Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Dualisme Sosial Ekonomi Dan Pembangunan


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Pembangunan

Dosen Pengampu:

Novita Nurul Islami, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

1. Dwi Setyaningrum ( 190210301007 )


2. Dinda Febrianti ( 190210301020 )
3. Zindy Novita Pratama ( 190210301022 )
4. Desti Vika Romadona ( 190210301026 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.Makalah yang kami beri judul “ Dualisme Sosial Ekonomi Dan Pembangunan “ di buat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan. Dalam pembuatan makalah
ini kami dibimbing oleh Ibu Novita Nurul Islami, S.Pd., M.Pd selaku dosen pangampu untuk
mata kuliah Ekonomi Kreatif . Dalam proses pembuatan makalah ini kami mecari referensi
dari buku dan ebook. Makalah yang kami buat ini tentunya masih banyak kesalahan. Oleh
karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca supaya makalah yang kami
buat ini dapat mencapai lebih baik lagi. Sekian yang dapat kami sampaikan. Adapun jika
dalam makalah ini ada banyak kesalahan penulisan kami umohon maaf sebesar – besarnya.
Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.

Jember, 2 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Pengertian Dualisme dan Dualisme Pembangunan.....................................................3
2.2 Jenis – Jenis Dualisme................................................................................................4
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Dualisme Ekonomi........................................................7
2.4 Pengaruh Dualisme Dalam Pembangunan Ekonomi di Indonesia..............................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................10
3.2 Saran...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam sebuah ilmu ekonomi terdiri atas dua bagian. Pembagian kedua bagian
tersebut,ditandai dengan berbagai cara,dimana masing-masing cara tersebut memilik
keuntungan, disamping kemungkinan menyebabkan terjadinya kesalahan. Dualisme ini
hampir dilakukan oleh seluruh negara di dunia.Dualisme mengklaim bahwa fenomena
mental adalah entitas non fisik. Dimana dalam hal ini dualisme memiliki pandangan
bahwa adanya hubungan jiwa dan raga.
Gagasan tersebut muncul sejak zaman Aristoteles dan Pluto. Kebijakan dan
kecerdasan dalam gagasan tersebut berhubungan dengan spekulasi tentang eksistensi jiwa.
Dualisme bertentangan dengan berbagai jenis, seperti monisme, fisikalisme, dan
fenomelisme. Dualisme memiliki substansi yang bertentangan dengan materialisme, akan
tetapi dualisme property dapat dikatakan sebagai materialisme emergent, sehingga hal ini
menyebabkan bertentangan dengan materialisme non-emergent.
Menurut J.H Boeke (Ekonom Belanda) ekonomi dualisme adalah dua sistem
ekonomi yang berbeda dan berdampingan kuat. Teori ini dibentuk karena adanya
fenomena konsep ekonomi Barat yang diterapkan oleh para penjajah kepada rakyat
jajahannya(warga Indonesia) yang bertujuan untuk menyejahterakan rakyatnya. Akan
tetapi mengalami kegagalan. Kegagalan disini, berarti negara bekas jajahannya atau
dikenal dengan isitilah negara berkembang, memiliki pola dan sistem yang berbeda
dengan negara Barat. Pola dan sistem sosial negara barat pada awalnya mempunyai daya
penetrasi yang cukup kuat untuk masuk ke dalam sistem sosial negara jajahannya.
Di kota-kota saat ini sudah banyak yang menggunakan perekonomian indistr.
Tidak hanya itu, uang dapat digunakan secara luas. Sedangkan di perdesan perekonomian
masih menggunakan sistem ekonomi yang masih rendah(subsistem).Saat ini di berbagai
negara terdapat daerah kantong bagi industri asing (foreign enclave industry) yang dapat
menciptakan triplismedi daerah itu. Selain itu dualisme juga merupakan suatu keadaan
dimana adanya sang superior dan sang inferior hidup secara berdampingan. Namun dalam
hal ini keduanya memiliki hubungan yang kurang erat, sehingga tidak akan mati dengan
sendirinya.
Adanya perkembangan zaman saat ini justru semakin membuka jurang pemisah
antara sang superior dan sang inferior. Dualisme dapat dipandang dari berbagai aspek

1
kehidupan, seperti aspek sosial, ekonomi, geografi, serta teknologi. Di Indonesia superior
adalah sektor industri, sedangkan inferior adalah sektor pertanian. Sektor industri selalu
diunggul-unggulkan karena dianggap sebagai sektor uama yang menggerakan
perekonomian nasional. Berbeda dengan sektor pertanian yang keberadaannya dipandang
dengan sebelah mata.
1.2. Rumusan Masalah.
1. Apa definisi dari dualisme dan dualisme pembangunan?
2. Apa saja jenis-jenis dari dualisme?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan dualisme ekonomi?
4. Bagaimana pengaruh dualisme dalam pembangunan ekonomi di Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui definisi dualisme dan dualisme pembangunan
2. Mengetahui jenis-jenis dualisme
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dualisme ekonomi
4. Mengetahui pengaruh dualisme dalam pembangunan ekonomi di Indonesia
1.4.Manfaat penelitian
1. Makalah ini untuk memenuhi tugas Ekonomi Pembangunan yang berkaitan dengan
Dualisme Sosial Ekonomi dan Pembangunan
2. Agar pembaca bisa memberikan informasi tentang gambaran lebih jelas mengenai
Dualisme Sosial Ekonomi dan Pembangunan
3.Agar peneliti mampu memahami pemaknaan terhadap sesuatu sehingga terbentuknya
identitas dan mampu menerapkan Dualisme Sosial Ekonomi dan Pembangunan

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Dualisme dan Dualisme Pembangunan


Dualisme adalah konsep filsafat yang menyatakan ada dua substansi dalam
pandangan tentang hubungan antara jiwa dan raga, dualisme mengklaim bahwa
fenomena mental adalah entitas non-fisik. Gagasan tentang dualisme jiwa dan raga
berasal setidaknya sejak zaman Plato dan Aristoteles dan berhubungan dengan spekulasi
tantang eksistensi jiwa yang terkait dengan kecerdasan dan kebijakan. Plato dan
Aristoteles berpendapat, dengan alasan berbeda, bahwa "kecerdasan" seseorang (bagian
dari pikiran atau jiwa) tidak bisa diidentifikasi atau dijelaskan dengan fisik. Versi dari
dualisme yang dikenal secara umum diterapkan oleh René Descartes (1641), yang
berpendapat bahwa pikiran adalah substansi nonfisik. Dualisme bertentangan dengan
berbagai jenis monisme, termasuk fisikalisme dan fenomenalisme. Substansi dualisme
bertentangan dengan semua jenis materialisme, tetapi dualisme properti dapat dianggap
sejenis materilasme emergent sehingga akan hanya bertentangan dengan
materialisme non-emergent. Selain itu,  Dualisme merupakan suatu keadaan di mana
“sang superior” hidup berdampingan dengan adanya  “sang inferior” tetapi tidak
memiliki hubungan yang erat, tidak akan mati dengan sendirinya  oleh karena alasan
waktu, bahkan jurang pemisah antara “sang superior” dan “sang inferior” makin terbuka
lebar seiring perkembangan zaman. Dualisme dapat dipandang dari berbagai kasanah,
seperti sosial, teknologi, geografi (kawasan), dan ekonomi. Dengan adanya dua keadaan
yang berbeda ini tentunya akan memiliki pengaruh tersendiri bagi suatu negara yang
secara tidak langsung menganut sistem dualisme ekonomi ini.
Teori dualisme pertama kalinya dikemukakan oleh seorang ekonom dari bangsa
Belanda, J.H. Boeke. Teorinya ini berasal dari suatu fenomena di mana konsep ekonomi
Barat yang dibawa dan diterapkan oleh para penjajah ternyata tidak mampu untuk
mensejahterakan rakyat jajahannya (dalam hal yang dimaksud ini adalah rakyat
Indonesia). Pada awalnya pola dan sistem sosial Barat memiliki daya penetrasi yang
cukup kuat untuk masuk ke dalam sistem sosial negara jajahannya. Keduanya hidup
berdampingan antara sistem sosial liberal Barat dengan sistem sosial lokal negara jajahan
(dalam hal ini Indonesia). Tetapi memang pada dasarnya adalah berbeda, tidak mungkin
untuk disama- samakan Penetrasi yang dilakukan ternyata tidak (bisa dibaca: kurang)
bermakna dan menyokong satu dengan lainnya. Semuanya kelihatan semu, cantik di luar
3
namun ada borok di dalamnya. Tidak menyembuhkan penyakit yang sesungguhnya.Sang
superior dan inferior yang dimaksud dalam dualisme ekonomi Indonesia adalah industri
dan pertanian. Industri diagung-agungkan oleh kebanyakan pihak, dipandang sebagai
penggerak utama perekonomian bangsa, sementara sektor pertanian (kerakyatan), sang
soko guru ekonomi, hanya dipandang sebelah mata atau mungkin tidak dipandang sama
sekali.
Dualisme pembangunan sangat erat sekali kaitannya dengan ekonomi itu sendiri,
dualisme terkait sekali dengan adanya dua kekuatan berbeda yang hidup berdampingan
dalam waktu yang bersamaan. Akibat terdapat dua unsur yang berbeda, tidak dapat
dipungkiri bahwa dualisme ini memberikan efek yang negatif dalam perekonomian yang
perkembangannya masih belum begitu tinggi. Seperti halnya pada negara yang sedang
berkembang. Sebagian besar kegiatan-kegiatan ekonomi pada negara berkembang masih
dilaksanakan dengan menggunakan teknik-teknik yang sederhana dan tradisional.
Konsep tradisional ini tentunya akan membawa dua dampak yang mendasar dalam
sistem perekonomian serta sistem sosial yang ada pada masyarakat.
2.2. Jenis – Jenis Dualisme
Setelah mengetahui konsep dualisme, maka dualisme sendiri dapat dibagi
menjadi beberapa jenis. Hal ini didasari pada dalam aspek apa dualisme tersebut
berkembang. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai jenis-jenis dualisme dibagi
menjadi lima yaitu :
1) Dualisme Sosial
Tahun 1910, seorang ekonom dari Belanda, J.H Boeke mengungkapkan bahwa
pemikiran ekonomi Barat tidak dapat diterapkan dalam memahami permasalahan yang
ada didalam perekonomian negara-negara jajahan (tropis) tanpa suatu “modifikasi”
teori. Jika ada pembagian secara tajam, mendalam dan luas yang membedakan
masyarakat menjadi dua kelompok, maka banyak masalah sosial dan ekonomi yang
terjadi disebabkan karena polanya sangat berbeda dengan teori ekonomi Barat sehingga
pada akhirnya teori tersebut akan kehilangan hubungannya dengan realitas dan bahkan
kehilangan nilainya. Boeke menganggap bahwa prakondisi dari dualismenya adalah
hidup berdampingannya dua sistem sosial yang berinteraksi hanya secara marginal
melalui hubugan yang sangat terbatas antara pasar produk dan pasar tenaga kerja.
Prinsip pokok tesis Boeke adalah pembedaan antara tujuan kegiatan ekonomi di
Barat dan di timur yang secara mendasar. Ia mengatakan bahwa kegiatan ekonomi di
Barat berdasarkan pada rangsangan kebutuhan ekonominya, sedangkan Indonesia
4
disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan sosialnya. Suatu masyarakat yang memiliki dua
sistem sosial atau lebih disebut masyarakat dualistik atau majemuk. Dalam masyarakat
dualistik, ada dua sistem sosial yang hidup secara berdampingan dimana yang satu
tidak dapat sepenuhnya menguasai yang lainnya, demikian sebaliknya. Keadaan ini
disebabkan oleh adanya sistem sosial yang lebih modern terutama berasal dari negara-
negara Barat yang kemudian berkembang di negara lain sebagai akibat dari adanya
penjajahan dan perdagangan internasional sejak abad yang lalu.
2)  Dualisme Ekologi
Menurut Clifford Geertz (1963), dualisme ditandai dengan adanya perbedaan-
perbedaan dalam sistem ekologis. Hal ini membentuk pola sosial dan ekonomi
tertentu yang saling menyatu didalamnya dan membentuk suatu keseimbangan
internal. Geertz menjelaskan bahwa konsepnya tentang dualisme ekologis ini dengan
menggunakan kasus yang ada di Indonesia. Ia menjelaskan adanya perbedaan antara
“Indonesia Dalam” dan “Indonesia Luar”. “Indonesia Dalam”, dalam hal ini Jawa,
merupakan sistem ekologis padat karya yang ditandai oleh pertanian padi, tebu, dan
tanaman lainnya yang membutuhkan iklim tropis dan semi tropis serta membutuhkan
banyak air. Sementara “Indonesia Luar” ditandai oleh pertanian yang padat modal,
seperti : produk tambang, karet dan kelapa sawit.
3) Dualisme Teknologi
Higgins, merupakan salah satu pakar ekonomi yang menolak gagasan Boeke
mengenai dualism yang ada dalam sistem sosial. Menurut Higgins, awal mula
dualisme berasal dari perbedaan teknologi antara sektor modern dan sektor
tradisional. Menurut Higgins, teknologi impor yang digunakan dalam sektor modern
bersifat hemat tenaga kerja (labour saving) sehingga modal lebih banyak digunakan.
Keadaan ini berbanding terbalik dengan keadaan sektor tradisional yang ditandai
oleh penggunaan metode produksi yang padat tenaga kerja. Kurangnya pembentukan
modal pada sektor tradisional menyebabkan perkembangan sektor ini sangat
terbatas.
Dualisme teknologi adalah suatu keadaan dimana didalam suatu kegiatan
ekonomi yang tertentu digunakan untuk teknik produksi yang berbeda dengan
kegiatan ekonomi lainnya sehingga menyebabkan perbedaan tingkat produktivitas
yang sangat besar, dalam hal ini teknologi modern sangat berperan
penting.Teknologi modern yang dimaksud diatas berkisar pada sektor industri
pertambangan, industri transportasi dan sebagainya. Sedangkan kegiatan ekonomi
5
yang tingkat teknologinya masih rendah yaitu : pertanian, industri rumah tangga,
organisasi produksi tradisional dan lain lain.
4) Dualisme Finansial
Myint (1967) meneruska studi Higgint mengenai proses terjadinya dualisme.
Dalam analisis Myint, beliau mengemukakan mengenai dualisme finansial. Hal ini
pun merujuk pada pengertian bahwa pasar uang dalam negara jajahan (NSB)
dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu pasar uang yang terorganisir dengan baik
(organized money market) dan pasar uang yang tidak terorganisir (unorganized
money market).
Pasar uang yang terorganisir dengan baik terdiri dari bank-bank komersial dan
lembaga-lembaga keuangan non-bank. Lembaga ini terdapat di pusat-pusat bisnis
dan kota-kota besar, serta memiliki tujuan untuk menyediakan pinjaman kepada
perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan tanaman ekspor dan
pertambangan. Namun setelah NSB mencapai kemerdekaan, pemerintah
mengadakan usaha yang sifatnya mendorong lembaga-lembaga keuangan modern
untuk memberikan pinjaman kepada sektor ekonomi lainnya, terutama sektor
industri dan pertanian rakyat. Sedangkan dalam keadaan sebaliknya, tidak ada
lembaga keuangan formal seperti bank atau lembaga keuangan non-bank. Contohnya
seperti petani kaya atau rentenir. Ciri penting dari pinjaman melalui lembaga
keuangan informal ini yaitu tingkat biaya yang sangat tinggi. Namun, karena
lembaga informal ini merDualisme Regional
5) Dualisme regional adalah ketidakseimbangan tingkat pembangunan antar berbagai
daerah dalam satu negara. Konsep dualisme regional ini tidak hanya terjadi di NSB
saja. Perbedaannya, ketidakseimbangan yang terjadi pada negara maju tidaklah
separah yang terjadi di NSB.Dualisme regional ini memusatkan perhatiannya pada
masalah kesenjangan yang terjadi pada kesejahteraan antar daerah. Misalnya, di
NSB ada beberapa daerah yang berkembang sangat pesat sehingga keadaan ekonomi
dan sosialnya sudah hampir menyamai negara maju, sedangkan daerah lainnya
mengalami perkembangan yang sebaliknya atau bahkan mengalami kemunduran.
Dualisme regional yang semakin buruk dapat menimbulkan masalah-masalah
sosial dan politik yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di NSB. Berikut
ini merupakan jenis dari dualisme regional di NSB :
1. Dualisme antara daerah perkotaan dan pedesaan

6
2.  Dualisme antara pusat negara, pusat industri dan perdagangan dengan daerah lain
dalam suatu negara.
Dualisme ini merupakan akibat dari investasi yang tidak seimbang antara
daerah perkotaan dan pedesaan. Ketidakseimbangan ini akhirnya menyebabkan
kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan semakin besar. Dualisme ini merupakan
satu satunya penyalur dana, para petani menyukainya karena prosedur peminjaman
dananya yang tidak terlalu rumit.
2.3. Kelebihan dan Kekurangan Dualisme Ekonomi
 Kelebihan dari dualisme ekonomi adalah pengembangan sumber daya alam dapat
terlaksana dengan efisien.
 Kekurangan dari dualisme ekonomi adalah:
1. Kesejahteraan masyarakat tidak merata. Masyarakat mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhnnya eperti sandang, pangan, dan papan dikarenakan tidak
meratanya pendapatan rakyat.
2. Munculnya disintegrasi bangsa. Ekonomi dualisme menyebabkan adanya
pengangguran.
3. Pembangunan tidak merata. Ekonomi dualisme menyebabkan pembangunan sektor
publik tidak merata karena pembangunan sektor publik seperti rumah sakit,
sekolah, maupun pembangunan infrastruktur jalan dilakukan pada daerah-daerah
tertentu saja yang menyebakan adanya gap atau jarak antar daerah lainnya.
2.4. Pengaruh Dualisme dalam Pembangunan Ekonomi Di Indonesia
Adanya perbedaan dua kondisi dalam waktu dan tempat yang sama dapat
memberikan pengaruh negatif dalam perkembangan perekonomian. Seperti pada
Negara berkembang, sebagian besar kegiatan perekonomian dilakukan dengan teknik
tradisional dan sederhana yang membawa dua dampak dalam sistem perekonomian dan
sosial pada masyarakat yaitu yang pertama, teknik tradisional pada produktivitas yang
dihasilkan akan rendah, dan yang kedua yaitu terbatasnya usaha menuju ke arah
perubahan. Produktivitas rendah tidak akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu
dikarenakan adanya sikap takut terhadap pembaruan. Hal ini berpengaruh pada
mekanisme pasar atau ketidaksempurnaan pasar.
Ketidaksempurnaan pasar juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai pasar misalnya para tenaga nega kerja kurang meyadari adanya
kesempatan kerja yang lebih baik di sektor maupun daerah lain.

7
Dalam suatu pasar sempurna, pelaku ekonomi dianggap rasional. Maksudnya,
setiap orang berusaha mencapai tingkat kepuasan maksimum. Pengamatan yang
dilakukan NSB, menunjukkan masyarakat tidak berusaha mencapai tingkat kepuasan
maksimum dan tidak responsive terhadap rangsangan yang terjadi dalam pasar. Dapat
disimpulkan bahwa salah satu faktor terjadinya ketidaksempurnaan pasar di NSB
adalah sikap masyarakat terhadap perkembangan pasar.
Ketidaksempurnaan pasar terhadap tingkat produksi dalam suatu masyarakat
ditunjukkan dengan kurva kemungkinan produksi:

Kurva AB merupakan kurva yang menunjukkan kemungkinan produksi Negara


yang tingat pembangunanya relatif rendah. Kurva PQ merupakan kurva yang
menunjukkan kemungkinan produksi suatu Negara sudah maju. Kurva kemungkinan
produksi menunjukkan kemampuanmaksimal suatu Negara menghasilkan barang
industri, pertanian,maupun barang lainnya. Kombinasi barang industri dengan pertanian
digambarkan dalam satu titik kurva tersebut berarti sumber daya di Negara itu
digunakan secara penuh. Kemampuan produksi di Negara maju lebih besar
dibandingkan dengan Negara miskin. Dengan demikian, kurva kemungkinan produksi (
PQ ) lebih jauh dari titik O dibandingkan dengan kurva kemungkinan produksi Negara
miskin ( AB ).
Secara umum, tingkat produksi yang dicapai Negara yang relatif miskin adalah
terletak pada titik dibawah kurva kemungkinan produksi AB, contohnya saja pada titik
M. Apabila tingkat produksi ditunjukkan di titik M, menunjukkan bahwa jumlah
produksi dapat diperbesar apabila perbaikan bidang institusional dan organisasi
produksi dilakukan meskipun tidak ada perbaikan teknologi. Tingkat produksi yang
baru ditunjukkan pada titik dekat dari kurva AB atau pada kurva tersebut. Misalnya

8
ditunjukkan oleh titik N 1 atau N 2 yang menunjukkan tingkat produksi nasional
bertambah. Titik N 1 memperlihatkan bahwa tingkat produksi barang pertanian
bertambah. Titik N 2memperlihatkan bahwa produksi barang industry mengalami
pertambahan.
Negara relatif miskin dalam memproduksi produk pertanian dan isndustri masih
terbatas, juga seringkali tidak menjangkau batas produksi maksimum. Hal itu
dikarenakan adanya ketidaksempurnaan pasar. Selain adanya pengaruh negatif terhadap
pembangunan, adanya dualisme dalam tingkat teknologi yang digunakan menimbulkan
dua kondisi yang mempengaruhi tingkat pembangunan ekonomi, yaitu:
1. Dualisme teknologi terbentuk dari pengaruh perusahaan modal asing ats sektor
modern, mayoritas profit yang didapatkan dari modal asing akan di bawa ke luar
negeri.
2. Dualisme teknologi memberi tiga dampak negatif, yaitu kemampuan sektor modern
dalam pembentukan kesempatan kerja menjadi terbatas, kemampuan sektor
pertanian untuk berkembang menjadi terbatas, dan memperburuk masalah
pengangguran.
Apabila hambatan yang muncul terhadap perkembangan kesempatan kerja dan
sektor pertanian, dan ada peluang mempercepat perkembangan produksi di kondisikan
sederajat, maka dualisme teknologi tidak memperkukuh kemiskinan di Negara sedang
berkembang. Tanpa adanya sektor modern, Negara sedang berkembang kemungkinan
akan mengalami pertumbuhan lebih lambat daripada yang telah diraihnya pada masa
lalu.

9
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dualisme adalah konsep filsafat yang menyatakan ada dua substansi dalam
pendangan tentang hubungan antara jiwa dan raga, dualism mengklaim bahwa fenomena
mental adalah entitas nonfisik. Dualisme pembangunan sangat erat sekali kaitannya
dengan ekonomi itu sendiri, dualism terkait sekali dengan adanya dua kekuatan berbeda
yang hidup berdampingan dalam waktu yang bersamaan. Akibat terdapat dua unsur yang
berbeda, tidak dapat dipungkiri bahwa dualisme ini memberikan efek yang negatif dalam
perekonomian yang perkembangannya masih belum begitu tinggi. Sama halnya pada
negara yang sedang berkembang. Sebagian besar kegiatan-kegiatan ekonomi pada negara
berkembang masih dilaksanakan dengan menggunakan teknik-teknik yang sederhana dan
tradisional. Konsep tradisional ini tentunya akan membawa dua dampak yang mendasar
dalam sistem perekonomian serta sistem sosial yang ada pada masyarakat
3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini diharpakan kepada para pembaca khususnya
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami lebih dalam lagi tentang dualisme sosial
ekonomi dan pembangunan dualistik. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kepada para pembaca akan
saran dan kritik membangun dari semua pihak.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kusumarini, Endah. 2013. Dualisme Dalam Perekonomian. http://kusumarini-


endah.blogspot.com/2013/11/dualisme-dalam-perekonomian.html?m=1. [ Diakses 2
Oktober 2020 ].
Malik, Anas. 2017. Dualisme Ekonomi. http://sesienjel.blogspot.com/2017/06/dualisme-
ekonomi.html?m=1. [ Diakses 2 Oktober 2020 ].

11

Anda mungkin juga menyukai