Anda di halaman 1dari 13

PED o MAN

TATA CARA MI?


ISAKANAKAN
PERTEMPURAN SESUA
DENGAN
HUKUM HUMANITtR
INTERNASIONAI

Diterbitkan Oleh:
BADAN PEMBINAAN HUKUM TNI
J--)rEVL_,N1
Tri-LoC.„11LA/IEL -14A41
rJE _TIWUJ., Ni 5E5U I __JENIG
lii"NIUNI il" W1,41‘IrTi E J-
- l
INTEKjUiLL

Diterbitkan Oleh:
BADAN PEMBINAAN HUKUM TNI
Jakarta, April 2020

TIDAK DIPERJUALBELIKAN
i

"Kami i
Tentara Yasionaf inionesia
akan Timbuf dan Tenggefam
Bersama Wegara"

Panglima Besar
Jenderal Besar Soedirman

ii
MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA
BADAN PEMBINAAN HUKUM
~

IIL
SAMBUTAN KABABINKUM TNI

Para Prajurit TNI yang saya banggakan.

Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat, secara


sadar dan sukarela telah mengikatkan diri pada Konvensi Jenewa
tahun 1949 melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 59
tahun 1958 tentang Ikut Serta Negara Republik Indonesla pada
Seluruh Konvensi Jenewa tanggal 12 Agustus 1949.

Konsekuensi dari aksesi tersebut, Pemerintah Indonesia


berkewajiban untuk ikut menyebarluaskan isi konvensi kepada
setiap warganegara dan angkatan bersenjatanya.

Buku Saku Pedoman Tata Cara Melaksanakan Pertempuran


Sesuai dengan Hukum Humaniter Internasional yang diter-
bitkan Babinkum TNI, merupakan salah satu upaya untuk
menyebarluaskan isi Konvensi Jenewa tahun 1949, dengan tujuan
agar setiap Prajurit TNI mengetahui, mengerti dan memahami

iii
apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam setiap
pelaksanaan operasi militer untuk perang maupun operasi militer
selain perang.

"Taklukkan musuhmu, tanpa pertempuran".

Jakarta, April 2020

ababin NI,

..

nwar S di, S.H.


Laksamana uda TNI

iv
DAFTAR ISI

Sambutan Kababinkum TNI ........................................................... iii


Daftar Isi ............................................................................................
W IL
Pengertian Hukum Humaniter ................................................ 1
Ketentuan Hukum Humaniter ................................................. 2

Prinsip-Prinsip Hukum Humaniter .......................................... 3


Jenis Konflik Bersenjata ......................................................... 5
Tidak Termasuk Jenis Konflik Bersenjata ............................. 7
Kombatan .....................................................................................8
Non-Kombatan ........................................................................... 9

Personel Medis dan Rohaniawan Militer ............................ 10


Penduduk Sipil dan Interniran .............................................. 11
Komite Internasional Palang Merah .................................... 12
Pelindungan Korban Konflik Bersenjata ............................. 13
Perlakuan Terhadap Musuh yang Menyerah ..................... 15
Pelindungan Tawanan Perang .............................................. 16
Hormati Tanda/Lambang Pelindungan ................................. 23

V
Tanda Pelindungan Benda Budaya ..................................... 27
Larangan .................................................................................... 29
Mata-Mata .................................................................................. 35

Tentara Bayaran ...................................................................... 36


Perlakuan Terhadap Tahanan Operasi ............................... 37

Hukum Humaniter dalam Peacekeeping ........................... 39 I


Penggunaan Senjata Yang Dilarang .................................... 41
Metode Berperang .................................................................... 44
Penggunaan Alat Perang Yang Dilarang ........................... 45

Penggunaan Alat Perang Yang Dibolehkan ....................... 51

vi
Pengertian Hubum Humaniter
H ukum humaniter atau yang biasa dikenal sebagai hukum
perang
atau hukum konflik/sengketa bersenjata merupakan seperangkat
aturan bagian dari hukum internasional publik yang mengatur
tentang:
ffi

(1) hak dan kewajiban pihak-pihak yang bersengketa dalam


melaksanakan operasi militer dan menetapkan batasan-batasan
mengenai penentuan sasaran, penggunaan alat dan metode yang `

dipak ai dalam peper an ga n (Hukum tent an g Per m usuha n atau


H ukum Den Haag);
serta mengatur juga tentang:
(2) pelindungan bagi personel militer yang tidak lagi ambil bagian
dalam peperangan dan orang-orang yang tidak terlibat aktif dalam
peperangan yaitu penduduk sipil (Hukum tentang Pelindungan atau
H ukum Jenewa).

UURI Nomor 59 tahun 1958


tentang Ikut Serta Negara Republik Indonesia
dalam seluruh Konvensi Jenewa
Tanggal 12 Agustus 1949.

Regulasi Den Haag 1907


Wet 1 Juli 1909.
Koninlijk Besluit 22 Februari 1919.
Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945.

1
Dipindai dengan
CamScanner

Ketentuan Hubum Humaniter


Perangkat hukum humaniter ada dalam berbagai konvensi
Internasional, meliputi:

I 1. Hukum tentan • Permusuhan 1. Konvensi Den


Haag IV tentang Perang Darat dan Regulasinya
tahun 1907.
2.Protokol Tambahan I dan II tahun 1977.
3.Konvensi Pelindungan Benda Budaya saat Konflik Bersenjata
dan Protokol Pertamanya tahun 1954.
4.Protokol Kedua Konvensi Pelindungan Benda Budaya saat
Konflik Bersenjata tahun 1999.
5.Konvensi Den Haag tentang Perang Udara tahun 1923.
6.San Remo Manual untuk Konflik Bersenjata di laut tahun 1994.
7.Konvensi Anti Senjata Biologi tahun 1970.
8.Konvensi Modifikasi Lingkungan Hidup tahun 1976.
9.Konvensi Pembatasan Senjata Konvensional dan Protokolnya
tahun 1980, 1995, 1996, 2001 dan 2003.
10. Konvensi Anti Senjata Kimia tahun 1993.
11. Konvensi Ranjau Darat Anti Personel tahun 1997.
12. Protokol Opsional Konvensi Hak-Hak Anak dalam
Konflik
Bersenjata tahun 2001.
2. Hukum tentang Pelindungan
1.Konvensi Jenewa I , II, III dan IV tahun 1949.
2.Protokol Tambahan I dan II tahun 1977.
3.Protokol Tambahan III tahun 2005.
3. Hukum tentang Netralitas =

1.Konvensi Hak dan Kewajiban Negara Netral dalam Perang


Darat tahun 1907.
2.Konvensi Hak dan Kewajiban Negara Netral dalam Perang
2
Laut tahun 1907.
Prinsip-Prinsip Hulkum Humaniter
Prinsip-prinsip hukum humaniter adalah dasar atau landasan
pertimbangan untuk memberlakukan dan menerapkan hukum
humaniter dengan benar.

1. Prinsip Pembedaan (Distinction)


Hukum humaniter menentukan pembedaan status dan fungsi
terhadap orang, benda dan obyek yang boleh diserang dan tidak
boleh diserang dalam suatu operasi militer, sehingga diharapkan
dalam proses pengambilan keputusan militer tidak terjadi
kekeliruan bertindak.
DISTINCTIO

2. Prinsip Pembatasan (Limitation)


Penggunaan senjata dalam operasi
militer adalah dibatasi, harus
disesuaikan dengan keperluan,
digunakan sesuai fungsi (proper
in use) dan tidak menimbulkan
penderitaan yang berlebihan
(unnecessary suffering) sesuai
dengan Konvensi Internasional
yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai