Anda di halaman 1dari 100

RAHASIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT


Lampiran II Keputusan Dirajenad
DIREKTORAT AJUDAN JENDERAL
Nomor Kep/ 8 / II /2019
Tanggal 28 Februari 2019

PENGETAHUAN PEMBINAAN PERSONEL

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Manusia merupakan unsur mutlak dan merupakan unsur penentu bagi


berhasilnya suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Agar tercipta hal tersebut maka diperlukan pembinaan personel TNI baik prajurit
maupun PNS.

b. Pembinaan Personel TNI AD merupakan sub sistem yang sangat penting


dari Pembinaan TNI AD secara keseluruhan. Karena obyek pembinaannya adalah
unsur manusia yang merupakan unsur penentu bagi berhasilnya TNI AD baik
sebagai objek maupun subjek dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
untuk mencapai tujuan, maka sistem pembinaan Personel TNI AD haruslah
disusun secara sempurna dan terencana agar menjadi mantap, kuat dan dinamis
yang dapat diterima dan didukung oleh segala unsur serta dapat menjawab dan
memecahkan segala persoalan yang berhubungan dengan masalah pembinaan
personel Pertahanan / TNI AD secara keseluruhan.

c. Mengingat pentingnya pengetahuan pembinaan personel maka kepada


Perwira siswa perlu dibekali pelajaran tentang pengetahuan pembinaan personel.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah sekolah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan


salah satu bahan ajaran bagi Pendidikan Perwira.

b. Tujuan. Agar Perwira siswa mengerti tentang pengetahuan pembinaan


personel sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas di satuan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang lingkup. Ruang lingkup naskah sekolah ini meliputi ketentuan


pokok, penggolongan, pelaksanaan pembinaan personel, dan tataran
kewenangan pembinaan personel.

b. Tata urut. Naskah sekolah ini disusun dengan tata urut sebagai berikut:

1) Pendahuluan.
2) Ketentuan Pokok Binpers.
3) Penggolongan Binpers.
4) Penyelenggaraan Binpers.

RAHASIA
2

5) Tataran Kewenangan.
6) Penutup.

4. Pengertian.

a. Calon Pegawai Negeri Sipil AD (CPNS AD). CPNS AD adalah calon


pegawai negeri sipil yang telah mendapatkan persetujuan dari BKN dengan
memperoleh NIP, dan telah diangkat oleh pejabat yang berwenang.

b. Cuti. Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka
waktu tertentu menurut ketentuan yang berlaku.

c. Diklatprajab. Diklatprajab adalah Diklat untuk membentuk wawasan


kebangsaan, kepribadian dan etika PNS AD serta memberikan pengetahuan
dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara dan tentang bidang
tugas serta budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas jabatan PNS
AD, dan merupakan bagian dari persyaratan pengangkatan CPNS AD menjadi
PNS AD.

d. Diklat Dalam Jabatan. Diklat dalam jabatan adalah Diklat yang


dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap PNS
AD agar dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan
dengan sebaik-baiknya.

e. Diklat Fungsional. Diklat fungsional adalah Diklat yang bertujuan untuk


mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan
fungsional masing-masing.

f. Diklat Teknis. Diklat teknis adalah Diklat yang dilaksanakan untuk


mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan
tugas PNS AD.

g. Formasi. Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat PNS AD yang


diperlukan dalam satuan organisasi TNI AD untuk mampu melaksanakan tugas
pokok dalam jangka waktu tertentu, yang ditetapkan oleh Menteri Negara Bidang
Pendayagunaan Aparatur Negara.

h. Jabatan. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung


jawab, wewenang dan hak seorang PNS AD dalam rangka susunan suatu
organisasi.

i. Jabatan Struktural. Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang


menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS AD yang
secara tegas terdapat dalam struktur organisasi.

j. Jabatan Fungsional. Jabatan fungsional adalah suatu kedudukan yang


menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS AD dalam
suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian
dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
3

k. Jaminan Kesejahteraan. Jaminan kesejahteraan adalah usaha untuk


mewujudkan kehidupan yang tenteram dengan penghidupan yang layak di
tengah- tengah masyarakat.

l. Jaminan Keselamatan Kerja. Jaminan keselamatan kerja adalah usaha


untuk mewujudkan kepastian akan jaminan terhadap kemungkinan bahaya
kecelakaan dan resiko di dalam melaksanakan tugas.

m. Kenaikan Pangkat. Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang


diberikan atas pengabdian PNS AD terhadap negara dan juga dimaksudkan
sebagai dorongan kepada PNS AD untuk lebih meningkatkan pengabdiannya.
n. Karier PNS AD. Karier PNS AD adalah kemungkinan-kemungkinan
yang terbuka bagi PNS AD dalam hal mendapatkan jabatan, kesempatan
mengikuti pendidikan dan pelatihan, serta kenaikan pangkat.

o. Kompetensi PNS AD. Kompetensi PNS AD adalah kemampuan dan


karak-teristik yang dimiliki oleh PNS AD, berupa pengetahuan, keterampilan, dan
sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.

p. Komplemen. Komplemen adalah bagian dari kekuatan yang dibutuhkan


dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

q. Masa Kerja Pensiun. Masa kerja pensiun adalah masa kerja yang
digunakan untuk menetapkan hak dan besarnya pokok pensiun.

r. Meninggal Dunia. Meninggal dunia adalah meninggal yang bukan


diakibatkan oleh hal-hal sebagaimana dimaksud dalam pengertian tewas.

s. Pola Karier PNS AD. Pola Karier PNS AD adalah bagan yang menggam-
barkan korelasi antara jabatan, kepangkatan dan pendidikan yang saling
mempengaruhi dan ketergantungan satu sama lain.

t. Pegawai Negeri Sipil (PNS) AD. Pegawai negeri sipil AD adalah mereka
yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas dalam sesuatu jabatan negara atau diserahi tugas negara lainnya
yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan dan digaji
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

u. Pemberhentian. Pemberhentian adalah pemberhentian yang


mengakibatkan yang bersangkutan kehilangan status sebagai PNS AD.

v. Pemberian Penghargaan. Pemberian penghargaan adalah usaha


mewujudkan pengakuan resmi negara atas darma bakti yang diberikan seorang
PNS AD kepada negara dan bangsa.

w. Pembinaan Disiplin. Pembinaan disiplin adalah usaha untuk


mewujudkan sikap dan perilaku dalam mentaati peraturan yang berlaku.

x. Pembinaan Karier PNS. Pembinaan karier PNS adalah bagian dari


pembinaan personel yang merupakan usaha dan kegiatan yang bertujuan ke arah
tercapainya pemenuhan norma-norma jabatan dan kepangkatan yang tepat.
4

y. Pembinaan Kesegaran Jasmani. Pembinaan kesegaran jasmani


adalah usaha untuk mewujudkan potensi aktivitas PNS AD melalui program
sistematis dari latihan jasmani yang terpilih untuk memperoleh dan meningkatkan
kemampuan lahir batin agar dapat melaksanakan tugas dengan baik.

z. Pembinaan Mental. Pembinaan Mental adalah usaha, tindakan dan


kegiatan untuk membentuk, memelihara, serta memantapkan kondisi jiwa PNS
AD melalui pembinaan mental rohani, ideologi dan tradisi kejuangan sehingga
mampu dan mantap di dalam melaksanakan tugasnya.

aa. Pembinaan PNS AD. Pembinaan PNS AD adalah segala usaha,


pekerjaan, dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian PNS AD, mulai dari kegiatan pengadaan,
pendidikan dan pelatihan, penggunaan, perawatan, sampai dengan pemisahan
secara efektif dan efisien untuk mendukung tugas pokok TNI AD.

bb. Pemisahan. Pemisahan adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk


menjaga keseimbangan komposisi PNS AD secara kuantitas maupun kualitas
sebagai dampak susutnya PNS AD karena telah mencapai usia batas pensiun,
meninggal dunia, dan sebab-sebab lain.
cc. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat). Diklat adalah proses kegiatan untuk
membentuk dan mengembangkan kualifikasi CPNS AD dan PNS AD agar
senantiasa berwatak manusia Pancasila, memiliki kepribadian, kecerdasan, dan
keterampilan yang sesuai dengan tuntutan tugas, perkembangan masyarakat,
ilmu pengetahuan dan teknologi.
dd. Pengadaan. Pengadaan adalah proses kegiatan mengisi formasi yang
lowong mulai dari perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan, sampai
dengan pengangkatan menjadi PNS AD.
ee. Penggunaan. Penggunaan adalah proses kegiatan pengangkatan PNS
AD dalam jabatan yang tepat agar diperoleh daya guna dan hasil guna yang
optimal serta memberikan kemungkinan pengembangan karier.
ff. Pensiun. Pensiun adalah jaminan hari tua yang diberikan kepada PNS
AD yang diberhentikan dengan hormat sebagai PNS AD sebagai penghargaan
atas jasa-jasanya selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintah.
gg. Perawatan. Perawatan adalah proses kegiatan untuk memelihara
kehidupan rohani dan jasmani PNS AD guna memberikan keseimbangan
kehidupan rohani dan jasmani, sehingga dalam pelaksanaan tugas diperoleh daya
guna dan hasil guna yang optimal.
hh. Sistem Karier PNS AD. Sistem Karier PNS AD adalah suatu sistem
kepegawaian yang dalam pengangkatan pertama didasarkan atas kecakapan
yang bersangkutan, sedangkan pengembangan lebih lanjut diperhatikan masa
kerja, kesetiaan, pengabdian, dan syarat-syarat obyektif lain yang menentukan.

ii. Sistem Prestasi Kerja. Sistem Prestasi Kerja adalah suatu sistem
kepegawaian yang dalam pengangkatan seseorang untuk menduduki suatu
jabatan atau naik pangkat didasarkan atas kecakapan dan prestasi kerja yang
dicapai oleh pegawai yang diangkat, dimana kecakapan tersebut harus dibuktikan
dengan lulus ujian dan prestasi secara nyata.
5

jj. Tewas. Tewas adalah :

1) Meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajiban.

2) Meninggal dunia dalam keadaan lain yang ada hubungan dengan


dinas, sehingga kematian itu disamakan dengan meninggal dunia dalam
dan karena menjalankan tugas kewajibannya.

3) Meninggal dunia yang langsung diakibatkan oleh luka atau cacat


rohani dan jasmani yang didapat dalam dan karena menjalankan tugas
kewajibannya.

4) Meninggal dunia karena tindakan anasir yang tidak bertanggung


jawab ataupun sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu.

kk. Uang Tunggu. Uang Tunggu adalah penghargaan yang diberikan kepada
seorang PNS AD yang diberhentikan dengan hormat dari jabatan negeri menanti
dicapainya persyaratan usia dan masa kerja untuk mendapatkan hak pensiun.

ll. Jabatan. Jabatan adalah sekelompok tugas, kewajiban dan tanggung


jawab yang merupakan keseluruhan, dimaksudkan suatu pekerjaan yang lazimnya
diserahkan dan dipertanggungjawabkan kepada seorang prajurit secara terus
menerus.

mm. Karier. Karier adalah kemungkinan-kemungkinan yang terbuka bagi


prajurit dalam hal mendapatkan kedudukan ( jabatan – jabatan ) tertentu, kenaikan
pangkat kesempatan masuk pendidikan dan pemindahan serta giliran penugasan.

nn. Kompetensi. Kompetensi adalah seperangkat keterampilan, pengetahuan


dan perilaku yang diperlakukan seorang untuk dapat dan dapat mengemban suatu
tugas dan jabatan dengan berhasil.

oo. Masa Dinas Keprajuritan. Masa dinas keprajuritan (MDK) adalah


pengabdian seseorang warga negara sebagai prajurit dimulai saat yang
bersangkutan diangkat sebagai prajurit sampai dengan saat diberhentikan dari
dinas keprajuritan

pp. Pegawai Negeri Sipil. Pegawai negeri sipil adalah mereka yang telah
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam perundang-undangan yang
berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam sesuatu
jabatan negara atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan
sesuatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku

qq. Prajurit. Prajurit adalah warga negara yang memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam perundang-undangan dan diangkat oleh pejabat yang berwenang
untuk mengabdikan diri dalam dinas keprajuritan yang terdiri atas prajurit sukarela
dan prajurit wajib.

rr. Prajurit Karier. Prajurit Karier (PK) adalah prajurit sukarela yang menjalani
dinas keprajuritan secara purna waktu berdasarkan ikatan dinas untuk jangka
6

waktu sekurang-kurangnya lima tahun yang dapat diperpanjang, dan sebagai kader
dalam arti yang seluas-luasnya.

ss. Prajurit Siswa. Prajurit siswa adalah waraga negara yang sedang
menjalani pendidikan pertama untuk menjadi prajurit.

tt. Prajurit Sukarela. Prajurit sukarela adalah warga negara yang atas
kemauan sendiri mengabdikan diri dalam dinas keprajuritan.

uu. Prajurit Sukarela Dinas Pendek. Prajurit sukarela dinas pendek (PSDP)
adalah prajurit sukarela yang menjalani dinas keprajuritan secara purna waktu
berdasarkan ikatan dinas untuk jangka waktu sekurang-kurangnya sepuluh tahun
dan tidak dapat diperpanjang.

vv. Prajurit Wajib. Prajurit wajib adalah warga negara yang yang mengabdikan
diri dalam dinas keprajuritan karena diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

ww. Rekrutmen. Rekrutmen adalah segala kegiatan penerimaan dan


pengerahan sumber daya manusia untuk digunakan sebagai kekuatan pertahanan
negara.

xx. Siswa. Siswa adalah prajurit karier golongan tamtama atau golongan bintara
terpilih yang sedang menjalani pendidikan pembentukan.

5. Referensi.

a. Peraturan Panglima Nomor Perpang/45/VII/2008 tanggal 21 Juli 2008


tentang Bujukin Binpers dan Teman TNI.

b. Peraturan Pemerintah RI. Nomor 11 tahun 2017 tanggal 30 Maret 2017


tentang Manajemen PNS

c. Peraturan Panglima Nomor Perpang/161/XII/2011 tanggal 16 Desember


2011 tentang Petunjuk Administrasi Binpers PNS TNI

d. Keputusan Kasad Nomor Kep/680/XII/2014 tanggal 5 Desember 2014


tentang Petunjuk Induk Personel.

e. Keputusan Kasad Nomor Kep/687/XII/2014 tanggal 19 Agustus 2016


tentang Petunjuk Penyelenggaraan Administrasi Personel.

f. Keputusan Kasad Nomor Kep/1028/XII/2016 tanggal 15 Desember 2016


tentang Petunjuk Induk Pendidikan.
7

BAB II
KETENTUAN POKOK PEMBINAAN PERSONEL

6. Umum. Pembinaan personel lebih menitikberatkan pada faktor manusia yang


mengawaki organisasi diharapkan mampu mengemban setiap tugas yang dibebankan
kepadanya, sehingga pembinaan personel menjadi perhatian utama dan menjadi
tanggung jawab setiap komandan/pimpinan satuan. Agar diperoleh optimalisasi
pembinaan personel untuk kepentingan organisasi, maka perlu dipedomani ketentuan
pokok pembinaan personel yang meliputi tujuan dan sasaran, sistem pembinaan, dan
prinsip dasar pembinaan.

7. Tujuan dan Sasaran. Tujuan dan sasaran pembinaan personel meliputi


tujuan dan sasaran pembinaan prajurit dan PNS AD, sebagai berikut:

a. Tujuan dan Sasaran Pembinaan Prajurit.

1) Tujuan. Pembinaan prajurit bertujuan menyiapkan prajurit yang


sanggup dan mampu secara optimal mengemban setiap tugas yang
dihadapinya dalam rangka mewujudkan organisasi yang profesional.

2) Sasaran. Untuk mencapai tujuan pembinaan prajurit, sasaran


pembinaan prajurit adalah :

a) terwujudnya kemantapan mental kejuangan, disiplin


keprajuritan, dan kepribadian tentara pejuang yang utuh dan
tangguh berlandaskan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit;

b) terwujudnya ketertiban dan keseimbangan organisasi;


dan

c) tercapainya profesionalisme keprajuritan berdasarkan tugas


dan peranannya.

b. Tujuan dan Sasaran Pembinaan PNS AD.

1) Tujuan. Pembinaan PNS AD bertujuan membentuk personel yang


sanggup dan mampu secara optimal mengemban setiap tugas sehingga
terwujud PNS AD yang profesional.

2) Sasaran. Dalam rangka pencapaian tujuan pembinaan PNS AD,


sasaran Pembinaan adalah :

a) terwujudnya PNS AD yang profesional berdasarkan tugas


dan perannya;

b) terwujudnya PNS AD sebagai komplemen yang mampu


mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI AD;
8

c) terwujudnya motivasi, semangat dan disiplin kerja yang tinggi


serta kesejahteraan yang memadai;

d) terwujudnya tertib administrasi kepegawaian;

e) terwujudnya kemantapan mental kejuangan, disiplin, dan


kepribadian yang luhur sebagai abdi negara dan abdi
masyarakat yang utuh dan tangguh berlandaskan Panca
Prasetya Korps Pegawai Republik Indonesia; dan

f) terwujudnya kemantapan kerjasama antara PNS AD dengan


prajurit di lingkungan TNI AD.

8. Sistem Pembinaan. Pembinaan personel diselenggarakan dalam satu siklus


pembinaan secara berkelanjutan, yang meliputi semua aspek yang berpengaruh
terhadap pencapaian tugas pokok. Pembinaan dilaksanakan dengan menjalankan
segala usaha, tindakan dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan,
penyusunan, pem- bangunan, pengembangan dan pengendalian segala kekuatan
pertahanan negara di darat agar selalu siap menghadapi setiap tuntutan tugas dalam
rangka penyelenggaraan sistem pertahanan semesta. Sistem Pembinaan personel
meliputi sistem pembinaan prajurit dan PNS AD, sebagai berikut:

a. Sistem Pembinaan Prajurit.

1) Pembinaan sebagai suatu sistem pada hakikatnya terdiri dari


beberapa komponen atau subsistem, di mana dalam lingkup yang lebih
kecil merupakan suatu sistem tersendiri, dan dalam lingkup yang lebih
besar sistem dapat merupakan suatu subsistem dari suatu sistem yang
lebih besar atau suprasistem. Pembinaan prajurit merupakan pembinaan
yang diarahkan pada terwujudnya prajurit yang memiliki jati diri kejiwaan
prajurit pejuang Pancasila, memiliki kemampuan intelektual, keterampilan
serta fisik yang handal sesuai dengan kebutuhan organisasi. Oleh sebab
itu, kegiatan pembinaan prajurit diarahkan untuk mencapai kuantitas dan
kualitas prajurit yang tepat dan memadai untuk mengemban tugas yang
dihadapinya dalam rangka mewujudkan organisasi yang profesional.
2) Pembinaan prajurit TNI AD sejalan dengan kebijakan pembinaan
prajurit TNI serta tetap berpedoman pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Pada hakikatnya pembinaan prajurit dalam arti luas meliputi
aspek pembinaan tenaga manusia dan sekaligus aspek pembinaan
prajurit secara individu. Perkembangan lingkungan strategis menuntut
penyesuaian kualitas dan kuantitas prajurit secara terus-menerus untuk
dapat mengemban tugasnya dengan optimal.
3) Pembinaan prajurit merupakan bagian yang terpenting dari sistem
pembinaan secara keseluruhan. Penyelenggaraan dan proses pembinaan
prajurit dimulai sejak penyediaan calon prajurit sampai dengan pemisahan
prajurit, yang meliputi bidang kegiatan penyediaan, pendidikan,
penggunaan, perawatan, dan pemisahan harus dilaksanakan secara tertib,
teratur dan terus-menerus.

4) Fungsi-fungsi pembinaan prajurit merupakan suatu proses yang


tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Keterkaitan suatu fungsi
9

dengan fungsi yang lain sangat erat dan memiliki saling ketergantungan
karena obyek pembinaannya adalah manusia yang merupakan bagian
penting dalam sistem pembinaan secara keseluruhan. Oleh karena itu,
sistem pembinaan prajurit harus dilaksanakan secara terpadu antar setiap
fungsi sehingga dapat tercapai tujuan dan sasaran dari pembinaan prajurit.

b. Sistem Pembinaan PNS AD.

1) Pembinaan PNS AD diselenggarakan dalam satu proses yang


berkelanjutan, meliputi semua aspek yang berpengaruh terhadap
pencapaian tugas pokok. Pembinaan dilaksanakan dengan menjalankan
segala usaha, tindakan dan kegiatan yang berhubungan dengan
perencanaan, penyusunan, pembangunan, pengembangan, dan
pengendalian kekuatan dalam rangka mendukung pencapaian tugas pokok
TNI AD.

2) Pembinaan PNS AD sebagai bagian dari pembinaan personel


dititikberatkan pada pembinaan fungsi PNS AD dengan dukungan dari
komponen-komponen pembinaan lainnya. Pembinaan PNS AD merupakan
pembinaan yang diarahkan pada terwujudnya PNS AD yang memiliki jati
diri sebagai abdi negara dan abdi masyarakat yang berjiwa Pancasila,
memiliki kemampuan intelektual, keterampilan serta fisik yang andal sesuai
dengan kebutuhan organisasi.

3) Pembinaan PNS AD dilaksanakan sejalan dengan kebijakan


pembinaan PNS secara nasional dan disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi TNI AD serta berpedoman pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan kebijakan Pimpinan TNI AD. Pada hakikatnya
pembinaan PNS AD dalam arti luas meliputi aspek pembinaan tenaga
manusia dan sekaligus aspek pembinaan personel. Perkembangan
lingkungan strategis menuntut penyesuaian kualitas dan kuantitas PNS AD
secara terus menerus untuk dapat mengemban tugas dengan optimal.

4) Pembinaan PNS AD merupakan bagian yang sangat penting dari


sistem pembinaan secara keseluruhan. Penyelenggaraan dan proses
pembinaan PNS AD dimulai sejak pengadaan CPNS AD sampai dengan
pemisahan PNS AD, yang meliputi bidang kegiatan pengadaan, pendidikan
dan pelatihan, penggunaan, perawatan, dan pemisahan. Kegiatan-kegiatan
tersebut harus dilaksanakan secara tertib, teratur dan terus menerus.

5) Fungsi-fungsi pembinaan PNS AD merupakan suatu proses yang


tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Keterkaitan suatu fungsi
dengan fungsi yang lain sangat erat dan memiliki ketergantungan karena
objek pembinaannya adalah manusia yang merupakan bagian penting
dalam sistem pembinaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, sistem
pembinaan PNS AD harus dilaksanakan secara terpadu antar fungsi
sehingga dapat tercapai tujuan dan sasaran dari pembinaan PNS AD.

9. Prinsip Dasar Pembinaan. Prinsip dasar pembinaan meliputi pembinaan


prajurit dan PNS AD, sebagai berikut :
10

a. Prinsip Dasar Pembinaan Prajurit.

1) Perencanaan dan pengendalian kekuatan prajurit diarahkan untuk


mendukung terwujudnya postur TNI AD yang profesional.
2) Pengembangan sistem pendidikan dilaksanakan dengan memper-
hatikan keseimbangan antara jiwa kejuangan dan profesi keprajuritan
dalam meningkatkan kemampuan prajurit, selaras dengan tuntutan tugas
dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3) Optimalisasi penggunaan prajurit ke dalam jabatan struktural dan


fungsional melalui penempatan prajurit yang tepat pada jabatan yang
tepat sesuai dengan klasifikasi prajurit dan pemberian kesempatan yang
sama untuk promosi, pendidikan, serta penugasan pada jabatan-jabatan
penting.

4) Penegakan hukum, disiplin dan tata tertib, mengutamakan preventif-


edukatif guna terpeliharanya jati diri prajurit.
5) Perawatan kesehatan, pembinaan jasmani dan olah raga,
pembinaan mental, pemberian tanda penghargaan, dan pendayagunaan
koperasi senantiasa diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
moril prajurit beserta keluarganya.

6) Pemisahan dilaksanakan untuk memelihara dan menjaga komposisi


dan kekuatan prajurit, baik secara kualitas maupun kuantitas yang
merupakan kegiatan pengakhiran dinas keprajuritan.

b. Prinsip Dasar Pembinaan PNS AD.

1) Pembinaan PNS AD dilakukan untuk mewujudkan PNS AD sebagai


komplemen secara konsepsional, bertahap dan berlanjut berdasarkan
skala prioritas meliputi tertib administrasi, disiplin kerja yang tinggi,
kesejahteraan, dan jiwa kejuangan agar mampu mendukung tugas pokok
TNI AD.
2) Pemanfaatan dan pendayagunaan PNS AD yang sebesar-besarnya
untuk kepentingan tugas.
3) Penempatan PNS AD pada jabatan yang tepat.
4) Peningkatan kemampuan, kecakapan, minat dan bakat melalui
pendidikan dan pelatihan.
5) Peningkatan motivasi agar setiap PNS AD berkeinginan mencapai
prestasi kerja yang optimal, dengan jalan memberi teladan, rangsangan,
bimbingan dan dorongan.
6) Pemberian kesempatan untuk pengembangan karier berdasarkan
perpaduan sistem karier dan sistem prestasi kerja.
7) Pengembangan karier dilaksanakan secara terbuka, agar setiap
PNS AD mengetahui dan mengerti arah pengembangan kariernya.
11

8) Pemeliharaan dan peningkatan kesadaran tentang persatuan dan


kesatuan nasional.

BAB III
PENGGOLONGAN PEMBINAAN PERSONEL

10. Umum. Penyelenggaraan pembinaan personel meliputi fungsi-fungsi


penyediaan prajurit/pengadaan CPNS AD, pendidikan prajurit/pendidikan dan pelatihan
PNS AD, penggunaan, perawatan, dan pemisahan.

11. Penyediaan Prajurit/Pengadaan CPNS AD. Agar diperoleh keseimbangan


kekuatan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas sebagai kekuatan pertahanan
negara di darat, maka perlu dilaksanakan kegiatan penyediaan prajurit/pengadaan
CPNS.

a. Penyediaan Prajurit. Penyediaan prajurit dilaksanakan untuk mengisi


kebutuhan organisasi, yang dilaksanakan guna memperoleh prajurit baik secara
kuantitas maupun kualitas. Penyediaan prajurit dilaksanakan melalui penerimaan
untuk prajurit sukarela dan pengerahan untuk prajurit wajib.
1) Kebijakan Dasar. Dalam melaksanakan kegiatan penyediaan
prajurit ditentukan kebijakan dasar sebagai berikut :

a) penyediaan prajurit diselenggarakan sesuai dengan


kebutuhan pengawakan organisasi;

b) penyediaan prajurit dilaksanakan dengan memperhatikan


keserasian dan keseimbangan antara kualitas dan kuantitas;

c) penyediaan prajurit disusun dengan komposisi sesuai


kebutuhan organisasi dan lingkungan tugas; dan
d) penyediaan prajurit dilaksanakan melalui proses seleksi
dengan memperhatikan faktor wilayah, domisili, dan kependudukan.

2) Macam Prajurit.

a) Prajurit Sukarela. Prajurit Sukarela menjalani dinas


keprajuritan dengan ikatan dinas, terdiri dari :
(1) Prajurit Karier (PK); dan
(2) Prajurit Sukarela Dinas Pendek (PSDP).

b) Prajurit Wajib. Prajurit wajib menjalani dinas keprajuritan


dengan ikatan dinas.

3) Persyaratan menjadi Prajurit:

a) memenuhi persyaratan umum;


12

b) memenuhi persyaratan lain;


c) memenuhi persyaratan tambahan;
d) lulus pengujian dan lolos penyaringan dan terpilih; dan
e) lulus pendidikan pertama.
b. Pengadaan CPNS AD. Pengadaan CPNS AD adalah untuk mengisi
formasi yang lowong sesuai dengan alokasi pengadaan. Penyusunan formasi dan
alokasi pengadaan ditentukan sebagai berikut :
1) Penyusunan Formasi.

a) formasi PNS AD disusun berdasarkan kebutuhan organisasi


TNI AD sesuai dengan rencana kebutuhan kekuatan TNI AD;

b) formasi PNS AD setiap tahun diajukan kepada Menteri


Pertahanan untuk diteruskan kepada Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara; dan

c) dengan memperhatikan formasi yang belum terisi, maka


dilaksanakan pengadaan CPNS AD sesuai dengan alokasi yang
ditetapkan oleh Pemerintah.

2) Alokasi Pengadaan.
a) Alokasi pengadaan CPNS AD ditentukan oleh Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara; dan

b) Alokasi pengadaan PNS AD didasarkan pada skala prioritas.

12. Pendidikan Prajurit/Pendidikan dan Pelatihan PNS AD. Pendidikan sebagai


bagian integral dari pembinaan prajurit dan PNS AD mempunyai peranan penting dalam
membentuk dan mengembangkan kualitas personel. Pendidikan dilaksanakan secara
berjenjang dan berlanjut untuk menjamin kesinambungan pembekalan dalam komponen
kepribadian, keterampilan dan ilmu pengetahuan, serta kesamaptaan jasmani sesuai
dengan sasaran kemampuan yang harus dicapai. Pendidikan personel dilaksanakan
melalui pendidikan prajurit/pendidikan dan pelatihan PNS AD dengan penjelasan sebagai
berikut :

a. Pendidikan Prajurit. Pendidikan prajurit mempunyai peranan penting


dalam membentuk dan mengembangkan prajurit yang berjiwa Pancasila dan
Sapta Marga, memiliki kepribadian sebagai pejuang prajurit dan prajurit pejuang,
yang sekaligus sebagai prajurit profesional sehingga mampu mengemban tugas
pokoknya.
1) Kebijakan Dasar. Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan prajurit
ditentukan kebijakan dasar sebagai berikut :

a) Pendidikan prajurit senantiasa memperhatikan terjaminnya


keseimbangan antara jiwa kejuangan dan profesi keprajuritan serta
keterkaitannya dengan pendidikan nasional; dan
b) Pendidikan prajurit ditempuh melalui berbagai jenis dan
jenjang pendidikan yang memungkinkan prajurit memiliki kepribadian
13

yang semakin mantap, kemampuan penguasaan berbagai bidang


pengetahuan dan keterampilan yang semakin mendalam, serta
penguasaan pengetahuan umum yang semakin luas.
c) Pendidikan prajurit diselenggarakan dengan berpedoman
pada sistem pendidikan nasional.
2) Pola Pendidikan Perwira. Pola pendidikan Perwira TNI AD
ditentukan meliputi jenis pendidikan:

a) Dikmapa dilaksanakan untuk membentuk warga negara yang


memenuhi syarat dan terpilih untuk menjadi Perwira yang ditempuh
melalui Pendidikan Dasar Keprajuritan (Diksarrit) dan Pendidikan
Dasar Golongan (Diksargol) sesuai dengan peranan dan
golongan/strata kepangkatan meliputi:
1) Dikmapa jalur pendidikan Akademi Militer (Akmil) yang
merupakan Pendidikan Perwira Prajurit Sukarela program
pendidikan tinggi vokasi setara S-1. yang berasal dari warga
negara lulusan pendidikan menengah. Penyelenggaraan
pendidikan oleh Akmil.
2) Dikmapa Prajurit Karier (PK) merupakan pendidikan
Perwira Prajurit Sukarela yang berasal dari warga negara
lulusan Perguruan Tinggi. Penyelenggaraan pendidikan oleh
Mabes TNI.
3) Dikmapa Prajurit Sukarela Dinas Pendek (PSDP)
Penerbang merupakan pendidikan Pendidikan Perwira Prajurit
Sukarela yang berasal dari warga negara lulusan pendidikan
menengah. Penyelenggaraan pendidikan oleh Mabes TNI.
b) Pendidikan Pembentukan Perwira (Diktukpa). Diktukpa adalah
pendidikan untuk membentuk Bintara TNI AD yang memenuhi syarat
dan terpilih menjadi Perwira TNI AD. Pembekalan utama yang
diberikan dalam Diktukpa adalah Diksargol perwira pada strata
kepangkatan komandan peleton (Danton) atau yang sederajat.
Penyelenggaraan pendidikan oleh Secapaad.
c) Pendidikan Pengembangan Umum (Dikbangum). Dikbangum
dilaksanakan secara berjenjang dan berlanjut terdiri atas Diklapa l,
Diklapa ll, dan pendidikan reguler Seskoad.
d) Pendidikan Lanjutan Perwira l (Diklapa l). Diklapa l
dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan kemampuan pada level
jabatan golongan VII. Pembekalan yang diberikan meliputi materi staf
kecabangan/fungsi sampai dengan level jabatan golongan VII.
Penyelenggaraan pendidikan oleh Lemdik kecabangan masing-
masing.
e) Pendidikan Lanjutan Pemira ll (Diklapa ll). Diklapa ll merupakan
pendidikan pengembangan umum tertinggi di Kecabangan TNI AD.
Pembekalan yang diberikan merupakan materi kecabangan/fungsi
sampai dengan level jabatan golongan VI. Penyelenggaraan
pendidikan oleh Lemdik kecabangan masing-masing.
14

f) Pendidikan Reguler (Dikreg) Seskoad. Dikreg Seskoad


merupakan pendidikan pengembangan umum tertinggi di TNI AD.
Pembekalan yang diberikan meliputi kepemimpinan militer,
pertahanan, dan lingkungan strategis pada tingkat strategi
operasional. Penyelenggaraan‘pendidikan oleh Seskoad.
g) Pendidikan Spesialisasi Perwira (Dikbangspespa). Pembekalan
kemampuan spesialisasi bagi Perwira TNI AD dilaksanakan melalui
pendidikan kecabangan, jabatan, dan keahlian. Penyelenggaraan
pendidikan oleh Lemdik TNI AD.
h) Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perwira
(Dikilpengtekpa). Dikilpengtekpa merupakan pendidikan yang
difokuskan pada penguasaan dan pengembangan llpengtek Perwira
TNI AD guna memiliki kemampuan, penguasaan, dan pengembangan
llpengtek serta penerapannya sesuai kebutuhan 'organisasi.
Penyelenggaraan pendidikan oleh Lemdik TNI AD.
i) Pendidikan Peralihan Perwira (Dikalihpa). Dikalihpa merupakan
pendidikan yang difokuskan untuk melengkapi dan memantapkan
aspek Diksargol pangkat dari Bintara yang mendapat anugerah
Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi Perwira.
Penyelenggaraan pendidikan oleh Lemdik TNI AD.

3) Pola Pendidikan Bintara. Pola pendidikan Bintara TNI AD ditentukan


meliputi jenis pendidikan:
a) Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba). Dikmaba adalah
pendidikan untuk membentuk warga negara Indonesia yang
memenuhi persyaratan yang ditentukan dan terpilih untuk menjadi
Bintara TNI AD. Dikmaba meliputi Dikmaba PK dan Dikmaba PSDP,
dengan pembekalan meliputi materi Diksarrit dan Diksargol Bintara,
Penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga pendidikan daerah
(Lemdikrah).
b) Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba). Diktukba adalah
pendidikan untuk membentuk Tamtama PK yang memenuhi syarat
dan terpilih untuk menjadi Bintara, dengan memanfaatkan dan
mengembangkan keterampilan serta pengalaman yang telah dimiliki.
Pembekalan materi yang diberikan adalah materi Diksargol Bintara.
Penyelenggaraan pendidikan oleh Lemdikrah.
c) Pendidikan Spesialisasi Bintara (Dikbangspesba). Pembekalan
kemampuan spesialisasi bagi Bintara TNI AD dilaksanakan melalui
pendidikan kejuruan, jabatan, dan keahlian. Penyelenggaraan
pendidikan oleh Lemdik TNI AD.
d) Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bintara
(Dikilpengtekba). Dikilpengtekba merupakan pendidikan yang
difokuskan pada penguasaan dan pengembangan Ilpengtek Bintara
TNI AD guna memiliki kemampuan, penguasaan, dan pengembangan
Ilpengtek serta penerapannya sesuai kebutuhan organisasi.
Penyelenggaraan pendidikan oleh Lemdik TNI AD.
15

e) Pendidikan Peralihan Bintara (Dikalihba). Dikalihba adalah


pendidikan bagi Tamtama yang mendapat anugerah KPLB untuk
diangkat menjadi Bintara. Penyelenggaraan pendidikan oleh Lemdik
TNI AD.

4) Pola Pendidikan Tamtama. Pola pendidikan Tamtama TNI AD


ditentukan meliputi jenis pendidikan:

a) Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata). Dikmata adalah


pendidikan untuk membentuk pemuda warga negara Indonesia yang
memenuhi persyaratan dan terpilih untuk menjadi Tamtama TNI AD,
dengan pembekalan yang diberikan meliputi materi Diksarrit dan
Diksargol Tamtama. Penyelenggaraan pendidikan oleh Lemdikrah.

b) Pendidikan Pengembangan Spesialisasi Tamtama


(Dikbangspesta). Pada Dikbangspesta dilaksanakan pendidikan
kejuruan dan keahlian, yaitu pendidikan untuk memberikan
keterampilan dan kemahiran dalam melaksanakan tugas tertentu;
Penyelenggaraan pendidikan oleh Lemdik TNI AD.

5) Pola Pendidikan PNS. Pendidikan bagi PNS TNI AD dilaksanakan


dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (Diklat) meliputi:

a) Diklat Prajabatan, merupakan Diklat yang wajib diikuti oleh


calon PNS AD yang akan diangkat menjadi PNS AD baik untuk
golongan I, II, dan Ill yang bertujuan untuk membentuk PNS yang
profesional yang karakternya dibentuk oleh nilai dasar profesi PNS,
sikap, dan perilaku disiplin PNS, pengetahuan tentang kedudukan dan
peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga
mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional
sebagai pelayan masyarakat.

b) Diklat dalam jabatan, merupakan Diklat dalam rangka


pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap PNS agar
dapat melaksanakan tugas Pemerintahan dan pembangunan yang
meliputi:

(1) Diklat Kepemimpinan (Diklatpim), merupakan Diklat


yang dilaksanakan untuk mencapai kompetensi kepemimpinan
sesuai dengan jenjang jabatan Struktural meliputi Diklatpim
Tingkat IV untuk golongan jabatan IX, Vlll, dan Vll, Diklatpim
Tingkat III untuk golongan jabatan VI dan V, Diklatpim Tingkat ll
untuk golongan jabatan IV dan Diklatpim Tingkat I untuk
golongan jabatan III, II, dan l.

(2) Diklat Fungsional. merupakan Diklat yang dilaksanakan


untuk memenuhi persyaratan kompetensi yang sesuai dengan
jenis dan jenjang jabatan fungsional masing-masing.

(3) Diklat Teknis, merupakan Diklat yang dilaksanakan


untuk memenuhi persyaratan kompetensi teknis yang
diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS, bersifat substansif
16

diselenggarakan oleh instansi yang bersangkutan bekerja


sama dengan instansi pembina teknis.

(4) Diklat Luar Jabatan, merupakan Diklat dalam rangka


mengembangkan pengetahuan den kemampuan yang
berorientasi pada pelayanan dan pengayoman masyarakat
meliputi:

(a) Diklat Pengembangan Umum (Dikbangum),


merupakan Diklat berjenjang dan berkesinambungan
untuk mengembangkan kemampuan umum yang
diperoleh dari daur pendidikan, pelatihan, dan
penugasan sebelumnya dalam rangka penggunaan
pegawai selanjutnya.

(b) Diklat Pengembangan Spesialisasi


(Dikbangspes), merupakan Diklat untuk
mengembangkan kemampuan spesialisasi baik yang
telah maupun yang belum diperoleh dari daur
pendidikan, pelatihan, dan penugasan sebelumnya
dalam rangka proyeksi penggunaan pegawai
selanjutnya.

(c) Diklat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Dikiptek),


merupakan pendidikan yang difokuskan pada
penguasaan serta pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam rangka meningkatkan/
mengembangkan wawasan pengetahuan pegawai untuk
menunjang profesionalisme.

(d) Diklat Bela Negara/Latsarmil, merupakan


pendidikan yang memberikan pengetahuan bahwa
setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya bela Negara melalui pemahaman aspek
pembinaan kejuangan dan kepribadian, kesadaran
hidup berbangsa dan bernegara, semangat rela
berkorban jiwa dan raga serta ilmu dasar kemiliteran
dalam rangka kesiapsiagaan dalam penyelenggaraan
pertahanan Negara.

(e) Alih Golongan, merupakan pendidikan yang


memberikan peningkatan dan keterampilan serta sikap
perilaku untuk mencapai persyaratan kompetensi
jabatan setingkat Go|ongan III secara profesional, yang
diperuntukkan bagi PNS yang akan beralih statusnya
dari Golongan ll ke Golongan Ill.

c) Pendidikan Campuran. Pendidikan campuran dilaksanakan


pada jenis pendidikan pengembangan spesialisasi yang pesertanya
meliputi seluruh atau sebagian golongan kepangkatan Prajurit dan
PNS. Penyelenggaraan pendidikan oleh Lemdik TNI AD. Pendidikan
17

bagi Siswa Manca Negara. Pendidikan bagi siswa manca negara


meliputi:

1) Pendidikan bahasa Indonesia dasar dan lanjutan,


dilaksanakan untuk membekali kemampuan bahasa Indonesia
guna mendukung tugas belajar di Lemdik TNI AD.
Penyelenggaraan pendidikan oleh Pusdikpengmilu.

2) Jenis dan macam pendidikan, baik pada pola pendidikan


Perwira, Bintara, Tamtama, dan campuran yang dapat diikuti
siswa manca negara berdasarkan kebijakan pimpinan TNI AD.
Penyelenggaraan pendidikan oleh Lemdik TNI AD.

d) Pendidikan Satwa. Pendidikan Satwa merupakan proses


menyiapkan Satwa baru agar memiliki kepatuhan dan kemampuan
untuk mendukung Prajurit dalam melaksanakan tugas tertentu.
Penyelenggaraan pendidikan Satwa meliputi:

1) Pendidikan Dasar Satwa. Pendidikan dasar


Satwa adalah proses memberikan kepatuhan dan kemampuan
dasar Satwa sehingga dapat dikendalikan dan diberdayakan
oleh Prajurit. Penyelenggaraan pendidikan oleh Pusdikkav
Pussenkav Kodiklat TNI AD.

2) Pendidikan Lanjutan Satwa. Pendidikan lanjutan Satwa


adalah proses mengembangkan kemampuan Satwa sehingga
dapat digunakan oleh Prajurit untuk melaksanakan tugas
militer. Penyelenggaraan pendidikan oleh Pusdikkav
Pussenkav Kodiklat TNI AD.

Penataan Stratifikasi Pendidikan TNI AD. Penataan stratifikasi


pendidikan dilaksanakan untuk menata jenis dan macam pendidikan dalam
periodisasi yang sejalan dengan periode pengembangan/pola pembinaan
personel Prajurit, PNS, dan Satwa dalam rangka menjabarkan pola dan
struktur pendidikan TNI AD.

Akreditasi Pendidikan. Akreditasi pendidikan dilaksanakan untuk


memberikan jaminan secara tettulis berupa keterangan
pengesahan/pengakuan bahwa suatu lembaga pendidikan atau program
pendidikan telah memenuhi standar mutu pendidikan yang telah ditetapkan
di lingkungan TNI AD, sehingga Iayak untuk menyelenggarakan pendidikan.
Akreditasi pendidikan dilaksanakan oleh lembaga akreditasi mandiri yang
ditetapkan di lingkungan TNI AD berkoordinasi dengan Badan Akreditasi
Nasional (BAN) terkait dengan jenis pendidikan yang diselenggarakan.

Kegiatan Validasi Pendidikan. Validasi pendidikan dilaksanakan


sebagai sarana pengendalian mutu pendidikan guna menjamin
relevansi/keselarasan antara pembekalan pendidikan dengan kemampuan
penyeIesaian tugas/pekerjaan dari lulusan pendidikan.
Kegiatan Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (Jianbangdik).
Kegiatan Jianbangdik dilaksanakan untuk mengembangkan sistem
18

pendidikan yang sejalan dengan perubahan doktrin dan organisasi serta


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Stratifikasi Pendidikan PNS TNI AD. Pembinaan pendidikan PNS
berada pada Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara (Kemenpan),
kecuali Diklat Fungsional dan Diklat Teknis yang dapat diselenggarakan
dalam bentuk Dikbangspes khusus bagi PNS TNI AD atau Dikbangspes bagi
Prajurit yang dapat diikuti PNS. Susunan hierarkis jenis dan macam
pendidikan PNS TNI AD digambarkan sesuai skema berikut:

13. Penggunaan. Penggunaan personel sebagai bagian dari siklus pembinaan


personel mempunyai jangkauan waktu yang cukup panjang, sehingga pengembangan
dan pemanfaatannya perlu direncanakan secara tepat, obyektif dan transparan untuk
pengembangan dan peningkatan karier prajurit/PNS AD selama pengabdiannya.
Penggunaan personel mempunyai kepentingan ganda yang tidak dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya, yaitu kepentingan organisasi dan kepentingan
prajurit/PNS AD sebagai individu. Penggunaan personel meliputi penggunaan prajurit
dan PNS AD.
a. Penggunaan Prajurit. Keberhasilan organisasi TNI AD dalam rangka
pelaksanaan tugas pokok TNI AD akan dipengaruhi oleh kemampuan
melaksanakan tugas setiap prajurit TNI AD. Kemampuan tersebut hanya dapat
dicapai melalui pembinaan karier secara obyektif dan tepat, baik pengembangan
maupun penempatannya sehingga diperoleh hasil yang optimal dari penggunaan
setiap individu, melalui kebijakan dasar dan pembinaan karier.

1) Kebijakan Dasar. Dalam melaksanakan kegiatan


penggunaan prajurit ditentukan kebijakan dasar sebagai berikut :
a) keseimbangan antara kepentingan organisasi dengan
kepentingan perorangan, tetapi kepentingan organisasi lebih
diutamakan;
b) Setiap prajurit diberi kesempatan secara adil dan wajar untuk
mencapai karier yang setinggi-tingginya;

c) Giliran penugasan dan giliran daerah penugasan bagi


19

perwira dilaksanakan dengan seluas-luasnya, sedangkan untuk


bintara dan tamtama disesuaikan dengan kebutuhan organisasi;

d) Penugasan prajurit wanita disesuaikan dengan kepentingan


organisasi dengan tetap memperhatikan kodrat dan harkat
kewanitaan Indonesia; dan
e) Penugasan prajurit di luar struktur TNI/TNI AD senantiasa
memperhatikan kepentingan organisasi dan dilaksanakan secara
selektif dengan mengutamakan prajurit yang berprestasi.
2) Pembinaan Karier.
a) Pembinaan Karier Perwira. Perwira menjalankan peranannya
sebagai pemimpin, pemikir, pemrakarsa, penggerak, penentu, dan
penanggung jawab keberhasilan pelaksanaan tugas. Perwira adalah
pemimpin dalam arti yang seluas-luasnya sebagai komandan, guru,
pelatih, dan bapak, yang senantiasa sadar dan mengetahui akan
panggilan tugasnya. Totalitas kepemimpinannya untuk mewarnai
organisasi secara keseluruhan, baik mutu, efektifitas, efisiensi
maupun kepribadian, diperlukan pengetahuan yang luas dan
pengalaman yang cukup.
(1) Unsur Dasar Karier Perwira.

(a) Kecabangan. Kecabangan merupakan


pengelom-pokan penyelenggaraan fungsi-fungsi dalam
rangka pelaksanaan tugas pokok yang terdiri dari :
Infanteri (Inf) ; Kavaleri (Kav) ; Artileri Medan (Armed) ;
Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) ; Penerbad (Cpn) ;
Zeni (Zi) ; Perhubungan (Hub) ; Peralatan (Pal) ;
Perbekalan Angkutan (Bekang) ; Kesehatan (Kes) ;
Polisi Militer (Pom) ; Ajudan Jenderal (Ajen) ; Topografi
(Top) ; Hukum (Kum) dan Keuangan (Ku).
(b) Korps. Korps merupakan pengelompokan
perwira yang mempunyai syarat lapangan pendidikan
dan jalan hidup yang sama. Macam Korps perwira
ditentukan sama dengan kecabangan TNI AD, terdiri
dari :
i) Korps Infanteri (Inf)
ii) Korps Kavaleri (Kav)
iii) Korps Artileri Medan (Arm)
iv) Korps Artileri Pertahanan Udara (Arh)
v) Korps Penerbangan (Cpn)
vi) Korps Zeni (Czi)
vii) Korps Perhubungan (Chb)
viii) Korps Peralatan (Cpl)
ix) Korps Perbekalan & Angkutan
20

(Cba)
x) Korps Kesehatan (Ckm)
xi) Korps Polisi Militer (Cpm)
xii) Korps Ajudan Jenderal (Caj)
xiii) Korps Topografi (Ctp)
xiv) Korps Hukum (Chk)
xv) Korps Keuangan (Cku)

(c) Spesialisasi. Spesialisasi merupakan penge-


lompokan jabatan yang mempersyaratkan
kemampuan tertentu, sehingga setiap perwira yang
akan memangku suatu jabatan harus memiliki
spesialisasi dasar, dengan penambahan spesialisasi
lanjutan atau spesialisasi khusus.

i) Spesialisasi Dasar. Merupakan penge-


lompokan kualifikasi setiap perwira
kecabangan yang sesuai dengan LKT dan
merupakan salah satu persyaratan untuk
menduduki jabatan tertentu, terdiri dari:
Infanteri (Inf) ; Kavaleri (Kav) ; Artileri Medan
(Armed) ; Artileri Pertahanan Udara (Arhanud)
; Penerbangan (Penerbad) ; Zeni (Zi) ;
Perhubungan (Hub) ; Peralatan (Pal);
Perbekalan Angkutan (Bekang) ; Kesehatan
(Kes) ; Polisi Militer (Pom) ; Ajudan Jenderal
(Ajen) ; Topografi (Top) ; Hukum (Kum) ; dan
Keuangan (Ku).
ii) Spesialisasi Lanjutan. Merupakan
penge lompokkan kualifikasi perwira yang
sesuai dengan salah satu persyaratan untuk
dapat menduduki jabatan tertentu baik di
dalam kecabangan maupun di luar
kecabangannya yang diperoleh pada
pendidikan di lingkungan maupun di luar TNI
AD terdiri dari: Operasi; Personel; Logistik;
Teritorial; Perencanaan; Litbang :
Dosen/Gumil; Penerangan ; Jasmil ; Bintal ;
Sejarah ; Linud; dan Bahasa Asing.
iii) Spesialisasi Khusus. Merupakan
pengelompokan kualifikasi perwira sebagai
salah satu persyaratan untuk dapat
menduduki suatu jabatan bersifat khusus
yang mempersyaratkan keahlian tertentu,
terdiri dari : Intelijen ; Penerbangan ;
Infolahta ; Psikologi ; Sandha ; Parako;
Jihandak; Nubika; dan Medis.
21

(2) Pola Dasar Karier Perwira. Pola dasar karier perwira


merupakan suatu rancangan yang menggambarkan secara
umum perkembangan karier seorang perwira, mulai dari
saat pengangkatan sampai akhir masa dinasnya. Setiap
Perwira melewati spesialisasi dasar, spesialisasi lanjutan,
dan spesialisasi khusus. Pola dasar tersebut terbagi dalam
empat periode pengembangan yang masing-masing
mempunyai ciri-ciri kegiatan sebagai berikut :
(a) Periode Pengembangan Dasar (Letnan-
Kapten).
(b) Periode Pengembangan Profesi (Mayor-Letkol).
(c) Periode Bakti dan Pengembangan Lanjutan
(Kolonel).
(d) Periode Darma Bakti (Pati sampai akhir masa
dinas keprajuritan).

(3) Pola Karier Perwira Kecabangan.

(a) Pola karier perwira kecabangan merupakan


gambaran pengembangan kemampuan/kecakapan
dalam suatu kecabangan berupa jalur urutan pangkat,
jabatan, dan pendidikan mulai dari diangkat sampai
mencapai kedudukan tertinggdi kecabangannya; dan

(b) Setiap kecabangan/korps mempunyai pola


karier tersendiri yang bentuk, susunan, penggunaan
setiap kecabangan/korps disusun pola karier
tersendiri dalam bentuk Pola Karier Perwira
Kecabangan/Korps dengan tujuan agar perwira
yang memiliki spesialisasi tertentu sesuai
kecabangannya dapat dibina kariernya dengan baik
dan terarah.

(4) Program Karier Khusus.

(a) Program karier khusus merupakan gambaran


pengembangan kemampuan/kecakapan dalam suatu
bidang/fungsi tertentu yang dimaksudkan untuk
memberikan saluran karier bagi perwira yang
mempunyai kualifikasi dalam spesialisasi/keahlian
tertentu di samping kualifikasi kecabangan/corpsnya;
dan

(b) Program karier khusus meliputi fungsi teknis


yang bukan murni kecabangan tetapi mengarah
kepada kualifikasi tertentu serta spesialisasi/keahlian
yang diberikan kepada perwira yang akan menduduki
jabatan fungsional untuk mendukung tercapainya
22

pelaksanaan tugas pokok.


b) Pembinaan Karier Bintara dan Tamtama (Ba dan Ta). Ba
berperan sebagai pemimpin unit kecil, juru, pelatih, pengawas serta
merupakan tulang punggung pelaksanaan tugas, sedangkan Ta
sebagai pelaksana. Pembinaan Karier Ba dan Ta dilaksanakan
sebagai berikut:
(1) Pola Dasar Pembinaan. Pola dasar pembinaan Ba
dan Ta merupakan suatu rancangan yang menggambarkan
hubungan antara unsur-unsur bidang pembinaan yang
mencakup tingkat kejuruan, keterampilan, penugasan,
pendidikan, dan kepangkatan.
(2) Arah Pembinaan. Arah pembinaan Ba dan Ta adalah :

(a) melekat pada peranannya dalam struktur


penugasan prajurit secara keseluruhan;
(b) semakin lama bertugas dalam kejuruannya,
akan semakin berpengalaman dan semakin tinggi
tingkat keterampilannya;

(c) pembinaan tingkat keterampilan mulai Ta


sampai dengan Bati dipolakan dalam rangka
pemanfaatan prajurit secara optimal; dan
(d) dalam keadaan tertentu berdasarkan kebutuhan
organisasi dan kemampuannya, Ba dan Ta dapat dialih
tugaskan ke bidang kejuruan lain setelah mendapat
pendidikan kejuruan yang sesuai dengan bidang
kejuruan yang baru.

(3) Tingkat Kejuruan. Tingkat kejuruan Ba dan Ta terdiri


dari :

(a) Kejuruan Dasar. Kejuruan dasar merupakan


kelompok penugasan tamtama dengan tingkat
keterampilan pelaksana pemula (Prada) dan pembantu
pelaksana (Pratu/Praka);

(b) Kejuruan Lanjutan. Kejuruan lanjutan meru-


pakan kelompok penugasan tamtama dengan tingkat
keterampilan pelaksana (Kopda) dan pelaksana
lanjutan (Koptu/Kopka), serta kelompok penugasan
bintara dengan tingkat keterampilan pelaksana kepala
(Serda/Sertu) dan pembantu pengawas (Serka/
Serma); dan

(c) Kejuruan Puncak. Kejuruan puncak merupakan


kelompok penugasan bintara dengan tingkat
keterampilan pengawas (Pelda/Peltu). Bintara yang
23

berada pada tingkat kejuruan puncak memiliki


kemampuan memimpin, membina dan mengawasi,
serta berpengetahuan luas.

(4) Tingkat Keterampilan. Tingkat keterampilan bintara


dan tamtama didasarkan pada tingkat kepangkatan yang
dimilikinya. Semakin tinggi kepangkatan bintara dan tamtama,
maka semakin tinggi pula tingkat keterampilan yang
dimilikinya. Tingkat keterampilan bintara dan tamtama terdiri
dari tujuh tingkat, yaitu:
(a) Kejuruan Dasar.

i. Pelaksana Pemula (Tk. I) : Prada.


ii. Pembantu Pelaksana(Tk.II): Pratu/ Praka.
iii. Pelaksana (Tk.III) : Kopda.
iv. Pelaksana Lanjutan (Tk.IV): Koptu/ Kopka.

(b) Kejuruan Lanjutan.

i. Pelaksana Kepala (Tk. V): Serda/Sertu.


ii. Pembantu Pengawas (Tk.VI):
Serka/Serma

(c) Kejuruan Puncak.

- Pengawas (Tk. VII) : Pelda/Peltu.


3) Pembinaan Penugasan. Penugasan prajurit dalam suatu jabatan
merupakan realisasi dari kepercayaan pimpinan kepada prajurit yang
mengakibatkan adanya wewenang dan tanggung jawab bagi prajurit yang
bersangkutan. Pembinaan penugasan diselenggarakan melalui sifat
penugasan, bidang penugasan, penggolongan, status dan macam jabatan.
a) Sifat Penugasan. Sifat penugasan terdiri dari:

(1) Penugasan tetap.


(2) Penugasan tidak tetap.

b) Bidang Penugasan. Bidang penugasan meliputi:


(1) Pa. Bidang penugasan Pa meliputi jabatan-jabatan
pemimpin, staf/pembantu pemimpin, pendidik/instruktur,
peneliti, pengawas/pemeriksa, dan tenaga ahli/spesialisasi.

(2) Ba dan Ta. Penugasan Ba dan Ta disiapkan untuk


ditugaskan sesuai dengan tingkat kejuruan dan tingkat
keterampilan yang dimilikinya.

c) Golongan Jabatan.
24

(1) Golongan jabatan perwira disusun sebagai berikut:

(a) Golongan 0 : Jenderal


(b) Golongan I : Letnan Jenderal
(c) Golongan II : Mayor Jenderal
(d) Golongan III : Brigadir Jenderal
(e) Golongan IV : Kolonel
(f) Golongan V : Letnan Kolonel
(g) Golongan VI : Mayor
(h) Golongan VII : Kapten
(i) Golongan VIII : Letnan Satu
(j) Golongan IX : Letnan Dua
(2) Golongan jabatan Ba dan Ta tidak disusun dalam
tingkatan tertentu, namun disusun dalam kelompok
spesialisasi penugasan yang disesuaikan dengan kepang-
katan berdasarkan tingkat kejuruan dan keterampilan.
d) Status Jabatan. Dalam menduduki Jabatan struktural dan
fungsional pada TOP/DSP status jabatan terdiri dari Pejabat Penuh,
Pemangku Sementara (Ps), Pengganti Sementara (Pgs) dan Wakil
Sementara (Ws).
e) Macam Jabatan.

(1) Jabatan Struktural. Jabatan struktural merupakan


jabatan yang terdapat pada struktur organisasi sesuai dengan
TOP/DSP.
(2) Jabatan Fungsional. Jabatan fungsional merupakan
jabatan yang diperlukan untuk melengkapi peranan pada
organisasi dalam melaksanakan tugas pokoknya yang
keberadaannya sangat diperlukan untuk melengkapi dan
mendukung tugas pokok organisasi.
4) Pembinaan Kepangkatan. Pembinaan Kepangkatan berkaitan
langsung dengan pemberian jabatan, sehingga pangkat dapat menunjang
tegaknya wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada yang
bersangkutan. Peraturan kepangkatan dan penugasan prajurit harus
merupakan suatu kebulatan yang utuh dalam satu sistem pembinaan
karier.

a) Penggolongan Pangkat.

(1) Pangkat Perwira. Pangkat perwira


dikelompokkan sebagai berikut :
(a) Perwira Tinggi :

i. Jenderal TNI
25

ii. Letnan Jenderal TNI (Letjen TNI)


iii. Mayor Jenderal TNI (Mayjen TNI)
iv. Brigadir Jenderal TNI (Brigjen TNI)

(b) Perwira Menengah :

i. Kolonel
ii. Letnan Kolonel (Letkol)
iii. Mayor

(c) Perwira Pertama :

i. Kapten
ii. Letnan Satu (Lettu)
iii. Letnan Dua (Letda)

(2) Pangkat Bintara. Pangkat Bintara dikelompokkan


sebagai berikut:

(a) Bintara Tinggi:

i. Pembantu Letnan Satu (Peltu)


ii. Pembantu Letnan Dua (Pelda)

(b) Bintara:

i. Sersan Mayor (Serma)


ii. Sersan Kepala (Serka)
iii. Sersan Satu (Sertu)
iv. Sersan Dua (Serda)

(3) Pangkat Tamtama. Pangkat tamtama terdiri dari :

i. Kopral Kepala (Kopka)


ii. Kopral Satu (Koptu)
iii. Kopral Dua (Kopda)
iv. Prajurit Kepala (Praka)
v. Prajurit Satu (Pratu)
vi. Prajurit Dua (Prada)

b) Sifat Pangkat. Sifat pangkat terdiri atas:


26

(1) Pangkat Efektif.


(2) Pangkat Lokal.
(3) Pangkat Tituler.

c) Kenaikan Pangkat. Kenaikan pangkat bagi prajurit TNI


dimaksudkan sebagai upaya memenuhi kebutuhan organisasi pada
tingkat kepangkatan tertentu sesuai jabatan dan bidang tugas yang
dipersyaratkan, dengan memperhatikan komposisi personel, daftar
susunan personel, dan penilaian pekerjaan secara hierarki.

d) Macam Kenaikan Pangkat.

(1) Kenaikan Pangkat Reguler.


(2) Kenaikan Pangkat Khusus. Kenaikan pangkat khusus
terdiri atas :

i. kenaikan Pangkat Luar Biasa; dan


ii. kenaikan Pangkat Penghargaan.

5) Pembinaan Dinas Keprajuritan. Prajurit terdiri atas prajurit


Sukarela dan Prajurit Wajib:
a) Prajurit Sukarela menjalani dinas keprajuritan dengan ikatan
dinas;

b) Prajurit Wajib menjalani dinas keprajuritan berdasarkan ikatan


dinas; dan
c) Dalam menghadapi keadaan darurat militer dan keadaan
perang, setiap prajurit Sukarela dan Prajurit Wajib yang telah
berakhir menjalani dinas keprajuritan dapat diwajibkan aktif kembali.

b. Penggunaan PNS AD. Penggunaan PNS AD merupakan salah satu


fungsi utama yang sangat penting dalam pembinaan PNS AD karena merupakan
periode yang cukup panjang. Penggunaan PNS AD diselenggarakan berdasarkan
tujuan, Jenis dan Bidang Jabatan PNS AD, Kesetaraan Golongan Jabatan,
Kepangkatan, Pola Karier, Sarana Pengendalian Karier, Ujian Dinas dan
Pemindahan/ diperbantukan/ dipekerjakan.
1) Tujuan. Penggunaan PNS AD bertujuan untuk memperoleh daya
guna dan hasil guna yang optimal dalam rangka pemanfaatan yang relatif
lama dalam organisasi TNI AD dengan memberikan peluang untuk
berprestasi bagi setiap PNS.
2) Jenis dan Bidang Jabatan PNS AD. Jenis dan bidang jabatan yang
dapat diduduki oleh PNS AD adalah:

a) Jenis Jabatan meliputi jabatan: Kepala; Pembantu Pimpinan;


Pengawas; Perencana; Penasehat; Guru; Pelaksana; dan Peneliti.
27

b) Bidang Jabatan PNS AD:

(1) Bidang administrasi, antara lain: Personel; Keuangan;


Materiil; dan Umum.

(2) Bidang teknik, antara lain : Mesin otomotif; Listrik;


Bangunan; Elektronik; Perkapalan; Senjata; dan Pesawat
terbang.

(3) Bidang pelayanan kesehatan, antara lain medis, para


medis, dan pembantu paramedis.
(4) Bidang khusus, meliputi agama, topografi, sejarah,
hukum, intelijen, perpustakaan, optik, nuklir, komputer,
pendidikan, sandi, angkutan, daktiloskopi, psikologi, kimia,
laboratorium, kearsipan, fotografi, meteorologi dan geofisika.

3) Kesetaraan Gol. Jabatan dan Pangkat TNI AD dengan PNS AD.

GOLONGA ESELON PANGKAT


NO GOL
N JABATAN TNI AD RUANG
JABATAN
1. I IA Letjen IV/e
2. II IB Mayjen IV/d-IV/e
3. III II A Brigjen IV/c-IV/d
4. IV II B Kolonel IV/c
5. V III A Letkol IV/a-IV/b
6. VI III B Mayor III/d-IV/a

7. VII IV A Kapten III/c-III/d


8. VIII IV B Lettu III/b – III/c
9. IX VA Letda III/a – III/b

4) Kepangkatan.

a) Nama dan Susunan Pangkat PNS sebagai berikut :

DIGAJI MENURUT

NO NAMA PANGKAT
GOLONGAN RUANG
1. Juru Muda I a
28

2. Juru Muda Tingkat I I b


3. Juru I c
4. Juru Tingkat I I d
5. Pengatur Muda II a
6. Pengatur Muda Tingkat I II b
7. Pengatur II c
8. Pengatur Tingkat I II d
9. Penata Muda III a
10. Penata Muda Tingkat I III b
11. Penata III c
12. Penata Tingkat I III d
13. Pembina IV a
14. Pembina Tingkat I IV b
15. Pembina Utama Muda IV c
16. Pembina Utama Madya IV d
17. Pembina Utama IV e

b) Pengangkatan. Pengangkatan PNS AD dalam pangkat


pertama dan kenaikan pangkat reguler tertinggi sesuai dengan Surat
Tanda Tamat Belajar/Ijazah/Akta/Diploma adalah sebagai berikut:

MEMILIKI SURAT KEPANGKATAN DAN GOLONGAN RUA


NO TANDA TAMAT
BELAJAR/ PANGKAT GOL PANGKAT GO
IJAZAH/AKTA/DIPLOM
A PERTAMA RUAN TERTINGGI RUA
G G
1 2 3 4 5 6
1. STTB/Ijazah Sekolah Juru Muda I/a Pengatur II/
Dasar/setingkat Muda
2. STTB/Ijazah Sekolah Juru I/c Pengatur II/
Lanjutan Tingkat
Pertama/setingkat

Sekolah Lanjutan
3. KejuruanTingkat Juru I/c Pengatur Tk.I II/
Pertama
29

Sekolah Lanjutan
4. Kejuruan Tingkat Juru I/c Pengatur II/
Pertama 4 Tahun Tk.I

5. Sekolah Menengah Pengatur II/a Penata Muda III/


Umum Tingkat Atas Muda Tk.I
Sekolah Menengah
KejuruanTingkat Atas
3 Tahun/Sekolah
Menengah Kejuruan
Tingkat Atas 4 tahun,
Ijazah Diploma I

6. Diploma II Pengda Tk.I II/b Penda Tk.I III/

Sekolah Guru
7. Pendidikan Luar Biasa Pengda Tk.I II/b Penata III/

Diploma III/Sarjana Pengatur II/c Penata III/


8.
Muda/Akademi atau
Bakaloreat

9. Sarjana (S-1), Dipl IV Penata Muda III/a Penata Tk.I III/


Dokter/Apoteker/S-2/ Penata Muda
10 Ijazah lain yang setara Tk.I III/b Pembina IV/

11 Doktor (S-3) Penata III/c Pembina Tk.I IV/

c) Jenis Kenaikan Pangkat.

(1) Kenaikan Pangkat Reguler.


(2) Kenaikan Pangkat Pilihan.
(3) Kenaikan Pangkat Anumerta.
(4) Kenaikan Pangkat Pengabdian.

5) Pola Karier. Untuk menjamin kepastian alur pembinaan, khususnya


dalam pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam dan dari
jabatan struktural dan jabatan fungsional, ditetapkan pola karier PNS AD
yang menunjukkan keterkaitan antara jabatan, pangkat, pendidikan dan
pelatihan serta masa jabatan sejak pengangkatan pertama dalam jabatan
tertentu sampai dengan pensiun. Adapun pola karier PNS AD diatur
sebagai berikut:

a) Pola Karier PNS AD yang berpendidikan umum SD/setingkat


b) Pola Karier PNS AD yang berpendidikan umum SLTP/
setingkat.
30

c) Pola Karier PNS AD yang berpendidikan umum SMU/D-


I/setingkat.
d) Pola Karier PNS AD yang berpendidikan umum SGPLB/D-II.
e) Pola Karier PNS AD yang berpendidikan umum Sarjana Muda
(D-III).
f) Pola Karier PNS AD yang berpendidikan umum Sarjana (S-1).
g) Pola Karier PNS AD yang berpendidikan Pasca Sarjana (S-2),
Dokter, Apoteker.

6) Sarana Pengendalian Karier. Untuk memperoleh daya guna dan


hasil guna optimal dalam penggunaan PNS AD, perlu adanya sarana
pengendalian karier yang meliputi struktur kekuatan PNS AD, data personel
mutakhir, penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-3), Daftar Urut
Kepangkatan (DUK), Ujian Dinas dan Badan Pertimbangan Jabatan dan
Kepangkatan (Baperjakat) PNS AD.

7) Ujian Dinas. PNS AD yang berpangkat Pengatur Tingkat I golongan


ruang II/d dan Penata Tingkat I golongan ruang III/d, untuk dapat dinaikkan
pangkatnya setingkat lebih tinggi, di samping harus memenuhi syarat yang
ditentukan juga harus lulus ujian dinas, kecuali ditentukan lain sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8) Pemindahan/Diperbantukan/Dipekerjakan. PNS AD dimungkinkan


pindah/diperbantukan/dipekerjakan baik antar Angkatan/Departemen/Lem-
baga Pemerintah Non Departemen (LPND) dalam rangka usaha penye-
baran dan pendayagunaan tenaga ahli/terampil atau karena adanya
penyederhanaan organisasi.

14. Perawatan. Perawatan diselenggarakan dengan pemberian rawatan kedinasan


kepada setiap prajurit/PNS AD dan keluarganya, berlangsung sejak diangkat menjadi
prajurit siswa/CPNS AD sampai berakhirnya dinas keprajuritan/PNS AD agar dapat
dicapai keseimbangan dan keserasian antara kepentingan organisasi dan kebutuhan
individu. Selain rawatan kedinasan, diberikan rawatan purna dinas yang diarahkan untuk
menjamin kelangsungan kehidupan mantan prajurit/PNS AD dan keluarganya yang
penyelenggaraannya dikaitkan dengan fungsi pemisahan. Perawatan personel meliputi
perawatan prajurit dan perawatan PNS AD.

a. Perawatan Prajurit. Perawatan prajurit diselenggarakan melalui kebijakan


dasar, pembinaan mental, pembinaan moril, pembinaan hukum disiplin dan tata
tertib, pembinaan jasmani, dan pembinaan kesejahteraan.

1) Kebijakan Dasar. Dalam melaksanakan kegiatan perawatan


prajurit ditentukan kebijakan dasar sebagai berikut :
a) Perawatan prajurit mengutamakan langkah-langkah yang
bersifat preventif dalam bentuk penyuluhan.
31

b) Setiap prajurit yang berprestasi mendapat penghargaan/


anugerah sesuai dengan tingkat prestasi dan pelaksanaannya harus
dapat mendorong prajurit yang lain untuk berprestasi.

c) Kegiatan perawatan dilaksanakan secara tepat waktu, tepat


jumlah, tepat mutu, dan tepat sasaran, agar kondisi yang optimal
dapat dicapai dan dipertahankan.

d) Segala ketentuan dan kebijakan dalam bidang perawatan


diketahui dan dipahami oleh setiap prajurit sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.

e) Kegiatan perawatan mendahulukan yang perlu didahulukan


demi tercapainya daya guna yang optimal, baik untuk kepentingan
prajurit maupun organisasi.
2) Pembinaan Mental. Pembinaan mental adalah segala usaha,
tindakan dan kegiatan untuk membentuk, memelihara, meningkatkan dan
memantapkan kondisi jiwa prajurit berdasarkan Pancasila, Sapta Marga,
Sumpah Prajurit, Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi, melalui pembinaan
mental rohani, mental ideologi dan tradisi kejuangan.

3) Pembinaan Moril. Pada dasarnya pembinan moril merupakan


kegiatan-kegiatan untuk menumbuhkan keyakinan prajurit terhadap tujuan
pelaksanan tugas, kepercayaan terhadap kepemimpinan atasan, rasa
saling percaya antar sesama prajurit dan pemeliharaan kesehatan fisik,
kesegaran jasmani maupun jiwa setiap prajurit. Bentuk pembinaan moril
dalam rangka perawatan prajurit meliputi :
a) Pemberian Cuti. Pemberian cuti kepada prajurit meliputi Cuti
Tahunan, Cuti Sakit, Cuti Dinas Lama, Cuti Kawin, Cuti Luar Biasa,
Cuti Istimewa, Cuti Hamil dan Melahirkan, Cuti Ibadah Haji, Cuti
Ibadah Umroh dan Ibadah lainnya;
b) Penganugerahan Tanda Jasa Kenegaraan. Tanda jasa
kenegaraan terdiri dari 3 jenis yaitu Bintang, Satyalancana dan
Samkarya Nugraha;
c) Pemakaman. Pemakaman kedinasan bagi jenazah prajurit
atau mantan prajurit yang dilaksanakan di Taman Makam Pahlawan
(TMP) dan Taman Makam Bahagia (TMB) disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku;
d) Satuan Musik Militer. Satuan musik militer (Satsikmil)
merupakan suatu satuan pelaksana yang bertujuan
menyelenggarakan dukungan dan kegiatan untuk membang-
kitkan, memelihara, serta menumbuhkan semangat, disiplin,
kebanggaan dan patriotisme yang tinggi dengan menggu- nakan
alat-alat musik;
e) Nikah Cerai Rujuk (NCR). Nikah, cerai dan rujuk
dilaksanakan menurut ketentuan/tuntunan agama yang dianut oleh
prajurit yang bersangkutan dan menurut peraturan perundangan
yang berlaku; dan
32

f) Kegiatan-kegiatan lain yang berpengaruh terhadap


pembinaan moril prajurit.
4) Pembinaan Hukum, Disiplin dan Tata Tertib. Memiliki kesadaran
hukum, berdisiplin dan mematuhi tata tertib merupakan pilar utama dalam
membentuk dan mewujudkan sosok prajurit yang handal dan bertanggung
jawab sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan berhasil guna dan
berdaya guna.

a) Pembinaan Hukum. Pembinaan hukum dilaksanakan


secara konsepsional, bertahap, bertingkat dan berlanjut dalam
rangka membentuk dan mewujudkan figur prajurit yang sadar dan
patuh hukum serta menjunjung tinggi HAM.

b) Pembinaan Disiplin. Pembinaan disiplin merupakan suatu


usaha, pekerjaan dan kegiatan untuk mewujudkan sikap patuh dan
taat terhadap aturan yang berlaku, baik lahir maupun batin,
sehingga disiplin mutlak diperlukan.

c) Pembinaan Tata Tertib. Pembinaan tata tertib merupakan


suatu usaha, pekerjaan dan kegiatan untuk mewujudkan kondisi
yang harmonis menurut norma lingkungan yang berlaku.
5) Pembinaan Jasmani. Pembinaan jasmani merupakan salah satu
unsur dari tri pola dasar dalam pembinaan prajurit yang meliputi pembinaan
mental, kecerdasan, dan jasmani, yang harus dilaksanakan secara terus-
menerus, serasi, seimbang dan selaras, dengan bentuk pembinaan
meliputi:
a) Pembentukan. Pembinaan jasmani pada tahap
pembentukan dilaksanakan di Lemdik, pada saat pendidikan
pertama dengan tujuan untuk membentuk sikap, gerak dan
penampilan serta kemampuan jasmani calon prajurit agar dapat
menyesuaikan dengan tuntutan tugas.
b) Peningkatan. Pembinaan jasmani pada tahap peningkatan
dilaksanakan di Lemdik maupun satuan, merupakan proses
peningkatan postur tubuh, kesegaran dan ketangkasan jasmani
agar dapat mendukung pelaksanaan tugas.

c) Pemeliharaan. Pembinaan jasmani pada tahap


pemeliharaan dilaksanakan di Lemdik maupun satuan, merupakan
proses kegiatan yang diarahkan untuk memelihara kesamaptaan
jasmani yang sudah dimiliki agar dapat secara terus-menerus
mendukung kesiapan pelaksanaan tugas.

6) Pembinaan Kesejahteraan. Kesejahteraan merupakan bagian yang tak


terpisahkan dari kehidupan prajurit, di samping sebagai salah satu pendorong
untuk meningkatkan prestasi kerja, juga untuk memberikan jaminan kehidupan
prajurit dan keluarga. Pembinaan kesejahteraan diselenggarakan melalui
perwujudan penghasilan prajurit, rawatan prajurit dan keluarga, pembinaan
33

kesehatan, pembinaan psikologi, fasilitas penunjang kesejahteraan, santunan dan


rehabilitasi cacat, serta rawatan purna dinas.

a) Penghasilan Prajurit. Penghasilan yang terdiri dari gaji dan


tunjangan merupakan hak setiap prajurit yang diberikan dalam bentuk
uang yang besarnya dibedakan sesuai dengan macam prajurit,
kepangkatan, masa dinas keprajuritan serta jenis tugas dan kondisi yang
dihadapi.

b) Rawatan Prajurit dan Rawatan Keluarga Prajurit. Rawatan prajurit


dan rawatan keluarga prajurit diberikan berbentuk materiil dan non-materiil,
antara lain meliputi ransum pangan, perlengkapan Perorangan dan
Lapangan Prajurit, dan Pelayanan dan Rawatan Kesehatan.

c) Pembinaan Kesehatan. Pembinaan kesehatan bertujuan agar


terlaksananya perilaku hidup sehat di lingkungan prajurit dan keluarganya,
serta terpeliharanya dan meningkatnya derajat kesehatan prajurit.

d) Pembinaan Psikologi. Pembinaan psikologi bertujuan untuk


terciptanya kondisi psikologi optimal di lingkungan prajurit dan keluarganya.

e) Fasilitas Penunjang Kesejahteraan. Fasilitas penunjang berupa


fasilitas perumahan, fasilitas ibadah, fasilitas pendidikan, fasilitas olahraga
dan rekreasi, koperasi, yayasan, PT. Asabri, TWP, dan keselamatan kerja.

f) Santunan dan Rehabilitasi Cacat. Prajurit penyandang ca- cat, baik


oleh karena dinas maupun tidak oleh karena dinas, diberikan santunan
cacat dan rehabilitasi cacat sesuai dengan tingkat kecacatannya.

g) Rawatan Purna Dinas. Rawatan purna dinas merupakan


penghargaan dari negara dan jaminan bagi kelangsungan kehidupan diri
dan atau keluarganya, yang diberikan kepada prajurit dan prajurit siswa
yang diberhentikan dengan hormat dari dinas keprajuritan.
Penyelenggaraan rawatan purna dinas yang merupakan kegiatan fungsi
pemisahan, antara lain: pensiun/tunjangan sebagai pensiun/tunjangan
bersifat pensiun, tunjangan, pesangon, rawatan purna dinas lainnya,
tunjangan orang tua, dan prajurit yang diberhentikan tidak dengan hormat
hanya mendapat hak nilai tunai asuransi dari Asabri.

b. Perawatan PNS. Perawatan diselenggarakan dengan memberikan


perawatan kedinasan bagi PNS AD dan keluarganya sejak diangkat menjadi PNS
AD sampai berakhirnya dinas untuk mewujudkan keseimbangan dan keserasian
antara kepentingan organisasi dan kepentingan individu. Perawatan PNS AD
termasuk keluarganya mencakup kegiatan pembinaan jasmani, pembinaan
mental, pembinaan disiplin, perawatan kesehatan, cuti, perkawinan/perceraian,
penghasilan, tunjangan cacat, uang duka, tanda penghargaan, dan pelayanan
personel.

1) Pembinaan Jasmani. Pembinaan jasmani dalam rangka perawatan


PNS merupakan salah satu aspek untuk meningkatkan dan memelihara
34

kesegaran jasmani setiap anggota PNS AD meliputi :


a) Olah raga umum.
b) Olah raga rekreatif

2) Pembinaan Mental. Pembinaan mental merupakan segala usaha


tindakan dan kegiatan untuk membentuk, memelihara, meningkatkan dan
memantapkan kondisi jiwa PNS AD yang berbudi luhur berdasarkan
Pancasila, UUD 1945 dan Panca Prasetya Korpri yang dalam
pelaksanaannya diintegrasikan dengan pembinaan mental prajurit.

3) Pembinaan Disiplin. Pembinaan disiplin merupakan upaya agar


setiap PNS mematuhi kewajiban dan larangan sesuai ketentuan yang
berlaku.

4) Cuti. Pemberian cuti bagi PNS AD dimaksudkan untuk menja-min


kesegaran jasmani dan rohani, serta untuk kepentingan PNS AD yang
bersangkutan. Adapun yang berhak atas cuti adalah semua PNS AD.
Pemberian cuti PNS AD terdiri dari Cuti Tahunan, Cuti Besar, Cuti Sakit,
Cuti Bersalin, Cuti karena Alasan Penting, dan Cuti di luar Tanggungan
Negara.

5) Perawatan Kesehatan. Perawatan kesehatan merupakan usaha


dan kegiatan untuk memelihara dan melayani kesehatan PNS AD beserta
keluarganya yang dilaksanakan secara terintegrasi oleh Rumah Sakit.
PNS AD yang mengalami kecelakaan dalam dinas atau menderita sakit
karena dinas diberikan pengobatan, perawatan, dan atau rehabilitasi atas
biaya negara.

6) Perkawinan/Perceraian.
a) Perkawinan. PNS AD yang akan melangsungkan perkawinan
harus mendapatkan izin dari pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

b) Perceraian. PNS AD yang akan melakukan perceraian harus


ada Surat Izin Cerai atau surat keterangan dari pejabat yang
berwenang untuk melakukan perceraian sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

7) Penghasilan. Penghasilan PNS AD terdiri atas gaji pokok dan


tunjangan yang diberikan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

8) Tunjangan Cacat. PNS AD yang oleh Tim Penguji Kesehatan


dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri, yang
disebabkan cacat karena dinas, berhak menerima tunjangan cacat di
samping pensiun yang berhak diterimanya.

9) Uang Duka dan Biaya Pemakaman, meliputi: uang duka wafat, uang
duka tewas, dan biaya pemakaman.
35

10) Tanda Penghargaan. Tanda penghargaan yang dapat diberikan


kepada PNS berupa Satyalancana Karya Satya dan Penghargaan lain-lain.

11) Pelayanan Personel. Bagi PNS AD selain diberikan perawatan yang


meliputi pemenuhan kebutuhan jasmaniah dan rohaniah, juga diberikan
pelayanan personel yang meliputi :

a) pemberian Kartu Tanda Anggota;


b) pemberian Kartu Pegawai;
c) pemberian Kartu Istri/Kartu Suami (Karis/Karsu);
d) pemberian Kartu Asabri;
e) penyelesaian administrasi perubahan nama atau jenis
kelamin, dan penambahan gelar;
f) penyelesaian administrasi perubahan agama;

g) pakaian seragam PNS AD; dan

h) fasilitas dinas.
15. Pemisahan. Pemisahan personel merupakan kegiatan akhir dalam pembinaan
prajurit/PNS, yang bertujuan untuk memelihara keseimbangan komposisi prajurit/PNS
AD, sehingga TNI AD mampu melaksanakan tugas pokoknya. Kegiatan pemisahan
prajurit/PNS AD sangat erat kaitannya dengan fungsi pembinaan prajurit/PNS AD
lainnya, terutama penyediaan/pengadaan dan penggunaan, sehingga keberhasilan
pelaksanaan pemisahan merupakan pencerminan keberhasilan pembinaan prajurit/PNS
AD secara keseluruhan. Kegiatan pemisahan personel meliputi pemisahan prajurit dan
PNS AD.

b. Pemisahan Prajurit. Pemisahan prajurit diselenggarakan melalui


kebijakan dasar, pengakhiran dinas keprajuritan, masa persiapan pensiun dan
penyaluran.

1) Kebijakan Dasar. Dalam melaksanakan kegiatan pemisahan


prajurit ditentukan kebijakan dasar sebagai berikut :
a) Setiap pengakhiran dinas keprajuritan, diberitahukan sedini
mungkin kepada prajurit yang bersangkutan.
b) Pemberian hak kepada prajurit yang diberhentikan dari dinas
keprajuritan dilaksanakan secara cepat, tepat dan benar.

c) Penyelenggaraan administrasi pemberian hak diupayakan


untuk tidak membebani prajurit yang bersangkutan.
d) Pemberhentian dengan tidak hormat pada dasarnya
merupakan tindakan terakhir terhadap seorang prajurit yang akan
membawa pengaruh terhadap kehidupan selanjutnya, sehingga
perlu dipertimbangkan secara matang dan penyelesaian
administrasi harus diprioritaskan.
36

e) Penyaluran diupayakan untuk mempersiapkan prajurit yang


akan mengakhiri dinas keprajuritan, agar dapat hidup secara
mandiri dan layak di tengah masyarakat serta tetap bermanfaat
untuk kepentingan dinas.

2) Pengakhiran Dinas Keprajuritan. Pengakhiran dinas keprajuritan


adalah pemberhentian seorang prajurit dari dinas keprajuritan untuk
memberikan kepastian bahwa yang bersangkutan tidak lagi berstatus
sebagai prajurit serta memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk
melanjutkan pengabdiannya di luar lingkungan TNI. Pengakhiran dinas
keprajuritan terdiri dari:
a) Pemberhentian Dengan Hormat. Pemberhentian dengan
hormat dari dinas keprajuritan adalah pengakhiran dinas
keprajuritan oleh pejabat yang berwenang, berdasarkan ketentuan
yang berlaku yang berakibat dengan pemberian rawatan purna
dinas; dan
b) Pemberhentian Dengan Tidak Hormat. Pemberhentian
dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan terhadap seorang
prajurit adalah pengakhiran dinas keprajuritan oleh pejabat yang
berwenang, karena sebab-sebab tertentu yang membawa akibat
kepada yang bersangkutan tidak diberikan rawatan purna dinas
kecuali nilai tunai Asabri.
3) Masa Persiapan Pensiun (MPP). Pemberian kesempatan Masa
Persiapan Pensiun (MPP) kepada setiap prajurit yang akan berakhir masa
dinas keprajuritannya, bertujuan untuk memberikan kesempatan dalam
penyelesaian administrasi pensiun dan penyesuaian diri dalam kehidupan
di luar lingkungan TNI.
4) Penyaluran. Kegiatan penyaluran merupakan bagian integral
dari pemisahan prajurit, memberikan bekal pengetahuan dan keteram-
pilan yang dilaksanakan secara terencana dan terarah menjelang purna
dinas keprajuritannya. Penyaluran prajurit bertujuan untuk menyiapkan PK
yang akan berakhir masa dinas keprajuritannya, dengan memberikan
pembekalan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat hidup mandiri
dan layak setelah menjalani pensiun. Penyaluran diberikan dalam bentuk
pembekalan pengetahuan dan keterampilan, penyaluran dan penyediaan
lapangan kerja, program transmigrasi dan pemukiman, serta melalui
bentuk-bentuk kegiatan penyaluran lainnya.

c. Pemisahan PNS. Pemisahan PNS AD merupakan kegiatan akhir dari


proses pembinaan. Pemisahan PNS AD dilaksanakan untuk menjaga
keseimbangan komposisi personel baik ditinjau dari segi kuantitas maupun
kualitas. Pemisahan PNS AD dapat terjadi karena proses alamiah atau mencapai
batas usia pensiun dan sebab lain. Pemisahan PNS AD meliputi jenis-jenis
pemberhentian, pemberhentian sementara, pemberian bebas tugas, pensiun,
pensiun janda duda, serta penyaluran.

1) Jenis-Jenis Pemberhentian.

a) Atas permintaan sendiri;


37

b) Mencapai Batas Usia Pensiun;


c) Karena penyederhanaan organisasi;
d) Karena melakukan pelanggaran/tindak pidana penyelewengan;
e) Pemberhentian karena tidak cakap jasmani atau rohani;
f) Pemberhentian karena meninggalkan tugas;
g) Karena meninggal dunia atau hilang; dan
h) Pemberhentian karena sebab lain.

2) Pemberhentian Sementara. Pemberhentian sementara dilaksanakan


dengan ketentuan sebagai berikut:

a) untuk kepentingan peradilan seorang PNS AD yang didakwa


telah melakukan suatu kejahatan atau pelanggaran jabatan dan
sehubungan dengan itu oleh pihak yang berwajib perlu
mengenakan penahanan sementara, mulai saat penahanannya
harus dikenakan pemberhentian sementara;

b) PNS AD yang oleh pihak berwajib dikenakan penahanan


sementara karena didakwa telah melakukan suatu pelanggaran
hukum pidana yang tidak menyangkut pada jabatannya, berakibat
hilangnya penghargaan dan kepercayaan atas dirinya atau
hilangnya martabat serta wibawa PNS tersebut;

c) Apabila hasil pemeriksaan yang berwajib, ternyata tidak


bersalah, maka PNS AD tersebut harus segera diangkat dan
dipekerjakan kembali pada jabatan semula; dan

d) Apabila hasil pemeriksaan yang berwajib, ternyata bersalah


harus diambil tindakan pemberhentian, jika perlu diambil tindakan
sesuai dengan pertimbangan/keputusan hakim yang mengambil
keputusan dalam perkara PNS AD tersebut.

3) Pemberian Bebas Tugas (BT). Pemberian BT kepada PNS AD yang


akan menjalani pensiun, dengan ketentuan sebagai berikut:

a) PNS AD yang akan menjalani pensiun, dalam rangka


persiapan administrasi pensiun dan untuk menyesuaikan diri
dengan kehidupan di masyarakat diberikan waktu bebas tugas; dan

b) Bebas Tugas tersebut berlaku mulai tanggal satu bulan


berikutnya setelah PNS AD tersebut mencapai umur 55 tahun
berdasarkan data tanggal lahir pada surat keputusan pengangkatan
pertama sebagai CPNS AD.

4) Pensiun.
38

a) Pensiun diberikan kepada PNS AD yang diberhentikan dengan


hormat, apabila memenuhi persyaratan yang ditentukan.

b) Pensiun diberikan mulai bulan berikutnya setelah yang


bersangkutan diberhentikan dengan hormat sebagai PNS AD.

c) Penghentian/Penghapusan Pembayaran Pensiun dilaksa-


nakan apabila memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan.

5) Pensiun Janda/Duda.

a) Janda/duda diberikan hak atas pensiun janda/ duda, apabila


memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

b) Bagi anak (anak-anak) yang ibu dan ayahnya berkedudukan


sebagai PNS AD dan kedua-duanya meninggal dunia, diberikan satu
pensiun janda atau pensiun duda atas dasar yang lebih
menguntungkan, apabila memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.

c) Apabila PNS AD yang meninggal dunia tidak meninggalkan


istri/suami ataupun anak maka hak pensiun diberikan kepada orang
tua kandungnya.

d) Penghentian/Penghapusan Pembayaran Pensiun janda/duda


dilaksanakan apabila memenuhi ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan.

6) Penyaluran. PNS AD yang telah berakhir masa dinasnya dapat


diikut sertakan dalam program penyaluran bersama-sama dengan prajurit
apabila memenuhi persyaratan. Pola penyaluran meliputi transmigrasi,
pemukiman, berusaha/berdiri sendiri, atau dicarikan lapangan kerja.

BAB IV
PENYELENGGARAAN PEMBINAAN PERSONEL

16. Umum. Penyelenggaraan pembinaan personel dimulai sejak penyediaan


calon personel sampai dengan pemisahan personel dalam rangka menyiapkan personel
yang sanggup dan mampu secara optimal dalam mengemban tugas. Untuk mencapai
tujuan tersebut, pembinaan personel diselenggarakan berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan sehingga pembinaan personel dapat dilaksanakan secara seragam, tertib,
lancar, dan berkesinambungan. Agar penyelenggaraan pembinaan personel dapat
berjalan dengan baik, maka perlu dipedomani ketentuan tentang pelaksanaan
pembinaan personel yang meliputi metode pembinaan, proses pembinaan, prosedur
pembinaan, serta tataran kewenangan dan komando pengendalian prajurit maupun PNS
AD.

17. Pelaksanaan Penyediaan Prajurit/Pengadaan CPNS AD.


39

a. Pelaksanaan Penyediaan Prajurit. Penyediaan prajurit dilaksanakan


melalui penerimaan dan pengerahan. Penerimaan prajurit dilaksanakan bagi
warga negara yang secara sukarela ingin mengabdikan diri untuk menjalani dinas
keprajuritan. Sedangkan pengerahan dilaksanakan bagi warga negara yang
menjalani dinas keprajuritan karena diwajibkan menurut undang-undang.
Selanjutnya akan dijelaskan tentang metode, proses, prosedur, tataran
kewenangan dan komando pengendalian penerimaan prajurit, sedangkan untuk
pengerahan prajurit akan diatur dalam peraturan tersendiri.

1) Metode. Penerimaan prajurit dilaksanakan melalui penelitian,


pengkajian, evaluasi secara terus menerus, dan berlanjut untuk menjamin
terpenuhinya kekuatan personel bagi satuan-satuan Angkatan Darat dalam
mendukung tugas pokoknya.

2) Proses penerimaan prajurit dilaksanakan melalui kegiatan:


a) Perencanaan.
(1) merencanakan kegiatan penerimaan calon prajurit di
tingkat pusat dan daerah berdasarkan alokasi yang telah
ditentukan;

(2) merencanakan tempat pelaksanaan kegiatan seleksi


penerimaan calon prajurit di pusat dan daerah;

(3) menyusun jadwal kegiatan penerimaan calon prajurit;


(4) melaksanakan koordinasi dengan lembaga/instansi
terkait lainnya (Pemda dan Disdik setempat) dalam rangka
kegiatan penerimaan calon prajurit; dan

(5) menyusun rencana pelaksanaan kegiatan (Renlakgiat)


penerimaan prajurit, beserta rencana penyaluran anggaran.

b) Pengorganisasian.

(1) Tingkat Pusat. Di tingkat pusat dibentuk Panitia


Penerimaan Pusat (Panpus); dan
(2) Tingkat Daerah. Di tingkat daerah dibentuk panitia
penerimaan yang terdiri dari Panitia Penerimaan Daerah
(Panda), Subpanitia Penerimaan Daerah (Subpanda) dan
Subpanitia Penerimaan Daerah Khusus (Subpandasus).

c) Pelaksanaan.

(1) melaksanakan kampanye, publikasi dan pengumuman


tentang penerimaan calon prajurit di pusat dan daerah;

(2) melaksanakan pendaftaran calon prajurit di daerah


masing-masing;

(3) melaksanakan kegiatan seleksi penerimaan calon


40

prajurit yang meliputi pemeriksaan/pengujian pada aspek


administrasi, kesehatan, jasmani, wawancara, psikologi dan
akademik (khusus Akmil);

(4) mengumpulkan data hasil pemeriksaan/pengujian dan


menyusun buku sidang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku; dan

(5) melaksanakan sidang pemilihan untuk menentukan


calon prajurit yang dinyatakan lulus dan terpilih sesuai
dengan alokasi yang telah ditentukan.

d) Pengawasan.

(1) Tingkat Pusat.

(a) Kasad. Menetapkan dan menentukan


kebijakan terhadap pengawasan kegiatan penerimaan
prajurit.

(b) Aspers Kasad. Menyelenggarakan dan mela-


kukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
penerimaan prajurit di tingkat pusat dan daerah.

(c) Dan/Dir/Ka Balakpus Fungsional. Menyeleng-


garakan dan melakukan pengawasan terhadap pelak-
sanaan kegiatan penerimaan prajurit di tingkat pusat
dan daerah sesuai dengan fungsinya masing-
masing.

(2) Tingkat Daerah.


(a) Pangdam. Menyelenggarakan dan melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
penerimaan prajurit di wilayahnya (di tingkat daerah)
masing-masing.

(b) Danrem. Menyelenggarakan dan melakukan


pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pene-
rimaan prajurit di wilayahnya masing-masing.

(c) Kabalakdam Fungsional. Menyelenggarakan dan


melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
penerimaan prajurit di tingkat daerah sesuai dengan
fungsinya masing-masing.

3) Prosedur. Penerimaan prajurit dilaksanakan melalui prosedur


sebagai berikut:

a) Tingkat Pusat.
(1) Mabesad. Merumuskan dan menetapkan kebijakan
41

terhadap pelaksanaan penerimaan prajurit.


(2) Balakpus.

(a) bertangung jawab atas terselenggaranya


pemeriksaan/pengujian calon prajurit sesuai fungsi
yang dibinanya;
(b) melaksanakan pengawasan pemeriksaan/
pengujian sesuai materi yang dibinanya; dan

(c) mengadakan pengkajian dan evaluasi terhadap


materi pemeriksaan /pengujian yang dibinanya
b) Tingkat Daerah.
(1) Kodam melaksanakan kegiatan penerimaan prajurit
sesuai Renlakgiat yang ditetapkan oleh Panpus.

(2) Balak Kodam/Satuan Korem.


(a) Bertanggung jawab atas terselenggaranya seleksi
calon prajurit sesuai bidangnya.
(b) Melaksanakan pengawasan pelaksanaan
pemeriksaan/pengujian sesuai bidangnya.

4) Tataran Kewenangan dan Komando Pengendalian.

a) Tataran Kewenangan.

(1) Tingkat Pusat.


(a) Kasad memiliki wewenang dalam menetapkan
dan menentukan kebijakan penerimaan prajurit.
(b) Aspers Kasad menyelenggarakan dan
melaksanakan pengawasan kegiatan penerimaan
prajurit sesuai kebijakan Kasad.
(c) Ka Balakpus pembina fungsi memiliki
wewenang atas penyelenggaraan teknis
pemeriksaan/pengujian sesuai fungsi dan bidang
tugasnya masing-masing.

(2) Tingkat Daerah.


(a) Pangdam/Danrem memiliki wewenang dalam
menetapkan dan menentukan kebijakan dalam
penerimaan prajurit di daerah, sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Renlakgiat.
(b) Aspers Kodam/Kasipers Korem menyeleng-
garakan dan melaksanakan pengawasan kegiatan
penerimaan prajurit sesuai kebijakan Pangdam/
Danrem.
(c) Kabalak Kodam/Satuan Korem memiliki
42

wewenang dan tanggung jawab atas pelaksanaan


teknis pemeriksaan/pengujian sesuai bidangnya.
b) Komando Pengendalian.

(1) Tingkat Pusat.

(a) Kasad. Menetapkan dan menentukan


kebijakan terhadap pengendalian kegiatan penerimaan
prajurit.

(b) Aspers Kasad. Menyelenggarakan dan


melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan
kegiatan penerimaan prajurit di tingkat pusat dan
daerah.

(c) Dan/Dir/Ka Balakpus Fungsional. Menyeleng-


garakan dan melakukan pengendalian terhadap
pelaksanaan kegiatan penerimaan prajurit di tingkat
pusat dan daerah sesuai dengan fungsinya masing-
masing.

(2) Tingkat Daerah.

(a) Pangdam. Menyelenggarakan dan melakukan


pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
penerimaan prajurit di wilayahnya masing-masing.

(b) Danrem. Menyelenggarakan dan melakukan


pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
penerimaan calon prajurit di wilayahnya masing-
masing.

(c) Kabalakdam Fungsional. Menyelenggarakan


dan melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan
kegiatan penerimaan prajurit di tingkat daerah sesuai
dengan fungsinya masing-masing.

b. Pelaksanaan Pengadaan CPNS AD. Pengadaan CPNS AD dilaksanakan


melalui pengadaan bagi warga negara yang ingin melamar sesuai dengan
kualifikasi pendidikan yang diperlukan. Selanjutnya akan dijelaskan tentang,
prosedur metode, proses, tataran kewenangan dan komando pengendalian
pengadaan CPNS AD sebagai berikut :

1) Metode. Pengadaan CPNS AD dilaksanakan melalui pendataan,


pengkajian dan evaluasi terus menerus guna terpenuhinya kekuatan PNS
di satuan-satuan jajaran Angkatan Darat dalam mendukung pelaksanaan
tugas pokoknya.

2) Proses. Pengadaan CPNS AD dilaksanakan melalui kegiatan :


a) Perencanaan:
43

(1) merencanakan dan mengajukan formasi CPNS AD;

(2) merencanakan dan membuat pengajuan persetujuan


prinsip tambahan alokasi pengadaan CPNS AD kepada
Menhan RI;
(3) merencanakan tempat pelaksanaan kegiatan seleksi
pengadaan CPNS di daerah;
(4) menyusun jadwal kegiatan pengadaan CPNS AD; dan

(5) menyusun rencana pelaksanaan kegiatan (Renlakgiat)


pengadaan CPNS AD, beserta penyaluran anggaran.

b) Pengorganisasian.

(1) Tingkat Pusat. Di tingkat pusat dibentuk Panitia


Pengadaan Pusat (Panpus); dan
(2) Tingkat Daerah. Di tingkat daerah dibentuk Panitia
Pengadaan Daerah (Panda).

c) Pelaksanaan:
(1) melaksanakan pengumuman tentang pengadaan
CPNS AD di daerah;

(2) melaksanakan pendaftaran CPNS AD di


daerah masing-masing;

(3) melaksanakan kegiatan seleksi pengadaan CPNS AD


yang meliputi pemeriksaan/pengujian pada aspek
administrasi, kesehatan, kesamaptaan jasmani, dan
wawancara;

(4) melaksanakan pengawasan test akademik dan test


bakat skolastik;

(5) mengirimkan daftar nominatif dan hasil seleksi tingkat


daerah kepada Panitia Pusat untuk dikirim ke Dephan RI; dan

(6) mengirimkan lembar jawaban komputer (LJK) test


akademik dan bakat skolastik kepada Panitia Pusat untuk
dikirim ke Kemhan RI.

d) Pengawasan.

(1) Tingkat Pusat.

(a) Kasad. Menetapkan dan menentukan kebijakan


terhadap pengawasan kegiatan pengadaan PNS.

(b) Aspers Kasad. Menyelenggarakan dan


melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
44

kegiatan pengadaan CPNS di tingkat daerah.

(c) Dan/Dir/Ka Balakpus Fungsional.


Menyelenggarakan dan melakukan supervisi serta
pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
pengadaan CPNS sesuai dengan fungsinya masing-
masing.

(2) Tingkat Daerah.

(a) Pangdam. Menyelenggarakan dan melakukan


pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
pengadaan CPNS di wilayahnya masing-masing.

(b) Kabalakdam Fungsional. Menyelenggarakan


dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan pengadaan CPNS AD di tingkat daerah
sesuai fungsinya masing-masing.
3) Prosedur. Pengadaan CPNS AD dilaksanakan melalui prosedur
sebagai berikut :

a) Tingkat Pusat.

(1) Mabesad. Merumuskan dan menetapkan


kebijakan terhadap pelaksanaan pengadaan CPNS AD.

(2) Balakpus:

(a) bertanggung jawab atas terselenggaranya


pemeriksaaan/pengujian CPNS AD sesuai fungsi yang
dibinanya;

(b) sebagai supervisi dan melaksanakan


pengawasan pemeriksaan/pengujian sesuai materi
yang dibinanya; dan

(c) mengadakan pengkajian dan evaluasi terhadap


materi pemeriksaan/pengujian yang dibinanya.

b) Tingkat Daerah.

(1) Kodam. Melaksanakan pengadaan CPNS AD sesuai


Renlakgiat yang ditetapkan oleh Panpus.

(2) Balak Kodam.

(a) bertanggung jawab atas terselenggaranya


seleksi CPNS AD sesuai bidangnya;

(b) melaksanakan pengawasan pelaksanaan


pemeriksaan/pengujian sesuai bidangnya.
45

4) Tataran Kewenangan dan Komando Pengendalian.

a) Tataran Kewenangan.

(1) Tingkat Pusat.


(a) Kasad memiliki kewenangan dalam menetapkan
dan menentukan kebijakan pelaksanaan pengadaan
CPNS AD.

(b) Aspers Kasad menyelenggarakan dan


melaksanakan pengawasan kegiatan pengadaan
CPNS AD sesuai kebijakan Kasad.

(c) Kabalakpus pembina fungsi memiliki wewenang


atas penyelenggaraan teknis pemeriksaan/pengujian
sesuai fungsi dan bidang tugasnya masing-masing.

(2) Tingkat Daerah.

(a) Pangdam memiliki wewenang dalam


menetapkan dan menentukan kebijakan dalam
pelaksanaan pengadaan CPNS AD di daerah, sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam Renlakgiat.

(b) Aspers Kasdam Menyelenggarakan dan


melaksanakan pengawasan kegiatan pengadaan
CPNS AD sesuai kebijakan Pangdam.

(c) Kabalak Kodam memiliki wewenagang dan


tanggung jawab atas pelaksanaan teknis pemeriksaan/
pengujian sesuai bidangnya.

b) Komando Pengendalian.

(1) Tingkat Pusat.


(a) Kasad. Menetapkan dan menentukan kebijakan
terhadap pengendalian kegiatan pengadaan CPNS
AD.

(b) Aspers Kasad. Menyelenggarakan dan


melaksanakan pengendalian terhadap pelaksanaan
kegiatan pengadaan CPNS AD.

(c) Dan/Dir/Ka Balakpus Fungsional.


Menyelenggarakan dan melakukan pengendalian
terhadap pelaksanaan kegiatan pengadaan CPNS AD
sesuai fungsi masing-masing.

(2) Tingkat Daerah.


46

(a) Pangdam. Menyelenggarakan dan melakukan


pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
pengadaan CPNS AD di wilayahnya masing-masing.

(b) Kabalakdam Fungsional. Menyelenggarakan


dan melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan
kegiatan pengadaan CPNS AD sesuai dengan
fungsinya masing-masing.

18. Pelaksanaan Pendidikan Prajurit/ Pendidikan dan Pelatihan PNS AD.

a. Pelaksanaan Pendidikan Prajurit. Pendidikan prajurit dilaksanakan


dalam rangka membentuk dan mengembangkan prajurit yang berjiwa Pancasila
dan Sapta Marga, memiliki kepribadian sebagai pejuang prajurit dan prajurit
pejuang, yang sekaligus sebagai prajurit profesional. Selanjutnya akan dijelaskan
tentang metode, proses, prosedur, tataran kewenanan dan komando
pengendalian pendidikan prajurit sebagai berikut :

1) Metode. Pendidikan prajurit dilaksanakan setelah melalui proses


pengadaan untuk pendidikan pertama, dan untuk pendidikan lainnya
setelah melalui proses permintaan calon, usul kemudian diseleksi
berdasarkan ketentuan yang berlaku.

2) Proses. Pendidikan prajurit dilaksanakan melalui kegiatan :

a) Perencanaan.

(1) Merencanakan pendidikan prajurit berdasarkan alokasi


yang telah ditentukan.

(2) Mengkoordinasikan jadwal pelaksanaan pendidikan


dengan :
(a) Lemdikpus (Seskoad, Secapaad, Akmil) untuk
merencanakan pelaksanaan pendidikan yang akan
dioperasionalkan.
(b) Lemdik di jajaran Kodiklat TNI AD dan Pusdik-
Pusdik lainnya, untuk merencanakan pelaksanaan
pendidikan yang akan dioperasionalkan.
47

(c) Lemdikrah (Rindam) di masing-masing Kodam,


untuk merencanakan pelaksanaan pendidikan yang
akan dioperasionalkan.

(d) Lemdik Ilpengtek di jajaran TNI AD, untuk


merencanakan pelaksanaan pendidikan yang akan
dioperasionalkan.

b) Pengorganisasian
(1) Seleksi Pendidikan.
(a) Tingkat Pusat. Di tingkat pusat dibentuk Panitia
Seleksi Pusat.

(b) Tingkat Daerah. Di tingkat daerah dibentuk


Panitia Seleksi Daerah.

(2) Pelaksanaan Pendidikan. Dilaksanakan oleh Lemdik-


Lemdik di jajaran TNI AD secara fungsional.

c) Pelaksanaan.
(1) Permintaan calon peserta ke satuan-satuan.
(2) Proses seleksi pendidikan di daerah dan di pusat.
(3) Menentukan calon peserta yang akan dididik.

d) Pengawasan.

(1) Tingkat Pusat.


(a) Kasad. Menetapkan dan menentukan
kebijakan terhadap pengawasan pelaksanaan
pendidikan prajurit.

(b) Aspers Kasad. Membantu Kasad dalam


melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan seleksi dan pelaksanaan pendidikan prajurit.

(2) Tingkat daerah

(a) Dankodiklat TNI AD melaksanakan pengawasan


terhadap pelaksanaan pendidikan di Pusdik-Pusdik
jajaran Kodiklat TNI AD.

(b) Dansekoad/Gubernur Akmil/Danjen Kopassus/


Dan Puster/Dan Puspenerbad, serta Dan/Ka Lemdik
lainnya melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan pendidikan di Lemdik masing-masing.
48

(c) Pangdam melaksanakan pengawasan terhadap


pelaksanaan pendidikan di Rindam masing-masing.

3) Prosedur.

a) Prosedur Seleksi Pendidikan.


(1) Tingkat Pusat.

(a) Mabesad. Merumuskan dan menetapkan


kebijakan terhadap pelaksanaan seleksi pendidikan.

(b) Balakpus:
i. bertangung jawab atas terselenggaranya
pemeriksaan/pengujian seleksi pendidikan
prajurit sesuai fungsi yang dibinanya;

ii. melaksanakan pengawasan


pemeriksaan/ pengujian sesuai materi yang
dibinanya.
iii. mengadakan pengkajian dan evaluasi
terhadap materi pemeriksaan/pengujian yang
dibinanya.

(2) Tingkat Daerah.

(a) Kotama/Balakpus.Melaksanakan seleksi


pendidikan prajurit sesuai Renlakgiat yang ditetapkan
oleh Panpus.
(b) Balak Kodam/Satuan Korem.
i) Bertanggung jawab atas
terselenggaranya seleksi pendidikan prajurit
sesuai bidangnya.
ii) Melaksanakan pengawasan
pelaksanaan pemeriksaan/pengujian sesuai
bidangnya.

b) Prosedur Pelaksanaan Pendidikan.

(1) Masing-masing Lemdik membuat Renopsdik sesuai


kurikulum pendidikan yang dilaksanakan.

(2) Melaksanakan operasional pendidikan sesuai


Renopsdik yang telah disusun.

(3) Mengkaji pelaksanaan pendidikan untuk


keperluan evaluasi dan pengembangan pendidikan.
49

4) Tataran Kewenangan dan Komando Pengendalian

a) Tataran Kewenangan.

(1) Tingkat Pusat.

(a) Kasad memiliki kewenangan dalam menetapkan


dan menentukan kebijakan pelaksanaan pendidikan
prajurit.

(b) Aspers Kasad membantu Kasad dalam


menyelenggarakan dan melaksanakan pengawasan
kegiatan pendidikan prajurit.
[

(2) Tingkat Daerah.

a) Dankodiklat TNI AD mempunyai kewenangan


dalam melaksanakan pendidikan di Pusdik-Pusdik
jajaran Kodiklat TNI AD.

b) Dansekoad/Gubernur Akmil/Danjen Kopassus/


Dan Puster/Dan Puspenerbad, serta Dan/Ka Lemdik
lainnya mempunyai kewenangan dalam pelaksanaan
pendidikan di Lemdik masing-masing.

c) Pangdam memiliki kewewenangan dalam


melaksanakan pendidikan di Rindam masing-masing.

b) Komando Pengendalian.

(1) Tingkat Pusat.


(a) Kasad. Menetapkan dan menentukan
kebijakan terhadap pengendalian kegiatan seleksi dan
pelaksanaan pendidikan prajurit.

(b) Aspers Kasad. Membantu Kasad dalam


menyelenggarakan dan melakukan pengendalian
terhadap pelaksanaan kegiatan seleksi dan
pelaksanaan pendidikan prajurit.
(c) Dan/Dir/Ka Balakpus Fungsional. Menyeleng-
garakan dan melakukan pengendalian terhadap
pelaksanaan kegiatan seleksi pendidikan prajurit di
tingkat pusat dan di tingkat daerah sesuai dengan
fungsinya masing-masing.

(2) Tingkat Daerah. Dankodiklat TNI AD/Pangdam/


Dansekoad/Gubernur Akmil/Danjen Kopassus/Dan Puster/
Dan Puspenerbad, serta Dan/Ka Lemdik lainnya,
50

menyelenggarakan dan melakukan pengendalian terhadap


pelaksanaan kegiatan pelaksanaan pendidikan prajurit di
Lemdik-Lemdik yang berada di jajarannya.

b. Organisasi Penyelenggara Seleksi Administrasi Pendidikan.

1) Pendidikan Reguler (Dikreg) Seskoad.

a) Tingkat pusat.

(1) Penanggung Jawab (Dirajenad):

(a) Mengeluarkan surat perintah kepada personel


yang terlibat dalam kepanitiaan seleksi administrasi
Dikreg Seskoad.

(b) Menetapan kebijakan sesuai dengan program


dan anggaran.

(c) Bertanggung jawab terhadap hasil seleksi


administrasi Dikreg Seskoad.

(2) Ketua (Kasubditbinminperspra):

(a) menentukan kebijakan yang berhubungan


dengan penyelenggaraan seleksi administrasi
berdasarkan kebijakan umum Kasad;

(b) memberikan arahan dan petunjuk kepada


anggota bidang seleksi administrasi yang berhubungan
dengan penyelenggaraan seleksi;

(c) menentukan sistem penilaian seleksi


administrasi;

(d) mengendalikan kegiatan yang berhubungan


dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
kegiatan seleksi;

(e) melaksanakan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan seleksi;
51

(f) memimpin sidang administrasi tingkat pusat


(Ditajenad);

(g) menghadiri sidang administrasi tingkat Pusat


(Spersad); dan

(h) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan


melaporkan hasil pelaksanaan seleksi kepada Aspers
Kasad.

(3) Wakil Ketua (Kabagselmindik):


(a) mewakili ketua apabila berhalangan;

(b) membantu ketua dalam pelaksanaan tugasnya;

(c) memberikan saran dan pertimbangan kepada


ketua dalam proses pengambilan keputusan;

(d) mengoordinasikan kegiatan unsur staf dan


anggota tim seleksi; dan

(e) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada Ketua Panpus.

(4) Sekretaris (Kasiselmindik):

(a) menerima petunjuk/perintah/arahan ketua


tentang operasional kegiatan dan seleksi administrasi;

(b) merencanakan, menyiapkan administrasi dan


bahan-bahan yang diperlukan serta
mengoperasionalkan kegiatan sesuai rencana
penyelenggaraan seleksi yang ditetapkan oleh ketua;

(c) memberikan pendapat/saran kepada ketua


tentang operasional kegiatan seleksi administrasi.

(d) menyusun laporan kegiatan sesuai pentahapan,


menghimpun dan mengolah data hasil seleksi
administrasi sebagai bahan sidang sesuai ketentuan
yang berlaku.

(e) mengadakan koordinasi dengan pejabat


fungsional/struktural dalam penyelesaian seleksi
administrasi.

(f) melaporkan/memberikan pendapat, saran dan


evaluasi kepada ketua bila terdapat hal-hal yang
menonjol pada selama operasional kegiatan seleksi
pada kesempatan pertama.
52

(g) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua tim.

(5) Anggota:

(a) membantu kelancaran pelaksanaan seleksi


administrasi Dikreg Seskoad; dan

(b) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua.

b) Tingkat daerah/Panda.

(1) Penanggung Jawab (Pangdam):

(a) mengeluarkan surat perintah kepada personel


yang terlibat dalam kepanitiaan seleksi administrasi
Dikreg Seskoad;

(b) menetapkan kebijakan sesuai dengan program


dan anggaran;

(c) bertanggung jawab terhadap hasil seleksi


administrasi Dikreg Seskoad di tingkat Panda.

(2) Ketua (Kaajendam):

(a) meneliti ulang persyaratan administrasi peserta


seleksi;

(b) melaksanakan koordinasi dengan pejabat


fungsional/struktural dalam penyelesaian administrasi
peserta seleksi;
(c) melaporkan hasil pemeriksaan administrasi dan
hal-hal menonjol kepada Ketua Panda pada
kesempatan pertama; dan

(d) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada Ketua Panda.

(3) Wakil Ketua (Wakaajendam):


(a) mewakili ketua apabila berhalangan;

(b) membantu ketua dalam pelaksanaan tugasnya;

(c) memberikan saran dan pertimbangan kepada


ketua dalam proses pengambilan keputusan;
53

(d) mengoordinasi kegiatan unsur staf dan anggota


tim seleksi; dan

(e) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua bidang administrasi.

(4) Sekretaris (Kasiminperspra):

(a) menerima petunjuk/perintah/arahan ketua tentang


operasional kegiatan dan seleksi administrasi;

(b) merencanakan, menyiapkan administrasi dan


bahan-bahan yang diperlukan serta
mengoperasionalkan kegiatan sesuai rencana
penyelenggaraan seleksi yang ditetapkan oleh ketua;

(c) memberikan pendapat/saran kepada ketua


tentang operasional kegiatan seleksi administrasi;

(d) menyusun laporan kegiatan sesuai pentahapan,


menghimpun dan mengolah data hasil seleksi
administrasi sebagai bahan sidang sesuai ketentuan
yang berlaku;

(e) mengadakan koordinasi dengan pejabat


fungsional/struktural dalam penyelesaian seleksi
administrasi.

(f) melaporkan/memberikan pendapat, saran dan


evaluasi kepada ketua bila terdapat hal-hal yang
menonjol pada selama operasional kegiatan seleksi
pada kesempatan pertama.

(g) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua tim.

(5) Anggota:

(a) membantu kelancaran pelaksanaan seleksi


administrasi Dikreg Seskoad;

(b) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua.

2) Pendidikan Lanjutan Perwira II/I (Diklapa II/I).

a) Tingkat pusat.

(1) Penanggung Jawab (Dirajenad):


54

(a) mengeluarkan surat perintah kepada personel


yang terlibat dalam kepanitiaan seleksi administrasi
Diklapa II/I;

(b) menetapkan kebijakan sesuai dengan program


dan anggaran;

(c) bertanggung jawab terhadap hasil seleksi


administrasi Diklapa II/I.

(2) Ketua (Kasubditbinminperspra):

(a) membuat rencana pelaksanaan kegiatan


pemeriksaan administrasi;

(b) meneliti ulang daftar nominatif dan memeriksa


kelengkapan bahan administrasi peserta seleksi yang
diajukan oleh Panda;

(c) menentukan peserta seleksi yang memenuhi


syarat (MS) dan tidak memenuhi syarat (TMS) sesuai
ketentuan melalui sidang administrasi.

(d) melaksanakan koordinasi dengan pejabat


fungsional/struktural dalam penyelesaian administrasi
peserta.

(e) mengirimkan hasil pemeriksaan administrasi


ulang kepada Ketua Panpus u.p. Sekretaris Panpus
(Pabandya-2/Seldik Spaban II/Bindik Spersad).

(3) Wakil Ketua (Kabagselmindik):

(a) mewakili ketua apabila berhalangan;

(b) membantu ketua dalam pelaksanaan tugasnya;

(c) memberikan saran dan pertimbangan kepada


ketua dalam proses pengambilan keputusan;

(d) mengoordinisasi kegiatan unsur staf dan anggota


tim seleksi; dan

(e) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua.

(4) Sekretaris (Kasiselmindik):

(a) menerima petunjuk/perintah/arahan ketua


tentang operasional kegiatan dan seleksi administrasi;
55

(b) merencanakan, menyiapkan administrasi, dan


bahan-bahan yang diperlukan, serta
mengoperasionalkan kegiatan sesuai rencana
penyelenggaraan seleksi yang ditetapkan oleh ketua;

(c) memberikan pendapat/saran kepada ketua


tentang operasional kegiatan seleksi administrasi;

(d) menyusun laporan kegiatan sesuai pentahapan,


menghimpun dan mengolah data hasil seleksi
administrasi sebagai bahan sidang sesuai ketentuan
yang berlaku;

(e) mengadakan koordinasi dengan pejabat


fungsional/struktural dalam penyelesaian seleksi
administrasi;

(f) melaporkan/memberikan pendapat, saran dan


evaluasi kepada ketua bila terdapat hal-hal yang
menonjol pada selama operasional kegiatan seleksi
pada kesempatan pertama; dan

(g) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua.

(5) Anggota:

(a) membantu kelancaran pelaksanaan seleksi


administrasi Diklapa II/I; dan

(b) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua.

b) Tingkat daerah/Panda.

(1) Penanggung Jawab (Kaajendam):

(a) mengeluarkan surat perintah kepada personel


yang terlibat dalam kepanitiaan seleksi administrasi
Diklapa II/I;

(b) menetapkan kebijakan sesuai dengan program


dan anggaran; dan

(c) bertanggung jawab terhadap hasil seleksi


administrasi Diklapa II/I.

(2) Ketua (Wakaajendam):


56

(a) membuat rencana pelaksanaan kegiatan


pemeriksaan administrasi;

(b) meneliti ulang daftar nominatif dan memeriksa


kelengkapan bahan administrasi peserta seleksi yang
diajukan oleh Dansatker/Kotama/Balakpus dalam dan
luar struktur TNI AD;

(c) menentukan peserta seleksi yang memenuhi


persyaratan dan tidak memenuhi persyaratan sesuai
ketentuan;

(d) melaksanakan koordinasi dengan pejabat


fungsional/struktural dalam penyelesaian administrasi
peserta;

(e) mengirimkan hasil pemeriksaan administrasi


kepada Ketua Tim Administrasi Pusat
(Kasubditbinminperspra Ditajenad).

(3) Sekretaris (Kasiminperspra):

(a) menerima petunjuk/perintah/arahan ketua


tentang operasional kegiatan dan seleksi administrasi;

(b) merencanakan, menyiapkan administrasi, dan


bahan-bahan yang diperlukan serta
mengoperasionalkan kegiatan sesuai rencana
penyelenggaraan seleksi yang ditetapkan oleh ketua;

(c) memberikan pendapat/saran kepada ketua


tentang operasional kegiatan seleksi administrasi;

(d) menyusun laporan kegiatan sesuai pentahapan,


menghimpun dan mengolah data hasil seleksi
administrasi sebagai bahan sidang sesuai ketentuan
yang berlaku;

(e) mengadakan koordinasi dengan pejabat


fungsional/struktural dalam penyelesaian seleksi
administrasi;

(f) melaporkan/memberikan pendapat, saran dan


evaluasi kepada ketua bila terdapat hal-hal yang
menonjol pada selama operasional kegiatan seleksi
pada kesempatan pertama;

(g) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua.

(4) Anggota:
57

(a) membantu kelancaran pelaksanaan seleksi


administrasi Diklapa II/I;

(b) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua.

3) Pendidikan Pembentukan Perwira (Diktukpa).

a) Tingkat pusat.

(1) Penanggung Jawab (Dirajenad):

(a) mengeluarkan surat perintah kepada personel


yang terlibat dalam kepanitiaan seleksi administrasi
Diktukpa;

(b) menetapkan kebijakan sesuai dengan program


dan anggaran; dan

(c) bertanggung jawab terhadap hasil seleksi


administrasi Diktupa .

(2) Ketua (Kasubditbinminperspra):

(a) membuat rencana pelaksanaan kegiatan


pemeriksaan administrasi;

(b) meneliti ulang daftar nominatif dan memeriksa


kelengkapan bahan administrasi peserta seleksi yang
diajukan oleh Panda;
(c) menentukan peserta seleksi yang memenuhi
syarat (MS) dan tidak memenuhi syarat (TMS) sesuai
ketentuan melalui sidang administrasi;

(d) melaksanakan koordinasi dengan pejabat


fungsional/struktural dalam penyelesaian administrasi
peserta.

(e) mengirimkan hasil pemeriksaan administrasi


ulang kepada Ketua Panpus u.p. Sekretaris Panpus
(Pabandya-2/Seldik Spaban II/Bindik Spersad).

(f) menghadiri sidang pemanggilan tingkat pusat


(Spersad).

(3) Wakil Ketua (Kabagselmindik):


(a) mewakili ketua apabila berhalangan;
58

(b) membantu ketua dalam pelaksanaan tugasnya;

(c) memberikan saran dan pertimbangan kepada


ketua dalam proses pengambilan keputusan;

(d) mengoordinasikan kegiatan unsur staf dan


anggota tim seleksi; dan

(e) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua.

(4) Sekretaris (Kasiselmindik):

(a) menerima petunjuk/perintah/arahan ketua


tentang operasional kegiatan dan seleksi administrasi;

(b) merencanakan, menyiapkan administrasi dan


bahan-bahan yang diperlukan, serta
mengoperasionalkan kegiatan sesuai rencana
penyelenggaraan seleksi yang ditetapkan oleh ketua;

(c) memberikan pendapat/saran kepada ketua


tentang operasional kegiatan seleksi administrasi;

(d) menyusun laporan kegiatan sesuai


pentahapan, menghimpun dan mengolah data hasil
seleksi administrasi sebagai bahan sidang sesuai
ketentuan yang berlaku;

(e) mengadakan koordinasi dengan pejabat


fungsional/struktural dalam penyelesaian seleksi
administrasi;

(f) melaporkan/memberikan pendapat, saran dan


evaluasi kepada ketua bila terdapat hal-hal yang
menonjol pada selama operasional kegiatan seleksi
pada kesempatan pertama; dan

(g) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua.
(5) Anggota:

(a) membantu kelancaran pelaksanaan seleksi


administrasi Diktupa; dan

(b) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua.

b) Tingkat Daerah/Panda.
59

(1) Penanggung Jawab (Kaajendam/Kaajen Kostrad):

(a) mengeluarkan surat perintah kepada personel


yang terlibat dalam kepanitiaan seleksi administrasi
Diktupa;

(b) menetapkan kebijakan sesuai dengan program


dan anggaran; dan

(b) bertanggung jawab terhadap hasil keputusan


sidang.

(2) Ketua (Wakaajendam/Wakaajen Kostrad):

(a) membuat rencana pelaksanaan kegiatan


pemeriksaan administrasi;

(b) meneliti ulang daftar nominatif dan memeriksa


kelengkapan bahan administrasi peserta seleksi yang
diajukan oleh Dansatker/Kotama/Balakpus dalam dan
luar struktur TNI AD;

(c) menentukan peserta seleksi yang memenuhi


persyaratan dan tidak memenuhi persyaratan sesuai
ketentuan;

(d) melaksanakan koordinasi dengan pejabat


fungsional/struktural dalam penyelesaian administrasi
peserta; dan

(e) mengirimkan hasil pemeriksaan administrasi


kepada Ketua Tim Administrasi Pusat
(Kasubditbinminperspra Ditajenad).
(3) Sekretaris (Kasiminperspra):

(a) menerima petunjuk/perintah/arahan ketua


tentang operasional kegiatan dan seleksi administrasi;

(b) merencanakan, menyiapkan administrasi dan


bahan-bahan yang diperlukan serta
mengoperasionalkan kegiatan sesuai rencana
penyelenggaraan seleksi yang ditetapkan oleh ketua;
(c) memberikan pendapat/saran kepada ketua
tentang operasional kegiatan seleksi administrasi;

(d) menyusun laporan kegiatan sesuai pentahapan,


menghimpun dan mengolah data hasil seleksi
administrasi sebagai bahan sidang sesuai ketentuan
yang berlaku;
60

(e) mengadakan koordinasi dengan pejabat


fungsional/struktural dalam penyelesaian seleksi
administrasi;

(f) melaporkan/memberikan pendapat, saran, dan


evaluasi kepada ketua bila terdapat hal-hal yang
menonjol pada selama operasional kegiatan seleksi
pada kesempatan pertama; dan

(g) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua.

(4) Anggota:

(a) membantu kelancaran pelaksanaan seleksi


administrasi Diktupa; dan

(b) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua.

4) Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba).

a) Tingkat pusat.

(1) Penanggung Jawab (Dirajenad):

(a) mengeluarkan surat perintah kepada personel


yang terlibat dalam kepanitiaan seleksi administrasi
Diktukba;

(b) menetapkan kebijakan sesuai dengan program


dan anggaran; dan

(c) bertanggung jawab terhadap hasil seleksi


administrasi Diktuba.

(2) Ketua (Kasubditbinminperspra):

(a) membuat rencana pelaksanaan kegiatan


pemeriksaan administrasi;

(b) meneliti ulang daftar nominatif dan memeriksa


kelengkapan bahan administrasi peserta seleksi yang
diajukan oleh Panda;
61

(c) menentukan peserta seleksi yang memenuhi


syarat (MS) dan tidak memenuhi syarat (TMS) sesuai
ketentuan melalui sidang administrasi;

(d) melaksanakan koordinasi dengan pejabat


fungsional/struktural dalam penyelesaian administrasi
peserta;

(e) mengirimkan hasil pemeriksaan administrasi


ulang kepada Ketua Panpus u.p. Sekretaris Panpus
(Pabandya-2/Seldik Spaban II/Bindik Spersad); dan

(f) menghadiri sidang pemanggilan tingkat pusat


(Spersad).

(3) Wakil Ketua (Kabagselmindik):

(1) mewakili ketua apabila berhalangan;

(2) membantu ketua dalam pelaksanaan tugasnya;

(3) memberikan saran dan pertimbangan


kepada ketua dalam proses pengambilan keputusan;

(4) mengoordinasikan kegiatan unsur staf dan


anggota tim seleksi; dan

(5) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua.

(4) Sekretaris (Kasiselmindik).

(a) menerima petunjuk/perintah/arahan ketua


tentang operasional kegiatan dan seleksi administrasi;

(b) merencanakan, menyiapkan administrasi, dan


bahan-bahan yang diperlukan, serta
mengoperasionalkan kegiatan sesuai rencana
penyelenggaraan seleksi yang ditetapkan oleh ketua;

(c) memberikan pendapat/saran kepada ketua


tentang operasional kegiatan seleksi administrasi;

(d) menyusun laporan kegiatan sesuai pentahapan,


menghimpun dan mengolah data hasil seleksi
administrasi sebagai bahan sidang sesuai ketentuan
yang berlaku;

(e) mengadakan koordinasi dengan pejabat


fungsional/struktural dalam penyelesaian seleksi
administrasi;
62

(f) melaporkan/memberikan pendapat, saran, dan


evaluasi kepada ketua bila terdapat hal-hal yang
menonjol pada selama operasional kegiatan seleksi
pada kesempatan pertama; dan

(g) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua.

(5) Anggota:

(a) membantu kelancaran pelaksanaan seleksi


administrasi Diktukba.

(b) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua.

b) Tingkat daerah/Panda.

(1) Penanggung Jawab (Kaajendam/Kaajen Kostrad):

(a) mengeluarkan surat perintah kepada personel


yang terlibat dalam kepanitiaan seleksi administrasi
Diktukba.

(b) menetapkan kebijakan sesuai dengan program


dan anggaran.

(c) bertanggung jawab terhadap hasil seleksi


administrasi Diktukba.

(2) Ketua (Wakaajendam/Wakaajen Kostrad):

(a) membuat rencana pelaksanaan kegiatan


pemeriksaan administrasi.

(b) meneliti ulang daftar nominatif dan


memeriksa kelengkapan bahan administrasi peserta
seleksi yang diajukan oleh Dansatker/Kotama/Balakpus
dalam dan luar struktur TNI AD.

(c) menentukan peserta seleksi yang memenuhi


persyaratan dan tidak memenuhi persyaratan sesuai
ketentuan.

(d) melaksanakan koordinasi dengan pejabat


fungsional/struktural dalam penyelesaian administrasi
peserta.
63

(e) mengirimkan hasil pemeriksaan administrasi


kepada Ketua Tim Administrasi Pusat
(Kasubditbinminperspra Ditajenad).
(3) Sekretaris (Kasiminperspra):

(a) menerima petunjuk/perintah/arahan ketua tentang


operasional kegiatan dan seleksi administrasi.

(b) merencanakan, menyiapkan administrasi dan


bahan-bahan yang diperlukan serta
mengoperasionalkan kegiatan sesuai rencana
penyelenggaraan seleksi yang ditetapkan oleh ketua.

(c) memberikan pendapat/saran kepada ketua


tentang operasional kegiatan seleksi administrasi.

(d) menyusun laporan kegiatan sesuai pentahapan,


menghimpun, dan mengolah data hasil seleksi
administrasi sebagai bahan sidang sesuai ketentuan
yang berlaku.

(e) mengadakan koordinasi dengan pejabat


fungsional/struktural dalam penyelesaian seleksi
administrasi.

(f) melaporkan/memberikan pendapat, saran, dan


evaluasi kepada ketua bila terdapat hal-hal yang
menonjol pada selama operasional kegiatan seleksi
pada kesempatan pertama.

(g) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua tim.

(4) Anggota:

(a) membantu kelancaran pelaksanaan seleksi


administrasi Diktukba.

(b) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada ketua.

Pendidikan Pengembangan Spesialisasi (Dikbangspes) perwira, bintara,


dan tamtama diatur tersendiri oleh Aspers Kasad.

c. Ketentuan Penyelenggaraan Seleksi Administrasi Pendidikan.

1). Seleksi administrasi Pendidikan Reguler (Dikreg) Seskoad.

a) Ketentuan umum:
64

(1) Konduite dan prestasi kerja baik.

(2) Hasil Litpers memenuhi syarat.

(3) Lulus pemeriksaan kesehatan (Rikkes) yang dinyatakan


oleh PPBPAD.

(4) Nilai kesamaptaan jasmani minimal 70.

(5) Bagi Kowad harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

(a) Tidak dalam keadaan hamil selama pelaksanaan


seleksi dan tidak boleh hamil selama dalam pendidikan.

(b) Bagi yang sudah berkeluarga dilengkapi dengan


surat izin dari suami.

b) Ketentuan khusus:

(1) Pangkat Mayor s.d. Letnan Kolonel.

(2) Menduduki Jabatan Gol VI atau V (telah definitif).

(3) Ketentuan lain. Ketentuan lain diatur tersendiri oleh


Spersad berdasarkan kepentingan organisasi.

c) Wewenang.

(1) Wewenang penentuan memenuhi syarat (MS)/tidak


memenuhi syarat (TMS) hasil pemeriksaan administrasi Dikreg
Seskoad tingkat pusat oleh Kasubditbinminperspra.

(2) Wewenang penentuan memenuhi syarat (MS)/tidak


memenuhi syarat (TMS) hasil pemeriksaan administrasi Dikreg
Seskoad tingkat daerah oleh Kaajendam.

d) Persyaratan administrasi:

(1) Fotokopi petikan keputusan pengangkatan Letda.

(2) Fotokopi petikan keputusan pangkat terakhir.

(3) Fotokopi petikan keputusan jabatan terakhir.

(4) Fotokopi ijazah Selapa/Diklapa II.

(5) Fotokopi ijazah Dikum S2 (bagi psikolog).

(6) Daftar riwayat hidup lengkap.

(7) Khusus Kowad melampirkan:


65

(8) Surat keterangan tidak sedang hamil.

(9) Surat izin dari suami.

2) Seleksi Administrasi Diklapa II dan I.

a) Ketentuan umum:

(1) Konduite dan prestasi kerja baik.

(2) Berbadan sehat yang dinyatakan oleh PPBPAD


setempat.

(2) Nilai kesamaptaan jasmani minimal 70.

(3) Hasil Litpers memenuhi syarat.

(4) Bagi Kowad harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

(a) tidak dalam keadaan hamil selama pelaksanaan


seleksi dan tidak boleh hamil selama dalam pendidikan.

(b) bagi yang sudah berkeluarga dilengkapi dengan


surat izin dari suami.

b) Ketentuan khusus Diklapa II dan I:

(1) Pangkat Kapten s.d. Mayor (untuk Diklapa II).

(2) Pangkat Lettu/Kapten (untuk Diklapa I).

(3) Casis Diklapa II harus sudah lulus Diklapa I, khusus


pendidikan Spesialisasi kedokteran dianggap sudah mengikuti
Dikbangspes.

(4) Telah mengikuti Sesarcab/Sekalihpa kecabangan.

c) Ketentuan lain. Ketentuan lain diatur tersendiri oleh Spersad


berdasarkan kepentingan organisasi.

(1) Wewenang.

(a) Wewenang penentuan memenuhi syarat


(MS)/tidak memenuhi syarat (TMS) hasil pemeriksaan
administrasi Diklapa II dan I tingkat pusat oleh
Kasubditbinminperspra.

(b) Wewenang penentuan memenuhi syarat


(MS)/tidak memenuhi syarat (TMS) hasil pemeriksaan
administrasi Diklapa II dan I tingkat daerah oleh
Wakaajendam.
66

(2) Persyaratan administrasi.

(a) Diklapa II:

i. Fotokopi petikan keputusan pengangkatan


Letda.
ii. Fotokopi petikan keputusan pangkat
terakhir.
iii. Fotokopi petikan keputusan jabatan
terakhir.
iv. Fotokopi ijazah Dikmil: Dikma/Diktuk,
Sesarcab Kecab, Suspa/Diklapa I/Dikbangspes.
v. Fotokopi ijazah Dikum terakhir pada saat
diangkat menjadi perwira.
vi. Fotokopi ijazah spesialisasi kedokteran
(khusus dokter yang memiliki).
vii. Fotokopi piagam penghargaan serendah-
rendahnya dari Pangkotama/ Pangkoops (bagi
yang memiliki prestasi khusus).
viii. Daftar riwayat hidup lengkap.
ix. Khusus Kowad melampirkan:
x. Surat keterangan tidak sedang hamil.
xi. Surat keterangan persetujuan suami.

(b) Diklapa I:

i. Fotokopi petikan keputusan pengangkatan


Letda.

ii. Fotokopi petikan keputusan pangkat


terakhir.

iii. Fotokopi petikan keputusan jabatan


terakhir.

iv. Fotokopi ijazah Dikmil: Dikma/Diktuk,


Sesarcab Kecab, Suspa/ Dikbangspes.

v. Daftar riwayat hidup lengkap.

vi. Khusus Kowad melampirkan:


67

vii. Surat keterangan tidak sedang hamil.

viii. Surat keterangan persetujuan suami.

ix. Seleksi administrasi pendidikan


pembentukan perwira.

(3) Ketentuan umum:

(a) Konduite dan prestasi kerja baik.

(b) Berbadan sehat yang dinyatakan oleh PPBPAD


setempat.

(c) Tidak bertato, tidak ditindik, dan tidak memakai


silikon.

(d) Hasil Litpers memenuhi syarat dan tidak sedang


menjalani sanksi administrasi penundaan Dikbangum.

(e) Nilai kesegaran jasmani minimal 70.

(f) Ijazah minimal SLTA sederajat.

(g) Bagi Kowad harus memenuhi ketentuan sebagai


berikut:

i. Tidak dalam keadaan hamil selama


pelaksanaan seleksi dan tidak boleh hamil
selama dalam pendidikan; dan

ii. Bagi yang sudah berkeluarga dilengkapi


dengan surat izin dari suami.

(4) Ketentuan khusus. Ijazah minimal SLTA/sederajat dan


D-3/S-1.

(5) Ketentuan lain. Ketentuan lain diatur tersendiri oleh


Spersad berdasarkan kepentingan organisasi.

(6) Wewenang.

(a) Wewenang penentuan memenuhi syarat


(MS)/tidak memenuhi syarat (TMS) hasil pemeriksaan
administrasi Diktukpa tingkat pusat oleh
Kasubditbinminperspra.

(b) Wewenang penentuan memenuhi syarat


(MS)/tidak memenuhi syarat (TMS) hasil pemeriksaan
administrasi Diktukpa tingkat daerah oleh
Wakaajendam/Waka Ajen Kostrad.
68

(7) Persyaratan administrasi.

(a) Fotokopi petikan keputusan pengangkatan


pertama (Serda bagi Ba PK, Serda dan Prada bagi
lulusan Diktukba/KPLB OMP/OMSP).

(b) Fotokopi petikan keputusan pangkat terakhir.

(c) Fotokopi petikan/salinan keputusan jabatan


terakhir.

(d) Fotokopi Iizah kejuruan Dikma Ba tahap II untuk


Ba PK dan ijazah Serda untuk lulusan Diktukba.

(e) Fotokopi ijazah Dikmil spesialisasi (bila ada).

(f) Daftar riwayat hidup dengan mencantumkan:

(g) Jenjang Dikum dan tahun kelulusan.

(h) TMT jenjang pangkat.

(i) TMT jenjang jabatan/penugasan.

(j) Pasfoto ukuran 4x6 cm satu lembar, ditempel di


sebelah kanan atas halaman pertama.

(k) Khusus Kowad melampirkan:

i. Surat keterangan tidak sedang hamil.

ii. Surat keterangan persetujuan suami


(bagi yang telah bersuami) atau Sket
izin/persetujuan suami yang diketahui Dansat
(bagi bintara Kowad yang bersuami anggota
TNI/Polri golongan pangkat bintara).

iii. Fotokopi piagam penghargaan prestasi


khusus (bila ada).

iv. Fotokopi ijazah Dikum dilegalisasi oleh:

(l) Bagi prajurit yang menggunakan ijazah SD pada


saat masuk menjadi TNI, legalisasi ijazah SLTP dan
SLTA oleh Kadisdik kota/kabupaten atau kepala sekolah
penerbit ijazah.
69

(m) Bagi prajurit yang menggunakan ijazah SLTP


pada saat masuk menjadi TNI, legalisasi ijazah SLTA
oleh Kadisdik kota/kabupaten atau kepala sekolah
penerbit ijazah.

(n) Bagi prajurit yang menggunakan ijazah SLTA


pada saat masuk menjadi TNI, legalisasi ijazah SLTA
oleh pejabat personel satuan.

(o) Kadisdik provinsi/kota/kabupaten penerbit ijazah


untuk ijazah ujian persamaan SLTA dan Paket C.

(p) Dekan fakultas/ketua jurusan perguruan


tinggi/akademi/negeri/swasta penerbit Ijazah untuk D-
3/S-1/S-2.

(q) Melampirkan surat keterangan/pernyataan


keabsahan ijazah yang dikeluarkan oleh:

(r) Kadisdik provinsi untuk ijazah ujian persamaan


SLTA.

(s) Dekan fakultas/ ketua perguruan tinggi/ akademi


/negeri/swasta penerbit ijazah D-3/S-1/S-2 atau
Keputusan Tambah Gelar Kesarjanaan dari Dirajenad
atas nama Kasad.

(t) Bagi yang memiliki ijazah Paket C dilampiri surat


tanda lulus (STL) atau surat keterangan hasil ujian
nasional (SKHUN) dari Kepala Pusat Penilaian
Pendidikan Kemendikbud/Kadisdik kota/kabupaten.

3) Seleksi administrasi pendidikan pembentukan bintara.

a) Ketentuan umum:

(1) Konduite dan prestasi kerja baik.

(2) Berbadan sehat yang dinyatakan oleh PPBPAD


setempat.

(3) Tidak bertato, tidak ditindik, dan tidak memakai silikon.

(4) Hasil Litpers memenuhi syarat.

(5) Ijazah minimal SLTA sederajat.

b) Ketentuan khusus. Pangkat minimal Kopda.

c) Ketentuan lain. Ketentuan lain diatur tersendiri oleh Spersad


berdasarkan kepentingan organisasi.
70

(1) Wewenang.

(a) Wewenang penentuan memenuhi syarat


(MS)/tidak memenuhi syarat (TMS) hasil pemeriksaan
administrasi Diktukba tingkat pusat oleh
Kasubditbinminperspra.

(b) Wewenang penentuan memenuhi syarat


(MS)/tidak memenuhi syarat (TMS) hasil pemeriksaan
administrasi Diktukba tingkat daerah oleh
Wakaajendam/ Wakaajen Kostrad.

(2) Persyaratan administrasi.

(a) Fotokopi petikan keputusan pengangkatan


pertama dan pangkat terakhir.

(b) Fotokopi petikan/salinan keputusan jabatan


terakhir.

(c) Fotokopi ijazah kejuruan Dikma Ta tahap II.

(d) Fotokopi ijazah Dikmil spesialisasi (bila ada).

(3) Daftar riwayat hidup dengan mencantumkan:

(a) Jenjang Dikum dan tahun kelulusan.

(b) TMT jenjang pangkat.

(c) TMT jenjang jabatan/penugasan.

(d) Pasfoto ukuran 4x6 cm satu lembar, ditempel di


sebelah kanan atas halaman pertama persyaratan
administrasi.

(e) Fotokopi piagam penghargaan prestasi khusus


(bila ada).
(f) Fotokopi ijazah Dikum dilegalisasi oleh:

i. Bagi prajurit yang menggunakan Ijazah SD


pada saat masuk menjadi TNI, legalisasi ijazah
SLTP dan SLTA oleh Kadisdik kota/kabupaten
atau Kepala Sekolah penerbit ijazah.

ii. Bagi prajurit yang menggunakan ijazah


SLTP pada saat masuk menjadi TNI, legalisasi
ijazah SLTA oleh Kadisdik kota/kabupaten atau
Kepala Sekolah Penerbit ijazah.
71

iii. Bagi prajurit yang menggunakan ijazah


SLTA pada saat masuk menjadi TNI, legalisasi
ijazah SLTA oleh pejabat personel satuan.

iv. Kadisdik provinsi/kota/kabupaten penerbit


ijazah untuk ijazah ujian persamaan SLTA dan
Paket C.

v. Dekan fakultas/ketua jurusan sekolah


tinggi/akademi/negeri/swasta penerbit ijazah
untuk D-3/S-1.

vi Melampirkan surat keterangan/ pernyataan


keabsahan ijazah yang dikeluarkan oleh:

i) Kadisdik provinsi untuk ijazah ujian


persamaan SLTA.

ii) Dekan fakultas/ketua jurusan


perguruan tinggi/akademi/negeri/ swasta
penerbit ijazah D-3/S-1 atau Keputusan
Tambah Gelar Kesarjanaan dari Dirajenad
atas nama Kasad.

vii. Bagi yang memiliki ijazah Paket C dilampiri


surat tanda lulus (STL) atau surat keterangan
hasil ujian nasional (SKHUN) dari Kepala Pusat
Penilaian Pendidikan Kemendikbud/Kadisdik
kota/kabupaten.

d. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan PNS AD. Pendidikan dan


pelatihan PNS AD merupakan sarana untuk membentuk dan meningkatkan mutu
profesionalisme sikap pengabdian dan kesetiaan pada perjuangan bangsa dan
negara, semangat kesatuan dan persatuan serta pengembangan wawasan PNS
AD. Selanjutnya akan dijelaskan tentang metode, proses, prosedur, tataran
kewenangan dan komando pengendalian pendidikan dan pelatihan PNS AD
sebagai berikut :

1) Metode. Pendidikan dan pelatihan PNS AD dilaksanakan melalui


seleksi dari proses permintaan calon, usul kemudian seleksi berdasarkan
ketentuan yang berlaku.

2) Proses. Pendidikan dan pelatihan PNS AD dilaksanakan melalui


kegiatan:

a) Perencanaan.

(1) Merencanakan pendidikan dan pelatihan PNS


AD berdasarkan alokasi yang telah ditentukan;

(2) Mengkoordinasikan jadwal pelaksanaan


pendidikan dengan:
72

(a) Pusdikajen Kodiklat TNI AD untuk pelaksanaan


Diklatpim Tk IV;

(b) Pusdik-Pusdik di jajaran Kodiklat TNI AD untuk


pelaksanaan Dik/Sus sesuai kecabangan; dan

(c) Rindam di masing-masing Kodam untuk


pelaksanaan Diklatprajab dan Diklatsarmil golongan II
dan I.
b) Pengorganisasian

(1) Tingkat Pusat. Kasad menetapkan dan menentukan


kebijakan terhadap pengawasan kegiatan pendidikan dan
pelatihan PNS AD.

(2) Tingkat Daerah.

(a) Pusdikajen Kodiklat TNI AD sebagai pelaksana


Diklatpim Tk IV; dan
(b) Rindam masing-masing Kodam sebagai
pelaksana Diklatprajab dan Diklatsarmil golongan I dan
II.

c) Pelaksanaan.
(1) permintaan calon peserta ke satuan-satuan;
(2) seleksi calon peserta di pusat; dan
(3) menentukan calon peserta yang akan dididik.

d) Pengawasan.

(1) Tingkat Pusat.


(a) Kasad. Menetapkan dan menentukan
kebijakan terhadap pengawasan pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan PNS AD; dan
(b) Aspers Kasad. Membantu Kasad dalam
menyelenggarakan dan melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kegiatan seleksi dan
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan PNS AD.

(2) Tingkat Daerah.

(a) Para Pangdam melaksanakan pengawasan


terhadap pelaksanaan Diklatprajab dan Diklatsarmil
golongan I dan II; dan

(b) Danrindam melaksanakan penyelenggaraan


73

dan pengawasan terhadap pendidikan Diklatprajab dan


Diklatsarmil golongan I dan II.

3) Prosedur.
a) Prosedur seleksi calon peserta dilaksanakan sebagai berikut :

(1) Mabesad. Merumuskan dan menetapkan kebijakan


terhadap seleksi calon peserta Diklatpim Tk IV dan
menyiapkan peserta Diklatprajab golongan I dan II.

(2) Balakpus (sesuai fungsi).

(a) Menyeleksi calon peserta yang akan diusulkan


ke pusat.

(b) Melaksanakan pengawasan terhadap calon


peserta yang diusulkan.

b) Prosedur pelaksanaan pendidikan.

(1) Pusdikajen Kodiklat TNI AD melaksanakan pendidikan


dan pelatihan kepemimpinan Tk IV.

(2) Rindam masing-masing Kodam melaksanakan


Diklatprajab dan Diklatsarmil golongan I dan II.

4) Tataran Kewenangan dan Komando Pengendalian

a) Tataran Kewenangan.

(1) Tingkat Pusat

(a) Kasad. Kasad berwenang dalam menetapkan


dan menentukan kebijakan seleksi dan pelaksanaan
Diklatpim Tk IV, Diklatprajab dan Diklatsarmil golongan
I dan II, serta Diklat lainnya.

(b) Aspers Kasad. Aspers Kasad membantu Kasad


dalam menyelenggarakan dan melaksanakan
pengawasan kegiatan seleksi dan pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan.

(2) Tingkat Daerah.

(a) Danpusdikajen Kodiklat TNI AD memiliki


wewenang dalam melaksanakan Diklatpim Tk IV.

(b) Pangdam memiliki wewenang dalam


melaksanakan Diklatprajab golongan I dan II dan
74

Diklatsarmil.

b) Komando Pengendalian.
(1) Tingkat Pusat.
(a) Kasad menetapkan dan menentukan kebijakan
terhadap pengendalian kegiatan Diklatpim,
Diklatprajab, Diklatsarmil golongan I dan II, dan Diklat
lainnya.

(b) Aspers Kasad menyelenggarakan dan


melakukan pengendalian terhadap seleksi calon
peserta Diklatpim Tk IV dan Pendidikan dan Pelatihan
Spesialisasi.

(2) Tingkat Daerah.


(a) Dankodiklat TNI AD. Menyelenggarakan dan
melakukan pengendalian terhadap kegiatan
pendidikan dan pelatihan kepemimpinan Tk IV.

(b) Pangdam. Menyelenggarakan dan melakukan


pengendalian terhadap pelaksanaan Diklatprajab
golongan I dan II dan Diklatsarmil golongan I dan II.

19. Pelaksanaan Penggunaan.

a. Pelaksanaan Penggunaan Prajurit.

1) Metode. Penggunaan prajurit dilaksanakan melalui penelitian,


pengkajian, evaluasi secara terus menerus, dan berlanjut agar senantiasa
terjamin terpenuhinya penggunaan personel bagi satuan-satuan angkatan
darat dalam mendukung tugas pokoknya. Selanjutnya akan dijelaskan
tentang metode, proses, prosedur, tataran kewenangan dan komando
pengendalian penggunaan prajurit sebagai berikut :

2) Proses.
a) Perencanaan:
(1) merencanakan pembinaan karier Pa, Ba dan Ta di
lingkungan AD;

(2) merencanakan kegiatan administrasi pemberhentian


dan pengangkatan dalam jabatan Gol. Pati, Pamen, Pama,
Ba, dan Ta di lingkungan AD; dan

(3) Merencanakan kegiatan administrasi kenaikan pangkat


Gol. Pati, Pamen, Pama, Ba, dan Ta di lingkungan AD.
75

b) Pengorganisasian.

(1) Tingkat Pusat.


(a) Dibentuk Dewan Jabatan dan Kepangkatan
(Wanjak) untuk melaksanakan kegiatan pengacaraan
Golongan jabatan V, VI dan IV. Khusus Golongan
jabatan III ke atas (sebagai usulan dalam sidang Pra
Wanjakti dan Wanjakti tingkat Mabes TNI);

(b) Dibentuk Dewan Jabatan dan Kepangkatan


(Wanjak) untuk melaksanakan kegiatan sidang
kenaikan pangkat; dan
(c) Dibentuk Dewan Jabatan Ba dan Ta (Wanjab
Ba/Ta), untuk melaksanakan kegiatan sidang jabatan
Ba dan Ta.
(2) Tingkat Kotama/Balakpus.
(a) Dibentuk Panitia Pertimbangan Karier (Pankar)
untuk jabatan;
(b) Dibentuk Panitia Pertimbangan Karier (Pankar)
untuk kenaikan pangkat; dan
(c) Dibentuk Panitia Jabatan Ba dan Ta (Panjab
Ba/Ta).

(3) Tingkat Satminkal.

(a) Dibentuk Panitia Pertimbangan Karier (Pankar)


untuk usulan jabatan; dan
(b) Dibentuk Panitia Pertimbangan Karier (Pankar)
untuk usulan kenaikan pangkat.

c) Pelaksanaan.
(1) Tingkat Pusat.
(a) Wanjak melaksanakan sidang jabatan Pa;
(b) Wanjak melaksanakan sidang kenaikan pangkat
Pa; dan

(c) Wanjab melaksanakan sidang jabatan Ba dan


Ta.

(2) Tingkat Kotama/Balakpus.


(a) Pankar melaksanakan sidang jabatan Pa di
Kotama/Balakpus;

(b) Pankar melaksanakan sidang kenaikan pangkat


76

Pa di Kotama/Balakpus; dan

(c) Panjab melakanakan sidang jabatan Ba dan Ta.

(3) Tingkat Satminkal.

(a) Pankar melaksanakan sidang jabatan Pa, Ba


dan Ta di satuannya; dan

(b) Pankar melaksanakan sidang kenaikan pangkat


Pa, Ba dan Ta di satuannya.

d) Pengawasan.

(1) Tingkat Pusat.

(a) Kasad. Menetapkan dan menentukan kebijakan


terhadap pengawasan kegiatan pembinaan karier Pa,
Ba dan Ta;

(b) Aspers Kasad. Menyelenggarakan dan


melakukan supervisi terhadap pelaksanaan kegiatan
pengawasan pembinaan karier Pa sesuai dengan
tingkatannya; dan
(c) Dirajenad. Membantu Aspers Kasad dalam
menyelenggarakan dan melakukan supervisi terhadap
pelaksanaan kegiatan pengawasan pembinaan karier
Ba dan Ta sesuai dengan kewenangannya.

(2) Tingkat Kotama/Balakpus.

(a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus. Me-


netapkan dan menentukan kebijakan terhadap
pengawasan kegiatan pembinaan karier Pa di
Kotama/Balakpus masing-masing; dan

(b) Pejabat Personel Kotama/Balakpus. Menye-


lenggarakan dan melakukan supervisi terhadap
pelaksanaan kegiatan pengawasan pembinaan karier
Pa, Ba dan Ta di Kotama/Balakpus masing-masing
sesuai dengan tingkatannya.

(3) Tingkat Satminkal.

(a) Dan/Ka Satuan. Menyelenggarakan dan


melakukan pengawasan kegiatan pembinaan karier
Pa, Ba dan Ta di satuannya masing-masing; dan

(b) Pejabat Personel Satuan. Melakukan penga-


wasan terhadap pelaksanaan kegiatan pembinaan
77

karier Pa, Ba dan Ta di satuannya masing-masing.

3) Prosedur.

a) Tingkat Pusat.
(1) Pemberhentian dan Pengangkatan dalam Jabatan.
(a) Mengusulkan Pemberhentian dan
pengangkatan dalam jabatan golongan III ke atas
kepada Panglima TNI;

(b) Melaksanakan sidang Wanjak untuk golongan


VI, V dan IV;
(c) Menerbitkan Kep pemberhentian dari dan
pengangkatan dalam jabatan sesuai hasil keputusan
sidang Wanjak golongan VI, V dan IV;
(d) Menerbitkan Kep pemberhentian dari dan
pengangkatan dalam jabatan golongan VII dan VIII
sesuai hasil keputusan sidang jabatan di
Kotama/Balakpus;
(e) Mengusulkan dalam jabatan bagi Prajurit yang
akan bertugas di luar struktur TNI AD;
(f) Menerbitkan Kep Kasad pemberhentian dari
dan pengangkatan dalam jabatan atas dasar Kep
Panglima TNI; dan
(g) Menerbitkan Kep Kasad pemberhentian dari
dan pengangkatan dalam jabatan Ba dan Ta untuk
penempatan jabatan pertama dan pindah satuan antar
Kotama/Balakpus.

(2) Kenaikan Pangkat.


(a) Mengusulkan kenaikan pangkat sesuai hasil
sidang wanjak untuk pangkat Kolonel ke atas kepada
Panglima TNI;
(b) Mengusulkan kenaikan pangkat sesuai hasil
sidang wanjak untuk pangkat Letkol dan Mayor kepada
Panglima TNI; dan
(c) Menerbitkan Kep Kasad kenaikan pangkat
Pama.
b) Tingkat Kotama/Balakpus.
(1) Pemberhentian dan Pengangkatan dalam Jabatan.
(a) Mengusulkan pemberhentian dari dan
pengangkatan dalam jabatan untuk golongan jabatan
IV, V dan VI kepada Kasad sesuai hasil sidang Pankar
78

Kotama/Balakpus masing-masing;
(b) Mengusulkan pemberhentian dari dan
pengangkatan dalam jabatan untuk pindah satuan
Kotama/Balakpus golongan jabatan VII dan VIII
kepada Kasad; dan
(c) Menerbitkan Kep Kasad pemberhentian dari
dan pengangkatan dalam jabatan Pama, Ba dan Ta
sesuai kewenangannya.
(2) Kenaikan Pangkat. Mengusulkan kenaikan pangkat
Pa kepada Kasad sesuai hasil sidang Pankar, dan Ba/Ta
kepada Dirajenad sesuai hasil keputusan sidang Panjab.

c) Tingkat Satminkal.
(1) Pemberhentian dan Pengangkatan dalam Jabatan.
Mengusulkan pemberhentian dari dan pengangkatan dalam
jabatan kepada Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus
setingkat; dan

(2) Kenaikan Pangkat. Mengusulkan kenaikan pangkat


Pa, Ba dan Ta sesuai hasil keputusan sidang Pankar kepada
Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus setingkat.

4) Tataran Kewenangan dan Komando Pengendalian

a) Tataran Kewenangan.
(1) Tingkat Mabesad.

(a) Kasad. Kasad mempunyai kewenangan:

i. Mengajukan usul pemberhentian dan


pengangkatan dalam jabatan golongan III dan
yang lebih tinggi (jabatan Pati) kepada Panglima
TNI;
ii. Menetapkan pemberhentian dan
pengangkatan dalam jabatan golongan IV/
Kolonel di lingkungan AD;
iii. Menetapkan pemberhentian dan
pengangkatan dalam jabatan golongan V
(Letkol) dan VI (Mayor) di lingkungan AD;
iv. Menetapkan pemberhentian dan
pengangkatan dalam jabatan golongan Pama
yang melaksanakan pindah antar Kotama/
Balakpus; dan

v. Menetapkan Kenaikan pangkat ke/dalam


Pama.
79

(b) Aspers Kasad. Menyelenggarakan dan melak-


sanakan pengawasan kegiatan pembinaan karier
prajurit di lingkungan AD; dan
(c) Dirajenad. Menyelenggarakan dan melak-
sanakan pengawasan kegiatan administrasi
pembinaan karier prajurit di lingkungan AD sesuai
kewenangannya.

(2) Tingkat Kotama/Balakpus.

(a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus seting-


kat berwenang :
i. Menetapkan pemberhentian dan
pengangkatan dalam jabatan golongan Pama;
ii. Menetapkan pemberhentian dan
pengangkatan dalam jabatan golongan Ba/Ta;
dan
iii. Menetapkan kenaikan pangkat Ba dan Ta.

(b) Aspers Kotama/Balakpus setingkat.

i. Membantu Pang/Gub/Dan/Dir/Ka
Kotama/ Balakpus setingkat dalam
melaksanakan wewe- nang merencanakan dan
merumuskan kebijakan pembinaan karier
prajurit di jajaran/wilayahnya;
ii. Memberikan supervisi teknis pembinaan
karier prajurit terhadap badan penyelenggara
administrasi pembinaan karier prajurit di
jajaran/wilayahnya masing-masing; dan
iii. Bertanggung jawab langsung kepada
Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus seting-
kat di bidang teknis pembinaan karier prajurit.
(c) Kaajen/Kabagpers Kotama/Balakpus setingkat.
i. Bertugas menyelenggarakan administrasi
pembinaan prajurit di jajaran/wilayahnya
masing- masing; dan
ii. Bertanggung jawab langsung kepada
Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus seting-
kat dan Aspers/Ses Kotama/Balakpus setingkat
dalam bidang penyelenggaraan administrasi
pembinaan karier prajurit di jajaran/wilayahnya
masing-masing.

(3) Tingkat Satminkal. Dan/Ka Satminkal berwenang:


80

(a) Mengajukan usul pemberhentian dan pengang-


katan dalam jabatan kepada Pang/Gub/Dan/Dir/Ka
Kotama/Balakpus; dan

(b) Mengajukan usul kenaikan pangkat kepada


Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus.

b) Komando Pengendalian.

(1) Tingkat Mabesad.

(a) Kasad. Merumuskan dan menetapkan kebija-


kan terhadap pengendalian pembinaan karier prajurit
di lingkungan AD sesuai kewenangannya;
(b) Aspers Kasad. Melakukan pengendalian
terhadap pelaksanaan pembinaan karier prajurit di
lingkungan AD sesuai kebijakan Kasad; dan
(c) Dirajenad. Membantu Aspers Kasad dalam
melakukan pengendalian terhadap penyelenggaraan
administrasi pembinaan karier prajurit di lingkungan AD
sesuai kebijakan Kasad.

(2) Tingkat Kotama/Balakpus.

(a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus seting-


kat. Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan
pembinaan karier pajurit di lingkungan Kotama/
Balakpus sesuai kewenangannya;
(b) Aspers Kotama/Balakpus setingkat. Membantu
Pang/Gub/Dan/Dir/KaKotama/Balakpus setingkat da-
lam melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan
pembinaan karier pajurit di lingkungan Kotama/
Balakpus;
(c) Kaajen/Kabagpers Kotama/Balakpus setingkat.
Membantu Aspers Kotama/Balakpus setingkat dalam
melakukan pengendalian terhadap penyelenggaraan
administrasi pembinaan karier pajurit di lingkungan
Kotama/Balakpus.
(3) Tingkat Satminkal. Dan/Ka Satminkal menyelengga-
rakan pengendalian terhadap pelaksanaan pembinaan karier
prajurit di lingkungan satuan sesuai kewenangannya.
81

b. Pelaksanaan Penggunaan PNS. Penggunaan PNS AD merupakan salah


satu fungsi utama yang sangat penting dalam pembinaan PNS AD karena
merupakan periode yang cukup panjang. Dengan demikian, di dalam
pendayagunaannya harus melalui perencanaan yang mendalam agar diperoleh
pengembangan dan peningkatan kemampuan individu secara optimal. Selanjutnya
akan dijelaskan tentang metode, proses, prosedur, tataran kewenangan dan
komando pengendalian penggunaan PNS AD sebagai berikut :

1) Metode. Penempatan dalam jabatan dilaksanakan melalui penilaian


konduite dan kemampuan seorang PNS AD agar penempatan PNS AD
tersebut sesuai kemampuan dengan bidang tugas jabatan yang diarahkan.
Kenaikan pangkat dilaksanakan melalui penilaian dan seleksi sesuai
kedudukan dan tugas menurut tingkat kepangkatannya. Sedangkan ujian
dinas PNS AD dilaksanakan melalui seleksi sesuai ketentuan yang berlaku.

2) Proses. Penempatan jabatan dilaksanakan melalui kegiatan :

a) Perencanaan.
(1) Merencanakan penempatan jabatan PNS AD di
lingkungan AD;
(2) Merencanakan kenaikan pangkat PNS di lingkungan
AD; dan
(3) Merencanakan kegiatan Ujian Dinas di lingkungan AD.

b) Pengorganisasian
(1) Penempatan dalam Jabatan PNS AD.
(a) Tingkat Pusat. Di tingkat pusat dibentuk Pankar
Tk Pusat; dan

(b) Tingkat PDW. Di tingkat PDW dibentuk Pankar


Tk PDW.

(2) Kenaikan Pangkat PNS AD.

(a) Tingkat Pusat. Di tingkat pusat dibentuk Pankar


Tk Pusat; dan
(b) Tingkat PDW. Di tingkat PDW dibentuk Pankar
Tk PDW.
(3) Ujian Dinas Tk I.

(a) Tingkat Pusat. Di tingkat pusat dibentuk Panitia


Ujian Dinas Tk Pusat; dan
82

(b) Tingkat Daerah. Di tingkat daerah dibentuk


panitia daerah (Panda) dan subpanda pelaksana ujian
dinas Tk I PNS AD.

(4) Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah (KPPI) Tk


Sarjana (S1).

(a) Tingkat Pusat. Di tingkat pusat dibentuk Panitia


Ujian KPPI Pusat; dan

(b) Tingkat Daerah. Di tingkat daerah dibentuk


Panitia Ujian KPPI Tk Daerah.

c) Pelaksanaan.
(1) melaksanakan sidang Pankar penetapan jabatan, dan
membuat/menetapkan Keputusan Kasad tentang penetapan
jabatan sesuai tataran wewenang;

(2) melaksanakan sidang Pankar kenaikan pangkat, dan


mengusulkan kenaikan pangkat ke BKN;

(3) melaksanakan Ujian Dinas Tk I PNS AD; dan

(4) melaksanakan Ujian KPPI Tk Sarjana (S 1).

d) Pengawasan.

(1) Tingkat Pusat.


(a) Aspers Kasad. Aspers Kasad A.n. Kasad
menetapkan dan menentukan kebijakan tentang
pengawasan kegiatan penetapan jabatan, kenaikan
pangkat dan ujian dinas Tk I dan KPPI Tk Sarjana PNS
AD; dan

(b) Dirajenad. Membantu Aspers Kasad dalam


pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
penempatan jabatan, kenaikan pangkat dan ujian
dinas Tk I dan KPPI Tk Sarjana PNS AD.

(2) Tingkat Daerah. Dan/Dir/Ka Balakpus


menyeleng- garakan dan melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kegiatan penetapan dalam
jabatan, kenaikan pangkat dan ujian dinas Tk I dan
KPPI Tk Sarjana di satuan jajarannya masing-masing.

3) Prosedur.

a) Penempatan dalam jabatan dilaksanakan melalui prosedur


83

sebagai berikut :

(1) Tingkat Pusat.

(a) Mabesad. Merumuskan dan menetapkan


kebijakan terhadap penetapan dalam jabatan, PNS
AD.

(b) Ditajenad.

i. Menghimpun usul dari PDW dan


menyusun buku sidang;

ii. Melaksanakan sidang Pankar.

(2) Tingkat Daerah. Melaksanakan penetapan jabatan


sesuai keputusan yang berwenang.

b) Kenaikan pangkat dilaksanakan melalui prosedur sebagai


berikut:

(1) Tingkat Pusat.

(a) Mabesad. Merumuskan dan menetapkan


kebijakan terhadap kenaikan pangkat PNS AD

(b) Ditajenad.

i. menghimpun usul dari PDW dan


menyusun buku sidang; dan

ii. melaksanakan sidang Pankar.

(c) Tingkat Daerah. Melaksanakan kenaikan


pangkat sesuai keputusan yang berwenang.

c) Ujian dinas Tk I dilaksanakan melalui prosedur sebagai


berikut :

(1) Tingkat Pusat.

(a) Mabesad. Merumuskan dan menetapkan


kebijakan terhadap pelaksanaa ujian dinas Tk I PNS
AD.

(b) Ditajenad. Melaksanakan seleksi administrasi


calon peserta

(2) Tingkat Daerah.


84

(a) Kodam. Melaksanakan persiapan pelaksanaan


ujian dinas Tk I Panda.
(b) Korem/Kodim. Bertanggung jawab atas
pelaksanaan ujian dinas Tk I Subpanda.

4) Tataran Kewenangan dan Komando Pengendalian.

a) Tataran Kewenangan.

(1)Tingkat Pusat.
(a) Kasad. Kasad berwenang menentukan
kebijakan dalam pembinaan karier PNS AD.

(b) Aspers Kasad.

i. Membantu Kasad dalam melaksanakan


wewenang dengan merumuskan kebijakan di
bidang pembinaan karier PNS AD;

ii. Memberikan supervisi teknis dalam


bidang pembinaan karier PNS AD terhadap
badan-badan pelaksana pusat di jajaran TNI
AD; dan

iii. Mengadakan koordinasi dengan badan-


badan pembinaan karier PNS lainnya di luar TNI
AD.

(c) Dirajenad.

i. Menyelenggarakan administrasi pembi-


naan karier PNS AD sesuai dengan tingkat
kewenangannya;

ii. Memiliki wewenang Lapangan


Kekuasaan Teknis terhadap badan-badan teknis
di jajaran TNI AD; dan
iii. Bertanggung jawab langsung kepada
Kasad dan Aspers Kasad di bidang teknis
penyelenggaraan pembinaan karier PNS AD.

(2) Tingkat Kotama/Balakpus setingkat.

(a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus seting-


kat. Memiliki wewenang dalam pembinaan karier PNS
AD di jajaran/wilayah masing-masing;

(b) Aspers Kotama/Balakpus setingkat.


85

i. Membantu Pang/Gub/Dan/Dir/Ka
Kotama/ Balakpus setingkat melaksanakan
wewenang dengan merencanakan dan
merumuskan kebijakan pembinaan karier PNS
AD di Kotama/ Balakpus masing-masing;

ii. Memberikan supervisi teknis pembinaan


PNS terhadap badan penyelenggara
administrasi pembinaan karier PNS di Kota-
ma/Balakpus masing-masing; dan

iii. Bertanggung jawab langsung kepada


Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/ Balakpus
setingkat di bidang teknis pembinaan karier
PNS AD.

(c) Kaajen/Kabagpers Kotama/Balakpus setingkat.

i. Bertugas menyelenggarakan administrasi


pembinaan karier PNS AD di Kotama/Balakpus
masing-masing; dan

ii. Bertanggung jawab langsung kepada


Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus seting-
kat dan Aspers/Ses Kotama/Balakpus setingkat
dalam bidang penyelenggaraan administrasi
pembinaan karier PNS AD di Kotama/Balakpus
masing-masing.

b) Komando Pengendalian.

(1) Tingkat Pusat.

(a) Kasad menetapkan dan menentukan kebijakan


terhadap pengendalian pelaksanaan pembinaan karier
PNS AD.

(b) Aspers Kasad melaksanakan pengendalian


terhadap pelaksanaan pembinaan karier PNS AD.

(c) Dirajenad membantu Aspers Kasad dalam


melaksanakan pengendalian terhadap penyeleng-
garaan administrasi pembinaan karier PNS AD.

(2) Tingkat Kotama/Balakpus.

(a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus seting-


kat. Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan
pembinaan karier PNS AD di lingkungan Kotama/
86

Balakpus sesuai kewenangannya.


(b) Aspers Kotama/Balakpus setingkat. Membantu
Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus setingkat,
dalam melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan
pembinaan karier PNS AD di lingkungan Kotama/
Balakpus.

(c) Kaajen/Kabagpers Kotama/Balakpus setingkat.


Membantu Aspers Kotama/Balakpus setingkat dalam
melakukan pengendalian terhadap penyelenggaraan
administrasi pembinaan karier PNS AD di lingkungan
Kotama/Balakpus.

(3) Tingkat Satminkal. Menyelenggarakan dan melakukan


pengendalian terhadap pelaksanaan pembinaan karier PNS
AD di lingkungan satuan sesuai kewenangannya.

20. Pelaksanaan Perawatan.

a. Pelaksanaan Perawatan Prajurit. Perawatan prajurit dilaksanakan


melalui pemberian rawatan kedinasan kepada setiap prajurit dan keluarganya,
berlangsung sejak diangkat menjadi prajurit sampai berakhirnya dinas
keprajuritan, sehingga diperoleh keseimbangan dan keserasian antara
kepentingan organisasi dan kepentingan perorangan. Selanjutnya akan dijelaskan
tentang metode, proses, prosedur, tataran kewenangan dan komando
pengendalian.

1) Metode. Perawatan prajurit dilaksanakan melalui penelitian,


pengkajian secara terus menerus, dan berlanjut guna terjamin
terpenuhinya rawatan prajurit Angkatan Darat dalam rangka mendukung
terwujudnya tugas pokok.

2) Proses. Perawatan prajurit dilaksanakan melalui kegiatan :

a) Perencanaan. Merencanakan pemberian perawatan


prajurit TNI AD beserta keluarganya yang meliputi beberapa
kegiatan untuk memperoleh hasil yang optimal baik materiil maupun
nonmateriil.
b) Pengorganisasian. Pengorganisasian kegiatan pemberian
perawatan prajurit TNI AD dan keluarganya dilaksanakan di tingkat
pusat dan tingkat daerah serta berkoordinasi dengan instansi yang
terkait.

c) Pelaksanaan. Pelaksanaan kegiatan perawatan prajurit TNI


AD yang mencakup beberapa kegiatan, yaitu pembinaan mental,
pembinaan moril, pembinaan disiplin/tata tertib dan hukum,
pembinaan jasmani dan pembinaan kesejahteraan.

d) Pengawasan. Pengawasan dilaksanakan secara terus


menerus untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan perawatan
87

prajurit TNI AD.

3) Prosedur. Perawatan prajurit TNI AD diselenggarakan melalui


prosedur sebagai berikut :
a) Mabesad. Merumuskan dan menetapkan kebijakan
terhadap pelaksanaan perawatan prajurit TNI AD dan keluarganya.

b) Kotama/Balakpus.
(1) Bertanggung jawab atas terselenggaranya perawatan
prajurit TNI AD sesuai dengan tugas, wewenang dan
tanggung jawabnya.

(2) Melaksanakan koordinasi, pengawasan dan melapor-


kan atas terselenggaranya perawatan prajurit TNI AD.

c) Satminkal.

(1) Bertanggung jawab atas terselenggaranya perawatan


prajurit TNI AD sesuai dengan tugas, wewenang dan
tanggung jawabnya.

(2) Melaksanakan koordinasi, pengawasan dan melapor-


kan atas terselenggaranya perawatan prajurit TNI AD.

4) Tataran Kewenangan dan Komando Pengendalian.

a) Tataran Kewenangan.

(1) Mabesad.
(a) Kasad. Berwenang dalam menetapkan dan
menentukan kebijakan tentang perawatan prajurit TNI
AD.
(b) Aspers Kasad. Menyelenggarakan dan
melaksanakan pengawasan perawatan prajurit TNI AD
sesuai dengan kebijakan Kasad.

(c) Ka/Dir Balakpus pembina fungsi terkait dengan


penyelenggaraan perawatan prajurit TNI AD memiliki
wewenang atas pelaksanaannya sesuai dengan fungsi
dan bidang tugasnya masing-masing.

(2) Kotama/Balakpus. Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Ba-


lakpus memiliki kewenangan tentang perawatan prajurit
sesuai dengan tingkat kewenangannya.

(3) Satminkal. Dan/Ka Datminkal memiliki kewenangan


tentang perawatan prajurit di lingkungan satuannya sesuai
88

dengan tingkat kewenangannya.

b) Komando Pengendalian.

(1) Tingkat Pusat.

(a) Kasad. Menetapkan dan menentukan kebijakan


terhadap pengendalian kegiatan perawatan prajurit TNI
AD.
(b) Aspers Kasad. Melakukan pengendalian
terhadap pelaksanaan kegiatan perawatan di tingkat
pusat dan di tingkat daerah.
(c) Ka/Dir Balakpus pembina fungsi terkait dengan
penyelenggaraan perawatan prajurit TNI AD,
menyelenggarakan dan melakukan pengendalian
terhadap pelaksanaan kegiatan perawatan prajurit TNI
AD.
(2) Tingkat Kotama/Balakpus.

(a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus. Mene-


tapkan dan menentukan kebijakan terhadap
pengendalian kegiatan perawatan prajurit di
wilayahnya.
(b) Pejabat Personel Kotama/Balakpus. Melakukan
pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
administrasi penyelenggaraan perawatan prajurit di
wilayahnya.
(3) Tingkat Satminkal.

(a) Dan/Ka Satuan. Melakukan pengendalian


kegiatan perawatan prajurit di satuannya masing-
masing.
(b) Pejabat Personel Satuan. Melakukan pengen-
dalian terhadap pelaksanaan kegiatan administrasi
penyelenggaraan perawatan di satuannya masing-
masing

b. Pelaksanaan Perawatan PNS. Perawatan diselenggarakan bagi PNS


AD dan keluarganya sejak diangkat menjadi PNS AD sampai berakhirnya dinas
untuk mewujudkan keseimbangan dan keserasian antara kepentingan organisasi
dan kepentingan individu. Dalam penyelenggaraannya dilakukan dengan
metode, proses, prosedur, tataran kewenangan dan komando pengendalian
perawatan PNS AD sebagai berikut :

1) Metode. Metode perawatan dilaksanakan secara kenyal, bijak dan


konsisten untuk menjembatani proses pelaksanaan pembinaan PNS AD
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
89

2) Proses. Perawatan PNS AD dilaksanakan melalui kegiatan :

(a) Perencanaan. Merencanakan pemberian perawatan PNS


AD beserta keluarganya yang meliputi berbagai kegiatan untuk
menjamin kesejahteraan jasmani dan rohani.

(b) Pengorganisasian. Pengorganisasian kegiatan pemberian


perawatan PNS AD dan keluarganya dilaksanakan secara
fungsional dan mengkoordinasikan dengan instansi yang terkait.

(c) Pelaksanaan. Pelaksanaan kegiatan perawatan PNS AD


yang meliputi pembinaan jasmani, pembinaan mental, pembinaan
disiplin, perawatan kesehatan, cuti, perkawinan/perceraian,
pemberian penghasilan, tunjangan cacat, tanda penghargaan dan
pelayanan personel.

d) Pengawasan. Pengawasan dilakukan secara terus menerus


untuk menjamin kesesuaian antara perencanaan dengan
pelaksanaan perawatan PNS AD.
3) Prosedur. Perawatan PNS AD diselenggarakan dengan prosedur
sebagai berikut :

a) Mabesad. Merumuskan kebijakan perawatan PNS AD dan


keluarganya serta PNS AD yang telah berakhir masa dinas.

b) Kotama/Balakpus. Mengkoordinasikan dan melaksanakan


kegiatan perawatan PNS AD dan keluarganya serta PNS AD yang
telah berakhir masa dinas.

c) Satminkal. Bertanggung jawab dan melaksanakan kegiatan


perawatan PNS AD dan keluarganya sesuai dengan kewenangan
masing-masing.

4) Tataran Kewenangan dan Komando Pengendalian.


a) Tataran Kewenangan.
(1) Mabesad.
(a) Kasad. Menentukan kebijakan tentang
perawatan PNS AD.

(b) Aspers Kasad. Memiliki wewenang atas


penyelenggaraan perawatan PNS AD.

(c) Dirajenad. Menyelenggarakan administrasi


perawatan PNS AD sesuai dengan tingkat kewe-
nangannya.

(2) Tingkat Kotama/Balakpus.


90

(a) Pang/Gub/Dan/Dir/KaKotama/Balakpus.
Memiliki kewenangan tentang perawatan PNS AD di
jajaran/wilayah masing-masing.

(b) Aspers Kotama. Melaksanakan dan


merumuskan kebijakan penyelenggaraan perawatan
PNS AD di jajaran/wilayah masing-masing.

(c) Kaajen/Kabagpers. Menyelenggarakan dan


bertanggung jawab terhadap kegiatan perawatan
PNS AD di satuannya masing-masing.

a) Komando Pengendalian.
(1) Tingkat Pusat.

(a) Kasad. Menetapkan dan menentukan


kebijakan terhadap pengendalian kegiatan
penyelenggaraan perawatan PNS AD.

(b) Aspers Kasad. Melakukan pengendalian


terhadap penyelenggaraan perawatan PNS AD.

(c) Dirajenad. Melakukan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan administrasi
penyelenggaraan perawatan PNS AD sesuai dengan
lingkup wewenang, tugas dan tanggung jawabnya.

(2) Tingkat Kotama/Balakpus.

(a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus.


Menetapkan dan menentukan kebijakan terhadap
pengendalian kegiatan perawatan PNS di wilayahnya.

(b) Pejabat Personel Kotama/Balakpus.


Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan
kegiatan administrasi penyelenggaraan perawatan
PNS di wilayahnya.

(3) Tingkat Satminkal.

(a) Dan/Ka Satuan. Melakukan pengendalian


kegiatan pemisahan PNS di satuannya masing-
masing.

(b) Pejabat Personel Satuan. Melakukan pengen-


dalian terhadap pelaksanaan kegiatan administrasi
pemisahan PNS di satuannya masing-masing.
91

21. Pelaksanaan Pemisahan.

a. Pelaksanaan Pemisahan Prajurit. Pemisahan prajurit merupakan suatu


kegiatan administrasi dalam rangka memberikan kepastian hukum bahwa seorang
prajurit tidak lagi berstatus aktif sebagai prajurit. Untuk memperoleh hasil yang
optimal dalam pelaksanaan pengakhiran dinas keprajuritan, maka perlu
dipedomani tentang metode, proses, prosedur, tataran kewenangan dan komando
pengendalian sebagai berikut:

1) Metode. Pengakhiran dinas keprajuritan diselenggarakan


melalui penelitian terhadap bahan-bahan administrasi secara benar, cepat,
tepat dan tertib sehingga akan memberikan dampak positif terhadap
prajurit maupun organisasi, untuk menjamin keberhasilan dalam
pelaksanaan kegiatan pengakhiran dinas keprajuritan perlu adanya
organisasi penyelenggara dengan pembagian tugas dan tanggung jawab
dalam kegiatan administrasi secara jelas.

2) Proses. Pengakhiran dinas keprajuritan dilaksanakan melalui


kegiatan :

a) Perencanaan.

(1) Menginventarisasi data personel yang akan


diberhentikan dengan hormat dua tahun sebelumnya.

(2) Meneliti data administrasi personel prajurit yang


bersangkutan.

(3) Merencanakan perkiraan personel yang akan


diberhentikan dengan hormat setiap triwulan.

b) Pengorganisasian. Organisasi pelaksana pengakhiran dinas


keprajuritan di lingkungan Angkatan Darat diatur sebagai berikut :

(1) Tingkat Mabesad. Dilaksanakan oleh Kasad atau


Aspers Kasad dan dapat didelegasikan kepada
Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus.

(2) Tingkat Kotama/Balakpus. Dilaksanakan oleh Pang/


Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus/Pejabat personel Kotama/
Balakpus.

(3) Tingkat Satminkal. Dilaksanakan oleh Dan/Ka Satuan/


pejabat personel satuan

c) Pelaksanaan.

(1) Mengusulkan MPP dan/atau pemberhentian dengan


hormat dari dinas keprajuritan kepada Pang/Gub/Dan/Dir/Ka
Kotama/Balakpus.
92

(2) Atas dasar keputusan/surat perintah MPP dan/atau


pemberhentian dengan hormat dari dinas keprajuritan
menerbitkan surat perintah pelaksaanaan MPP dan/atau
pemberhentian dengan hormat kepada yang bersangkutan.

(3) Atas dasar Keputusan pemberhentian dengan hormat


dari dinas keprajuritan mengusulkan hak rawat purna dinas
kepada Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus setiap
triwulan.

d) Pengawasan. Pengawasan dilakukan agar tidak terjadi


kesalahan dan penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan
pengakhiran dinas keprajuritan.

(1) Tingkat Mabesad.

(a) Kasad. Menetapkan dan menentukan kebijakan


terhadap pengawasan kegiatan pengakhiran dinas
keprajuritan.

(b) Aspers Kasad. Menyelenggarakan dan


melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan pengakhiran dinas keprajuritan di tingkat
pusat dan di tingkat daerah.

(c) Dirajenad. Menyelenggarakan dan melakukan


pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
pengakhiran dinas keprajuritan sesuai dengan lingkup
wewenang, tugas dan tanggung jawab.

(2) Tingkat Kotama/Balakpus.

(a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus. Mene-


tapkan dan menentukan kebijakan terhadap
pengawasan kegiatan pengakhiran dinas keprajuritan
di wilayahnya.

(b) Pejabat Personel Kotama/Balakpus. Menye-


lenggarakan dan melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan pengakhiran dinas keprajuritan
di wilayahnya

(3) Tingkat Satminkal.

(a) Dan/Ka Satuan. Menyelenggarakan dan


melakukan pengawasan kegiatan pengakhiran dinas
keprajuritan di satuannya masing-masing.
93

(b) Pejabat Personel Satuan. Melakukan penga-


wasan terhadap pelaksanaan kegiatan pengakhiran
dinas keprajuritan di satuannya masing-masing.

3) Prosedur. Pengakhiran dinas keprajuritan dilaksanakan melalui


prosedur sebagai berikut :

a) Tingkat Mabesad. Memproses semua usulan dari


Kotama/Balakpus yang meliputi :

(1) Menerbitkan Keputusan definitif pemberhentian


dengan tidak hormat golongan Ba dan Ta.

(2) Menerbitkan pemberhentian dengan hormat golongan


Letda sampai dengan Letkol.

(3) Mengusulkan pemberhentian Kolonel dan Pati.

b) Tingkat Kotama/Balakpus. Memproses pemberhentian


dengan hormat Ba/Ta sesuai kewenangannya dan melanjutkan
usulan kepada tingkat pusat (Mabesad) untuk golongan Pa dan usul
pemberhentian dengan tidak hormat kepada Kasad.

c) Tingkat Satminkal. Mengusulkan anggota yang akan


diberhentikan dengan hormat maupun dengan tidak hormat ke
Kotama/Balakpus disertai bahan administrasi yang diperlukan.

4) Tataran Kewenangan dan Komando Pengendalian.

a) Tataran Kewenangan.
(1) Wewenang pemberian MPP dan/atau pemberhentian
dengan hormat sebagai berikut :

(a) Pati oleh Kasad.


(b) Pamen dan Pama oleh PDW.
(c) Ba dan Ta oleh Dan/Ka Satminkal.

(2) Wewenang pemberhentian dengan hormat dari dinas


keprajuritan ditentukan sebagai berikut :

(a) Kolonel dan Pati oleh Presiden.


(b) Letda s.d. Letkol oleh Panglima TNI.
(c) Ba dan Ta oleh Dirajenad A.n. Kasad.

(3) Wewenang pemberhentian sementara :


94

(a) Kolonel oleh Panglima TNI.

(b) Mayor dan Letkol oleh Kasad.


(c) Pama, Ba dan Ta oleh PDW A.n. Kasad.

(4) Wewenang pemberhentian dengan tidak hormat dari


dinas keprajuritan ditentukan sebagai berikut :

(a) Kolonel dan Pati oleh Presiden


(b) Letda s.d. Letkol oleh Panglima TNI.
(c) Ba dan Ta oleh Kasad.

(5) Bagi prajurit yang telah dikeluarkan putusan


pengadilan yang sudah berkekuatan hukum tetap dengan
pidana tambahan ”pemecatan” dapat dikeluarkan Keputusan
pember- hentian sementara, dengan wewenang sebagai
berikut :

(a) Kolonel dan Pati oleh Panglima TNI.


(b) Letda s.d. Letkol oleh Kasad.
(c) Ba dan Ta oleh PDW a.n. Kasad.

b) Komando Pengendalian.

(1) Tingkat Pusat.

(a) Kasad. Menetapkan dan menentukan kebijakan


terhadap pengendalian kegiatan pengakhiran dinas
keprajuritan.

(b) Aspers Kasad. Melakukan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan pengakhiran dinas
keprajuritan di tingkat pusat dan di tingkat daerah.

(c) Dirajenad. Menyelenggarakan dan melakukan


pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
administrasi pengakhiran dinas keprajuritan sesuai
dengan lingkup wewenang, tugas dan tanggung
jawabnya.

(2) Tingkat Kotama/Balakpus.

(a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus.


Menetapkan dan menentukan kebijakan terhadap
pengendalian kegiatan pengakhiran dinas keprajuritan
di wilayahnya.

(b) Pejabat Personel Kotama/Balakpus. Melakukan


95

pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan


administrasi pengakhiran dinas keprajuritan di
wilayahnya.

(3) Tingkat Satminkal.

(a) Dan/Ka Satuan. Melakukan pengendalian


kegiatan pengakhiran dinas keprajuritan di satuannya
masing-masing.

(b) Pejabat Personel Satuan. Melakukan pengen-


dalian terhadap pelaksanaan kegiatan administrasi
pengakhiran dinas keprajuritan di satuannya masing-
masing.

b. Pelaksanaan Pemisahan PNS. Kegiatan pemisahan sangat menentukan


kebijakan penyediaan CPNS AD sehingga tercapai komposisi PNS AD yang ideal
dalam organisasi. Dalam penyelenggaraannya dilakukan dengan metode, proses,
prosedur, tataran kewenangan dan komando pengendalian sebagai berikut :

1) Metode. Metode pemisahan dilaksanakan secara berkesinam-


bungan dengan memperhatikan ketepatan waktu untuk mewujudkan
pembinaan PNS AD sesuai sasaran yang telah ditetapkan.

2) Proses. Pemisahan PNS AD dilaksanakan melalui kegiatan


sebagai berikut :

a) Perencanaan. Merencanakan kegiatan pemisahan PNS AD


berdasarkan perkiraan pemisahan PNS terjadi karena proses
alamiah dan sebab-sebab lain.

b) Pengorganisasian. Pengorganisasian kegiatan pemisahan


PNS AD sesuai fungsi serta mengkoordinasikan dengan instansi
yang terkait dalam pemisahan PNS AD.

c) Pelaksanaan. Pelaksanaan kegiatan pemisahan disebabkan


karena proses alamiah atau mencapai batas usia pensiun dan
karena sebab-sebab lain, selain itu juga melaksanakan pemberian
bebas tugas dan pemberian pensiun PNS AD serta pensiun
Janda/Duda.

d) Pengawasan. Pengawasan kegiatan pemisahan dilakukan


secara terus menerus untuk menjamin kesesuaian antara
perencanaan dengan pelaksanaan pemisahan PNS AD.

3) Prosedur. Pemisahan PNS AD diselenggarakan dengan prosedur


sebagai berikut :

a) Mabesad. Merumuskan kebijakan pemisahan PNS AD.


96

b) Kotama/Balakpus. Mengkoordinasikan dan melaksanakan


kegiatan pemisahan PNS AD.
c) Satminkal. Bertanggung jawab dan melaksanakan kegiatan
pemisahan PNS AD, sesuai dengan kewenangan masing-masing.

4) Tataran kewenangan dan Komando pengendalian.

a) Mabesad.

(1) Kasad. Menentukan kebijakan tentang pemisahan


PNS AD.
(2) Aspers Kasad. Memiliki wewenang atas
penyelenggaraan pemisahan PNS AD.
(3) Dirajenad. Menyelesaikan administrasi pemisahan
PNS AD sesuai dengan tingkat kewenangannya.

b) Tingkat Kotama/Balakpus.

(1) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus. Memiliki


kewenangan tentang pemisahan PNS AD dijajaran/wilayah
masing-masing.

(2) Aspers Kotama. Melaksanakan dan merumuskan


kebijakan penyelenggaraan pemisahan PNS AD.

(3) Kaajen/Kabagpers. Menyelenggarakan dan mengusul-


kan pemisahan PNS di jajarannya.

c) Komando Pengendalian.

(1) Tingkat Pusat.

(a) Kasad. Menetapkan dan menentukan kebijakan


terhadap pengendalian kegiatan pemisahan PNS AD.

(b) Aspers Kasad. Melakukan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan pemisahan PNS AD.

(c) Dirajenad. Menyelenggarakan dan melakukan


pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
administrasi pemisahan PNS AD sesuai dengan
lingkup wewenang, tugas dan tanggung jawabnya.
97

(2) Tingkat Kotama/Balakpus.

(a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus. Mene-


tapkan dan menentukan kebijakan terhadap pengen-
dalian kegiatan pemisahan PNS AD di wilayahnya.
(b) Pejabat Personel Kotama/Balakpus. Melakukan
pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
administrasi pemisahan PNS AD di wilayahnya.

(3) Tingkat Satminkal.

(a) Dan/Ka Satuan. Melakukan pengendalian


kegiatan pemisahan PNS di satuannya masing-
masing.

(b) Pejabat Personel Satuan. Melakukan pengen-


dalian terhadap pelaksanaan kegiatan administrasi
pemisahan PNS di satuannya masing-masing.

BAB V
TATARAN KEWENANGAN

22. Umum. Dalam rangka penyelenggaraan fungsi pembinaan personel, perlu


diatur tataran kewenangan sebagai upaya agar penyelenggaraan dapat berhasil guna dan
berdaya guna. Tataran kewenangan penyelenggaraan fungsi pembinaan personel terdiri
dari wewenang dan tanggung jawab tingkat Mabesad, tingkat Kotama/Balakpus dan
tingkat satuan.

23. Wewenang dan Tanggung Jawab Tingkat Mabesad.

a. Kasad. Memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan


fungsi personel TNI AD.

b. Aspers Kasad.

1) Membantu Kasad dalam melaksanakan wewenang dan tanggung


jawab dengan merumuskan kebijakan umum dalam penyelenggaraan fungsi
personel.

2) Memberikan supervisi teknis fungsi personel terhadap badan-badan


pelaksana pusat dalam penyelenggaraan fungsi personel.

3) Mengadakan koordinasi dengan badan-badan penyelenggara fungsi


personel lainya di luar TNI AD.

c. Kabalakpus Penyelenggara Fungsi Personel.


1) Menyelenggarakan penyelenggaraan fungsi personel sesuai dengan
tingkat kewenangan dan tanggung jawabnya masing-masing.
98

2) Memiliki wewenang lapangan teknis terhadap badan-badan teknis


dalam penyelenggaraan fungsi personel di jajaran TNI AD.
3) Bertanggung jawab langsung kepada Kasad dibawah supervisi
Aspers Kasad dibidang teknis penyelenggaraan fungsi personel.

24. Wewenang dan Tanggung Jawab Tingkat Kotama/Balakpus.

a. Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus. Memiliki wewenang dan tanggung


jawab dalam penyelenggaraan fungsi personel di jajaran/wilayah komandonya
masing-masing.

b. Aspers/Pejabat Personel Kotama/Balakpus.

1) Membantu. Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus dalam


melaksanakan wewenang dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan
fungsi personel dengan merencanakan dan merumuskan kebijakan personel
di jajaran/wilayahnya.

2) Memberikan supervisi teknis bidang personel terhadap penyelenggara


penyelenggaraan fungsi personel di jajaran/wilayahnya masing-masing.

3) Bertanggung jawab langsung kepada Pang/Gub/Dan/Dir/Ka


Kotama/Balakpus dibidang teknis penyelenggaraan fungsi personel.

c. Kabalak penyelenggara fungsi personel Kotama/Balakpus.

1) Menyelenggarakan kegiatan fungsi personel di jajaran/wilayahnya


masing-masing.

2) Bertanggung jawab langsung kepada Pang/Gub/Dan/Dir/Ka


Kotama/Balakpus dibawah supervisi Aspers/Pejabat personel
Kotama/Balakpus dalam pelaksanaan kegiatan fungsi personel di
jajaran/wilayahnya.

25. Wewenang dan Tanggung Jawab Tingkat Satuan.

a. Dan/Ka satuan. Memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam


penyelenggaraan fungsi personel di satuannya masing-masing.

b. Pejabat personel satuan.

1) Membantu Dan/Ka satuan dalam penyelenggaraan fungsi personel di


satuanya masing-masing.

2) Melaksanakan penyelenggaraan kegiatan fungsi personel di satuanya


masing-masing.

3) Bertanggung jawab langsung kepada Dan/Ka satuan di bidang teknis


penyelenggaraan fungsi personel.
99
RAHASIA
100

BAB VI
PENUTUP

26. Penutup. Demikian naskah sekolah ini disusun sebagai bahan ajaran untuk
pedoman bagi Gadik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar pada pelajaran
pengetahuan pembinaan personel pada pendidikan Perwira.

Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat,

F.F. Fransis Wewengkang, S.E., M.M.


Brigadir Jenderal TNI

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai