Anda di halaman 1dari 44

PENATALAKSANAAN GANGGUAN

SISTEM HEMATOLOGI
By Wiwin Nur Aeni
POKOK BAHASAN
• TRANFUSI DARAH
• DESFERAL
• NUTRISI
• KEMOTERAPI
• TRANSPLANTASI SUMSUM TULANG
TRANFUSI DARAH
• proses memindahkan darah dari satu orang
(donor) kepada orang lain (penerima)
• Regulasi transfusi ini meliputi penentuan
donor, pengumpulan darah, uji kelayakan
darah, proses pengambilan darah,
penyimpanan darah, distribusi darah,
persiapan sebelum transfusi dan proses
transfusi darah yang rasional kepada penerima
TUJUAN
• menggantikan volume darah akibat kehilangan
darah yang bersifat akut antara lain operasi
besar, perdarahan setelah melahirkan dan
kecelakaan, mengobati anemia yang tidak
respon terhadap pengobatan lain, dan
mengobati kelainan darah seperti thalasemia
dan anemia bulan sabit.
KOMPONEN DARAH
• sel darah merah, fresh frozen plasma, whole
blood, kompleks prothrombin, kriopresipitat,
albumin, dan trombosit.[
Whole blood
• diindikasikan untuk transfusi darah pada keadaan
syok hipovolemia akibat perdarahan banyak dan
sering digunakan pada transfusi tukar.
• dikontraindikasikan pada pasien dengan risiko
kelebihan cairan yang meningkat seperti pada
kondisi anemia kronik dan gagal jantung. Tranfusi
ini juga dikontraindikasikan pada kondisi yang
membutuhkan terapi monokomponen (misal
fresh frozen plasma pada koagulopati) dan
komponen darah spesifik tersedia.
PACKED RED CELL
• diindikasikan untuk terapi pada pasien dengan
anemia kronik dan mengatasi perdarahan akut
jika digabung dengan cairan kristaloid dan koloid
• sebaiknya tidak digunakan untuk anemia yang
dapat dikoreksi dengan terapi nontransfusi (misal
anemia defisiensi besi) kecuali koreksi segera
diperlukan. Terapi ini juga tidak boleh digunakan
hanya untuk meningkatkan volume darah
dan/atau tekanan onkotik.
KONSENTRAT TROMBOSIT
• untuk tata laksana perdarahan akibat
trombositopenia, gangguan pada fungsi
trombosit, operasi bypass jantung dan
pencegahan perdarahan pada
trombositopenia akibat gangguan sumsum
tulang
KONSENTRAT TROMBOSIT
• dikontraindikasikan pada keadaan pencegahan perdarahan pada
pasien yang akan dioperasi, kecuali sudah ada data yang jelas
bahwa pasien mengalami defisiensi trombosit. Konsentrasi
trombosit ini juga dikontraindikasikan pada pasien dengan
idiopathic autoimmune thrombocytopenic purpura (ITP), thrombotic
thrombocytopenic purpura (TTP), haemolytic uremic syndrome
(HUS), heparin induced thrombocytopenia (HIT), disseminated
intravascular coagulation (DIC) yang tidak ditangani serta sepsis
yang disertai trombositopenia.
• Pada kondisi destruksi autoimun platelet seperti ITP, pemberian
platelet dikontraindikasikan karena tidak akan menunjukkan
manfaat klinis. Hal ini terjadi karena platelet yang ditransfusikan
akan mengalami destruksi segera sama seperti platelet pasien.
FRESH FROZEN PLASMA
• untuk terapi pengganti pada kasus defisiensi
faktor koagulasi, menggantikan kompleks
prothrombin yang diperlukan pada akibat
penggunaan warfarin, thrombotic
thrombocytopenic purpura, terapi pengganti pada
defisiensi faktor koagulasi yang bersifat bawaan
pada saat konsentrat yang dibutuhkan tidak ada,
perdarahan akibat koagulopati pada penyakit
hati kronik, kegawatdaruratan pada kehamilan,
operasi jantung terbuka, hipobrinogenemia
konggenital dan terapi pengganti pada defisiensi
inhibitor eseterase
FRESH FROZEN PLASMA
• kondisi defisiensi faktor pembekuan darah
spesifik dan komponen tersebut tersedia,
fresh frozen plasma tidak boleh diberikan.
