Anda di halaman 1dari 11

GAYA KEPEMIMPINAN 7 PRESIDEN INDONESIA

1. Gaya Kepemimpinan Soekarno


Ir.Soekarno dilahirkan tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya. Ayahnya
seorang bangsawan Jawa bernama Sukemi Sastrodihardjo dan Ibunya
seorang bangsawan Bali bernama Idayu Njoman Rai. Perpaduan darah dari
kedua bangsawan ini nampaknya menumbuhkan pribadi yang disegani,
berwibawa, jiwa yang berkarakter dan watak cerdas pada diri Soekarno.
Presiden Soekarno adalah bapak proklamator, seorang orator ulung yang
bisa membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia. Beliau
memiliki gaya kepemimpinan yang sangat populis, bertempramen meledakledak, tidak jarang lembut dan menyukai keindahan.
Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Ir. Soekarno berorientasi
pada moral dan etika ideologi yang mendasari negara atau partai, sehingga
sangat konsisten dan sangat fanatik, cocok diterapkan pada era tersebut.
Sifat kepemimpinan yang juga menonjol dan Ir. Soekarno adalah percaya
diri yang kuat, penuh daya tarik, penuh inisiatif dan inovatif serta kaya akan
ide dan gagasan baru. Sehingga pada puncak kepemimpinannya, pernah
menjadi panutan dan sumber inspirasi pergerakan kemerdekaan dari bangsabangsa Asia dan Afrika serta pergerakan melepas ketergantungan dari
negara-negara Barat (Amerika dan Eropa).
Ir. Soekarno adalah pemimpin yang kharismatik, memiliki semangat
pantang menyerah dan rela berkorban demi persatuan dan kesatuan serta
kemerdekaan bangsanya. Namun berdasarkan perjalanan sejarah
kepemimpinannya, ciri kepemimpinan yang demikian ternyata mengarah
pada figur sentral dan kultus individu. Menjelang akhir kepemimpinannya
terjadi tindakan politik yang sangat bertentangan dengan UUD 1945, yaitu
mengangkat Ketua MPR (S) juga. Soekarno termasuk sebagai tokoh
nasionalis dan anti-kolonialisme yang pertama, baik di dalam negeri maupun
untuk lingkup Asia, meliputi negeri-negeri seperti India, Cina, Vietnam, dan
lain-lainnya.
Tokoh-tokoh nasionalis anti-kolonialisme seperti inilah pencipta Asia
pasca-kolonial. Dalam perjuangannya, mereka harus memiliki visi
kemasyarakatan dan visi tentang negara merdeka. Ini khususnya ada dalam

dasawarsa l920-an dan 1930-an pada masa kolonialisme kelihatan kokoh


secara alamiah dan legal di dunia. Prinsip politik mempersatukan elite gaya
Soekarno adalah alle leden van de familie aan een eet-tafel (semua
anggota keluarga duduk bersama di satu meja makan). Dia memperhatikan
asal-usul daerah, suku, golongan, dan juga partai. Melihat bagaimana
seorang Soekarno memimpin di dalam sebuah organisasi maupun
pemerintahan, menunjukkan perannya yang sentral sebagai seorang
pemimpin sejati, sebagai seorang inspirator, idealis dan sebagai simbol
perjuangan rakyat dalam menegakkan negara yang berdaulat yang dapat
dijadikan sebagai panutan. Akan tetapi ia akhirnya dijadikan kambing hitam
atas peristiwa yang mengakibatkan kekacauan politik di masa akhir
kepemimpinannya.
Dan gaya yang diterapkannya jelas menunjukkan bahwa Soekarno
merupakan tipe pemimpin yang demokratis dengan mengedepankan
semangat persatuan di atas kepentingan golongan, kelompok, ras, suku,
agama tertentu akan tetapi juga ada yang menilainya sebagai pemimpin yang
bertipe otoriter karena terkesan memaksakan kebijakan pemerintahannya
kepada lembaga legislatif pada saat itu. Sebagai seorang pemimpin sejati
soekarno mampu membawa arah perjuangan tetap konsisten meskipun
banyaknya rintangan yang dihadapinya. Dapat dijadikan contoh ketika
beliau berkali-kali dipenjara oleh pemerintahan kolonial, beliau tetap tegar
bahkan semakin lantang dalam menentang penjajahan sampai memperoleh
kemerdekaannya.
Dalam hal sebagai inspirator atau seorang idealis Soekarno dapat
menunjukkan prestasinya melalui rumusan Pancasila yang menjadi dasar
negara hingga sekarang disamping pemikiran-pemikiran yang lain seperti
Marhaenisme, kemandirian untuk hidup di atas kaki sendiri, nasionalisme
persatuan di atas perbedaan yang ada di dalam negara dan satu idealisme
yang kontroversial mengenai konsep NASAKOM (Nasionalis, Agama dan
Komunis) demi tercapainya persatuan bangsa mencapai eksistensinya di
dalam mempertahankan kemerdekaan. Sebagai pemimpin yang idealis,
Soekarno tidak mudah terpengaruh dengan keadaan bangsa ketika
dihadapkan pada situasi yang sedang gawat. Beliau tetap berada untuk
berada di atas prinsipnya sendiri dan menghindari campur tangan asing.

