Anda di halaman 1dari 19

FORMASI/JABATAN:

 Analis Program Diklat


 Analis Diklat
 Pengelola Diklat
 Pranata Diklat dan
 Jabatan Diklat yang relevan

KUALIFIKASI PENDIDIKAN:
 Manajemen
 Ekonomi
 Administrasi
 dan rumpun ilmu yang relevan

DESKRIPSI JABATAN:
Melakukan kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengklasifikasian dan penelaahan untuk
menyimpulkan dan menyusun rekomendasi di bidang program diklat.

DASAR ATURAN:
Permenpan RB No. 25 tahun 2016 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksana

SKB DIKLAT
1. Pengertian, Tujuan dan Sasaran Diklat
 Diklat adalah proses penyelenggaraan belajar-mengajar dalam rangka meningkatkan
kemampuan PNS.
 Tujuan Diklat:
1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap dalam menjalankan
tugas sesuai kebutuhan instansi.
2. Menciptakan aparatur sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan
bangsa.
3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan,
pengayoman dan pemberdayaan masyarakat.
4. Menciptakan kesamaan visi dan pola pikir.
 Sasaran Diklat
Terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan jabatan
masing-masing.

2. Jenis-jenis Diklat
1. Diklat Prajabatan
 Diklat yang diselenggarakan sebagai syarat pengangkatan CPNS menjadi PNS.
 Tujuan diklat prajabatan adalah memberikan pengetahuan dalam rangka
pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, pengetahuan dasar
sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasi.
 Jenis-jenis Diklat Prajabatan:
1. Diklat Prajabatan golongan I untuk menjadi PNS golongan I
2. Diklat Prajabatan golongan II untuk menjadi PNS golongan II
3. Diklat Prajabatan golongan III untuk menjadi PNS golongan III
2. Diklat dalam Jabatan
 Diklat yang diselenggarakan bagi ASN yang berstatus PNS
 Tujuan Diklat dalam Jabatan adalah mengembangkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap agar dapat melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan.
 Jenis-jenis Diklat dalam Jabatan:
1. Diklat Kepemimpinan
Diklat yang diperuntuhkan untuk jabatan struktural. Diklat ini terdiri dari empat
jenjang, yaitu:
a. Diklatpim tingkat IV untuk jabatan struktural eselon IV

SKB DIKLAT
b. Diklatpim tingkat III untuk jabatan struktural eselon III
c. Diklatpim tingkat II untuk jabatan struktural eselon II
d. Diklatpim tingkat I untuk jabatan struktural eselon I
2. Diklat Fungsional
Diklat yang diperuntuhkan untuk jabatan fungsional. Jenis dan jenjang diklat
fungsional ditetapkan oleh instansi pembina jabatan fungsional yang
bersangkutan.
3. Diklat Teknis
Diklat yang diperuntuhkan untuk jabatan teknis. Jenis dan jenjang diklat teknis
ditetapkan oleh instansi teknis yang bersangkutan.

3. Peserta Diklat
 Peserta diklat kepemimpinan: PNS yang akan atau telah menduduki jabatan
struktural.
 Peserta diklat fungsional: PNS yang akan atau telah menduduki jabatan fungsional
tertentu.
 Peserta diklat teknis: PNS yang membutuhkan peningkatan kompetensi teknis dalam
pelaksanaan tugasnya.
4. Kurikulum Diklat
 Kurikulum diklat mengacu pada standar kompetensi jabatan.
 Penyusunan dan pengembangan melibatkan pengguna lulusan., penyelenggara
diklat, peserta dan alumni diklat serta unsur ahli lain.
 Kurikulum untuk diklat prajabatan dan diklat kepemimpinan ditetapkan oleh instansi
pembina.
 Kurikulum untuk diklat fungsional ditetapkan oleh instansi pembina jabatan
fungsional.
 Kurikulum untuk diklat teknis ditetapkan oleh instansi teknis yang bersangkutan.

5. Tenaga Kediklatan
Tenaga kediklatan adalah orang atau badan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan
diklat. Tenaga kediklatan terdiri dari:
1. Widyaiswara
 Widyaiswara adalah PNS yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat
yang berwenang dengan tugas untuk mendidik dan mengajar PNS pada lembaga
diklat pemerintah.

SKB DIKLAT
 Syarat Widyaiswara:
1. Kesesuaian penguasaan materi
2. Kesesuaian metodologi
3. Mempunyai kredibilitas, dedikasi dan reputasi yang baik
2. Pengelola lembaga diklat pemerintah
3. Tenaga kediklatan lainnya
Bukan widyaiswara dan bukan pengelola lembaga diklat pemerintah, namun karena
keahlian/kemampuan/kedudukannya diikutsertakan dalam pencapaian tujuan diklat.

6. Metode Diklat
Metode diklat disusun berdasarkan tujuan dan program untuk orang dewasa. Metode ini
dikenal dengan istilah andragogi. Metode ini terdiri atas:
 Ceramah
 Diskusi
 Praktek langsung
 Studi banding atau studi kasus
 Simulasi
 Bermain peran
 Belajar dengan menggunakan media

7. Sarana, Prasarana dan Pembiayaan Diklat


 Sarana dan Prasarana Diklat ditetapkan oleh instansi pembina. Sarana dan prasarana
yang dimaksud menyesuaikan dengan metode diklat yang digunakan seperti proyektor,
ruangan, papan tulis dan sebagainya.
 Pembiayaan Diklat berasal dari anggaran instansi masing-masing (anggaran belanja
rutin dan anggaran belanja pembangunan).

8. Penyelenggaraan Diklat
 Diklat diselenggarakan secara kalsikal dan nonklasikal. Klasikal berupa tatap muka,
sementara nonklasikal melalui alam bebas, tempat kerja ataupun sistem jarak jauh.
 Diklat prajabatan diselenggarakan oleh lembaga diklat pemerintah yang terakreditasi.
 Diklat kepemimpinan tingkat IV, III dan II diselenggarakan oleh lembaga diklat
pemerintah yang terakreditasi.
 Diklat kepemimpinan tingkat I diselenggarakan oleh instansi pembina.
 Diklat fungsional dan teknis diselenggarakan oleh lembaga diklat yang terakreditasi.

SKB DIKLAT
9. Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan
 Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan
(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional:2002).
 Pengertian Pelatihan
1. Jackson (1994)
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang membuat seorang pegawai dapat
memperoleh keterampilan dan pengetahuan untuk membantu pencapaian tujuan.
2. Purwanto (2007)
Pelatihan adalah aktivitas mendidik dan melatih pegawai untuk meningkatkan
kompetensi pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi.
3. Suryana (2006)
Pelatihan adalah pembelajaran untuk melakukan sesuatu dan jika berhasil, maka
hasilnya terlihat dalam melakukan sesuatu secara berbeda.
4. Rivai (2009)
Pelatihan adalah kegiatan untuk meningkatkan kinerja saat ini dan yang akan datang.
 Pengembangan adalah proses pendidikan jangka panjang yang secara umum
mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis.
 Pelatihan bukanlah:
1. Sebuah upaya remedial bagi semua masalah kinerja
2. Sebuah alat bagi seorang pegawai untuk menyempurnakan kinerja tugas
3. Sebuah pengganti atas buruknya supervisi
4. Sesuatu yang mudah
 Perbedaan pendidikan dan pelatihan terletak pada:
1. Materi
2. Jangka waktu
3. Tujuan

10. Pelatihan
 Alasan utama pelatihan perlu dilakukan karena meningkatnya absensi karyawan dan
pergantian karyawan.
 Syarat lembaga pelatihan untuk menyelenggarakan pelatihan kerja adalah memiliki ijin
dari instansi yang berwenang di bidang ketenagakerjaan.

SKB DIKLAT
11. Tahapan Diklat
Pada umumnya diklat terdiri atas tiga tahapan besar, yaitu:
1. Need Assesment
Sebelum menentukan jenis diklat pada suatu instansi dan jabatan, maka terlebih dahulu
perlu dilakukan analisis kebutuhan diklat.
2. Development
Yaitu tahap pengembangan. Pada tahan ini telah diketahui kebutuhan diklat yang
dibutuhkan dan jenis diklat yang sesuai untuk diterapkan pada suatu jabatan dan
instansi.
3. Evaluation
Yaitu proses penilaian terhadap program diklat yang telah dijalankan. Pada tahap ini,
penyelenggara diklat akan menegetahui pencapaian diklat dan perbaikan ke depannya.

