Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reproduksi artikel jurnal penelitian merupakan bentuk karya ilmiah yang
disusun atas dasar karya ilmiah yang telah ada. Reproduksi artikel jurnal
penelitian digunakan untuk menggubah kembali artikel jurnal penelitian yang
sudah ada, baik dalam bentuk ringkasan maupun resensi buku.
Istilah ringkasan, ikhtisar, dan sinopsis dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia memiliki arti yang sama. Pengertian yang sama juga ditemukan
pada American Heritage Dictionary dan Merriam-Webster’s Ana Bridget
Dictionary. Namun istilah ringkasan, ikhtisar, dan sinopsis memiliki arti yang
berbeda dalam dunia tulis-menulis. Ringkasan merupakan salah satu bentuk
karangan ilmiah singkat yang berasal dari karangan ilmiah yang panjang.
Ringkasan dibedakan dengan ikhtisar. Bila ringkasan disajikan dengan
menggunakan bahasa pengarang asli, struktur penyajian, dan gaya bahasa
mempertahankan yang asli. Maka ikhtisar menggunakan gaya bahasa, struktur
penyajian, dan sudut pandang penulis ikhtisar. Sedangkan sinopsis merupakan
ringkasan dan atau ikhtisar yang pada umumnya diterapkan untuk karya
naratif, baik fiksi maupun non-fiksi. Contohnya: sinopsis film, sinopsis novel,
dan sinopsis drama. Adapun tujuan membuat ringkasan, ikhtisar, dan sinopsis
adalah memahami dan mengetahui isi buku/tulisan/cerita.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Bagaimana penentuan metodologi penelitian pada artikel jurnal
penelitian?
2. Bagaimana produksi hasil dan pembahasan artikel jurnal penelitian?
3. Bagaimana produksi abstrak jurnal penelitian?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui penentuan metodologi penelitian pada artikel jurnal
penelitian.
2. Untuk mengetahui produksi hasil dan pembahasan artikel jurnal
penelitian.
3. Untuk mengetahui produksi abstrak jurnal penelitian.
PEMBAHASAN

A. Penentuan Metodologi Penelitian pada Artikel Jurnal Penelitian


Artikel jurnal penelitian yang berasal dari hasil penelitian lapangan
terdiri dari bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Adapun secara detail
sebagai berikut:
1. Bagian awal terdiri atas halaman sampul, halaman judul, abstrak, kata
pengantar, daftar isi, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian inti terdiri atas
a. Pendahuluan; latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, kegunaan penelitian,
dan definisi operasional.
b. Kajian pustaka; Teori relevan sebagai acuan.
c. Metode penelitian; rancangan penelitian, tempat dan waktu
penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian,
instrument penelitian, teknik analisis data.
d. Hasil Penelitian dan Pembahasan; Deskripsi hasil penelitian,
pengujian hipotesis, pembahasan hasil penelitian, dan
e. Kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka, lampiran, riwayat hidup.
Memilih metode penelitian yang tepat sangat penting karena dapat
mempengaruhi keakuratan dan kevalidan hasil penelitian. Berikut ini
beberapa cara untuk memilih metode penelitian yang tepat:
1. Identifikasi masalah penelitian
Langkah pertama dalam memilih metode penelitian yang tepat
adalah dengan mengidentifikasi masalah penelitian yang akan diteliti.
Hal ini akan membantu dalam menentukan jenis penelitian yang sesuai.
2. Analisis terhadap masalah penelitian
Setelah masalah penelitian diidentifikasi, selanjutnya adalah
menganalisis masalah penelitian. Hal ini akan membantu dalam
menentukan jenis data yang dibutuhkan dan metode pengumpulan data
yang sesuai.
3. Pemahaman terhadap metode penelitian
Peneliti harus memahami berbagai macam metode penelitian yang
tersedia dan masing-masing metode tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan. Hal ini akan membantu dalam menentukan metode
penelitian yang sesuai dengan masalah penelitian yang akan diteliti.
4. Sesuaikan dengan tujuan penelitian
Tujuan penelitian harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode
penelitian. Misalnya, jika tujuan penelitian adalah untuk menguji
hipotesis, maka metode eksperimen harus digunakan. Jika tujuan
penelitian adalah untuk mengumpulkan data dari responden, maka
metode survei harus digunakan.
5. Sesuaikan dengan sumber daya yang tersedia
Pemilihan metode penelitian juga harus disesuaikan dengan
sumber daya yang tersedia. Misalnya, jika sumber daya yang tersedia
terbatas, maka metode penelitian yang tidak memerlukan biaya yang
tinggi harus digunakan.
6. Tinjauan terhadap literatur
Peneliti harus melakukan tinjauan terhadap literatur yang tersedia
untuk mengetahui metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
sejenis dan memperoleh inspirasi untuk metode penelitian yang akan
digunakan.
7. Bicarakan dengan mentor atau rekan sejawat
Bicara dengan mentor atau rekan sejawat dapat membantu dalam
memilih metode penelitian yang tepat. Mereka dapat memberikan
masukan yang berguna dan membantu dalam menyelesaikan masalah
yang mungkin timbul dalam proses penelitian.
Dalam menentukan metode penelitian yang tepat, peneliti harus
mempertimbangkan beberapa faktor seperti masalah penelitian, tujuan
penelitian, sumber daya yang tersedia, dan tinjauan terhadap literatur. Hal ini
akan membantu dalam menentukan metode penelitian yang sesuai dengan
masalah yang akan diteliti dan memastikan hasil penelitian yang valid dan
akurat.