Fresh frozen plasma juga tidak boleh diberikan
pada kondisi defisiensi vitamin K jika koreksi
dapat tercapai dengan suplementasi vitamin
K.
KRIOPRESIPITAT
• digunakan untuk mengatasi perdarahan yang
terjadi akibat hipofibrinogenemia sebagai
terapi alternatif pada saat tidak tersedianya
konsentrat faktor delapan. Kriopresipitat ini
diindikasikan pada penyakit, von Willebrand’s
disease, defisiensi faktor VIII, gangguan
koagulopati (disseminated intravascular
coagulation), defisiensi faktor XIII, dan terapi
topikal yang menyerupai fibrin sealant
CAIRAN ALBUMIN
• diindikasikan untuk terapi pengganti cairan
pada terapi pertukaran plasma, mengatasi
edema pada pasien yang mengalami resistensi
diuretik dan terapi pengganti cairan pada
pasien luka bakar yang disertai keadaan
hipoproteinemia
• Cairan albumin dikontraindikasikan pada
kondisi anemia berat atau gagal jantung
INDIKASI TRANSFUSI DARAH PADA
ANAK
• Pada keadaan anemia dengan nilai Hb<4 g/dl
atau 4-6 g/dl dengan keadaan klinis asidosis,
gangguan kesadaran dan hiperparasitemia
• Transfusi tukar pada incompatibilitas ABO
• Transfusi trombosit pada neonatus dengan
nilai trombosit <50000 dan disertai
perdarahan
TEKNIK TRANSFUSI DARAH
• Persiapan pasien dalam melakukan prosedur transfusi
ini dibedakan antara persiapan pendonor dan
persiapan untuk penerima darah.
• prosedur pengambilan darah dari donor dan prosedur
transfusi darah kepada penerima.
• tindakan follow up antara lain menanyakan adanya
gejala efek samping, mengobservasi tanda vital (suhu,
nadi, tekanan darah dan frekuensi napas) sebelum
transfusi dimulai, 15 menit setelah proses transfusi
dimulai, setiap satu jam dan setelah proses transfusi
selesai dan mendokumentasikannya
KOMPLIKASI
• Risiko akut dan risiko lambat. Dipengaruhi oleh usia pasien,
komponen transfusi dan riwayat transfusi sebelumnya.
Reaksi transfusi akut pada neonatus paling banyak terjadi
pada transfusi trombosit.
• Risiko akut terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam, dapat
terjadi pada 1-2% kasus, antara lain reaksi alergi, reaksi
hemolitik, reaksi transfusi non hemolitik, TRALI (transfusion
associated acute lung injury), TACO (transfusion associated
circulatory overload), dan sepsis akibat transfusi
• Risiko lambat yang terjadi dalam waktu lebih 24 jam antara
lain reaksi hemolitik lambat, GVFD(Graft Versus Host
Disease) dan infeksi yang menular melalui proses transfusi
EDUKASI PASIEN
Pendonor :
• Hasil uji saring terhadap infeksi menular lewat transfusi
darah (IMLTD) negatif melakukan transfusi darah
selanjutnya sesuai dengan prosedur yang berlaku;
• Uji saring IMLTD positif  ditolak permanen dan
dimotivasi untuk dirujuk ke Rumah Sakit guna
mendapatkan pengujian diagnostik yang akan
menentukan diagnosa penyakitnya.
Penerima Donor : segera melaporkan apabila mengalami
gejala alergi ringan atau berat seperti ruam pada muka,
kemerahan pada tubuh, sesak dan rasa nyeri pada
ekstremitas.
DESFERAL
• Jenis obat yang digunakan untuk pengobatan
penyakit dimana dalam sebuah pasien yang
memiliki kadar besi di dalam darah, atau bisa
juga untuk penyakit kelainan darah seperti
pada penyakit thlassemia atau pada penyakit
keracunan zat besi, obat ini juga bisa
digunakan untuk pengobatan penyebab dari
muntah, keracunan dan juga biasa membantu
dalam membantu gInjal. adapun komposisi
dari obat ini adalah deferoxamine.
Fungsi
• pengobatan kelebihan kadar besi
• pengobatan kelainan darah
• pengobatan thalasemia
• pengobatan keracunan zat besi.
Hal yang harus diperhatikan sebelum
menggunakan obat
• Lakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum pasien menggunakan obat ini, hal ini juga bisa
dilakukan agar bisa mendapatkan manfaat obat yang lebih jelas
• Simpan obat pada suhu ruang dna jangan terkena sinar matahari secara langsung
• Jangan menggunakan oabt ini dengan dosis yang sangat tinggi
• Saat akan menggunakan obat ini sebaiknya jangan akan mengemudi kendaraan, karena dalam hal
ini bisa menimbulkan pusing pada pasien.
• Saat sedang melakukan pengobatan sebaiknya lakukan pemantauan jantung pada pasien.
• Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak dna juga hewan peliharaan
• Untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki penyakit
gangguan fungsi hati
• Untuk lebih berhati-hati pada pasien yang memiliki penyakit gejala gagal ginjal.
• Jangan membuang sisa obat yang sudha tidak digunakan lagi ke dalam toilet, lakukan konsultasi
terlebih dahulu pada dokter dan juga apoteker, agar nantinya bisa mendapatkan informasi
mengenai cara membuang obat yang baik dan benar.
• Jangan memberikan obat ini pada ibu hamil tanpa sepengetahuan dokte, karena bisa menimbulkan
efek pada janin, sebiaknya lakukan konsultasi terlebih dahulu pada dokter.
KEMOTERAPI
• Pengobatan untuk membunuh sel kanker
dengan menghentikan atau menghambat
pertumbuhan sel kanker yang berkembang
dan membelah diri dengan cepat.
Kapan Kemoterapi
• Sebelum operasi atau terapi radiasi, agar
ukuran tumor menjadi lebih kecil.
• Setelah operasi atau terapi radiasi, untuk
menghancurkan sel kanker yang tersisa.
• Saat dilakukan terapi radiasi dan terapi
biologis, untuk memaksimalkan efeknya.
• Mencegah kembalinya pertumbuhan sel
kanker atau penyebaran (metastasis) ke
bagian tubuh lain.
Cara pengobatan Kemoterapi
• Topikal. Melalui krim yang dioleskan pada kulit.
• Oral. Kemoterapi dalam bentuk pil, kapsul, atau cairan yang
diminum.
• Suntik. Diberikan melalui suntikan pada otot atau lapisan
lemak, misalnya di lengan, paha, atau perut.
• Intraperitoneal (IP). Kemoterapi langsung diberikan melalui
prosedur operasi atau lewat selang khusus ke dalam rongga
perut di mana terdapat usus, hati, dan lambung.
• Intraarteri (IA). Kemoterapi langsung dimasukkan ke dalam
arteri yang menyalurkan darah ke kanker.
• Intravena (IV). Kemoterapi langsung dimasukkan ke
pembuluh darah vena.
EFEK SAMPING
• Rambut rontok.
• Nyeri.
• Kehilangan nafsu makan.
• Mual dan muntah.
• Sesak napas dan kelainan detak jantung akibat anemia.Kulit kering dan
terasa perih.
• Pendarahan seperti mudah memar, gusi berdarah, dan mimisan.
• Sering terkena infeksi.
• Sulit tidur.
• Gangguan psikologis seperti depresi, stres, dan cemas.
• Gairah seksual menurun dan gangguan kesuburan (infertiltas).
• Rasa lelah dan lemah sepanjang hari.
• Konstipasi atau diare.
• Sariawan.
TRANSPLANTASI SUMSUM TULANG
Sumsum Tulang
• jaringan lunak pada rongga interior tulang,
tempat produksi sebagian besar sel darah baru,
mengandung banyak pembuluh dan kapiler darah
• sumsum merah (jaringan myeloid) : menghasilkan
Sel darah merah, keping darah, dan sebagian
besar sel darah putih
• sumsum kuning : menghasilkan sel darah putih
dan warnanya ditimbulkan oleh sel-sel lemak
yang banyak dikandungnya.
TRANSPLANTASI SUMSUM TULANG
• prosedur penyembuhan untuk penyakit ganas (leukemia,
lymphoma, kanker payudara) dan tidak ganas pada anak
• prosedur dimana sumsum tulang yang rusak (disebabkan oleh dosis
tinggi kemoterapi atau terapi radiasi) digantikan dengan sumsum
tulang yang sehat.
• mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker. sel stem
Haematopoietic pada sumsum tulang bertanggung jawab
memproduksi sel darah (sel darah merah, sel darah putih dan
trombosit).
• Dapat menggunakan sumsum tulang pasien sendiri yang masih
sehat (transplantasi sumsum tulang autologus), diperoleh dari
orang lain : kembar identik (transplantasi syngeneic), dari saudara
kandung (transplantasi allogenik/paling sering digunakan).
TUJUAN
• Memperbarui sumsum tulang yang rusak atau
hancur.
• Menyediakan sel induk darah baru yang dapat
membantu membunuh sel kanker secara
langsung.
• Menjaga kondisi dan mengembalikan fungsi
normal sumsum tulang setelah pasien menjalani
pengobatan dengan kemoterapi atau radioterapi.
• Mencegah kerusakan sumsum tulang yang lebih
parah akibat penyakit genetik.
INDIKASI
• Anemia aplastik
• Thalasemia
• Sindrom mielodisplasia
• Leukemia
• Limfoma
• Multiple myeloma
• Congenital neutropenia (suatu penyakit
keturunan yang menyebabkan infeksi berulang)
Persiapan bagi pasien
• Berdiskusi dengan dokter (proses transplantasi, efek samping, risiko
komplikasi, fisik siap.
• Pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik secara keseluruhan.
• Evaluasi kondisi emosional dan psikologis.
• Pemeriksaan jantung, seperti EKG (elektrokardiografi) dan ekokardiografi.
• Pemeriksaan paru, seperti Rontgen dada dan spirometri.
• Tes darah, yang meliputi perhitungan jumlah darah, kimia darah, dan
pemeriksaan virus dalam darah.
• CT scan atau MRI.
• Pemeriksaan HLA (human leukocyte antigen), yaitu pemeriksaan untuk
mengidentifikasi antigen leukosit manusia, suatu protein yang ditemukan
pada sebagian besar sel tubuh manusia, untuk dicocokkan antara donor
dan penerima.
• Biopsi sumsum tulang.
Persiapan bagi pendonor.
• Dokter menjelaskan prosedur donasi sumsum tulang
dan risiko komplikasi yang mungkin muncul
• menjalani tes HLA (human leukocyte antigen) untuk
mengidentifikasi kecocokan sel antara donor dan
penerima.
• Jika terdapat kecocokan, lanjut tes tambahan untuk
memastikan bahwa donor tidak memiliki penyakit
genetik atau penyakit yang dapat ditularkan kepada
penerima.
• Setelah donor dinyatakan cocok, maka donor akan
menjalani proses pengambilan sel induk darah.
Setelah Transplantasi Sumsum Tulang
• Selama beberapa minggu pertama setelah
transplantasi, pasien akan memiliki jumlah sel
darah merah, sel darah putih, dan trombosit
yang sangat rendah, sehingga tubuh pasien
akan sangat rentan terkena penyakit.
Setelah Transplantasi Sumsum Tulang
• Memantau kondisi pasien yang sangat rentan terhadap
infeksi secara ketat.
• Memberi obat untuk mengobati atau mencegah infeksi,
termasuk antibiotik, antivirus, atau antijamur.
• Memantau jumlah sel darah secara rutin.
• Memberikan transfusi darah bila pasien membutuhkan
tambahan darah.
• Memberi asupan nutrisi melalui infus, sampai pasien dapat
makan melalui mulut.
• Jika transplantasi menggunakan metode allogeneic, dokter
akan memberikan obat untuk melemahkan sistem imun
tubuh untuk mengurangi risiko tubuh menyerang sel
transplantasi.
Indikasi Pasien Boleh Pulang
• Tidak mengalami demam selama 48 jam.
• Dapat makan dan minum melalui mulut
setidaknya selama 48 jam.
• Mual, muntah, dan diare dapat dikendalikan
dengan obat-obatan.
• Jumlah sel darah yang awalnya turun, sudah
bergerak naik dan dianggap tidak lagi berbahaya.
• Memiliki seseorang untuk membantu pasien di
rumah dan memiliki lingkungan rumah yang
mendukung
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai