Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MENGANALISIS KONTRIBUSI AKHLAK TERHADAP ETOS KERJA

DOSEN PENGAMPU : S. ALI JADID AL-IDRUS, DR.,M.PD.

Disusun Oleh Kelompok 8 ;


Ahmad Khudaeri (190602100)
Wita Purnama Sari (190602097)

MATA KULIAH ISU-ISU KONTEMPORER KEAGAMAAN


JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, yang telah melimpahkan nikmat dan karunianya, diantaranya adalah
nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga kami dari kelompok 8 dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dengan
judul makalah yaitu “MENGANALISIS KONTRIBUSI AKHLAK
TERHADAP ETOS KERJA”. Yang semoga dapat memberi sedikit manfaat
bagi kami para penyusun dan para pembaca sekalian

Namun terlepas dari semua itu, kami para penyusun menyadari betul
bahwa makalah ini tidaklah sempurna, dan masih terdapat begitu banyak
kekurangan dalam berbagai aspek. Oleh karena itu kami sebagai penyusun
membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan
kritik maupun saran sehingga dapat membuat makalah ini menjadi lebih baik

Dan yang terakhir, kami sebagai penyusun berharap agar makalah yang
sederhana ini dapat diambil manfaatnya, dan dapat di intrepertasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Dan semoga para pembaca bisa mendapatkan inspirasi
untuk membahas masalah lain dalam makalah-makalah selanjutnya
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama islam mengajarkan penganutnya untuk menjadi seseorang yang
bekerja keras demi untuk menggapai sebuah tujuan. Kita umat islam tidak boleh
hanya berpangku tangan dan pasrah terhadap keadaan. Agama islam melarang
penganutnya untuk pasrah tanpa adanya usaha. Hal ini menunjukkan betapa
islam tidak hanya mencakup tentang masalah-masalah ibadah, tetapi juga
mencakup masalah-masalah sosial, ekonomi, politik dan sebagainya
Dalam kita bekerja, kita juga harus memperhatikan bagaimana etika kita
dalam melakukan sebuah pekerjaan, sehingga apa yang kita kerjakan juga tidak
keluar dari koridor-koridor syariat. Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan
tuntunan bagi umat islam, telah mengatur bagaimana kita ditekankan untuk
maksimal dalam ikhtiar kita, khususnya dalam bekerja
Dalam sebuah hadits nabi Muhammad SAW bersabda : “Bekerjalah untuk
duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan beribadahlah untuk
akhiratmu seakan-akan kamu mati besok”. Dalam ungkapan yang lain
dikatakan bahwa : “Tangan diatas lebih baik daripada tangan di bawah,
memikul kayu lebih mulia daripada mengemis, mukmin yang kuat lebih baik
daripada muslim yang lemah. Allah SWT menyukai mukmin yang kuat dalam
bekerja”. Dari hadits dan ungkapan di atas dapat kita simpulkan bahwa
bagaimana islam sangat menekankan untuk kita maksimal dalam bekerja
Dalam makalah ini, penyusun akan sedikit membahas terkait dengan
bagimana kontribusi akhlak dalam pekerjaan. Agar kita sebagai seorang muslim
mampu menunjukan etos kerja yang tidak hanya gigih, rajin, tetapi juga mempu
menerapkan apa yang menjadi nilai-nilai dalam agama islam dan tidak keluar
dari koridor-korido syariat
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari etos kerja ?
2. Bagaimana kontribusi akhlak terhadap etos kerja ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari etos kerja
2. Untuk mengetahui bagaimana kontribusi akhlak terhadap etos kerja
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etos Kerja