B. Produksi Hasil dan Pembahasan Artikel Jurnal Penelitian


Hasil dan pembahasan pada artikel jurnal penelitian memaparkan uraian
jawaban masalah yang dilengkapi data serta argumen berlandaskan teori.
Untuk mendapatkan sebuah hasil dalam artikel jurnal penelitian pasti harus
ada metode dan analisis. Misalnya, sebuah pengukuran dengan statistik maka
pasti terdapat metode dan analisisnya. Demikian halnya dalam penelitian
sosial dan humaniora pasti ada metode dan analisis. Hanya saja metode dan
analisis dalam penelitian sosial dan humaniora yaitu metode lebih sering
digunakan untuk hasil sedangkan analisis lebih sering digunakan untuk
pembahasan (discussion).
Hasil dipahami pula sebagai jawaban atas pertanyaan yang dijanjikan di
bagian pendahuluan. Sedangkan pembahasan ialah diskusi antara hasil dan
pertanyaan penelitian. Bahwa terjawablah pertanyaan, misalnya, bagaimana
kualitas hadis tentang musik. Dalam hal ini peneliti menegaskan bahwa
pengujian kualitas hadis tentang musik dengan metode takhrij “terbukti”
sahih. Kata “terbukti” sekaligus pula sebagai penegasan hipotesis (bila dalam
penelitian jenis kuantitatif) atau penegasan prediksi dan atau asumsi.
Misalnya, di bagian pendahuluan penulis memprediksi atau mengasumsikan
bahwa “terdapat” kualitas hadis tentang musik. Kata “terdapat” dalam
pendahuluan penelitian tidak lain adalah rumusan masalah. Dengan demikian,
peneliti di bagian pembahasan ini telah menyelesaikan rumusan masalah, di
samping telah menjawab pertanyaan penelitian tadi.
Setelah menampilkan hasil penelitian dan melakukan abstraksi terhadap
hasil penelitian tersebut, dunia penelitian ilmiah menuntut untuk melakukan
pembahasan. Tentunya, pembahasan bukanlah pengulangan hasil. Namun, ada
baiknya pula untuk menegaskan hasil yang paling signifikan (atau hasil tak
terduga) meskipun dalam satu kalimat atau dalam satu paragraph.
Dunia penelitian ilmiah juga menuntut menghubungkan hasil penelitian
dengan penelitian-penelitian terdahulu di bagian pembahasan. Suatu
penelitian bisa merupakan sanggahan terhadap hasil penelitian terdahulu.
Misalnya, penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa hadis tentang musik
berkualitas dhaif. Maka hasil penelitian terbaru bahwa hadis tentang musik
berkualitas sahih otomatis menolak hasil penelitian terdahulu. Hasil penelitian
merupakan klaim peneliti dari sebuah proses penelitian. Dalam hal ini peneliti
dapat menjelaskan mengapa ia menghasilkan penilaian sahih dan mengapa
penelitian terdahulu mereka menghasilkan penelitian dhaif. Peneliti dapat
mengungkapkan bahwa hasil penelitiannya yang paling otoritatif dari segi
