Anda di halaman 1dari 6

Resume bab 3

1. PENGEMBANGAN TEORI

Seperti disampaikan pada bagian awal buku ini, penelitian dasar dalam bidang manajemen memiliki
sebuah ciri khas yaitu kontribusinya pada ilmu (contribution to the body of knowledge). Inilah sebabnya
dalam penelitian untuk master/magister maupun doktor dalam ilmu manajemen, kualitas sebuah
tesis/disertasi ditentukan oleh ada tidaknya kontribusi pada pengembangan teori atau sebuah bagian
dari teori dalam bidang minat yang didalami mahasiswa.

Proses mengembangan teori atau bagian dari teori itu sangat ditentukan oleh intensifnya penelaahan
pustaka yang dilakukan mahasiswa. Hasil dari kerja intensif itu adalah munculnya sebuah model
teoretikal dasar (Proposed Grand Theoretical Model) maupun model penelitian empiris (Empirical
Research Model) yang dihasilkan dari proses penelaahan pustaka yang bermutu.

Bila sasarannya adalah pengembangan teori atau sub-sub teori, maka pertanyaan pertama yang muncul
adalah apa yang dimaksud dengan teori? Zikmund menulis untuk tujuan metode penelitian, teori adalah
"a coherent set of general propositions used to explain the apparent relationships among certain
observed phenomena". Inilah sebabnya dalam penelitian, seorang peneliti ilmu akan bekerja dengan
menggunakan teori dan hasil penelitian yang sudah ada untuk mengembangkan berbagai proposisi dan
hipotesis, yang pada gilirannya dapat memberikan sumbagan baru pada teori.

Bagaimana teori, proposisi, dan hipotesis tersebut dapat dijelaskan, perhatikan gambar 3.1 berikut ini.

Dengan demikian untuk mengembangkan teori seorang peneliti harus mengembangkan terlebih dahulu
beberapa proporsi umum yang mampu menjelaskan berbagai fenomena umum yang ada. Porposisi itu
dikembangkan dari berbagai konsep yang relevan dalam bidang ilmu yang diminati mahasiswa atau
peneliti untuk menghasilkan proposisi-proposisi itu.

2. PROSES TELAAH PUSTAKA (LITERATURE REVIEW)

Telaah pustaka adalah bagian dari proses penelitian yang memberikan beban mental paling berat dalam
seluruh rangkaian penelitian ilmiah, khususnya penelitian untuk tingkat master/magister dan doktor,
Karena perbedaan beban seperti yang disampakan diatas, maka nama yang diberikan untuk bab ini
boleh dibedakan sesuai jenjang penelitian mahasiswa. Label yang dapat digunakan untuk Membedakan
jenjang penelitian mahasiswa adalah landasan teori, tinjauan pustaka serta telaah pustaka .
Pada dasarnya telaah pustaka dibutuhkan sejak pertama kali seseorang merencanakan akan membuat
sebuah penelitian. Seorang mahasiswa sarjana, terutama mahasiswa magister dan doktor menggunakan
penelitian pustaka dan telaah yang mendalam atas pustaka yang dirujuk untuk menemukan bagian
mana dari ilmu dan praktek manajemen yang masih membutuhkan adanya sebuah penelitian lanjutan,
Secara garis besar tujuan telaah pustaka dapat dilihat dalam gambar berikut ini.

Mahasiswa magister dan doktor yang bidang penelitian utamanya diarahkan pada menghasilkan
“contribution to the body of knowledge” tak dapat tidak harus Memulai proyek penelitiannya dari
telaah pustaka untuk dapat mengungkapkan berbagai “research gap” maupun “theory gap” sebagai
awal perjalanan penelitian keilmuannya. Mahasiswa sarjana strata 1 biasanya hanya membuat tinjauan
pustaka (literatur Overview) setelah ia menemukan masalah yang diperoleh dari observasi fenomeng
melalui data yang terdapat di perusahaan atau sumber-sumber lainnya.

Sebuah studi pustaka yang baik akan menghasilkan dasar bagi pengembangan kerangka teoretis yang
komprehensif (comprenensive theoretical framework). Untuk tujuan itu sebuah studi pustaka yang baik
akan memastikan bahwa:

1. Studi pustaka yang intensif memungkinkan masalah dan masalah penelitian dapa dirumuskan dengan
tepat dan jelas (precision and clarity).

2. Variabel-variabel penting yang diduga kuat dapat menjelaskan sebuah masalah penelitian benar-
benar dapat diperhatikan dan digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.

3. Studi pustaka dapat membantu peneliti menentukan mana variabel yang sangat penting untuk
dipertimbangkan dan memberi kontribusi signifikan tanpa perlu menggali seluruh variabel yang
mungkin, sehingga asas parsimoni benar-benar diterapkan. Dengan telaah pustaka yang baik
berdasarkan asas parsimoni tersebut studi pustaka membantu mengembangkan hipotesis dan kerangka
teoretisnya.

4. Studi pustaka yang intensif, terarah dan terpadu akan menghindarkan peneliti dari fenomena
“reinventing the wheel” dimana peneliti membuangbuang waktu dan energi pikir untuk menemukan
kembali apa yang sudah diketahui umum
5. Studi pustaka membantu mahasiswa untuk mengenali pemikiran-pemikiran para pioner dalam bidang
penelitian yang sama, mendorong mereka untuk mampu menghasilkan alternatif pendekatan yang lain
atau mampu memperbaiki ketimpangan pemikiran yang sudah ada dan memperkaya “body of
knowledge” dari bidang yang diminatinya.

BAGAIMANA MEMBUAT TELAAH PUSTAKA

Bagaimana melakukan telaah pustaka Langkah langkah penting dalam telaah pustaka adalah sebagai
berikut.

1. Cari jenis literatur yang sesuai. Seperti telah disampaikan pada bab terdahulu, peneliti disarankan
menggunakan literaur yang beragam tetapi yang mampu memberikan “kontribusi baru" dalam studinya,
Jurnal-jurnal ilmiah, tesis dan disertasi, scientific reading, proceeding pertemuan ilmiah bidang ilmu
dapat memberikan apa yang ingin dicarinya dalam proses telaah pustaka yang dilakukannya. CDROM
dan Online Proquest yang dilangganani oleh Progam Magister Manajemen Undip dapat memberikan
hampir semua apa saja yang dicari peneliti dalam bidang manajemen, Electronic library semacam ini
telah banyak

tersedia di universitas-universitas besar di Indonesia. Tidak semua universitas atau institusi mampu
menyediakannya karena investasinya yang relatif besar dalam nilai rupiah.

2. Cari naskah dari publikasi yang sesuai. Untuk mencari naskah yang sesuai langkah yang dapat
ditempuh adalah carilah naskah yang sesuai dengan peminatan bidang studi. Mahasiswa manajemen
pemasaran tentu saja lebih efisien dan efektif disarankan untuk mencari naskah-naskah dari jurnal
seperti Strategic Marketing Journal of Marketing, Journal of Marketing Research, Journal of Marketing
Theory and Practice, atau di Indonesia ada Jurnal Sains Pemasaran Indonesia (diterbitkan oleh MM
Undip). Dari naskah-naskah ini penelurusan hasil-hasil penelitian dapat dilakukan, sehingga pada tingkat
yang sangat dini, mahasiswa sudah dapat menemukan reseach gap dan theory gap yang dapat dijadikan
pijakan awal penelitiannya.

3. Cari naskah dengan variabel yang sesuai. Setelah menemukan masalah buatlah sebuah rancangan
awal “raw draft” atau draft mentah yang dapat dijadikan pijakan awal untuk berburu variabel. Draft
mentah ini tidak lain adalah sebuah “shadow theoretical framework” sebuah model bayangan yang
menjadi dasar pertama untuk mencari literatur, menelaah literatur hingga akhirnya sampai pada model
final yang menjadi sasaran utama tesis atau disertasi yang dikembangkan. Untuk mendapatkan naskah-
naskah rujukan yang baik, kenalilah dulu siapa penulis-penulis atau ilmuwan ilmuwan utama dalam
bidang yang ditulis. Kenalilah pikiran-pikiran mereka dan cobalah mengembangkan variabel-variabel
model dari pemikiran mereka atau kombinasi pemikiran mereka.

4. Bahaslah pemikiran ilmuwan atau peneliti yang dirujuk. Langkah efisien yang dapat disarankan dalam
menelaah pustaka adalah baca dan buatlah ringkasan pemikiran yang di publikasikan oleh berapa orang
atau beberapa kelompok Ilmuwan dan bahaslah temuan penelitiannya. Ambillah beberapa bahan
pustaka rujukan sesuai dengan bidang minat peneliti dan buatlah ringkasannya serta (MASIH ADA
LANJUTAN)

3. CARA MENELAAH PUSTAKA YG BEBAS PLAGIASI

Salah satu hal utama yang harus dihindari dalam telaah pustaka adalah plagiasi. Seorang peneliti dalam
melakukan telaah pustaka harus benar benar memiliki keterampilan dalam membuat telaah pustaka
agar ia bebas dari kemungkinan plagiasi. Untuk menghindari plagiasi itu, gunakanlah pedoman praktis
berikut ini dalam melakukan telaah pustaka, seperti yang disajikan dalam gambar berikut ini.

Gambar 3.8: Cara Telaah Pustaka Bebas Plagiasi

Seperti yang disajikan dalam gambar 3.8, cara termudah untuk membuat telaah pustaka yang dipastikan
bebas plagiasi adalah dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Ambillah artikel jurnal atau hasil penelitian yang relevan dengan model penelitian kita.

2. Lihat masalah dan masalah penelitiannya, lalu langsung melihat hasil penelitiannya, khususnya
gambar model maupun table uji statistik untuk hipotesis-hipotesis penzlitiannya. Lakukan yang sama
untuk semua artikel yang akan dirujuk.

3. Jangan membaca narasi uraian temuan dan kesimpulan penelitiannya

4. Simak gambar dan table hasil ujian hipotesis itu dan susunlah narasi kita sendiri atas dasar hasil
penelitian yang kita baca itu. Misalnya artikel yang kita ambil adalah sebagai berikut: Kita mengambil
artikel Boles, Babin, Brashear, and Brooks (2001) yang berjudul “An examination of the relationships
between retail work environments, salesperson selling orientation-customer orientation and job
performance”. Kita mengambil gambar model dan hasil analisisnya seperti yang disajikan pada gambar
berikut ini.

4. DASAR PENGEMBANGAN MODEL

Sebelum kita melihat bagaimana pengembangan model dilakukan pertama-tama perlu dipahami apa
pengertian sebuah model. Naert dan Leeflang menyatakan bahwa “ A model is a representation of the
most important elements of a perceived real world sestem”, sehingga dapat difahami bahwa melalui
sebuah model kita berharap bahwa fenomena-fenomena nyata dalam masyarakat, khususnya dalam
dunia bisnis, dapat dinyatakan dalam sebuah rumusan yang terstruktur dan oleh karena itu menjadi
“mudah” untuk dipahami dan dianalisis. Model dapat dipandang sebagai sebuah gambaran realistis yang
disederhanakan.

Dalam memahami model, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: 1. Dalam
sebuah model terlihat sebuah system, bahkan komponen-komponen sistem yang lebih detail. Sebagai
gambaran sebuah sistem, model akan mendeskripsikan sebuah “dunia kecil tetapi utuh” dari masalah
yang dianalisis yang terdiri dari berbagai elemen yang relevan untuk menjelaskan sebuah situasi masalah
tertentu. Dalam model marketing misalnya, sebuah model akan menggambarkan komponenkomponen
lingkungan pemasaran baik yang internal maupun yang eksternal yang dihadapi dan dikelola sehari-hari.

2. Model mengandung elemen-elemen penting dan utama dari sebuah fenomena manajemen. Hal ini
membawa pengaruh bahwa boleh jadi model yang dikembangkan akan menjadi demikian kompleks
akibat dari kompleksitasnya masalah yang dihadapi sehari-hari. Namun demikian perlu difahami bahwa
model yang rumit dapat membuat analisisnya menjadi sangat rumit dan demikian pula interpretasinya.
Oleh karena itu model dapat juga disarankan untuk dikembangkan secara lebih sederhana dan bertahap.

3. Karena model dipandang sebagai pengejawantahan dari kenyataan yang ada, maka sebuah model
yang baik dapat menampakkan pola hubungan yang terjadi dalam sebuah lingkungan organisasi maupun
dalam lingkungan manajemen yang lebih luas. Hubungan ini akan dinyatakan dengan menghadirkan
variabel-variabel dependen dan independen dalam sebuah model.

