Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN BISNIS


Dosen Pengampu : Aniek Rumijati, Dra. MM

Kelompok 10 :

Srie Maharani 201810160311508


Ayu Anggraeni 201810160311521
Nanda Arifiana H 201810160311527
Retno Dwi Rini 201810160311532
Agustia Asmara D 201810160311539
Farida Kurniawati 201810160311544

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
MANAJEMEN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Hasil Penelitian Bisnis” ini
dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, kami
telah berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik dan sesuai dengan harapan, walaupun di
dalam pembuatannya kami menghadapi kesulitan, karena keterbatasan ilmu pengetahun dan
keterampilan yang kami miliki.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
Aniek Rumijati, Dra. MM selaku dosen Metode Penelitian Bisnis dan juga kepada teman-
teman yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada kami. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun sangat kami butuhkan agar dapat menyempurnakan dimasa yang akan
datang.

Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman
dan pihak yang berkepentingan.

Malang, 11 Januari 2021

Penyusun
 Pengertian Hasil Penelitian
Hasil penelitian adalah pengkajian ulang terhadap validitas hasil penelitian.
Pembahasan hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai pemikiran asli peneliti untuk
memberikan penjelasan dan interpretasi atas hasil penelitian yang telah dianalisis
guna menjawab pertanyaan pada penelitiannya. Jadi, pembahasan hasil penelitian
merupakan bahasan terhadap temuan yang diperoleh. Menurut Ary (2007)
pembahasan hasil penelitian adalah penafsiran hasil penelitian yang berkaitan dengan
hipotesis.
Bagian ini berisi paparan objektif peneliti terhadap hasil-hasil penelitian,
antara lain: penemuan-penemuan penelitian, penjelasan serta penafsiran dari data dan
hubungan yang diperoleh, serta pembuatan generalisasi dari penemuan. Apabila
terdapat hipotesis, maka pada bagian ini juga menjelaskan proses pengujian hipotesis
beserta hasilnya. Hasil penelitian harus disajikan secara jelas dan sistematis supaya
mudah dibaca dan dipahami. Jogiyanto (2015) menyatakan bahwa hasil pengujian
(analisis) dalam suatu penelitian yang tidak dibahas menunjukkan bahwa peneliti
tidak mempunyai konteks ceritera dari hasil penelitiannya. Hasil dan pembahasan
dalam sebuah laporan penelitian merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Penulis
harus menyajikan secara cermat dan jelas mengenai hasil analisis data serta
pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori. Setelah memperoleh
hasil penelitian maka hasil itu akan dibahas untuk menemukan fokus
permasalahannya.
Penyajian hasil penelitian dapat dilakukan dengan cara deskriptif (naratif),
menggunakan tabulasi, tabel atau grafik, atau dengan menggunakan gabungan dua
atau ketiganya secara sekaligus. Penggunaan ketiga cara tersebut disesuaikan dengan
jenis data dan sejauh mana diskripsi data akan dijelaskan. Misalnya, pada awal
peneliti memaparkan narasi temuannya, kemudian didukung dengan sajian data dalam
bentuk tabulasi, tabel atau grafik. Peneliti juga menyajikan data-data hasil penelitian,
kemudian didukung grafik dilanjutkan deskripsi naratif.

 Pembahasan Penelitian

Pembahasan hasil penelitian digunakan untuk mengemukakan analisis dan


ulasan terhadap hasil penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan kesimpulan guna
memenuhi tujuan penelitian. Pembahasan dimaksudkan untuk menyajikan gambaran
yang lebih tajam terhadap data-data temuan, sehingga peneliti tidak hanya sekedar
menyajikan ulang data, melainkan memberikan analisis, penafsiran, dan pemaknaan
terhadap temuannya. Dengan demikian pembahasan adalah menjelaskan pemaknaan
terhadap data-data hasil penelitian sehingga dapat dipahami dengan jelas temuan
penelitian yang diperoleh.

Pembahasan dapat dilakukan dengan fokus pada aspek teoritis dan aspek
metodologis. Pada aspek teoritis, perlu dijelaskan dan dibandingkan antara premis
yang sudah digunakan untuk membangun hipotesis dengan kenyataan empiris di
lapangan. Apabila teori yang ada belum mampu menjelaskan fenomena tersebut,
dapat digunakan logika, baik deduktif maupun induktif. Pada aspek metodologis
bahwasanya tidak ada penelitian yang sempurna, sedikit banyak akan mempengaruhi
hasil penelitian. Peneliti perlu mengkaji hasil penelitian tersebut, apakah dipengaruhi
oleh kontribusi langkah-langkah metodologis yang sudah dilakukan.

Pembahasan harus dilakukan dengan analisis mendalam terhadap hasil


penelitian. Berdasarkan data yang ada, peneliti menafsirkan data tersebut dengan
masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian. Pembahasan juga perlu dilakukan
dengan melakukan perbandingan hasil penelitian yang diperoleh dengan hasil
penelitian sebelumnya, referensi atau teori yang ada. Hal itu dilakukan untuk
memberikan interpretasi yang lebih luas dan mendalam terhadap hasil-hasil yang
diperoleh. Dengan demikian, hasil penelitian yang diperoleh dapat dipahamai secara
mendalam sehingga terlihat jelas hasil penelitian yang didapatkan diantara hasil
penelitian dan teori yang ada.

 Aspek-Aspek Penyusuanan Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam kerangka metode ilmiah , ada tiga aspek yang digunakan untuk
menyusun dan mengembangkan pembahasan, yaitu, aspek kajian teoritis, aspek kajian
empiris, dan aspek implikasi hasil.

1. Aspek Kajian Teoritis

Salah satu tujuan peneliti melakukan penelitian adalah untuk memverifikasi teori.
Artinya, Peneliti ingin membuktikan apakah suatu teori tertentu berlaku atau dapat
diamati pada objek penelitian tertentu. Pada penelitian seperti ini, hipotesis
penelitian perlu diformulasi dan diuji. Ada dua kemungkinan hasil pengujian
hipotesis yang bisa diperoleh Peneliti, yakni:

o Hipotesis penelitian (atau teori yang diverifikasi) terbukti.

o Hipotesis penelitian tidak terbukti.

Berdasarkan hasil yang diperoleh Peneliti harus memberikan diskusi


(pembahasan) terhadap hasil tersebut dalam konteks teori yang mendasari
penelitiannya. Kompleksitas dari diskusi pada aspek ini bergantung pada hasil
penelitian. Jika kemungkinan pertama hasil penelitian diperoleh, konteks diskusi
dapat dilakukan secara lebih mudah. Peneliti dapat merujuk kembali teori-teori
yang telah disajikan pada kajian teoretis yang telah dituangkan pada bab tentang
kajian pustaka. Dengan kata lain, teori-teori yang relevan dan dapat dijadikan
argumentasi untuk mendukung hasil yang diperoleh dapat dikemukakan sebagai
bahan diskusi.

2. Aspek Kajian Empiris

Pembahasan hasil penelitian perlu juga dilakukan dengan cara merujuk pada
kajian empiris yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Jika hasil penelitian
konsisten dengan teori yang ada (atau hipotesis penelitian terbukti), pembahasan
dapat diarahkan untuk memberikan rujukan penelitian terdahulu yang sesuai
dengan hasil penelitian. Pada konteks ini, Peneliti dapat merecall hasil kajian
empirik yang telah terkompilasi pada Bab 2 (tentang kajian pustaka). Biasanya,
Peneliti menekankan bahwa hasil penelitiannya telah sesuai (atau mendukung)
hasil-hasil penelitian terdahulu.

Apabila konteks hasil penelitian tidak konsisten dengan teori (atau hipotesis
tidak terbukti), diskusi pada bagian ini dapat diarahkan untuk menemukan kajian
empirik yang bisa menjadi argumentasi yang mendukung hasil penelitian tersebut,
meliputi:

o kajian empirik yang menyatakan bahwa meskipun ada banyak penjual dan
pembeli dalam suatu industri, belum tentu industri itu dikatakan sebagai
industri yang berstruktur pasar persaingan sempurna dan

o kajian empirik yang menyatakan bahwa struktur pasar ditentukan tidak


saja oleh banyaknya penjual dan pembeli tetapi juga oleh tingkat
konsentrasi dari penjual dan pembeli. Dalam konteks dimana hasil
penelitian tidak konsisten dengan teori, Peneliti harus bekerja keras untuk
menemukan kajian empirik yang sesuai. Penulis tidak bisa merecall kajian
empirik yang telah terkompilasi dalam bab sebelumnya, harus mencari
rujukan baru.

3. Aspek Implikasi Hasil

Hasil penelitian, baik yang mampu membuktikan hipotesis maupun yang


tidak, pada dasarnya mempunyai implikasi (dampak/konsekuensi) bagi objek
penelitian. Peneliti harus mendiskusikan hasil penelitian ini dalam konteks
implikasi tersebut. Dalam hal ini, Peneliti harus menginterpretasikan hasil
penelitian dalam konteks implikasi atau konsekuensi praktikal dari hasil penelitian
bagi objek penelitian. Alasan yang mendukung mengapa aspek implikasi ini perlu
dikemukakan adalah bahwa penelitian dilakukan berdasarkan suatu basis data
historis (yang sudah terjadi). Dengan demikian, jika Peneliti tidak mendiskusikan
implikasi dari hasil penelitiannya maka ia hanya berhenti pada konteks cerita
historis (yang sudah terjadi). Pembahasan mengenai implikasi hasil penelitian
akan membawa konteks penelitian ke arah masa depan, bukan pada masa lalu
(historis). Untuk dapat mendiskusikan hasil penelitian dari sudut pandang
implikasi praktikal ini, Peneliti dapat menggali apa saja yang bisa
dipelajari/dilakukan oleh stakeholders penelitian dalam kaitannya dengan hasil
penelitian Stakeholders penelitian adalah pihak-pihak yang mungkin mendapatkan
manfaat dari penelitian. Tentunya, stakeholders utama adalah objek yang diteliti.
Fokus utama peneliti sebaiknya diarahkan pada pemaknaan (interpretasi) hasil
penelitian yang bersifat praktis yang bisa dipelajari atau dilakukan oleh
stakeholders .

 Penyajian Hasil dan Pembahasan Kuantitatif

Data yang telah terkumpul berupa tumpukan kuesioner menurut pertanyaan-


pertanyaan yang diajukan kepada responden yang besar jumlahnya, atau data yang
berupa sejumlah angka-angka yang telah terkumpul, harus dianalisis untuk
selanjutnya diinterpretasikan untuk diformulasikan dan kemudian dijadikan sebagai
salah satu bagian pada laporan hasil penelitian.
Proses analisis data bertujuan untuk membuat ringkasan mengenai data dan
saling menghubungkan data antara satu dengan yang lain. Penyajian data yang telah
melalui proses pengolahan (yang meliputi kegiatan: Persiapan data (yaitu melakukan
kegiatan editing, koding, edit dan cek dan perekaman data pada lembaran koding);
Penghitungan (counting) yaitu dengan melakukan pencatatan frekuensi;
Pengelompokan (grouping); Menjelaskan hubungan antar variabel dengan membuat
tabulasi silang (Relating); Memprediksi kecenderungan yang ditemukan dalam data
(predicting trend); dan Uji statistik) ke dalam bagian “hasil”. Umumnya dilakukan
dalam bentuk angka-angka. Angka-angka yang disajikan tersebut akan bermakna bila
diinterpretasikan,oleh penelitinya. Jika hasil analisis tersebut tidak diinterpretasikan
seperti hasil uji statistik dengan menggunakan “chi square” (X2) diperoleh Alpha
adalah 0,001, maka angka tersebut tidak ada artinya. Untuk itu harus dilakukan
interpretasi atau mengungkapkan makna dari angka tersebut, jangan biarkan pembaca
berfikir secara berkepanjangan yang dapat menimbulkan kebosanan dalam membaca
hasil penelitian tersebut. Interpretasi makna angka-angka tersebut perlu juga
dilakukan terhadap penggunaan statistik yang sederhana, seperti tabel frekuensi atau
tabel silang.

Penyajian tabel dalam suatu laporan hasil penelitian, khususnya dalam ilmu
sosial (penggaris bawahan ilmu sosial disini adalah untuk menegaskan anggapan
bahwa penelitian ilmu sosial yang umumnya menggunakan metode kualitatif, seperti
ilmu hukum, antropologi dan lain-lainnya, alergi angka adalah tidak benar) bukanlah
dengan tujuan untuk memperlihatkan bahwa dalam ilmu sosial juga dapat menyajikan
angkaangka, melainkan untuk mendukung dan menyajikan fakta yang diteliti. Untuk
data yang telah disajikan di dalam tabel perlu dinterpretasikan supaya pembaca dapat
menangkap kesimpulan-kesimpulan penting dari data tersebut. Tabel harus diberi
judul dan diikuti oleh interpretasi yang cukup jelas, sehingga pembaca dapat dengan
mudah mengerti dan memahami informasi yang disajikan tanpa harus membaca
naskah lengkapnya.

Hal-hal yang harus diingat agar isi tabel dapat diinterpretasikan dengan baik:
(1) Amati data yang tercantum dalam kolom total (jumlah). Kolom ini akan
merupakan tolok ukur atau ukuran pokok untuk perbandingan data kategori-kategori
dalam tabel. (2) Hubungan pokok yang akan diuji dengan tabel yang diuraikan
(dengan menyebut beberapa angka) secara singkat. (3) Perhatikan atau cari angka-
angka yang menyimpang dari pola umum atau dari hipotesis atau asumsi, kemudian
uraikan mengapa hal itu terjadi. (4) Penjelaskan tentang hasil tabel baru merupakan
langkah awal dalam analisis tabel. Hasil uji statistik seperti uji X2 atau dalam bentuk
tabel yang hanya diinterpretasikan, akan sangat terbatas manfaatnya jika tidak
dilakukan pembahasan lebih lanjut dengan menghubungkannya dengan hasil
penelitian lain (yang menggunakan sampel dan pendekatan yang agak sama) atau
dihubungkan dengan teori atau proposisi yang lebih luas.

 Penyajian Hasil dan Pembahasan Kualitatif

Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif pada umumnya bersifat:


(1) Berwujud kata-kata, naskah-naskah dan dalam angka-angka. (2) Terkumpul
melalui aneka metode seperti observasi, wawancara, pengkajian terhadap dokumen,
dan lain-lain. (3) Perlu diolah terlebih dahulu sebelum siap untuk dipakai.
Dikenal dua bentuk penyajian “Hasil dan Pembahasan” terhadap data
penelitian yang dianalisis secara kualitatif, yaitu model tradisional dan model baru.
Anasilis data secara kualitatif meliputi kegiatan; Reduksi fakta (yang dimaksudkan
untuk pengintegrasian, mentransformasikan, dan penyorotan data ketika
dipresentasikan, yang dapat membantu untuk mengidentifikasi aspek-aspek penting
dari isu yang dikaji dan untuk perumusan kesimpulan); Organisasi data (pengumpulan
data mengikuti tema, butir-butir pemikiran tertentu untuk membuat katagori yang
lebih spesifik); dan interpretasi data (yaitu membuat keputusan-keputusan dan
menarik kesimpulan yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian). Pada model
tradisional proses pengumpulan, analisis dan evaluasi data berlangsung sama-sama
dalam proses yang sama, sehingga penyajian hasil dan pembahasan dilakukan sesuai
dengan alur kegiatan tersebut. Jika tidak dilakukan demikian, maka kemungkinan
peneliti akan “kehilangan” data yang sangat diperlukannya. Penelitian semacam ini
dilaksanakan pada saat peralatan dan teknologi elektronik belum mendukung, seperti
belum ada alat rekaman dan lain-lainnya. Tetapi pada model baru sebagian analisis
dilakukan setelah data terkumpul, dan sebagian dilakukan pada saat penelitian,
sehingga kegiatan akan merupakan suatu proses yang berkesinambungan (cyclical).

Penyajian hasil penelitian kualitatif dengan cara baru, memungkinkan


pengolahan data secara kuantitatif di samping kualitatif, seperti penyajian dalam
bentuk tabel atau dalam bentuk penggunaan statistik sederhana lainnya. Cara ini
memperlihatkan kegiatan interpretasi hasil penelitian dilakukan setelah dilakukan
pengolahan data secara statistik.

Penyajian hasil penelitian dengan cara tradisional menjurus kepada


pengembangan konsep dan teori baru, yaitu yang menghubungkan bukti kepada
konsep yang abstrak dan kepada “pembangunan teori”. Umumnya model penelitian
yang dilakukan dengan cara tradisional ini adalah model penelitian “grounded
research” atau model “exploratory research”. Sedangkan pada cara baru, di samping
menjurus kepada pengembangan konsep dan teori baru, juga dapat dilakukan
pengujian terhadap teori dan konsep yang telah ada.
 HIPOTESIS

Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah hipotesa) dapat
diartikan secara sederhana sebagai dugaan sementara. Hipotesis berasal dari bahasa
Yunani hypo yang berarti di bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian. Jika dimaknai secara bebas, maka hipotesis berarti pendapat
yang kebenarannya masih diragukan. Untuk bisa memastikan kebenaran dari pendapat
tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan kebenarannya. Untuk
membuktikan kebenaran suatu hipotesis, seorang peneliti dapat dengan sengaja
menciptakan suatu gejala, yakni melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah
hipotesis telah teruji kebenarannya, maka hipotesis akan disebut teori.

Dalam penelitian ada dua jenis hipotesis yang seringkali harus dibuat oleh peneliti,
yakni hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengujian hipotesis penelitian
merujuk pada menguji apakah hipotesis tersebut betul-betul terjadi pada sampel yang
diteliti atau tidak. Jika apa yang ada dalam hipotesis benar-benar terjadi, maka
hipotesis penelitian terbukti, begitu pun sebaliknya. Sementara itu, pengujian
hipotesis statistik berarti menguji apakah hipotesis penelitian yang telah terbukti atau
tidak terbukti berdasarkan data sampel tersebut dapat diberlakukan pada populasi atau
tidak.

 MACAM HIPOTESIS

Terdapat tiga macam hipotesis dalam penelitian, yakni hipotesis deskriptif,


hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif. Masing-masing dari hipotesis ini dapat
digunakan sesuai dengan bentuk variabel penelitian yang digunakan.

Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskripsif dapat didefinisikan sebagai dugaan atau jawaban sementara


terhadap masalah deskriptif yang berhubungan dengan variabel tunggal/mandiri.

Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif dapat didefinisikan sebagai dugaan atau jawaban sementara


terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan perbandingan (komparasi) antara
dua variabel penelitian.

Hipotesis Asosisatif

Hipotesis asosiatif dapat didefinisikan sebagai dugaan/jawaban sementara terhadap


rumusan masalah yang mempertanyakan hubungan (asosiasi) antara dua variabel
penelitian.
CIRI-CIRI HIPOTESIS YANG BAIK

Setiap orang bisa membuat hipotesis, entah hipotesis dalam penelitian maupun
hipotesis untuk hal-hal yang lebih sederhana dalam berbagai gejala di kehidupan
sehari-hari. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk
menghasilkan suatu hipotesis yang baik. Menurut Moh. Nazir, setidaknya ada 6 ciri-
ciri hipotesis yang baik, yaitu:

1. Harus menyatakan hubungan


2. Harus sesuai dengan fakta
3. Harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan
4. Harus dapat diuji
5. Harus sederhana
6. Harus bisa menerangkan fakta

Dengan demikian, untuk membuat sebuah hipotesis yang baik, seorang peneliti harus
mempertimbangkan fakta-fakta yang relevan, masuk akal dan tidak bertentangan
dengan hukum alam. Selain itu, hipotesis juga harus bisa diuji sebagai langkah
verifikasi dalam penelitian.

PERUMUSAN HIPOTESIS

Setelah mengetahui pengertian hipotesis, jenis-jenis hipotesis, dan ciri-ciri hipotesis


yang baik, sekarang saatnya kita belajar untuk membuat hipotesis. Untuk
menghasilkan sebuah hipotesis, tentunya kita harus mengikuti langkah-langkah
tertentu. Dengan langkah dan cara yang benar, sebuah hipotesis yang baik akan
memudahkan jalannya proses penelitian. Awal terbentuknya hipotesis dalam sebuah
penelitian biasanya diawali atas dasar terkaan atau conjecture peneliti. Meskipun
hipotesis berasal dari terkaan, namun sebuah hipotesis tetap harus dibuat berdasarkan
paca sebuah acuan, yakni teori dan fakta ilmiah.

Teori Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis

Untuk memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang peneliti biasanya


menurunkan sebuah teori menjadi sejumlah asumsi dan prostulat. Asumsi-asumsi
tersebut dapat didefinisikan sebagai anggapan atau dugaan yang mendasari hipotesis.
Berbeda dengan asumsi, hipotesis yang telah diuji dengan menggunakan data melalui
proses penelitian adalah dasar untuk memperoleh kesimpulan.

Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis

Selain menggunakn teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis dapat


pula menggunakan acuan fakta. Secara umum, fakta dapat didefinisikan sebagai
kebenaran yang dapat diterima oleh nalar dan sesuai dengan kenyataan yang dapat
dikenali dengan panca indera.

Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh dengan berbagai
cara, misalnya :
1. Memperoleh dari sumber aslinya
2. Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya dari
sumber yang asli.
3. Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam
bentuk abstract reasoning (penalaran abstrak).

Selain teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan beberapa
sumber lain, yakni:

1. Kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentuk


2. Ilmu yang menghasilkan teori yang relevan
3. Analogi
4. Reaksi individu terhadap sesuatu dan pengalaman
A. Kesimpulan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan oleh peneliti selanjutnyadengan melihat beberapa faktor yang dapat
digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi data. Penelitian ini diharapkanjuga
dapat menambah pengetahuan sertawawasan bagi para penelitidalam melakukan
pengambilan keputusan dan dapat dijadiakan referensi untuk menyelesaikan sebuah
penelitian dan meminimalisir terjadinya kesalahan dan kekeliruan pada saat proses
penelitian berlangsung.

 Aspek-Aspek Penyusuanan Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam kerangka metode ilmiah , ada tiga aspek yang digunakan untuk
menyusun dan mengembangkan pembahasan, yaitu :

1. Aspek Kajian Teoritis

2. Aspek Kajian Empiris

3. Aspek Implikasi Hasil

Hipotesis

Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah hipotesa) dapat diartikan
secara sederhana sebagai dugaan sementara. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani
hypo yang berarti di bawah dan thesis yang berarti pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian. Jika dimaknai secara bebas, maka hipotesis berarti pendapat
yang kebenarannya masih diragukan. Untuk bisa memastikan kebenaran dari pendapat
tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau dibuktikan kebenarannya. Untuk
membuktikan kebenaran suatu hipotesis, seorang peneliti dapat dengan sengaja
menciptakan suatu gejala, yakni melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah
hipotesis telah teruji kebenarannya, maka hipotesis akan disebut teori.
B. Saran
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan oleh peneliti selanjutnya dengan melihat beberapa faktor yang dapat
digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi data. Penelitian ini diharapkan juga
dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi para peneliti dalam melakukan
pengambilan keputusan dan dapat dijadiakan referensi untuk menyelesaikan sebuah
penelitian dan meminimalisir terjadinya kesalahan dan kekeliruan pada saat proses
penelitian berlangsung.
Daftar Pustaka
http://ciputrauceo.net/blog/2016/1/11/pengertian-hipotesis-dan-langkah-perumusan-
hipotesis
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-hasil-pembahasan-
penelitian/132180

Anda mungkin juga menyukai