metodologi. Dapat pula peneliti dalam bagian pembahasan ini menampilkan
dukungan dari penelitian terdahulu. Dengan demikian, tinjauan pustaka di
bagian pendahuluan bukan hanya deretan hasil penelitian terdahulu,
melainkan tinjauan yang menegaskan posisi penelitian apakah menolak,
ataukah mendukung, dan ataukah mensintesis di bagian pembahasan ini.
Implikasi penelitian diminta pula oleh dunia penelitian ilmiah.
Misalnya, implikasi hasil penelitian terhadap ilmu fiqih. Apabila ditemukan
bahwa hadis tentang musik berkualitas sahih, maka implikasi penerapannya
dalam bidang fiqih bahwa musik dalam syariat Islam merupakan suatu
kebolehan. Akan tetapi, hubungan hasil penelitian dengan fiqih ini hanyalah
sebuah spekulasi saja. Sebab, penelitian ini hanya bertujuan membahas
kualitas hadis, bukan sedang melakukan penelitian fiqih. Implikasi jauhnya
tentu harus dilakukan penelitian lanjutan secara interdisipliner antara hadis
dan fiqih. Bahkan, harus dilakukan penelitian oleh dua orang, yakni ahli hadis
dan ahli fiqih. Dalam hal ini, peneliti tidak perlu membawa implikasi terlalu
jauh bila bukan merupakan jangkauan penelitiannya. Apabila memaksakan
implikasi terlalu jauh sedangkan bukan tujuan penelitian ini maka akan
menghasilkan bias.
Dunia penelitian ilmiah juga menuntut interpretasi mendalam di bagian
pembahasan. Terkait hal ini, bisa juga penelitian takhrij menjelaskan teks
hadis di bagian pembahasan bila peneliti sejak pendahuluan menjajikan hal
ini. Penjelasan teks hadis dalam ilmu hadis disebut syarah. Apabila peneliti
menjanjikan takhrij dan sekaligus syarah, maka penjelasan teks hadis di
bagian pembahasan merupakan pekerjaan yang relevan. Tentu pastinya harus
dicantumkan pula di bagian metode penelitian bahwa penelitian ini akan
menerapkan metode takhrij dan sekaligus metode syarah. Selain itu, tentunya
pula mesti ditegaskan pendekatan yang spesifik untuk syarah, sebab metode
sayarah memiliki ragam pendekatan.
Namun, bila hanya dibatasi takhrij saja maka sebutkan di bagian
pembahasan secara jujur sebagai keterbatasan. Dunia penelitian ilmiah
biasanya meminta rekomendasi. Sehingga peneliti dapat mencantumkan saran
tentang perlunya syarah dan implikasinya secara lebih luas bagi penelitian
selanjutnya. Rekomendasi biasanya meliputi dua dimesi, yaitu pertama,
rekomendasi penelitian lebih lanjut sebagai konsekuensi keterbatasan
penelitian, dan kedua, rekomendasi bagi pengampu kebijakan tentang
pengembangan hasil penelitian. Beberapa artikel ilmiah meminta
pencantuman rekomendasi di bagian pembahasan, tetapi beberapa artikel
ilmiah yang lain meminta pencantuman hal itu di bagian kesimpulan.

C. Produksi Abstrak Jurnal Penelitian


Menurut Nugrahani (2021: 58), abstrak adalah ringkasan karya ilmiah
atau karya akademik yang disertai data bibliografi. Abstrak dapat ditulis oleh
penulis karya atau orang lain. Komponen abstrak terdiri dari judul karangan,
nama penulis (tanpa gelar), nama instansi, uraian, kata kunci dan data
bibliografi.
Tujuan utama pembuatan abstrak menurut Mardani (2019: 260), yaitu:
“pertama, menghemat waktu pemakai dengan cara memeriksa artikel yang
dibuat abstrak tersebut bermanfaat atau tidak bagi pemakai dan kedua,
membantu melakukan penelusuran retrospektif tanpa melihat artikel
sesungguhnya”. Menurut Harun (2019: 93), “dalam konteks penyimpanan dan
penemuan kembali, abstrak berfungsi sebagai wakil dokumen yang
merupakan ringkasan isi atau bagian terpenting yang dapat dipakai oleh
pemakai untuk mengira-ngira apakah dokumen yang bersangkutan memang
relevan untuk kepentingannya”.
Setelah menampilkan hasil penelitian, biasanya model artikel jurnal
penelitian ilmiah meminta untuk mengabstraksikan hasil penelitian. Abstraksi
adalah proses menjelaskan hasil penelitian secara apa adanya tanpa dilakukan
interpretasi. Abstrak pada jurnal penelitian sebaiknya berisi ringkasan latar
belakang, permasalahan, tujuan, metode, dan hasil.
Menurut Silvana (2019: 8) ada empat langkah membuat abstrak, yaitu:
1. Baca dokumen secara sekilas untuk mendapatkan pemahaman tentang isi
dan cangkupan dari dokumen tersebut
2. Buat suatu cacatan yang memuat poin-poin utama dalam
dokumen, langkah satu dan dua saling melengkapi
3. Buat suatu konsep kasar dari cacatan yang dibuat pada langkah kedua
dengan tidak terlalu banyak menggunakan ungkapan dari dokumen
aslinya
4. Periksa konsep dasar tersebut dalam hal kalimat, pengucapan dan
ketepatan sebuah kalimat. Setelah perbaikan, edit konsep abstrak dan
kemudian buat gaya penyajiannya

1.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Reproduksi artikel jurnal penelitian merupakan bentuk karya ilmiah yang
disusun atas dasar karya ilmiah yang telah ada. Reproduksi artikel jurnal
penelitian digunakan untuk menggubah kembali artikel jurnal penelitian yang
sudah ada, baik dalam bentuk ringkasan maupun resensi buku. Dalam proses
reproduksi artikel jurnal penelitian pada tahap penentuan metodologi
penelitian, produksi hasil dan pembahasan, serta produksi abstrak perlu
dipelajari lebih dulu artikel jurnal utamanya.
DAFTAR PUSTAKA

Bahar, B. (2021). Pengembangan Model Sistem Informasi Manajemen


Pengelolaan Artikel Ilmiah Berbasis Web Menggunakan Metode Extreme
Programming. Jutisi: Jurnal Ilmiah Teknik Informatika dan Sistem
Informasi, 9(3), 1-12.
Brotowidjoyo, Mukayat D. 2019. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta:
Akademika Presindo.
Depdiknas Dirjen Dikdasmen Direktorat Tenaga Kependidikan. 2020. Pedoman
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Depdiknas
Emaliana, I. (2019). Pelatihan penulisan karya ilmiah bagi guru MGMP bahasa
Inggris SMA/MA se-Malang Raya. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 3(2), 273-279.
Harun, dkk. 2019. Pembudayaan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Hariyadi, H., & Lahir, M. (2019). Hubungan Penguasaan Ragam Bahasa
Indonesia Standar dengan Keterampilan Menulis Artikel Ilmiah. Jurnal
Pendidikan Bahasa, 7(1), 25-35.
Mardani, D., & Ardoni, A. (2019). Proses Pembuatan Abstrak Artikel DAlam
Buletin Terbitan Balai Riset dan Standarisasi Industri Padang. Ilmu
Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, 2(1), 372-379.
Mukh Doyin dan Wagiran. 2019. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Nugrahani, Farida. 2021. Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian
Pendidikan Bahasa di https://library.stiba.ac.id/uploaded_files/ temporary/
Digital Collection.
Silvana, H. E., Sudiyana, B., & Saptomo, S. W. (2019). Fungsi-Fungsi
Komunikatif dalam Struktur Teks Artikel Ilmiah Bidang Kebahasaan. JBSI:
Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(01), 79-88.
Setyawati, Rukni, 2013. Bahasa Sebagai Sarana Belajar dan Berfikir,
di https://publikasi ilmiah.ums.ac.id (akses 22 Maret 2021)
Wahyu, Wibowo. (2022). Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wahyudin Darmalaksana. 2021. Peminat Metodologi Ilmu Hadis. Bandung.
Wardani. 2021. Modul 1 Hakikat dan Karakteristik Karya Ilmiah di https://
www.google.com. (akses 21 Maret 2021)
Zuliana, Eka. 2021. Karya Ilmiah Sebagai Sarana Peningkatan Keprofesionalan
Guru SD/MI, di https://eprints.umk.ac.id. (akses 23 Maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai