Anda di halaman 1dari 10

Evaluasi Penggunaan Antiretroviral (ARV) Berdasarkan

Indikator CD4 Pada Pasien HIV di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso

Evaluation of The Use Of Antiretroviral (ARV) Based On The CD4 Indicator In HIV
Patients Of Rspi Prof. Dr. Sulianti Saroso

Dina Mungki Febriani1, Stefanus Lukas 1, Farida Murtiani2


1Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, Jakarta Utara, Indonesia, 14350
2RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Korespondensi :
Dina Mungki Febriani
E-mail : dinamungki@gmail.com

Abstrak
Latar belakang: Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia bahkan di dunia semakin
meningkat setiap tahunnya. Obat Antiretriviral (ARV) merupakan pengobatan untuk kasus HIV yang dapat
meningkatkan kualitas hidup ODHA walau tidak dapat menyembuhkan. Pemeriksaan CD4 merupakan salah
satu indikatorpemantauan pasien untuk melihat keberhasilan penggunaan ARV. Tujuan dari penelitian ini
adalah melakukan evaluasi pengobatan sebelum dan sesudah penggunaan ARV berdasarkan indikator
CD4 pada pasien RS Prof. Dr. Sulianti Saroso di Jakarta Utara. Metode: desain penelitian cross sectional.
Pengumpulan data dilakukan secara non probability sampling dengan teknik quota sampling sehingga
diperoleh 42 pasien HIV yang berasal dari data rekam medis pasien. Hasil: analisa sosiodemografi sebagian
besar usia 26–45 tahun 73,8%, jenis kelamin laki-laki 92,9%, pendidikan sarjana 69%, sudah bekerja 88,1%
serta sudah menikah 76,2%. Berdasarkan kepatuhan dalam pengobatan diperoleh 78,6% patuh. Kombinasi
obat yang paling banyak digunakan adalah TDF(300)+3TC(300)+EFV(600) dalam bentuk FDC (fixed-dose
combination). Hasil Uji Wilcoxon menunjukan adanya perbedaan bermakna antara CD4 awal dengan CD4
akhir dengan p value 0,000 (p<0,05). Uji statistik dengan chi square didapatkan status pernikahan,
kepatuhan, status pekerjaan dan status pendidikan menunjukan ada hubungan yang signifikan dengan
perubahan CD4 (Pvalue <0,05) sedangkan usia, jenis kelamin, dan kombinasi obat tidak signifikan (Pvalue
>0,05). Kesimpulan: ARV efektif menaikkan CD4 pada pasien HIV.

Kata kunci: CD4, ARV, HIV/AIDS, Kepatuhan pengobatan ARV.

Abstract
Background: The number of Human Immunodeficiency Virus (HIV) cases in Indonesia and even worldwide
keeps increasing every year. The Antiretriviral (ARV) drug is a form of treatment of HIV that can improve the
quality of life of people living with HIV/AIDS (PLWH) even though it cannot cure them of it. A CD4 test result
is one of the indicators used in the monitoring of patients to determine the success of ARV use. The aim of
this study is to conduct an evaluation of treatment before and after use of ARV based on the CD4 indicator
in the patients of RS Prof. Dr. Sulianti Saroso in North Jakarta. Methods: This is a cross sectional study.
The data were collected using the non-probability sampling method, namely the quota sampling technique,
by which 42 HIV patients were sampled and the data were taken from the patients’ medical records. Results:
of a sociodemographic analysis show that the majority of the patients are of 26–45 years of age (73.8%),
male (92.9%), university graduates (69%), employed (88.1%), and married (76.2%). In terms of their
compliance with treatment, 78.6% were found to be compliant. The most commonly used drug combination
is TDF(300)+3TC(300)+EFV(600) in the form of FDC (fixed-dose combination). The results of the Wilcoxon
test show a significant difference between the initial CD4 and the final CD4 with the p value of 0.000 (p<0.05).
Based on the chi-square statistical test, it was found that marital status, compliance, employment status,
and education level show a significant relation (Pvalue of <0.05) to the change in the CD4 counts. While
age, sex, and drug combination show a no significant (Pvalue of >0.05). Conclusion: ARV is effective for
increasing CD4 cell counts in HIV patients.

