Kelompok 10 :
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
Aniek Rumijati, Dra. MM selaku dosen Metode Penelitian Bisnis dan juga kepada teman-
teman yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada kami. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun sangat kami butuhkan agar dapat menyempurnakan dimasa yang akan
datang.
Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman
dan pihak yang berkepentingan.
Penyusun
Pengertian Hasil Penelitian
Hasil penelitian adalah pengkajian ulang terhadap validitas hasil penelitian.
Pembahasan hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai pemikiran asli peneliti untuk
memberikan penjelasan dan interpretasi atas hasil penelitian yang telah dianalisis
guna menjawab pertanyaan pada penelitiannya. Jadi, pembahasan hasil penelitian
merupakan bahasan terhadap temuan yang diperoleh. Menurut Ary (2007)
pembahasan hasil penelitian adalah penafsiran hasil penelitian yang berkaitan dengan
hipotesis.
Bagian ini berisi paparan objektif peneliti terhadap hasil-hasil penelitian,
antara lain: penemuan-penemuan penelitian, penjelasan serta penafsiran dari data dan
hubungan yang diperoleh, serta pembuatan generalisasi dari penemuan. Apabila
terdapat hipotesis, maka pada bagian ini juga menjelaskan proses pengujian hipotesis
beserta hasilnya. Hasil penelitian harus disajikan secara jelas dan sistematis supaya
mudah dibaca dan dipahami. Jogiyanto (2015) menyatakan bahwa hasil pengujian
(analisis) dalam suatu penelitian yang tidak dibahas menunjukkan bahwa peneliti
tidak mempunyai konteks ceritera dari hasil penelitiannya. Hasil dan pembahasan
dalam sebuah laporan penelitian merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Penulis
harus menyajikan secara cermat dan jelas mengenai hasil analisis data serta
pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori. Setelah memperoleh
hasil penelitian maka hasil itu akan dibahas untuk menemukan fokus
permasalahannya.
Penyajian hasil penelitian dapat dilakukan dengan cara deskriptif (naratif),
menggunakan tabulasi, tabel atau grafik, atau dengan menggunakan gabungan dua
atau ketiganya secara sekaligus. Penggunaan ketiga cara tersebut disesuaikan dengan
jenis data dan sejauh mana diskripsi data akan dijelaskan. Misalnya, pada awal
peneliti memaparkan narasi temuannya, kemudian didukung dengan sajian data dalam
bentuk tabulasi, tabel atau grafik. Peneliti juga menyajikan data-data hasil penelitian,
kemudian didukung grafik dilanjutkan deskripsi naratif.
Pembahasan Penelitian
Pembahasan dapat dilakukan dengan fokus pada aspek teoritis dan aspek
metodologis. Pada aspek teoritis, perlu dijelaskan dan dibandingkan antara premis
yang sudah digunakan untuk membangun hipotesis dengan kenyataan empiris di
lapangan. Apabila teori yang ada belum mampu menjelaskan fenomena tersebut,
dapat digunakan logika, baik deduktif maupun induktif. Pada aspek metodologis
bahwasanya tidak ada penelitian yang sempurna, sedikit banyak akan mempengaruhi
hasil penelitian. Peneliti perlu mengkaji hasil penelitian tersebut, apakah dipengaruhi
oleh kontribusi langkah-langkah metodologis yang sudah dilakukan.
Dalam kerangka metode ilmiah , ada tiga aspek yang digunakan untuk
menyusun dan mengembangkan pembahasan, yaitu, aspek kajian teoritis, aspek kajian
empiris, dan aspek implikasi hasil.
Salah satu tujuan peneliti melakukan penelitian adalah untuk memverifikasi teori.
Artinya, Peneliti ingin membuktikan apakah suatu teori tertentu berlaku atau dapat
diamati pada objek penelitian tertentu. Pada penelitian seperti ini, hipotesis
penelitian perlu diformulasi dan diuji. Ada dua kemungkinan hasil pengujian
hipotesis yang bisa diperoleh Peneliti, yakni:
Pembahasan hasil penelitian perlu juga dilakukan dengan cara merujuk pada
kajian empiris yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Jika hasil penelitian
konsisten dengan teori yang ada (atau hipotesis penelitian terbukti), pembahasan
dapat diarahkan untuk memberikan rujukan penelitian terdahulu yang sesuai
dengan hasil penelitian. Pada konteks ini, Peneliti dapat merecall hasil kajian
empirik yang telah terkompilasi pada Bab 2 (tentang kajian pustaka). Biasanya,
Peneliti menekankan bahwa hasil penelitiannya telah sesuai (atau mendukung)
hasil-hasil penelitian terdahulu.
Apabila konteks hasil penelitian tidak konsisten dengan teori (atau hipotesis
tidak terbukti), diskusi pada bagian ini dapat diarahkan untuk menemukan kajian
empirik yang bisa menjadi argumentasi yang mendukung hasil penelitian tersebut,
meliputi:
o kajian empirik yang menyatakan bahwa meskipun ada banyak penjual dan
pembeli dalam suatu industri, belum tentu industri itu dikatakan sebagai
industri yang berstruktur pasar persaingan sempurna dan
Penyajian tabel dalam suatu laporan hasil penelitian, khususnya dalam ilmu
sosial (penggaris bawahan ilmu sosial disini adalah untuk menegaskan anggapan
bahwa penelitian ilmu sosial yang umumnya menggunakan metode kualitatif, seperti
ilmu hukum, antropologi dan lain-lainnya, alergi angka adalah tidak benar) bukanlah
dengan tujuan untuk memperlihatkan bahwa dalam ilmu sosial juga dapat menyajikan
angkaangka, melainkan untuk mendukung dan menyajikan fakta yang diteliti. Untuk
data yang telah disajikan di dalam tabel perlu dinterpretasikan supaya pembaca dapat
menangkap kesimpulan-kesimpulan penting dari data tersebut. Tabel harus diberi
judul dan diikuti oleh interpretasi yang cukup jelas, sehingga pembaca dapat dengan
mudah mengerti dan memahami informasi yang disajikan tanpa harus membaca
naskah lengkapnya.
