimpin satunya dalam pelaksanaan tugas BTP.

u. Komandan Detasemen Penerbad ( Danden Penerbad ).

1) Memelihara disiplin, tata tertib, kesejahteraan serta moril anggota.


2) Meningkatkan dan memelihara mutu tempur dan keterampilan anggota.
8
3) Sebagai Staf khusus memberikan saran kepada Dan BTP tentang
penyelenggaraan bantuan Penerbad.
4) Merencanakan dan memimpin satuannya dalam pelaksanaan tugas BTP.

v Komandan Peleton Polisi Militer (Danton Pom).

1) Memberikan dukungan di dalam menegakkan hukum, disiplin, dan


tata tertib.
2) Memberikan dukungan pengurus tawanan perang, pengurusan tata
tertib militer.
3) Memberikan dukungn pengawasan Kelana Yudha dan penyaluran
pengungsi dan lalu lintas di daerah operasi.
4) Sebagai staf khusus memberikan saran tentang penegakan hukum
disiplin dan tata tertib personel BTP.
5) Memelihara dan membina disiplin, tata tertib dan moril satuannya.

7. Kemampuan dan Batas Kemampuan. BTP merupakan satuan tempur yang


lengkap dengan unsur-unsur Satpur, Satbanpur dan Satbanmin yang memiliki
kemampuan yang handal untuk tugas-tugas pertempuran.

a. Kemampuan.

1) Melaksanakan operasi berdiri sendiri.


2) Melaksanakan berbagai operasi tempur dalam segala bentuk medan
di Indonesia.
3) Melaksanakan patroli pengintaian jarak jauh.
4) Memberi bantuan tembakan kepada satuan-satuan lainnya.
5) Melaksanakan operasi gerilya maupun lawan gerilya.
6) Mengambil bagian dalam operasi gabungan.

b. Batas Kemampuan.

1) Kemampuan bekal operasi minimal.


2) Kemampuan pertahanan udara terbatas.
3) Kemampuan melawan tank secara terbatas.

BAB IV
BTP DALAM OPERASI SERANGAN

8. Umum. Batalyon Tim Pertempuran (BTP) yang telah diorganisasi baik personel,
persenjataan maupun sarana pendukung lainnya disiapkan untuk melaksanakan
serangan.

a. Tujuan. Suatu operasi serangan bertujuan untuk :

1) mengalihkan perhatian lawan dari daerah lain yang menentukan.


2) Mengembangkan keadaan sehingga menguntungkan pihak kita.
3) Menghancurkan kekuatan lawan.
4) Merebut suatu daerah atau medan penting untuk keperluan taktis.
5) Merebut sumber kebutuhan lawan.

9. Dasar-dasar Serangan. Dasar umum serangan perlu tetap diperhatikan agar


suatu serangan dapat dilaksanakan dengan berhasil baik.
9
a. BTP harus disusun secara mendalam, dengan tujuan untuk :

1) Memelihara gerak maju dan momentum serangan sehingga musuh


terus-menerus mendapat tekanan pada kedudukannya.
2) Menghadapi keadaan yang tak terduga.
3) Memungkinkan pembersihan terhadap sisa-sisa perlawanan yang
telah dilalui oleh pasukan penyerang depan.
4) Memperbesar hasil yang dicapai.

b. Garis awal harus berada di tangan sendiri dan dalam keadaan aman dan
terlindung. Komandan BTP dalam menentukan garis awal harus didasarkan
perhitungan taktis sebagai berikut :

1) Memungkinkan untuk mengembangkan formasi tempur pasukannya


tanpa adanya gangguan musuh.
2) Garis awal yang dipilih sedekat mungkin dengan sasaran.
3) Bebas dari rintangan-rintangan yang dapat menghambat gerakan
awal pasukan penyerang.

c. Selama serangan, tiap sasaran harus dapat ditembaki setiap saat secara
tertinjau. Manuver dan tembakan dalam pelaksanaan serangan keduanya tidak
dapat dipisahkan. Untuk memperoleh hasil guna dari alokasi bantuan tembakan
yang tersedia selama serangan, harus dibuat suatu rencana tembakan yang teliti
sehingga memungkinkan penggunaan tambakan tersebut sesuai dengan
kebutuhan ruang dan waktu berdasarkan keadaan taktis di daerah pertempuran
serta mempertimbangkan faktor-faktor keterbatasan yang ada.

d. Bilamana bantuan tembakan diberikan, pasukan penyerang harus merapat


di belakang tmbakan bantuan. Tembakan senjata bantuan dapat menimbulkan
akibat menurunnya moril musuh dan memaksa mereka untuk tetap berada pada
kedudukannya dalam keadaan berlindung tanpa memberikan perlawanan. Oleh
karena itu pasukan penyerang harus dapat memanfaatkan secara efektif alokasi
bantuan tembakan yang tersedia untuk mendekati dan menghancurkan musuh
pada jarak dekat. Apabila tembakan bantuan terhenti karena faktor keterbatasan
(antara lain munisi) atau karena perubahan situasi mendadak, pasukan penyerang
harus dapat mendekati musuh dengan memanfaatkan keadaan medan untuk
menghindari tinjauan dan tembakan musuh.

e. Senjata bantuan secepat mungkin berpindah kedudukan untuk dapat


memberikan tembakan secara terus-menerus. Senjata bantuan harus membantu
pelaksanaan serangan pada semua taraf apabila memungkinkan. Jika tidak
memungkinkan karena faktore keterbatasan, maka harus ditentukan prioritas
penggunaannya. Kemampuan dan jarak capai senjata bantuan harus diperhatikan
sehingga perlu secepat mungkin pindah kedudukan guna memberi bantuan
tembakan bagi pasukan penyerang.

f. Momentum serangan tidak boleh terhenti. Bila tekanan dari pasukan


penyerang terhenti akan memberi kesempatan bagi musuh untuk bangkit kembali
memberikan perlawanan.

10. Bentuk Manuver.


10
a. Dalam serangan, sasaran seringkali berbentuk suatu medan. Untuk
mencapai sasaran, bila perlu BTP melaksanakan berbagai alternatif serangan
terhadap musuh, antara lain dengan penerobosan, pelambungan atau peningkaran
maupun dengan infiltrasi. Suatu pelambungan yang dilakukan oleh satuan-satuan
atasan dapat disertai suatu penerobosan olh BTP dan unsur-unsurnya.

b. Tipe-tipe oeprasi serangan adalah sebagai berikut :

1) Gerak maju untuk kontak.


2) Pengintaian paksa.
3) Serangan yang dikoordinasikan.

a) Penerobosan.
b) Pelambungan tunggal.
c) Pelambungan rangkap.
d) Peningkaran
e) Infiltrasi.

4) Eksploitasi.
5) Pengejaran.

11. Pemilihan Tipe Ops dan Pertimbangan Pokok Suatu Serangan.

a. Pemilihan Tipe Operasi Serangan. Komandan atasan jarang menentukan


tipe operasi bagi BTP, yang diberikan adalah tugas pokok serta tugas lain yang
menunjang tugas pokok bagi menentukan tipe operasi yang digunakan, komandan
BTP perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1) Tugas pokok BTP.


2) Bentuk dan sifat daerah operasi.
3) Kekuatan, kemampuan dan disposisi musuh yang dihadapkan.
4) Kekuatan, kemampuan dan mobilitas pasukan sendiri.

b. Pertimbangan Pokok Suatu Serangan.

1) Tujuan Pokok. Pencapaian tujuan adalah prioritas bagi BTP dengan


segala daya dan usaha untuk dikerahkan dan ditujukan pada penguasaan
medan-medan penting, melokalisasi dan penghancuran kekuatan musuh.

2) Medan dan Cuaca.

a) Medan. Dalam rencana Komandan BTP, hendaknya


dihadapkan kepada penguasaan aspek medan, yaitu sebagai
berikut :
(1) Medan kritik.
(2) Peminjaman.
(3) Lindung tinjau dan lindung tembak.
(4) Jalan pendekat.
(5) Rintangan.

b) Cuaca. Komandan BTP tidak boleh mengurangi momentum


seragan hanya karena keadaan cuaca yang kurang baik, tetapi
sebaliknya harus mengambil keuntungan dari keadaan-keadaan
11
tersebut untuk pendadakan dalam mencapai tujuan serangan.
Khususnya pada pengaruh penglihatan dan penggunaan asap.

3) Musuh. Mempelajari keadaan musuh pada kekuatan, disposisi,


kemampuan dan rencananya. Eksploitasi kelemahan musuh dan
menghindari keunggulannya.

4) Bentuk Tembakan.

a) Umum. Manuver dan tembakan tak dapat dipisahkan satu


dengan yang lain dan dapat digunakan berbagai kombinasi.
Perencanaan bantuan tembakan adalah sejajar dan diintegrasikan
dengan rencana manuver. Tembakan persiapan sebelum
melancarkan serangan akan merugikan musuh secara psikologi.
Bantem yang mobil dalam serangan mempermudah satuan
penyerang dalam memelihara momentum serangan.

b) Udara. Bantuan udara taktis bila tersedia dapat digunakan


untuk menembakkan bermacam-macam peluru terhadap pasukan
dan posisi musush.

c) Artileri medan dan Mo 81. Baterai Armed dan Peleton Mo 81


dapat memberikan bantuan tembakan secara merapat dan terus
menerus sesuai kemampuan. Bantuan tembakan sangat tepat untuk
menetralisir dan menghancurkan kekuatan musuh selama manuver
dari pasukan BTP menuju ke sasaran serangan. Bantuan tembakan
digunakan untuk tembakan persiapan, membantu serangan dan
melindungi reorganisasi BTP.

5) Mobilitas. Mobilitas BTP dipengaruhi oleh jarak ke sasaran,


serangan, waktu yang tersedia untuk merebut atau menguasai medan di
sepanjang jalan pendekat serta kemampuan perlawanan musu. Komandan
BTP dalam menyusun pasukannya pelu mempertimbangkan faktor-faktor
tersebut agar dapat menyelesaikan tugas pokoknya secara berdaya dan
berhasil guna.

6) Kelebaran dan kedalaman petak serangan.

a) Kelebaran. Penentuan kelebaran front bagi BTP dalam


serangan didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut :

(1) Tugas pokok BTP.


(2) Medan.
(3) Ruang yang diperlukan oleh BTP untuk manuver dan
penyebaran.
(4) Jenis-jenis jalan yang tersedia.
(5) Kemungkinan perlawanan musuh.
(6) Mobilitas satuan sendiri.
(7) Bantuan tembakan yang tersedia.
(8) Jarak capai senjata dan kebutuhan satuan bawahan
untuk dapat saling membantu.
(9) Jarak capai dari alat perhubungan.
(10) Kecepatan manuver yang dikehendaki.
12
b) Kedalaman.

(1) Umum. Dalam serangan kedalaman diperoleh dengan


cara penempatan kompi-kompi dalam formasi banjar atau
formasi serong.

(2) Kompi senapan.

(a) Kompi berbanjar. Formasi ini dapat digunakan


jika BTP menyerang dalam front yang relatif sempit.
Dengan memiliki kedalaman maksimal, formasi lebih
kenyal dan memudahkan Kodal maupun pengamanan.
Kompi belakang dapat digerakkan melalui atau
melintasi Kompi depan untuk memelihara momentum
serangan atau menghadapi ancaman kedua lambung.

(b) Dua kompi berdampingan di depan, formasi ini


dapat digunkan jika BTP menyerang dalam front lebar,
dan kedalaman tidak begitu diutamakan. Kompi yang di
belakang merupakan cadangan BTP untuk memperoleh
kekenyalan, kedalaman dan keamanan.

(c) Tiga Kompi bersyaf (berdampingan). Formasi ini


kehilangan kedalaman, tetapi dapat diguankan jika
diperlukan daya pukul maksimal ke depan dalam front
yang lebar dan tidak begitu diperlukan adanya
cadangan. Formasi tersebut juga digunakan apabila
keterangan tentang musuh cukup jelas, dan kecepatan
sangat diutamakan.

(d) Kompi-kompi dalam formasi serang. Formasi ini


memiliki keuntungan-keuntungan seperti tersebut dalam
(1) di atas dan pengamanan ke depan maupun ke
lambung mudah dilakukan.

(3) Kompi kavaleri.

(a) Pengarahannya sangat tergantung pada


keadaan medan poros jalan yang tersedia. Jika medan
memungkinkan atau tersedia poros jalan, maka kompi
Kavaleri dapat dikerahkan bersama-sama dengan
kompi depan secara utuh atau dipecah menjadi peleton-
peleton untuk memperkuat Kompi-kompi depan dan
kompi cadangan.

(b) Kompi Kavaleri dapat juga diguankan sebagai


Bantem langsung yang bergerak secara berloncatan
dengan cepat.
Gerakan berloncatan tersebut juga sangat tergantung
pada keadaan medan dan atau poros jalan yang
tersedia.

(c) Bila Persenjataan Anti Tank dari musuh sangat


terbatas dan dapat diabaikan atau karena telah
13
dihancurkan, maka Kompi Kavaleri dapat dikerahkan
berdiri sendiri pada satu poros.

7) Pengembangan Pasukan.

a) Umum. BTP dapat sekaligus menjadi pelaksana


serangan pokok, serangan bantuan dan cadangan (BTP berdiri
sendiri). Jika dua Kompi atau lebih diberikan sasaran atau tugas yang
sama pentingnya mak tidak dapat disebutkan serangan pokok dan
bantuan. Komandan BTP dapat setiap saat memperbesar hasil
dengan jalan memindahkan titik berat serangannya.

b) Serangan pokok. Serangan pokok ditujukan pada sasaran


yang dapat menyelesaikan pelaksanaan tugas pokok BTP. Serangan
pokok mendapat prioritas pertama dalam pengelompokan susunan
tugas.
Serangan pokok harus memiliki sarana-sarana untuk memperoleh
keunggulan yang menentukan terhadap musuh dan untuk
memelihara momentum menuju ke sasaran. Dalam suatu keadaan di
mana terdapat dua arah serangan, seperti dalam pelambungan
rangkap dan penerobosan, seperti dalam pelambungan rangkap dan
penerobosan berganda, dapat merupakan serangan-serangan yang
sama kuatnya.

c) Serangan bantuan.

(1) Serangan bantuan dapat membantu pencapaian sukses


dari serangan pokok dengan jalan melaksanakan satu atau
lebih prinsip-prinsip sebagai berikut :

(a) Menguasai medan atau menghancurkan pasukan


musuh yang menghambat guna mempercepat manuver
dari serangan pokok.
(b) Mengikat musuh dalam posisi.
(c) Menipu musuh mengenai tempat dan arah dari
serangan pokok.
(d) Memaksa musuh untuk mengerahkan
cadangannya secara terburu-buru pada tempat yang
tidak menentukan.
(e) Mencegah setiap perkuatan musuh yang
dihadapkan pada serangan pokok.

(2) Alat-alat secukupnya meskipun secara terbatas, minimal


diperlukan untuk pelaksanaan tugas tersebut.

d) Cadangan.

(1) Umum. BTP menyiapkan cadangan untuk


dikerahkan dikerahkan dalam pertempuran secara efektif pada
waktu dan tempat yang menentukan untuk mengeksploitir hasil
dan penyempurnaan pelaksanaan tugas pokok. Cadangan
adalah sarana bagi Komandan untuk mengatasi keadaan yang
sukar diperkirakan sebelumnya.
14
Kepada cadangan juga dapat diberikan tugas pengamanan,
tetapi hal ini tidak merupakan alasan yang prinsip dalam
menyiapkan cadangan.
Cadangan dapat digunakan untuk :

(a) Memperbesar hasil.


(b) Memperkuat serangan.
(c) Memelihara atau mempercepat momentum
serangan.
(d) Menangkis serangan balas musuh.
(e) Menjaga keamanan.

(2) Besarnya cadangan. Kedudukan musuh yang


dalam, pengetahuan tentang keadaan musuh yang terbatas,
atau ketidakmampuan menggambarkan jalannya serangan
sampai sasara akhir, memerlukan pembentukan cadangan
yang kuat untuk mengantisipasi hal-hal yang belum dapat
diperhitungkan sebelumnya. Jika musuh yang diserang jelas
diketahui kurang kekuatannya dan mobilitasnya sangat
terbatas cadangan dapat lebih kecil.
(3) Penempatan cadangan. Cadangan-cadangan
ditempatkan dengan syarat :

(a) Memungkinkan gerakan cepat menuju ke tempat


kemungkinan penggunaan.
(b) Memudahkan memberikan bantuan pada
serangan pokok.
(c) Dapat mengamankan Komando.
(d) Memperoleh perlindungan maksimum terhadap
peninjauan dan serangan udara musuh.

(4) Penyebaran cadangan dalam kelompok-kelompok


gabungan kesenjataan di beberapa tempat berkumpul atau
kolone mars memberikan perlindungan terhadap kemungkinan
serangan udara maupun nuklir.
(5) Pembentukan kembali cadangan. Jika cadangan telah
dikerahkan, harus segera diambil langkah untuk membentuk
cadangan baru.

8) Susunan Tugas BTP.

a) Dalam suatu operasi serangan, BTP diorganisasikan dalam


suatu susunan tugas untuk dapat mendukung konsep umum operasi
yang telah diputuskan oleh Komandan. Dalam menyusun suatu
susunan tugas BTP, satuan-satuan non Infanteri diintegrasikan dalam
suatu susunan tempur yang bulat untuk memperoleh struktur tempur
dasar yang terdiri dari unsur manuver, bantuan tempur dan bantuan
administrasi.

b) Satuan Tugas (Satgas).

(1) Komandan BTP dapat membentuk satuan atugas kalau


diperlukan untuk tugas-tugas berdiri sendiri. Satuan tugas
dapat dibentuk atas dasar Kompi Infanteri, Ton Kavaleri dan
unsur Zeni. Komposisi dari satuan tugas harus sedemikian
15
rupa sehingga ia memberikan kepada komandannya sarana
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang diberikan
padanya. Kepada satuan tugas dapat juga diberikan tambahan
bantuan tempur lainnya serta unsur admisnitrasi. Satuan tugas
seringkali dipergunakan, kalau pengetahuan tentang situasi
medan, cuaca dan musuh serta front yang lebih dari biasanya
tidak memungkinkan pengendalian secara terpusat. BTP
mempersiapkan satuan tugas berdasarkan perintah tetap untuk
mempercepat pembentukannya dan menjamin telah terlatih
secara tim sebelum dipergunakan.

(2) Pertimbangan dalam menyusun pasukan meliputi :

(a) Tugas yang diberikan kepada satuan tugas.


(b) Medan yang akan dilalui satuan tugas dalam
operasinya.
(c) Kekuatan, disposisi, komposisi dan kemampuan
musuh.
(d) Pengintaian dan pengamanan.
(e) Bantuan personel Intelijen.
(f) Bantuan tembakan.
(g) Komunikasi perhubungan.
(h) Komando dan pengendalian.
(i) Kekenyalan organisasi.
(j) Bantuan logistik.

(3) kalau inti dari suatu satuan tugas adalah Kompi


Infanteri, sedangkan satuan Kavaleri diBPkan, maka ia
biasanya dipimpin oleh Komandan Kompi yang bersangkutan.
Suatu satuan tugas dapat dipimpin lebih dari satu Kompi
Infanteri dapat dipimpin oleh Wadan BTP.

c) Kavaleri Tank.

(1) BTP dapat memBPkan satu peleton Tank atau lenih


kepada Kompi penyerang atau BTP memBPkan satu peleton
Tank kepada kompi-kompi penyerang.
(2) Untuk memelihara kekenyalan di dalam operasi, satuan
tank yang tidak diBPkan dimasukkan ke dalam pasukan BTP.
(3) Bentuk dasar kerjasama Infanteri Tank (KIT) dalam
serangan adalah :

(a) Infanteri dan Tank menyerang dalam dua poros.


(b) Infanteri dan Tank menyerang dalam satu poros.
(c) Infanteri naik Tank.
(d) Tank sebagai pangkal tembakan.

(4) Penggunaan bentuk dasar KIT tersebut harus


disesuaikan dengan pertempuran, salah satu bentuk dasar
yang dipergunakan dalam awal serangan ada kemungkinan
harus ditingkatkan dan beralih ke KIT lain, sehingga
terdapatlah kombinasi penggunaan bentuk dasar KIT.
16
(5) Sekalipun bentuk dasar KIT dapat berubah-ubah, tetapi
yang penting adalah bahwa ciri-ciri Tank harus dapat
dimanfaatkan sepenuhnya yang berupa:

(a) Daya gerak dan kemampuan lintas medan.


(b) Daya tembak dan lindung lapis baja.
(c) Kecepatan dan daya kejut.

d) Baterai Artileri medan. Biasanya penggunaan Baterai Artileri


Medan dipusatkan. Kepada Baterai Artileri Medan dapat diberikan
tugas taktis BU atau BL, mampu dalam status penugasan bahwa
perintah.

e) Peleton Artileri Pertahanan Udara. Memberikan perlindungan


pertahanan udara terhadap BTP. Artileri Pertahanan Udara
digunakan untuk melindungi : Pos Komando BTP daerah dan satuan
tempur, satuan bantuan tempur dn satuan bantuan admisnitrasi serta
instalasi lainnya. Senjata ini cukup efektif untuk melindungi BTP
terhadap serangan pesawat udara musuh yang terbang rendah.
Mobilitas dan daya tembak senjata Artileri Perthanan Udara dapat
juga digunakan untuk tugas-tugas tambahan. Tugas ini hanya dapat
dilakukan bila tidak mengganggu atau merugikan pelaksanaan tugas
pokoknya atau bila keadaan perbandingan kekuatan udara
menguntungkan pihak sendiri atau mengijinkan.

f) Peleton zeni. Ton zeni Tempur BTP dapat digunakan secara


bawah perintah atau dalam bentuk bantuan langsung kepada kompi-
kompi penyerang. Dalam keadaan di mana Ton Zeni memberikan
bantuan umum, maka penggunaan satuan tersebut dipusatkan,
sehingga segala kegiatan Zeni, dikendalikan langsung oleh
Komandan BTP. Jika Komandan BTP perlu mengerahkan cadangan,
maka kepadanya diBPkan unsur Zeni.

g) Ton Perhubungan. Ton Perhubungan BTP dipergunakan


untuk memperbesar kemampuan Komando pengendalian BTP atas
satuan bawahannya.

h) Satuan bantuan Administrasi. Satuan-satuan bantuan


administrasi BTP digunakan secara terpusat untuk memperoleh daya
guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya serta memudahkan
pengendalian oleh Komandan.

9) Keamanan Pasukan.

a) Tujuan dari keamanan dalams erangan adalah untuk


menghindari gangguan musuh yang mendadak, untuk memperoleh
integritas formasi dan untuk memperoleh dan memelihara kebebasan
bertindak. Dengan jalan memberikan tekanan yang berat dan terus
menerus, maka musuh kehilangan waktu dan inisiatif, sukar
menentukan prioritas sasaran untuk mengatasi ancaman serangan.
Cadangan yang cukup tersedia akan mempertinggi kemampuan
komandan untuk melakukan tindakan pengamanan.
17
b) Front serangan yang lebar dapat mengakibatkan dilampauinya
kedudukan musuh sehingga memungkinkan lambung sendiri terbuka.
Musuh yang dilampaui dapat dikurang untuk dihancurkan, jika ia
merupakan bahaya. Jika tidak, dilintas elek dan cukup dilaporkan
pada Komando atas serta diberitahukan pada pasukan dan satuan
bantuan di belakangnya. Lambung dan celah-celah di antara satuan
diamankan oleh patroli-patroli, pengawal lambung, cadangan atau
dengan pengamatan dan tembakan. Satuan bantuan administrasi dan
bantuan tempur memerlukan perlindungan terhadap serangan darat,
namun demikian upaya pengamanan tersebut jangan sampai
menghambat momentum serangan.

c) Pemberitaan tentang segala kegiatan musuh dan


pengumpulan keterangan yang tepat pada waktunya dan jelas apa
adanya penting bagi pengamanan. Pasukan pengintai seperti Regu
Penyelidik dan Keamanan Lapangan (Rulidkamlap) dan satuan
Penerbad digunakan seluas mungkin untuk tugas tersebut.

d) BTP mengambil tindakan untuk melindungi diri sendiri dari


kemungkinan serangan udar dan nuklir dengan cara bergerak cepat,
memanfaatkan lindung tembak dan lindung tinjau, penyebaran,
penipuan, pakaian pelindung (Protective Clothing) bila tersedia dan
perkuatan medan termasuk lobang perlindungan.

12. Selubung Taktik dan Penipuan.

a. Selubung taktik dan penipuan digunakan dalam serangan untuk mengelabui


musuh mengenai disposisi dan rencana BTP. Seluruh taktik dan penipuan
dipertimbangkan sesuai dengan rencana taktik.

b. Tindakan penipuan dibatasi oleh waktu yang tersedia untuk


mengembangkan berita penipuan, waktu untuk memasukkan berita tersebut pada
saluran Intelijen musuh, dan waktu yang diperlukan oleh musuh untuk menilai
keterangan serta untuk mengadakan reaksi terhadapnya.
Tindakan ini harus melalui persetujuan atasan.

c. Serangan bantuan, gerakan tipuan, penyerang dan demonstrasi untuk


menipu musuh mengenai tempat dari serangan pokok. Pembatasan penggunaan
komunikasi radio dapat merahasiakan waktu serangan, namun demikian perlu
diingat bahwa pendiaman radio dalam banyak kejadian akan berarti memberikan
isyarat bagi musuh bahwa serangan akan dilancarkan.
Penggunaan alat tiruan (dummy), penyamaran dapat menutupi kedudukan dari
satuan yang sebenarnya, menarik tembakan musuh dan menyelamatkan pasukan
yang sebenarnya.

13. Perencanaan Serangan.

a. Umum. Rencana serangan ialah langkah-langkah yang harus diambil


oleh Komandan BTP untuk menetapkan bagaimana penggunaan satuan-satuan
yang berada di bawah komandonya. Rencana serangan harus mengandung
kerjasama teknis masing-masing satuan pelaksana. Rencana serangan meliputi
rencana manuver, rencana tembakan dan bantuan tempur serta rencana bantuan
administrasi.
18
b. Rencana Manuver. Dalam perencanaan manuver Komandan BTP
menentukan hal-hal sebagai berikut :

1) Sasaran-sasaran yang harus disebut, diduduki atau dikuasai.


2) Jalan pendekat menuju ke sasaran-sasaran tersebut.
3) Penggunaan kekuatan untuk pencapaian sasaran-sasaran yang ada atau
susunan tugas.
4) Penentuan serangan pokok dan serangan bantuan serta tugas masing-
masing satuan yang dikerahkan.
5) Waktu pencapaian sasaran tertentu (pentahapan) dan penyelesaian suatu
serangan.
6) Tindakan pengamanan yang diperlukan selama serangan meliputi
keamanan lambung dan punggung pasukan sendiri.
7) Sarana-sarana pengendalian.
8) Tindakan-tindakan setelah sasaran direbut.

c. Rencana Tembakan. Rencana tembakan dikoordinasikan sebaik-baiknya


dengan rencana manuver untuk dapat memberikan efisiensi dari daya tembak yang
semaksimal mungkin, rencana tembakan meliputi :

1) Rencana tembakan dari senjata ringan, sedang maupun berat yang


organik BTP.
2) Rencana tembakan dari senjata bantuan yang dikendalikan langsung oleh
Komandan BTP antara lain Baterai Artileri Medan dan Ton MO 81.
3) Rencana tembakan diajukan kepada Komando Atas.

d. Bantuan Tempur. Rencana bantuan tyempur berisi pengerahan atau


penggunaan satuan-satuan bantuan tempur BTP, rencana bantuan tempur antara
lain :

1) Rencana penggunaan Ki Kavaleri.


2) Rencana penggunaan Bantem Arteleri Medan.
3) Rencana penggunaan Ton Zeni.
4) Rencana pertahanan udara.
5) Rencana perhubungan.
6) Rencana penggunaan satuan Penerbad.

e. Rencana Bantuan Administrasi. Meliputi penggunaan unsur-unsur logistik


dan personil. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah yang menyangkut
pembekalan, pemeliharaan, perawatan kesehatan serta penyingkiran. Rencana
bantuan administrasi meliputi rencana selama serangan berlangsung dan rencana
setelah sasaran direbut. Mengingat bantuan administrasi yang diperlukan dalam
operasi serangan harus bersifat mobil, maka rencana bantuan adminstrasi harus
diintegrasikan sebaik-baiknya dengan rencana manuver.

14. Pelaksanaan Serangan

a. Waktu serangan akan dimulai, didahului dengan tembakan persiapan.


Tembakan persiapan dipadukan dengan gerakan satuan penyerang. Semua
sarana yang tersedia digunakan untuk secara terus-menerus dan teliti mengetahui
kedudukan dari pasukan kawan, agar dapat menggunakan daya tempur yang
sebaik-baiknya.

b. Kompi-kompi penyerang bergerak secara cepat dan merapat pada tembakan


bantuan dari tempat yang terpencar di dalam batas keamanan tembakan di bawah
19
lidungan tembakan bantuan. Untuk menghadapi serangan udara dan senjata nuklir,
kompi-kompi penyerang harus terpencar sampai saatnya diperluakan pemusatan
kekuatan tempur yang cukup guna melaksanakan serangan. Jika tugas yang
memerlukan pemusatan dari BTP telah selesai, maka kembali mengambil formasi
yang terpencar.

c. Serangan hendaknya dilaksanakan secara agresif dan semua perkembangan


yang menguntungkan segera dieksploitasi. Jika serangan di salah satu daerah
terhambat maka titik berat serangan segera dipindahkan ke daerah yang
memberikan kesempatan yang baik untuk memperoleh sukses. Kemajuan
serangan tidak boleh diperlambat, hanya untuk menyesuaikan dengan rencana
serangan yang asli atau mensejajarkan dengan satuan penyerang lainnya. Kompi
penyerang jangan sampai terikat oleh tindakan yang tidak menentukan. Satuan
belakang akan menetralisir sisa perlawanan musuh yang terkepung dan bila perlu
menghancurkan.

d. Serangan merupakan rangkaian gerak maju dan serbuan sampai sasaran BTP
dapat direbut atau dihancurkan. Di daerah konsentrasi tembakan musuh, kompi
penyerang bergerak cepat dalam formasi serangan, informasi dan Tnak dapat
bergerak ke dapan secara terpisah bersama-sama atau satu memimpin yang
lainnya dan jika menemui perlawanan musuh, eselon penyerang dipusatkan dan
bergerak secara merapat di belakang tembakan bantuan, sampai pada jarak
serbuan. Jika tembakan bantuan tersebut telah dapat menetralisisr perlawanan anti
Tank musuh, tank-tank dapat memimpin serbuan menyerbu sasaran jika medan
memungkinkan. Segera setelah sasaran direbut mengambil posisi melingkar. Jika
perlawanan anti Tank musuh kuat, maka infanteri yang memimpin pasukan, dan
tank membantu dengan tembakan selama diperlukan. Bantuan tembakan
diperlukan sampai pasukan penyerang mencapai jarak serbuan kemudian
temgbakan dialihkan ke lambing dan belakang posisi musuh. Pemindahan bantuan
tembakan dengan tujuan untuk melindungi lambung dan menutup jalan
pengunduran musuh. Setelah serbuan, satuan penyerang secepat mungkin
menyebar untuk menghindari tembakan dalam kedudukan yang akan dilakukan
musuh. Setelah konsolidasi dan reorganisasi segera siap untuk melakukan operasi
berikutnya atas perintah.

e. Cadangan harus siap untuk dapat dikerahkan setiap waktu. Keputusan untuk
pengerahan cadangan seluruhnya atau sebagian tergantung kepada
perkembangan keadaan.

