PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pembuatan hasil penelitian dan pembahasan yang baik
dan benar?
1
2. Bagaimana cara pembuatan kesimpulan, saran, daftar pustaka, lampiran,
dan riwayat hidup yang baik dan benar?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui cara membuat hasil penelitian dan pembahasan yang
baik dan benar.
2. Untuk mengetahui cara membuat kesimpulan, saran, daftar pustaka,
lampiran, dan riwayat hidup yang baik dan benar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. BAB IV
1. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bab ini dapat pula disajikan rangkuman secara ringkas dan terpadu sejak
dari persiapan hingga penelitian berakhir. Dikatakan ringkas dan terpadu oleh karena
penulisan rangkuman ini tidak harus secara berurutan dari awal hingga akhir, akan
tetapi semua komponennya telah dipadukan menjadi satu kesatuan yang utuh dan
dituangkan ke dalam satu uraian yang padat. Oleh sebab itu, rumusan-rumusannya
tidak perlu sama, bahkan sebaiknya tidak sama, dengan rumusan-rumusannya tidak
perlu sama.1
Pembahasan hasil penelitian adalah sub-bab yang paling orisinal dalam laporan
penelitian, termasuk skripsi, Tesis, Disertasi. Pada sub-bab ini, Peneliti wajib
mengulas hasil penelitian yang diperolehnya secara panjang lebar dengan
menggunakan pandangan orisinalnya dalam kerangka teori dan kajian empirik yang
terdahulu. Menurut Jogiyanto (2004:196) dalam menyatakan bahwa hasil pengujian
1
https://kelompok01satu.wordpress.com/daftar-nama/fitra-arinata-wibowo/postinganku/cara-membuat-karya-tulis-ilmiah/ ).
3
(analisis) dalam suatu penelitian yang tidak dibahas menunjukkan bahwa si periset
tidak mempunyai konteks ceritera dari hasil penelitiannya itu.
Dalam kerangka metode ilmiah, ada tiga aspek yang mungkin digunakan untuk
menyusun dan mengembangan pembahasan ini, yaitu aspek kajian teoretis, aspek
kajian empiris, dan aspek implikasi hasil.
Salah satu tujuan untuk meneliti adalah untuk memverifikasi teori. Artinya,
Peneliti ingin membuktikan apakah suatu teori tertentu berlaku atau dapat diamati
pada obyek penelitian tertentu. Pada penelitian seperti ini, hipotesis penelitian perlu
diformulasi dan diuji. Ada dua kemungkinan hasil pengujian hipotesis yang bisa
diperoleh Peneliti, yakni
(a) hipotesis penelitian (atau teori yang diverifikasi) terbukti atau
(b) hipotesis penelitian tidak terbukti. Apa pun hasil yang diperoleh, Peneliti harus
memberikan diskusi (pembahasan) terhadap hasil tersebut dalam konteks teori yang
mendasari penelitiannya. Kompleksitas dari diskusi pada aspek ini bergantung pada
hasil penelitian. Jika kemungkinan pertama hasil penelitian diperoleh, konteks diskusi
dapat dilakukan secara lebih mudah. Peneliti dapat merujuk kembali teori-teori yang
telah disajikan pada kajian teoretis yang telah dituangkan pada bab tentang kajian
pustaka. Dengan kata lain, teori-teori yang relevan dan dapat dijadikan argumentasi
untuk mendukung hasil yang diperoleh dapat dikemukakan sebagai bahan diskusi.
4
diarahkan pada asumsi yang mendasari berlakunya suatu teori. Misalnya, seorang
peneliti menemukan bahwa tidak ada keterkaitan terbalik (negatif) antara harga
barang dan permintaan barang tersebut (padahal, t2eorinya mengatakan ada
keterkaitan terbalik ini). Peneliti bisa mencermati asumsi apa yang mendasari teori
tersebut yang tidak terdapat pada obyek penelitian. Salah satu asumsi, sebagai contoh,
bahwa preferensi (selera) konsumen tidak berubah ternyata tidak berlaku dalam
obyek penelitian dapat dijadikan sebagai argumentasi. Untuk menguatkan
argumentasi semacam ini, tentunya, Peneliti membutuhkan dukungan data atau
informasi.
Pembahasan hasil penelitian perlu juga dilakukan dengan cara merujuk pada
kajian empiris yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Jika hasil penelitian
konsisten dengan teori yang ada (atau hipotesis penelitian terbukti), pembahasan
dapat diarahkan untuk memberikan rujukan penelitian terdahulu yang sesuai dengan
hasil penelitian. Pada konteks ini, Peneliti dapat merecall hasil kajian empirik yang
telah terkompilasi pada Bab 2 (tentang kajian pustaka). Biasanya, Peneliti
menekankan bahwa hasil penelitiannya telah sesuai (atau mendukung) hasil-hasil
penelitian terdahulu.
Dalam konteks dimana hasil penelitian tidak konsisten dengan teori (atau
hipotesis tidak terbukti), diskusi pada bagian ini dapat diarahkan untuk menemukan
kajian empirik yang bisa menjadi argumentasi yang mendukung hasil penelitian
tersebut. Misalnya, seorang peneliti mengkaji suatu struktur pasar dari suatu industri.
Berdasarkan teori, Ia mempunyai hipotesis penelitian bahwa struktur pasar industri
2
(http://www.bukukerja.com/2013/04/tips-dan-panduan-menyusun-pembahasan.html)
5
tersebut adalah persaingan sempurna karena dalam industri tersebut banyak penjual
dan pembeli. Namun, hasil penelitiannya menemukan bahwa struktur pasar industri
tersebut bukan persaingan sempurna melainkan struktur pasar persaingan
monopolistik. Untuk mendiskusikan hal ini, Peneliti tersebut harus (bahkan wajib)
mencari kajian empirik yang mendukung hal tersebut untuk dijadikan sebagai bahan
diskusi. Dengan kata lain, Ia harus menemukan (a) kajian empirik yang menyatakan
bahwa meskipun ada banyak penjual dan pembeli dalam suatu industri, belum tentu
industri itu dikatakan sebagai industri yang berstruktur pasar persaingan sempurna
dan (b) kajian empirik yang menyatakan bahwa struktur pasar ditentukan tidak saja
oleh banyaknya penjual dan pembeli tetapi juga oleh tingkat konsentrasi dari penjual
dan pembeli. Dalam konteks dimana hasil penelitian tidak konsisten dengan teori,
Peneliti harus bekerja keras untuk menemukan kajian empirik yang sesuai. Ia tidak
bisa merecall kajian empirik yang telah terkompilasi dalam Bab 2. Ia harus mencari
rujukan baru. Dewasa ini, upaya pencarian ini dapat dilakukan dengan mudah
mengingat teknologi internet bisa sangat membantu untuk menemukan referensi atau
rujukan baru tersebut.
Hasil penelitian, baik yang mampu membuktikan hipotesis maupun yang tidak,
pada dasarnya mempunyai implikasi (dampak/konsekuensi) bagi obyek
penelitian.Peneliti harus mendiskusikan hasil penelitian ini dalam konteks implikasi
tersebut. Dalam hal ini, Peneliti harus menginterpretasikan hasil penelitian dalam
konteks implikasi atau konsekuensi praktikal dari hasil penelitian bagi obyek
penelitian. Alasan yang mendukung mengapa aspek implikasi ini perlu dikemukakan
adalah bahwa penelitian dilakukan berdasarkan suatu basis data historis (yang sudah
terjadi). Dengan demikian, jika Peneliti tidak mendiskusikan implikasi dari hasil
6
penelitiannya maka ia hanya berhenti pada konteks cerita historis (yang sudah
terjadi). Pembahasan mengenai implikasi hasil penelitian akan membawa konteks
penelitian ke arah masa depan, bukan pada masa lalu (historis).
Berikut ini adalah beberapa illustrasi yang mungkin bisa memperjelas uraian di atas.
a. Seorang peneliti menyimpulkan bahwa petani kopi biji bersifat risk neutral.
Artinya, petani bersifat netral terhadap peristiwa-peristiwa aktual (terjadi
sekarang). Implikasi hasil ini adalah (a) petani kopi seharusnya tidak mereaksi
peristiwa sekarang secara instan (misalnya, jika harga kopi sekarang turun,
petani tidak melakukan penebangan pohon kopinya) dan (b) petani kopi
seharusnya lebih memfokuskan usaha taninya untuk mengantisipasi apa yang
akan terjadi pada masa yang akan datang (karena tanaman kopi ini
mempunyai gestation period sekitar 3 tahun).
b. Seorang peneliti menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis net present
value suatu proyek pengembangan usaha tidak layak dilakukan. Diskusi
implikasi dari hasil ini dapat diarahkan untuk mengelaborasi tindakan apa
yang bisa disarankan agar proyek pengembangan usaha tersebut dapat
menjadi layak untuk dilakukan. Dengan berorientasi pada komponen analisis,
peneliti dapat mengarahkan elaborasinya pada (a) kemungkinan untuk
7
meningkatkan net cash flow, (b) kemungkinan untuk memperpanjang atau
memperpendek umur ekonomis dari proyek, dan (c) kemungkinan untuk
menurunkan tingkat diskonto proyek yang dalam hal ini berkaitan dengan
penurunan biaya modal dari investasi pada proyek tersebut.
Dalam praktiknya uraian tentang implikasi praktikal dari hasil penelitian tidak
perlu disusun dalam bentuk pointers. Penyajian diskusi dalam bentuk narasi-narasi
dalam paragraf-paragraf akan lebih bersifat komunikatif.
8
BAB V
(Sumber:https://kelompok01satu.wordpress.com/daftar-nama/fitra-arinata-wibowo/
postinganku/cara-membuat-karya-tulis-ilmiah/)
Pada bagian akhir dari suatu tesis harus disajikan kesimpulan dan saran-saran.
Kesimpulan hendaknya disajikan terpisah dari saran.
Kesimpulan merupakan:
9
3
Ada beberapa ha yang harus diperhatikan dalam membuat kesimpulan dan saran
yaitu:
Kesimpulan berasal dari fakta-fakta atau hubungan yang logis. Pada umumnya
kesimpulan terdiri atas kesimpulan utama dan kesimpulan tambahan. Kesimpulan
utama adalah yang berhubungan langsung dengan permasalahan. Dengan demikian,
kesimpulan utama harus bertalian dengan pokok permasalahan dan dilengkapi oleh
bukti-bukti. Pada kesimpulan tambahan, penulis tidak mengaitkan pada kesimpulan
utama, tetapi tetap menunjukkan fakta-fakta yang mendasarinya. Dengan sendirinya,
penulis tidak dibenarkan menarik kesimpulan yang merupakan hal-hal baru, lebih-
lebih jika dilakukan pada kesimpulan utama. Jika penulis bermaksud menyertakan
data atau informasi baru maka hendaknya dikonsentrasikan pada bab-bab uraian dan
bukannya pada kesimpulan. Pendek kata, kesimpulan adalah berisi pembahasan
tentang kesimpulan semata.
3
https://www.ppsub.ub.ac.id/wp-content/upload/file-bos/PEDOMAN-PENULISAN-TESIS-ppsuB.doc)
10
Pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis, maka pada
kesimpulan utamanya harus dijelaskan apakah hipotesis yang diajukan
memperlihatkan kebenaran atau tidak. Kesimpulan utama pada tulisan ilmiah dari
hasil penelitian yang memerlukan hipotesis tidaklah sedetil kesimpulan yang terdapat
pada bab analisis. Sebaliknya, pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang tidak
memerlukan hipotesis, maka kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis
atas pertanyaan yang diajukan pada bab pendahuluan.
Langkah-langkah Menyusun Kesimpulan dan Saran
2. Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis (buku, artikel, jurnal, dokumen
resmi, atau sumber-sumber lain dari internet) atau tercetak (misalnya Compact Disk,
Video, film, atau kaset) yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan karya
tulis ilmiah. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum dalam uraian harus
dicantumkan dalam daftar pustaka. Di pihak lain, sumber-sumber yang tidak pernah
dipergunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah tersebut atau tidak dikutip, tidak
perlu dicantumkan dalam daftar pustaka, walaupun pernah dibaca oleh peneliti.
Penulisan Daftar Pustaka memiliki cara yang baku tetapi tidak mengikat,
karena setiap sumber atau karya tulis yang digunakan biasanya beragam. Aturan yang
biasanya digunakan sebagai berikut:
1) Disusun berdasarkan urutan abjad berturut-turut dari atas ke bawah,
2) Susunannya tidak menggunakan urutan angka dan huruf
3) Jarak penyusunan antara sumber yang satu dengan yang lain biasanya
menggunakan jarak spasi.
Tujuan Penulisan Daftar Pustaka
11
Memberikan Kepuasan Batin untuk Penulis, Penerbit dan Sebagainya.
Mengetahui kota atau tempat terbit.
Membangun Kepercayaan Pembaca.
Membantu Pembaca mencari bahan bacaan atau ilmu pengetahun terkait isi
karya tulis.
Ada hal-hal yang harus diperhatikan urutan dalam penulisan daftar pustaka, yaitu :
Nama penulis
Tahun Terbit
Judul Buku / Karya
Tempat Terbit
Nama Penerbit
12
Daftar pustaka disajikan pada halaman baru, dengan judul daftar pustaka diketik
dengan huruf kapital dan diletakkan di sisi halaman sebelah kiri di halaman. PPSUB
menetapkan penulisan daftar pustaka dengan urutan penyajian sebagai berikut:
3) Judul artikel atau judul buku yang diakhiri dengan tanda koma (,) dan
4) Penerbit.
Nama pengarang yang ditulis dalam teks hanya nama keluarga. Daftar pustaka
berisi semua pustaka yang digunakan penulis dalam menulis tesis. Beberapa contoh
menulis daftar pustaka sebagai berikut:
5
http://www.muslimedianews.com/2016/02/cara-penulisan-dan-contoh-daftar.html)
13
Characteristics Improved in Comminuted Meats, J. Food Sci. 58
(3): 464 - 466.
Pengutipan pustaka dari internet hanya diperkenankan apabila dari sumber yang jelas
berupa nama pengarang, majalah dan atau penerbit.
14
e. Pustaka berupa buku teks terjemahan.
Contoh: Fukuoka, M. 1991. The One Straw Revolution. An
Introduction to Natural Farming, L. Korn. (editor), 1978. First Edition
Rodale Press. Inc. H. Soedarwono (penterjemah). 1991. Revolusi
Sebatang Jerami. Pengantar Menuju Pertanian Alami. Edisi Pertama.
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
f. Pustaka berupa buletin di mana nama penulis adalah instansi, tidak
ada nomer halaman.
Contoh: UNEP, 1993. United National Environment Program:
Environmental Data Report, 1993-1994. Blackwell Publishers,
Oxford, UK. n.p.
g. Pustaka berupa surat kabar dengan halaman terpisah
Contoh: Pratikto, W.A. 2004. Pengelolaan Kelautan Berbasis
Pengetahuan. Harian Umum Republika, 18 Maret 2004. h. 4.
h. Pustaka berupa buku teks tidak ada nama pengarang.
Contoh: Biro Pusat Statistik. 1990. Survey Pertanian Produksi Buah-
buahan di Indonesia. Jakarta. h. 20-25.
i. Pustaka yang diambil dari internet selain jurnal. Apabila tidak tertera
tahun maka tanggal pengambilan harus dicantumkan.
Contoh: Witherspoon, A.M. and R. Pearce. 1982. Nutrient and
multispecies criteria standard for the Chowan River, North Carolina.
Report No. 187. www.2.ncsu.edu/wrri/reports/report187.html. May,
28, 2004.
15
Fisher, K.J., 1967. Specific ion effects of certain excess soluble salts on the growth
and development of glasshouse tomatoes grown in nutrient culture. J. Hort. Sci.
42: 243-252.
Stewart, B.A., and C.J. Whitfield, (1965). Effects of crop residue, soil temperature,
and sulfur on the growth of winter wheat. Soil Sci. Soc. Am. Proc. 29: 752-755.
Daftar pustaka hanya memuat pustaka yang diacu dalam tesis dan disusun ke
bawah menurut abjad nama akhir dari penulis pertama. Selanjutnya tentang
penulisan nama, diatur sebagai berikut:
1. Nama orang Indonesia, jika lebih dari satu nama, maka nama terakhir yang
ditulis atau nama yang biasa dikenal dalam publikasi ilmiah yang ditulis.
Contoh Muhammad Sudomo ditulis Sudomo, M.; Franciscus G. Winarno ditulis
Winarno, F.G. Apabila rangu-ragu boleh ditulis lengkap.
2. Nama orang barat, nama keluarga terletak pada kata sebelah belakang.
Misalnya: James Stewart ditulis Stewart, J.
3. Jika nama Cina terdiri dari tiga kata yang terpisah, maka kata yang pertama
adalah menunjukkan nama keluarga. Contoh: Gan Koen Han ditulis Gan, K.H.
4. Jika nama Cina terdiri dari tiga kata dengan dua kata memakai garis penghubung,
maka kedua kata yang dihubungkan adalah nama diri (bukan nama keluarga).
Sebagai contoh Hwa-wee Lee ditulis Lee, H.
5. Judul buku diketik tegak setiap kata (bukan kata sambung) diawali huruf besar.
16
6. Judul artikel di Jurnal diketik (tegak atau normal) dan huruf besar hanya diawali
judul.
PPSUB menetapkan penulisan pustaka dalam teks mengikuti cara nama
dan tahun, tahun ditaruh dalam kurung. Nama pengarang yang ditulis dalam teks
hanya nama keluarga.
Contoh:
Syarat mutu komoditas sirup yang dipakai dalam penelitian adalah .... (Sentono,
1994).
Nama pengarang yang terdiri atas dua orang atau lebih, ditulis nama belakang.
Contoh: Irizarry et al. (1975). Bila pustaka yang dikutip ditulis dua orang, kedua
nama tersebut ditulis lengkap. Bilamana pustaka yang dikutip ditulis oleh tiga orang,
nama dari semua (tiga) penulis itu dicantumkan semua pada saat kutipan itu dimuat
pertama kali dalam teks, untuk penulisan selanjutnya nama pengarang ke dua dan ke
tiga tidak perlu dicantumkan, diganti dengan singkatan dkk atau et al., misalnya:
Kader, et al. (1991). Bila pustaka ditulis oleh empat orang atau lebih ditulis:
Slamet Apriyanto, dkk. (1992) atau Wills, et al. (1991). Penulis dapat mengutip
hasil penelitian atau pendapat dari peneliti yang tercantum dalam pustaka penulis
lainnya. Kutipan paling banyak lima buah. Cara mengutip pendapat penulis yang
tercantum dalam pustaka lain.
Contoh:
17
Kutipan yang Disajikan dalam Catatan Kaki
Ada dua macam catatan kaki yaitu: berdasarkan (1) isi dan (2) rujukan suatu
pustaka. Catatan kaki berdasarkan isi mengandung informasi penting yang
menurut penulis, tetapi jika ditulis dalam teks isinya terlalu panjang atau
mengganggu alur cerita teks. Catatan kaki berdasarkan rujukan suatu pustaka,
tetapi tidak memenuhi syarat untuk dituliskan dalam daftar pustaka. Teks dan
catatan kaki dipisahkan oleh garis dari batas sisi kiri halaman.
3
R.M. Dowben, "Cell Biology", Harper and Row, Publishers, New York,
Evanston, San Francisco and London, 1971, pp.40-50.
4
Ibid. p. 95.
Gunakan op.cit, bila catatan kaki yang disitir telah diselingi oleh catatan kaki
yang lain.
Contoh :
5
P.D. Pages, SEARCA Bulletin 2:102 (1971).
6
E.B. Pantastico, UP College of Agriculture Monthly Bulletin, 36(8):3.
7
Pages, op. cit. p.4.
8
Pantastico, op. cit. p. 364.
3. 6
Lampiran-lampiran
6
https://www.ppsub.ub.ac.id/wp-content/upload/file-bos/PEDOMAN-PENULISAN-TESIS-ppsuB.doc).
18
Lampiran-lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan
penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah. Setiap lampiran diberi nomor
urut Lampiran sesuai dengan urutan penggunaannya. Di samping diberi nomor urut
Lampiran ini juga diberi Judul Lampiran. Nomor Urut Lampiran akan mempermudah
pembaca untuk mengaitkannya dengan bab terkait. Apabila nomor urut lampiran
tersebut terdiri atas dua angka Arab dengan diselang satu tanda penghubung di mana
angka depan menyatakan nomor urut lampiran. Misalnya, lampiran 1.2 artinya
lampiran 2 dari Bab 1
Cetak Miring
Huruf yang dicetak miring untuk menyatakan istilah asing, misalnya: et al.;
Ibid; op. cit.; curing; starter; trimming; dummy. Penulisan spesies miring
(Rhizopus oryzae), sedangkan genus/famili tegak.
TESIS
1 1
Saat ujian dijilid dengan “soft cover” setelah pengesahan dijilid dengan “hard cover”.
19
Untuk Memenuhi Persyaratan
oleh
EMANAULI
980204006
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2000
20
Lampiran 4. Contoh Halaman Judul Tesis
21
PEMBANGUNAN DAERAH
TESIS
oleh
ASNAN HEFNI
NIM. 0002110253
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
22
PROGRAM PASCASARJANA
MALANG
2002
TESIS
PEMBANGUNAN DAERAH
Oleh :
ASNAN HEFNI
23
SUMMARY
EMANAULI, Postgraduate Program Brawijaya University, 11 Nopember 1997. Controlled Atmosphere Storage Of
‘Arumanis’ Mango (Mangifera Indica Lcv Arumanis). The Study Of Oxygen Concetration And Flow Rate. Supervisor: Simon
B. Widjanarko, Co-supervisor: Tri Susanto
Arumanis mango is one of tropical fruits, which considered to be moderately perishable fruits. At ambient temperature the
fruits quality decreased after 6 days. The purpose of this research is to study the effect of oxygen concentration and air flow rate
in controlled atmosphere storage (CAS) on fruit quality. Randomaized Block Design was used in this experiment and each
treatment was replicated 4 times.
Fruits are stored in plastic jars with gas-tight lid, and under a continous air flow of and 5-7% O 2 (balance N2), and air flow
rate of 0,3, 0,6 and 1,0 l/hr for 20 days at 20C and relative humidity 85-90%. As control, fruit stored in air at 20C and
ambient (27C). Parameters observed in this research were respiration total acid, moisture content, ascorbic acid, texture and
wight loss after 10 and 20 days storage. Organoleptic tests were carried out after treated fruits transferred from CAS into 20C
room having RH 75-82% for overnight, which include flavor, taste, texture, fruit acceptability, flesh and external appearances.
The results showed chemical compositions of treated mangoes were not affected by CAS, except for total acids and ascobid
acid. total acids of fruit was higher than other treatment was held in 5-7% O 2 at 0,3 l/hr (0,064%) and similiar pattern was found
in the ascorbic acid content at 1,0 l/hr (12,44 mg/100).
The appearance of treated fruits while in CAS system were much better than control fruit. Highest acceptability score
performed by CAS held in 5-7% O2 at 0,3 l/hr (6,20) and the loewst was in 21% O2 at 1,0 l/hr (2,33), while control was 1,0.
Fruit texture after removeal from CAS affected by oxygen concentration and air flow rate. At 5-7% O 2 level fruit texture was
0,063 mm/g/sec and 21% O2 level was 0,073 mm/g/sec. At 1,0 l/hr air flow rate fruit texture was control fruit has been very soft
(0,137 mm/g/sec)
24
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Alloh SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Mu penulis dapat
menyajikan tulisan disertasi yang berjudul : ………………………………………
Malang,
Penulis
25
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN i
SUMMARY ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
I. PENDAHULUAN 1
3.2. Hipotesis 30
26
4.1. Lokasi Penelitian 32
Spe rmatozoa 41
6.1. Kesimpulan 43
6.2. Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN 46
DAFTAR TABEL
27
No. Judul Halaman
Tahun 1978-1990
Tahun 1970-1990 15
28
Indonesia tahun 1990-2000 17
Model 1
Judul Penelitian : Status dan Efisiensi Penggunaan Nitrogen Selama Pertumbuhan Tanaman Tebu Keprasan
(Saccharum officinarum L.) yang Dipupuk Sipramin
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang
I.2. Tujuan
I.3. Hipotesis
I.4. Manfaat penelitian
I.5. Landasan pemikiran
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Tebu Keprasan
II.1.1. Masalah dan peluang tebu keprasan
II.1.2. Pertumbuhan tanaman tebu keprasan
II.1.3. Respon pertumbuhan tanaman tebu terhadap pemupukan nitrogen
II.1.4. Respon kualitas hasil tebu terhadap pemupukan nitrogen
II.2. Dinamika nitrogen dalam tanah
II.2.1. Nitrifikasi
II.2.2. Denitrifikasi
II.2.3. Pencucian nitrat
II.3. Efisiensi penggunaan nitrogen
II.4. Sisa produksi asam amino (Sipramin)
III. METODE PENELITIAN
III.1. Tempat dan waktu penelitian
III.2. Bahan dan alat
III.3. Metode penelitian
III.4. Pelaksanaan Percobaan
III.4.1. Kepras dan pemupukan
29
III.4.2. Perawatan tanaman
III.5. Pengamatan peubah
III.5.1. Peubah sifat tanah
III.5.2. Komposisi sipramin
III.5.3. Peubah pertumbuhan tanaman
III.5.4. Efisiensi penggunaan nitrogen
III.5.5. Data pendukung
30
IV.2.2.1. Pengaruh jenis Sipramin
IV.2.2.2. Pengaruh dosis Sipramin
IV.2.3. Efisiensi penggunaan nitrogen
IV.3. Pembahasan Umum1
V. KESIMPULAN
V.1. Kesimpulan
V.2. Saran
VI. DAFTAR PUSTAKA
VII. LAMPIRAN
1
Bila diperlukan
Model 2
Judul Penelitian : Studi Pengembangan Sistem Agribisnis Dan Agroindustri Komoditi Pisang Di Lahan Kering
Di Jawa Timur.
I. PENDAHULUAN
31
III. KERANGKA TEORITIS
32
XI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
Bila diperlukan
Tabel I. Perkembangan Bobot Kering Tanaman Pak Choi pda Berbagai Perlakuan Periode
Tanam I dan II (Sutikno 2003)
Uji Duncan 5% tn tn tn tn
33
Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf berbeda pada kolom yang sama menunjukkan adanya perbedaan di antara
perlakuan P1= Anorganik diberikan satu kali, P2= Anorganik diberikan dua kali, P3= Kotoran ayam diberikan
satu kali, P4= Kotoran ayam diberikan dua kali, P5= Kotoran sapi diberikan satu kali, P6= Kotoran sapi
diberikan dua kali, P7= Azolla diberikan satu kali, P8= Azolla diberikan dua kali, P9= Kascing diberikan satu
kali, P10= Kascing diberikan dua kali. T.I=Tanam pertama, T.II= Tanam kedua, tn= tidak nyata.
Keterangan :
BAB III
PENUTUP
34
Kesimpulan
Hasil penelitian lazim disatukan dalam satu bab yaitu Hasil dan Pembahasan,
tetapi ini bukan merupakan suatu keharusan. Hasil penelitian tidak harus dimuat
dalam satu bab saja, tetapi dapat dibagi menjadi beberapa bab sesuai dengan
kebutuhan, dengan demikian bentuk penyajian terdapat dua versi, yaitu :
Hasil dan pembahasan yang diuraikankan dalam satu bab yang tidak
dipisah, tetapi hasil dan pembahasan sebagai sub bab serta masing-
masing sub judul dibagi dalam beberapa sub judul (model 1).
Hasil dan pembahasan yang diuraikan dalam beberapa bab (model 2)
2. Kesimpulan merupakan:
a. Pernyataan singkat dan akurat yang didasarkan dari hasil pembahasan
b. Jawaban terhadap permasalahan penelitian dan sedapat mungkin harus
berkorespodensi dengan tujuan penelitian.
35