Anda di halaman 1dari 9

MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

(Studi Pada PT. Garuda Indonesia (persero), Tbk yang Terdaftar Pada BEI
Periode 2017 – 2018)

Muhammad Nur Ilham Wijaya


179 314 2034

Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Makassar
Green Andi Tonro, Blok B no.11A, Jl.Andi Tonro,Sungguminasa,Gowa
wijayanurylham@gmail.com
PENDAHULUAN ringkasan alat ukur kemampuan menghasilkan laba
(profitabilitas) yaitu, ROI dan ROE (Sjahrial,
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi 2006:48).
pada umumnya memiliki tujuan yang ingin dicapai
dalam dunia bisnisnya, yaitu mencapai keuntungan
maksimal. Hal ini menyebabkan persaingan di antara
para pelaku usaha juga semakin kompetitif. Semakin Daftar Laba Rugi PT. Garuda Indonesia, Tbk
banyaknya jumlah pesaing, maka setiap perusahaan 2014 Rugi (USD 370.045.839)
harus mampu menjalankan kinerja perusahaan 2015 USD 76.480.236
dengan baik. 2016 USD 8.069.365
2017 Rugi (USD 216.582.416)
Manajemen perusahaan dituntut untuk mengelola 2018 USD 809.846
dan menjalankan kinerja perusahaan lebih efektif dan Sumber:Laporan Keuangan PT.Garuda Indonesia, Tbk
efisien dalam beroperasi, sehingga perusahaan dalam
mencapai laba yang tinggi bisa terwujud. Selain itu
manajemen perusahaan juga harus mampu
memahami laporan keuangan, karena laporan Objek penelitian yang digunakan dalam
keuangan digunakan. penelitian ini adalah PT.Garuda Indonesia, Tbk. PT.
untuk mengetahui kondisi perusahaan dan sebagai Garuda Indonesia, Tbk sebagai perusahaan
acuan untuk menjalankan perusahaan dengan lebih penerbangan terbaik di Indonesia dengan rata-rata
baik lagi kedepannya. Banyak perusahaan yang penumpang tiap tahunnya mencapai 20 jutaan untuk
sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk memenuhi penerbangan domestik maupun Internasional.
kebutuhan hidupnya. Sehingga menyebabkan Mencatat kerugian yang cukup besar ditahun
banyak perusahaan yang berinisiatif untuk tertentu dan laba yang kurang efektif atau dibawah
mendirikan usaha. rata-rata industri penerbangan. Meskipun pada tahun
2018 PT. Garuda Indonesia, Tbk kembali mencatat
Pada penelitian ini, peneliti mengukur kinerja laba bersih lebih dari tahun sebelumnya akan tetapi
keuangan dengan menggunakan analisis rasio sangat perlu sekali untuk mengetahui kinerja
keuangan dalam Du Pont System. Du Pont System ini keuangan PT. Garuda Indonesia, Tbk dari tahun ke
pada dasarnya adalah hubungan antar rasio secara tahun. Pada tahun sebelumnya belum diketahui
keseluruhan yang menggabungkan data-data dari perkembangan perusahaan apakah dengan laporan
Neraca dan perhitungan Laba Rugi ke dalam dua keuangan PT. Garuda Indonesia, Tbk yang setiap
tahun tidak konsisten, kinerja keuangan perusahaan 3. Komponen Laporan Keuangan
juga dalam keadaan meningkat dan mampu bersaing a) Neraca
di dunia industri.
Yaitu laporan yang menggambarkan jumlah
kekayaan (harta), kewajiban (hutang), dan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis modal dari suatu perusahaan pada saat
rasio keuangan dalam Du Pont System dan kinerja tertentu.
keuangan PT. Garuda Indonesia, Tbk selama periode
2017 dan 2018.
b) Laporan laba rugi
Yaitu laporan yang menggambarkan jumlah
KAJIAN PUSTAKA penghasilan atau pendapatan dan biaya dari
suatu perusahaan pada periode tertentu
A. Laporan Keuangan (Martono, 2003:51).
1. Pengertian Laporan Keuangan
4. Pihak-pihak yang Berkepentingan dengan
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan adalah laporan
pertanggungjawaban manajer atau pimpinan a) Pemilik
perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang b) Manajemen
dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak yang c) Kreditor
punya kepentingan (stakeholders) di luar, pemilik d) Pemerintah
perusahaan, pemerintah, kreditor, dan pihak lainnya e) Investor (Kasmir, 2012:19)
(Rahardjo, 2005:1).
B. Analisis Laporan Keuangan
2. Tujuan Laporan Keuangan:
a) Memberi informasi yang bermanfaat bagi 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis
investor, kreditur, dan pemakai lainnya, laporan keuangan adalah menguraikan
sekarang atau masa yang akan datang
(potensial) untuk membuat keputusan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi
investasi, pemberian kredit, dan keputusanyang lebih kecil dan melihat hubungannya yang
lainnya yang serupa yang rasional. bersifat signifikan atau yang mempunyai makna
b) Memberikan informasi yang bermanfaat antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan
untuk pemakai eksternal untuk tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih
memperkirakan jumlah, waktu, dan dalam yang sangat penting dalam proses
ketidakpastian (yang bersifat risiko) menghasilkan keputusan yang tepat (Harahap,
penerimaan kas yang berkaitan. 2011:190).

c) Memberikan informasi untuk membantu 2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan


pihak eksternal untuk memperkirakan
jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas Tujuan dari analisis laporan keuangan adalah
masuk bersih perusahaan. untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu:
d) Memberikan informasi mengenai
sumberdaya ekonomi perusahaan dan klaim- a) Sebagai alat screening awal dalam memilih
klaim atas sumberdaya tersebut yang alternatif investasi atau merger,
meliputi hutang dan modal saham. b) Sebagai alat forecasting mengenai kondisi
e) Memberikan informasi mengenai prestasi kinerja keuangan di masa datang,
perusahaan selama periode tertentu untuk c) Sebagai proses diagnosis terhadap masalah-
membantu pihak eksternal menentukkan masalah manajemen, operasi atau masalah
harapannya mengenai prestasi perusahaan lainnya,
pada masa-masa mendatang.
d) Sebagai alat evaluasi terhadap manajemen
Memberikan informasi mengenai aliran kas (Prastowo, 2002:53).
perusahaan (Hanafi, 2003:30).
C mendatang. Faktor prospek dalam rasio tersebut akan
. Analisis Rasio Keuangan mempengaruhi harapan investor terhadap
perusahaan pada masa-masa mendatang (Hanafi,
1 2003:75).
. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah suatu 3. Metode Perbandingan Analisis Rasio Keuangan
metod
a. Cross Sectional Analysis
e analisa untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau Yaitu membandingkan rasio-rasio keuangan
beberapa perusahaan pada suatu saat yang sama
laporan laba rugi secara individu atau termasuk membandingkan rasio-rasio dengan
perusahaan lain yang sejenis atau dapat pula
kombinasi dari kedua laporan tersebut dibandingkan dengan rasio rata-rata industri.
(Munawir, 2007:37).
b. Time Series Analysis
2 Yaitu membandingkan kinerja keuangan
. Tujuan Analisis Rasio Keuangan perusahaan dalam beberapa periode dengan
Analisi menggunakan analisa rasio keuangan.
s rasio keuangan bertujuan untuk
c. Combined Analysis
menilai efektivitas keputusan yang telah diambil oleh Yaitu gabungan antara Cross Sectional Analysis
perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas dan Time Series Analysis (Sjahrial, 2006:37).
usahanya (Prastowo, 2002:76).
4. Komponen Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan digunakan untuk melihat
prospek dan risiko perusahaan pada masa yang
3) The Debt to Total Capitalization
Beberapa komponen dalam laporan keuangan d. Rasio Profitabilitas terdiri dari:
untuk menilai keuangan perusahaan yaitu dengan
analisis rasio keuangan. Berikut ini beberapa macam 1) Gross Profit Margin (Rasio Margin
analisis rasio keuangan (Sjahrial, 2006:40), yaitu: Laba Kotor)
2) Operating Profit Margin (Rasio
a. Rasio Likuiditas terdiri dari: Margin Laba Operasi)
1) Net Working Capital
2) Current Ratio (Rasio Lancar) 3) Net Profit Margin (Rasio Margin
Laba Bersih)
3) Acid-test Ratio atau Quick Ratio (Rasio D. Du Pont System
Cepat)
Du Pont System adalah ROI yang dihasilkan
b. Rasio Aktivitas terdiri dari:
melalui perkalian antara keuntungan dari
1) Inventory Turnover Ratio (Rasio komponen-komponen sales serta efisiensi
Perputaran Persediaan) penggunaan total asset didalam menghasilkan
keuntungan tersebut (Syamsuddin, 2009:64).
2) Average Age of Inventory (Umur Rata-rata
Persediaan)
1. Return On Investment (ROI)
3) Fixed Assets Turnover (Rasio Perputaran
ROI merupakan pengukuran kemampuan
Aktiva Tetap)
perusahaan secara keseluruhan di dalam
4) Total Assets Turnover (Rasio Perputaran menghasilkan keuntungan dengan jumlah
Total Aktiva) keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam
perusahaan (Syamsuddin, 2009:63)
c. Rasio Solvabilitas terdiri dari:
1) Debt Ratio (Rasio Hutang)
ROI merupakan rasio yang mengukur
2) The Debt Equity Ratio (Rasio Hutang kemampuan perusahaan menghasilkan laba
Jangka Panjang terhadap Modal Sendiri) bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu.
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari c) Untuk mengetahui tingkat rentabilitas
perusahaan
keseluruhan operasi perusahaan (Hanafi, 2003:84). Rentabilitas atau profitabilitas adalah

ROI dapat dihitung dengan menggunakan Du Pont kemampuan perusahaan yang


System sebagai berikut: menunjukkan bagaimana perusahaan dapat
menghasilkan laba selama periode tertentu.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
ROI = x𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎x 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
d) Untuk mengetahui stabilitas usaha
perusahaan
ROI = Net Profit Margin x Total Assets Turn Over x Stabilitas usaha perusahaan adalah
100% (Syamsuddin, 2009:73). kemampuan perusahaan untuk
melakukan usaha dengan stabil yang
2. Return On Equity (ROE) diukur dengan
ROE dapat dihitung dengan menggunakan Du Pont
System sebagai berikut: mempertimbangkan kemampuan
𝑁𝑃𝑀 𝑥 𝑇𝐴𝑇𝑂
perusahaan untuk membayar kembali
ROE = (1−𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜)x 100% pokok hutang tepat pada waktunya, serta
kemampuan perusahaan untuk membayar
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡
ROE = x 100% deviden secara teratur kepada pemegang
(1−𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜)
saham tanpa mengalami hambatan atau
(Syamsuddin, 2009:74) krisis keuangan (Munawir, 2007:31).

manajemen perusahaan dalam memfungsikan dan


METODE
memberdayakan segala unsur yang ada diperusahaan,
yang berarti pula semakin tinggi citra perusahaan
dimata pihak luar. Penilaian kinerja keuangan ini Jenis penelitian yang dilakukan merupakan
melibatkan analisis terhadap laporan keuangan. jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
Dengan analisis laporan keuangan ini dapat dinilai adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok
dimasa depan salah satu cara menilai kinerja manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
keuangan adalah dengan menggunakan analisis rasio sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa
keuangan (SAK No. 1, 2002). pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis. Faktual
2. Tujuan Kinerja Keuangan Perusahaan
dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan
a) Untuk mengetahui tingkat likuiditas antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005:54).
perusahaan
Sumber data Sumber data yang digunakan dalam
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan penelitian ini adalah data sekunder karena data
untuk segera memenuhi kewajiban keuangan tidak diperoleh secara langsung oleh peneliti,
atau kemampuan perusahaan untuk dimana sumber penelitian diperoleh dari data
memenuhi kewajiban keuangannya pada saat yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.
jatuh tempo. Analisis yang dilakukan yaitu :

b) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas 1. Perhitungan dan analisis rasio keuangan


perusahaan dengan metode time series analysis pada
periode 2017 sampai dengan 2018 untuk
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan mengetahui kinerja keuangan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya, dan perkembangan rasio keuangan
baik jangka pendek maupun jangka panjang, perusahaan dari tahun ke tahun.
apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
2. Analisis Du Pont System
HASIL DAN PEMBAHASAN USD)pada tahun 2018. Semakin rendah likuiditas
perusahaan berarti semakin rendah kemampuan
A. ANALISIS KEUANGAN perusahaan dalam membayar kewajiban lancarnya.
1. Rasio Likuiditas
Current Ratio 2. Rasio Aktivitas
𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 Inventory Turn over
100% 𝐻𝑃𝑃
𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
986,74 1𝑘𝑎𝑙𝑖
100% =0,513% (2017) 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
1921.84
1092,91
100% =0,367% (2018) HPP Persediaa
2976,38 Tahun ITO Kali
(USD) n
2017 4237,77 131,15 32,31
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan 2018 4579,26 176,46 25,95
pada PT. Garuda Indonesia, Tbk selama periode
2017 sampai dengan 2018, Current Ratio
perusahaan cenderung menurun. Hasil perhitungan Berdasarkan hasil dari perhitungan Inventory
rasio lancar tertinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu Turnover Ratio PT. Garuda Indonesia, Tbk periode
sebesar 51,3%, artinya setiap Rp1,00 hutang lancar 2017 sampai 2018, Inventory Turnover Ratio
dijamin oleh Rp5,13 aktiva lancar yang tersedia. mengalami penurunan. Pada tahun 2017 sebesar 32,31
Sedangkan pada tahun 2018 rasio lancar menurun kali menjadi 25,95 kali pada tahun menunjukkan
sebesar 36,7%. Turunnya CR ini disebabkan bahwa dana yang tertanam dalam persediaan berputar
terjadinya kenaikan aktiva lancar diikuti dengan sebanyak 25,95 kali setahun. Semakin rendah
naiknya hutang lancar. Penurunan kemampuan perputaran persediaan perusahaan, semakin tidak
perusahaan untuk membayar hutang lancar ini efisien perusahaan di dalam melaksanakan operasinya
menunjukkan bahwa tingkat likuiditas perusahaan .
menurun.
Quick Ratio
Average of inventory
𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
100% 360
𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
986,74−131,15
100% =0,44%(2017) 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟
1921.84
1092,91−176,46
100% =0,31%(2018)
2976,38
Tahun ITO AAI
Berdasarkan hasil dari perhitungan Quick Ratio 2017 32,31 11,14
tersebut, PT. Garuda Indonesia, Tbk selama 2018 25,95 13.87
periode 2017 sampai dengan 2018, Quick Ratio Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan PT.
perusahaan mengalami penurunan. Pada tahun Garuda Indonesia, Tbk selama periode 2017 sampai
2017 sebesar 44%, menurun sebesar 31% pada dengan 2018, Average Age of Inventory mengalami
tahun, artinya setiap Rp1,00 hutang lancar peningkatan yaitu 13,87 hari pada tahun 2018 Umur
dijamin oleh Rp3,1 aktiva yang lebih likuid. rata-rata persediaan 12 hari berarti secara rata-rata
Rasio ini mengindikasikan bahwa likuiditas persediaan berada di dalam perusahaan selama 12 hari.
perusahaan dalam keadaan tidak baik. Hal ini berarti semakin pendek umur rata-rata
Net Working Capital persediaan, semakin aktif persediaan tersebut. Umur
rata-rata persediaan dapat dianggap sebagai jumlah
Aktiva lancar – kewajiban lancar waktu/hari sejak saat penjualan awal sampai dengan
986,74-1921,74 = (-935) penjualan produk akhir.

1092,91- 2976,38 = (-1883,47)


Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan PT. Fixed Asset Turnover
Garuda Indonesia Tbk selama periode 2017 sampai 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
1kali
dengan 2018, modal kerja bersih mengalami 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
penurunan yaitu dari tahun 2017 sebesar -935 Aktiva
Tahun Penjualan FATO
(dalam juta USD) menjadi -1883,47 (dalam juta Ttp
2017 4177,32 986,74 4,23 (juta (juta
2018 4373,18 1092,92 4 USD) USD)
2017 903,98 937,47 96,42%
2018 461,088 730,14 63.15%
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan PT.
Garuda Indonesia Tbk selama periode 2017 sampai
dengan 2018, Fixed Assets Turnover mengalami Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan PT.
penurunan. Pada tahun 2017 sebesar 4,23 kali, Garuda Indonesia, Tbk selama periode 2017 sampai
kemudian pada tahun 2018 menjadi 4. Hal ini berarti dengan 2018, The Debt Equity Ratio mengalami
semakin rendah angka perputaran aktiva tetap, penurunan. Pada tahun 2017 DER sebesar 96,42%,
maka semakin tidak efisien perusahaan mengelola menurun menjadi 63,15% pada tahun 2018 berarti
aktiva tetapnya dalam menghasilkan penjualan. pinjaman perusahaan sebesar 63,15% dari modal
sendiri, hal ini menunjukkan semakin kecil risiko
Total Assets Turnover
keuangan yang ditanggung perusahaan. Penurunan
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 DER disebabkan adanya penurunan modal sendiri
1kali
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 yang diikuti dengan penurunan total hutang. Semakin
Tahun Penjualan Aktiva TATO besar nilai DER maka semakin besar pula hutang
2017 4177,32 3763,29 1,11 perusahaan.
2018 4373,18 4167,62 1,05
Debt to Total Capitalization Ratio
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan PT. 100%
Garuda Indonesia Tbk selama periode 2017 sampai 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑝 + 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
dengan 2018, Total Assets Turnover mengalami
penurunan. Pada tahun 2017 dan tahun 2018 Mo
Utan
sebesar 1,05 kali. Semakin rendah angka tingkat dal
g JP
perputaran aktiva, maka semakin tidak efisien Ta (jut DT
(juta
perusahaan mengelola total asetnya dalam hun a CR
USD
menghasilkan penjualan. US
)
D)
201 903, 937 49,1
3. Rasio Solvabilitas 7 98 ,47 %
Debt Ratio 201 461, 730 38,7
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 8 088 ,14 0%
100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Tahu
utang aktiva DR Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan PT.
n
Garuda Indonesia Tbk selama periode 2017 sampai
2825,8 3763,2
2017 75% dengan 2018, Debt to Total Capitalization Ratio
2 9
mengalami penurunan yaitu pada tahun 2017 sebesar
3437.4 4167,6 82,48 49,1% menjadi 38,70% pada tahun 2018. Rasio ini
2018
7 2 % menunjukkan bahwa pada tahun 2018 sebesar 38,70%
dari keseluruhan modal jangka panjang merupakan
Berdasarkan hasil perhitungan PT. Garuda pinjaman jangka panjang perusahaan. DTCR
Indonesia Tbk selama periode 2017 sampai dengan dipengaruhi oleh besarnya hutang jangka panjang dan
2018, Debt Ratio mengalami peningkatan yaitu modal sendiri.
pada tahun 2017 sebesar 75%, tahun 2018 menjadi 4. Rasio Profitabilitas
82,48%,dari total aktiva dibiayai oleh modal Gross profit Margin
pinjaman. Naiknya Debt Ratio disebabkan oleh 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 − 𝐻𝑝𝑝
semakin naiknya jumlah kewajiban atau hutang 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
jangka panjang perusahaan.
Tahun Penjualan HPP GPM
Debt Equity Ratio 2017 4177,32 4237,77 -0,1%
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 2018 4373,18 4579,26 -0,4%
100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
Utang Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan PT.
Tahun Modal DER
JP Garuda Indonesia Tbk selama periode 2017 sampai
dengan 2018, Gross Profit Margin pada tahun 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡
2010 sebesar -0,1% mengalami penurunan 100%
(1 − 𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜)
menjadi -0,4% pada tahun 2018. Semakin besar Tahu
Gross Profit Margin semakin baik keadaan ROI DR 1-DR ROE
n
operasi perusahaan, karena hal ini - -
menunjukkan bahwa harga pokok penjualan 2017 0,179 0,75 0,25 0,23
lebih rendah dibandingkan dengan penjualan. 8 9
Net profit Margin 0,824 0,175 0,06
2018 0,011
8 2 2
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 ROE mengindikasikan bahwa tingkat penghasilan
100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 bersih yang diperoleh oleh pemilik perusahaan atas modal
yang diinvestasikan di dalam perusahaan meningkat
Tahun EAT Penjualan NPM Berdasarkan hasil perhitungan Return On Equity PT.
- Garuda Indonesia, Tbk yaitu pada tahun 2017 sebesar -
2017 4177,32 -16.2%
216,58 23,9% meningkat menjadi 0,62% pada tahun 2018,
2018 5,02 4373,18 0.01%
Naiknya ROE mengindikasikan bahwa tingkat
Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan PT. penghasilan bersih yang diperoleh oleh pemilik
Garuda Indonesia, Tbk selama periode 2017 perusahaan atas modal yang diinvestasikan di dalam
sampai dengan 2018, Net Profit Margin perusahaan meningkat
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2017
PENUTUP
sebesar -16,2% menjadi -0.1% pada tahun 2018
Net Profit Margin semakin besar menunjukkan A. Kesimpulan
penjualan dapat menghasilkan laba bersih setelah
pajak yang besar. Net Profit Margin semakin tinggi 1. Rasio Likuiditas
maka kegiatan operasi suatu perusahaan semakin Net Working Capital selama periode 2017 sampai dengan
baik. 2018 mengalami penurunan. Semakin rendah likuiditas
perusahaan berarti semakin rendah kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban lancarnya.
B. Du Pont Sistem Current Ratio selama 2 tahun mengalami penurunan,
1. Return On Investment (ROI) turunnya CR ini disebabkan terjadinya kenaikan aktiva
ROI = NPM x TATO x 100% lancar diikuti dengan naiknya hutang lancar. Quick Ratio
NPM TATO ROI Quick Ratio mengalami penurunan, rasio ini
Tahun
% (kali) % mengindikasikan bahwa likuiditas perusahaan dalam
2017 -16.2 1,11 -17,98 keadaan baik.
2018 0.01 1,05 0,11 2. Rasio Aktivitas
Berdasarkan hasil perhitungan Return On
Investment PT. Garuda Indonesia, Tbk selama Inventory Turnover Ratio selama 2 tahun terakhir rasio ini
periode 2017 sampai dengan 2018 mengalami mengalami penurunan, semakin rendah perputaran
peningkatan, yaitu pada tahun 2017 sebesar - persediaan perusahaan, semakin tidak efisien perusahaan di
17,98%, meningkat menjadi 0,11% pada tahun dalam melaksanakan operasinya. Average Age of Inventory
2018. ini dimaksudkan berapa hari secara rata-rata inventory
berada di dalam perusahaan. Selama periode 2017 sampai
Hal ini juga dipengaruhi nilai NPM pada tahun dengan 2018 Average Age of Inventory mengalami
2017 yang mengalami peningkatan sebesar 0,11% peningkatan. Fixed Assets
dari tahun 2017. Turnover relatif kecil. semakin rendah angka perputaran
aktiva tetap, maka semakin tidak efisien perusahaan
Peningkatan ROI pada tahun 2018, mengelola aktiva tetapnya dalam menghasilkan penjualan.
mengindikasikan bahwa kemampuan manajemen Total Assets Turnover selama periode 2017 sampai dengan
perusahaan meningkat dalam melaksan 2018 sangat kecil. Semakin rendah angka tingkat
pengelolaan hartanya untuk menghasilkan laba perputaran aktiva, maka semakin tidak efisien perusahaan
operasi. mengelola total asetnya dalam menghasilkan penjualan.
Return On Equity
3. Rasio Solvabilitas
Debt Ratio selama periode 2017 sampai dengan maka perlu peningkatan profitabilitas agar perusahaan
2018 sangat besar, semakin tinggi Debt Ratio dapat meningkatkan penjualan.
semakin besar jumlah modal pinjaman yang
digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan. The Debt Equity Ratio selama periode
2017 sampai dengan 2018 mengalami penurunan.
Hal ini menunjukkan semakin kecil risiko keuangan
yang ditanggung perusahaan. Debt to Total
Capitalization Ratio selama periode 2017 sampai
dengan 2018 menunjukkan penurunan. Hal ini
berarti modal jangka panjang merupakan pinjaman
jangka panjang perusahaan.

4. Rasio Profitabilitas
Gross Profit Margin pada rasio profitabilitas selama
periode 2017 sampai dengan 2018 sangat kecil
dibanding penjualan yang dicapai. Semakin besar
Gross Profit Margin semakin baik keadaan operasi
perusahaan.Net Profit Margin selama periode 2017
sampai dengan 2018 sangat kecil meskipun
penjualan meningkat. Net Profit Margin semakin
rendah maka kegiatan operasi suatu perusahaan
semakin kurang baik.

5. Du Pont System
Return On Investment selama periode 2017 sampai
dengan 2018 relatif kecil tapi mengalami
peningkatan. Peningkatan ROI mengindikasikan
bahwa kemampuan manajemen perusahaan
meningkat dalam melaksanakan pengelolaan
hartanya untuk menghasilkan laba operasi.
Return On Equity selama periode 2017 sampai
dengan 2018 sangat kecil, Return On Equity
mengalami peningkatan selama 2 tahun terakhir,
Naiknya ROE mengindikasikan bahwa tingkat
penghasilan bersih yang diperoleh oleh pemilik
perusahaan atas modal yang diinvestasikan di dalam
perusahaan meningkat.

B. Saran

1. Hasil dari beberapa rasio keuangan yaitu


pada rasio likuiditas menunjukkan keadaan yang
menurun. Rasio aktivitas sudah menunjukkan
keadaan yang baik dengan adanya peningkatan pada
rasio average age of inventory. Rasio solvabilitas
menunjukkan dalam keadaan menurun, dari tahun
ke tahun rasio selalu meningkat yang menandakan
bahwa hutang perusahaan semakin banyak. Rasio
profitabilitas menunjukkan keadaan yang rendah,

Anda mungkin juga menyukai