Anda di halaman 1dari 27

1

KEMENTERIAN PERTAHANAN RI
SEKRETARIAT JENDERAL

PETUNJUK PELAKSANAAN
NOMOR : JUKLAK/02/II/2012 /

TENTANG

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL


KEMENTERIAN PERTAHANAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Guna terselenggaranya pengembangan dan pembinaan keterampilan


serta keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat membawa
organisasi berhasil dan sukses, ditentukan oleh kompetensinya.
Kompetensi akan mendorong seseorang untuk memiliki kinerja terbaik
sehingga dapat sukses dalam organisasi. Oleh karena itu, agar organisasi
dapat sukses dan berhasil pada era kompetensi global, organisasi perlu
mengembangkan kompetensi sumber daya manusia.

b. Visi dan Misi organisasi akan menentukan kompetensi SDM tertentu yang
akan dikembangkan. Ada keterkaitan antara kompetensi organisasi
dengan kompetensi SDM dalam kerangka mencapai keberhasilan
organisasi. Oleh karena itu, kinerja dan kompetensi akan selalu menjadi
masalah aktual atau tema sentral dalam setiap organisasi. Keahlian yang
diperoleh pegawai dari pendidikan umum, perlu dilengkapi dengan
pembekalan tambahan, sehingga mereka mampu untuk menangani
tantangan yang dihadapi ketika melaksanakan tugas-tugas yang harus
diselesaikan, terutama yang dipersiapkan untuk menduduki jabatan
fungsional.
2

c. Dalam rangka melaksanakan Permenhan Nomor 14 Tahun 2008, perlu


menggunakan Juklak tentang Pendidikan dan Pelatihan Fungsional yang
memberikan pengetahuan dan keterampilan di bidang tugas yang terkait,
sehingga mampu melaksanakan tugas dan fungsinya.

2. Maksud dan tujuan.

a. Maksud. Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) ini dimaksudkan untuk


memberikan pedoman dan arah dalam penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan Fungsional bagi pegawai di lingkungan Kemhan.

b. Tujuan. Petunjuk Pelaksanaan ini bertujuan agar penyelenggaraan


Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dapat memberikan manfaat bagi
organisasi dan individu pegawai sesuai dengan kompetensinya.

3. Dasar.

a. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pedoman


Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Pertahanan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 32).

b. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 16 Tahun 2010 tentang Organisasi


dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 469).

c. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 15 Tahun 2011


tentang Pedoman Umum Pembinaan Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan Fungsional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 546).
3

4. Ruang lingkup dan tata urut. Dalam ruang lingkup petunjuk pelaksanaan
ini meliputi ketentuan-ketentuan pokok penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan Fungsional PNS di lingkungan Kementerian Pertahanan dengan tata
urut sebagai berikut :

a. Bab I Pendahuluan

b. Bab II Ketentuan Umum

c. Bab III Jenis dan Jenjang Diklat Fungsional

d. Bab IV Peserta Diklat Fungsional

e. Bab V Kurikulum Diklat Fungsional

f. Bab VI Metode Diklat Fungsional

g. Bab VII Tenaga Pengajar Pendidikan dan Pelatihan Diklat Fungsional

h. Bab VIII Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Diklat Fungsional

i. Bab IX Sarana dan Prasarana Diklat Fungsional

j. Bab X Modul dan Bahan Diklat Fungsional

k. Bab XI Anggaran Diklat Fungsional

l. Bab XII Sertifikasi Diklat Fungsional

m. Bab XIII Pelaporan Diklat Fungsional

n. Bab XIV Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan

o. Bab XV Tataran Kewenangan

p. Bab XVI Penutup

5. Pengertian.

a. Pendidikan dan Pelatihan, yang selanjutnya disebut Diklat adalah proses


penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan
kompetensi pegawai.

b. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional, yang selanjutnya disebut Diklat


Fungsional adalah Diklat yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan
dan keterampilan kepada PNS di bidang tugas keahlian tertentu, sehingga
4

memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang


diberikan secara profesional.

c. Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disebut TNI adalah TNI


Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara yang
melaksanakan tugasnya secara matra atau gabungan di bawah pimpinan
Panglima.

d. Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertahanan yang selanjutnya disebut


PNS Kemhan adalah PNS yang bertugas di lingkungan Unit Organisasi
Kemhan, Unit Organisasi Mabes TNI, Unit Organisasi Mabes TNI AD, Unit
Organisasi Mabes TNI AL dan Unit Organisasi Mabes TNI AU.

e. Seleksi Diklat adalah proses penyaringan yang dilaksanakan oleh Biro


Kepegawaian Setjen Kemhan bagi calon peserta didik yang akan
mengikuti pendidikan dan pelatihan.

f. Tim Seleksi Diklat Kemhan adalah unsur Baperjakat dan unsur lain yang
terkait, baik secara fungsional maupun secara profesional menjadi
penyelenggara seleksi calon peserta Diklat tertentu yang ditetapkan oleh
Sekjen Kemhan dan bertugas memberi masukan kepada Sekjen Kemhan
tentang PNS Kemhan yang memenuhi syarat yang ditetapkan sesuai
dengan Diklat yang akan diikuti.

g. Kompetensi adalah keseluruhan kemampuan dan karakteristik yang


dimiliki oleh seseorang pegawai mencakup pengetahuan, keterampilan
dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya
secara fungsional, efektif dan efisien.

h. Instansi Pembina Diklat PNS yang selanjutnya disebut Instansi Pembina


adalah Lembaga Administrasi Negara, secara fungsional bertanggung
jawab dalam aspek-aspek koordinasi, pengaturan, penyelenggaraan serta
pengawasan dan pengendalian Diklat Fungsional.

i. Instansi Pengendali Diklat yang selanjutnya disebut Instansi Pengendali


adalah Badan Kepegawaian Negara yang secara fungsional bertanggung
5

jawab atas pengembangan dan pengawasan standar kompetensi jabatan


serta pengendalian pemanfaatan lulusan Diklat.

j. Instansi Pembina Jabatan Fungsional adalah Instansi Pemerintah yang


bertanggung jawab atas Pembinaan Jabatan Fungsional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994
tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil.

BAB II
KETENTUAN UMUM

6. Umum. Diklat Fungsional PNS Kementerian Pertahanan merupakan salah


satu jenis pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi fungsional yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
PNS sesuai jenjang dan kepangkatan dalam pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan sesuai kriteria yang dibutuhkan.

7. Diklat Fungsional diselenggarakan dengan tujuan untuk:

a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk


dapat melaksanakan tugas jabatannya secara profesional dengan
dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kompetensi
jabatannya.

b. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada


pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat.

8. Sasaran Diklat Fungsional adalah terwujudnya PNS yang profesional sesuai


jenjang jabatan fungsional dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab dan
wewenangnya.

9. Diklat Fungsional merupakan kegiatan integral dari sistem pembinaan karier


Pegawai Negeri.
6

BAB III
JENIS DAN JENJANG DIKLAT FUNGSIONAL

10. Identifikasi Kebutuhan Diklat Fungsional

a. Setiap Instansi Pemerintah menyusun rencana penyelenggaran diklat


fungsional berdasarkan analisis kebutuhan diklat dengan
mempertimbangkan rencana pengembangan karir pegawai atau pejabat
fungsional sesuai dengan sasaran bidang tugas masing-masing,
selanjutnya disampaikan dan dikoordinasikan dengan Instansi Pembina.

b. Instansi Pembina Diklat PNS (LAN) melakukan evaluasi atas program dan
penyelenggaran Diklat Fungsional, serta memberikan bantuan
perkonsultasian dalam hal pemenuhan persyaratan penyelenggaraan
Diklat Teknis pada instansi yang bersangkutan.

c. Diklat Fungsional dapat diselenggarakan secara klasikal dan/atau non


klasikal. Penyelenggaraan Diklat Fungsional secara klasikal dilakukan
dengan tatap muka sedang Penyelenggaraan Diklat Fungsional secara
non klasikal dapat dilakukan dengan pelatihan di alam terbuka, pelatihan
di tempat kerja, dan pelatihan dengan sistem jarak jauh.

d. Jenis Diklat Fungsional yang diselenggarakan di lingkungan Kemhan


antara lain meliputi :
1) Diklat Fungsional Widyaiswara.

2) Diklat Fungsional Dokter.

3) Diklat Fungsional Dokter Gigi.

4) Diklat Fungsional Analis Kepegawaian.

5) Diklat Fungsional Arsiparis.

6) Diklat Fungsional Perawat.

7) Diklat Fungsional Perawat Gigi.

8) Diklat Fungsional Auditor.

9) Diklat Fungsional Analis Kebijakan.


7

10) Diklat Fungsional Pranata Komputer.

11) Diklat Fungsional Kataloger.

12) Diklat Fungsional Sandiman.

13) Diklat Fungsional Operator Transmisi Sandi.

14) Diklat Fungsional Pustakawan.

15) Diklat Fungsional Perancang Undang-Undang.

16) Diklat Fungsional Penterjemah.

17) Jenis Diklat Fungsional lainnya sesuai kebutuhan organisasi.

e. Program Diklat Fungsional berjenjang diselenggarakan oleh Badiklat


Kemhan bekerja sama dengan Instansi Pembina Jabatan Fungsional.

11. Jenis Diklat Fungsional.

a. Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional. Merupakan diklat prasyarat


bagi PNS untuk dapat diangkat dalam jabatan fungsional. Diklat
Fungsional Pembentukan dimaksudkan untuk memberikan pembekalan
kompetensi inti yang diperlukan seseorang pejabat fungsional dalam
menjalankan tugasnya.

b. Diklat Fungsional Berjenjang. Merupakan diklat yang disusun secara


berjenjang sesuai dengan jenjang jabatannya yang dipersyaratkan untuk
pengangkatan dalam jenjang jabatan fungsional setingkat lebih tinggi.
Diklat Fungsional Berjenjang dimaksudkan untuk memberikan
pembekalan dalam rangka menambah dan memantapkan kompetensi inti
yang diperlukan pejabat fungsional yang telah dimiliki sebelumnya dalam
rangka menduduki jenjang jabatan fungsional setingkat lebih tinggi.

c. Diklat Alih Jenjang Jabatan Fungsional. Diklat Alih Jenjang Jabatan


Fungsional dilaksanakan dalam rangka pembinaan dan pengembangan
pejabat fungsional ketrampilan yang telah memenuhi persyaratan untuk
beralih menjadi pejabat fungsional keahlian.
8

12. Diklat Pembentukan Jabatan fungsional .

a. Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional adalah sebagai prasyarat untuk


dapat diangkat dalam jabatan fungsional tertentu.

b. Persyaratan :

1) Pendidikan umum untuk Diklat Fungsional Tingkat Keterampilan


paling rendah D-III/SLTA. Sedangkan untuk Diklat Fungsional
Tingkat Keahlian paling rendah D IV/S-1

2) Usia maksimal 48 (empat puluh delapan) tahun.

3) Telah mengikuti paling sedikit 2 (dua) kali Diklat teknis substantif


yang berbeda sesuai dengan kompetensi bidang jabatannya
masing-masing, yang dinyatakan dengan Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan (STTPP).

4) Lulus seleksi yang dilaksanakan oleh Tim Seleksi Peserta Diklat


Instansi (TSPDI).

5) Melampirkan Security Clearance (SC).

6) Berbadan sehat sesuai surat keterangan dokter yang berwenang.

7) Konduite dan DP3 paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.

13. Jenjang Diklat Fungsional.

a. Diklat Fungsional Keterampilan :

1) Diklat Fungsional Tingkat Terampil Pelaksana.

2) Diklat Fungsional Tingkat Terampil Pelaksana Lanjutan.

3) Diklat Fungsional Tingkat Terampil Penyelia.

b. Jenjang Diklat Fungsional Keahlian.

1) Diklat Fungsional Tingkat Ahli Pertama.

2) Diklat Fungsional Tingkat Ahli Muda.

3) Diklat Fungsional Tingkat Ahli Madya.

4) Diklat Fungsional Tingkat Ahli Utama.


9

14. Diklat Fungsional Keterampilan

a. Diklat Fungsional Keterampilan Tingkat Pelaksana.

1) Jenis Diklat :

a) Diklat Fungsional Analis Kepegawaian Tingkat Terampil


Pelaksana.

b) Diklat Fungsional Arsiparis Tingkat Terampil Pelaksana.

c) Diklat Fungsional Keperawatan Tingkat Terampil Pelaksana.

d) Diklat Fungsional Auditor Tingkat Terampil Pelaksana.

e) Diklat Fungsional Analis Kebijakan Tingkat Terampil Pelaksana.

f) Diklat Fungsional Pranata Komputer Tingkat Terampil


Pelaksana.

g) Diklat Fungsional Kataloger Tingkat Terampil Pelaksana.

h) Diklat Fungsional Pustakawan Tingkat Terampil Pelaksana.

i) Diklat Fungsional Sandiman Tingkat Terampil Pelaksana.

j) Diklat Fungsional Operator Transmisi Sandi Tingkat Terampil


Pelaksana.

k) Diklat Fungsional. Perawat Tingkat Terampil Pelaksana.

l) Diklat Fungsional Perawat Gigi Tingkat Terampil Pelaksana.

m) Jenis Diklat Fungsional lainnya sesuai Kebutuhan organisasi.

2) Persyaratan :

a) Pangkat untuk PNS II/b sampai dengan II/d dan TNI Sersan
Satu sampai dengan Pembantu Letnan Satu.

b) Pendidikan umum paling rendah D III/SLTA.

c) Telah mengikuti paling sedikit 2 (dua) kali Diklat teknis substantif


yang berbeda sesuai dengan kompetensi bidang jabatannya
masing-masing, yang dinyatakan dengan Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan (STTPP).
10

d) Lulus seleksi yang dilaksanakan oleh Tim Seleksi Peserta Diklat


Instansi (TSPDI).

e) Melampirkan Security Clearance (SC).

f) Berbadan sehat sesuai surat keterangan dokter yang


berwenang.

g) Konduite dan DP3 paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu)


tahun terakhir.

b. Diklat Fungsional Terampil Pelaksana Lanjutan.

1) Jenis Diklat :

a) Diklat Fungsional Analis Kepegawaian Tingkat Terampil


Pelaksana Lanjutan.

b) Diklat Fungsional Arsiparis Tingkat Terampil Pelaksana


Lanjutan.

c) Diklat Fungsional Keperawatan Tingkat Terampil Pelaksana


Lanjutan.

d) Diklat Fungsional Auditor Tingkat Terampil Pelaksana Lanjutan.

e) Diklat Fungsional Analis Kebijakan Tingkat Terampil Pelaksana


Lanjutan.

f) Diklat Fungsional Pranata Komputer Tingkat Terampil


Pelaksana Lanjutan.

g) Diklat Fungsional Kataloger Tingkat Terampil Pelaksana


Lanjutan.

h) Diklat Fungsional Sandiman Tingkat Terampil Pelaksana


Lanjutan.

i) Diklat Fungsional Pustakawan Tingkat Terampil Pelaksana


Lanjutan

j) Diklat Fungsional Operator Transmisi Sandi Tingkat Terampil


Pelaksana Lanjutan.

k) Diklat Fungsional Perawat Tingkat Terampil Pelaksana


Lanjutan.
11

l) Diklat Fungsional Perawat Gigi Tingkat Terampil Pelaksana


Lanjutan.

m) Jenis Diklat Fungsional lainnya sesuai Kebutuhan organisasi.

2) Persyaratan :

a) Pangkat untuk PNS III/a sampai dengan III/b dan TNI Letnan
Dua sampai dengan Kapten .

b) Pendidikan umum paling rendah D III.

c) Telah mengikuti paling sedikit 2 (dua) kali Diklat teknis


substantif yang berbeda sesuai dengan kompetensi bidang
jabatannya masing-masing, yang dinyatakan dengan Surat
Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP).

d) Melampirkan Security Clearance (SC).

e) Lulus seleksi yang dilaksanakan oleh Tim Seleksi Peserta


Diklat Instansi (TSPDI).

f) Berbadan sehat sesuai surat keterangan dokter yang


berwenang.

g) Konduite dan DP3 paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu)


tahun terakhir.

c. Diklat Fungsional Terampil Penyelia.


1) Jenis Diklat :
a) Diklat Fungsional Analis Kepegawaian Tingkat Terampil
Penyelia.

b) Diklat Fungsional Arsiparis Tingkat Terampil Penyelia.

c) Diklat Fungsional Keperawatan Tingkat Terampil Penyelia.

d) Diklat Fungsional Auditor Tingkat Terampil Penyelia.

e) Diklat Fungsional Analis Kebijakan Tingkat Terampil Penyelia.

f) Diklat Fungsional Pranata Komputer Tingkat Terampil Penyelia.

g) Diklat Fungsional Kataloger Tingkat Terampil Penyelia.

h) Diklat Fungsional Sandiman Tingkat Terampil Penyelia.


12

i) Diklat Fungsional Pustakawan Tingkat Terampil Penyelia.

j) Diklat Fungsional Operator Transmisi Sandi Tingkat Terampil


Penyelia.

k) Diklat Fungsional. Perawat Tingkat Terampil Penyelia.

l) Diklat Fungsional Perawat Gigi Tingkat Terampil Penyelia.

m) Jenis Diklat Fungsional lainnya sesuai Kebutuhan organisasi.

2) Persyaratan :

a) Pangkat untuk PNS III/c sampai dengan III/d dan TNI Mayor
sampai dengan Letnan Kolonel.

b) Pendidikan umum paling rendah D-III.

c) Telah mengikuti paling sedikit 2 (dua) kali Diklat teknis


substantif yang berbeda sesuai dengan kompetensi bidang
jabatannya masing-masing, yang dinyatakan dengan Surat
Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP).

d) Lulus seleksi yang dilaksanakan oleh Tim Seleksi Peserta


Diklat Instansi (TSPDI).

e) Melampirkan Security Clearance (SC).

f) Berbadan sehat sesuai surat keterangan dokter yang


berwenang.

g) Konduite dan DP3 paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu)


tahun terakhir.

15. Diklat Fungsional Keahlian

a. Diklat Fungsional Ahli Pertama dan Tingkat Ahli Muda.

1) Jenis Diklat :

a) Diklat Fungsional Widyaiswara Tingkat Ahli Pertama dan


Tingkat Ahli Muda.

b) Diklat Fungsional Dokter Tingkat Ahli Pertama dan


Tingkat Ahli Muda.
13

c) Diklat Fungsional Dokter Gigi Tingkat Ahli Pertama dan


Tingkat Ahli Muda.

d) Diklat Fungsional Analis Kepegawaian Tingkat Ahli


Pertama dan Tingkat Ahli Muda.

e) Diklat Fungsional Arsiparis Tingkat Ahli Pertama dan


Tingkat Ahli Muda.

f) Diklat Fungsional Auditor Tingkat Ahli Pertama dan


Tingkat Ahli Muda.

g) Diklat Fungsional Analis Kebijakan Tingkat Ahli Pertama


dan Tingkat Ahli Muda.

h) Diklat Fungsional Pranata Komputer Tingkat Ahli Pertama


dan Tingkat Ahli Muda.

i) Diklat Fungsional Kataloger Tingkat Ahli Pertama dan


Tingkat Ahli Muda.

j) Diklat Fungsional Pustakawan Tingkat Ahli Pertama dan


Tingkat Ahli Muda.

k) Diklat Fungsional Perancang Undang-Undang Tingkat


Ahli Pertama dan Tingkat Ahli Muda.

l) Diklat Fungsional Sandiman Tingkat Ahli Pertama dan


Tingkat Ahli Muda.

m) Jenis Diklat Fungsional lainnya sesuai Kebutuhan


organisasi.

2) Persyaratan :

a) Pangkat untuk PNS III/a sampai dengan III/d dan TNI


Letnan Dua sampai dengan Letnan Kolonel.

b) Pendidikan umum paling rendah D-IV/S-1.

c) Telah mengikuti paling sedikit 2 (dua) kali diklat teknis


substantif yang berbeda sesuai dengan kompetensi
bidang jabatannya masing-masing baik tingkat ahli
14

pertama maupun tingkat ahli muda, yang dinyatakan


dengan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPP).

d) Lulus seleksi yang dilaksanakan oleh Tim Seleksi Peserta


Diklat Instansi (TSPDI).

e) Melampirkan Security Clearance (SC).

f) Berbadan sehat sesuai surat keterangan dokter yang


berwenang.

g) Konduite dan DP3 paling rendah bernilai baik dalam 1


(satu) tahun terakhir.

b. Diklat Fungsional Tingkat Ahli Madya dan Tingkat Ahli Utama.

1) Jenis Diklat :

a) Diklat Fungsional Widyaiswara Tingkat Ahli Madya dan


Tingkat Ahli Utama.

b) Diklat Fungsional Dokter Tingkat Ahli Pertama dan


Tingkat Ahli Muda.

c) Diklat Fungsional Dokter Gigi Tingkat Ahli Pertama dan


Tingkat Ahli Muda.

d) Diklat Fungsional Analis Kepegawaian Tingkat Ahli Madya


dan Tingkat Ahli Utama.

e) Diklat Fungsional Arsiparis Tingkat Ahli Madya dan


Tingkat Ahli Utama.

f) Diklat Fungsional Auditor Tingkat Ahli Madya dan Tingkat


Ahli Utama.

g) Diklat Fungsional Analis Kebijakan Tingkat Ahli Madya


dan Tingkat Ahli Utama.

h) Diklat Fungsional Pranata Komputer Tingkat Ahli Madya


dan Tingkat Ahli Utama.
15

i) Diklat Fungsional Kataloger Tingkat Ahli Madya dan


Tingkat Ahli Utama.

j) Diklat Fungsional Sandiman Tingkat Ahli Madya dan


Tingkat Ahli Utama.

k) Diklat Fungsional Pustakawan Tingkat Ahli Madya dan


Tingkat Ahli Utama.

l) Diklat Fungsional Perancang Undang-Undang Tingkat


Ahli Madya dan Tingkat Ahli Utama.

m) Jenis Diklat Fungsional lainnya sesuai kebutuhan


organisasi.

2) Persyaratan :

a) Pangkat untuk PNS IV/a sampai dengan IV/e dan TNI


Kolonel sampai dengan Mayor Jenderal.

b) Pendidikan Umum paling rendah D-IV/S-1.

c) Telah mengikuti paling sedikit 2 (dua) kali diklat teknis


substantif yang berbeda sesuai dengan kompetensi
bidang jabatannya masing-masing, yang dinyatakan
dengan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPP).

d) Lulus seleksi yang dilaksanakan oleh Tim Seleksi Peserta


Diklat Instansi (TSPDI).

e) Melampirkan Security Clearance (SC).

f) Berbadan sehat sesuai surat keterangan dokter yang


berwenang.

g) Konduite dan DP3 paling rendah bernilai baik dalam 1


(satu) tahun terakhir.
16

16. Diklat Alih Jenjang Jabatan Fungsional.

a. Diklat Alih Jenjang Jabatan Fungsional diperuntukan bagi pejabat


fungsional ketrampilan yang telah memenuhi persyaratan untuk beralih
menjadi pejabat fungsional keahlian.

b. Penyelenggaraan Diklat Alih Jabatan Fungsional ini disesuaikan


dengan formasi jabatan fungsional keahlian dan rencana pengisian
jabatan/mutasi jabatan fungsional keahlian.

c. Ketentuan Pelaksanaan Diklat Alih Jenjang Jabatan Fungsional diatur


dengan peraturan tersendiri.

BAB IV
PESERTA DIKLAT FUNGSIONAL

17. Peserta Diklat Fungsional Pembentukan.

a. Dapat diikuti oleh pejabat struktural dan pejabat fungsional, apabila


keahlian dan/atau keterampilan serta pengetahuan dalam Diklat
Fungsional tersebut diperlukan dalam pelaksanaan tugas pekerjaan
jabatannya.

b. Peserta Diklat Fungsional Pembentukan bersifat selektif dan


merupakan penugasan dengan memperhatikan rencana
pengembangan karir PNS yang bersangkutan.

c. Peserta Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional adalah PNS yang


akan menduduki jabatan fungsional tertentu.

d. Peserta Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional yaitu personel PNS


Kemhan yang dipersiapkan atau dalam rangka memenuhi persyaratan
kompetensi untuk pemantapan pelaksanaan tugas-tugas pekerjaan
fungsional yang menjadi tanggung jawabnya.

e. Telah mengikuti paling sedikit 2 (dua) kali Diklat teknis substantif yang
berbeda sesuai dengan kompetensi bidang jabatannya masing-masing
dan dinyatakan dengan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPP).
17

f. Lulus seleksi yang dilaksanakan oleh Tim Seleksi Peserta Diklat


Instansi (TSPDI).

g. Dapat diikuti oleh personel TNI yang memenuhi persyaratan dalam


pendidikan dan pelatihan ini.

18. Peserta Diklat Fungsional Penjenjangan.

a. Telah memangku Jabatan Fungsional dan akan dipersiapkan untuk


menduduki jenjang jabatan fungsional setingkat lebih tinggi.

b. Telah mengikuti paling sedikit 2 (dua) kali Diklat teknis substantif yang
berbeda dan dinyatakan dengan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan
Pelatihan (STTPP).

c. Peserta Diklat Jabatan Fungsional Penjenjangan yaitu personel PNS


Kemhan yang dipersiapkan atau dalam rangka memenuhi persyaratan
kompetensi untuk pemantapan pelaksanaan tugas-tugas pekerjaan
fungsional yang menjadi tanggung jawabnya.

d. Lulus seleksi yang dilaksanakan oleh Tim Seleksi Peserta Diklat Instansi
(TSPDI).

e. Dapat diikuti oleh personel TNI yang memenuhi persyaratan dalam


pendidikan dan pelatihan ini.

19. Peserta Diklat Alih Jenjang Jabatan Fungsional.

a. Peserta Diklat Alih Jenjang Jabatan Fungsional adalah PNS yang telah
menduduki jabatan fungsional Tingkat Terampil Pelaksana Lanjutan.

b. Memiliki Ijazah D IV/S-1 sesuai dengan spesialisasinya.

c. Telah mengikuti paling sedikit 2 (dua) kali diklat teknis substantif yang
berbeda sesuai dengan kompetensi bidang jabatannya masing-masing
dan dinyatakan dengan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPP).

d. Lulus seleksi yang dilaksanakan oleh Tim Seleksi Peserta Diklat


Instansi (TSPDI).

e. Berbadan sehat sesuai surat keterangan dokter yang berwenang.


18

f. Konduite dan DP3 paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.

BAB V
KURIKULUM DIKLAT FUNGSIONAL

20. Kurikulum Diklat Fungsional berpedoman pada ketentuan sebagai berikut :

a. Kurikulum Diklat Fungsional mengacu pada standar kompetensi


masing-masing jabatan fungsional dan disusun dalam rangka untuk
mencapai profesionalisme jabatan fungsional masing-masing.

b. Kurikulum Diklat Fungsional disusun dengan mengacu kepada


pembekalan dan pengembangan kompetensi inti jabatan fungsional
masing-masing.

c. Kurikulum Diklat Fungsional berpedoman pada kurikulum inti yang


dikeluarkan oleh instansi pembina jabatan fungsional masing-masing.

b. Kurikulum Diklat Fungsional sepenuhnya diarahkan pada aplikasi dan


pengembangan pengetahuan pertahanan negara.

c. Kurikulum Diklat Fungsional mewadahi bidang studi :

1) Bidang Studi Dasar.

2) Bidang Studi Inti.

3) Bidang Studi Pendukung.

21. Pengembangan dan penyempurnaan kurikulum Diklat Fungsional PNS


dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

22. Validasi kurikulum dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan Diklat.


19

BAB VI
METODE DIKLAT FUNGSIONAL

23. Diklat Fungsional dapat diselenggarakan secara klasikal dan/atau non


klasikal. Penyelenggaraan Diklat Fungsional secara klasikal dilakukan dengan
tatap muka sedang Penyelenggaraan Diklat Fungsional secara non klasikal
dapat dilakukan dengan pelatihan di alam bebas, pelatihan di tempat kerja,
dan pelatihan sistem jarak jauh.

24. Dalam penerapan metode di atas, perlu dipahami hal-hal sebagai berikut :

a. Para peserta diperlakukan sebagai orang dewasa (Pendekatan


Andragogi).

b. Peserta dilibatkan dalam proses belajar mengajar melalui komunikasi


dua arah.

c. Adapun metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar Diklat


fungsional antara lain :

1) Metode ceramah, tanya jawab, diskusi.

2) Metode demonstrasi, Simulasi, Latihan, Aplikasi dan Peragaan

3) Metode Praktikum.

4) Metode Presentasi.

5) Studi Banding/Benchmarking

d. Untuk keberhasilan penerapan metode pembelajaran yang efektif


jumlah peserta pada setiap angkatan paling banyak berjumlah 30 (Tiga
Puluh) orang.

BAB VII
TENAGA PENGAJAR DIKLAT FUNGSIONAL

25. Pengajar Diklat Fungsional adalah Widyaiswara yang memiliki kompetensi


dan yang telah tersertifikasi. Dengan mengutamakan pemberdayaan
Widyaiswara dari instansi penyelenggara.
20

26. Apabila pada instansi penyelenggara diklat Fungsional tidak tersedia


Widyaiswara yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan, maka lembaga
penyelenggara dapat memberdayakan Widyaiswara atau tenaga pengajar dari
instansi lain atau instansi pembina sesuai kebutuhan.

27. Sumber tenaga pengajar.

a. Widyaiswara.

b. Widyaiswara luar biasa.

c. Pakar dan praktisi.

d. Pejabat pemerintah.

e. Pengelola Diklat.

28. Persyaratan tenaga pengajar.

a. Menguasai materi yang akan diajarkan.

b. Terampil mengajar secara sistematik, efektif dan efisien.

c. Mampu menggunakan metode dan media yang relevan dengan tujuan


pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus mata diklatnya.

d. Mempunyai pendidikan formal paling rendah strata satu (S-1) atau yang
sederajat.

e. Telah mengikuti Training of Trainer (TOT) tenaga pengajar dalam mata


Diklat yang diajarkan.

BAB VIII
PENYELENGGARA DIKLAT FUNGSIONAL

29. Program Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional diselenggarakan oleh


Instansi Pembina dan atau dapat diselenggarakan oleh Badiklat Kemhan
bekerja sama dengan Instansi Pembina Jabatan Fungsional.

30. Sedangkan Program Diklat Fungsional berjenjang dapat diselenggarakan oleh


Badiklat Kemhan bekerja sama dengan Instansi Pembina Jabatan Fungsional
dengan ketentuan sebagai berikut :
21

a. Diklat Fungsional Keahlian dan Diklat Fungsional Keterampilan di


lingkungan Kemhan, Mabes TNI dan Mabes Angkatan dilaksanakan
oleh Badiklat Kemhan.

b. Diklat Fungsional Keterampilan dapat dilaksanakan di lingkungan


Mabes TNI dan Mabes Angkatan dengan supervisi Badiklat Kemhan.

BAB IX
SARANA DAN PRASANA DIKLAT FUNGSIONAL

31. Sarana Diklat meliputi :

a. Modul, buku-buku referensi, bahan ajar, bahan tayang (slide).

b. Komputer, printer, LCD proyektor, jaringan internet, software aplikasi.

c. Perangkat sound system di kelas dan lapangan.

d. Sarana lainnya sesuai kebutuhan Diklat.

32. Prasarana Diklat meliputi :

a. Ruang kelas, ruang diskusi, ruang dosen.

b. Laboratorium, perpustakaan, mess, ruang makan, ruang rekreasi/


olahraga, tempat ibadah, dan poliklinik.

c. Prasarana lainnya sesuai kebutuhan Diklat.

33. Tata cara pengelolaan sarana dan prasarana Diklat Fungsional diatur dengan
Peraturan Kabadiklat Kemhan.

BAB X
MODUL DAN BAHAN DIKLAT FUNGSIONAL

34. Modul.

a. Modul Diklat Fungsional ditetapkan sesuai dengan tujuan, sasaran


program dan materi jenis Diklat Fungsional yang bersangkutan.
b. Modul Diklat Fungsional ditetapkan oleh instansi pembina jabatan
fungsional.
22

c. Modul Diklat Fungsional perlu dikembangkan dan diperbaharui secara


periodik mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan
tuntutan tingkat kualitas kompetensi PNS.
d. Modul disusun berdasarkan kurikulum hasil kajian analisis kebutuhan
Diklat.
e. Penyusunan Modul melibatkan pakar dan Widyaiswara yang
menguasai substansi Diklat Fungsional
35. Bahan Diklat

a. Bahan Diklat Fungsional disusun dan disesuaikan dengan tujuan,


sasaran program dan materi jenis Diklat Fungsional yang
bersangkutan.

b. Bahan Diklat Fungsional disusun dan dikembangkan oleh masing-


masing Widyaiswara/Tenaga Pengajar.

c. Bahan Diklat Fungsional perlu dikembangkan dan diperbaharui secara


periodik mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan
Diklat.

d. Bahan Diklat disusun berdasarkan pada modul mata Diklat yang


diajarkan oleh masing-masing Widyaiswara/Tenaga Pengajar.

BAB XI
ANGGARAN DIKLAT FUNGSIONAL

36. Anggaran belanja Diklat Fungsional bersumber dari Anggaran Belanja


Kemhan.

37. Pedoman anggaran belanja Diklat Fungsional :

a. Indeks anggaran belanja Diklat Fungsional yang dilaksanakan Kemhan


berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya
Umum yang dikeluarkan setiap tahun anggaran dan Peraturan Kepala
LAN tentang Standar Biaya Umum Diklat Fungsional PNS atau standar
biaya yang dikeluarkan oleh instansi pembina.
23

b. Indeks anggaran seleksi Diklat Fungsional yang dilaksanakan Kemhan


berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya
Umum yang dikeluarkan setiap tahun anggaran.

BAB XII
SERTIFIKASI DIKLAT FUNGSIONAL

38. Peserta Diklat yang telah menyelesaikan keseluruhan program dengan baik
dinyatakan lulus dan diberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPP)

39. Jenis dan bentuk, serta ukuran Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPP) ditetapkan oleh Instansi Pembina.

40. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) ditandatangani oleh
pimpinan Lembaga Diklat dengan nomor registrasi dari Instansi Pembina
Jabatan Fungsional

41. Langkah-langkah untuk memperoleh nomor registrasi adalah sebagai berikut :

a. Lembaga penyelenggara diklat/penanggung jawab program


menyampaikan daftar dan data peserta kepada Instansi Pembina
Jabatan Fungsional selambat-lambatnya hari ke tiga setelah
pembukaan diklat.

b. Instansi Pembina Jabatan Fungsional memberikan Kode Registrasi


daftar yang sah.

42. Penanggung jawab diklat menyampaikan daftar peserta yang lulus disertai
penggunaan Kode Registrasinya dalam Surat Tanda Tamat Pendidikan dan
Pelatihan (STTPP) kepada Instansi Pembina Jabatan Fungsional selambat-
lambatnya satu bulan setelah penyelenggaraan diklat selesai.

43. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) merupakan salah satu
syarat pengangkatan dalam Jabatan Fungsional.

44. Peserta yang tidak lulus diberikan surat keterangan telah mengikuti Diklat
Fungsional
24

BAB XIII
PELAPORAN

45. Setiap selesai penyelenggaraan Diklat Fungsional, Badiklat Kemhan selaku


lembaga penyelenggara Diklat Fungsional harus melaporkan kegiatannya
kepada Instansi Pembina Jabatan Fungsional yang meliputi;
penyelenggaraan, widyaiswara dan peserta.

BAB XIV
EVALUASI DIKLAT FUNGSIONAL

46. Evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan


informasi yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang
penyelenggaraan Diklat.

47. Evaluasi Diklat dilakukan terhadap antara lain :

a. Kurikulum.

b. Peserta.

c. Widyaiswara/tenaga pengajar.

d. Anggaran Diklat.

e. Sarana dan prasarana.

f. Alins dan Alongins.

g. Penyelenggaraan Diklat.

h. Bahan Diklat.

i. Metode Diklat.

j. Jangka waktu.
25

BAB XV
TATARAN KEWENANGAN

48. Menteri Pertahanan selaku Pembina Kepegawaian Pusat Kementerian


Pertahanan, mempunyai kewenangan :

a. Membuat kebijakan penyelenggaraan Diklat Fungsional PNS


Kementerian Pertahanan.

b. Menyiapkan alokasi anggaran untuk pelaksanaan Diklat Fungsional.

49. Sekretaris Jenderal selaku koordinator pelaksana tugas, pembinaan dan


pemberian dukungan administrasi, mempunyai kewenangan :

a. Membuat petunjuk pelaksanaan penyelenggaraan Diklat Fungsional di


lingkungan Kemhan.

b. Melaksanakan pembinaan dan pengendalian serta pengawasan atas


pelaksanaan Diklat Fungsional.

50. Kepala Badan Diklat selaku pelaksana penyelenggaraan Diklat Kementerian


Pertahanan, mempunyai kewenangan :

a. Menetapkan kebijakan penyelenggaraan Diklat Fungsional yang


mencakup seluruh komponen Diklat Fungsional.

b. Melakukan pembinaan, supervisi dan evaluasi pelaksanaan Diklat


Fungsional yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Tekfunghan Badiklat
Kemhan dan pelaksanaan Diklat Fungsional bagi PNS yang
diselengggarakan oleh Mabes TNI dan Mabes Angkatan.

c. Menetapkan sistem Diklat Fungsional dan memfasilitasi kebutuhan


pelaksanaan Diklat Fungsional yang diselengggarakan oleh Pusdiklat
Tekfunghan Badiklat Kemhan.

d. Dalam melaksanakan tugasnya, Kabadiklat Kemhan bertanggung


jawab kepada Menteri Pertahanan.
26

51. Kepala Biro Kepegawaian selaku pendukung peyelenggaraan Diklat


mempunyai kewenangan :

a. Menentukan Rencana Kebutuhan Diklat.

b. Menghimpun calon peserta Diklat.

c. Menyeleksi persyaratan administrasi calon peserta Diklat.

d. Menentukan dan memanggil peserta Diklat.

e. Memonitor pelaksanaan Diklat.

BAB XVI
PENUTUP

52. Petunjuk Pelaksanaan ini disusun untuk dijadikan pedoman dalam menyusun
Diklat Fungsional Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertahanan.

53. Hal-hal yang belum diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan ini akan diatur
kemudian.

54. Petunjuk Pelaksanaan ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan.

Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 21 Februari 2012
Sekretaris Jenderal,

Eris Herryanto, M.A.


Marsekal Madya TNI
Kepada Yth :

 Ka Satker/Ka Subsatker
di lingkungan Kemhan

Tembusan :

1. Menhan
2. Wamenhan
3. Irjen Kemhan.
27
Paraf :

Kabadiklat :

Karopeg :

Karo TU :

Dirkum Ditjen Strahan :

Kabag TU Duk Sekjen :

Kabag Adabangpeg :

Kabag Takahdissip :

Kasubbag TU Biro :

Kasubbag Bang :

Anda mungkin juga menyukai