Dalam kebanyakan masalah manajemen, peneliti dapat melihat bagaimana berperannya beragam
variabel kebijakan baik yang sifatnya individual atau parsial maupun yang sifat perannya adalah
interrelasi atau interaktif dan simultan (terjadi bersamaan). Tentu saja “Tidaklah mudah untuk
menyajikan keragaman itu dalam sebuah pola hubungan yang sederhana. Hubungan yang rumit terlihat
dalam kenyataan misalnya peningkatan dalam periklanan dapat membawa dampak meningkatnya
volume penjualan, tetapi bersamaan dengan itu meningkat pula jumlah biaya. Itulah sebabnya misalnya
dapat diduga bahwa peningkatan belanja iklan periode t, tidak saja mengakibatkan peningkatan
penjualan pada periode t, tetapi juga peningkatan penjualan pada periode t+1, bahkan mungkin juga
pada periode-periode selanjutnya, sementara itu peningkatan penjualan dalam pertode tertentu dapat
menghasilkan peningkatan kontribusi total (margin per unit dikalikan dengan total unit terjual) dan hal
ini dapat menyebabkan munculnya keputusan untuk meningkatkan pengeluaran iklan di waktu-waktu
mendatang.

Dalam mengembangkan model, terdapat beberapa langkah dasar yang perlu dipertimbangkan yaitu:

1. Tentukan tujuan utama sebuah model. Sebuah model dikembangkan atas dasar masalah penelitian
yang ingin dipecahkan melalui model itu. Hal ini berarti dalam pemodelan, seorang peneliti akan
berangkat dari masalah penelitan (tentu saja atas dasar adanya masalah yang jelas), yaitu adanya
sesuatu hal yang ingin dipecahkan dan proses pemecahan itu ingin digambarkan dalam berbagai
hubungan interdependensi yang tergambar melalui sebuah model.

Misalnya seorang peneliti menghadapi masalah mengenai tingginya tingkat perpindahan pelanggan
hypermarket setiap kali terjadi pembukaan hypermarket baru. Perpindahan ini tentu saja menjadi
masalah bagi sebuah hypermarket karena ia serta merta kehilangan pelanggan atau paling sedikit terjadi
penurunan jumlah penjualan hypermarketnya. Atas dasar masalah tersebut peneliti ingin meneliti:
mengapa terjadi perpindahan tempat berbelanja. Oleh karena itu ia lalu mengembangkan sebuah model
yang dapat menjawab masalah penelitiannya yaitu mengapa seseorang berpindah tempat berbelanja,
dengan menggembangkan berbagai kemungkinan hubungan interdependensi yang dapat menjelaskan
masalah penelitiannya.

2. Rumuskan alur-alur lojik (logical-path diagram). Untuk memecahkan masalah penelitian yang menjadi
pusat perhatian sebuah model, sebaiknya seorang peneliti mulai dengan menggambarkan berbagai alur-
lojik yang akan digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian tersebut. Alur lojik itu dikembangkan
berdasarkan teori--teori manajemen yang ada dan yang akan digunakan sebagai pisau analisis. Tentu
saja hal ini berarti model dikembangkan atas dasar telaah pustaka yang mendalam dan mantap, yang
face valuenya menggambarkan adanya sesuatu yang logis dan dapat diterima akal sehat.

Misalnya, dengan menggunakan contoh yang disajikan pada point 1 diatas, peneliti ingin menggunakan
pisau analisis yaitu teori teori keperilakukan konsumen seperti “Theory of Trying dan Variety Seeking
Behaviour”. Dengan menggunakan pendekatan kedua teori ini sebagai hasil . dari telaah pustaka yang
mendalam, digambarkanlah alur-alur pemikiran yang lojik seperti yang disajikan dalam gambar 3.9.
Dapat juga atas dasar penelaahan teori yang dilakukan didapat sebuah alternatif pemecahan terhadap
masalah penelitian yang dikembangkannya seperti yang disajikan dalam gambar 3.10

3. Model yang telah dinyatakan dalam sebuah diagram, dirumuskan kembali dalam bentuk model-model
matematika, statistika, ekonometrka atau psikometrika sebagai sebuah langkah untuk memudahkan
analisis serta pengujian ketepatan berbagai hubungan yang digambarkan dalam model tersebut.

Anda mungkin juga menyukai