f. Komandan BTP harus setiap saat dapat mengikuti dan mengetahui jalannya
serangan, keadaan dari satuannya dan reaksi musuh. Komandan BTP harus selalu
siap menghadapi perubahan keadaan dengan cara menyiapkan alternatif susunan
tempur, manuver pasukannya, merobah alokasi dan memindahkan tembakan atau
menggunakan cadangan. Selama serangan komandan BTP berada di suatu
tempat yang baik untuk mengawasi dan mengendalikan serangan.

g. Bila operasi dilakukan terus-menerus siang dan malam maka satuan depan
perlu diganti untuk istirahat dan pemeliharaan.
20
15. BTP Dalam Gerak Maju Untuk Kontak

a. Umum

1) Tujuan gerak maju adalah untuk mengembangkan pasukan dengan cepat


untuk memperoleh keuntungan, sebelum terlibat pada pertempuran yang
menentukan.
2) Gerak maju dilaksanakan dengan menggunakan susunan pasukan kolone
taktis dan mars mendekat. Gerak maju untuk kontak berakhir, jika menemui
perlawanan musuh sehingga BTP perlu mengembangkan dan melanjutkan
serangan yang dikoordinasikan.

b. Pertimbangan Dasar

1) Yang diutamakan adalah penggunaan secara baik jaringan jalan serta


penguasaan medan, mengatasi rintangan-rintangan dan cepat melaluinya.
2) Susunan pasukan dalam gerak maju untuk kontak dapat terdiri dari
pasukan pelindung, pasukan kawal depan, pasukan kawal lambung dan
kawal belakang dan induk pasukan. Penyusunan tersebut memungkinkan
untuk :

a) Gerak maju cepat dan tanpa berhenti.


b) Pengamanan keliling yang cukup dan mengembangkan
segera.
c) Penahanan sebagaian besar dari daya tempur selama gerakan
untuk dapat digunakan secara cepat bila sewaktu-waktu kontak
dengan pasukan musuh.

3) Susunan pasukan BTP dasarnya adalah kompi-kompi berbanjar atau


serong dan menggunakan susunan pasukan yang memudahkan
pelaksanaan tugasnya.
4) Kemungkinan kontak dengan musuh dan bentuk medan menentukan
tingkat pengendalian yang disesuaikan dengan situasi.
5) Satuan Penerbad digunakan untuk pengintaian, mencari posisi satuan
musuh, memperoleh keternagan mengenai keadaan medan yang akan
dilalui. Biasanya bantuan udara taktis bila tersedia, digunakan sebagai
pelindung kolone atau siap di udara apabila kontak dengan musuh pasti
akan terjadi.

c. Perencanaan Gerak Maju. Proses pelaksanaan gerak maju sama


dengan proses perencanaan serangan.

d. Susunan Tugas

1) Rencana dan pelaksanaan gerak maju tergantung pada tugas, intelijen,


kemungkinan penggerakkan satuan dan mobilitas satuan.

a) Posisi Infanteri, Kavaleri, Armed, Arhanud Dan Zipur dalam


formasi ditentukan oleh keadaan cuaca, medan musuh dan
kemungkinan penggunaan yang akan datang.

b) Satuan bantuan administrasi dan instalasi tempur


ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat membantu sepenuhnya
21
tetapi tidak menggangu gerakan taktis. Biasanya satuan tersebut
bergerak di belakang eselon tempur.

2) Pasukan Pelindung

a) Tugas diberikan pada pasukan pelindung sifatnya luas,


termasuk pengembangan keadaan, penghancuran musuh, perebutan
medan kritik atau pengikatan pasukan musuh.
b) Pasukan pelindung bergerak cukup jauh di depan dari induk
pasukan, mempunyai mobilityas tinggi seperti Ton pengintai dari Ki
Kav atau kompi Infanteri yang dilengkapi khusus sehingga memiliki
mobilitas tinggi, dapat merupakan unsur utama dari pasukan
pelindung. Jika keadaan memungkinkan, pasukan pelindung
diperkuat Artileri Medan atau MO 81, Zeni dan disediakan bantuan
Penerbad atau Udara Taktis bila ada.
c) Pasukan pelindung biasanya dikeluarkan oleh Komando atas,
jika BTP beroperasi dalam hubungan satuan besar. Tetapi BTP
mengeluarkan pasukan pelindung sendiri, jika beroperasi berdiri
sendiri.
d) Jika BTP bergerak maju sebagai bagian dari pasukan besar
dan pasukan pelindung dikeluarkan oleh Komando atas, maka kompi
kawal depan BTP merupakan pasukan penghubung antara BTP
pasukan pelindung.

3) Pasukan kawal depan. Pasukan kawal depan dapat terdiri dari


kompi Infanteri diperkuat unsur Tank, Zeni dan Arteleri atau MO 81 dengan
tugas pokok untuk menjamin kelancaran gerak maju dari BTP.
4) Pasukan kawal lambung dan kawal belakang.

a) Pasukan kawal lambung dan kawal belakang melindungi induk


pasukan dari peninjauan darat dan serangan mendadak.
b) Kawal lambung bergerak melalui route yang sejajar dengan
jalan yang dilalui induk pasukan, atau bergerak secara berloncatan
untuk menduduki medan kritik. Kawal belakang bergerak di belakang
induk pasukan.
c) Kekuatan dan susunan kawal lambung dan kawal belakang
hampir menyerupai kawal depan.

5) Induk Pasukan. Induk pasukan terdiri dari sebagian besar


kekuatan BTP. Pasukan tersebut setiap waktu siap untuk melancarkan
serangan terhadap unsur utama pasukan musuh sasaran BTP.

e. Pelaksanaan Gerak Maju

1) Gerakan maju dilakukan dengan tindakan yang cepat dan agresif.


Keadaan setempat harus cepat dikembangkan oleh pasukan pelindung.
2) Induk pasukan mengerahkan satuan untuk menghancurkan pangkal
perlawanan musuh yang dilampaui oleh pasukan pelindung atau jika tugas
menghendaki, maka pangkal perlawanan tersebut ditinggalkan, diserahkan
pada kompi lain yang bergerak di belakangnya.

3) Komandan BTP hendaknya selalu mengetahui tentang kemajuan kompi-


kompi depan dan kemungkinan tindakan yang akan diambil. Komandan BTP
22
menggunakan seluruh kemampuan pasukan untuk memelihara momentum
gerakan.
4) Semua usaha ditujukan untuk mengurangi keseimbangan musuh, serta
menghalangi musuh dalam menyusun pertahanannya secara efektif atau
melakukan serangan perusak.

f. Keamanan. Keamanan dicapai dengan menggunakan pasukan keamanan


dan pasukan pelindung. Keamanan dapat juga diperoleh dengan gerakan secara
cepat dan agresif.

g. Bantuan Administrasi.

1) Ciri lain dari gerak, maju untuk kontak ialah kurang dalam
penggunaan peluru dan jumlah korban yang relatif rendah. Apabila gerak
maju untuk kontak dilakukan dengan kendaraan maka penggunaan bekal
klas III menjadi sangat banyak dan diperlukan pemeliharaan kendaraan
yang terus menerus. Gerak maju dengan kendaraan bermotor memerlukan
perencanaan yang lebih teliti di bidang bantuan administrasi. Bantuan
administrasi harus dipersiapkan sedemikian rupa, sehingg pasukan dapat
terus-menerus tanpa kendala. Titik distribusi yang mobil dan pembekalan
melalui udara digunakan untuk pelaksanaan tugas tersebut.
2) Yang sangat menonjol adalah kebutuhan akan pemeliharaan dan
pengawasan lalu lintas jalan ke depan. Hal ini akan membutuhkan
penggunaan Ton Zeni dan Ton Polisi Militer untuk mengatur lalu lintas.

h. Kodal.

1) Unsur komando BTP bergerak di bagian di mana dapat dengan


mudah mengendalikan pasukannya.
2) Gerak maju direncanakan secara teliti dan konsep gerak maju
tindakan yang diperkirakan sebelumnya harus jelas dimengerti oleh
komandan bawahan. Sarana pengendalian seperti poros gerakan, garis
taraf, titik kendali, tujuan mars, dan tindakan tembakan jika diperlukan
digunakan seminimal mungkin. Jika telah terjadi serangan, Komandan BTP
mengambil kembali pengendalian BTP secara terpusat.

FORMASI GERAK MAJU UNTUK KONTAK


23

16. BTP Dalam Pengintaian Paksa.

a. Umum.

1) Pengintaian paksa adalah suatu serangan yang ditujukan untuk


mengetahui dan mengukur posisi dan kekuatan musuh. Meskipun tujuan
pokoknya adalah pengintaian, tetapi ada kalanya diketemukan kelemahan di
posisi muauh, yang jika segera dapat dieksploitasi, akan memberikan
sukses taktis tanpa korban yang besar.
2) Jika kemampuan senjata bantuan dan Penerbad mengijinkan, maka
dalam pengintaian paksa dari BTP dapat dipergunakan terus-menerus.
Dalam keadaan pengintaian paksa menemukan dan menjadikan pasukan
musuh menjadi sasaran tembakan bantuan dan Penerbad yang telah
disiapkan, pasukan pengintaian paksa menahan musuh dalam posisi
tersebut, sehingga bantuan tembakan dapat diarahkan ke posisi musuh
tersebut. Setelah itu pasukan pengintaian paksa menghancurkan musuh.
Cadangan STP disiapkan untuk mengganti pasukan pengintaian paksa atau
mengeksploitasi keadaan yang menguntungkan.

b. Pertimbangan Dasar.
24
1) Pengintaian paksa akan mengembangkan informasi secara cepat dan
terperinci. Sebelum sampai pada keputusan untuk mengadakan pengintaian
paksa, Komandan BTP perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a) Luasnya pengetahuan tentang keadaan musuh, dan


pentingnya informasi tambahan yang harus didapat.
b) Daya guna dan kecepatan dari badan pengumpul lainnya.
c) Sampai di mana kerugian rencana operasinya, yang
diakibatkan oleh pengintaian paksa tersebut sekiranya dapat
diketahui oleh musuh.
d) Adanya resiko bahwa pasukan pengintaian paksa dapat
dihancurkan, serta kemungkinan bahwa pengintaiannya akan menjadi
suatu pelibatan umum dalam keadaan yang tak menguntungkan
pihak sendiri.

2) Bila mana diperlukan informasi mengenai suatu daerah tertentu,


pengintaian paksa direncanakan dan dilaksanakan dengan melancarkan
serbuan yng cepat dan agresif di sepanjang fron guna mengetahui keadaan
musuh khusunya pada titik yang kritik.

3) Pasukan pengintaian paksa harus kuat dan disusun bagitu rupa agar
musuh mengambil reaksi sesuai dengan yang kita inginkan terhadap
serangan tersebut sehingga dapat kita ketahui lokasi, disposisi, kekuatan,
tembakan yang direncanakan dan rencana penggunaan cadangan.
Besarnya pasukan tergantung kepada tugas yang diberikan dan situasi yang
dihadapi. Komandan BTP dapat menggunakan satuan tugas yang disusun
dari Kompi Infanteri, Peleton Kavaleri dan Zeni atau dapat digunakan
sebagian besar dari BTP dengan menahan cadangan seperlunya untuk
mengeksploitasi kelemahan musuh.

4) BTP dapat melancarkan beberapa pengintaian paksa dengan waktu


yang berbeda-beda dan dari tempat yang berlainan. Tindakan ini
dimaksudkan untuk mengganggu keseimbangan musuh sehingga
menampakkan disposisinya di seluruh daerah maupun lokasi dan rencana
penggunaan cadangan. Operasi semacam ini dapat dilakukan pada fron
yang lebar, bila keunggulan mobilitas dan berlapis baja ada di pihak sendiri,
sedangkan musuh kurang pengalaman atau lemah dalam komunikasi dan
pengendalian.

c. Satuan Tugas Pengintaian Paksa. Lazimnya untuk melaksanakan


tugas pengintaian paksa, disusun suatu satuan tugas. Satuan tugas pengintaian
paksa harus mempunyai mobilitas yang tinggi dan dilengkapi dengan fasilitas
Komando dan komunikasi yang memadai serta memiliki daya tempur yang cukup
untuk menemukan posisi utama musuh. Pasukan tersebut terdiri dari Infanteri,
Kavaleri, dan Zeni. Artileri medan dan atau MO 81 dimasukkan dalam satuan tugas
tersebut, atau ditempatkan pada suatu posisi untuk membantunya.

d. Pelaksanaan Pengintaian Paksa.

1) Dilakukan dengan cara yang menyerupai serangan yang lazim.


2) Komandan BTP hendaknya selalu siap untuk mengeksploitasi sukses
yang diperoleh pengintaian paksa tersebut.
Tindakan tersebut meliputi tindak lanjut berupa serangan atau mengambil
alih daerah yang direbut oleh satuan tugas pengintaian paksa.
25
3) Komandan BTP menyiapkan rencana untuk membantu pasukan
pengintai paksa dalam melepaskan diri dari pertempuran jika sampai terlibat
berat.

17. BTP Dalam Serangan yang Dikoordinasikan

a. Penerobosan

1) Umum

a) Dalam penerobosan pasukan penyerang menembus posisi


pertahanan pokok musuh, membelah pertahanan tersebut menjadi
dua atau lebih dan merebut atau menghancurkan sasaran yang dapat
mengakibatkan rusaknya kelanjutan pertahanan dan memungkinkan
untuk mengadakan eksploitasi. Pasukan musuh yang telah terpisah
selanjutnya dihancurkan, dan pasukan mobil mengadakan eksploitasi
ke daerah penting di belakang musuh.
b) BTP dapat menerobos suatu posisi musuh dan melaksanakan
eksploitasi, atau menembus suatu posisi musuh dan selanjutnya
diteruskan oleh pasukan lain yang mengadakan eksplotasi.

2) Pertimbangan Dasar

a) Suatu penerobosan diperlukan bila lambung musuh tidak


dapat diserang, atau bila waktu tidak mengijinkan untuk
menggunakan tipe serangan yang lain. Penerobosan dilakukan,
apabila posisi musuh terlampau lebar, dapat ditemukan tempat yang
lemah di dalamm posisinya, keadaan medan dan peninjauan
menguntungkan, atau jika tersedia bantuan tembakan yang cukup
kuat.

b) Penerobosan memerlukan daya tempur yang kuat dan


serangan yang cepat.

c) Pemilihan tempat penerobosan tergantung pada :

(1) Medan. Medan harus memungkin- kan mobilitas


dari BTP. Hal ini memerlukan penilaian medan, sifat dan
luasnya rintangan serta jaring jalan. Lapang tembak dan
lapang tinjau untuk pengendalian bantuan tembakan.
(2) Kekuatan dan dalamnya posisi musuh.
(3) Ruang manuver. Gerakan pasukan penyerang
hendaknya jangan secara berlebihan dibatasi oleh karena
adanya rintangan di kanan dan kirinya.
(4) Jarak ke sasaran. Route hendaknya yang pendek dan
langsung menuju sasaran BTP.
(5) Pendadakan. Jika Pendadakan dapat diperoleh dengan
penerobosan pada suatu daerah penting akan dapat
memberikan hasil yang menentukan secara cepat.
(6) Rencana dari satuan atas. Tempat penerobosan yang
dipilih hendaknya sesuai dengan rencana dari satuan atas, bila
BTP beroperasi dalam hubungan besar.
d) Serangan pokok dilakukan dalam front yang relatif sempit dan
ditujukan ke sasaran pokok BTP. Serangan bantuan melebarkan
26
celah untuk mnecegah jangan sampai musuh lepas dari kontak atau
menghalangi musuh mengerahkan cadangannya. Cadangan
dipersaipkan untuk memperbesar hasil atau mengadakan eksplotasi.
Kadang-kadang pengerahan cadangan dilakukan dengan melintasi
pasukan yang melakukan serangan pokok sesudah menembus posisi
musuh, untuk merebut atau menghancurkan sasaran BTP.
e) Lebar dan dalamnya penerobosan tergantung pada kedalaman
posisi musuh dan daya tempur yang tersedia. Lebih lebar
penerobosan, lebih sulit bagi musuh untuk menutupnya, tetapi lebih
besar tenaga yang diperlukan untuk melaksanakannya. Lebih dalam
penerobosan maka gerakan untuk menekan dan menghancurkan
lambung musuh lebih efektif dan lebih sulit bagi musuh untuk
menyusun pertahanannya kembali.
f) Komandan BTP biasanya tidak memberikan sasaran antara
kepada serangan pokok. Komandan BTP dapat mengarahkan satuan
yang melaksanakan serangan bantuan untuk memperoleh kelebaran
yang cukup dalam penebusan dan untuk melindungi lambung.
g) Jika BTP melakukan serangan terhadap musuh yang lemah
atau serangan untuk mengisolasi pertahanan musuh yang sangat
kuat, maka BTP dapat melakukan penerobosan berganda.
Pertahanan musuh yang kuat diikat oleh serangan bantuan. Jika
penerobosan mencapai suatu kedalaman yang cukup, maka pasukan
yang melakukan serangan bantuan dikurangi dan serangan
digabungkan menjadi serangan tunggal.

3) Bantuan Tembakan

a) Penerobosan biasanya didahului dengan tembakan persiapan


untuk merusak moril dan memperlemah pertahanan musuh. Sasaran
yang baik adalah posisi pertahanan, saran bantuan tembakan,
instalasi komando dan pengendalian serta cadangan. Tembakan asal
dapat digunakan untuk mengurangi hasil guna dari peninjauan
musuh.
b) Tembakan kimia jika ada direncanakan untuk menetralisir
cadangan musuh, untuk mencegah musuh keluar atau masuk daerah
pertempuran, dan untuk menghancurkan sasaran yang sangat
membahayakan pelaksanaan tugas. Pasukan musuh yang diisolasi
selama penembusan dapat dinetralisir dengan tembakan kimia.

4) Pelaksanaan Penerobosan.

a) Sesudah tembakan persiapan, pasukan depan menyerang


posisi pertahanan musuh.
b) Serangan bantuan dengan cara infiltrasi dapat menetralisir
sarana bantuan tembakan musuh dan fasilitas kodal musuh.
Serangan bantuan merbut medan yang dapat digunakan untuk
menutup gerakan musuh ke arah serangan pokok atau yang dapat
membantu kelancaran gerakan serangan pokok.
c) Jika serangan mendapat kemajuan, pasukan serangan
bantuan mengamankan lambung serangan pokok atau melebarkan
27
celah. Serangan balas musuh dalam keadaan tertentu dapat dihadapi
dengan cadangan atau tembakan bantuan.

d) Jika serangan pokok telah dapat mematahkan pertahanan


musuh, segera mempertinggi kecepatan dan momentum untuk
menggilas, menghancurkan atau merebut sasaran. Jika sasaran
letaknya terlalu dalam dan di luar kemampunannya, maka pasukan
yang melaksanakan serangan pokok dapat dilintasi atau digantikan
oleh cadangan untuk melanjutkan gerakan ke sasaran. Cadangan
baru yang memadai harus secepat mungkin dibentuk kembali dari
pasukan yang tersedia.

e) Setelah perebutan atau penghancuran sasaran, BTP dapat


mengadakan eksplotasi menghancurkan instalasi komando, bantuan
logistik, sarana bantuan tembakan, dan satuan musuh yang mencoba
melarikan diri. Pasukan keamanan segera dikeluarkan untuk
mencegah serangan balas musuh.

f) Pasukan musuh yang telah dipecah oleh penerobosan dan


diikat dengan gerakan serangan bantuan segera dihancurkan atau
oleh yang di belakangnya. Kemudian BTP melanjutkan eksploitasi
atau bersiap untuk melaksanakan tugas lain.

g) Selama penerobosan, semua usaha dikerahkan untuk


memelihara momentum serangan.

b. Pelambungan

1) Umum.

a) Dalam penampungan, serangan pokok ditujukan terhadap


lambung atau belakang musuh yang lemah atau serangan bantuan
dilancarkan untuk mengikat musuh pada posisinya dan
memperdayakan musuh tentang letak serangan pokok dan
mengurangi kemampuan musuh untuk mengadakan reaksi terhadap
satuan yang sedang melakukan pelambungan. Tujuan pelambungan
adalah menghancurkan musuh dalam posisinya dari lambung atau
belakangnya.
b) BTP dapat melakukan pelambungan sendiri.
c) BTP dapat dijadikan pasukan pengikat atau pelaksana
pelambungan dari satuan yang lebih besar.