Etos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sikap, kepribadian, watak,
karakter serta keyakinan atas sesuatu. Dari kata etos terambil juga kata etika dan
etis, yang merujuk pada makna akhlak, yaitu kualitas esensial seseorang atau
suatu kelompok. Juga dikatakan bahwa etos berarti jiwa khas suatu kelompok
manusia, yang dari jiwa khas tersebut berkembang pandangan kelompok
tersebut tentang baik dan buruk, yakni etikanya
Secara sederhana etos etos dapat didefinisikan sebagai watak dasar dari
suatu masyarakat. Perwujudan etos dapat dilihat dari struktur dan norma sosial
masyarakat tersebut. Sebagai watak dasar dari masyarakat, etos menjadi
landasan perilaku seorang individu dan suatu kelompok, yang terpancar dalam
kehidupan masyarakat
Etos kerja adalah sebuah nilai yang didasarkan pada kerja keras dan
ketekunan. Kaum kapitalis percaya dengan kebutuhan terhadap kerja keras dan
kemampuannya untuk meningkatkan karakter moral. Menurut Sinamo Darojat
etos kerja merupakan cerminan kedisiplinan, semangat dan produktivitas dalam
diri seseorang. Seseorang yang etos kerjanya rendah akan menjadikan
produktivitasnya juga rendah, begitupun sebaliknya. Sedangkan menurut weber
etos merupakan keyakinan yang berfungsi sebagai panduan tingkah laku
seseorang, sekelompok atau sebuah institusi
Adapun indikasi-indikasi seseorang atau sekelompok masyarakat yang
memiliki etos kerja yang tinggi, menurut Gunnar Myrdal dalam bukunya Asian
Drama, ada tiga belas sikap yang menandai hal tersebut, yaitu : 1). Efisien, 2).
Rajin, 3). Teratur, 4). Disiplin atau tepat waktu, 5). Hemat, 6). Jujur dan teliti,
7). Rasional dalam mengambil keputusan dan tindakan, 8). Bersedia menerima
perubahan, 9). Gesit dalam memanfaatkan kesempatan, 10). Energik, 11).
Ketulusan dan percaya diri, 12). Mampu bekerja sama, dan 13). Mempunyai
visi ke depan
Adapun jika kita berbicara tentang etos kerja dari perspektif islam, maka
kita akan menemukan bahwa seseorang yang ingin memiliki etos kerja yang
kuat memerlukan kesadaran pada orang yang bersangkutan tentang kaitan suatu
pekerjaan dengan pandangan hidupnya yang lebih menyeluruh, yang dimana
pandangan hidup itu memberinya kesadaran akan makna dan tujuan hidupnya.
Dengan kata lain, seseorang secara umum akan sulit melakukan suatu pekerjaan
dengan tekun, jika pekerjaan itu tidak bermakna baginya, dan tidak
bersangkutan dengan tujuannya yang lebih tinggi
Menurut Nurcholish Madjid, etos kerja dalam islam adalah hasil dari suatu
kepercayaan seorang muslim, bahwa kerja mempunyai kaitan dengan tujuan
hidupnya, yaitu memperoleh ridha Allah SWT. Berkaitan dengan itu, perlu kita
ketahui bahwa pada dasarnya islam adalah agama amal atau kerja. Inti
ajarannya ialah bahwa hamba mendekati dan berusaha memperoleh ridha Allah
SWT melalui kerja atau amal shaleh, dengan memurnikan niat semata-mata
karena Allah SWT

B. Kontribusi Akhlak Terhadap Etos Kerja


Dalam melakukan sebuah pekerjaan, tentunya tidak hanya sebatas
menyelesaikan sebuah proyek kerja, akan tetapi adanya nilai-nilai yang
dilakukan oleh setiap orang yang bekerja. Dalam hal ini diperlukannya akhlak
yang membingkainya, sehingga dalam pekerjaan tersebut juga terdapat nilai-
nilai ibadah yang diperoleh. Diantara akhlak yang perlu diperhatikan dalam
melakukan sebuah pekerjaan dalam pandangan islam ialah :
1). Bekerja ikhlas karena Allah SWT
Ikhlas merupakan landasan penting bagi seseorang dalam bekerja.
Artinya ketika bekerja, niat utamanya adalah karena Allah SWT. Seorang
pekerja sadar bahwa bekerja adalah sebuah kewajiban bagi seorang insan. Ia
paham bahwa memberikan nafkah kepada diri sendiri dan keluarga adalah
kewajiban dari Allah SWT. Ia pun sadar bahwa dengan bekerja ia dapat
menunaikan kewajiban-kewajiban islam lainnya seperti zakat, infak,
sedekah dan lain sebagainya. Sehingga ia selalu memulai aktivitas
pekerjaannya dengan niat karena Allah SWT
2). Tekun dan sungguh-sungguh dalam bekerja
Implementasi dari keikhlasan dalam bekerja adalah itqon atau
professional dalam pekerjaannya. Seorang pekerja sadar bahwa hadir tepat
waktu, menyelesaikan apa yang sudah menjadi kewajibannya, tidak
menunda-nunda pekerjaan, apalagi sampai mengabaikan pekerjaan adalah
bagian yang tidak terpisahkan dari esensi bekerja secara ikhlas itu sendiri
yang tentunya bernilai ibadah disisi Allah SWT. Dalam sebuah hadit nabi
SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang hamba yang
apabila ia bekerja, ia itqon (Menyempurnakan) pekerjaannya “. (HR.
Thabrani)
3). Jujur dan amanah
Akhlak yang juga ditekankan dalam melakukan pekerjaan ialah jujur
dan amanah. Karena pada hakekatnya pekerjaan yang kita lakukan tersebut
merupakan amanah, baik itu dari tempat kita bekerja maupun dari Allah
SWT, yang tentunya akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di
akhirat. Implementasi sikap jujur dan amanah dalam bekerja diantaranya
adalah dengan tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya, tidak curang.
Hal tersebut ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-
Muthaffifin, bahwa “Celakalah bagi orang-orang yang curang (Dalam
menakar dan menimbang)” (Al-Muthaffifin : 1). Dalam sabdanya nabi
SAW memberikan kabar gembira bagi pekerja yang jujur dan amanah, yang
diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri, beliau berkata bahwa Rasulullah
SAW bersabda : “Pembisnis yang jujur lagi dipercaya (Amanah) akan
bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada’”
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja

Dalam hal ini ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi etos kerja
seseorang, antara lain :

1). Agama
Perlu diketahui bahwa agama merupakan suatu sistem nilai yang dapat
menentukan dan mempengaruhi pola hidup seseorang. Pola pikir, sikap
serta tindakan seseorang pastinya akan lebih diwarnai dengan ajaran agama
yang dianutnya, jika ia sungguh-sungguh dalam kehidupan beragama. Oleh
karena itu, jika dalam ajaran agama tersebut mengandung nilai-nilai yang
dapat memacu pembangunan, jelaslah bahwa agama akan turut dalam
menentukan jalannya pembangunan atau moderasi
2). Budaya
Luthans mengatakan bahwa sikap mental, tekad, disiplin dan semangat
kerja masyarakat juga disebut sebagai etos budaya. Kemudian ini secara
operasional juga disebut sebagai etos kerja. Kualitas etos kerja ditentukan
oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat yang bersangkutan,
masyarakat yang memilliki sistem nilai budaya yang maju akan memiliki
etos kerja yang tinggi, begitupun sebaliknya
3). Sosial Politik
Tinggi atau rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi juga
oleh ada atau tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat untuk
bekerja keras dan dapat menikmati hasil kerja kerasnya dengan maksimal.
Kondisi lingkungan geografis. Dengan adanya indikasi bahwa etos kerja
dapat muncul dikarenakan kondisi geografis. Lingkungan alam yang
mendukung serta mempengaruhi manusia yang berada didalamnya
melakukan usaha untuk dapat mengelola dan mengambil manfaat, dan
bahkan dapat mengundang pendatang untuk turut mencari penghidupan di
lingkungan tersebut
4). Pendidikan
Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan, meskipun
sebagian orang tidak mampu menempuh jalur pendidikan. Akan tetapi,
sumber daya manusia juga menjadi bahan pertimbangan, karena hal tersebut
dapat meningkatkan etos kerja seseorang. Pendidikan sangat dibutuhkan
untuk menjaga kualitas sumber daya manusia. Manusia sebagai khalifah di
muka bumi dituntut untuk bekerja keras dalam membangun dunia ini dan
menggali seluruh sumber dayanya dengan cara yang baik. Oleh karena itu,
islam menentang orang-orang yang malas dan membuang-buang waktunya
dengan kemalasan tanpa digunakan sebaik mungkin, karena ketika kita
memaksimalkan kesempatan yang kita miliki, itu merupakan sebuah refleksi
dari rasa syukur kita kepada Allah SWT
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Etos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sikap, kepribadian, watak,
karakter serta keyakinan atas sesuatu. Dari kata etos terambil juga kata
etika dan etis, yang merujuk pada makna akhlak, yaitu kualitas esensial
seseorang atau suatu kelompok
2. Kontribusi akhlak terhadap etos kerja :
a). Bekerja ikhlas karena Allah SWT
b). Tekun dan bersungguh-sungguh dalam bekerja
c). Jujur dan amanah
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja :
a). Agama
b). Budaya
c). Sosial politik
d). Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Etos_kerja
http://repositori.uin alauddin.ac.id/15694/1/MAKALAH%20HES%20HASBI.pdf
http://rikzamaulan.blogspot.com/2009/01/etika-dan-akhlak-bekerja-dalam-islam.html

Anda mungkin juga menyukai