04-010201
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT DO : OPS-01
DOKTRIN
OPERASI MILITER MATRA DARAT
“KARTIKA YUDHA”
Halaman
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum ....................................................................... 3
2. Maksud dan Tujuan .................................................. 3
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut ................................... 4
4. Dasar ........................................................................ 4
5. Kedudukan Doktrin Opsmil “Kartika Yudha” ............. 5
6. Pengertian ................................................................. 5
7. Umum ....................................................................... 5
8. Sejarah Operasi Militer .............................................. 5
9. Paradigma Ancaman dan Konflik ............................... 12
10. Lingkungan Operasional TNI AD ............................... 15
11. Tingkatan Perang ...................................................... 17
12. Bentuk Kemampuan Operasi Militer TNI AD ............. 21
i
BAB VI KOMANDO DAN PENGENDALIAN
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
DOKTRIN OPERASI MILITER MATRA DARAT
“KARTIKA YUDHA”
iii
Tingkatan Perang menjelaskan tentang
perspektif doktrinal yang memperjelas hubungan
antara tujuan strategis hingga tindakan taktis yang
saling terkait dan tergantung satu sama lain.
iv
Penggunaan Kekuatan TNI AD Hal ini merupakan “inti” bagaimana cara
Dalam Opsmil Matra Darat Panglima/Komandan menggunakan kekuatan TNI AD
melalui desain operasional dalam Operasi Militer Matra
Darat dalam rangka mengubah kondisi lingkungan
operasi dalam lingkungan operasional tertentu.
Penggunaan kekuatan terbagi menjadi keterlibatan dan
pembabakan.
v
Elemen Daya Tempur Elemen Daya Tempur adalah seluruh sarana dari
TNI AD daya tembak, daya gerak, daya gempur, dan daya
hancur serta kemampuan lainnya yang dapat
digunakan oleh satuan militer pada waktu dan situasi
tertentu. Daya Tempur sangat menentukan dalam
keberhasilan suatu operasi. Operasi yang dilakukan
oleh TNI AD membutuhkan pembentukan dan
pengembangan daya tempur secara terus menerus.
Elemen Daya Tempur terdiri dari Komando
Pengendalian dan Informasi, Intelijen Pertempuran,
Manuver, Tembakan, Perlindungan, Dukungan dan
Kepemimpinan.
vi
KEPUTUSAN KEPALA STAF ANGKATAN DARAT
Nomor Kep/1061/XII/2022
tentang
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Desember 2022
KEPALA STAF ANGKATAN DARAT,
tertanda
1. Panglima TNI
2. Kasum TNI
3. Irjen TNI FAISAL AHMADI, S.I.P., M.M., CHRMP.
4. Dirjen Strahan Kemhan RI BRIGADIR JENDERAL TNI
5. Para Asisten Panglima TNI
6. Kapusjarah TNI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Pada setiap sejarah peperangan, baik di masa lalu dan masa kini,
dominasi wilayah daratan melalui peperangan darat terbukti menjadi
aspek yang menentukan atas kemenangan dalam perang. Operasi
militer yang dilakukan TNI AD memainkan peran sentral dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kedaulatan dan
keutuhan Negara. Tercatat dalam dokumen Pusjarah TNI bahwa
Indonesia telah melaksanakan pertempuran sebanyak 357 kali
sepanjang tahun 1945-2020, yang mana 52%nya dilaksanakan melalui
pertempuran di darat.1 Meski Indonesia adalah negara yang berbentuk
kepulauan, konflik-konflik bersenjata yang dihadapi TNI cenderung
berkarakter peperangan darat.
1 Andi Widjajanto (2022), “Transformasi Perang Darat”, Seminar TNI AD VI Tahun 2022,
Seskoad: Bandung.
2 Ibid.
4
b. Tujuan.
1) Bab I Pendahuluan.
2) Bab II Latar Belakang Pemikiran Operasi Militer
Matra Darat.
3) Bab III Seni dan Desain Operasional Militer Matra Darat.
4) Bab IV Penggunaan Kekuatan TNI AD dalam Operasi
Militer Matra Darat.
5) Bab V Elemen Daya Tempur TNI AD.
6) Bab VI Komando dan Pengendalian.
7) Bab VII Penutup.
6. Pengertian. (Lampiran A)
BAB II
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN
OPERASI MILITER MATRA DARAT
3 Disjarah TNI AD (1972), “Cuplikan Sejarah Perjuangan TNI AD”, Jakarta, hal. 461-467
7
9Jerry Indrawan, (2019), “Analisis Konflik Ambon Menggunakan Penahapan Konflik Simon
Fisher”, Universitas Pertahanan, hal. 12-26.
11
10Mayor Jenderal TNI Agung Risdhianto, M.D.A, (2014), “Perwujudan Sinergitas Peran TNI AD
dalam Penanggulangan Akibat Bencana Alam di Daerah”,Seskoad, hal. 20-21.
12
Ditunjang dengan doktrin 8 Wajib TNI yang melekat pada diri prajurit
yang mendorong satuan-satuan TNI AD berani mengambil tanggung
jawab untuk melaksanakan kegiatan menolong dan membantu korban
terdampak bencana.
Pada saat kondisi antara masa damai dan perang (Gray Zone),
agresor melakukan serangkaian tindakan agresif tetapi dengan tempo
yang tenang, agar tidak menimbulkan kecurigaan dan kekhawatiran
regional, baik aktivitas yang bersifat spesifik, maupun keseluruhan
strategi. Aktor negara juga memanfaatkan tenaga pengganti baik itu
manusia ataupun teknologi untuk berperang. Strategi ini dikenal dengan
istilah Perang Pengganti (Surrogate Warfare). Tenaga Pengganti
diantaranya organisasi teroris, insurjensi, tentara bayaran (mercenaries),
unsur keamanan, dan private military.
GAMBAR 1
SPEKTRUM KONFLIK
GAMBAR 2
DIAGRAM HUBUNGAN
PENDEKATAN LINGKUNGAN OPERASIONAL TNI AD
Irisan warna hijau memiliki arti bahwa kondisi dalam masa transisi dari
masa damai ke tahapan masa selanjutnya, penggunaan kekuatan TNI AD bisa
condong ke masa damai atau sebaliknya.
GAMBAR 3
TINGKATAN PERANG
11 George, B., (2017), “VUCA 2.0: A Strategy for Steady Leadership in an Unsteady World”, Forbes
Magazine, edisi 17 February 2017.
12 Anthony H. Cordesman, (2020), “America’s Failed Strategy in the Middle East: Losing Iraq and
Operasi Pertempuran terdiri dari berbagai operasi taktis yang terlibat dan
terkait satu sama lain, berlangsung lebih lama dan melibatkan kekuatan yang
lebih besar dari satuan yang terlibat operasi taktis. Operasi pertempuran dapat
mempengaruhi jalannya kampanye militer atau operasi besar.
segala usaha, kegiatan, dan tindakan yang terencana dan terarah serta
menitikberatkan penggunaan sistem senjata teknologi untuk
mengalahkan musuh. Operasi Tempur meliputi Operasi Serangan,
Operasi Pertahanan, Operasi Pemindahan Ke Belakang, Operasi
Pergantian, Operasi Dalam Kondisi Khusus, Operasi Dengan Pengaruh
Nubika, Operasi Pernika, Operasi Mobud, Operasi Lawan Gerilya, dan
Operasi Tempur lainnya.
BAB III
SENI DAN DESAIN OPERASIONAL MILITER MATRA DARAT
GAMBAR 4
DESAIN OPERASIONAL
maka bisa saja tujuan akhir operasi yang ditetapkan adalah tidak adanya
(terusirnya) pasukan negara Musang dari provinsi X. Penetapan ini dilakukan
melalui proses identifikasi dan analisis terhadap tujuan strategis nasional serta
koordinasi Staf melalui komunikasi strategis terhadap Staf eselon kebijakan
yang mengeluarkan tujuan strategis tersebut. Selanjutnya menetapkan sasaran
kampanye militer. Hal ini menjadi dasar untuk pembuatan operasi-operasi
besar pada setiap fase kampanye militer. Operasi-operasi besar didesain oleh
para Pangkotama/Pangkogasgab. Upaya untuk mencapai sasaran dan kondisi
penentu bisa menjadi parameter keberhasilan.
Pemilihan jenis pentahapan (skema operasi dan skema upaya) dan bentuk
operasi taktis dipengaruhi oleh Seni operasional Panglima/Komandan
berdasarkan pemahaman pada pendekatan operasi (operational approach) dan
cara bertindak yang akan digunakan untuk memberikan efek yang diharapkan.
Pemahaman ini didapat dari analisa pusat kekuatan (CoG), permasalahan dalam
lingkungan operasi dan manajemen risiko yang akan dihadapi dalam
pelaksanaan kampanye militer.
GAMBAR 5
TUGAS PANGLIMA/KOMANDAN DALAM OPERASI
BAB IV
PENGGUNAAN KEKUATAN TNI AD
DALAM OPERASI MILITER MATRA DARAT
14
International Forum for Democratic Studies, “Sharp Power: Rising Authoritarian Influence”,
Washington, D.C, National Endowmentfor Democracy, (2017), 13, https://www.ned.org/wp-
content/uploads/2017/12/Introduction-Sharp-Power-Rising-Authoritarian-Influence.pdf.
15
Chung, Samman, Summer 2018, Gray Zone Strategy in Maritime Arena : Theories and Practice,
Strategy 21 tiket no 43 Vol. 21, No. 1.
29
Penyiapan Ruang Alat dan Kondisi (RAK) Juang yang tangguh harus
memperhatikan dimensi kognitif (ideologi masyarakat untuk berjuang
membela bangsa), dimensi fisik melalui penyelarasan RWP (Rencana
Wilayah Pertahanan) dan RRWP (Rencana Rinci Wilayah Pertahanan)
dengan RPJMN/RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional/Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional), serta
dimensi virtual dalam rangka mempersiapkan dan mendukung operasi
pertahanan wilayah. Penyiapan RAK Juang dilaksanakan secara terpadu
dan selaras dengan pembangunan nasional bagi kepentingan pertahanan
dan keamanan negara. Sumber Daya Nasional dioptimalkan melalui
pengelolaan sarana prasarana nasional agar memiliki fungsi ganda yang
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertahanan khususnya
perlawanan wilayah.
16
Kilcullen, D. (2019), The Evolution of Unconventional Warfare, Scandinavian Journal of
Military Studies 2(1), pp. 61–71. DOI: https://doi.org/10.31374/sjms.35
17
Krieg, A., & Rickli, J. M. (2018), Surrogate warfare: the art of war in the 21st century? Defence
Studies, 18(2),113-130. https://doi.org/10.1080/14702436.2018.1429218
18 Richard L, Armitage and Joseph S. Nye Jr, (2007), Smart Power and the US Strategy for Security
3) Terorisme; dan
4) Berbagai bentuk ancaman bersenjata lainnya.
Perlawanan dalam mempertahankan kedaulatan merupakan
pengejawantahan dari filosofi strategi bahwa TNI merupakan “garda
terdepan dan benteng terakhir NKRI”. “Garda terdepan” memiliki makna
konvensional, dan “benteng terakhir” merupakan sebuah terminologi
nonkonvensional. Kedua sisi ini saling melengkapi semesta pertahanan
negara, tidak bisa berdiri sendiri-sendiri, dan harus terus dibina dan
dipersiapkan secara simultan dan berkesinambungan. Pertahanan yang
ideal dalam konteks peperangan modern adalah pertahanan konvensional
yang berperan sebagai penangkal di masa damai sekaligus penanggap
pertama terhadap setiap ancaman yang datang di masa perang, dan ini
harus turut didukung pula oleh kemampuan non-konvensional sebagai
back-up sekiranya pertahanan konvensional itu dapat dipatahkan lawan.
Dengan adanya dua sayap pertahanan ini, maka pertahanan negara akan
dapat terus dilangsungkan dalam setiap kondisi ruang dan waktu.
Pembabakan Operasi Militer Matra Darat pada doktrin ini bukan berada
di strata strategis maupun di strata taktis tetapi berada di strata operasional,
yakni penyelenggaraan kampanye militer dan operasi besar oleh Mabes TNI,
Kotama Gabungan (Kogabwilhan), Kotama Terpusat (Kopassus dan Kostrad)
dan Kotama Kewilayahan (Kodam). Pembabakan terbagi menjadi empat bagian
yaitu: penguatan, penangkalan, penindakan dan pemulihan. Pembabakan
merepresentasikan penggunaan TNI AD di strata operasional dalam suatu
desain operasional untuk menghadapi spektrum konflik dari masa damai, masa
krisis, masa konflik hingga masa perang dalam rangka melaksanakan kebijakan
nasional untuk melakukan perlawanan wilayah. Korelasi antar pembabakan
bisa berjalan secara berkelanjutan, bersamaan (simultan) atau menyeluruh
(komprehensif). Keempat bagian pembabakan ini tidak selalu berjalan
berurutan, karena munculnya ancaman juga tidak berurutan; namun jika
ancaman sudah tidak ada lagi, maka pembabakan bisa dinyatakan selesai
(mencapai end state) dan tidak berlanjut ke pembabakan selanjutnya. Berikut
adalah visualisasi pembabakan operasi militer matra darat dalam rangka
melaksanakan kebijakan nasional pertahanan wilayah.
35
GAMBAR 6
PEMBABAKAN OPERASI MILITER MATRA DARAT
GAMBAR 7
MANDALA OPERASI MILITER MATRA DARAT
BAB V
ELEMEN DAYA TEMPUR TNI AD
19. Umum. Elemen Daya Tempur adalah seluruh sarana dari daya
tembak, daya gerak, daya gempur, dan daya hancur serta kemampuan lainnya
yang dapat digunakan oleh satuan militer pada waktu dan situasi tertentu. Daya
Tempur sangat menentukan dalam keberhasilan suatu operasi. Operasi yang
dilakukan oleh TNI AD membutuhkan pembentukan dan pengembangan daya
tempur secara terus menerus. Seorang Panglima/Komandan harus mampu
membangun daya tempur dengan mengubah potensi yang dimiliki menjadi
tindakan yang efektif. Daya Tempur adalah semua kemampuan yang dimiliki
oleh beberapa unsur secara terpadu, terintegrasi dan disinkronisasikan dengan
tujuan komandan untuk mencapai kesatuan usaha dalam operasi secara
berkelanjutan.
GAMBAR 8
KORELASI ELEMEN DAYA TEMPUR
Saat ini keberadaan dunia siber harus menjadi salah satu perhatian bagi
TNI AD, sehingga perlu direncanakan, diintegrasikan dan diselaraskan antara
dunia siber dengan Operasi Perang Elektronika (Pernika) guna mendukung
Operasi Militer Matra Darat. Operasi Dunia Siber dan Pernika TNI AD terdiri
dari:
a. Operasi Serangan Siber;
b. Operasi Pertahanan Siber;
c. Operasi Informasi;
d. Serangan Elektronika;
e. Perlindungan Elektronika; dan
f. Dukungan Perang Elektronika.
a. Gerakan;
b. Manuver;
43
c. Tembakan langsung;
d. Penguasaan daerah;
e. Mobilitas dan kontra mobilitas; dan
f. Pengintaian dan pengamatan.
1) Penentuan sasaran;
2) Proses bantuan tembakan;
3) Rencana bantuan tembakan;
4) Penggunaan ruang udara; dan
5) Bantuan tembakan terpadu.
a. Operasi Penyelamatan;
b. Perlindungan Kesehatan;
c. Operasi Nubika;
d. Dukungan Jihandak;
e. Dukungan Pertahanan Udara;
f. Operasi Polisi Militer;
g. Manajemen Resiko;
h. Prosedur Keamanan Prajurit;
i. Pengendalian Penduduk dan Dalsakrah;
j. Pengamanan Wilayah;
k. Pengamanan dan Pertahanan Siber;
l. Perlindungan Elektromagnetik; dan
m. Keamanan Operasi.
1) Perawatan medis;
2) Rawat inap (hospitalisasi);
3) Perawatan gigi;
4) Kesehatan jiwa dan psikiatri;
5) Laboratorium klinik;
6) Perawatan pasien Nubika;
7) Evakuasi medis; dan
8) Bekal medis (termasuk pengelolaan darah).
19Mabes TNI (2010). Perpang TNI Nomor Perpang/2/I/2010 tanggal 19 Januari 2010.
Bujukops TNI tentang Operasi Khusus, hal.5
46
BAB VI
KOMANDO DAN PENGENDALIAN
27. Umum. Bab ini membahas tentang bentuk hubungan antar satuan
dalam rangka penggunaan kekuatan TNI AD dalam operasi militer matra darat
baik itu hubungan komando, hubungan bantuan dan hubungan keterpaduan
disertai dengan macam pengendalian Panglima/Komandan secara operasional
maupun taktis dalam setiap strata perang.
Pada Operasi Militer Matra Darat, hubungan antar satuan pada setiap
pelibatan kekuatan TNI AD baik secara internal satuan TNI AD maupun
eksternal satuan seperti satuan TNI AL , TNI AU, Polri dan satuan/instansi sipil
perlu diatur dalam terminologi khusus. Terminologi ini mengatur tanggung
jawab melekat pada satuan utama pelaksana operasi dengan satuan lain yang
berhubungan dengannya. Doktrin ini memperkenalkan beberapa istilah baru
tentang hubungan antar satuan namun tetap mempertahankan istilah lama
yang sudah biasa dikenal TNI. Ada tiga jenis relasi hubungan satuan pada
Operasi Militer Matra Darat yaitu: hubungan komando, hubungan dukungan
dan hubungan keterpaduan.
Bawah Bawah
Bawah Tugas Bawah Perintah Kendali Kendali
Hubungan Organik
(BT) (BP) Operasi Taktis
(BKO) (BKT)
Mempunyai Hubungan Seluruh satuan Satuan Penerima Satuan Penerima Satuan Penerima Satuan Penerima
Komando dengan: organiksesuai
TOP/DSPP
Pemberian Tupok - Markas Satuan Markas Satuan Satuan Penerima Satuan Organik Satuan Organik
Penyusunan Pasukan Organik Atasan Penerima Atasan, Satuan Atasan
oleh: Penerima
Menerima pemeliharaan Satuan Dukungan Satuan Dukungan Satuan Dukungan Har & Satuan Organik Satuan Organik
dan pelayanan dari: Har & Yan sesuai Har & Yan Markas Yan Markas Satuan Atasan Atasan
Protap TNI AD Satuan Penerima Penerima
Tanggung Jawab Melekat
Menerima Daerah Markas Satuan Rantai Komando Satuan Penerima Satuan Penerima Satuan Penerima
Operasi dan penempatan Organik Satuan Penerima
satuan oleh: BT
Menyediakan Perwira Tidak Perlu Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan ke Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan
Penghubung untuk: ke Satuan penerima Satuan Penerima ke Satuan ke Satuan
BT Penerima Penerima
Membangun/ Memelihara Tidak Perlu Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan ke Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan
komunikasi dengan: ke Satuan penerima Satuan Penerima dan ke ke Satuan ke Satuan
BT Satuan Organik Atasan Penerima dan ke Penerima dan ke
Satuan Organik Satuan Organik
Atasan Atasan
Memiliki prioritas yang Markas Satuan Markas Atasan Satuan Penerima Satuan Penerima Satuan Penerima
ditetapkan oleh: Organik Satuan Penerima
Bisa diberikan tugas BP, BKO, BKT, Sesuai kebutuhan BP, BKO, BKT, BL, BU- BKO, BKT, BL, BKT, BL, BU-PT,
lanjutan oleh Mako BL, BU-PT, BU ke Markas Satuan PT, BU BU-PT, BU BU
Satuan atasan baik itu Penerima BT
hubungan komando atau
hubungan bantuan yakni:
GAMBAR 9
HUBUNGAN KOMANDO
48
Bantuan Umum -
Hubungan Bantuan Langsung (BL) Perkuatan (PT) Bantuan Umum (BU)
Perkuatan (BU-PT)
Mempunyai Hubungan Satuan Organik Atasan Satuan Organik Satuan Organik Atasan Satuan Organik
Komando dengan: Atasan Atasan
Pemberian Tupok - Satuan Organik Atasan Satuan Organik Satuan Organik Atasan Satuan Organik
Penyusunan Pasukan: Atasan Atasan
Menerima pemeliharaan Satuan Organik Atasan Satuan Organik Satuan Organik Atasan Satuan Organik
dan pelayanan: Atasan Atasan
Tanggung Jawab Melekat
Menerima Daerah Satuan Penerima Satuan Penerima Satuan Organik Atasan Satuan Organik
Operasi dan penempatan Bantuan/Dukungan Perkuatan Atasan
satuan oleh: Perwira
Menyediakan Satuan Penerima Satuan Penerima Satuan Penerima Sesuai kebutuhan ke
Penghubung untuk: Bantuan/Dukungan Perkuatan Perkuatan dan Sesuai Satuan Organik
kebutuhan ke Satuan Atasan
Membangun/Memelihara Satuan Organik Atasan, Satuan Penerima OrganikPenerima
Satuan Atasan Sesuai kebutuhan ke
komunikasi dengan: Satuan Penerima Perkuatan Perkuatan dan Sesuai Satuan Organik
Bantuan/Dukungan kebutuhan ke Satuan Atasan
Organik Atasan
Memiliki prioritas yang Satuan Penerima Satuan Penerima Satuan Organik Atasan Satuan Organik
ditetapkan oleh: Bantuan/Dukungan Perkuatan kemudian kemudian Satuan Atasan
ke Satuan Organik Penerima Perkuatan
Atasan
Bisa diberikan tugas Boleh memberikan tugas Tidak Bisa Tidak Bisa Tidak Bisa
lanjutan oleh Mako Satuan hubungan bantuan ke satuan
atasan baik itu hubungan bawah komandonya dengan
komando atau hubungan persetujuan Dansat BL
bantuan yakni:
GAMBAR 10
HUBUNGAN BANTUAN
GAMBAR 11
TERPADU PENUH
GAMBAR 12
TERPADU SEBAGIAN
GAMBAR 13
TERPADU TERPIMPIN
55
BAB VII
PENUTUP
tertanda
PENGERTIAN
10. Effect Based Operation adalah operasi yang dibuat dan direncanakan
dalam kerangka sistem yang mempertimbangkan keseluruhan berbagai efek
langsung, tidak langsung, dan berjenjang efek yang mungkin, dengan tingkat
59
11. Elaborasi adalah mengerjakan apa yang dilakukan secara tekun dan
cermat, (KBBI).
13. Gray Zone Strategy adalah sebuah atau serangkaian upaya beragam dari
penangkalan dan penjaminan suatu negara yang berupaya mencapai sasaran-
sasaran keamanan tanpa mengerahkan penggunaan kekuatan secara langsung
maupun dalam jumlah besar yang bertujuan untuk menghindari pembalasan
dengan tetap berada di bawah ambang batas kunci guna menghindari
pembalasan secara signifikan. (Chung, Samman, Gray Zone Strategy in Maritime
Arena: Theories and Practice Strategy 21).
14. Internet of Things adalah konsep yang mana objek mampu mengirim
data menggunakan jaringan agar dapat melakukan sebuah aktivitas kerja tanpa
bantuan dari manusia atau melalui interaksi dengan perangkat komputer.
(Rekomendasi Hasil Seminar TNI AD VI tahun 2022).
18. Leading Sector adalah unsur utama yang diharapkan dapat menjadi
motor penggerak baik dari segi kontribusi maupun daya saingnya, diharapkan
mampu merangsang pertumbuhan dan perkembangan dibawahnya, sehingga
bermanfaat dalam mencapai tugas pokok. (Rekomendasi Hasil Seminar TNI AD
VI tahun 2022).
21. Matra Darat adalah wilayah; daerah; ranah di darat. (Undang Undang RI
No 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia).
22. Multi Domain Operation adalah suatu bentuk operasi yang dilakukan
dengan menyinkronkan sistem utama dan sumber data penting dengan
kesederhanaan revolusioner yang memberikan gambaran lengkap tentang
ruang pertempuran di setiap domain mencakup darat, laut, udara, angkasa,
dan dunia maya serta memberdayakan aktor perang untuk dapat segera
membuat keputusan yang menentukan aksi. (Lockheed Martin).
24. Operasi Militer adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
satuan TNI. Opsmil dapat berdiri sendiri dan dapat merupakan bagian dari
operasi berskala lebih besar. Opsmil dapat dilakukan oleh Kogab dan Kogasgab
atau Satgas. (Keputusan Kasad Nomor Kep/881/XII/2021 tanggal 15 Desember
2021 tentang Doktrin Fungsi Operasi).
25. Operasi Militer Matra Darat adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh satuan TNI di wilayah daratan berikut ruang diatasnya dengan TNI AD
sebagai pengendali pelaksanaan operasi. (Rekomendasi Hasil Seminar TNI AD
VI tahun 2022).
28. Pemberdayaan adalah pelibatan kekuatan TNI AD baik itu berdiri sendiri
maupun bermitra dengan P/I/K/L yang bertujuan untuk menyiapkan
pertahanan negara (militer dan nirmiliter) serta bersinergis dengan pemerintah
daerah dalam mengakselerasi program pembangunan nasional, di masa damai
maupun transisi yang dilakukan melalui pembinaan seluruh potensi
pertahanan (sumber daya pertahanan) dalam rangka menciptakan kesemestaan
maupun Kemanunggalan TNI dan Rakyat supaya nantinya dapat digunakan
dan dimobilisasi dalam bentuk kekuatan pertahanan. (Rekomendasi Hasil
Seminar TNI AD VI tahun 2022).
61
30. Penangkal adalah kekuatan nyata TNI yang mempunyai aspek psikologis
untuk diperhitungkan oleh lawan sehingga mengurungkan niat lawan sekaligus
juga mencegah niat lawan sekaligus juga mencegah niat lawan yang akan
mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa.
(Undang-Undang RI No 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia).
31. Pengamanan adalah pelibatan kekuatan TNI AD baik itu berdiri sendiri,
gabungan maupun terpadu dengan institusi lainnya yang bertujuan untuk
mengamankan daerah (kawasan), personel, material (objek), kegiatan dan
kondisi khusus yang bersifat vital, strategis serta mempengaruhi keamanan
nasional. (Undang-Undang RI No 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia).
35. Perspektif Doktrinal adalah pandangan dari pendirian ahli ilmu secara
bersistem, khususnya dalam penyusunan kebijakan negara. (KBBI)
37. Skema Operasi adalah garis fisik yang biasanya mendefinisikan orientasi
geografis dari satuan sendiri/kawan yang berhubungan dengan faktor musuh
maupun sasaran dalam operasi tempur. (Rekomendasi Hasil Seminar TNI AD VI
62
tahun 2022)
38. Skema Upaya adalah garis yang menghubungkan banyak tugas satuan
dan tugas pokok ketika referensi posisi ke musuh memiliki sedikit relevansi.
(Rekomendasi Hasil Seminar TNI AD VI tahun 2022)
39. Small Wars adalah suatu pertempuran yang terjadi di suatu negara
dengan tidak menghadapi atau melibatkan pasukan tentara reguler.
(Rekomendasi Hasil Seminar TNI AD VI tahun 2022)
41. Society 5.0 adalah suatu era di mana semua teknologi merupakan bagian
dari manusia itu sendiri, internet tidak lagi hanya digunakan untuk berbagi
informasi melainkan untuk menjalani kehidupan. Konsep ini memungkinkan
kita menggunakan ilmu pengetahuan berbasis modern untuk kebutuhan
manusia dengan tujuan agar manusia dapat hidup dengan nyaman. (Binus
University)
44. Tujuan Akhir Operasi (End States) merupakan titik waktu dan/atau
keadaan di mana pemangku kebijakan nasional tidak memerlukan instrumen
kekuatan bersenjata TNI sebagai sarana utama untuk mencapai tujuan
strategis nasional yang tersisa. (Rekomendasi Hasil Seminar TNI AD VI tahun
2022)
45. Victory Conditions adalah salah satu keadaan dimana kita berhasil
menjadi pemenang dalam sebuah pertarungan, pertempuran dan adu strategi
serta kemampuan. (Rekomendasi Hasil Seminar TNI AD VI tahun 2022)
46. Virtual Societal Warfare adalah suatu bentuk perang modern yang
ditimbulkan akibat adanya agresi siber yang dilakukan melalui upaya untuk
memanipulasi atau mengganggu fondasi informasi dari fungsi sistem ekonomi
dan sosial yang efektif. (RAND Corporation)
tertanda
DOKTRIN TNI AD
KARTIKA EKA PAKSI
PETUNJUK PENYELENGGARAAN
PETUNJUK TEKNIS
tertanda
DAFTAR REFERENSI
Chung, Samman. 2018. Gray Zone Strategy in Maritime Arena: Theories and
Practices. Korea Selatan: Korea Institue
Khairil Azmi. 2012. Garda Terdepan dan Benteng Terakhir: Sebuah Filosofi
Strategi Militer Kombinasi Konvensional dan Inkonvensional.
https://pojokmiliter.blogspot.com
Krieg, A., & Rickli, J. M. 2018. Surrogate warfare: the art of war in the 21st
century. Amerika Serikat: Georgetown University Press
Joint Staff, J-7, Joint and Coalition Warfighting. 2011. Planner Handbook for
Operational Design. Suffolk, Virginia: US Army.
Thomas G. Bradberr. 2018. Lethal and Non Lethal Fires: Historical Case Studies
of Coverging Cross-Domain Fires in Large Scale Combat Operations. Fort
Leavenworth, Kansas: Army University Press.
Yusel Ozel dan Ertan Inaltekin. 2017. Shifting Paradigm of War: Hybrid Warfare.
Istanbul, Turki: Turkish National Defense University.
tertanda
PERUBAHAN II
SURAT PERINTAH
Nomor Sprin /1729b/X/2022
1. Dasar:
a. Semula tertulis:
8) Nomor urut sembilan Kolonel Inf Heldi Wira, S.I.P, M.Si. NRP
11940019030871, Paban II/Minops Sopsad.
2
9) Nomor urut sepuluh Kolonel Inf Boemi Ario Bimo. SE. NRP
1920029621069, Paban Dokjuk Sdirdok Kodiklatad.
10) Nomor urut sebelas Kolonel Inf Frega F. Wenas, MIR., MMAS.,
Ph.D., FHEA. NRP 11980051810477, Dandim 0502/JU Rem
052/Wkr Dam Jaya/Jayakarta.
11) Nomor urut dua belas Kapten Inf Mulia Adi Dharma NRP
11090020610787, Pabanda Renmindataops Spaban II/Minops
Sopsad.
12) Nomor urut tiga belas Kolonel Cpn Sundoro Agung Nugroho,
M.Si. (Han). NRP 11990044980678, Pamen Ahli Bid. Kerjasama
Penerbangan Puspenerbad.
13) Nomor urut empat belas Kolonel Inf Tyas Koeshariadi, P.Sc.,
S.I.P. NRP 1910032760969, Pamen Ahli Bidang Sosbud Pussenif
Kodiklatad.
14) Nomor urut lima belas Kolonel Kav Bokiyar, S.I.P., M.M. NRP
32734, Pamen Ahli Bid. Opskav Pussenkav Kodiklatad.
15) Nomor urut enam belas Kolonel Arh Tri Sugianto, S.Sos. NRP
11960039150174, Pamen Ahli Bidang Hanudnas Pussenarhanud
Kodiklatad.
16) Nomor urut tujuh belas Kolonel Inf Ery Iswantoro NRP 32680,
Pamen Ahli Bid. Straops Staf Ahli Pangkostrad.
17) Nomor urut delapan belas Kolonel Kav Suteja, S.H., M.Si. NRP
11980054131074, Dosen Madya Seskoad.
b. Diubah menjadi:
3) Nomor urut empat Kolonel Inf Heldi Wira, S.I.P, M.Si. NRP
11940019030871, Paban II/Minops Sopsad.
11) Nomor urut dua belas Letkol Inf Charles Alling NRP
11010050540580, Wadansat 81 Kopassus.
12) Nomor urut tiga belas Letkol Arm Oke Kistianto, S.A.P. NRP
11020049651081, Kabag Binmat Sdirbinsen Pussenarmed.
13) Nomor urut empat belas Mayor Inf Fictor J. Situmorang NRP
11050046240684, Komandan Sekolah Komando Pusdiklatpassus
Kopassus.
15) Nomor urut enam belas Kapten Arh Rahmat, S.S.T.Han. NRP
11120017531089, Kaur Rendataops Spaban II/Minops Sopsad.
17) Nomor urut delapan belas PNS Mohamad Soleh, S.Pd. NRP
197109021992031003, Kasi Autentikasi dan Verifikasi
Bagbintuldis Subditbinminu Ditajenad.
4
Selesai.
Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 17 Oktober 2022
a.n. Kepala Staf Angkatan Darat
Asisten Operasi,
Ainurrahman
Mayor Jenderal TNI
Distribusi:
1. Kasad
2. Wakasad
3. Irjenad
4. Koorsahli Kasad
5. Pangkostrad
6. Dankodiklatad
7. Danpusterad
8. Danpussenif
9. Kapuspen TNI
10. Asrena, Asintel, Aslat, Aspers,
Aslog dan Aster Kasad
11. Pangdam III/Slw, IV/Dip dan Jaya
12. Danjen Kopassus
13. Danpuspenerbad
14. Danpussenkav
15. Danpussenarmed
16. Danpussenarhanud
17. Danseskoad
18. Danpussansiad
19. Dirajenad
20. Dandenmabesad
5
PANGKAT/ JABATAN
NO NAMA KORPS, NRP/NIP
ORGANIK PENUGASAN
GOL.RUANG
1 2 3 4 5 6
1 Ainurrahman Mayjen TNI - Asops Kasad Penanggung
Jawab
4 Heldi Wira, S.I.P., Kolonel Inf 11940019030871 Paban II/Minops Ketua Pokja
M.Si Sopsad
8 Suteja, S.H., M.Si. Kolonel Kav 11980054131074 Dosen Madya Seskoad Anggota
1 2 3 4 5 6
15 Fadliansyah Mayor Inf 11090023190188 Pabanda Perubahan Anggota
Spabandya-2/Sun
Spabanorg Sdirdok
Kodiklatad
Ainurrahman
Mayor Jenderal TNI