Hal-hal yang harus diingat agar isi tabel dapat diinterpretasikan dengan baik:
(1) Amati data yang tercantum dalam kolom total (jumlah). Kolom ini akan
merupakan tolok ukur atau ukuran pokok untuk perbandingan data kategori-kategori
dalam tabel. (2) Hubungan pokok yang akan diuji dengan tabel yang diuraikan
(dengan menyebut beberapa angka) secara singkat. (3) Perhatikan atau cari angka-
angka yang menyimpang dari pola umum atau dari hipotesis atau asumsi, kemudian
uraikan mengapa hal itu terjadi. (4) Penjelaskan tentang hasil tabel baru merupakan
langkah awal dalam analisis tabel. Hasil uji statistik seperti uji X2 atau dalam bentuk
tabel yang hanya diinterpretasikan, akan sangat terbatas manfaatnya jika tidak
dilakukan pembahasan lebih lanjut dengan menghubungkannya dengan hasil
penelitian lain (yang menggunakan sampel dan pendekatan yang agak sama) atau
dihubungkan dengan teori atau proposisi yang lebih luas.
Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah hipotesa) dapat
diartikan secara sederhana sebagai dugaan sementara. Hipotesis berasal dari bahasa
Yunani hypo yang berarti di bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian. Jika dimaknai secara bebas, maka hipotesis berarti pendapat
yang kebenarannya masih diragukan. Untuk bisa memastikan kebenaran dari pendapat
tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan kebenarannya. Untuk
membuktikan kebenaran suatu hipotesis, seorang peneliti dapat dengan sengaja
menciptakan suatu gejala, yakni melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah
hipotesis telah teruji kebenarannya, maka hipotesis akan disebut teori.
Dalam penelitian ada dua jenis hipotesis yang seringkali harus dibuat oleh peneliti,
yakni hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengujian hipotesis penelitian
merujuk pada menguji apakah hipotesis tersebut betul-betul terjadi pada sampel yang
diteliti atau tidak. Jika apa yang ada dalam hipotesis benar-benar terjadi, maka
hipotesis penelitian terbukti, begitu pun sebaliknya. Sementara itu, pengujian
hipotesis statistik berarti menguji apakah hipotesis penelitian yang telah terbukti atau
tidak terbukti berdasarkan data sampel tersebut dapat diberlakukan pada populasi atau
tidak.
MACAM HIPOTESIS
Hipotesis Deskriptif
Hipotesis Komparatif
Hipotesis Asosisatif
Setiap orang bisa membuat hipotesis, entah hipotesis dalam penelitian maupun
hipotesis untuk hal-hal yang lebih sederhana dalam berbagai gejala di kehidupan
sehari-hari. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk
menghasilkan suatu hipotesis yang baik. Menurut Moh. Nazir, setidaknya ada 6 ciri-
ciri hipotesis yang baik, yaitu:
Dengan demikian, untuk membuat sebuah hipotesis yang baik, seorang peneliti harus
mempertimbangkan fakta-fakta yang relevan, masuk akal dan tidak bertentangan
dengan hukum alam. Selain itu, hipotesis juga harus bisa diuji sebagai langkah
verifikasi dalam penelitian.
PERUMUSAN HIPOTESIS
Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh dengan berbagai
cara, misalnya :
1. Memperoleh dari sumber aslinya
2. Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya dari
sumber yang asli.
3. Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam
bentuk abstract reasoning (penalaran abstrak).
Selain teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan beberapa
sumber lain, yakni:
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan oleh peneliti selanjutnyadengan melihat beberapa faktor yang dapat
digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi data. Penelitian ini diharapkanjuga
dapat menambah pengetahuan sertawawasan bagi para penelitidalam melakukan
pengambilan keputusan dan dapat dijadiakan referensi untuk menyelesaikan sebuah
penelitian dan meminimalisir terjadinya kesalahan dan kekeliruan pada saat proses
penelitian berlangsung.
Dalam kerangka metode ilmiah , ada tiga aspek yang digunakan untuk
menyusun dan mengembangkan pembahasan, yaitu :
Hipotesis
Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah hipotesa) dapat diartikan
secara sederhana sebagai dugaan sementara. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani
hypo yang berarti di bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian. Jika dimaknai secara bebas, maka hipotesis berarti pendapat
yang kebenarannya masih diragukan. Untuk bisa memastikan kebenaran dari pendapat
tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan kebenarannya. Untuk
membuktikan kebenaran suatu hipotesis, seorang peneliti dapat dengan sengaja
menciptakan suatu gejala, yakni melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah
hipotesis telah teruji kebenarannya, maka hipotesis akan disebut teori.
B. Saran
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan oleh peneliti selanjutnya dengan melihat beberapa faktor yang dapat
digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi data. Penelitian ini diharapkan juga
dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi para peneliti dalam melakukan
pengambilan keputusan dan dapat dijadiakan referensi untuk menyelesaikan sebuah
penelitian dan meminimalisir terjadinya kesalahan dan kekeliruan pada saat proses
penelitian berlangsung.
Daftar Pustaka
http://ciputrauceo.net/blog/2016/1/11/pengertian-hipotesis-dan-langkah-perumusan-
hipotesis
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-hasil-pembahasan-
penelitian/132180