Idealis seperti ini tercermin dengan seringnya pergantian sistem


pemerintahan demi mengatasi masalah di dalam keadaan yang berbeda-beda.
Bahkan idealismenya terlihat agak otoriter karena harus memaksakan
keputusannya dalam mengatasi krisis dengan dekrit presiden, dan
mengangkat dirinya menjadi presiden seumur hidup misalnya. Pada masa
perjuangan menegakkan kedaulatan bangsa, Soekarno layak disebut sebagai
simbol perjuangan karena pada saat itu beliau mampu tampil sebagai
diplomat dan orator yang mampu mengobarkan semangat perjuangan rakyat.
Keberanian beliau terlihat ketika menyuarakan secara berapi-api tentang
revolusi nasional, antineokolonialisme dan imperialisme. Dan juga
kepercayaannya terhadap kekuatan massa,kekuatan rakyat. Beliau adalah
seorang pemimpin yang rendah hati disamping sebagai seorang pemberani.
Sifat ini dapat dilihat dari dalam karyanya Menggali Api Pancasila. Beliau
berkata Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat,
aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat, Maka pantas
apabila beliau dijadikan simbol perjuangan rakyat karena ketulusannya demi
dan untuk rakyatnya.
Pada akhirnya, Soekarno tetaplah manusia biasa yang tidak terlepas
dari kesalahaan yang harus beliau bayar dengan melepaskan jabatannya
sebagi Presiden Republik Indonesia yang pertama. Pada akhir jabatannya
beliau dianggap bersalah dengan terjadinya tragedi G 30 S PKI yang
mengakibatkan beliau harus menjadi kambing hitam (as scapegoat) atas
terjadinya peristiwa itu dan harus turun tahta dari pemimpin bangsa setelah
beliau berhasil mengawalinya.
Gaya
kepemimpinan
presiden
soekarno
adalah
kharismatik,Persuasif,dan Gaya Motivatif. Dilihat dari kepemimipinannya
dengan penuh percaya diri yang kuat, penuh daya tarik, penuh inisiatif dan
inovatif serta kaya akan ide dan gagasan baru. Sehingga pada puncak
kepemimpinannya, pernah menjadi panutan dan sumber inspirasi pergerakan
kemerdekaan dari bangsa-bangsa Asia dan Afrika serta pergerakan melepas
ketergantungan dari negara-negara Barat (Amerika dan Eropa). Ir. Soekarno
adalah pemimpin yang kharismatik, memiliki semangat pantang menyerah
dan rela berkorban demi persatuan dan kesatuan serta kemerdekaan
bangsanya.

A. Kelebihan dan Kekurangan Pada Masa Kepemimpinan Soekarno


Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada
periode 1945 1966. Ia memainkan peranan penting untuk
memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Soekarno
adalah penggali Pancasila karena ia yang pertama kali mencetuskan
konsep mengenai dasar negara Indonesia itu dan ia sendiri yang
menamainya Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia
(bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17
Agustus 1945.
2. Gaya kepemimpinan Ir Suharto
Presiden Soeharto Diawali dengan Surat Perintah Sebelas Maret
(Supersemar) pada tahun 1966 kepada Letnan Jenderal Soeharto, maka Era
Orde Lama berakhir diganti dengan pemerintahan Era Orde Baru. Pada
awalnya sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan menonjol dari Presiden
Soeharto adalah kesederhanaan, keberanian dan kemampuan dalam
mengambil inisiatif dan keputusan, tahan menderita dengan kualitas mental
yang sanggup menghadapi bahaya serta konsisten dengan segala keputusan
yang ditetapkan. Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan
gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan AdaptifAntisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan
melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif serta mempunyal
visi yang jauh ke depan dan sadar akan perlunya langkah-langkah
penyesuaian.
Tahun-tahun pemerintahan Suharto diwarnai dengan praktik
otoritarian di mana tentara memiliki peran dominan di dalamnya. Kebijakan
dwifungsi ABRI memberikan kesempatan kepada militer untuk berperan
dalam bidang politik di samping perannya sebagai alat pertahanan negara.
Demokrasi telah ditindas selama hampir lebih dari 30 tahun dengan
mengatasnamakan kepentingan keamanan dalam negeri dengan cara
pembatasan jumlah partai politik, penerapan sensor dan penahanan lawanlawan politik. Sejumlah besar kursi pada dua lembaga perwakilan rakyat di
Indonesia diberikan kepada militer, dan semua tentara serta pegawai negeri
hanya dapat memberikan suara kepada satu partai penguasa Golkar Bila

melihat dari penjelasan singkat di atas maka jelas sekali terlihat bahwa
mantan Presiden Soeharto memiliki gaya kepemimpinan yang otoriter,
dominan, dan sentralistis.
Gaya kepemimpinan presiden soeharto adalah otokratis, Inspektif dan
Represif. Tahun-tahun pemerintahan Suharto diwarnai dengan praktik
otoritarian di mana tentara memiliki peran dominan di dalamnya. Kebijakan
dwifungsi ABRI memberikan kesempatan kepada militer untuk berperan
dalam bidang politik di samping perannya sebagai alat pertahanan negara.
Demokrasi telah ditindas selama hampir lebih dari 30 tahun dengan
mengatasnamakan kepentingan keamanan dalam negeri dengan cara
pembatasan jumlah partai politik.
3. Gaya kepemimpinan BJ Habibie
Sekarang saya akan membahas gaya kepemimpinan dari presiden ke
tiga kita yaitu Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang biasa kita kenal sebagai
BJ. Habibie merupakan presiden Indonesia dan merupakan salah satu tokoh
pemimpin yang dihormati, Beliau lahir pada tanggal 25 Juni 1936 di
Parepare Sulawesi Selatan dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A.
Tuti Marini Puspowardojo.
BJ. Habibie merupakan presiden Republik Indonesia yang ketiga
dengan masa jabatan dari 21 Mei 1998 sampai 20 Oktober 1999. Selain
sebagai seorang presiden, BJ. Habibie juga pernah menangani berbagai
jabatan seperti, Wakil Presiden Indonesia ke-7, Menteri Negara Riset dan
Teknologi Republik Indonesia ke-1 dan juga menjabat sebagai ketua umum
ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) pada masa jabatannya
sebagai menteri.
Presiden Habibie merupakan lulusan tehnik mesin dari Institut
Teknologi Bandung dan lulusan tehnik penerbangan spesialisasi konstruksi
pesawat terbang dari RWTH Aachen, Jerman Barat. Meskipun Presiden
Habibie tidak memiliki latar belakang politik, namun Habibie dapat
menjelma menjadi sosok pemimpin yang cukup dikagumi. Awal
pemerintahan Presiden Habibie tidaklah mudah. Beliau harus menerima
kondisi Indonesia yang kacau balau pasca mundurnya Presiden Soeharto.
Dengan banyaknya terjadi kerusuhan di berbagai wilayah di Republik
Indonesia pada saat itu, Presiden Habibie yang merupakan seorang jenius

mengambil berbagai langkah yang sangat tepat dalam menangani masalah


yang muncul.
Habibie merupakan seorang pemimpin yang bersifat demokratik.
Pencapaian yang dimiliki beliau diantaranya adalah pelaksanaan otonomi
daerah. Dengan adanya otonomi daerah ini, berbagi macam kerusuhan yang
terjadi dapat diredam. Sejalan dengan kepemimpinannya yang demokratik
tersebut, kebebasan untuk mengeluarkan pendapat dan membentuk serikatserikat tersendiri membawa dampak positif untuk negara Indonesia. Tak
hanya itu, Presiden Habibie juga membebaskan para tahanan politik yang
ditangkap pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Tak hanya pada
bidang politik, di bidang ekonomi pun Presiden Habibie memiliki
pencapaian yang fantastis. Pada akhir masa pemerintahannya, nilai tukar
rupiah terhadap dollar mencapai angka Rp. 6.500,- per US DOLLAR.
Pemerintahan Presiden Habibie tidak semua berjalan mulus. Hal yang
cukup fatal bagi dirinya yaitu mengizinkan diadakannya referendum kdi
Timor Timur untuk memilih apakah ingin tetap bergabung dengan NKRI
atau memisahkan diri. Akibat dari hasil referendum tersebut, Timor Timor
kini memisahkan diri dan berganti nama menjadi Timor Leste. Dengan
terlepasnya Timor Timur menimbulkan banyak kontroversi di negara
Republik Indonesia. Hal ini membuat pidato pertanggung jawaban Presiden
Habibie ditolak oleh MPR dan membuat dirinya tidak mencalonkan diri
pada pemilu berikutnya. Namun, dengan lepasnya Timor Timur ada dampak
positif tersendiri yang didapat oleh Indonesia seperti bersihnya nama
Indonesia dimata dunia. Hal ini karena maraknya terjadi kasus pelanggaran
HAM di Timor Timur. Selain itu, Presiden Habibie mungkin memiliki
pemikiran tersendiri mengenai Timor Timur.
Saat ini, Presiden Habibie merupakan penasehat kepresidenan dimulai
pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Hingga akhir
masa kepresidenannya, Presiden Habibie selalu mengemban tugasnya
dengan baik. Kepemimpinannya yang bersifat demokratik, mampu
membawa Indonesia melalui masa-masa sulit. Sang Jenius di bidang tehnik,
mampu membawa perubahan yang sangat besar kepada negara. Sungguh
beliau merupakan kebanggaan bangsa dan merupakan seorang presiden di
hormati setelah Presiden Soekarno. Semoga di masa yang akan datang,
Indonesia bisa lebih baik lagi.

Gaya kepemimpinan presiden B.J. Habibie adalah demokratis,


Partisipatif, dan Investigatif. Pada masa pemerintahan B.J Habibie ini,
kebebasan pers dibuka lebar-lebar sehingga melahirkan demokratisasi yang
lebih besar. Pada saat itu pula peraturan-peraturan perundang-undangan
banyak dibuat. Pertumbuhan ekonomi cukup tinggi dibandingkan tahuntahun sebelumnya Habiebi sangat terbuka dalam berbicara tetapi tidak
pandai dalam mendengar, akrab dalam bergaul, tetapi tidak jarang eksplosif.
Sangat detailis, suka uji coba tapi tetapi kurang tekun dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan. Dalam penyelengaraan Negara Habibie pada dasarnya
seorang liberal karena kehidupan dan pendidikan yang lama di dunia bara.
4. Gaya Kepemimpinan Abdurahman Wahid
Seorang kiai yang sangat liberal dalam pemikirannya, penuh dengan
ide, sangat tidak disiplin, dan berkepemimpinan ala LSM. Gaya
kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid adalah gaya kepemimpinan
Responsif-Akomodatif, yang berusaha untuk mengagregasikan semua
kepentingan yang beraneka ragam yang diharapkan dapat dijadikan menjadi
satu kesepakatan atau keputusan yang memihki keabsahan. Pelaksanaan dan
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan diharapkan mampu
menggerakkan partisipasi aktif para pelaksana di lapangan, karena merasa
ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan kebijaksanaan Beliau
ini awalnya memberikan banyak harapan untuk kemajuan Indonesia. Seolah
bisa menjadi figur yang bisa diterima oleh berbagai kelompok didalam dan
luar negeri. Tapi setelah menjadi presiden, bicaranya ngelantur tidak karukaruan. Hari ini A, besok B lusa C. Sebagai rakyat aku sendiri ikut capai
mikirin Negara di bawah Gus Dur ini. Orang seperti ini yang dianggap 1/2
wali oleh sebagian orang cukup berbahaya untuk memimpin bangsa.
Beruntung MPR melengserkannya dari kursi presiden.
Gaya kepemimpinan presiden Abdurahman Wahid adalah gaya
kepemimpinan bebas / laissez faire, Partisipatif, dan Naratif. Seorang kiai
yang sangat liberal dalam pemikirannya, penuh dengan ide, sangat tidak
disiplin, dan berkepemimpinan ala LSM. Gaya kepemimpinan Presiden
Abdurrahman Wahid adalah gaya kepemimpinan Responsif-Akomodatif,
yang berusaha untuk mengagregasikan semua kepentingan yang beraneka

ragam yang diharapkan dapat dijadikan menjadi satu kesepakatan atau


keputusan yang memihki keabsahan.
5. Gaya Kepimpinan Megawati Soekarno Putri
Berpenampilan tenang dan tampak kurang acuh dalam menghadapi
persoalan. Tetapi dalam hal-hal tertentu megawati memiliki determinasi
dalam kepemimpinannya, misalnya mengenai persoalan di BPPN, kenaikan
harga BBM dan pemberlakuan darurat militer di Aceh Nanggroe
Darussalam.
Gaya kepemimpinan presiden Abdurahman Wahid adalah gaya
demokratis, Investigatif, dan Inspektif. Gaya kepemimpinan megawati yang
anti kekerasan itu tepat sekali untuk menghadapi situasi bangsa yang sedang
memanas. Megawati lebih menonjolkan kepemimpinan dalam budaya
ketimuran. Ia cukup lama dalam menimbang-nimbang sesuatu keputusan
yang akan diambilnya. Tetapi begitu keputusan itu diambil, tidak akan
berubah lagi. Gaya kepemimpinan seperti bukanlah suatu kelemahan.
Seperti dikatakan oleh Frans Seda: "Dia punya intuisi tajam. Sering kita
berpikir, secara logika, menganalisa fakta-fakta, menyodorkan bukti-bukti,
tapi tetap saja belum pas. Di saat itulah Mega bertindak berdasarkan
intuisinya, yang oleh orang-orang lain tidak terpikirkan sebelumnya." Cukup
demokratis.
Gaya kepemimpinan Megawati yang anti kekerasan itu tepat sekali
untuk menghadapi situasi bangsa yang sedang memanas Megawati lebih
menonjolkan kepemimpinan dalam budaya ketimuran. Ia cukup lama dalam
menimbang-nimbang sesuatu keputusan yang akan diambilnya. Tetapi begitu
keputusan itu diambil, tidak akan berubah lagi. Gaya kepemimpinan seperti
bukanlah suatu ke1emahan. Seperti dikatakan oleh Frans Seda: "Dia punya
intuisi tajam. Sering kita berpikir, secara logika, menganalisa fakta-fakta,
menyodorkan bukti-bukti, tapi tetap saja belum pas. Di saat itulah Mega
bertindak berdasarkan intuisinya, yang oleh orang-orang lain tidak
terpikirkan sebelumnya. Cukup demokratis, tapi pribadi Megawati dinilai
tertutup dan cepat emosional. Ia alergi pada kritik.komunikasintya di
dominasi oleh keluhan dan uneg-uneg nyaris tidak pernah menyentuh visi
misi pemerintahannya.

6. Gaya Kepimpinan Susilo Bambang Yudhoyono


Beliau ini presiden pertama yang dipilih oleh rakyat. Orangnya
mampu dan bisa menjadi presiden. Juga cukup bersih, kemajuan ekonomi
dan stabilitas negara terlihat membaik. Sayang tidak mendapat dukungan
yang kuat di Parlemen. Membuat beliau tidak leluasa mengambil keputusan
karena harus mempertimbangkan dukungannya di parlemen. Apalagi untuk
mengangkat kasus korupsi dari orang dengan back ground parpol besar,
beliau keliahatan kesulitan. Sayang sekali saat Indonesia punya orang yang
tepat untuk memimpin, parlemennya dipenuhi oleh begundal-begundal
oportunis yang haus uang sogokan.
Pembawaan SBY, karena dibesarkan dalam lingkungan tentara dan ia
juga berlatar belakang tentara karir, tampak agak formal. Kaum ibu tertarik
kepada SBY karena ia santun dalam setiap penampilan dan apik pula
berbusana. Penampilan semacam ini meningkatkan citra SBY di mata
masyarakat.
SBY sebagai pemimpin yang mampu mengambil keputusan
kapanpun, di manapun, dan dalam kondisi apapun. Sangat jauh dari
anggapan sementara kalangan yang menyebut SBY sebagai figur peragu,
lambat, dan tidak "decisive" (tegas). Sosok yang demokratis, menghargai
perbedaan pendapat, tetapi selalu defensif terhadap kritik. Hanya sayang,
konsistensi Yudhoyono dinilai buruk. Ia dipandang sering berubah-ubah dan
membingungkan publik.
Gaya kepemimpinan presiden SBY adalah gaya demokratis,
Partisipatif, dan Inovatif. . Orangnya mampu dan bisa menjadi presiden.
Juga cukup bersih, kemajuan ekonomi dan stabilitas negara terlihat
membaik. Sayang tidak mendapat dukungan yang kuat di Parlemen.
Membuat beliau tidak leluasa mengambil keputusan karena harus
mempertimbangkan dukungannya di parlemen. Apalagi untuk mengangkat
kasus korupsi dari orang dengan back ground parpol besar, beliau keliahatan
kesulitan. . SBY sebagai pemimpin yang mampu mengambil keputusan
kapanpun, di manapun, dan dalam kondisi apapun. Sangat jauh dari
anggapan sementara kalangan yang menyebut SBY sebagai figur peragu,
lambat, dan tidak "decisive" (tegas). Sosok yang demokratis, menghargai
perbedaan pendapat, tetapi selalu defensif terhadap kritik. Hanya sayang,

konsistensi Yudhoyono dinilai buruk. Ia dipandang sering berubah-ubah dan


membingungkan publik.
7. Gaya Kepimpinan Joko Widodo
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini menciptakan tradisi baru
pelantikan para menteri yang tergabung dalam Kabinet Kerja 2014-2019,
yaitu dengan menggunakan baju batik. Bahkan sebelumnya saat
pengumuman nama-nama menteri, Jokowi mengharuskan para pembantunya
memakai baju dan celana putih di halaman Istana Negara, Jakarta. Tradisi ini
baru pertama kali dalam sejarah pelantikan kabinet dari zaman Presiden
Soeharto hingga SBY, yang umumnya menggunakan stelan jas rapi.
Tidaklah mengherankan dengan gaya kepemimpinan Jokowi yang
khas itu. Tanpa menafikan kenyataan bahwa Kepala Negara saat ini tengah
menjadi sosok media darling, serangkaian gaya Jokowi sejak awal masa
kepemimpinannya di DKI Jakarta terkesan otentik, tidak di buat-buat. Sigap
dan tanggap bertandang ke permukiman warga miskin yang terkena bencana
kebakaran atau banjir dengan tanpa ekspresi canggung, yang menguatkan
kesan otentik tersebut.
Lihat saja usai pengucapan sumpah di MPR beberapa waktu lalu,
Presiden Jokowi bersama Wapres Jusuf Kalla (JK) langsung memulai tradisi
baru, yaitu naik kereta kuda dari Bundaran HI hingga Istana Negara dengan
diiringi ribuan warga Jakarta yang mengelu-elukan, bahkan berjabat tangan
selama konvoi perjalanan bersejarah pemimpin baru di negeri ini.
Tak hanya itu. Jokowi tetap tampil dengan logat kental Jawa, tanpa
usaha untuk mengubah. Kata,'' ... anu'' sering terlontar namun sungguh
''ajaib'' publik metropolitan terbesar di Indonesia itu terkesan menerima
Jokowi apa adanya.
Gaya kepemimpinan presiden JOKOWI adalah gaya adalah
Demokrasi, Persuasif, Represif, Partisipatif, Inovatif, dan Edukatif. Gaya
kepemimpinan Presiden Jokowi bisa menjadi contoh, bagaimana sosok
pemimpin yang tegas, berani dan konsisten meski Jokowi dari orang yang
terlihat sederhana. Kita bisa lihat track record ketegasan Jokowi selama dia
memimpin dari Gubernur sampai menjadi Presiden.
Di antaranya saat Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kasus
dugaan korupsi dalam pembelian bis Transjakarta, begitu ketahuan bis yang

dibeli oleh Dinas Perhubungan bermasalah, langsung Kepala Dinas


diberhentikan oleh Jokowi. Presiden Jokowi dengan sangat tegas
memutuskan eksekusi mati terhadap dua warga negara Australia, yakni
Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, pemimpin kelompok penyelundup
narkoba asal Australia yang dijuluki Bali Nine, yang kini menunggu
eksekusi mati di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Soal kemandirian dan keberanian mengambil keputusan juga tidak
harus direpresentasikan oleh pemimpin yang gemar pidato dan bicara soal
kemandirian. Apa yang dilakukan oleh Jokowi dari berbagai kebijakannya di
atas bisa menunjukkan bagaimana soal independensi ditunjukkan, komitmen
dan konsistensi dalam gaya kepemimpinannya yang tegas. Dalam sistem
politik yang demokratis, pemimpin yang tegas dan berani tidak identik
dengan militer. Latar belakang militer tidak otomatis lebih berani, lebih
tegas atau lebih nasionalis. Pemimpin kuat juga tidak sama dengan
pemimpin yang membuat kebijakan dan menerobos aturan. Dalam
demokrasi di mana hukum dikedepankan, sikap tegas, berani dan konsisten
justru bisa ditunjukkan dengan cara-cara yang lembut dan santun seperti
Jokowi.

Anda mungkin juga menyukai