12. Pengertian dan Jenis-Jenis Kebutuhan


 Kebutuhan adalah ketimpangan atau gap apa yang seharusnya dengan apa yang
senyatanya (Burton, Merrill, Kaufman).
 Jenis-jenis kebutuhan
1. Kebutuhan Normatif, yaitu kebutuhan dasar yang terpenuhi karena adanya suatu
syarat. Misalnya untuk menduduki jabatan X maka harus mengikuti diklat.
2. Kebutuhan yang dirasakan, bertanya kepada pegawai apa yang dirasa kurang dari
dirinya.
3. Kebutuhan yang diekspresikan, orang butuh sesuatu maka menimbulkan permintaan.
4. Kebutuhan komparatif, kebutuhan yang muncul dengan membandingkan dua atau
lebih kondisi yang berbeda.
5. Kebutuhan antisipatif, kebutuhan akan perkiraan perubahan di masa yang akan
datang.
6. Kebutuhan kritis dan mendesak, kebutuhan yang dipersiapkan untuk mengatasi
kegagalan atau adanya konsekuensi.

13. Pengertian Analisis Kebutuhan Diklat


Analisis Kebutuhan Diklat (AKD) adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk
menemukan dan mengindentifikasi adanya kesenjangan kompetensi di bidang manajemen
PNS yang disyaratkan dengan kompetensi yang dimilki, yang kemudian diatasi melalui
diklat.

SKB DIKLAT
14. Tujuan dan Manfaat Analisis Kebutuhan Diklat
 Tujuan AKD adalah sebagai dasar penyusunan program diklat teknis manajemen PNS
dan memenuhi kebutuhan kompetensi PNS yang menangani kepegawaian.
 Manfaat AKD adalah agar program diklat teknis manajemen PNS yang dihasilkan
sesuai kebutuhan pengembangan kompetensi dan kebutuhan kompetensi pengelola
kepegawaian.

15. Ruang Lingkup Analisis Kebutuhan Diklat


Ruang lingkup AKD terdiri dari:
1. Penyusunan profil kompetensi jabatan
2. Pemetaan kompetensi pengeola kepegawaian
3. Penentuan kebutuhan diklat teknis manajemen PNS

16. Tahap Analisis Kebutuhan Diklat


1. Sumber Potensial Kebutuhan Diklat
Pada tahap ini, pihak yang bertugas mengidentifikasi berbagai sumber sehingga
diperoleh kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja pegawai pada jabatan
tertentu. Sumber yang dimaksud terdiri dari:
 Visi, misi, nilai dan strategi organisasi
 Laporan permasalahan unit kerja
 Implementasi sistem
 Job description
 Penilaian kinerja
 Catatan pegawai (rekaman karir, pendidikan, pelatihan dll)
 Hasil assessment kompetensi
2. Pengumpulan Data
Setelah sumber data dan informasi yang potensial ditemukan, maka tahap selanjutnya
adalah melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:
 Rapat dengan unit kerja terkait
 Kuisioner
 Wawancara
 Pengamatan langsung
 Focus group discussion
 Mengumpulkan dokumen laporan organisasi

SKB DIKLAT
 Mengumpulkan data penilaian kinerja
 Mengumpulkan hasil assessment kompetensi
3. Menentukan Kebutuhan Kompetensi
Setelah data dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah menentukan kompetensi yang
diperlukan oleh individu dan jabatan berdasarkan hasil analisis dari berbagai sumber data
dan informasi.
4. Mengusulkan Solusi Diklat
Tahap akhir dalam analisis kebutuhan diklat yaitu mengusulkan solusi diklat yang
diperlukan untuk diterapkan secara teknis dan umum.

17. Level Analisis Kebutuhan Diklat


Analisis kebutuhan diklat dilakukan pada tiga level, yaitu:
1. Analisis Organisasional, yaiu untuk menentukan di bagian mana organisasi tersebut
yang memerlukan pelatihan.
2. Analisis Tugas/Jabatan, yaitu apa yang seharusnya dipelajari dalam pelatihan untuk
mengatasi ketidaksesuaian tugas dengan persyaratan yang seharusnya.
3. Analisis Individu, yaitu siapa yang membutuhkan pelatihan dan jenis pelatihan apa yang
dibutuhkan.

18. Pendekatan dalam Menentukan Kebutuhan Pelatihan


1. Performance Analysis
Menganalisis untuk menjawab kinerja jabatan apa yang dibutuhkan dan keluaran yang
diharapkan.
2. Task Analysis
Yaitu menganalisis tugas yang dibutuhkan
3. Competency Study
Yaitu kompetensi apa yang dibutuhkan
4. Training Need Survey
Yaitu keterampilan apa yang dibutuhkan

19. Pembinaan Diklat


 Pembinaan Diklat adalah kegiatan yang dilakukan agar penyelenggaraan diklat dan
capain kinerja diklat sesuai dengan standar kualitas dan sasaran yang ditetapkan.
 Pembinaan Diklat meliputi:
1. Perencanaan
Perencanaan mencakup:

SKB DIKLAT
1. Penetapan peserta
2. Penentuan tujuan dan sasaran spesifik
3. Penentuan dan jenis jenjang diklat
4. Penentuan agenda, pembelajaran, penyiapan widyaiswara
5. Sarana dan prasarana
6. Pembiayaan
2. Penyelenggaraan
3. Evaluasi
Evaluasi dilakukan oleh instansi pembina atau lembaga diklat. Yang dievaluasi
adalah kurikulum, peserta, widyaiswara, biaya, sarana prasarana, bahan, metode,
penyelenggara dan jangka waktu.
4. Pelaporan

20. Tujuan Evaluasi Diklat


Ada dua tujuan utama dalam evaluasi diklat, yaitu:
1. Mengetahui tingkat efektivitas dari pelatihan yang diselenggarakan
2. Perbaikan berkelanjutan

21. Level Evaluasi Diklat


1. Evaluasi Reaksi (Reaction)
Mengukur reaksi kepuasan peserta terhadap program diklat. Penilaian peserta dan
pengamat biasanya dengan formuir.
2. Evaluasi Pembelajaran (Learning)
Mengukur kemampuan peserta melalui ujian, presentasi, dll
3. Evaluasi Perilaku (Behaviour)
Mengukur dampak dari diklat saat peserta kembali bekerja melalui OJT atau observasi.
4. Evaluasi Hasil (Result)
Keberhasilan program diukur melalui kuantitas, kualitas, waktu, cost yang berhasil
diturunkan oleh peserta.
5. Evaluasi Pengembalian Investasi Pelatihan (ROTI)
Dilakukan dengan perhitungan biaya
ROTI (%) = Benefit-Cost/Cost X 100%

SKB DIKLAT
22. Langkah-langkah Evaluasi Diklat
1. Goals
Mendeskripsikan tujuan diklat
2. Data
Mengumpulkan data secara rinci
3. Measure
Menentukan dan memilih alat ukur dalam evaluasi
4. Analyze
Menganalisis dengan langkah-langkah analisis data
5. Result
Menghasilkan informasi yang menjadi bahan pembelajaran dan pertimbangan dalam
pelaksanaan diklat berikutnya.

23. Tipe Tingkah Laku Diklat


1. Kategori Psikomotorik
Pengontrolan otot-otot sehingga orang dapat melakukan gerakaan-gerakan tertentu
secara tepat. Sasarannya untuk keterampilan fisik.
2. Kategori Afektif
Berkaitan dengan perasaan, sikap dan nilai. Sasarannya membuat orang mempunyai
sikap tertentu.
3. Kategori Kognitif
Proses intelektual (memahami, mengingat dan menganalisis). Sasarannya membuat
orang mempunyai pengetahuan dan keterampilan tertentu.

