Anda di halaman 1dari 39

Askep dengan Pneumonia

1
2
Definisi
• Pneumonia—inflamasi
parenkim paru (Broyles, 1997)

• Pneumonia—inflamasi
parenkim paru
(bronchiolus respiratori
dan alveoli) (LeMone & Burke,
2000)

3
Insidensi
• Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum
berhubungan dengan infeksi saluran napas yang
terjadi di masyarakat (pneumonia komunitas/PK)
atau di dalam rumah sakit (pneumonia
nosokomial/PN). Pneumonia yang merupakan
bentuk infeksi saluran nafas bawah akut di parenkim
paru yang serius dijumpai sekitar 15-20%.

4
• Meskipun penyakit ini lebih banyak
ditemukan pada negara berkembang akan
tetapi di negara maju dapat ditemukan kasus
yang cukup signifikan. Berdasarkan umur,
pneumonia dapat menyerang siapa saja.
Meskipun lebih banyak ditemukan pada
anak-anak. Pada berbagai usia penyebabnya
cenderung berbeda-beda, dan dapat menjadi
pedoman dalam memberikan terapi.

5
• Pneumonia merupakan salah satu penyakit
infeksi saluran napas yang terbanyak di
dapatkan dan sering merupakan penyebab
kematian hampir di seluruh dunia.
Frekuensi relative terhadap
mikroorganisme patogen paru bervariasi
menurut lingkungan ketika infeksi tersebut
didapat. Misalnya lingkungan masyarakat,
panti perawatan, ataupun rumah sakit.
Selain itu faktor iklim dan letak geografik
mempengaruhi peningkatan frekuensi
infeksi penyakit ini.
6
Etiologi

1. Bakteri:
2. Virus
3. Mikoplasma pneumonia
4. Fungal
5. Protozoa

7
(Luckman & Sorensen, 1993; Broyles, 1997; LeMone & Burke, 2000)
Common Organisms Causing Pneumonia in Adulth
Client Profile Cause
Young, otherwise healthy Streptococcus pneumonia
adults Mycoplasma pneumonia
Chlamydia pneumonia
Virus
Older adults Streptococcus pneumonia
H. influenza
Debilitated adults Streptococcus pneumonia
H. Influenza
Oral flora
Bacil gram-negatif
Hospitalized adults Oral flora
Staphylococcus aureus
Bacil gram-negatif
Legionella species 8
(LeMone & Burke, 2000)
Bakteri2 yg Berhubungan dg
Pneumonia

9
Gram-Positive Bacteria
• Streptococcus pneumoniae (pneumococcal
pneumoniae)
• Staphylococcus aureus

10
Gram-Negative Bacteria
• Hemophilus influenza
• Psudomonas aerugenosa
• Klebsiella pneumoniae (Friedlander
bacillus)

11
Anaerobic Bacteria
• Anaerobic streptococcus
– Fusobacteria
– Bacteroides

12
Atypical Bacteria
• Legionella pneumophilia (Legionnaires
disease)
• Mycoplasma pneumoniae

13
Virus2 yg Berhubungan dg
Pneumonia

14
Virus
• Cytomegalovirus (CMV)
• Infleunza
• Parainfluenza
• Adenovirus
• Hervesvirus
• Measlesvirus

15
Jamur dan Protozoa yg
Berhubungan dg Pneumonia

16
Jamur dan Protozoa
• Candidiasis
• Histoplasmosis
• Aspergillosis
• Cocidioidomycosis
• Cryptococcosis
• Penumocystic cranii pneumonia (protozoa)

17
Risk Faktor
Individu dg kondisi akut atau kronik:
• AIDS
• Cystic fibrosis
• Foreign body aspiration—makanan, cairan,
muntahan
• Inhalasi chemical toksik/caustik, asap, debu, & gas
• Komplikasi penyakit kronik
• Influenza
• Congenital defects
• Smoking
• Upper respiratory infection
• Alcholism 18
Perjalanan Masuknya MO
1. Inhalasi
2. Aliran darah (bloodstream)
3. Menyebar ke area dekat tempat infeksi
4. Aspirasi sekresi yg mengandung mo (lebih
sering)

19
Patofisiologi
• Mo patogen menginvasi dan menkolonisasi jalan
napas terminal dan alveoli  terjadi respon imune
(reaksi Ag-Ab).
• Reaksi Ag-Ab dan endotoksin dari mo merusak
membran mukosa bronchus dan alveoli rusak 
timbul inflamasi dan edema
• Celuler debris dan eksudat memenuhi alveoli—
menimbulkan bercak infiltrat yang mengenai
banyak lobus  mengganggu ventilasi dan
pertukaran gas.
(Broyles, 1997)20
21
Manifestasi Klinik
• Fever
• Menggigil
• Berkeringat
• Nyeri dada pleuritic
• Batuk
• Banyak sputum
• Hemoptisis
• Dyspnea
• Nyeri kepala
• Kelelahan
• Pada lansia—kadang tanpa fever & gejala respirasi tetapi
terjadi perubahan status amental dan deplesi volume
22
Manifestasi Klinik (Lanjutan)
• Pd auskultasi terdengar:
– Bunyi bronchial (diatas area konsolidasi yaitu area yg
padat, tampak dari hasil ro).
• Jaringan paru yg mengalamin konsolidasi mengantarkan
gelombang bunyi bronchial ke bagian paru lainnya
– Bunyi crackles (dari cairan di area interstitial dan
alveoli)

23
Manifestasi Klinik (Lanjutan)
• Pd palpasi:
– Tactile (vocal) fremitus meningkat diatas area
pnuemonia.
– Ekspansi dinding dada tidak sama (unequal)
selama inspirasi—krn terdpt distensibilitas pd
area yg terkena.
• Pd perkusi:
– Dullnes (tumpul) diatas area yg terkena
24
Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan definitif:
• Kultur sputum
• Tes sensitivitas
• Tes serologi

25
Pemeriksaan Diagnostik (Lanjutan)
2. Penting utk konfirmasi:
• Bronchoscopy fiberoptic
• Transcutaneous needle aspiration
• Biopsi

26
Pemeriksaan Diagnostik (Lanjutan)
3. Tes tambahan:
• Skin test—jika suspek tuberculosis atau
cocidioidomycosis
• Kultur darah dan urine—utk mengkaji penyebaran
sistemik
• WBC—meningkat: 15.000-20.000/mm3
• Analisa ABGs
• Utk mengkaji kebutuhan oksigen suplemen.
• Jika PO2 < 75-80 mm Hg indikasi terjadi pertukaran gas
buruk dan gg ventilasi alveoli.

4. Chest X-ray (Rontgen)


Dpt menunjukan lokasi dan luasnya pneumonia
27
Rontgen
• Area pneumonia—tampak
white opacification =
consolidation
• Pd bronchus dpt terlihat
dikelilingi oleh water
density disebut air
bronchogram sign

28
Tipe Pneumonia
• Berdasarkan jumlah
segmen lobus paru yg
terlibat:
1. Satu/> segmen lobus paru—
Segmental pneumonia
2. Satu/> bagian dalam lobus
paru—Lobar pneumonia
3. Bagian dlm lobus atau
segmen lobus dikedua
paru—Bilateral
pneumonia

29
Tipe Pneumonia (Lanjutan)
• Berdasarkan pada lokasi dan
tampilan hasil radiologi:
1. Bronchopneumonia (lobular)
2. Interstitial pneumonia
3. Alveolar pneumonia
4. Necrotizing pneumonia

30
Bronchopneumonia
• Mengenai bronchiolus
terminal dan alveoli
• Pd radiologik tampak
bayangan bercak halus
menyebar mengikuti
jalan jalan udara tetapi
tidak tampak
gambaran bronchus
(tdk ada air
bronchogram sign)
31
Interstitial (reticular) Pneumonia
• Pneumonia yg melibatkan respon inflamasi di
dlm jaringan paru yg melingkupi ruang udara dan
struktur vaskular dari pada jalan udara itu sendiri

• Pada radiologik dapat tampak jaringan


menyerupai renda linier menunjukan adanya
perubahan paru kronik (spt fibrosis)

32
Alveolar (acinar) Pneumonia
• Bayangan halus disebabkan akumulasi cairan pada
ruang udara bagian distal paru

• Bayangan kecil sukar dibedakan secara sendiri-


sendiri, seringkali berkoalisi

33
Necrotizing Pneumonia
• Menyebabkan kematian bagian jaringan paru,
dikelilingi oleh jaringan yg masih hidup
• Pada x-ray akan tampak pembentukan cavitas
ditempat nekrotik.
• Jaringan paru yg nekrotik tidak akan sembuh, dan
berlanjut kehilangan fungsi parenkim paru secara
permanen.

34
Medikal Managemen:
Treatmen utama: Antibiotik

Nama Pneumonia Penanganan


Pneumococcal pneumonia Primer: penicillin G—iv / penicillin V-oral
(streptococcus pneumonia) Alternatif: cepalosporin/eritromiocin
Preventif: diberi vaccine
Staphylococcus pneumonia Primer: Nafcillin / Oxacillin
(staphylococcus pneumonia) Alternatif: cepalosporin/vancomiocin jika
sentifi thd cepalosporin
Hemopilus. flu pneumonia Primer: ampicillin / cepotaxim/moxalactam
(H. influenza) Alternatif: chloramfenicol
Gram-negative bacterial Cepalosporin sprti cepotaxim
pneumonia (Klebsiella Aminoglikosid seperti tobramicin
pneumonia)
35
(Luckman & Sorensen, 1993)
Medikal Managemen:
Treatmen utama: Antibiotik (Lanjutan)

Nama Pneumonia Penanganan


Anaerobic bacterial Primer: cepotaxim/penicillin G
pneumonia; hipostatic Alternatif: clindamicin/chloramfenicol
pneumonia (disebabkan flora
normal mulut)
Legionnaires disease Primer: erithromicin
(Legionnaire pneumophilia) Alternatif: tetraciclin/rifampin
Mycoplasma pneumonia Primer: erithromicin pd kasus berat
(mycoplasma microorganism) Alternatif: tetraciclin
Viral pneumonia (influenza A None indicated
virus)

36
(Luckman & Sorensen, 1993)
Tindakan Pencegahan-Imunisasi
• Pneumococal vaccine
• Influenza vaccine

37
Komplikasi
• Impaired gas exchange
• Airway obstruction
• Abses paru
• Pleural effusion
• Empyema
• Respiratory failure
• Meningitis
• Endokarditis
• Peritonitis
(Broyles, 1997)38
Sekian

Wassalam

39

Anda mungkin juga menyukai