Setiap organisasi pada saat melaksanakan pelatihan akan dihadapkan pada pertanyaan –
pertanyaan sebagai berikut :
Oleh karena itu perlu disusun sebuah konsep pelatihan dan pendidikan calon anggota baru yang
akan dilakukan oleh TBM vertex FK unej untuk tahun 2018. Konsep diklat lapangan TBM Vertex FK
Unej , bisa digambarkan dari empat poin berikut ini, yaitu :
1. Menganalisis kebutuhan pelatihan organisasi, yang sering disebut need analysis atau need
assessment.
2. Menentukan sasaran dan materi program pelatihan.
3. Menentukan metode pelatihan dan prinsip-prinsip belajar yang digunakan.
4. Mengevaluasi program.
TBM vertex FK unej merupakan UKM yang memiliki prinsip persaudaraan demi
kemanusiaan, dimana kompetensi yang harus dimiliki adalah seseorang yang memiliki jiwa
persaudaraan dan kemanusaiaan untuk diterapkan baik untuk diri sendiri, organisasi dan
masyarakat yang membutuh kan di bidang kegawat daruratan, serta kepekaan terhadap
ekologi sekitar sebagai pendukung utama kelangsungan kesehatan manusia. Karena itu
Kompetensi dan perilaku sumber daya manusia yang harus dimiliki adalah:
Sasaran diklat lapangan disini adalah para mahasiswa kedokteran yang mendaftar
untuk menjadi anggota TBM vertex dan sudah mengikuti proses recruit dan seleksi sampai
tahap wawancara/interview. Materi program latihan disesuaikan dengan kebutuhan TBM
vertex , yaitu perubahan perilaku organisasi.
Metode yang dipakai adalah metode Off the job training, yaitu pelatihan dan
pengembangan yang dilakukan secara khusus di luar pekerjaan, Antara lain yang digunakan
adalah
a) Vestibule training
Adalah metode pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, terutama yang
bersifat teknikal, di tempat pekerjaan, akan tetapi tanpa mengganggu aktivitas kerja
sehari-hari. Scenario penggunaannya adalah sebagai berikut : Misalkan sebuah
organisasi akan melakukan vestibule training. Organisasi akan menyediakan lokasi
tertentu dalam organisasi untuk “meniru” kegitan-kegiatan yang berlangsung dalam
organisasi yang bersangkutan. Akan tetapi, karena lokasi “meniru” itu disediakan di
tempat khusus, kegiatan-kegiatan sebenarnya tidak terganggu sama sekali.
b) Role playing.
Adalah metode pelatihan dengan teknik memainkan peran tertentu dalam
suatu situasi kerja. Calon anggota kemudian diminta untuk memberikan response
terhadap peran yang lain, memberikan sejumlah tanggapan berupa kritikan atau
pujian yang membangun. Metode ini biasanya digunakan untuk sensivity job, dengan
menumbuhkan sikap empati dan melihat sesuatu dari “kacamata” orang lain.
terlibat dalam suatu “permainan” dimana seseorang memainkan peranan pihak lain
tertentu. Misalnya, agar seorang calon anggota memahami pandangan dan cara
kerja pimpinannya, maka calon anggota tersebut melakukan “role play” sebagai
pimpinan dan menyelesaikan masalah tertentu dengan orang lain yang berperan
sebagai anggota/bawahannya. Teknik ini sering pula digunakan jika yang menjadi
interaksi positif dengan orang lain yang mungkin berbeda dalam berbagai hal,
c) Simulation
Metode simulasi berbeda dengan vestibule training karena metode simulasi
lebih menekankan pada penguasaan penggunaan alat mekanikal yang persis sama
dengan yang akan digunakan saat bekerja, sedangkan vestibule training
memusatkan tujuan pelatihan pada peningkatan keterampilan yang bersifat
teknikal.
Contoh dari penerapan metode simulasi ini adalah pelatihan yang ditujukan
bagi seorang pilot. Salah satu bagian penting dari pelatihan, misalnya adalah
bagaimana cara menerbangkan pesawat dalam ruangan simulasi. Hal-hal yang harus
dipahami contohnya tentang bagaimana cara menghidupkan mesin, meminta ijin
meninggalkan apron menuju landasan pacu, tinggal landas, terbang dalam berbagai
cuaca dan segala bentuk situasi yang nantinya mungkin akan dihadapi saat bekerja.
d) Self study.
Inti dari metode ini adalah pembelajaran terhadap informasi kerja yang
anggotanya untuk belajar sendiri, akan tetapi terkendali melalui proses belajar yang
Sedangkan Prinsip prinsip pelatihan yang dilakukan dalam diklat lapangan kali ini adalah
4. Evaluasi Pelatihan