PENDAHULUAN
1. Motivasi
2. Kepemimpinan
3. Komunikasi
4. Koordinasi, negosiasi,dan konflik
5. Perubahan Organisasi
1
Pengarahan dapat diartikan sebagai proses menuntun atas kegiatan-kegiatan
para anggota oranganisasi kearah yang tepat. Arah yang tepat diartikan
tercapainya tujuan dari perusahaan. Pengarahan juga diartikan sebagai pemusatan
para anggota organisasi berhubungan dengan isu-isu moral baik yang
mengandung perselisihan. Pengarahan merupakan bagian yang kritis dari tugas
seorang manager dengan demikian kemampuan untuk mempengaruhi dianggap
senbagai penentu utama atas keberhasilan. Didalam fungsi-fungsi manajemen
yaitu fungsi staffing-nya memberikan pengertian bahwa para staf adalah sebuah
kekuatan yang pada intinya harus diarahkan. Di dalam pengarahan sendiri kita
juga mengenal yang disebut dengan sub-sistem yaitu dengan cara menuntut
kegiatan para anggota organisasi pada arah yang tepat. Sehingga masukan dari
sub-sistem terdiri atas sumber daya total dalam system menyeluruh, dan
keluarannya adalah perilaku anggota oranganisasi yang tepat.
Di dalam pengarahan para manajer juga perlu memahami tentang sumber
daya orang. merubah menjadi perilaku anggota oranganisasi, sehingga memimpin
meotivasi adalah bagian yang saling berhubungan.
2
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar mahasiswa mengetahui gambaran sub system pengarahan secara
menyeluruh
2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan apa makna dan pengertian dari
motivasi
3. Agar mahasiswa dapat memahami bagaimana proses motivasi itu berjalan
dalam rangka mewujudkan kerangka kerja konsepsual untuk memahami
motivasi
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kepemimpinan
2.1.1. Pengertian Pemimpin Dan Kepemimpinan
1
Handoko, T., Manajemen. Edisi 2. (Yogyakarta: BPFE, 2003) h 24.
4
Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa
kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik
individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja
mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan
hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan
bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan
pengikut.
Kepemimpinan dapat dijelaskan melalui dua sudut pandang, yaitu:
(1) sudut proses, yang berarti penggunaan pengaruh yang tidak memiliki
kekuasaan memberikan sanksi untuk membentuk tujuan kelompok-
kelompok atau organisasi, mengarahkan prilaku mereka untuk mencapai
tujuan, dan membantu menciptakan budaya kelompok atau organisasi; (2)
sifat yang dimiliki, yang diartikan sebagai seperangkat ciri-ciri yang menjadi
atribut seseorang yang dipersepsikan sebagai seorang pemimpin. Dalam
upaya mencapai keberhasilan dalam mempengaruhi orang lain, maka
pimpinan harus memiliki tiga dasar kepemimpinan, yaitu:
a. Diagnosis
b. Adaptasi
c. Komunikasi
Kompetensi diagnosis merupakan kemampuan kognitif untuk
memahami situasi sekarang dan harapan pada masa mendatang. Kompetensi
adaptasi adalah kemampuan menyesuaikan prilaku dengan lingkungan, dan
kompetensi komunikasi ber-kait dengan kemampuan menyampaikan pesan-
pesan agar dapat difahami orang lain.
Ciri-ciri seorang pemimpin dapat dijelaskan melalui tiga pendekatan
yaitu:
a. Kepemimpinan bawaan; pendekatan pertama ini memandang bahwa
kemampuan memimpin sebagai bawaan sejak lahir, yakni hanya orang-
orang berbakat memimpin yang mampu menjadi seorang pemimpin.
b. Kepemimpinan prilaku; kepemimpinan berpresfektif prilaku yaitu
mempelajari kepemimpinan berdasarkan keterampilan yang dimiliki.
5
Kepemimpinan prilaku secara garis besarnya dapat dibagi dalam tiga
kategori, (a) teknik, (b) manusiawi, dan (3) konseptual.
c. Kepemimpinan situasional; kepemimpinan ini dibangun berdasarkan
asumsi bahwa tidak ada satu cara apapun yang dapat mengarahkan
manusia untuk bekerja pada semua situasi, dengan demikian pemimpin
harus mempunyai prilaku yang fleksibel, mampu mendiagnosis gaya
kepemimpinan sesuai dengan situasi yang dihadapinya, serta mampu
menerapkannya dalam situasi kepemimpinan sebenarnya.
6
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu,
pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
f. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi.
Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili
tim atau organisasinya.
g. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
2
Stoner, J.,A.F & Freeman., R.E. Management. (London: Prentice-Hall International Edition
1999), h 50
7
1. Pemimpin
Artinya seseorang dianggap mampu mengarahkan dan mengelola sdm nya
2. Motivasi
Adalah sebuah siuasi yang mengarahkan agar setiap anggota organisasi dapat
memaksimalkan kinerjanya.
3. Berkomunikasi
Artinya pemberi atau penerima informasi harus mengerti apa yg dibicarakan dan
yg dilakukan
Di dalam pengarahan para manajer jugaperlu memahami ttg sumber daya org. merubah
menjadi perilaku anggota organisasi, shg memimpin meotivasi adalah bagian yg saling
berhubungan. Sebagai sub system pengarahan secara menyeluruh dapat digambarkan
sebagai berikut:
Masukan
Sumber daya organisasi
1. Orang
2. Uang
3. Bahan
4. Material
Proses
Mempertimbangkan kelompok
KEKUATAN
8
adalah suatu proses dimana seseorang mempunyai pengaruh terhadap orang lain baik
trhadap pemberi semnagat, memotivasi, mengarahkan untuk bekerja sesuai dengan
ketetapan perusahaan. Dalam definisi lainnya kepemimpinan adalah suatu proses untuk
mempengaruhi individu atau kelompok untuk mencapai tujuan. Dipuncak sebuah
organsasi fungsi memimpin sebagian besar berkaitan dengan hal2 sbb :
1. Menetapkan misi organisasi
2. Menciptakan iklim kerja
3. Mengidentifikasi kompetensi
4. Memahami kebutuhan dan perubahan
5. Menciptakan visi untuk masa depan
6. Mendapatkan kerja sama dan dukungan eksternal.
Memahami apa yang orang lain kerjakan pada pekerjaan yang seharusnya
mereka kerjakan itu tidak mudah bagi seorang manager. Mengetahui tentang
motivasi untuk memberikan pemikiran pada praktek sebagai manajer merupakan
suatu teknis yang efektif untuk meningkatkan kinerja individu dalam sebuah
perusahaan.
Motivasi itu berarti suatu usaha yang menyemangati atau menjadi sumber
energi secara langsung dengan demi mempertahankan usaha seseorang3. Motivasi
yang tinggi pada seseorang akan mampu meningkatkan kinerja yang nantinya
berdampak pada penerimaan pemasukan dengan target yang tinggi.
3
Handoko., Manajemen. (Yogyakarta: BPFE-UGM 2003), h 32.
9
manajer untuk memotivasi individu dalam berhubungan dengan lingkungan yang
konstruktif.
10
pekerja pada dasarnya malas, dan hanya dapat termotivasi dengan penghargaan
berwujud uang. Dalam banyak situasi pendekatan ini cukup efektif. Sejalan
dengan meningkatnya efisiensi, karyawan yang dibutuhkan untuk tugas tertentu
dapat dikurangi. Lebih lanjut, manajer mengurangi upah insentif. Pemutusan
hubungan kerja menjadi hal yang biasa dan pekerja mencari keamanan/jaminan
kerja daripada hanya kenaikan upah kecil dan sementara.
11
lebih besar untuk pembuatan keputusan – keputusan dan pelaksanaan tugas –
tugas.
Motivasi adalah juga subyek yang membingungkan karena motif tidak dapat
diamati atau diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang
yang tampak4. Pada subbab papper ini kita akan belajar memahami kerangka kerja
konsepsual melalui beberapa teori – teori motivasi untuk memahami seperti apa
motivasi itu dilakukan. Teori – teori motivasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok, yaitu :
12
Kebutuhan harga diri
Teoritis : status, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi dan prestasi,
apresiasi, kehormatan diri, penghargaan
Terapan : kekuasaan, ego, promosi, hadiah, status, symbol, pengakuan,
jabatan, penghargaan
Kebutuhan social
Teoritis : cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan diterima
kelompok, kekeluargaan, asosiasi
Terapan : kelompok – kelompok kerja formal dan informal, kegiatan –
kegiatan yang disponsori perusahaan, acara peringatan
Kebutuhan fisiologis
Teoritis : makan, minum, perumahan, seks, istirahat
Terapan : ruang istirahat, udara bersih, air untuk minum, liburan, cuti,
jaminan social, periode istirahat on the job
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajer dapat membeli waktu karyawan. Manajer dapat membeli
kemampuan phisik karyawan dan sebagainya. Tapi manajer tidak dapat membeli
antusiasme, inisiatif, kesetiaan, penyerahan hati, jiwa dan akal budinya. Manajer
harus memperoleh hal – hal tersebut,
Pernyataan diatas menggambarkan bahwa motivasi lebih insklusif dari
sekedar aplikasi berbagai peralatan atau cara tertentu untuk mendorong
peningkatan keluaran. Motivasi adalah juga filsafat tau pandangan hidup yang
dibentuk berdasar kebutuhan dan keinginan karyawan. Jadi, penting diperhatikan
oleh manajer bahwa teori – teori motivasi harus diguanakan secara bijaksana.
Berbagai teori tidak memadai atau mencukupi untuk diterapkan secara meluas dan
bahkan dapat menghasilkan konsekuensi – konsekuensi yang negative.
Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai system, yang mencakup sifat
– sifat individu, pekerjaan, dan situasi kerja dan memahami hubungan antara
insentif, motivasi, dan produktifitas, merka akan mampu mempekirakan perilaku
bawahannya. Hanya manajer yang mengetahui hal ini dan mengetahui bagaimana
menerapkannya dapat mengharapkan realisasi peningkatan produktifitas dari para
karyawan.
14
DAFTAR PUSTAKA
kedua. Yogyakarta:Liberty
Internasional editions
15