Anda di halaman 1dari 44

JENIS PROGRAM PENDIDIKAN

DAN PELATIHAN DI INDONESIA


1. Devika Rahayuningtyas 25010116120113
2. Deni Syahrudin Taniansyah 25010116140126
3. Ardhia Amalia 25010116140246
4. Laila Septia Anindia 25010116130267
5. Fransiska Devia Tiara Amelia 25010116140283
Jenis Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) Menurut Sifatnya.
a. Pendidikan Umum
Merupakan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
ataupun swasta, bertujuan mempersiapkan dan mengusahakan
para peserta didiknya agar memperoleh pengetahuan umum

b. Pendidikan Kejuruan
Merupakan pendidikan umum yang direncanakan untuk
mempersiapkan peserta pendidikan maupun pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan bidang kejuruan.
Jenis Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) Menurut Sifatnya.
c. Pelatihan keahlian
Merupakan bagian dari pendidikan yang memberikan
pengetahuan dan keterampilan yang disyaratkan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan.

d. Pelatihan Kejuruan
Merupakan bagian dari pendidikan yang memberikan
pengetahuan dan keterampilan yang diisyaratkan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan pada umumnya bertaraf lebih
rendah dari pada pelatihan keahlian.
Jenis Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) Menurut Sasarannya
a. Pelatihan Prajabatan (Preservice Training)
Merupakan pelatihan yang diberikan kepada tenaga kerja baru
dengan tujuan agar dapat lebih terampil dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya.
Jenis Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) Menurut Sasarannya

b. Pelatihan dalam Jabatan (In Service Training)


Merupakan suatu pelatihan tenaga kerja yang dilaksanakan
dengan tujuan meningkatkan kualitas, keahlian, kemampuan,
dan keterampilan para tenaga kerja yang bekerja dalam
perusahaan. Pelatihan dalam jabatan dibedakan menjadi dua
yaitu pelatihan dalam jabatan yang bersifat umum dan pelatihan
dalam jabatan yang bersifat khusus.
Diklat Prajabatan
Peraturan
Pemerintah No.
101 tahun 2000
Diklat dalam Jabatan
A. Diklat Prajabatan

• Dalam pasal 5, Diklat prajabatan atau pendidikan dan


pelatihan prajabatan merupakan syarat bagi Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri
Sipil (PNS).
• Diklat prajabatan dilaksanakan atas kerjasama antara Badan
Kepegawaian Negara (BKN) atau Badan Kepegawaian Daerah
(BKD) dan Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kegiatan
pembelajaran dibimbing oleh para widyaiswara yang ditunjuk
oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Adapun tujuan dari Diklat Prajabatan antara lain :

1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan


sikap untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional
2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai
pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa
3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang
berorientasi pada pelayan, pengayoman, dan pemberdayaan
masyarakat
4. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam
melaksanakan tugas pemerintahan umum dan membangun
demi terwujudnya kepemerintahan yang baik
• Lama pelaksanaan diklat prajabatan sesuai dengan
golongan masing – masing pegawai. Diklat prajabatan
untuk golongan III dilaksanakan selama 3 minggu,
golongan II selama 2 minggu dan 1 minggu untuk
golongan I.
• Diklat prajabatan ini perlu diberikan dalam bidang
kesehatan karena seiring dengan kemajuan teknologi
dan perkembangan di bidang kesehatan,
profesionalisme pegawai merupakan tuntutan utama
dalam menjalankan tugas dan kewajiban memberikan
pelayanan kesehatan yang prima kepada masyarakat.
Penyelenggara dan Tenaga Diklat
a. Penyelenggaraan Diklat Prajabatan Golongan (I, II, dan
III) dilakukan oleh:

1. Lembaga Diklat Pemerintah Terakkreditasi


Lembaga Diklat Pemerintah Terakreditasi adalah unit
penyelenggara Diklat Pemerintah yang mendapat
pengakuan tertulis secara formal (sertifikasi) dari instansi
Pembina untuk menyelenggarakan Diklat.
2. Pola Kemitraan
Pola Kemitraan merupakan lembaga-lembaga yang
ditunjuk oleh Instansi Pembina untuk bekerjasama dalam
penyelenggaraan Diklat Prajabatan.
b. Tenaga Kediklatan
Tenaga Kediklatan pada Diklat Prajabatan adalah mereka yang
ditugaskan Pembina Kepegawaian Instansi / Pimpinan Lembaga
Diklat Terakreditasi, yang terdiri dari terdiri dari:

1) Widyaiswara
Widyaiswara adalah PNS yang diangkat sebagai pejabat
fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung
jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, dan atau melatih
pada Lembaga Diklat Pemerintah.
2) Pengelola dan Penyelenggara Diklat Pemerintah
Pengelola Lembaga Diklat Pemerintah adalah PNS yang bertugas
pada lembaga Diklat instansi pemerintah yang secara fungsional
merencanakan, melaksanakan mengawasi, mengendalikan,
memonitoring dan mengevaluasi Dikat.

3) Tenaga Kediklatan lainnya adalah pejabat atau seseorang yang


bukan Widaiswara, bukan pengelola lembaga diklat pemerintah
tetapi karena kemampuan atau kedudukannya diikutsertakan
dalam kegiatan pencapaian tujuan diklat.
Tahap Penyelenggaraan Diklat Prajabatan
Pola Minimal
B. Diklat dalam Jabatan

Dalam pasal 8, diklat dilaksanakan untuk mengembangkan


pengetahuan, keterampilan, dan sikap PNS agar kinerjanya
semakin baik. Diklat dalam Jabatan terbagi menjadi :

1. Diklat Kepemimpinan (Diklatpim)


2. Diklat Fungsional
3. Diklat Teknis
1) Diklat Kepemimpinan (Diklatpim)

• Dalam pasal 9, diklat ini bertujuan untuk mencapai


persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah
sesuai dengan jabatannya.

• Diklat ini dimaksudkan untuk mencapai persyaratan


kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai
dengan jabatan struktural eselon III, serta memiliki kesamaan
pola pikir yang dinamis dan bernalar agar memiliki wawasan
pengetahuan yang komprehensif dan semangat pengabdian
yang berorientasi kepada pelayanan prima dan
pengembangan partisipasi masyarakat
TUJUAN KURIKULER UMUM
Setelah mengikuti diklat ini, peserta diharapkan mampu untuk
melaksanakan tugas sesuai dengan jabatan struktural eselon III
yang disandangnya.
TUJUAN KURIKULER KHUSUS
Setelah mengikuti diklat ini, peserta diharapkan mampu:
1. Memahami tugas dan fungsi instansi;
2. Memahami fungsi managemen organisasi, sistem, dan
prosedur secara benar;
3. Mempunyai pengetahuan tentang good governance dan
pelayanan prima;
4. Mempunyai pengetahuan tentang pemberdayaan SDM dan
pengambilan keputusan secara tepat;

LAMA DIKLAT EFEKTIF


Lama diklat efektif adalah 40 hari
MATA PELAJARAN
1. Kajian Sikap dan Perilaku
a. Kepemimpinan di Alam Terbuka;
b. Pengembangan Potensi Diri;
c. Kepemimpinan Dalam Organisasi;
d. Etika Kepentingan Aparatur.
2. Kajian Manajemen Publik
a. Analisis Kebijakan Publik;
b. Hukum Administrasi Negara;
c. Membangun Kepemerintahan yang baik;
d. Kepemimpinan dalam keragaman budaya;
e. Negosiasi, kolaborasi dan jejaring kerja;
f. Pengembangan Pelaksanaan Pelayanan Prima;
g. Teknik-teknik Analisis Manajemen;
h. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia;
i. AKIP dan Pengukuran Kinerja;
j. Teknologi Informasi dalam Pemerintahan;
k. Telaahan Staf Paripurna.
3. Kajian Pembangunan
a. Teori dan Indikator Pembangunan;
b. Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional;
c. Sistem Pengelolaan Pembangunan;
d. Muatan Teknis Substansif Lembaga.

4. Aktualisasi
a. Isu Aktual sesuai tema;
b. Observasi Lapangan;
c. Kertas Kerja Perorangan;
d. Kertas Kerja Kelompok.
PERSYARATAN PESERTA
• Sikap, perilaku & potensi yang meliputi: moral yang baik, dedikasi &
loyalitas terhadap tugas & organisasi, kemam-puan menjaga reputasi diri
& instansinya, jasmani dan rohani yang sehat, motivasi yang tinggi untuk
meningkatkan kompetensi serta prestasi yang baik dalam melaksanakan
tugas;
• Pangkat/golongan sekurang-kurangnya Penata (III/c);
• Pendidikan serendah-rendahnya S1 atau yang sederajat, atau memiliki
kompetensi yang setara;
• Berbadan sehat yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter;
• Penguasaan Bahasa Inggris minimal pasif dan memiliki skor TOEFL minimal
350 atau yang setara;
• Calon peserta yang belum menduduki jabatan struktural eselon III, harus
lulus tes/seleksi tertulis yang diselenggarakan BPPK;
• Direkomendasikan dan diusulkan oleh Sekretaris unit eselon I.
Diklat PIM IV

Diklat ini dimaksudkan untuk mencapai persyaratan kompetensi


kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jabatan
struktural eselon IV, serta memiliki kesamaan pola pikir yang
dinamis dan bernalar agar memiliki wawasan pengetahuan yang
komprehensif dan semangat pengabdian yang berorientasi
kepada pelayanan prima dan pengembangan partisipasi
masyarakat
TUJUAN KURIKULER UMUM
Setelah mengikuti diklat ini, peserta diharapkan mampu untuk
melaksanakan tugas sesuai dengan jabatan struktural eselon IV yang
disandangnya.

TUJUAN KURIKULER KHUSUS


Setelah mengikuti diklat ini, peserta diharapkan mampu:
1. Memahami tugas dan fungsi instansi;
2. Memahami fungsi managemen organisasi, sistem, dan prosedur
secara benar;
3. Mempunyai pengetahuan tentang good governance dan pelayanan
prima;
4. Mempunyai pengetahuan tentang pemberdayaan SDM dan
pengambilan keputusan secara tepat.

LAMA DIKLAT EFEKTIF


Lama diklat efektif adalah 34 hari
MATA PELAJARAN

1. Kajian Sikap dan Perilaku


a. Kepemimpinan di Alam Terbuka;
Merupakan kajian pembinaan perilaku
kepemimpinan dan manajerial yang meliputi
komponen-komponen mengenali diri sendiri, orang
lain, kelompok, dan lingkungan melalui pengalaman
di alam terbuka.
• b. Pengembangan Potensi Diri;
Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan,
baik yang belum terwujud maupun yang telah
terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum
sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara
maksimal.
• c. Kepemimpinan Dalam Organisasi;
Adalah sebuah proses dimana seorang
pemimpin memengaruhi dan memberikan
contoh kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.
• d. Etika Kepepimpinan Aparatur.
Etika mempunyai dua fungsi, yaitu pertama,
sebagai pedoman, acuan, refrensi bagi
administrasi Negara (birokrasi public) dalam
menjalankan tugas dan kewenangannya agar
tindakannya dalam organisasi dinilai baik,
terpuji, dan tidaktercela. Kedua, etika birokrasi
sebagai standar penilaian mengenai sifat,
perilaku, dan tindakan birokrasi public dinilai
baik, tidak tercela dan terpuji.
2. Kajian Manajemen Publik
a. Analisis Kebijakan Publik
Analisis kebijakan publik merupakan evaluasi terhadap alternatif-alternatif
kebijakan dengan menggunakan beberapa kriteria yang relevan untuk
memperoleh alternatif kebijakan yang terbaik untuk diusulkan menjadi
tindakan kebijakan.
b. Hukum Administrasi Negara
Hukum administrasi negara adalah seperangkat peraturan yang
memungkinkan administrasi negara menjalankan fungsinya, yang sekaligus
juga melindungi warga terhadap sikap tidak administrasi negara dan
melindungi administrasi negara itu sendiri.
c. Dasar-Dasar Kepemerintahan yang baik;
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab baru
tercapai apabila dalam penerapan otoritas politik, ekonomi, dan administrasi
negara memiliki jaringan dan interaksi yang setara dan sinerjik.
d. Kepemimpinan dalam keragaman budaya;
Keanekaragaman budaya (suku, adat, bahasa) yang berkembang dimasyarakat
sebagai nilai-nilai luhur merupakan kekuatan tersendiri apabila dikelola
dengan baik dan merupakan kekuatan yang sangat besar untuk melaksanakan
pembangunan.

.
• e. Negosiasi, kolaborasi dan jejaring kerja;
Negosiasi pada dasarnya merupakan bagian dan kegiatan
manajemen begitu pula kolaborasi, proses mendasar dari
bentuk kerjasama yang menghasilkan kepercayaan, integritas,
dan terobosan melalui pencapaian kokaborasi.
• f. Pengembangan Pelaksanaan Pelayanan Prima;
Pengelolaan pelayanan publik berkualitas sudah mulai
dilakukan di berbagai unit pelayanan pemerintah, bahkan dari
waktu ke waktu jumlah unit pelayanan yang terlah mampu
memperbaiki kualitas pelayanannya terus bertambah.
• g. Teknik-teknik Analisis Manajemen;
Teknik-teknik manajemen atau teknik analisis yang digunakan
dalam manajemen terdiri atas pendekatan kuantitatif dan
pendekatan kualitatif yang berdasarkan pada fungsi-fungsi
manajemen yaitu planning, organizing, actuating, dan
controlling.
• h. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia;
Pemberdayaan SDM merupakan suatu aspek manajemen yang sangat
penting karena dimana SDM harus mampu berperan untuk
menterjemahkan daya terhadap sumber-sumber lainnya pada suatu
tatanan manajemen yang menjadi tujuan organisasi.
• i. AKIP dan Pengukuran Kinerja;
Dalam proses penyusunan LAKIP pejabat eselon III dituntut untuk
memiliki kompetensi dalam melakukan pengukuran kinerja. Untuk
maksud tersebut, dalam modul ini dibahas komponen-komponen
SAKIP antara lain perencanaan stratejik, perencanaan kinerja,
pengukuran kinerja, evaluasi kinerja dan pelaporan kinerja.
• j. Teknologi Informasi dalam Pemerintahan;
Membahas pengertian, makna dan pentingnya penggunaan teknologi
informasi dalam pemerintahan, evaluasi, teknologi informasi dalam
pemerintahan, jenis dan pemanfaatan teknologi informasi dan
publikasi, dalam rangka meningkatkan kinerja instansi.
3. Kajian Pembangunan
a. Konsep dan Indikator Pembangunan;
Teori dan Indikator Pembangunan;
Membahas pengertian, teori, dan konsep, serta
indikator-indikator pembangunan. Yang disesuaikan
dengan bidangnya masing-masing.

b. Otonomi dan Pembangunan Daerah;


Membahas tentang proses penyusunan Propenas di
tingkat nasional dan Program Pembangunan Daerah
(Propeda) di tingkat daerah melalui tujuan dan asas
dasar pembangunan, dasar penentuan strategi,
perencanaan, penyelenggaraan, pengendalian, dan
evaluasi pembangunan.
• c. Sistem Pengelolaan Pembangunan;
Secara keseluruhan modul ini terdiri atas sebelas bab. Setelah menjelaskan
orientasi modul pada Bab I Pendahuluan, pada Bab II diuraikan arti
SistemPengelolaan Pembangunan secara umum. Pada Bab III disampaikan
penjelasan mengenai pengertian, landasan, dan tujuan Sistem Pengelolaan
Pembangunan Nasional. Deskripsi pada bab ini bersifat normatif, yaitu
prinsip-prinsip dasar yang ada pada Pancasila, UUD 1945, serta landasan
operasional berupa Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 dan Agenda
Presiden terpilih pada masa kampanye. Namun demikian, pengajar dan
peserta diharapkan mampu mengaktualisasikan prinsip tersebut dengan
perkembangan terakhir.

• d. Muatan Teknis Substansif Lembaga.


Sejalan dengan kompetensi yang akan diwujudkan melalui Diklat pim Tk. III,
mata diklat Muatan Teknis Substantif Lembaga ini membahas status,
kedudukan, tugas pokok dan fungsi, susunan organisasi, tata kerja maupun
lingkungan strategis dan kebijakan lembaga, termasuk Renstranya dan isu-isu
strategis yang dihadapi organisasi khususnya yang terkait dengan Tema Diklat.
Oleh karena itu, mata Diklat ini diusahakan dapat memberikan kejelasan
tentang arah kebijakan pembangunan substansi instansi, yang menjadi tugas
pokok lembaga asal instansi peserta, dan permasalahannya.
• 4. Aktualisasi
• a. Isu Aktual sesuai tema;
Dalam Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV, TEMA terlebih
dahulu harus dirumuskan oleh Penyelenggara Instansi/Lembaga Diklat
yang bersangkutan. Sumber-sumber isu aktual sesuai tema umumnya
diperkaya dari mata Diklat Muatan Teknis Substantif Lembaga (MTSL),
serta dari seluruh kajian dalam pembelajaran Diklatpim Tingkat IV baik
Kajian Sikap dan Perilaku, Kajian Manajemen Publik maupun Kajian
Pembangunan.
• b. Observasi Lapangan;
Dalam kegiatan ini peserta melakukan pengumpulan data, identifikasi
masalah, analisis, dan saran pemecahan tentang praktek pelayanan
publik di instansi yang dikunjungi untuk keperluan memperkaya
wawasan dan pengalaman yang bermanfaat bagi peserta dalam
penulisan KKK (Kertas Kerja Kelompok) dan KKP (Kertas Kerja
Perorangan).

• .
• c. Kertas Kerja Perorangan;
Mata Pendidikan dan Pelatihan ini menjelaskan
tentang proses penyusunan Kertas Kerja
Perseorangan (KKP) yang merupakan Rencana Kerja
Peningkatan Kinerja (RKPK) yang berkaitan dengan
tugas pokok dan fungsi masing-masing peserta.

• d. Kertas Kerja Kelompok dan Kertas Kerja


Angkatan
Mata Pendidikan dan Pelatihan ini menjelaskan
tentang proses penyusunan Kertas Kerja Kelompok
(KKK) yang merupakan Rencana Kerja Peningkatan
Kinerja (RKPK) yang berkaitan dengan tugas pokok
dan fungsi masing-masing kelompok.
PERSYARATAN PESERTA

1. Pegawai Negeri Sipil yang telah atau akan menduduki


jabatan struktural eselon IV, dan yang memiliki :
2. Sikap, perilaku, potensi yang meliputi moral yang baik,
dedikasi & loyalitas terhadap tugas/organisasi, kemampuan
menjaga reputasi diri & instansinya, jasmani dan rohani yang
sehat, motivasi yang tinggi untuk meningkatkan kompetensi
serta prestasi yang baik dalam melaksanakan tugas;
3. Pangkat/golongan sekurang-kurangnya Penata Muda (III/a);
4. Pendidikan serendah-rendahnya S1 atau yang sederajat,
atau memiliki kompetensi yang setara;
4. Berbadan sehat yang dinyatakan dengan surat keterangan
dokter;
5. Calon peserta yang belum menduduki jabatan struktural
eselon IV, harus lulus tes/seleksi tertulis yang
diselenggarakan BPPK;
6. Penguasaan Bahasa Inggris minimal pasif dan memiliki skor
TOEFL minimal 300 atau yang setara;
7. Direkomendasikan dan diusulkan oleh Sekretaris Unit Eselon
I yang bersangkutan.
2) Diklat Fungsional

• Pasal 1 ayat (1), diklat ini bertujuan untuk mencapai


persyaratan kompetensi sesuai jenis dan jabatan
fungsionalnya.
• Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Kesehatan yang
selanjutnya disebut Pelatihan Jabfung Kesehatan adalah
proses pembelajaran yang memberikan bekal pengetahuan
dan/atau keterampilan dalam rangka meningkatkan kinerja,
profesionalisme, dan/atau menunjang pengembangan karier
Pegawai Negeri Sipil bidang kesehatan.
• Penyelenggara Pelatihan Jabatan Fungsional Kesehatan yang
selanjutnya disebut Penyelenggara, adalah suatu instansi
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota.
• Peserta Pelatihan adalah Pegawai Negeri Sipil yang telah atau
akan menduduki Jabatan Fungsional Kesehatan pada instansi
pemerintah/pemerintah daerah yang ditetapkan melalui
peraturan perundangan.
• Peserta memiliki latar belakang pekerjaan, pendidikan, atau
jabatan fungsional kesehatan sesuai dengan jenis Pelatihan
Jabfung Kesehatan yang akan diikutinya. Peserta dalam satu
kelas Pelatihan Jabfung Kesehatan paling banyak berjumlah 30
(tiga puluh) orang.
Pengaturan Pelatihan Jabfung Kesehatan bertujuan untuk:

• memberikan pedoman bagi penyelenggara Pelatihan Jabfung


Kesehatan baik di pusat maupun daerah;
• meningkatkan mutu Pelatihan Jabfung Kesehatan; dan
• meningkatkan kompetensi pejabat fungsional di bidang
kesehatan.
Jenis Pelatihan Jabfung Kesehatan terdiri atas:

• pelatihan pengangkatan; merupakan prasyarat bagi


Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat dalam jabatan
fungsional kesehatan tertentu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan.
• pelatihan dasar; merupakan prasyarat untuk tetap dapat
menduduki jabatan fungsional kesehatan tertentu sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• pelatihan berjenjang, merupakan salah satu prasyarat
untuk kenaikan jenjang jabatan fungsional kesehatan
setingkat lebih tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3) Diklat Teknis
• Pasal 12 ayat (1), diklat ini bertujuan untuk mencapai
persyaratan kompetensi teknis sebagai pelaksanaan tugas
PNS.
• Pendidikan dan pelatihan teknis adalah diklat yang
dilaksanakan untuk mencapai persyaratkan kompetensi teknis
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas PNS. Kompetensi
Teknis adalah kemampuan PNS dalam bidang-bidang teknis
tertentu untuk pelaksanaan tugas masing-masing.
1. Diklat teknis bidang umum/administrasi dan manajemen
yaitu diklat yang memberikan ketrampilan dan/atau
penguasaan pengetahuan di bidang pelayanan teknis yang
bersifat umum dan di bidang administrasi dan manajemen
dalam menunjang tugas pokok instansi yang bersangkutan.

2. Diklat teknis substantif yaitu diklat yang memberikan


ketrampilan dan/atau penguasaan pengetahuan teknis yang
berhubungan secara langsung dengan pelaksanaan tugas
pokok instansi yang bersangkutan.
Adapun jenis pelatihan teknis dalam bidang kesehatan adalah
sebagai berikut :

a. Diklat Teknis Upaya Kesehatan


Diklat teknis kesehatan bagi pegawai untuk mencapai
persyaratan kompetensi teknis untuk pelaksanaan tugas
upaya kesehatan, contohnya adalah pelatihan
penanggulangan penyakit Tuberculosis

b. Diklat Teknis Manajemen Kesehatan


Adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi teknis pelaksanaan tugas manajemen kesehatan,
contohnya adalah pelatihan perencanaan SDM kesehatan
c. Diklat Teknis Profesi Kesehatan
Adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi teknis untuk pelaksanaan tugas profesi
kesehatan, contoh pelatihan Basic Trauma/Carliac Life
Support (BTCLS)

d. Diklat Teknis Penunjang Fungsional


Adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi teknis yang diperlukan untuk menunjang jabatan
fungsional masing-masing, contoh Pelatihan Penulisan Karya
Ilmiah bagi Widyaiswara
DAFTAR PUSTAKA
• Sudiman. 1998. Bahan Diklat Prajabatan Golongan III: Kepegawaian.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia.
• Dwiyanto, Agus. 2015. Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia.
• http://tp2i.litbang.depkes.go.id/index.php?id=453
• Asih, I. S. (2013). Tinjauan Pelaksanaan Program Diklat Prajabatan
Karyawan pada Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur
(PKP2A) I Lembaga Administrasi Negara (LAN) Bandung.
• Fahmi, F. H., Pratiwi, R. N., & Trisnawati. (2011). Pengaruh
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terhadap Prestasi Kerja. Jurnal
Administrasi Publik (JAP), 3, 1809-1813.

Anda mungkin juga menyukai