24. Diklat Berbasis Kompetensi (Competency Based Training/CBT)


 Competency Based Training (CBT) adalah suatu pendekatan pelatihan yang penekanan
utamanya berada pada apa yang dikerjakan seseorang sebagai hasil dari pelatihan. CBT
berfokus pada hasil akhir (outcame).
 Tujuan CBT
1. Menghasilkan standar kompetensi yang ditentukan
2. Penilaian kinerja yang telah dicapai
3. Dihubungkan dengan kebutuhan
 Penilaian CBT didasarkan pada patokan (criterion reference assessment) bukan pada
norma (norm reference assessment)

SKB DIKLAT
 Pengujian CBT
1. Pengujian kerja nyata/di tempat kerja
2. Pengujian simulasi kerja
3. Pengujian tertulis
4. Pengujian lisan

25. Pengertian dan Jenis-Jenis Kompetensi


 Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang PNS
berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap serta perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas.
 Jenis-jenis Kompetensi:
1. Kompetensi Teknis
Pengetahuan, keterampilan, sikap yang dapat diamati atau diukur berkaitan dengan
bidang teknis jabatan.
2. Kompetensi Manajerial
Pengetahuan, keterampilan, sikap yang dapat diamati atau diukur berkaitan dengan
bidang untuk memimpin atau mengelola unit organisasi.
3. Kompetensi Sosial Kultural
Pengetahuan, keterampilan, sikap yang dapat diamati atau diukur terkait dengan
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku,
budaya, perilaku, wawasan kebangsaan yang harus dipenuhi setiap pemegang
jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai peran, fungsi dan jabatan.

26. Pengertian, Hak, Kewajiban dan Fungsi PNS (UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN)
 PNS adalah warga negara yang telah memenuhi syarat, diangkat oleh pejabat
berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri dan digaji sesuai undang-
undang.
 Hak PNS
1. Gaji
2. Tunjangan
3. Fasilitas
4. Cuti
5. Jaminan hari tua
6. Jaminan pensiun
7. Perlindungan dan pengembangan kompetensi

SKB DIKLAT
 Kewajiban PNS
1. Taat pada pancasila dan UUD
2. Menjaga persatuan dan kesatuan
3. Menjaga rahasia negara
4. Menaati undang-undang
5. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI
 Fungsi PNS:
1. Pelaksana kebijakan publik
2. Pelayan publik
3. Perekat dan pemersatu bangsa

27. Sistem Merit adalah kebijakan manajemen ASN pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja
secara adil tanpa membedakan latar belakang politik, SARA dll.

28. Manajemen PNS


 Manajemen PNS adalah pengelolaan PNS untuk menghasilkan pegawai yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik serta
bersih dari KKN.
 Tujuan manajemen PNS adalah untuk menjamin penyelenggaraan tugas
pemerintahan dan pembangunan secara berdayaguna dan berhasilguna.
 Manajemen PNS meliputi:
1. Penyusunan dan penetapan kebutuhan
2. Pengadaan
3. Pangkat dan jabatan
4. Pola karir
5. Pengembangan karir
6. Promosi dan mutasi
7. Penghargaan
8. Penilaian kinerja
9. Penggajian dan tunjangan
10. Disiplin
11. Pemberhentian
12. Perlindungan
13. Jamninan pensiun dan hari tua

SKB DIKLAT
29. Jenis dan Jenjang Jabatan PNS
1. Jabatan Administrasi (JA)
Jabatan yang berhubungan dengan pelayanan publik. Jenjang JA terdiri atas:
1. Jabatan Administrator
Bertugas memimpin pelaksanaan pelayanan dan administrasi pemerintahan. Syarat
Administrator adalah PNS, pendidikan minimal S1, pengawas minimal 3 tahun,
memiliki kompetensi teknis, manajerial dan sosial kultural.
2. Jabatan Pengawas
Bertugas mengendalikan kegiatan pejabat pelaksana. Syarat Pengawas adalah PNS,
pendidikan minimal D3, pelaksana minimal 4 tahun, memiliki kompetensi teknis,
manajerial dan sosial kultural.
3. Jabatan Pelaksana
Bertugas melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan.
Syarat Pelaksana adalah PNS, pendidikan minimal SMA, lulus diklat, memiliki
kemampuan teknis, manajerial dan sosial kultural.
2. Jabatan Fungsional (JF)
Jabatan yang berhubungan dengan kegiatan fungsional. Terdiri atas:
1. Jabatan Fungsional Keahlian, dengan jenjang ahli utama, ahli madya, ahli muda dan
ahli pertama.
2. Jabatan Fungsional Keterampilan, dengan jenjang penyelia, mahir, terampil dan
pemula.
3. Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT)
Bertugas memotivasi ASN. Jenjang jabatan ini terdiri atas JPT utama, JPT madya dan
JPT pratama.

30. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Manajemen


 Pengertian Manajemen
1. Hasibuan: Ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan SDM dan lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Rivai: Ilmu dan seni mengatur proses pendayagunaan sumber daya lainnya secara
efisien, efektif dan produktif merupakan hal yang paling penting untuk mencapai
tujuan.

SKB DIKLAT
3. James A.F Stoner: Proses perencanaan, pengorganiosasian, kepemimpinan dan
pegendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumber daya yang ada
pada organisasi untuk mencapai tujuan.
4. Ahli Ibrahim: Proses perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan
pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan melalui pemanfaatan SDM
5. Ahli Arif dan Zulkarnain: Seni pencapaian dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
peyusunan, pengarahan dan pengawasan dari SDM untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
 Tujuan Manajemen:
1. Menentukan strategi yang efisien dan efektif
2. Menentukan SWOT
 Fungsi Manajemen:
1. Perencanaan, yaitu rancangan untuk menentukan tujuan akhir.
2. Pengorganisasian, yaitu pembagian tugas
3. Pengarahan, yaitu menjalankan tugas, dipantau oleh manajer
4. Pengadaan, yaitu perekrutan karyawan sesuai bidang
5. Pengembangan, yaitu pemberian pendidikan dan pelatihan
6. Kompetensi, yaitu pemberian balas jasa
7. Pengendalian, yaitu agar menaati aturan atau evaluasi
8. Pengintegrasian, yaitu menyatukan kebutuhan, karyawan dan perusahaan
9. Pemeliharaan, yaitu memelihara fisik, mental dan loyalitas
10. Kedisiplinan, yaitu mematuhi aturan bersama
11. Pemberhentian, yaitu putusan hubungan kerja

31. Pengertian dan Tujuan Kepemimpinan


 Pengertian Kepemimpinan
1. Mujiono: Kemampuan dalan memberikan pengaruh satu arah
2. George R Terry: Aktivitas mempengaruhi orang lain
3. Stoner: Proses mengarahkan dua usaha dalam mempengaruhi aktivitas yang
berkaitan dengan anggota kelompok atau organisasi
4. Jacobs/Jasques: proses memberi arti terhadap usaha kolektif
5. Hamniel & Coons: Suatu perilaku seseorang individu dalam memimpin berbagai
kegiatan organisasi

SKB DIKLAT
6. Gibson: Pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan
7. Stagdill: Sarana untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya
8. Wirawan: Interaksi sosial antara pemimpin dan pengikut
9. Sarwono: Tingkah laku untuk mempengaruhi orang lain agar mereka memberikan
kerjasama
10. Robbert Dubin: Penggunaan kekuasaan dan pembuatan keputusan-keputusan
11. Siagian: Inti manajemen karena kepemimpinan adalah motor penggerak bagi SDM
dan SDA lainnya
 Tujuan Kepemimpinan:
1. Sarana untuk mencapai tujuan
2. Memotivasi orang lain

32. Unsur Kepemimpinan


1. Pemimpin, yaitu orang yang bertugas dan berwenang untuk memimpin suatu organisasi
2. Bawahan, yaitu sekelompok individu yang dipimpin
3. Organisasi, yaitu wadah untuk menjalankan kepemimpinan
4. Tujuan, yaitu pencapaian jangka pendek dan jangka panjang yang ingin dicapai oleh
organisasi
5. Lingkungan, yaitu pihak internal dan eksternal yang terkait dengan tujuan organisasi

33. Gaya Kepemimpinan


1. Gaya Otokratis, yaitu pemimpin banyak mempengaruhi perilaku pengikutnya.
2. Gaya Demokratis, yaitu partisipasi pengikut lebih besar
3. Gaya Haizez-Faire, yaitu menekankan keputusan kelompok

34. Hubungan Pelatih dan Peserta dalam Diklat


Ada tiga jenis hubungan yang tercipta antara pelatih dan peserta dalam diklat, yaitu:
1. Interaktif, yaitu hubungan kerjasama yang harmonis
2. Proaktif, yaitu pelatih lebih berinisiatif
3. Reaktif, yaitu peserta lebih responsif

35. Unsur Mutu Penyelenggaraan Diklat


Terdapat tiga unsur untuk menjadikan penyelenggaraan diklat bermutu, yaitu:
1. A quality training process, yaitu proses diklat yang bermutu dibuktikan dengan
diciptakannya sebuah SOP, kemudian disepakati secara disiplin penuh oleh semua

SKB DIKLAT
pemangku kepentingan baik horizontal maupun vertikal sehingga tercipta sebuah
standar pelaksanaan diklat bermutu.
2. Certified courses, yaitu proses diklat yang tersertifikasi. Dibuktikan dalam bentuk
diciptakannya desain program dan kurikulum silabus yang berisikan arah, tujuan, GBPP
tiap-tiap mata diklat, metode pembelajaran, bahan ajar, sarana dan prasarana yang
memadai, media pebelajaran yang cukup dan lain sebagainya.
3. Certified intructors, yaitu widyaiswara yang telah memenuhi persyaratan.

36. Tipe Jalur Karir


1. Jalur karir tradisional, yaitu kemajuan karyawan lurus ke depan dari satu pekerjaan
khusus ke pekerjaan selanjutnya.
2. Jalur karir jaringan, yaitu urutan jabatan secara vertikal dan peluang secara horizontal.
3. Jalur karir dual, yaitu spesialis dapat memberi kontribusi tanpa berharap menjadi
manajer.

37. Pendekatan dalam Penilaian Kinerja


1. Pendekatan Perbandingan (Comparative Approach), terdiri dari:
1. Rangking langsung, yaitu mengurutkan dari yang terbaik ke yang terburuk
2. Rangking alternatif, yaitu memilih untuk posisi terbaik dan posisi terburuk
3. Perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan dua orang (paired comparison)
4. Metode distribusi paksaan (forced distribution), yaitu mendistribusikan orang yang
dinilai pada berbagai kategori
2. Pendekatan berdasarkan Sifat (Atribute Approach), terdiri dari:
1. Skala rating grafik
2. Skala standar campuran
3. Pendekatan berdasarkan Hasil, terdiri dari:
1. Manajemen berdasarkan sasaran (management by objectives)
2. Pendekatan standar kinerja
3. Pendekatan indeks langsung
4. Pendekatan berdasarkan Perilaku, terdiri dari:
1. Kejadian kritis, yaitu mengamati perilaku yang dinilai
2. Skala rating diberi bobot menurut perilaku
3. Skala pengamatan perilaku, yaitu seberapa sering melakukan kejadian-kejadian kritis
dan frekuensinya.

SKB DIKLAT
38. Jenis-jenis Intervensi (Perbaikan Pengembangan)
1. Human Resources Intervension, yaitu fokus pada peningkatan efektivitas hubungan
antarmanusia. Jenis-jenisnya:
1. Process consultation, yaitu fokus pada hubungan antarpersonal dan dinamika sosial
yang terjadi dalam kelompok kerja.
2. Team building, yaitu membantu kelompok kerja lebih efektif
2. Struktural Interversion, yaitu fokus pada perubahan struktur dan desain organisasi.
Jenis-jenisnya:
1. Struktur desain, yaitu pembagian tugas
2. Downsizing, yaitu memangkas ukuran organisasi untuk menurunkan biaya
3. Rengeneering, yaitu mendesain ulang inti organisasi
3. HR Management Interversion, yaitu fokus pada perubahan kebijakan sistem SDM.
Jenis-jenisnya:
1. Manajemen kinerja
2. Perencanaan karir
3. Sistem penghargaan
4. Strategic Intervension, yaitu fokus merubah budaya organisasi. Jenis-jenisnya:
1. Merger dan Akuisisi
2. Perubahan kultur
3. Pembelajaran organisasional

39. Diklat terintegrasi adalah proses pelatihan untuk membangun integritas moral,
nasionalisme bagi CPNS pada masa percobaan. Ini diperuntuhkan bagi pelatihan
prajabatan.

40. Macam-macam Konsep Pembelajaran pada Diklat


1. Andragogi, yaitu pembelajaran yang berpusat pada peserta diklat seperti diskusi.
2. Pedagogi, yaitu pembelajaran yang berfokus pada guru atau pelatih seperti ceramah
3. Heutagogi, yaitu pembelajaran yang lebih mandiri atau pembelajaran dengan sistem
jarak jauh seperti OJT.

41. Prinsip-prinsip Sertifikasi


1. Terukur, yaitu sertifikasi tersebut mengacu pada standar kompetensi
2. Objektif, yaitu tidak terjadi konflik kepentingan
3. Tertelusuri, yaitu seluruh proses terdokumentasi dan terkendali
4. Aceptable, yaitu dapat diterima semua stakeholder

SKB DIKLAT
5. Accountable, yaitu dapat dipertanggungjawabkan

42. Penyetaraan Diklat


 Diklat ADUM setara dengan Diklatpim (Diklat Kepemimpinan) tingkat IV
 Diklat SPAMA setara dengan Diklatpim (Diklat Kepemimpinan) tingkat III
 Diklat SPAMEN setara dengan Diklatpim (Diklat Kepemimpinan) tingkat II
 Diklat SPATI setara dengan Diklatpim (Diklat Kepemimpinan) tingkat I
 SESPA/SESPANAS setara dengan Diklatpim (Diklat Kepemimpinan) tingkat I & II

43. Instansi Pembina dan Pengendali Diklat


 Instansi Pembina Diklat adalah LAN (Lembaga Administrasi Negara) yang secara
fungsional bertanggung jawab atas pengaturan, koordinasi dan penyelenggaraan diklat.
 Instansi Pengendali Diklat adalah BKN (Badan Kepegawaian Negara) yang secara
fungsional bertanggung jawab atas pengembangan dan pengawasan standar kompetensi
jabatan serta pengendalian pemanfaatan lulusan diklat.

44. Kebutuhan CPNS/PNS


 JPT utama dan madya ditetapkan oleh presiden atas usul instansi pemerintah terkait
setelah mendapat pertimbangan menteri.
 JPT pratama ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah setelah mendapat
persetujuan menteri.
 Jabatan pelaksana, Jabatan fungsional ahli pertama, Jabatan fungsional keterampilan
pemula dan Jabatan fungsional keterampilan terampil ditetapkan melalui rekrutmen
CPNS.
 Jabatan administrator, Jabatan fungsional ahli utama, Pengawas, Jabatan fungsional
ahli madya, Jabatan fungsional ahli muda, Jabatan fungsional keterampilan penyelia
dan Jabatan fungsional keterampilan mahir ditetapkan melalui rekrutmen
internal/eksternal PNS.

45. Aturan-aturan dalam Kediklatan


 Undang-undang No. 5 tahun 2014 tentang ASN
 Undang-undang No. 8 tahun 1974 sebagimana telah diubah dengan UU No. 43 tahun
1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
 PP No. 11 tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan PP No. 17 tahun 2020 tentang
Manajemen PNS
 PP No. 101 tahun 2000 tentang Diklat PNS

SKB DIKLAT
 PERKA BKN No. 17 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Kebutuhan
Pendidikan dan Pelatihan Teknis Manajemen PNS
 PERKA BKN No. 2 tahun 2009 tentang Pedoman Pembuatan Karya Tulis
 Keputusan Kepala LAN No. 193/XIII/10/6/2001 tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Diklat PNS
 Keputusan Kepala LAN No. 194/XIII/10/6/2001 tentang Pedoman Akreditasi dan
Sertifikasi Lembaga Diklat PNS

SKB DIKLAT

Anda mungkin juga menyukai