2) Pertimbangan Dasar.

a) Serangan pelambungan dapat dilakukan, apabila musuh


mempunyai lambung yang lemah. Lambung yang lemah adalah suatu
tempat yang mudah diserang tanpa pengorbanan besar.
b) Sukses dari pelambungan tergantung dari pendadakan,
mobilitas dan kemampuan serangan bantuan dan penipuan untuk
mengikat musuh di tempat, pendadakan diperoleh dengan
kerahasiaan, penipuan, manuver yang tak diduga dan kecepatan.
Mobilitas BTP dapat dioptimalkan dengan memanfaatkan kompi
kavaleri, penggunaan medan yang tepat dan latihan yang efektif.
28
c) Kecepatan manuver pasukan yang melambung sangat penting
untuk mencegah gerakan cadangan musuh mengadakan perlawanan
atau menduduki posisi dengan baik. Serangan bantuan yang kuat
akan dapat mencegah musuh membentuk dan atau mengerahkan
cadangan dari tempat lain.
d) Komandan Kompi yang melakukan pelambungan harus
waspada dan jangan menganggap ringan daerah yang dipertahankan
secara lemah, karena ada kemungkinan disengaja oleh musuh dalam
rangka penipuan. Analisa medan dan kemampuan musuh yang
akurat sangat penting.
e) Pelambungan dapat rapat atau lebar didasarkan pada jarak
antara unsur penyerang.
Serangan pelambungan yang rapat, bantuan tembakan lainnya dari
serangan bantuan dan bantuan tembakan lainnya dari BTP dapat
membantu gerakan pasukan pelambung menuju sasaran. Dalam
pelambungan yang lebar, pasukan pelambung bergerak dalam jarak
yang agak jauh dari serangan bantuan, sehingga pemberian
tembakan menjadi sulit. Dalam kasus ini jika memungkinkan
sebaiknya Baterai Arteleri atau Ton MO 81 di-BP-kan kepada
pasukan pelambung.
f) Tindakan pengendalian minim diberikan kepada pasukan
pelambung. Penggunaan daerah gerakan dapat memudahkan
pengendalian dan koordinasi dengan serangan bantuan. Dalam
kasus seperti ini biasanya digunakan poros gerakan.
g) Susunan tugas unsur BTP yang akan melakukan
pelambungan mempertimbangkan mobilitas, daya tembak dan
keamanan yang diperlukan oleh pasukan pelambung. Dalam hal
seperti ini Kompi Infanteri diperkuat satu Ton Tank dapat digunakan
sebagai pasukan pelambung.

3) Pelaksanaan pelambungan

a) Pasukan pelambung bergerak menyerang secara cepat,


sedangkan tindakan penyesatan dapat digunakan untuk menutupi
suara dan arah gerakannya.
b) Serangan bantuan dan pasukan yang melakukan
pelambungan dapat bersamaan atau berbeda waktunya. Gerakan
dari serangan bantuan biasanya lebih dulu untuk mempertinggi
penipuan.
c) Tembakan persiapan dapat ditiadakan berdasarkan :
kemampuan kerahasiaan, karena kekuatan musuh pada sasaran
terbatas atau kemampuan pasukan musuh setempat relatif kecil.
Jika dilaksanakan tembakan persiapan maka harus dilakukan dengan
gencar dan dalam waktu yang pendek. Serangan bantuan dapat
didahului oleh tembakan persiapan.
d) pasukan pelambung bergerak cepat dan langsung menuju
sasarannya, melintas elak pasukan musuh yang dapat menghambat.
Pasukan musuh tersebut dapat diatasi dengan tembakan atau oleh
satuan yang bergerak di belakang. Pasukan keamanan melindungi
lambung yang terbuka.
e) Serangan bantuan dan tembakan bantuan mengikat musuh
dalam posisi dan mencegah penggunaan cadangan untuk
menghadapi pasukan pelambung.
29
Pasukan infilterasi dapat menghalangi gerakan cadangan musuh,
menyerang bantuan tembakan dan saranan kodal musuh, atau
merebut suatu medang yang dapat membantu pelaksanaan tugas
dari pasukan pelambung.
f) Jika musuh mencoba untuk memotong pasukan pelambung
atau memperlebar lambung di sebelahnya, Komandan BTP dapat
menerobos front musuh yang terlalu lebar tersebut. Mengambil
keuntungan dari kelemahan yang terdapat pada musuh waktu
menghadapai pelambungan. Pada sisi lain, akibat dari melakukan
pelambungan terhadap pertahanan musuh yang melebar dapat
mengakibatkan melebarnya formasi.
g) Komandan BTP selalu mencari kesempatan yang baik untuk
memperbesar hasil dengan menggunakan cadangan. Kesempatan
tersebut dapat terjadi dalam daerah serangan pelambungan maupun
bantuan.
Jika cadangan dikerahkan maka harus menyusun cadangan baru
dengan segera.

4) Pelambungan Rangkap

a) Pelambungan rangkap dilaksanakan dengan dua pasukan


pelambung dan satu serangan bantuan.
Hal ini memerlukan suatu keunggulan yang besar dalam daya tempur
dan kesulitan dalam pengendalian. Jika BTP melaksanakan
pelambungan rangkap harus mampu mengembang dalam front lebar
menghadapi musuh yang berada dalam front sempit atau msusuh
yang mempunyai kemampuan manuver terbatas.
b) Besarnya daya tempur yang diperlukan untuk menyusun
pasukan pelambung dan pasukan serangan bantuan serta cadangan
secara seimbang dapat menghalangi BTP untuk melaksanakan
pelambungan rangkap, kecuali jika BTP hanya menghadapi musuh
yang lemah. Serangan bantuan biasanya dilancarkan dari depan.
c) Pelambungan terhadap satu lambung dapat menciptakan
keadaan yang menguntungkan untuk beralih ke pelambungan
rangkap dengan cara pengerahan cadangan melingkar lambung yang
lain.
d) Dalam melakukan pelambungan rangkap, salah satu Kipan
atau Ki Kav bial medan memungkinkan dapat digunakan sebagai
cadangan, sedang tiga skompi senapan dikerahkan.

c. Peningkaran

1) Peningkaran adalah variasi dari pelambungan. Pasukan penyerang


bergerak meningkar atau didaratkan dengan helikopter Penerbad di
belakang pasukan musuh untuk merebut sasaran jauh di sasaran musuh,
sehingga memaksa musuh meninggalkan posisinya atau menarik pasukan
besar musuh menghadapi bahaya peningkaran tersebut. Pasukan peningkar
biasanya bergerak di luar jarak bantuan tembakan BTP.
2) Peningkaran dari udara dilakukan, apabila tersedia cukup tembakan
penindasan perlindungan udara atau jika disposisi atau kemampuan musuh
tidak akan mengganggu pasukan yang diangkut dengan pesawat udara.
Rencana pasukan yang didaratkan dari udara harus mengikuti tindakan
penggabungan dengan pasukan penyerang lainnya.
30
3) Beda peningkaran dengan pelambungan adalah bahwa tugas
peningkaran tidak ditujukan untk penghancuran posisi musuh. Peningkaran
menghindari penyerangan terhadap lambung dan punggung dari posisi
pertahanan musuh. Peningkaran adalah untuk merebut daerah penting jauh
di belakang musuh untuk mencegah pemunduran, bantuan atau perkuatan
dari pasukan musuh.
Peningkaran dilakukan jika ada kemungkinan atau tanda-tanda pasukan
musuh akan meloloskan diri atau diperkuat. Jika musuh menduduki posisi
pertahanan yang kuat, peningkaran dilakukan usaha untuk memaksa musuh
meninggalkan posisinya dan bertempur di medan yang lebih
menguntungkan bagi BTP.
4) BTP biasanya merupakan pasukan peningkar dari satuan atas.
Dalam keadaan tertentu, BTP dapat melakukan peningkaran secara berdiri
sendiri.
5) Selain pasukan yang melakukan serangan pokok(meningkar)
diperlukan pasukan yang bertindak sebagai pasukan penahan untuk
mencegah gangguan musuh terhadap pasukan yang sedang meningkar.
Oleh karena itu pasukan peningkar dan pasukan penahan beroperasi di luar
jarak saling membantu maka tiap pasukan perlu memiliki daya tempur yang
cukup dan mobilitas yang besar untuk menghindari kehancuran. Gerakan
peningkaran memerlukan kerahasiaan dan penipuan.

d. Infiltrasi

1) Umum.

a) Infiltrasi adalah suatu tipe dasar manuver yang acapkali


digunakan dalam rangkaian operasi serangan terutama oleh satuan
yang berdiri sendiri atau tidak tersandar pada satuan tetangga.
Infiltrasi dapat dilakukan melalui daratan, perairan maupun udara.
Tujuannya adalah mengembangkan kekuatan di belakang musuh dan
dapat juga digunakan untuk mendapatkan keterangan.
b) Infiltrasi untuk tujuan mengembangkan kekuatan di belakang
musuh dapat dilakukan baik dalam rangka peperangan mobil maupun
operasi gerilya.
Sedangkan tujuan infiltrasi adalah untuk melancarkan serangan dari
berbagai arah dan kekuatan kecil. Namun demikian infiltrasi tidak
terbatas hanya pada operasi sutan kecil, bahkan BTP secara
keseluruhan dapat melakukan infiltrasi.
c) Infiltrasi di darat dapat dilakukan melalui celah daerah yang
dikuasai ataupun tidak dikuasai oleh musuh. Bila infiltrasi dilakukan
melalui celah titik-titik kedudukan pos atau pertahanan musuh maka
suatu saat tertentu nampak ada kesan bahwa pasukan sendiri
bercampur dengan pasukan musuh sehingga penggunaan senjata
lintas lengkung menjadi terbatas.

2) Pertimbangan Dasar

a) Infiltrasi menuntut kerahasiaan, koordinasi dan pengendalian


operasi secara cermat. Bila mana infiltrasi bertujuan untuk
melancarkan operasi gerilya, penggabungan dengan pasukan
penyerang hendaknya dibuat seteliti mungkin.
Karena sifat operasi dan bahaya atau resiko yang dijumpai selama
manuver. Oleh karena itu pembabakan rencana perlu dilakukan
31
termasuk langkah yang perlu diambil di daerah belakang musuh. Di
samping itu satuan yang akan melakukan infiltrasi hendaknya diberi
penjelasan yang cermat dan jelas sehingga tidakakan melakukan
kesalahan yang dapat merusak seluruh rencana operasi.
Pengendalian satuan infiltrasi dalam penggabungan dilakukan oleh
Komandan satuan yang melakukan penggabungan.
b) Keadaan medan dan cuaca. Gerakan infiltrasi dapat lebih
lancar dengan memanfaatkan medan yang membatasi peninjauan
musuh dan pengawasan route yang digunakan. Belukar, rawa dan
medan yang terpotong merupakan daerah yang cocok untuk gerakan
infiltrasi. Dalam infiltrasi, route yang cocok untuk manuver dipilih oleh
satuan infiltrasi sendiri. Sebagai kebalikan dari serangan yang lain,
jalan pendekat yang baik bagi serangan biasa, tidak digunakan.
Dengan menggunakan jalan terdekat yang tak terduga oleh musuh,
maka kemungkinan memperoleh sukses adalah besar. Keadaan
seperti gelap dan kabut, akan membantu pasukan infiltrasi dalam
gerakannya karena sukar diketahui oleh musuh. Dalam keadaan
yang demikian perlu diingat bahwa musuh juga akan mempertinggi
kewaspadaannya.
c) Musuh. Pasukan musuh yang tersebar luas dan
kedudukan pertahanan musuh mempunyai celah yang lebar
memberikan kemungkinan yang baik untuk gerakan infiltrasi.
Menghadapi musuh yang diperlengkapi dengan sarana untuk cepat
menemukan gerakan dari pasukan infiltrasi, memerlukan tindakan
penipuan dan penyesatan, tindakan lawan elektronik dan tindakan
pengamanan pasif secara teliti.
d) Sasaran serangan. Sasaran yang baik bagi serangan infiltrasi
(bukan bagi satuan yang melakukan tugas operasi gerilya) adalah
cadangan musuh atau untuk mengisolir posisi pertahanannya, sarana
bantuan tembakan, pusat Komando yang penting, atau memutus
garis suplai dan perkuatan musuh.
e) Bantuan tembakan. Bantuan tembakan sulit diberikan
mengingat jauhnya route maupun kemungkinan terpencarnya
kelompok-kelompok infiltrasi. Walaupun demikian bantuan tembakan
tetap harus dipersiapkan dan dikoordinasikan seteliti mungkin.
f) Perhubungan. Penggunaan sarana perhubungan dibatasi
pada yang sangat diperlukan saja pada hubungan kodal. Keamanan
perhubungan pada semua tingkatan perlu dijamin untuk mencegah
salah lirik atau saling tembak antara kawan sendiri, maka tanda
pengenal baik visual maupun suara yang disandikan perlu
rencanakan.
g) Sarana pengendalian lainnya. Selain penentuan saran
infiltrasi, ketentuan sandi dan bila perlu urutan gerakannya, maka
dapat pula diperlukan titik kendali dan garis tarap untuk laporan
kemajuan gerakan kelompok infiltrasi dan koordinasi tembakan. Cara
pengendalian lain yang digunakan yaitu dengan menentukan pangkal
serangan titik atau daerah berkumpul dan pangkal perlawanan
(untuk satuan gerilya).
h) Tindakan keamanan untuk memelihara kerahasiaan selama
melintasi celah pertahanan musuh dan selama berada di daerah
musuh selain yang sudah diuraikan pada tersebut b), c) dan f) perlu
diperhatikan pengamanan senjata bantuan dari BTP.
Pada saat senjata bantuan tidak digunakan, bila mungkin dibawa
dalam keadaan utuh. Bila tidak mungkin peralatannya harus dipisah,
32
tetapi tidak berpengaruh pada kecepatan gerakan maupun
penggunaannya kembali.
i) Bantuan logistik. Kelompok infiltrasi yang meneruskan
gerakan jauh ke dalam atau tinggal di dalam daerah musuh untuk
waktu yang agak lam memerlukan pembekalan, yang kadang-kadang
hanya dapat dilakukan melalui udara. Sedangkan untuk satuan yang
akan melakukan gerilya, bantuan logistiknya sudah harus disiapkan
sebelumnya di pangkal perlawanan. Penggunaan barang rampasan
dari musuh dapat dibenarkan, tetapi hendaknya berhati-hati, jangan
sampai sukses operasi dirugikan oleh akibat dari penggunaan barang
tersebut.
j) Kepemimpinan. Oleh karena sifat operasi dan bahaya atau
resiko yang dihadapi selama gerakan, maka pelaksanaan operasi
dilakukan dengan agresif dan berdisiplin, tahan uji dan penuh
keberanian serta inisiatif. Untuk keperluan tersebut kelompok infiltrasi
disiapkan dengan anggota yang terlatih dan terpilih, lebih-lebih unsur
pimpinannya.

3) Pelaksanaan Infiltrasi (oleh kelompok kecil)

a) Unsur yang melakukan infiltrasi dalam kelompok kecil, melalui,


atau mengelilingi posisi pertahanan musuh untuk menghindari kontak
dengan musuh.
Bila diketahui musuh, hendaknya menghindari pertempuran yang
menentukan. Gerakan kelompok melalui posisi musuh dan gerakan
menuju ke pangkal serangan dapat dibarengi dengan tembakan
pendahuluan dalam daerah yang tak termasuk daerah infiltrasi.
Tembakan pendahuluan dapat ditembakkan untuk mengurangi
kemampuan pengawasan musuh.
b) Setibanya di pangkal serangan, kelompok infiltrasi bergerak
dalam formasi serangan. Selanjutnya menyerang sasaran yang telah
ditentukan. Komandan infiltrasi tidak menentukan sasaran antara.
Dalam waktu yang telah ditentukan setelah pasukan infiltrasi selesai
melaksanakan tugasnya bersiap untuk kembali ke induk pasukan.
c) Kelompok yang kehilangan arah atau tak mampu mencapai
pangkal serangan terus maju menuju titik atau daerah berkumpul.
d) Jika pesawat Penerbad digunakan untuk melakukan tugas
infiltrasi, pesawat udara terbang sendirian atau dalam kelompok kecil.
Route penerbangan tersebut sedapat mungkin tidak melalui daerah
yang diduduki musuh. Selama atau sesudah gerakan maju ke
pangkal serangan pesawat udara pura-pura mendarat di tempat lain
sebagai tidakan penipuan. Kelompok infiltrasi dapat mendarat di
daerah belakang musuh dan meneruskan berjalan kaki menuju
pangkal serangan yang telah ditentukan.
e) Bila musuh tersebar dan bentuk medan yang sedemikian rupa
sehingga memungkinkan untuk dilalui dengan berkendaraan serta
keunggulan udara dapat menjamin keamanan satuan kinfiltrasi
menggunakan kendaraan, maka infiltrasi dapat dilakukan dengan
berkendaraan. Selama operasi kelompok infiltrasi juga dapat
menggunakan kendaraan air yang kecil.

18. BTP Dalam Eksploitasi


33
a. Umum

1) Eksploitasi adalah suatu operasi serangan sebagai kelanjutan dari


suatu penerobosan atau pelambungan yang berhasil. Tujuannya adalah
untuk menghancurkan kemampuan musuh menyusun kembali
pertahanannya secara kuat atau untuk mundur secara teratur dari
pertempuran dalam rangka menghindari bahaya kehancuran.
2) Eksploitasi dilakukan terhadap pasukan musuh yang sedang
kesulitan dalam memelihara posisinya. Meskipun eksploitasi setempat
nampaknya tidak berarti, tetapi kumpulan dari gerakan tersebut mempunyai
akibat yang menentukan.
3) BTP dapat mengadakan eksploitasi terhadap sukses yang diperoleh
sendiri, tetapi dapat juga bertindak sebagai pasukan eksploitasi dari eselon-
eselon atasan, atau juga dapat mengikuti dan membantu pasukan
eksploitasi yang dilakukan satuan lain.

b. Pertimbangan Dasar

1) Tugas. Pasukan eksploitasi dapat diberikan tugas merebut


medan kritik di belakang musuh guna memotong garis komunikasi,
mengepung dan menghancurkan musuh, memotong route pelarian dari
pasukan yang terkepung dan menghancurkan cadangan musuh.
2) Susunan tugas. Kecepatan dan kekuatan pasukan yang memadai
diperlukan oleh pasukan eksploitasi Kompi Tank atau Kompi Infanteri yang
di mekanisme biasanya bertindak sebagai pasukan depan. Pesawat
Penerbad dapat digunakan untuk memperoleh mobilitas. Peleton Zeni untuk
mengatasi rintangan. Bantuan perhubungan yang cukup sangat diperlukan
dalam eksploitasi.
3) Persiapan. Persiapan eksploitasi meliputi perencanaan bantuan
tempur, bantuan tembakan, bantuan administrasi, perintah persiapan,
pengelompokan pasukan eksploitasi, langkah-langkah bantuan administrasi
dan pelaksanaan perhubungan.
4) Keadaan Musuh. Komandan BTP dapat memutuskan untuk
mengadakan eksploitasi, apabila keadaan moril musuh telah merosot,
indikasi dari kemerosotan tersebut meliputi peningkatan jumlah tawanan,
jumlah alat-alat yang ditinggalkan termasuk senjata bantuan, fasilitas
Komando, instalasi perhubungan dan Dump Perbekalan. Perubahan dari
serangan biasa menjadi gerakan dalam rangka eksploitasi sukar ditandai,
karena perubahan tersebut biasanya terjadi secara cepat, apalagi apabila
BTP memiliki keunggulan daya tembak dan mobilitas.
5) Dimulainya eksploitasi. Eksploitasi biasanya dilaksanakan
sesudah perebutan dan penghancuran sasaran. Sekali eksploitasi dimulai,
hendaknya terus dilaksanakan tanpa berhenti sampai ke sasaran akhir.
Musuh jangan sampai dilepaskan dari tekanan serangan.
6) Komando dan pengendalian. Pelaksanaan yang didesentralisasikan
adalah sifat dari eksploitasi. Meskipun demikian, Komandan BTP perlu
memelihara pengendalian untuk mencegah terlalu meluasnya rentang
kendali Komando. Sarana pengendalian secara menimum digunakan
biasanya cukup ditentukan sasarannya.
7) Bantuan udara. Bantuan udara taktis bial ada dan Penerbad
digunakan untuk memelihara kontak dengan musuh menemukan gerakan
musuh dan memberikan keternagan kepada Komando mengenai kegiatan
musuh. Bantuan tembakan dan tembakan Penerbad digunakan untuk
menembaki musuh yang mundur untuk menimbulkan kerugian maksimum.
34
8) Perbekalan. Bila pasukan dimekanisir, penggunaan bekal kelas III
sangat banyak dan kebutuhan akan pembekalan lain secara cepat snagant
penting. Keamanan bagi pembekalan di darat harus diperhatikan, terutama
bagi Kompi depang yang sedang beroperasi di belakang musuh yang telah
dilampaui. Pembekalan melalui udara oleh Penerbad dalam hal ini sangat
tepat.

c. Pelaksanaan Eksploitasi

1) Formasi pasukan dalam eksploitasi sama seperti gerakan maju untuk


kontak.
2) Pasukan eksploitasi bergerak maju secara cepat. Pasukan eksploitasi
mengadakan pembersihan di dalam gerakan hanya jika dipandang perlu
untuk memungkinkan kelancaran gerak maju. Komandan BTP menghindari
pemborosan penggunaan pasukan, yang hanya sekedar untuk memperoleh
sukses yang tak berarti. Pasukan musuh yang mengganggu atau dapap
mengganggu pelaksanaan tugas harus dihancurkan. Pasukan eksploitasi
yang digunakan untnk melampaui atau mengikat pasukan musuh yang
melakukan perlawanan dalam rangka mengganggu pelaksanaan eksploitasi
seminimum mungkin. Pasukan musuh yang dilampaui segera dilaporkan
kepada Komando atas atau satuan yang mengikuti di belakang.
3) Jika kawal depan dari pasukan eksploitasi mendapat kontak dengan
musuh, mereka mengembang dan berusaha melampaui musuh tersebut,
dan melanjutkan gerakan maju. Jika terlalu berat bagi kawal depan untuk
mengatasi perlawanan musuh dan tidak melampauinya, kawal depan
mengembangkan posisi musuh dan melaporkan kepada Komandan BTP
atau induk pasukan.
Satuan induk dari BTP digunakan untuk memperkuat kawal depan guna
melakukan serangan yang terkoordinasi (penerobosan atau pelambungan).
4) Komandan BTP menggunakan segala sarana dan senjata untuk
menggilas pasukan musuh yang tidak dapat dilampaui atau diikat.
Eksploitasi diteruskan siang dan malam dan tak tergantung pada cuaca.
Unsur pengintai, baik darat maupun Penerbad, senantiasa memberikan
keterangan kepada Komandan mengenai gerak-gerik musuh. Gerak maju
yang cepat dari pasukan BTP yang melakukan eksploitasi mengurangi
kerawanan terhadap serangan balas musuh.
5) Satuan yang mengikuti dan bantuan. Satuan yang mengikuti di
belakang dan satuan bantuan pertama-tama mencegah agar musuh jangan
sampai menutup celah dalam suatu penerobosan dan menguasai medan
kritik yang diperoleh suatu penerobosan atau pelambungan. Jika pasukan
eksploitasi bergerak maju, satuan bantuan mengamankan garis komunikasi,
memukul dan menghancurkan perlawanan musuh yang dilampaui,
melebarkan daerah yang telah dilalui oleh pasukan eksploitasi dan
menghalangi gerakan musuh ke daerah tersebut. Satuan yang mengikuti di
belakang satuan eksploitasi mengganti satuan dari pasukan eksploitasi yang
tertinggal yang digunakan untuk menutup atau mengikat untuk melindungi
daerah atau instalasi penting. Satuan bantuan juga dapat membantu
pasukan eksploitasi dlaam melaksanakan atau mengendalikan pengurusan
tawanan perang. Satuan bantuan harus mampu tetap mengikuti pasukan
eksploitasi dan menempatkan penghubung pada pasukan eksploitasi,
penghubung ini dapat di-BP-kan kepada pasukan eksploitasi.

19. BTP Dalam Pengejaran.


35
a. Umum.

1) Pengejaran adalah taraf terakhir dari operasi serangan. Bedanya


pengejaran dengan eksploitasi adalah, bahwa fungsi utama dari pengejaran
adalah penghancuran pasukan musuh. Meskipun dapat ditujukan pada
sasaran berupa medan kritik tetapi pasukan musuhlah yang merupakan
sasaran utama.
2) Pengejaran biasanya terdiri dari pasukan penekan langsung dan
peningkar.

a) Tugas dari pasukan penekan langsung adalah mencegah


musuh melepaskan diri dari kontak untuk menyusun kembali
pertahannnya dan untuk menimbulkan kerugian yang besar bagi
musuh.
Tugas tersebut dilaksanakan dengan serangan terus-menerus siang
dan malam. Musuh jangan sampai dibiarkan untuk memutuskan
kontak. Musuh jangan diberikan kesempatan untuk menyusun
kembali pertahanannya. Satuan depan dari pasukan penekan
langsung bergerak secara cepat mengepung atau melalui pangkal
perlawanan kecil musuh, yang selanjutnya akan diselesaikan oleh
satuan di belakangnya. Setiap kesempatan, pasukan penekan
langsung melambung untuk memotong dan menghancurkan musuh
yang sekiranya mengganggu pelaksanaan tugas utamanya.
b) Tugas dari pasukan peningkar adalah memasuki daerah
belakang musuh, menutup jalan pengunduran musuh agar jangan
sampai melarikan diri sehingga dapat dihancurkan di antara pasukan
penekanlangsung dan peningkar. Pasukan peningkar bergerak laju
malalui atau diterbangkan di atas route yang sejajar dengan garis
pemunduran musuh untuk mencapai difile, pusut perhubungan,
jembatan dan medan lainnya mendahului induk pasukan musuh.
Penerbad digunakan sebagai sarana angkut pasukan peningkar. Jika
pasukan peningkar tidak dapat bergerak jauh di belakang musuh
maka ia dapat menyerang induk pasukan musuh pada lambungnya.
c) BTP dapat melaksanakan pengejaran setempat atau dapat
digunakan sebagai pasukan penekan langsung atau peningkar dari
satuan atas dalam pengejaran.

b. Pertimbangan Dasar.

1) Jika moril musuh telah sangat merosot dan pasukan musuh kacau
akibat tekanan terus-menerus dari eksploitasi maka eksploitasi dapat beralih
ke pengejaran. Pasukan eksploitasi tersebut mengadakan persiapan
sebelumnya untuk pengejaran, yang meliputi pengeluaran perintah
peringatan penyusunan kemballi pasukan penyiapan bantuan logistik.
2) BTP menggunakan semua sarana untuk memelihara kelancaran
serangan. Jika musuh tak dapat lebih lama mempertahankan posisinya dan
berusaha untuk melarikan diri, pengejaran segera dilancarkan.
3) Pengejaran yang sukse memerlukan penekanan yang terus-menerus
terhadap musuh untuk mencegah penyusunan kembali dan mempersiapkan
pertahanannya. Para Komandan pengejaran hendaknya berada di depan,
agar dapat mengetahui proses dari gerak maju. Resiko yang lebih besar
dapat diambilnya untuk memperoleh hasil yang menentukan.
4) Jika BTP menentukan operasi pengejaran setempat, susunan tempur
terdiri dari pasukan penekan langsung dengan kekuatan dan susunan
36
secukupnya untuk memelihara tekanan yang terus-menerus. Pasukan
peningkar harus mempunyai keunggulan mobilitas atas musuh dan disusun
dalam bentuk satgas untuk operasi berdiri sendiri. Ketidakmampuan musuh
untuk mengadakan reaksi secara berhasil guna mengurangi kebutuhan
untuk saling membantu. Unsur dari peleton zeni diperlukan bagi kedua
macam pasukan untuk membersihkan daerah dari rintangan, dan untuk
menambah kemampuan kolonel yang bergerak maju secara cepat
diperlukan unsur peleton perhubungan dan angkutan yang cukup.
5) Persiapan bantuan logistik dilakukan secara cukup. Pemakaian bekal
kelas III sangat banyak. Pesawat Penerbad dapat digunakan untuk
pengangkutan perbekalan bagi satuan depan secara cepat. Barang
rampasan dari musuh sebaiknya dimanfaatkan, terutama alat angkutan dan
stock perbekalan.
6) Keamanan dapat diperoleh dengan manuver yang cepat dari
ketidakmampuan musuh mengadkan reaksi secara berhasil guna dan dari
penyebaran pasukan musuh.

c. Pelaksanaan Pengejaran.

1) Pengejaran dilaksanakan dalam front yang selebar mungkin.


Pasukan yang dikerahkan untuk penekanan langsung dan manuver
peningkaran diberikan sasarang yang dalam perintah yang umum dan
pengendalian secara minimum. Komandan Kompi diberikan keleluasaan
dalam melaksanakan inisiatifnya. Desentralisasi sarana bantuan tembakan
dan bantuan administrasi biasanya perlu.
2) Kompi penekan langsung bergerak maju dengan cepat sedangkan
kompi peningkaran memotong garis pemunduran musuh. Pelambungan
rangkap terhadap pemunduran pasukan induk musuh dilaksanakan, jika
keadaan mengijinkan. Kawal belakang musuh atau kawal lambungnya
jangan sampai mengalihkan perhatian kompi pengejar dari tugasnya.
Satuan mobil udara digunakan untuk mengangkut pasukan melambung
kawal belakang musuh dan mempercepat gerak pasukan. Jika pasukan
induk musuh menyusun pertahanan dalam suatu posisi sedemikian rupa
sehingga sukar untuk dihancurkan secara cepat, maka Komandan BTP
segera memutuskan untuk menyerang dengan segala kemampuan yang
ada.
3) Jika usaha untuk memotong route pelarian musuh gagal maka segera
dikirim pasukan peningkar yang baru.
4) Dukungan Pesawat Penerbad sangat dibutuhkan untuk mempertinggi
mobilitas dalam pengejaran. Pesawat pengintai Penerbad senantiasa
memberikan keterangan kepada Komandan BTP mengenai tempat dan
kegiatan musuh. Pesawat udara tktis bila ada diarahkan untuk
menghancurkan musuh yang sdang mundur, pemutusan garis pengunduran,
kolone dan cadangan.
5) Tiap unsur yang dapat digunakan untuk mengacaukan dan
menimbulkan kerusakan digunakan untuk lebih membuat panik musuh yang
telah jatuh morilnya.

RAHASIA

BAB V
37
KOMANDO DAN PENGENDALIAN

20. Umum. Bila organisasi dan tugas BTP ditentukan serta dilengkapi dengan
saran dan prasarana yang dibutuhkan, diharapkan BTP mampu melaksanakan tugas
yang dibebankan kepadanya.
Untuk menjamin optimalnya keberhasilan pelaksanaan tugas perlu didukung oleh
komando dan pengendalian yang berhasil dan berdaya guna. Dan BTP bertanggung
jawab terhadap penggunaan seluruh perangkat yang ada padanya agar seluruh unsur-
unsur BTP dapat berperan sesuai dengan fungsi masing-masing dalam melaksanakan
tugas.
a. Pengendalian
1) Dan BTP mengendalikan satuannya melalui saluran Komando yang
disiapkan.
2) Dalam pelaksanaan tugas taktis di lapangan beban pengendalaian
dapat dibagi dua sebagai :
a) Dal unsur manuver dan tebakan oleh Dan BTP.
b) Dal unsur markas dan Banmin oleh Wadan BTP.
b. Komando
1) Komandan BTP melaksanakan Komandonya dari Poskout dan
Poskotis.
2) Fasilitas Ko :
a) Koropstis. Pengelompokan fisik dari unsur staf koordinasi
dan staf khsusu BTP yang berkaitan dengan operasi taktis yang
sedang berjalan.
b) Konbantem. Badan yang memproses dan mengkoordinasikan
pengaturan pemberian bantuan tembakan BTP.
c) Konbanmin. Badan yang memproses dan mengkoordinasikan
pengaturan pemberian Banmin BTP yang terdiri dari perwakilan staf
koordinasi dan staf khusus.

BAB VI
PENUTUP

21. Penutup Demikian Naskah Sekolah tentang Pengetahuan BTP ini disusun
sebagai pedoman bagi tenaga pendidik dan siswa dalam proses belajar mengajar pada
Pendidikan Perwira TNI AD.

Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri,

Tri Soewandono
Mayor Jenderal TNI

RAHASIA
38

Anda mungkin juga menyukai