Keywords : ARV, CD4, HIV/AIDS, Adherence of ARV treatment.

21 The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 5 No. 2


Pendahuluan menyatakan pada tahun 2018 sebanyak
Human Immunodeficiency Virus 37,9 juta orang di dunia yang terinfeksi
(HIV) adalah sejenis virus yang HIV dan 770.000 orang meninggal
menyerang/menginfeksi sel darah putih karena AIDS.(3)
yang menyebabkan turunnya kekebalan Penggunaan obat Antiretroviral
tubuh manusia. Dalam tubuh pasien (ARV) sejak 1996 digunakan dalam
yang terinfeksi HIV, virus akan pengobatan HIV/AIDS di seluruh dunia.
bereplikasi secara cepat, dan viral load Meskipun belum mampu
meningkat tajam. Oleh karena itu, menyembuhkan HIV/AIDS secara
banyak sel CD4 Cluster of menyeluruh namun terapi ARV
Differentiantion (CD4) dihancurkan, dan menurunkan angka kematian dan
jumlah sel CD4 turun drastis. Acquired kesakitan, meningkatkan kualitas hidup
Immunodeficiency Syndrome (AIDS) ODHA, dan meningkatkan harapan
adalah sekumpulan gejala penyakit masyarakat, sehingga pada saat ini
yang timbul karena turunnya kekebalan HIV/AIDS telah diterima sebagai
tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV. penyakit yang dapat dikendalikan dan
Akibat menurunnya kekebalan tubuh tidak lagi dianggap sebagai penyakit
maka orang tersebut sangat mudah yang menakutkan.(4)
terkena berbagai penyakit infeksi Pemeriksaan CD4 merupakan salah
(infeksi oportunistik) yang sering satu indikator yang penting untuk
berakibat fatal dan akan berlanjut menilai keberhasilan penggunaan obat
sampai tahap AIDS.(1) ARV pada pasien HIV/AIDS dan untuk
Dilihat dari laporan perkembangan mencegah kemungkinan terjadinya IO
HIV/AIDS triwulan IV tahun 2018, DKI yang disebabkan karena turunnya
Jakarta merupakan provinsi yang imunitas dalam tubuh. Diperlukan
menepati posisi kedua dari sepuluh pemantauan CD4 setiap 6 bulan untuk
provinsi yang melaporkan jumlah HIV melihat keberhasilan ARV. Keberhasilan
terbanyak Oktober-Desember 2018 ARV didapatkan jika CD4 mengalami
dengan jumlah kasus HIV sebesar 1.802 kenaikan sesudah pemberian ARV
orang dan kasus AIDS DKI Jakarta antara 50-100 sel/mm3/tahun dengan
menepati posisi keempat dengan jumlah jumlah CD4 normal yaitu 410 sel/mm –
(2)
148 orang. HIV/AIDS semakin nyata 1590 sel/mm.(5)
menjadi masalah kesehatan utama di Hal ini yang mendasari peneliti untuk
seluruh dunia.United Nations melakukan penelitian lebih lanjut di
Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) RSPI Prof.Dr. Sulianti Saoro Jakarta

The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 5 No. 2 22


Utara yang merupakan RS rujukan sampel sebanyak 42 responden yang
untuk pasien HIV/AIDS di Jakarta Utara diambil dengan teknik quota
untuk melakukan evaluasi penggunaan sampling.Sosiodemografi, kepatuhan,
antiretroviral (ARV) berdasarkan jumlah CD4 awal dan CD4 akhir pasien
indikator CD4 pada pasien HIV RS Prof. dilihat dari data sekunder yaitu rekam
Dr. Sulianti Saroso di Jakarta Utara medik pasien yang dimasukan dalam
selama 1 tahun pertama pengobatan lembar observasi. Analisa data dalam
ARV. penelitian ini meliputi univariate dan
bivariate dengan uji wilcoxon dan uji chi-
Metode square. Penelitian ini telah
Penelitian ini menggunakan mendapatkan keterangan lolos kaji etik
rancangan penelitian bersifat dari Komite Etik Rumah Sakit Penyakit
observasional analitik dengan desain Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
penelitian cross sectional dan Nomor : 68/XXXVIII.10/XII/2018.
pendekatan metode retrospektif.
Populasi dalam penelitian ini adalah Hasil
semua pasien positif HIV yang menjalan Pasien HIV di RS. Prof. Dr. Sulianti
terapi obat Antiretroveral (ARV) dalam 1 Saroso berdasarkan karakteristik
tahun pertama pengobatan di RSPI demografi sebagian besar berusia 26-
Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta pada 45 tahun yaitu 31 (73,8%), berjenis
Periode Januari 2017-Desember 2018 kelamin laki-laki yaitu 39 orang (92,9%)
sebanyak 272 responden. Dari berpendidikan sarjana yaitu 29 (69%)
perhitungan rumus Lameshow dengan berpendidikan sarjanaberstatus sudah
presisi 10% dan sesuai dengan kriteria bekerja yaitu 37 (88,1%), status
inklus yaitu berusia 18-56 tahun, pernikahan sudah menikah yaitu 32
mempunyai data CD4 awal dan akhir orang (76,2%). Berdasarkan kepatuhan
sesudah pengobatan serta sesuai penggunaan obat ARV sebagian
dengan kriteria ekluse yaitu data tidak responden 33 orang (78,6%) patuh
lengkap, meninggal dalam 1 tahun dalam penggunaan obat ARV, serta
pertama pengobatan, mempunyai tidak adanya responden yang terkena
penyakit lain selain HIV, ibu hamil dan infeksi oportunistik (Table 1).
pasien yang melanjutkan pengobatan
ARV di daerah tertentu, diperoleh

23 The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 5 No. 2


Tabel 1. Karakteristik Pasien HIV di RS. Pasien HIV di RS Prof. Dr. Sulianti
Prof. Dr. Sulianti Saroso (n=42)
Saroso lebih banyak menggunakan
Variable n % kombinasi obat TDF(300)+3TC(300)+
Umur
EFV(600) dalam bentuk FDC dengan
18-25 Tahun 8 19
26-45 Tahun 31 73.8 jumlah 29 orang (69%) (Tabel 2).
46-56 Tahun 3 7.1
Jenis Kelamin Kombinasi obat ARV yang mengalami
Perempuan 3 7.1 kenaikan/perubahan CD4 paling tinggi
laki-laki 39 92.9
Pendidikan adalah kombinasi TDF(300)+3TC(300)+
SD 1 2.4
SMP 3 7.1 EFV(600) dengan kenaikan jumlah CD4
SMA 9 21.4 sebanyak 129 sel/mm3, kombinasi ini
Sarjana 29 69
Pekerjaan juga merupakan kombinasi yang paling
tidak bekerja 5 11.9
banyak digunakan (Grafik 1).
Kerja 37 88.1
Pernikahan Rata-rata CD4 awal dari 42
Belum menikah 10 23.8
Menikah 32 76.2 responden adalah 253.57 dan CD4 akhir
Kepatuhan 374.24. Hasil uji Wilcoxon didapatkan
Tidak Patuh 9 21.4
Patuh 33 78.6 pvalue 0,000 (p<0,05) artinya terdapat
Infeksi Oportunistik
Ada 0 0 perbedaan bermakna antara CD4
Tidak Ada 42 100 sebelum dan sesudah penggobatan
ARV (Tabel 3).

↓ 28
800
sel/mm3
700
↑ 101
600 ↑ 129
↑ 115 sel/mm3 ↑ 75
500 sel/mm3 sel/mm3
sel/mm3
Jumlah CD4

400
↑ 109
300 sel/mm3
200
100
0
ZDV(300) ZDV(100) TDF(300) TDF(300) d4T(30)+ TDF(300)
+3TC(150 +3TC(150 +3TC(300 +3TC(150 3TC(150) +3TC(150
)+NVP(2 )+EFV(20 )+EFV(60 )+EFV(60 +EFV(20 )+NVP(2
00) 0) 0) 0) 0) 00)
Rata-rata CD4 awal 214 102 235 334 278 774
Rata-rata CD4 akhir 329 212 364 435 353 746

Grafik 1. Rata-rata Kenaikan CD4 tiap Kombinasi Obat ARV

The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 5 No. 2 24


Tabel 2. Distribusi Kombinasi Obat pada Pasien HIV di RS. Prof. Dr. Sulianti Saroso (n=42)
Kombinasi Obat n %
ZDV(300)+3TC(150)+NVP(200) 5 11,9
ZDV(100)+3TC(150)+EFV(200) 1 2,4
TDF(300)+3TC(300)+EFV(600) 29 69
TDF(300)+3TC(150)+EFV(600) 4 9,5
d4T(30)+3TC(150)+EFV(200) 2 4,8
TDF(300)+3TC(150)+NVP(200) 1 2,4
Total 42 100

Tabel 3. Perbedaan CD4 Sebelum dan Sesudah Pengobatan ARV pada Pasien HIV di RS.
Prof. Dr. Sulianti Saroso (n=42)

Negative Positive Z hitung


CD4 Mean Ties Pvalue*
rank rank
Awal 253,57
7 34 1 -4,289 0,000
Akhir 374,24
*Uji Wilcoxon

Variabel yang mempunyai hubungan Pembahasan


bermakna dengan CD4 adalah status Pada penelitian ini menunjukan
pernikahan, kepatuhan, pekerjaan dan bahwa terdapat perbedaan bermakna
pendidikan yang ditandai dengan pvalue antara yang sudah menikah dengan
<0,05 (Tabel 4). yang belum menikah terhadap CD4
sesudah pengobatan. Hal tersebut
Tabel 4. Hubungan variabel Karakteristik karena adanya dukungan sosial
dengan Kenaikan CD4 Pada
terutama dukungan yang paling akrab
Pasien HIV di RS. Prof. Dr.
Sulianti Saroso (n=42) atau kualitas pernikahan yang
Variabel Pvalue* menjadikan semangat bagi pasien
Usia 0,940
dalam penggunaan obat ARV.
Jenis Kelamin 0,550
Pasien yang sudah menikah akan
Status pernikahan 0,012
mempunyai kedekatan emosional satu
Kepatuhan 0,000
sama lain, mereka akan sering bertukar
Status Pekerjaan 0,050
informasi atau saling memberikan
Status Pendidikan 0,000
motivasi dan mencari solusi dalam
Kombinasi Obat 0,072
*Uji Chi-Square menyelesaikan masalah dalam
kehidupan seperti masalah kesehatan.

25 The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 5 No. 2


Dukungan keluarga dapat berupa mematuhi perintah dokter saja dan
mengingatkan minum obat, mengingat untuk mencapai keberhasilan terapi
kepatuhan merupakan faktor penting ARV setidaknya 95% dari semua dosis
dalam keberhasilan terapi ARV, tidak boleh terlupakan.(5)
mengantarkan ke klinik maupun Nilai kepatuhan dalam penelitian ini
dukungan berupa finansial.(6) dinilai pada saat pasien mengambil obat
Pengobatan rutin merupakan salah satu dibulan berikutnya dengan minghitung
cara dalam menaikan imunitas atau dari jumlah sisa obat pasien yang harus
(7)
meghambat virus HIV. Dengan diminum dibagi dengan jumlah obat
adanya dukungan membuat seseorang yang didapat dalam sebulan dan
mendapatkan motivasi, penelitian lain dikalikan seratus, jika presentase yang
oleh Sitepu tahun 2012, menjelaskan didapat >95% artinya < 3 dosis obat lupa
bahwa terdapat pengaruh antara diminum dalam 30 hari, 80-95% artinya
motivasi dengan pemanfaatan klinik 3-12 dosis obat lupa diminum dalam 30
HIV. Motivasi merupakan faktor yang hari, dan jika <80% artinya > 12 dosis
paling dominan mempengaruhi lupa diminum dalam 30 hari.
pemanfaatan pelayanan VCT Pasien yang masuk dalam kelompok
dikarenakan motivasi seringkali diikuti tidak patuh bisa dikarenakan beberapa
dengan tindakan. Ketika motivasi faktor, seperti terjadinya efek samping
seseorang rendah maka seseorang dalam penggunaan yang menyebabkan
tersebut akan lebih diam, dan ketika pasien tidak rutin dalam mengkonsumsi
motivasi seseorang tinggi maka obat ARV, bisa juga dikarenakan tidak
seseorang tersebut akan lebih adanya kesadaran pasien HIV untuk
(8)
bertindak. sembuh atau kurangnya perhatian
Kepatuhan adalah faktor penting orang sekitar dalam memberikan
dalam keberhasilan terapi ARV. Dalam motivasi kepada pasien selama
penelitian ini menunjukan bahwa pengobatan. Hal tersebut dibenarkan
terdapat perbedaan bermakna antara dalam penelitian Yogani dkk dimana
pasien yang patuh dengan tidak patuh kelompok yang tidak patuh memiliki
terhadap CD4 sesudah pengobatan. rasio 3,268 kali tidak mengalami
Kegagalan terapi ARV sering kenaikan CD4.(9) Kerjasama yang baik
diakibatkan oleh ketidakpatuhan pasien antara tenaga kesehatan dan pasien
mengkonsumsi obat ARV, kepatuhan serta komunikasi didukung dengan
tersebut merupakan kesadaran pasien pengobatan yang konstruktif akan
itu sendiri bukan hanya karena membantu pasien patuh dalam minum

The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 5 No. 2 26


obat.(10) baik, demikian juga sebaliknya.(12)
Pada penelitian ini menunjukan Dengan adanya pengetahuan yang
bahwa terdapat perbedaan antara baik, pasien dapat memaksimalkan
pasien yang bekerja dengan tidak pengobatan HIV sehingga
bekerja terhadap CD4 sesudah mempengaruhi kenaikan CD4. Tingkat
pengunaan. Pasien yang bekerja pendidikan formal dapat meningkatkan
cenderung mempunyai penghasilan daya nalar dan jalan untuk
lebih tinggi dibanding yang tidak bekerja memudahkan seseorang untuk
sehingga dapat memenuhi kebutuhan menerima motivasi dari lingkungan luar,
hidup sehari-hari dan mempunyai dengan adanya motivasi dari luar akan
kualitas hidup yang lebih baik dari pada menambah semangat seseorang untuk
yang tidak bekerja, selain itu walaupun melakukan pengobatan sehingga dapat
pengobatan HIV disiapkan gratis oleh memaksimalkan keberhasilan
pemerintah, pasien membutuhkan uang penggunaan ARV.
untuk transportasi menuju tempat klinik Pada penelitian ini menunjukan
yang ditunjuk pemerintah dalam bahwa tidak terdapat perbedaan
pengobatan HIV, dengan adanya bermakna antara usia terhadap CD4
penghasilan dapat memudahan hal sesudah pengobatan. Hal tersebut
tersebut sehingga berdampak baik pada membuktikan bahwa usia bukan
keberhasilan penggunaan obat ARV. menjadi faktor dalam menghambat atau
Hal ini dibenarkan oleh studi yang menaikan jumlah CD4, sejalan dengan
dilakukan oleh Kusuma tahun 2010, penelitian di Puskesmas Gedongtengen
menyebutkan penghasilan keluarga Yogyakarta tahun 2018 yang
tidak hanya kebutuhan sehari-hari akan menyatakan tidak adanya hubungan
tetapi terkait dengan biaya pengobatan antara usia dengan status imunitas
dan perawatan sehingga hal ini dapat orang dengan HIV-AIDS (ODHA).(13)
menjaga derajat kesehatan pasien Tidak adanya perbedaan bermakna
(11)
secara keseluruhan. juga didapatkan pada karakteristik jenis
Pada penelitian ini menunjukan kelamin terhadap CD4 sesudah
bahwa terdapat perbedaan bermakna pengobatan. Hal tersebut bisa
antara status pendidikan pasien dikarenakan sebagian besar subjek
terhadap CD4 sesuah pengobatan. penelitian adalah laki-laki. Hasil ini juga
Pasien yang mempunyai tingkat sejalan dengan penelitian Zulkarnain
pendidikan tinggi cenderung tahun 2018 yang menyatakan jenis
mempunyai pengetahuan yang lebih kelamin tidak mempengaruhi status

27 The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 5 No. 2


imunitas orang dengan HIV-AIDS.(13) pengobatan. Tidak ada hubungan ini
Infeksi Oportunistik (IO) dapat menunjukkan bahwa semua kombinasi
menyertai penderita HIV dikarenakan ARV efektif menaikkn CD4 pada pasien
keadaan imun pasien menurun. Infeksi HIV. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang umum terjadi pada pasien HIV Yogani et. al tahun 2014 yang
yaitu Kandidiasis, Virus sitomegalia menyatakan jenis HAART yang
(CMV), Virus herpes simpleks, diberikan tidak berhubungan dengan
Mycobacterium avium complex (MAC kenaikan CD4.
atau MAI). Subjek penelitian tidak Pada penelitian ini didapatkan hasil
terdapat gejala yang menunjukan kombinasi ARV yang paling banyak
adanya infeksi oportunistik dan digunaakan dalam pengobatan HIV
komplikasi penyakit apapun, dan adalah TDF(300)+3TC(300)+EFV(600)
dengan penggunaan ARV dimana kita dalam bentuk FDC (fixed-dose
ketahui ARV digunakan untuk combination) dengan rata-rata
mengurangi kesakitan dan memperbaiki peningkatan CD4 tertinggi yaitu 129
kualitas hidup pasien HIV sehingga sel/mm3. Hasil tersebut sejalan dengan
sesudah penggunaan ARV tidak penelitian Gabriella tahun 2017 pada
ditemukannya infeksi oportunistik pasien HIV dengan stadium 4 WHO
tersebut. Menurut Mirna tahun 2015 didapatkan peningkatan rata-rata
3
ARV dapat memperbaiki sistem imun 352,571 sel/mm dengan pemberian
dalam tubuh sehingga mencegah kombinasi TDF+3TC+EFV selama 6
terjadinya infeksi oportunistik.(14) hal ini bulan.(15)
di dukung oleh Ditjen P2PL Kementerian Kombinasi obat ARV yang digunakan
Kesehatan tahun 2011 yang pasien HIV mempunyai dampak baik
menyatakan penggunaan ARV dalam peningkatan CD4 pasien. Hal
memberikan harapan untuk dapat hidup tersebut didukung dengan penelitian lain
secara normal, dapat memulihkan di RSUD DOK II Jayapura yang setelah
imunitas sehingga kuat untuk 6-12 bulan pengobatan ARV diperoleh
mengurangi kemungkinan terjadinya kenaikan limfosit CD4+ rata-rata lebih
infeksi oportunistik, meningkatkan dari 100 sel/mm3, sehingga dapat
kualitas hidup, serta mengurangi dikatakan pengobatan ARV
(5)
kesakitan dan kematian terkait HIV. memberikan respon imun yang baik
Jenis kombinasi obat juga pada pasien HIV/AIDS di RSUD DOK II
menunjukan tidak adanya perbedaan Jayapura.(14)
bermakna terhadap CD4 sesudah

The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 5 No. 2 28


Obat ARV golongan NRTI Daftar Pustaka
(nucleoside reverse transcriptase 1. Kementrian Kesehatan RI. Situasi
inhibitor) bekerja dengan menghambat dan Analisi HIV/AIDS. Pusat Data
reverse transcriptase sehingga Dan Informaasi Kementeri
perubahan RNA menjadi DNA Kesehatan RI. 2014;1–7.
terhambat, yang termasuk dalam 2. Kementerian Kesehatan RI.
golongan NRTI yang digunakan dalam Laporan Situasi Perkembangan
penelitian ini adalah zidovudine (ZDV), HIV/AIDS dan PIMS di Indonesia
lamivudine (3TC) dan tenovir (TDF). Tahun 2018. Direktorat Jenderal
Obat ARV golongan NNRTI (non- Pengendali Penyakit dan
nucleoside reverse transcriptase Penyehatan Lingkungkungan
inhibitor) bekerja dengan berikatan [Internet]. 2018;1–30.
langsung dengan reseptor pada reverse 3. UNAIDS. UNAIDS Data 2019.
transcriptase, obat NNRTI yang 2019;1–388.
diguanakn dalam penelitian ini adalah 4. Kementerian Kesehatan RI.
(5)
nevirapin (NVP) dan efavirenz (EFV). Peraturan Menteri Kesehatan RI No
87 Tahun 2014 tentang Pedoman
Kesimpulan Pengobatan Antiretrovial.
Pasien HIV di RS. Prof. Dr. Sulianti Kementerian Kesehatan RI 2014 p.
Saroso yang menggunakan ARV dalam 1–122.
1 tahun pertama pengobatan sebagian 5. Departemen Kesehatan RI.
besar mengalami perbedaan bermakna Pedoman Nasional Tatalaksana
antara CD4 awal dan CD4 akhir. Klinis Infeksi HIV dan Terapi
Bedasarkan peningkatan CD4 sesudah Antiretroviral. 2011. 1-108 p.
pengobatan, kombinasi TDF(300)+ 6. Larasaty N., Shaluliyah Z,
3TC(300)+EFV(600) adalah paling Suryoputro A. Bentuk – bentuk
tinggi. dukungan keluarga terhadap ibu
dengan HIV positif dalam
Ucapan Terima Kasih kepatuhan Terapi ARV di kota
Penulis mengucapkan terima Semarang. J Promosi Kesehat
kasih kepada institusi RS. Prof. Dr. Indones Vol. 2015;10(2):116–30.
Sulianti Saroso dan semua pihak yang 7. Audhah MH, Agustina M. Hubungan
terlibat dalam proses pengumpulan Dukungan Emosional Keluarga
data. dengan Keberhasilan Pelaksanaan
Program Pengobatan HIV / AIDS di.

29 The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 5 No. 2


Indones J Infect Dis. 2014;2:40–4. Jurnal Keperawatan Padjadjaran.
8. Nasution RD. Identifikasi 2018;5(3):271–80.
karakteristik orang risiko tinggi HIV 12. Oktarina Hanafi F. Budisuari M.A.
dan AIDS tentang program Hubungan Antara Karakteristik
pelayanan voluntary counseling and Responden, Keadaan Wilayah
testing (VCT). 2015;3(2):54–67. dengan Pengetahuan , Sikap
9. Yogani I, Karyadi TH, Uyainah A, Terhadap HIV/AIDS pada
Koesnoe S. Faktor-faktor yang Masyarakat Indonesia.
Berhubungan dengan Kenaikan 13. Rope ZZ. Faktor-faktor yang
CD4 pada Pasien HIV yang mempengaruhi status imunitas
Mendapat Highly Active ODHA di Puskesmas
Antiretroviral Therapy dalam 6 Gedongtengen Yogyakarta.
bulan Pertama. J Penyakit Dalam 2018;1–12.
Indones. 2015;2(4):217. 14. Mirna W, Sandy Semuel, Eva F.
10. Departemen Kesehatan RI. Dampak Perpaduan Obat ARV
Pedoman Pelayanan Kefarmasian pada Pasien HIV / AIDS ditinjau dari
Untuk Orang Dengan HIV AIDS. In: Kenaikan Jumlah Limfosit CD4 + di
Pedoman Pelayanan Kefarmasian RSUD Dok II Kota Jayapura.
untuk Orang dengan HIV/AIDS ( Plasma. 2015;1(2):53–8.
ODHA ). 2006. p. 1–74. 15. Gabriella Giovani. Perbandingan
11. Kusman Ibrahim YKH. Hubungan Kadar CD4 Sebelum Dan Sesudah
antara Fatigue, Jumlah CD4, dan ARV Minimal 6 Bulan Pada Pasien
Kadar Hemoglobin pada Pasien HIV di Puskesmas Bumiwonorejo
yang Terinfeksi Human Kabupaten Nabire. 2017;1–3.
Immunodeficiency Virus (HIV).

The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 5 No. 2 30

Anda mungkin juga menyukai