DOSEN PENGAMPUH :
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Karena atas berkah,
Rahmat, dan Hidayah - Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai“(SPO PEMERIKSAAN UJI SARING IMLTD METODE RAPID
TEST DAN ELISA UNTUK HIV)” sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karna itu
kami dengan bangga bersedia menerima kritikan dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah kami.
Dan tak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
mata pelajaran “IMUNOHEMATOLOGI DAN BANK DARAH” serta teman-
teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Dan harapan
kami apa yang telah kami tulis di makalah ini dapat kita mengerti dan
bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 2
C. Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian HIV Dan Uji Saring IMLTD .............................................. 3
B. SPO Pemeriksaan Uji Saring IMLTD Metode Rapid Test ................... 6
C. SPO Pemeriksaan Uji Saring Metode ELISA ....................................... 9
BAB III
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................. 13
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia
dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas
dari HIV/AIDS. HIV/AIDS menyebabkan berbagai krisis secara bersamaan,
menyebabkan krisis kesehatan, krisis pembangunan negara, krisis ekonomi,
pendidikan dan juga krisis kemanusiaan dengan kata lain menyebabkan krisis
multidimensi. Penularan HIV/AIDS terjadi melalui transmisi cairan virus HIV
ke dalam cairan tubuh atau kontak antar darah baik secara transeksual maupun
transfusi komponen darah yang terinfeksi (azas sterilisasi kurang diperhatikan)
(Mandal B.K, 2004; Nasronudin, 2006; Djoerban Z, 2014). Resiko penularan
HIV melalui transfusi darah sebesar 90%. (Widoyono, 2011).
Menurut Dokumen Mukernas PMI Tahun 2014 No.5 tentang laporan
kegiatan pelayanan darah PMI tahun 2013, bahwa hasil data uji saring infeksi
menular lewat transfusi darah (IMLTD) tahun 2013 di UDD PMI di Indonesia
adalah 480 reaktif HIV. Metode pemeriksaan yang digunakan adalah Rapid
Test, ELISA dan Nucleic Acid Amplification Technology (NAAT). Sesuai
Permenkes RI No.83 Tahun 2014 Pasal 2 ayat 1, Unit Transfusi Darah hanya
diselenggarakan oleh Pemerintah atau PMI. Berdasarkan tingkatan dan
kemampuan pelayanan UTD Kabupaten/Kota memiliki kemampuan
melakukan uji saring darah terhadap IMLTD pada darah donor dengan ELISA
dan Rapid Test. Unit Transfusi Darah (UTD) tingkat nasional dalam hal ini
UTD PMI Pusat Jakarta mempunyai tugas sebagai pusat rujukan pelayanan
transfusi darah dalam hal rujukan pemeriksaan, rujukan pengetahuan, rujukan
informasi dan data.
Menurut Afolabi F.A dkk. (2014), pada penelitian HIV individu resiko
tinggi disimpulkan sebagian besar metode skrining Rapid masih memiliki
sensitifitas dan spesifitas di bawah rekomendasi WHO. Menurut Damian P.
Conway dkk. (2015), bahwa gay, bisexual dan homosex akan lebih sering
memakai Rapid HIV Test (RHT) jika itu tersedia karena nyaman,
menyenangkan dan kurang stres. Menurut Nasronudin (2006), Duarsa (2011),
Murtiastutik (2013) dan Jawetz (2014), untuk uji laboratorium serologi HIV
yang dianjurkan adalah ELISA, yang mempunyai sensitifitas 93-98% dengan
spesifitas 98-99%. Berbagai penelitian menemukan bahwa kombinasi metode
ELISA dan atau Rapid Test dapat memberikan hasil yang setara dengan
metode Western blot dengan biaya yang lebih rendah (Nelwan E.J, 2014).
Sesuai Kemenkes RI No. 241/ Menkes/ SK/1V/2006 Reagen Rapid Test HIV
tiga metode menjadi salah satu standar diagnosis HIV/AIDS dan ini sudah
dilaksanakan di RSUP. HAM Medan dan Dinas kesehatan Provinsi Sumatera
Utara.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tes terhadap antibodi
HIV yaitu adanya masa jendela (window period). Masa jendela adalah waktu
sejak tubuh terinfeksi HIV sampai mulai timbul antibodi yang dapat dideteksi
dengan pemeriksaan antibodi yaitu 4-8 minggu hingga 12 minggu setelah
infeksi primer, dimana pemeriksaan antibodi HIV pada masa ini akan
memberikan hasil negatif padahal sudah terinfeksi HIV (Nasronudin, 2006;
Djoerban Z, 2014). Mungrue K dkk. (2013) menyebutkan, Voluntary
Conseling and Testing (VCT) adalah layangan penting bagi pencegahan dan
pengobatan.
B. Tujuan
Mahasiswa Mampu Mengetahui Spo Pemeriksaan Uji Saring IMLTD Metode
Rapid Test Dan Elisa Untuk HIV
C. Manfaat
1. Dapat Mengetahui Spo Pemeriksaan Uji Saring Imltd Metode Rapid Test
2. Dapat Mengetahui Spo Pemeriksaan Uji Saring Imltd Metode Elisa
BAB II
PEMBAHASAN
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
PEMANGKAT
BAB IV
B. SPO Pemeriksaan Uji Saring IMLTD Metode Rapid Test
Rapid test merupakan suatu metode yang hampir sama dengan ELISA.
Namun, terdapat kekurangan dan kelebihan masing-masing dari test tersebut.
Jika menggunakan rapid test saat melakukan uji screening IMLTD (Infeksi
Menular Lewat Transfusi Darah), maka hasil yang didapatkan lebih cepat.
Tetapi, jika dilihat dal validitasnya, ELISA memiliki tingkat validitas yang
lebih tinggi. Pada pemeriksaan HIV, rapid test yang digunakan berupa anti
HIV cassette. Dimana langkah penggunaannya adalah :
1) Temperatur cassette dengan serum/plasma harus disesuaikan terlebih
dahulu dengan suhu ruangan sebelum digunakan.
2) Robek pembungkusnya, lalu ambil cassette
3) Ambil 5 mikro sampel lalu letakkan pada lubang yang terdapat di cassette
tersebut
4) Teteskan 3 tetes buffer pada lubang buffer cassette
5) Hasil dapat dibaca dalam waktu 10-15 menit
6) Di dalam cassette terdapat garis control dan garis test. Jika terdapat dua
garis yaitu ada garis control dan garis test, maka hasilnya adalah positif.
Tetapi, jika hanya ada satu garis yaitu hanya garis control saja, maka
interpretasinya adalah negative
Menurut Afolabi F.A dkk. (2014), pada penelitian HIV individu
resiko tinggi disimpulkan sebagian besar metode skrining Rapid masih
memiliki sensitifitas dan spesifitas di bawah rekomendasi WHO. Menurut
Damian P. Conway dkk. (2015), bahwa gay, bisexual dan homosex akan
lebih sering memakai Rapid HIV Test (RHT) jika itu tersedia karena nyaman,
menyenangkan dan kurang stres. Menurut Nasronudin (2006), Duarsa (2011),
Murtiastutik (2013) dan Jawetz (2014) Sesuai Kemenkes RI No. 241/
Menkes/ SK/1V/2006 Reagen Rapid Test HIV tiga metode menjadi salah satu
standar diagnosis HIV/AIDS dan ini sudah dilaksanakan di RSUP. HAM
Medan dan Dinas kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
SPO Uji Saring IMLTD Metode Rapid HIV
Test ini meliputi deteksi antibody HIV-1, HIV-2 dan Subtype O dalam
darah, serum, plasma oleh protein immunodominant pada virus HIV
yang sudah dilemahkan dalam membran.
PENGERTIAN Prinsip Pemeriksan :
Reaksi antara Antibody HIV-1,HIV-2 dan Subtype O pada serum atau
darah dengan Antigen yang berasal dari protein immonodominant
HIV yang sudah dilemahkan, akan membentuk garis ungu
kemerahan pada membran (region T)
REFERENSI Brosur Kit reagen HIV 1&2 Antibody Rapid Test Vikia
Biomerieux
C. SPO Pemeriksaan Uji Saring Metode ELISA
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia
dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas
dari HIV/AIDS. HIV/AIDS menyebabkan berbagai krisis secara bersamaan,
menyebabkan krisis kesehatan, krisis pembangunan negara, krisis ekonomi,
pendidikan dan juga krisis kemanusiaan dengan kata lain menyebabkan krisis
multidimensi.
Menurut Dokumen Mukernas PMI Tahun 2014 No.5 tentang laporan
kegiatan pelayanan darah PMI tahun 2013, bahwa hasil data uji saring infeksi
menular lewat transfusi darah (IMLTD) tahun 2013 di UDD PMI di Indonesia
adalah 480 reaktif HIV. Metode pemeriksaan yang digunakan adalah Rapid
Test, ELISA dan Nucleic Acid Amplification Technology (NAAT). Sesuai
Permenkes RI No.83 Tahun 2014 Pasal 2 ayat 1, Unit Transfusi Darah hanya
diselenggarakan oleh Pemerintah atau PMI. Berdasarkan tingkatan dan
kemampuan pelayanan UTD Kabupaten/Kota memiliki kemampuan
melakukan uji saring darah terhadap IMLTD pada darah donor dengan ELISA
dan Rapid Test.
B. Saran
Dalam menyelesaikan makalah ini, tentunya penyusun tidak lepas dari
kesalahan-kesalahan dan kekurangan dan penyusun menyadari bahwa makalah
ini, masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya penyusun sangat
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna dalam kesempurnaan
dalam pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA